Sei sulla pagina 1di 24

Jurnal Anestesiologi Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA
Prinsip Proteksi Sel Otot Jantung dalam Mesin Pintas Jantung Paru pada
Prosedur Pembedahan Jantung Terbuka
Myocardial Protection Technique in Open Heart Surgery using Cardio-
Pulmonary Bypass
Teddy Ferdinand Indrasutanto*, Cindy Elfira Boom**
*RSUD Abdul Wahab Sjahranie, Samarinda, Kalimantan Timur
**RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Jakarta

ABSTRACT

Cardiovascular disease is still the leading cause of global death. At 2004, there are
17.1 million deaths caused by cardiovascular disease which is 29% of total overall
death in the world. Coronary artery bypass graft (CABG) surgery is still the gold
standard to treat cardiovascular disease. CABG surgery could be done using
cardiopulmonary bypass machine so the heart could be stopped from beating for the
entire procedure. Cardiopulmonary bypass and CABG procedure itself could cause
myocardial injury. There should be a good understanding about cardiovascular
physiology before using cardiopulmonary bypass, especially at myocardial protection
strategy. The goal of myocardial protection during heart surgery is to avoid injury that
is caused by cardiopulmonary bypass machine and ischemia. Cardioplegia is the main
factor to help obtain the target of myocardial protection. Cardioplegia could induce
cardiac arrest and give nutrition to the myocard at the same time. There are other
strategies that could be used to obtain myocardial protection, like hypothermia
technique, anesthesia preconditioning using volatile anesthesia and intravenous
anesthesia agent. There are a lot of studies on myocardial protection right now, and
the future strategies are focused on molecular physiology of the myocard.

Keywords: myocardial protection, cardiopulmonary bypass, ischemia, ischemia


preconditioning, anesthesia preconditioning

ABSTRAK

Penyakit jantung koroner merupakan penyebab nomer satu kematian secara global.
Diperkirakan 17,1 juta penduduk dunia meninggal karena penyakit jantung koroner
pada tahun 2004, yaitu 29% dari seluruh kematian. Standar baku emas untuk
memulihkan pasien dari penyakit jantung koroner adalah pembedahan coronary artery
bypass graft (CABG). Pembedahan CABG dapat dilakukan dengan menggunakan
mesin pintas jantung paru dan jantung dihentikan selama prosedur pembedahan.
Penggunaan mesin pintas jantung paru dan proses henti jantung dapat menimbulkan
cedera pada sel otot jantung. Oleh karena itu perlu pemahaman yang baik terhadap

Volume IX, Nomor 2, Tahun 2017


Volume IX, Nomor
Terakreditasi DIKTI 2, Tahunmasa
dengan 2017berlaku 3 Juli 2014 - 2 Juli 2019 87
Dasar SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 212/P/2014
Jurnal Anestesiologi Indonesia

fungsi jantung selama prosedur henti jantung dan sirkulasi darah digantikan oleh mesin
pintas jantung paru, terutama dalam hal proteksi miokard. Tujuan dari proteksi
miokard selama pembedahan jantung adalah untuk menghindari cedera akibat
pemakaian mesin pintas jantung paru dan iskemia akibat pembedahan. Salah satu
strategi proteksi miokard adalah menggunakan kardioplegia. Kardioplegia dapat
membantu menghentikan jantung sekaligus memberikan nutrisi ke sel otot jantung
sehingga mengurangi dampak iskemia pada sel otot jantung. Strategi proteksi miokard
yang lain dapat dicapai dengan teknik hipotermia, prekondisi iskemia, prekondisi
anestesia dengan penggunaan gas anestesi dan obat anestesi intravena. Hingga saat ini
penelitian mengenai proteksi miokard selama prosedur pembedahan jantung yang
menggunakan mesin pintas jantung paru masih belum menemukan strategi terbaik.
Kedepannya masih perlu banyak penelitian lagi yang dikembangkan, terutama pada
fisiologi molekuler dari sel otot jantung, dalam rangka mendapatkan hasil proteksi
miokard yang paling baik dan dapat diandalkan.

Kata kunci: pr oteksi miokar d, mesin pintas jantung par u, iskemia, kar dioplegia,
prekondisi iskemia, prekondisi anestesi

