Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
(Febriyanto)
Febriyanto
Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lampung Timur
Jln.Pramuka, Labuhan Ratu II Way Jepara, Lampung Timur 34196
Telp. (0725)641466 Hp. 081328393938 Email:febri_79@yahoo.com
ABSTRACT
Quality is a major factor that must be owned by an institution in selling products so that
customer satisfaction can be realized. Therefore, it is necessary to analyze the gap of Visitor
Expectations and Perceptions of Way Kambas National Park in Lampung Timur especially in
Division Elephant Training Center (PLG). The study population was large or may be infinite,
because it involves the whole visitor of Way Kambas National Park Division of PLG. This
study used a sample of 272 respondents, regardless of gender, income and education. The
sampling technique used is convenience method. Research variables are: visitor satisfaction
(expectancy) and quality of service (service quality) covering Reliability, Responsiveness,
Assurance, Empathy and Tangibles. The analysis tools are Validity test, Reliability and
Methods SERVQUAL with Cartesian diagram. Based on data analysis has been performed,
the authors concluded that the level of quality service to the satisfaction gap is still quite
large visitor. It can be seen from the results of the analysis through Cartesian diagram, based
on the chart dimensions of service quality (performance) provided the manager is below the
expectations of consumers or log in quadrant II (Under Action), which means that high
consumer expectations for PLG attractions National Parks Way division Kambas Elephant
Training Center, but the quality of service (performance) after visiting still below
expectations (Under action).
Keywords: Gap Expectations and Perceptions, Quality Service, Visitor Satisfaction, Methods
SERVQUAL
53
Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol.2 No.1 Oktober 2011 : 53-68
ABSTRAK
Kualitas merupakan faktor utama yang harus dimiliki oleh suatu institusi dalam menjual
produknya sehingga kepuasan konsumen dapat terwujud. Oleh karena itu, perlu dilakukan
analisis Gap Harapan dan Persepsi Pengunjung pada Taman Nasional Way Kambas Lampung
Timur khususnya pada Divisi Pusat Latihan Gajah (PLG). Populasi penelitian ini adalah
pupulasi besar atau dapat dikatakan tak terhingga, karena melibatkan seluruh pengkunjung
Taman Nasional Way Kambas Divisi PLG. Dalam penelitian ini digunakan sampel sebanyak
272 responden tanpa membedakan jenis kelamin, pendapatan dan pendidikan. Teknik
pengambilan sampel menggunakan metode convinience sampling. Variabel penelitian yang
akan diuji adalah: Kepuasan pengunjung (tingkat harapan) dan Kualitas pelayanan (service
quality) yang meliputi Reliability, Responsiveness, Assurance, Empathy, dan Tangibles. Alat
analisis yang digunakan adalah Uji Validitas,Uji Reliabilitas dan Metode SERVQUAL
dengan Diagram Cartesius. Berdasarkan analisis data yang sudah dilakukan, penulis
menyimpulkan bahwa tingkat Gap kualitas pelayanan terhadap kepuasan pengunjung masih
cukup besar. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil analisis melalui diagram kartesius,
berdasarkan diagram tersebut dimensi kualitas pelayanan (kinerja) yang diberikan pihak
pengelola masih berada dibawah harapan konsumen atau masuk dalam kuadran II (Under
Action), artinya harapan konsumen tinggi terhadap objek wisata PLG Taman Nasional Way
Kambas divisi Pusat Latihan Gajah, namun kualitas pelayanan (kinerja) yang dirasakan
setelah berkunjung masih dibawah harapan (Under action).
Kata Kunci: Gap Harapan dan Persepsi, Kualitas Pelayanan, Kepuasan Pengunjung, Metode
SERVQUAL
54
Analisis Gap Harapan Dan Kinerja Berdasarkan….. (Febriyanto)
handal akan membuat konsumen merasa mempunyai luas lebih kurang 125.631,31
puas, dan apabila konsumen merasa puas, ha. Pada dasarnya TN Way Kambas mela-
maka hal tersebut berarti apa yang diharap- kukan pengelolaan keanekaragaman hayati
kan oleh konsumen sudah sesuai dengan apa yang bersifat masih liar baik flora ataupun
yang diharapkannya, dimana hal tersebut faunanya, salah satu jenis satwa liar yang
merupakan salah satu faktor yang dapat dikelola secara lebih intensif adalah gajah
dijadikan sebagai promosi. Promosi yang yang ditempatkan dalam satu tempat yang
dilakukan oleh konsumen yang loyal akan lebih dikenal dengan sebutan PLG (Pusat
memberikan tingkat efektivitas dan efisiensi Latihan Gajah).
