Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Email: aulia.rahmawati-2015@fkm.unair.ac.id
Abstract: Husband’s support having a role in the success or failure of a mother to breastfeed her baby.
The greater the support obtained to breastfeed, the greater the ability to survive. This research aimed
to know the husband support with exclusive breastfeeding on infants aged 6–12 months. This research
is a non experimental. Time approach used in this study is cross-sectional. The sampling technique
used purposive sampling. In conducting data analysis of research results using Kendal Tau formula.
This research was conducted at Posyandu Dewisari Kenteng Gadingsari Sanden Bantul Yogyakarta.
The population in the study were 44 respondents. The samples in the study were 30 respondents,
who had infants aged 6 to 12 months. This study showed that the support of husbands in exclusive
breastfeeding included in high category as much as 70%, medium category 6.7% and low category
23.3%. The number of mothers who give exclusive breastfeeding in Posyandu Dewisari many as 16
mothers (53.3%). Mothers who didn’t breastfeed exclusively are 14 women (46.7%). Based on the results
of the relationship test is known that there is a relationship of support of the husband with exclusive
breastfeeding. It can be concluded if there is a relationship with the husband’s support exclusive in
breastfeeding. The socialization of the Health Promotion Program needs to be disseminated through
various communication media for couples, families and the environment so that husbands’ support for
exclusive breastfeeding is met. In addition, the husband as the head of the household needs to perform
his role as a “support system”, so that the mother can give exclusive breastfeeding by providing support,
appreciation, emotional and instrumental for mother that breastfeeding the babies until 6 months, so
she can give exclusive breastfeeding.
Abstrak: Dukungan suami mempunyai peran dalam sukses atau tidaknya seorang ibu dalam menyusui
bayinya. Semakin besar dukungan yang didapatkan untuk menyusui bayinya maka semakin besar
kemampuan untuk bertahan dalam menyusui. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui
hubungan dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 6 sampai 12 bulan. Penelitian
ini merupakan penelitian non eksperimental. Pendekatan waktu yang digunakan dalam penelitian yaitu
cross sectional. Teknik pengambilan sampel penelitian menggunakan purposive sampling. Dalam
melakukan analisis data hasil penelitian menggunakan rumus Kendal Tau. Penelitian ini dilakukan di
Posyandu Dewisari Kenteng Gadingsari Sanden Bantul Yogyakarta. Jumlah populasi dalam penelitian
sebanyak 44 responden. Sampel pada penelitian berjumlah 30 responden, yaitu ibu menyusui yang
memiliki bayi berumur 6 sampai 12 bulan. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa dukungan suami
dalam pemberian ASI eksklusif termasuk dalam kategori tinggi sebanyak 70%, kategori sedang 6,7%
dan kategori rendah 23,3%. Jumlah ibu yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 16 ibu (53,3%).
Ibu yang tidak memberikan ASI ekslusif sebanyak 14 ibu (46,7%). Berdasarkan hasil uji hubungan
diketahui bahwa terdapat hubungan dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif. Sehingga
dapat disimpulkan terdapat hubungan dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif pada ibu
menyusui yang mempunyai bayi usia 6 sampai 12 bulan. Sosialisasi program Promosi Kesehatan perlu
disebarluaskan melalui berbagai media komunikasi untuk pasangan suami istri, keluarga dan lingkungan
agar dukungan suami terhadap pemberian ASI eksklusif terpenuhi. Selain itu, suami sebagai kepala
rumah tangga perlu menjalankan perannya sebagai “support system” dengan memberikan dukungan
informatif, penghargaan, emosional dan instrumental selama ibu menyusui sampai bayi berusia 6 bulan
sehingga ibu dapat memberikan ASI eksklusif.