PENDAHULUAN dari penyakit jantung koroner adalah


pemasangan primary coronary interven-
Penyakit kardiovaskular merupakan
tion (PCI) melalui kateterisasi jantung
penyebab nomer satu kematian secara
dan coronary artery bypass graft
global. Diperkirakan 17,1 juta
(CABG) melalui tindakan pembedahan.
penduduk dunia meninggal karena pen-
Dari data yang didapatkan terjadi pen-
yakit kardiovaskular pada tahun 2004
ingkatan tindakan pembedahan CABG
yaitu 29% dari seluruh kematian. Di-
dari tahun ke tahun. Data dari rumah
perkirakan bahwa diseluruh dunia, PJK
sakit jantung dan pemuluh darah Hara-
pada tahun 2020 menjadi pembunuh
pan Kita menunjukkan pada tahun 2000
pertama tersering yakni sebesar 36%
dilakukan 408 pembedahan CABG, dan
dari seluruh kematian, angka ini dua
pada tahun 2009 angka ini meningkat
kali lebih tinggi dari angka kematian
hampir dua kali lipat menjadi 750 pem-
akibat kanker. Di Indonesia dilaporkan
bedahan CABG.
penyakit jantung koroner merupakan
penyebab utama dan pertama dari se- Pembedahan CABG bertujuan untuk
luruh kematian, yakni sebesar 26,4%, mempertahankan dan mengembalikan
angka ini empat kali lebih tinggi dari fungsi jantung kepada kondisi normal,
angka kematian yang disebabkan oleh namun pada prosesnya, tindakan pem-
kanker (6%). Standar baku emas se- bedahan jantung dapat menyebabkan
bagai terapi untuk memulihkan pasien cedera pada sel otot jantung atau mio-

88 Volume IX, Nomor 2, Tahun 2017


Jurnal Anestesiologi Indonesia

kard. Cedera ini terjadi apabila ter- jantung dilakukan. Kondisi jantung
dapat ketidak seimbangan antara suplai pasien menjadi lebih buruk bahkan
dengan kebutuhan energi pada miokard seringkali menimbulkan kematian
selama prosedur pembedahan. Proses setelah pembedahan.2,3
pembedahan jantung membutuhkan
kondisi henti jantung dan pengalihan Proses proteksi sel otot jantung diawali
fungsi jantung dan paru kedalam mesin dari penelitian yang dilakukan pada ta-
pintas paru dan jantung. Proses hun 1950 yang memperkenalkan teknik
penghentian jantung yang bersifat se- hipotermia sebagai teknik yang dapat
mentara ini dapat menimbulkan kondisi mempertahankan fungsi jantung untuk
iskemia pada jantung dan dapat men- mendukung pembedahan jantung, se-
imbulkan kondisi cedera pada sel otot hingga pembedahan dapat berlangsung
jantung atau miokard. Selain kondisi lebih lama.2 Lima tahun kemudian, ada
iskemia yang disebabkan oleh ter- penelitian yang melaporkan teknik un-
hentinya jantung beserta suplai nutrisi tuk menghentikan dan memfungsikan
oleh pembuluh darah jantung, proses kembali jantung pasien dengan cara
cedera pada sel otot jantung juga dapat menginjeksikan kalium sitrat/ potassi-
terjadi saat jantung kembali difungsikan um citrate kedalam pangkal aorta.
dan aliran darah ke jantung dijalankan Teknik ini kemudian dikenal luas di
kembali, proses ini dikenal sebagai ced- dunia dan digunakan diberbagai rumah
era reperfusi.1,2 sakit yang melakukan tindakan pem-
bedahan jantung, sampai pada saat di-
Cedera pada miokard yang terjadi sela- mana akhirnya kalium sitrat/ potassium
ma prosedur pembedahan jantung bersi- citrate terbukti menyebabkan cedera
fat ringan, tetapi bila cedera ini berat pada sel otot jantung dan mengakibat-
maka dapat menyebabkan kematian. kan nekrosis jaringan.2,3
Selama 50 tahun terakhir banyak strate-
gi terapi diteliti dan dikembangkan un- Teknik pembedahan jantung beralih ke
tuk menghasilkan proteksi jantung sela- pembedahan jantung dalam suhu nor-
ma prosedur pembedahan jantung. mal dan membiarkan kondisi jantung
Konsep proteksi miokard ini berfungsi menjadi iskemia dengan cara men-
untuk melindungi jantung dari cedera goklusikan aorta dan menghubungkan
akibat iskemia dan reperfusi yang ter- jantung pasien ke mesin pintas jantung
jadi selama proses pembedahan jan- paru. Selanjutnya dikenal juga teknik
tung. Proteksi miokard yang baik akan oklusi aorta intermiten dan perfusi ke
menghasilkan perbaikan yang signif- pembuluh darah koroner jantung.
ikan dari kondisi jantung pasien sehing- Teknik iskemia jantung dalam suhu
ga pasien dapat memperbaiki kualitas normal berhubungan dengan kejadian
hidupnya, namun sebaliknya, proteksi asidosis metabolik, hipotensi, dan
miokard yang tidak baik akan membuat penurunan curah jantung/ cardiac out-
pasien jatuh dalam kondisi yang lebih put (CO).1,2,3
buruk daripada sebelum pembedahan Banyak teknik baru kemudian dikem-

