Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan
pada Program Studi Kebidanan D III di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah
Yogyakarta
Disusun oleh :
Nur Leyli Kurniasih
NIM : 090105108
ABSTRACT
20
3 40
% 22
0
berikut :
Gambar 6 Tingkat Perilaku Siswa
Penyakit Ginekologi
Frequency
Perempuan Dalam Menangani
100
94%
Keputihan Di SMA Negeri 7
80
Yogyakarta
60
40
Gambar 6 menunjukan bahwa
20 5% 1% perilaku remaja putri dalam
0
Tidak
diisi
Ya Tidak
menangani keputihan di SMA Negeri
Gambar 5 Tingkat Kejadian 7 Yogyakarta sudah baik. Terlihat
Penyakit Ginekologi pada Siswa pada tabel dari 100 siswi yang
Perempuan di SMA Negeri 7 menjadi responden 82 siswi (82%)
Yogyakarta yang sudah baik dalam perilaku
menangani keputihan.
Gambar 5 menunjukan dari PEMBAHASAN
100 responden yang ada terdapat 1 Berdasarkan hasil penelitian pada
siswi (1%) yang mengalami penyakit gambar 6 didapatkan bahwa secara umum
ginekologi atau kandungan. responden memiliki perilaku dalam
kategori baik sejumlah 82 responden
(82%). Kondisi tersebut sesuai dengan
program dari SMA Negeri 7 Yogyakarta
yang telah mengadakan program-program
seperti UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)
dan adanya ekstrakulikuler PMR (Palang
Merah Remaja) yang aktif mengadakan yang disebabkan oleh infeksi, biasanya
seminar-seminar dengan mendatangkan disertai dengan rasa gatal di dalam vagina
pembicara dari tenaga kesehatan ataupun dan di sekitar bibir vagina bagian luar,
mahasiswa kesehatan untuk diadakan kerap pula disertai bau busuk, dan
seminar kesehatan tentang kesehatan menimbulkan rasa nyeri sewaktu
remaja sekaligus melakukan pemeriksaan berkemih atau senggama. Dari 82
gratis untuk siswa SMA Negeri 7 responden (82%) yang berperilaku baik
Yogyakarta. Sesuai dengan penelitian dalam menangani keputihan, ada beberapa
sebelumnya yang dilakukan oleh hal yang masih belum dilakukan dengan
Latiefatul (2010) menunjukan ada baik. Didapatkan hasil penelitian sejumlah
pengaruh penyuluhan tentang keputihan 36 responden (43,9%) yang belum
terhadap perilaku vulva hygiene. Seperti mencukur rambut kemaluan 1 bulan sekali
yang dikatakan Notoatmodjo (2003) atau bila sudah lebat. Selain itu terdapat
bahwa proses perubahan perilaku terjadi sejumlah 30 responden (36,5%) masih
pada seseorang dengan tahapan kesadaran, belum memperhatikan kebersihan kamar
merasa senang, menimbang-nimbang, mandi umum yang digunakan ketika
mencoba, dan menerima. Ini berarti siswi berada di kamar mandi umum, dan
SMA Negeri 7 Yogyakarta dapat sebanyak 56 responden (68,3%) yang
menerima secara positif stimulus dari luar masih belum rutin dalam membersihkan
berupa pendidikan di seminar-seminar kamar mandi. Kebiasaan yang masih
yang telah diadakan, yang dapat dilihat dilakukan responden tersebut bisa
dari perilaku penanganan keputihan yang menyebabkan keputihan karena rambut
sudah baik. Dari hasil penelitian gambar 3 organ genital yang lebat dapat menjadi
dan gambar 4 didapatkan bahwa sejumlah tempat yang mudah bagi bakteri untuk
(59%) siswi SMA Negeri 7 Yogyakarta berkembang selain itu, kloset umum yang
mengalami keputihan yang berwarna putih sudah digunakan oleh banyak orang dan
susu, kuning, hijau atau coklat, dan dengan berbagai kondisi yang ada, itu bisa
sejumlah (22%) siswi SMA Negeri 7 menjadi tempat penularan yang paling
Yogyakarta mengalami keputihan yang mudah bagi bakteri atau penyebab lain
berbau dan gatal. Keputihan yang dialami yang menyebabkan keputihan. Dalam
oleh siswi tersebut diatas merupakan salah ajaran Islam telah menyebutkan bahwa
satu ciri-ciri keputihan patologi. Menurut setiap muslim diwajibkan menjaga
Shadine (2009), keputihan patologi adalah kebersihan, seperti yang terdapat dalam
sekresi vaginal abnormal pada wanita Hadist Riwayat Muslim yang artinya
“Bersuci itu separuh dari keimanan”. (Cowan dan Michale, 2005). Jika
Dan Islam juga memperhatikan masalah diperlukan, antiseptik digunakan atas
keputihan dengan perilaku hidup bersih saran dokter atau tenaga kesehatan
sesuai tuntunan Islam dalam pencegahan Didapatkan hasil dari gambar 2
keputihan yaitu dengan memotong rambut sejumlah (63%) siswi mengalami
kemaluan setiap 40 hari. Perilaku lain keputihan saat sebelum dan sesudah haid,
yang masih kurang pada siswi SMA hal ini normal seperti yang diutarakan
Negeri 7 Yogyakarta adalah sejumlah 28 oleh Shadine (2009), bahwa keputihan
responden (34,1%) menggunakan normal (fisiologis) biasa ditemukan pada
pembalut (pantyliner) saat mengalami waktu disekitar ovulasi dengan sekret dari
keputihan dan sejumlah 14 responden kelenjar-kelenjar serviks uteri menjadi
(17,1%) masih belum mengeringkan lebih encer, ini karena dipengaruhi oleh
daerah kewanitaan setelah buang air besar hormon estrogen. Hasil penelitian
atau kecil. Selain itu didapatkan hasil sebelumnya yang dilakukan oleh Elfira
sejumlah 16 responden (19,5%) masih (2010) menunjukan ada hubungan antara
menggunakan antiseptik saat mengalami perilaku vulva hygiene dengan kejadian
keputihan. Hasil penelitian ini sesuai keputihan. Apabila kondisi fisiologis tidak
dengan hasil penelitian Wijanti (2010) ditangani dengan benar maka akan
yang memperlihatkan masih ada sisiwi mengakibatkan keputihan patologis.
