Sei sulla pagina 1di 21

Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Dan Kualitas Pelayanan Terhadap

Kepuasan Serta Implikasinya Pada Kepercayaan Pasien Klinik Rawat


Jalan pada RSUD di Propinsi Riau

Bambang Suroto
Program Doktor Manajemen Universitas Pasundan
bambangsuroto@unilak.ac.id
Abstract
The purpose of this research is to get empirical evidence and to find clarity of phenomenon, and
conclusion about Influence of Service Marketing Mix And Quality Of Service To Satisfaction And Its
Implication On Patient Clinic Patient Trust at RSUD in Riau Province. The results of the study are
expected to provide benefits in terms of practical and also contribute to the development of
management science, especially marketing management. This research uses quantitative approach
with inductive descriptive method, that is collecting, presenting, analyzing and doing hypothesis
testing and compiling conclusion and suggestion. The results of the research data analysis concluded
as follows:Service marketing mix according to perception of inpatient patient at RSUD in Riau
Province in good enough category to good, then service quality also good enough to good.Patient
satisfaction according to perception of outpatient at RSUD in Province of Riau good enough to good.
Patient trust according to perception of outpatient at RSUD in Province of Riau good enough to good.
Effect of service marketing mix and service quality positive and significant simultaneously and
partially to the satisfaction of outpatients at RSUD in Riau Province. Effect of positive and significant
patient satisfaction on outpatient confidence in RSUD in Riau Province. The results confirm the
importance of service marketing mix and service quality because it can be used as a basis in
providing satisfaction for patients and also foster trust of outpatients in hospitals in Riau Province.

Keywords: Service Marketing Mix, Service Quality, Patient's Compliance and Patient Trust

ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah mendapatkan bukti empirik dan menemukan kejelasan fenomena, serta
kesimpulan tentang Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan
Serta Implikasinya Pada Kepercayaan Pasien Klinik Rawat Jalan pada RSUD di Propinsi Riau. Hasil
penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat dari segi praktis dan juga memberikan sumbangan
bagi pengembangan ilmu manajemen, khususnya manajemen pemasaran. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif induktif, yaitu mengumpulkan, menyajikan,
menganalisis dan melakukan pengujian hipotesis serta menyusun kesimpulan dan saran. Hasil analisis
data penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Bauran pemasaran jasa menurut persepsi pasien
rawat inap pada RSUD di Propinsi Riau dalam kategori cukup baik menuju baik, kemudian kualitas
pelayanan juga cukup baik menuju baik. Kepuasan pasien menurut persepsi pasien rawat jalan pada
RSUD di Propinsi Riau cukup baik menuju baik. Kepercayaan pasien menurut persepsi pasien rawat
jalan pada RSUD di Propinsi Riau cukup baik menuju baik. Pengaruh bauran pemasaran jasa dan
kualitas pelayanan positif dan signifikan secara simultan maupun parsial terhadap kepuasan pasien
rawat jalan pada RSUD di Propinsi Riau. Pengaruh kepuasan pasien positif dan signifikan terhadap
kepercayaan pasien rawat jalan pada RSUD di Propinsi Riau. Hasil penelitian menegaskan pentingnya
bauran pemasaran jasa dan kualitas pelayanan sebab dapat dijadikan dasar dalam memberikan
kepuasan bagi pasien dan juga menumbuhkan kepercayaan pasien rawat jalan pada RSUD di Propinsi
Riau.

Kata Kunci:. Bauran Pemasaran Jasa, Kualitas Pelayanan, Kepuasa Pasien dan Kepercayaan Pasien

PENDAHULUAN bisnis yang kian menjulang. Beberapa bulan


belakangan ini saya pun mencoba untuk
Rumah Sakit selain daripada mempelajari sedikit banyak karketer bisnis
tujuannya yang semi komersial, atau Rumah Sakit itu sendiri. Melalui proses
berkaitan dengan unsur pengembangan ilmu tersebut saya menemukan bahwa bisnis
pengetahuan dan pengabdian masyarakat. Rumah Sakit merupakan suatu bisnis yang
dewasa ini rumah sakit memiliki prospek
unik, yang tidak memiliki kesamaan Perkembangan rumah sakit di
karakteristik dengan kategori industri lain. Propinsi Riau, perkembangannya sanga
Indonesia sebagai salah satu negara pesat dan hingga Tahun 2015 jumlah rumah
berkembang di Asia, mulai mengikuti jejak sakit sebanyak 64 unit dengan ketersediaan
Singapura untuk mengembangkan RS Mewah tempat tidur sebanyak 5.008 tempat tidur.
bagi para masyarakat mancanegara. Hal ini Tuntutan eksternal antara lain adalah dari
menjadi bisnis potensial yang dapat para stakeholder bahwa Rumah Sakit
menguntungkan pula bagi peningkatan dituntut untuk memberikan pelayanan
devisa negara. Tetapi rasanya masih banyak kesehatan yang bermutu, dan biaya
yang harus dilakukan para pemain bisnis RS pelayanan kesehatan terkendali sehingga
Mewah dalam negeri, tidak hanya dari sisi akan berujung pada kepuasan pasien.
pelayanan tetapi juga aktivitas komunikasi Tuntutan dari pihak internal antara lain
yang dibangun. Kebetulan saya belum adalah pengendalian biaya. Pengendalian
mendapatkan secara rinci larangan-larangan biaya merupakan masalah yang kompleks
yang diberlakukan terhadap aktivitas karena dipengaruhi oleh berbagai pihak
pemasaran jasa kesehatan, tetapi patut saya yaitu mekanisme pasar, perilaku ekonomis,
pertanyakan kembali, mengapa lebih banyak sumber daya professional dan yang tidak
dan lebih mudah didapatkan informasi yang kalah penting adalah perkembangan
berkaitan dengan RS di Singapura teknologi. Rumah sakit kepemerintahan
dibandingkan di Indonesia. Pertanyaan yang terdapat di tingkat pusat dan daerah
paling utama adalah, jika di Indonesia sudah tidak lepas dari pengaruh perkembangan
tersebar banyak RS (rumah sakit) Mewah tuntutan tersebut. Dipandang dari
dengan tekonologi dan tim medis yang segmentasi kelompok masyarakat, secara
memadai, para dokter lokal masih saja umum rumah sakit pemerintah merupakan
mereferensikan RS di Singapura sebagai layanan jasa yang menyediakan untuk
langkah lanjut pengobatan pasien dalam kalangan menengah ke bawah, sedangkan
negeri. Hal ini tentu menjadi wacana umum rumah sakit swasta melayani masyarakat
kita, karena kita sering sekali mendengar kelas menengah ke atas. Biaya kesehatan
para publik figur melakukan pengobatan di cenderung terus meningkat,dan rumah sakit
luar negeri. dituntut untuk secara mandiri mengatasi
Rumah Sakit pemerintah lebih tepat masalah tersebut. Namun saat ini dengan
sebagai klasifikasi non bisnis, namun Rumah gerakan BPJS antara rumah sakit swasta
Sakit swasta tidak seluruhnya dan pemerintah saling bersaing merebut
diklasifikasikan dalam kelompok non bisnis. hati masyarakat.
Beberapa rumah sakit masih memiliki Peningkatan biaya kesehatan ini
kualitas jasa layanan yang masih sangat menyebabkan fenomena tersendiri bagi
memprihatinkan. Hal ini antara lain rumah sakit pemerintahan karena rumah
disebabkan karena keterbatasan sumber daya sakit pemerintah memiliki segmen layanan
baik sumber daya finansial maupun sumber kesehatan untuk kalangan menengah ke
daya non finansial. Tuntutan peningkatan bawah. Akibantnya rumah sakit pemerintah
kualitas jasa layanan membutuhkan berbagai diharapkan menjadi rumah sakit yang
dana investasi yang tidak sedikit. Kenaikan murah dan bermutu. Rumah sakit
tuntutan kualitas jasa layanan rumah sakit pemerintah menghadapi dilema antara misi
harus dibarengi dengan profesionalisme melayani masyarakat kelas menengah ke
dalam pengelolaannya. Perkembangan bawah dan adanya keterbatasan sumber
pengelolaan Rumah Sakit, baik dari aspek dana, serta berbagai aturan dan birokrasi
manajemen maupun operasional sangat yang harus dihadapi. Kondisi tersebut akan
dipengaruhi oleh berbagai tuntutan dari mengakibatkan rumah sakit pemerintah
lingkungan, yaitu lingkungan eksternal dan mengalami kebingungan apakah rumah
internal. sakit dijadikan sebagai lembaga birokrasi
dalam sistem kesehatan ataukah sebagai
lembaga pelayanan kesehatan yang tidak Pembangunan kesehatan diarahkan
birokratis. untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
Rumah sakit baik milik pemerintah dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
maupun rumah sakit milik swasta sebagai orang agar peningkatan derajat kesehatan
suatu organisasi atau badan yang bergerak di masyarakat yang setinggi-tingginya
bidang pelayanan kesehatan kepada seluruh terwujud. Dari 8 (delapan) agenda
lapisan masyarakat dengan tidak mengenal pencapaian MDGs, 5 (lima) di antaranya
diskriminasi. Berdasarkan Undang-Undang merupakan bidang kesehatan, terdiri dari ;
No. 44 Tahun 2009 disebutkan bahwa rumah Memberantas kemiskinan dan
sakit adalah institusi pelayanan kesehatan kelaparan(Tujuan 1); Menurunkan angka
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan kematian anak (tujuan 4); Meningkatkan
perorangan secara paripurna yang kesehatan ibu (tujuan 5); Memerangi
menyediakan pelayanan rawat jalan, rawat HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit lainnya
jalan, dan gawat darurat.Selain itu rumah (tujuan 6); Melestarikan lingkungan hidup
sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi (Tujuan 7). BAB I 2 Pada Profil Kesehatan
tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik. Provinsi Riau tahun 2013 terdapat
Pembangunan Kesehatan di Provinsi informasi mengenai kemajuan yang telah
Riau yang tertuang dalam rencana strategis dicapai Provinsi Riau untuk mewujudkan
2011-2015 diprioritaskan pada peningkatan cita-cita Deklarasi Milenium serta
akses dan kualitas pelayanan yang dilakukan menunjukan komitmen Provinsi Riau dalam
melalui fokus prioritas peningkatan : 1) mendukung Tujuan Pembangunan
kesehatan ibu, bayi dan balita. 2) perbaikan Milenium di Indonesia tahun 2015. Profil
status gizi masyarakat. 3) pengendalian Kesehatan Provinsi Riau tahun 2013
penyakit menular serta penyakit tidak merupakan hasil pengumpulan dan
menular 4) pengembangan sumber daya pengolahan data kesehatan priode data
manusia kesehatan. 5) ketersediaan, Januari sampai dengan Desember 2013
keterjangkauan, pemerataan mutu dan yang didapatkan/dikumpulkan secara pasif.
penggunaan obat. 6) pengembangan sistem Petugas pengelola data di Dinas Kesehatan
Jamkesmas dan Jamkesda. 7) pemberdayaan Provinsi menunggu laporan yang berasal
masyarakat dan penanggulan bencana dan dari pelayanan kesehatan (Puskesmas), dan
krisis kesehatan. 8) pelayanan kesehatan Suku Dinas Kesehatan Kabupaten Kota,
primer, sekunder dan tersier. Fokus prioritas serta laporan hasil kegiatan/program
tersebut juga didukung oleh peningkatan kesehatan terkait di Dinas Kesehatan
kualitas manajemen dan pembiayaan Provinsi dan dari Rumah Sakit serta UPT di
kesehatan, sistem informasi, dan ilmu wilayah kerja Dinas Kesehatan Provinsi
pengetahuan dan teknologi kesehatan. Dalam Riau.
rangka peningkatan kebijakan dan Pembangunan pelayanan rumah
manajemen pembangunan kesehatan maka sakit dan ketatnya persaingan jasa rumah
perlu adanya informasi kesehatan yang sakit saat menjadikan masyarakat sebagai
akurat, tepat waktu, dan lengkap sebagai sasaran pelayanan yang perlu mendapatkan
bahan dalam proses pengambilan keputusan perhatian. Kepercayaan masyarakat akan
dalam pengolahan pembangunan kesehatan, jasa rumah sakit menjadi salah satu variabel
serta menyediakan informasi untuk yang menentukan, dijelaskan oleh Karsono
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, (2006: 124) bahwa kepercayaan merupakan
evaluasi program kesehatan dan suatu hal yang penting bagi sebuah
meningkatkan kewaspadaan di semua tingkat komitmen atau perjanjian, dan komitmen
administrasi. Sesuai hasil kesepakatan hanya dapat direalisasikan jika suatu saat
Millennium Development Goals (MDGs) berarti. Kepercayaan ada jika para
dengan target mencapai kesejahteraan rakyat pelanggan percaya bahwa penyedia layanan
dan pembangunan masyarakat pada tahun jasa tersebut dapat dipercaya dan juga
2015. mempunyai derajat integritas yang tinggi.
N Kabupaten/K Pemerint Swast BUM TNI/pol Jumla
Kepercayaan (trust) merupakan o ota ah a N ri h
pondasi dari bisnis (Yousafzai, et. Al, 2003,
5 Inhu 1 - - - 1
dalam Ignatius Heruwasto dan Ratna Nur
6 Inhil 3 1 0 0 4
Fatimah, 2011; 31). Kepercayaan memiliki
peran yang penting dalam pemasaran 7 Bengkalis 2 4 0 0 6

