Sei sulla pagina 1di 11

DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA

BAYI USIA 6–12 BULAN

HUSBAND SUPPORT WITH EXCLUSIVE BREASTFEEDING


ON INFANTS AGED 6–12 MONTHS

Aulia Rahmawati1, Budi Susilowati2


1 Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga Surabaya
2 Staf Pengajar Program D-III Kebidanan, Universitas Aisyiyah Yogyakarta

Email: aulia.rahmawati-2015@fkm.unair.ac.id

Abstract: Husband’s support having a role in the success or failure of a mother to breastfeed her baby.
The greater the support obtained to breastfeed, the greater the ability to survive. This research aimed
to know the husband support with exclusive breastfeeding on infants aged 6–12 months. This research
is a non experimental. Time approach used in this study is cross-sectional. The sampling technique
used purposive sampling. In conducting data analysis of research results using Kendal Tau formula.
This research was conducted at Posyandu Dewisari Kenteng Gadingsari Sanden Bantul Yogyakarta.
The population in the study were 44 respondents. The samples in the study were 30 respondents,
who had infants aged 6 to 12 months. This study showed that the support of husbands in exclusive
breastfeeding included in high category as much as 70%, medium category 6.7% and low category
23.3%. The number of mothers who give exclusive breastfeeding in Posyandu Dewisari many as 16
mothers (53.3%). Mothers who didn’t breastfeed exclusively are 14 women (46.7%). Based on the results
of the relationship test is known that there is a relationship of support of the husband with exclusive
breastfeeding. It can be concluded if there is a relationship with the husband’s support exclusive in
breastfeeding. The socialization of the Health Promotion Program needs to be disseminated through
various communication media for couples, families and the environment so that husbands’ support for
exclusive breastfeeding is met. In addition, the husband as the head of the household needs to perform
his role as a “support system”, so that the mother can give exclusive breastfeeding by providing support,
appreciation, emotional and instrumental for mother that breastfeeding the babies until 6 months, so
she can give exclusive breastfeeding.

Keywords: husband support, exclusive Breastfeeding

Abstrak: Dukungan suami mempunyai peran dalam sukses atau tidaknya seorang ibu dalam menyusui
bayinya. Semakin besar dukungan yang didapatkan untuk menyusui bayinya maka semakin besar
kemampuan untuk bertahan dalam menyusui. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui
hubungan dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 6 sampai 12 bulan. Penelitian
ini merupakan penelitian non eksperimental. Pendekatan waktu yang digunakan dalam penelitian yaitu
cross sectional. Teknik pengambilan sampel penelitian menggunakan purposive sampling. Dalam
melakukan analisis data hasil penelitian menggunakan rumus Kendal Tau. Penelitian ini dilakukan di
Posyandu Dewisari Kenteng Gadingsari Sanden Bantul Yogyakarta. Jumlah populasi dalam penelitian
sebanyak 44 responden. Sampel pada penelitian berjumlah 30 responden, yaitu ibu menyusui yang
memiliki bayi berumur 6 sampai 12 bulan. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa dukungan suami
dalam pemberian ASI eksklusif termasuk dalam kategori tinggi sebanyak 70%, kategori sedang 6,7%
dan kategori rendah 23,3%. Jumlah ibu yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 16 ibu (53,3%).
Ibu yang tidak memberikan ASI ekslusif sebanyak 14 ibu (46,7%). Berdasarkan hasil uji hubungan
diketahui bahwa terdapat hubungan dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif. Sehingga
dapat disimpulkan terdapat hubungan dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif pada ibu
menyusui yang mempunyai bayi usia 6 sampai 12 bulan. Sosialisasi program Promosi Kesehatan perlu
disebarluaskan melalui berbagai media komunikasi untuk pasangan suami istri, keluarga dan lingkungan
agar dukungan suami terhadap pemberian ASI eksklusif terpenuhi. Selain itu, suami sebagai kepala
rumah tangga perlu menjalankan perannya sebagai “support system” dengan memberikan dukungan
informatif, penghargaan, emosional dan instrumental selama ibu menyusui sampai bayi berusia 6 bulan
sehingga ibu dapat memberikan ASI eksklusif.

