Sei sulla pagina 1di 12

Hubungan Antara Pengetahuan Dan Nilai Kepercayaan Pendonor Dengan Partisipasi Donor Darah

Di Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2012

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN NILAI KEPERCAYAAN PENDONOR DENGAN


PARTISIPASI DONOR DARAH DI UNIT TRANSFUSI DARAH PALANG MERAH INDONESIA
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2012

Nelci Paulina Leo¹, Christina Rony Nayoan², Marni2

Abstract: Blood donation is an act to donate some blood then transfused to the needy. PMI NTT
records need 700 bags of blood every month, but the amount of blood in the UTD PMI ranged
between 300-500 bags per month. When compared with the population of 17-60 year-old Kupang
is 225.396 soul, the number of donors for the year 2011 can be said that 940 people are still very
low. This study aims to determine the relationship between knowledge and belief of blood donors
with donor participation rate as in the Red Cross Blood Transfusion Unit of the Indonesian
Province of NTT in 2012. The research method was Analytical Survey Cross Sectional Study.
Population in this research was all the people of Kupang who actively participate in blood
donation activities at UTD PMI NTT this study was conducted during October of 2012 until
January 2013. Sampling was purposive sampling method with a total sample of 96 blood donors.
Data were collected by interviews and questionnaires. Analysis using Chi-Square test. The
variables of studied were knowledge of blood donors, donor’s belief and community participation.
Results showed that respondents who have a good knowledge is 13 people (13.5%) and
respondents who have less knowledge accounted for 83 (86.5%). Respondents who have belief
that support blood donors totaling 78 people (81.3%), and respondents who have belief that not
support blood donors were 18 persons (18.7%). Respondents who participated continuously
numbered 56 men (58.3%) and respondents are who participation not continuous was 40 people
(41.7%). The results also show that there is a relationship between the knowledge of donors with
community participation (P-Value = 0.008) and there is a relationship between the beliefs donor’s
with community participation (P-Value = 0.017).

Key words: Blood Donors, Belief, Community Participation

LATAR BELAKANG kesehatan yang mencakup kegiatan-kegiatan


Upaya kesehatan dibidang transfusi darah seperti pengerahan dan pemilihan donor
merupakan bagian penting sebagai darah, penggandaan darah, pengamanan
penunjang pelayanan kesehatan masyarakat darah, pengolahan darah, penyimpanan
dan juga merupakan bentuk pertolongan darah, dan penyampaian darah kepada
sesama umat manusia. Pelaksanaan pasien melalui sarana pelayanan kesehatan
kegiatannya perlu didayagunakan agar dapat (PMI, 2005).
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal Transfusi darah secara universal dibutuhkan
sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional. untuk menangani pasien korban kecelakaan,
terbakar, anemia berat, pasien dengan
Transfusi darah merupakan bagian esensial kelainan darah bawaan, pasien yang
dalam perawatan kesehatan yang modern. mengalami kecederaan parah, pasien yang
Jika digunakan dengan benar, transfusi darah hendak menjalankan tindakan bedah operatif
dapat menyelamatkan jiwa pasien dan dan pasien yang mengalami penyakit liver
memperbaiki kesehatannya (WHO, 2005). ataupun penyakit lainnya yang
Usaha transfusi darah adalah upaya mengakibatkan tubuh pasien tidak dapat
kesehatan berupa segala bentuk tindakan memproduksi darah atau komponen darah
yang dilakukan dengan tujuan untuk sebagaimana mestinya. Pada negara
memungkinkan penggunaan darah bagi berkembang, transfusi darah juga diperlukan
keperluan pengobatan dan pemulihan untuk menangani kegawatdaruratan

117
MKM Vol. 08 No. 02 Juni 2014

melahirkan dan anak-anak malnutrisi yang terpenuhi, yaitu dalam satu bulan darah yang
berujung pada anemia berat (WHO, 2007). dapat di hasilkan dari UTD PMI berkisar
antara 300-500 kantong. Dalam rangka
Donor darah adalah suatu tindakan untuk mengerakan partisipasi masyarakat, UTD PMI
menyumbangkan sebagian darah kemudian menyelenggarakan berbagai upaya antara
ditransfusikan kepada yang membutuhkan lain, mengrimkan direct mail (surat langsung),
menjadi suatu sumbangan berarti dalam membagikan brosur kepada masyarakat,
kehidupan sosial bermasyarakat. Donor darah memberikan penghargaan kepada pendonor
adalah proses pengambilan darah dari tetap (UTD PMI, 2007).
seseorang secara sukarela untuk disimpan di
bank darah untuk kemudian dipakai pada Berdasarkan hasil survey tahun 2011
transfusi darah. ditemukan bahwa pada masyarakat terdapat
mitos atau konsep yang salah mengenai
Indonesia memiliki pendonor darah enam donor darah, misalnya bila mendonorkan
hingga sepuluh orang per 1.000 penduduk. darah seseorang dapat mengalami anemia
Hal ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan (kurang darah), beresiko terhadap penularan
sejumlah negara maju di Asia, misalnya di jarum suntik atau terjadi penambahan berat
Singapura tercatat sebanyak 24 orang yang badan. Selain itu, ada anggapan bahwa UTD
melakukan donor darah per 1.000 penduduk, PMI melakukan praktek Jual beli darah yang
begitu juga di Jepang tercatat sebanyak 68 berkaitan dengan donor darah. Pada
orang yang melakukan donor darah per 1.000 dasarnya darah yang diperoleh dari UTD PMI
penduduk. Indonesia membutuhkan adalah gratis, akan tetapi agar darah tersebut
sedikitnya 1 juta pendonor darah guna siap digunakan oleh pasien, diperlukan
memenuhi kebutuhan 4,5 juta kantong darah proses yang membutuhkan biaya (service
per tahunnya. Sedangkan Unit Transfusi cost), antara lain pengadaan kantong darah,
Darah Palang Merah Indonesia (UTD PMI) reagensia untuk pemeriksaan penyakit
menyatakan bahwa pada tahun 2008 darah (sypilis, hepatitis B, hepatitis C, dan
yang terkumpul sejumlah 183.582 kantong. HIV/AIDS) serta uji cocok serasi terhadap
Hal tersebut menggambarkan bahwa jumlah pasien, sehingga dikenakan biaya bagi setiap
kantong darah yang terkumpul, masih kurang pasien yang mendapatkan transfusi darah.
dari jumlah kebutuhan darah yang dibutuhkan Persepsi masyarakat tersebut yang tentunya
di Indonesia setiap tahunnya. Selain itu, perlu diperhatikan dalam kegiatan promosi
partisipasi masyarakat Indonesia sebagai donor darah (PMI, 2005).
pendonor sukarela masih relatif rendah. Fakta
ini disebabkan oleh beberapa kendala yaitu Seseorang dapat menjadi pendonor pada
kurangnya pemahaman masyarakat tentang usia 17 – 60 tahun, memiliki berat badan
donor darah dan persepsi akan bahaya bila minimal 45 kg, Hb normal, tekanan darah baik
seseorang mendonorkan darah secara rutin. yaitu sistole 110 – 160 mmHg, diastole 70 –
Selain kendala – kendala tersebut, kegiatan 100 mmHg, tidak mengidap suatu penyakit
donor darah juga terhambat oleh jumlah unit tertentu seperti hepatitis (UTD PMI, 2007).
UTD PMI yang tidak sebanding dengan luas
wilayah Indonesia (Anonim, 2011). Kegiatan donor darah di kota Kupang
diselenggarakan oleh Unit Transfusi Darah
Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Nusa (UTD) PMI Provinsi Nusa Tenggara Timur
Tenggara Timur mencatat kebutuhan darah (UTD PMI, 2007). Data kependudukan kota
setiap bulannya 700 kantong yang terdiri dari Kupang tahun 2010 menunjukkan bahwa
golongan darah A, B, AB dan O. Akan tetapi jumlah penduduk yang berusia 17 – 60 tahun
dari kenyataan yang ada membuktikan bahwa adalah 225,396 jiwa (BPS Kota Kupang,
kebutuhan darah setiap bulannya belum 2010), apabila dibandingkan dengan jumlah
pendonor selama tahun 2011 yaitu 940 orang