industri. Dinamika lingkungan bisnis yang 8 Meranti 1 - - - 1


cepat memaksa pemasaran perusahaan untuk 9 Rohil 1 2 - - 3
mencari cara yang lebih kreatif dan fleksibel 10 Dumai 1 - 1 1 3
untuk beradaptasi. Secara umum, baik bagi
11 Kuansing 1 0 0 0 1
industri jasa maupun manufaktur
mendasarkan hubungan jangka panjang 12 Kampar 1 4 1 0 6

dengan konsumennya atas dasar kepercayaan JUMLAH 17 30 4 4 55


konsumen terhadap perusahaan yang Sumber : Profil Kesehatan Propinsi Riau 2016
bersangkutan (Bitner,2010: 28). Tabel 1 menjelaskan bahwa
Kemudian pengelolaan kepercayaan penyebaran jumlah rumah sakit mulai dari
ditentukan dengan cara yang mana sumber yang dikelola pemerintah maupun yang
daya pemberi jasa, personal, teknologi dan dikelola swasta yang mencapai 15 untuk
sistem, yang digunakan supaya kepercayaan pemerintah da 30 untuk swasta. Ini dapat
pelanggan pada sumber daya yang terlibat diartikan bahwa rumah sakit lebih banyak
dan perusahaan itu sendiri dipertahankan dan dikelola oleh pihak swasta dibandingkan
diperkuat. Gurviesz & Korchia (2011: 3) pihak pemerintah. Berdasarkan Peraturan
menjelaskan indikator kepercayaan adalah Menteri Kesehatan RI No. 340 tahun 2010
Kemampuan; Integritas; Kebajikan. Rumah pada pasal 4 disebutkan bahwa Rumah
sakit umum memiliki medis dan paramedic Sakit Umum diklasifikasikan atas 4
yang handal dalam memberikan solusi Klasifikasi, yaitu : Klasifikasi A, B, C,
penyakit diderita pasien; Terjalin kerjasama dan D. Dasar penentuan atau penentapan
yang sinerji antara petugas lapangan dengan kelasifikasi rumah sakit adalah
pimpinan dalam memberikan janji dan bukti sebagaimana disebutkan pada pasal 5
kepada pasien; Rumah sakit selalu membuat Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 340
kebijakan yang berpihak kepada pasien. tahun 2010 yang menyebutkan bahwa,
Propinsi Riau memiliki luas klasifikasi rumah sakit ditetapkan
wilayah 8.915.016 hektar dengan jumlah berdasarkan : pelayanan, sumber daya
penduduk berdasarkan sensus penduduk manusia, peralatan, sarana dan prasarana
tahun 2010 sebanyak 5.538.367 jiwa dan dan Administrasi dan Manajemen.
tingkat pertumbuhan penduduk 3,12 % Rumah sakit yang ada di propinsi
pertahun (Sumber data : BPS Riau.go.id). Riau apabila dikelompokkan berdasarkan
Propinsi ini terbagi atas 12 pemerintah klasifikasi bahwa dari 17 buah Rumah Sakit
daerah kota/kabupaten, memiliki rumah sakit pemerintah yang ada di propinsi Riau
sebanyak 55 buah, 17 diantaranya adalah terdapat 12 diantaranya (71 %) adalah
milik pemerintah. rumah sakit masih dengan klasifikasi tipe C
Berikut data jumlah rumah sakit di dan hanya sebanyak 2 Rumah sakit yang
Propinsi Riau yang dilihat dari status termasuk dalam klasifikasi tipe A dan
kepemilikannya. sisanya klasisfikasi tipe B dan D masing-
Tabel 1 masing sebanyak 2 buah.
Data Jumlah Rumah Sakit di Propinsi Riau Tahun Adapun jumlah tenaga kesehatan
2015 sebagai sumber daya manusia yang
N Kabupaten/Ko Pemerinta Swast BUM TNI/pol Jumla
o ta h a N ri h menjalankanorganisasi rumah sakit di
1 Pekanbaru 3 15 1 3 22
propinsi Riau adalah sebagaimana ditulis
2 Pelalawan 1 3 - - 4
dalam buku profil Depkes Riau 2014 bahwa
tenaga atau perawat adalah tenaga kerja
3 Siak 1 - - - 1
yang lebih dominan. Jumlahnya hampir
4 Rokan Hulu 1 1 1 0 3 mendekati setengah dari jumlah
keseluruhan tenaga kesehatanyang berkaitan dengan kepercayaan masyarakat
ditugaskan di rumah sakit yaitu 47,3% dari terhadap pelayanan rawat jalan di RSUD
5.430 orang. Sementara jumlah total tenaga propinsi Riau menunjukkan kondisi belum
yang ada di propinsi Riau termasuk optimal, dijelaskan bahwa terdapat sekitar
diantaranya yang ditugaskan di Puskesmas 17% masyarakat memberikan penilaian
maupun institusi kesehatan lain adalah 5.208 kurang percaya dan bahkan tidak percaya
orang atau 39,3%. Hal tersebut relevan dengan RSUD dalam memberikan
dengan tingkat bauran pemasaran dan pelayanan khususnya masalah rumah sakit
dominannya tenaga kean di rumah sakit, selalu kebajikan yang berpihak kepada
karena hampir setiap ruang an di rumah sakit pasien yang sebesar 23% menyatakan
ditempatkan tenaga untuk merawat setiap ketidaksetujuannya terhadap kondisi
pasien yang ada. Berbeda dengan tenaga tersebut. Kemudian diikuti dengan jalinan
kesehatan lain seperti bidan yang cenderung kerjasama yang sinerji antara petugas
hanya berada di ruang kesehatan ibu dan lapangan dengan pimpinan dalam
anak (KIA) jumlahnya 16,7% atau tenaga memberikan janji dan bukti kepada pasien
farmasi yang hanya bertugas di ruang juga masih rendah. Namun masalah rumah
instalasi farmasi rumah sakit. sakit umum memiliki medis dan paramedic
Dengan jumlah dan penyebarannya yang handal dalam memberikan solusi
yang dominan di rumah sakit, maka tenaga penyakit diderita pasien sudah cukup baik.
merupakan tenaga kerja yang paling banyak Kajian empirik hasil penelitian
intensitasnya untuk berinteraksi dengan sebelumnya telah mengarahkan pada
masyarakat yang membutuhkan pelayanan Jennifer F. Waljee et all (2008: 1679)
kesehatan. Dengan demikian, tenaga kean berkorelasi secara signifikan dengan
dapat dikelompokkan sebagai karyawan kepuasan pasien dengan pengalaman
kontak dalam sebuah perusahaan. Sehingga pengobatan mereka dan ketidakpercayaan
kinerja tenaga kean juga akan mempengaruhi pasien di dokter bedah. Kemudian menurut
kepuasan pasien dan kinerja rumah sakit Richard Baker, Arch G. Mainous III, Denis
secara keseluruhan. Sementara itu dari table Pereira Gray & Margaret M. Love, (2009:
1.2 di atas diketahui bahwa jumlah rumah 27) pasien yang memiliki tingkat
sakit di Riau masih dominan dengan kepercayaan yang tinggi di dokter biasa
klasifikasi tipe C (71 %), artinya rumah sakit mereka dan melihat bahwa dokter memiliki
kelas ini pula yang paling banyak dikunjungi tingkat tertinggi tion kepuasan. Merry Tiyas
dan menjadi rujukan pelayanan kesehatan Anggraini, Afiana Rohmani (2012: 54)
bagi masyarakat di propinsi Riau. hubungan yang bermakna antara kepuasan
Sepantasnya perbedaan klasifikasi pelayanan sarana dan prasarana penunjang
rumah sakit bukan menjadi perbedaan dengan minat pasien kembali berkunjung ke
standar kualitas pelayanan yang diberikan Klinik Dokter Keluarga. Menurut Youssef
kepada pasien. Sebagaimana disebutkan pada Habbal (2011: 95) kepercayaan adalah yg
pasal 5 Peraturan Menteri Kesehatan RI No. utama kepuasan dalam perawatan medis
340 tahun 2010 bahwa ketentuan klasifikasi dan meningkatkan kemampuan komunikasi
rumah sakit hanya menetukankan jumlah dan mengembangkan keterampilan
fasilitas minimal yang harus tersedia di hubungan pasien yang lebih baik untuk
rumah sakit. Baik fasilitas sumber daya menangani perilaku pasien yang merugikan
manusia, jumlah fasilitas sarana dan merupakan penentu penting dari kepuasan
prasarana, maupun jumlah atau bentuk pasien. Penelitian tersebut menjelaskan
pelayanan yang tersedia. bahwa kepercayaan dipengaruhi oleh
Kemudian juga dari data pra survey di kepuasan.
lapangan berkaitan dengan kepercayaan Permasalahan lainnya berkaitan
pasien terhadap rumah sakit umum daerah di dengan kepuasan masyarakat terhadap
Propinsi Riau khususnya pelayanan rawat pelayanan di RSUD, dijelaskan bahwa
jalan dapat dilihat dari hasil pra survey menurut Susatyo Herlambang (2016: 43)
dalam pengalaman sehari-hari, ketidakpuasan telah mengkonsumsi barang atau jasa
pasien yang paling sering dikemukakan tersebut dan periklanan.
dalam kaitannya dengan sikap dan perilaku Berdasarkan hasil pra survey
petugas rumah sakit, antara lain: 1) berkaitan dengan kepuasan pasien RSUD di
keterlambatan pelayanan dokter dan perawat; Propinsi Riau menunjukkan gejala
2) dokter sulit ditemui; 3) dokter yang kepuasan yang masih belum optimal, hal ini
kurang komunikatif dan informative; 4) dilihat dari berbagai hal seperti pelayanan
lamanya proses masuk pasien rumah sakit. pada saat pendaftaran yang dirasakan
Beberapa indikator kepuasan pasien di rumah pasien mengantri terlalu lama sehingga
sakit sebagai berikut: 1) pelayanan masuk muncul keluhan dari pasien, kemudian juga
rumah sakit, lamanya waktu pelayanan masalah pelayanan yang dibeirkan dokter,
sebelum dikirim ke ruang perawatan, perawat dan konsumsi pada ruang tunggu
pelayanan petugas yang memproses masuk masih belum optimal dan juga berkaitan
ke ruangan perawatan, kondisi tempat dengan ketersediaan obat-obatan yang
menunggu sebelum dikirim ke ruang mengalami kekurangan dan bahkan pasien
perawatan, lama pelayanan di ruang IGD dan terpaksa mencari obat sendiri di luar rumah
kelengkapan peralatan di ruang IGD; 2) sakit dan juga masalah pelayanan
pelayanan dokter, antara lain: sikap dokter, administrasi yang terkesan berbelit-belit
kejelasan dokter, ketelitian dokter, dan membuat pasien kesal.
kesungguhan dokter, kejelasan tentang obat, Berkaitan dengan kepuasan pasien
penjelasan dokter, kemanjuran dokter, dalam menerima pelayanan yang diberikan
tanggapan dan pengalaman serta senioritas RSUD di Propinsi Riau dapat digambarkan
dokter; 3) pelayanan perawat, antara lain: dari tujuh dimensi dimana dimensi yang
keteraturan, tanggapan perawat, kesungguhan paling rendah adalah pelayanan yang
perawat, ketrampilan perawat, pertolongan, diberikan oleh perawat, yang untuk lebih