25
26 Jurnal Promkes, Vol. 5, No. 1 Juli 2017: 25–35
suami untuk menyusui, maka akan semakin dengan usia 0 sampai 6 bulan tergolong
tinggi juga kemampuan dan kemauan ibu belum stabil. Pemberian ASI eksklusif
dalam menyusui bayinya (Proverawati, mengalami perubahan fluktuatif dari
Atikah dan Rahmawati Eni, 2010) tahun ke tahun (terjadi peningkatan dan
ASI yang keluar pertama kalinya dari penurunan). Pemberian ASI eksklusif pada
ibu yang baru melahirkan, mengandung tahun 2008 hanya sebesar 39,9% dan angka
zat yang bermanfaat sebagai antibodi tersebut mengalami penurunan menjadi
yang mencegah berbagai penyakit seperti 34,56% pada tahun 2009. Namun, kemudian
gangguan pencernaan, radang paru, batuk meningkat pada tahun 2010 sebesar 40,03%.
rejan dan radang otak. Selain manfaat Pemberian ASI eksklusif pada tahun 2011,
kepada bayi, ibu yang segera menyusui mengalami peningkatan lagi sebesar 49,5%.
bayinya setelah bayinya lahir, memperoleh Akan tetapi, pemberian ASI eksklusif
keuntungan yakni mengurangi risiko pada tahun 2012 menunjukkan penurunan
pendarahan dan rahimnya cepat mengecil kembali menjadi 48% (Profil Kesehatan
(Suradi, 2008). DIY, 2013).
Banyaknya informasi tentang manfaat Capaian dalam pemberian ASI
ASI tidak diiringi dengan meningkatnya eksklusif di Provinsi D.I. Yogyakarta telah
kesadaran ibu dalam menyusui bayinya. ditetapkan sebesar 60% dalam rencana
Banyak masyarakat, khususnya bagi kaum strategis instansi pemerintahan Provinsi
wanita yang tidak memahami manfaat D.I. Yogyakarta melalui Dinas Kesehatan.
dan pentingnya ASI (Suradi R, Hegar B, Namun, nilai capaian beberapa kabupaten
Partiwi A.N, Marzuki N.S, Ananta Y, 2010). di wilayah provinsi tersebut masih di bawah
Rendahnya keinginan dalam pemberian ASI, nilai capaian yang telah ditetapkan dalam
disebabkan karena mereka lebih cenderung rencana strategis. Cakupan Pemberian ASI
mengikuti hal-hal yang sifatnya modern. eksklusif Kabupaten Sleman di bawah 60%,
Beberapa ibu beranggapan bahwa pemberian Kabupaten Bantul hanya 50%, Kabupaten
susu botol jauh lebih praktis daripada Kulonprogo hanya 40% dan Kabupaten
menyusui bayinya. Dan juga banyak ibu Gunung Kidul hanya 39%, (Profil Kesehatan
tidak mau menyusui bayinya karena akan DIY, 2013).
mengurangi kecantikannya, dimana mereka Berdasarkan persentase cakupan
beranggapan bahwa dengan menyusui bayi pemberian ASI eksklusif di Provinsi D.I.
akan menyebabkan payudaranya kendor. Yogyakarta tersebut, dapat diperhatikan
Terdapat beberapa faktor yang bahwa persentase pemberian ASI ekslusif
menyebabkan keberhasilan dan kegagalan pada semua kabupaten belum ada yang
dalam menyusui. Faktor-faktor tersebut memenuhi target, salah satunya adalah
yakni dukungan suami, dukungan emosional Kabupaten Bantul. Rendahnya pemberian
pada masa post-partum, hubungan keluarga, ASI eksklusif di beberapa kabupaten di
persoalan dan kesulitan fisik, nilai-nilai yang Provinsi D.I. Yogyakarta, khususnya di
diterapkan masyarakat serta proses laktasi Kabupaten Bantul dikarenakan beberapa
pada masa terdahulu yang dianggap berhasil faktor. Rendahnya dukungan dari suami
(Depkes, 2005). Rendahnya pencapaian kepada ibu yang menyusui bayinya dalam
dalam pemberian ASI eksklusif oleh ibu memberikan ASI eksklusif merupakan suatu
menyusui, sangat terkait dengan dukungan faktor yang menyebabkan target dalam
suami. Hal tersebut merupakan faktor yang pemberian ASI eksklusif belum tercapai di
memiliki andil cukup besar terhadap kondisi Kabupaten Bantul.
psikis ibu saat menyusui. Kondisi psikis ibu Hasil studiawal yang telah dilakukan
yang tidak stabil serta kurangnya dukungan pada Posyandu Dewisari di Kabupaten
suami dalam pemberian ASI ekslusif dapat Bantul, Yogyakarta tanggal 25 Januari
mengurangi produksi ASI ekslusif pada 2013, diketahui bahwa terdapat 17 ibu yang
ibu. menyusui bayinya optimal (kurang dari
Persentase pemberian ASI ekslusif di 6 bulan) dari 30 ibu yang diwawancarai.