118
Hubungan Antara Pengetahuan Dan Nilai Kepercayaan Pendonor Dengan Partisipasi Donor Darah
Di Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2012

pendonor atau 4216 kantong darah, maka kualitas dan karakteristik tertentu yang
dapat disimpulkan bahwa partisipasi ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
masyarakat sebagai pendonor masih sangat kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
rendah. Sedangkan fakta yang ada selama 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah
ini, untuk memenuhi kebutuhan darah bagi seluruh masyarakat Kota Kupang yang
pasien di 11 Rumah Sakit yang ada di kota berpartisipasi aktif dalam kegiatan donor
Kupang, membutuhkan 600-700 kantong darah di UTD PMI Provinsi NTT selama
darah setiap bulan (UTD PMI, 2011). peneliti melakukan penelitian yakni selama
bulan 15 November 2013 sampai 9 Januari
Hal inilah yang mengakibatkan kurangnya 2013.
pengetahuan dan nilai kepercayaan pendonor
dengan partisipasi donor darah di Unit Sampel penelitian adalah sebagian dari
Transfusi Darah Palang Merah Indonesia keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap
Provinsi NTT. mewakili seluruh populasi. Metode yang
digunakan dalam menentukan sampel adalah
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk metode Purposive Sampling yaitu sampel
mengetahui hubungan antara pengetahuan diambil berdasarkan pada suatu kriteria
dan nilai kepercayaan pendonor dengan inklusi yang dibuat oleh peneliti itu sendiri
partisipasi donor darah di Unit Transfusi (Notoatmodjo, 2010). Sampel yang akan
Darah Palang Merah Indonesia Provinsi NTT diambil adalah seluruh pendonor yang datang
Tahun 2012. pada saat peneliti melakukan penelitian serta
memenuhi kriteria inklusi yang telah
METODE PENELITIAN ditetapkan peneliti yaitu: (1) Mendonorkan
darah pada saat peneliti melakukan penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian survey (2) bersedia menjadi responden, (3)Umur ≥17
analitik dengan pendekatan Cross Sectional tahun dan ≤ 60 Tahun, (4) Telah
Study. Penelitian survey merupakan mendonorkan darah > 1 kali (5) Telah selesai
penelitian yang mencoba menggali mendonorkan darah pada saat hendak
bagaimana dan mengapa fenomena diwawancarai
kesehatan itu terjadi, kemudian melakukan
analisis dinamika korelasi antara fenomena Jumlah sampel dalam penelitian ini
atau antara faktor resiko dengan faktor efek. menggunakan rumus Estimasi Proporsi yang
Sedangkan rancangan Cross Sectional Study umumnya digunakan pada penelitian, dan
bertujuan untuk mempelajari dinamika karena jumlah sampel pendonor darah belum
korelasi antara faktor risiko dengan efek, diketahui secara pasti. Menurut Notoadmodjo
dengan cara pendekatan observasi atau (2010), apabila proporsi suatu kejadian dalam
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat populasi tidak diketahui, maka P (Proporsi =
(Point Time Approach). Setiap subjek 0.5 atau 50%). Jumlah sampel dalam
penelitian hanya diobservasi sekali saja dan penelitian ini menggunakan margin of error
pengukuran dilakukan terhadap status sebesar 10% dengan tingkat signifikan
karakter atau variabel subjek pada saat sebesar 5%. Jadi besar sampel dalam
bersamaan (Notoatmodjo, 2010). penelitian ini adalah 96 orang yang ikut
mendonorkan darah di UTD PMI Kupang
Penelitian ini dilakukan di Unit Transfusi Tahun 2012 dan yang memenuhi kriteria
Darah Palang Merah Indonesia Provinsi Nusa inklusi yang ditetapkan.
Tenggara Timur dari tanggal 15 November
sampai 9 Januari 2013. HASIL
Unit Transfusi Darah PMI Provinsi NTT
Populasi adalah wilayah generalisasi yang merupakan Unit Transfusi yang terletak di
terdiri atas obyek/subjek yang mempunyai Jalan Veteran No.8 Kelurahan Fatululi,

