Sei sulla pagina 1di 13

EVALUASI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TENTANG

TATANAN KEBANDARUDARAAN NASIONAL


(STUDI PADA BANDAR UDARA SULTAN SYARIF KASIM II)

Oleh :
Ilman Nasution
Dosen Pembimbing : Prof. Dr. H. Sujianto, M.Si
Program Studi Ilmu Administarsi Negara FISIP
Universitas Riau
Kampus BinaWidya Km.12.5. Simpang Baru. Panam, Pekanbaru 28293,
Telp/fax (0761)63277

ABSTRAC
Based on direct observations in the field indicate that the airport system at
Sultan Syarif Kasim II Airport is still not in accordance with the established policy.
Preparation of the national airport system is based on aspects of spatial planning,
economic growth, environmental sustainability, security and aviation safety. The
indications can be formulated problems in this research that is how the policy of Airport
order at Sultan Syarif Kasim II Airport and the factors that affect the Airport order
policy at Sultan Syarif Kasim II Airport.
The author uses William N. Dunn's theory of evaluating policies based on
indicators of effectiveness, efficiency, adequacy, leveling, responsiveness and accuracy
for analyze in this problem. This research was conducted in Pekanbaru City, using
qualitative method. All answers obtained from informants / respondents and document
that can be through observation, analyzed to get conclusions and suggestions.
The results of this research indicate the implementation of the Airport system
at Sultan Syarif Kasim II Airport is not in accordance with the established policy. While
the factors affecting the Airport Regulation Policy at Sultan Syarif Kasim II Airport, the
Spatial Planning Plan (RTRW) of Pekanbaru City can not be used as the foundation of
development, quality and strength of Human Resources (HR) that has not been fulfilled,
the limited authority of local government . Prolonged community land acquisition,
limited public knowledge of this policy and fraudulent execution of duties between
supervisor and supervisor.

Keywords: effectiveness, efficiency, adequacy, leveling, responsiveness and


accuracy

JOM FISIP VOL 4 No. 2 – Oktober 2017 1


PENDAHULUAN perencanaan maupun pelaksanaannya
harus dapat mengsinkronisasikan dan
Penyelenggaraan pemerintahan
menyelaraskan pelaksanaan hubungan
daerah yang tercantum pada Undang-
kewenangan antara pemerintah daerah
Undang Dasar Negara Republik
yang terkait dan sinergis sebagai satu
Indonesia Tahun 1945 pasal 18 ayat 6
sistem pemerintah, sehingga dapat
tentang pemerintah daerah yang otonom,
mempertimbangkan secara akurat
bertujuan untuk mempercepat
terhadap ketersediaan dan kebutuhan
terwujudnya kesejahteraan masyarakat.
suberdaya guna dan hasil guna yang
Dasar pelaksanaan otonomi daerah
dilihat dari besarnya manfaat yang
adalah Undang-Undang Nomor 23
diperoleh dan kecilnya resiko yang akan
Tahun 2014 tentang pemerintah daerah.
dihadapi.
Penyelenggaraan pemerintahan
Didalam Peraturan Pemerintah
daerah diarahkan untuk mempercepat
Republik Indonesia Nomor 70 Tahun
terwujudnya kesejahteraan masyarakat
2001 tentang Kebandarudaraan, Pasal 3
melalui peningkatan pelayanan,
Ayat 1 mengatur penyusunan tatanan
pemberdayaan, dan peran serta
kebandarudaraan nasional yang
masyarakat, serta peningkatan daya
memperhatikan antara lain :
saing daerah dengan memperhatikan
1. Rencana Tata Ruang
prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan
2. Pertumbuhan Ekonomi
dan kekhasan suatu daerah dalam sistem
3. Kelestarian Lingkungan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4. Keamanan dan Keselamatan
Dalam pelaksanaan pemerintah daerah
Penerbangan
memiliki hak, wewenang dan kewajiban
Dari keempat dasar menjadi
untuk mengatur dan mengurus sendiri
dasar penyusunaan ataupun penataan
urusan pemerintahan dan kepentingan
dari Bandar Udara. Di Kota Pekanbaru
masyarakat setempat.
Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II
Pemerintah Daerah akhir-akhir
merupakan Bandar Udara yang melayani
ini dalam pelaksanaan pemerintah
jasa transportasi udara. Keadaan
daerah untuk memenuhi tuntutan dan
dilapangan jika Bandar Udara Sultan
keinginan pembangunan transportasi
Syarif Kasim II didasari atas empat
baik darat, laut dan udara di wilayah
aspek yang tertera di Peraturan
dalam melakukan studi kelayakan belum
Pemerintah Republik Indonesia Nomor
mempertimbangkan secara akurat
70 Tahun 2001 tentang
ketersediaan sumberdaya yang telah ada.
Kebandarudaraan dapat dilihat sebagai
Pembangunan transportasi juga belum
berikut :
sepenuhnya mengacu kepada ketentuan
1. Rencana Tata Ruang di Bandar
peraturan dan ketentuan teknis
Udara Sultan Syarif Kasim II
pembangunan transportasi.
jelas belum mengikuti peraturan
Berdasarkan Undang-Undang
yang berlaku. Pelanggaran izin
Nomor 38 Tahun 2007 tentang
bangunan dan berkembangnya
pembagian urusan daerah dan Peraturan
kegiatan terbangun dikawasan
Pemerintah Nomor 70 Tahun 2001
sekitar Bandar Udara terus
tentang Kebandarudaraan, urusan
meningkat.
pemerintah yang konkuren senantiasa
2. Pertumbuhan Ekonomi di Kota
ada bagian urusan yang menjadi
Pekanbaru mengalami
kewenangan pemerintah pusat, ada
peningkatan. Hal ini dipengaruhi
bagian urusan yang diserahkan kepada
oleh pertumbuhan penduduk dan
pemerintah daerah dalam penyusunan

