Sei sulla pagina 1di 6

Vol 1 No 2 Tahun 2017 ISSN 2580-3123

Umbilical Cord Care Effectiveness Closed and Open To Release Cord Newborn

Risa Pitriani1, Ika Putri Damayanti2, Rita Afni3


Dosen Kebidanan STIKes Hang Tuah Pekanbaru
Email: risa.armanda@yahoo.co.id

ABSTRACT
Cause of early neonatal death was infection by (57.1%). The infection is neonatal tetanus
were disebebkana by cord care that is not true and sterile. The research goal is to
determine the level of effectiveness of Umbilical Cord Care Closed And Open With
Release of Newborn Umbilical Cord. This research was conducted in Puskesmas Rumbai
Coastal. The population in this study were all newborns (age 0˗14 days) in the month of
February to April 2015. The sample in this study were all infants (aged 0˗14 day) were
born in February-April 2015 as many as 32 people. This type of research is true
experimental design (pure experimentation) with a kind of post test only control design.
The analysis used is the analysis of univariate and bivariate. From the statistical test
showed that variants of two groups of P Value 0.169> 0.05, which means that the
variance of the two groups are the same. P Value T test Test we can see that P Value
0.000 <0.05, which means that there is a significant difference between open and cord
care umbilical cord care covered by the release cord. Health workers are expected to do
counseling or training about cord care closed and open so that the cord separated in time
and reduces the occurrence of infection in the baby's umbilical cord.

Key words: Umbilical Cord Care, Release Cord, Newborn

PENDAHULUAN steril, pemakaian obat-obatan, bubuk


atau daun-daunan yang ditaburkan ke
Tali pusat adalah dua arteri
tali pusat sehingga dapat
umbilikal yang mengalirkan darah
mengakibatkan infeksi (Supriyanik,
„kotor‟ (berisi zat metabolik) dari
2012).
janin ke plasenta dan sebuah arteri
Berdasarkan Survey
umbilikal yang mengalirkan darah
Demogafi dan Kesehatan Indonesia
segar (kaya akan oksigen dan
(SDKI) 2007/2008, angka kematian
nutrien) dari plasenta ke janin
bayi di Indonesia mencapai 34/1000
(Prawirohardjo, 2011). Biasanya
kelahiran hidup. Penyebab kematian
setelah bayi dan plasenta lahir
neonatal dini adalah infeksi sebesar
dilakukan pengikatan tali pusat
(57,1%). Infeksi tersebut adalah
dengan menggunakan klem plastik
tetanus neonatorum yang
pada tali pusat, selanjutnya dilakukan
disebebkana oleh perawatan tali
perawatan tali pusat pada bayi baru
pusat yang tidak benar dan steril.
lahir (JNPK-KR, 2012).
Banyak pendapat tentang cara
Menurut Depkes RI (2009),
terbaik dalam merawat tali pusat.
tujuan perawatan tali pusat adalah
Telah dilaksanakan beberapa uji
untuk mencegah terjadinya penyakit
klinis untuk membandingkan cara
infeksi seperti tetanus neonatorum
perawatan tali pusat agar tidak terjadi
pada bayi baru lahir. Penyakit ini
peningkatan infeksi, yaitu dengan
disebabkan karena masuknya spora
membiarkan luka tali pusat terbuka
kuman tetanus ke dalam tubuh
dan membersihkan luka hanya
melalui tali pusat, baik dari alat