119
MKM Vol. 08 No. 02 Juni 2014

Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang. Unit jumlah paling sedikit terdapat pada golongan
Transfusi darah didirikan pada tahun 1978. umur 58-≤64 yang berjumlah 3 orang
Wilayah kerjanya mencakup seluruh Rumah (3,12%). Responden dengan jumlah paling
Sakit (11 Rumah Sakit). Visi Unit Transfusi sedikit dikarenakan faktor usia yang semakin
Darah PMI Provinsi NTT yaitu terwujudnya lanjut.
PMI sebagai organisasi kemanusiaan yang
profesional, tanggap dan dicintai masyarakat. Pekerjaan menjadi salah satu penunjang
Misi (UTD PMI, 2007) seseorang dapat mempengaruhi partisipasi
dalam mendonorkan darah. Karakteristik
Jumlah rata-rata pendonor selama 5 tahun responden berdasarkan pekerjaan dapat
terakhir adalah sebanyak 3.021 orang yang dilihat pada Tabel 2
terdiri dari 1.930 pendonor darah laki-laki dan
1.091 pendonor darah perempuan. Keadaan Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan
jumlah tenaga kerja yang bekerja di Unit Pekerjaan di UTD PMI Provinsi NTT Tahun
Transfusi Darah PMI sudah memadai. Tenaga 2012
kerja yang membantu cukup memenuhi Pekerjaan Jumlah Persentase
kebutuhan beban pekerjaan yang terdapat di Responden (Org) (%)
Unit Transfusi Darah PMI.
PNS 41 42,71
Karakteristik Umum Responden Wiraswasta 21 21,88
Karakteristik responden berdasarkan umur IRT 1 1,04
dan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 1
Mahasiswa 30 31,25
Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Pensiunan 2 2,08
dan Jenis di UTD PMI Provinsi NTT Biarawan 1 1,04
Jenis Kelamin Persen Total 96 100,0
Umur Jml
Laki-laki Perempuan -tase
(Thn) (Org)
n % n % (%)
≤17-23 12 12,5 13 13,54 25 26,04 Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa
24-30 22 22,97 13 13,54 35 36,45 jumlah responden tertinggi terdapat pada
31-36 5 5,20 4 4,16 9 9,38 kategori PNS. Pekerjaan seseorang dapat
37-43 5 5,20 2 2,08 7 7,3 mempengaruhi partisipasi untuk
44-50 5 5,20 2 2,08 7 7,3 mendonorkan darah, semakin tinggi
51-57 10 10,41 - - 10 10,41 kesibukan seseorang dalam melakukan
58-≤64 3 3,12 - - 3 3,12 aktivitas umum dan bersosialisasi dengan
Total 62 64,6 34 35,4 96 100,0 orang lain, maka semakin orang tersebut
berpartisipasi untuk mendonorkan darah. Hal
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa ini dilihat pada responden yang bekerja
jumlah responden tertinggi berusia 24-30 sebagai PNS dengan jumlah terbanyak yaitu
tahun karena berdasarkan penelitian sebesar 41 orang (42,71%), sedangkan
responden yang banyak terlibat untuk responden yang jumlahnya sedikit adalah
mendonorkan darah adalah dari kalangan yang bekerja sebagai ibu rumah tangga dan
mahasiswa dan PNS. Hasil penelitian biarawan yakni sebesar 1 orang (1,04%).
menunjukkan bahwa dari 96 responden, 62
orang (64,6%) berjenis kelamin laki-laki dan Agama membentuk kepribadiaan seseorang
34 orang (35,4%) berjenis kelamin untuk beriman. Karakteristik responden
perempuan. Responden dengan jumlah berdasarkan agama dapat dilihat pada Tabel
terbanyak terdapat pada golongan umur 24- 3
30 yang mendonorkan darah berjumlah 35
orang (36,45%) dan responden dengan

120
Hubungan Antara Pengetahuan Dan Nilai Kepercayaan Pendonor Dengan Partisipasi Donor Darah
Di Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2012

Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan kegunaan darah. Hal tersebut dapat dilihat
Agama di UTD PMI Provinsi NTT Tahun bahwa responden dengan pengetahuan baik
2012 berjumlah 13 orang (13,5%), dan responden
Agama Jumlah Persentase dengan pengetahuan kurang berjumlah 83
Responden (Org) (%) (86,5%).
Islam 24 25
Nilai Kepercayaan merupakan variabel
Kristen Protestan 49 51,04
independen. Karakteristik responden
Kristen Katolik 23 23,96 berdasarkan Nilai Kepercayaan dapat dilihat
Hindu - - pada Tabel 5
Budha - -
Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan
Total 96 100,0 Nilai Kepercayaan di UTD PMI Provinsi
NTT Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa Nilai Jumlah Persentase
agama menjadi salah satu faktor untuk Kepercayaan (Org) (%)
membentuk perilaku seseorang untuk Mendukung 78 81,3
bersosialisasi dengan orang lain dan memberi Tidak 18 18,7
diri secara sukarela untuk menjadi pendonor Mendukung
darah. Berdasarkan tabel, dari 96 responden Total 96 100,0
terdapat 49 orang (51,04%) pemeluk agama
Kristen Protestan, dan 24 orang (25%)
Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui
pemeluk agama Islam, serta tidak ada
responden yang mendonorkan darah memiliki
responden yang memeluk agama Hindu,
Nilai Kepercayaan tertentu. Dalam tabel
Budha.
diatas diketahui bahwa responden yang nilai
kepercayaannya mendukung berjumlah 78
Analisis Univariat
orang (81,3%), dan responden yang nilai
Pengetahuan merupakan variabel
kepercayaannya tidak mendukung berjumlah
independen dalam penelitian. Jumlah
18 orang (18,7%).
responden berdasarkan pengetahuan dapat
dilihat pada Tabel 4
Partisipasi merupakan variabel dependen
dalam penelitian. Karakteristik responden
Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan
berdasarkan partisipasi Masyarakat dapat
Pengetahuan di UTD PMI Provinsi NTT
dilihat pada Tabel 6
Tahun 2012
Pengetahuan Jumlah Persentase Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan
Pendonor (Org) (%) Partisipasi Masyarakat di UTD PMI
Darah Provinsi NTT Tahun 2012
Baik 13 13,5 Partisipasi Jumlah Persentase
Kurang 83 86,5 Masyarakat (Org) (%)
Total 96 100,0
Kontinyu 56 58,3
Tidak 40 41,7
Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa
Kontinyu
responden yang berpengetahuan baik
tentang donor darah lebih sedikit dari pada Total 96 100,0
responden yang berpengetahuan kurang.
Responden yang perpengetahuan kurang Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui
mengatakan bahwa mereka kurang masyarakat kurang berpartisipasi dalam
mendapatkan informasi tentang manfaat dan mendonorkan darah. Dalam tabel diketahui
bahwa responden yang berpartisipasi secara

