Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Abstract
Application of spent coffee ground compost is expected to improve soil chemical properties of
Andisol Ngabab which has low C-organic and N contents, very low P content, and moderate
content of Na content. The purpose of this study was to explore the effect of application of
Robusta spent coffee grounds compost application on soil chemical properties of an Andisol. This
study used a completely randomized design with five treatments and three replications. The
treatments tested were P0 (control, without application of spent coffee ground compost), P1 (50%
dose of spent coffee ground compost aplication = 10 t ha-1), P2 (100% dose of spent coffee ground
compost application = 20 t ha-1), P3 (150% dose of spent coffee ground compost application = 30
t ha-1), and P4 (200% dose of spent coffee ground compost application = 40 t ha-1). The results of
this study showed that the application of spent coffee ground compost with a dose of 150%= 30 t
ha-1 (P3) and dose of 200%= 40 t ha-1 (P4) on an Andisol of Ngabab significantly increased pH,
organic-C, total-N, available-P, exchangeable-K (in 2, 6 and 8 weeks), exchangeable-Na, and CEC
(in 4, 6 and 8 weeks) compared to control treatment or without application of spent coffee ground
compost (P0).
Keywords: andisol, soil chemichal properties, spent coffee ground compost
menjadi 0,12%, meningkatkan C-organik dari menggunakan sidik ragam atau Analysis of
0,82% menjadi 1,58%, meningkatkan P- Variance (ANOVA) berdasarkan metode
tersedia dari 14 ppm menjadi 19 ppm, Rancangan Acak Lengkap (RAL) untuk
meningkatkan Kalium dari 11,7 ppm menjadi mengetahui pengaruh aplikasi kompos ampas
159,9 ppm, meningkatakan KTK dari 30,7 me kopi terhadap pH, N-total, P-tersedia, K-dd,
100 g-1 menjadi 63,8 me 100 g-1 dan Natrium Na-dd, nisbah C:N, C-organik, dan KTK tanah
dari 4,6 ppm menjadi 6,9 ppm pada tanah 12 Andisol dan dilanjutkan dengan uji jarak
bulan setelah inkubasi. Berdasarkan uraian di berganda DMRT (Duncan’s Multiple Range
atas, maka dilakukan penelitian mengenai Test) untuk mengetahui perbedaan antar
pengaruh aplikasi ampas kopi Robusta pada perlakuan, kemudian dilanjutkan dengan uji
berbagai dosis terhadap sifat kimia pada korelasi dan regresi untuk mengetahui
Andisol Ngabab, Kab. Malang. hubungan antar parameter.
sesuai dengan penelitian Kasongo et al. (2011) dengan kriteria sedang pada setiap waktu
yang menyatakan bahwa tingginya dosis pengamatan di 2, 4, 6 dan 8 MSI. Nilai C-
kompos ampas kopi menjadi faktor penting organik tertinggi di 2 MSI adalah pada
untuk meningkatkan pH tanah karena ampas perlakuan P3 (2,19%) dan P4 (2,21%), di 4 MSI
kopi mengandung anion organik yang adalah pada perlakuan P3 (2,56%) dan P4
berkontribusi menaikkan pH tanah. (2,47%), di 6 MSI adalah pada perlakuan P1
(2,12%), P2 dan P3 (2,19%) serta P4 (2,20%),
C-organik tanah
sedangkan di 8 MSI adalah pada perlakuan P2
Analisis dasar tanah Andisol menunjukkan (1,99%), P3 (2,19%) dan P4 (2,18%). Nilai C-
kandungan C-organik 1,38% dengan kriteria organik terendah terdapat pada perlakuan P0 di
rendah sedangkan kompos ampas kopi seluruh pengamatan MSI. Peningkatan nilai C-
memiliki kandungan C-organik senilai 4,31%. organik tanah Andisol ini disebabkan
Dari hasil analisis ragam yang dilakukan penambahan bahan organik berupa kompos
didapati bahwa aplikasi kompos ampas kopi ampas kopi pada tanah masam akan
berpengaruh nyata terhadap peningkatan C- mempercepat proses pembebasan karbon
organik tanah Andisol. Dari Tabel 2 sehingga C-organik tanah akan meningkat.
