Sei sulla pagina 1di 10

Volume 01 Nomor 01 Maret 2019 P ISSN : 2086-5783

WIDYA BIOLOI E ISSN :


DAYA HAMBAT EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe barbadensis Miller)
TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus SECARA IN
VITRO

(INHIBITORY POWEROF ALOE VERA EXTRACT (Aloe Barbadensis Miller)


AGAINST BACTERIA GROWTH Staphylococcus Aureus IN VITRO)

Pramesti-Indah-Prabasari, P1., Sumarya, I M.2, Juliasih, N. K. A.2

1
Program Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Hindu Indonesia
2
Fakultas MIPA Universitas Hindu Indonesia Denpasar Bali-Indonesia
E-mail : mez_prabha@gmail.com

ABSTRACT
Aloe vera (Aloe barbadensis Miller) contains anthraquinone compounds,
flavonoids and saponins which are thought to have antibacterial effects so as to inhibit
bacterial growth. The purpose of the study was to determine the inhibitory power of
Aloe barbadensis Miller on the growth of Staphylococcus aureus bacteria. The pure
experimental study was conducted with The Randomized Posttest Only Control Group
Design using six (6) treatments, namely aloe vera extract with a concentration of 25%,
50%, 75%, 100%, Chloramphenicol 30 mcg antibiotics as a positive control, and sterile
aquadest as a control negative for Staphylococcus aureus bacteria grown on Mueller
Hinton media. After being treated, it was incubated for 24 hours and measured its
inhibitory power. The growth inhibition data of Staphylococcus aureus bacteria in the
form of inhibition zone diameter was analyzed statistically by Kruskal Wallis test, at
the level of confidence α = 0.05. The results showed that the average inhibitory effect
of Aloe vera extract on the growth of Staphylococcus aureus bacteria in concentrations
of 25%, 50%, 75% and 100% were 0 ± 0 mm; 7.125 ± 0.1250 mm; 8.375 ± 0.23936
mm; and 9.0 ± 0.40825 mm. Based on the results of the study concluded that aloe vera
extract can inhibit the growth of Staphylococcus aureus bacteria. The higher the
concentration of Aloe vera extract the greater the inhibitory effect on the growth of
Staphylococcus aureus bacteria.

Keywords: Aloe vera, Staphylococcus aureus, inhibitory power

ABSTRAK

Lidah buaya (Aloe barbadensis Miller) mengandung senyawa antrakuinon,


flavonoid dan saponin yang diduga mempunyai efek sebagai antibakteri sehingga
mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
daya hambat ekstrak lidah buaya (Aloe barbadensis Miller) terhadap pertumbuhan
bakteri Staphylococcus aureus.Penelitian eksperimen murni dilakukan dengan
rancangan The Randomized Posttest Only Control Group Design menggunakan enam
(6) perlakuan yaitu ekstrak lidah buaya dengan konsentrasi 25%, 50%, 75%, 100%,
23
Volume 01 Nomor 01 Maret 2019 P ISSN : 2086-5783
WIDYA BIOLOI E ISSN :
antibiotik Chloramphenicol 30 mcg sebagai kontrol positif, dan aquadest steril sebagai
kontrol negative terhadap bakteri Staphylococcus aureus yang ditumbuhkan pada media
Mueller Hinton. Setelah diberi perlakuan diinkubasi selama 24 jam dan diukur daya
hambatnya. Data daya hambatpertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus berupa
diameter zone hambat di analisis secara statistik dengan ujiKruskal Wallis, pada taraf
kepercayaan α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata daya hambat
ekstrak lidah buaya terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus secara
berturut-turut pada konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan 100% adalah0 ± 0 mm ; 7,125 ±
0,1250 mm ; 8,375 ± 0,23936 mm ; dan 9,0 ± 0,40825 mm. Berdasarkan hasil
penelitiandisimpulkan bahwa ekstrak lidah buaya dapat menghambat pertumbuhan
bakteri Staphylococcus aureus. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak lidah buaya semakin
besardaya hambatnya terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.

