Sei sulla pagina 1di 10

PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN  LOKAL

MASYARAKAT BALI
 I Wayan Sapta Wigunadika
Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja

ABSTRACT
Adoption of technology has brought many problems in social life. But the need for tech-
nology can not be postponed because its function as a plane that facilitates the handling of
human affairs more difficult to abandon. As a result a variety of access appears. The ease that
technology offers has an effect on the user’s mentality. Technological users are not only happy
to take quick (instant) ways, but also often fall into thoughts that degrade the values   of human-
ity itself. The neglect of human values   is not only practical, but it is found in academic life.
Let’s look at a moment of education in Japan which is considered a model of the country that is
able to reach modernization rapidly and creatively but still maintain strong tradition and the
values   contained in it. They are a nation that is rooted in the traditions (cultural up root).
Japanese tradition is experiencing various changes but the Japanese spirit does not fade in it. If
the Indonesian people want to follow the example of Japan, education in Indonesia is the time to
move from practice education and do not expect to catch up from other countries if education
problems have not been addressed. When there is an international school discourse, we should
favor  local  wisdom  to  gain  international  recognition,  instead  of  importing  foreign  cultures.
Local  wisdom  of  Balinese  people  is  very  important  to  be  studied  and  applied  in  the  life  of
society. Therefore, the noble values   that exist in Balinese culture are appropriate in adaptation
and integrated in the implementation of education, both formal and non-formal education. More-
over  formal  education,  local  wisdom  is  very  well  adapted  and  integrated  in  learning.  local
wisdom from Bali is very important and well included in formal education at all levels of educa-
tion.

Keywords: Character Education, Based, Local Wisdom

I. PENDAHULUAN
Derasnya  arus  globalisasi,  modernisasi sendiri. Slogan  “aku  cinta  produk  lokal. aku
dan ketatnya puritanisme dikhawatirkan dapat cinta  buatan  Indonesia”  sepertinya  hanya
mengakibatkan  terkikisnya  rasa  kecintaan menjadi  ucapan  belaka,  tanpa  ada aplikasi
terhadap  kebudayaan  lokal.  Sehingga nyata yang  mendukung pernyataan
kebudayaan  lokal  yang  merupakan  warisan tersebut. Penggunaan  bahasa  asing  di  media
leluhur  terinjak­injak  oleh  budaya  asing, massa  dan  media  elektronik bukan  tidak
tereliminasi  di  kandangnya  sendiri  dan mungkin  menyebabkan  kecintaan  pada  nilai
terlupakan  oleh  para  pewarisnya,  bahkan budayalokal  perlahan memudar.  Padahal,
banyak  pemuda  yang  tak  mengenali  budaya bahasa  sebagai  alat  dalam  menyampaikan
daerahnya  sendiri.  Mereka  cenderung  lebih pembelajaran  sangat  besar  pengaruhnya
bangga  dengan  karya­karya  asing,  dan  gaya terhadap pembentukan karakter pemuda. Tidak
hidup  yang  kebarat­baratan  dibandingkan ada  lagi  tradisi  yang  seharusnya  terwariskan
dengan  kebudayaan  lokal  di  daerah  mereka dari generasi sebelumnya. 

91
PURWADITA VOLUME 2, No.2, SEPTEMBER 2018 ISSN 2549-7928

Modernisasimengikis  budaya  lokal melaksanakan nilai­nilai tersebut, baik terhadap


