Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
DI
OLEH:
KELOMPOK 7
1. MUHAMMAD TIANSYAH PRATAMA (09021381823090)
2. IHTIAR ALFATH RADEN PANGESTU (09021381823093)
3. DEFITA AULI RAMADHIA (09021381823078)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu yang
berjudul “Pancasila As The History Of The Nation”.
Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki ke
depannya maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
i
TABLE OF CONTENTS
PREFACE............................................................................................... ........ i
TABLE OF CONTENTS................................................................................. ii
CHAPTER I INTRODUCTION
CHAPTER II DISCUSSION
A. Conclusion ........................................................................................... 14
BIBLIOGRAPHY.......................................................................................... 15
ii
CHAPTER 1
INTRODUCTION
Pancasila is the five noble bases that existed and developed together with the
Indonesia people since a long ago. History is a series of interconnected events.
Past events that are related to present events and all lead to the future. This means
that all human activities in the past are relazed to the present life to realize a
future that is defferent from the previous period.
The basis os the state is a foundation or damen which becomes the basis and is
able to provide strength to the establishment of a foundation or platform, namely
Pancasila. Pancasila, in its function as the basis of the state, is the source of the
rule of law governing the Republik of Indonesia, including all its elements,
namely the goverment,region, and the people. Pancasila in its position is the
foundation of the administration of the country and te entire life of the Republic
of Indonesia.
Pancasila as the basis of the state has the meaning of regulating the
administration of goverment. The consequence is that pancasila is the source of
all sources of law. This places pancasila as the basis of the state which means
implementing pancasila values in all applicable laws and regulations. Therefore,
all regulations in the republic of the Republic of Indonesia should be sourced
from the pancasila.
1
B. Problem Identification
C. Writing Purpose
2
CHAPTER II
DISCUSSION
A. PANCASILA IN THE PRE-INDEPENDENCE ERA
Penemuan kembali Pancasila sebagai jati diri bangsa terjadi pada sidang
pertama BPUPKI yang dilaksanakan pada 29 Mei sampai 1 Juni 1945.Ketika Dr.
Radjiman Wediodiningrat, selaku Ketua Badan dan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), pada tanggal 29 Mei 1945, meminta kepada
sidang untuk mengemukakan dasar (negara) Indonesia merdeka, permintaan itu
menimbulkan rangsangan anamnesis yang memutar kembali ingatan para pendiri
bangsa untuk menemukan kembali jati diri bangsanya.
2) Peri Kemanusiaan,
3) Peri Ketuhanan,
5) Kesejahteraan Rakyat.
3
Selanjutnya Prof. Dr. Soepomo pada tanggal 30 Mei 1945 mengemukakan teori-
teori
Negara, yaitu:
Kemudian disusul oleh Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 yang mengusulkan
lima
3) Mufakat (demokrasi),
4
“Gotong Royong” karena menurut Ir. Soekarno negara Indonesia yang kita
dirikan haruslah negara gotong royong (Latif dalam DIKTI, 2012: 6).
Sidang BPUPKI yang pertama dihadiri oleh sejumlah kalangan. Pada awal
kelahirannya, menurut Onghokham dan Andi Achdian, Pancasila tidak lebih
sebagai kontrak sosial. Hal tersebut ditunjukkan oleh sengitnya perdebatan dan
negosiasi di tubuh BPUPKI dan PPKI ketika menyepakati dasar negara yang
kelak digunakan Indonesia merdeka (Ali dalam DIKTI, 2012: 7).
Para anggota sidang terdiri dari elit Nasionalis netral agama, elit Nasionalis
Muslim, dan elit Nasionalis Kristen. Elit Nasionalis Muslim mengusulkan Islam
sebagai dasar negara namun melihat betapa rapuhnya Indonesia sebagai negara
yang baru saja merdeka dan untuk menghindari adanya perpecahan baru diantara
golongan beragama, maka disepakatilah Piagam Jakarta pada tanggal 22 Juni
1945 yang salah satunya berisi pengubahan tujuh kata yaitu “…dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” menjadi “Ketuhanan
Yang Maha Esa”.