JOM FISIP VOL 4 No. 2 – Oktober 2017 2


peningkatan jumlah penumpang Nasional (Studi Pada Bandar Udara
di Bandar Udara Sultan Syarif Sultan Syarif Kasim II)”.
Kasim II. Diperkirakan Bandar
Udara yang tersedia hanya dapat METODE
memenuhi permintaan hingga 10 Adapun jenis penelitian yang
tahun mendatang. peneliti lakukan adalah penelitian
3. Kelestarian Lingkungan kualitatif dengan metode deskriptif.
disekitaran kawasan Bandar Metode penelitian ini bertujuan untuk
Udara dikategorikan berbahaya. menganalisa, menggambarkan dan
Radiasi gelombang suara dari mengevaluasi bagaimana fenomena
kegiatan penerbangan akan tentang implementasi kebijakan tentang
mengganggu aktivitas dari tatanan kebandarudaraan nasional (studi
penduduk dan kegiatan sekolah. pada bandau udara Sultan Syarif Kasim
Didalam peraturan tertera II).
pembagian wilayah aktivitas.
4. Keamanan dan Keselamatan HASIL PENELITIAN
Penerbangan merupakan A. Kebijakan Tatanan
pembagian wilayah terhadap Kebandarudaraan Nasional
zona bahaya kecelakaan. Namun Pada Bandar Udara Sultan
masih terdapat bangunan Syarif Kasim II
permanen yang telah berdiri, Perkembangan Bandar Udara
menara komunikasi dan lainnya Sultan Syarif Kasim II harus berdasarkan
yang dapat mengganggu Peraturan Pemerintah Republik
penerbangan.
Indonesia Nomor 70 Tahun 2001 tentang
Berdasarkan analisa dari data dan
pengamatan di lapangan menunjukkan Kebandarudaraan. Kebandarudaraan
bahwa tatanan kebandarudaraan di meliputi segala sesuatu yang berkaitan
Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II dengan kegiatan penyelenggaraan bandar
masih belum dapat diimplementasikan udara dan kegiatan lainnya dalam
dengan baik. Hal-hal yang ditetapkan melaksanakan fungsi bandar udara untuk
dalam tatanan kebandarudaraan nasional menunjang kelancaran, keamanan, dan
antara lain rencana tata ruang,
ketertiban arus lalu lintas pesawat udara,
pertumbuhan ekonomi, kelestarian
lingkunga dan keamanan serta penumpang, kargo dan/atau pos,
keselamatan penerbangan. Dari keempat keselamatan penerbangan, tempat
aspek penataan kebandarudaraan perpindahan intra dan/atau antar moda
tersebut secara umum keempatnya serta mendorong perekonomian nasional
belum diimplementasikan secara baik dan daerah.
berdasarkan analiasa diatas. Tatanan Kebandarudaraan
Berdasarkan latar belakang
Nasional adalah suatu sistem
tersebut, penulis akan mengamati tatanan
kebandarudaraan nasional terkhusus di kebandarudaraan nasional yang memuat
Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II. tentang hirarki, peran, fungsi, klasifikasi,
Oleh karena itu penulis tertarik jenis, penyelenggaraan, kegiatan,
mangadakan penelitian dengan judul keterpaduan intra dan antar moda serta
“Evaluasi Implementasi Kebijakan keterpaduan dengan sektor lainnya.
Tentangg Tatanan Kebandarudaraan
Bandar Udara sebagai salah satu unsur
dalam penyelenggaraan penerbangan,

JOM FISIP VOL 4 No. 2 – Oktober 2017 3


merupakan tempat untuk dari kebijakan Tatanan Kebandarudaraan
menyelenggarakan pelayanan jasa di Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II
kebandarudaraan, pelaksanaan kegiatan belum tercapai. Hal ini dapat dilihat
pemerintahan dan kegiatan ekonomi bahwa tujuan dari kebijakan ini dari
lainnya, ditata secara terpadu guna semua rencana yang telah ditetapkan
mewujudkan penyediaan jasa belum tercapai secara keseluruhan
kebandarudaraan sesuai dengan tingkat dilapangan. Hal ini didukung oleh hasil
kebutuhan. wawancara dengan Kepala Bidang
Unsur-unsur penting yang sangat Udara Dinas Perhubungan Provinsi Riau,
berkaitan dengan tatanan Bambang. Dengan mengajukan
kebandarudaraan nasional yaitu rencana pertanyaan yaitu apa yang menjadi
tata ruang, pertumbuhan ekonomi, tujuan dan sasaran dari kebijakan ini?
kelestarian lingkungan dan keamanan Jawaban responden adalah sebagai
serta keselamatan penerbangan. Tatanan berikut:
kebandarudaraan ditujukan untuk “Ya, yang pastinya untuk
mendukung terciptanya struktur ruang mengatur standarisasi pembangunan
kota yang sesuai dengan arahan Bandar Udara di Indonesia.
Transportasi udara merupakan hal yang
pemanfaatan ruang dan penyebaran
sangat fital, karena beroperasi di udara.
kegiatan yang telah direncanakan. Standar sistem baik armada pesawat
Keberadaan Bandar Udara Sultan terbang, pembangunan Bandar Udara,
Syarif Kasim II perlu dievaluasi, standar operasional dan lainnya harus
mengingat kebijakan yang telah diperhatikan dengan baik. Ini jelas dari
direncanakan belum dapat Peraturan Pemerintah yang adek sebut
diimplementasikan dengan baik. Hal ini tadi, didalamnya mengkaitkan banyak
sangat disayangkan mengingat sudah 16 komponen yang terlibat.”
tahun kebijakan ini diterbitkan. Melihat Penulis juga mengajukan
tidak sejalannya antara ”harapan” pertanyaan lainnya untuk memperjelas
dengan ”kenyataan”, penulis melakukan
mengenai masalah ini, dengan
evaluasi kebijakan dengan menggunakan
teori kriteria evaluasi kebijakan menurut mengajukan pertanyaan yaitu bagaimana
William N. Dunn, dengan hasil sebagai menurut Bapak mengenai kebijakan
berikut: Tatanan Kebandarudaraan di Bandar
Udara Sultan Syarif Kasim II? Jawaban
1. Efektifitas responden adalah sebagai berikut:
Efektivitas adalah apabila suatu
“Ya Saya rasa semua pihak telah
kebijakan yang telah dikeluarkan
berbuat yang terbaik, ini terbukti
pemerintah tepat pada sasaran dan tujuan
Bandar Udara Sultan Syarim Kasim II
yang diinginkan. Keinginan pemerintah
yang sudah menjadi primadona
dalam mengeluarkan kebijakan supaya
masyarakat Provinsi Riau terkhusus
nilai-nilai yang diinginkan sampai
masyarakat Kota Pekanbaru. Meskipun
kepada publik. Agar masalah-masalah
sampai saat ini masih perlu terus kita
yang ada dilingkungan masyarakat dapat
perhatikan aspek pembangunan. Kita
diatasi dengan baik.
sadar ya disekitar Bandar Udara ada
Berdasarkan observasi yang
lahan masyarakat, ada banyak kegiatan
penulis lakukan di lapangan, efektivitas sosial dan yang adek perlu tahu juga

