Sei sulla pagina 1di 15

Stigma 11(1): 37-51; April 2018 ISSN: 1412 – 1840

© 2018 Prodi Biologi FMIPA UNIPA Surabaya

PERBEDAAN SENSITIVITAS TERAPI ANTIBIOTIK DENGAN


EKSTRAK CACING TANAH (Lumbricus rubellus) TERHADAP
Salmonella typhi

C. A. Anhar1) dan Susie Amilah2)


1)
Mahasiswa Prodi Biologi F. MIPA Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
2)
Staf Pengajar Prodi Biologi F. MIPA Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

ABSTRACT
Typhoid disease is an acute systemic disease affecting the small intestine caused by
Salmonella typhi. Treatment of tifodic fever can be done by medical or traditional means.
One way of medical weighting is with antibiotic therapy. However, this time encouraged the
existence of traditional medicine using earthworm Lumbricus rubellus. This study aims to
determine the difference in sensitivity between antibiotic therapy with earthworm extract of
Lumbricus rubellus in inhibiting Salmonella typhi growth in vitro. This research was
experimental with bacterium isolate Salmonella typhi 0.5 Mc. Farland with Lumbricus
rubellus earthworm extract in the form of infusa 15%, 30%, 45%, 60%, 75%, and 90% and
various antibiotics that is Ampsisilin, Amoxicilin- Clavulanic acid, Cefuroxime,
Chloramphenicol, Trimetophim, Sulfamethoxazole, Ceftriaxone, Meropenem, Cefotaxim,
Levoflaxacin, Ceftazidim, and Cefepime were tested using the diffusion method.
Observations were made by calculating the drag zone diameter in Mueller Hinton media. The
results showed that there were significant differences between Lumbricus rubellus
earthworm extract and antibiotic therapy, whereas in all concentrations of Lumbricus
rubellus earthworm extract were resistant, whereas in all antibiotics were sensitive to
Levoflaxacin type which had a large inhibitory diameter of 34 mm.

Keywords: Typhoid Fever, Salmonella typhi, Lumbricus rubellus Earthworm Extract,


Antibiotic Therapy.

PENDAHULUAN demam selama satu minggu atau


Penyakit infeksi merupakan lebih disertai gangguang pada
salah satu masalah serius dalam saluran pencernaan (Rampengan,
dunia kesehatan yang disebabkan 2007).
oleh mikroba patogen (Darmadi, Demam tifoid yang
2008). Penyakit demam tifoid atau disebabkan oleh Salmonella typhi
tifus merupakan penyakit sistemik masih merupakan masalah
akut menyerang usus halus yang kesehatan masyarakat dengan
disebabkan oleh Salmonella typhi. jumlah kasus sebanyak 22 juta per
Tifus ditularkan melalui makanan tahun di dunia dan menyebabkan
dan minuman yang terkontaminasi 216.000 – 600.000 kematian
oleh bakteri Salmonella typhi (Centers Disesase Control, 2008).
(Zulkarnaen, 2010). Penyakit tifus Di Indonesia, tifoid mengalami
menunjukkan gejala antara lain permasalahan semakin kompleks

37
C. A. Anhar dan Susie Amilah: Perbedaan Sensitivitas Terapi Antibiotik Dengan Ekstrak Cacing Tanah (Lumbricus
rubellus) Terhadap Salmonella typhi

dengan meningkatnya kasus-kasus tradisional. Salah satu jenis cacing


karier (carrier) atau relaps dan tanah yang sering digunakan adalah
resistensi terhadap obat-obat yang Lumbricus rubellus yang
dipakai, sehingga menyulitkan mengandung protein cukup tinggi
upaya pengobatan dan pencegahan yaitu 64-76% berat kering, selain itu
(Keputusan Menkes, 2006). Pada juga mengandung banyak jenis asam
tahun 2008, angka kesakitan tifoid asmino. Metode ekstraksi yang
di Indonesia dilaporkan sebesar 81,7 umum dilakukan masyarakat adalah
per 100.000 penduduk, Angka ini dengan cara direnus. Dalam ekstrak
menunjukkan bahwa penderita air cacing tanah terdapat zat
terbanyak adalah pada kelompok antipurin, antipretik, antidota,
usia 2-15 tahun (Kementerian vitamin, dan beberapa enzim
Kesehatan RI, 2014). lumbrokinase, peroksidase, katalase,
Pengobatan penyakit demam dan seslulosa yang berkhasiat untuk
tifoid dapat dilakukan dengan cara pengobatan (Priosoeryanto, 2011).
medis maupun tradisional. Salah Pada Lumbricus rubellus
satu cara pengobatan medis adalah mengandung bioaktif Lumbricin
dengan melalui terapi antibiotik. yang mempunyai aktivitas
Jenis antibiotik yang biasa antimikroba yang merupakan
digunakan oleh dokter untuk golongan peptida antimikroba
pengobatan demam tifoid adalah spektrum luas yang dapat
klorafenikol, seftriakson, menghambat bakteri gram positif
sefotaksim, tiamfenikol, ampisilin, maupun negatif (broad spectrum).
amkosilin, siproflaksin, dan Peptida antimikroba bekerja dengan
kotrimoksazol (Ayu dkk., 2010). cara menyebabkan perubahan
Namun di sisi lain saat ini mekanisme permeabilitas membran
digalakkan adanya pengobatan sehingga sel mengalami lisis
tradisional pada penderita demam (Damayanti, 2009).
tifoid yaitu dengan menggunakan Maka dari itu, peneliti ingin
cacing tanah Lumbricus rubelllus. mengetahui ke sensitivitasan dari
Cacing tanah mampu mengobati masing-masing pengobatan yang
berbagai infeksi saluran pencernaan tepat dalam menghambat
seperti tifus, demam, diare, serta pertumbuhan bakteri Salmonella
gangguan perut lainnya seperti mag. typhi. Hal ini dikarenakan saat ini
Selai itu bisa juga untuk mengobati bakteri Salmonella typhi telah
penyakit infeksi saluran pernafasan mengalami mutasi dan resisten
seperti batuk, asma, influenza, dan terhadap beberapa antibiotik yang
TBC (Indriati, 2012). sebelumnya cocok digunakan dalam
Beberapa tempat di Indonesia pengobatan serta membuktikkan
seperti Jawa Barat, Palembang, dan keefektifan pengobatan tradisional
Lampung, cacing tanah sudah dengan menggunakan ekstrak cacing
dimanfaatkan sebagai obat tanah (Lumbrucus rubellus).
38
Stigma 11(1): 37-51; April 2018 ISSN: 1412 – 1840
© 2018 Prodi Biologi FMIPA UNIPA Surabaya