Provinsi Yogyakarta, khususnya pada bayi Rendahnya dukungan suami serta tuntutan
28 Jurnal Promkes, Vol. 5, No. 1 Juli 2017: 25–35
pekerjaan menjadi alasan yang membuat ibu dari 44 responden yang telah memiliki bayi
tidak memberikan ASI ekslusif. Beberapa berusia 6 sampai 12 bulan. Adapun teknik
suami membiarkan istrinya bekerja pada saat yang digunakan dalam pengambilan sampel
masa menyusui dan tidak memperhatikan penelitian adalah teknik purposive sampling.
istrinya apabila tidak memberikan ASI Adapun dalam melakukan analisis data
eksklusif kepada bayi. hasil penelitian ini dengan menggunakan
Menurut hasil kegiatan studi awal yang rumus Kendal Tau. Data dalam penelitian
telah dilakukan dengan mewawancarai 30 ini berbentuk ordinal dan nominal. Untuk
ibu, didapatkan bahwa sebagian ibu bekerja memperoleh data penelitian ditetapkan
di rumah dan di luar rumah. Selain faktor kriteria inklusi sampel data. Kriteria inklusi
tuntutan pekerjaan, rendahnya pemberian sampel data dalam penelitian yaitu ibu
ASI juga dikarenakan beberapa ibu yang yang menyusui dengan syarat memiliki
menyusui merasa tidak puas jika bayinya bayi berusia 6 hingga 12 bulan, mempunyai
hanya memperoleh ASI. Ketidakpuasan pendidikan minimal tamat sekolah dasar,
tersebut dikarenakan jumlah ASI yang tidak mengalami kelainan pada payudara
dihasilkan sedikit. Sehingga, akibat serta tidak memiliki penyakit menurun,
ketidakpuasan tersebut mengakibatkan ibu menahun dan menular.
memberikan makanan tambahan lain berupa Adapun variabel yang ditentukan dalam
susu formula. penelitian diantaranya variabel bebas dan
Berdasarkan data pemberian ASI variabel terikat. Adapun variabel bebas yang
eksklusif yang didapatkan dari Puskesmas digunakan dalam penelitian yakni dukungan
Sanden, Kabupaten Bantul Yogyakarta suami, sedangkan variabel terikat yakni
diketahui bahwa ASI eksklusif yang tingkat pemberian ASI eksklusif. Sedangkan
diberikan pada bayi yang berusia sampai data karakteristik responden terdiri dari
usia 6 bulan hanya 55,8% (Profil Kesehatan tingkat kesehatan responden, jenjang
Kabupaten Bantul, 2012). Data yang pendidikan responden, status pekerjaan
didapat memberikan gambaran mengenai saat ini, lingkungan sekitar responden,
tingkat kesadaran ibu-ibu yang memiliki pengalaman yang dialami responden serta
bayi yang tergolong masih rendah dan dukungan dari tenaga kesehatan. Dalam
masih di bawah target capaian di Provinsi menilai ketiga variable penelitian digunakan
D.I. Yogyakarta dalam memberikan ASI instrumen penelitian berupa kuesioner.
eksklusif. Dari uraian data dan informasi Untuk penilaian variabel bebas
tersebut, tujuan umum penelitian ini digunakan kuesioner dukungan suami.
dilakukan untuk mengetahui dukungan Adapun jumlah pertanyaan untuk kuesioner
suami terhadap pemberian ASI eksklusif dukungan suami sebanyak 25 soal. Bentuk
pada bayi dengan usia 6 sampai 12 bulan. penilaian akhir dari variabel ini adalah skor
Sedangkan tujuan khusus dalam penelitian tinggi dengan nilai 76–100, jika jumlah
ini yaitu diketahuinya dukungan suami soal yang dijawab benar oleh responden
terhadap pemberian ASI ekslusif pada bayi sebanyak 18–23 soal. Skor sedang dengan
usia 6 sampai 12 bulan dan diketahuinya nilai 56–75, jika jumlah soal yang dijawab
pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 6 benar oleh responden sebanyak 12–17 soal.
sampai 12 bulan. Skor rendah dengan nilai 40–55, jika jumlah
soal yang dijawab benar sebanyak 9–13 soal
(Sulistyaningsih, 2011).