Volume IX, Nomor 2, Tahun 2017 89


Jurnal Anestesiologi Indonesia

bangkan untuk menghentikan jantung akan mengakibatkan sel otot jantung


selama pembedahan namun menjaga sel menjadi cedera. Manifestasi klinis yang
otot jantung tetap dapat berfungsi saat nyata dari cedera miokard ini adalah
jantung difungsikan kembali. terjadinya low cardiac output dan hipo-
tensi. Kondisi ini dapat terjadi secara
Perkembangan tindakan pembedahan reversibel dan cedera yang irreversibel.
jantung ke arah minimal invasif Keduanya dibedakan dengan kelainan
mengharuskan peran lebih dari dokter pada elektrokardiografi, peningkatan
anestesi untuk memberikan proteksi dari enzim jantung dan protein penanda
terhadap sel otot jantung selama seperti creatine kinase dan troponin I
prosedur pembedahan berlangsung, atau T.1-5
khususnya pada saat sirkulasi pasien
dialihkan ke dalam mesin pintas jan- Pembedahan jantung yang dilakukan
tung paru. Akan dibahas strategi perlin- saat ini membutuhkan henti jantung dan
dungan terhadap sel otot jantung atau penggunaan mesin pintas jantung paru
miokard selama sirkulasi darah yang yang membuat jantung berada dalam
dialihkan kepada mesin pintas jantung kondisi iskemia. Kondisi iskemia ini
paru dalam prosedur pembedahan jan- disebabkan karena terhentinya aliran
tung. darah ke sel otot jantung, agar tidak
menjadi cedera yang serius maka dil-
Konsep proteksi miokard merupakan akukan teknik-teknik perlindungan sel
suatu usaha atau strategi untuk otot jantung yang disebut dengan kardi-
menurunkan atau mencegah kejadian
oproteksi atau proteksi miokard selama
disfungsi miokard setelah periode iske- sirkulasi darah beralih ke dalam mesin
mia dalam prosedur pembedahan jan- pintas jantung paru. Teknik ini dil-
tung terbuka. Disfungsi miokard setelah akukan dengan tujuan mengurangi
periode iskemia diakibatkan oleh ced- dampak cedera yang ditimbulkan oleh
era pada miokard akibat proses iskemia kondisi iskemia yang dibuat pada saat
dan reperfusi. Iskemia adalah sebuah pembedahan jantung terbuka dilakukan.
kondisi dimana suplai dan kebutuhan
oksigen tidak seimbang, saat suplai Sejarah Proteksi Miokard
oksigen lebih sedikit daripada kebu-
Sejarah proteksi sel otot jantung diawa-
tuhan metabolisme sel sehingga sel
li dari masa dimana mesin pintas jan-
menjadi nekrosis. Reperfusi merupakan
tung paru belum ditemukan. Pada saat
kondisi perbaikan dari suplai oksigen
itu semua prosedur pembedahan jan-
pada sel yang sedang mengalami iske-
tung tidak memperhatikan perlindungan
mia, perbaikan kondisi ini juga dapat
sel otot jantung. Denyut jantung dihen-
mengakibatkan cedera dari sel.
tikan dengan menggunakan topical
Dalam kondisi basal, sel otot jantung cooling dan hipotermia sistemik pada
membutuhkan aliran darah sebesar 60- saat sirkulasi darah dihentikan, hal ini
90 ml/min per 100 gram sel otot jan- bertujuan untuk menurunkan metabo-
tung. Aliran darah yang lebih rendah lisme dari sel otot jantung dan jaringan

