Sei sulla pagina 1di 10

KARAKTERISTIK PENDERITA SIROSIS HATI YANG DIRAWAT

INAP DI RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN


TAHUN 2016-2018

Aulia Abidzah1, Jemadi2


1
Mahasiswa Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat USU
2
Dosen Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat USU

Jl. Universitas No.21 Kampus USU Medan, 20155


Email : auliaabidzah@gmail.com

ABSTRACT

Liver cirrhosis is still a health problem in the world and acts as the biggest cause of death in
sufferers including in Indonesia. In the world, in 2015 liver cirrhosis caused deaths totaling 462,690
people in the world or around 7 cases per 100,000 population. Liver cirrhosis causes ninth death in the
United States (1.2%).In 2015, liver cirrhosis in Indonesia was ranked in the top 10 causes of premature
death which was equal to 2.1 per 100,000 population. This study aims to determine the characteristics of
hospitalized liver cirrhosis patients in Medan Hajj Hospital in 2016-2018 with a case series design. Data
were analyzed using Chi Square test, T-test, Anova test, Mann Whitney test, and Kruskal Wallis test.
Patients with liver cirrhosis with the highest proportion in the age group> 40 years (91.5%), male sex
(60.2%), Islam (94.9%), high school education / equivalent (34.7%) , entrepreneurial work (26.3%),
Medan city origin (53.4%), enlarged clinical symptoms of the stomach, nausea and weakness (27.1%),
decompensated classification (73.7%), previous hepatitis history B (57.6%), the status of complications
(73.7%), the type of complications of hypersplenism (7.8%), the source of BPJS costs (84.7%), the average
length of stay was 8.88 days (9 days ), condition when returning home outpatient (81.4%), patients with
liver cirrhosis in 2016 amounted to (41.5%). There was no significant difference between the proportion of
age based on the classification of liver cirrhosis (p = 0.721), there was no significant difference between
the proportion of classification based on sex (p = 0.717), there was no significant difference between the
proportion of sex based on the condition when going home (p = 0.187), there was no significant difference
between the proportion of claification based on the condition at home (0.510), there was no significant
difference between the average length of stay based on the classification of liver cirrhosis (p = 0.659),
there was no significant difference between the average length of treatment based on complication status
(p = 0.659), there was a significant difference between the average length of stay based on the condition at
home (p = 0.025).It is expected that patients with cirrhosis of the liver will continue to adhere to medical
advice from doctors, provide understanding to families of patients about risk factors for cirrhosis of the
liver, and prevent cirrhosis of the liver, one of which can be prevented with hepatitis B vaccine.

Keywords : Liver Cirrhosis, Characteristics of Patients

Pendahuluan produktif secara sosial dan ekonomis”


World Health Organization (WHO) (Kemenkes RI, 2009).
menyatakan definisi sehat adalah “Kondisi fisik, Berubahnya paradigma masyarakat dari
mental,dan sosialyang lengkap dan bukan sekadar agraris menjadi industri, mempengaruhi pola
tidak adanya penyakit atau kelemahan” (World hidup masyarakat dalam kesehariannya, juga
Health Organization [WHO], 1947). Kemudian memicu peningkatan penyakit yaitu penyakit
sehat menurut UU Kesehatan No 36 Tahun 2009 tidak menular. Penyakit tidak menular (PTM)
adalah “Suatu keadaan sehat, baik secara fisik, penyebab kematian terbanyak di Indonesia,
mental, spiritual, maupun sosial yang dimana penyakit menular masih merupakan
memungkinkan setiap orang untuk hidup masalah kesehatan penting dan dalam waktu yang