Jurnal Doppler Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 58


Vol 1 No 2 Tahun 2017 ISSN 2580-3123

dengan air bersih. Negara-negara melalui tali pusat, karena


yang beriklim tropis perlu pemotongan dengan alat tidak steril,
mewaspadai penggunaan alkohol infeksi juga dapat terjadi melalui
yang dahulu populer dan terbukti pemakaian obat, bubuk atau daun-
efektif untuk membersihkan tali daunan yang digunakan masyarakat
pusat, karena sesungguhkan alkohol dalam merawat tali pusat.
akan mudah menguap didaerah panas Data dari Dinas Kesehatan
dan dengan demikian efektifitasnya Kota Pekanbaru Riau tahun 2013, di
akan menurun (Dewi, 2010). Kota Pekanbaru terdapat 475
Berdasarkan program tetap kematian bayi yang disebabkan oleh
(protap) pemerintah cara perawatan Asfiksia, Hipotermi, BBLR, Infeksi
tali pusat adalah tidak membungkus dan Kelainan Jalan Lahir, yang
puting pusat atau perut bayi ataupun disebabkan oleh infeksi tali pusat
mengoleskan cairan atau bahan sebanyak 2 kasus kematian (Dinas
apapun ke puting tali pusat. Namun, Kesehatan Kota Pekanbaru, 2013).
dapat mengoleskan alkohol atau Menurut data yang diperoleh
betadin (terutama jika pemotongan dari Dinas Kesehatan Kota
tali pusat tidak terjamin DTT atau Pekanbaru tahun 2012 angka
steril masih di perkenankan) tetapi kelahiran tertinggi terdapat
tidak dikompreskan karena akan Puskesmas Rumbai Pesisir yaitu
menyebabkan tali pusat menjadi berjumlah 2555 kelahiran dan
basah atau lembab (JNPK-KR, Puskesmas dengan angka kelahiran
2012). terendah adalah Puskesmas Muara
Menurut syafrudin dalam Fajar yang berjumlah 226 kelahiran
Martini (2012), saat ini 45 % (Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru,
kematian bayi terjadi pada usia 2013).
kurang dari 1 bulan. Penyebab utama Data yang diperoleh dari
kematian neonatus adalah tetanus Puskesmas Rumbai Pesisir Bidan
neonatorium, berat bayi lahir rendah Praktek Swasta Yulinar dan Bidan
(BBLR) dan asfiksia. Upaya yang Praktek Swasta Dince Safrina
dilakukan untuk mencegah kematian merupakan salah satu Bidan Praktek
neonatus diutamakan pada Swasta dengan angka persalinan
pemeliharaan kematian sebaik tertinggi dan berdasarkan servei
mungkin dengan pertolongan pendahuluan yang telah dilakukan
persalinan kala 3 yang bersih dan menunjukkan bahwa masih banyak
perawatan tali pusat yang higienis. ibu yang mengatakan masih merawat
Selain itu, menurut Manuaba tali pusat dengan menggunakan kasa
(2001) dalam Zuniyah (2009), angka yang dilumuri betadin, kassa, dan
kejadian infeksi bayi baru lahir di daun-daunan sehingga tali pusat
Indonesia berkisar antara 24% puput lebih lama.
hingga 34%, dan hal ini merupakan Sedangkan berdasarkan
penyebab kematian yang kedua program tetap pemerintah sudah
setelah asfiksia neonatorum yang mencanangkan bahwa tidak di
berkisar antara 49% hingga 60%). anjurkan lagi merawat tali pusat
Sedangkan menurut Mochtar (1999) dengan cara membungkus dan
dalam Zuniyah (2009) , sebagian menutupi tali pusat, cukup dengan
besar infeksi bayi baru lahir adalah membiarkan tali pusat terbuka, itu
tetanus neonatorum yang ditularkan akan menyebabkan tali pusat cepat

Jurnal Doppler Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 59


Vol 1 No 2 Tahun 2017 ISSN 2580-3123

kering dan puput. Berdasarkan latar dilakukan dengan analisis bivariat


belakang diatas maka peneliti tertarik bertujuan untuk mengetahui
untuk meneliti tentang “Efektifitas signifikan pengaruh antara variable
Perawatan Tali Pusat Tertutup dan dependen (Efektifitas) dan variable
Terbuka dengan Pelepasan Tali Pusat independen (Pelepasan) dengan uji T
pada Bayi Baru Lahir di Wilayah test.
Kerja Puskesmas Rumbai Pesisir
Tahun 2014”. HASIL
Tujuan penelitian ini untuk Analisis Univariat
mengetahui tingkat Efektifitas
Perawatan Tali Pusat Tertutup Dan Tabel 1
Terbuka Dengan Pelepasan Tali Distribusi Pelepasan Tali Pusat
Pusat Bayi Baru Lahir Di Wilayah Pada Perawatan Tali Pusat Terbuka
Dan Tertutup
Kerja Puskesmas Rumbai Pesisir
Tahun 2014. Pelepasan tali Pelepasan tali
pusat pada pusat pada
METODE No
perawatan perawatan
Penelitian ini bersifat true terbuka tertutup
experimental design (eksperimen 1 6 9
2 8 10
murni) dengan jenis disain post test 3 5 12
only control, yaitu melihat pengaruh 4 7 7
keefektifan perawatan tali pusat 5 8 12
tertutup dan terbuka dengan 6 5 14
pelepasan tali pusat. Populasi pada 7 4 10
8 6 9
penelitian ini adalah seluruh bayi 9 6 9
baru lahir (usia 0˗14 hari) yang ada 10 6 12
di wilayah kerja Puskesmas Rumbai 11 5 10
Pesisir. Sampel dalam penelitian ini 12 5 13
adalah bayi baru lahir (usia 0-14 13 7 8
14 8 10
hari) di bulan Februari-April 2015 di
15 5 9
wilayah kerja Puskesmas Rumbai 16 5 10
Pesisir sebanyak 32 orang. Rata 6 Hari 10,25 Hari
Teknik pengumpulan data
terdiri dari data primer dan data Hasil analisis univariat yang
sekunder. Data primer diperoleh dari dilakukan pada 32 orang bayi baru
hasil perawatan tali pusat terbuka lahir, 16 orang diberikan perawatan
dan tertutup kemudian waktu tali pusat terbuka dan 16 orang
pelepasan tali pusat. Sedangkan data lainnya diberikan perawatan tali
sekunder diperoleh dari hasil pusat tertutup, diketahui bahwa rata-
penelusuran dokumentasi jumlah rata pelepasan tali pusat yang
bayi baru lahir yang berada di diberikan perawatan terbuka adalah 6
wilayah kerja Puskesmas Rumbai hari, sedangkan rata-rata pelepasan
Pesisir Pekanbaru tahun 2014. tali pusat bayi yang diberikan
Analisis data dilakukan dengan 2 perawatan tali pusat secara tertutup
tahapan, tahapan pertama yaitu adalah 10 hari.
analisis univariat, dan tahap kedua

