Sei sulla pagina 1di 12

PENGARUH VIDEO EDUKASI TERHADAP KEPATUHAN

LATIHAN JASMANI PASIEN DIABETES MELLITUS DI


WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO TIMUR II

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:
ULYA AGHNIA
I1B015017

UNIVERSITAS JENDERAL
SOEDIRMAN FAKULTAS ILMU
ILMU KESEHATAN JURUSAN
KEPERAWATAN PURWOKERTO
2019
Abstract
THE EFFECT OF VIDEO EDUCATION ON PHYSICAL EXERCISE
ADHERENCE AMONG PATIENT WITH DIABETES MELLITUS AT
THE WORKING REGION OF PUSKESMAS II EAST PURWOKERTO
Ulya Aghnia1, Asep Iskandar2 , Wahyudi Mulyaningrat2
Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Jurusan
Keperawatan
ulyaghnia12345@gmail.com

Background: Diabetes Mellitus is a chronic disease with an increasing


prevalence and requires good management. Physical exercise is one of the
management of diabetes mellitus. The effectiveness of physical exercise
modification is strongly influenced by the extent to which patients
complied the advice of health workers. Efforts to improve patient
compliance is by providing health education. Video media is believed to
be able to increase the compliance of patients with diabetes mellitus.
Research method: This study used a quasi-experimental pre-post test with
control group design. The sampling technique used was purposive
sampling with 19 respondents in each group. Data analysis using Paired
sample T test and Independent sample T test.
Result: The results of analysis using paired t test showed that there were
differences in physical exercise compliance between before and after the
provision of educational videos in the intervention group (p=0000), but
there were no differences in the control group (p=0,834). The results of the
analysis using unpaired t test showed that there were differences in
changes in compliance after being given an educational video between the
intervention group and the control group (p=0,000).
Conclusion: Educational videos can improve physical exercise adherence
to patients with diabetes mellitus in the work area of East Purwokerto II
Health Center.
Keyword: education, physical exercise adherence of Diabetes Mellitus,
video
PENDAHULUAN terhindar dari komplikasi.
Kadar glukosa yang stabil dan
Diabetes Mellitus tetap berada pada batas yang
adalah suatu penyakit aman dapat berdampak pada
gangguan metabolik menahun peningkatan kualitas hidup
yang ditandai dengan adanya pada penderita diabetes
hiperglikemia, atau tingginya mellitus (Putri & Isfandiari
kadar glukosa darah melebihi 2013). Manajemen diabetes
nilai normal akibat gangguan mellitus yang baik dapat
pengeluaran insulin, kerja mencegah atau meminimalkan
insulin atau keduanya. Insulin komplikasi dan menunda
merupakan hormon yang prognosis komplikasi yang
berfungsi untuk telah muncul. Beberapa upaya
mengendalikan kadar glukosa pencegahan yang dapat
darah dengan mengatur dilakukan yaitu dengan empat
produksi dan penyimpanannya pilar penatalaksanaan diabetes
(Smeltzer & Bare 2008). Pada mellitus yaitu salah satunya
pasien diabetes mellitus latihan jasmani (Perkeni
kemampuan tubuh untuk 2011).
bereaksi terhadap insulin
menurun atau kemampuan Aktivitas latihan
pankreas mensekresi insulin jasmani berguna sebagai
menurun bahkan hilang sama pengendali kadar gula darah
sekali. dan penurunan berat badan.
Manfaat besar dari latihan
Saat ini diperkirakan jasmani pada pasien diabetes
lebih dari 346 juta orang di mellitus antara lain
dunia mengalami diabetes menurunkan kadar glukosa
mellitus. Angka ini akan terus darah, mencegah kegemukan,
bertambah hingga lebih dari 2 ikut berperan mengatasi
kali lipat pada 2030 jika tidak terjadinya komplikasi,
dilakukan intervensi dengan gangguan lipid darah dan
optimal. Prevalensi diabetes peningkatan tekanan darah
mellitus di Indonesia menurut (Ilyas 2011). Penelitian
Kementerian Kesehatan Rehmaita, et al (2017)
Republik Indonesia menunjukan bahwa latihan
(Kemenkes RI 2014) yaitu jasmani, baik senam diabetes
sebesar 2,1 persen dari jumlah maupun jalan kaki, sangat
penduduk Indonesia. baik dilakukan oleh penderita
Presentase tersebut meningkat diabetes mellitus untuk
jika dibandingkan dengan menurunkan kadar gula
hasil Riskesdas tahun 2007 darah. Hal tersebut berarti
yaitu sebesar 1,1 persen. apabila latihan jasmani
dilaksanakan secara baik,
Pasien diabetes
benar, teratur dan terukur
mellitus membutuhkan
akan membantu menstabilkan
perawatan medis dan
kadar gula darah, membantu
modifikasi gaya hidup untuk
mengurangi kebutuhan
mengontrol gula darah dan
insulin atau obat-obatan serta
memelihara berat badan. perubahan perilaku yang
tidak didasari oleh
Faktanya kesadaran pengetahuan dan kesadaran,
pasien akan pentingnya maka tidak akan bertahan
latihan jasmani masih belum lama.