Kata kunci : Lidah buaya, Staphylococcus aureus, daya hambat

PENDAHULUAN samping proses metabolisme, seperti


Aloe merupakan tanaman family alkaloid, terpenoid, flavonoid, fenolik,
Liliaceae yang mempunyai spesies yang kumarin, kuinon, lignin, dan glikosida.
berbeda. Di antara spesies ini hanya satu Fungsi metabolit sekunder pada
jenis yang lazim digunakan sebagai organisme sangat bervariasi, antara lain
tanaman obat sejak ribuan tahun yang sebagai pelindung atau pertahanan diri
lalu, yaitu Aloe vera atau yang sering terhadap serangan atau gangguan yang
disebut dengan nama lidah buaya. Lidah ada disekitarnya dan sebagai antibiotik
buaya merupakan tanaman yang (Tamin dan Arbain, 1995).
fungsional karena semua bagian dari Kandungan zat aktif lidah buaya
tanaman ini dapat dimanfaatkan, baik yang sudah teridentifikasi antara lain
untuk perawatan tubuh maupun untuk Saponin, Sterol, Acemannan,
mengobati berbagai penyakit. Antrakuinon (Purbaya, 2003;
Berdasarkan hasil penelitian, lidah Furnawanthi, 2004). Selain itu, lidah
buaya dapat berfungsi sebagai buaya memiliki kandungan flavonoid,
antiinflamasi, anti jamur, antibakteri dan jenis quercetin dan kaempferol yang
regenerasi sel (Furnawanthi, 2007). diharapkan dapat menghambat
Senyawa kimia yang berkhasiat pertumbuhan bakteri. Kaempferol
obat dari tumbuhan merupakan hasil memiliki aktivitas anti bakteri dengan
dari metabolit sekunder, yaitu hasil mendenaturasi protein sel bakteri dan