Kata kunci: dukungan suami, pemberian ASI eksklusif

25
26 Jurnal Promkes, Vol. 5, No. 1 Juli 2017: 25–35

PENDAHULUAN ASI antara 2 hingga 3 bulan dan bayi yang


Budaya menyusui pada bayi di diberikan ASI antara 4 hingga 5 bulan
Indonesia merupakan sesuatu hal yang masing-masing sebanyak 53% dan 20%.
penting bagi ibu yang memiliki bayi. Akan Bayi yang diberikan ASI secara eksklusif
tetapi, praktek dalam pemberian Air Susu Ibu pada bayi dengan usia sampai 6 bulan yakni
(ASI) eksklusif belum mencapai target yang sebanyak 49%.
diharapkan. Di Indonesia, nilai AKB atau Variatifnya pemberian ASI eksklusif
angka kematian bayi termasuk tinggi, jika kepada bayi dikarenakan adanya tindakan
dibandingkan pada beberapa negara ASEAN. pemberian makanan pendamping ASI (MP-
Human Development Report (2010), merilis ASI) yang dilakukan oleh ibu. Pemberian
data bahwa AKB di Indonesia mencapai MP-ASI pada usia dini di Indonesia
31/1.000 angka kelahiran. Nilai tersebut, tergolong cukup besar, yaitu diketahui
lebih tinggi sebanyak 2,4 kali dibandingkan bahwa pemberian makan pendukung pada
Thailand dan lebih tinggi sebanyak 1,2 kali bayi yang berusia kurang dari 2 bulan dan
dibandingkan Filipina. Bahkan nilai AKB di usia antara 2–3 bulan mencapai angka
Indonesia tersebut, lebih tinggi 5,2 kali jika masing-masing 12% dan 27% (Survei
dibandingkan dengan Malaysia. Demografi Kesehatan Indonesia, 2007)
Peningkatan AKB dipengaruhi oleh MP-ASI yang diberikan kepada bayi
meningkatnya bayi yang tidak diberikan yang berusia 0 sampai 3 bulan, dapat
ASI eksklusif. Pada agenda Millenium mengakibatkan kurangnya pemberian ASI
Development Goal’s (MDG’s), penurunan eksklusif karena bayi akan sering merasa
nilai AKB pada Tahun 2015 ditargetkan kenyang (Widya Wko, Wahyu Retno,
sebanyak 23 dari 1.000 angka kelahiran. Hartiti Tri dan Samiasih, 2011). Seharusnya
Akan tetapi, sebagian besar wilayah di pada usia 0 sampai 3 bulan, bayi hanya
Indonesia seperti di Yogyakarta masih mendapatkan ASI eksklusif saja. Karena
memiliki nilai AKB yang tinggi, yaitu idealnya, bayi diberikan ASI eksklusif pada
sebanyak 25 per 1.000 angka kelahiran usia 0 sampai 6 bulan. Apabila diketahui
(Profil Kesehatan DIY, 2013). AKB berusia di bawah 6 bulan telah diberikan
adalah hal yang cukup penting dan perlu makanan pendamping, akan menimbulkan
dipertimbangkan penanganannya dalam berbagai masalah seperti terjangkitnya
rangka menurunkan nilainya. Hal tersebut berbagai jenis penyakit yang dapat
dilakukan agar target MDG’s dapat tercapai. mengakibatkan kematian pada bayi. Oleh
Peningkatan AKB dapat dihindari dengan karena itu, pemberian ASI eksklusif sangat
melakukan pemberian ASI kepada bayi dianjurkan untuk kesehatan bayi.
pada saat hari pertama lahir. Apabila Beberapa masyarakat masih memiliki
pemberian ASI dilakukan 1 jam pertama pikiran bahwa menyusui merupakan
setelah kelahiran bayi akan meningkatkan urusan ibu dan bayinya. Padahal dalam
persentase keselamatan bayi sebanyak 22% kegiatan menyusui, interaksi antara ibu
(Roesli, 2008). dengan suami dibutuhkan. Interaksi dapat
ASI merupakan makanan pertama, berupa dukungan suami kepada ibu yang
utama dan terbaik bagi bayi sampai bayi menyusui. Interaksi tersebut berdampak
berumur 6 bulan yang bersifat alamiah. ASI terhadap praktek pemberian ASI eksklusif.
diberikan sedini mungkin setelah persalinan Oleh karena itu, adanya dukungan suami
dan tanpa jadwal. ASI mengandung dalam pemberian ASI eksklusif kepada ibu
berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam menyusui sangat dibutuhkan. Dukungan
proses pertumbuhan dan perkembangan dari suami dapat meningkatkan persepsi,
bayi (Prasetyono,2009). Berdasarkan Hasil motivasi, emosi dan sikap ibu. Selama ini,
Survei Demografi Kesehatan Indonesia suami menganggap dirinya hanya sebagai
pada tahun 2007, diketahui bahwa 10% pengamat pasif pada proses pemberian
bayi mendapatkan ASI pada saat hari ASI eksklusif, padahal dukungan mereka
pertama setelah lahir sedangkan bayi yang memiliki peran dalam sikap dan perilaku ibu
mendapatkan ASI kurang dari 2 bulan dalam menyusui bayinya. Semakin besarnya
sebanyak 73%. Jumlah bayi yang diberikan dukungan yang didapatkan seorang ibu dari
Aulia Rahmawati dan Budi S., Dukungan Suami terhadap... 27

suami untuk menyusui, maka akan semakin dengan usia 0 sampai 6 bulan tergolong
tinggi juga kemampuan dan kemauan ibu belum stabil. Pemberian ASI eksklusif
dalam menyusui bayinya (Proverawati, mengalami perubahan fluktuatif dari
Atikah dan Rahmawati Eni, 2010) tahun ke tahun (terjadi peningkatan dan
ASI yang keluar pertama kalinya dari penurunan). Pemberian ASI eksklusif pada
ibu yang baru melahirkan, mengandung tahun 2008 hanya sebesar 39,9% dan angka
zat yang bermanfaat sebagai antibodi tersebut mengalami penurunan menjadi
yang mencegah berbagai penyakit seperti 34,56% pada tahun 2009. Namun, kemudian
gangguan pencernaan, radang paru, batuk meningkat pada tahun 2010 sebesar 40,03%.
rejan dan radang otak. Selain manfaat Pemberian ASI eksklusif pada tahun 2011,
kepada bayi, ibu yang segera menyusui mengalami peningkatan lagi sebesar 49,5%.
bayinya setelah bayinya lahir, memperoleh Akan tetapi, pemberian ASI eksklusif
keuntungan yakni mengurangi risiko pada tahun 2012 menunjukkan penurunan
pendarahan dan rahimnya cepat mengecil kembali menjadi 48% (Profil Kesehatan
(Suradi, 2008). DIY, 2013).
Banyaknya informasi tentang manfaat Capaian dalam pemberian ASI
ASI tidak diiringi dengan meningkatnya eksklusif di Provinsi D.I. Yogyakarta telah
kesadaran ibu dalam menyusui bayinya. ditetapkan sebesar 60% dalam rencana
Banyak masyarakat, khususnya bagi kaum strategis instansi pemerintahan Provinsi
wanita yang tidak memahami manfaat D.I. Yogyakarta melalui Dinas Kesehatan.
dan pentingnya ASI (Suradi R, Hegar B, Namun, nilai capaian beberapa kabupaten
Partiwi A.N, Marzuki N.S, Ananta Y, 2010). di wilayah provinsi tersebut masih di bawah
Rendahnya keinginan dalam pemberian ASI, nilai capaian yang telah ditetapkan dalam
disebabkan karena mereka lebih cenderung rencana strategis. Cakupan Pemberian ASI
mengikuti hal-hal yang sifatnya modern. eksklusif Kabupaten Sleman di bawah 60%,
Beberapa ibu beranggapan bahwa pemberian Kabupaten Bantul hanya 50%, Kabupaten
susu botol jauh lebih praktis daripada Kulonprogo hanya 40% dan Kabupaten
menyusui bayinya. Dan juga banyak ibu Gunung Kidul hanya 39%, (Profil Kesehatan
tidak mau menyusui bayinya karena akan DIY, 2013).
mengurangi kecantikannya, dimana mereka Berdasarkan persentase cakupan
beranggapan bahwa dengan menyusui bayi pemberian ASI eksklusif di Provinsi D.I.
akan menyebabkan payudaranya kendor. Yogyakarta tersebut, dapat diperhatikan
Terdapat beberapa faktor yang bahwa persentase pemberian ASI ekslusif
menyebabkan keberhasilan dan kegagalan pada semua kabupaten belum ada yang
dalam menyusui. Faktor-faktor tersebut memenuhi target, salah satunya adalah
yakni dukungan suami, dukungan emosional Kabupaten Bantul. Rendahnya pemberian
pada masa post-partum, hubungan keluarga, ASI eksklusif di beberapa kabupaten di
persoalan dan kesulitan fisik, nilai-nilai yang Provinsi D.I. Yogyakarta, khususnya di
diterapkan masyarakat serta proses laktasi Kabupaten Bantul dikarenakan beberapa
pada masa terdahulu yang dianggap berhasil faktor. Rendahnya dukungan dari suami
(Depkes, 2005). Rendahnya pencapaian kepada ibu yang menyusui bayinya dalam
dalam pemberian ASI eksklusif oleh ibu memberikan ASI eksklusif merupakan suatu
menyusui, sangat terkait dengan dukungan faktor yang menyebabkan target dalam
suami. Hal tersebut merupakan faktor yang pemberian ASI eksklusif belum tercapai di
memiliki andil cukup besar terhadap kondisi Kabupaten Bantul.
psikis ibu saat menyusui. Kondisi psikis ibu Hasil studiawal yang telah dilakukan
yang tidak stabil serta kurangnya dukungan pada Posyandu Dewisari di Kabupaten
suami dalam pemberian ASI ekslusif dapat Bantul, Yogyakarta tanggal 25 Januari
mengurangi produksi ASI ekslusif pada 2013, diketahui bahwa terdapat 17 ibu yang
ibu. menyusui bayinya optimal (kurang dari
Persentase pemberian ASI ekslusif di 6 bulan) dari 30 ibu yang diwawancarai.
Provinsi Yogyakarta, khususnya pada bayi Rendahnya dukungan suami serta tuntutan
28 Jurnal Promkes, Vol. 5, No. 1 Juli 2017: 25–35