menjadi  kebarat­baratan,  sedangkan Tuhan Yang  Maha  Esa, diri  sendiri,  sesama,
puritanisme sering menganggap budaya sebagai lingkungan,  maupun  kebangsaan  sehingga
praktik sinkretis yang harus dihindari. Menurut menjadi  manusia  insan  kamil.  Dalam
penulis,  sepanjang  tidak  bertentangan pendidikan  karakter  di sekolah,  semua
dengan norma,  budaya  lokal  harus  selalu komponen (stakeholders) harus  dilibatkan,
dipertahankan untuk  memperkuat karakter termasuk komponen­komponen pendidikan itu
anak  bangsa.Padahal,  jika  kita  memahami, sendiri,  yaitu  isi  kurikulum,  proses
kebudayaan lokal di daerah tidak kalah saing pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan,
dengan budaya­budaya asing yang belum kita penanganan atau pengelolaan mata pelajaran,
kenal. Negara asing saja mau berselisih untuk pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau
mengakui budaya kita. Bukankah seharusnya kegiatan  ko­kurikuler,  pemberdayaan  sarana
kita  bangga  dengan  budaya  lokal  yang  telah prasarana, pembiayaan, dan etos kerja seluruh
diwariskan  kepada  kita  generasi  pelurus warga dan lingkungan sekolah.
perjuangan bangsa?  Karakter merupakan nilai­nilai perilaku
Dengan  keadaan  yang  seperti  ini  perlu manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang
ditanamkan  nilai­nilai  nasionalisme Maha  Esa,  diri  sendiri,  sesama  manusia,
kepada para pemuda untuk  meningkatkan lingkungan  dan  kebangsaan  yang  terwujud
kecintaan pemuda terhadap kebudayaan lokal.  dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan
Maka,  sangat  diperlukan  langkah  strategis perbuatan  berdasarkan  norma­norma  agama,
untuk  meningkatkan  rasa  cinta  dan  peduli hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat.
terhadap  kearifan  budaya  lokal  kepada  para Karakter  merupakan  representasi  identitas
pemuda. seseorang yang menunjukkan ketundukannya
Kebudayaan  lokal  merupakan pada  aturan  atau  standar  moral  yang  berlaku
kebudayaan yang sangat dijunjung tinggi oleh dan  merefleksikan pikiran, perasaan dan sikap
masyarakat  adat. Namun  yang terjadi  pada batinnya yang termanifestasi dalam kebiasaan
pemuda sangat berbeda dengan apa yang kita berbicara, bersikap dan bertindak.
pahami  tentang  kebudayaan  lokal,  bahkan Pendidikan  karakter  dapat  dimaknai
kebudayaan itu sudah terkikis dan tergantikan sebagai upaya mendorong para pelajar tumbuh
oleh budaya asing yang sama sekali tidak kita dan  berkembang  dengan  kompetensi  berfikir
pahami.Agar  eksistensi  budaya  tetap  kukuh, dan berpegang teguh pada prinsip­prinsip moral
maka  kepada  generasi  penerusdan  pelurus dalam hidupnya serta mempunyai keberanian
perjuangan bangsa  perlu  ditanamkan  rasa melakukan yang benar, meskipun dihadapkan
cintaakankebudayaanlokal  khususnya  di pada  berbagai  tantangan.Pendidikan  karakter
daerah. Salah satu cara yang dapat ditempuhdi tidak  terbatas  pada  transfer  pengetahuan
sekolah adalah dengan cara mengintegrasikan mengenai  nilai­nilai  yang  baik,  tetapi
nilai­nilai kearifan budaya lokal dalam proses menjangkau bagaimana memastikan nilai­nilai
pembelajaran, ekstra kurikuler,  atau kegiatan tersebut tetaptertanam  dan  menyatu  dalam
kesiswaan di  sekolah. Misalnya  dengan pikiran serta tindakan.
mengaplikasikan  secara  optimal  Pendidikan Kearifan lokal merupakan akumulasi dari
Karakter Berbasis Kearifan Budaya Lokal. pengetahuan dan kebijakan yang tumbuh dan
Pendidikan karakter adalah suatu sistem berkembang  dalam  sebuah  komunitas  yang
penanaman nilai­nilai  karakter kepada warga merepresentasikan  perspektif  teologis,
sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kosmologis  dan  sosiologisnya.Upaya
kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk membangun  pendidikan    karakter    berbasis

92
PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN.....(I Wayan Sapta Wigunadika, 91­100)

kearifan  lokal  masyarakat  Bali  sejak  dini mengenai pendidikan karakter berbasis kearifan


melalui  jalur  pendidikan  dianggap  sebagai budaya  lokal.  Implementasi kecil  yang  dapat
langkah  yang  tepat. Sekolah  merupakan kita  realisasikan  di  sekolah  misalnya  dengan
lembaga  formal  yang  menjadi  peletak  dasar mengadakan kegiatan­kegiatan kesiswaan yang
pendidikan. Pendidikan di Sekolah merupakan menekankan  pada  pengenalan  budaya
bagian dari  sistem  pendidikan nasional yang lokal yang  isi  dan  media  penyampaiannya
memiliki  peranan  yang  amat  penting  dalam dikaitkan  dengan  lingkungan  sosial  dan
meningkatkan sumber daya manusia. Melalui lingkungan  budaya  serta  kebutuhan
pendidikan  di Sekolah  diharapkan  akan pembangunan  daerah  setempat  yang  perlu
menghasilkan sumber daya manusia Indonesia diajarkan kepada para pemuda.
yang berkualitas.  Pengadaan  sanggar  seni  budaya  di
Jika  menilik  pada  tujuan  pendidikan sekolah­sekolah sebagai sarana merealisasikan
nasiona, maka manusia yang berkualitas tidak bakat juga sebagai hiburan para pelajar, juga
hanya terbatas pada tataran kognitif, tetapi juga dipandang  perlu  untuk  meningkatkan
afektif dan psikomotor.Pada praktiknya, mata pengetahuan dan kecintaan para pemuda pada
pelajaranmuatan lokal dipandang merupakan kebudayaan  lokal  di  daerahnya  sendiri.
pelajaran kelas nomor dua dan hanya dianggap Permainan­permainan tradisional yang hampir
sebagai pelengkap.  Sekolah­sekolah punah  juga  sebaiknya  diekspos  kembali.
menerapkannya  sebatas  formalitas  untuk Permainan  tradisional  membawa  banyak
memenuhi  tuntutan  kurikulum  yang manfaat  dan  perlu  dilestarikan  karena
dituangkan dalam berbagai peraturan. Kondisi mengandung  nilai  sejarah,  dapat  dijadikan
demikian mengindikasikan aplikasi pengajaran simbol atau maskot daerah, dijadikan cabang
muatan lokal di sekolah masih mengambang.  olahraga  yang  dapat  diukur  dengan  skor  dan
Persoalannya  adalah prestasi dan mengandung nilai seni. Dan masih
bagaimana penerapan  konsep  pendidikan banyak lagi permainan­permainan tradisional
karakter yang  sudah  dimasukkan  ke  dalam yang  mengandung  unsur  kekompakan  tim,
kurikulum  tersebut.  Hal  penting  yang kejujuran, dan mengolah otak selain berfungsi
mendasari pendidikan  karakter di sebagai  hiburan  juga  untuk  menanamkan
sekolah adalah  penanaman  nilai  karakter kecintaan pelajar pada budaya lokal di daerah.
bangsa tidak akan berhasil melalui pemberian Selain  itu,  penggunaan  bahasa  Bali
informasi dan doktrin belaka. Karakter bangsa dipandang perlu diaplikasikan paling tidak satu
yang  berbudi  luhur,  sopan  santun,  ramah hari dalam enam hari proses pembelajaran di
tamah, gotong royong, disiplin, taat aturan yang sekolah. Disamping itu, diharapkan kegiatan­
berlaku  dan  sebagainya,  perlu kegiatan ekstrakurikuler berbasis kebudayaan
metode pembiasaandan keteladanan dari lokal Bali mulai diadakan di sekolah­sekolah.
semua  unsur  pendidikan  di  sekolah. Semua Kegiatan seperti perlombaan majalah dinding
stakeholder  pendidikan  diharapkan  andilnya sekolah,  dengan  isi  yang  menekankan
dalam memberikan kontribusi nyata terhadap pada pengenalan  budaya  lokal  Bali, lomba
pelestarian  kebudayaan  lokal  di  daerah cerdas  cermat  antar  pelajar
khusunya  bagi  kalangan  pemuda  sebagai mengenai lingkungan  sosial  dan  lingkungan
penerus budaya bangsa. Pemberian pengarahan budaya serta kebutuhan pembangunan Bali  dan
dan  penghargaan  kepada  para  guru  juga sebagainya.
dianggap perlu dalam upaya memotivasi dan Implementasi  lainnya  yang  dapat  kita
meningkatkan  pemahaman  para  guru  dalam terapkan  di  luar  sekolah  adalah  dengan  aktif
mengaplikasikan  serta  memberikan  teladan mengadakan  seminar (workshop) tentang