yang menggunakan antiseptik dalam Sehingga perlu adanya upaya lebih dari
menangani keputihan. Di dalam vagina pihak sekolah dengan menambah program
terdapat berbagai macam bakteri, yang telah ada seperti mengadakan PIK-
diantaranya 95% Lactobacillus (bakteri KRR walaupun di sekolah sudah ada
baik) dan 5% patogen (bakteri jahat). UKS.
Suasana asam dalam vagina mempunyai Hasil penelitian didapatkan dari 82
potensial Hydrogen (pH) berkisar 3,8-4,2. responden (82%) yang berperilaku baik,
Dengan tingkat keasaman ini, masih ada sejumlah 28 responden (34,1%)
Lactobacillus akan subur dan bakteri masih belum tahu apa yang harus
patogen akan mati. Penggunaan antiseptik dilakukan saat mengalami keputihan.
disini dapat mempengaruhi keseimbangan Disini penyelenggaraan PIK-KRR
pH vagina yang akan menyebabkan flora sangatlah bermanfaat bagi siswi untuk
normal terganggu dan merupakan tempat menambah pengetahuan mengenai
berkembang biak yang kondusif bagi kesehatan reproduksi. Seperti terlihat
pertumbuhan patogen ataupun jamur dalam penelitian yang dilakukan oleh
Nurapni (2010) yang menunjukan ada Sebisa mungkin mendapatkan
perbedaan signifikan dari frekuensi informasi dari orangtua, guru atau
pengetahuan remaja sebelum mengikuti tenaga kesehatan langsung, karena
PIK-KRR (60%) dan sesudah mengikuti dari hal-hal yang paling kecilah
PIK-KRR (96,7%). semua akan bermula ke hal-hal yang
Kesimpulan lebih besar atau lebih serius. Sekolah
perlu meningkatkan perhatian kepada
Dari hasil penelitian dan pembahasan
kesehatan siswa-siswanya. Bisa
yang sudah dilakukan didapatkan
dilakukan dengan merintis
kesimpulan. Tingkat kejadian keputihan
pembentukan PIK-KRR yang
yang dialami 100 responden dari siswi
bekerjasama dengan pemerintah
SMA Negeri 7 Yogyakarta yaitu seluruh
(BKKBN) atau institusi kesehatan
(100%) siswi SMA Negeri 7 Yogyakarta
sebagai upaya preventif.
mengalami keputihan. Karakteristik siswi
SMA Negeri 7 Yogyakarta yang
DAFTAR PUSTAKA
mengalami keputihan yaitu :
a. sejumlah 63% mengalami
BKKBN. 2000. Kesehatan Reproduksi
keputihan saat sebelum dan Remaja. BKKBN. Jakarta.
sesudah haid, dan sejumlah 34%
Fransidar, Elfira., 2010. Hubungan
mengalami keputihan saat dalam Antara Kejadian Keputihan Dan
Perilaku Vulva Hygiene Dan
kondisi capek atau stres Kejadian Keputihan Pada
b. sejumlah 59% keputihan berwarna Remaja Putri Di Desa
Demangrejo Sentolo Kulonprogo
putih susu, kuning, hijau atau
Yogyakarta Tahun 2010.
coklat, dan sejumlah 72%
Glenz, Karen. 1990. Health Behaviour
keputihan yang dialami berbau
and Health Education, Theory
dan gatal. Research and Practise. San
Fransisco, Oxford:Joosey-Bas
c. Perilaku siswi di SMA Negeri 7
Publisher.
Yogyakarta sejumlah 82% siswi
Hurlock, E.B., 2005. Psikologi
dikategorikan baik dalam menangani
Perkembangan Suatu Pendekatan
keputihan dan sejumlah 18% siswi Sepanjang Rentang Kehidupan.
EGC. Jakarta
dikategorikan cukup dalam perilaku
menangani keputihan. Iskandar, M.B., 1997. Hasil Uji Coba
Modul Reproduksi Sehat Anak
Saran
dan Remaja Untuk Orang Tua,
Jender dan Kesehata :7 :43-46.
Khuluqin, Latiefatul., 2010. Pengaruh
Penyuluhan Tentang Keputihan Sarjadi, 1995, Patologi Ginekologik.
Terhadap Perilaku Vulva Hipokrates. Jakarta
Hygiene Pada Siswi Kelas XI Di
SMK Negeri 1 Purwosari Senderowitz, J., 1997. Adolescent
Gunungkidul Yogyakarta Tahun Health:Reassessing the Passage
2010. to Adulthood, in World Bank
Discussion Papers, World Bank,
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Washington
Antropologi. Rineka Cipta. D.C.,http.www.kespro.info.
Maramis, Willy F. 2010. Catatan Ilmu Sibagariang, Eva Ellya. 2010. Kesehatan
Kedokteran Jiwa Edisi 2. Reproduksi Wanita. Trans Info
Airlangga University Press. Media. Jakarta.
http://muhammadiyahsurabaya.blogspot.
com/2010/11/batas-waktu-
mencukur-kumis-
memotong.html. Diakses tanggal
9 Agustus 2012 jam 11.0WIB.