JOM FISIP VOL 4 No. 2 – Oktober 2017 4


peningkatan mutu dari Landasan Udara “Yaa begini ya dek, Saya yakin
milik AURI kita sudah meningkat. dan percaya bahwa semua aspek sudah
Tentunya kegiatan kemiliteran dan melakukan hal terbaik. Setiap tahun kita
penerbangan domestik ini akan sulit jika telah melakukan evaluasi bersama. Ya
digabungkan secara bersamaan dalam meskipun sebenarnya Bandar Udara ini
waktu panjang.”(Pada 28 Februari menjadi tanggungjawab Pemerintah
2016, 14.31 WIB) Pusat, tapi ya tidak mungkin pesawat
Mengenai keberadaan Bandar jatuh Kita tutup mata. Semua tentang
Udara Sultan Syarif Kasim II jika Bandar Udara berada dibawah
dikaitkan dengan kebijakan Tatanan Kementrian Perhubungan dan Badan
Kebandarudaraan terdapat empat aspek Otoritas Bandara.” (Pada 28 Februari
dasar penyusunan yaitu rencana tata 2016, 14.31 WIB)
ruang, pertumbuhan ekonomi, Untuk mempertegas jawaban
kelestarian lingkungan dan keamanan Kepala Bidang Udara Dinas
serta keselamatan penerbangan belum Perhubungan Provinsi Riau mengenai
dapat diimplementasikan dengan baik. efesiensi dari segi biaya, penulis
mengajukan pertanyaan kepada Kepala
2. Efisiensi Seksi Perencanaan Tata Ruang Bidang
Efisiensi adalah jumlah usaha Tata Ruang Dinas Pekerjaan Umum dan
yang diperlukan untuk menghasilkan Penataan Ruang Kota Pekanbaru,
tingkat efektivitas yang dikehendaki. Jeonafriko, ST. M.Eng. Dengan
Dimana didalam efisiensi dari sebuah mengajukan pertanyaan menurut bapak
kebijakan melihat berapa sumber daya usaha-usaha apa saja yang sudah dan
yang digunakan untuk penerapan sebuah akan dilakukan dalam pencapaian
kebijakan. Kebijakan yang telah kebijakan ini? Jawaban responen adalah
diimplementasikan pemerintah untuk sebagai berikut:
mengetahui seberapa banyak usaha yang “Tugas di Dinas PU dan
diperlukan untuk mencapai hasil yang Penataan Ruang ni banyak ya, tidak bisa
diinginkan. saya sebutkan satu-satu. Tapi untuk
Jika dilihat dari jumlah ketiga masalah ini ya transportasi kita
sub indikator diatas, yaitu biaya, waktu, melibatkan koordinasi banyak pihak,
dan tenaga yang telah maksimal seperti Dinas Perhubungan, ada juga
diberikan dalam penerapan kebijakan lapisan pemerintah provinsi, pemerintah
Tatanan Kebandarudaraan di Bandar kota, kalau untuk kawasan LANUD
Udara Sultan Syarif Kasim II, tetapi Angkatan Udara kita ada Komandan
tingkat efektivitas kebijakan tersebut Angkatan Udara, PT. Angkasa Pura II
rendah, maka dapat dikatakan bahwa ya, jadi banyak komponen. Untuk
kebijakan tersebut belum efisien. Hal ini sekarang tugas kami sudah berbeda
juga didukung oleh hasil wawancara dengan Dinas Tata Ruang dan
dengan Kepala Bidang Udara Dinas Bangunan dulu. Kalau dulu ada bidang
Perhubungan Provinsi Riau, Bambang. bangunan yang memberi izin, ada
Dengan mengajukan pertanyaan yang bidang pengawasan tu yang bakal
berkaitan dengan efisiensi dari segi memonitoring, ada bidang tata ruang
biaya, yaitu menurut Bapak usaha-usaha nah ni lah yang sekarang sudah pindah.
apa saja yang sudah dan akan dilakukan Jadi untuk perizinan, pengawasan sudah
dalam pencapaian kebijakan ini? satu pintu tidak kami lagi yang
Jawaban responen adalah sebagai mengurus.”
berikut:

