Sei sulla pagina 1di 7

STUDI STRUKTUR RUMAH ADAT TRADISIOBAL BATAK TOBA TERHADAP

GAYA GEMPA

Banri Sondarto Hutabalian1, dan Johannes Tarigan2


1
Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl.Perpustakaan No,.1 Kampus USU Medan
Email : banrisondartohutabalian@gmail.com
2
Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl.Perpustakaan No.1 Kampus USU
Medan

Abstract : An earthquake is a natural disaster that is frightening to humans. Earthquakes occur due to several
things, such as shifting the earth's plate and volcanic activity. Due to earthquakes that often occur many
buildings collapsed, but the traditional custom house of Batak Toba still survives from several earthquakes that
have occurred in North Sumatra in recent years. The traditional Batak Toba house (Rumah Bolon) is a traditional
house that has hundreds of years old that is still standing. The traditional Batak Toba house has a unique
architectural aspect in the form of a solu with a symmetrical roof, and a congruent building pattern, built by
intertwining one part with the other. The traditional Batak Toba house has building principles that are resistant to
earthquakes.
The traditional house of the Batak Toba that was studied was in the village of Siallagan
“Batu Parsidangan, Huta Siallagan”. Theoretically the Batak Toba traditional house meets the principles of
earthquake resistant buildings, but for analytical purposes it has not been done in detail. The thing that needs to
be done in this study is analytical research that is to find the value of the natural frequency of the structure
(natural frequency), period of vibration, base shear, and displacement that occurs due to earthquake force.
Calculation or analysis of the resistance of the traditional house of Batak Toba to earthquake force
carried out using SAP2000 software found that the vibration and natural period of the structure frequency was
0.494841 seconds and 161.22 rad / sec. The lateral shear that occurs due to the earthquake force is 28.87 kN, the
deviation in the traditional house of the toba batak is taken from the highest point of the joint 69, which is 0.0401
m from deformation in mode 1.

Keywords: traditional houses, natural frequency, base shear, displacement

Abstrak : Gempa bumi merupakan salah satu bencana alam yang menakutkan bagi manusia. Gempa bumi
terjadi karena beberapa hal, seperti pergeseran lempeng bumi dan aktivitas gunung berapi. Akibat gempa bumi
yang sering terjadi banyak bangunan yang runtuh, tetapi rumah adat tradisional batak Toba masih bertahan dari
beberapa gempa bumi yang terjadi di Sumatera Utara beberapa tahun terakhir. Rumah adat batak Toba (Rumah
Bolon) merupakan rumah adat tradisional yang memiliki umur ratusan tahun yang masih kokoh berdiri. Rumah
adat batak Toba memiliki aspek arsitektur yang unik yaitu berbentuk solu dengan atap yang simetris, dan pola
bangunan yang kongruen, dibangun dengan menjalin satu bagian dengan bagian lainnya. Rumah adat batak Toba
memiliki prinsip- prinsip bangunan yang tahan terhadap gempa bumi.
Rumah adat batak Toba yang diteliti berada di desa Siallagan “Batu Parsidangan, Huta Siallagan”.
Secara teoritis rumah adat batak Toba memenuhi prinsip-prinsip bangunan tahan gempa, tetapi untuk analitis
belum dilakukan secara penelitian secara rinci. Hal yang perlu dilakukan dalam penelitian ini yaitu penelitian
secara analitis yaitu mencari nilai frekuensi alami struktur (natural frekuensi), periode getar, gaya geser dasar
(base shear), dan simpangan (displacement) yang terjadi akibat gaya gempa.
Perhitungan atau analisa ketahanan rumah adat batak Toba terhadap gaya gempa yang dilakukan
dengan menggunakan software SAP2000 didapat bahwa periode getar dan natural frekuensi struktur sebesar
0,494841 detik dan 161,22 rad/detik. Gaya lateral (base shear) yang terjadi akibat gaya gempa diperoleh sebesar
28,87 kN, simpangan pada rumah adat batak toba diambil dari titik paling tinggi yaitu pada joint 69 adalah
sebesar 0,0401 m dari deformasi pada mode 1.