METODE DAN BAHAN infusa dengan menggunakan


Penelitian ini bersifat centrifuge, sehingga mendapatkan
eksperimental, yaitu suatu metode stok eksrak rebus 100%. Melakukan
untuk mengetahui dan menguji pengenceran berdasarkan beberapa
perbedaan pengaruh antara konsentrasi yakni 15%, 30%, 45%,
pemberian terapi antibiotik dan 60%, 75%, dan 90%.
ekstrak cacing dengan konsentrasi
15%, 30%, 45%, 60%, 75%, dan Pengujian Sensitivitas Pada
90% pada pertumbuhan Salmonella Media Mueller Hinton
typhi secara in vitro dengan cara Mengambil koloni pada
melihat besarnya diameter zona biakkan Salmonella sp. yang
jernih pada daerah sekitar kertas kemudian diencerkan ke dalam
cakram. Penelitian ini dilaksanakan larutan NaCl fisiologis steril
pada bulan Maret – Juni 2017 di sehingga terbentuk suspensi yang
Laboratorium Mikrobiologi Balai keruh. Membandingkan kekeruhan
Besar Laboratorium Kesehatan antara suspensi Salmonella sp.
(BBLK) di Jalan Karangmenjangan dengan larutan Mc Farland, apabila
No. 18 Surabaya. Sampel penelitian suspensi kurang keruh maka
ini adalah bakteri biakan murni ditambahkan koloni lagi sampai
Salmonella typhi dengan konsentrasi kekeruhannya sama dengan Mc
108 Farland. Mengambil 1 mL suspensi
Salmonella sp. dan memasukkannya
Prosedur Kerja ke dalam 20 mL media Mueller
Pembuatan Ekstrak Cacing Hinton, digoyangkan sampai merata
Tanah (Lumbricus rubellus) dan diamkan hingga memadat.
Mensortir cacing tanah Menginkubasi pada suhu 370C
(dipisahkan antara cacing tanah selama 24 jam. Meletakkan cakram
antara yang baik dan yangg rusak). yang berisi antibiotik maupun hasil
Mencuci bersih menggunakan air ekstraksi dari cacing tanah ke media
hingga tanah yang menempel di dengan posisi satu media berisi 4
permukaan kulit cacing tanah. buah. Menginkubasi media pada
Mengeringkan cacing tanah dengan suhu 370C selama 18 jam.
sinar matahari selama 7 hari. Menghitung diameter zona hambat
Membuat serbuk dengan cara yang terbentuk kemudian
diblender hingga menjadi sedikit dikelompokkan antara resisten,
halus. Menimbang cacing tanah intermediet, dan sensitif.
sebanyak 70 gram dan dimasukkan
dalam 70 mL aquadest. Merebus Analisa Data
dengan menggunakan waterbath Data hasil penelitian dianalisa
selama 1 jam dengan suhu 70 0C dan dengan SPSS menggunakan analisis
ditungu hingga didinginkan. varian satu arah ANOVA (One Way
Menyaring hasil ekstrak berupa ANOVA) dengan tingkat
39
C. A. Anhar dan Susie Amilah: Perbedaan Sensitivitas Terapi Antibiotik Dengan Ekstrak Cacing Tanah (Lumbricus
rubellus) Terhadap Salmonella typhi

kepercayaam 95% atau α = 0,05. 30%, 45%, 60%, 75%, dan 90%;
Untuk menentukan perbedaan yang dibandingkan dengan 11 jenis
perlakuan secara mendalam antibiotik yaitu Ampisilin,
dilakukan uji lanjut (Post Hoc Test) Amoksisilin-asam klavulanat,
yaitu dengan menggunakan Uji LSD Cefuroxime, Cholaramphenicol,
(Lead Significance Different). Trimetrophim Sulfamethoxazole,
Ceftriaxone, Meropenem,
HASIL DAN PEMBAHASAN Cefotaxim, Levoflaxacin,
Hasil Ceftazidim, dan Cefepime.
Pada penelitian ini sampel Kemudian kedua perlakuan tersebut
menggunakan bakteri biakan murni dihitung diamter zona hambatan
Salmonella typhi dengan konsentrasi yang terbentuk. Setelah dilakukan
108 yang diperlakukan dengan penelitian didapatkan hasil berupa
ekstrak cacing tanah (Lumbricus grafik sebagai berikut:
rubellus) dengan konsentrasi 15%,