121
MKM Vol. 08 No. 02 Juni 2014

kontinyu berjumlah 56 orang (58,3%), dan Dengan Partisipasi Masyarakat


responden yang partisipasinya tidak kontinyu Distribusi partisipasi masyarakat berdasarkan
berjumlah 40 orang (41,7%). nilai kepercayaan dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 Distribusi Partisipasi Masyarakat
Hubungan Antara Pengetahuan Pendonor Berdasarkan Nilai Kepercayaan Di UTD
Darah Dengan Partisipasi Masyarakat PMI Provinsi NTT Tahun 2012
Distribusi partisipasi masyarakat berdasarkan Partisipasi Masyarakat Total
pengetahuan pendonor darah dapat dilihat Nilai p
Keperca- Kontinyu Tidak Persen- value
pada Tabel 7 yaan Kontinyu jml tase
n % n % (Org) (%)
Tabel 7 Distribusi Partisipasi Masyarakat Mendukung 50 52,1 28 29,2 78 81,3 0,017
Berdasarkan Pengetahuan Pendonor Darah Di Tidak 6 6,2 12 12,5 18 18,7
UTD PMI Provinsi NTT Tahun 2012 Mendukung
Penge Partisipasi Masyarakat Total Total 56 58,3 40 41,7 96 100,0
tahuan Kontinyu Tidak p
Pendo Kontinyu jml Persen- value
nor n % N % (Org) tase
Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui nilai
Darah (%) kepercayaan responden dapat
Baik 12 12,5 1 1,0 13 13,5 0,008 mempengaruhi partisipasi yang kontinyu
Kurang 44 45,8 39 40,6 83 86,5 untuk mendonorkan darah yaitu responden
akan mendonorkan darah 2-4 kali dalam
Total 56 58,3 40 41,7 96 100,0
setahun. Dari tabel diketahui bahwa
responden yang mempunyai nilai
Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui semakin kepercayaan yang mendukung dan
tinggi tingkat pengetahuan responden dalam
berpartisipasi secara kontinyu berjumlah 50
mendonorkan darah maka partisipasinya orang (52,1%), sedangkan yang
akan semakin kontinyu yaitu dalam satu
berpartisipasi secara tidak kontinyu berjumlah
tahun responden mendonorkan darah 2-4 28 orang (29,2%). Responden dengan nilai
kali. Akan tetapi dari hasil penelitian
kepercayaan yang tidak mendukung dan
ditemukan bahwa responden memiliki berpartisipasi secara kontinyu berjumlah 6
pengetahuan yang kurang sehingga
orang (6,2%), sedangkan yang berpartisipasi
partisipasi untuk mendonorkan darah juga secara tidak kontinyu berjumlah 12 orang
kurang. Dari tabel diketahui bahwa responden
(12,5%).
yang mempunyai pengetahuan baik dan
berpartisipasi secara kontinyu berjumlah 12
Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan
orang (12,5%), dan yang berpartisipasi uji Chi Square diperoleh nilai p-value = 0,017
secara tidak kontinyu berjumlah 1 orang
(p < 0,05) sehingga Ho ditolak dan Ha
(1,0%). Responden yang mempunyai diterima yang berarti bahwa ada hubungan
pengetahuan kurang dan berpartisipasi
antara nilai kepercayaan masyarakat dengan
secara kontinyu berjumlah 44 orang (45,8%), partisipasi masyarakat dalam mendonorkan
dan yang berpartisipasi secara tidak kontinyu
darah.
berjumlah 39 orang (40,6%).
BAHASAN
Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan Partisipasi masyarakat adalah suatu keadaan
uji Chi Square diperoleh nilai p-value = 0,008
dimana individu, keluarga, maupun
(p < 0,05) sehingga Ho ditolak dan Ha masyarakat umum ikut serta
diterima yang berarti bahwa ada hubungan
bertanggungjawab terhadap kesehatan diri,
antara pengetahuan pendonor dengan keluarga ataupun kesehatan masyarakat di
partisipasi masyarakat dalam mendonorkan
lingkungannya (Fallen dan Budi, 2010).
darah. Partisipasi masyarakat dapat dikatakan
Hubungan Antara Nilai Kepercayaan

122
Hubungan Antara Pengetahuan Dan Nilai Kepercayaan Pendonor Dengan Partisipasi Donor Darah
Di Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2012