tumbuh. Tingkat kepatuhan
latihan jasmani dapat Berdasarkan
dipengaruhi oleh faktor- wawancara yang peneliti
faktor menurut Hasbi (2012) lakukan di wilayah Puskesmas
yaitu pengetahuan, persepsi Purwokerto Timur II pada 8
manfaat, persepsi hambatan, pasien diabetes mellitu, dari 8
dan dukungan keluarga. Dari secara keseluruhan memiliki
faktor-faktor tersebut perawat kepatuhan latihan jasmani
bisa melibatkan diri dengan yang kurang. Pasien yang
memberikan edukasi untuk diwawancarai memberikan
meningkatkan pengetahuan informasi bahwa belum pernah
dalam upaya meningkatkan mendapatkan pendidikan
kepatuhan melakukan latihan kesehatan selain saat
jasmani. berkunjung ke layanan
kesehatan. Oleh karena itu
Pilihan media edukasi peneliti tertarik melakukan
yang tersedia kini semakin penelitian tentang pengaruh
beragam, tetapi masing- video edukasi terhadap
masing memiliki kelebihan kepatuhan latihan jasmani
dan kekurangan. Video pada pasien diabetes mellitus
merupakan salah satu media di wilayah kerja Puskesmas
edukasi yang juga dapat Purwokerto Timur II.
digunakan dalam edukasi
latihan jasmani untuk pasien Tujuan dari penelitian
diabetes mellitus. Video ini adalah untuk mengetahui
dapat menangkap, apakah terdapat pengaruh
menyimpan, serta video edukasi terhadap
menyampaikan kembali objek kepatuhan latihan jasmani
atau kejadian seperti keadaan pasien diabetes mellitus di
yang sebenarnya, dapat wilayah kerja Puskesmas
menampilkan kejadian dalam Purwokerto Timur II.
waktu singkat, warna dan Manfaat penelitian ini adalah
animasi, mengefisienkan meningkatkan kepatuhan
keterbatasan ruang dan latihan jasmani pada pasien
waktu, serta lebih menarik diabetes mellitus.
perhatian (Haryadi 2012). METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan
oleh Alamiyah (2016) Desain Penelitian
menunjukan bahwa edukasi Penelitian ini
menggunakan video efektif menggunakan desain
meningkatkan kepatuhan diet penelitian Quasi Experiment
pada pasien hipertensi. dengan pre-post test with
Menurut teori Bloom (dalam control group.
Efendi & Makhfudli, 2009)
Lokasi dan Waktu Penelitian mellitus terdiri dari 5
pertanyaan.
Penelitian ini
dilaksanakan di 3 desa Alur Penelitian
wilayah kerja Puskesmas
Pengambilan data pada
Purwokerto Timur II.
kelompok intervensi dan
Penelitian dilaksanakan dari
kontrol dilakukan setelah
Juni 2019-Juli 2019
peneliti mendapatkan data dari
Populasi dan Sampel pihak Puskesmas Purwokerto
Timur II. Peneliti
Populasi dalam mengunjungi rumah calon
penelitian ini adalah semua responden satu persatu.
pasien diabetes mellitus di Setelah calon responden
wilayah kerja Puskesmas bersedia menjadi responden
Purwokerto Timur II yang maka peneliti memberikan
berjumlah 63 orang. informed consent dilanjut
Pengambilan sampel mengisi lembar kuesioner
menggunakan teknik pretest.
purposive sampling (Santjaka
2011). Jumlah sampel dalam Setelah kelompok
penelitian ini 38 orang. intervensi mendapatkan video
Kelompok intervensi 19 orang edukasi maka peneliti
dan kelompok kontrol 19 mengambil data posttest yang
orang. Kriteria inklusi dalam dilakukan 1 minggu setelah
penelitian ini yaitu: pasien diberikan perlakuan.
diabetes mellitus berusia 40-
Analisis Data
60 tahun, dapat mendengar
dan membaca dengan baik, Analisis univariat
memiliki pendidikan minimal dilakukan untuk menjelaskan
SD, tinggal bersama keluarga karakteristik masing-masing
serta bersedia menjadi variabel yang diteliti. Analisis
responden. Sedangkan kriteria bivariat menggunakan uji t
eksklusi dalam penelitian ini berpasangan dan uji t tidak
adalah pasien dengan stres berpasangan dikarenakan data
berat, depresi, mengalami terdistribusi normal. Uji t
kebutaan, tuna rungu, tuna berpasangan dilakukan untuk
grahita, dan nefropati. mengetahui perbedaan skor
Instrumen Penelitian kepatuhan sebelum dan
sesudah video edukasi pada
Kuesioner penelitian kelompok kontrol dan
ini hanya mengambil satu pilar intervensi. Uji t tidak
yaitu latihan jasmani dari berpasangan digunakan untuk
kuesioner kepatuhan mengetahui perbedaan rerata
manajemen diabetes mellitus perubahan skor kepatuhan
yang dikembangkan oleh latihan jasmani setelah video
Anisha (2013). Kuesioner edukasi pada kelompok
latihan jasmani diabetes kontrol dan intervensi.
HASIL
Tabel 4.1 Distribusi karakteristik responden berdasarkan usia, pendidikan,
pekerjaan dan lama menderita diabetes mellitus (n = 38)
Variabel Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol
(n=19) (n=19) p
n (%) atau mean ± SD n (%) atau mean ± SD
Usia 54,6 ± 4,7 55,1 ± 4,7 0,760
Pendidikan
SD 15 (78,9%) 16 (84,2%) 0,490
SMP 2 (10,5%) 3 (158%)
SMA
Perguruan Tinggi 2 (10,5%)
Pekerjaan
Tidak Bekerja 12 (63,2%) 14 (73,7%) 0,121
Bekerja 7 (36,8%) 5 (26,3%)