1
bersamaan morbiditas dan mortalitas PTM makin C sering dikaitkan dengan kejadian sirosis hati,
meningkat merupakan beban ganda dalam sedangkan sirosis akibat konsumsi alkohol
pelayanan kesehatan, dan ini merupakan berlebih sangat minim terjadi dibandingkan
tantangan yang harus dihadapi dalam dengan negara barat. Hasil penelitian di Indonesia
pembangunan bidang kesehatan di Indonesia, menyatakan virus hepatitis B sebagai penyebab
salah satunya adalah penyakit hati (Kemenkes, sirosis sebesar 40-50%, serta virus hepatitis C
2011). sebesar 30-40%, sedangkan 10-20% penyebabnya
Penyakit hati yang sering terjadi salah tidak diketahui dan termasuk kelompok virus
satunya adalah hepatitis, namun hanya hepatitis bukan B dan C (Nurdjanah,2009).
B, C, dan D kronis yang dapat mengakibatkan Pada tahun 2017, South East Asia
sirosis hati (kerusakan hati secara kronis) jika Regional Office (SEARO) melaporkan sekitar 39
tidak mendapatkan pengobatan yang tepat atau juta orang di Asia Tenggara adalah pembawa
tanpa pengobatan. Sirosis hati masih menjadi hepatitis B, sedangkan pembawa hepatitis C
masalah kesehatan di dunia dan berperan sebagai sekitar 10 juta (WHO, 2017). Riskesdas tahun
penyebab kematian terbesar pada penderitanya. 2013 mencatat bahwa prevalensi hepatitis sebesar
Berdasarkan data WHO, di tahun 2015 0,2% di Indonesia dan pada tahun 2018 sebesar
sirosis hati penyebab kematian berjumlah 0,4% itu berarti mengalami kenaikan yang juga
462.690 orang di dunia atau sekitar 7 kasus per memicu kejadian sirosis hati (Riskesdas, 2018).
100.000 penduduk (WHO, 2017). Sirosis hati Diperkirakan proporsi sirosis hati di
penyebab kematian peringkat kesembilan di Indonesia adalah 3,5% dari seluruh pasien
Amerika Serikat (1,2%) (Kusumobroto, 2012). penyakit dalam atau rata-rata proporsi 47,4% dari
Selanjutnya di Asia Tenggara, diperkirakan 65% seluruh penyakit hati yang dirawat (Sulaiman,
kasus sirosis hati disebabkan oleh hepatitis 2012). Di pulau Jawa dan Sumatera, pasien rawat
(WHO, 2015). Pada tahun 2015, sirosis hati di inap bagian penyakit dalam sebagian besar yaitu
Indonesia berada dalam peringkat 10 besar pasien sirosis hati, dengan proporsi antara 3,6 –
penyebab kematian dini yaitu sebesar 2,1 per 8,4%. Perbandingan kejadian sirosis hati antara
100.000 penduduk (WHO, 2017). Sedangkan pria dengan wanita yaitu sebesar 2,1:1 dan
penyakit sirosis hati di Indonesia dengan etiologi umumnya terjadi pada usia di atas 40 tahun
HBV (hepatitis B virus) menyebabkan kematian (Kusumobroto, 2012).
sebesar 57% (17.100 orang) dari 30.000 kematian Penelitian Arda di RS Martha Friska
dan etiologi HCV sebesar 67% (10.050 orang) Medan pada tahun 2006-2010 terdapat 120 orang
dari 15.000 kematian (WHO, 2016). penderita sirosis hati dengan jumlah kematian 32
Sirosis hati paling banyak disebabkan oleh orang dengan CFR 26,6%.
penyalahgunaan alkohol dan riwayat penyakit Penelitian di RSUP Haji Adam Malik
hepatitis B, C, dan D yang lama-kelamaan dapat Medan tahun 2012 ditemukan pasien penderita
berkembang menjadi sirosis hati. Komplikasi sirosis hati sebanyak 102 orang dengan CFR
yang berat dan kematian umumnya terjadi pada 12,7%.
pasien dengan sirosis yang berkembang pada 15- Ditemukan 118 penderita sirosis hati
20% pasien yang terinfeksi hepatitis B, C, dan D tahun 2016-2018 dari survei pendahuluan di RSU
(Sulaiman, 2012). WHO menyatakan sirosis Haji Medan.
sebagai proses kelainan hati bersifat menyebar Berdasarkan penguraian latar belakang di
atau disebut difus bercirikan terbentuknya atas, perlu dilakukan penelitian mengenai
jaringan ikat fibrosa yang berlebihan pada suatu karakteristik penderita sirosis hati yang dirawat
organ atau jaringan akibat proses peradangan atau inap di Rumah Sakit Umum Haji Medan tahun
penyembuhan, dan bentuk hati yang tidak normal 2016-2018.
akibat munculnya nodul semacam benjolan pada
permukaan hati. Kerusakan hati dapat berlanjut Perumusan Masalah
dalam waktu yang cukup lama. Khususnya bagi Belum diketahui karakteristik penderita
pasien hepatitis C, dalam waktu sekitar 40 tahun sirosis hati yang dirawat inap di Rumah Sakit
proses hepatitis kroniknya berubah ke arah sirosis Umum Haji Medan tahun 2016-2018.
(Kusumobroto, 2012). Tujuan Penelitian
Di Indonesia, infeksi virus hepatitis B dan Tujuan Umum