24
Volume 01 Nomor 01 Maret 2019 P ISSN : 2086-5783
WIDYA BIOLOI E ISSN :
merusak membran sel tanpa dapat pigmen seperti putih dan kuning
diperbaiki lagi. Sedangkan quercetin (Dowshen, et al., 2002).
memiliki aktivitas meningkatkan Staphylococcus aureus dapat
permebilitas protein porin bakteri ditemukan pada permukaan kulit sebagai
terhadap flavonoid lain. Adanya flora normal, terutama di sekitar hidung,
senyawa flavonoid, dimana secara mulut, alat kelamin, dan sekitar anus.
farmakologi senyawa flavonoid Dapat menyebabkan infeksi pada luka,
berfungsi sebagai zat anti inflamasi, anti biasanya berupa abses yang merupakan
oksidan, analgesik dan anti bakteri kumpulan nanah atau cairan dalam
(Sultana dan Anwar, 2008). jaringan yang disebabkan oleh infeksi.
Penyakit infeksi akibat bakteri Infeksi Staphylococcus aureus dapat
merupakan penyakit yang sudah sering menular selama ada nanah yang keluar
dijumpai di berbagai negara berkembang dari lesi. Selain itu jari jemari juga dapat
seperti Indonesia. Penyakit ini juga bisa membawa infeksi Staphylococcus
disebut penyakit rakyat karena aureus dari satu bagian tubuh yang luka
menyerang hampir seluruh lapisan atau robek (Dowshen, et al.,2002).
masyarakat. Di antara penyakit infeksi Penggunaan antibiotik untuk
yang disebabkan berbagai bakteri, yang mengobati penyakit infeksi, sering
masih menjadi perhatian yaitu infeksi menyebabkan terjadinya resistensi
bakteri Staphylococcus aureus (Putra, bakteri terhadap zat antibiotik. Dewasa
2011). Staphylococcus aureus ini masyarakat di Indonesia banyak yang
merupakan bakteri coccus gram positif, memanfaatkan obat herbal atau obat-
dengan bentuk bergerombol dan tidak obatan tradisional berbahan dasar dari
teratur seperti anggur. Staphylococcus tanaman obat, sebagai pengobatan
aureus tumbuh pada media cair dan alternatif. Salah satunya adalah
padat seperti NA (Nutrient Agar) dan pengobatan penyakit infeksi yaitu
BAP (Blood Agar Plate) dan aktif sebagai antibiotik alami yang
melakukan metabolisme, mampu terkandung di dalam tanaman khususnya
memfermentasikan karbohidrat tanaman Aloe vera (Depkes, 2007).
menghasilkan bermacam-macam Beberapa penelitian sebelumnya
menyatakan bahwa khasiat dan manfaat
25
Volume 01 Nomor 01 Maret 2019 P ISSN : 2086-5783
WIDYA BIOLOI E ISSN :
lidah buaya (Aloe vera) terhadap media pertumbuhan bakteri
pengobatan, khususnya pengobatan luka Staphylococcus aureus,biakan bakteri
yaitu oleh C.E.Collins, 1934 dari murni ATTC Staphylococcus aureus,
Amerika Serikat dan James Fulto, MD standar kekeruhan Mc. Farland 0,5%,
(dermatologist) dari Newport Beach, NaCl fisiologis 0,85%, dan larutan
California, AS yang dilakukan dengan hipoklorit 2%.
cara mengoleskan lidah buaya (Aloe
Metode
vera) pada luka borok dan luka operasi. Pembuatan ekstraksi lidah buaya
Hasil yang didapat menyatakan bahwa
Dua puluh kg lidah buaya segar
pengobatan luka tersebut lebih cepat
berwarna hijau, dicuci bersih dengan air
sembuhnya (Furnawanthi, 2002).
mengalir kemudian dipotong-potong
Sesuai dengan uraian diatas
tipis, dan dikering anginkan selama
maka diduga kuat ekstrak lidah buaya
kurang lebih 2-3 hari. Potongan-
memiliki aktivitas antibakteri terhadap
potongan kering dihaluskan dengan
bakteri Staphylococcus aureus. Untuk
blender hingga menjadi serbuk halus
itu perlu dilakukan penelitian tentang
dan dimaserasi dengan etanol 96 % pada
antivitas antibakteri dan kekuatannya
temperature kamar selama 24 jam.
dengan menentukan daya hambat dan
Filtratnya disaring dan dievaporasi
kekuatannya terhadap pertumbuhan
