Sei sulla pagina 1di 10

SELF EFFICACY PEREMPUAN USIA 35–44 TAHUN DALAM UPAYA

PENCEGAHAN KANKER PAYUDARA

SELF EFFICACY OF WOMAN AGED 35–44 YEARS IN BREAST CANCER


PREVENTION EFFORT

Windi Susilowati, M. Bagus Qomaruddin


Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku,
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya
Email: windi.susilowati.ws@gmail.com

Abstract: Based on data from Health Department of Surabaya on Reports Puskesmas in Surabaya at
2015 discovered that the number of breast cancer patients over the years also increased. More than
30% of cancer can be prevented with breast self examination (BSE). Puskesmas with BSE declining
coverage in a row is a big health center coverage is Puskesmas Tembok Dukuh with 1.89% in 2014
and then declined in 2015 to 1.22%. This study used observational research and cross sectional design.
Researchers took samples with simple random sampling with 33 respondents. Independent variables in
this study is performance accomplishment, vicarious experience, social persuasion dan physiological
and emotional states. And the dependent variables in this study is self efficacy and BSE. Data analysis
using cross tabulations. And the result that good performance accomplishment, vicarious experience,
social persuasion dan physiological and emotional states it will have an impact on his self efficacy. The
conclusion of this study is the majority of respondents with good self efficacy have a good BSE. Therefore
it is necessary to increase the numbers of BSE coverage by increasing self efficacy by providing values
of motivation to be concerned about her reproductive health.

Keywords: Behavior, BSE, Social Cognitive Theory

Abstrak: Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya tentang laporan Puskesmas di Kota
Surabaya tahun 2015 diketahui bahwa jumlah penderita kanker payudara dari tahun ke tahun juga
mengalami peningkatan. Lebih dari 30% penyakit kanker dapat dicegah melalui periksa payudara sendiri
(SADARI). Puskesmas dengan cakupan SADARI yang mengalami penurunan berturut-turut adalah
Puskesmas Tembok Dukuh dengan besar cakupan 1,89% pada tahun 2014 kemudian menurun pada tahun
2015 menjadi 1,22%. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional dengan menggunakan
desain penelitian Cross Sectional. Teknik penelitian yang digunakan adalah Simple Random Sampling
sebanyak 33 responden. Variabel Independen dalam penelitian ini adalah performance accomplishment,
vicarious experience, social persuasion dan physiological and emotional states. Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah self efficacy dan perilaku periksa payudara sendiri. Analisis data menggunakan
tabulasi silang. Dan diperoleh hasil bahwa performance accomplishment, vicarious experience, social
persuasion dan physiological and emotional states yang baik maka akan memberikan dampak bagi self
efficacy seseorang. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah mayoritas responden dengan self
efficacy baik memiliki perilaku SADARI yang baik pula. Oleh sebab itu perlu dilakukan peningkatan
angka cakupan SADARI dengan meningkatkan self efficacy dengan memberikan nilai-nilai motivasi
agar lebih peduli terhadap kesehatan reproduksi nya.

Kata kunci: Perilaku, SADARI, Teori Kognitif Sosial

PENDAHULUAN tubuh manusia (Depkes RI, 2009). Sekitar


Kanker adalah penyakit tidak menular 7,5 juta orang diperkirakan meninggal
yang ditandai dengan pertumbuhan sel akibat penyakit kanker. Kanker merupakan
tidak normal atau terus-menerus dan tidak penyebab kematian nomer 2 di dunia setelah
terkendali yang dapat merusak jaringan penyakit kardiovaskuler. Lebih dari 70%
sekitarnya serta dapat menjalar ke tempat kematian terjadi pada negara berkembang
yang jauh dari asalnya yang disebut dengan dan negara miskin. Sedangkan untuk jenis
metastasis. Sel kanker bersifat ganas dapat kanker tertinggi pada perempuan di dunia
berasal atau tumbuh dari setiap jenis sel di adalah penyakit kanker payudara dan kanker