menunjukkan bahwa kandungan C-organik Prasetyo et al. (2009) menyatakan bahwa
tanah Andisol pada perlakuan P0 pada setiap kandungan C-organik tanah Andisol
waktu pengamatan di 2, 4, 6 dan 8 MSI dipengaruhi oleh sumbangan bahan organik
termasuk dalam kriteria rendah, sedangkan C- yang mengalami proses dekomposisi.
organik tanah pada perlakuan P1, P2, P3 dan
P4 rata-rata memiliki kandungan C-organik
Cervera et al. (2017) menyatakan bawa juga mengalami proses minerlisaisi dan
peningkatan dosis aplikasi kompos ampas kopi dekomposisi pada tanah seingga mengalami
akan diikuiti oleh penigkatan kandungan C- transformasi menjadi unsur hara lain.
organik pada tanah. Kandungan C-organik
N-total tanah
tanah pada perlakuan P1, P2, P3 dan P4 di 2,4
dan 6 MSI mempunya nilai C-organik yang Dari hasil analisis ragam yang dilakukan
relatif sama, namun pada pengamatan 8 MSI, didapati bahwa aplikasi kompos ampas kopi
kandungan C-organik pada setiap perlakuan berpengaruh nyata terhadap peningkatan
mengalami penurunan dan sangat terlihat pada kandungan N-total tanah Andisol. Hasil analisis
perlakuan P2 (1,78%) dan P3 (1,99%) dengan dasar yang dilakukan diketahui kandungan N-
kriteria rendah. Carvera et al. (2017) total tanah Andisol adalah 0,18% dengan
menyatakan bahwa semakin lama waktu kriteria rendah, sedangkan kandungan N-total
inkubasi pada tanah akan menyebabkan kompos ampas kopi adalah 0,34%. Tabel 3
kandungan C-organik pada tanah akan semakin menunjukkan bahwa kandungan N-total pada
menurun, hal ini disebabakan karena perlakuan P1, P2, P3 dan P4 di 4, 6 dan 8 MSI
kandungan C-organik dari kompos ampas kopi berbeda nyata dengan perlakuan P0 namun
mengalami proses pelepasan unsur CO2 dan masih berada di kriteria sedang. Pada
http://jtsl.ub.ac.id 1125
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 6 No 1 : 1123-1132, 2019
e-ISSN:2549-9793
pengamatan 2 MSI, pada perlakuan P1 dan P0 aplikasi kompos ampas kopi akan
memberikan pengaruh yang sama pada meningkatkan N-total tanah secara signifikan
kandungan N-total pada tanah, hal ini dibandingkan dengan aplikasi pupuk anorganik
disebabkan proses dekomposisi bahan organik NPK.
yang berasal dari kompos ampas kopi belum
Nisbah C:N
berjalan baik pada perlakuan P1. Kandungan
N-total tanah Andisol yang tertinggi di 2 MSI Dari hasil analisis ragam yang dilakukan
adalah pada perlakuan P2 (0,21%), P3 (0,22%) didapati bahwa aplikasi kompos ampas kopi
dan P4 (0,23%), di 4 MSI perlakuan tertinggi berpengaruh nyata di 4 MSI dan 8 MSI
pada perlakuan P1 (0,22%), P2(0,22%), P3 terhadap nilai nisbah C:N tanah Andisol. Dari
(0,23%) dan P4 (0,24%), di 6 MSI perlakuan hasil analisis dasar yang telah dilakukan, nisbah
tertinggi terdapat pada perlakuan P1, P2 dan C:N pada tanah Andisol adalah 3,63 dengan
P3 (0,23%) dan P4 (0,24%), sedangkan di 8 kriteria sangat rendah sedangkan kompos
MSI perlakuan tertinggi terdapat pada ampas kopi 13,90. Nilai nisbah C:N kompos
perlakuan P1 dan P2 (0,23%) serta P3 dan P4 ampas kopi sesuai dengan pernyataan Kasongo
(0,24%). Peningkatan N-total ini terjadi karena et al. (2011) yang menyatakan bahwa nilai
proses dekomposisi bahan organik yang berasal optimal nisbah C:N kompos ampas kopi adalah
dari kompos ampas kopi selama inkubasi 10-14.