pekerjaan menjadi alasan yang membuat ibu dari 44 responden yang telah memiliki bayi
tidak memberikan ASI ekslusif. Beberapa berusia 6 sampai 12 bulan. Adapun teknik
suami membiarkan istrinya bekerja pada saat yang digunakan dalam pengambilan sampel
masa menyusui dan tidak memperhatikan penelitian adalah teknik purposive sampling.
istrinya apabila tidak memberikan ASI Adapun dalam melakukan analisis data
eksklusif kepada bayi. hasil penelitian ini dengan menggunakan
Menurut hasil kegiatan studi awal yang rumus Kendal Tau. Data dalam penelitian
telah dilakukan dengan mewawancarai 30 ini berbentuk ordinal dan nominal. Untuk
ibu, didapatkan bahwa sebagian ibu bekerja memperoleh data penelitian ditetapkan
di rumah dan di luar rumah. Selain faktor kriteria inklusi sampel data. Kriteria inklusi
tuntutan pekerjaan, rendahnya pemberian sampel data dalam penelitian yaitu ibu
ASI juga dikarenakan beberapa ibu yang yang menyusui dengan syarat memiliki
menyusui merasa tidak puas jika bayinya bayi berusia 6 hingga 12 bulan, mempunyai
hanya memperoleh ASI. Ketidakpuasan pendidikan minimal tamat sekolah dasar,
tersebut dikarenakan jumlah ASI yang tidak mengalami kelainan pada payudara
dihasilkan sedikit. Sehingga, akibat serta tidak memiliki penyakit menurun,
ketidakpuasan tersebut mengakibatkan ibu menahun dan menular.
memberikan makanan tambahan lain berupa Adapun variabel yang ditentukan dalam
susu formula. penelitian diantaranya variabel bebas dan
Berdasarkan data pemberian ASI variabel terikat. Adapun variabel bebas yang
eksklusif yang didapatkan dari Puskesmas digunakan dalam penelitian yakni dukungan
Sanden, Kabupaten Bantul Yogyakarta suami, sedangkan variabel terikat yakni
diketahui bahwa ASI eksklusif yang tingkat pemberian ASI eksklusif. Sedangkan
diberikan pada bayi yang berusia sampai data karakteristik responden terdiri dari
usia 6 bulan hanya 55,8% (Profil Kesehatan tingkat kesehatan responden, jenjang
Kabupaten Bantul, 2012). Data yang pendidikan responden, status pekerjaan
didapat memberikan gambaran mengenai saat ini, lingkungan sekitar responden,
tingkat kesadaran ibu-ibu yang memiliki pengalaman yang dialami responden serta
bayi yang tergolong masih rendah dan dukungan dari tenaga kesehatan. Dalam
masih di bawah target capaian di Provinsi menilai ketiga variable penelitian digunakan
D.I. Yogyakarta dalam memberikan ASI instrumen penelitian berupa kuesioner.
eksklusif. Dari uraian data dan informasi Untuk penilaian variabel bebas
tersebut, tujuan umum penelitian ini digunakan kuesioner dukungan suami.
dilakukan untuk mengetahui dukungan Adapun jumlah pertanyaan untuk kuesioner
suami terhadap pemberian ASI eksklusif dukungan suami sebanyak 25 soal. Bentuk
pada bayi dengan usia 6 sampai 12 bulan. penilaian akhir dari variabel ini adalah skor
Sedangkan tujuan khusus dalam penelitian tinggi dengan nilai 76–100, jika jumlah
ini yaitu diketahuinya dukungan suami soal yang dijawab benar oleh responden
terhadap pemberian ASI ekslusif pada bayi sebanyak 18–23 soal. Skor sedang dengan
usia 6 sampai 12 bulan dan diketahuinya nilai 56–75, jika jumlah soal yang dijawab
pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 6 benar oleh responden sebanyak 12–17 soal.
sampai 12 bulan. Skor rendah dengan nilai 40–55, jika jumlah
soal yang dijawab benar sebanyak 9–13 soal
(Sulistyaningsih, 2011).
METODE
Penilaian variabel terikat penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada ini menggunakan kuesioner pemberian
tanggal 5 Juni tahun 2013. Penelitian ASI eksklusif dengan jumlah pertanyaan
yang dilakukan merupakan penelitian sebanyak dua soal. Peroleh skor tinggi
yang bersifat non eksperimental. Adapun dengan kode jawaban 2 jika responden
pendekatan waktu dalam penelitian ini memberikan ASI eksklusif, dimana
menggunakan pendekatan cross sectional. responden menjawab “ya” pada kedua
Sampel penelitian yang digunakan pertanyaan yang disampaikan. Sedangkan
dalam penelitian ini sebanyak 30 responden skor rendah dengan jawaban 1 jika
Aulia Rahmawati dan Budi S., Dukungan Suami terhadap... 29