93
PURWADITA VOLUME 2, No.2, SEPTEMBER 2018 ISSN 2549-7928

pendidikan karakter dan kearifan budaya lokal dan  memperlihatkan  kepada


Bali kepada para siswa. Tentunya serangkaian dunia bahwa inilah kearifan lokal masyarakat
kegiatan  tersebut  dapat  dilaksanakan  dengan Bali.
metode  yang  sesuai  dengan  siswa  masa  kini
agar  lebih  menarik  dan  terkesan  tidak  kuno. II. PEMBAHASAN
Pendirian  komunitas  pemuda  peduli  budaya 2.1 Pendidikan Karakter
juga  dapat  menjadi  inovasi  dan  memberikan Penguatan  pendidikan  moral  (moral
motivasi bagi para pemuda dalam menerapkan education)  atau pendidikan  karakter  dalam
pendidikan karakter berbasis kearifan budaya konteks  sekarang  sangat  relevan  untuk
lokal.  Disamping  itu,  tradisi­tradisi  yang mengatasi  krisis moral yang sedang melanda
menekankan pada kegotong royongan dianggap di negara kita. Krisis tersebut antara lain berupa
perlu  diaplikasikan  dan  disisipkan  pada meningkatnya  pergaulan  bebas,  maraknya
kegiatan­kegiatan kesiswaan di sekolah. angka  kekerasan  anak­anak  dan   remaja,
Kemudian,  untuk  mendukung  proses kejahatan  terhadap  teman,  pencurian    dan
pembelajaran  para  pemuda  terhadap  sejarah perusakan  milik  orang  lain  sudah  menjadi
dan kebudayaan lokal, Dinas Kebudayaan dan masalah sosial yang hingga saat ini belum dapat
Pariwisata  sebaiknya  dapat  bekerja  sama diatasi  secara  tuntas,  oleh  karena  itu  betapa
dengan  Dinas  Pendidikan  untuk  mendirikan pentingnya pendidikan karakter.
museum  sejarah  kebudayaan  dan Menurut  Lickona,  karakter  berkaitan
wahanahandicraft yang  berisikan  pernak­ dengan konsep moral (moral knonwing), sikap
pernik  kerajinan  tangan  hasil  karya moral  (moral  felling),  dan  perilaku  moral
pemuda.Selain  untuk  memperkenalkan (moral  behavior).  Berdasarkan  ketiga
kebudayaan  lokal  terhadap  kaum  pemuda, komponen ini dapat dinyatakanbahwa karakter
pendidikan karakter berbasis kearifan budaya yang baikdidukung oleh pengetahuan tentang
lokal juga memiliki tujuan mengubah sikap dan kebaikan,  keinginan  untuk  berbuat  baik,  dan
juga perilaku sumber daya manusia yang ada melakukan perbuatan kebaikan. Bagan dibawah
agar  dapat  meningkatkan  produktivitas  kerja ini merupakan bagan kterkaitan ketiga kerangka
untuk menghadapi berbagai tantangan di masa pikir ini. 
yang  akan  datang.  Manfaat  dari  penerapan Keterkaitan antara komponen moral dalam
budaya yang baik juga dapat meningkatkan jiwa rangka pembentukan Karakter yang baik
gotong  royong,  kebersamaan,  saling  terbuka menurut Lickona
satu  sama  lain,  menumbuhkembangkan  jiwa
kekeluargaan,  membangun  komunikasi  yang
lebih baik, serta tanggap dengan perkembangan
dunia luar. Apabila negara menginginkan profit
jangka  panjang,  alternatif jawabannya  adalah
lestarikan budaya dengan menggunakan potensi
yang  dimiliki  pemuda tentunya  tanpa
melupakan peran serta golongan tua.
Saatnya  kita  memperkenalkan dan
menerapkan kembali kebudayaan  lokal   Bali
yang telah lama terlupakan  dan meninggalkan
budaya asing yang sejatinya sangat tidak sesuai
dengan  budaya Indonesia.   kita  mestinya
bangga dengan apa yang  dimiliki orang Bali