sebagai pandangan atau perasaan yang pengalaman indrawi adalah alat vital
disertai kecenderungan untuk merespons penyelenggaraan kebutuhan hidup sehari-
terhadap obyek atau situasi tertentu. hari. Dengan mata, telinga, hidung, lidah dan
Partisipasi mengandung suatu penilaian kulit, orang bisa menyaksikan secara
emosional (Sarwono, 1998). Ki Hajar langsung dan bisa pula melakukan kegiatan
Dewantoro dalam Notoatmodjo (2005) hidup. (4) Akal pikiran, ini bersifat rohani
mengatakan bahwa pengetahuan merupakan karena itu lingkup kemampuannya melebihi
hasil tahu, hal ini terjadi setelah orang panca indra, yang menembus batas-batas
melakukan penginderaan terhadap suatu fisik sampai pada hal-hal yang bersifat
objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui metafisik. Oleh karena itu, akal pikiran
panca indera manusia yaitu penglihatan, senantiasa bersikap meragukan kebenaran
penciuman, perasaan dan peraba. Sebagian pengetahuan indriawi sebagai pengetahuan
besar pengetahuan manusia diperoleh semu dan menyesatkan.
melalui indera penglihatan dan pendengaran.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan Dari sumber pengetahuan inilah maka hasil
ini terjadi setelah orang melakukan penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. responden dari 96 orang terdapat 13 orang
(13,5%) memiliki pengetahuan baik dan 83
Pengetahuan seseorang berperan penting orang (86,5%) memiliki pengetahuan kurang.
dalam memberikan wawasan terhadap Rendahnya partisipasi masyarakat dalam
pembentukan sikap orang tersebut untuk mendonorkan darah salah satunya
berpartisipasi terhadap kesehatan seperti dipengaruhi oleh faktor pengetahuan.
mendonorkan darahnya untuk menolong Masyarakat yang tidak mempunyai
orang lain dan untuk keselamatan dirinya pengetahuan yang luas tentang donor darah,
maupun orang lain. Pengetahuan seseorang tidak akan termotivasi untuk berperan serta
bersumber pada (1) Kepercayaan dalam donor darah.
berdasarkan tradisi, adat dan agama, adalah
berupa nilai-nilai warisan nenek moyang. Hubungan antara pengetahuan masyarakat
Sumber ini biasanya berbentuk norma-norma sebagai pendonor darah dilihat pada
dan kaidah-kaidah yang terkandung partisipasi masyarakat dalam mendonorkan
pengetahuan yang kebenarannya boleh jadi darahnya. Berdasarkan hasil wawancara
tidak dapat dibuktikan secara rasional dan langsung bersama responden (Pendonor
empiris, tetapi sulit dikritik untuk diubah begitu Darah), diketahui bahwa pendonor darah
saja. Jadi, harus diikuti dengan tanpa yang diwawancarai kurang memahami
keraguan dengan percaya. Pengetahuan tentang syarat-syarat sebagai seorang
yang bersumber dari kepercayaan cenderung pendonor, manfaat mendonorkan darah
bersifat tetap tetapi subjektif. (2) seperti dengan mendonorkan darah akan
Pengetahuan yang berdasarkan pada otoritas meningkatkan produksi sel darah merah yang
kesaksian orang lain, juga masih diwarnai baru bagi tubuh. Selain itu, pendonor darah
oleh kepercayaan. Pihak-pihak pemegang yang diwawancarai kurang begitu paham dan
otoritas kebenaran pengetahuan yang dapat mengerti tentang darah itu sendiri, sebagian
dipercayai adalah orangtua, guru, ulama serta orang mengatakan bahwa donor darah dapat
tokoh masyarakat. Apa pun yang mereka meningkatkan resiko terjadinya penyakit
katakan benar atau salah, baik atau buruk, jantung dan stroke serta menurunkan nafsu
indah atau jelek, pada umumnya diikuti makan.
dengan patuh tanpa kritik karena kebanyakan
orang telah mempercayai mereka sebagai Bagi pendonor sendiri banyak manfaat yang
orang-orang yang cukup berpengalaman dan dapat dipetik dari mendonorkan darah (UTD
berpengetahuan lebih luas dan benar. (3) PMI, 2011) diantaranya adalah: (1)
Pengalaman indrawi. Bagi manusia, Mengetahui golongan darah. Hal ini terutama

123
MKM Vol. 08 No. 02 Juni 2014

bagi yang baru pertama kali mendonorkan pengetahuan kurang terdapat 44 orang
darahnya. (2) Mengetahui beberapa penyakit (45,8%) yang berpartisipasi secara kontinyu
tertentu yang sedang di derita. Setidaknya dan 39 orang (40,6%) yang berpartisipasi
setiap darah yang didonorkan akan melalui secara tidak kontinyu. Artinya bahwa
13 pemeriksaan (11 diantaranya untuk responden tersebut kurang memahami
penyakit infeksi). Pemeriksaan tersebut tentang donor darah sehingga dalam satu
antara lain HIV/AIDS, hepatitisC, sifilis, tahun responden hanya mendonorkan
malaria. (3) Mendapat pemeriksaan fisik darahnya satu kali
sederhana seperti pengukuran tekanan
darah, denyut nadi dan pernapasan. (4) Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan
Mencegah timbulnya penyakit jantung. uji Chi Square diketahui bahwa ada
Masyarakat awam belum menyadari bahwa hubungan antara pengetahuan pendonor
donor darah dapat membantu menurunkan resiko dengan partisipasi masyarakat untuk
terkena serangan jantung. Sebuah penelitian mendonorkan darah (0,008 < 0,05). Hal ini
membuktikan donor darah mampu berarti bahwa tingkat partisipasi masyarakat
mengurangi kelebihan zat besi di dalam sebagai pendonor di UTD PMI Provinsi NTT
darah yang diduga berperan menimbulkan akan semakin tinggi jika didukung oleh
kelainan jantung. Perempuan yang pengetahuan dan pemahaman yang baik dari
mengalami menopause disarankan masyarakat/orang itu sendiri.
untuk mendonorkan darahnya secara rutin.
Kelebihan zat besi pada kelompok perempuan Penelitian ini sejalan dengan penelitian
menopause tidak dapat dikeluarkan pada saat Muhammad Lattiifur (2010), yang melakukan
menstruasi. Oleh karena itu, kadar zat besi dalam penelitian tentang Pengetahuan Remaja
darah perempuan menopause lebih tinggi Tentang Donor Darah di SMA Bakti Ponorogo
dibandingkan dengan perempuan yang masih Pada Siswa Kelas XII. Hasil penelitian
mengalami menstruasi. Dengan demikian didapatkan (63,85%) remaja memiliki
dapat dimengerti manfaat donor darah untuk pengetahuan cukup, (28,46%) remaja
mencegah kelainan jantung bagi perempuan memiliki pengetahuan kurang, dan (7,69%)
menopause. (5) Donor darah membuat awet remaja memiliki pengetahuan baik.
muda. Usia darah didalam tubuh antara 90 Berdasarkan analisis data penelitian
sampai 120 hari, lalu akan rusak atau disimpulkan bahwa diantara mereka belum
berganti melalui penguraian didalam tubuh menyadari bagaimana darah mereka dapat
(prosedur normalnya) dengan donor darah digunakan untuk menyelamatkan orang lain,
yang rutin (3 bulan sekali) maka umur darah sebagian lagi takut akan merugikan
itu akan menjadi 30 sampai 60 hari masa kesehatan mereka sendiri apabila melakukan
pergantiannya, kemudian terbentuk lagi sel- donor. Dimana pengetahuan mereka tersebut
sel yang baru, selain itu mempermudah kerja masih kurang sehingga mereka takut untuk
jantung, pengangkutan O2 dan sari-sari menyumbangkan darahnya.
makanan keseluruh tubuh, mekanisme ini bila
berlangsung rutin akan menghasilkan Kepercayaan merupakan suatu sikap, maka
sirkulasi yang baru sehingga akan terjadi kepercayaan seseorang itu tidak selamanya
penundaan faktor-faktor penuaan. benar, kepercayaan semata bukanlah
jaminan kebenaran (Koentjoroningrat, 2004).
Bertolak dari manfaat donor darah, terdapat Nilai kepercayaan merupakan suatu sikap
dari 13 orang (13,5%) yang memiliki yang ditunjukkan oleh seseorang saat ia
pengetahuan baik terdapat 12 orang (12,5%) merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa
yang berpartisipasi secara kontinyu dan dirinya telah mencapai kebenaran.
hanya 1 orang (1,0%) yang berpartisipasi Kepercayaan itu sendiri merupakan salah
secara tidak kontinyu. Sedangkan dari 83 satu sendi utama dalam keseluruhan aspek
orang (86,5%) responden yang mempunyai kualitas jasa pelayanan kesehatan. Hal ini