212
Windi Susilowati dan M. Bagus Q., Self Efficacy Perempuan Usia 35-44 Tahun… 213

leher rahim (WHO, 2013). Keganasan memiliki tujuan guna menemukan benjolan
pada jaringan payudara yang berasal dari tidak normal pada payudara sedini mungkin
epitel duktus maupun lobulusnya dapat agar dapat dilakukan tindakan deteksi dini.
mengakibatkan kanker payudara. Data Berdasarkan data Subdit Kanker Direktorat
dari Pathological Based Registration Pengendalian Penyakit Tidak Menular
di Indonesia menyatakan bahwa kanker (PPTM) Kemenkes RI, jumlah perempuan
payudara menempati urutan pertama dengan seluruh Indonesia umur 30–50 tahun adalah
frekuensi kejadian relatif sebesar 18,6% 36.761.000. Sejak tahun 2007 hingga tahun
(Data Kanker Indonesia, 2010). Insiden 2013 deteksi dini yang telah dilakukan
kanker meningkat secara drastis dari 12,7 oleh perempuan sebanyak 644.951 orang
juta kasus pada tahun 2008 menjadi 14,1 (1,75%) dengan penemuan suspek benjolan
juta kasus pada tahun 2012, dengan jumlah (tumor) payudara 1.682 orang (2,6 per 1000
kematian meningkat dari 7,6 juta orang penduduk) (Kemenkes RI, 2014).
tahun 2008 menjadi 8,2 juta pada tahun Tahun 2013 program deteksi dini
2012 (WHO, 2013). kanker payudara terselenggara pada 717
Data dari Globocan/IARC menyebutkan Puskesmas dari total 9.422 Puskesmas
bahwa pada tahun 2012 kanker payudara yang berada di 304 Kabupaten/Kota di 34
merupakan penyakit kanker dengan Provinsi di Indonesia. Dari 717 Puskesmas
persentase kasus baru tertinggi, yaitu tersebut didapatkan cakupan deteksi dini
sebesar 43,3%, dengan persentase kematian kanker payudara sebesar 7,6%. Selanjutnya
sebesar 12,9%. Provinsi Jawa Timur dan pada tahun 2014 program deteksi dini
Jawa Tengah merupakan 2 provinsi dengan kanker payudara ini diselenggarakan
jumlah penderita kanker payudara terbesar pada 1.986 Puskesmas dengan cakupan
di Indonesia. Provinsi Jawa timur memiliki deteksi dini kanker payudara sebesar
jumlah penderita kanker payudara sebanyak 2,45%. Meningkatnya jumlah kepesertaan
9.688 orang sampai dengan tahun 2013, Puskesmas yang mengikuti program
diikuti oleh Provinsi Jawa Tengah yang ini tidak diikuti oleh kenaikan jumlah
memiliki jumlah penderita kanker payudara cakupan deteksi dini kanker payudara.
sebanyak 6.701 orang (Riskesdas, 2013). Hal ini menimbulkan berbagai pertanyaan
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan sehingga memerlukan upaya lebih kuat
Kota Surabaya tentang laporan Puskesmas di untuk mencapai target dengan melakukan
Kota Surabaya tahun 2015 diketahui bahwa deteksi dini terhadap perempuan (Kemenkes
jumlah penderita kanker payudara dari tahun RI, 2014).
ke tahun juga mengalami peningkatan. Tahun 2015 dalam laporan tahunan
Pada tahun 2013 jumlah penderita kanker didapatkan hasil bahwa penyakit kanker
payudara sebanyak 42 orang, kemudian yang tertinggi adalah kanker payudara
meningkat sampai dengan tahun 2015 yaitu sebesar 204 penderita dan diikuti oleh
mencapai hingga 204 orang (Dinkes Kota penyakit kanker leher rahim yaitu sebesar 60
Surabaya, 2015). penderita. Sebanyak 204 penderita kanker
Tingginya jumlah kasus baru pada payudara tersebar dalam 58 Puskesmas.
penyakit kanker payudara tentu perlu Puskesmas dengan cakupan SADARI
mendapat perhatian khusus bagi Tenaga yang mengalami penurunan berturut-
Kesehatan dan Institusi terkait, mengingat turut adalah Puskesmas Tembok Dukuh
lebih dari 30% penyakit kanker dapat dengan besar cakupan 1,89% pada tahun
dicegah dengan cara mengubah faktor 2014 kemudian menurun pada tahun 2015
risiko perilaku, pola makan penyebab menjadi 1,22% (Dinkes Kota Surabaya,
penyakit kanker, dan deteksi dini. Penyakit 2015). Data pada Puskesmas Tembok
kanker yang diketahui sejak dini memiliki Dukuh menyebutkan bahwa penyakit
kemungkinan untuk mendapatkan kanker payudara paling banyak diderita
penanganan yang lebih optimal. Kegiatan oleh perempuan yang berusia produktif,
deteksi dini kanker payudara dilakukan yaitu berada pada kisaran usia 35–44 tahun.
dengan mengajarkan Periksa Payudara Banyaknya jumlah penderita kanker di usia
Sendiri (SADARI). Pemeriksaan SADARI tersebut tentu akan memberikan dampak
214 Jurnal Promkes, Vol. 4, No. 2 Desember 2016: 212–221