94
PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN.....(I Wayan Sapta Wigunadika, 91­100)

Pengertian  pendidikan  karakter 2.2 Nilai-nilai dalam pendidikan karakter


menurut ahli: Ada  18  butir nilai-nilai  pendidikan
1.  Pendidikan Karakter Menurut Lickona karakter yaitu  ,  Religius,  Jujur,  Toleransi,
Secara  sederhana,   pendidikan Disiplin,  Kerja  Keras,  Kreatif,  Mandiri,
karakter dapat didefinisikan sebagai segala Demokratis,  Rasa  Ingin  Tahu,  Semangat
usaha  yang  dapat  dilakukan  untuk Kebangsaan,  Cinta  tanah  air,  Menghargai
mempengaruhi karakter siswa. Tetapi untuk prestasi, Bersahabat/komunikatif,Cinta Damai,
mengetahui  pengertian  yang  tepat,  dapat Gemar  membaca,  Peduli  lingkungan,  Peduli
dikemukakan  di  sini  definisi  pendidikan social, Tanggung jawab.
karakter  yang  disampaikan  oleh  Thomas Lebih  jelas  tentang nilai-nilai
Lickona.  Lickona  menyatakan pendidikan karakter dapat di lihat pada bagan
bahwa  pendidikan karakter adalah suatu dibawah ini:
usaha  yang  disengaja  untuk  membantu
seseorang  sehingga  ia  dapat  memahami,
memperhatikan, dan melakukan nilai­nilai
etika yang inti.

2.  Pendidikan Karakter Menurut Suyanto
Suyanto  (2009) mendefinisikan
karakter sebagai  cara  berpikir  dan
berperilaku  yang  menjadi  ciri  khas  tiap
individu untuk hidup dan bekerja sama, baik
dalam  lingkup  keluarga,  masyarakat,
bangsa, maupun  negara.
18 Nilai Pendidikan Karakter
3.  Pendidikan Karakter Menurut Kertajaya Pendidikan  karakter  telah  menjadi
Karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh perhatian  berbagai  negara  dalam  rangka
suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut mempersiapkan  generasi  yang  berkualitas,
adalah asli dan mengakar pada kepribadian bukan hanya untuk kepentingan individu warga
benda  atau  individu  tersebut,  serta negara,  tetapi  juga  untuk  warga  masyarakat
merupakan  “mesin”  yang  mendorong secara keseluruhan. Pendidikan karakter dapat
bagaimana  seorang  bertindak,  bersikap, diartikan  sebagai the  deliberate  us  of  all
berucap, dan merespon sesuatu (Kertajaya, dimensions  of  school  life  to  foster  optimal
2010). character  development (usaha  kita  secara
sengaja  dari  seluruh  dimensi  kehidupan
4.   Pendidikan  Karakter  Menurut  Kamus sekolah/madrasah  untuk  membantu
Psikologi pembentukan  karakter  secara
Menurut  kamus psikologi karakter adalah optimal.Pendidikan  karakter memerlukan
kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau metode  khusus  yang  tepat  agar  tujuan
moral,  misalnya  kejujuran  seseorang,  dan pendidikan  dapat  tercapai.  Di  antara metode
biasanya berkaitan  dengan sifat­sifat  yang pembelajaran yang  sesuai  adalah  metode
relatif tetap (Dali Gulo, 1982: p.29). keteladanan,  metode pembiasaan, dan metode
pujian dan hukuman.

95
PENGEMBANGAN JURUSAN PARIWISATA BUDAYA.....(Ketut Sumadi, 87­97)
PURWADITA VOLUME 2, No.2, SEPTEMBER 2018 ISSN 2549-7928