tanah. Nguyen et al. (2016) menyatakan bahwa
Tabel 4. Pengaruh aplikasi kompos ampas kopi terhadap nisbah C:N tanah
Perlakuan Nisbah C:N
2 MSItn (+) % 4MSI (+) % 6 MSItn (+) % 8 MSI (+) %
P0 9,31R 0 8,42aR 0 8,23R 0, 6,92aR 0
P1 9,45R 1,50 10,16bR 20,63 9,23R 12,16 7,89abR 14
P2 9,84R 5,67 10,08bR 19,71 9,69R 17,83 8,57bR 23,84
P3 10,10R 8,38 11,13bR 32,19 9,48R 15,20 9,17bR 32,58
P4 8,96R -3,86 10,84bR 28,72 9,25R 12,42 8,96bR 29,45
Keterangan : Kriteria berdasarkan Balai Penelitian Tanah (2009): R: Rendah, S: Sedang; Angka pada kolom
yang sama yang diikuti huruf sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada Uji DMRT 5%. PO:
Kontrol/tanpa kompos ampas kopi; P1: Kompos ampas kopi 50%; P2: Kompos ampas kopi 100%; P3:
Kompos ampas kopi 150%; P4: Kompos ampas kopi 200%. (+) %: Persen peningkatan.
Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai nisbah C:N (2011) dan Carvera et al. (2017) yang
semakin mengalami penurunan dari 4 MSI menyatakan bahwa kandungan C-organik
hingga 8 MSI di setiap perlakuan. Ini mengalami penurunan karena dimanfaatkan
menunjukkan bahwa proses dekomposisi oleh mikroorganisme tanah untuk
bahan organik berjalan baik semakin lamanya meningkatkan kandungan N-total tanah.
waktu inkubasi tanah. Penurunan nilai nisbah Berdasarkan Tabel 6, seluruh perlakuan
C:N ini sesuai dengan penelitian Kasongo et al. memiliki nilai nisbah C:N tergolong kriteria
http://jtsl.ub.ac.id 1126
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 6 No 1 : 1123-1132, 2019
e-ISSN:2549-9793
rendah, nilai nisbah C:N terendah terdapat menyebutkan bahwa kandungan P-tersedia
pada perlakuan P0 (8,42) di 4 MSI dan pada tanah Andisol yang rendah terjadi karena
perlakuan P0 (6,92) dan P1( 7,89) di 8 MSI adanya fiksasi yang kuat oleh bahan alofan dan
sedangkan nilai nisbah C:N tertinggi terdapat lambatnya proses mineralisasi fosfat dari bahan
pada perlakuan P1 (10,16), P2 (10,08), P3 organik, dan juga ditambahkan ikatan-ikatan P
(11,13) dan P4 (10,84) di 4 MSI dan pada sukar larut, seperti Al-P dan Fe-P
perlakuan P2 (8,57), P3(9,17) dan P4 (8,96). menyebabkan P-tersedia rendah. Tabel 5 juga
Nilai nisbah C:N yang rendah akan menunjukkan bahwa perlakuan P1, P2, P3 dan
menhasilkan proses mineralisasi yang lebih P4 mampu meningkatkan P-tersedia tanah
cepat di dalam tanah dibandingkan dengan nilai Andisol dibandingkan perlakuan P0 di 2, 4, 6
nisbah C:N tinggi. dan 8 MSI. P-tersedia tanah Andisol tertinggi
di 2 MSI terdapat pada perlakuan P4 (2,50 mg
P-tersedia tanah
kg-1), di 4 MSI terdapat pada perlakuan P1
Dari hasil analisis dasar yang telah dilakukan P- (2,13 mg kg-1), P2 (2,90 mg kg-1), P3 (2,81 mg