yaitu 16 (84,2%). Jenis


Berdasarkan tabel 4.1 pekerjaan terbanyak pada
menunjukan dari 19 responden kelompok intervensi adalah
pada kelompok intervensi tidak bekerja (63,2%).
mayoritas berusia 54,6 tahun. Sedangkan jenis pekerjaan
Sedangkan rata-rata usia pada pada kelompok kontrol adalah
kelompok kontrol 55,1 tahun. tidak bekerja (73,7%). Hasil
Sebagian besar responden uji homogenitas menghasilkan
pada kelompok intervensi p>0,05 yang menunjukkan
memiliki pendidikan terakhir bahwa karakteristik usia,
SD (78,9%). Sedangkan pendidikan, dan pekerjaan
responden pada kelompok diabetes mellitus di kedua
kontrol hampir semua kelompok bersifat homogen.
memiliki pendidikan akhir SD
Tabel 4.2 Karakteristik klinis responden berdasarkan lama menderita diabetes
mellitus
Responden Median Minimum Maksimum p
Kelompok intervensi 3 tahun 6 bulan 9 tahun
0,449
Kelompok kontrol 4 tahun 7 bulan 10 tahun
terpendek 7 bulan dan terlama
Tabel 4.2 10 tahun. Hasil uji
menunjukkan bahwa lama homogenitas menghasilkan
menderita diabetes mellitus p>0,05 yang menunjukkan
pada kelompok intervensi nilai bahwa karakteristik lama
median 3 tahun dengan durasi menderita diabetes mellitus di
terpendek 6 bulan dan terlama kedua kelompok bersifat
9 tahun. Sedangkan pada homogen.
kelompok kontrol nilai median
4 tahun dengan durasi