2.3 Kearifan lokal Selanjutnya  Istiawati  (2016:5)


Kearifan  lokal  adalah  identitas  atau berpandangan bahwa kearifan lokal merupakan
kepribadian  budaya  sebuah  bangsa  yang cara  orang  bersikap  dan  bertindak  dalam
menyebabkan  bangsa  tersebut  mampu menanggapi perubahan dalam lingkungan fisik
menyerap, bahkan mengolah kebudayaan yang dan  budaya.  Suatu  gagasan  konseptual  yang
berasal dari luar/bangsa lai menjadi watak dan hidup  dalam  masyarakat,  tumbuh  dan
kemampuan  sendiri  Wibowo  (2015:17). berkembang  secara  terus­menerus  dalam
Identitas  dan  Kepribadian  tersebut  tentunya kesadaran  masyarakat  dari  yang  sifatnya
menyesuaikan  dengan  pandangan  hidup berkaitan dengan kehidupan yang sakral sampai
masyarakat sekitar agar tidak terjadi pergesaran dengan  yang  profan  (bagian  keseharian  dari
nilai­nilai.  Kearifan  lokal  adalah  salah  satu hidup dan sifatnya biasa­biasa saja). Kearifan
sarana  dalam  mengolah  kebudayaan  dan lokal atau local wisdom dapat dipahami sebagai
mempertahankan  diri  dari  kebudayaan  asing gagasan­gagasan setempat local yang bersifat
yang  tidak  baik.  Kearifan  lokal  adalah bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang
pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta tertanam  dan  diikuti  oleh  anggota
berbagai  strategi  kehidupan  yang  berwujud masyarakatnya.
aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal Kearifan lokal menurut (Ratna,2011:94)
dalam  menjawab  berbagai  masalah  dalam adalah  semen  pengikat  dalam  bentuk
pemenuhan kebutuhan mereka. Dalam bahasa kebudayaan yang sudah ada sehingga didasari
asing  sering  juga  dikonsepsikan  sebagai keberadaan. Kearifan lokal dapat didefinisikan
kebijakan  setempat  local  wisdom  atau sebagai  suatu  budaya  yang  diciptakan  oleh
pengetahuan setempat “local knowledge” atau aktor­aktor lokal melalui proses yang berulang­
kecerdasan  setempat  local  genious  (Fajarini ulang,  melalui  internalisasi  dan  interpretasi
2014:123). ajaran agama dan budaya yang disosialisasikan
Berbagai  strategi  dilakukan  oleh dalam  bentuk  norma­norma  dan  dijadikan
masyarakat  setempat  untuk  menjaga pedoman  dalam  kehidupan  sehari­hari  bagi
kebudayaannya. Hal senada juga diungkapkan masyarakat. 15 Berdasarkan pendapat para ahli
oleh Alfian (2013: 428) Kearifan lokal diartikan di atas, peneliti dapat mengambil benang merah
sebagai  pandangan  hidup  dan  pengetahuan bahwa kearifan lokal merupakan gagasan yang
serta sebagai strategi kehidupan yang berwujud timbul dan berkembang secara terus­menerus
aktifitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal di  dalam  sebuah  masyarakat  berupa  adat
dalam  memenuhi  kebutuhan  mereka. istiadat,  tata  aturan/norma,  budaya,  bahasa,
Berdasarkan pendapat Alfian itu dapat diartikan kepercayaan, dan kebiasaan seharihari
14 bahwa kearifan lokal merupakan adat dan
kebiasan yang telah mentradisi dilakukan oleh 2.3  Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan
sekelompok masyarakat secara turun temurun Lokal Masyarakat Bali
yang  hingga  saat  ini  masih  dipertahankan Mari  tengok  sejenak  pendidikan  di
keberadaannya  oleh  masyarakat  hukum  adat Jepang  yang  dianggap  model  negara  yang
tertentu  di  daerah  tertentu.  Berdasarkan mampu menggapai modernisasi dengan pesat
pengertian di atas dapat diartikan bahwa local dan kreatif namun tetap kuat memelihara tradisi
wisdom  (kearifan  lokal)  dapat  dipahami beserta  nilai­nilai  yang  terkandung  di
sebagai gagasan­gagasan setempat local yang dalamnya.  Mereka  adalah  bangsa  yang  lekat
bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, mengakar pada tradisi (cultural up root). Tradisi
yang  tertanam  dan  diikuti  oleh  anggota Jepang  memang  mengalami  berbagai
masyarakatnya. perubahan namun spirit Jepang tidak pudar di