METODE
Penilaian variabel terikat penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada ini menggunakan kuesioner pemberian
tanggal 5 Juni tahun 2013. Penelitian ASI eksklusif dengan jumlah pertanyaan
yang dilakukan merupakan penelitian sebanyak dua soal. Peroleh skor tinggi
yang bersifat non eksperimental. Adapun dengan kode jawaban 2 jika responden
pendekatan waktu dalam penelitian ini memberikan ASI eksklusif, dimana
menggunakan pendekatan cross sectional. responden menjawab “ya” pada kedua
Sampel penelitian yang digunakan pertanyaan yang disampaikan. Sedangkan
dalam penelitian ini sebanyak 30 responden skor rendah dengan jawaban 1 jika
Aulia Rahmawati dan Budi S., Dukungan Suami terhadap... 29
dan psikis ibu menjadi sehat merupakan bagian belakang kelenjar hipofisa. Hormon
salah satu peran suami dalam program oksitosin akan dihasilkan jika ujung saraf
menyusui. Peningkatan peran suami pada payudara mendapatkan rangsangan
kepada ibu menyusui dapat merangsang melalui proses pengisapan, sehingga
refleks oksitosin sehingga meningkatkan hormon oksitosin akan mengalir menuju
produksi ASI. Pikiran positif pada ibu payudara di dalam darah (Ariani, 2010).
akan merangsang kontraksi otot sekeliling Bayi tidak mendapatkan ASI secara optimal
kelenjar payudara sehingga melancarkan apabila hanya terdapat salah satu reflex
aliran ASI ke sinus laktiferus (aerola) yang saja yaitu hanya refleks pembentukan ASI
kemudian akan di hisap oleh bayi (Roesli, atau hanya refleks prolaktin yang bekerja.
2008). Namun, harus dibantu refleks pengaliran/
Produksi ASI pada ibu yang baru pelepasan ASI atau yang disebut refleks
melahirkan terjadi karena adanya efek oksitosin. Jika salah satu refleks tersebut
hormon dan refleks. Pada masa kehamilan, tidak berfungsi dengan baik, maka bayi tidak
terjadi suatu perubahan yakni perubahan akan memperoleh kualitas dan kuantitas ASI
hormon yang menyiapkan jaringan kelenjar yang memadai, meskipun ASI tersebut tetap
susu sehingga dapat memproduksi ASI. terproduksi.
Setelah ibu melahirkan, perubahan hormon Terdapat beberapa hal yang dapat
menyebabkan payudara memproduksi meningkatkan produksi ASI ibu yang sedang
ASI. Bahkan pada beberapa ibu hamil menyusui yaitu memikirkan bayinya dengan
dengan usia kehamilan 6 bulan, perubahan kasih sayang dan ibu dalam keadaan tenang.
hormon tersebut telah terjadi sehingga Namun, selain hal yang dapat meningkatkan
pada usia kehamilan tersebut ASI ibu produksi, juga terdapat hal yang akan
mulai berproduksi. Isapan ASI pada bayi menghambat proses keluarnya ASI seperti
dapat menyebabkan terjadi nya refleks pikiran negatif menyebabkan terhambatnya
sehingga ASI dapat keluar dengan jumlah refleks oksitosin seperti ibu merasa cemas,
yang optimal dan pada kondisi yang tepat sedih, kesal, marah, malu menyusui serta
(Aprilia, 2010) merasa kesakitan saat menyusui. Pada
Refleks yang terjadi pada ibu menyusui kondisi ini, peran suami menjadi penting
terdiri atas prolaktin reflex (refleks dalam meningkatkan kesuksesan ibu
pembentukan) yakni terjadi nya produksi menyusui bayinya, terutama dalam menjaga
ASI akibat rangsangan hormon prolaktin agar refleks oksitosin tetap lancar. Sehingga,
serta let down reflex (refleks pengaliran) keberhasilan menyusui seorang ibu tidak
yakni terjadi nya pelepasan ASI akibat hanya tergantung pada ibu sendiri tetapi
rangsangan hormon oksitosin. Hormon juga pada suami.