Tabel 4.3 Perbedaan skor kepatuhan latihan jasmani diabetes mellitus antara
sebelum dan sesudah video edukasi pada kelompok intervensi dan
kelompok kontrol
Skor Kepatuhan Latihan Jasmani
Responden Skor pretest Skor posttest p
mean ± SD mean ± SD
Kelompok intervensi (n=19) 9,53 ± 1,12 13,32 ± 1,20 0,000

Kelompok kontrol (n=19) 7,84 ± 1,5 7,79 ± 1,75 0,834

yang bermakna pada skor


Tabel 4.3 menunjukan kepatuhan sebelum dan setelah
bahwa ada perbedaan skor perlakuan pada kelompok
kepatuhan sebelum dan kontrol (p=0,834).
sesudah intervensi (p=0,000).
Namun tidak ada perbedaan
Tabel 4.4 Perbedaan rerata perubahan skor kepatuhan latihan jasmani diabetes
mellitus setelah video edukasi pada kelompok kontrol dan intervensi
Skor Kepatuhan Latihan Jasmani
p
Variabel Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol P
pretest
mean ± SD mean ± SD
Perubahan skor 0,946 3,789 ± 1,71 -0,05 ± 1,07 0,000
kepatuhan latihan
jasmani

ada perbedaan yang bermakna


Tabel 4.4 pada skor kepatuhan latihan
menunjukkan rerata perubahan jasmani setelah edukasi antara
skor kepatuhan latihan jasmani kelompok intervensi dan
setelah edukasi sebesar 3,789 kelompok kontrol dengan nilai
pada kelompok intervensi dan p < 0,05.
-0,05 pada kelompok kontrol.
Hasil uji statistik didapatkan
PEMBAHASAN
bertambahnya usia terutama
1. Karakteristik Responden
diatas 40 tahum, dimana pada
Hasil penelitian usia ini khususnya untuk
menunjukkan bahwa rata-rata seseorang yang kurang gerak
usia responden pada kelompok badan, massa otot berkurang
intervensi 54,6 tahun dan pada sehingga pemakaian glukosa
kelompok kontrol 55,1 tahun. berkuran dan gula darah pun
Penelitian ini didukung oleh akan meningkat.
penelitian yang dilakukan oleh
Tingkat pendidikan
Febty (2014) yang
responden pada kelompok
menyatakan bahwa mayoritas
intervensi dan kontrol paling
karakteristik responden
banyak memiliki pendidikan
berdasarkan usia yaitu > 45
terakhir SD yaitu pada
tahun. Tandra (2008)
kelompok intervensi (78,9%)
mengemukakan bahwa resiko
dan pada kelompok kontrol
terkena diabetes mellitus akan
(84,2%). Menurut Anders &
meningkat dengan
Schroeter (2015) tingkat 7 bulan dan durasi terlama 10
pendidikan yang tinggi sering tahun. Menurut Kapur et al.
dihubungkan dengan (2008) pasien yang telah
pengetahuan yang lebih baik. menderita diabetes mellitus
Pengetahuan kemudian lebih lama, cenderung kurang
memengaruhi perilaku yang mematuhi saran karena putus
berdampak negatif terhadap asa serta lebih membutuhkan
kemungkinan seseorang penguatan dan dorongan.
memiliki diagnosis diabetes Faktor kejenuhan penderita
mellitus. Hal ini sesuai dengan diabetes mellitus yang
hasil penelitian yang menjalani pengobatan dan
menunjukkan bahwa semakin tingkat kesembuhan yang
tinggi tingkat pendidikan dicapai tidak sesuai dengan
maka jumlah responden yang yang diharapkan juga dapat
menderita diabetes mellitus menjadi faktor dalam
semakin sedikit. ketidakpatuhan.
Responden pada 2. Perbedaan Rerata Skor
kelompok intervensi dan Kepatuhan Latihan
kontrol hampir sebagian besar Jasmani Diabetes
tidak bekerja/IRT. Hal Mellitus antara Sebelum
tersebut mungkin disebabkan dan Sesudah Video
karena individu yang tidak Edukasi pada Kelompok
bekerja cenderung memiliki Intervensi dan Kontrol
lebih banyak waktu untuk
Hasil penelitian menunjukkan
