Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
KEMASYARAKATAN
Bambang Ariyanto
Fakultas Hukum Universitas Hang Tuah Surabaya
Abstract: Law No. 8 of 1985 only recognizes two forms of legal entity for the social
organizations i.e. associations and foundations; while pursuant to Law No. 17 of 2013 on
Social Organizations, there are four legal entity forms of the social organizations, namely
(1) social organizations with legal entity of associations, (2) social organizations with
legal entity of foundations, (3) social organizations with legal entity of foreign foundations,
and (4) social organizations that are not legal entity. Four forms of the legal entity have
different procedures for establishing, requirements, validating. The legal issue is whether
the differences of the legal entity will affect the procedures for dissolving the
organizations. Through normative research it is found that dissolving the organizations
pursuant to Law No. 17 of 2013 is held through the legal procedures. The organizations
may be dissolved by a binding court decision. The procedures for dissolving the
organizations are also not simple. The first punishment is given as a written warning for
three times. If it is ignored, then the punishment could be a suspension of grants,
temporary suspension of the activity. The temporary suspension is conducted for 6 months
and shall be permitted by the Supreme Court. If a verdict has permanently been published,
a status of the legal entity can be revoked. The revocation is held within 30 days.
Abstrak: Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 hanya mengenal dua bentuk badan
hukum bagi ormas, yakni perkumpulan dan yayasan. Sedangkan dalam Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan ada empat bentuk badan
hukum ormas, yakni (1) Ormas dengan badan hukum Perkumpulan, (2) Ormas dengan
badan hukum Yayasan, (3) Ormas dengan badan hukum Yayasan Asing, dan (4) Ormas
yang tidak berbadan hukum. Empat bentuk badan hukum ini memiliki tata cara pendirian,
persyaratan, pengesahan yang berbeda-beda. Persoalannya, apakah perbedaan masing-
masing badan hukum dari ormas ini akan mempengaruhi mekanisme pembubaran dari
ormas. Melalui penelitian yuridis normatif, dihasilkan bahwa pembubaran organisasi
kemasyarakatan berdasarkan UU No. 17 Tahun 2013 melalui mekanisme legal formal.
Ormas bisa dibubarkan dengan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap.
Tata cara pembubaran ormas juga tidak sederhana. Sanksi awal diberikan peringatan
tertulis sebanyak tiga kali. Apabila sanksi ini tidak dihiraukan maka sanksi bisa berubah
penghentian bantuan hibah, penghentian sementara kegiatan. Sanksi penghentian
sementara dilakukan selama 6 bulan dan harus seizin dari Mahkamah Agung. Apabila
sudah keluar keputusan hukum yang tetap, maka pencabutan status badan hukum bisa
dilakukan. Pencabutan ini dilakukan dalam jangka waktu 30 hari.
128
Bambang Ariyanto, Tinjauan Yuridis Pembubaran Organisasi Kemasyarakatan
129
Perspektif Hukum, Vol. 15 No. 2 November 2015 : 128-146
130
Bambang Ariyanto, Tinjauan Yuridis Pembubaran Organisasi Kemasyarakatan
131
Perspektif Hukum, Vol. 15 No. 2 November 2015 : 128-146
10 11
Nia Kania Winayanti, 2011, Dasar Hukum Baddudu-Zain, 1994, Kamus Umum Bahasa
Pendirian dan Pembubaran ORMAS (Organisasi Indonesia, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, hal.
Kemasyarakatan), Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 872.
12
hal. 13-14. Nia Kania Winayanti, Op.Cit, hal. 15.