bagi kehidupannya, mengingat pada Surabaya. Teknik pengumpulan data


usia tersebut masih tergolong dalam usia diambil dan dikumpulkan dari data primer
produktif. Oleh karena itu perlu dilakukan dan sekunder. Data primer diambil dengan
upaya pencegahan untuk meningkatkan cara menggunakan instrumen kuesioner.
kesadaran masyarakat khususnya perempuan Hasil wawancara yang dilakukan kepada
dalam mengenali gejala dan risiko penyakit responden dan tenaga kesehatan pemegang
kanker sehingga dapat menentukan langkah- Program Kesehatan Reproduksi Puskesmas
langkah pencegahan dan deteksi dini yang Tembok Dukuh, serta observasi yang
tepat. Dalam upaya pencegahan kanker dilakukan oleh peneliti saat pelayanan Poli
payudara dapat dilakukan dengan melakukan Kesehatan Reproduksi sedang berlangsung.
SADARI. SADARI dinilai sebagai suatu Untuk data sekunder diperoleh dari
upaya pencegahan yang cukup efektif, Puskesmas Tembok Dukuh Kota Surabaya.
karena dapat dilakukan secara mandiri dan Lembar kuesioner yang sudah diisi
tanpa memerlukan biaya. Dalam melakukan oleh responden kemudian diolah dengan
SADARI dibutuhkan suatu komitmen untuk teknik editing, coding, dan skoring. Data
melaksanakannya dan perlu suatu keyakinan yang sudah diolah tersebut kemudian di
diri (self efficacy) agar SADARI dapat analisis untuk melihat faktor-faktor yang
dilakukan secara rutin setiap bulan. berhubungan dengan self efficacy perempuan
Penelitian ini memiliki tujuan untuk usia 35–44 tahun dalam melakukan SADARI
menganalisis faktor-faktor yang berkorelasi dengan menggunakan tabulasi silang.
dengan self efficacy perempuan dalam Kemudian dari data yang sudah dianalisis
melakukan SADARI berdasarkan teori tersebut kemudian dikategorikan dalam self
kognitif sosial. Dengan cara menganalisis efficacy rendah, self efficacy sedang atau self
korelasi performance accomplishments efficacy baik. Analisis data yang digunakan
dengan self efficacy perempuan usia adalah crosstabs (tab. silang).
35–44 tahun dalam melakukan SADARI,
menganalisis korelasi vicarious experience
HASIL PENELITIAN
dengan self efficacy perempuan usia
35–44 tahun dalam melakukan SADARI, Hasil pengambilan data pada
menganalisis korelasi social persuasion penelitian yang dilakukan didapatkan
dengan self efficacy perempuan usia hasil distribusi frekuensi responden
35–44 tahun dalam melakukan SADARI berdasarkan karakteristik dari Performance
dan menganalisis korelasi physiological Accomplishment, Vicarious Experience,
and emotional states dengan self efficacy Social Persuasion, Physiological and
perempuan usia 35–44 tahun dalam Emotional State dan Self Efficacy.
melakukan SADARI. Adapun masing-masing variabel
tersebut memiliki sub variabel tersendiri,
seperti pada Performance Accomplishment
METODE
terdiri dari pengetahuan, pengalaman
Penelitian ini menggunakan jenis masa lalu dan kemampuan bertindak.
penelitian observasional, dengan Pada Vicarious Experience terdiri dari
menggunakan desain penelitian Cross pengalaman keluarga dan pengalaman orang
Sectional. Sampel yang digunakan pada terdekat. Pada Social Persuasion terdiri dari
penelitian ini ditentukan dengan teknik dukungan sosial dan informasi kesehatan.
simple random sampling, yaitu sebesar 33 Pada Physiological and Emotional State
responden yang merupakan perempuan terdiri dari penghasilan keluarga, suasana
usia 35–44 tahun yang mengikuti program hati dan perasaan emosi yang negatif.
deteksi dini kanker payudara di wilayah Hasil penelitian menurut variabel
kerja Puskesmas Tembok Dukuh Kota Performance Accomplishment dapat dilihat
Surabaya. Pengambilan data dilakukan pada tabel 1.
pada bulan November 2016 sampai dengan Tabel 1 menunjukkan jumlah terbanyak
bulan Desember 2016. Tempat pengambilan adalah responden dengan pengetahuan
data di Puskesmas Tembok Dukuh Kota cukup yang memiliki self efficacy baik yaitu
Windi Susilowati dan M. Bagus Q., Self Efficacy Perempuan Usia 35-44 Tahun… 215