Gambar 1 Grafik Zona Hambat Terapi Antibiotik

Gambar 2. Grafik Zona Hambat Ekstrak Cacing Tanah

Data hasil diameter zona cacing diuji menggunakan statistik


hambat yang terbentuk antara one way ANOVA dan disajikan
terapi antibiotik dengan ekstrak dalam tabulasi sebagai berikut:

40
Stigma 11(1): 37-51; April 2018 ISSN: 1412 – 1840
© 2018 Prodi Biologi FMIPA UNIPA Surabaya

Tabel 1. ANOVA Perbedaan Zona Hambat Penggunaan Terapi


Antibiotik dengan Ekstrak Cacing Tanah.

Data diuji dengan pengaruh perlakuan kombinasi


menggunakan ANOVA varians dan konsentrasi
dilanjutkan dengan uji LSD. Hasil menunjukkan pengaruh yang nyata
ANOVA menunjukan bahwa ada dengan nilai sig < 0,05.

Tabel 2. Hasil Uji LSD Perbedaan Zona Hambat Penggunaan Terapi


Antibiotik dengan Ekstrak Cacing Tanah.

41
C. A. Anhar dan Susie Amilah: Perbedaan Sensitivitas Terapi Antibiotik Dengan Ekstrak Cacing Tanah (Lumbricus
rubellus) Terhadap Salmonella typhi

Pembahasan zona hambat standar menurut Oxoid


Penggunaan Terapi Antibiotik yang mengacu pada kriteria
terhadap Pertumbuhan Koloni National Commitee for Clinical
Bakteri Salmonella typhi. Laboratory Standard (NCCLS)
Berdasarkan hasil penelitian dengan kategori resisten,
dan grafik 1, menunjukkan bahwa intermediat dan sensitif. Kategori
perlakuan terapi antibiotik terhadap sensitif dapat digunakan sebagi
pertumbuhan bakteri Salmonella rujukan untuk kepentingan klinis
typhi bersifat sensitif yaitu Sensitif dalam hal ini dimaksudkan
menghasilkan diameter zona hambat bahwa antibiotik memiliki
≥ 20 mm. Zona hambatan yang kemampuan dalam menghambat
terbentuk pada agar dan lebar zona pertumbuhan bakteri bahkan mampu
tersebut dibandingkan dengan lebar membunuh bakteri (Andi, 2013).

Gambar 3. Hasil Zona Hambat yang Dibentuk oleh Perlakuan Terapi Antibiotik

Pada antibiotik Ampisilin, Mekanisme kerja antibiotik ini


menurut NCCLS, kategori resisten adalah mengganggu sintesis dinding
ditunjukkan dengan diameter sel bakteri yang sedang tumbuh dan
hambatan ≤13 mm, intermediat 14- membelah, sehngga dengan adanya
16 mm, dan sensitif ≥17 mm. cincin β-laktam akan membentuk
Berdasarkan grafik 1, diameter zona organisme dengan dinding rapuh
hambat yang dibentuk adalah 26,5 yang mudah rusak dan pertumbuhan
mm, sehingga antibiotik Ampisilin akan terhenti (Irianto, 2013).
dikategorikan sensitif. Pada antibiotik Amoxicilin
Ampisilin yang merupakan Clavulanic Acid, menurut NCCLS,
golongan penisilin. Golongan kategori resisten ditunjukkan dengan
penisilin secara struktural dan diameter hambatan ≤13 mm,
farmakologik memiliki cincin β- intermediat 14-17 mm, dan sensitif
laktam yang bersifat bakterisid dan ≥18. Berdasarkan grafik 1, diameter
mempengaruhi dinding bakteri. zona hambat yang dibentuk adalah
42
Stigma 11(1): 37-51; April 2018 ISSN: 1412 – 1840
© 2018 Prodi Biologi FMIPA UNIPA Surabaya