hingga semua filtratnya menguap dan
bakteri staphylococcus aureus.
didapatkan ekstrak kental berwarna
hijau kehitaman sebanyak 13,3 gram.
BAHAN DAN METODE
Bahan Pembuatan media Mueller Hinton
Bahan-bahan yang digunakan Sebanyak 13,3 g bubuk media
adalah ekstrak lidah buaya yang berasal Mueller Hintondilarutkan dalam 350 ml
dari lidah buaya jenis Aloe barbadensis aquadest dan dipanaskan hingga larut
Miller berumur 6 bulan, Etanol 96%, sempurna.Sterilisasi selama 15
kertas saring, aquadest steril, disk menitkemudian tuangkan ke dalam
antibiotik Chloramphenicol 30 mcg, petridish dan diamkan hingga beku dan
kertas cakram/disk blank, media Mueller simpan dalam keadaan terbalik.
Hinton, media Nutrient Agar sebagai
26
Volume 01 Nomor 01 Maret 2019 P ISSN : 2086-5783
WIDYA BIOLOI E ISSN :
Uji daya hambat secara difusi cakram jangka sorong yang berupa daerah jernih
disk
disekitar kertas cakram (dalam satuan
Sebanyak 1-3 koloni inokulum mm).
bakteri Staphylococcus aureus yang Penelitian eksperimen murni (True
sama diambil dan disuspensikan ke Experimental) menggunakan rancangan
dalam tabung yang berisi 5 ml larutan The Randomized Posttest Only Control
NaCl fisiologis 0,85% dan dibandingkan Group Design dilakukan dengan
kekeruhannya dengan standard memberikan enam (6) kelompok
kekeruhan Mc. Farland 0,5%. Suspensi perlakuan (n=4) masing-masing berupa
bakteri ditanam secara merata di cakram diskberisi ekstrak lidah buaya
permukaan media Mueller Hintondalam dengan konsentrasi 25% (P1), 50% (P2),
cawan petri kemudian tutup dan 75% (P3), 100% (P4), cakram disk
didiamkan selama 5-15 menit. Kertas antibiotik Chloramphenicol 30 mcg
cakram / disk blank yang sudah sebagai kontrol positif (K+), dan cakram
direndamdalam ekstrak lidah buaya disk berisi aquadest steril sebagai
masing-masing konsentrasi 25%, 50%, kontrol negative (K-) terhadap Subjek
75% dan 100%sampai jenuh, kertas disk bakteri Staphylococcus aureus.Setelah
blank yang direndam dalam 5 ml perlakuan diukur daya hambatnya
aquadest steril, dan disk antibiotik terhadap pertumbuhan bakteri
Chloramphenicol 30 mcg diletakkan Staphylococcus aureus.
pada permukaan Mueller Hinton dengan Data daya hambat ekstrak lidah
sedikit ditekan menggunakan pinset agar buaya terhadap pertumbuhan bakteri
melekat sempurna.Jarak antara cakram Staphylococcus aureus berupa diameter
disk yang satu dengan cakram disk zone hambat dianalisis secara
lainnya minimal 15 mm untuk statistikdengan uji Kruskal Wallisyang
memudahkan pembacaan. Selanjutnya dilanjutkan dengan uji U-Mann Whitney
diinkubasi pada suhu 35-37°C selama pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05).
18-24 jam dalam posisi cawan petri Kriteria daya hambat ekstrak lidah
yang terbalik. Kemudian diukur buaya terhadappertumbuhan bakteri
diameter zona hambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dianalisis secara
bakteri Staphylococcus aureusdengan komparasi yaitu dengan
27
Volume 01 Nomor 01 Maret 2019 P ISSN : 2086-5783
WIDYA BIOLOI E ISSN :
membandingkan diameter zone hambat kental berwarna hijau kehitaman
terhadap tabel keiteria zone hambat sebanyak 13,3 gram.
menurut Davis dan Stout (1971). Hasil eksperimenmenunjukkan
bahwa rerata ± SD daya hambat ekstrak
HASIL
lidah buaya terhadap pertumbuhan
Dari proses ekstraksi secara
bakteri Staphylococcus aureus pada
maserasi 20 kg lidah buaya dengan
kelompok perlakuan K- , K+ , P1 , P2 ,
pelarut etanol 96 % pada temperatur
P3 , dan P4 adalah seperti disajikan pada
kamarselama 24jam, diperoleh hasil
tabel 4.1 berikut.
ekstrak lidah buaya berupa ekstrak