132
Bambang Ariyanto, Tinjauan Yuridis Pembubaran Organisasi Kemasyarakatan
133
Perspektif Hukum, Vol. 15 No. 2 November 2015 : 128-146
3. Organisasi profesi, antara lain peng- adalah organisasi yang dibentuk oleh
acara, dokter, insinyur, akuntan; anggota masyarakat warga Negara Re-
4. Serikat pekerja atau serikat buruh; publik Indonesia secara sukarela atas
5. Badan Perwakilan Desa (BPD)/ dasar kesamaan kegiatan, profesi, fungsi,
Dewan Kelurahan; agama, dan kepercayaan terhadap Tuhan
6. Kelompok-kelompok pengajian, anta- Yang Maha Esa untuk berperan serta
ra lain majelis taklim dan paroki; dalam wadah Negara Kesatuan Republik
7. Organisasi seni dan budaya, seperti Indonesia yang berdasarkan Pancasila”.
seni, musik, teater, film; Dalam penjelasan pasal tersebut men-
8. Koperasi, kelompok usaha bersama, jelaskan bahwa salah satu ciri penting
kelompok simpan pinjam, seperti ko- dari organisasi kemasyarakatan adalah
perasi simpan pinjam; kesukarelaan dalam pembentukan dan
9. Yayasan yang bergerak dalam bidang keanggotaannya.
sosial kesehatan, antara lain yayasan Pengertian dari Organisasi Kema-
yatim piatu, anak cacat, panti asuhan; syarakatan di dalam Undang-Undang
10. Kelompok-kelompok pendidikan se- Nomor 8 Tahun 1985 memiliki makna
perti Komite Sekolah, persatuan yang rancu. Rustam Ibrahim mengatakan
orang tua murid dan guru (POMG); pengertian tersebut sering diasosiasikan
11. Organisasi olah raga; dengan organisasi massa atau organisasi
12. Organisasi pemuda/mahasiswa/ pela- yang mempunyai anggota yang cukup
jar; besar (mass-based organizations).17 Hal
13. Organisasi kelompok-kelompok pe- ini dipertegas juga di Pasal 5 huruf (a)
rempuan; dan (b) Undang-Undang Nomor 8 Tahun
14. Organisasi non pemerintah advokasi 1985 yang menyatakan bahwa organisasi
(hak asasi manusia, demokrasi, ling- kemasyarakatan merupakan penyalur ke-
kungan, organisasi pengawas publik); giatan sesuai kepentingan anggotanya,
15. LSM pembangunan (bergerak dalam termasuk wadah pembinaan dan pengem-
pelayan dan pembangunan masyara- bangan anggotanya dalam mewujudkan
kat; tujuan organisasinya. Artinya, organisasi
16. Organisasi berdasarkan kesukuan, et- kemasyarakatan yang dimaksud di dalam
nis, dan masyarakat adat; Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985
17. Organisasi yang bergerak dalam per- lebih menitikberatkan pada asas keang-
lindungan hidup dan konservasi; gotaan. Sedangkan pengaturan mengenai
18. Organisasi sosial keagamaan (Nah- organisasi tanpa anggota sama sekali
dlatul Ulama, Muhammadiyah, Hiz- tidak diatur secara jelas dalam norma di
but Tahrir, organisasi yang bernaung Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985.
di bawah gereja, dan agama-agama Atas penafsiran inilah, menjadi alasan
lain); bagi sebagian besar Lembaga Swadaya
19. Organisasi hobi, seperti klub pendaki Masyarakat (LSM) bahwa mereka tidak
gunung, pengumpul perangko.
17
Rustam Ibrahim, Beberapa Pokok Pikiran untuk
Penyusunan RUU tentang Perubahan Undang-
Sementara itu, pengertian Organi- Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi
sasi Kemasyarakatan menurut Undang- Kemasyarakatan, dalam diskusi di Biro Polhukam
dan Kesra Sekretariat Jenderal DPR-RI, 8
Undang Nomor 8 Tahun 1985 Pasal 1, Februari 2011.
134
Bambang Ariyanto, Tinjauan Yuridis Pembubaran Organisasi Kemasyarakatan
termasuk yang diatur dalam undang- ormas tanpa terkecuali. Hal ini membuat
undang tersebut sebab sebagian besar tidak adanya batasan yang tegas menge-
LSM di Indonesia berbentuk Yayasan nai karakteristik dari organisasi kemasya-
(organisasi tanpa anggota) yang didirikan rakatan. Ketidakjelasan dalam batasan
untuk kepentingan publik (public in- atau definisi dari organisasi kemasyara-
terest).18 Yayasan merupakan organisasi katan ini berusaha diperjelas melalui ben-
badan hukum yang tidak berdasarkan tuk organisasinya, yakni berupa badan
asas keanggotaan (non-membership or- hukum atau tidak berbadan hukum.19 Hal
ganization). ini sesuai dengan konsep badan hukum
Kerancuan dalam definisi atas Or- untuk organisasi-organisasi yang dikate-
ganisasi Kemasyarakatan ini berusaha di- gorikan sebagai sektor nirlaba, yaitu per-
perbaiki dengan melakukan revisi atas kumpulan (association) dan yayasan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985. (foundation).20 Untuk ormas berbadan
Revisi ini menghasilkan Undang-Undang hukum perkumpulan didirikan dengan
Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organi- berbasis anggota, sedangkan ormas ber-
sasi Kemasyarakatan. Di Pasal 1 angka 1 badan hukum yayasan didirikan dengan
menyebutkan Organisasi Kemasyarakatan tidak berbasis anggota.21
adalah organisasi yang didirikan dan di-
bentuk oleh masyarakat secara sukarela Pendirian Organisasi Kemasyarakatan
berdasarkan kesamaan aspirasi, kehen- Pengaturan organisasi kemasyara-
dak, kebutuhan, kepentingan, kegiatan katan dalam bentuk badan hukum se-
dan tujuan untuk berpartisipasi dalam benarnya merupakan upaya dari peme-
pembangunan demi tercapainya Negara rintah untuk mempermudah pendirian,
Kesatuan Republik Indonesia yang ber- pengawasan, pembinaan dan pembubaran
dasarkan Pancasila. Pengertian Ormas terhadap organisasi kemasyarakatan.
tersebut dimaksudkan untuk mewadahi Dalam teori pertanggungjawaban hukum,
semua organisasi atau lembaga yang di- suatu badan hukum (rechstpersoon) me-
bentuk masyarakat dengan mengacu pada rupakan subjek hukum yang secara
tiga pilar dasar, yakni kesamaan tujuan, kewenangan dapat melakukan perbuatan
kepentingan, dan kegiatan sebagai sarana hukum sepertinya halnya orang (natuur-
untuk menyalurkan pendapat dan pikiran lijk person), walaupun perbuatan hukum-
bagi anggota masyarakat dan mening- nya hanya sebatas pada bidang hukum
katkan keikutsertaan secara aktif seluruh harta kekayaan.22
lapisan masyarakat dalam mewujudkan
19
masyarakat Pancasila berdasarkan Un- Pasal 10 UU No. 17 Tahun 2013.