29,5 mm, sehingga antibiotik kategori resisten ditunjukkan dengan


Amoxicilin Clavulanic Acid diameter hambatan ≤12 mm,
dikategorikan sensitif. Amoksisilin intermediat 13-17 mm, dan sensitif
merupakan analog dari ampisilin ≥18 mm. Berdasarkan grafik 1,
yang merupakan antibiotik diameter zona hambat yang
semisintetik berspektrum luas untuk dibentuk adalah 29,5 mm, sehingga
mengobati infeksi pada anak-anak antibiotik Cholaramphenicol
dan orang dewasa (Frynkewicz, dikategorikan sensitif.
2013). Dalam mengurangu Chlaramphenicol adalah antibiotik
terjadinya resistensi amoksisilin berspektrum luas, dapat
dikombinasikan dengan asam menghambat bakteri Gram-positif
klavulanat. Asam klavulanat dan negatif aerob dan anaerob,
termasuk dalam golongan inhibitor Klamidia, Rickestsia, dan
β-laktamase, dimana enzim β- Mikoplasma. Antibiotik ini
laktamase berkerja dengan cara mencegah sintesis protein dengan
mendegradasi cincin β-laktam yang berikatan pada subunit ribosom 50S
terdapat pada amoksisilin, sehingga (Kemenkes, 2011).
dengan adanya penambahan asam Pada antibiotik Trimetrophim
kavulanat dapat meningkatkan kerja Sulfamethoxazole, menurut NCCLS
antibiotik dalam menyerang bakteri kategori resisten ditunjukkan dengan
(Alburyhi, 2013). diameter hambatan ≤10 mm,
Pada antibiotik Cefuroxime, intermediat 11-15 mm, dan sensitif
menurut NCCLS kategori resisten ≥16 mm. Berdasarkan grafik 1,
ditunjukkan dengan diameter diameter zona hambat yang
hambatan ≤17 mm, intermediat 18- dibentuk adalah 30,5 mm, sehingga
20 mm, dan sensitif ≥21 mm. antibiotik Trimetrophim
Berdasarkan grafik 1, diameter zona Sulfamethoxazole dikategorikan
hambat yang dibentuk adalah 28 sensitif. Sulfaonamida merupakn
mm. sehingga antibiotik Cefuroxime salah satu antimikroba tertua yang
dikategorikan sensitif. Cefuroxime masih digunakan. Golongan
adalah golongan cefalosporin yang sulfonamida yang paling banyak
memiliki spektrum aktivitias variasi digunakan sulfametoksazol yang
tergantung generasinya. Cefuroxime kemudian dikombinasikan dengan
merupakan generasi kedua yang trimetrophim yang menjadi
stabil terhadap berbagai jenis antibiotik Trimetrophim
betalaktamase dan memiliki Sulfamethoxazole atau yang biasa
aktivitas kuat terhadap bakteri gram dikenal dengan nama kotrimoksazol.
negatif, namun lemah terhadap Mekanisme kerja Sulfamethoxazole
bakteri Gram positif (Syarief, et all, adalah dengan menghambat sintesis
2007). asam folat, sedangkan Trimetrophim
Pada antibiotik menghambat reduksi asam
Cholaramphenicol, menurut NCCLS dihidrofolat menjadi tetrahydrofolat
43
C. A. Anhar dan Susie Amilah: Perbedaan Sensitivitas Terapi Antibiotik Dengan Ekstrak Cacing Tanah (Lumbricus
rubellus) Terhadap Salmonella typhi

sehingga menghambat enzim pada efek bakterisida terhadap bakteri


alur sintesis asam folat. Kombinasi aerob dan anaerob. Meropenem
yang bersifat sinergis ini mudah menembus dinding sel
menyebabkan pemakaian yang luas bakteri, memiliki stabilitas yang
pada terapi infeksi community- tinggi terhadap semua jenis beta-
acquired. laktamase dan juga afinitasnya
Pada antibiotik Ceftriaxone, sangat baik terhadap Penicillin
menurut NCCLS, kategori resisten Binding Proteins (PBPs) (Nurmala
ditunjukkan dengan diameter et al., 2015).
hambatan ≤13 mm, intermediat 13- Pada antibiotik Cefotaxim,
14 mm, dan sensitif ≥ 21 mm. menurut NCCLS, kategori resisten
Berdasarkan grafik 1, diameter zona ditunjukkan dengan diameter
hambat yang dibentuk adalah 28,5 hambatan ≤22 mm, intermediat 23-
mm, sehingga antibiotik Ceftriaxone 25 mm, dan sensitif ≥26 mm.
dikategorikan sensitif. Ceftriaxone Berdasarkan grafik 1, diameter zona
adalah golongan cefalosporin yang hambat yang dibentuk adalah 27
memiliki spektrum aktivitias variasi mm, sehingga antibiotik Cefotaxim
tergantung generasinya. Ceftriaxone dikategorikan sensitif. Cefotaxim
merupakan generasi kedua stabil adalah golongan cefalosporin yang
terhadap berbagai jenis memiliki spektrum aktivitias variasi
betalaktamase dan memiliki tergantung generasinya. Cefotaxim
aktivitas kuat terhadap bakteri gram merupakan generasi ketiga stabil
negatif, namun lemah terhadap terhadap berbagai jenis
bakteri Gram positif (Syarief, et all, betalaktamase dan memiliki
2007). aktivitas kuat terhadap bakteri gram
Pada antibiotik Meropenem, negatif, namun lemah terhadap
menurut NCCLS, kategori resisten bakteri Gram positif (Syarief, et all,
ditunjukkan dengan diameter 2007).
hambatan ≤19 mm, intermediat 20- Pada antibiotik Levoflaxacin,
22 mm, dan sensitif ≥23 mm. menurut NCCLS, kategori resisten
Berdasarkan grafik 1, diameter zona ditunjukkan dengan diameter
hambat yang dibentuk adalah 32 hambatan ≤15 mm, intermediat 16-
mm, sehingga antibiotik 18 mm, dan sensitif ≥19 mm.
Meropenem dikategorikan sensitif. Berdasarkan grafik 1, diameter zona
Meropenem adalah antibiotik hambat yang dibentuk adalah 34
golongan Karbapenem dengan mm, sehingga antibiotik
aktivitas spektrum luas yang Levoflaxacin dikategorikan paling
digunakan secara parenteral, stabil sensitif diantara semua antibiotik
terhadap bakteri dehydropeptidase- yang digunakan dalam percobaan
1, sehingga tidak diperlukan ini. Levoflaxacin merupakan obat
penambahan inhibitor dehydro- golongan kuinolon yang mempunyai
peptidase-1. Meropenem memiliki efek spektrum luas yang bekerja
44
Stigma 11(1): 37-51; April 2018 ISSN: 1412 – 1840
© 2018 Prodi Biologi FMIPA UNIPA Surabaya