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan


Performance Accomplishment dan Vicarious Experience dan Self
Self Efficacy Efficacy
Performance Accomplishment Vicarious Experience
Self Efficacy Self Efficacy
Tingkat ∑ Pengalaman ∑
Sedang Baik Sedang Baik
Pengetahuan Keluarga
n % n % N n % n % N
Kurang 1 50 1 50 2 Tidak Ada 7 24,1 22 75,9 29
Cukup 7 26,9 19 73,1 26 Ada 1 25 3 75 4
Baik 0 0 5 100 5 Total 8 24,2 25 75,8 33
Total 8 24,2 25 75,8 33 Self Efficacy
Pengalaman ∑
Sedang Baik
Self Efficacy Orang Terdekat
Pengalaman Masa ∑ n % n % N
Sedang Baik
Lalu Tidak Ada 5 29,4 12 70,6 17
n % n % N
Ada 3 18,8 13 81,3 16
Risiko Rendah 5 21,7 18 78,3 23
Total 8 24,2 25 75,8 33
Risiko Tinggi 3 30 7 70 10
Total 8 24,2 25 75,8 33
Self Efficacy pada keluarganya dengan memiliki self
Kemampuan ∑
Sedang Baik efficacy yang baik yaitu sejumlah 22
Bertindak (skill)
n % n % N responden (75,9%). Kategori tidak ada
Skill Kurang 3 100 0 0 3 pengalaman sakit kanker payudara pada
Skill Baik 5 16,7 25 83,3 30 keluarga diperoleh apabila responden
Total 8 24,2 25 75,8 33 menjawab “tidak” pada 3 pertanyaan yang
diajukan dalam penelitian ini. Pada tabel 2
juga menunjukkan bahwa jumlah terbanyak
sejumlah 19 responden (73,1%). Kategori adalah responden yang memiliki pengalaman
pengetahuan cukup diperoleh responden sakit kanker payudara pada orang
apabila mampu menjawab dengan benar terdekatnya dengan memiliki self efficacy
sedikitnya 5 pertanyaan dari total 10 yang baik yaitu sejumlah 13 responden
pertanyaan yang diajukan dalam penelitian (81,3%). Kategori memiliki pengalaman
ini. Untuk pengalaman masa lalu pada tabel sakit kanker payudara pada orang terdekat,
1 menunjukkan bahwa jumlah terbanyak dalam hal ini adalah tetangga dan teman
adalah responden dengan risiko rendah yang responden diperoleh apabila responden
memiliki self efficacy baik yaitu sejumlah 18 menjawab “ya” pada 3 pertanyaan yang
responden (78,3%). Kategori risiko rendah diajukan dalam penelitian ini.
diperoleh apabila responden menjawab Hasil penelitian menurut variabel Social
“tidak” pada 11 pernyataan yang diajukan Persuasion dapat dilihat pada tabel 3.
dalam penelitian ini. Untuk kemampuan Ta b e l 3 m e n u n j u k k a n b a h w a
bertindak (skill) pada tabel 1 menunjukkan jumlah terbanyak adalah responden
bahwa jumlah terbanyak adalah responden yang mendapatkan dukungan sosial dan
dengan skill baik yang memiliki self memiliki self efficacy yang baik yaitu
efficacy baik yaitu sejumlah 25 responden sejumlah 19 responden (76%). Kategori
(83,3%). Kategori skill baik diperoleh mendapatkan dukungan sosial diperoleh
apabila responden menjawab “bisa” pada 4 apabila responden menjawab “pernah” pada
pernyataan yang diajukan dalam penelitian 3 pertanyaan yang diajukan dalam penelitian
ini. ini. Pada tabel 2 juga menunjukkan bahwa
Hasil penelitian menurut variabel jumlah terbanyak adalah responden yang
Vicarious Experience dapat dilihat pada mendapatkan informasi kesehatan dan
tabel 2. memiliki self efficacy yang baik yaitu
Tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah sejumlah 21 responden (75%). Kategori
terbanyak adalah responden yang tidak mendapatkan informasi kesehatan diperoleh
memiliki pengalaman sakit kanker payudara apabila responden menjawab “pernah” pada
216 Jurnal Promkes, Vol. 4, No. 2 Desember 2016: 212–221

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan responden (76,2%). Kategori penghasilan


Social Persuasion dan Self cukup diperoleh apabila responden
Efficacy memiliki penghasilan keluarga sebesar
Rp. 2.000.001,- sampai Rp. 4.000.000,-
Sosial Persuasion
tiap bulannya. Untuk suasana hati (mood)
Self Efficacy
Dukungan ∑ diketahui bahwa jumlah terbanyak adalah
Sedang Baik
Sosial responden yang memiliki mood baik dan
n % n % N
Tidak memiliki self efficacy yang baik yaitu
2 25 6 75 8 sejumlah 24 responden (80%). Kategori
Mendapatkan
Mendapatkan 6 24 19 76 16 mood baik diperoleh apabila mayoritas
Total 8 24,2 25 75,8 33 responden menjawab “sangat setuju (SS)”
Self Efficacy pada total 3 pernyataan favorable yang
Informasi ∑
Sedang Baik diajukan dalam penelitian ini. Selanjutnya
Kesehatan
n % n % N untuk perasaan emosi yang negatif pada
Tidak tabel 4 diketahui bahwa jumlah terbanyak
1 20 4 80 5
Mendapatkan adalah responden yang memiliki emosi baik
Mendapatkan 7 25 21 75 28 dan memiliki self efficacy yang baik yaitu
Total 8 24,2 25 75,8 33 sejumlah 25 responden (80,6%). Kategori
emosi baik diperoleh apabila mayoritas
responden menjawab “sangat tidak setuju
3 pertanyaan yang diajukan dalam penelitian
(STS)” pada total 7 pernyataan unfavorable
ini.
yang diajukan dalam penelitian ini.
Hasil penelitian menurut variabel
Hasil penelitian menurut variabel Self
Physiological and Emotional States dapat
Efficacy dapat dilihat pada tabel 5.
dilihat pada tabel 4.
Pada tabel 5 menunjukkan bahwa
Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah
jumlah terbanyak adalah responden yang
terbanyak adalah responden dengan
memiliki self efficacy baik dan memiliki
penghasilan keluarga cukup dan memiliki
perilaku SADARI yang baik yaitu sejumlah
self efficacy yang baik yaitu sejumlah 16
18 responden (72%). Kategori self
efficacy baik diperoleh apabila mayoritas
responden menjawab “sangat setuju (SS)”
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan pada pernyataan favorable dan menjawab
Physiological and Emotional “sangat tidak setuju (STS)” pada pernyataan
States dan Self Efficacy unfavorable yang diajukan dalam penelitian
Physiological and Emotional States ini sebanyak 7 item pernyataan.
Self Efficacy
Penghasilan ∑ Tabel 5. Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Sedang Baik
Keluarga Self Efficacy dan Perilaku
n % n % N
Rendah 3 27 18 73 11 SADARI
Cukup 5 23,8 16 76,2 21 Perilaku SADARI
Tinggi 0 0 1 100 1 Self ∑
Sedang Baik
Total 8 24,2 25 75,8 33 Efficacy
n % n % N
Self Efficacy Sedang 3 37,5 5 62,5 8
Suasana ∑
Sedang Baik Baik 7 28 18 72 25
Hati
n % n % N Total 10 30,3 23 69,7 33
Mood Sedang 2 66,7 1 33,3 3
Mood Baik 6 20 24 80 30
Total 8 24,2 25 75,8 33 PEMBAHASAN
Self Efficacy
Perasaan Emosi ∑ Performance accomplishments terdiri
Sedang Baik
yang Negatif dari pengetahuan, pengalaman masa lalu dan
n % n % N
Emosi Sedang 2 100 0 0 2 kemampuan untuk bertindak (skill). Hasil
Emosi Baik 6 19,4 25 80,6 31 penelitian berdasarkan tabel 1 menunjukkan
Total 8 24,2 25 75,8 33 bahwa tingkat pengetahuan yang cukup
Windi Susilowati dan M. Bagus Q., Self Efficacy Perempuan Usia 35-44 Tahun… 217