JOM FISIP VOL 4 No. 2 – Oktober 2017 5


Mengenai tingkat efisiensi dari “Kinerja dalam hal apa dulu ni
segi tenaga dalam penerapan kebijakan ya?, kalau dalam bidang transportasi
Tatanan Kebandarudaraan di Bandar banyak pihak, bukan ranah saya ya dek
Udara Sultan Syarif Kasim II, maka mengukur atau ya menilai kinerja
penulis mengajukan pertanyaan yaitu seseorang. Dalam sini kita hanya
siapa saja yang terlibat didalam menyediakan lahan saja.”
perumusan kebijakan ini? Jawaban Untuk berkaitan dengan
responden adalah sebagai berikut : pengawasan yang dilakukan dengan
“Seluruh komponen, pemerintah, mengajukan pertanyaan yaitu bagaimana
masyarakat, Ada LSM, ada perguruan pengawasan yang dilakukan Dinas
tinggi, ada anggota dewan, ada tokoh Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
masyarakat.” (Pada 8 Maret 2017, Kota Pekanbaru dalam pelaksanaan
12.53 WIB) kebijakan tersebut? Jawaban responden
Dari hasil wawancara diatas adalah sebagai berikut :
dapat diambil kesimpulan bahwa “Nah tata ruang kan tugas pokok
kebijakan Tatanan Kebandarudaraan, saya ini kan sebagai Dinas PU dan
belum efisien. Mulai dari banyaknya Penataan Ruang Kota Pekanbaru ya,
pihak yang terlibat dalam perumusan, bersama tim-tim saya ini, mejaga ini,
pelaksanaan dan pengawasan. Dimana menjaga penggunaan tata ruang.
didalam perumusan banyak pihak-pihak Misalnya dalam wilayah Pekanbaru
yang dilibatkan didalam merumuskan yang luasnya 63 meter persegi itu. Kita
kebijakan ini. Selain itu besarnya biaya kan membagi lima.. membagi lima
untuk pembebasan lahan yang sangat wilayah. Namanya WP I, WP II sampai
membutuhkan biaya yang besar. Serta V kan WP nya. WP I itu apa saja, ya
dari segi sosialisasi, pelaksanaan dan itulah yang harus kita jaga, kita awasi,
pengawasan yang telah menghabiskan kita kontrol tepat atau tidak
biaya yang cukup besar, tetapi tetap saja penggunaanya. Misalnya perkantoran,
kebijakan yang ada belum efektif. ya jangan ada di sini apa namanya,
industri dalam kota. Itu yang dari kita
3. Kecukupan jaga. Artinya kita menjaga tata ruang
Kecukupan adalah berkenaan kita untuk tugas pokok saya itu.”(Pada 8
dengan seberapa jauh suatu kebijakan Maret 2017, 11.48 WIB)
tingkat efektivitas memuaskan Jadi, berdasarkan dua indikator
kebutuhan, nilai, atau kesempatan yang penilai diatas, dimana pada
menumbuhkan adanya masalah. kenyataannya kinerja pelaksana
penulis mengajukan pertanyaan kebijakan disimpulkan masih kurang
kepada Kepala Seksi Perencanaan Tata baik, begitu pula pengawasan yang
Ruang Bidang Tata Ruang Dinas dilakukan juga kurang baik. Artinya,
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang kriteria kecukupan dari kebijakan
Kota Pekanbaru, Jeonafriko, ST. M.Eng. Tatanan Kebandarudaraan di Bandar
Berkaitan dengan kinerja pelaksana Udara Sultan Syarif Kasim II belum
kebijakan dengan mengajukan terpenuhi. Hal ini dikarenakan tingkat
pertanyaan yaitu bagaimana menurut efektivitas kebijakan ini belum dapat
Bapak kinerja pelaksana kebijakan memuaskan kebutuhan, nilai, atau
Tatanan Kebandarudaraan di Bandar kesempatan yang menumbuhkan adanya
Udara Sultan Syarif Kasim II? Jawaban masalah yang ada di masyarakat.
responden adalah sebagai berikut: Ditambah didalam kebijakan ini tidak
adanya ketegasan dari aparat yang terkait