menghadiri pertemuan dan
bahwa rerata skor kepatuhan
menunggu di klinik rawat
latihan jasmani sebelum
jalan (Babwah et al 2006).
edukasi pada kelompok
Status pekerjaan dapat
intervensi adalah 9,53 dan
berpengaruh terhadap
pada kelompok kontrol 7,84.
kesempatan dan waktu yang
Ada beberapa faktor yang
digunakan untuk
mungkin mempengaruhi
meningkatkan pengetahuan.
tingkat kepatuhan awal
Seseorang yang tidak bekerja
responden dalam penelitian.
akan memiliki lebih banyak
Faktor pertama adalah
waktu untuk mengakses
pengalaman edukasi formal
informasi dan juga mengikuti
atau informal mengenai
kegiatan masyarakat.
perilaku (Primanda et al.,
Lama menderita 2011).
diabetes mellitus pada
Peningkatan pengetahuan
kelompok intervensi memiliki
terjadi setelah diberikan
median 3 tahun dengan durasi
edukasi menggunakan video.
terpendek 6 bulan dan durasi
Penggunaan video melibatkan
terlama 9 tahun. Sedangkan
semua alat indra seperti
lama menderita diabetes
pendengaran dan penglihatan
mellitus pada kelompok
sehingga semakin banyak alat
kontrol memiliki median 4
indra yang terlibat untuk
tahun dengan durasi terpendek
menerima dan mengolah
informasi, semakin besar pengobatan dan perilaku
kemungkinan isi informasi pasien dalam melakukan
tersebut dapat dimengerti dan aktivitas yang mendukung
dipertahankan dalam ingatan. kesembuhan. Responden yang
Video membantu responden mengalami peningkatan
dalam memahami informasi pengetahuan sehingga akan
yang diberikan selama edukasi mempertimbangkan baik
meskipun hampir seluruh buruknya tindakan bagi
responden pada kelompok dirinya dan mulai mencoba
intervensi memiliki tingkat perilaku baru (Wawan & Dewi
pendidikan SD. Laufianti 2010). Sesuai dengan
(2010) menyebutkan bahwa penelitian Fahlevi (2012)
dengan video pesan yang tentang hubungan tingkat
disampaikan lebih menarik pengetahuan pasien diabetes
perhatian dan motivasi bagi mellitus terhadap aktivitas
penonton. Pesan yang olahraga dan memberikan
disampaikan lebih efisien hasil bahwa dengan tingkat
karena gambar bergerak dapat pengetahuan yang tinggi dapat
mengkomunikasikan pesan mempengaruhi responden
dengan cepat dan nyata. Oleh tersebut untuk melakukan
karena itu, dapat mempercepat aktivitas olahraga dengan
pemahaman pesan secara lebih baik. Hal tersebut
komprehensif dan lebih efektif menunjukkan diperlukannya
karena penyajian secara video pendidikan kesehatan untuk
membuat penonton lebih meningkatkan pengetahuan
berkonsentrasi. dalam melakukan olahraga.
Hasil penelitian ini sejalan 3. Perbedaan Rerata
dengan hasil penelitian Perubahan Skor
Tjahyono (2013) yang Kepatuhan Latihan
menunjukkan bahwa edukasi Jasmani Diabetes
melalui audio visual mampu Mellitus Setelah Edukasi
meningkatakan pengetahuan antara Kelompok
dan kepatuhan pasien diabetes Kontrol dan Intervensi
mellitus tipe 2. Hasil
Hasil penelitian menunjukkan
penelitian ini juga sejalan
bahwa terdapat perbedaan
dengan penelitian Papilaya et
perubahan skor kepatuhan
al (2016) yang menunjukan
latihan jasmani yang
bahwa media audiovisual
signifikan antara kelompok
memiliki kemampuan lebih
kontrol dan intervensi (p =
baik dalam memperbaiki
0,000). Nilai rerata perubahan
perilaku pemeliharaan
skor kepatuhan latihan jasmani
kesehatan gigi dan mulut
pada kelompok yang diberikan
(kategori baik menjadi 71%).
edukasi menggunakan video