90 Volume IX, Nomor 2, Tahun 2017


Jurnal Anestesiologi Indonesia

tubuh secara keseluruhan. Pada tahun Patofisiologi Kerusakan Sel Otot


1955, diperkenalkan penggunaan cairan Jantung selama Pembedahan Jan-
tinggi kalium untuk menghentikan tung Terbuka
denyut jantung dan membuat sirkulasi
Pembedahan jantung CABG untuk
darah berhenti, namun pada akhirnya
mengatasi penyakit jantung koroner
diketahui bahwa penggunaan cairan
memiliki dua teknik utama, yaitu
tinggi kalium ini malah merusak sel
menggunakan mesin pintas jantung pa-
otot jantung secara permanen, men-
ru (on-pump) dan tanpa mesin pintas
imbulkan suatu sindrom yang disebut
jantung paru (off-pump). Kedua teknik
dengan stone heart syndroms.6 Teknik
ini memiliki kelebihan dan kekurangan
ini walaupun tidak memberikan hasil
masing masing. Kedua teknik ini mem-
yang baik, namun memberikan dasar
iliki kekurangan yang sama dalam hal
penggunaan kardioplegia yang
kerusakan pada sel otot jantung.
digunakan saat ini. Teknik proteksi sel
otot jantung semakin berkembang hing- Patofisiologi Kerusakan Sel Akibat
ga pada tahun 1956 saat seorang dokter Mesin Pintas Jantung Paru
bedah jantung menemukan teknik pem-
berian kardioplegia melalui sinus coro- Pembedahan jantung menggunakan me-
narius yang berada pada atrium kanan.7 sin pintas jantung paru dapat memicu
Teknik pemasangan klem silang aorta reaksi inflamasi yang dapat merusak sel
secara intermiten untuk menghentikan otot jantung. Hipoperfusi dapat terjadi
denyut jantung menjadi perkembangan selama prosedur penggunaan mesin
selanjutnya, kemudian dilanjutkan pintas jantung paru. Hipoperfusi jarin-
dengan pendinginan pada sekeliling gan akan menghasilkan endotoksin
jantung menggunakan cairan salin da- yang mengaktifasi makrofag dan lim-
lam bentuk es sebelum mesin pintas fosit T-helper. Aktifasi limfosit T-helper
jantung paru digunakan.6,7 sebagai agen pro inflamasi akan
mengaktifkan Interleukin-6 dan -8 serta
Ada suatu periode dimana angka peri- Tumor Necrosis Factor ⍺. Selain itu
operatif infark miokard menjadi tinggi, kontak antara darah dengan permukaan
terutama setelah dilakukan pembedahan non fisiologis juga dapat memicu reaksi
jantung. Kejadian ini membuat banyak inflamasi dengan mekanisme yang sa-
dokter bedah jantung yang melakukan ma.
penelitian dan akhirnya menemukan
bahwa perlindungan terhadap sel otot Patofisiologi Kerusakan Sel Akibat
jantung yang kurang baik akan me- Iskemia
nyebabkan kerusakan pada sel otot jan-
Periode iskemia dimulai dari ber-
tung, sehingga mengakibatkan ter-
hentinya aliran darah yang memberikan
jadinya syok kardiogenik dan seringkali
nutrisi kepada sel, hal ini akan
berakhir dengan kematian.
menurunkan produksi ATP yang me-
nyebabkan sel menjadi tidak mampu

Volume IX, Nomor 2, Tahun 2017 91


Jurnal Anestesiologi Indonesia

mempertahankan integritasnya. Ion ka- dapat dihindari. Oleh karena itu, dil-
lium yang jumlahnya lebih banyak akukan teknik-teknik yang dapat mem-
didalam sel akan keluar dari sel bantu mengurangi dampak buruk yang
kemudian ion natrium dan kalsium disebabkan oleh iskemia. Iskemia yang
akan masuk ke sel dan menyebabkan terjadi pada pembedahan jantung ada-
terjadinya edema dari sel. Kelebihan lah akibat dihentikannya aliran darah
kalsium akan menyebabkan kerusakan menuju ke sel sel jantung secara senga-
dari mitokondria sehingga menyebab- ja, dengan demikian maka untuk
kan penurunan dari ATP yang di- menghindari kerusakan dari sel sel otot
produksi oleh mitokondria. Selain itu, jantung maka diberikan semacam laru-
kelebihan kalsium juga akan mening- tan ke dalam pembuluh darah jantung
katkan produksi nitric oxide (NO) yang selama proses henti jantung dilakukan,
merupakan bahan dasar dari ter- dimana larutan ini memiliki efek untuk
bentuknya radikal bebas yang pada membuat henti jantung namun juga
akhirnya merusak sel itu sendiri.2,4,7,11 sekaligus memberikan nutrisi untuk sel
jantung sehingga sel jantung tidak men-
Abnormalitas dari ion-ion yang berada galami kerusakan yang lebih parah.
didalam sel akibat iskemia juga beraki- Larutan yang diberikan kedalam pem-
bat menurunnya depolarisasi neuron, buluh darah jantung ini disebut sebagai
neurotrasmitter glutamate akan lepas kardioplegia. Berikut ini akan kami ba-
yang pada akhirnya menyebabkan akti- has mengenai beberapa jenis kardiople-
vasi dari kanal-kanal kalsium, hal ini gia yang telah dikenal dan digunakan
membuat kalsium lebih banyak masuk selama pembedahan jantung.4,5
kedalam sel dan menyebabkan kerusa-
kan lebih lanjut. Selain pelepasan neu- Kardioplegia Kristaloid
rotransmitter, juga terjadi pelepasan
Sejarah penggunaan cairan kardioplegia
dari mediator inflamasi seperti interleu-
yang mengandung kristaloid berawal
kin dan tumor necrosis factor. Beberapa
dari eropa, pada perjalanannya ada dua
dari mediator kimiawi ini dapat
jenis cairan kardioplegia yang mengan-
mengakibatkan trombosis pada pem-
dung kristaloid. Cairan Bretschneider
buluh darah mikro, mengganggu integ-
merupakan representasi dari cairan in-
ritas pembuluh darah dan selanjutnya
traseluler dengan kandungan sodium
menyebabkan edema sel. Beberapa me-
klorida yang rendah, mencetuskan henti
diator kimia tersebut juga menginduksi
jantung dengan jalan menghambat
terjadinya apoptosis yang mempercepat
eksitabilitas dari sel karena terjadi
kematian dari sel.2,3,7
penurunan dari potensial aksi akibat
Iskemia telah diketahui membawa dam- penurunan gradient sodium transsar-
pak yang sangat buruk terhadap sel colemal.2,3 Selanjutnya dikembangkan
tubuh, sehingga perlu dihindari, namun cairan yang bebas kalsium dan sodium
pada prosedur pembedahan jantung, hal dengan kandungan magnesium tinggi
ini menjadi suatu kondisi yang tidak dalam bentuk aspartate, cairan ini dik-