sikap, pemberian obat dan penjelasan; 4) jelasnya berkaitan dengan kepuasan hasil
pelayanan makanan pasien, terdiri dari pra survey bahwa dari tujuh dimensi dari
variasi, cara menyajikan, waktu, tempat, kepuasan pasien yang diambil terlihat
kebersihan dan sikap petugas; 5) sarana dimensi paling rendah adalah pada
medis dan obat-obatan, terdirid dari: pelayanan masalah ketersediaan obat-
ketersediaan, pelayanan petugas apotek, obatan dan juga masalah administrasi yang
lama waktu, kelengkapan, sikap; 6) kodisi dirasakan juga masalah pelayanan yang
fasilitas rumah sakit, terdiri dari: letak, diberikan oleh perawat dalam menangani
halaman, kebersihan, keamanan, lampu, pasien rawat jalan.
parkir; 7) kondisi fasilitas ruang perawatan, Kondisi tersebut mengindikasikan
terdiri dari: kebersihan, penerangan, kepuasan pasien dalam rangka berobat
kelengkapan, gangguan; 8) pelayanan rawat jalan pada RSUD di Propinsi Riau
administrasi keluar rumah sakit, terdiri dari: masih belum optimal. Beberapa kendala
pelayanan, keuangan, pembayaran, yang dapat dilihat dari kepuasan tersebut
penyelesaian administrasi dan sikap petugas. antara lain seperti masalah bauran
Kepuasan konsumen ini sangat pemasaran jasa yang tersedia dan juga
tergantung pada persepsi dan harapan masalah kualitas pelayanan. Beberapa
konsumen itu sendiri. Faktor-faktor yang pendapat memberikan penjelasan mengenai
mempengaruhi persepsi dan harapan bauran pemasaran jasa seperti menurut
konsumen ketika melakukan pembelian suatu Kotler dan Amstrong (2012: 62) bahwa
barang atau jasa adalah bauran pemasaran bauran pemasaran jasa 7P menjelaskan
dan keinginan yang dirasakan oleh konsumen antara lain: product, price, place,
tersebut pada saat melakukan pembelian promotion, people, physical evidence dan
suatu barang atau jasa, pengalaman masa lalu process. Juga ditegaskan oleh Alma (2014:
ketika mengkonsumsi barang atau jasa 336) bauran pemasaran atau dikenal dengan
tersebut serta pengalaman teman-teman yang istilah marketing mix berupa 4 P: product,
price, place dan promotion. Untuk usaha anestesi dan bedah; manajemen penggunaan
perbankan sebagai produsen jasa, dilengkapi obat; pendidikan pasien dan keluarga.
dengan 3 P yaitu: people, physical evidence Untuk dapat lebih jelasnya bagaimana
dan proccess. Serta menurut Tjiptono (2014: kualitas pelayanan yang dirasakan pasien
42-44) bauran pemasaran jasa memiliki 8 dari hasil pra survey, masih dapat dikatakan
dimensi antara lain: product, pricing, kualitas pelayanan yang diberikan masih
promotion, place, people, physical evidence, belum optimal. Terutama dalam hal Rumah
process, customer service. sakit umum daerah pelayaann yang
Dari hasil pra survey berkaitan diberikan kepada pasien rawat jalan masih
dengan bauran pemasaran dan juga kualitas sangat memprihatinkan dan juga masalah
pelayanan berkaitan dengan kondisi bauran akses pelayanan secara cepat sulit dirasakan
pemasaran jasa RSUD di Propinsi Riau dapat oleh pasien. Selain iu juga masalah belum
dilihat bahwa bauran pemasaran jasa masih jelasnya hak pasien dalam menerima
belum optimal, diketahui masalah rumah pelayanan.
sakit belum optimal dalam menyampaikan Selain itu juga dijelaskan dari
kepada masyarakat akan peran dan fungsinya beberap hasil penelitian sebagaimana Maria
dalam melayani masyarakat. Kemudian Ulfah (2013: 386) menjelaskan bahwa
dalam memberikan pelayanan rumah sakit bauran pemasaran secara simultan
umum menerapkan proses yang sederhana berpengaruh signifikan terhadap keputusan
dan dalam hal Rumah sakit umum daerah menggunakan jasa rawat jalan di rumah
memiliki petugas yang cakap. Hal ini dapat sakit Bina Sehat Jember. Dedek k. Gultom,
dilihat dari masalah kurangnya informasi paham ginting, beby kf sembiring (2014:
mengenai fasilitas pelayanan yang disediakan 21) bauran pemasaran jasa yang terdiri dari
rumah sakit dan merupakan hak pasien. produk, lokasi, proses, orang, bukti fisik,
Kemudian masalah kepedulian dari petugas dan kualitas pelayanan yang terdiri dari
dalam memberikan pelayanan kepada pasien bukti langsung, kehandalan, respon,
masih belum optimal dan juga masalah keamanan, dan empati secara simultan
lainnya adalah terletak pada sumberdaya memiliki pengaruh positif terhadap
manusia yang masih dinilai kurang memadai. kepuasan siswa, sedangkan biaya untuk
Selain itu juga berkaitan dengan pendidikan memiliki pengaruh negative.
variabel kualitas pelayanan menunjukkan Selain itu, berkaitan dengan variabel
berbagai permasalahan yang terjadi kualitas pelayanan sebagaimana dijelaskan
ditegaskan bahwa menurut Lovelock (2011: oleh Dennis J. Scotti (2007: 109) kualitas
155) bahwa kualitas pelayanan dapat dilihat pelayanan yang dirasakan terkait dengan
dari beberap dimensi antara lain: (tangibles); kepuasan pelanggan. Shahbaz Shabbir,
kehandalan (reliability); responsiveness; Hans Ruediger Kaufmann and Mudassar
kredibilitas; keamanan; kompetensi; sopan Shehzad (2010: 2457) dampak dari kualitas
santun; akses; komunikasi; memahami layanan, dari mulut ke mulut dan
pelanggan. sedangkan Tjiptono (2012: 170- Kepercayaan pada kepuasan pasien.
172) kualitas pelayanan memiliki 8 dimensi: dirasakan rumah sakit umum Pakistan
kinerja (performance); fitur (features); pasien lebih unggul dalam kualitas
reliabilitas (reliability); kesesuaian dengan penyediaan layanan mereka. Imroatul
spesifikasi (conformance to specifications); Khasanah Octarina Dina Pertiwi (2010:
data tahan (durability); service ability; 117) ada hubungan positif dan signifikan
estetika; persepsi kualitas (perceived antara nyata dari rumah sakit St. Elisabeth,
quality). Namun menurut instrumen keandalan rumah sakit St. Elisabeth dalam
akreditasi rumah sakit versi 2012 oleh komisi menangani konsumen, respon dari St.
akreditasi rumah sakit yang berfokus kepada Elisabeth rumah sakit, jaminan & kepastian
pasien antara lain: akses pelayanan dan yang diberikan oleh rumah sakit St.
kontiniutas; hak pasien dan keluarga; Elisabeth, empati terhadap kepuasan
asesmen pasien; pelayanan pasien; pelayanan pelanggan.
Liyang Tang (2013: 1) pengurangan Seberapa besar pengaruh bauran
biaya medis (terutama di daerah pemasaran terhadap kepuasan pasien rawat
berkembang), peningkatan komunikasi jalan pada RSUD di Propinsi Riau.
dokter-pasien (terutama di daerah Seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan
berkembang), promosi fasilitas medis dan terhadap kepuasan pasien rawat jalan pada
lingkungan rumah sakit (terutama di daerah RSUD di Propinsi Riau. Seberapa besar
berkembang), perbaikan proses pengobatan pengaruh kepuasan terhadap kepercayaan
medis ( khususnya di daerah tertinggal), pasien rawat jalan pada RSUD di Propinsi
promosi kepercayaan di dokter (khususnya di Riau.
daerah tertinggal), promosi kepercayaan Berdasarkan uraian rumusan
resep (khususnya di daerah tertinggal), dan masalah, tujuan penelitian dan kerangka
promosi kepercayaan dalam pemeriksaan berfikir tersebut, dan sesuai dengan
medis direkomendasikan (terutama di daerah paradigm penelitian, maka hipotesis dalam
tertinggal) bisa membantu mempromosikan penelitian yang diajukan adalah sebagai
kehidupan pasien masyarakat kepuasan. berikut: Bauran pemasaran jasa dan kualitas
Berdasarkan uraian latar belakang dan pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan.
pembatasan masalah di atas, dapat Bauran pemasaran jasa berpengaruh
dirumuskan permasalahan penelitian sebagai terhadap kepuasan. Kualitas pelayanan
berikut : Seberapa besar pengaruh bauran berpengaruh terhadap kepuasan. Kepuasan
pemasaran dan kualitas pelayanan terhadap berpengaruh terhadap kepercayaan
kepuasan pasien rawat jalan RSUD di Maria Ulfah (2013: 386); Michel Tousignant (2011: 376); Dedek k. Gultom, paham
ginting, beby kf sembiring (2014: 21); Shabbir, S., Kaufmann, H.R. and Shehzad, M.,
Propinsi Riau baik secara simultan maupun (2010); Hou, J. and Shim, M., (2010); Owusu-Frimpong, N., Nwankwo, S. and Dason,
B., (2010); Chang, C.W., Tseng, T.H. and G. Woodside, A., (2013); Prakash, B.,
secara parsial. (2010); Ford, B.M., (2010); Mohsen Ali Murshid, Zurina Mohaidin, Goh Yen Nee,
Yudi Fernando, (2016); Djohan, A.J., (2015)

Alrubaiee, L. and Alkaa'ida, F., (2011); Suki, N.M., (2011); Cousin, G.,
Bauran Pemasaran Jasa Mast, M.S., Roter, D.L. and Hall, J.A., (2012); Mahmoud Abdulai
Mahmoud, (2016); Mellina da Silva Terres, Cristiane Pizzutti dos Santos,
(2013); Djohan, A.J., (2015); Jennifer F. Waljee et all (2008: 1679); Richard
Baker, Arch G. Mainous Iii, Denis Pereira Gray & Margaret M. Love,
(2009: 27); Merry Tiyas Anggraini, Afiana Rohmani (2012: 54); Youssef
Habbal (2011: 95)
- Product
- Price
- Place
- promotion
- people
- Physical Evidence
- Process
Kotler dan Amstrong (2012: 62); Kepuasan Kepercayaan
I Wayan Arie Alma (2014: 336); Tjiptono
Priyanka (2014: 1); (2014: 42-44)
Dedek Kurniawan - Kemampuan
Gultom, Paham - Pelayanan - Integritas
Ginting, Beby KF pendaftaran - Kebajikan
Sembiring (2014: - Dokter
1); Rita Ambarwati - Perawat Kanuk and Schiffman
Sukmono, Indung - Pelayanan (2010;30); Gurviesz &
Sudarso (2011: 1) konsumsi Korchia (2011: 3); dan
- Sarana medis dan Garbarino dan Johnson
Kualitas Pelayanan obat-batan (2012: 10)
- Fasilitas
- administrasi