responden tidak memberikan ASI eksklusif, Tabel 1. K a r a k t e r i s t i k R e s p o n d e n


dimana responden hanya menjawab ya pada Berdasarkan Umur, Tingkat
satu pertanyaan saja atau jawaban tidak pada Pendidikan, Pekerjaan, Riwayat
kedua pertanyaan yang disampaikan. Data Penyakit dan Suku Responden di
yang diperoleh dari hasil analisis kemudian Posyandu Dewisari Bulan Juni
diuji menggunakan rumus Kendal Tau, Tahun 2013
dengan nilai uji signifikansi (α) sebesar
Karakteristik Frekuensi %
5%. Dimana, apabila α ≤ 5%, hipotesis
Umur
dalam penelitian dapat diterima apabila 20–27 15 50
α ≥ 5% maka hipotesis dalam penelitian ini 28–35 11 36,7
ditolak. 36–43 4 13,3
Total 30 100
Tingkat Pendidikan
HASIL PENELITIAN
SMP 1 3,3
Penelitian dilaksanakan di Posyandu SMA 27 90
Dewisari. Posyandu Dewisari merupakan Diploma 2 6,7
salah satu posyandu yang terletak di Total 30 100
Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, Pekerjaan
Yogyakarta. Posyandu Dewisari memiliki Wiraswasta 9 30
letak dengan batas di bagian utara yakni PNS 1 3,3
IRT 20 66,7
Dusun Puluhan Kelurahan Trimurti
Total 30 100
(Kecamatan Srandakan), bagian timur yaitu
Dusun Ngentak Kelurahan Murtigading Riwayat Penyakit
(Kecamatan Sanden), bagian selatan dengan Ya 8 100
Dusun Pucanganom Kelurahan Murtigading Tidak 0 0
Total 30 100
(Kecamatan Sanden) serta bagian barat
Suku
dengan Dusun Gambrengan (Kecamatan
Jawa 27 90
Srandakan). Non Jawa 3 10
Kegiatan di posyandu dilaksanakan Total 30 100
rutin setiap bulan tepatnya tanggal 5
(lima), yang berlokasi di rumah Kepala
Dusun. Setiap 3 bulan sekali, kegiatan responden pernah mengenyam pendidikan
posyandu akan ditangani langsung oleh sehingga dapat diajak untuk wawancara.
kader (petugas kesehatan) dari Puskesmas Tingkat pendidikan berhubungan dengan
Sanden. Kader berpartisipasi aktif dalam tingkat pemberian ASI seorang ibu yang
memotivasi ibu yang memiliki bayi dan menyusui. Hal tersebut dibuktikan dengan
balita agar mengikuti posyandu secara hasil uji data yang menggunakan rumus
rutin. Kader yang aktif dalam kegiatan Kendal Tau dengan nilai pvalue sebanyak
Posyandu sebanyak 6 orang. Adapun 0,003. Bukan hanya pendidikan ibu
kegiatan posyandu yang dilakukan meliputi tapi pendidikan dari suami juga sangat
pemeriksaan fisik yaitu penimbangan berat dibutuhkan. Semakin tinggi tingkat
badan, pemberian penyuluhan tentang pendidikan seorang suami, maka semakin
kesehatan dan pemberian makanan tambahan tinggi pemahamannya akan pentingnya ASI
bagi balita seperti bubur kacang hijau. dan risiko yang dapat terjadi jika bayi tidak
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui diberikannya ASI eksklusif. Akan tetapi
bahwa sebagian besar responden yang hubungan pendidikan suami juga dapat
mempunyai bayi usia 6–12 bulan berada berdampak negatif terhadap dukungan
pada katagori Wanita Usia Subur. Usia dalam pemberian ASI. Tingginya tingkat
responden tidak berhubungan dengan tingkat Pendidikan yang dimiliki seorang suami
pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui. menyebabkan pekerjaan yang ditekuninya
Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji akan berada di lingkungan publik yang
data yang menggunakan rumus Kendal Tau lokasi dan intensitasnya lebih banyak di
dengan nilai pvalue sebanyak 0,006. Seluruh luar rumah. Sehingga kondisi tersebut dapat
30 Jurnal Promkes, Vol. 5, No. 1 Juli 2017: 25–35