tersedia dari tanah Andisol memiliki kandungan kg-1) dan P4 (2,92 mg kg-1), di 6 MSI terdapat
P-tersedia senilai 1,50 mg kg-1 dengan kriteria pada perlakuan P1 (2,49 mg kg-1), P2 (2,20 mg
sangat rendah dan kompos ampas kopi kg-1), P3 (2,26 mg kg-1) dan P4 (2,68 mg kg-1)
memiliki kandungan P senilai 0,079%. Berbeda sedangkan di 8 MSI terdapat pada perlakuan
dengan penelitan yang dilakuan Kasongo et al. P4 (3,66 mg kg-1). Peningkatan dosis kompos
(2011) yang menyatakan kandungan P kompos ampas kopi juga diikut peningkatan P-tersedia
ampas kopi senilai 18 mg kg-1. Dari Tabel 5 tanah Andisol walaupun masih di dalam kriteria
dapat dilihat bahwa kandungan P-tersedia sangat rendah. Peningkatan P-tersedia tanah
tanah Andisol dari seluruh perlakuan masih Andisol ini disebabkan oleh terdekomposisinya
dalam kriteria sangat rendah (Balai Penelitian bahan organik yang terdapat pada kompos
Tanah, 2009). Rendahnya P-tersedia tanah ampas kopi. Carvera et al. (2017) menyatakan
Andisol pada setiap perlakuan disebabkan oleh bahwa semakin meningkatnya dosis kompos
kompos ampas kopi yang digunakan pada ampas kopi yang diaplikasikan akan semakin
penelitian ini juga memiliki kandungan P yang meningkatkan kandungan P-tersedia tanah.
sangat rendah. Sukarman dan Dariah (2014)
http://jtsl.ub.ac.id 1127
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 6 No 1 : 1123-1132, 2019
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2019.006.1.11
http://jtsl.ub.ac.id 1128
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 6 No 1 : 1123-1132, 2019
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2019.006.1.11
Pengamatan di 4 dan 6 MSI terjadi peningkatan terjerap pada muatan negatif tanah. Tan (1991)
nilai Na-dd di setiap perlakuan. Perlakuan P0 menyatakan bahwa bahan organik memiliki
juga mengalami peningkatan dari 0,34 me 100 gugus fungsional yang dapat menyumbangkan
g-1 di 2 MSI menjadi 1,70 me 100 g-1 di 4 MSI muatan negatif.
dan 1,59 me 100 g-1 di 6 MSI. Peningkatan
KTK tanah
kandungan Na-dd pada P0 diakibatkan proses
mineralisasi Na pada tanah Andisol, Sanjaya et Hasil analisis ragam yang dilakukan didapati
al. (2013) yang menyatakan bahwa ikatan silikat bahwa aplikasi kompos ampas kopi
pada tanah Andisol dan air menjadi faktor berpengaruh nyata terhadap peningkatan
utama kecepatan proses mineralisasi Na. Begitu kandungan KTK tanah Andisol pada 4, 6 dan 8
juga yang terjadi pada perlakuan P1, P2, P3 dan MSI. Dari analisis dasar diketahui nilai KTK
P4 di 4 dan 6 MSI sehingga dapat tanah Andisol adalah 22,29 me 100 g-1 dengan
meningkatkan kandungan Na-dd tanah kriteria sedang sedangkan nilai KTK dari
Andisol. kompos ampas kopi adalah 35,87 me 100 g-1.