- Akses Susatyo Herlambang


- Hak pasien (2016: 43); Bambang
- Asesmen Hartono (2010: 45); dan
- Pelayanan pasien Fandy Tjiptono (2012:
- Pelayanan Anestesi 301)
- Penggunaan obat-
obatan
- pendidikan pasien
Lovelock (2011: 155); Fandy
Tjiptono (2012: 170-172) dan
Farnaz (2012: 444)

Alrubaiee, L. and Alkaa'ida, F., (2011); Chang, C.S., Chen, S.Y. and Lan, Y.T., (2013); Williams, J.A.,
Meltzer, D., Arora, V., Chung, G. and Curlin, F.A., (2011); Findik, U.Y., Unsar, S. and Sut, N., (2010);
Kartikasari, D., Dewanto, A. and Rochman, F., (2014); Kumalasari, C., (2013); Tanudjaya, P.K., (2014);
Manengkei, B., (2016); Dennis J. Scotti (2007: 109); Shahbaz Shabbir, Hans Ruediger Kaufmann and
Mudassar Shehzad (2010: 2457); Imroatul Khasanah Octarina Dina Pertiwi (2010: 117); StevenA.
TaylorandJ. Joseph CroninJr (1994: 34); Liyang Tang (2013: 1)
METODE diperoleh melalui informasi dari hasil
wawancara, catatan, brosur dan dokumentasi
Penelitian ini merupakan katagori rumah sakit.
crosssectional, yaitu informasi dari sebagian Dalam mengumpulkan data diperlukan
populasi (sampel responden) dikumpulkan berbagai teknik pengumpulan data. Dalam
langsung dari lokasi secara empirik dengan penelitian ini digunakan kombinasi
tujuan untuk mengetahui pendapat dari pengumpulan data-data yaitu kuesioner,
sebagian populasi terhadap objek yang diteliti. wawancara, observasi dan dokumentasi.
Sedangkan alat pengujian untuk menganalisis populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
uji verifikatif menggunakat analisis Jalur (path pasien RSUD rawat jalan Propinsi Riau
analysis) dengan alasan : (1) Antar variabel berdasarkan area/wilayah yakni wilayah
bebas (independent) memiliki hubungan pesisir yang diwakili Kabupaten Bengkalis,
korelasi yang didukung oleh teori yang sahih, wilayah daratan yang diwakili Kabupaten
(2) Analisis jalur (path analysis) cukup Kampar dan pusat kota diwakili Kota
refresentatif untuk menguji hipotesis yang Pekanbaru. Jumlah pasien secara sebanyak
diajukan untuk data crosssectional, dan (3) 868,530 orang pasien. Adapun teknik yang
Dengan menggunakan analisis jalur (path digunakan adalah dengan menggunakan
analysis) dapat mengukur pengaruh langsung Proposionale Cluster Random Sampling.
dan tidak langsungnya antara variabel bebas Ukuran sampel minimal ditentukan melalui
terhadap variabel intervening atau variabel rumus Slovin dengan tingkat signifikansi
terikat. sebesar 5% (Wijayanto, 2007:45)
Sumber data yang diperlukan untuk Ukuran sampel yang diambil minimal
menjawab rumusan masalah terdapat dua 400 pasien dari seluruh populasi pasien rawat
sumber data yaitu : Data primer berupa jalan dengan uraian sebagai berikut:
himpunan informasi yang diperoleh dalam Tabel 2 :
survey dengan metode wawancara dan Populasi dan Sampel
menggunakan kuesioner terstruktur bersifat No Kabupaten/Kota Populasi Sampel
tertutup dan menanyakan responden tentang 1 Bengkalis 94,800 44
bauran pemasaran, kualitas pelayanan, 2 Pekanbaru 744,924 343
kepuasan pasien dan kepercayaan pasien.
3 Kampar 28,806 13
Pertanyaan menggunakan lima skala likert
dengan skor 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) 868,530 400
yang diberikan kepada pasien yang menjadi Metode analisa data yang digunakan
responden terpilih. Data sekunder dapat untuk menguji hipotesis adalah SEM
diperoleh melalui beberapa catatan seperti data (structural equation modeling).
jumlah karyawan, laporan kinerja dan
dokumen lainnya. Sumber data yang HASIL
diperlukan untuk menjawan rumusan masalah
berupa data primer dan data skunder. Data Berdasarkan hasil survey dan
primer berupa himpunan informasi yang dianalisis secara deskriptif dan verifikatif,
diperoleh melalui kuesioner terstruktur yang maka diperoleh hasil penelitian. Bauran
berkaitan dengan mengajukan pertanyaan pemasaran jasa rumah sakit terdiri dari
kepada responden tentang bauran pemasaran dimensi sebagai berikut: Product, maksudnya
jasa, kualitas jasa pelayanan, kepuasan pasien adalah pelayanan rawat jalan yang diberikan
dan kepercayaan pasien. Bentuk pertanyaan kepada pasien yang dirasakan kualitas dan
menggunakan 5 (lima) tingkatan dengan skala kuantitasnya oleh pasien saat menerima
Likert dari skor 1 s/d 5. Nilai 1 (tidak setuju); pelayanan; Price, maksudnya adalah biaya
nilai 2 (kurang setuju); nilai 3 (cukup); nilai 4 yang dikeluarkan oleh pasien setelah
(setuju); dan nilai 5 (sangat setuju) yang mendapatkan pelayanan kesehatan apakah
diberikan kepada para pasien yang menjadi bersaing dengan produk sejenis atau belum;
responden terpilih. Sedangkan data sekunder Place, merupakan tempat pelayanan atau
keberadaan rumah sakit apakah sudah dekat
dengan kelompok pasien atau jaraknya jauh; hak pasien dan keluarga merupakan berbagai
Promotion, merupakan bentuk pengenalan bentuk informasi tentang diri pasien dan
produk layanan rumah sakit yang diberikan perlakukan yang diberikan kepada pasien;
pihak rumah sakit kepada calon pasiennya; asesmen pasien merupakan bentuk
People, merupakan ketersediaan staf dan pengawasan atau control yang dilakukan
petugas medis dan non medis dalam pihak rumah sakit kepada pasiennya;
memberikan pelayanan kepada pasien; pelayanan pasien merupakan bentuk
Physical evidence, kepedulian yang dirasakan pelayanan yang seharusnya diberikan kepada
oleh pasien dari petugas medis dan non medis; pasien; pelayanan anestesi dan bedah
dan Process, merupakan berupa prosedur atau merupakan bentuk pelayanan yang senantiasa
langkah kerja yang diterapkan dan dinilai oleh siap melayani pasien rawat jalan; manajemen
pasien. Bahwa bauran pemasaran jasa dilihat penggunaan obat merupakan bentuk sirkulasi
dari tujuh dimensi dengan nilai total skor yang ketersediaan obat dalam memenuhi
diperoleh mencapai 3.1415 dengan standar kebutuhan obat pasien; dan pendidikan pasien
deviasi sebesar 1.1198 dan dengan 2.0217 s/d dan keluarga merupakan bentuk usaha
4.2613 masuk dalam kategori cukup baik mengikutsertakan pasien dan keluarga pasien
menuju baik. Ini berarti RSUD di Propinsi dalam rangka penyembuhan pasien.
Riau sudah menyiapkan bauran pemasaran jasa Kualitas Pelayanan diukur oleh 15
rumah sakit pada pasien rawat jalan sudah item pertanyaan dengan 7 dimensi yaitu
cukup memadai. Dari tujuh dimensi jawaban Akses pelayanan, Hak pasien, Asesmen,
tertinggi adalah pada price yakni tarif Pelayanan pasien, Pelayanan anestesi,
pelayanan rawat jalan yang diterapkan pada Penggunaan obat dan Pendidikan pasien.
rumah sakit terjangkau dan juga tingkat Berikut ini adalah rekapitulasi hasil
persaingan harga dengan rumah sakit lain tanggapan responden dari 15 item pertanyaan
terasa oleh pasien. Sedangkan dimensi paling yang diajukan untuk mengukur Kualitas
rendah dari bauran pemasaran jasa rumah sakit Pelayanan. Mengenai kualitas pelayanan
adalah terletak pada produk dimana jaminan kepada pasien rawat jalan di RSUD di
kualitas pada pelayanan rawat jalan masih Propinsi Riau, maka dapat diketahui dengan
belum optimal dan juga variasi bentuk skor yang diperoleh 3.1927 dengan standar
pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan deviasi sebesar 1.0891 dan dengan rentang
pasien rawat jalan juga masih belum tersedia. 2.1036 s/d 4.2818 masuk dalam kategori
Dari 15 indikator dapat diketahui dua indikator cukup baik menuju baik. Hal ini
tertinggi adalah a) Tingkat persaingan harga menunjukkan bahwa pelayanan yang
dengan rumah sakit lain dan b) Rumah sakit diberikan kepada pasien rawat jalan sudah
melakukan promosi untuk menarik minat cukup berkualitas. Hal ini dapat dilihat dari
masyarakat berobat. Sedangkan dua indikator dimensi tertinggi berada pada dimensi
terendah adalah a) Adanya jaminan kualitas pendidikan pasien, dapat dijelaskan bahwa
pada pelayanan rawat jalan dan b) Tersedia pasien diberikan pengetahuan dan
variasi bentuk pelayanan yang sesuai dengan pemahaman mengenai pentingnya semangat
kebutuhan pasien rawat jalan ingin sembuh dari pasien dalam berobat akan
Kualitas pelayanan rumah sakit dapat meningkatkan keberhasilan dalam
merupakan bentuk jaminan mutu yang pengobatan dan juga berkaitan dengan
diterapkan pada rumah sakit dalam masalah keluarga pasien yang memberikan
memberikan pelayanan kepada pasiennya. semangat untuk sembuh serta mendoakannya
Berdasarkan instrument akreditasi rumah sakit akan memudahkan ketenangan pasien
versi 2012 oleh komisi akreditasi rumah sakit mengikuti pengobatan rawat jalan.
yang berfokus kepada pasien antara lain: akses Sedangkan dimensi terendah adalah pada
pelayanan dan kontiniutas merupakan bentuk layanan menjelaskan hak pasien, dimana
ketersediaan kelengkapan prosedur dan akurasi petugas dalam memberikan informasi
langkah kerja yang dirasakan sebagai bentuk kepada pasien atau keluarga pasien, di sini
standarisasi dari pekerjaan melayani pasien; pasien merasa penyakit yang dideritanya
masih belum jelas dan juga perlakuan yang Administrasi. Berikut ini adalah rekapitulasi
sama sesama pasien masih dinilai rendah. hasil tanggapan responden dari 16 item
Dari 15 indikator pada variabel kualitas pertanyaan yang diajukan untuk mengukur
pelayanan, diketahui dua indikator tertinggi Kepuasan Pasien, berkaitan dengan kepuasan
adalah a) Pelayanan bedah juga selalu siap pasien rawat jalan terhadap pelayanan yang
melayani pasien rawat jalan dan b) Rumah diberikan pihak rumah sakit dengan skor
sakit selalu mampu memenuhi kebutuhan obat yang diperoleh mencapai 3.0514 dan standar
dari pasien. Sedangkan dua indikator terendah deviasi sebesar 0.9952 dengan rentang 2.0562