JOM FISIP VOL 4 No. 2 – Oktober 2017 6


didalam melakukan implementasi kemudian investor dalam hal ini seperti
kebijakan. PT. Angkasa Pura II sebagai operator
Saya pikir sudah cukup apa ya
4. Perataan pembagian peran disitu. Tinggal seiring
Pemerataan adalah berkenaan dengan Undang-Undang Nomor 23 itu
dengan pemerataan distribusi manfaat ya tentang Pemerintah Daerah peran
dari suatu kebijakan. Dapat dilihat dari tersebut harus lebih jelas gitu loh. Ya
pemerataan adalah apakah manfaat sebagai contoh di Kami ni ya, yang dari
distribusi ini merata kepada kelompok- Dinas Perhubungan Provinsi Riau ini,
kelompok yang berbeda, dimana ada bertanggungjawab dalam hal tata kelola
beberapa unsur kelompok dari kebijakan hubungan di provinsi. Namun disisi
yang harus diperhatikan yaitu dengan lainkan dalam Undang-Undang Nomor
indikator: 23 tersebut tidak punya kewenangan itu
a. Kelompok pemerintah loh itu. Nah ini yang harusnya juga
sebagai pembuat kebijakan diperjelas lagi mungkin dalam konteks
b. Kelompok swasta sebagai apa provinsi itu mempunyai andil ya.
objek kebijakan Makannya itu yang perlu lagi diperjelas,
c. Kelompok masyarakat memangsih ada masukan dari seluruh
sebagai impact dari provinsi-provinsi katakanlah adanya
kebijakan. peranan dalam hal tata kelola
Berdasarkan observasi yang keudaraan gitu. Dalam aspek-aspek
dilakukan peneliti dilapangan tertentu provinsi tetap punya andil
pemerataan distribusi manfaat dari katakanlah dalam hal perencanaan
kebijakan Tatanan Kebandarudaraan di pembangunan atau pengembangan dari
Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II Bandar Udara. Apakah tidak punya
masih belum merata kepada ketiga andil? Katakanlah misal di Provinsi
kelompok kebijakan. Hal ini dapat menyangkut tata ruang misalnya,
dilihat dari belum merata manfaat gitukann tata ruang berdasarkan
kebijakan ini untuk ketiga unsur Peraturan Daerah atau PERDA ya.
kelompok kebijakan diatas. Hal ini Seharunya ada kaitannya dengan
didukung oleh hasil wawancara dengan provinsi, nah ini yang tidak terlihat
Kepala Bidang Udara Dinas dimana di Undang-Undang tadi nah
Perhubungan Provinsi Riau, Bambang. makannya banyak masukan tu beberapa
Dengan mengajukan pertanyaan yaitu aspek dari provinsi yang seharusnya ada
menurut Bapak apakah manfaat andil didalamnya. Hanya antisipasi
kebijakan tersebut sudah merata dalam bidang pembinaan sistem
terhadap kelompok kebijakan yang ada melakukan masukan ya mengenai tata
yaitu pemerintah sebagai pembuat kelola angkutan udara gitu loh.” (Pada
kebijakan, swasta sebagai objek 28 Februari 2016, 14.31 WIB)
penelitian dan masyarakat sebagai Selain itu, penulis juga
impact kebijakan? Jawaban responden mewanwancarai ahli transportasi/
adalah sebagai berikut : perkotaan, Ir. Mardianto Manan, MT.
“Ya tanggungjawab itu Dengan mengajukan pertanyaan yaitu
sebenarnya banyak ya, stekholder yang menurut Bapak apakah manfaat
terlibat didalamnya. Pemerintah kebijakan tersebut sudah merata
sebagari legilator ya, kemudian terhadap kelompok kebijakan yang ada
masyarakat sebagai user dan kemudian yaitu pemerintah sebagai pembuat
sebagai inspektor ada Otoritas Bandara, kebijakan, swasta sebagai objek

JOM FISIP VOL 4 No. 2 – Oktober 2017 7


penelitian dan masyarakat sebagai maupun dari PT. Angkasa Pura II ?.
impact kebijakan? Jawaban responden Jawaban responden adalah sebagai
adalah sebagai berikut: berikut :
”Kalau berbicara ya dek, soal “Seingat Ibu ya nak, untuk
pemerataan itu ya saya lihat masih pemerintah kita ya belum ada ya. Ibu
belum lah ya atau kurang. Saya melihat sudah ngajar sekirat, dari tahun 2007
mungkin secara kasat mata aja mungkin udah 10 tahun lah ya belum ada. Tapi
belum secara menyelutuh ya. Kebijakan- untuk PT. Angkasa Puar II ni ya, dari
kebijakan itu memang kadang-kadang Bandar SSK II ni ya ada dulu. Mereka
lebih banyak berlaku bagi orang-orang kasih kami bantuang pembangunan
yang tidak punya dekingan, masyarakat pagar, wc juga dulu tu, terus ada kursi,
menengah ke bawah. Kadang kebijakan- meja untuk anak-anak ni ya belajar. Ada
kebijakan penentuan keruangan tadi itu juga untuk yang sekolah disini anaknya
kadang berlaku bagi orang-orang yang atau orang tuanya lah ya yang kerja di
tidak punya dekingan gitu. Tapi bagi Bandara ada beasiswa. Ada juga
orang yang berduit, orang yang punya beasiswa untuk yang berprestasi dan
kekuasaan biasanya lebih condong suka- yang kurang mampu. Tapi ya itu dek
suka dia aja. Tidak diberlakukan secara belum rutin lah ya, baru sebanyak tiga
adil dan sesuai aturanl. Walaupun masih kali. Sempat juga dulu kami dikasi sound
ada, tetap masih ada, tapi lebih banyak ya, lengkaplah ya sama mic nya. Karena
ini berlaku bagi kita-kita. Kadang izin terkadang mic kami ni denganr suara-
mendirikan bangunan itu berlaku suara apa giti, kayak orang ngomong
kadang-kadang berlaku bagi kita-kita sama pilot, ada kode-kode. Kadang juga
aja, bagi orang pejabat biasanya kadang berisik mic kami karena pesawat tu,
belum begitu tersentuh, tak ada tapi menara tower mereka. Ada juga Ibu
bukan begitu banyak. Apalagi Bandara dengar dari teman-teman Ibu ya, dengar
ini ada badan usahanya ya, ada PT. aja sih, ada tu mau pembangunan lagi,
Angkasa Pura II, pastilah mereka ada jadi tanah mereka mau diganti rugi, tapi
kerjasama. Lihat aja masih ada banyak nolak, tidak sesuia katanya.
bangunan d kawasan sekitaran Bandara, Harga yang ditawarkan jauh dari harga
padahal itu bahaya. Ada bangunan setengah yang teman Ibu tu jual”(Pada
sekolah yang sudah ada, itu harus 28 Februari 2017, 11.26 WIB)
diberika perhatian khusus baik fisik Berdasarkan observasi peneliti
bangunan maupun kegiatan dilapangan dan hasil wawancara dapat
sekolahnya.”(Pada 20 Maret 2017, disimpulkan bahwa kriteria pemerataan
15.26 WIB) dari evaluasi kebijakan Tatanan
Untuk mempertegas jawaban dari Kebandarudaraan di Bandar Udara
ahli transportasi/ perkotaan, Ir. Sultan Syarif Kasim II belum terpenuhi,
Mardianto Manan, MT., mengenai karena distribusi manfaat dari kebijakan
pemerataan distribusi kebijakan ini belum merata terhadap tiga kelompok
terkhusus pada bangunan pendidikan kebijakan yang ada. Yaitu kelompok
yang telah ada. Penulis mewawancarai pemerintah sebagai pembuat kebijakan,
Guru Sekolah Dasar Negeri (SDN) 160 kelompok swasta sebagai objek
Kota Pekanbaru, Lissrimurni S.Pd., kebijakan dan kelompok masyarakat
dengan mengajukan pertanyaan yaitu sebagai impact dari kebijakan. Manfaat
distribusi apa yang telah diberikan dari kebijakan ini hanya dapat dirasakan
kepada sekolah baik dari Pemerintahan oleh orang-orang tertentu, pihak-pihak
Provinsi Riau dan Kota Pekanbaru

