Sei sulla pagina 1di 8

pISSN 2302-1616, eISSN 2580-2909

Vol 5, No. 1, Juni 2017, hal 34-41


Available online http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/biogenesis
DOI http://dx.doi.org/10.24252/bio.v4i2.3431
Uji Daya Hambat Filtrat Zat Metabolit Lactobacillus plantarum
Terhadap Pertumbuhan Shigella dysenteriae Secara In Vitro
RIZKI PUTRI ANDINI RAHMAH1, MEISKHA BAHAR2, YANTI HARJONO3
1
Program Studi Sarjana Kedokteran, Fakultas Kedokteran UPN Veteran
Jl. RS Fatmawati, Pondok Labu, Jakarta Selatan 12450
email: rparahmah@gmail.com
2
Departemen Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran UPN Veteran
Jl. RS Fatmawati, Pondok Labu, Jakarta Selatan 12450
3
Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran UPN Veteran
Jl. RS Fatmawati, Pondok Labu, Jakarta Selatan 12450

ABSTRACT
Shigella dysenteriae is pathogenic bacteria causes dysentery diarrhea, a diarrhea with mucus
and blood in the feces. Currently, drugs or foods containing Lactobacillus have been circulated in
the markets and used by people. This research aims to know the in vitro inhibition test of L.
plantarum metabolite substances filtrate against growth of S. dysenteriae. This research used
experimental design with L. plantarum metabolite substances filtrate as the samples. Antibacterial
test method which was used was the cup-plate technique by looking at clear zone of bacteria’s
growth around cup-plate and used Mueller Hinton Agar media. The results showed clear zones on
filtrate with concentrations 25%, 50%, 75%, and 100% with average inhibition zones 0,284 cm;
0,332 cm; 0,406 cm; and 0,619 cm. Kruskal-Wallis test results indicated there were significant
differences of each filtrate concentration against S. dysenteriae (p<0,05). Post Hoc test showed no
significant difference between concentrations 25% and 50% (p>0,05). This suggested lactic acid,
acetic acid, and bacteriosin presented in L. plantarum metabolite have antibacterial characteristic.

Keywords: antibacterial, Lactobacillus plantarum, Shigella dysenteriae

INTISARI
Shigella dysenteriae merupakan bakteri patogen penyebab diare disentri, yaitu kondisi diare
disertai lendir dan darah dalam feses. Saat ini, sediaan obat atau makanan yang mengandung
Lactobacillus telah beredar di pasaran dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui daya hambat filtrat zat metabolit L. plantarum terhadap pertumbuhan S.
dysenteriae secara in vitro. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dengan sampel filtrat
zat metabolit L. plantarum. Metode uji antibakteri yang digunakan adalah metode sumuran dengan
melihat zona hambat pertumbuhan bakteri di sekitar sumuran. Hasil penelitian ini memperlihatkan
adanya zona bening pada konsentrasi filtrat 25%, 50%, 75%, dan 100% dari pertumbuhan S.
dysenteriae dengan rata-rata zona hambat 2,84 mm; 3,32 mm; 4,06 mm; dan 6,19 mm. Hasil uji
Kruskal-Wallis menunjukkan perbedaan signifikan masing-masing konsentrasi filtrat terhadap S.
dysenteriae (p<0,05). Pada uji Post Hoc, kelompok konsentrasi 25% dan 50% menunjukkan tidak
terdapat perbedaan signifikan (p>0,05). Penelitian ini menunjukkan bahwa asam laktat, asam asetat,
dan bakteriosin yang terdapat pada metabolit L. plantarum dapat bersifat sebagai antibakteri.

Kata kunci: antibakteri, Lactobacillus plantarum, Shigella dysenteriae

PENDAHULUAN penyakit utama selain pneumonia dan


Diare merupakan masalah kesehatan malaria, yang menyebabkan kematian pada
dunia karena morbiditas (angka kesakitan) anak-anak (WHO, 2012). Diare adalah suatu
dan mortalitasnya (angka kematian) yang kondisi buang air besar dengan konsistensi
tinggi serta merupakan salah satu dari tiga lembek atau cair, bahkan dapat berupa air
Vol 5, Juni 2017 Biogenesis 35