124
Hubungan Antara Pengetahuan Dan Nilai Kepercayaan Pendonor Dengan Partisipasi Donor Darah
Di Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2012

membawa 3 konsekuensi penting bagi didapatkannya melalui masyarakat dan


pendonor darah dalam membantu menunjang orang-orang disekitarnya sehingga
pelayanan kesehatan, yakni: (1) Pendonor menimbulkan sikap tertentu yang mendukung
darah biasa lebih tergantung pada promosi orang tersebut (Pendonor darah) untuk
secara langsung maupun tidak langsung bertindak. Dari hasil wawancara, ditemukan
daripada melalui sarana periklanan. (2) ada beberapa pendonor darah yang masih
Pendonor darah sangat mengandalkan memiliki kepercayaan tertentu dalam
pelayanan, personalia, petunjuk untuk menilai mendonorkan darahnya. Misalnya ada
kualitas jasa pelayanan kesehatan. (3) pantangan setelah mendonorkan darah tidak
Apabila penerima jasa (Pasien) merasa puas, boleh mengkonsumsi makanan yang berasal
maka biasanya akan cenderung menjadi loyal dari laut (Seafood), sebagian pendonor darah
kepada penyedia jasa tersebut. mengatakan bahwa ada kepercayaan tertentu
dalam keluarga yang melarang untuk
Kepercayaan mengenai donor darah yang mendonorkan darah karena akan tertular
sering terjadi dalam masyarakat adalah penyakit tertentu melalui jarum suntik yang
kepercayaan masyarakat tentang bahaya disediakan pada saat donor darah. Selain itu,
mendonorkan darah. Kepercayaan bahwa sebagian pendonor darah sering
apabila mendonorkan darah dapat terjadi mendengarkan mitos-mitos yang beredar di
penularan penyakit mematikan melalui jarum masyarakat yang mengatakan bahwa donor
suntik serta menyebabkan anemia. Hal ini darah dapat menyebabkan anemia, obesitas,
terjadi secara turun-temurun sehingga bahkan kematian. Hal inilah yang
menjadi sebuah kebiasaan yang telah menyebabkan partisipasi masyarakat dalam
berkembang di masyarakat. Donor darah mendonorkan darah menjadi berkurang,
merupakan niat mulia. Namun, keinginan itu mereka cenderung mempercayai mitos atau
sering hilang oleh berbagai kekhawatiran pantangan-pantangan yang beredar di
yang sebetulnya belum tentu benar yang masyarakat. Masyarakat cenderung
berkembang menjadi mitos dalam mengambil sikap tidak sama sekali
masyarakat. (Kompas kamis, 1 Juli 2010). mendonorkan darah sebelum mendengarkan
Mitos-mitos tersebut yaitu donor darah sosialisasi dan kenyataan yang sebenarnya
menyebabkan obesitas, menyebabkan tubuh tentang mendonorkan darah.
menjadi lemas, menimbulkan kecanduan.
Mitos inilah yang telah berkembang Selain itu, saat wawancarai alasan mengapa
dimasyarakat. Secara umum, kepercayaan menjadi pendonor darah, mereka cenderung
tentang donor darah yang mempengaruhi menjawab agar bisa mendapatkan
adalah mitos yang berkembang dalam penghargaan tertentu dari pemerintah
masyarakat. setempat dan kepala negara, bahkan mereka
mendonorkan darah hanya bagi keluarga
Data hasil penelitian menunjukkan bahwa dari yang membutuhkan transfusi darah.
96 orang yang menjadi responden terdapat Pendonor yang datang mendonorkan
78 orang (81,3%) yang mendukung dan 18 darahnya bukan secara sukarela tetapi
orang (18,7%) yang tidak mendukung. sebagai pendonor pengganti. Ada sebagian
Partisipasi masyarakat juga didukung oleh pendonor yang aktif (4 kali setahun) dalam
nilai kepercayaan yang dimiliki oleh setiap mendonorkan darahnya, tetapi ada pula yang
pendonor darah. Seseorang dapat tidak aktif dengan alasan banyak kesibukan
mendonorkan darahnya apabila dengan atau urusan penting yang harus dilakukan
melihat pada hal-hal yang mendukung sehingga tidak ada waktu untuk mendonorkan
kepercayaannya untuk mendonorkan darahnya. Hal-hal yang telah dibahas diatas
darahnya. Nilai kepercayaan yang di maksud inilah yang mengakibatkan masyarakat
adalah nilai kercayaan yang dimiliki secara kurang terlibat bahkan tidak mendonorkan
khusus dari seorang pendonor darah yang darah.