yang lebih besar daripada dilakukan melalui
saluran-saluran promosi yang formal. Dengan semakin berkembangnya pengelo-
laan ternyata PLG mampu menarik wisata-
Produk dibedakan dalam dua jenis, yaitu wan yang ingin melihat dari dekat aktivitas
barang dan jasa. Barang bersifat fisik, se- gajah yang telah dijinakkan. Pada awalnya,
hingga dapat dilihat, diraba/disentuh, dirasa, pendirian Pusat latihan gajah ditujukan
dipegang, disimpan, dan dipindahkan. Kua- untuk mengurangi konflik antara gajah
litas produk lebih dipersepsikan dari bentuk dengan manusia. Harapan kedepan pusat
fisik (tangible) produk yang bersangkutan, latihan gajah harus mnmpu menjadi pusat
baik inti produk maupun kemasan konservasi gajah dengan kualitas breeding-
(packaging). Jasa merupakan aktivitas, man- nya, pusat wisata unggulan di Propinsi Lam-
faat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk pung. Untuk itu, perlu ditunjang dengan
dijual. Jasa hanya bisa dikonsumsi dengan ketrampilan gajah yang memadai, kesehatan
cara menikmati pelayanan yang diberikan dan nutrisi gajah, dan pelayanan yang
tetapi tidak bisa dimiliki. Bentuk produk prima. Untuk mengukur tingkat keberha-
jasa ini antara lain: hiburan, tempat rekreasi, silan pengelolaan Pusat Latihan Gajah diha-
perbankan, bengkel, transportasi dan lain- rapkan mampu melepas liarkan gajah yang
lain. Efektifitas pelayanan individu dalam telah berhasil dikembangkan. Dengan
menyampaikan jasa merupakan unsur yang adanya kecenderungan populasi gajah liar di
penting karena pelayanan yang diberikan alam mengalami penurunan populasi.
akan langsung dirasakan oleh konsumen
yang bersangkutan. Apabila pelayanan Pusat Latihan Gajah dengan gajah-gajah
kurang atau tidak berkualitas, maka konsu- yang terlatih, terdiri dari gojah tangkap,
men akan berpindah pada jasa yang membe- latih, atraksi, kerja dan kebutuhan lainnya.
rikan kualitas pelayanan yang lebih baik. Pemanfaatan gajah antara lain untuk
membantu penanganan konflik manusia dan
Taman Nasional Way Kambas Divisi Pusat satwa, penyelamatan satwa, patroli penga-
Latihan Gajah (PLG) di Lampung Timur manan dan alat transportasi dalam rangka
merupakan salah satu institusi yang mena- mendukung pengendalian kebakaran hutan.
warkan jasa dalam bentuk objek wisata Beberapa jenis pilihan atraksi wisata alam
tentang habitat kehidupan gajah serta pusat dengan obyek utama gajah yang dapat
pelatihan gajah. Taman Nasional Way dinikmati antara lain jungle tracking/safari
Kambas (TNWK) adalah salah satu night yaitu menyusuri lokasi PLG dan seki-
kawasan konservasi yang berbentuk taman tarnya dengan menunggang gajah, atraksi
nasional di Propinsi Lampung yang ditetap- gajah yaitu melihat berbagai keahlian gajah
kan melalui Surat Keputusan Menteri seperti joget, parade, menendang bola,
Kehutanan Nomor 670/Kpts-II/1999 tanggal melangkahi deretan manusia yang terbaring
26 Agustus 1999. Kawasan TNWK dan lain sebagainya. Naik kereta gajah,
55
Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol.2 No.1 Oktober 2011 : 53-68
gajah berenang dan sebagainya. Fasilitas km dari pintu gerbang Plang Ijo. dengan
yang tersedia saat ini yaitu arena atraksi menempuh waktu lebih kurang 20 menit,
gajah, kolam gajah, lapangan gajah, arena PLG mudah di jangkau karena telah dihu-
tunggang gajah, guest house don ruang ter- bungkan dengan jalan aspal hitam yang
buka dengan tanaman yang cukup rindang, dapat dilalui oleh kendaraan roda 2 sampai
mushola, dan WC umum dan lain-lain. dengan enam termasuk bus besar. Jumlah
pengunjung yang datang ke obyek wisata
Aksesibilitas: Cara mencapai lokasi tersebut Taman Nasional Way Kambas Tahun 2002
cukup mudah, berada di dalam kawasan sampai dengan 2008 dapat dilihat pada
dengan jarak 16 km dari jalan lintas timur, 9 Tabel 1.