meningkatkan keikutsertaan suami dalam Tabel 2. Distribusi Frekuensi Dukungan


memperhatikan tumbuh kembang anaknya. Suami terhadap Pemberian ASI
Seluruh responden mempunyai Eksklusif di Posyandu Dewisari
pekerjaan yang berbeda sehingga dapat Bulan Juni Tahun 2013
berhubungan dalam pemberian ASI
Dukungan Frekuensi %
eksklusif. Hal tersebut dibuktikan dengan
Tinggi 21 70
hasil uji data yang menggunakan rumus Sedang 2 6,7
Kendal Tau dengan nilai pvalue sebanyak Rendah 7 23,3
0,001. Sebagian responden yang bekerja Total 30 100
tidak memberikan ASI secara eksklusif
karena kesibukannya. Sebagian besar
responden mempunyai pekerjaan sebagai pemberian ASI eksklusif dikatakan tinggi
ibu rumah tangga dan penghasilan mereka jika responden dapat menjawab soal dengan
tidak menentu atau tidak tetap. Secara benar sebanyak 18–23 soal dengan skor
umum, tingkat sosial ekonomi berhubungan 76–100. Responden yang mempunyai skor
terhadap pola perilaku kesehatan tinggi sebanyak 21 responden. Responden
masyarakat. Masyarakat dengan kemampuan memperoleh skor tinggi karena mereka
ekonomi tinggi, akan memanfaatkan dapat menjawab pertanyaan dengan tingkat
fasilitas kesehatan dengan kualitas yang kesalahan sedikit. Hal ini dipengaruhi oleh
baik dan bagus dengan dampak biaya yang pengetahuan responden yang dapat dilihat
lebih mahal. Sedangkan masyarakat yang dari tingkat pendidikan. Umur responden
memiliki tingkat ekonomi menengah ke yang termasuk dalam kategori Wanita Usia
bawah, tentunya akan menggunakan fasilitas Subur juga berpengaruh dalam tingginya
kesehatan sesuai dengan kemampuan dukungan menyusui. Hal ini karena
ekonominya, sehingga informasi dan responden masih produktif dalam pemberian
fasilitas yang diperoleh pun terbatas ASI eksklusif. Skor sedang dengan nilai
Seluruh responden tidak mempunyai 56–75, jika jumlah soal yang dijawab benar
riwayat penyakit sehingga tidak mempunyai oleh responden sebanyak 12–17 soal. Skor
penghambat dari faktor kesehatan dalam rendah dengan nilai 40–55, jika jumlah soal
pemberian ASI eksklusif. Riwayat yang dijawab benar sebanyak 9–13 soal
kesehatan responden berhubungan dengan (Sulistyaningsih, 2011).
tingkat pemberian ASI eksklusif ibu yang Dari hasil analisis kuesioner dukungan
menyusui. Hal tersebut dibuktikan dengan suami, diketahui bahwa terdapat empat
hasil uji data yang menggunakan rumus dukungan yang diberikan oleh suami pada
Kendal Tau dengan nilai pvalue sebanyak pemberian ASI eksklusif yakni dukungan
0,003 Sebagian besar responden berasal dari informatif, dukungan penghargaan,
suku jawa yang mempunyai budaya dalam dukungan emosional dan dukungan
mengasuh bayi. Mereka cenderung merawat instrumental. Adapun hasil penilaian
bayi dengan kasih sayang dan perhatian. dukungan suami melalui dukungan
Asal suku responden tidak berhubungan informatif sebesar 69,7% dengan jumlah
dengan tingkat pemberian ASI seorang ibu skor 209. Dari data tersebut diketahui
menyusui. Hal tersebut dibuktikan dengan bahwa dukungan informatif menempati
hasil uji data yang menggunakan rumus peringkat tertinggi. Hal ini menunjukkan
Kendal Tau dengan nilai pvalue sebanyak
0,006. Tabel 3. Dukungan Suami pada Pemberian
Dukungan Suami Terhadap Pemberian ASI Eksklusif per Item Soal
ASI eksklusif Pada Bayi Usia 6–12 Bulan di
Posyandu Dewisari. Total
Dukungan suami Persentase
skor
Sebagian besar ibu yang mempunyai
Dukungan Informatif 209 69,7
bayi pada usia 6 sampai 12 bulan pada lokasi
Dukungan Penghargaan 101 33,7
penelitian mendapat dukungan yang tinggi Dukungan Emosional 178 17,8
dalam pemberian ASI eksklusif berupa Dukungan Instrumental 153 51,0
dukungan dari suami. Skor dalam dukungan Total 641 172,2
Aulia Rahmawati dan Budi S., Dukungan Suami terhadap... 31

bahwa suami mendukung istri dalam Sedangkan dukungan penghargaan


pemberian ASI eksklusif melalui informasi sebesar 33,7% dengan jumlah skor 101.
kesehatan yang diberikan. Dukungan Dukungan penghargaan adalah dukungan
informatif dapat diberikan apabila individu keluarga yang membuat orang yang
tidak dapat menyelesaikan masalah atau merasakannya mempunyai perasaan bahwa
individu membutuhkan hal terkait informasi, kita mempunyai nilai. Nilai termasuk dalam
dukungan pikiran saran, nasehat, dan penghargaan diri yang merupakan suatu
petunjuk dalam memecahkan masalahnya. bagian dari manajemen stress (Asnawi,
Informasi yang diberikan dapat berasal dari 2009). Dukungan penghargaan dapat berupa
buku ataupun majalah. ungkapan penghargaan kepada orang lain
Pengetahuan dalam pemberian ASI seperti dukungan untuk terus maju dan
eksklusif bagi bayi sangat diperlukan persetujuan terhadap gagasan dan perasaan
oleh seorang suami. Hal ini dikarenakan, seseorang yang dapat meningkatkan
pemberian ASI eksklusif bukan sepenuhnya penghargaan diri orang yang menerima
menjadi tanggung jawab seorang ibu, namun dukungan. Seorang ibu mendapatkan
peran seorang suami juga diperlukan. Tanpa dukungan berupa penghargaan dari
adanya pengetahuan, maka dimungkinkan seseorang yang berada dalam lingkungan
seorang suami tidak dapat memberikan keluarganya yaitu suami.
dukungan. Menurut Smet (1994), Dukungan emosional sebanyak 17,8%
dukungan informatif merupakan perilaku dengan skor 178. Dukungan ini dapat
yang berhubungan dengan penyampaian diberikan dengan pemberian perhatian dan
informasi seperti pemberian nasehat. kepedulian sehingga ibu menyusui dapat
Dukungan informatif dilakukan dengan merasakan ketenangan jiwa. Ungkapan
memberikan penjelasan terkait suatu gejala empati, perhatian, kepercayaan, didengarkan
terkait masalah atau sesuatu hal yang sedang dan mendengarkan merupakan bentuk-
dihadapi oleh individu. bentuk dari dukungan emosional. Sebuah
Suatu dukungan yang diberikan seorang keluarga merupakan tempat yang tentram,
suami kepada istri yang menyusui bayinya nyaman serta damai untuk istirahat
adalah salah satu penentu keberhasilan dalam dan mengembalikan masa pemulihan.
pemberian ASI eksklusif. Menurut Hidayat Lingkungan keluarga yang tentram dapat
(2009), rangsangan psikologis yang positif membantu pengendalian terhadap emosi.
akan meningkatkan produktivitas ASI ibu Dukungan keluarga yang terpenting bagi ibu
menyusui yang diberikan melalui dukungan yang menyusui adalah dari suaminya.
suami. Peran suami dapat meningkatkan Dukungan emosional dapat berupa
optimistik atau sikap percaya diri bagi para sikap dan perilaku yang dapat menimbulkan
ibu pada saat menyusui bayinya. Peran perasaan nyaman, tenang, senang dan kasih
suami melalui sebuah dukungan dapat sayang pada seluruh bagian dari sebuah
meningkatkan keinginan ibu yang sedang keluarga. Dukungan emosional dapat
menyusui dan mempunyai bayi berusia diterapkan pada anak maupun orang tua.
6 hingga 12 bulan agar mau melakukan Contoh dukungan emosional antara lain
pemberian ASI ekslusif. Dukungan tersebut suami memberikan perhatian dan kepedulian
dapat diwujudkan dengan membantu yang lebih terhadap keluarga utamanya
memecahkan masalah yang sedang dihadapi kepada ibu yang memiliki bayi untuk
ibu menyusui mengenai informasi pemberian memberikan ASI eksklusif pada bayinya.
ASI eksklusif. Selain itu, dukungan dapat Ibu dapat memberikan perawatan yang
diwujudkan dengan penyediaan materi dan baik bagi bayinya terutama dalam pemberian
fasilitas dalam mengatasi berbagai hal yang ASI eksklusif apabila mendapat dukungan
berkaitan dengan pemberian ASI eksklusif. dari keluarga khususnya dari suami (Asnawi,
Peran suami berupa dukungan pendapat dan 2009). Ibu memerlukan dukungan dari orang
masukan dapat menjaga kondisi fisik dan lain untuk merawat anaknya. Menciptakan
psikis ibu dalam menyusui agar jauh lebih kondisi lingkungan yang nyaman bagi
baik. ibu sehingga dapat membuat kondisi fisik
32 Jurnal Promkes, Vol. 5, No. 1 Juli 2017: 25–35