prolaktin yang menyebabkan reflex Dukungan instrumental sebanyak
pembentukan dihasilkan dari kelenjar 51,0% dengan skor 153. Dukungan ini
hipofisa depan yang letaknya berada berupa pemberian materi langsung, seperti
didasar otak. Semakin banyak ASI yang menyiapkan fasilitas yang diperlukan,
keluar maka akan semakin banyak pula memberi pekerjaan, memberi pinjaman,
ASI yang terproduksi. Proses pengisapan serta bantuan yang lain (Asnawi, 2009).
yang dilakukan oleh bayi akan merangsang Dukungan instrumental dapat dilakukan oleh
saraf di sekitar payudara, sehingga saraf suami dengan menyediakan sarana yang
akan mempengaruhi kelenjar hipofisa dalam melancarkan aktivitas ibu dalam pemberian
memproduksi hormon prolaktin (Sherwood, ASI eksklusif. Bentuk dukungan ini dapat
2009). Hormon prolaktin tersebut, dapat berupa penyediaan almari es yang digunakan
merangsang produksi ASI melalui aliran untuk menyimpan ASI yang berlebihan agar
darah menuju kelenjar payudara. dapat tahan lama, menyediakan termos es
Sedangkan let down reflex atau refleks yang fungsinya sama untuk penyimpanan
pengaliran atau pelepasan ASI dihasilkan ASI agar tahan lama yang dapat dibawa
dari hormon oksitosin. Hormon oksitosin pada ibu bepergian atau sedang bekerja serta
merupakan hormon yang berasal dari menyiapkan baju menyusui bagi ibu agar
Aulia Rahmawati dan Budi S., Dukungan Suami terhadap... 33
Tabel 4. Pemberian ASI Eksklusif Ibu apabila nilai pvalue dibandingkan dengan
Menyusui pada Bayi Usia 6–12 nilai signifikan (α). Apabila pvalue memiliki
Bulan. nilai yang lebih kecil dari α maka hipotesis
diterima dan begitu pun sebaliknya. Dalam
Pemberian ASI Frekuensi %
penelitian ini digunakan nilai α sebesar 5%,
Ya 16 53,3
Tidak 14 46,7 jika dihubungkan dengan nilai pvalue yang
Total 30 100 diperoleh maka disimpulkan nilai p value
lebih kecil dibanding nilai α yang dapat
digunakan untuk penelitian ini. Oleh karena
pada saat menyusui merasa lebih nyaman. itu dapat disimpulkan, bahwa hipotesis
Pemberian ASI eksklusif pada Bayi Usia penelitian diterima yakni adanya dukungan
6–12 bulan di Posyandu Dewisari. suami kepada ibu menyusui terkait dengan
Pada Tabel 4 diatas, dapat diketahui pemberian ASI eksklusif kepada bayi.
bahwa sebagian besar responden di Hasil penelitian ini telah sesuai dengan
Posyandu Dewisari yang diwawancarai penelitian yang telah dilakukan oleh
memberikan ASI secara eksklusif kepada Suprobowati pada tahun 2007. Dari hasil
bayinya. Pemberian ASI eksklusif adalah penelitian tersebut dapat dijelaskan bahwa
bentuk pemberian asupan makanan dukungan keluarga memiliki hubungan yang
yang dilakukan untuk bayi tanpa diikuti selaras dengan pemberian ASI eksklusif.
pemberian cairan tambahan selama 6 bulan Hubungan tersebut memiliki arti bahwa
sejak lahir. Cairan lain yang dimaksud dukungan yang diberikan oleh keluarga
diantaranya air, madu, susu formula, atau secara baik akan memberikan dampak pada
makanan padat seperti bubur, biskuit dan ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada
pisang (Roesli, 2008). Bayi yang sehat bayinya dengan baik. Menurut Suprobowati
tidak memerlukan makanan tambahan (2007), terdapat 59 orang (78,7%) dari 75
selain ASI sampai 6 bulan, setelah itu baru orang yang sudah diteliti dan mendapat
diperkenalkan dengan makanan padat. Akan dukungan baik dari keluarganya. Hasil uji
tetapi pemberian ASI tetap dapat dilakukan analisis data menggunakan chi quadrat
hingga umur 2 tahun. yang diketahui bahwa terdapat adanya
Pengalaman yang didapat oleh seorang hubungan antara pengetahuan dengan
ibu akan berhubungan dengan pemberian perilaku ibu bekerja dengan pemberian ASI
ASI eksklusif. Pengalaman tersebut bisa yang memiliki nilai koefisien kontingesti
didapatkan dari pengalaman yang dialami sebanyak 0,69 (kuat).