20
Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang
dang-Undang Dasar 1945, dan sekaligus Organisasi Kemasyarakatan, Badan Legislasi
menjamin tercapainya tujuan nasional. DPR RI, 2011, hal. 17.
21
Definisi Organisasi Kemasyarakat- Pasal 11 ayat (2) dan (3) UU No.17 Tahun
2013.
an dalam Undang-Undang Nomor 17 22
Untuk menentukan suatu kedudukan badan
Tahun 2013 ternyata masih bersifat hukum harus memenuhi empat persyaratan yakni:
(1) adanya harta kekayaan yang terpisah; (2)
umum. Artinya, semua wadah untuk ber- mempunyai kepentingan tersendiri; (3) mem-
kumpul dan berserikat dianggap sebagai punyai tujuan tertentu; (4) mempunyai organisasi
yang teratur. Empat syarat itu penting untuk
membedakan segala perbuatan hukum badan
18
Ibid., hal. 6. dengan manusia pengurusnya. Lihat Achmad Ali,
135
Perspektif Hukum, Vol. 15 No. 2 November 2015 : 128-146
Frasa bentuk badan hukum dalam 1. Badan hukum Perseroan Terbatas di-
organisasi kemasyarakatan adalah Yaya- atur dalam Undang-Undang Nomor
san dan Perkumpulan. Hal ini menun- 40 Tahun 2007. Undang-Undang ini
jukkan ruang lingkup dari badan hukum menggantikan Undang-Undang No 1
yang diatur berada dalam badan hukum Tahun 2005 tentang Perseroan Ter-
privat (perdata) yang non profit, bukan batas.
berada dalam lingkup badan hukum pub- 2. Badan hukum Koperasi berlandaskan
lik. pada Undang-Undang Nomor 17 Ta-
Dari dua bentuk badan hukum hun 2012 tentang Perkoperasian.
organisasi kemasyarakatan yakni Per- 3. Badan hukum Organisasi Kemasya-
kumpulan dan Yayasan, hanya badan rakatan yang diatur di Undang-
hukum perkumpulan yang pengaturannya Undang Nomor 17 Tahun 2013 ten-
belum diperbaharui sejak Indonesia mer- tang Organisasi Kemasyarakatan.
deka dan pengaturannya sangat sedikit 4. Badan Hukum Partai Politik yang
sekali. Landasan hukum badan hukum diatur dalam Undang-Undang Nomor
Perkumpulan ini masih tunduk pada hu- 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik.
kum zaman penjajahan berdasarkan asas 5. Badan hukum Yayasan yang diatur
konkordasi (asas hukum yang menyata- dengan Undang-Undang Nomor 21
kan bahwa semua peraturan hukum di Tahun 2004 tentang Yayasan.
negara penjajah berlaku juga di negara Dengan beberapa kriteria di atas
jajahannya). Aturan perkumpulan itu ada tadi, untuk menentukan pendirian suatu
di dalam KUHPerdata Buku III Bab IX organisasi kemasyarakatan berdasarkan
tentang Perkumpulan, yaitu Pasal 1653 – peraturan perundang-undangan yang ber-
1665, kemudian diperbaiki dengan laku sangat ditentukan oleh bentuk dari
Staatsblad 1870 No.64 (Stb.1870-64) dan organisasi kemasyarakatan tersebut. Da-
disempurnakan dengan Staatsblad 1939 lam hal ini ada beberapa bentuk or-
No. 570 mengenai Perkumpulan Indo- ganisasi kemasyarakatan yang akan di-
nesia (Inlandsche Vereniging) (Stb. 1939- bahas lebih mendalam di bagian ini,
570) yang pada awalnya hanya berlaku antara lain:
untuk daerah Jawa Madura saja. Kemu- 1. Ormas Berbadan Hukum Perkum-
dian berdasarkan Staatsblad 1942 No. 13 pulan
jo No. 14 (Stb. 1942-13 jo 14) berlaku Peraturan perundang-undangan
untuk seluruh wilayah Indonesia. dalam hukum positif Indonesia yang
Badan Hukum Usaha Dagang mengatur tentang perkumpulan masih
(UD), Comanditer (CV), dan Firma, memiliki kelemahan dan kekurangan.
sampai saat ini landasan hukumnya masih Salah satu kelemahan yang sangat pen-
tunduk pada ketentuan dalam KUHPer- ting adalah belum adanya definisi yang
data dan KUHDagang. Sementara untuk tegas dan jelas mengenai perkumpulan,
Perseroan Terbatas, Koperasi, Ormas, sehingga menimbulkan interpretasasi
Parpol semuanya diatur dalam Undang- yang bias. Kekurangan lainnya adalah
Undang, antara lain: ketentuan perundang-undangan tentang
perkumpulan masih menggunakan bahasa
2011, Menguak Tabir Hukum, Edisi Kedua, Belanda yang belum pernah diterjemah-
Cetakan Ketiga, Jakarta: Ghalia Indonesia, hal.