Edukasi yang dilakukan (3,789) lebih tinggi daripada
kepada responden dapat kelompok yang tanpa video (-
mempengaruhi tingkat 0,05). Hal tersebut disebabkan
kepatuhan pasien terhadap oleh faktor media yang
digunakan selama edukasi. setelah edukasi, dan hasil
Responden pada kelompok validitas kuesioner penelitian
intervensi cenderung lebih ini yaitu hasil dari keseluruhan
antusias dan konsentrasi kuesioner manajemen diabetes
hingga akhir pelaksanaan mellitus.
edukasi karena tertarik dengan
video. Hal ini sesuai dengan KESIMPULAN
hasil penelitian Jafar (2015) Berdasarkan hasil penelitian
bahwa media video sangat tentang pengaruh video
efektif digunakan untuk edukasi terhadap kepatuhan
meningkatkan perilaku latihan jasmani pasien diabetes
personal hygiene anak kelas mellitus di wilayah kerja
IV di SDN 2 Jambidan Puskesmas Purwokerto Timur
Banguntapan (p=0,000). II, dapat disimpulkan bahwa
Media video menurut karakteristik demografi
Setyawati (2016) mempunyai responden dalam penelitian ini
kelebihan karena menunjukan rata-rata usia
menggunakan audio dan visual pada kelompok intervensi 54,6
dalam menyampaikan suatu tahun dan kelompok kontrol
informasi sehingga lebih 55,1 tahun dan mayoritas
mudah untuk dimengerti. pendidikan responden yaitu
Pesan atau informasi yang SD pada kelompok intervensi
disampaikan melalui media maupun kelompok kontrol.
video lebih realistik, dan video Pekerjaan responden pada
memiliki beberapa features kelompok intervensi dan
yang sangat bermanfaat untuk kontrol sebagian besar tidak
digunakan dalam proses bekerja/IRT.
penyampaian pesan Terdapat perbedaan skor
(Notoatmodjo 2010). kepatuhan latihan jasmani
Penelitian Kapur et al. (2008) antara pretest dan post-test
yang dilakukan di India pada kelompok intervensi
menunjukkan bahwa pasien (p=0,000), tetapi tidak terdapat
yang memiliki tingkat perbedaan yang signifikan
kepatuhan baik cenderung pada kelompok kontrol (p=
pernah mendapatkan edukasi 0,834). Terdapat pengaruh
dalam bentuk lain, selain video edukasi terhadap
bagan yang dicetak. kepatuhan latihan jasmani
Keterbatasan Penelitian pasien diabetes mellitus di
wilayah kerja Puskesmas
Penelitian ini memiliki Purwokerto Timur II
keterbatasan, yaitu peneliti (p=0,000).
belum bisa mengendalikan
indikator dalam kuesioner SARAN
tidak pernah, kadang-kadang, Bagi peneliti yang akan
sering dan selalu karena hanya melanjutkan penelitian ini
satu kali mengumpulkan data dapat mengumpulkan data
post-test yaitu satu minggu post-test beberapa kali supaya
diketahui perubahan latihan Hasbi, M. 2012, ‘Analisis Faktor
jasmani yang stabil serta Yang Berhubungan
melakukan uji validitas untuk Kepatuhan Penderita
instrumen kepatuhan latihan Diabetes Melitus Dalam
jasmani. Melakukan Olahraga Di
Wilayah Kerja Puskesmas
DAFTAR PUSTAKA Praya Lombok Tengah’,
Alamiyah, 2016, ‘Pengaruh Tesis, Universitas
Pendidikan Kesehatan Indonesia. Retrieved from
Melalui Video Terhadap http://lib.ui.ac.id/file?file=di
Kepatuhan Diet pada Pasien gital/20306604-T30747-
Hipertensi’, Skripsi. Analisis faktor.pdf
Universitas Jenderal
Soedirman Haryadi, S. 2012, Video Sebagai
Media Layanan Bimbingan
Anisha, D. 2013, ‘Kepatuhan Pasien dan Konseling. Bandung:
Diabetes Melitus Tipe 2 Prima Karya
Dalam Penatalaksanaan
DM’, Skripsi, Universitas Ilyas, E. I., 2011. Olahraga bagi