adalah pada indikator a) Pasien diberikan s/d 4.0466 masuk dalam kategori cukup baik
perlakuan yang sama dalam mendapatkan menuju baik. Hal ini berarti sudah cukup
pelayanan dan b) Pelayanan anestesi selalu puasnya pasien rawat jalan dalam
siap melayani pasien rawat jalan. mendapatkan pelayanan di RSUD di Propinsi
Kepuasan pasien adalah wujud hasil Riau. Apabila dilihat dari tujuh dimensi maka
penilaian yang dipersepsikan pasien terhadap dapat diketahui dimensi tertinggi terletak
apa yang dirasakan pada saat menggunakan pada pelayanan yang diberikan oleh perawat
atau mendapatkan pelayanan pada rumah sakit dimana perawat selalu sigap dalam
dengan menggunakan dimensi sebagai berikut: memebrikan pelayanan kepada pasien rawat
pelayanan masuk rumah sakit, lamanya waktu jalan, kemudian pertolongan selalu diberikan
pelayanan sebelum dikirim ke ruang dan juga petugas medis melayani pasien
perawatan, pelayanan petugas yang memproses dengan baik. Sedangkan yang paling rendah
masuk ke ruangan perawatan, kondisi tempat terdapat pada dimensi pelayanan
menunggu sebelum dikirim ke ruang administrasi, dimana proses pembayaran
perawatan, lama pelayanan di ruang IGD dan tagihan yang panjang karena BPJS dan juga
kelengkapan peralatan di ruang IGD; complain pembayaran masih belum dapat
pelayanan dokter, antara lain: sikap dokter, diselesaikan dengan baik dan pelaksanaan
kejelasan dokter, ketelitian dokter, prosedur administrasi masih terlalu panjang
kesungguhan dokter, kejelasan tentang obat, sehingga membuat pasien menilai belum
penjelasan dokter, kemanjuran dokter, puas.
tanggapan dan pengalaman serta senioritas Dari 16 indikator pada variabel kepuasan
dokter; pelayanan perawat, antara lain: pasien, diketahui dua indikator tertinggi
keteraturan, tanggapan perawat, kesungguhan adalah a) Rumah sakit memiliki lokasi yang
perawat, ketrampilan perawat, pertolongan, strategis dan b) Perawat selalu sigap dalam
sikap, pemberian obat dan penjelasan; memberikan pelayanan kepada pasien.
pelayanan makanan pasien, terdiri dari variasi, Sedangkan dua indikator terendah adalah a)
cara menyajikan, waktu, tempat, kebersihan Komplain pembayaran selalu dapat
dan sikap petugas; sarana medis dan obat- diselesaikan dengan baik dan b) Ruangan
obatan, terdirid dari: ketersediaan, pelayanan tunggu pendaftaran relatif nyaman.
petugas apotek, lama waktu, kelengkapan, Kepercayaan pasien adalah keinginan
sikap; kondisi fasilitas rumah sakit, terdiri seseorang untuk menggantungkan
dari: letak, halaman, kebersihan, keamanan, harapannya kepada orang atau sekelompok
lampu, parkir; kondisi fasilitas ruang orang yang dapat dilihat dari: Kemampuan
perawatan, terdiri dari: kebersihan, (Ability) Kemampuan berkaitan dengan
penerangan, kelengkapan, gangguan; kompetensi dan karakteristi dari para pelaku
pelayanan administrasi keluar rumah sakit, (penjual, karyawan, dll) dalam memberikan
terdiri dari: pelayanan, keuangan, pembayaran, layanan kepada konsumennya. Dengan kata
penyelesaian administrasi dan sikap petugas. lain konsumen perlu mendapat jaminan
Kepuasan Pasien diukur oleh 16 item kepuasan dan keamanan dari para penyedia
pertanyaan dengan 7 dimensi yaitu Pelayanan jasa dalam melakukan transaksi. Termasuk
Pendaftaran, Pelayanan Dokter, Pelayanan dalam kemampuan adalah kompetensi,
Perawat, Pelayanan Konsumsi, Sarana Medis, pengalaman, kemampuan dalam ilmu
Fasilitas Rumah Sakit, dan Pelayanan pengetahuan; Integritas (Integrity) Integritas
merupakan komitmen perlaku daripara pujian kepada rumah sakit dalam
penyedia jasa untuk menjalankan aktivitas memberikan pelayanan kesehatan.
bisnis yang benar-benar sesuai janji yang telah Setelah dilakukan analisis terhadap
disampaikannya kepada konsumen. Hal ini instrumen penelitian dan analisis penskalaan
akan menyebabkan institusi/perusahaan dapat dan analisis deskriptif, maka data yang sudah
dipercaya atau tidak oleh konsumennnya. dikumpulkan selanjutnya digunakan untuk
Integritas dapat diukur melalui beberapa aspek menganalisis dan menguji rumusan pengujian
yaitu kewajaran (fairness), pemenuhan hipotesis berdasarkan Structural Equation
(fulfillment), kesetiaan (loyalty), Modelling. Hasil estimasi LISREL, masing-
keterusterangan (honesty), keterkaitan masing dimensi penelitian, perlu dijelaskan
(dependability), dan kehandalan (reliability); lebih lanjut. Penjelasan ini diperlukan karena
Kebajikan (Benevolence) Kebajikan masing-masing variabel diukur secara tidak
merupakan komitmen penyedia jasa untuk langsung, tetapi dibentuk oleh sejumlah
mampu memberikan kepuasan kepada indikator yang perlu ditelaah peranannya
konsumen. Perusahaan tidah hanya sekedar untuk membentuk variabel-variabel tersebut.
mengejar maksimalisasi profit melainkan juga Untuk lebih jelasnya, akan dibahas dalam
harus memperhatikan kepuasan konsumennya. masing-masing hipotesis.
Benevolence meliputi aspek-aspek perhatian, Sebagai hasil dari penggunaan
empati, keyakinan, dan daya terima. Structural Equation Modelling dengan
Kepercayaan Pasien diukur oleh 18 menggunakan LISREL 8.7 diperoleh model
item pertanyaan dengan 3 dimensi yaitu seperti pada gambar 4.1 berikut:
Kemampuan, Integritas dan Kebajikan. Berikut
ini adalah rekapitulasi hasil tanggapan
responden dari 18 item pertanyaan yang
diajukan untuk mengukur Kepercayaan Pasien.
Mengenai variabel kepercayaan pasien rawat
jalan terhadap rumah sakit dalam memberikan
pelayanan kesehatan, dimana skor yang
diperoleh sebesar 3.0740 dengan standar
deviasi sebesar 1.0420 dan dengan rentang
2.0320 s/d 4.1160 masuk dalam kategori cukup
baik menuju baik. Ini bermakna bahwa pasien
cukup percaya dengan pelayanan rawat jalan
yang diberikan RSUD di Propinsi Riau. Dari Gambar 1
tiga dimensi kepercayaan pasien, diketahui Struktur Pengaruh Seluruh Variabel Penelitian
dimensi tertinggi berada pada kemampuan Setelah dilakukan analisis terhadap
petugas dimana petugas sudah dianggap instrumen penelitian dan analisis penskalaan,
memiliki keahlian dengan pendidikan yang maka data yang sudah dikumpulkan
tidak diragukan lagi oleh pasien. Sedangkan selanjutnya digunakan untuk menganalisis
dimensi terendah terletak pada integritas dalam dan menguji rumusan pengujian hipotesis
memenuhi hak-hak pasien dalam memberikan berdasarkan Structural Equation Modelling.
pelayanan kesehatan di rumah sakit. Untuk mengetahui pengujian data kuesioner
Dari 18 indikator pada variabel maka perlu dilakukan uji konstruk tiap-tiap
kepercayaan pasien dapat diketahui jawaban variabel. Pengujian confirmatory factor
tertinggi terletak pada indikator a) Pasien analysis (CFA) dilakukan untuk mengetahui
percaya atas kemampuan dokter mengobati model konstruk yang membentuk model
penyakit dan b) Pasien percaya obat yang pengukuran secara keseluruhan dengan
diberikan memiliki kualitas asli. Sedangkan program aplikasi statistik Lisrel. Ada empat
dua indikator terendah adalah a) Rumah sakit variabel dalam penelitian ini yaitu Bauran
dapat diandalkan dalam memberikan jasa Pemasaran dan Kualitas Pelayanan sebagai
kesehatan dan b) Pasien selalu memberikan variabel eksogenus dan kepuasan pasien
sebagai variabel intervening serta
Kepercayaan Pasien merupakan variabel Pendidikan pasien, dengan nilai loading
endogenus. factor 0,5515 dengan kontribusi sebesar
Berdasarkan hasil pengolahan dengan 30,42 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa
program LISREL 8.72, Model pengukuran Pendidikan pasien dari RSUD belum optimal.
(CFA) untuk masing-masing hubungan Variabel Kepuasan Pasien dibentuk
variabel dan indikatornya yang ditunjukan oleh oleh 7 (tujuh) dimensi yaitu, Pelayanan
loading factor masing-masing indikator Pendaftaran, Pelayanan Dokter, Pelayanan
sebagai berikut: Perawat, Pelayanan Konsumsi, Sarana Medis,
Variabel Bauran Pemasaran dibentuk Fasilitas Rumah Sakit, dan Pelayanan
oleh 7 (tujuh) dimensi yaitu Product, Price, Administrasi diperoleh hasil dari pengolahan
Place, Promotion, People, Physical Evidence, data dengan menggunakan kuesioner,
Process diperoleh hasil sebagai berikut: diperoleh hasil bahwa Pelayanan Perawat
Berdasarkan hasil dari pengolahan data memiliki nilai loading faktor terbesar
dengan menggunakan kuesioner diperoleh dibandingkan dengan dimensi lain yaitu
hasil bahwa People memiliki nilai loading sebesar 0,7646 dengan kontribusi sebesar
faktor terbesar dibandingkan dengan dimensi 58,46 persen. Hal ini menunjukan bahwa
lain yaitu sebesar 0,8385 dengan kontribusi Pelayanan Perawat merupakan faktor
sebesar 70,31 persen. Hal ini menunjukan pembentuk variable Kepuasan Pasien
bahwa People merupakan factor pembentuk terbesar, hal ini mengindikasikan bahwa
variable Bauran Pemasaran terbesar, hal ini RSUD telah memiliki Pelayanan Perawat
mengindikasikan bahwa dengan People yang yang baik. Meskipun demikian masih
baik merupakan keunggulan dari Variabel terdapat beberapa factor yang belum optimal
Bauran Pemasaran di RSUD. Meskipun dan bisa disebut kelemahan dalam variable
demikian masih terdapat faktor yang belum Kepuasan Pasien dengan nilai loading faktor
optimal dan bisa disebut kelemahan dalam yang paling kecil yaitu Pelayanan Konsumsi,
variable Bauran Pemasaran dengan nilai dengan nilai loading factor 0,4056 dengan
loading faktor yang paling kecil yaitu kontribusi sebesar 16,45 persen. Hal ini
Promotion, dengan nilai loading factor 0,4649 mengindikasikan bahwa RSUD masih belum
dengan kontribusi sebesar 21,61 persen. Hal ini memiliki Pelayanan Konsumsi yang baik.