saja dengan frekuensi yang lebih sering Mekanisme lain yang menyebabkan
(biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari probiotik mampu melawan mikroba patogen
(Depkes RI, 2011). adalah antagonis kompetitif melalui kompetisi
Di Indonesia, penyakit diare masih adesi pada sel epitel, penggunaan nutrisi dan
merupakan masalah kesehatan utama karena meningkatkan sistem imun tubuh inang
morbiditas dan mortalitasnya yang tinggi. (Nelintong, 2015). Bakteri probiotik
Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit mempunyai afinitas pengikatan yang tinggi
Diare, Departemen Kesehatan dari tahun terhadap membran sel epitel mukosa dan
2003-2010 terlihat kecenderungan insiden dapat bertindak sebagai pembawa antigen
naik dari 301/1000 penduduk pada tahun sehingga dapat mengaktivasi makrofag untuk
2003 menjadi 411/1000 penduduk tahun merangsang respon imun dengan
2010 (Balitbang Kemenkes RI, 2013). diproduksinya immunoglobulin A (Dewi dan
Penyebab diare yang terpenting dan sering Anggraini, 2015).
terjadi di negara berkembang adalah Shigella, Menurut penelitian Poppi et al. (2015), L.
khususnya S. dysenteriae dan S. boydi yang plantarum menghasilkan asam laktat dan
menyebabkan diare disentri (Centers for asam asetat yang dapat menghambat
Disease Control and Prevention, 2016). pertumbuhan E. coli. Asam laktat yang
Disentri merupakan kumpulan gejala penyakit dihasilkan L. plantarum mampu menurunkan
seperti diare berdarah, lendir dalam tinja, pH menjadi rendah sehingga bakteri patogen
nyeri saat mengeluarkan tinja, dan dapat juga akan sulit bertahan hidup (Tambekar and
demam (IDAI, 2013). Infeksi Shigella sebesar Bhutada, 2010). L. plantarum juga
69% pada anak berusia kurang dari 5 tahun menghasilkan bakteriosin yang dapat
(NCBI, 2008). Disentri berat umumnya menghambat pertumbuhan bakteri patogen
disebabkan oleh S. dysenteriae (Standards (Yulinery dan Nurhidayat, 2015). Bakteriosin
Unit, Microbiology Services, PHE 2015). menyebabkan kebocoran sel yang
Menurut Kaboosi (2011), probiotik ialah mengakibatkan kematian sel bakteri (Fauziah
suatu mikroorganisme hidup yang apabila dkk., 2014)
diberikan dalam jumlah adekuat akan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bermanfaat bagi kesehatan host. Kelompok adanya daya hambat filtrat zat metabolit L.
probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan plantarum terhadap pertumbuhan S.
Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii, dysenteriae, serta mengetahui konsentrasi
apabila mengalami peningkatan jumlah di filtrat zat metabolit L. plantarum yang paling
saluran cerna akan memiliki efek yang positif efektif dalam menghambat pertumbuhan S.
karena berkompetisi untuk nutrisi dan dysenteriae.
reseptor saluran cerna.
Sediaan obat atau makanan yang METODE
mengandung probiotik telah beredar di Sampel Penelitian. Penelitian ini
pasaran dan dimanfaatkan oleh masyarakat dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi
untuk berbagai tujuan, misalnya anti diare Fakultas Kedokteran Universitas
(Allen, 2011). L. plantarum mempunyai Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta.
kemampuan untuk menghambat Sampel pada penelitian ini adalah L.
mikroorganisme patogen dengan daerah plantarum B122. L. plantarum B122
penghambatan terbesar dibandingkan dengan selanjutnya diproses sehingga diperoleh filtrat
bakteri asam laktat lainnya (Rahayuningtyas, zat metabolitnya. Sampel akan diberikan ke
2011). Menurut Lourens-Hattingh dan subjek penelitian yaitu bakteri S. dysenteriae
Viljoen (2001), Lactobacillus sp. yang diperoleh dari Departemen Mikrobiologi
menghasilkan beberapa metabolit antara lain Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
asam laktat, asam asetat, dan bakteriosin yang Penghitungan besar pengulangan dari tiap
mampu menghambat pertumbuhan dan/atau kelompok perlakuan ditentukan dengan
membunuh bakteri patogen. menggunakan rumus Federer. Kelompok
RIZKI PUTRI ANDINI RAHMAH dkk Biogenesis 36