dengan cara menghambat kerja Pada antibiotik Cefepime,


enzim DNA girase kuman, sehingga menurut NCCLS, kategori resisten
akibatnya replikasi DNA terhenti ditunjukkan dengan diameter
(Syarief, et all, 2007). Golongan hambatan ≤21 mm, intermediat 22-
Quinolon seperti antibiotik 23 mm, dan sensitif ≥24 mm.
Levoflaxacin merupakan pilihan lain Berdasarkan grafik 1, diameter zona
untuk demam tifoid. Berdasarkan hambat yang dibentuk adalah 31,5
penelitian Prof. RHH Nelwan tahun mm, sehingga antibiotik Cefepime
2009 yang membandingkan dikategorikan sensitif. Cefepime
levoflaxacin dengan ciprofloxacin, merupakan antibiotik dari kelas
memperlihatkan bawa demam beta-lactam yang merupakan
menghilang di hari ke tujuh pada generasi keempat dari
semua pasien yang menggunakan cephalosporin. Cefepime adalah
levoflaxacin, sedangkan yang zwitter ion sebab mempunyai suatu
kelompok ciproflaxacin masih ada muatan negatif pada posisi 4 pada
12 pasien mengalami pasien. inti cephalosporin dan suatu
Sedangkan dari hasil pemeriksaan substituen yang mengandung
mikrobiologi, di kelompok nitrogen kuartener (muatan positif)
levoflaxacin 100% pasien klirens pada posisi 3 dari inti. Hal ini
Salmonella typhi berdasarkan sebagai bullet-shaped. Konfigurasi
pemeriksaan darah dan feses (CDK, tertentu ini bertanggung jawab
2014). untuk penetrasi yang cepat dari
Pada antibiotik Ceftazidime, cefepime melalui membran luar dari
menurut NCCLS, kategori resisten bakteri gram-negatif dan sebagai
ditunjukkan dengan diameter salah satu kunci dari potensi
hambatan ≤17 mm, intermediat 18- antibakterialnya. Hal ini dibuktikan
20 mm, dan sensitif ≥21 mm. dari terjadinya penetrasi sel yang
Berdasarkan grafik 1, diameter zona cepat, disebabkan dari efek
hambat yang dibentuk adalah 28,5 penolakan dari anion tertentu pada
mm, sehingga antibiotik periplasma tidak terjadi pada
Ceftazidime dikategorikan sensitif. campuran ion dipolar ini. Modifikasi
Ceftazidime adalah golongan struktur inti cephem untuk
cefalosporin yang memiliki menghasilkan cefepime
spektrum aktivitias variasi menciptakan suatu antibiotik dengan
tergantung generasinya. Cefotaxim suatu spektrum antimikrobial yang
merupakan generasi ketiga stabil seimbang dan lebar dan suatu
terhadap berbagai jenis potensi yang berharga untuk
betalaktamase dan memiliki perawatan infeksi, baik gram positif
aktivitas kuat terhadap bakteri gram maupun gram negatif. (Guntur,
negatif, namun lemah terhadap A.H., 2007).
bakteri Gram positif (Syarief, et all,
2007).
45
C. A. Anhar dan Susie Amilah: Perbedaan Sensitivitas Terapi Antibiotik Dengan Ekstrak Cacing Tanah (Lumbricus
rubellus) Terhadap Salmonella typhi

Penggunaan Ekstrak Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) terhadap