175.
136
Bambang Ariyanto, Tinjauan Yuridis Pembubaran Organisasi Kemasyarakatan
kan secara resmi, sehingga tidak men- dimaksud baik yang ada dalam Staastblad
jamin kepastian hukum. 1870-64 dan KUHPerdata masih meng-
Perkumpulan (dalam arti sempit) andung definisi secara luas. Definisi ini
diatur dalam Buku Ketiga, Bab Ke- menyangkut apakah perkumpulan itu ber-
sembilan Pasal 1653 sampai Pasal 1665 badan hukum, atau bukan badan hukum,
KUHPerdata, dan diatur lebih lanjut lalu berorientasi pada laba maupun nir-
dalam Staatsblad 1870-64 tentang Ke- laba.
dudukan Badan Hukum dari Perkum- Perkumpulan dalam arti luas sen-
pulan (Rechstpersoonlijkheid van Ve- diri sebenarnya secara parsial telah diatur
reenigingen) dan dalam Staatsblad 1939- dalam berbagai Undang-Undang, seperti
570 jo 717 tentang Perkumpulan Indo- Undang-Undang Perseroan Terbatas,
nesia (Inlandsche Vereeniging). Dengan Undang-Undang tentang Perkoperasian,
demikian, dikenal ketentuan perundang- Undang-Undang tentang Organisasi Ma-
undangan mengenai Perkumpulan yang syarakat, Undang-Undang tentang Parpol,
berlaku bagi golongan Eropa dan Timur Undang-Undang tentang Advokat (yang
Asing (KUHperd dan Staatsblad 1970- mengatur juga organisasi profesi Advo-
64) dan Perkumpulan yang berlaku bagi kat).25 Dengan pengaturan yang parsial
golongan pribumi (Staatsblad 1939-570 ini sebenarnya belum memberikan keje-
jo 717). lasan dan ketegasan tentang makna dari
Menurut konsideran dari Staats- perkumpulan itu sendiri. Rustam Ibrahim
blad 1939-570 jo 717 Perkumpulan mengungkapkan bahwa perkembangan
Indonesia merupakan perkumpulan yang perkumpulan yang begitu pesat di Indo-
anggota-anggotanya hanya terdiri dari nesia dengan beraneka ragam kegiatan
orang-orang dari golongan Pribumi, tidak bisa lagi diatur dalam Staatsblad
mengatur secara menyimpang dari 1870-64 karena sudah tidak sesuai
Hukum Adat sekadar perlu untuk meme- dengan keadaan. Dalam prakteknya ba-
nuhi kebutuhan sosial dan kepentingan nyak organisasi masyarakat sipil yang
umum dari masyarakat golongan Pri- mengajukan permohonan untuk diakui
bumi. Apabila ada orang pribumi menjadi sebagai badan hukum tidak dapat di-
anggota perkumpulan menurut Staatsblad proses karena tidak diatur oleh regulasi
1870-64, maka hak dan kewajiban dari tersebut. Misalnya dalam membentuk
orang Pribumi itu akan tunduk pada organisasi payung (umbrella organiza-
Staatsblad 1870-64.23 tion) yang terdiri dari asosiasi-asosiasi
Perkumpulan yang diatur dalam
Staatsblad 1870-64, memberikan ketentu- perbutan pribadi para pengurusnya. Lihat di Pasal
8 Staatsblad 1870-64.
an status badan hukum bagi suatu per- 25
Wirjono Prodjodikoro mengemukakan bahwa
kumpulan.24 Namun, perkumpulan yang perkumpulan dalam arti luas merupakan
berkumpulnya orang perseorangan atau orang-
orang yang merasa mempunyai kepentingan, yang
hanya atau mungkin dapat lebih memuaskan
23
Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang apabila mereka berkumpul dan bekerja sama satu
Perkumpulan, hal. 8. dengan yang lain. Dalam konteks ini,
24
Staastblad 1870-64 sebenarnya juga mengenal perkumpulan yang berorientasi laba ada empat
dan mengakui perkumpulan yang tidak berbadan yakni: Perseroan Perdata (maatschap), Perseroan
hukum. Akan tetapi bagi perkumpulan yang tidak Firma (Vennootschap onder firma), Perseroan
berbadan hukum segala perbuatan dan tindakan- Komanditer (Commanditaire Vennootschap) dan
nya terhadap pihak ketiga akan dipandang sebagai Perseroan Terbatas (Naamlooze Vennootschap).