Kata kunci : rumah tradisional, frekuensi alami, gaya geser dasar, simpangan
1. Pendahuluan ruang tersebut, bagian Atap yang diyakini sebagai
dunia para Dewa, lalu bagian lantai rumah
Indonesia merupakan negara yang memiliki mencerminkan dunia manusia dan yang terahir
daerah rawan terhadap gempa bumi, hal ini terjadi dalah bagian bawah rumah atau pada bagian kolong
karena Indonesia terletak di jalur Ring of Fire yang menggambarkan dunia kematian.
kawasan Fasifik dan menjadi pusat pertemuan
lempeng bumi seperti lempeng Indo-Australia,
lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Misalnya di
daerah Sumatera Utara yang memiliki beberapa
gunung berapi seperti gunung Sinabung, gunung
Sibayak, gunung Sibuatan dan Pusuk buhit. Bahkan
akhir-akhir ini gunung Sinabung selalu mengalami
erupsi dan juga mengakibatkan gempa bumi yang
mempengaruhi kehidupan masyarakat di daerah
Sumatera Utara. Akibat gempa bumi yang sering
terjadi banyak bangunan yang runtuh. Masyarakat
batak Toba telah memiliki desain rumah tahan
gempa sebelum orang-orang pada masa modern
mendesain rumah tahan gempa. Suku batak Toba
banyak mendiami daerah di sekitar danau Toba dan
telah mewariskan rumah tradisional mereka secara
turun temurun. Mungkin banyak orang yang tidak
mengetahui tentang rumah adat batak Toba, untuk
itulah perlu dilakukan studi tentang rumah adat
batak Toba yang tahan terhadap gempa.
Gambar 1: Klasifikasi Struktur Rumah Batak Toba
2. Tinjauan Pustaka 2.2. Struktur Rumah Adat Batak
1. Tiang Rumah
2.1. Rumah Tradisional Rumah Bolon merupakan rumah panggung yang
Sumatera Utara merupakan daerah yang dihuni hampir seluruh bagiannya dibuat menggunakan
oleh suku batak selaku suku mayoritas sekaligus bahan bangunan yang diperoleh dari alam. Tiang
suku aslinya. Suku batak terbagi ke dalam beberapa penopang rumah yang tingginya sekitar 1,75 meter
sub suku di antaranya Batak Toba, Batak Angkola, dari permukaan tanah dibuat dari gelondongan kayu
Batak Simalungun, Batak Pakpak, dan Batak Karo. berdiameter > 40 cm, dindingnya terbuat dari
anyaman bambu, lantainya terbuat dari papan,
Masing-masing sub-suku Batak tersebut diketahui
sementara atapnya dibuat dari bahan daun rumbia
memiliki beberapa karakteristik budaya yang saling atau ijuk. Untuk menguatkan ikatan antar bahan
membedakan satu sama lainnya. Salah satu hingga dapat bersatu rumah bolon tidak
karakteristik tersebut misalnya dapat kita lihat dari menggunakan satu paku pun. Ia dibuat dengan
desain rumah adatnya. Jenis – jenis rumah adat sistem kunci antar kayu yang kemudian diikat
batak berdasarkan sukunya, yaitu Rumah Bolon menggunakan tali.
(Batak Toba), Rumah Adat Siwaluh Jabu (Batak
2. Badan Rumah
Karo), Rumah Adat Bolon (Batak Simalungun), Badan rumah terletak dibagian tengah atau
Rumah Adat Bagas Godang (Batak Mandailing). dalam mitologi batak disebut dunia tengah, dunia
Pada penelitian ini, rumah adat yang menjadi objek tengah melambangkan tempat aktivitas manusia
penelitian adalah rumah adat batak toba. Rumah seperti masak, tidur, bersenda gurau. Bagian badan
adat batak toba yang diteliti berada di daerah rumah dilengkapi hiasan berupa ipon- ipon untuk
kabupaten Samosir Kecamatan Simanindo, tepatnya menolak bala.
di Desa Siallagan. Tempat ini merupakan objek
3. Dinding
wisata dengan nama “Batu Parsidangan” yang Dinding pada rumah batak toba miring, agar
memiliki beberapa jenis rumah adat seperti, Rumah angin mudah masuk. Tali-tali pengikat dinding
Bolon dan Jabu Parbale-balean.(Ucu Siti Nurmala, yang miring disebut tali ret-ret, terbuat dari ijuk
2012). Filosofi yang terkandung dari pengaturan atau rotan. Tali pengikat ini membentuk pola
ruang dalam Rumah Adat Batak Toba yang terdiri seperti cicak yang mempunyai 2 kepala saling
dari tiga bagian ialah menggambarkan dunia atau bertolak belakang, maksudnya ialah cicak dikiaskan
sebagai penjaga rumah, dan 2 kepala saling
dimensi yang berbeda-beda. Adapun pembagian
bertolak belakang melambangkan semua penghuni
rumah mempunyai peranan yang sama dan saling 1. Denah yang sederhana dan simetris
menghormati. Menunjukkan pentingnya denah bangunan yang
sederhana dan elemen-elemen struktur penahan
4. Atap gaya horisontal yang simetris. Struktur seperti ini
Atap Rumah Bolon mengambil ide dasar dari dapat menahan gaya gempa Iebih baik karena
punggung kerbau, bentuknya yang melengkung kurangnya efek torsi dan kekekuatannya yang lebih
menambah nilai keaerodinamisannya dalam merata.
melawan angin danau yang kencang. Atap terbuat
dari ijuk, yaitu bahan yang mudah didapat didaerah
setempat. Suku batak menganggap atap sebagai
sesuatu yang suci, sehingga digunakan untuk
menyimpan pusaka.