92 Volume IX, Nomor 2, Tahun 2017


Jurnal Anestesiologi Indonesia

Bagan 2.1 Mekanisme seluler kerusakan sel otot jantung yang terjadi akibat pemakaian mesin pintas jantung paru. 12

Gambar 2.2 Mekanisme molekuler dari iskemia dan reperfusi11

Volume IX, Nomor 2, Tahun 2017 93


Jurnal Anestesiologi Indonesia

omersialkan dengan nama Cardiople- menjamin ketersediaan energi selama


gin®.6 Cairan bebas kalsium ini tern- iskemia, namun cairan ini tidak menun-
yata menyebabkan terjadinya kalsium jukkan efek yang lebih
paradoks yaitu kondisi kelebihan menguntungkan, dan cairan ini dapat
kalsium intraseluler saat pasien men- menyebabkan kalsium paradoks seperti
jalani reperfusi dengan cairan yang cairan Bretscheider karena tidak
mengandung kalsium. 2,3,6 mengandung kalsium. Cairan ini
digunakan sebagai kardioplegia kristal-
Pada awal tahun 70an dikembangkan oid selama dua dekade (pada tahun
cairan kardioplegia yang menyerupai 1970 dan tahun 1980) di Jepang.7
cairan ekstraseluler dengan kandungan
kalium 20-40 mMol untuk menginduksi Kardioplegia Darah
henti jantung secara cepat, namun
Kardioplegia darah menunjukkan efek
mampu memberikan perlindungan pada
protektif yang poten selama periode
miokard dibandingkan dengan cairan
iskemia dan reperfusi, efek ini berhub-
kristaloid yang sangat tinggi kalium
ungan dengan kapasitas suplai oksigen
(lebih dari 200 mMol). Cairan kristal-
yang tinggi menjamin metabolisme aer-
oid yang tinggi kalium mengakibatkan
ob, tekanan osmotik yang tinggi, kese-
kerusakan myocard karena kelebihan
imbangan asam basa yang baik, dan
kalium intrasel menyebabkan depolar-
beberapa efek positif lain yang lebih
isasi membran yang berlebihan.1,3,5
baik dibandingkan dengan kardioplegia
Pada tahun 1973, diperkenalkan kem- kristaloid.
bali penggunaan teknik henti jantung
Pada tahun 1978, diperkenalkan teknik
menggunakan kardioplegia kalium ku-
kardioplegia menggunakan darah yang
rang dari 20 mmol, sehingga pasien tid-
tinggi kalium, sehingga selain me-
ak mengalami stone heart syndrome,
nyebabkan henti jantung juga mem-
dan terbukti secara eksperimental
berikan nutrisi dan oksigen kedalam sel
melindungi myocard saat mengalami
otot jantung selama henti jantung.
iskemia dan reperfusi.6 Hearse dan ka-
Laporan mengenai efek kardioproteksi
wan kawan mendemonstrasikan
cairan kardioplegia darah diberikan me-
penggunaan cairan kristaloid dengan
lalui penelitian eksperimental pada jan-
komposisi ion yang optimal mengan-
tung anjing dan pada penelitian yang
dung magnesium dan kalium dalam
melibatkan 77 pasien yang menjalani
jumlah besar (magnesium klorida 16
pembedahan jantung terbuka.1,5,7
mMol dan kalium klorida 16 mMol).
Cairan ini disebut dengan St. Thomas’ Cairan kardioplegia darah dengan suhu
Hospital Solution No. 2, kemudian dik- dingin dihasilkan dengan menam-
omersialkan dengan nama Myotec- bahkan kalium 26 mmol/l pada darah
tor®.2,3,4,7 untuk menginduksi henti jantung secara
cepat, mengurangi kadar kalsium
Cairan glukosa yang mengandung insu-
dengan citrate phosphate dextrose
lin dan kalium diperkenalkan untuk