137
Perspektif Hukum, Vol. 15 No. 2 November 2015 : 128-146
atau jaringan ormas yang tidak berang- Perkumpulan yang merpakan Organi-
gotakan orang perseroangan melainkan sasi Massa (Ormas) ini bisa berbentuk
organisasi badan hukum banyak menemui Lembaga Swadaya Masyarakat
kendala mengenai status hukumnya. (LSM) yang bergerak menangani ma-
Organisasi-organisasi ini hanya didaftar- salah anak jalanan, partai politik, atau
kan kepada notaris untuk memperoleh perkumpulan biasa pada umumnya
akte notaris, tetapi dari sudut pandang seperti: perkumpulan pencinta moge
legalitas belum dikatakan sebagai badan (motor gede), perkumpulan pencinta
hukum.26 perangko, perkumpulan pencinta keris
Definisi perkumpulan bisa di- dll.
temukan dalam Peraturan Menteri Men- 2. Perkumpulan yang Berbadan Hukum.
teri Hukum dan Hak Asasi Manusia Perkumpulan jenis ini sebagaimana
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Pengesahan dimaksud dalam Pasal 1 Staatsblad
Badan Hukum Perkumpulan. Sedangkan 1870 No. 64 (berdasarkan Keputusan
di UndangUndang Nomor 17 Tahun Raja tanggal 28 Maret 1870), yaitu:
2013, norma mengenai perkumpulan perkumpulan yang akta pendiriannya
sama sekali tidak ada. Menurut Peraturan disahkan oleh pejabat yang ditunjuk
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, oleh Gubernur Jendral (pada waktu
perkumpulan adalah badan hukum yang itu Directeur van Justitie – kini
merupakan kumpulan orang didirikan Menteri Hukum & HAM RI).
untuk mewujudkan kesamaan maksud Pendirian Organisasi Masyarakat
dan tujuan tertentu di bidang sosial, yang berbadan hukum perkumpulan harus
keagamaan, dan kemanusiaan dan tidak memenuhi persyaratan antara lain :28
membagikan keuntungan kepada ang- (a) Akta pendirian dikeluarkan oleh
gotanya. Sedangkan dalam Rancangan notaris yang memuat AD dan ART;
Undang-Undang Perkumpulan disebut- (b) Program Kerja;
kan pengertian Perkumpulan adalah ba- (c) Sumber pendanaan;
dan hukum yang merupakan kumpulan (d) Surat keterangan domisili;
orang, didirikan untuk mewujudkan ke- (e) Nomor pokok wajib pajak atas nama
samaan maksud dan tujuan tertentu sesuai perkumpulan; dan
dengan yang dicita-citakan oleh para ang- (f) Surat pernyataan tidak sedang dalam
gotanya, dan tidak membagikan keun- sengketa kepengurusan atau dalam
tungan kepada anggotanya dan organ perkara di pengadilan.
perkumpulan. Setelah semua persyaratan di atas
Irma Devita Purnamasari me- terpenuhi, maka pengesahan sebagai ba-
ngemukakan perkumpulan umumnya di- dan hukum perkumpulan dilakukan oleh
bagi menjadi dua:27 menteri yang menyelenggarakan urusan
1. Perkumpulan biasa yang merupakan pemerintahan di bidang hukum dan hak
Organisasi Massa; asasi manusia dengan pertimbangan dari
instansi terkait. Ormas yang telah men-
dapatkan pengesahan badan hukum akan
26
Rustam Ibrahim, Ibid., hal. 6. mendapatkan legalitas berupa organisasi
27
Irma Devita Purnamasari, 2010, Kiat-kiat Cer-
das, Mudah dan Bijak Mendirikan Badan Usaha,
28
Kaifa, hal. 33-34. Pasal 12 UU No 17 Tahun 2013 tentang Ormas
138
Bambang Ariyanto, Tinjauan Yuridis Pembubaran Organisasi Kemasyarakatan
139
Perspektif Hukum, Vol. 15 No. 2 November 2015 : 128-146
33 35
Pasal 43 UU No. 17 Tahun 2013. Pasal 46 UU No. 17 Tahun 2013
34 36
Pasal 44 UU No. 17 Tahun 2013. Pasal 47 UU No. 17 Tahun 2013
140
Bambang Ariyanto, Tinjauan Yuridis Pembubaran Organisasi Kemasyarakatan
esahan status dari ormas tersebut. Menge- Keterangan Terdaftar (SKT) adalah surat
nai hak dan kewajiban, kedudukan, ke- yang diterbitkan oleh Menteri Dalam Ne-
anggotaan, kepengurusan, pemberdayaan geri, Gubernur, Bupati/Walikota yang
memiliki kesamaan dengan ormas yang menerangkan bahwa sebuah organisasi
berbadan hukum. kemasyarakatan telah tercatat pada admi-
Pasal 16 ayat (2) UU No. 17 nistrasi pemerintahan sesuai dengan ta-
Tahun 2013 menyatakan bahwa pendaf- hapan dan persyaratan.
taran ormas yang tidak berbadan hukum
dilakukan dengan pemberian surat ke- Tata Cara Pembubaran Organisasi
terangan terdaftar oleh Pemerintah dan Kemasyarakatan
Pemerintah Daerah. Namun, Istilah surat Dalam konsep normatif mengenai
keterangan terdaftar tidak diketemukan organisasi kemasyarakatan, UU No. 17
dalam Ketentuan Umum yang ada di Tahun 2013 tentang Organisasi Ke-
Pasal 1. Pengertian Surat Keterangan masyarakatan memang mengatur menge-
Terdaftar (SKT) baru bisa kita temukan nai pendirian ormas baik yang berbadan
dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri hukum perkumpulan, yayasan, yayasan
Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pedoman asing, ataupun ormas yang tidak berbadan
Pendaftaran Organisasi Kemasyarakatan hukum. Pengaturan mengenai pembekuan
di Lingkungan Kementerian Dalam Ne- dan pembubaran ormas, lebih banyak
geri dan Pemerintah Daerah (selanjutnya diatur dalam Bab XVII mengenai sanksi
disebut Permendagri No. 33 Tahun terhadap ormas yang melanggar terhadap
2012).37 Dalam Permendagri No. 33 larangan-larangan yang diatur dalam UU
Tahun 2012 disebutkan bahwa Surat No. 17 Tahun 2013.