Pada Tabel 1 dapat dilihat ada penurunan Parasuraman (1998) Kualitas memiliki
dan kenaikan jumlah pengunjung yang ber- dimensi yaitu; reliability, tangible, respon-
fluktuasi, baik wisatawan domestik maupun seveness, assurance, dan emphaty. Lima
asing, sehingga akan menimbulkan konse- dimensi mutu layanan tersebut, untuk
kuensi pada kita semua, terutama peme- reliability berkaitan erat dengan hasil suatu
rintah untuk lebih meningkatkan pembinaan layanan (technical outcome), sementara itu
dan pengembangan pada obyek wisata yang tangible, responsiveness, assurance, dan
ada. Berdasar pada latar belakang tersebut, emphaty lebih banyak terkait dengan proses
maka perlu diketahui gambaran bagaimana penyajian suatu layanan (functional
tingkat Gap harapan dan persepsi pengun- outcome). Salah satu cara untuk membe-
jung Obyek Wisata Taman Nasional Way dakan suatu perusahaan jasa dengan
Kambas Lampung Timur divisi Pusat pesaingnya adalah penyerahan jasa yang
Latihan Gajah (PLG). berkualitas tinggi secara konsisten (Kotler,
1997). Definisi di atas sesuai dengan konsep
Kerangka Pikir. pemasaran yaitu sebuah falsafah bisnis yang
Kualitas pelayanan. Kualitas jasa memiliki menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan
konsumen merupakan syarat ekonomi dan
ciri-ciri tidak berwujud, heterogen, serta
produksi dan konsumsi jasa terjadi bersa-- sosial bagi kelangsung-an hidup perusahaan
(Swasta & Handoko, 1987).
maan (Parasuraman, 1985). Menurut
56
Analisis Gap Harapan Dan Kinerja Berdasarkan….. (Febriyanto)
Kualitas Kepuasan
Pelayanan Pengunjung
Emphaty Emphaty
57
Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol.2 No.1 Oktober 2011 : 53-68
CONSUMER
Komunikasi dari Kebutuhan Pengalaman
mulut ke mulut pribadi masa lalu
Harapan konsumen
terhadap pelayanan
Gap 5
Persepsi konsumen
terhadap pelayanan
PERUSAHAAN
Gap 4 Komunikasi
Cara pelayanan Perusahaan
dengan konsumen
Gap 1
Gap 3
Gap 2
58
Analisis Gap Harapan Dan Kinerja Berdasarkan….. (Febriyanto)
59
Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol.2 No.1 Oktober 2011 : 53-68
60
Analisis Gap Harapan Dan Kinerja Berdasarkan….. (Febriyanto)
Harapan
II III
Under Act. Maintain
I IV
Low Priority Over Act.
Kinerja
Gambar 3. Grafik Diagram Cartesius
61
Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol.2 No.1 Oktober 2011 : 53-68
Terlihat dari 15 butir pertanyaan, terdapat dihilangkan, maka diperoleh hasil analisis
nilai r hasil > r tabel, terdapat juga nilai r validitas yang terdapat pada Tabel 3.
hasil < r tabel, yaitu pertanyaan: Reliability
2, Respons 3, Assurance 2, dan 3, Emptahy Dengan langkah yang sama, terlihat kolom
3 dan Tangibles 1 dan 2. Maka 7 (tujuh) Corrected Item Total Correlation nilainya (r
pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid. hasil) > r tabel, maka semua pertanyaan
Menurut analisis (Santoso, 2002:277): Jika dinyatakan valid, dan layak untuk diguna-
pertanyaan dinyatakan tidak Valid, maka kan sebagai kuesioner untuk memperoleh
pertanyaan tersebut dihilangkan. Setelah data penelitian.