5. Pondasi
Pondasi rumah adat batak toba merupakan
pondasi umpak. Pondasi umpak dipakai untuk
bangunan sederhana yang umumnya dibuat dari
rangka kayu dengan dinding dari papan atau
anyaman bambu. Pondasi umpak dipasang di
bawah setiap tiang-tiang penyangga. Tiang-tiang
satu dan lainnya saling dihubungkan dengan balok-
balok kayu yang dipasang dibagian bawah tiang
yang juga untuk menumpu papan-papan lantainya,
dan dibagian atas tiang yang menyatu dengan Gambar 2: Denah Rumah Adat Batak Toba
rangka atapnya.
2. Atap Bangunan
2.3. Konstruksi Tahan Gempa Konstruksi atap harus menggunakan bahan
Membangun bangunan yang dapat menahan yang ringan dan sederhana
beban gempa adalah tidak ekonomis. Oleh karena
itu, prioritas utama dalam membangunan bangunan
tahan gempa adalah terciptanya suatu bangunan
yang dapat mencegah terjadinya korban, serta
memperkecil kerugian harta benda. Dari hal
tersebut pengertian bangunan tahan gempa (Teddy,
2009) adalah :
a. Bila terjadi Gempa Ringan, bangunan tidak boleh Tidak baik Lebih baik
mengalami kerusakan baik pada komponen non-
struktural maupun pada komponen strukturalnya. Gambar 3: Contoh penerapan atap Bangunan
b. Bila terjadi Gempa Sedang, bangunan boleh Ditjen Cipta Karya PU
mengalami kerusakan pada komponen non-
strukturalnya (plafond runtuh, dinding retak) 3. Sistem Konstruksi yang Memadai
akan tetapi komponen struktural (kolom, balok, Perlunya sistem konstruksi penahan beban yang
sloof) tidak boleh rusak. memadai Supaya suatu bangunan dapat menahan
c. Bila terjadi Gempa Besar, bangunan boleh gempa, gaya inersia gempa harus dapat disalurkan
mengalami kerusakan baik pada komponen non- dari tiap-tiap elemen struktur kepada struktur utama
struktural maupun komponen strukturalnya, akan gaya horisontal yang kemudian memindahkan
tetapi jiwa penghuni bangunan tetap selamat, gaya-gaya ini ke pondasi dan ke tanah.
artinya sebelum bangunan runtuh masih cukup
waktu bagi penghuni bangunan untuk keluar. 4. Pondasi Umpak
Pondasi umpak dipasang di bawah setiap tiang-
2.4. Prinsip-prinsip Utama Konstruksi Tahan tiang penyangga. Tiang-tiang ini satu dan lainnya
Gempa saling dihubungkan dengan balok-balok kayu yang
Berdasarkan pedoman Dinas Pekerjaan Umum dipasang dibagian bawah tiang yang juga untuk
SNI 03-1726-2002, Tata Cara Perencanaan menumpu papan-papan lantainya, dan dibagian atas
Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan tiang yang menyatu dengan rangka atapnya.
Gedung dan Non Gedung SNI 1726-2012, Tata
Cara Perencanaan Konstruksi Kayu Indonesia,
prinsip utama dalam konstruksi tahan gempa
meliputi:
dikenal dengan moda getar (φn). Pada sistem
MDOF komposisi massa dan kekakuan menentukan
nilai frekuensi natural dan moda getar suatu sistem
struktur.(Sugeng P. Budio). Persamaan gerak pada
sistem MDOF sederhana dapat diidealisasikan pada
struktur portal dua tingkat dengan gaya luar p1(t)
dan p2(t).