dan psikis ibu menjadi sehat merupakan bagian belakang kelenjar hipofisa. Hormon
salah satu peran suami dalam program oksitosin akan dihasilkan jika ujung saraf
menyusui. Peningkatan peran suami pada payudara mendapatkan rangsangan
kepada ibu menyusui dapat merangsang melalui proses pengisapan, sehingga
refleks oksitosin sehingga meningkatkan hormon oksitosin akan mengalir menuju
produksi ASI. Pikiran positif pada ibu payudara di dalam darah (Ariani, 2010).
akan merangsang kontraksi otot sekeliling Bayi tidak mendapatkan ASI secara optimal
kelenjar payudara sehingga melancarkan apabila hanya terdapat salah satu reflex
aliran ASI ke sinus laktiferus (aerola) yang saja yaitu hanya refleks pembentukan ASI
kemudian akan di hisap oleh bayi (Roesli, atau hanya refleks prolaktin yang bekerja.
2008). Namun, harus dibantu refleks pengaliran/
Produksi ASI pada ibu yang baru pelepasan ASI atau yang disebut refleks
melahirkan terjadi karena adanya efek oksitosin. Jika salah satu refleks tersebut
hormon dan refleks. Pada masa kehamilan, tidak berfungsi dengan baik, maka bayi tidak
terjadi suatu perubahan yakni perubahan akan memperoleh kualitas dan kuantitas ASI
hormon yang menyiapkan jaringan kelenjar yang memadai, meskipun ASI tersebut tetap
susu sehingga dapat memproduksi ASI. terproduksi.
Setelah ibu melahirkan, perubahan hormon Terdapat beberapa hal yang dapat
menyebabkan payudara memproduksi meningkatkan produksi ASI ibu yang sedang
ASI. Bahkan pada beberapa ibu hamil menyusui yaitu memikirkan bayinya dengan
dengan usia kehamilan 6 bulan, perubahan kasih sayang dan ibu dalam keadaan tenang.
hormon tersebut telah terjadi sehingga Namun, selain hal yang dapat meningkatkan
pada usia kehamilan tersebut ASI ibu produksi, juga terdapat hal yang akan
mulai berproduksi. Isapan ASI pada bayi menghambat proses keluarnya ASI seperti
dapat menyebabkan terjadi nya refleks pikiran negatif menyebabkan terhambatnya
sehingga ASI dapat keluar dengan jumlah refleks oksitosin seperti ibu merasa cemas,
yang optimal dan pada kondisi yang tepat sedih, kesal, marah, malu menyusui serta
(Aprilia, 2010) merasa kesakitan saat menyusui. Pada
Refleks yang terjadi pada ibu menyusui kondisi ini, peran suami menjadi penting
terdiri atas prolaktin reflex (refleks dalam meningkatkan kesuksesan ibu
pembentukan) yakni terjadi nya produksi menyusui bayinya, terutama dalam menjaga
ASI akibat rangsangan hormon prolaktin agar refleks oksitosin tetap lancar. Sehingga,
serta let down reflex (refleks pengaliran) keberhasilan menyusui seorang ibu tidak
yakni terjadi nya pelepasan ASI akibat hanya tergantung pada ibu sendiri tetapi
rangsangan hormon oksitosin. Hormon juga pada suami.
prolaktin yang menyebabkan reflex Dukungan instrumental sebanyak
pembentukan dihasilkan dari kelenjar 51,0% dengan skor 153. Dukungan ini
hipofisa depan yang letaknya berada berupa pemberian materi langsung, seperti
didasar otak. Semakin banyak ASI yang menyiapkan fasilitas yang diperlukan,
keluar maka akan semakin banyak pula memberi pekerjaan, memberi pinjaman,
ASI yang terproduksi. Proses pengisapan serta bantuan yang lain (Asnawi, 2009).
yang dilakukan oleh bayi akan merangsang Dukungan instrumental dapat dilakukan oleh
saraf di sekitar payudara, sehingga saraf suami dengan menyediakan sarana yang
akan mempengaruhi kelenjar hipofisa dalam melancarkan aktivitas ibu dalam pemberian
memproduksi hormon prolaktin (Sherwood, ASI eksklusif. Bentuk dukungan ini dapat
2009). Hormon prolaktin tersebut, dapat berupa penyediaan almari es yang digunakan
merangsang produksi ASI melalui aliran untuk menyimpan ASI yang berlebihan agar
darah menuju kelenjar payudara. dapat tahan lama, menyediakan termos es
Sedangkan let down reflex atau refleks yang fungsinya sama untuk penyimpanan
pengaliran atau pelepasan ASI dihasilkan ASI agar tahan lama yang dapat dibawa
dari hormon oksitosin. Hormon oksitosin pada ibu bepergian atau sedang bekerja serta
merupakan hormon yang berasal dari menyiapkan baju menyusui bagi ibu agar
Aulia Rahmawati dan Budi S., Dukungan Suami terhadap... 33