berhubungan dengan self efficacy yang hasil bahwa health education tentang
baik. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian SADARI sudah diberikan kepada setiap
Setiawan (2012) yang menyatakan bahwa klien yang datang pada Poli Kesehatan
ada hubungan yang signifikan antara Reproduksi. Health education yang
pengetahuan responden dengan tindakan diberikan berupa manfaat melakukan
pencegahan kanker payudara. Hal yang SADARI serta cara melakukan SADARI
sama juga terjadi pada penelitian Mardhiani dengan baik dan benar. Diharapkan upaya
(2003) yang menyebutkan adanya hubungan pemberian health education dari tenaga
antara tingkat pengetahuan tentang kanker kesehatan ini mampu menjadi bekal agar
payudara dengan pemeriksaan payudara klien mampu melakukan SADARI dengan
sendiri pada wanita. benar, rutin dan mandiri.
Pengetahuan yang dimiliki oleh Vicarious experience terdiri dari
perempuan akan berpengaruh terhadap pengalaman keluarga dan pengalaman orang
self efficacy nya dalam melakukan periksa terdekat. Hasil penelitian berdasarkan tabel
payudara sendiri. Notoatmodjo (2007) 2 menunjukkan bahwa responden yang tidak
mengemukakan bahwa pengetahuan terjadi memiliki pengalaman sakit kanker payudara
setelah orang melakukan pengindraan pada keluarganya memiliki self efficacy
terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan yang baik untuk melakukan SADARI.
terjadi melalui panca indera manusia, Hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo
yakni indera penglihatan, pendengaran, (2010) yang menyatakan bahwa sikap
penciuman, rasa dan raba. Pengindraan adalah suatu respons tertutup seseorang
yang baik akan meningkatkan pemahaman terhadap stimulus atau objek tertentu
terhadap suatu objek atau informasi. yang sudah melibatkan faktor pendapat
Hasil penelitian berdasarkan tabel dan emosi yang bersangkutan. Sikap yang
1 menunjukkan bahwa responden yang dimiliki oleh seorang perempuan adalah
memiliki risiko rendah terhadap kanker suatu kesatuan dari berbagai komponen
payudara memiliki self efficacy yang yang bersifat evaluasi. Secara umum sikap
baik dalam melakukan SADARI. Hal dapat dirumuskan sebagai kecenderungan
ini sesuai dengan penelitian Masyitah untuk berespons secara positif atau negatif
(2013) yang menyatakan bahwa terdapat terhadap orang, objek atau situasi tertentu.
41,9% responden dengan persepsi Responden yang tidak memiliki pengalaman
kurang rentan terhadap kanker payudara sakit kanker payudara pada keluarganya
namun tetap melakukan SADARI secara cenderung memiliki self efficacy yang baik
rutin. Selanjutnya berdasarkan tabel 1 dalam melakukan SADARI. Karena ia
menunjukkan bahwa responden yang telah melakukan evaluasi sebagai respons
memiliki skill baik memiliki self efficacy terhadap suatu objek yang ditunjukkan
yang baik pula dalam melakukan SADARI. dengan sikap positif, dalam hal ini adalah
Hal ini sesuai dengan penelitian Olfah periksa payudara sendiri.
(2014) yang menyatakan bahwa ada Selanjutnya berdasarkan tabel 2
pengaruh pelatihan terhadap perilaku menunjukkan bahwa responden yang
SADARI. Adanya hubungan antara skill memiliki pengalaman sakit kanker
dan self efficacy perempuan tidak terlepas payudara pada orang terdekatnya memiliki
dari rasa percaya diri yang dimiliki oleh self efficacy yang baik dalam melakukan
perempuan dalam melakukan SADARI. SADARI. Sesuai dengan penelitian
Schultz (2005) mendefinisikan bahwa Masyitah (2013) didapatkan hasil bahwa
self efficacy merupakan keyakinan atau 55,1% responden yang memiliki persepsi
kepercayaan individu terhadap kemampuan serius tentang penyakit kanker payudara
yang dimilikinya dalam melaksanakan dan maka akan melakukan SADARI. Hal ini
menyelesaikan tugas-tugas yang ia hadapi, dilakukan karena responden memiliki contoh
sehingga mampu mengatasi rintangan dan nyata dari akibat penyakit kanker payudara
mencapai tujuan yang diharapkannya. terhadap orang-orang terdekat yang berada
Hasil wawancara pada Bidan pemegang disekitarnya, sehingga responden akan
Program Kesehatan Reproduksi didapatkan melakukan SADARI dengan sukarela karena
218 Jurnal Promkes, Vol. 4, No. 2 Desember 2016: 212–221