Kesepakatan peniadaan tujuh kata itu dilakukan dengan cepat dan legowo demi
kepentingan nasional oleh elit Muslim: Moh. Hatta; Ki Bagus Hadikusumo,
Teuku Moh. Hasan dan tokoh muslim lainnya. Jadi elit Muslim sendiri tidak ingin
republik yang dibentuk ini merupakan negara berbasis agama tertentu (Eleson
dalam Surono dan Endah dalam DIKTI, 2012:7).
5
B. PANCASILA IN THE ERA INDEPENDENCE
Pada tanggal 6 Agustus 1945 bom atom dijatuhkan di dua kota di Jepang
yaitu kota Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika Serikat. Kedua bom ini
membuat Jepang menyerah kepada Amerika dan sekutunya. Peristiwa ini pun
dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya. Pada
tanggal 16 Agustus 1945 terjadi perundingan antara golongan muda dan golongan
tua dalam penyusunan teks proklamasi yang berlangsung singkat, mulai pukul
02.00-04.00 dini hari. Teks proklamasi sendiri disusun oleh Ir. Soekarno, Drs.
Moh. Hatta dan Mr. Ahmad Soebardjo di ruang makan Laksamana Tadashi
Maeda tepatnya di jalan Imam Bonjol No 1. Konsepnya sendiri ditulis oleh Ir.
Soekarno. Sukarni (dari golongan muda) mengusulkan agar yang
menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas
nama bangsa Indonesia. Kemudian teks proklamasi Indonesia tersebut diketik
oleh Sayuti Melik. Isi Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 sesuai
dengan semangat yang tertuang dalam Piagam Jakarta tanggal 22 Juni
1945.Piagam ini berisi garis-garis pemberontakan melawan imperialisme-
kapitalisme dan fasisme serta memuat dasar pembentukan Negara Republik
Indonesia
Dalam Usulan Muhamad Yamin dengan tampa teks yang langsung saja dengan
lisan, yaitu sebagai berikut.
a. Peri Kebangsaan
b. Peri kemanusiaan
c. Peri ketuhanan
d. Peri Kerakyatan
6
2. Soepomo ( 31 Mei 1945 )
a. Persatuan
b. Kekeluargaan
d. Musyawarah
e. Keadilan rakyat.
Dalam memberi masukan tentang asa negara indonesia, Ir. Soekarno juga
menyumpang masukan , sebagai berikut.
a. Kebangsaan Indonesia
d. Kesejahteraan Sosial
Sidang BPUPKI (29 Mei 1945 - 1 juni 1945 ) belum dapat menetapkan
ketiga usulan rumusan dasar negara tersebut menjadikan sebuah dasar dalam
negara indonesia, lalu Pada saat itu pula dibentuk Panitia yang beranggotakan
Sembilan orang (9) yang dikenal sebutan Panitia sembilan. Pada tanggal 22 juni
1945 Anggota dari Panitia Sembilan, berhasil merumuskan naskahRancangan
Pembukaan UUD, yang kemudian dikenal sebagai Piagam jakarta ( Djakarta
charter ) yang berisi sebagai berikut.
3. Persatuan Indonesia
7
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan.