Analisis Bivariat

Jurnal Doppler Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 60


Vol 1 No 2 Tahun 2017 ISSN 2580-3123

Tabel 2
Perbedaan Nilai Rata-Rata Perawatan Tali Pusat Terbuka Dan Tertutup Terhadap
Pelepasan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir Di Wilayah Kerja Puskesmas Rumbai
Pesisir Pada Tahun 2014
Kelompok Perlakuan Rata-Rata Varians Dua P Value
Pelepasan Tali Kelompok
Pusat
Perawatan tali pusat terbuka 6
0,169 0,000
Perawatan tali pusat tertutup 10,25
diangkat (bukan ditarik). Selama
Hasil uji statistik dapat diketahui sebelum tali pusat puput, sebaiknya
bahwa varians dua kelompok P bayi tidak dimandikan dengan cara
Value 0,169 > 0,05 yang berarti dicelupkan ke dalam air, cukup dilap
bahwa varians dua kelompok adalah saja dengan air hangat. Tali pusat
sama. P Value uji T Test dapat kita harus dibersihkan sedikitnya 2x
lihat bahwa P Value 0,000 < 0,05 sehari selama
yang berarti bahwa ada perbedaan
yang bermakna antara perawatan tali balutan atau kain yang bersentuhan
pusat terbuka dan perawatan tali dengan tali pusat tidak dalam
pusat tertutup dengan pelepasan tali keadaan kotor atau basah. Tali pusat
pusat. juga tidak boleh dibalut atau ditutup
rapat dengan apapun, karena akan
PEMBAHASAN membuatnya menjadi lembab. Selain
Efektifitas perawatan tali pusat memperlambat puputnya tali pusat,
tertutup dan tali pusat terbuka juga dapat menimbulkan resiko
terhadap pelepasan tali pusat pada infeksi. Intinya adalah membiarkan
bayi baru lahir. Dari hasil penelitian tali pusat terkena udara agar cepat
yang dilakukan perawatan tali pusat mengering dan terlepas.
terbuka memiliki rata-rata pelepasan Perawatan tali pusat dilakukan
tali pusat adalah 6 hari sedangkan secara bersih tidak menganjurkan
perawatan tali pusat tertutup untuk mengoleskan bahan atau
memiliki rata-rata pelepasan tali ramuan apapun pada puntung tali
pusat adalah 10 hari. Hasil uji t pusat (Depkes RI, 2000). Perawatan
independen menunjukkan P Value tali pusat yang dilakukan secara rutin
0,000 < 0,05 yang berarti bahwa ada menggunakan air dan dikeringkan
perbedaan yang bermakna antara menggunakan air bersih ini, tidak
perawatan tali pusat terbuka dan menyebabkan peningkatan infeksi
perawatan tali pusat tertutup dengan serta merupakan salah satu cara yang
pelepasan tali pusat. paling efektif untuk perawatan tali
Menurut rekomendasi WHO, pusat (Depkes RI, 2000).
cara perawatan tali pusat yaitu cukup Dampak positif dari perawatan
membersihkan bagian pangkal tali tali pusat adalah bayi akan sehat
pusat, bukan ujungnya, dibersihkan dengan kondisi tali pusat bersih dan
menggunakan air dan sabun, lalu tidak terjadi infeksi serta tali pusat
kering anginkan hingga benar-benar pupus lebih cepat yaitu antara hari ke
kering. Untuk membersihkan 5-7 tanpa ada komplikasi (Hidayat,
pangkal tali pusat, dengan sedikit 2005).
Hasil penelitian diatas sejalan
dengan penelitian (Redjeki, 2012),