2
Mengetahui karakteristik penderita sirosis Sakit Umum Haji Medan yang dilaksanakan
hati yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum mulai bulan Oktober 2018 sampai dengan Mei
Haji Medan tahun 2016-2018. 2019.Populasi penelitian ini adalah semua data
Tujuan Khusus semua pasien penderita sirosis hati yang dirawat
a. Mengetahui distribusi proporsi penderita inap di Rumah Sakit Umum Haji Medan tahun
sirosis hati berdasarkan sosiodemografi 2016-2018 sebanyak 118 orang, dimana seluruh
(umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, populasi merupakan sampel penelitian. Data yang
pekerjaan, tempat tinggal/ asal daerah). digunakan berupa data sekunder yang diperoleh
b. Mengetahui distribusi proporsi penderita dari rekam medis yang kemudian diolah
sirosis hati berdasarkan gejala klinis. menggunakan bantuan komputer dan dianalisa
c. Mengetahui distribusi proporsi penderita dengan uji deskriptif dan uji Chi-Square, uji T-
sirosis hati berdasarkan klasifikasi sirosis hati. test, uji Mann Whitney, uji Anova, dan uji Kruskal
d. Mengetahui distribusi proporsi penderita Wallis. Kemudian disajikan dalam bentuk narasi,
sirosis hati berdasarkan riwayat penyakit tabel distribusi, diagram pie, dan diagram batang.
terdahulu.
e. Mengetahui distribusi proporsi penderita Hasil dan Pembahasan
sirosis hati berdasarkan status komplikasi. Tabel 1. Distribusi Proporsi Penderita Sirosis
f. Mengetahui distribusi proporsi penderita Hati Berdasarkan Sosiodemografi yang Dirawat
sirosis hati berdasarkan jenis komplikasi. Inap di Rumah Sakit Umum Haji Medan Tahun
g. Mengetahui distribusi proporsi penderita 2016-2018
sirosis hati berdasarkan sumber biaya. Karakteristik Sosiodemografi Jumlah Persen
h. Mengetahui lama rawatan rata-rata penderita (Orang)
Umur
sirosis hati.
≤ 40 tahun 10 8,5
i. Mengetahui distribusi proporsi penderita > 40 tahun 108 91,5
sirosis hati berdasarkan keadaan sewaktu Jenis Kelamin
pulang. Laki-laki 71 60,2
j. Mengetahui proporsi kesakitan dan kematian Perempuan 47 39,8
penderita sirosis hati setiap tahun (Case Agama
Islam 112 94,9
Fatality Rate) berdasarkan tahun. Kristen Protestan 6 5,1
k. Mengetahui distribusi proporsi umur Pendidikan
penderita sirosis hati berdasarkan klasifikasi Tidak tamat SD 1 0,9
sirosis hati . SD/Sederajat 39 33,1
l. Mengetahui distribusi proporsi klasifikasi SLTP/Sederajat 27 22,9
SLTA/Sederajat 41 34,7
sirosis hati berdasarkan jenis kelamin. D3 3 2,5
m. Mengetahui distribusi proporsi jenis kelamin Sarjana 7 5,9
berdasarkan keadaan sewaktu pulang. Pekerjaan
n. Mengetahui distribusi proporsi klasifikasi Pegawai Negeri Sipil 19 16,1
sirosis hati berdasarkan keadaan sewaktu Pegawai Swasta 23 19,5
Wiraswasta 31 26,3
pulang. Petani 9 7,6
o. Mengetahui lama rawatan rata-rata penderita Ibu Rumah Tangga 30 25,4
sirosis hati berdasarkan klasifikasi sirosis Lain-lain 6 5,1
hati. Asal Daerah
p. Mengetahui lama rawatan rata-rata penderita Kota Medan 63 53,4
Luar kota Medan 55 46,6
sirosis hati berdasarkan status komplikasi.
q. Mengetahui lama rawatan rata-rata penderita Berdasarkan tabel 1 di atas, dapat dilihat
sirosis hati berdasarkan keadaan sewaktu bahwa proporsi tertinggi penderita sirosis hati
pulang. yang dirawat inap berdasarkan umur adalah
kelompok umur >40 tahun yaitu sebesar 91,5%
Metode Penelitian (108 orang), sedangkan proporsi kelompok umur
Penelitian yang digunakan adalah ≤40 tahun adalah 8,5% (10 orang).
penelitian deskriptif dengan menggunakan desain Penyakit ini merupakan penyakit hati
case series. Penelitian ini dilakukan di Rumah kronik yang muncul seiring bertambahnya usia.
Gejala dan tanda penyakit ini baru akan muncul

3
bertahun-tahun kemudian setelah penderita Tabel 2. Distribusi Proporsi Penderita Sirosis Hati
terpapar faktor risiko dalam waktu yang cukup Berdasarkan Gejala Klinis yang Dirawat Inap di
lama ataupun pernah mengalami penyakit hati Rumah Sakit Umum Haji Medan Tahun 2016-
seperti hepatitis B dan D, hepatitis C, maupun 2018
penyakit hati lainnya. Gejala Klinis Jumlah Persen
Proporsi tertinggi penderita sirosis hati (Orang)
Perut membesar, mual, lemas 32 27,1
rawat inap berdasarkan jenis kelamin adalah laki- Ikterus (mata dan kulit kuning) 10 8,5
laki sebesar 60,2% (71 orang),sedangkan proporsi Nyeri perut kanan atas 31 26,3
pada jenis kelamin perempuan sebesar 39,8% (47 BAB hitam dan berdarah 18 15,3
orang). Sesak nafas dan demam 10 8,5
Penderita sirosis hati lebih banyak dialami Asites dan edema 11 9,3
Lebih dari 1 gejala klinis 6 5,1
laki-laki kemungkinan disebabkan karena laki-
laki memiliki mobilitas yang lebih tinggi dan Berdasarkan tabel 2 di atas, dapat lihat
cenderung dengan perilaku berisiko untuk terkena bahwa proporsi tertinggi penderita sirosis hati
hepatitis B yang jika kronis akan menyebabkan rawat inap berdasarkan gejala klinis adalah perut
sirosis hati. Disamping itu sebagian besar laki- membesar, mual, dan lemas sebesar 27,1% (32
laki memiliki kebiasaan mengonsumsi alkohol orang), sedangkan proporsi terendah yaitu lebih
dalam waktu yang lama yang akan menyebabkan dari 1 gejala klinis 51% (6 orang).
sirosis hati (Mahsud I, dkk, 2007). Perut semakin membuncit karena
Proporsi tertinggi penderita sirosis hati penimbunan cairan secara abnormal dirongga
rawat inap berdasarkan agama adalah Islam perut. Seperti diketahui hati mempunyai peranan
sebesar 94,9% (112 orang). penting dalam memproduksi protein plasma yang
Hal ini terjadi kemungkinan karena pasien beredar dalam pembuluh darah. Keberadaan
yang datang berobat ke Rumah Sakit protein plasma terutama albumin yaitu untuk
UmumHajiMedan mayoritas beragama Islam. menjaga volume plasma dan mempertahankan
Proporsi tertinggi penderita sirosis hati rawat inap tekanan koloid osmotic dari plasma. Ketika
berdasarkan pendidikan adalah SLTA/Sederajat fungsi hati menurun akibatnya tekanan osmotic
sebesar 34,7% (41 orang), sedangkan proporsi dalam vaskuler berubah sehingga mengalami
terendah yaitu Tidak tamat SD (tidak sekolah) peningkatan aliran limfatik hepatik.
sebesar 0,9% (1 orang). Seiring dengan itu akan terjadi penurunan
Hal ini kemungkinan disebabkan karena tekanan onkotic dari vaskuler yang
penderita yang datang berobat ke Rumah Sakit mengakibatkan peningkatan tekanan sinusoidal,
Umum Haji Medan mayoritas berpendidikan cairan masuk keperisinusoidal selanjutnya masuk
SLTA/Sederajat. ke dalam pembuluh limfe. Namun pada saat
Proporsi tertinggi penderita sirosis hati keadaan ini melampaui kemampuan dari cisterna
rawat inap berdasarkan pekerjaan adalah chyli, cairan keluar ke insterstitial hati. Cairan
wiraswasta sebesar 26,3% (31 orang), sedangkan yang berada pada kapsul hati dapat menyebrang
proporsi terendah yaitu lain-lain sebesar 5,1 % (6 keluar memasuki kavum peritonium dan hal
orang). inilah yang mengakibatkan asites. Maka garam
Hal ini kemungkinan disebabkan karena dan air akan lebih banyak tertahan, cairan akan
mayoritas pekerjaan penderita yang berobat ke berakumulasi dalam rongga perut antara dinding
Rumah Sakit Umum Haji Medan adalah perut dan organ-organ perut. Hal ini
wiraswasta. menyebabkan pembengkakan perut ,
Proporsi tertinggi penderita sirosis hati ketidaknyamanan perut,dan berat badan yang
rawat inap berdasarkan asal daerah adalah Kota meningkat (Price, S.A, 2006).
Medan sebesar 53,4% (63 orang), sedangkan
proporsi asal daerah luarKota Medan sebesar Tabel 3. Distribusi Proporsi Penderita Sirosis
46,6% (55 orang). Hati Berdasarkan Klasifikasi yang Dirawat Inap
Hal ini kemungkinan disebabkan karena di Rumah Sakit Umum Haji Medan Tahun 2016-
rumah sakit tersebut berada di kota Medan 2018
Klasifikasi Jumlah (Orang) Persen
sehingga pengunjung yang datang berobat Kompensata 31 26,3
sebagian besar berasal dari kota Medan. Dekompesata 87 73,7