Tabel 4.1Daya Hambat Ekstrak Lidah Buaya terhadap Pertumbuhan


BakteriStaphylococcus aureus
Rerata ± SD Daya Hambat Kriteria Zona Hambat
Kelompok Perlakuan
(mm)
K- 0±0a Lemah
b
K+ 24,750 ± 0,5000 Sangat kuat
P1 0±0a Lemah
P2 7,125 ± 0,1250c Sedang
P3 8,375 ± 0,23936d Sedang
P4 9,000 ± 0,40825d Sedang
Catatan:
1. Rerata dengan huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak
signifikan (p>0,05)
2. Rerata dengan huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang
signifikan (p<0,05)
3. K- = kontrol negative, K+ = kontrol positif, P1, P2, P3 dan P4 secara berturut-turut = perlakuan
dengan ekstrak lidah buaya konsentrasi 25 %, 50 %, 75 % dan 100 %.

Hasil eksperimen (table 4.1) pertumbuhan bakteri Staphylococcus


menunjukkan bahwa ekstrak lidah buaya aureus dengan rerata daya hambat secara
pada konsentrasi 25 % belum dapat berturut-turut adalah 7,125 ± 0,1250
menghambat pertumbuhan bakteri mm, 8,375 ± 0,23936 mm dan 9,000 ±
Staphylococcus aureus karena rerata 0,40825 mm, berbeda secara signifikan
daya hambatnya masih 0 ± 0 mm. (p<0,05) antara rerata pada konsentrasi
Sedangkan pada konsentrasi 50 %, 75 % 50% dengan 75% dan 100%. Berbeda
dan 100 % baru dapat menghambat secara tidak signifikan (p>0,05) antara

28
Volume 01 Nomor 01 Maret 2019 P ISSN : 2086-5783
WIDYA BIOLOI E ISSN :
rerata pada konsentrasi 75% dengan antibakteri dari ekstrak lidah buaya.
100%.Semakin tinggi konsentrasi Selanjutnya pada kelompok P2
ekstrak lidah buaya, semakin tinggi daya menghasilkan rerata daya hambat
hambatnya terhadap pertumbuhan sebesar 7,125 mm ± 0,2500, kelompok
bakteri Staphylococcus aureus. Daya P3 menghasilkan rerata daya hambat
hambat ekstrak lidah buaya terhadap sebesar 8,375 mm ± 0,4787, dan pada
pertumbuhn bakteri Staphylococcus kelompok P4 menghasilkan rerata daya
aureus adalah termasuk dalam katagori hambat sebesar 9 mm ± 0,8165. Daya
sedang. hambat tersebut menunjukkan semakin
tinggi konsentrasi ekstrak lidah buaya
PEMBAHASAN
maka semakin besar daya hambat
Ekstrak lidah buaya yang
terhadap bakteri Staphylococcus aureus
diperoleh melalui metode ekstraksi
(Tabel 4.1)
secara maserasi menggunakan pelarut
Ekstrak lidah buaya mempunyai
etanol 96 % berupa ekstrak kental
kemampuan menghambat pertumbuhan
berwarna hijau kehitaman, diduga
bakteri Staphylococcus aureus karena
mengandung senyawa aktif anti bakteri
menurut Hartanto dan Lubis (2002)
seperti flavonoid, saponin, kompleks
bahwa lidah buaya mengandung zat
antrakuinon antara lain aloe-emodin,
antibakteri berupa saponin, flavonoid,
aloin, barbaloin yang terdapat dalam
dan antrakuinon yang mampu
lidah buaya. Hal ini sesuai dengan
menghambat pertumbuhan bakteri
penelitian Natsir (2013).
Staphylococcus aureus. Mekanisme
Hasil penelitian menunjukkan
antibakteri antrakuinon yakni dengan
bahwa daya hambat ekstrak lidah buaya
menghambat sintesis protein dan sintesis
terhadap pertumbuhan bakteri
asam nukleat bakteri melalui berikatan
Staphylococcus aureus pada kelompok
dengan asam nukleat dan membentuk
P1 adalah 0 (tidak terbentuk zona
suatu kompleks yang mengganggu
hambat) karena pada konsentrasi 25%
fungsi dari cetakan DNA sehingga
tidak cukup untuk menghambat
sintesis RNA dan protein bakteri
pertumbuhan bakteri Staphylococcus
menjadi terhambat (Chang dan But,
aureus. Hal ini bisa disebabkan karena
2001). Senyawa antrakuinon dalam lidah
kurangnya jumlah senyawa aktif
29
Volume 01 Nomor 01 Maret 2019 P ISSN : 2086-5783
WIDYA BIOLOI E ISSN :
buaya yang dapat menghambat sintesis sintesis protein terganggu (Siswandono
protein dan sintesis asam nukleat dan Soekarjo, 2008 ; Doughetry dan
meliputi aloin A, aloin B, barbaloin, Pucci, 2012).
aloinoside A/B, aloenin B, aloe-emodin- Fenol dan flavonoid juga
8-O-glucoside (El-Sayed et al., 2016). diketahui memiliki aktivitas antibakteri
Kadar aloe-emodin dan aloin dengan cara merusak permeabilitas
yang terkandung dalam lidah buaya dinding sel bakteri (Sharita et al., 2015).
masing-masing mencapai 8,3 dan 76,1 Senyawa fenolik yang terkandung dalam
µmol/g (Chiang et al., 2012). Aloe- lidah buaya meliputi coumaric acid
emodin dan aloin yang berhasil diisolasi derivates, malonyl-3,4-O-
dari lidah buaya terbukti memiliki dicaffeoylquinic acid, caffeoyl quinic
aktivitas antibakteri terhadap bakteri acid hexoside, 3-O-caffeoyl-5-O-
Staphylococcus aureus. Aloe-emodin coumaroylquinic acid sedangkan
dan aloin memiliki aktivitas antibakteri senyawa flavonoid meliputi luteolin-6,8-
dengan spektrum yang luas karena selain C-diglucoside (lucenin II), luteolin-O-
dapat menghambat Staphylococcus xylosylglucoside malonylated, apigenin-
aureus dapat pula menghambat bakteri 6,8-C-diglucoside (vicenin II), luteolin-
Gram Negatif seperti Escherichia coli 8-C-glucoside (orientin), dan luteolin-6-
dan Shigella sonnei. C-g;ucoside (isoorientin) (El-Sayed et
Pandey and Mishra (2010) al.,2016).
menyatakan antrakuinon memiliki Senyawa antrakuinondapat
struktur yang analog dengan tetrasiklin. menyebabkanprotein bakteri menjadi
Antrakuinon memiliki 3 cincin inaktif dan kehilangan fungsinya,
sedangkan tetrasiklin memiliki 4 cincin sedangkan saponindapatmelarutkan lipid
pada strukturnya. Tetrasiklin bersifat pada membran sel bakteri akibatnya
bakteriostatik dan menghambat sintesis dapat menurunkan tegangan
protein bakteri dengan berikatan pada lipid,permeabilitas sel berubah, fungsi
sisi A (sisi yang berikatan dengan tRNA) sel bakteri menjadi tidak normal, dan sel
di subunit 30 S ribosom. Ikatan tersebut bakteri lisis danmati. Flavonoid sebagai
menyebabkan kesalahan pembacaan metabolit sekunder adalah senyawa fenol
antikodon dan kodon sehingga proses