ia takut dengan konsekuensi yang bisa ia Notoatmodjo (2003) menyatakan


terima apabila tidak melalukan deteksi dini bahwa pengaruh penyuluhan terhadap
pada kanker payudara. perubahan atau peningkatan pengetahuan
Bandura (1987) menyatakan bahwa tersebut sesuai dengan tujuan jangka
ekspektasi efficacy dapat berubah setelah pendek dari sebuah pendidikan kesehatan.
mengamati orang lain dan melihat Selain itu dalam suatu penyuluhan ada
konsekuensi positif dan negatif dari perilaku tahap yang disebut dengan tahap edukasi.
orang itu baginya. Ekspektasi efficacy Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap
yang dibentuk melalui modelling akan sensitisasi yang mempunyai tujuan untuk
mempengaruhi keyakinan efficacy nya. meningkatkan pengetahuan, mengubah
Social persuasion terdiri dari sikap serta mengarahkan pada perilaku
dukungan sosial dan informasi kesehatan. yang diinginkan. Hasil wawancara yang
Hasil penelitian berdasarkan tabel 3 dilakukan pada responden didapatkan
menunjukkan bahwa responden yang informasi bahwa para responden telah
mendapatkan dukungan sosial maka akan mendapatkan cukup informasi tentang
memiliki self efficacy yang baik. Hal ini SADARI melalui tenaga kesehatan yang
sesuai dengan penelitian Basri (2011) ada di Puskesmas Tembok Dukuh Kota
yang menyatakan bahwa ada hubungan Surabaya serta melalui televisi seperti iklan
motivasi tentang SADARI dengan tindakan kesehatan dari Kementerian Kesehatan
SADARI. Motivasi yang didapat berasal Republik Indonesia. Beberapa responden
dari dukungan sosial maupun buku-buku juga sudah mendapatkan dukungan sosial
yang dibaca sehingga responden tertarik terutama dari keluarga. Karena informasi
untuk melaksanakan SADARI. Hasil tentang SADARI juga dilakukan oleh pihak
yang sama juga terjadi pada penelitian Puskesmas Tembok Dukuh Kota Surabaya
Fatayati (2015) yang menyatakan di kampung-kampung yang berada pada
bahwa ada hubungan dukungan sosial wilayah kerja Puskesmas Tembok Dukuh
dengan kebiasaan SADARI. Frey (1988) Kota Surabaya dalam berbagai acara seperti
mengungkapkan bahwa dukungan sosial PKK dan berbagai acara yang dilaksanakan
merupakan hubungan interpersonal dalam oleh warga setempat. Sehingga para warga
bentuk interaksi antara dua orang atau lebih yang belum pernah datang pada Poli
menggunakan komunikasi verbal maupun Kesehatan Reproduksi juga berkesempatan
non verbal yang dikarakteristikkan dengan untuk mendengarkan informasi terkait
nilai, untuk bertukar informasi, barang SADARI.
maupun tersedianya bantuan. Berdasarkan Physiological and emotional states
tabel 3 menunjukkan bahwa responden yang terdiri dari ekonomi, suasana hati (mood),
mendapatkan informasi kesehatan maka dan perasaan emosi yang negatif. Hasil
akan memiliki self efficacy yang baik. Hal penelitian berdasarkan tabel 4 menunjukkan
ini sesuai dengan penelitian Deniar (2013) bahwa jumlah terbanyak responden dengan
yang menyatakan bahwa sikap perempuan penghasilan keluarga cukup memiliki self
tergolong negatif tentang pencegahan kanker efficacy yang baik. Hal ini sesuai dengan
payudara sebelum diberikan pendidikan penelitian Desanti (2010) yang menyatakan
kesehatan tentang kanker payudara dan bahwa responden yang paling sering
pencegahannya. Namun setelah diberikan mengatakan pernah melakukan SADARI
pendidikan kesehatan, sikap perempuan adalah responden dengan penghasilan
berubah menjadi sikap positif dan mau keluarga yang cukup yaitu sebanyak 153
melakukan tindakan pencegahan kanker responden (55,6%), sementara responden
payudara. Dalam penelitian Hokum (2003) yang memiliki penghasilan keluarga rendah
juga menyebutkan bahwa ada pengaruh hanya 48 responden (44%) yang menyatakan
pemberian penyuluhan tentang pemeriksaan pernah melakukan SADARI.
kanker payudara terhadap keikutsertaan Berdasarkan tabel 4 menunjukkan
deteksi dini kanker payudara pada wanita bahwa responden yang memiliki mood
usia 30–50 tahun. baik maka akan memiliki self efficacy yang
Windi Susilowati dan M. Bagus Q., Self Efficacy Perempuan Usia 35-44 Tahun… 219