4
Berdasarkan tabel 3 di atas, dapat dilihat penelitian Sibuea (2012) di RSUP Haji Adam
bahwa proporsi tertinggi penderita sirosis hati Malik Medanmenyatakan proporsi tertinggi
rawat inap berdasarkan klasifikasi sirosis hati penderita sirosis hati berdasarkan status
adalah dekompensata sebesar 73,7% (87 orang), komplikasi adalah ada komplikasi sebanyak
sedangkan proporsi kompensata sebesar 26,3% 72,4%.
(31 orang).
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil Tabel 6. Distribusi Proporsi Penderita Sirosis
penelitian Malau (2011) diRumah Sakit Martha Hati Berdasarkan Jenis Komplikasi yang Dirawat
Friska Medan tahun 2006-2010 yang menyatakan Inap di Rumah Sakit Umum Haji Medan Tahun
bahwa proporsi tertinggi penderita sirosis hati 2016-2018
berdasarkan klasifikasiadalah dekompensata Jenis Komplikasi Jumlah Persen
90,8%. (Orang)
Edema dan Asites 11 9,3
Peritonitis Bakterial Spontan 3 2,5
Tabel 4. Distribusi Proporsi Penderita Sirosis Perdarahan Varises Esophagus 17 14,4
Hati Berdasarkan Riwayat Penyakit Terdahulu Ensefalopati Hepatik 9 7,6
yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Haji Sindrom Hepatorenal 10 8,5
Medan Tahun 2016-2018 Sindrom Hepatopulmoner 10 8,5
Riwayat Penyakit Jumlah (Orang) Persen Hipersplenisme 21 17,8
Terdahulu Hepatoma (Kanker Hati) 6 5,1
Hepatitis B 68 57,6 Tidak Ada/Tidak Tercatat 31 26,3
Hepatitis C 19 16,1 Berdasarkan tabel 6 di atas, dapat dilihat
Hemochromatosis 10 8,5 bahwa proporsi tertinggi penderita sirosis hati
Galactosemia 8 6,8 rawat inap berdasarkan jenis komplikasi adalah
DM Tipe II 7 5,9 hipersplenisme sebesar 17,8% (21 orang), dan
Tidak Tercatat 6 5,1
proporsi terendah yaitu peritonitis bakterial
Berdasarkan tabel 4 di atas, dapat dilihat
spontan sebesar 2,5% (3 orang).
bahwa proporsi tertinggi penederita sirosis hati
Komplikasi hipersplenisme menyebabkan
rawat inap berdasarkan riwayat penyakit
gangguan pada limpa. Penyaringan sel darah
terdahulu adalah hepatitis B sebesar 57,6% (68
yang sudah tua merupakan fungsi limpa.
orang), diikuti hepatitis C sebesar 16,1% (19
Gabungan darah dari limpa dan dari usus
orang), dan proporsi terendah adalah dengan
bergerak menuju vena porta. Akibat sirosis,
riwayat penyakit terdahulu DM tipe II sebesar
tekanan vena porta meningkat sehingga menutup
5,9% (6 Orang).
aliran darah dari limpa membuat limpa membesar
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
serta nyeri perut disebut splenomegali.
penelitian Sibuea (2012) diRSUP Haji Adam
Selanjutnya menyebabkan jumlah sel darah dan
Malik Medan yang menyatakan bahwa proporsi
trombosit menurun mengakibatkan anemia,
tertinggi penderita sirosis hati berdasarkan
leukopenia, dan trombositopenia membuat
riwayat penyakit terdahulu adalah hepatitis B
keseimbangan tubuh terganggu (Kusumobroto,
sebesar 57,8%.
2012).
Tabel 5. Distribusi Proporsi Penderita Sirosis
Tabel 7. Distribusi Proporsi Penderita Sirosis
Hati Berdasarkan Status Komplikasi yang
Hati Berdasarkan Sumber Biaya yang Dirawat
Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Haji Medan
Inap di Rumah Sakit Umum Haji Medan Tahun
Tahun 2016-2018
Status Komplikasi Jumlah (Orang) Persen
2016-2018
Sumber Biaya Jumlah (Orang) Persen
Ada 87 73,7
Tidak ada 31 26,3 BPJS 100 84,7
Berdasarkan tabel 5 di atas, dapat dilihat Biaya Sendiri 9 7,6
Lain-lain 9 7,6
bahwa proporsi tertinggi penderita sirosis hati
berdasarkan status komplikasi yaitu ada Berdasarkan tabel 7 di atas, dapat dilihat
komplikasi sebesar 73,7% (87 orang), sedangkan bahwa proporsi tertinggi pasien sirosis hati rawat
proporsi tidak ada komplikasi sebesar 2,3% (31 inap berdasarkan sumber biaya adalah Badan
orang). Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) sebesar
Hasil penelitian ini sejalan dengan 84,7% (100 orang), sedangkan pasien yang