perlakuan berjumlah empat yaitu pemberian Persiapan Bakteri Uji. Pembuatan


filtrat zat metabolit L. plantarum B122 suspensi bakteri S. dysenteriae dengan larutan
konsentrasi 25%, 50%, 75%, 100% dan dua NaCl 0,9% hingga terbentuk kekeruhan yang
kelompok kontrol, yaitu satu kelompok mencapai standar 0,5 McFarland. Suspensi
kontrol positif berupa antibiotik dan satu bakteri S. dysenteriae 1 ml dimasukkan ke
kelompok kontrol negatif berupa akuades. dalam media Mueller Hinton Agar (MHA) 20
Rumus Federer: (n-1)(t-1) ≥ 15 ml, kemudian dihomogenkan membentuk
Perlakuan terhadap S.dysenteriae lapisan yang rata sebagai seed layer dan
(n-1)(t-1) ≥ 15  (n-1)(6-1) ≥ 15 dibiarkan setengah padat.
 (n-1)(5) ≥ 15  5n ≥ 15+5 Uji Aktivitas Antibakteri. Filtrat yang
n ≥ 20/5  n ≥ 4 diperoleh selanjutnya dilakukan uji HPLC
Keterangan: n = jumlah ulangan ; t= jumlah kelompok untuk mengetahui kadar asam laktat dan asam
perlakuan dan kelompok kontrol (6) asetat yang didapatkan. Filtrat dibuat dalam
konsentrasi 25%, 50%, 75%, 100% untuk
Berdasarkan perhitungan diatas, maka selanjutnya dilakukan uji aktivitas antibakteri
tiap kelompok percobaan dilakukan dengan menggunakan metode sumuran atau
pengulangan sebanyak empat kali. difusi plat silinder. Larutan filtrat uji dan
Pembuatan Starter L. plantarum. L. larutan kontrol dimasukkan ke dalam sumuran
plantarum B122 dikultur dalam agar miring atau lempeng silinder kemudian diinkubasi
dan media the Man Rogosa Sharpe (MRS) pada suhu 37oC selama 24 jam. Seluruh
broth, pada suhu 37°C, selama 24 jam. cawan yang telah diinkubasi diamati untuk
Selanjutnya kultur L. plantarum B122 melihat zona hambat yang terbentuk di
sebanyak 2% dipindahkan ke dalam 50 mL sekeliling sumuran. Pengukuran
MRS broth, diinkubasi pada suhu 37°C, menggunakan jangka sorong digital dengan
selama 24 jam. Kemudian L. plantarum B122 mengukur dari tepi ke tepi melewati sumuran,
sebanyak 2% dikultur dalam 500 mL MRS kemudian dilakukan percobaan sebanyak 4
broth, pada suhu 37°C, selama 18 jam kali.
(Wardoyo, 2008 dan Poppi et al., 2015). Analisis Data. Analisis data hasil
Pembuatan Filtrat Zat Metabolit L. penelitian ini dilakukan dengan uji Kruskal-
plantarum. Filtrat zat metabolit L. plantarum Wallis dan kemudian dilanjutkan dengan uji
B122 diperoleh dengan cara sentrifugasi L. Post Hoc (Mann-Whitney) untuk mengetahui
plantarum B122 yang telah teraktivasi dalam perbedaan setiap kelompok (Dahlan, 2011).
MRS broth dengan kecepatan 8.000 rpm
selama 15 menit untuk memisahkan sel HASIL
dengan filtratnya (supernatan). Filtrat yang Hasil penelitian zona hambat filtrat zat
diperoleh disterilkan menggunakan filter metabolit L. plantarum B122 terhadap S.
milipore 0,2 μm (Poppi et al., 2015 dan dysenteriae dipaparkan dalam Tabel 1
Fauziah dkk., 2014). berikut.

Tabel 1. Rata-Rata Zona Hambat Filtrat Zat Metabolit L. plantarum B122


Konsentrasi Rata-rata Diameter Zona Hambat S. dysenteriae (cm)
25% 0,284
50% 0,332
75% 0,406
100% 0,619
Kontrol Negatif 0
Kontrol Positif 3,075

Tabel 1 menunjukkan bahwa filtrat zat konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan 100% dapat
metabolit L. plantarum B122 pada menghambat pertumbuhan S. dysenteriae.
Vol 5, Juni 2017 Biogenesis 37

Zona hambat terbesar dihasilkan oleh filtrat Terdapat banyak zat metabolit yang
dengan konsentrasi 100% yaitu rata-rata terkandung di dalam filtrat, termasuk yang
sebesar 0,619 cm, diikuti dengan konsentrasi diuji pada penelitian ini adalah kadar asam
75% sebesar 0,406 cm, konsentrasi 50% laktat dan asam asetat seperti yang terdapat
sebesar 0,332 cm, dan yang terkecil adalah pada tabel 2 berikut.
konsentrasi 25% sebesar 0,284 cm.