Perlakuan yang memberi pengaruh Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa
tertinggi terhadap Na-dd tanah Andisol adalah pada perlakuan P1, P2, P3 dan P4 dapat
perlakuan P4 di 6 MSI senilai 2,55 me 100 g-1 meningkatkan KTK tanah Andisol secara nyata
dengan penigkatan 69,83%. Peningkatan Na-dd di pengamatan 4, 6 dan 8 MSI dibanding
ini sesuai dengan penelitian Kasongo et al. perlakuan P0 dari kriteria tinggi menjadi sangat
(2011) yang menyatakan bahwa aplikasi tinggi. Nilai KTK tanah Andisol yang tertinggi
kompos ampas kopi akan meningkatkan di 4 MSI terdapat pada perlakuan P3 (40,65 me
kation-kation pada tanah seperti unsur Na. 100 g-1) dan P4 (38,96 me 100 g-1), di 6 MSI
Pengamatan di 8 MSI, kandungan Na-dd tanah terdapat pada perlakuan P4 (48,91 me 100 g-1)
Andisol di setiap perlakuan mengalami sedangkan di 8 MSI terdapat pada perlakuan
penurunan, namun masih dalam kriteria sangat P2 (47,35 me 100 g-1), P3 (49,16 me 100 g-1)
tinggi. Penurunan kandungan Na-dd tanah dan P4 (50,81 me 100 g-1).
Andisol ini diduga terjadi karena unsur Na
Peningkatan KTK tanah Andisol akibat mempertukarkan kation dalam tanah sehingga
peningkatan dosis kompos ampas kopi karena meningkatkan KTK. Menurut Kasongo et al.
bahan organik kompos ampas kopi akan (2011) mentakan bahwa peningkatan KTK
mengalami dekomposisi menghasilkan tanah sangat dipengarui oleh peningkatan pH
senyawa-senyawa organik sehingga dapat tanah dan C-organik yang diakibatkan aplikasi
meningkatkan KTK tanah Andisol. Menurut kompos ampas kopi karena dapat mengikat
Prasetyo et al. (2009) KTK tanah Andisol anion SO42- dan HPO42-.
sangat dipengaruhi oleh kandungan C-
Hubungan C- organik dengan pH, N-total,
organiknya. Sesuai dengan pernyataan Tan
P-tersedia dan KTK tanah
(1991) menyatakan bahwa bahan organik
memiliki gugus fungsional yang dapat Berdasarkan uji korelasi yang dilakukan
menyumbangkan muatan negatif yang mampu diketahui bahwa C-organik dengan pH, N-
http://jtsl.ub.ac.id 1129
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 6 No 1 : 1123-1132, 2019
e-ISSN:2549-9793
total, P-tersedia dan KTK tanah Andisol Andisol memiliki nilai korelasi r=0,95 dan
memiliki hubungan yang kuat. Nilai korelasi C- berhubungan kuat. Hubungan antara
organik terhadap pH adalah r= 0,85 yang kandungan C-organik dengan P-tersedia tanah
artinya C-organik dengan pH tanah Andisol Andisol dapat dilihat di 8 MSI (Tabel 2 dan
berhubungan kuat, sedangkan nilai korelasi Tabel 5) pada setiap perlakuan, dimana
kandungan C-organik dengan N-total tanah semakin meningkatnya dosis perlakuan
Andisol memiliki nilai korelasi r= 0,98 yang kompos ampas kopi juga diikuti peningkatan
menunjukkan hubungan yang kuat. Pengaruh kandungan P-tersedia tanah Andisol.