96
PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN.....(I Wayan Sapta Wigunadika, 91­100)

dalamnya. Apabila  bangsa  Indonesia  ingin sosial  adalah  meraka  yang  memiliki  akhlak,
mencontoh  Jepang,  pendidikan  di  Indonesia moral, dan budi pekerti yang baik. Oleh karena
sudah saatnya beralih dari pendidikan praktek itu,  semua  orang  harus  diberikan  pendidikan
dan jangan harap mampu mengejar ketinggalan karakter. Seperti apa yang dikemukakan oleh
dari  negara  lain  kalau  masalah  pendidikan Zubaedi  (2011)  bahwa  pendidikan  karakter
belum  dibenahi.  Ketika  ada  wacana  sekolah merupakan hal yang sangat penting maka setiap
bertaraf  internasional,  seyogiyanya  kita institusi pendidikan memiliki tanggung jawab
mengunggulkan  kearifan  lokal  untuk untuk  menanamkan  karakter  melalui
memperoleh  pengakuan  internasional, pembelajaran. Pelaksanaan pendidikan karakter
bukannya malah mengimpor budaya asing. saat ini sangat relevan untuk mengatasi krisis
Pendidikan  merupakan  upaya  yang moral bangsa. Krisis itu antara lain: seks bebas,
terencana  dalam  proses  pembimbingan  dan kekerasan  diantara  remaja,  pencurian,
pembelajaran bagi individu agar berkembang pengunaan narkotika, pornografi, korupsi oleh
dan  tumbuh  menjadi  manusia  yang  mandiri, para pejabat, dan perilaku lain yang merugikan
bertanggungjawab, kreatif, berilmu, sehat, dan baik  diri  sendiri  maupun  orang  lain.  Dengan
berakhlak mulia baik dilihat dari aspek jasmani melihat krisis itu, pendidikan agama dan moral
maupun  rohani.  Karakter  artinya  kualitas yang diberikan di sekolah tidak cukup muntuk
mental  atau  moral,  atau  kekuatan  moral. mencegah dan mengatasinya. Oleh karena itu,
Menurut  Kamus  Lengkap  Bahasa  Indonesia, pendidikan juga diperkuat dengan pendidikan
karakter  berati  kejiwaan,  akhlak  atau  budi karakter  melalui  setiap  mata  pelajaran  dan
pekerti yang membedakan seseorang dari yang setiap mata kuliah di perguruan tinggi.
lainnya, terkait tabiat dan watak. Berkarakter Manusia  Indonesia yang  terbentuk  dari
artinya  mempunyai  watak,  mempunyai pendidikan karakter yang berkelanjutan dari TK
kepribadian (Hidayatullah, 2010). sampai  perguruan  tinggi  seharusnya  mampu
Pendidikan  karakter  adalah  pendidikan mewujudkan keterpaduan nilai­nilai karakter.
nilai,  pendidikan  budi  pekerti,  pendidikan Samani  M  dan  Hariyanto  (2012)
moral,  pendidikan  watak  yang  bertujuan mengungkapkan  ada  empat  nilai  karakter
mengembangkan  kemampuan  peserta  didik bangsa yaitu: (1) karakter yang bersumber dari
untuk  memberikan  keputusan  baik­buruk, olah  hati  meliputi:  beriman  dan  bertakwa,
memelihara  apa  yang  baik  dan  mewujudkan bersukur,  jujur,  amanah,  adil,  tertib,  sabar,
kebaikan  itu  dalam  kehidupan  sehari­hari disiplin,  taat  aturan,  bertanggung  jawab,
dengan sepenuh hati (Kementrian Pendidikan berempati, punya rasa iba, berani mengambil
Nasional,  2011).  Manusia  yang  berakhlak resiko,  pantang  menyerah,  menghargai
mulia, yang memiliki moralitas tinggi sangat lingkungan,  relanberkorban,  dan  berjiwa
dituntut untuk dibentuk atau dibangun. Bangsa patriotik;  (2)  karakter  bersumber  dari  olah
Indonesia  tidak  hanya  sekedar  memancarkan pikiran  antara  lain:  cerdas,  kritis,  kreatif,
kemilau  pentingnya  pendidikan,  melainkan inovatif,  analitis,  ingin  tahu,  produktif,
bagaimana  bangsa  Indonesia  mampu berorientasi ipteks, dan reflektif; (3) karakter
merealisasikan konsep pendidikan dengan cara bersumber dari olah raga/kinestetis antara lain:
pembinaan, pelatihan dan pemberdayaan SDM bersih  dan  sehat,  sportif,  tangguh,  handal,
Indonesia secara berkelanjutan dan merata. berdaya  tahan,  bersahabat,  kooperatif,
Membahas tentang karakter merupakan determinatif, kompetitif, ceria, ulet, dan gigih;
bahasan  yang  sangat  penting  dalam dan (4) karakter yang bersumber dari olah rasa
membangun sumber daya manusia. Orang yang dan  karsa  antara  lain:  kemanusiaan,  saling
berkarakter  kuat  secara  individual  maupun menghargai, saling mengasihi, gotong royong,

97
PURWADITA VOLUME 2, No.2, SEPTEMBER 2018 ISSN 2549-7928

kebersamaan, ramah, peduli, hormat, toleran, kearifan,  bernilai  baik,  yang  tertanam  dan