Pondasi
Umpak

a b
Gambar 4: Pondasi rumah batak Toba
Gambar 6: (a) Struktur portal tingkat dua (b) gaya
2.5. Analisis Dinamik yang bekerja pada kedua massa (Chopra, 1995)

2.5.1. Sistem Berderajat Kebebasan Tunggal Maka persamaan untuk MDOF dapat dituliskan
(SDOF) menjadi:
Sistem derajat kebebasan tunggal (SDOF) [𝑀]{𝑦̈ } + [𝐶]{𝑦̇ } + [𝐾]{𝑦} = {𝑃(𝑡)} (3)
hanya akan mempunyai satu koordinat yang Nilai frekuensi natural didapat dari persamaan
diperlukan untuk menyatakan posisi massa pada eigenform :
saat tertentu yang ditinjau. Bangunan satu tingkat ([𝐾] − 𝜔2 [𝑀]){𝑎} = 0 (4)
adalah salah satu contoh bangunan derajat Dimana a merupakan eigen vector dan {𝑎} ≠ 0
kebebasan tunggal. Dengan demikian maka akan didapat nilai dari 𝜔
yang disebut dengan natural frekuensi.
𝜔1
p (t)
fI 𝜔
Di mana : {𝜔} = { . .2 } (5)
𝜔𝑛
fD
2.6. Material
Rumah tradisional batak Toba dibangun
fS dengan material yang terdapat di alam, seperti
kayu, ijuk, dan batu. . Kayu yang digunakan seperti
hau resse, zior, pokki, kayu suren (hau ingul), dan
lain-lain. Survei dilakukan untuk mencari
mechanical properties dari kayu, misalnya jenis
kayu yang digunakan, ukuran kayu, dan sifat-sifat
Gambar 5: Konstruksi rumah adat yang kayu.
dimodelkan menjadi SDOF
2.7. Pembebanan Struktur
persamaan: 𝑚 . 𝑦̈ + 𝑐 . 𝑦̇ + 𝑘. 𝑦 = 𝑃(𝑡) (1) Beban yang ditinjau pada rumah adat batak
Persamaan natural frekuensi untuk sistem SDOF Toba merupakan beban statik dan beban dinamik
𝑘 gempa. Beban statik yang bekerja berupa beban
adalah : 𝜔2 =𝑚 (2) mati merupakan beban yang berasal dari berat
sendiri bangunan yang dihitung dengan
2.5.2 Sistem Berderajat Kebebasan Banyak menggunakan berat jenis material kayu, dimana
(MDOF) kayu yang digunakan merupakan kayu Jati (kelas
Multi degree of freedom adalah dimana I) yang memiliki berat jenis 0,55 gr/cm3 (Fanny
massa suatu konstruksi adalah lebih dari satu, dan Hidayati, 2016). Beban hidup pada lantai rumah
dapat disebut juga massa berderajat banyak. Untuk tinggal direncanakan memikul beban hidup sebesar
sistem MDOF, frekuensi natural dan moda getar 200 kg/m2, sedangkan beban dinamisnya berupa
diketahui dengan penggunaan persamaan respon spektrum rencana dari dari
karakteristik (eigenvalue equation). Dalam http://puskim.pu.go.id untuk daerah samosir dengan