JOM FISIP VOL 4 No. 2 – Oktober 2017 8


tertentu yang mempunyai pengaruh juga harus tau ini ya bagaimana
didalam roda pemerintahan. konsekuensinya ketika membangun satu
objek disitu. Seperti gangguan
5. Responsivitas kebisingan, faktor resiko kecelakaan dan
Responsivitas adalah berkenaan masyarakat juga harus tau resiko-resiko.
dengan seberapa jauh suatu kebijakan Sehingga ketika mereka membangun
dapat memuaskan kebutuhan, preferensi, rumah, membangun sekolah itu tidak
atau nilai kelompok-kelompok sadar atas penerimaan dampak, jadi
masyarakat yang menjadi target jangan salahkan PT. Angkasa Pura
kebijakan. Kebijakan ingin melihat apalagi pihak Bandar Udara, menurut
bagaimanakah tanggapan dari saya itu. Masyarakat banyak
masyarakat yang menjadi kelompok menyatakan rugi ya mendapatkan
target kebijakan. Indikatornya adalah kerugianlah ya dalam aktivitas sosial
respon masyarakat terhadap kebijakan. mereka.”(Pada 28 Februari 2017,
Berikut merupakan hasil 14.31 WIB)
wawancara dengan Kepala Bidang Untuk mempertegas jawaban
Udara Dinas Perhubungan Provinsi Riau, Kepala Bidang Udara Dinas
Bambang. Dengan mengajukan Perhubungan Provinsi Riau mengenai
pertanyaan yaitu menurut Bapak pemerataan distribusi dari sebuah
bagaimana respon masyarakat terhadap kebijakan, penulis mengajukan
kebijakan tersebut? Jawaban responden pertanyaan kepada Kepala Seksi
adalah sebagai berikut : Perencanaan Tata Ruang Bidang Tata
“Ya Saya rasa belum begitu Ruang Dinas Pekerjaan Umum dan
terlihat respon dari masyarakat, apakah Penataan Ruang Kota Pekanbaru,
mereka apatis atau memang belum Jeonafriko, ST. M.Eng. Berkaitan
mengetahui. Tapi ada beberapa dengan responsivitas terhadap kebijakan
masukan atau keluhan terutama dari ini, dengan mengajukan pertanyaan yang
bidang usaha. Kamu bisa lihat di Jalan sama yaitu menurut Bapak bagaimana
Arifin Ahamad ya ituka relatif tidak respon masyarakat terhadap kebijakan
berkembang dari tata guna lahannya. Ya tersebut? Jawaban responden adalah
karena di Jalan Arifin Ahmad sekitar itu sebagai berikut:
kemudian Jalam Kaharudin Nasution ke “Saya kira Kota Pekanbaru sangat
arah selatan ya itu relatif tidak kondusif untuk itu ya, untuk memang ada
berkembang sejak atau dilihat lah ya tidak terkontrol oleh kita dan juga
dari nilai ekonomis guna tata lahan. Hal karena ketidaktahuan oleh masyarakat.
itu ya karena terbentur dengan yang Artinya mereka tidak tahu kalo
namannya KKOP jadi beberapa satu membangun itu harus ada izin misalnya.
zona itu dibatasin ketinggiannya. Itu biasanya daerah-daerah yang berada
Bagaimana mungkin mau bangun Hotel bukan dijalan utama ya itu yang jauh
atau bangun bangunan yang tinggi dari jangkauan pengawasan kita.”(Pada
terhambat adanya batasan itu. 8 Maret 2017, 11.48 WIB)
Sebenarnya tidak bisa disalahkan Berdasarkan hasil wawancara di
Bandar Udara ini ya karena lebih atas dari beberapa informan, dapat
duluan terbangun dibanding dengan disimpulkan bahwa masyarakat kurang
bangunan yangn ada disitu. Nah puas terhadap kebijakan yang ada saat
disinilah ketegasan dari Dinas Penataan ini. Selain dari sifat manusia yang
Kota yang artinya tidak sembarang memang tidak pernah puas,
memberikan izin tersebut, masyarakat ketidakpuasan ini juga disebabkan belum