Jurnal Doppler Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 59


Vol 1 No 2 Tahun 2017 ISSN 2580-3123

mengyatakan bahwa rata-rata pelepasannya sehingga bakteri tidak


pelepasan tali pusat dengan mudah masuk.
menggunakan kasa steril 5,53 hari
dibanding dengan menggunakan kasa KESIMPULAN
alkohol. Penelitian yang sama juga Berdasarkan hasil penelitian
dilakukan oleh (Permanasari, 2009) yang tilah dilakukan di wilayah kerja
dengan hasil yang menunjukkan puskesmas rumbai pesisir tahun 2014
bahwa pelepasan tali pusat terbuka dapat disimpulkan ada perbedaan
dengan kasa kering lebih cepat yang bermakna antara perawatan tali
dibandingkan dengan perawatan pusat terbuka dan perawatan tali
tertutup yang menggunakan kasa pusat tertutup dengan pelepasan tali
alkohol. Penelitian yang dilakukan pusat yaitu P Value 0,169 > 0,05.
Dian dan Bambang (2009) tentang “
Perbedaan lama pelepasan tali pusat DAFTAR PUSTAKA
antara perawatan tertutup dengan Dewi, V. Nanny Lia. 2010. Asuhan
yang dibiarkan terbuka”. Penelitian Neonatus dan Bayi Baru
ini menunjukka6 bahwa lama Lahir. Jakarta : Selemba
pelepasan tali pusat ditinjau dari rata- Medika.
ratanya yang paling cepat adalah Dian, KP & Bambang, E.S. 2009.
perawatan tali pusat terbuka, dan Perbedaan lama lepas tali
yang paling lama adalah perawatan pusat antara perawatan
tali pusat tertutup. tertutup dengan yang
Menurut asumsi peneliti yang dibiarkan terbuka. Jurnal
didukung oleh beberapa teori diatas, program studi ilmu
maka dapat dinyatakan bahwa salah keperawatan, FK, UMY,
satu penyebab lamanya puput tali Yogyakarta.
pusat dipengaruhi oleh perawatan tali Hidayat, Alimul. 2009. Asuhan
pusat yang dilakukan oleh ibu Neonatus Bayi dan Balita.
tersebut seperti menutup tali pusat Jakarta EGC.
dengan kassa alkohol dan JNPK-KR. 2012. Asuhan Persalinan
mengikatkan gurita pada perut bayi, Normal dan Inisiasi
sehingga ditarik kesimpulan bahwa Menyusui Dini. Jakarta:
adanya perbedaan lamanya puput tali JNPK.
pusat terhadap perawatan tali pusat, Martini, Diah Eko. 2010. Perbedaan
maka perlu dilakukan pembinaan Lama Pelepasan Tali Pusat
tentang cara perawatan tali pusat Bayi Baru Lahir Yang
pada ibu yang memiliki bayi baru Mendapatkan Perawatan
lahir. Perawatan yang menggunakan Menggunakan Kassa Kering
kasa alkohol (tertutup) menyebabkan Dan Kompres Alkohol Di
tali pusat terus menerus lembab Desa Plosowahyu Kabupaten
sehingga memperlambat pelepasan Lamongan, (Online) vol. 03,
tali pusat dan mempermudah No.VIII. diakses tanggal 10
timbulnya infeksi karena spora yang Januari 2014.
masuk kedalam ujung tali pusat yang Permanasari, D. 2009. Perbedaan
masih lembab, sedangkan perawatan lama pelepasan tali pusat
tali pusat dengan menggunakan kasa antara perawatan tertutup
kering (terbuka) lebih cepat dengan yang dibiarkan
terbuka, FK, UNY.

Jurnal Doppler Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 60


Vol 1 No 2 Tahun 2017 ISSN 2580-3123

Redjeki, dkk. 2002. Perbedaan lama Yogyakarta (Online) diakses


pupus tali pusat dalam hal tanggal 10 Januari 2014.
perawatan tali pusat antara Zuniyati, S, Suryandari, A. Eka,
penggunaan kassa steril Anasari, T. 2009. Rerata
dengan kasa alkohol 70%. Waktu Pelepasan Tali Pusat
Supriyanik,Fita dan Handayani, Sri. Berdasarkan Jenis
2011. Perbedaan Perawatan Perawatan Tali Pusat Pada
Tali Pusat Dengan Bayi Baru Lahir Di
Menggunakan Asi Dan Kecamatan Patikraja
Dengan Kassa Kering Kabupaten Banyumas Tahun
Terhadap Lama Pelepasan 2009. Diakses tanggal 20
Tali Pusat Bayi Baru Lahir Januari 2014.
Di Bps Endang Purwati

Jurnal Doppler Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 61

Potrebbero piacerti anche