dinamika struktur, akar dari nilai eigen dikenal kelas situs (SB) Batuan. Karna penelitian ini hanya
dengan frekuensi natural (ω n) dan vektor eigen untuk mengetahui pengaruh beban gempa yang
terjadi pada setiap pemodelan,kombinasi 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
pembebanan yang digunakan adalah
 1,2D ± 1,0E + 0,5L 4.1. Pemodelan Struktur
 0,9D ± 1,0 E Struktur rumah tradisional batak Toba terdiri
dari beberapa bagian, seperti tiang, rangka atap, dan
balok-balok kayu. Sistem strukturnya mempunyai
konfigurasi elemen batang dalam ruang, dimana
sambungan atau titik pertemuan ujung-ujung(joint)
dimodelkan sebagai semi rigid. Sambungan pada
pemodelan ini dibuat semi rigiddari perintah End
(Length) Offsets dengan mengasumsikan nilai dari
rigid–zone factor sebesar 0,4. Dan untuk tumpuan
lebih cocok dimodelkan dengan tumpuan Friction
Pendulum System dimana pada tumpuan antara
kayu dengan batu memiliki celah atau jarak dengan
menggunakan tipe Friction Isolator, tetapi untuk
Gambar 7: Grafik respon spektra rencana mempermudah penyelesaian tugas akhir ini maka
tumpuan pada rumah adat tradisional batak Toba
3. METODE PENELITIAN diasumsikan tumpuan berupa sendi-sendi.

Metode penelitian yang digunakan merupakan 4.2. Periode Fundamental Struktur


metode pengumpulan data dan analisis dengan Periode fundamental struktur, T, tidak boleh
menggunakan software SAP2000. Pengumpulan melebihi koefisien untuk batasan atas pada periode
data-data dilakukan dengan cara survey (obsevasi), yang dihitung (Cu) dan periode fundamental
wawancara, dan studi literature. Survei dilakukan di pendekatan, Ta, yang ditentukan sesuai SNI 1726-
desa Siallagan, kabupaten Samosir. Hasil dari 2012 pasal 7.8.2.1.
survei dimodelkan pada SketchUp dan AutoCAD. Periode fundamental struktur, Ta, dalam detik,
harus ditentukan dari persamaan :
Ta  ct hn
x
(6)
Mulai
dimana : hn : ketinggian struktur (m)
ct dan x: merupakan koefisien dari tabel
Studi Literatur 15 (SNI 1726-2012)
Dinamika Struktur, Respon Spektra, Struktur Kayu Ta = 0,0488 x 50,75
Ta = 0,163172 detik
Dari hasil perhitungan SAP2000 dengan
Pemodelan struktur pada Sketchup menggunakan sistem dinamik (eigenvalue
analisys)didapat periode getar struktur untuk 10
Pemodelan Frame Struktur Pada Autocad mode yang disajikan pada tabel berikut ini.