nasionalis,  mendunia,  bangga  menggunakan diikuti oleh anggota masyarakatnya.
bahasa dan produk bangsa endiri, dinamis, kerja Kearifan  lokal  adalah  kebenaran  yang
keras, dan beretos kerja. telah mentradisi atau ajeg dalam suatu daerah.
Dalam rangka mendukung pelaksanaan Kearifan  lokal  merupakan  perpaduan  antara
pendidikan katekter di Indonesia Kementrian nilai­nilai suci firman Tuhan dan berbagai nilai
Pendidikan Nasional (2011) mengidentifikasi budaya  yang  ada.  Kearifan  lokal  terbentuk
18 nilai yang bersumber dari agama, Pancasila, sebagai  keunggulan  budaya  masyarakat
budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu: setempat maupun kondisi geografis dalam arti
(1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, luas. Kearifan lokal merupakan produk budaya
(5)  kerja  keras,  (6)  kreatif,  (7)  mandiri,  (8) masa  lalu  yang  patut  secara  terus­menerus
demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat, dijadikan pegangan hidup. Meskipun bernilai
(11) cinta tanah air, (12) menghargai prestasi, lokal tetapi nilai yang terkandung di dalamnya
(13) bersahabat/komunikatif, (14) cinta damai, dianggap  sangat  universal.  Kearifan  lokal
(15) gemar membaca, (16) peduli lingkungan, memberikan pedoman dan tuntunan hidup yang
(17) peduli sosial, dan (18) tanggung jawab. dapat memberikan kebahagiaan dalam hidup.
 Nilai­nilai karakter yang ditetapkan oleh Masyarakat  yang  menjunjung  dan
kementrian pendidikan ini sejalan dengan nilai­ melaksanakan warisan budaya yang adiluhung
nilai kearifan lokal masyarakat Bali yang telah ini,  mereka  akan  dapat  melaksanakan
lebih  dulu  dijunjung  dan  dilaksnakan  oleh kehidupannya  dengan  baik,  terutama  akan
orang  Bali.  Oleh  karena  itu,  dalam memberikan  dukungan  dalam  melakukan
mengimplementasikan pendidikan karakter di hubungan  dengan  Tuhan,  melakakukan
sekolah­sekolah  yang  ada  di  Bali  nilai­nilai hubungan  dengan  seama  manusia  dalam
budaya yang ada di  bali dapat  diintegrasikan kehidupan  bermasyarakat,  dan  melakukan
dalam  pembelajarannya.  Diintegrasikannya hubungan  dengan  alam  lingkungannya.
nilai­nilai budaya dalam membangun karakter Berdasarkan  atas  uraian  di  atas,  budaya  atau
siswa  karena  budaya  khususnya  budaya  bali kearifan  lokal  merupakan  kebijaksanaan
adalah suatu cara hidup yang berkembang dan manusia  yang  bersandar  pada  filosofi  nilai­
dimiliki oleh masyarakat Bali dan diwariskan nilai, etika, cara­cara dan perilaku, peralatan,
dari  generasi  ke  generasi  sehingga  dicapai kebiasaan  baik  dan  benar  yang  diwariskan
kehidupan yang bahagia dan harmonis. secara turun temurun yang dapat memberikan
Budaya terbentuk dari banyak unsur yang pedoman  hidup  dalam  menyelenggarakan
rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat hubungan dengan Tuhan, sesama manusia, dan
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan alam lingkungannya.
dan  karya  seni.  Inti  dari  budaya  Bali  adalah Konsep  masyarakat  Bali  tentang
agama Hindu. Nilai­nilai budaya memiliki sifat kebudayaan  adalah  Phalaning  Sarwa
yang tidak kekal, seiring perkembangan jaman Pagunakayan  yakni  keseluruhan  hasil
suatu  dapat  berubah­ubah  sesuai  dengan perbuatan  manusia  yang  lahir  dari  sifat
pengaruh  atau  atau  kemajuan  ilmu  dan kebajikannya.  Sarwa  artinya  kesemua,
teknologi.  Sartini  (2004)  mengemukakan keseluruhan,  pagunakayan  berarti  hasil
secara umum maka budaya suatu daerah atau perbuatan yang baik. Menurut orang Bali inti
bangsa  yang  juga  disebut  kearifan  setempat, kemanusiaan  adalah  kebajikan.  Unsur
dapat  dipahami  sebagai  gagasan­gagasan kebajikan  inilah  yang  membedakan  manusia
setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh dengan makhluk lain ciptaan Tuhan. Orang Bali
memandang  semua  makhluk  hidup  (sarwa

98
PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN.....(I Wayan Sapta Wigunadika, 91­100)

prani)  mempunyai  komponen:  bayu  (unsur perayaan  tumpek  bubuh.  Disebut  tumpek
tenaga), sabda (unsur suara), dan idep (unsur bubuh  karena  sarana  utama  yang  digunakan
budi).  Komponen  ini  pada  masing­masing pada  saat  ritual  itu  adalah  bubur  sumsum
makhluk kapasitasnya bervariasi sesuai dengan sebagai lambang kemakmuran. Dalam tradisi
tingkatannya.    Manusia  menciptakan ini  terselip  amanat,  supaya  masyarakat  Bali
kebudayaan adalah akibat dari pengembangan memelihara  alam.  Idealnya  ikhlas  menanam,
kemampuan  dari  idep.  Setiap  orang  menurut memelihara,  serta ikhlas  mempersembahkan.
masyarakat Bali harus mempunyai guna yakni Kearifan lokal masyarakat Bali  sangat penting
suatu  kata  yang  bermakna  sangat  dalam  dan dipelajari  dan  diterapkan  dalam  kehidupan  .
luas.  Guna  dapat  diartikan  keutamaan, Oleh  karena  itu,  nilai­nilai  luhur  yang  ada
kebajikan,  kemanfaatan,  kepandaian  atau dalam  budaya  Bali    sudah  sepatutnya  di
kecakapan.  Penggunaannya  dalam  contoh adaptasi  dan  diintegrasikan  dalam
berikut: Caturtha pamariksaning purusa deca melaksanakan  pendidikan,  baik  pendidikan
kula guna gawenya kawruhi artinya empat hal formal  maupun  pendidikan  non  formal.
harus diperhatikan untuk menyelidiki seseorang Terlebih lagi pendidikan formal, kearifan lokal
bangsanya,  keluarganya,  kecakapannya  dan ini  sangat  baik  diadaptasi  dan  diintegrasikan
pekerjaannya.  Taki-takining  sewaka  guna dalam  pembelajaran. kearifan  lokal dari  Bali
widya artinya seorang pelajar wajib menuntut sangat  penting  dan  baik  dimasukan  dalam
pengetahuan dan kebajikan. pendidikan  formal  pada  semua  jenjang
Orang  Bali  tidak  akan  tidur  dimana pendidikan.
kepalanya menghadap ke selatan atau ke barat.
Tetapi selalu diusahakan kepala menghadap ke III. PENUTUP
utara atau ke timur. Karena di Bali ada suatu Adopsi  teknologi  telah  mendatangkan
konsep luanan tebenan yaitu suatu konsep yang banyak  persoalan  dalam  kehidupan  sosial.
didapat  dari  berguru  kepada  alam.  Konsep Namun  kebutuhan  akan  teknologi  tidak  bisa
luanan  tebenan  ini  berarti  hulu  hilir,  yang ditunda karena fungsinya sebagai pesawat yang
diambil dari mengalirnya air sungai dari hulu memudahkan  penanganan  urusan  manusia
(luan) ke hilir (teben). Semakin ke hulu airnya makin sulit ditinggalkan. Akibatnya beragam
semakin bersih, semakin ke hilir airnya semakin akses  muncul.  Kemudahan  yang  ditawarkan
kotor. Air    mengalir  selalu  dari  tempat  yang teknologi  berpengaruh  terhadap  mentalitas
tinggi ketempat yang rendah. Itulah sebabnya penggunanya. Para pengguna teknologi bukan
gunung sebagai tempat yang tinggi disebut hulu hanya  senang    mengambil  cara­cara  cepat
dan  laut  sebagai  tempat  yang  rendah  disebut (instant), tetapi juga sering terperosok ke dalam
hilir (Dharmayuda, 1995: 6­7). pemikiran  yang  merendahkan  nilai­nilai
Pemuliaan bagi sarwa tumuwuh (tumbuh­ kemanusiaan itu sendiri. Pengabaian terhadap
tumbuhan)  dilakukan  pada  hari  suci  tumpek nilai­nilai  kemanusiaan  bukan  hanya  terjadi
bubuh. Kaki-kaki, Nini-nini, bin selae lemeng dalam  tataran  praktis,  tetapi  ditemukan  di
nyen  galungan  mebuah  nyen  pang  nged! dalam kehidupan akademik.
Nged...nged..nged  (Kaki­kaki,  Nini­nini Mari  tengok  sejenak  pendidikan  di
duapuluh  lima  hari  lagi  hari  suci  galungan Jepang  yang  dianggap  model  negara  yang
berbuahlah  yang  lebat!  Lebat...lebat...lebat). mampu menggapai modernisasi dengan pesat
demikianlah  sepenggal  sesapan  (doa)  secara dan kreatif namun tetap kuat memelihara tradisi
sederhana  yang  disampaikan  ketika beserta  nilai­nilai  yang  terkandung  di
mempersembahkan  sesaji  di  depan  tumbuh­ dalamnya.  Mereka  adalah  bangsa  yang  lekat
tumbuhan  sambil  menepuk  tumbuhan,  pada mengakar pada tradisi (cultural up root). Tradisi