Tabel 2. Kadar Asam Organik yang dihasilkan L. plantarum B122


Bakteri Produksi asam organik dalam MRS broth
Asam Laktat (g/L) Asam Asetat (g/L)
L. plantarum B122 28,01 9,72

Gambar 1. Zona hambat S.dysenteriae pada media MHA. A. Penghambatan pertumbuhan S.dysenteriae
oleh filtrat zat metabolit L.plantarum B122. B. Kontrol positif (antibiotik) dan kontrol negatif
(akuades).

Gambar 1 menunjukkan tampilan zona bahan antimikroba akan semakin sedikit,


hambat berupa zona bening di sekitar sehingga aktivitasnya akan semakin
sumuran yang berisi filtrat konsentrasi 25%, berkurang (Pratiwi, 2016). Menurut Lorain
50%, 75%, 100%. (2005) semakin besar konsentrasi
antimikroba, maka semakin cepat terjadi
PEMBAHASAN difusi, sehingga daya antibakteri akan
Hasil penelitian ini menunjukkan semakin besar dan diameter zona hambat
peningkatan besar zona hambat yang yang dihasilkan semakin luas.
terbentuk dimulai dari konsentrasi 25% Davis & Stout (2009) membagi kekuatan
sampai 100%. Menurut penelitian Rastina daya antibakteri menjadi empat kategori,
dkk. (2015), kemampuan suatu antimikroba yaitu menghambat lemah (<5 mm), sedang
dalam menghambat mikroorganisme (5-10 mm), kuat (10-20 mm), dan sangat kuat
tergantung pada konsentrasi bahan (>20 mm). Pada penelitian ini, daya hambat
antimikroba dan jenis bahan antimikroba yang filtrat L. plantarum B122 pada konsentrasi
dihasilkan. Semakin besar konsentrasi suatu 25%, 50%, 75% termasuk ke dalam kategori
antimikroba, maka semakin besar zona bening lemah, sedangkan daya hambat filtrat pada
yang terbentuk. Hal ini disebabkan karena konsentrasi 100% termasuk ke dalam kategori
semakin tinggi konsentrasi bahan sedang.
antimikroba, maka semakin banyak zat aktif Berdasarkan uji statistik Kruskal-Wallis,
yang terkandung di dalamnya sehingga didapatkan adanya perbedaan bermakna daya
efektivitas dalam menghambat bakteri akan hambat filtrat dengan konsentrasi yang
semakin meningkat dan menghasilkan zona berbeda terhadap pertumbuhan S. dysenteriae.
bening yang lebih luas. Sebaliknya, pada Pada uji Post Hoc (Mann-Whitney),
konsentrasi yang rendah maka zat didapatkan bahwa pada kelompok konsentrasi
antimikroba yang terdapat di dalam suatu 25% dan 50% tidak terdapat perbedaan
RIZKI PUTRI ANDINI RAHMAH dkk Biogenesis 38