butir pertanyaan yang dinyatakan tidak valid
62
Analisis Gap Harapan Dan Kinerja Berdasarkan…… (Febriyanto)
Dari Tabel 4 dapat diketahui nilai r Alpha = Tabel 6. Data Rata-rata Kinerja
0,739 berarti r Alpha > 0,6 atau (0,739 >
0,6), maka pertanyaan tersebut dinyatakan Dimensi Kinerja Rata-Rata
reliabel. Reliability 745
Responsiveness 790
Metode SERQUAL dengan Diagram Assurance 766
Cartesius. Berdasarkan data hasil kuesioner Emphaty 705
yang sudah di skoring dan dilakukan Tangible 761
perhitungan diperoleh data rata-rata harapan Total Rata-Rata 3767
yang dapat dilihat pada Tabel 5 data rata- Sumber: Data primer diolah
rata kinerja pada Tabel 6.
Berdasarkan Tabel 5 dan 6 tersebut, langkah
selanjutnya adalah menganalisis dengan
memasukkan data-data tersebut kedalam
Diagram Cartesius untuk mengetahui posisi
kualitas pelayanan dalam kuadran. Berikut
adalah gambar Diagram Cartesius untuk
63
Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol.2 No.1 Oktober 2011 : 53-68
2000
1125
Harapan
1000
2000
Harapan 1197
1000
2
Analisis Gap Harapan Dan Kinerja Berdasarkan………….. (Febriyanto)
Berdasarkan diagram pada Gambar 5, Taman Nasional Way Kambas Divisi Pusat
dimensi kualitas pelayanan untuk Latihan Gajah namun yang dirasakan
Responsiveness masuk dalam kuadran II setelah berkunjung masih dibawah harapan
(Under Act). Hal ini berarti harapan (under action).
konsumen tinggi terhadap obyek wisata
2000
1154
Harapan
1000
2000
Harapan 1111
1000
64
Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol.2 No.1 Oktober 2011
2000
1154
Harapan
1000
65
Analisis Gap Harapan Dan Kinerja Berdasarkan………….. (Febriyanto)
8000
Harapan 4000
Kinerja
67
Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol.2 No.1 Oktober 2011 : 53-68
DAFTAR PUSTAKA
Subagyo, Pangestu. 2000. Manajemen
Alma, Buchari. 1992. Manajemen Pemasar- Operasi. Edisi Pertama. Yogyakarta:
an dan Pemasaran Jasa. Bandung: BPFE.
Alpabeta. Subiyakto, Haryono. 1999. Ukuran Kualitas
Angel, James F; Roger D, Black Well dan jasa: Gap Antara Kinerja dan
Paul W Miniard. 1994. Perilaku Harapan atau Kinerja?. Wahana,
Konsumen, Edisi ke-6 Jilid I Cetakan Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan
Pertama. Jakarta: Binarupa Aksara. Akuntansi, Vol.2 No.1. Yogyakarta:
AA-YKPN.
Indrianto, Nur dan Bambang Supomo. 1999.
Metodologi Penelitian Bisnis. Sugiyono. 2004. Statistika untuk Penelitian.
Yogyakarta: BPFE. Bandung : Alfabeta.
Kotler dan AB Susanto. 2003. Manajemen Supranto, J. 2001. Pengukuran Tingkat
Pemasaran Indonesia. Jakarta: Kepuasan Pelanggan: Untuk
Salemba Empat. Menaikkan Pangsa Pasar. Jakarta :
Rineka Cipta.
Kountur, Ronny. 2003. Metode Penelitian.
Jakarta: PPM. Tjiptono, Fandy. 2002. Manajemen Jasa.
Edisi I, Cetakan III. Yogyakarta :
Lupiyoadi, Rambat. 2001. Manajemen Andi Offset.
Pemasaran Jasa: Teori dan Praktek.
Jakarta: Salemba Empat. Umar, Husein. 2000. Riset Pemasaran dan
Perilaku Konsumen. Jakarta : PT
Mustafa EQ, Zaenal. 1995. Pengantar Gramedia Pustaka Utama.
Statistik Terapan untuk Ekonomi.
Yogyakarta: BPFE UII. Yamit, Z., (2001), Manajemen Kualitas
Produk dan Jasa, Edisi I, Cetakan 1,
Nursya’ban, Purnama. 2002. Tinjauan Yogyakarta: Ekonosia FE UII.
Kendala-kendala Potensial Pene-
rapan Total Quality Manajemen.
Paper.
68