Larangan terhadap ormas sebagai-
37
Munculnya Permendagri No. 33 Tahun 2012 mana diatur di dalam Pasal 59 UU No. 17
membuat rancu mengenai posisi organisasi
kemasyarakatan yang tidak berada di lingkungan Tahun 2013 terlihat lebih detail. Ada
Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah empat larangan yang diatur dalam pasal
Daerah. Sebab, dari judul Permendagri tersebut
secara jelas dan tegas menunjukkan bahwa
tersebut yakni :
kebijakan tersebut diperuntukkan bagi Ormas di a. Larangan penggunaan bendera, lam-
lingkungan Kementeria Dalam Negeri dna bang, atribut yang sama dengan
Pemerintah Daerah. Sedangkan di Pasal 2 ayat (2)
Permendagri mengecualikan kewajiban mendaftar bendera, lambang negara Republik
bagi ormas yang didirikan berdasarkan ketentuan Indonesia, lembaga pemerintahan,
peraturan perundang-undangan. Pertanyaannya,
lembaga internasional, organisasi ter-
bagaimana dengan status serikat pekerja/serikat
buruh yang didirikan berdasarkan Undang- larang atau partai politik.
Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat b. Larangan untuk melakukan tindakan
Pekerja/Serikat Buruh. Apakah Serikat –Peker-
ja/Serikat buruh wajib tunduk pada Permendagri yang menganggu keamanan dan ke-
tersebut. Dalam praktik, serikat pekerja/serikat tertiban umum diantaranya: melaku-
buruh wajib melakukan pencatatan pada Badan kan tindakan permusuhan terhadap
Kesbang. Jika tidak tercatat pada Badan Kesbang
maka Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi suku, agama, ras atau golongan; me-
tidak mau mencatatkan pembentukan Serikat lakukan kegiatan separatis yang
Pekerja/Serikat Buruh. Kebijakan ini tentu ber-
mengancam kedaulatan Negara Ke-
tentangan dengan UU No. 21 Tahun 2000 tentang
Serikat Pekerja/Serikat Buruh, lalu Peraturan satuan Republik Indonesia; melaku-
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 6 kan tindakan kekerasan, menganggu
Tahun 2005 tentang Pedoman Verifikasi Ke-
anggotaan Serikat Pekerja/Serikat Buruh. ketentraman dan ketertiban umum,
141
Perspektif Hukum, Vol. 15 No. 2 November 2015 : 128-146
142
Bambang Ariyanto, Tinjauan Yuridis Pembubaran Organisasi Kemasyarakatan
rah atau pengurus pusat yang melakukan Daerah, kepala kejaksaan, kepala kepo-
kesalahan tersebut.40 lisian sesuai tingkatannya. Pertimbangan
Apabila ormas tersebut tetap ban- dari Mahkamah Agung diberi jangka
del, maka pemerintah bisa mengusulkan waktu paling lama 14 (empat belas) hari.
pembubaran. Sebelum dibubarkan ormas Apabila dalam jangka waktu tidak diberi-
tersebut harus mendapat peringan tertulis kan maka pemerintah berwenang menja-
dulu. Pembubaran untuk ormas di tingkat tuhkan sanksi penghentian sementara.
pusat harus mendapat pertimbangan dan Sanksi penghentian sementara dijatuhkan
saran dari Mahkamah Agung, sementara paling lama 6 (enam) bulan.
untuk ruang lingkup provinsi atau Mengenai ormas yang tidak ber-
kabupaten/kota meminta pertimbangan badan hukum, maka sanksinya berupa
dan saran dari Menteri Dalam Negeri.41 pencabutan surat keterangan terdaftar.
Bagi ormas yang melanggar la- Pencabutan surat keterangan terdaftar ini
rangan tersebut, sanksi yang diterapkan wajib mendapatkan pertimbangan dari
tidak langsung dibubarkan. Sanksi awal Mahkamah Agung baik yang mengajukan
yang dikenakan adalah sanksi administra- Pemerintah atau Pemerintah Daerah,
tif yang bisa dikeluarkan oleh Pemerintah dengan jangka waktu 14 (empat belas)
atau Pemerintah daerah. Sanksi admi- hari.