bermakna. Hal ini disebabkan karena menyebabkan penurunan nilai pH yang dapat
konsentrasi filtrat yang efektif dalam menghambat bakteri patogen, dimana S.
menghambat bakteri patogen (Bacillus cereus, dysenteriae memiliki pH optimum antara 6,4
Staphylococcus aureus, Salmonella sampai 7,8 untuk pertumbuhannya
paratiphy, dan E. coli) yaitu pada konsentrasi (Syahrurachman, 2010). Proton (ion H+) yang
50% sampai 100% (Sulistijowati dan Mile, dihasilkan oleh proses disosiasi asam laktat
2016). dan asam asetat akan masuk ke dalam sel
Penelitian ini sesuai dengan penelitian bakteri patogen karena adanya gradien proton.
Poppi et al. (2015) yang menguji efektivitas Selanjutnya bakteri akan berusaha untuk
antibakteri filtrat L. plantarum terhadap E. mempertahankan pH alkali dalam sel dengan
coli, didapatkan hasil bahwa asam laktat dan mengeluarkan proton tersebut dari dalam sel.
asam asetat yang terdapat pada filtrat dapat Proses pengeluaran proton ini membutuhkan
menghambat pertumbuhan E. coli dengan energi yang tinggi, sehingga mengakibatkan
diameter zona hambat sebesar 18 mm. Pada bakteri mati karena kehabisan energi.
penelitian Maunatin dan Khanifa (2012) Beberapa molekul asam laktat dan asam
dengan menggunakan metode sumuran, L. asetat yang tidak terdisosiasi (netral) di luar
plantarum dapat menghambat S. aureus dan sel juga dapat berdifusi melewati membran
S. typhi dengan diameter zona hambat sel karena bersifat larut dalam lipid. Setelah
masing-masing sebesar 13,3 mm dan 9,3 mm. memasuki sel, asam akan terdisosiasi pada
Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian sitoplasma bakteri (Viogenta, 2010 dan
Prema (2013) yang menguji efektivitas filtrat Fauziah dkk., 2014).
bakteriosin L. plantarum terhadap S. Bakteriosin yang terdapat dalam filtrat
dysenteriae, didapatkan bahwa filtrat zat metabolit L. plantarum B122 memiliki
bakteriosin dapat menghambat pertumbuhan aktivitas antibakteri. Mekanisme bakteriosin
S. dysenteriae. adalah dengan merusak permeabilitas
Aktivitas daya hambat filtrat zat membran bakteri dan menghilangkan proton
metabolit L. plantarum B122 terhadap S. motive force (PMF) sehingga menghambat
dysenteriae disebabkan karena adanya produksi energi dan sintesis protein bakteri.
senyawa antibakteri seperti asam laktat dan Bakteriosin menyebabkan kebocoran sel
asam asetat yang terdeteksi pada HPLC bakteri sehingga mengubah gradien potensial
dengan konsentrasi asam laktat sebesar 28,01 membran dan pelepasan molekul intraseluler
g/L dan asam asetat sebesar 9,72g/L di dalam serta masuknya substansi ekstraseluler. Proses
100 ml filtrat. Kadar asam laktat dan asam tersebut akan menyebabkan kematian sel
asetat yang dihasilkan L. plantarum B122 bakteri patogen (Usmiati dkk., 2009).
pada penelitian ini lebih besar dari L. Aktivitas antibakteri bakteriosin
plantarum isolat 22c yang hanya membutuhkan lipid membran sitoplasma yang
menghasilkan asam laktat dan asam asetat bermuatan negatif sebagai reseptor utama
sebesar 18,5g/L dan 4,2g/L (Poppi et al., dalam proses pembentukan pori. Bakteriosin
2015). Hal ini karena metabolit yang bermuatan positif yang bersifat hidrofobik
dihasilkan oleh bakteri asam laktat akan berikatan dengan gugus fosfat
dipengaruhi oleh kondisi fermentasi dan strain bermuatan negatif pada membran sel target.
bakteri asam laktat tersebut (Yuliani, 2005). Selanjutnya bagian hidrofobik bakteriosin
Produksi asam laktat dan asam asetat masuk ke dalam membran membentuk pori
oleh L. plantarum B122 dalam filtrat dapat (Viogenta, 2010).
menyebabkan pH media menjadi rendah Aktivitas antibakteri asam laktat, asam
(<4,5) (Nurhajati et al., 2012). Asam laktat asetat, dan bakteriosin terhadap bakteri
mudah terdisosiasi menghasilkan H+ dan patogen dipengaruhi oleh struktur dinding sel
CH3CHOHCOO-, sedangkan asam asetat bakteri patogen. Bakteri Gram negatif
dapat terdisosiasi menghasilkan H+ dan memiliki lapisan peptidoglikan yang lebih
CH3COO- (Syachroni, 2014). Adanya ion H+ tipis daripada bakteri Gram positif. Bakteri
Vol 5, Juni 2017 Biogenesis 39