Tabel 4. Pemberian ASI Eksklusif Ibu apabila nilai pvalue dibandingkan dengan
Menyusui pada Bayi Usia 6–12 nilai signifikan (α). Apabila pvalue memiliki
Bulan. nilai yang lebih kecil dari α maka hipotesis
diterima dan begitu pun sebaliknya. Dalam
Pemberian ASI Frekuensi %
penelitian ini digunakan nilai α sebesar 5%,
Ya 16 53,3
Tidak 14 46,7 jika dihubungkan dengan nilai pvalue yang
Total 30 100 diperoleh maka disimpulkan nilai p value
lebih kecil dibanding nilai α yang dapat
digunakan untuk penelitian ini. Oleh karena
pada saat menyusui merasa lebih nyaman. itu dapat disimpulkan, bahwa hipotesis
Pemberian ASI eksklusif pada Bayi Usia penelitian diterima yakni adanya dukungan
6–12 bulan di Posyandu Dewisari. suami kepada ibu menyusui terkait dengan
Pada Tabel 4 diatas, dapat diketahui pemberian ASI eksklusif kepada bayi.
bahwa sebagian besar responden di Hasil penelitian ini telah sesuai dengan
Posyandu Dewisari yang diwawancarai penelitian yang telah dilakukan oleh
memberikan ASI secara eksklusif kepada Suprobowati pada tahun 2007. Dari hasil
bayinya. Pemberian ASI eksklusif adalah penelitian tersebut dapat dijelaskan bahwa
bentuk pemberian asupan makanan dukungan keluarga memiliki hubungan yang
yang dilakukan untuk bayi tanpa diikuti selaras dengan pemberian ASI eksklusif.
pemberian cairan tambahan selama 6 bulan Hubungan tersebut memiliki arti bahwa
sejak lahir. Cairan lain yang dimaksud dukungan yang diberikan oleh keluarga
diantaranya air, madu, susu formula, atau secara baik akan memberikan dampak pada
makanan padat seperti bubur, biskuit dan ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada
pisang (Roesli, 2008). Bayi yang sehat bayinya dengan baik. Menurut Suprobowati
tidak memerlukan makanan tambahan (2007), terdapat 59 orang (78,7%) dari 75
selain ASI sampai 6 bulan, setelah itu baru orang yang sudah diteliti dan mendapat
diperkenalkan dengan makanan padat. Akan dukungan baik dari keluarganya. Hasil uji
tetapi pemberian ASI tetap dapat dilakukan analisis data menggunakan chi quadrat
hingga umur 2 tahun. yang diketahui bahwa terdapat adanya
Pengalaman yang didapat oleh seorang hubungan antara pengetahuan dengan
ibu akan berhubungan dengan pemberian perilaku ibu bekerja dengan pemberian ASI
ASI eksklusif. Pengalaman tersebut bisa yang memiliki nilai koefisien kontingesti
didapatkan dari pengalaman yang dialami sebanyak 0,69 (kuat).
sendiri ataupun pengalaman yang diperoleh Penelitian ini menunjukkan hasil
dari orang lain. Pengalaman yang dialami apabila dukungan suami memiliki
ibu dapat membentuk penghayatan stimulus. hubungan terhadap perilaku responden
Pengalaman yang didapatkan seorang ibu yaitu ibu menyusui yang memberikan ASI
sebelumnya cenderung mendorong seorang eksklusif secara penuh kepada bayinya.
ibu untuk melakukan hal yang sama lagi, Suami mempunyai peran yang penting
karena menurut penilaiannya, pengalaman dalam pengambilan keputusan seorang ibu
tersebut bermanfaat bagi perkembangan dalam pemberian ASI eksklusif. Menurut
dan pertumbuhan bayinya. Kesehatan dan Roesli (2008), dalam rangka penyuksesan
keadaan fisik ibu mempunyai pengaruh pelaksanaan program ASI eksklusif selama 6
besar terhadap pemberian ASI eksklusif. bulan, suami wajib mendapatkan penjelasan
Misalnya, apabila payudara ibu sakit atau dan berbagai informasi tentang peran dirinya
mengalami gangguan, ibu akan mengalami dalam pelaksanaan program tersebut.
masalah dalam pemberian ASI eksklusif Suami memiliki suatu peran yang
kepada bayi. penting dalam kegiatan pemberian ASI
Penelitian ini menggunakan hasil eksklusif, karena peran tersebut dapat
uji data dengan rumus Kendal Tau pada meningkatkan pemberian ASI eksklusif
responden dan diperoleh nilai p value yang dilakukan oleh ibu. ASI eksklusif dapat
sebanyak 0,001. Penentuan hipotesis bermanfaat karena dapat meningkatkan
dalam penelitian diterima atau ditolak kualitas kehidupan anak. Namun, kondisi
34 Jurnal Promkes, Vol. 5, No. 1 Juli 2017: 25–35