mengindikasikan bahwa Promotion di RSUD Variabel Kepercayaan Pasien
belum optimal. dibentuk oleh 3 (tiga) dimensi yaitu,
Variabel Kualitas Pelayanan dibentuk Kemampuan, Integritas dan Kebajikan
oleh 7 (tujuh) dimensi yaitu Akses pelayanan, diperoleh hasil dari pengolahan data dengan
Hak pasien, Asesmen, Pelayanan pasien, menggunakan kuesioner, diperoleh hasil
Pelayanan anestesi, Penggunaan obat dan bahwa Kemampuan memiliki nilai loading
Pendidikan pasien diperoleh hasil sebagai factor terbesar dibandingkan dengan dimensi
berikut berdasarkan hasil dari pengolahan data lain yaitu sebesar 0,8362 dengan kontribusi
dengan menggunakan kuesioner diperoleh sebesar 69,92 persen. Hal ini menunjukan
hasil bahwa Asesmen memiliki nilai loading bahwa Kemampuan merupakan faktor
factor terbesar dibandingkan dengan dimensi pembentuk variable Kepercayaan Pasien
lain yaitu sebesar 0,7917 dengan kontribusi terbesar, hal ini mengindikasikan bahwa
sebesar 62,68 persen. Hal ini menunjukan memiliki Kemampuan yang baik merupakan
bahwa Asesmen merupakan factor pembentuk keunggulan dari RSUD. Meskipun demikian
variable Kualitas Pelayanan terbesar, hal ini masih terdapat beberapa faktor yang belum
mengindikasikan bahwa dengan Asesmen yang optimal dan bisa disebut kelemahan dalam
baik merupakan keunggulan dari Variabel variable Kepercayaan Pasien dengan nilai
Kualitas Pelayanan di RSUD. Meskipun loading factor yang paling kecil yaitu
demikian masih terdapat beberapa factor yang Integritas, dengan nilai loading factor 0,8335
belum optimal dan bisa disebut kelemahan dengan kontribusi sebesar 69,47 persen. Hal
dalam variable Kualitas Pelayanan dengan nilai ini mengindikasikan bahwa Integritas di
loading factor yang paling kecil yaitu RSUD belum optimal.
Analisis terhadap model-model Pasien, yang dinyatakan dalam hipotesis
struktural penelitian yang terbentuk dilakukan sebagai berikut: Bahwa Bauran Pemasaran
dengan memperhatikan nilai-nilai atau angka- dan Kualitas Pelayanan Berpengaruh
angka koefisien hubungan yang muncul dari Terhadap Kepuasan Pasien baik secara
masing-masing model. Dalam analisis ini akan parsial maupun secara simultan. Berdasarkan
dibahas nilai-nilai indikator kesesuaian model hasil pengolahan data program Lisrel untuk
(Fit Indexs) sebagai output LISREL. model struktural 1, Sesuai dengan hipotesis
Dalam analisi jalur, untuk melihat yang diajukan didapatkan hasil sebagai
apakah model yang diperoleh telah berikut :
memenuhiukuran ketepatan model (Goodness 1 = γ111 + γ122+ζ1
of fit measures/GOF) sehingga dapat dikatakan 1 = 0,4676 1 + 0,4526 2, + ζ1 = 0,2181 , R² =
model yang diperoleh dari perbandingan antara 0,7819
(0,09730) (0,09673) (0,05343)
data dan model adalah baik, dapat dilihat 4,8058 4,6791 4,0817
berdasarkan kriteria berikut: Berdasarkan persamaan diatas dapat
Tabel 3.
Hasil Analisis Model Pengukuran Variabel
dijelaskan bahwa variabel Kepuasan Pasien
Ukuran GOF Estimasi Hasil Uji dipengaruhi secara positif oleh Bauran
Statistik Chi-Square (X2) 208,8331 Good Fit Pemasaran dengan koefisien jalur sebesar
P-Value 0,0969 Good Fit
Goodness-of-fit Index(GFI) 0,9502 Good Fit 0,4676, dan Kualitas Pelayanan dengan
Root mean square error of approximation
0,0000 Good Fit
koefisien jalur 0,4526.
(RMSEA)
Expected cross-validation index (ECVI) 1,2864 Good Fit
Untuk koefisien jalur X1 terhadap Y
Tucker-Lewis Index (TLI) atau Non-
0,9521 Good Fit
sebesar 0,4676artinya jika Bauran Pemasaran
Normed Fit Index (NNFI) mengalami peningkatan maka Kepuasan
Normed Fit Index (NFI) 0,9441 Good Fit
Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) 0,9252 Good Fit Pasien akan meningkat sebesar 0,4676 satuan
Incremental Fit Index (IFI) 0,9571 Good Fit atau Bauran Pemasaran memberikan
Comparative Fit Index (CFI) 0,9570 Good Fit
Parsimonius Goodness of Fit (PGFI) 0,8781 Good Fit kontribusi terhadap peningkatan Kepuasan
Parsimonious Normed Fit Index (PNFI) 0,9483 Good Fit Pasien sebesar 0,4676 satuan.
Sumber: Hasil olah data Lisrel 8.72 (2017) Untuk koefisien jalur X2 terhadap Y sebesar
Hasil ukuran kesesuaian model 0.4526 artinya jika Kualitas Pelayanan
menunjukkan model yang diperoleh memenuhi mengalami peningkatan maka Kepuasan
seluruh kriteria GOF. Hasil perhitungan ukuran Pasien akan meningkat sebesar 0,4526 satuan
ketepatan model (Goodness of Fit measures) atau Kualitas Pelayanan akan memberikan
menunjukkan model “Pengaruh Bauran kontribusi terhadap peningkatan Kepuasan
Pemasaran dan Kualitas Pelayanan Terhadap Pasien sebesar 0,4526 satuan.
Kepuasan Pasien dan Implikasinya Pada Dengan demikian hipotesis
Kepercayaan Pasien” merupakan model yang konseptual yang diajukan telah teruji dan
baik untuk menggambarkan hubungan variabel dapat diterima. Secara lengkap model
yang diteliti. struktural untuk substruktur 1 dapat
Nilai-nilai koefisien hubungan dari digambarkan sebagai berikut:
semua variabel dalam masing-masing model
struktural yang terbentuk menunjukan
pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap
variabel lainnya. Koefisien hubungan yang
menunjukan pengaruh variabel independen
terhadap dependen dinyatakan dengan
koefisien gamma (), sedangkan koefisien
hubungan dari variabel dependen terhadap
variabel dependen lainya dinyatakan dengan
nilai beta ().
Model struktural 1 mengambarkan Sumber: Hasil olah data Lisrel (2017)
hubungan antara Pengaruh Bauran Pemasaran Gambar 4.2
dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Koefisien Jalur Bauran Pemasaran dan Kualitas
Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien
Hasil perhitungan yang diperoleh Terhadap Kepuasan Pasien menggunakan
menunjukkan Kepuasan Pasien dipengaruhi hipotesis statistik sebagai berikut:
H0 : γ111 = γ122 =0 Tidak terdapat pengaruh signifikan dari
oleh Bauran Pemasaran dan Kualitas Bauran Pemasaran dan Kualitas
Pelayanan baik secara parsial maupun Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien
Ha : γ111 ≠ γ122 ≠0 Terdapat pengaruh signifikan dari
simultan. Berdasarkan nilai korelasi dan Bauran Pemasaran dan Kualitas
Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien
koefisien jalur yang diperoleh dari hasil
perhitungan dengan Lisrel 8.72 dapat diketahui Dengan kriteria uji : Tolak H0 jika
besarnya pengaruh langsung dan tidak Fhitung > Ftabel
langsung Bauran Pemasaran dan Kualitas Untuk menguji hipotesis tersebut maka
Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien sebagai dilakukan perhitungan dengan
berikut: mempergunakan rumus sebagai berikut :
2
Tabel 3 (𝑛 − 𝑘 − 1)𝑅𝑦𝑥𝑘
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Variabel 𝐹= 2
𝑘(1 − 𝑅𝑦𝑥𝑘 )
Bauran Pemasaran dan Kualitas Pelayanan Terhadap
Kepuasan Pasien (400 − 2 − 1)0,7819
𝐹= = 711,6330
Pengaruh Melalui 2(1 − 0,7819)
Koefisien
Jalur
Pengaruh
Langsung Bauran Kualitas
Total Berdasarkan perhitungan diperoleh
Pemasaran Pelayanan nilai Fhitung sebesar 711,6330, dimana kriteria
penolakan H0 jika Fhitung lebih besar daripada
Bauran
Pemasaran
0,4676 21,86% 17,92% 39.78% Ftabel atau F0> Ftabel, dengan derajat bebas
v1=2 dan v2 = 400–2–1 dan tingkat
Kualitas
Pelayanan
0,4526 20,48% 17,92% 38.41% Kepercayaan Pasien 95%, maka dari tabel
distribusi F didapat nilai Ftabel untuk F0,05;2,400
Total 42,35% 17,92% 17,92% 78,19%
= 3,0184. Dikarenakan 711.6330 lebih besar
Sumber: Hasil olah data (2017) dari 3,0184, maka H0 ditolak, artinya dapat
Berdasarkan pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan secara
diketahui bahwa Bauran Pemasaran dan linear antara Bauran Pemasaran dan Kualitas
Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien, atau
dipengaruhi oleh pengaruh langsung dan tidak dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh
langsung, Pengaruh langsung variabel Bauran secara bersama-sama antara Bauran
Pemasaran Terhadap Kepuasan Pasien adalah Pemasaran dan Kualitas Pelayanan Terhadap
sebesar 21,86% sedangkan pengaruh tidak Kepuasan Pasien.
langsungnya melalui Kualitas Pelayanan Pengaruh parsial variabel Bauran
adalah sebesar 17,92%, Pengaruh langsung Pemasaran (X1) terhadap Kepuasan Pasien
variabel Kualitas Pelayanan terhadap (Y) perlu dilakukan pengujian statistik, maka
Kepuasan Pasien adalah sebesar 20,48% hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut:
sedangkan pengaruh tidak langsungnya melalui Ho : γ111 = 0 : Tidak terdapat pengaruh signifikan
Bauran Pemasaran terhadap Kepuasan
Bauran Pemasaran adalah sebesar 17,92%. Pasien
Berdasarkan hasil perhitungan total Ha : γ111 ≠0 : Terdapat pengaruh signifikan Bauran
pengaruh secara parsial paling besar adalah Pemasaran terhadap Kepuasan Pasien
Kriteria uji : Tolak H0, jika t hitung lebih besar dari t tabel
variabel Bauran Pemasaran dengan total atau t0>tabel, dengan df= 400 – 2 – 1
pengaruh terhadap Kepuasan Pasien sebesar Tabel 5
39,78%. Sehingga dapat ditarik kesimpulan Hasil Uji Parsial Bauran Pemasaran terhadap
untuk meningkatkan Kepuasan Pasien haruslah Kepuasan Pasien
Koefisien t- t-
didukung dengan adanya Bauran Pemasaran Struktural
jalur hitung tabel
Kesimpulan
H0 ditolak, terdapat
yang baik. Meski demikian pengaruh variabel pengaruh yang siginifikan
γ111 0,4676 4,8058 1,9659
lain yang berpengaruh terhadap Kepuasan dari Bauran Pemasaran
terhadap Kepuasan Pasien
Pasien yang diteliti pada penelitian ini juga Sumber: Hasil olah data (2016)
cukup besar yaitu Kualitas Pelayanan sebesar Untuk koefisien jalur X1 terhadap Y =
38,41%. 0,4676, diperoleh nilai thitung sebesar 4,8058