94 Volume IX, Nomor 2, Tahun 2017


Jurnal Anestesiologi Indonesia

(CPD), menurunkan hematocrit untuk Modifikasi Pemasangan Kardiople-


menurunkan viskositas, dan meningkat- gia
kan pH ke 7,8. Namun, kardioplegia
Pemasangan kanul kardioplegia dapat
darah suhu dingin memiliki kelemahan
dicapai dengan dua cara, antegrade dan
yaitu menurunkan fungsi jantung dan
retrograde. Pemasangan kanul kardio-
metabolisme jantung serta mening-
plegia secara retrograde memiliki dua
katnya viskositas menyebabkan
kelemahan, yang pertama adalah distri-
gangguan pada mikrosirkulasi koroner,
busi yang tidak adekuat ke ventrikel
mengakibatkan pergeseran kurva diso-
kanan dan di sebelah posterior septum
siasi oksigen kearah kiri menyebabkan
interventrikuler. Kedua, aliran kapiler
penurunan suplai oksigen ke jaringan,
kearah ventrikel kanan yang tidak ad-
dan membutuhkan reinfus yang lebih
ekuat mengakibatkan suplai nutrisi
sering daripada kardioplegia kristaloid
yang kurang.1
suhu dingin.3,5,6
Pada tahun 1991, penggunaan kardio-
Kerusakan miokard yang terjadi bersi-
plegia darah bersuhu normal secara
fat permanen akan menyebabkan kondi-
kontinyu melalui kanul retrograde dapat
si disfungsi jantung yang berhubungan
mempertahankan henti jantung dalam
dengan kejadian iskemia akibat deplesi
kondisi aerob. Teknik ini menunjukkan
ATP sehingga terjadi kelebihan kalsium
efek yang menguntungkan pada pasien
intrasel. Hearse memberikan pendapat
resiko tinggi dengan disfungsi ventrikel
mengenai konsep dasar untuk mencapai
kiri dan oklusi koroner.5
kestabilan ATP dan pemulihan fungsi
sel otot jantung dapat dicapai Laporan penelitian pada jantung babi
menggunakan kardioplegia kimia suhu yang mengalami iskemia regional, bila
dingin yang mengandung tiga kompo- terjadi interupsi pada infus kontinyu
nen utama yaitu: (1) zat kimia pencetus kardioplegia darah bersuhu hangat
henti jantung yang diakibatkan karena secara retrograde, maka dapat terjadi
pelepasan kalsium atau sodium pada sel kerusakan pada miokard. Hal ini
otot jantung, peningkatan dari kalium dibandingkan dengan penggunaan infus
atau magnesium ekstraseluler, dan kardioplegia secara intermitten baik
pemberian obat anestesi local atau an- melalui antegrade maupun retrograde,
tagonis kalsium, (2) hipotermia, dimana hasilnya masih lebih baik penggunaan
suhu jantung diturunkan sampai 25°C infus kardioplegia secara intermitten
selama periode iskemia, (3) dalam hal proteksi miokard.7
penggunaan proteksi sel otot jantung
dengan pemberian oksigen, substrat Pemberian kardioplegia secara inter-
energi, steroid atau mannitol, dan modi- miten pada pembedahan koroner lebih
fikasi komponen ion dari cairan ekstra- disukai karena dokter bedah jantung
seluler.4,5 membutuhkan beberapa menit
penghentian infus kardioplegia untuk
dapat memvisualisasi lokasi anastomo-