tersebut banyak yang tidak dimengerti penyediaan sarana dan prasarana untuk
suami. Suami memiliki peran seperti penyimpanan ASI seperti almari es (kulkas)
menciptakan kondisi lingkungan yang apabila produksi ASI dari ibu berlebihan, hal
nyaman bagi ibu sehingga kondisi fisik dan tersebut dilakukan agar ASI yang berlebih
psikologis mereka selalu sehat. Selain itu, dapat disimpan dan tahan lama. Sehingga
dukungan suami juga dapat memberikan ASI tidak terbuang sia-sia. Dukungan
rasa aman dan meyakinkan ibu bahwa dia terhadap ibu menyusui juga dapat dilakukan
mampu menyusui pada bayi sampai usia 6 dengan menyediakan perlengkapan pakaian
bulan. untuk menyusui yang dapat digunakan ibu
Dukungan suami yang terkait pemberian dalam mendapatkan kenyamanan pada saat
ASI eksklusif berupa kemampuan suami ibu menyusui bayinya.
yang digambarkan sebagai pengetahuan
suami terkait ASI eksklusif. Hal tersebut
DAFTAR PUSTAKA
akan mempengaruhi dukungan dan
pola asuh yang dapat diberikan kepada Aprilia, Y. 2010. Analisis Sosialisasi
anggota keluarga lainnya. Adanya bentuk Program Inisiasi Menyusu Dini dan Asi
dukungan dari suami, dapat mempengaruhi Eksklusif Kepada Bidan di Kabupten
ibu menyusui untuk semakin optimis Klaten. Thesis. Universitas Diponegoro
dan percaya diri dalam memberikan ASI Semarang.
eksklusif pada bayinya. Ariani. 2010. Ibu Susui Aku!. Bandung:
Khazanah Intelektual.
Asnawi. N. 2009. Social Support and
KESIMPULAN
Behavior Toward Others (Dukungan
Ada hubungan kuat antara dukungan Sosial, dan Perilaku Terhadap Orang
suami terhadap pemberian ASI eksklusif Lain) Suatu Tinjauan Psikologi. Tersedia
pada ibu menyusui dengan bayi yang berusia di<http://digilib.unimus.ac.id> (1 Januari
6 sampai 12 bulan di Posyandu Dewisari. 2013).
Agar dukungan suami terhadap Departemen Kesehatan RI. 2005. Ibu Bekerja
pemberian ASI eksklusif dapat merata, maka tetap Memberikan Air Susu Ibu (ASI) dan
diperlukan sosialisasi program Promosi Ibu Rumah Tangga selalu Memberikan
Kesehatan yang dapat disebarluaskan Air Susu Ibu. Jakarta: Departemen
melalui berbagai media komunikasi Kesehatan RI.
(media cetak ataupun media elektronik) Hidayat. 2009. Ilmu Perilaku Manusia. Trans
untuk pasangan suami istri, keluarga dan Info Media: Jakarta.
lingkungan. Human Development Report. 2010. The Real
Suami sebagai kepala rumah tangga Wealth of Nations: Pathways to Human
perlu menjalankan perannya sebagai support Development. USA: United Nations
system dengan memberikan dukungan Development Programme (UNDP).
informatif, penghargaan, emosional dan Prasetyono, S.D. 2009. ASI eksklusif.
instrumental selama ibu menyusui sampai Yogyakarta: Diva Press.
bayi berusia 6 bulan agar ibu dapat Profil Kesehatan Daerah Istimewa
memberikan ASI eksklusif. Yogyakarta. 2013. Tersedia di<http://
Suami yang bertekad untuk memberikan www.depkes.go.id/resources/download/
dukungan kepada istri dalam pemberian profil/Profil_Kes_Provinsi_2012/14_
ASI eksklusif dapat membentuk peer group, Profil_Kes.Prov.DiYogyakarta_2012.
sehingga suami mempunyai kesempatan pdf> (1 Januari 2013).
dalam membagi pengalamannya dalam Profil Kesehatan Kabupaten Bantul. 2012.
mengatasi masalah atau kendala dalam Tersedia di<https://www.scribd.com/
pemberian ASI eksklusif. Selain hal tersebut, doc/176550712/Profil-Bantul-2012> (2
suami dapat memberikan dukungan intensif Januari 2013).
kepada istri dengan menyediakan fasilitas Proverawati, A., dan Rahmawati, E.
yang mendukung kegiatan istri selama 2010. Kapita Selekta Asi & Menyusui.
menyusui. Dukungan tersebut berupa Yogyakarta: Nuha Medika.
Aulia Rahmawati dan Budi S., Dukungan Suami terhadap... 35

Roesli, U. 2008. Inisiasi Menyusui Dini. Suradi, R., Hegar, B., Partiwi, A.N., Marzuki,
Jakarta: Pustaka Bunda. N.S., dan Ananta, Y. 2010. Indonesia
Roesli, U. 2008. Manfaat ASI dan Menyusui. Menyusui. Jakarta: IDAI.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia.
Indonesia. 2007. Angka Kematian Bayi. Tersedia di
Sherwood, L. 2009. Fisiologi Manusia dari https://www.scribd.com/doc/17909311/
Sel ke Sistem. Jakarta: EGC. Survei-Demografi-Kesehatan-Indonesia-
Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta: 2007> (1 Januari 2013).
Gramedia Widiasarana Indonesia. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia.
Sulistyaningsih. 2011. Metodologi Penelitian 2007. Menyusui Pada Bayi. Tersedia di
Kebidanan Kuantitatif-Kualitatif. <Https://Www.Scribd.Com/Doc/17909311/
Yogyakarta: Graha Ilmu. survei-demografi-kesehatan-indonesia-
Suprobowati. 2007. Hubungan dukungan 2007>(1 Januari 20134).
Keluarga dengan Pemberian ASI Eksklusif Widya, W., Wahyu, R., Hartiti, T., dan
pada Bayi 0–6 Bulan di Puskesmas Samiasih. 2011. Lama Waktu Pemberian
Sleman Yogyakarta. Karya Tulis Ilmiah Makanan Pendamping Asi di Usia Dini
di II Kebidanan, Universitas Aisyiyah dengan Status Gizi Bayi (6–12 Bulan) di
Yogyakarta. Kelurahan Tlogourang Wilayah Kerja
Suradi, R. 2008. Manfaat ASI dan Menyusui. Puskesmas Boja. Jurnal Keperawatan.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Volume 4 No 2 Oktober 2011: pp.
Indonesia. 133–146.

Potrebbero piacerti anche