Pengaruh secara bersamaan variabel dengan mengambil taraf signifikansi α
Bauran Pemasaran dan Kualitas Pelayanan sebesar 5%, maka nilai ttabel atau t0,05,400 =
1,9659, sehingga dikarenakan thitung = 4,8058 dipengaruhi secara positif oleh variabel
lebih besar dari t tabel =1,9659, maka H0 ditolak Kepuasan Pasien dengan koefisien jalur
atau dengan kata lain Bauran Pemasaran sebesar 0,9298, artinya jika Kepuasan Pasien
berpengaruh terhadap Kepuasan Pasien sebesar meningkat maka Kepercayaan Pasien akan
0,4676 sehingga setiap kenaikan Bauran meningkat sebesar koefisien jalur tersebut
Pemasaran maka akan meningkatkan Kepuasan yaitu sebesar 0,9298 atau setiap peningkatan
Pasien sebesar 0,4676 satuan. dari Kepuasan Pasien akan memberikan
Pengaruh parsial variabel Kualitas kontribusi terhadap peningkatan Kepercayaan
Pelayanan (X2) terhadap Kepuasan pasien (Y) Pasien sebesar 0,9298 satuan.
perlu dilakukan pengujian statistik, maka Dengan demikian hipotesis
hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut: konseptual yang diajukan telah teruji dan
Ho : γ122 = 0 : Tidak terdapat pengaruh signifikan dapat diterima. Secara lengkap model
Kualitas struktural untuk substruktur 2 dapat
Pelayanan terhadap Kepuasan Pasien
digambarkan sebagai berikut :
Ha : γ122 ≠ 0 : Terdapat pengaruh signifikan Kualitas
Pelayanan
terhadap Kepuasan Pasien
Kriteria uji : Tolak H0, jika t hitung lebih besar dari t tabel
atau t0>tabel,
dengan df = 300 – 2 – 1
Tabel 6
Hasil Uji Parsial Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan
Pasien
Koefisien t-
Struktural t-tabel Kesimpulan
jalur hitung
H0 ditolak, terdapat pengaruh
yang siginifikan dari
γ122 0,4526 4,6791 1,9659
Kualitas Pelayanan terhadap
Kepuasan Pasien
Sumber: Hasil olah data (2016)
Untuk koefisien jalur X2 terhadap Y =
0,4526, diperoleh nilai thitung sebesar 4,6791 Gambar 3
dengan mengambil taraf signifikansi α sebesar Koefisien Jalur Kepuasan Pasien Terhadap Kepercayaan
Pasien
5%, maka nilai ttabel atau t0,05,400 = 1,9659, Pengaruh dari variabel Kepuasan
sehingga dikarenakan thitung = 4,6791 lebih Pasien (Y) terhadap Kepercayaan Pasien (Z)
besar dari t tabel = 1,9659, maka H0 ditolak atau perlu dilakukan pengujian statistik, maka
dengan kata lain Kualitas Pelayanan hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut:
berpengaruh terhadap Kepuasan Pasien sebesar Ho : β211 = 0 : Tidak terdapat pengaruh signifikan
0,4526 sehingga setiap kenaikan Kualitas Kepuasan
Pelayanan maka akan meningkatkan Kepuasan Pasien terhadap Kepercayaan Pasien
Ha : β211 ≠ 0 : Terdapat pengaruh signifikan
Pasien sebesar 0,4526 satuan. Kepuasan
Model struktural 2 mengambarkan Pasien terhadap Kepercayaan Pasien
hubungan antara Kepuasan Pasien Terhadap Kriteria uji : Tolak H0, jika t hitung lebih besar dari t tabel
Kepercayaan Pasien, yang dinyatakan dalam atau t0>tabel,
hipotesis sebagai berikut: Kepuasan Pasien dengan df= 400 – 2 – 1
Tabel 4.21
Berpengaruh Terhadap Kepercayaan Pasien. Hasil Uji Parsial Kepuasan PasienTerhadap
Berdasarkan hasil pengolahan data program Kepercayaan Pasien
Lisrel untuk model struktural 2, Sesuai dengan Struktural
Koefisien t-
t-tabel Kesimpulan
jalur hitung
hipotesis yang diajukan didapatkan hasil H0 ditolak, terdapat
sebagai berikut: pengaruh yang
2 = β211 + ζ2 siginifikan dari
Kepuasan Pasien
2 = 0,9298 1 + ζ2, = 0,1355 , R² = 0,8645 β211 0,9298 8,8758 1,9659
Terhadap
(0,1048) (0,03039) Kepercayaan
8,8758 4,4573 Pasien
Berdasarkan persamaan diatas dapat
Sumber: Hasil olah data (2016)
dijelaskan bahwa variabel Kepercayaan Pasien Untuk koefisien jalur Y terhadap Z =
0,9298, diperoleh nilai thitung sebesar 8,8758 Terdapat pengaruh Kepuasan Pasien
dengan mengambil taraf signifikansi α sebesar terhadap Kepercayaan Pasien
5%, maka nilai ttabel atau t0,05,400 = 1,9659, SE Kepuasan Pasien = 0.1048 < ½ (0.9298)
sehingga dikarenakan thitung = 8,8758 lebih Model penelitian ini memiliki
besar dari ttabel = 1,9659, maka H0 ditolak atau kemampuan prediksi yang tinggi atas
dengan kata lain Kepuasan Pasien berpengaruh perilaku variabel terikat sebagaimana
terhadap Kepercayaan Pasien sebesar 0,9298 ditunjukan oleh tingginya koefisien
sehingga setiap kenaikan Kepuasan Pasien determinasi model yang mendekati atau
maka akan meningkatkan Kepercayaan Pasien melebihi 50% dengan perincian sebagai
sebesar 0,9298 satuan. berikut : Pengaruh Bauran Pemasaran dan
Hasil uji kelayakan model menunjukan Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan
bahwa model penelitian telah memenuhi Pasien sebesar 78,19%. Pengaruh Kepuasan
kriteria the goodness of an econometric model Pasien terhadap Kepercayaan Pasien sebesar
atau karakteristik yang dapat diharapkan dan 86,48 %
dijabarkan sebagai berikut: Dengan demikian dapat disimpulkan
Model penelitian ini memperlihatkan bahwa model yang disusun telah memenuhi
bahwa hasil uji sesuai dengan ekspektasinya kriteria kelayakan model (the goodness of an
dan teori manajemen pemasaran yang menjadi econometric) yang dilandasi perspektif teori
dasar pemikiran dengan kajian Pengaruh yang kuat, sehingga dapat memberikan
Bauran Pemasaran dan Kualitas Pelayanan sumbangan terhadap pengembangan ilmu dan
Terhadap Kepuasan Pasien dan Implikasinya bagi kebijakan atau pemecahan masalah.
Pada Kepercayaan Pasien. Variabel bauran pemasaran jasa (X1)
Tabel 7. dilihat dari tujuh dimensi dengan nilai total
Hasil Uji Kesesuaian Model skor yang diperoleh mencapai 3,1415 dengan
Hubungan Antar Pra- Pasca
Kesesuaian
standar deviasi sebesar 1,1198 dan dengan
Variabel estimasi estimasi 2,0217 s/d 4,2613 masuk dalam kategori
Pengaruh Bauran cukup baik menuju baik. Ini berarti RSUD di
Pemasaran terhadap + + Sesuai
Kepuasan Pasien Propinsi Riau sudah menyiapkan bauran
Pengaruh Kualitas pemasaran jasa rumah sakit pada pasien
Pelayanan terhadap + + Sesuai rawat jalan sudah cukup memadai. Dari tujuh
Kepuasan Pasien
Pengaruh Kepuasan dimensi jawaban tertinggi adalah pada price
Pasien terhadap + + Sesuai yakni tarif pelayanan rawat jalan yang
Kepercayaan Pasien diterapkan pada rumah sakit terjangkau dan
juga tingkat persaingan harga dengan rumah
Model penelitian ini menghasilkan sakit lain terasa oleh pasien. Sedangkan
estimator koefisien jalur yang akurat atau tidak dimensi paling rendah dari bauran pemasaran
bias dan signifikan. Asumsi analisis terpenuhi jasa rumah sakit adalah terletak pada produk
dan probabilitas kesalahan statistik dari model dimana jaminan kualitas pada pelayanan
sangat rendah (p-value =0,000) atau dibawah rawat jalan masih belum optimal dan juga
tingkat signifikansi yang ditetapkan yaitu variasi bentuk pelayanan yang sesuai dengan
sebesar 0,05 untuk semua hipotesisnya. kebutuhan pasien rawat jalan juga masih
Model penelitian ini memiliki belum tersedia.
kemampuan yang tinggi dalam menjelaskan Variabel kualitas pelayanan kepada
hubungan antar fenomena variabel manajemen pasien rawat jalan di RSUD di Propinsi Riau,
yang dikaji. Standard Error (SE) lebih kecil maka dapat diketahui dengan skor yang
daripada ½ kali nilai mutlak koefisien jalurnya diperoleh 3.1927 dengan standar deviasi
(SE < ½ ρ) sebesar 1.0891 dan dengan rentang 2.1036
Terdapat pengaruh Bauran Pemasaran s/d 4.2818 masuk dalam kategori cukup baik
dan Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan menuju baik. Hal ini menunjukkan bahwa
Pasien pelayanan yang diberikan kepada pasien
SE Bauran Pemasaran = 0,0973 < ½ (0,4676)
SE Kualitas Pelayanan = 0,0967 < ½ (0,4526)
rawat jalan sudah cukup berkualitas. Hal ini
dapat dilihat dari dimensi tertinggi berada
pada dimensi pendidikan pasien, dapat Variabel kepercayaan pasien rawat
dijelaskan bahwa pasien diberikan jalan terhadap rumah sakit dalam
pengetahuan dan pemahaman mengenai memberikan pelayanan kesehatan, dimana
pentingnya semangat ingin sembuh dari pasien skor yang diperoleh sebesar 3.0740 dengan
dalam berobat akan dapat meningkatkan standar deviasi sebesar 1.0420 dan dengan
keberhasilan dalam pengobatan dan juga rentang 2.0320 s/d 4.1160 masuk dalam
berkaitan dengan masalah keluarga pasien kategori cukup baik menuju baik. Ini
yang memberikan semangat untuk sembuh bermakna bahwa pasien cukup percaya
serta mendoakannya akan memudahkan dengan pelayanan rawat jalan yang diberikan
ketenangan pasien mengikuti pengobatan rawat RSUD di Propinsi Riau. Dari tiga dimensi
jalan. Sedangkan dimensi terendah adalah pada kepercayaan pasien, diketahui dimensi
layanan menjelaskan hak pasien, dimana tertinggi berada pada kemampuan petugas
akurasi petugas dalam memberikan informasi dimana petugas sudah dianggap memiliki
kepada pasien atau keluarga pasien, di sini keahlian dengan pendidikan yang tidak
pasien merasa penyakit yang dideritanya masih diragukan lagi oleh pasien. Sedangkan
belum jelas dan juga perlakuan yang sama dimensi terendah terletak pada integritas
sesama pasien masih dinilai rendah. Dari 15 dalam memenuhi hak-hak pasien dalam
indikator pada variabel kualitas pelayanan, memberikan pelayanan kesehatan di rumah
diketahui dua indikator tertinggi adalah a) sakit.
Pelayanan bedah juga selalu siap melayani
pasien rawat jalan dan b) Rumah sakit selalu KESIMPULAN
mampu memenuhi kebutuhan obat dari pasien.
Sedangkan dua indikator terendah adalah pada Berdasarkan hasil penelitian dan
indikator a) Pasien diberikan perlakuan yang pembahasan yang diuraikan pada bab
sama dalam mendapatkan pelayanan dan b) sebelumnya maka dapat ditarik beberapa
Pelayanan anestesi selalu siap melayani pasien kesimpulan, hasil perhitungan Koefisien