5
menggunakan biaya sendiri dan lain-lain orang), meninggal dengan proporsi 16,1% (19
memiliki proporsi yang sama masing-masing orang), dan proporsi pulang atas permintaan
sebesar 7,6 % (9 orang). sendiri sebesar 2,5% (3 orang).
Tingginya proporsi penderita sirosis hati Proporsi penderita sirosis hati pulang
dengan sumber biaya BPJS kemungkinan berobat jalan lebih tinggi kemungkinan karena
disebabkan karena Rumah Sakit Umum Haji telah mendapat pengobatan dan perawatan yang
Medan merupakan salah satu rumah sakit yang akurat sehingga kondisi pasien memungkinkan
menerima pasien dengan BPJS. untuk dibawa pulang untuk berobat jalan dengan
persetujuandokter.
Tabel 8. Lama Rawatan Rata-rata Penderita
Sirosis Hati yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Tabel 10. Distribusi Proporsi Angka Kesakitan
Umum Haji Medan Tahun 2016-2018 dan Kematian Penderita Sirosis Hati Berdasarkan
Lama Rawatan Rata-rata (hari) Tahun yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum
Mean Standar 95% CI Min Maks Haji Medan Tahun 2016-2018
Deaviasi Tahun Jumlah Sirosis Jumlah CFR
(SD) Hati Kematian (%)
8,88 4,841 8,00 – 1 26 n %
9,76 2016 49 41,5 12 24,5
2017 42 35,6 4 9,5
Berdasarkan tabel 8 di atas, dapat dilihat 2018 27 22,9 3 11,1
bahwa lama rawatan rata-rata penderita sirosis Berdasarkan tabel 10 di atas, dapat dilihat
hati adalah 8,88 hari (9 hari) dengan Standar bahwa proporsi tertinggi penderita sirosis hati
Deviasi 4,841 hari. Lama rawatan minimum yang dirawat inap di RSU Haji Medan adalah
adalah 1 hari dan lama rawatan maksimum adalah pada tahun 2016 sebesar 41,5% (49 orang) dan
26 hari. proporsi terendah yaitu pada tahun 2018 sebesar
Pasien sirosis hati yang paling lama 22,9% (27 orang).
dirawat 26 hari berjumlah 1 orang dengan jenis Case Fatality Rate(CFR) pada tahun 2016
kelamin laki-laki, pekerjaan sebesar 24,5%, selanjutnya tahun 2017 sebesar
PNS/TNI/POLRI/Pensiunan dengan gejala klinis 9,5%, dan tahun 2018 sebesar 11,1%. Sehingga,
perut membesar, mual, dan lemas, riwayat dapat diartikan proporsi kematian tertinggi terjadi
penyakit terdahulu hepatitis B, jenis komplikasi pada tahun 2016 (24%) dengan jumlah kematian
ensefalopatik hepatik, sumber baiya BPJS, 12 orang dari 49 pasien sirosis hati.
keadaan sewaktu pulang meninggal.
Penderita sirosis hati yang dirawat hanya Tabel 11. Distribusi Proporsi Umur Penderita
1 hari berjumlah 2 orang dengan jenis kelamin Sirosis Hati Berdasarkan Klasifikasi Sirosis Hati
laki-laki, pekerjaan wiraswasta, gejala klinis BAB yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Haji
hitam dan berdarah 1 orang dan perut membesar, Medan Tahun 2016-2018
mual, dan lemas 1 orang, komplikasi pendarahan Klasifikasi Umur Penderita Jumlah
eshopagus dan ensepalofati hepatik, dan pulang Sirosis Hati ≤ 40 > 40
dalam keadaan meninggal. tahun tahun
n % n % n %
Kompensata 3 9,7 28 90,3 31 100,0
Tabel 9. Distribusi Proporsi Penderita Sirosis Dekompesata 7 8,0 80 92,0 87 100,0
Hati Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang yang Berdasarkan tabel 11 di atas, dapat dilihat
Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Haji Medan bahwa proporsi penderita sirosis hati dengan
Tahun 2016-2018 klasifikasi kompensata pada kelompok umur ≤ 40
Keadaan Sewaktu Jumlah (Orang) Persen
Pulang
tahun adalah 9,7% sedangkan pada kelompok
PBJ 96 81,4 umur >40 tahun yaitu 90,3%. Proporsi penderita
PPS 3 2,5 sirosis hati dengan klasifikasi dekompensata pada
Meninggal 19 16,1 kelompok umur ≤ 40 tahun sebesar 8,0%
sedangkan pada kelompok umur >40 tahun
Berdasarkan tabel 9 di atas, dapat dilihat
sebesar 92,0%.
bahwa proporsi tertinggi penderita sirosis hati
Analisis statistik menggunakan uji chi-
rawat inap berdasarkan keadaan sewaktu pulang
square diperoleh p > 0,05 dapat diartikan bahwa
adalah pulang berobat jalan sebesar 81,4% (96