Gram positif memiliki lapisan peptidoglikan Dahlan MS. 2011.Statistik Untuk Kedokteran
yang tebal yaitu 20-80 nm, sedangkan lapisan dan Kesehatan Edisi5. Jakarta: Salemba
peptidoglikan bakteri Gram negatif hanya Medika. Hal 88.
setebal 2-7 nm. Berat peptidoglikan bakteri Davis WW & Stout TR. 2009. Disc Plate
Gram negatif hanya sebesar 5-10% dari berat Method of Microbiological Antibiotic
dinding sel. Hal ini menyebabkan bakteri Assay. Applied and Enviromental
Gram negatif lebih sensitif terhadap zat Microbiology. vol. 22 (4): 666-670.
antibakteri. Dinding sel bakteri Gram negatif Depkes RI. 2011.Buku Saku Lintas Diare.
mengandung lipid yang lebih banyak daripada Jakarta: Departement Kesehatan RI. hal
bakteri Gram positif. Membran luar sel 2.
tersusun atas lipoprotein 30%, fosfolipid 20- Dewi SS, Anggraini H. 2015. Aktivitas
25%, protein 40-45%.Lipid ini menyebabkan Lactobacillus plantarum Isolat ASI
bakteri lebih sensitif terhadap bakteriosin dan terhadap Imunoglobulin (IgA, IgG) pada
asam organik pada filtrat, dimana lipid Tikus Wistar Model Sepsis. Seminar
merupakan reseptor utama bakteriosin, serta Prosiding Nasional. Semarang:
asam organik yang tidak terdisosiasi bersifat University Research Coloqium
hidrofobik sehingga memudahkan zat Universitas Muhammadiyah. ISSN 2407-
antibakteri pada filtrat tersebut untuk masuk 9189. hal 503-506.
ke dalam sel bakteri (Prescott et al., 2002). Fauziah PN, Nurhajati J, Chrysanti. 2014.
Daya Antibakteri Filtrat Asam Laktat dan
KESIMPULAN Bakteriosin Lactobacillus bulgaricus
Berdasarkan penelitian yang telah KS1 dalam Menghambat Pertumbuhan
dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai Klebsiella pneumoniae Strain ATCC
berikut: 70603, CT1538, dan S941. MKB. vol 47
a. Filtrat zat metabolit L. plantarum B122 (1): 35-41.
pada konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan IDAI. 2013. Disentri.
100% memiliki daya hambat terhadap http://www.idai.or.id/artikel/seputar-
pertumbuhan S. dysenteriae secara in kesehatan-anak/disentri. Diakses 22
vitro. Agustus 2016.
b. Rata-rata luas zona hambat tertinggi Kaboosi H. 2011. Antibacterial Effects of
terdapat pada kelompok perlakuan filtrat Probiotics Isolated from Yoghurt Against
zat metabolit L. plantarum B122 Some Common Bacterial Pathogens.
konsentrasi 100% (0,619 cm) dan African Journal of Microbiology
terendah pada kelompok perlakuan filtrat Research. vol 5 (25): 4363–4367.
zat metabolit L. plantarum B122 Lorain V. 2005. Antibiotic in Laboratory
konsentrasi 25% (0,284 cm). Medicine. 5th Edition. London: Williams
and Wilkins Co. p 259.
DAFTAR PUSTAKA Lourens-Hattingh A, Viljoen BC. 2001.
Allen SJ. 2011. Probiotics for treating acute Yoghurt as Probiotic Carrier Food.
infectious diarrhea. Sao Paulo Medical International Dairy Journal. vol 11(1):
Journal. vol. 129(3): 185. 1-17.
Balitbang Kemenkes RI 2013. Riset Maunatin A, Khanifa. 2012. Uji Potensi
Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Probiotik Lactobacillus plantarum secara
Balitbang Kemenkes RI. In Vitro. Jurnal Alchemi. vol 2 (1): 26-
Centers for Disease Control and Prevention. 34.
2016. Shigella-Shigellosis. NCBI. 2008. Options for Treating Resistant
https://www.cdc.gov/shigella/general- Shigella Species Infections in Children.
information.html. Diakses 17 Januari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/. Diakses
2017. Januari 2017.
RIZKI PUTRI ANDINI RAHMAH dkk Biogenesis 40

Nelintong N. 2015.Aktivitas Antibakteri Susu Standards Unit, Microbiology Services, PHE.