Pertumbuhan Koloni Bakteri Salmonella typhi

Gambar 4. Hasil Zona Hambat yang Dibentuk oleh Perlakuan


Terapi Antibiotik

Hasil penelitian ini telah makrofag, tahan terhadap enzim-


menunjukkan bahwa ekstrak cacing enzim lisosom, mempunyai
tanah dengan metode infusa kemampuan untuk mencegah fusi
(mengambil perasan air dari phagosome-lysosomei sehingga sulit
rendaman cacing tanah dengan dibunuh. Selain itu Salmonella typhi
aquadest) tidak dapat menghambat mempunyai faktor virulensi utama
pertumbuhan koloni bakteri yang berupa polisakarida (LPS)
Salmonella typhi. Hal tersebut yang dapat menstimulasi respon
ditunjukkan pada grafik 2 yaitu imun pada inang (Kresno, 2001).
pengujian pada semua konsentrasi Seseorang yang menderita demam
(15%, 30%, 45%, 60%, 75%, dan tifoid biasanya dikarenakan oleh
90%) disertai dengan kontrol negatif imunitas yang lemah (penurunan
berupa aquades tidak mengalami daya tahan tubuh terhadap benda
perbedaan dalam menghambat asing yang masuk dalam tubuh).
pertumbuhan koloni pada bakteri Salah satu pengobatan tradisional
Salmonella typhi. Semua yang telah lama beredar di
konsentrasi menghasilkan diameter masyarkat Indonesia adalah
zona hambat yang sama yaitu 6 mm, penggunaan cacing tanah Lumbricus
sehingga pada ekstrak cacing tanah rubellus.
tidak terdapat Konsentrasi Hambat Cacing tanah Lumbricus
Minimum (KHM) yang berarti rubellus memiliki berbagai senyawa
perlakuan ini bersifat resisten penting, salah satu diantranya adalah
terhadap pertumbuhan bakteri senyawa peptida antimikroba yang
Salmonella typhi. dinamakan lumbrisin I. Lumbrisin I
Salmonella typhi merupakan merupakan senyawa peptida yang
penyebab penyakit demam tifoid tersusun dari 62 asam amino.
yang berasal bakteri Gram Negatif, Senyawa lumbrisin I mudah rusak
fakultatif, intraselluler yang dapat akibat proses pemanasan,
hidup berkembang biak dalam pengolahan dan penyimpanan
46
Stigma 11(1): 37-51; April 2018 ISSN: 1412 – 1840
© 2018 Prodi Biologi FMIPA UNIPA Surabaya

(Sofyan dkk, 2008). Namun pada sebagiannya lolos masuk ke dalam


penelitian ini yang menggunakan sistem pencernaan (usus)
menggunakan metode infusa, selanjutnya berkembang biak. Bila
dimana ekstraksi dilakukan dengan respon imunitas humoral mukosa
pelarut air pada temperatur (IgA) usus kurang baik maka kuman
penangas air (waterbath) dengan akan menembus sel-sel epitel
suhu 70 0C selama 30 menit. (terutama sel-M) dan selanjutnya ke
Dimana dalam hal ini proses lamina propina, sehingga membuat
tersebut yang dapat merusak penyerapan asupan makanan dalam
senyawa lumbrisin I yang memiliki pencernaan menjadi tidak stabil
sifat sebagai antimikroba. (Prasetyo, 2006). Dari permasalahan
Walaupun senyawa Lumbrisin itu, maka cacing tanah Lumbricus
bersifat inaktif akibat proses rubellus yang bersifat
pemanasan, tapi masih ada senyawa imunomodulator yang di dalamnya
lainnya yang bermanfaat pada terdapat enzim selulosa dan enzim
cacing tanah Lumbricus rubellus katalase berkerja yaitu untuk
dalam pengobatan penyakit demam melancarkan sistem pencernaan dan
tifoid yaitu adanya sifat dapat meningkatkan nafsu makanan
imunomodulator. Imunomodulator yang dapat membuat stimulus untuk
adalah bahan yang dapat sumsum tulang menghasilkan
mengembalikan ketidakseimbagan limfosit B yang mekanisme kerjanya
sistem imun yang cara kerjanya adalah menandai molekul-molekul
antara lain mengembalikan fungi asing (bakteri Salmonella typhi)
imun yang terganggu, memperbaiki tempat mereka meningkatkan diri
fungsi sistem imun, dan menekan dan kemudian melumpuhkannya
respon imun (imunosupresi). (Waspodo, 2008).
Pemberian ekstrak cacing tanah Di samping itu, akan muncul
Lumbricus rubellus yang berperan respon imun berupa demam yang
sebagai imunomodulator dapat disebabkan adanya muncul antigen
meningkatkan aktivitas dan fungsi (bakteri Salmonella typhi) ke dalam
beberapa komponen imunitas non tubuh manusia. Dengan adanya sifat
spesifik serta imunitas spesifik baik antipiretik yang di terdapat pada
humoral maupun seluler. Efek cacing tanah Lumbricus rubellus
terhadap respon imun nonspesifik dapat menurunkan suhu badan
berupa peningkatan fagositosis dan ketikda demam menyerang tubuh.
kemotaksis makrofag, kemotaksis
neutrofil (Barbour, et.al, 2004). SIMPULAN
Salmonella typhi masuk ke Berdasarkan hasil penelitian
tubuh manusia melalui mulut “Perbedaan Sensitivitas Terapi
melalui makanan atau air yang Antibiotik dengan Ekstrak Cacing
tercemar. Sebagian kuman akan Tanah (Lumbricus rubellus)
dimusnahkan oleh asam lambung, Terhadap Pertumbuhan Salmonella
47
C. A. Anhar dan Susie Amilah: Perbedaan Sensitivitas Terapi Antibiotik Dengan Ekstrak Cacing Tanah (Lumbricus
rubellus) Terhadap Salmonella typhi