JOM FISIP VOL 4 No. 2 – Oktober 2017 9


meratanya manfaat kebijakan ini ke juga pastinya user atau pengguna jasa
semua lapisan masyarakat. Manfaat penerbangan udara tadi. Saya rasa
kebijakan hanya dapat dirasakan oleh sudah ya, tinggal implementasinya saja
orang-orang tertentu saja yang memiliki yang terkadang belum maksimal.”(Pada
hubungan dekat dengan pemerintah. Hal 28 Februari 2017, 14.31 WIB)
inilah yang membuat masyarakat merasa Berikut hasil wawancara dengan
perataan dari manfaat kebijakan ini ahli transportasi/ perkotaan, Ir.
belum merata. Mardianto Manan, MT, dengan
mengajukan pertanyaan yang berkaitan
6. Ketepatan dengan ketepatan kebijakan yaitu
Ketepatan adalah berkenaan menurut Bapak sudah tepatkah kebijakan
dengan pertanyaan apakah kebijakan tersebut untuk masyarakat? Jawaban
tersebut tepat untuk masyarakat. Apakah responden adalah sebagai berikut:
kebijakan yang telah diimplementasikan “Yang sekarang? Kebijakan ini
pemerintah adanya antara tujuan (hasil) sebagian besar sudah mulai terpenuhi.
yang diperoleh, benar-benar bernilai/ Walaupun tetap masih ada yang belum
bermanfaat. Untuk ketepatan alternatif mengenak sasaran itu. Tapi sudah mulai
yang digunakan dapat diukur dengan mengacu kesana gitu. Tapi tidak begitu
indikator: ketepatan dari produk maksimal kali, belum lagi, masih ada
kebijakan. kelemahan-kelemahan.”(Pada 20 Maret
Berikut hasil wawancara dengan 2017, 15.26 WIB)
Kepala Bidang Udara Dinas Berdasarkan hasil wawancara di
Perhubungan Provinsi Riau, Bambang, atas dapat dikatakan bahwa kebijakan
dengan mengajukan pertanyaan yang Sistem Transportasi dalam Rencana
berkaitan dengan ketepatan kebijakan Umum Tata Ruang (RUTR) Kota
yaitu menurut Bapak sudah tepatkah Pekanbaru saat ini belum tepat sasaran.
kebijakan tersebut untuk masyarakat? Hal ini dikarenakan manfaat dari adanya
Jawaban responden adalah sebagai kebijakan itu belum dapat dirasakan oleh
berikut : seluruh lapisan masyarakat.
“Ya jelas semua kebijakan pasti
diharapkan untuk kepentingan bersama B. Faktor yang Mempengaruhi
ya. Di tata Bandar Udara kan sudah Kebijakan Tatanan
dijelaskan ada tata ruang nya, sehingga Kebandarudaraan Nasional
masyarakat tau dimana harusnya Pada Bandar Udara Sultan
mereka membangun atau melakukan Syarif Kasim II
kegiatan. Ada pertumbah ekonomi
jugakan? Memperhatikan aspek Berdasarkan hasil wawancara
pendapat masyarakat. Ada yang paling dengan informan dapat disimpulkan
penting adalak mengenai apa tadi, bahwa penyebab terjadinya perubahan/
lingkungan ya? Ini kan masalah penyimpangan antara pelaksanaan
kebisingan. Kita disini aja kalau dengan perumusahan kebijakan Tatanan
pesawat lewat terkadang waktu rapat Kebandarudaraan di Bandar Udara
bisa hening sejenak, suara dari pesawat Sultan Syarif Kasim II, yaitu:
tu memang kuat. Terakhir juga 1. Perencanaan yang tertuang
memperhatikan aspek keamanan dan didalam Rencana Tata Ruang
keselamatan, jadi sampai nantinya Wilayah (RTRW) belum menjadi
keberadaan Bandar Udara ni jadi landasan utama pemerintah
ancaman bagi masyarakat sekitar dan dalam melakukan pembangunan

JOM FISIP VOL 4 No. 2 – Oktober 2017 10


wilayah. (menurut Kepala Bidang jangka panjang. (menurut Kepala
Udara Dinas Perhubungan Sub Bidang Pertanahan dan
Provinsi Riau) Penataan Ruang)
2. Keterbatasan kualitas Sumber 7. Jumlah aparatur masih dirasa
Daya Manusia (SDM) yang belum memenuhi dalam hal
dimiliki dalam memformulasikan pengawasan kebijakan. (menurut
sebuah perencanaan yang baik Kepala Sub Bidang Pertanahan
sehingga dapat dijadikan sebuah dan Penataan Ruang)
kebijakan. (menurut Kepala 8. Pengetahuan masyarakat tentang
Bidang Udara Dinas kebijakan tata ruang kota masih
Perhubungan Provinsi Riau) rendah oleh karena kurangnya
3. Keterbatasan pelimpahan sosialisasi. (menurut ahli
kewenangan Pemerintah Pusat ke transportasi/ perkotaan)
Pemerintah Daerah Provinsi 9. Ada kecurangan pelaksanaan
Riau. Sehingga menyulitkan tugas antara pengawas dengan
dalam kegiatan yang bersifat yang diawasi. (menurut ahli
rutin dan berskala seperti transportasi/ perkotaan)
kegiatan pengawasan. (menurut
Kepala Bidang Udara Dinas KESIMPULAN
Perhubungan Provinsi Riau) Setelah peneliti telah
4. Rencana Tata Ruang Wilayah mengelompokkan, membandingkan,
(RTRW) Kota Pekanbaru belum mengolah dan membahas hasil penelitian
sah secara hukum untuk mengenai evaluasi kebijakan Tatanan
dijadikan sebuah kebijakan. Kebandarudaraan di Bandar Udara
Sehingga pembangunan Sultan Syarif Kasim II, maka pada bab
terhambat dikarenakan dasar ini peneliti akan mengemukakan
hukum belum selesai. (menurut kesimpulan, yaitu:
Kepala Seksi Perencanaan Tata 1. Berdasarkan indikator evaluasi
Ruang Bidang Tata Ruang Dinas kebijakan yaitu efektivitas,
Pekerjaan Umum dan Penataan efisiensi, kecukupan, perataan,
Ruang Kota Pekanbaru) responsivitas dan ketepatan.
5. Dalam hal pembebasan tanah, Dimana kebijakan dapat
peletakan harga yang ditetapkan dikatakan efektif bila tepat
masyarakat tidak sesuai dengan sasaran dan tujuan, dapat
NJOP (nilai jual objek pajak) dikatakan efisiensi bila terdapat
standar pemerintah. Hal ini perbandingan terbaik antara
menyebabkan pembebasan tanah biaya, waktu dan tenaga, juga
yang berlarut-larut. (menurut terdapat kinerja dan pengawasan
Kepala Seksi Perencanaan Tata yang baik yang dilakukan oleh
Ruang Bidang Tata Ruang Dinas pelaksana kebijakan. Meratanya
Pekerjaan Umum dan Penataan manfaat kebijakan kepada tiga
Ruang Kota Pekanbaru dan unsur kelompok kebijakan,
Kepala Sub Bidang Pertanahan respon yang baik dari masyarkat
dan Penataan Ruang) dan juga ketepatan kebijakan
6. Perencanaan yang telah dibuat tersebut untuk masyarakat. Maka,
belum bersifat dapat disimpulkan bahwa
berkesinambungan, tidak didalam pelaksanaan kebijakan
konsisten atau belum bersifat Tatanan Kebandarudaraan di