125
MKM Vol. 08 No. 02 Juni 2014

bahwa tokoh–tokoh masyarakat atau


Dari 78 responden (81,3%) yang memiliki nilai pemimpin yang disegani ikut serta maka
kepercayaan mendukung terdapat 50 orang mereka akan tertarik pula untuk berperan
(52,1%) yang berpartisipasi secara kontinyu serta (Fallen dan Budi,2010).
(Mendonorkan darah 3-4 kali setahun) dan 28
orang (29,2%) yang berpartisipasi secara Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan
tidak kontinyu (Mendonorkan darah 1 kali uji Chi Square diketahui bahwa ada
setahun). Sedangkan dari 18 orang (18,7%) hubungan antara nilai kepercayaan
yang tidak memiliki nilai kepercayaan masyarakat dengan partisipasi masyarakat
mendukung terdapat 6 orang (6,2%) yang dalam mendonorkan darah (0,017 < 0,05).
berpartisipasi secara kontinyu dan 12 orang Hal ini berarti nilai kepercayaan yang dianut
(12,5%) yang berpartisipasi secara tidak oleh masyarakat mengenai donor darah di
kontinyu. UTD PMI Provinsi NTT memiliki hubungan
dengan tingkat partisipasi masyarakat yang
Kepercayaan pribadi untuk dapat terlibat datang sebagai pendonor darah.
dalam mendonorkan darah dapat dipengaruhi
oleh berbagai faktor. Berdampak pada tujuan Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
yaitu meningkatkan peran dan kemandirian dilakukan oleh Yulianti H.L (2001) bahwa ada
dan kerjasama dengan lembaga–lembaga faktor-faktor yang berhubungan dengan
non pemerintah yang memiliki visi pendonor darah sukarela di Unit Transfusi
meningkatkan kuantitas dan kualitas jejaring Darah PMI Kota Metro yaitu tidak adanya
kelembagaan dan organisasi non pemerintah permintaan donor darah ke pendonor,
dan masyarakat memperkuat peran aktif komunikasi ajakan untuk menyumbangkan
masyarakat dalam setiap tahap dan proses darah belum menyentuh banyak donor darah
pembangunan melalui peningkatan jaringan potensial, kepercayaan tertentu tentang
kemitraan dengan masyarakat (Fallen dan mendonorkan darah seperti adanya
Budi, 2010) , serta faktor-faktor yang penularan penyakit melalui jarum suntik, serta
mempengaruhi partisipasi, diantaranya: (1) pemahaman yang kurang mengenai manfaat
Manfaat kegiatan yang dilakukan. Jika mendonorkan darah. Sampel dalam
kegiatan yang dilakukan memberi manfaat penelitian ini 120 orang dengan
yang nyata dan jelas bagi masyarakat maka menggunakan pendekatan Cross Sectional
kesediaan masyarakat untuk berperan serta Study.
menjadi besar. (2) Adanya kesempatan.
Kesediaan juga dipengaruhi oleh adanya SIMPULAN
kesempatan atau ajakan untuk berperan serta Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Unit
dan masyarakat melihat memang ada hal–hal Transfusi Darah PMI Provinsi NTT Tahun
yang berguna dalam kegiatan yang dilakukan. 2012 dapat ditarik kesimpulan sebagai
(3) Memiliki keterampilan. Jika kegiatan yang berikut: (1) Pengetahuan pendonor tentang
dilaksanakan membutuhkan keterampilan donor darah masih kurang. Pendonor kurang
tertentu dan orang yang mempunyai memahami tentang manfaat dan kegunaan
keterampilan sesuai dengan keterampilan Donor Darah. Dilihat dari hasil penelitian yaitu
tersebut maka orang tertarik untuk berdasarkan jumlah 96 responden terdapat
berperanserta. (4) Rasa memiliki. Rasa 13 orang (13,5%) yang memiliki pengetahuan
memiliki sesuatu akan tumbuh jika sejak awal baik, dan 83 orang (86,5%) yang memiliki
kegiatan masyarakat sudah diikutsertakan, pengetahuan kurang. (2) Terdapat dukungan
jika rasa memiliki ini bisa nilai kepercayaan pendonor tentang donor
ditumbuhkembangkan dengan baik maka darah yaitu responden yang memiliki nilai
peran serta masyarakat akan dilestarikan. (5) kepercayaan yang mendukung berjumlah 78
Faktor tokoh masyarakat. Jika dalam kegiatan orang (81,3%) dan responden yang nilai
yang diselenggarakan masyarakat melihat kepercayaannya tidak mendukung berjumlah

126
Hubungan Antara Pengetahuan Dan Nilai Kepercayaan Pendonor Dengan Partisipasi Donor Darah
Di Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2012