30
Volume 01 Nomor 01 Maret 2019 P ISSN : 2086-5783
WIDYA BIOLOI E ISSN :
berfungsi sebagai anti inflamasi, anti Staphylococcus aureus dengan rerata
mikroba, dan anti oksidan (Natsir, 2013) zona hambat secara berturut-turut 7,125
Daya hambat ekstrak lidah buaya mm ; 8,375 mm ; dan 9 mm yang
dengan konsentrasi tertinggi (100%) tergolongke dalam kategori
dalam penelitian ini hanya mampu sedang.Semakin tinggi konsentrasi
menghambat pertumbuhan bakteri ekstrak lidah buaya semakin besar daya
Staphylococcus aureus dengan rerata hambatnya terhadap pertumbuhan
daya hambat sebesar 9 mm termasuk bakteri Staphylococcus aureus.
kategori sedang. Hal ini menunjukkan
DAFTAR PUSTAKA
bahwa kemampuan daya hambat ekstrak
Chang, H.M., and But, P.P.H. 2001.
lidah buaya tersebut masih dibawah Pharmacology and Applications of
kemampuan Chloramphenicol 30 mcg Chinese Materia Medica. Volume
I. World Scientific Publishing,
(kontrol positif) dengan kategori sensitif. Singapore. 70-71
Rerata daya hambat ekstrak
Chiang, H.M., Lin, Y.T., Hsiao, P.L., Su,
Lidah Buaya pada konsentrasi 50%, Y.H., Tsao, H.T., Wen, K.C. 2012.
75%, dan 100% dibandingkan dengan Determination of marked
components aloin and aloe emodin
kriteria zona hambat tergolong sedang. in Aloe vera before and after
Adapun beberapa faktor yang dapat hydrolysis. JFDA. 20(3): 646-652.

mempengaruhi ukuran zona hambat pada Davis, W.W. and Stout, T.R. 1971. Disc
metode difusi cakram yaitu : kepadatan plate method of microbiological
antibiotic assay. I. Factors
inokulum, waktu dari penggunaan influencing variability and error.
cakram, suhu inkubasi, ukuran petri, Applied Microbiol. 22: 659-665.