6
tidak adaperbedaan yang bermakna antara Tabel 14. Distribusi Proporsi Klasifikasi Sirosis
proporsi umur penderita sirosis hati berdasarkan Hati Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang yang
klasifikasi sirosis hati. Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Haji Medan
Tahun 2016-2018
Tabel 12. Distribusi Proporsi Klasifikasi Sirosis Keadaan Klasifikasi Sirosis Hati Jumlah
Hati Berdasarkan Jenis Kelamin yang Dirawat Sewaktu
Kompens Dekompensa
Pulang
Inap di Rumah Sakit Umum Haji Medan Tahun ata ta
2016-2018 n % n % n %
Klasifikasi Jenis Kelamin Jumlah PBJ 25 26,0 71 74,0 96 100
Sirosis Hati Laki-laki Perempuan PPS 0 0,0 3 100,0 3 100
n % n % n % Meninggal 6 31,6 13 68,4 19 100
Kompensata 20 64,5 11 35,5 31 100 Berdasarkan tabel 14 di atas, dapat dilihat
Dekompesata 51 58,6 36 41,4 87 100 bahwa 96 penderita sirosis hati pulang berobat
Berdasarkan tabel 12 di atas, dapat dilihat jalan dengan proporsi klasifikasi kompensata
bahwa proporsi penderita sirosis hati dengan sebesar 26% dan klasifikasi dekompensata
klasifikasi kompensata pada laki-laki sebesar sebesar 74%. Selanjutnya 3 penderita sirosis hati
64,5% sedangkan perempuan sebesar 35,5%. pulang atas permintaan sendiri dengan proporsi
Proporsi penderita sirosis hati dengan klasifikasi klasifikasi kompensata sebesar 0% dan klasifikasi
dekompensata pada laki-laki sebesar 58,6% dekompensata sebesar 100%. Kemudian 19
sedangkan prempuan sebesar 41,4%. penderita sirosis hati meninggal dengan proporsi
Analisis statistik menggunakan uji chi- klasifikasi kompensata sebesar 31,6% dan
square diperoleh p > 0,05 dapat diartikan bahwa klasifikasi dekompensata sebesar 68,4%.
tidak adaperbedaan yang bermakna antara Analisis statistik menggunakan uji chi-
proporsi klasifikasi sirosis hati berdasarkan square diperoleh p > 0,05 dapat diartikan bahwa
jeniskelamin. tidak ada perbedaan yang bermakna antara
proporsi klaifikasi sirosis hati berdasarkan
Tabel 13. Distribusi Proporsi Jenis Kelamin keadaan sewaktu pulan
Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang yang
Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Haji Medan Tabel 15. Lama Rawatan Rata-rata Penderita
Tahun 2016-2018 Sirosis Hati Berdasarkan Klasifikasi Sirosis Hati
Keadaan Jenis Kelamin Jumlah yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Haji
Sewaktu Medan Tahun 2016-2018
Laki-laki Perempuan
Pulang Klasifikasi Sirosis Hati Lama Rawatan Rata-rata
n % n % n %
n Mean SD
PBJ 59 61,5 37 38,5 96 100 Kompensata 31 9,39 5,39
PPS 3 100,0 0 0,0 3 100 Dekompesata 87 8,70 4,64
Meninggal 9 47,4 10 52,6 19 100
Berdasarkan tabel 13 di atas, dapat dilihat Berdasarkan tabel 15 di atas, dapat dilihat
bahwa 96 penderita sirosis hati pulang berobat bahwa 31 penderita sirosis hati dengan klasifikasi
jalan dengan proporsi laki-laki 61,5% dan kompensata, lama rawatan rata-rata adalah 9,39
perempuan 38,5%. Selanjutnya 3 penderita sirosis hari (9 hari) dengan standar deviasi 5,39.
hati pulang atas permintaan sendiri dengan Kemudian dari 87 penderita sirosis hati dengan
proporsi laki-laki sebesar 100,0%. Kemudian 19 klasifikasi dekompensata, lama rawatan rata-rata
penderita sirosis hati meninggal yakni laki-laki adalah 8,70 hari (9 hari) dengan standar deviasi
dengan proporsi sebesar 47,4% dan perempuan 4,64.
52,6%. Berdasarkan hasil uji normalitas,
Analisis statistik menggunakan uji chi- diketahui data tidak berdistribusi normal sehingga
square diperoleh p > 0,05 dapat diartikan bahwa analisis statistik menggunakan uji Mann Whitney
tidak ada perbedaan yang bermakna antara dan diperoleh nilai p>0,05 (p=0,659). Hal ini
proporsi jenis kelamin berdasarkan keadaan menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang
sewaktu pulang. bermakna antara lama rawatan rata-rata
berdasarkan klasifikasi sirosis hati.