rawat jalan. determinasi (R 2) yang dinyatakan dalam
Berdasarkan uraian data pada tabel di persentase mengambarkan besarnya
atas, berkaitan dengan kepuasan pasien rawat kontribusi dua variabel bebas yaitu Bauran
jalan terhadap pelayanan yang diberikan pihak Pemasaran dan Kualitas Pelayanan terhadap
rumah sakit dengan skor yang diperoleh kepuasan pasien adalah sebesar 78,19
mencapai 3.0514 dan standar deviasi sebesar persen. Hal ini memperlihatkan semakin
0.9952 dengan rentang 2.0562 s/d 4.0466 tingginya pelaksanaan Bauran Pemasaran dan
masuk dalam kategori cukup baik menuju baik. semakin meningkatnya Kualitas Pelayanan
Hal ini berarti sudah cukup puasnya pasien akan memberikan peningkatan yang
rawat jalan dalam mendapatkan pelayanan di signifikan terhadap tingkat kepuasan pasien
RSUD di Propinsi Riau. Apabila dilihat dari di RSUD Riau. Pengaruh langsung variabel
tujuh dimensi maka dapat diketahui dimensi Bauran Pemasaran Terhadap Kepuasan
tertinggi terletak pada pelayanan yang Pasien adalah sebesar 21.86%. Bahwa People
diberikan oleh perawat dimana perawat selalu memiliki nilai loading faktor terbesar
sigap dalam memebrikan pelayanan kepada dibandingkan dengan dimensi lain yaitu
pasien rawat jalan, kemudian pertolongan sebesar 0,8385 dengan kontribusi sebesar
selalu diberikan dan juga petugas medis 70,31 persen. Hal ini menunjukan bahwa
melayani pasien dengan baik. Sedangkan yang People merupakan factor pembentuk variable
paling rendah terdapat pada dimensi pelayanan Bauran Pemasaran terbesar, hal ini
administrasi, dimana proses pembayaran mengindikasikan bahwa dengan People yang
tagihan yang panjang karena BPJS dan juga baik merupakan keunggulan dari Variabel
complain pembayaran masih belum dapat Bauran Pemasaran di RSUD.
diselesaikan dengan baik dan pelaksanaan Pengaruh langsung variabel Kualitas
prosedur administrasi masih terlalu panjang Pelayanan terhadap Kepuasan Pasien adalah
sehingga membuat pasien menilai belum puas. sebesar 20.48%. bahwa asesmen memiliki
nilai loading factor terbesar dibandingkan Bob Sabran. 2009. Manajemen Pemasaran
dengan dimensi lain yaitu sebesar 0,7917 Jilid 1, edisi Ketiga Belas, Penerbit.
dengan kontribusi sebesar 62,68 persen. Hal ini Erlangga, Jakarta.
menunjukan bahwa Asesmen merupakan factor Boyd,Walker and Larreche, alih bahasa Imam
pembentuk variable Kualitas Pelayanan Nurmawan, 2000, Manajemen
terbesar, hal ini mengindikasikan bahwa Pemasaran Suatu Pendekatan
dengan asesmen yang baik merupakan Strategis Dengan Orientasi Global
keunggulan dari Variabel Kualitas Pelayanan Jilid I. Alih bahasa: Imam
di RSUD. Variabel Kepercayaan Pasien Nurmawan.Jakarta: Erlangga
dipengaruhi secara positif oleh variabel Buchari, Alma 2007. Manajemen Pemasaran
Kepuasan Pasien dengan koefisien jalur dan Pemasaran Jasa, Edisi Keenam.
sebesar 0.9298, artinya jika Kepuasan Pasien Alfabeta : Bandung
meningkat maka Kepercayaan Pasien akan Chan. 2003. Relationship Marketing: Inovasi
meningkat sebesar koefisien jalur tersebut Pemasaran yang Membuat.
yaitu sebesar 0.9298 atau setiap peningkatan Pelanggan Bertekuk Lutut, Cetakan
dari Kepuasan Pasien akan memberikan Kedua, Jakarta: Penerbit Gramedia.
kontribusi terhadap peningkatan Kepercayaan Craven, David W, & Piercy. 2009. Strategic
Pasien sebesar 0.9298 satuan, kontribusi Marketing, Sixth Edition, Irwin-
sebesar 86,45 persen, diperoleh hasil bahwa McGraw-Hill
Pelayanan Perawat memiliki nilai loading Diosi Budi Utama. 2007. Membangun Merek,
faktor terbesar dibandingkan dengan dimensi Membentuk Kepercayaan Konsumen
lain yaitu sebesar 0,7646 dengan kontribusi Eko Siswoyo. 2013. Service Quality and
sebesar 58,46 persen. Hal ini menunjukan Customer Loyalty
bahwa Pelayanan Perawat merupakan faktor
pembentuk variable Kepuasan Pasien terbesar, Farida Jasfar. 2005. Manajemen Jasa
hal ini mengindikasikan bahwa RSUD telah Pendekatan Terpadu, Ciawi Bogor,
memiliki Pelayanan Perawat yang baik. Ghalia.
Meskipun demikian masih terdapat beberapa Ferrinadewi. 2008. Merek dan Psikologi
factor yang belum optimal dan bisa disebut Konsumen. Jakarta: Graha
kelemahan dalam variable Kepuasan Pasien Fitriati dan Cahyani. 2008. Basic. Marketing
dengan nilai loading faktor yang paling kecil : A Global-Managerial Edisi 16.
yaitu Pelayanan Konsumsi, dengan nilai Salemba Empat
loading factor 0,4056 dengan kontribusi Garreth Jones & Mary Mathew. 2009.
sebesar 16,45 persen. Hal ini mengindikasikan Organizational Theory, Design and
bahwa RSUD masih belum memiliki Change, 5th Edition. Dorling
Pelayanan Konsumsi yang baik. Kindersley, Delhi
Gaspersz. 2002. Pedoman Implementasi
REFERENSI Program Six Sigma”, Jakarta, PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Barnes, James, G. 2003. Secrets of Customers Gibson, Jims, Ivancevich, Donnely. 2000.
Relationship Management. ANDI. Organizations Edition Business,
Yogyakarta. Publications, Inc
Bateman & Snell. 2004. Management : The Griffin Jill, 2005. Customer Loyalty, Library
New. Competitive Landscape. Sixth of Congress catalog-publication
Edition. McGraw Hill. data.
Best R. 2009. Market Baset Management : Gronross. 2007. Service Management and
Strategies for Growing Customer Marketing “Customer. Management
Value and Profitability. New Jersey : in Service
Pearson Education, Inc Gummerus Shaiful, Rahman, Khokhar. 2006.
Technology and Retailing and
Consumer Services
Handoko, T. Hani, 2011, Manajemen Othman & Owen. 2001. Adopting And
Personalia dan Sumber Daya Measure Customer Service Quality
Manusia, Penerbit BPFE, Yogyakarta (SQ) in. Islamic Banks: A Case
Hasan. 2009. Marketing. Jakarta : Media Study
Presindo. Payne, Andrian. 2000. Pemasaran Jasa.
Hawkins, Best, Coney. 2004. Consumer Diterjemahkan oleh Fandy Tjiptono.
Behavior, Building Marketing Y ogyakarta: Andi.
Strategy International Edition, Mc Peppers & Rogers. 2004. Managing
Graw Hill Companies, Inc Customer Relationship, Canada
Henry Purnomo. 2011. Pengaruh Faktor Po-Young Chu, Gin-Yuan Lee, Yu Chao.
Individual Wisatawan & Kinerja 2012. Service Quality,Customer
Bauran Pemasaran Terhadap Nilai Satisfaction, Customer Trust and
Jasa Pariwisata Alam Loyalty in An Banking Context .
Husaini, Usman. 2008. Manajemen: Teori, Rangkuti, Freddy, 2003, Measuring
Praktik dan Riset Pendidikan – Ed.2,. Customer Satisfication. PT
Cet.1. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Kartajaya, 2009, New Wave Marketing, The Ratih Hurriyati. 2010. Manajemen Corporate
World is Still. Round The Market is dan Strategi Pemasaran Jasa
Already Flat.Gramedia. Indonesia Pendidikan. Alfabeta. Bandung.
Kotler, and Keller, 2009, Marketing Robbins S.P , Mary Coulter , 2012.
Management, Edisi Terjemahan 13 th Management, Alih Bahasa oleh :
Edition, Pearson International Edition. Bob Sabran,M.M, Manajemen, Jilid
Lovelock, Christopher.H dan Wright, 1, Edisi Kesepuluh ,Penerbit
Lauren.K. 2004. Manajemen Erlangga Jakarta
Pemasaran Jasa.Indeks.Hal 102 Robbins S.P , Mary Coulter , 2009.
Lovelock dan Lauren K, Wright. 2007. Management, Alih Bahasa oleh :
Manajemen Pemasaran Jasa, alih Bob Sabran,M.M, Manajemen, Jilid
Bahasa agus Dwiyantoro, Cetakan 1, Edisi Kesepuluh ,Penerbit
Kedua . PT Indeks. Jakarta. Erlangga Jakarta.
Lovelock, H Cristopher and Wright K Lauren, ---------, 2009. Management, Alih Bahasa
2007. Service Marketing. oleh : Bob Sabran, Manajemen, Jilid
Lupioyadi, R. & Hamdani. 2006. Manajemen 2, Edisi Kesepuluh ,Penerbit
Pemasaran Jasa. Teori dan Praktek Erlangga. Jakarta
(Service Marketing Management: Robbins S.P , Mary Coulter , 2009.
Theory and Practice). Salemba Empat. Management, Alih Bahasa oleh :
Jakarta Bob Sabran,M.M, Manajemen, Jilid
Mcllroy & Barnet. 2000. Building Customer 1, Edisi Kesepuluh ,Penerbit
Relationships: Do Discount Cards. Erlangga Jakarta
Work ?, Jakarta Rofiq. 2007. Pengaruh Dimensi Kepercayaan
Mullins John W et al and Orville C. Walker (Trust) Terhadap Partisipasi
JR. 2010. Marketing Management: A Pelanggan. E-Commerce Studi
strategic Decision-Making Approach. Schiffman, Leon dan Leslie Lazar Kanuk.
Seven Edition. New York. McGraw- 2010. PerilakuKonsumen. Edisi
Hill ketujuh. Cetakan keempat.
Norasiah. 2009. Management Event. Bandung: PTIndeks. Jakarta.
Alfabeta Solihin, Ismail. 2009. Pengantar
Nursya’bani Purnama. 2006. Manajemen Manajemen. Erlangga. Jakarta.
Kualitas: Perspektif Global. Solomon, Marshall and Stuart, 2009,
Yogyakarta Marketing, real people, real choices
Sugiyono. 2011. Statistik untuk Penelitian.
Bandung : Alphabeta
Tandjung J. Widjaya. 2004. Marketing
Management (Pendekatan pada nilai-
nilai Pelanggan). Bayumedia.
Bandung.
Tjiptono Fandy & Gregorius, Dadi. 2006.
Pemasaran Strategis. Yogyakarta :
Andi Offset
Tjiptono, Fandy dan Chandra, 2005, Total
Quality Management, Edisi Revisi,
Penerbit Andi Offset, Yogyakarta
Usmara, 2003, Strategi Beru Manajemen
Pemasaran, cetakan pertama. Amara
Books. Yogyakarta
Widjaja, 2009, Akuntansi Manajemen,
Harvindo, Jakarta
Yazid. 2008. Pemasaran Jasa dan Konsep
Implementasi. Cetakan Keempat.
Ekosia Kampus Fakultas Ekonomi
UII. Yogyakarta.
Yamid, Zulian. 2005. Manajemen Produksi
dan Operasi. BPFE. Yogyakarta.
Zeithaml, Valerie A., and Marie Jo Bitner.
2011. Service Marketing.
McGrawhill:New York.
Zeithaml et al. 1996. “Measuring the quality of
relationship in customer service: An
empirical study”, Journal of
Marketing
Zeithaml, Valarie A. and Bitner, Mary Jo.
2006 Service Marketing. McGrawHill
Inc, Int’l Edition, New York, p.85

Potrebbero piacerti anche