18 orang (18,7%). (3) Partisipasi responden Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi NTT.
untuk mendonorkan darah tidak kontinyu 2010. Kupang Dalam Angka. NTT,
(Satu kali mendonorkan darah dalam satu Kupang.
tahun). Berdasarkan hasil penelitian, Chandra, Budiman. 2008. Metodologi
responden yang berpartisipasi secara Penelitian Kesehatan, Jakarta: EGC
kontinyu (3-4 kali mendonorkan darah dalam Depdiknas. (2008). KBBI Daring. Dipetik
satu tahun) berjumlah 56 orang (58,3%), dan Februari 07, 2012, dari Pusat Bahasa
responden yang partisipasinya tidak kontinyu Departemen Pendidikan Nasional:
berjumlah 40 orang (41,7%). (4) Adanya http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.
hubungan antara tingkat pengetahuan php
pendonor darah dengan partisipasi Fallen R; K Budi Dwi R. 2009. Catatan Kuliah
masyarakat di Unit Transfusi Darah (UTD) Keperawatan Komunitas. Cetakan I.
Palang Merah Indonesia Provinsi NTT Tahun Yogyakarta: Penerbit Muha Medika.
2012 yaitu dengan value = 0,008. (5) Adanya Haki, Kristoforus. 2009. Studi Partisipasi
hubungan antara nilai kepercayaan dengan Masyarakat Dalam Program Kelurahan
partisipasi masyarakat di Unit Transfusi Darah Siaga Di Kelurahan Maulafa Kota Kupang
(UTD) Palang Merah Indonesia Provinsi NTT Tahun 2009 (Skripsi). Kupang: FKM–
Tahun 2012 dengan p value = 0,017. Undana.
Kontjaraningrat. 2004. Pengantar Antropologi.
SARAN Jakarta: Bumi Aksara
Disarankan bagi Unit Transfusi Darah PMI Kompas Kesehatan. 2010. Menguak Mitos
Provinsi NTT untuk meningkatkan dan Fakta Donor Darah
pengetahuan masyarakat, maka perlu adanya http://kesehatan.kompas.com/read/2010/0
penyuluhan melalui upaya promosi kesehatan 7/01/10203777/Menguak.Mitos.dan.Fakta.
dimana merupakan bagian terpenting dari Donor.Darah. Pada tanggal 01 Juli 2010
strategi rekrutmen donor, sebelum orang pkl 10:20 WIB
dapat dimotivasi untuk mendonasikan darah Kriyanto, Tri. 2005. Pemberdayaan
demi kepentingan orang lain. Bagi Pendonor Masyarakat Dalam Promosi Kesehatan.
Darah untuk lebih banyak berperan aktif Dikutip Notoadmodjo (ed), Promosi
dalam mendonorkan darah serta dapat Kesehatan dan Aplikasi. Jakarta: Rineka
mengajak atau mempengaruhi keluarga, Cipta
kerabat dan masyarakat disekitar untuk dapat Lamaole, Mira. 2011. Kajian Partisipasi
terlibat aktif dalam mendonorkan darah. Bagi Masyarakat Dalam Kegiatan Posyandu
Masyarakat agar dapat bersosialisasi dengan Di Wilayah Kerja Puskesmas Nunpene
lingkungan sekitar dengan beramal Kabupaten TTU.Skipsi. Kupang: FKM
memberikan sebagian yang dimiliki kepada UNDANA
orang lain dengan mendonorkan darah bagi Lattiifur, Muhammad (2010). Pengetahuan
orang yang membutuhkan. Serta bagi peneliti Remaja Tentang Donor Darah di SMA
lain untuk Dapat melakukan penelitian lebih Bakti Ponorogo Pada Siswa Kelas XII.
lanjut tentang pengaruh sosialisasi kegiatan Skripsi. http://latifur2010.blogspot.com /
donor darah terhadap peningkatan partisipasi 2010/07/pengetahuan-remaja-tentang-
masyarakat dalam mendonorkan darah. donor-darah.html
Musadad, dkk, 2003. Pengambilan
DAFTAR PUSTAKA Keputusan dalam Pertolongan Persalinan
Anonimous. 2011. Masyarakat Takut Jarum, Di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Jurnal
Stok Darah Di UTD PMI Berkurang. Artikel ekologi Kesehatan Volume 2 (no.1):hal
: http://www.acehtraffic.com /2012/03. 200-208.http://www.docstoc.com. Pada
Budiarto, Eko. 2002 . Metodologi Penelitian tanggal:27 september 2010. Pukul: 10:53
Kedokteran. Jakarta: EGC. WITA.

127
MKM Vol. 08 No. 02 Juni 2014

Nolan. 2004. Kehamilan Dan Melahirkan. Unit Transfusi Darah PMI Kupang. 2001.
Jakarta: EGC. Pedoman Tentang Donor Darah. Kupang:
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Promosi Unit Transfusi Darah.
Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: ___________________________. 2011.
P.T. Rineka Cipta. Tugas Dan Fungsi Tenaga Kesehatan.
___________________. 2010. Metodologi Kupang: Unit Transfusi Darah PMI
Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Kupang.
Cipta. WHO. 2005. Penggunaan Klinis Darah. Buku
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Kedokteran. Jakarta: EGC.
Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan WHO. 2007. Penggunaan Klinis Darah. Buku
(pedoman skripsi, tesis, dan instrumen Kedokteran. Jakarta: EGC.
penelitian) Edisi 2. Jakarta: Media Widoda, Ariani. 2005. Pengetahuan, Sikap
Salemba. Dan Perilaku Tentang Kehamilan,
Palang Merah Indonesi. 2005. Panduan Persalinan Serta Komplikasi Pada Ibu
Transfusi Darah. Kupang: PMI KUPANG Hamil Nonprimigravida di RSUPN Cipto
__________________. 2007. Pedoman Magun Kusumo. Jurnal penelitian
Kesehatan Tentang Transfusi Darah. Kedokteran Indonesia: Vol.55.No.10,
Kupang: PMI KUPANG Oktober 2005.
Purwaningsih, Retno. 2002. Hubungan
Antara Pengetahuan, Sikap Suami
dengan Dukungan Terhadap Kesehatan
Maternal Istrinya di Kelurahan Harapan
Mulia, Jakarta Pusa Tahun 2002. Depok:
Skripsi FKM-UI.
Riwidikdo, Handoko. 2009. Statistik
Kesehatan. Jogjakarta: Mitra Cendekia
Press
Riyanto, Agus. 2011. Aplikasi Metodologi
Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Sadikin, Mohamad, DSC. 2002. Biokimia
Darah, Jakarta: Widya Medika.
Sarwono, Solita,1990. Sosiologi Kesehatan.
Yogyakarta : GajahMada University Press.
Sugiyono. 2011. Statistik Untuk Penelitian.
Bandung: Alfabeta.
Taloin, Vivian. 2010. Kajian Budaya Makan
Masyarakat Di Kabupaten Timor Tengah
Selatan Dalam Kaitannya Dengan
Kejadian Gizi Buruk. Skripsi. Kupang:
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Nusa Cendana
Tambunan, Hetty Siswaty. 2005. Pengaruh
Media Humas Unit Transfusi Darah
Palang Merah Indonesia (UTD PMI)
Terhadap Partisipasi Donor Darah Di Kota
Medan. http://repository.usu.ac.id/
handle/123456789/31853. (Akses 2 Juni
2012 pukul 10:00 WITA).

128

Potrebbero piacerti anche