Volume IX, Nomor 2, Tahun 2017 95


Jurnal Anestesiologi Indonesia

sis graft bagian distal. Laporan aman dan efektif menghasilkan efek
penelitian menunjukkan bahwa tidak proteksi miokard. Penelitian penelitian
ada perbedaan efek kardioproteksi anta- ini memicu perdebatan lebih lanjut se-
ra infus kardioplegia suhu dingin dan hingga dilakukan penelitian lebih dalam
suhu hangat secara intermitten pada dengan melihat konsumsi oksigen mio-
pasien pasien yang menjalani pem- kard, produksi laktat, atau pH vena
bedahan koroner, dan pemberian kardi- koroner untuk mengetahui berapa laju
oplegia intermitten menggunakan darah aliran dan konsentrasi hemoglobin yang
yang bersuhu normal secara antegrade optimal untuk dapat mempreservasi
merupakan opsi yang aman, dan efektif myocardium. Penelitian ini menemukan
untuk menghasilkan efek proteksi mio- bahwa penggunaan kardioplegia secara
kard.7 antegrade memiliki laju aliran kardio-
plegia optimal sebesar >80 ml/min
Penelitian pada babi menunjukkan bah- dengan kadar Hb >8.0 g/dl dan pada
wa distribusi cairan kardioplegia ber- retrograde laju aliran kardioplegia opti-
beda pada pemberian secara antegrade mal pada >200 ml/min.2,4,6,7
maupun retrograde dan tidak ada salah
satu yang lebih baik daripada yang lain, Penelitian pada suhu kardioplegia terus
sehingga disarankan untuk keduanya berlanjut, pada tahun 1994 penggunaan
dikerjakan bersama secara bergantian kardioplegia bersuhu normal dikenal
untuk meminimalkan resiko kerusakan sebagai metode proteksi miokard yang
miokard setelah iskemia akibat pem- aman dan efektif. Rasionalitas
bedahan.7 Penelitian ini juga didukung penggunaan teknik ini adalah
oleh penelitian yang dilakukan pada penggunaan kardioplegia bersuhu
pasien pasien yang berresiko tinggi dingin diduga mengakibatkan
bahwa penggunaan infus kardioplegia penekanan metabolisme akibat
bersama sama antara antegrade dan ret- penurunan suhu dan menghambat pem-
rograde secara bergantian lebih baik ulihan miokard setelah pembedahan
daripada penggunaan kardioplegia pada jantung, sedangkan penggunaan kardio-
satu sisi saja (antegrade atau retrograde plegia suhu hangat memiliki resiko ke-
saja).7 rusakan miokard yang disebabkan oleh
karena terjadinya iskemia pada suhu
Kardioplegia Bersuhu Hangat normal bila pemberian kardioplegia
Pada awal tahun 1980, ditemukan mengalami interupsi (baik pada pem-
strategi kardioplegia bersuhu hangat berian antegrade maupun pada retro-
dengan beberapa manipulasi untuk grade).2,4,7
mendapatkan efek proteksi miokard. Kardioplegia Terintegrasi dan Kar-
pada tahun 1991 juga mendukung pem- dioplegia non-dilusi (Miniplegia/
bedahan jantung dengan suhu hangat, Mikroplegia)
dan melaporkan bahwa penggunaan
kardioplegia kontinyu dengan darah Tatalaksana perlindungan miokard
bersuhu normal merupakan teknik yang yang terintegrasi diajukan pada tahun

96 Volume IX, Nomor 2, Tahun 2017


Jurnal Anestesiologi Indonesia

1995, strategi perlindungan jantung (lebih dari 75 tahun), ditemukan bahwa


yang menggabungkan keuntungan be- tidak ada perbedaan klinis yang signif-
berapa teknik dan saling kompensasi ikan antara penggunaan kardioplegia
akan kekurangan teknik teknik tersebut. yang didilusi dan yang tidak didilusi.
Teknik perlindungan ini juga masih Pada penelitian terbaru yang melibat-
digunakan hingga saat ini, seperti kom- kan 80 pasien angina yang menjalani
binasi kardioplegia darah bersuhu CABG, didapatkan bahwa kardioplegia
dingin, suam-suam kuku, dan hangat yang tidak didilusikan lebih memiliki
secara bergantian, memasukkan kardio- efek proteksi miokard yang lebih baik,
plegia di antegrade dan retrograde volume transfusi yang lebih sedikit,
secara bergantian, dan penggunaan per- peningkatan fungsi jantung yang lebih
fusi kontinyu dan intermitten dalam baik setelah operasi, dan masa rawat di
satu siklus interval klem silang aorta. rumah sakit yang lebih sedikit
Metode dan pendekatan ini telah dibandingkan dengan kardioplegia yang
diterima secara luas diseluruh dunia, didilusikan.2.4.7
menghasilkan perlindungan miokard
Strategi Farmakologi untuk Kardio-
dengan lebih baik lagi dari sebe-
proteksi
lumnya.2,7
Strategi farmakologis pada pem-
Teknik teknik proteksi miokard dan
bedahan jantung untuk mengatasi keru-
kombinasi dari teknik teknik tersebut
sakan miokard adalah dengan meng-
disebut sebagain teknik integrasi.
hambat atau mengurangi resiko akibat
Teknik ini menggunakan larutan kardi-
kondisi iskemia dan reperfusi. Proteksi
oplegia darah yang didilusikan dengan
miokard telah diteliti secara experi-
darah yang ada dalam sirkuit CPB dan
mental maupun dengan penelitian klinis
larutan kardioplegia kristaloid, pada
selama kurang lebih empat dekade, ter-
kondisi normotermia dengan sistem
masuk memanipulasi ion intraseluler
pemberian yang kontinyu teknik ini
(penghambatan pada kanal kation),
memiliki efek samping vasodilatasi sis-
meningkatkan substrat energi, mengu-
temik, edema jaringan yang disebabkan
rangi radikal bebas, penambahan aden-
karena hemodilusi. Penggunaan “mini-
osine dan beta bloker dalam kardiople-
cardioplegia” diawali pada tahun 1993.
gia. Berikut ini adalah bagan yang men-
Pada penelitian dilaporkan bahwa
jelaskan tentang sel otot jantung dan
penurunan jumlah cairan kardioplegia
akibat yang ditimbulkan dari kondisi
menghasilkan penurunan kejadian vas-
iskemia dan reperfusi.
odilatasi sistemik pada pembedahan
jantung dalam suhu hangat. Namun, Dari sudut pandang elektrofisiologi,
setelah dilakukan penelitian lebih lanjut kondisi iskemia dan reperfusi yang me-
yang melibatkan 59 pasien yang men- nyebabkan terjadinya kerusakan mio-
jalani coronary artery bypass graft kard disebabkan oleh kelebihan natrium
(CABG) dan penelitian retrospektif dan kalsium intraseluler yang mengaki-
yang melibatkan 295 pasien berusia tua batkan kerusakan struktur dan fungsi