nistratif itu berupa peringatan tertulis, Bagi ormas berbadan hukum,
penghentian bantuan dan/atau hibah, maka sanksinya adalah pencabutan status
penghentian sementara kegiatan, dan/atau badan hukum. pencabutan status ini ber-
pencabutan surat keterangan terdaftar dasarkan putusan pengadilan yang telah
atau pencabutan status badan hukum. memperoleh kekuatan hukum tetap me-
Peringatan tertulis yang diberikan ngenai pembubaran ormas berbadan
kepada ormas terdiri atas peringatan hukum. pencabutan ini dilaksanakan da-
tertulis kesatu, kedua dan ketiga, dan lam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari
berlaku dalam waktu paling lama 30 (tiga sejak tanggal diterimanya salinan putusan
puluh) hari. Peringatan tertulis kesatu pembubaran ormas yang telah mem-
diberikan sebanyak 2 (dua) kali. Bila peroleh kekuatan hukum tetap oleh
diabaikan, maka mendapatkan peringatan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manu-
ketiga. Sanksi bagi ormas yang telah sia.42 Pencabutan itu diumumkan dalam
mendapatkan peringatan ketiga dari Pe- Berita Negara Republik Indonesia.43
merintah atau Pemerintah Daerah yakni : Pembubaran ormas berbadan hu-
(a) penghentian bantuan dan/atau hibah; kum diajukan oleh Kejaksaan ke peng-
dan/atau penghentian sementara kegiatan. adilan negeri atas permintaan tertulis dari
Mengenai sanksi penghentian se- menteri hukum dan hak asasi manusia.
mentara, pemerintah wajib meminta per- Permohonan ini harus disertai dengan
timbangan hukum Mahkamah Agung. bukti penjatuhan sanksi administratif oleh
Sedangkan bagi ormas di lingkup pro- Pemerintah atau Pemerintah daerah.
vinsi atau kabupaten/kota wajib meminta Permohonan pembubaran ormas
pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat harus diputus oleh pengadilan negeri
40 42
Pasal 24 PP No. 18 Tahun 1986 Pasal 68 UU No. 17 Tahun 2013
41 43
Pasal 27 PP No. 18 Tahun 1986 Pasal 69 UU No. 17 Tahun 2013
143
Perspektif Hukum, Vol. 15 No. 2 November 2015 : 128-146
dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari 2/3 dan disetujui oleh sedikit-dikitnya 2/3
terhitung sejak tanggal permohonan suara yang hadir.46
dicatat. Jangka waktu dapat diperpanjang Lalu kemana sisa harta kekayaan
paling lama 20 hari atas persetujuan yayasan yang bubar, Pasal 28 UU No. 28
Ketua Mahkamah Agung. Putusan dari Tahun 2004 menyatakan sisa harta ke-
pengadilan negeri disampaikan kepada kayaan yayasan yang bubar diserahkan
pemohon, termohon, menteri hukum dan kepada yayasan lain yang mempunyai
hak asasi manusia dalam jangka waktu kesamaan kegiatan dengan yayasan yang
tujuh hari sejak tanggal putusan diucap- bubar, atau badan hukum lain yang
kan.44 Putusan pengadilan negeri dapat mempunyai kesamaan kegiatan yayasan
diajukan kasasi ke mahkamah agung da- yang bubar. Apabila tidak diserahkan
lam jangka waktu 14 hari. kepada yayasan lain atau badan hukum
Untuk ormas berbadan hukum ya- lain, maka kekayaan yayasan tersebut di-
yasan asing sanksi dari Pemerintah atau serahkan kepada negara dan pengguna-
Pemerintah Daerah dapat berupa per- annya dilakukan sesuai dengan kegiatan
ingatan tertulis, penghentian kegiatan, yayasan yang bubar.
pembekuan izin operasional, pencabutan
izin operasional, pembekuan izin prinsip, Kesimpulan
pencabutan izin prinsip dan/atau sanksi Undang-Undang Nomor 17 Tahun
keimigrasian sesuai dengan ketentuan 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan
peraturan perundang-undangan.45 mengatur bahwa pendirian Organisasi
Dalam ketentuan di UU No. 16 Kemasyarakatan sangat ditentukan bagai-
Tahun 2001 dinyatakan bahwa yayasan mana bentuk badan hukum yang meling-
dapat bubar apabila: (a) jangka waktu kupinya. UU Ormas menyebutkan ada
yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar empat jenis badan hukum bagi organisasi
berakhir; (b) tujuan yayasan telah ter- kemasyarakatan yakni: (a) Ormas Ber-
capai atau tidak tercapai; (c) adanya pu- badan Hukum Perkumpulan. Ormas ini
tusan pengadilan yang telah memperoleh diatur secara parsial di beberapa undang-
kekuatan hukum tetap berdasarkan ala- undang lain, seperti UU Advokat, UU
san: yayasan melanggar ketertiban Perseroan Terbatas, UU Partai Politik. Di
umum, tidak mampu membayar utang- UU Ormas, norma mengenai perkum-
nya, dan harga kekayaan yayasan tidak pulan sama sekali tidak ada. Norma per-
cukup untuk melunasi utangnya setelah kumpulan malah diatur di Peraturan
pernyataan pailit dicabut. Menteri Hukum dan HAM No. 6 Tahun
Rudhi Prasetya menyatakan ada 2014 tentang Pengesahan Badan Hukum
satu sebab yang menyebabkan Yayasan Perkumpulan; (b) Ormas Berbadan Hu-
bubar, yang tidak ditentukan oleh un- kum Yayasan. Pengaturannya berdasar-
dang-undang maupun Anggaran Dasar. kan UU No 28 Tahun 2004 tentang
Alasan itu terjadi bila ada keputusan Perubahan Atas UU No 16 Tahun 2001
Rapat Pembina, yang biasanya untuk tentang Yayasan. Ada tiga tahap pen-
sahnya rapat tersebut diperlukan kuorum dirian Badan Hukum Yayasan, yakni
Pendirian, Pengesahan dan Pengumuman;
44
Pasal 72 UU No. 17 Tahun 2013.