sendiri ataupun pengalaman yang diperoleh Penelitian ini menunjukkan hasil
dari orang lain. Pengalaman yang dialami apabila dukungan suami memiliki
ibu dapat membentuk penghayatan stimulus. hubungan terhadap perilaku responden
Pengalaman yang didapatkan seorang ibu yaitu ibu menyusui yang memberikan ASI
sebelumnya cenderung mendorong seorang eksklusif secara penuh kepada bayinya.
ibu untuk melakukan hal yang sama lagi, Suami mempunyai peran yang penting
karena menurut penilaiannya, pengalaman dalam pengambilan keputusan seorang ibu
tersebut bermanfaat bagi perkembangan dalam pemberian ASI eksklusif. Menurut
dan pertumbuhan bayinya. Kesehatan dan Roesli (2008), dalam rangka penyuksesan
keadaan fisik ibu mempunyai pengaruh pelaksanaan program ASI eksklusif selama 6
besar terhadap pemberian ASI eksklusif. bulan, suami wajib mendapatkan penjelasan
Misalnya, apabila payudara ibu sakit atau dan berbagai informasi tentang peran dirinya
mengalami gangguan, ibu akan mengalami dalam pelaksanaan program tersebut.
masalah dalam pemberian ASI eksklusif Suami memiliki suatu peran yang
kepada bayi. penting dalam kegiatan pemberian ASI
Penelitian ini menggunakan hasil eksklusif, karena peran tersebut dapat
uji data dengan rumus Kendal Tau pada meningkatkan pemberian ASI eksklusif
responden dan diperoleh nilai p value yang dilakukan oleh ibu. ASI eksklusif dapat
sebanyak 0,001. Penentuan hipotesis bermanfaat karena dapat meningkatkan
dalam penelitian diterima atau ditolak kualitas kehidupan anak. Namun, kondisi
34 Jurnal Promkes, Vol. 5, No. 1 Juli 2017: 25–35
tersebut banyak yang tidak dimengerti penyediaan sarana dan prasarana untuk
suami. Suami memiliki peran seperti penyimpanan ASI seperti almari es (kulkas)
menciptakan kondisi lingkungan yang apabila produksi ASI dari ibu berlebihan, hal
nyaman bagi ibu sehingga kondisi fisik dan tersebut dilakukan agar ASI yang berlebih
psikologis mereka selalu sehat. Selain itu, dapat disimpan dan tahan lama. Sehingga
dukungan suami juga dapat memberikan ASI tidak terbuang sia-sia. Dukungan
rasa aman dan meyakinkan ibu bahwa dia terhadap ibu menyusui juga dapat dilakukan
mampu menyusui pada bayi sampai usia 6 dengan menyediakan perlengkapan pakaian
bulan. untuk menyusui yang dapat digunakan ibu
Dukungan suami yang terkait pemberian dalam mendapatkan kenyamanan pada saat
ASI eksklusif berupa kemampuan suami ibu menyusui bayinya.
yang digambarkan sebagai pengetahuan
suami terkait ASI eksklusif. Hal tersebut
DAFTAR PUSTAKA
akan mempengaruhi dukungan dan
pola asuh yang dapat diberikan kepada Aprilia, Y. 2010. Analisis Sosialisasi
anggota keluarga lainnya. Adanya bentuk Program Inisiasi Menyusu Dini dan Asi
dukungan dari suami, dapat mempengaruhi Eksklusif Kepada Bidan di Kabupten
ibu menyusui untuk semakin optimis Klaten. Thesis. Universitas Diponegoro
dan percaya diri dalam memberikan ASI Semarang.
eksklusif pada bayinya. Ariani. 2010. Ibu Susui Aku!. Bandung:
Khazanah Intelektual.
Asnawi. N. 2009. Social Support and
KESIMPULAN
Behavior Toward Others (Dukungan
Ada hubungan kuat antara dukungan Sosial, dan Perilaku Terhadap Orang
suami terhadap pemberian ASI eksklusif Lain) Suatu Tinjauan Psikologi. Tersedia
pada ibu menyusui dengan bayi yang berusia di<http://digilib.unimus.ac.id> (1 Januari
6 sampai 12 bulan di Posyandu Dewisari. 2013).