kedalaman medium agar, pemberian Depkes. 2007. Penggunaan antibiotik


aloe vera untuk menghambat
jarak pada cakram antibiotika, dan bakteri Staphylococcus aureus.,
komposisi medium (Syahidan, 2009). available at: http://wordpress.com/
Penggunaan-antibiotik-aloevera-
SIMPULAN untuk-menghambatbakteri.aureus.
html (diakses 6 Oktober 2017)
Berdasarkan hasil penelitian dan
Doughetry, T.J., and Pucci, M.J. 2012.
pembahasan, disimpulkan bahwa
Antibiotic Discovery and
Ekstrak lidah buaya pada konsentrasi Development. Springer, New York.
151
50%, 75%, dan 100% memiliki daya
hambat terhadap pertumbuhan bakteri
31
Volume 01 Nomor 01 Maret 2019 P ISSN : 2086-5783
WIDYA BIOLOI E ISSN :
Dowshen, D., and Parish. 2002. clinically isolated bacterial
Staphylococcus aureus. Jurnal pathogens. Appl Biochem
Appl Microbiologi 86 : 985-990 Biotechnol. 160:1356-1361

El-Sayed, A.M., Ezzat, S.M., El-Naggar, Purbaya, J.R. 2003. Mengenal dan
M.M., El-Hawary, S.S. 2016. In Memanfaatkan Khasiat Aloe vera.
Vivo diabetic wound healing effect cv Pionerjaya. Bandung. Hal 21-
and hpcl-dad-esi-ms/ms profiling 165.
of the methanol extracts of eight
Aloe species. Putra, D. 2011. Pengaruh Ekstrak Lidah
Rev.Bras.Farmacogn. 26:352-362 Buaya (Aloe vera) sebagai
Antimikroba terhadap Bakteri
Furnawanthi, I. 2002. Khasiat dan Shigella dysentriae secara In
Manfaat Lidah Buaya. Agro Media vitro.available from: http://www.-
Pustaka. Jakarta. scribd.com/pengaruhekstrak-lidah-
buaya(aloevera)sebagaiantimi-
Furnawanthi, I. 2004. Khasiat dan kroba terhadap-bakteri-shigella-
Manfaat Lidah Buaya Si Tanaman dysentriae-secara-invitro.html
Ajaib. Agro Media Pustaka. (diakses 7 Oktober 2017)
Jakarta. Hal 1-21.
Siswandono, dan Soekardjo, B. 2008.
Furnawanthi, I. 2007. Khasiat dan manfaat Kimia Medisinal. Airlangga
lidah buaya si tanaman ajaib. Edisi University Press, Surabaya.
8. Jakarta selatan: PT. AgroMedia
Pustaka. hal.1-29. Sultana, B. dan Anwar, F. 2008.
Flavonoal (kaempferol, quercetin,
Hartanto, E.S. dan Lubis, E.H.2002. merycetin) contents of Selected
Pengolahan Minuman Sari Lidah Fruits, Vegetables and Medicinal
Buaya (Aloevera linn.). Warta Plants. Food Chemistry. 108: 879-
IHP/J. Agro-Based Industry. 884.
Syahidan. 2009. Penuntun Praktikum
Natsir, N.A., 2013. Pengaruh Ekstrak
Pengetahuan Media dan
Daun Lidah Buaya (Aloe vera)
Reagensia I. Politeknik Kesehatan
Sebagai Penghambat Pertumbuhan
Bengkulu. Bengkulu.
BakteriStaphylococcus aureus
(jurnal). FMIPA Universitas Tamin, R dan Arbain, D.1995.
Pattimura. Ambon Biodiversity dan Survey
Etnobotani. Makalah lokakarya
Pandey, R., and Mishra, A. 2010.
Isolasi Senyawa Berkhasiat.
Antibacterial activities of crude
Kerjasama HEDS -FMIPA
extract of Aloe barbadensis to
Universitas ANDALAS. Padang.

32

Potrebbero piacerti anche