45 46
Pasal 81 UU No. 17 Tahun 2013. Op. Cit, Rudhy, hal. 56.
144
Bambang Ariyanto, Tinjauan Yuridis Pembubaran Organisasi Kemasyarakatan
(c) Ormas Berbadan Hukum Yayasan cam itu justru membuat kebingungan ma-
Asing. Pengaturannya lebih banyak di syarakat. Badan hukum Yayasan yang
UU Organisasi Kemasyaratan. Untuk dimasukkan dalam badan hukum bagi or-
mendirikan ormas berbadan hukum Ya- ganisasi kemasyarakatan harus dibedakan
yasan Asing harus memiliki Izin Prinsip dengan badan hukum Yayasan yang me-
dan Izin Operasional, serta minimal telah miliki visi-misi pendidikan.
tinggal di Indonesia selama 5 tahun ber-
turut-turut; (d) Ormas yang tidak Ber- Daftar Bacaan
badan Hukum. Ormas yang tidak ber- Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013
badan hukum dilakukan dengan pemberi- tentang Organisasi Kemasyarakat-
an Surat Keterangan Terdaftar yang bisa an.
diperoleh berdasarkan ruang lingkup Or- Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
mas, bersifat nasional, propinsi, atau ka- tentang Perseroan Terbatas.
bupaten/kota.
Pengaturan mengenai pembubaran Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004
organisasi kemasyarakatan berdasarkan tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 16 Tahun 2001
UU No. 17 Tahun 2013 melalui mekanis-
tentang Yayasan.
me legal formal. Ormas bisa dibubarkan
dengan putusan pengadilan yang telah Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001
berkekuatan hukum tetap. Tata cara pem- tentang Yayasan.
bubaran ormas juga tidak sederhana.
Sanksi awal diberikan peringatan tertulis Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985
tentang Organisasi Kemasyarakat-
sebanyak tiga kali. Apabila sanksi ini
an.
tidak dihiraukan maka sanksi bisa ber-
ubah penghentian bantuan hibah, peng- Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi
hentian sementara kegiatan. Sanksi peng- Manusia Nomor 6 Tahun 2014
hentian sementara dilakukan selama 6 tentang Pengesahan Badan Hukum
bulan dan harus seizin dari Mahkamah Perkumpulan.
Agung. Apabila sudah keluar keputusan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
hukum yang tetap, maka pencabutan
33 Tahun 2012 tentang Pedoman
status badan hukum bisa dilakukan. Pendaftaran Organisasi Kemasyara-
Pencabutan ini dilakukan dalam jangka katan di Lingkungan Kementerian
waktu 30 hari. Dalam Negeri dan Pemerintah
Dengan demikian, Pemerintah dan Daerah.
DPR perlu membuat kesepakatan menge-
nai defisini yang jelas mengenai organi- Achmad Ali, 2011, Menguak Tabir
Hukum, Edisi Kedua, Cetakan
sasi kemasyarakatan. Hal ini berguna
Ketiga, Jakarta: Ghalia Indonesia.
agar tidak ada kerancuan dalam memak-
nai organisasi kemasyarakatan. Undang- Badudu-Zain, 1994, Kamus Umum
Undang Nomor 17 Tahun 2013 sebaiknya Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka
direvisi untuk memperjelas mengenai sta- Sinar Harapan.
tus badan hukum dari organisasi kema-
C.S.T. Kansil dan Cristine S.T. Kansil,
syarakatan. Status badan hukum organi- 2002, Pokok-Pokok Badan Hukum,
sasi kemasyarakatan yang beraneka ma- Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
145
Perspektif Hukum, Vol. 15 No. 2 November 2015 : 128-146
Irma Devita Purnamasari, 2010, Kiat-kiat Rustam Ibrahim, 2008, “Upaya Pening-
Cerdas, Mudah dan Bijak Mendiri- katan Kinerja Transparansi dan
kan Badan Usaha, Kaifa. Akuntabilitas Ormas dan Lembaga
Nirlaba Lainnya”, Makalah, Jakar-
J.J Bruggink, 1996, Rechsreflecties, alih ta.
bahasa Arief Sidharta, Bandung:
Citra Aditya Bakti. Rudhi Prasetya, 2012, Yayasan Dalam
Teori dan Praktik, Cetakan Perta-
Laporan Infid Kebebasan Beragama ma, Jakarta: Sinar Grafika.
Tahun 2010-2012.
Sondang P. Siagian, 1980, Filsafat Admi-
Muladi dan Dwija Priyatno, 2010, Per- nistrasi, Jakarta: Gunung Agung.
tanggungjawaban Pidana Korpora-
si, Cetakan Kedua, Jakarta: Ken-
cana.
146