Table 1 : Periode Getar (T) Struktur Dari SAP2000


Import Model Struktur ke SAP2000 Eigenvalue
Mode Periode,T Second
rad2/sec2
1 0,494841 161,22
Input Material Hitung Respon 2 0,441546 202,49
Propertis Kayu Spektra Rencana 3 0,286556 480,77
4 0,247337 645,33
5 0,195576 1032,1
6 0,17101 1349,9
Input Pembebanan 7 0,15645 1612,9
8 0,145857 1855,7
Analisis Beban pada Struktur 9 0,145851 1855,8
10 0,145850 1855,9
.
Kesimpulan
4.3. Frekuensi Alami Struktur
Sebuah struktur apabila digetarkan maka akan
Selesai terjadi isolasi pada frekuensi natural (ωn) yang
merupakan milik (property) sistem. Pada
Gambar 8: Diagram analisis persamaan diferensial struktur berderajat tunggal
(SDOF) melibatkan tiga properti utama suatu Cs(min) = 0,044xSDS x Ie = 0,044 x 0,74 x 1,0 =
struktur yaitu, massa, kekakuan, dan redaman. 0,03256
Periode getar, T = 2 (7) 𝑆1 0,512
 Cs = 𝑅 = = 0,49333
1,5
Hasil dari natural frekuensi ω :
𝐼 1
T = 2x3,14
 Cs(max)= S D1  0,341
 0,99498
ω = 6,28 = 38,4869953 rad/sec R  1,5 
0,163172 T   0,22848  
Dari hasil perhitungan SAP2000 didapat natural I  1
frekuensi (ωn) struktur untuk 10 mode yang Jadi, nilai Cs yang digunakan adalah untuk
disajikan pada tabel berikut ini. menentukan gaya geser dasar statik ekivalen adalah
:
Table 2 : Frekuensi alami (ωn) struktur Cs(min)< Cs <Cs(max)
Mode Natural Frekuensi Eigenvalue 0,03256 < 0,49333 < 0,99498
(ωn) (rad/sec) rad2/sec2
Nilai Cs yang digunakanadalah 0,49333 karena
1 12,697 161,22
memenuhi persyaratan berada di interval antara
2 14,23 202,49
Cs(min)dan Cs(max. Maka gaya geser dasar nominal
3 21,93 480,77
statik ekivalen (V) yaitu V = Cs. W. Dari analisis
4 25,403 645,33 SAP2000 diperoleh berat total bangunan W =
5 32,127 1032,1 58,522kN, maka, V = Cs. W = 0,49333 x 58,522 kN
6 36,742 1349,9 = 28,87 kN
7 40,161 1612,9 Nilai akhir respons dinamik struktur gedung
8 43,078 1855,7 terhadap pembebanan gempa nominal akibat
9 43,080 1855,8 pengaruh Gempa Rencana dalam suatu arah
10 43,082 1855,9 tertentu, tidak boleh diambil kurang dari 80% nilai
respons ragam yang pertama. Bila respons dinamik
4.4. Gaya Geser Dasar Nominal, V (Base Shear) struktur gedung dinyatakan dalam gaya geser dasar
Untuk menghitung gaya geser dasar nominal, v nominal V, maka persyaratan tersebut dapat
(base shear) dengan arah yang ditetapkan dinyatakan menurut persamaan berikut :
menggunakan SNI 1726-2012 pasal 7.8.1. Untuk V > 0,8 Vstatic (8)
mencari gaya geser dasar V (base shear) lebih Di mana nilai V statik adalah 28,87 kN, dari
akurat diperlukan parameter-parameter dari perhitungan analisis dengan program SAP2000
perhitungan sebelumnya dan koefisien seismeik Cs. diperoleh nilai dari base shear dari mode 1 sebesar
Penentuan nilai dari gaya geser akibat beban gempa 52,821 kN, maka :
tergantung dari nilai periode getar struktur. 52,821 kN > 0,8.28,87