7
Tabel 16. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Kesimpulan dan Saran
Sirosis Hati Berdasarkan Status Komplikasi yang Kesimpulan
Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Haji Medan a. Proporsi tertinggi penderita sirosis hati
Tahun 2016-2018 berdasarkan sosiodemigrafi yaitu pada
Satutus Komplikasi Lama Rawatan Rata-rata kelompok umur >40 tahun yaitu sebesar
n Mean SD 91,5%, jenis kelaminlaki-laki sebesar
Ada 87 8,70 4,64 60,2%,agama Islam sebesar 94,9%,
Tidak Ada 31 9,39 5,39 pendidikanSLTA/Sederajat sebesar 34,7%,
pekerjaanwiraswasta sebesar 26,3%, dan asal
Berdasarkan tabel 16 di atas, dapat dilihat daerah Kota Medan sebesar 53,4%.
bahwa 87 penderita sirosis hati dengan status b. Proporsi tertinggi penderita sirosis hati
komplikasi ada, lama rawatan rata-rata adalah berdasarkan gejala klinis adalah perut
8,70 hari (9 hari) dengan standar deviasi 4,64. membesar, mual, dan lemas sebesar 27,1%.
Kemudian 31 penderita sirosis hati dengan status c. Proporsi tertinggi penderita sirosis hati
komplikasi tidak ada, lama rawatan rata-rata berdasarkan klasifikasi sirosis hati adalah
adalah 9,39 hari (9 hari) dengan standar deviasi dekompensata sebesar 73,7%.
5,39. d. Proporsi tertinggi penderita sirosis hati
Berdasarkan hasil uji normalitas, berdasarkan riwayat penyakit terdahulu
diketahui data tidak berdistribusi normal sehingga adalah hepatitis B sebesar 57,6%.
analisis statistik menggunakan uji Mann Whitney e. Proporsi tertinggi penderita sirosis hati
dan diperoleh nilai p>0,05 (p=0,659). Hal ini berdasarkan status komplikasi yaitu ada
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang komplikasi sebesar 73,7%.
bermakna antara lama rawatan rata-rata f. Proporsi tertinggi penderita sirosis hati rawat
berdasarkan status komplikasi. inap berdasarkan jenis komplikasi adalah
hipersplenisme sebesar 17,8%.
Tabel 17. Lama Rawatan Rata-rata Penderita g. Proporsi tertinggi pasien sirosis hati rawat
Sirosis Hati Berdasarkan Keadaan Sewaktu inap berdasarkan sumber biaya adalah Badan
Pulang yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) sebesar
Haji Medan Tahun 2016-2018 84,7%.
Keadaan Sewaktu Lama Rawatan Rata-rata h. Lama rawatan rata-rata penderita sirosis hati
Pulang n Mean SD adalah 8,88 hari (9 hari).
Pulang Berobat Jalan 96 9,34 4,45 i. Proporsi tertinggi penderita sirosis hati rawat
Pulang Atas 3 7,00 7,00 inap berdasarkan keadaan sewaktu pulang
Permintaan Sendiri 19 6,84 6,02
Meninggal adalah pulang berobat jalan sebesar 81,4%.
Berdasarkan tabel 17 di atas, dapat dilihat j. Proporsi tertinggi penderita sirosis hati yang
bahwa 96 penderita sirosis hati pulang berobat dirawat inap di RSU Haji Medan adalah pada
jalan, lama rawatan rata-rata adalah 9,34 hari (9 tahun 2016 sebesar 41,5%. Case Fatality Rate
hari) dengan standar deviasi 4,45. Selanjutnya 3 (CFR) Case Fatality Rate (CFR) berdasarkan
penderita sirosis hati pulang atas permintaan tahun berturut-turut adalah 24,5%, 9,5%, dan
sendiri, lama rawatan rata-rata adalah 7 hari 11,1%.
dengan standar deviasi 7. Kemuadian 19 k. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara
penderita sirosis hati meningga, lama rawatan proporsi umur penderita sirosis hati
rata-rata adalah 6,84 hari (7 hari) dengan standar berdasarkan klasifikasi sirosis hati (p=0,721).
deviasi 6,02. l. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara
Berdasarkan hasil uji normalitas, proporsi klasifikasi sirosis hati berdasarkan
diketahui data tidak berdistribusi normal sehingga jenis kelamin (p=0,717).
analisis statistik menggunakan uji Kruskal Wallis m. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara
dan diperoleh nilai p<0,05 (p=0,025). Hal ini proporsi jenis kelamin berdasarkan keadaan
menunjukkan bahwa ada perbedaan yang sewaktu pulang (p=0,187).
bermakna antara lama rawatan rata-rata n. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara
berdasarkan keadaan sewaktu pulang. proporsi klaifikasi sirosis hati berdasarkan
keadaan sewaktu pulang (0,510).