3. Persatuan Indonesia
8
Namun kedua keputusan tersebut tidak memenuhi batas minimal anggota
yang di prasyaratkan untuk membuat keputusan sidang konstituante. Pada bulan
Juni 1959 konstituante menemui jalan buntu yang menyebabkan Presiden
Soekarno harus turun tangan dengan sebuah Dekrit Presiden yang disetujui oleh
kabinet tanggal 3 Juli 1959, dirumuskan di Istana Bogor 4 Juli 1959, kemudian
diumumkan secara resmi oleh Presiden Soekarno pada tanggal 5 Juli 1959 pukul
17.00 di depan Istana Merdeka. Dekrit Presiden tersebut berisi:
1. Pembubaran Konstituante
9
D. . PANCASILA IN THE ERA OF THE NEW
Pada tanggal 22 Maret 1978 ditetapkan TAP MPR Nomor II/MPR/ 1978
tentang Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila (Ekaprasetya
Pancakarsa). Adapun nilai nilai yang terkandung dalam Pedoman Penghayatan
dan Pengalaman Pancasila (Ekaprasetya Pancakarsa) yang terdiri dari 36 butir
yang kemudian dijabarkan kembali oleh BP-7 Pusat menjadi 45 Butir P4 pada
tahun 1994. Sumber hukum dan tata urutan peraturan perundang-undangan di
negara Indonesia diatur dalam Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 yang
menegaskan bahwa amanat penderitaan rakyat hanya dapat diberikan dengan
pengalaman Pancasila secara paripurna dalam segala segi kehidupan kenegaraan
dan kemasyarakatan dan dengan pelaksanaan secara murni dan konsekuen jiwa
untuk menegakkan Repubik Indonesia sebagai suatu negara hukum yang
konstitusionil sebagaimana dinyatakan dalam UUS 1945.
10
Pemerintah tidak akan merubah Pancasila dan UUD 1945, malah
diperkuat sebagai comparatist ideology. Sehingga pemerintah perlu membentengi
Pancasila dan TAP itu dengan gaya militer. Selanjutnya, pada bulan Agustus
1982 Pemerintahan Orde Baru menjalankan “Azas Tunggal” yaitu pengakuan
terhadap Pancasila sebagai Azas Tunggal, bakwa setiap partai politik harus
mengakui posisi Pancasila sebagai pemersatu bangsa.
1. Dalam kehidupan sosial, sering terjadi konflik horizontal maupun vertical yang
disebabkan oleh kurangnya pengendalian diri. Hal ini memicu pemecah kesatuan
bangsa.
2. Dalam Bidang budaya, lunturnya kebudayaan dan jati diri bangsa Indonesia
yangdisebabkan oleh kurangnya kesadaran akan nilai luhur kebangsaan.
3. Dalam bidang ekonomi terjadi ketimpangan dan modal asing makin marak di
perekonomian Indonesia
11
4. Bidang politik, semakin besar konflik kepentingan, dan kepentingan
kelompok atauindividu diatas kepentingan bangsa Indonesia. Dan aktivitas
politik hanya sekedar libido dominandiatas (hasrat untuk berkuasa).
Penempatan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum negara adalah
sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 alinea keempat yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang
adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
12
a. Reformasi yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa. Artinya, gerakan reformasi
yang mengarah pada kehidupan yang baik sebgai manusia makhluk tuhan.
e. Reformasi yang bertujuan pada keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Artinya, gerakan reformasi harus memiliki visi yang jelas, yaitu demi
terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
13
CHAPTER III
FINAL
A. CONCLUSION
Pancasila is the five noble bases that existed and developed together with the
Indonesia people since a long ago. History is a series of interconnected events.
Past events that are related to present events and all lead to the future. This means
that all human activities in the past are relazed to the present life to realize a
future that is defferent from the previous period. The history of the struggle of the
Indonesia people passed by going through a very long time process. In the process
of a long time it can be noted important events that are a milestone in the struggle.
The basis os the state is a foundation or damen which becomes the basis and is
able to provide strength to the establishment of a foundation or platform, namely
Pancasila. Pancasila, in its function as the basis of the state, is the source of the
rule of law governing the Republik of Indonesia, including all its elements,
namely the goverment,region, and the people. Pancasila in its position is the
foundation of the administration of the country and te entire life of the Republic
of Indonesia.
14
BIBLIOGRAPHY
Winatapura, Udin S.dkk. 2008. Buku Materi dan Pembelajaran PKN SD.
Jakarta: Universotas Terbuka
15