Agar dukungan suami terhadap Departemen Kesehatan RI. 2005. Ibu Bekerja
pemberian ASI eksklusif dapat merata, maka tetap Memberikan Air Susu Ibu (ASI) dan
diperlukan sosialisasi program Promosi Ibu Rumah Tangga selalu Memberikan
Kesehatan yang dapat disebarluaskan Air Susu Ibu. Jakarta: Departemen
melalui berbagai media komunikasi Kesehatan RI.
(media cetak ataupun media elektronik) Hidayat. 2009. Ilmu Perilaku Manusia. Trans
untuk pasangan suami istri, keluarga dan Info Media: Jakarta.
lingkungan. Human Development Report. 2010. The Real
Suami sebagai kepala rumah tangga Wealth of Nations: Pathways to Human
perlu menjalankan perannya sebagai support Development. USA: United Nations
system dengan memberikan dukungan Development Programme (UNDP).
informatif, penghargaan, emosional dan Prasetyono, S.D. 2009. ASI eksklusif.
instrumental selama ibu menyusui sampai Yogyakarta: Diva Press.
bayi berusia 6 bulan agar ibu dapat Profil Kesehatan Daerah Istimewa
memberikan ASI eksklusif. Yogyakarta. 2013. Tersedia di<http://
Suami yang bertekad untuk memberikan www.depkes.go.id/resources/download/
dukungan kepada istri dalam pemberian profil/Profil_Kes_Provinsi_2012/14_
ASI eksklusif dapat membentuk peer group, Profil_Kes.Prov.DiYogyakarta_2012.
sehingga suami mempunyai kesempatan pdf> (1 Januari 2013).
dalam membagi pengalamannya dalam Profil Kesehatan Kabupaten Bantul. 2012.
mengatasi masalah atau kendala dalam Tersedia di<https://www.scribd.com/
pemberian ASI eksklusif. Selain hal tersebut, doc/176550712/Profil-Bantul-2012> (2
suami dapat memberikan dukungan intensif Januari 2013).
kepada istri dengan menyediakan fasilitas Proverawati, A., dan Rahmawati, E.
yang mendukung kegiatan istri selama 2010. Kapita Selekta Asi & Menyusui.
menyusui. Dukungan tersebut berupa Yogyakarta: Nuha Medika.
Aulia Rahmawati dan Budi S., Dukungan Suami terhadap... 35
Roesli, U. 2008. Inisiasi Menyusui Dini. Suradi, R., Hegar, B., Partiwi, A.N., Marzuki,
Jakarta: Pustaka Bunda. N.S., dan Ananta, Y. 2010. Indonesia
Roesli, U. 2008. Manfaat ASI dan Menyusui. Menyusui. Jakarta: IDAI.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia.
Indonesia. 2007. Angka Kematian Bayi. Tersedia di
Sherwood, L. 2009. Fisiologi Manusia dari https://www.scribd.com/doc/17909311/
Sel ke Sistem. Jakarta: EGC. Survei-Demografi-Kesehatan-Indonesia-
Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta: 2007> (1 Januari 2013).
Gramedia Widiasarana Indonesia. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia.
Sulistyaningsih. 2011. Metodologi Penelitian 2007. Menyusui Pada Bayi. Tersedia di
Kebidanan Kuantitatif-Kualitatif. <Https://Www.Scribd.Com/Doc/17909311/
Yogyakarta: Graha Ilmu. survei-demografi-kesehatan-indonesia-
Suprobowati. 2007. Hubungan dukungan 2007>(1 Januari 20134).
Keluarga dengan Pemberian ASI Eksklusif Widya, W., Wahyu, R., Hartiti, T., dan
pada Bayi 0–6 Bulan di Puskesmas Samiasih. 2011. Lama Waktu Pemberian
Sleman Yogyakarta. Karya Tulis Ilmiah Makanan Pendamping Asi di Usia Dini
di II Kebidanan, Universitas Aisyiyah dengan Status Gizi Bayi (6–12 Bulan) di
Yogyakarta. Kelurahan Tlogourang Wilayah Kerja
Suradi, R. 2008. Manfaat ASI dan Menyusui. Puskesmas Boja. Jurnal Keperawatan.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Volume 4 No 2 Oktober 2011: pp.
Indonesia. 133–146.