baik. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian kecukupan, efisiensi dan kemampuan dalam
Sari (2013) yang menyatakan bahwa ada mengatasi kehidupan inilah yang disebut
hubungan yang signifikan antara suasana dengan self efficacy (Schultz, 2005).
hati terhadap efikasi diri wanita dalam Perilaku periksa payudara sendiri sangat
melakukan deteksi dini kanker payudara. penting dilakukan oleh para perempuan.
Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa Varney (2004) menyatakan bahwa insiden
suatu sikap optimis terwujud dalam kanker payudara meningkat seiring
suatu tindakan (overt behavior). Untuk dengan pertambahan usia perempuan.
mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan Maka kesadaran akan pentingnya perilaku
nyata diperlukan faktor pendukung atau SADARI sebagai upaya deteksi dini
suatu kondisi yang memungkinkan, antara kanker payudara perlu ditingkatkan pula.
lain fasilitas dan orang-orang terdekat. Hal ini juga sesuai dengan rekomendasi
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa dari American Cancer Society yang
responden yang memiliki emosi baik maka menganjurkan bagi wanita yang mulai
akan memiliki self efficacy yang baik. Hal memasuki usia 20 tahun ke atas untuk
ini sesuai dengan teori Bandura (1987) melakukan periksa payudara sendiri dengan
yang menyatakan bahwa suatu keadaan tepat dan sesuai dengan pedoman tekniknya
atau fisiologis dan afektif dapat berpengaruh (Smith, 2003).
terhadap self efficacy. Seseorang yang sedang
tegang dan cemas, keadaan fisiologis atau
KESIMPULAN
tingkat emosi nya dapat berpengaruh negatif
terhadap ekspektasi efficacy-nya. Begitu pula Berdasarkan analisis data dan
sebaliknya apabila seseorang yang sedang pembahasan maka didapatkan kesimpulan
dalam keadaan fisiologis atau tingkat emosi bahwa pada performance accomplishments
yang baik, maka dapat berpengaruh positif mayoritas responden dengan pengetahuan
terhadap ekspektasi efficacy-nya. Keadaan cukup, risiko rendah dan skill baik memiliki
perasaan (mood) mempengaruhi penilaian self efficacy yang baik. Pada vicarious
tentang self efficacy. Perasaan yang positif experience mayoritas responden yang tidak
akan meningkatkan keyakinan efficacy. memiliki pengalaman sakit kanker payudara
Hasil penelitian berdasarkan tabel 5 pada keluarganya memiliki self efficacy
menunjukkan bahwa responden yang yang baik. Dan mayoritas responden yang
memiliki self efficacy baik dan memiliki memiliki pengalaman sakit kanker payudara
perilaku SADARI yang baik. Baranowski pada orang terdekatnya memiliki self efficacy
et al. Dalam Glanz et al. (2008) menyatakan yang baik. Pada social persuasion mayoritas
bahwa perilaku digambarkan dalam sesuatu responden yang mendapatkan dukungan
yang bersifat dinamis, yaitu tergantung sosial dan informasi kesehatan memiliki
pada aspek lingkungan dan individu yang self efficacy yang baik. Pada physiological
saling mempengaruhi satu sama lain and emotional states mayoritas responden
secara serempak. Maka setiap perubahan dengan penghasilan keluarga cukup, mood
dari masing-masing komponen perilaku, baik dan emosi baik memiliki self efficacy
lingkungan dan individu akan menentukan yang baik. Mayoritas responden dengan self
dan memberikan implikasi satu sama lain efficacy baik memiliki perilaku SADARI
(reciprocal determinism). yang baik pula.
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan
didapatkan hasil bahwa para responden
SARAN
sudah memiliki beberapa komponen dari
dalam dan dari luar individu untuk yang Diharapkan upaya promosi kesehatan
mendukung adanya suatu perilaku periksa terkait kesehatan reproduksi tidak hanya
payudara sendiri. Pada penelitian Yang seputar diseminasi informasi saja, melainkan
(2010) di Taiwan menyatakan bahwa rasa bisa diberikan dalam metode lain agar
keamanan diri menjadi faktor penting untuk responden lebih mudah dalam menerima
memutuskan apakah ia akan melakukan materi. Seperti kuis ular tangga, pemutaran
SADARI atau tidak. Rasa terhadap film tentang kanker payudara dan SADARI.
220 Jurnal Promkes, Vol. 4, No. 2 Desember 2016: 212–221