99
PURWADITA VOLUME 2, No.2, SEPTEMBER 2018 ISSN 2549-7928

Jepang  memang  mengalami  berbagai  Miarta, I Nyoman Putra. 2014. Inspirasi Nilai


perubahan namun spirit Jepang tidak pudar di Pendidikan  dalam  Sastra  Hindu:
dalamnya. Apabila  bangsa  Indonesia  ingin Perspektif  Pembentukan  Nilai  Karakter.
mencontoh  Jepang,  pendidikan  di  Indonesia Denpasar: Manikgeni.
sudah saatnya beralih dari pendidikan praktek Sandika,  I  Ketut.  2014.  Membentuk  Siswa
dan jangan harap mampu mengejar ketinggalan Berkarakter Mulia. Denpasar: Paramita.
dari  negara  lain  kalau  masalah  pendidikan Wigunadika,  I Wayan  Sapta.  2016.    Analisis
belum  dibenahi.  Ketika  ada  wacana  sekolah Struktur  dan  Nilai  Pendidikan  Karakter
bertaraf  internasional,  seyogiyanya  kita Cerpen  Nabing.  Tesis.    Denpasar:
mengunggulkan  kearifan  lokal  untuk Pascasarjana IHDN Denpasar.
memperoleh  pengakuan  internasional,
bukannya  malah  mengimpor  budaya  asing.
Kearifan lokal masyarakat Bali  sangat penting
dipelajari  dan  diterapkan  dalam  kehidupan
bermasyarakat. Oleh karena itu, nilai­nilai luhur
yang ada dalam budaya Bali  sudah sepatutnya
di  adaptasi  dan  diintegrasikan  dalam
melaksanakan  pendidikan,  baik  pendidikan
formal  maupun  pendidikan  non  formal.
Terlebih lagi pendidikan formal, kearifan lokal
ini  sangat  baik  diadaptasi  dan  diintegrasikan
dalam  pembelajaran. kearifan  lokal dari  Bali
sangat  penting  dan  baik  dimasukan  dalam
pendidikan  formal  pada  semua  jenjang
pendidikan.

 DAFTAR PUSTAKA

Aripta  Wibawa,  I  Made.  2003.  Butir-Butir


Reformasi  Hindu  ke  Depan.  Denpasar:
Deva
Alwasilah,  Chaedar.  2009.  Etnopedagogi:
Landasan  Praktek  Pendidikan  dan
Pendidikan  Guru.  Bandung:  PT  Kiblat
Buku Utama.
Cassirer,  Ernst.  1987.  Manusia  dan
Kebudayaan. Jakarta: Gramedia.
Dharmayuda,  I  Made  Suasthawa.  1995.
Kebudayaan  Bali.  Denpasar:  Kayumas
Agung.
Licona, Thomas. 2013. Pendidikan Karakter:
Panduan  Lengkap  Mendidik  Siswa
Menjadi Pintar dan Baik. Bandung: Nusa
Media.

100

Potrebbero piacerti anche