Probiotik Lactobacilli Terhadap Bakteri 2015. UK Standards for Microbiology
Penyebab Diare (Escherichia coli, Investigations: Identification of Shigella
Salmonella typhimurium, Vibrio Species. Bacteriology-Identification. vol
cholerae). Jurnal Farmasi dan Ilmu 20 (3): 1-22.
Kefarmasian Indonesia. vol. 2 (1): 25-30. Sulistijowati R dan Mile L. 2016. Efektivitas
Nurhajati J, Sayuti, Chrysanti, Syachroni. Penghambatan Filtrat Asam Laktat
2012. An In-Vitro Model for Studying Lactobacillus sp. Hasil Isolasi Dari Usus
the Adhesion of Lactobacillus bulgaricus Ikan Bandeng (Chanos chanos) Terhadap
in Soyghurt and Enteropathogenic Bakteri Patogen. Prosiding Seminar
Escherichia coli (EPEC) on Hep-2 Cells. Nasional. 14 Juni 2016. Gorontalo:
African Journal of Microbiology Universitas Negeri Gorontalo.
Research. vol. 6 (24): 5142-5146. Syachroni. 2014. Pengaruh Kombinasi Starter
Pratiwi S. 2016. Uji Efektivitas Ekstrak Daun Kultur L. plantarum dan L. acidophilus
Cincau Hijau Rambat (Cyclea barbata terhadap Karakteristik Mikrobiologis dan
Miers.) Sebagai Antibakteri Terhadap Kimiawi pada Minuman Fermentasi.
Bacillus cereus dan Shigella dysenteriae [Skripsi]. Makassar: Universitas
Secara In Vitro Dengan Metode Difusi. Hasanuddin.
[Skripsi]. Jakarta: Universitas Syahrurachman A. 2010. Buku Ajar
Pembangunan Nasional “Veteran”. Mikrobiologi Kedokteran. Tangerang:
Prema P. 2013. In Vitro Antagonistic Activity Binarupa Aksara Publisher. hal 198.
of a Probiotic Lactobacillus plantarum Tambekar DH, Bhutada SA. 2010. An
Against Water Borne Pathogens. Evaluation of Probiotic Potential of
International Journal of Pharmacy and Lactobacillus sp. from Milk of Domestic
Pharmaceutical Sciences. vol 5 (4): 175- Animals and Commercial Available
178. Probiotic Preparations in Prevention of
Prescott LM, Horley JP, Klein DA. 2002. Enteric Bacterial Infections. Recent
Microbiology. 5th Edition. Boston: Mc Research in Science and Technology. vol
Graw-Hill. p 55. 2 (10): 82-88.
Poppi LB, Rivaldi JD, Coutinho TS, Ferreira Usmiati S, Miskiyah, Rarah RAM. 2009.
ACS, Ferreira AJP, Mancilha IM. 2015. Pengaruh Penggunaan Bakteriosin dari
Effect of Lactobacillus sp. Isolates Lactobacillus sp. Galur SCG 1223
Supernatant on Escherichia coli Terhadap Kualitas Mikrobiologi Daging
O157:H7 Enhances the Role of Organic Sapi Segar. JITV. vol 14 (2): 150-166.
Acids Production as a Factor for Viogenta P. 2010. Karakteristik Anti Bakteri
Pathogen Control. Pesq Vet Bras. vol 35 Isolat Lactobacillus dari Tempoyak.
(4): 353-359. [Skripsi]. Bandar Lampung: Universitas
Rahayuningtyas N. 2011.Uji Aktivitas Lampung.
Antibakteri Isolat Lactobacillus Wardoyo DY. 2008. Karakteristik
plantarum dari Buah-Buahan Tropis dan Mikrobiologis Dendeng Sapi Giling dan
Kaitannya dengan Ekspresi Gen Iris yang difermentasi dengan
Plantaricin. [Skripsi]. Bogor: Institut Lactobacillus plantarum 1B1. [Skripsi].
Pertanian Bogor. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Rastina, Sudarwanto M, Wientarsih I. 2015. Yuliani N. 2005. Komponen Asam Organik
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Tempoyak. Jurnal Teknologi dan
Daun Kari (Murraya koenigii) Terhadap Industri Pangan. vol 16 (1): 90-95.
Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Yulinery T, Nurhidayat N. 2015. Uji
dan Pseudomonas sp. Jurnal Kedokteran Aktivitas Antibakteri Lactobacillus
Hewan. vol 9 (2): 185-188. plantarum Terseleksi dari Buah Markisa
(Passiflora edulis) dan Kaitannya dengan
Vol 5, Juni 2017 Biogenesis 41

Gen Plantarisin A (plnA). Prosiding 2014. Depok: Masyarakat Biodiversitas


Seminar Nasional Masyarakat Indonesia. ISSN 2407-8050. hal 270-277.
Biodiversitas Indonesia. 20 Desember

Potrebbero piacerti anche