8
o. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara Kusumobroto, H.O. (2012). Buku Ajar Ilmu
lama rawatan rata-rata berdasarkan klasifikasi Penyakit Hati. (Eds Pertama Revisi),
sirosis hati (p=0,659). Sirosis Hati (pp. 347-356). Jakarta : Sagung
p. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara Seto.
lama rawatan rata-rata berdasarkan status Mahsud I, dkk. (2007). Hepatitis C: a leading
komplikasi(p=0,659). cause of chirrosis in patieents presenting
q. Ada perbedaan yang bermakna antara lama at Dhq Teaching Hospital. D.I. Khan.
rawatan rata-rata berdasarkan keadaan Biomedica.
sewaktu pulang (p=0,025). Mariana, Tere. (2017, Januari 4). Pengertian
Sirosis Hati. Diakses Februari 26, 2019,
Saran from https://www.dictio.id
a. Diharapkan kepada penderita sirosis hati agar Malau, Arda Sariani. (2011). Karakteristik
tetap mematuhi anjuran pengobatan dari Penderita Sirosis Hati Yang Dirawat
dokter serta menjaga pola makan dan diet Inap Di Rumah Sakit Martha Friska
yang benar sesuai anjuran dokter. Medan Tahun 2006 – 2010. Skripsi
b. Diharapkan kepada dokter dan perawat di Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat
Rumah Sakit Umum Haji Medan agar Universitas Sumatera Utara.
memberikan pemahaman kepada keluarga Misnadiarly. (2007). Penyakit Hati (Liver).
dari pasien yang menderita sirosis hati Jakarta: Pustaka Obor Populer.
tentang kondisi sebenarnya penderita sirosis Morrison, D. (2006, Juli 7). Liver Cirrhosis
hati, faktor resiko terjadinya sirosis hati, serta Mortality Rates in Britain. Diakses
pencegahan terjadinya sirosis hati yang salah Februari 22, 2019, from
satunya dapat dicegah dengan vaksin hepatitis http//:www.thelancet.com.viewarticle/75820
B. 6
c. Diharapkan kepada pihak rumah sakit untuk Nurdjanah, Siti. (2015). Buku Ajar Ilmu
melengkapi pencatatan rekam medik Penyakit Dalam. (Eds VI), Sirosis Hati
terkhusus yang berkaitan dengan penyakit (pp 1980-1981). Jakarta : Interna Publishing.
sirosis hati, seperti riwayat penyakit terdahulu Price, S.A. (2006). Patofisiologi konsep Klinis
dan jenis komplikasi. Proses-proses Penyakit. (6th ed.). Jakarta:
d. Diharapkan kepada pihak rumah sakit untuk EGC.
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan Riset Kesehatan Dasar. (2018). Hasil Utama
khususnya untuk pasien sirosis hati agar lebih Riskesdas 2018. Jakarta, Indonesia:
banyak lagi yang dapat sembuh setelah di Anonim.
rawat. Salmah, Sjarifah. (2013). Pengantar Ilmu
Daftar Pustaka Kesehatan Masyarakat. Jakarta: CV Trans
Chalik. (2016). Anatomi & Fisiologi Manusia. Info Media.
Diakses dari https://www.pdfdrive.com Setiadi. (2007). Anatomi & Fisiologi Manusia
Guntur, A. (2006). Bed Side Taching Ilmu (1th ed.). Yogyakarta: Graha Ilmu.
Penyakit Dalam (1th ed.). Jakarta : Sagung Sibuea, Nerrry Armis. (2012). Karakteristik
Seto. Penderita Sirosis Hati Rawat Inap di
Karsan, H. (2004, Juli 15). Primary Prevention Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
of Cirhosis. Diakses Desember 23, 2018, Malik Medan Tahun 2012. Skripsi
fromhttp//:www.ncbi.nlm.ih.gov/pubmed/14 Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat
755843 Universitas Sumatera Utara.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Sulaiman. H. A. (2012). Buku Ajar Ilmu
(2009). Undang-Undang No. 36 Tahun Penyakit Hati. (Eds Pertama Revisi),
2009 tentang Kesehatan. Jakarta, Hepatitis C (pp. 228-238). Jakarta : Sagung
Indonesia: Anonim. Seto.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. World Health Organization. (1947). Constitution
(2011). Penyakit Tidak Menular (PTM) of WHO : principles. New York : Anonim.
Penyebab Kematian Terbanyak di World Health Organization. ( 2015). Burden of
Indonesia. Jakarta, Indonesia: Anonim. Viral Hepatitis in the South-East Asia

9
Region. Myanmar : Anonim. Hepatitis Programme, Department of
World Health Organization. (2015). Entity HIV/AIDS. New Zealand: Anonim.
Emerging Deseases Topics Diarrhoea ARI World Health Organization. (2017). State of
Hepatitis B. New Zealand : Anonim. Health Inequality Indonesia. Indonesia :
World Health Organization. (2016). Global Anonim.
Health Estimates. Wellington, New Zealand World Health Organization. (2017). Summary of
: Anonim. WHO Position Paper on Hepatitis B
World Health Organization. (2017). Global Vaccines. Jenewa, Swiss: Anonim.
hepatitis report 2017 Geneva: Global

10

Potrebbero piacerti anche