typhi Secara in vitro” mendapatkan bed rest dan mengkonsumsi


kesimpulan sebagai berikut : suplemen yang dapat
1. Terdapat pengaruh perbedaan meningkatkan nafsu makan.
yang signifikan pada pemberian Segera melakukan pemeriksaan
terapi antibiotik terhadap awal seperti tes widal supaya
pertumbuhan Salmonella typhi dokter bisa memberikan
secara in vitro dimana ke-11 antibiotik yang tepat dan
antibiotik yang diujikan hindari membeli antibiotik
memiliki kemampuan dalam tanpa resep dokter karena
menghambat pertumbuhan nantinya bisa menyebabkan
bakteri Salmonella typhi resisten dan sistem tubuh akan
(bersifat sensitif). Antibiotik menjadi kebal terhadap
Levoflaxacin memiliki daya antibiotik tersebut.
sensitivitas yang tinggi melalui
zona hambat yang terbentuk DAFTAR PUSTAKA
sebesar 34 mm. Alburyhi., Mahyoob., Abdulwali,
2. Tidak adanya pengaruh yang Ahmad Siaf., dan Maged
signifikan pada pemberian Alwan Noman. 2013. Stability
ekstrak cacing tanah Lumbricus Study of six Brands of
rubellus terhadap pertumbuhan Amoxicilin Trihydrate and
Salmonella typhi secara in vitro, Clavulanic Acid Oral
dimana keseluruhan konsentrasi Suspension Present in Yemen
ekstrak cacing tanah Lumbricus Markets. Journal of Chemical
rubellus menghasilkan zona and Pharmaceutical Research.
hambat yang sama dengan Vol 5, Hal : 293-296.
kontol negatif berupa aquadest. Ayu, N.S., Junaidi A.R., Maria, U,.
SARAN 2010. Karakteristik Tersangka
1. Bagi peneliti selanjutnya, dapat Demam Tifoid Pasien Rawat
melakukan isolasi senyawa Inap di Rumah Sakit
lumbricin I pada cacing tanah Muhammadiyah Palembang
Lumbricus rubellus yang dapat Periode Tahun 2010.
ditemukan pada saluran Palembang : Laporan
intestinal cacing tanah dengan penelitian Universitas
menggunakan pelarut non polar Muhammadiyah Palembang.
seperti etanol. Selain itu perlu Brooks, G.F., Butel, J.S., Morse,
dilakukan penelitan lanjutan S.A. 2004. Mikrobiologi
tentang kereaktifan Kedokteran, Edisi 23. Jakarta:
imunomodulator pada cacing EGC.
tanah Lumbricus rubellus pada CDK-217. 2014. Terapi Demam
penderita demam tifoid. Tifoid, vol 41 No. 6.
2. Bagi para penderita demam Centers for Disease ContHrol and
tifoid, sebaiknya melakukan Prevenion Morbidity and
48
Stigma 11(1): 37-51; April 2018 ISSN: 1412 – 1840
© 2018 Prodi Biologi FMIPA UNIPA Surabaya

Mortality Weekly Report Spectrum Antibiotics at


(MMWR), 2008; 83 (6): 49 – Hiqugh Temperatures by
60. Liquid Chromatography-
Ciptanto, S., Ulfah, P,. 2011. Mass Spectrometry.
Mendulang Ema Hitam Proceedings of The National
Melalui Budidaya Cacing Conference On
Tanah. Yogyakarta : Lily Undergraduate Reserch
Publisher. (NCUR) 2013 University of
Damayanti, E., H.Julendera, Wisconsin La Crosse, WI.
A.Sofyan. 2008. Aktivitas Guntur, A.H., 2007. The Role Of
antibakteri tepung cacing Cefepime: Emperical
tanah (Lumbricus rubellus) Treatment in Critical Illness.
dengan Metode Pembuatan Jurnal Kedokteran dan
yang Berbeda terhadap Farmasi. Jakarta: Dexa Media
Escherichia coli. Yogyakarta: Vol. 20 No. 2.
Prosiding Seminar Nasional Hancock, R.E.W., Rozek, A. 2002.
Pangan. Mini review role of
Darmowandowo, W. 2006. Demam membranes in the activities of
Tifid : Buku Ajar Ilmu antimikrobial cationic
Kesehatan Anak : Infeksi & peptides
Penyakit Tropis edisi 1. Handoyo, I. 2004. Diagnostic
Jakarta: BP FKUI. Laboratorium Demam Tifoid.
Djide, M.N. & Wahyuddin, E. 2008. Jurnal Kimia Klinik
Isolasi Bakteri Asam Laktat Indonesia.ak V., Alkalin S.,
dan Air Susu Ibu dan Geyik MF., Ayaz C. 2008.
Potensinya dalam Penurunan Evaluation of false negativity
Kadar Kolesterol Secara In of the widal test among
Vitro. Jakarta: Majalah culture proven Typhoid fever
Farmasi dan Farmokologi Vol cases. J Infect Dev Cities.
12. Hosoglu, S., Bosnak V., Akalim S.,
Erviani, Andi Evi. 2013. Analisis Geyik M.G., Ayaz C. 2008.
Multidrug Resistemso Evaluation f false negativity of
Terhadap Antibiotik Pada the Widal Test among culture
Salmonella typhi dengan proven typhoid fever cases. J
Teknik Multiplex PCR. Infect Dev Ctries.
Makasar: Universitas Indriati G, dkk. 2012. Pengaruh Air
Hasanuddin Press. Rebusan Cacing Tanah
Frynkewicz, Heidi., Hannadh (Lumbricus rubellus)
Feezle., dan Melinda Terhadap Pertumbuhan
Richardson. 2013. Bakteri Escherichia coli/
Thermostability Medan: Journal Prosiding
Determination of Broad
49
C. A. Anhar dan Susie Amilah: Perbedaan Sensitivitas Terapi Antibiotik Dengan Ekstrak Cacing Tanah (Lumbricus
rubellus) Terhadap Salmonella typhi