Sumatera Utara. Diabetesi dalam: Soegondo,
S., Soewondo, P., Subekti,
Babwah, F., Baksh, S., Cupid- I., Editor. Penatalaksanaan
Thuesday, J., Hosein, I., Diabetes Melitus Terpadu
Sookhai, A., Poon-King, C., bagi dokter maupun
& Hutchinson, G. 2006, edukator diabetes. Jakarta:
‘The role of gender in Fakultas Kedokteran
compliance and attendance Universitas Indonesia
at an outpatient clinic for
type 2 diabetes mellitus in Kapur, K., Kapur, A.,
Trinidad’, Revista Ramachandran, S., Mohan,
Panamericana de Salud V., Aravind, S. R.,
Publica = Pan American Badgandi, M., & Srishyla,
Journal of Public Health, M. V. 2008, ‘Barriers to
19(2), 79–84. Changing Dietary
Behavior’, Journal of
Fahlepie, E. 2012, ‘Hubungan Association of Physicians of
Tingkat Pengetahuan Pasien India, 56(JAN.), 27–32.
Diabetes Mellitus terhadap
Melakukan Olah Raga’,. Kemenkes RI. 2014. Profil
Skripsi PSIK UR. Kesehatan Indonesia.
Jakarta: Kementrian
Febty I., 2014, ‘Gambaran Kesehatan Republik
Pengetahuan dan Perilaku Indonesia.
Tentang Penatalaksanaan
DM pada Pasien DM di Lufianti, A. 2010, ‘Perbedaan
Puskesmas Ciputat Timur’, Pengaruh Pembelajaran
Skripsi. Universitas Islam Perawatan Payudara (Breast
Negeri Syarif Hidayatullah Care) Dengan Video
Jakarta. Compact Disc (VCD)
Dibanding Dengan Phantom
Terhadap Pengetahuan Dan Santjaka, A. 2011, Statistik untuk
Motivasi Belajar (Pada Penelitian Kesehatan 1.
Mahasiswa DIII Yogyakarta: Nuha Medika.
Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan An- Setyawati, Dwi. 2016, ‘Pengaruh
Nur Purwodadi’, Thesis. Pendidikan Kesehatan
Universitas Sebelas Maret Tentang HIV/AIDS Dengan
Media Video Drama dan
Papilaya, Zuliari, Juliatri. 2016, Ceramah Terhadap Tingkat
‘Perbandingan Pengaruh Pengetahuan Dan Sikap
Promosi Kesehatan Remaja Dalam Pencegahan
menggunakan Media Audio HIV/AIDS Di SMA N 2
dengan Media Audio-visual Boyolali 2016’, Skripsi.
terhadap Perilaku Kesehatan Surakarta : PSIK Fakultas
Gigi dan Mulut Siswa SD’, Ilmu Kesehatan UMS.
Jurnal e-GiGi (eG), 4 (2).
Smeltzer, Suzane C., and Bare,
PERKENI. 2011, Konsensus Brenda G., 2008. Buku Ajar
pengelolaan dan Kesehatan Medical Bedah,
pencegahan Diabetes Volume 2, Edisi 8. Jakarta :
Melitus tipe 2 di Indonesia Buku Kedokteran EGC.
2011. Jakarta: Author.
Tandra, H., 2008, Segala Sesuatu
Putri, N.H.K. & Isfandiari, M.A. yang Harus Anda Ketahui
2013, ‘Hubungan Empat Tentang Diabetes. Jakarta:
Pilar Pengendalian DM Tipe Penerbit PT. Gramedia
2 dengan Rerata Kadar Gula Pustaka Utama.
Darah’ Jurnal Berkala
Epidemiologi, I(2), pp. 234– Tjahyono, Y.P. 2013, ‘Pengaruh
43. edukasi melalui media
visual buku ilustrasi
Rehmaita, Mudatsir & Tahlil, T terhadap pengetahuan dan
2017, ‘Pengaruh Senam kepatuhan pasien DM tipe
Diabetes Dan Jalan Kaki 2’, Jurnal Ilmiah
Terhadap Penurunan Kadar Mahasiswa Universitas
Gula Darah Pada Pasien Dm Surabaya. Vol 2 No 1.
Tipe II Di Puskesmas
Krueng Barona Jaya Aceh Wawan, A dan Dewi, M. 2010, Teori
Besar’ Jurnal Ilmu dan Pengukuran
Keperawatan, vol. 5, no.2, Pengetahuan , Sikap dan
pp. 88 Perilaku Manusia.
Yogyakarta : Nuha Medika
RISKESDAS. 2013, Laporan Hasil
Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) Nasional
2013. Jakarta: Badan
Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
Departemen Kesehatan RI.

Potrebbero piacerti anche