JOM FISIP VOL 4 No. 2 – Oktober 2017 11


Bandar Udara Sultan Syarif Islamy, Irfan. 1994. Kebijakan Publik.
Kasim II belum sesuai dengan Jakarta: Proyek Pelita
kebijakan yang telah telah
ditetapkan. ______________________. 1997.
2. Penyebab terjadinya perubahan/ Prinsip-prinsip Perumusan
penyimpangan antara Kebijakan Negara. Jakarta: Bumi
pelaksanaan dengan perumusan Aksara
kebijakan ini yaitu dari segi
payung hukum perencanaan Keban, Yeremian T. 2008. Enam
penataan ruang di Kota Dimensi Strategis Administrasi
Pekanbaru belum selesai, Publik Konsep, Teori dan Isu
keterbatasan Sumber Daya (edisi ke-2). Yogyakarta: Gava
Manusia (SDM) baik dalam segi Media
kualitas maupun kuantitas dalam
perencanaan hingga dalam Moleong, Lexy J. 2004. Metode
pelaksanaan, selain itu Penelitian Kualitatif Edisi Revisi.
keterbatasan kewenangan Bandung: PT Remaja
Pemerintah Provinsi Riau dalam Rosdakarya
menangani kegiatan bandar
udara. Serta kurangnya Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian.
sosialisasi dari pemerintah dalam Jakarta: Ghalia Indonesia
perencanaan Tatanan
Kebandarudaraan yang Nugroho, Riant D. 2003. Kebijakan
menyebabkan masyarakat kurang Publik Formulasi, Implementasi
mengetahui dan memahami akan dan Evaluasi. Jakarta: Elex
kebijakan mengenai kebijakan itu Media Komputindo
sendiri.
______________. 2009. Public Policy
DAFTAR PUSTAKA Teori Kebijakan-Analisis
Abidin, Said Zainal. 2012. Kebijakan Kebijakan-Proses Kebijakan,
Bungin, Burhan. 2009. Penelitian Perumusan, Implementasi,
Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Evaluasi, Revisi, Risk
Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Management dalam Kebijakan
Lainnya. Jakarta: Kencana Publik, Kebijakan sebagai The
Fifth Estate-Metode Penelitian
Davis, Gordon B. 2002. Kerangka Dasar Kebijakan (edisi revisi). Jakarta:
Sistem Informasi Manajemen. Gramedia
Jakarta pusat: Ppm
Pasolong, Harbani. 2008. Teori
Dunn, William N. 2003. Pengantar Administrasi Publik. Bandung:
Analisis Kebijakan Publik (edisi Alfabeta
kedua). Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press Sugiono. 2008. Metode Penelitian
Administrasi Dilengkapi Dengan
______________. 2000. Analisis Metode R&D. Bandung:
Kebijakan Publik. Yogyakarta. Alvabeta
Gadjah Mada University Press

JOM FISIP VOL 4 No. 2 – Oktober 2017 12


Suharto, Edi. 2005. Analisis Kebijakan
Publik Panduan Praktis
Mengkaji Masalah Dan
Kebijakan Publik. Bandung:
Alfabeta

Supriyanto, Budi. 2009. Manajemen


Tata Ruang. Tangerang: Media
Brilian
Syafiie, Inu Kencana dkk. 1999. Ilmu
Administrasi Publik. Jakarta:
Rineka Cipta

Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2003.


Evaluasi Kebijakan Publik.
Yogyakarta: Balairung n Co

Terry, George R. 2006. Asas-asas


Menejemen. Bandung: PT.
Alumni

Thoha, Miftah. 2003. Dimensi-dimensi


Prima Ilmu Administrasi Negara.
Jakarta: Raja Grafindo Perkasa

Wahab, Solichin Abdul. 2005. Analisis


Kebijaksanaan Dari Formulasi
Ke Implementasi Kebijaksanaan
Negara (edisi kedua). Jakarta:
Bumi Aksara

__________________________. 2008.
Pengantar Analisis Kebijakan
Publik. Malang: UMM Press

JOM FISIP VOL 4 No. 2 – Oktober 2017 13

Potrebbero piacerti anche