Nilai periode getar struktur dari analisis diperoleh, 52,821 kN > 23, 096 kN
Tc = 0,494841 detik
Periode getar struktur dari pergitungan SNI 1726- 4.5. Simpangan (Displacement) pada Struktur
2012, Ta = 0,1632172 detik Rumah Adat Batak
Tc = 0,494841 detik > Ta = 0,1632172 detik, maka Rumah adat Batak Toba pada penelitian ini
Ta bisa menggunakan nilai koefisien pengali, Cu. dikategorikan sebagai struktur sederhana dengan
Berdasarkan ASCE 7-10, pasal 12.8.2, dimana : struktur satu lantai. Penentuan simpangan
 Jika Tc > Ta. Cu, maka T yang digunakan adalah (displacement)antar lantai tidak boleh melebihi
T = Ta. Cu simpangan antar lantai tingkat ijin (∆𝑎 ) (SNI 1726-
 Jika Ta < Tc < Ta. Cu, maka T yang digunakan 2012, pasal 7.12.1). Pada SNI 1726-2012 dijelaskan
adalah T = Tc bahwa simpangan antar lantai ijin untuk semua
 Jika Tc < Ta, Maka T yang digunakan adalah T = struktur lainnya (Tabel 16 SNI 1726-2012)
Ta memiliki simpangan antar lantai izin untuk kategori
Dari perhitungan sebelumnya diperioleh nilai dari resiko gempa I atau II adalah 0,020hxs. Dimana hxs
SD1 = 0,341g, maka nilai dari Cu=1,4 (ASCE7-10) merupakan tinggi bangunan.
Ta . Cu = 0,16321172 detik . 1,4 = 0,22848 detik
Dimana nilai Ta.Cu < Tc , sehingga nilai periode 0,020 (5 m)= 0,1 m = 10 cm
yang digunakan untuk menentukan nilai koefisien
seismic, Cs adalah T = 0,22848 detik. Dari perhitungan analisis SAP2000 diperoleh
Nilai koefisien seismik Cs, ditentukan dari simpangan (displacement) bagian paling tinggi dari
persamaan: bangunan tradisional batak Toba yaitu pada titik
(joint) 69 sebesar 0,0401 m atau 4,01 cm untuk
deformasi pada mode 1.
5. KESIMPULAN DAN SARAN Desember 1992), Teddy Boen & rekan,
Jakarta, 1992
5.1. Kesimpulan Budio, P. Sugeng. Buku Ajar Dinamika Struktur.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan Universitas Brawijaya. Malang
penulis maka diperoleh hasil dengan kesimpulan DewobrotoWiryanto.2013..Komputer rekayasa
sebagai berikut: stuktur dengan SAP 2000. Jakarta :
1. Struktur rumah adat batak Toba merupakan LUMINA Press
struktur bangunan tahan gempa karena F. Vieux-Champagne, dkk. Experimental Analysis
memenuhi syarat-syarat dalam perencanaan of a Shake Table Test of a Timber- Framed
struktur tahan gempa. Structures with Stone and Earth Infill. The
2. Periode atau waktu getar struktur rumah adat Profesional journal of the Earthquake
batak Toba dari mode 1 memiliki nilai T = Engineering Research Institute.August 2017,
0,494841 detik. Vol. 33, No. 3, pp. 1075-1100
3. Gaya geser dasar struktur (base shear) yang Ihsan, Muhammad.Analisa Ketahanan Gempa
didapatkan dari perhitungan analisis, V = 28,87 pada Rumah Tradisional Simalungan.
kN Fakultas Teknik. Universitas Indonesia.2008,
Jakarta.
5.2. Saran James Ambrose and DimitryVergun. Simplified