Semirata BKs Ptn-B-MIPA, Prioseoeryanto, B.P.P., dkk,. 2001.


Universitas Negeri. Aktivitas Antibakteri dan Efek
Irianto, Koes. 2013. Mikrobiologi Terapeutik Ekstrak Cacing
Medis (Medis Microbiology). Tanah (Lumbricus rubellus)
Bandung: Penerbit Alfabeta. Secara Invitro dan Invivo
Kementerian Kesehatan RI. 2014. Pada Mencit Berdasarkan
Kegiatan Pengendalian Tifoid Gambaran Patologi Anatomi
2015-2019. Jakarta: dan Histopatologi. Bogor:
Kementerian Kesehatan RI. Jurnal Balai Penelitiaan
Keputusan Menteri Kesehatan Veteriner (BALITVET).
Nomor Rampengan, T.H., 2007. Penyakit
365/MENKES/SK/V/2006 Infeksi Tropik Pada Anak.
tentang Pedoman Jakarta: EGC.
Pengendalian Demam Tifoid. Radji, Maksum. 2015. Mekanisme
Kresno, B.S., 2001. Imunologi: Aksi Molekuler Antibiotik dan
Diagnosis dan Prosedur Kemoterapi. Jakarta: EGC.
Laboratorium Edisi IV. Sajuthi, D., Suradikusumah,
Jakarta: Fakultas Kedokteran, E.Santoso, M.A., 2003. Efek
Universitas Indonesia. Sntipretik Ekstrak Cacing
Murray, PR., Rosenthal KS., Pfaller Tanah. Dalam
M.A. 2009. Medical http://www.komps.com/komp
Microbiology (6th ed.). ascetak/030520/ilpeg/336450.
Philadelphia: Mosby Elsevier. htm, Diakses pada 10 Februari
Nurmala, I.G.N. Virgiandhy, 2017.
Andriani, dan D.F. Liana. Soedarno, S.S., Garna, H.,
2015. Resistensi dan Hadinegoro, S.R. 2012.
Sensitivitas Bakteri terhadap Demam Tifid : Buku Ajar
Antibiotik di RSU dr. Infeksi & Pediatri Tropis edisi
Soedarso Pontianak tahun 2. Jakarta: Ikatan Dokter Anak
2011-2013. JKI. 3(1): 21–28. Indonesia.
Ochia RL, Acosta CJ, Agtini M, et Sofyan, A.E., Damayanti, Julendra.
al. 2007. The use of typhoid 2008. Aktivitas Antibakteri
vaccines in Asia : the DOMI dan Retensi Protein Tepung
experience Clin Infect Dis. Cacing Tanah (Lumbricus
Palungkun, R., 2008. Sukses rubellus) sebagai pakan
Beternak Cacing Tanah imbuhan dengan taraf
Lumbricus rubellus. Jakarta : penambahan kitosan. JITV
Penebat Swadaya. Vol 3. Hal 182-187.
Prasetyo, D H. 2006. Sudoyo, Aru W. 2007. Buku Ajar
Psikoneuroimonologi Untuk Ilmu Penyakit Dalam edisi 4.
Keperawatan Edisi 2. Jakarta : Departemen Ilmu
Surakarta: UNS Press. Penyakit Dalam FKUI.
50
Stigma 11(1): 37-51; April 2018 ISSN: 1412 – 1840
© 2018 Prodi Biologi FMIPA UNIPA Surabaya

Syarif. A, dkk. 2007. Farmakologi Zulkarnain I., 2010. Patogenesis


dan Terapi Edisi Lima. Demam Tifoid. Jakarta: Pusat
Jakarta: Universitas Indonesia. Informasi&Penerbitan Bagian
Waode, Santa Monica., Hapsari, Ilmu Penyakit Dala Fakultas
Mahatmi., Besung, Kerta. Univeristas Indonesia.
2013. Pola Resistensi Zulkoni, Akhsin. 2010.
Salmonella typhosa yang Parasitologi. Yogyakarta:
Diisolasi dari Ikan Serigala Nuhu Medika.
(Hopilas Malabaricus)
Terhadap Antibiotik. Jurnal
Ilmu dan Kesehatan Hewan
vol. 1.
Waluyo, L. 2008. Teknik dan
Metode Dasar dalam
Mikrobiologi. Malang:
Universitas Muhammadiyah
Malang Press.

51

Potrebbero piacerti anche