Hal ini diharapkan mampu menarik minat Dinas Kesehatan Kota Surabaya. 2015.
pada perempuan yang belum mengikuti Profil Kesehatan Tahun 2015. Surabaya:
kegiatan deteksi dini kanker payudara. Hal Dinkes Kota Surabaya.
yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan Fatayati, A. 2015. Hubungan Dukungan
untuk meningkatkan angka cakupan Sosial Terhadap Perilaku Pemeriksaan
SADARI bisa dengan meningkatkan self Payudara Sendiri (SADARI) di Wilayah
efficacy para perempuan serta memberikan Kerja Puskesmas Manyaran Kabupaten
nilai-nilai motivasi kepada responden agar Wonogiri. Surakarta: Tesis Universitas
lebih peduli terhadap kesehatan reproduksi Sebelas Maret.
nya. Frey, M.A. 1988. Social Support and Health:
A Theoretical Formulation Derivat From
King’s Conceptual Framework. Amerika
DAFTAR PUSTAKA
Serikat: University of Michigan.
Azwar, S. 2000. Sikap Manusia: Teori Ghufron, M.N., & Rini R.S. 2010. Teori-
dan Pengukurannya (Edisi kedua). Teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Yogyakarta: Pustaka Belajar. Media.
Bandura, A. 1987. Social Foundation of Glandz, Karen. 2008. Health Behavior and
Thought and Action: A Social Cognitive Health Education (Theory, Research,
Theory. Englewood Cliff, NJ: Prentice and Practice 4th Edition. U.S.A: Jossey
Hall. Bass.
Bandura, A. 1997. Self Efficacy: The Exercise Hadi, S. 2000. Methodology Research (Jilid
of Control. New York: Freeman and 1-4). Yogyakarta: Yayasan Penerbitan
Company. Fakultas psikologi Universitas Gadjah
Basri, A.H. 2011. Hubungan Pengetahuan, Mada.
Sikap dan Motivasi Terhadap Tindakan Hokum. 2013. Penatalaksanaan Payudara
Pemeriksaan Payudara Sendiri pada Te r k i n i . J a k a r t a : P o p u l e r O b o r.
Mahasiswa FKM UNHAS. Makassar: International Agency for Research
Skripsi FKM Universitas Hasanuddin. on Cancer (IARC) / WHO. 2012.
Chen, R. 2012. Solusi Cerdas mencegah dan GLOBOCAN 2012: Estimated Cancer
Mengobati Kanker. Jakarta: PT. Agro Incidence, Mortality, and Prevalence
Media Pustaka. Data Kanker Indonesia worldwide in 2012.
Tahun 2010. Badan Registrasi Kanker Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset
Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Kesehatan Dasar (Riskesdas). Jakarta:
Indonesia (IAPI) dan Yayasan Kanker Badan Litbang Kemenkes RI.
Indonesia (YKI). Kementerian Kesehatan RI. 2014. Buletin
Deniar, O.R. 2013. Pengaruh Pendidikan Jendela, Data dan Informasi Kesehatan.
Kesehatan Tentang Pencegahan Kanker Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Payudara Terhadap Tingkat Pengetahuan Mardhiani, Luwia. 2003. Problematik dan
dan Sikap pada Wanita Usia Produktif di Perawatan Payudara. Jakarta: Kawan
Desa Sumur Musuk Boyolali. Pustaka.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Masyitah, Siti. 2013. Gambaran Praktik
2009. Program-Program Kesehatan. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
Jakarta: Depkes RI. pada Mahasiswi S1 Reguler Universitas
Desanti, Ophi Indria., Sunarsih, Supriyati. Indonesia Tahun 2013 Menggunakan
2010. Perception of Women with Risk Pendekatan Health Belief Model. Depok:
of Breast Cancer About Breast Self Skripsi FKM Universitas Indonesia.
Examination at Semarang City, Central Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi
Java. Berita Kedokteran Masyarakat. Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada
Vol. 26, No. 3, September 2010. [Jurnal Media.
Online diakses pada tanggal 9 Januari Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku
2017]. Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Windi Susilowati dan M. Bagus Q., Self Efficacy Perempuan Usia 35-44 Tahun… 221

Notoatmodjo, S. 2007. Pendidikan dan Sari, T.M. 2013. Faktor-Faktor yang


Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Berhubungan dengan Perilaku Deteksi
Cipta. Dini Kanker Payudara pada Wanita
Notoatmodjo, S. 2010. Pendidikan dan Pasangan Usia Subur di Desa Dawung
Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Kebakkramat Karanganyar. Surakarta:
Cipta. Skripsi Universitas Muhammadiyah
Notoadmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Surakarta.
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Schultz, D. & Schultz, E.S. 2005. Theories
Nursalam. 2003. Konsep & Penerapan of Personality (8th ed). Wodsworth.
Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Setiawan, F.S. 2012. Hubungan Pengetahuan
Jakarta, Salemba Medika. dan Deteksi Dini (SADARI) dengan
Olfah, Yustiana. 2014. Pengaruh Pelatihan Keterlambatan Penderita Kanker
Menggunakan Modul Tentang Kanker Payudara Melakukan Pemeriksaan di
Payudara Terhadap Pengetahuan, RSUD. Kraton Kabupaten Pekalongan.
Minat dan Perilaku dalam Melakukan Pekajangan: Skripsi STIKES
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Muhammadiyah Pekajangan.
pada Wanita Usia 20–40 Tahun di Setiati, E. 2009. Waspadai 4 Kanker
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Ganas Pembunuh Wanita World Health
(DIY). Yogyakarta: Prosiding Konferensi Organization. 2013. Prevention. Cancer
Nasional II PPNI Jawa Tengah. control: Knowledge into action: WHO
Purwoastuti, Endang. 2008. Kanker guide for effective programmes: module
Payudara. Yogyakarta: Kanisius. 2). Geneva: World Health Organization.
Putri, Naura. 2009. Deteksi Dini Kanker Yang, R-J. 2010. Motivations and Reason for
Payudara. Yogyakarta: Aura Media. Women Attending a Breast Self Examination
Rasjidi, Imam. 2009. Deteksi Dini Kanker Training Program: A Qualitative Study.
Payudara. Jakarta: CV. Sagung Seto. Taiwan: BMC Womens Health.

Potrebbero piacerti anche