C-organik dengan pH tanah dan N-total Hubungan C-organik dengan kandungan P-
disajikan pada Gambar 1 dan Gambar 2. tersedia tanah disajikan pada Gambar 3.
sangat dipengarui oleh peningkatan pH tanah 1maka akan meningkatkan nilai KTK sebesar
dan C-organik yang diakibatkan aplikasi 19,97 me 100 g-1.
kompos ampas kopi karena dapat mengikat
anion SO42- dan HPO42-.
http://jtsl.ub.ac.id 1131
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 6 No 1 : 1123-1132, 2019
e-ISSN:2549-9793
on Soil Fertility and Lettuce Growth in Two Putra S.W., A.M. Prabowo dan M.L. Rayes. 2014.
Mediterranean Agricultural Soils. Arcieve of Studi Tingkat Perkembangan Tanah Pada
Agronomy and Soil Science 1(1): 340-365 Toposekuen Gunung Anjasmoro Kabupaten
Falahuddin I., A.R.P. Raharjeng dan L. Harmeni. Malang, Jawa Timur. Jurnal Tanah dan
2016. Pengaruh Pupuk Organik Limbah Kulit Sumberdaya Lahan 1(1): 39-50
Kopi (Coffee Arabica L.) Terhadap Pertumbuhan Sanjaya T.P., J. Syamsiyah, D.P. Ariyanto dan
Bibit Kopi. Jurnal Bioilmi 2(2): 108-120 Komariah. 2014. Pelindihan Unsur Kalium (K)
Kasongo R.K., A.Verdoodt, P. Kanyankagote, G. dan Natrium Material Vulkanik Hasil Erupsi
Baert dan E. Van Ranst. 2010. Coffee waste as Gunung Merapi 2010 (Simulasi Laboratorium).
an alternative fertilizer with soil improving Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian 2(29): 87-95
properties for sandy soils in humid tropical Sukarman dan Dariah. 2014. Tanah Andosol Di
environments. Soil Use and Management 27(1) : Indonesia. Kementrian Pertanian. Badan
94-102 Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 139
Nguyen N.K., B.V. Nguyen, S.H. Do dan L.T. Lam. Hal
2016. Effect of Biomixture Containing Spent Tan K. H. 1991. Dasar-Dasar Kimia Tanah. UGM
Coffee Ground and Milled Egg-Shells on The Press. Yogyakarta. 295 hal
Yield of Okra (Abelmoschus Esculentus Tokimoto T., N. Kawasaki, T. Nakamura, J.
Moench) and Soil Fertility under Greenhouse Akutagawa dan S. Tanada. 2005. Removal of
Conditions. Advence Science Engineering lead ions in drinking water by coffee grounds as
Information Technology 4(6): 495-501 vegetable biomass. Journal of Colloid Interface
Ponte S. 2002. The ‘Latte Revolution’ Rekopition, Science 281(1) : 56–61
Markets and Consumption in the Global Coffee Valentiah F.H, E.Listyarini dan S. Prijono. 2015.
Chain. World Development 30(7) : 1099-1122 Aplikasi Kompos Kulit Kopi Untuk Perbaikan
Prasetya B., S. Prijono dan Y. Widjiawati. 2012. Sifat Kimia Dan Fisika Tanah Inceptisol Serta
Vegetasi Pohon Hutan Memperbaiki Kualitas Meningkatkan Produksi Brokoli. Jurnal Tanah
Tanah Andisol-Ngabab. Indonesian Green dan Sumberdaya Lahan 2(1) : 147-154
Technology Journal 1(1): 1-6. Zakiyah F., Syekhfani dan Suntari. 2015. Kaji
Prasetyo B.H., N.Suharta dan E. Yatno. 2009. Banding Aplikasi Limbah Media Tanaman
Karakteristik Tanah-Tanah Bersifat Andik dari Jamur dan Limbah Tahu Cair Terhadap Sifat
Bahan Piroklastis Masam di Dataran Tinggi Kimia Andisol Cangar, Batu. Jurnal Tanah dan
Toba. Jurnal Tanah dan Iklim 29(2009) : 1-14 Sumber Daya Lahan 2(2) : 245-251
http://jtsl.ub.ac.id 1132