Adapun saran penulis untuk mengembangkan Building Design for Wind and Earthquake
penelitian ini lebih lanjut yaitu: Forces. 1980. California
1. Kayu yang digunakan untuk struktur rumah
tradisonal batakToba perlu dilakukan penelitian, Jingga, Hendra, dkk. Respons Struktur Bangunan
karena masih banyak kayu yang digunakan Berdasarkan Spektra Gempa Indonesia
untuk struktur bangunan tradsisonal batak Toba untuk Ibu kota Provinsi di Pulau
belum dilakukan penelitian tentang analisis Sumatera.Annual Civil Engineering Seminar
phyyical dan mechanical properties kayu. 2015. ISBN: 978-979-792-636-6.Pekanbaru
2. Penelitian ini bisa dikembangkan dengan KepmenKimpraswil.No.403/KPTS/M/2002
menganalisis setiap sambungan pada struktur Tentang Rumah Sederhana Sehat (Umum,
bangunan tradisional batak Toba. Rumah Tembok, SetengahTembok, Rumah
Kayu Panggung, Kayu Tidak Panggung)
Nurmala, Siti Ucu. Arsitektur Nusantara Rumah
DAFTAR PUSTAKA Adat Batak Toba. 2012. Universitas
Anonim.(1961).“Peraturan Konstruksi Kayu Borobudur Jakarta
Indonesia (PKKI) NI- Paz, Mario. Dinamika Struktur. 1990. Institut
1961”.Bandung:Lembaga Penyelidikan Teknologi Bandung :Penerbit Erlangga
Masalah Bangunan, Departemen Pekerjaan Prihatmaji, Yulianto P. Perilaku Rumah
Umumdan Tenaga Listrik. Yayasan Tradisional Jawa “Joglo” Terhadap Gempa.
Normalisasi Indonesia, Bandung Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik
Awaluddin, Ali dkk. 2005. KonstruksiKayu. Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen
Yogyakarta: Biro Petra. Vol. 35, No. 1, Juli 2007: 1 – 12
PenerbitTeknikSipilUniversitasGadjahMada RinaldiZelly, dkk. Analisa Konstruksi Tahan
BadanStandarisasiNasional.2012.Tata cara Gempa Rumah Tradisional Suku Besemah di
perencanan ketahanan gempa untuk struktur Kota Pagaralam Sumatera Selatan.Jurnal
bangunan gedung dan non gedung(SNI 03- Ilmiah Semnastek. ISSN : 2407-1846, e-
1726-2012). Jakarta ISSN : 2460-8416. November 2015
B. I. O. Dahunsi& A. K. Mittal.Earthquake Setijanti, Purwanita, dkk. Eksistansi Rumah
Resistant Characteristics of Tradisional Padang dalam Menghadapi
TraditionalKhasi Houses in Shillong, Perubahan Iklim dan Tantangan
India.WIT Transactions on Ecology and the Jaman.Simposium Nasional RAPI XI FT
Environment, Vol 113.ISSN 1743-3541. UMS – 2012.ISSN : 1412-9612. Surabaya
India ZheQu, dkk. Seismic Damage of Masonry
Boen, Teddy. Anjuran Perbaikan Detail Struktur InfilledTimberHouses in the 2013 M7.0
Bangunan Sederhana yang Rusak Akibat Lushan Earthquake in China.Institute of
Gempa Bumi (hasil survey Gempa Bumi Engineering Mechanics, CEA, No.29, Xuefu
Halmahera, 21 Januari 1994), Teddy Boen & Road, Harbin 150080, China
rekan, Jakarta, 1994
Boen, Teddy. Manual Perbaikan Bangunan
Sederhana yang Rusak Akibat Gempa Bumi
(hasil survey Gempa Bumi Flores, 12

Potrebbero piacerti anche