Volume IX, Nomor 2, Tahun 2017 97


Jurnal Anestesiologi Indonesia

dari sel. Kerusakan sel otot jantung selepas periode iskemia. Mekanisme
berhubungan dengan kondisi-kondisi: penghambatan ini diduga berhubungan
1) Asidosis intrasel (penumpukan H+) dengan pertukaran Na+/H+ yang dapat
yang diakibatkan oleh pemecahan ATP menyebabkan kerusakan pada sel otot
dengan proses glykolisis anaerob, 2) jantung setelah pembedahan.1,2,3,5
masuknya Na+ melalui pertukaran Na+/
Ca+, 3) masuknya Ca+ melalui per- Pada sel otot jatung terdapat kanal kali-
tukaran Na+/Ca+, 4) masuknya Na+ me- um yang dikendalikan ATP (KATP),
lalui kanal Na+, 5) masuknya Ca+ me- kanal ini akan menyebabkan terjadinya
lalui kanal Ca+, 6) beberapa faktor yang hiperpolarisasi dari membrane sel po-
terlibat dalam pertukaran ion. tensial pada sel otot jantung, kanal ini
akan menjadi aktif secara endogen pada
Pada tahun 1980-an, obat yang meng- periode iskemia. Pada tahun 1990, dil-
hambat kanal kalsium ditambahkan pa- akukan eksperimen dan ditemukan bah-
da larutan kardioplegia sebagai zat wa aktivasi endogen dari kanal KATP ini
penambah untuk mencapai proteksi mi- dapat dihambat dengan glibenclamide
okard, karena dipertimbangkan kerusa- (sulfonylurea) dan aktivasi eksogen dari
kan sel otot jantung disebabkan karena kanal KATP ini dapat dihambat dengan
masuknya kalsium yang berlebihan pinacidil, keduanya dapat digunakan
kedalam sel. Penelitian lebih banyak sebagai proteksi sel otot jantung selama
mengarah kepada pertukaran Na+/H+ periode miokard iskemia. Lawton dan
yang mengakibatkan terjadinya asidosis kawan kawan melaporkan penelitian
pada sel karena sel banyak mengan- mereka pada tahun 1996 bahwa larutan
dung natrium, sehingga dipertim- yang mengandung pinacidil sebesar 10-
bangkan zat-zat yang menyebabkan 200 mM memiliki efek proteksi mio-
hambatan pada pertukaran Na+/H+. Se- kard yang lebih baik daripada larutan
lanjutnya ditemukan efek amiloride se- yang hiperkalemik 20 mM KCl pada sel
bagai penghambat pertukaran Na+/H+ otot jantung kelinci.3,4,5
yang dapat dipakai selama periode iske-
mia dan reperfusi. Zat penghambat per- Obat berikutnya yang menjadi subjek
penelitian adalah nicorandil, pada tahun
tukaran Na+/H+ menunjukkan hasil pos-
itif untuk memberikan proteksi mio- 2006 sebuah penelitian membanding-
kard, sehingga ditambahkan pada laru- kan nicorandil yang diberikan bersama
tan kardioplegia. Penghambat per- kardioplegia normokalemi dengan laru-
tukaran Na+/H+ terbukti menghambat tan kardioplegia kontrol (larutan kardi-
kerusakan endotel pada sel otot jantung oplegia RS St. Thomas). Keduanya
dan menghindari kerusakan sel secara diberikan pada masing masing 50
fungsi maupun secara biokimia. Sebuah pasien resiko rendah yang menjalani
penelitian mengemukakan penggunaan tindakan pembedahan revaskularisasi
larutan kardioplegia yang bersifat asam koroner, dari hasil penelitian tersebut
pada periode reperfusi dapat mengham- terbukti bahwa larutan kardioplegia
bat kejadian myocardial stunning yang mengandung nicorandil memiliki

98 Volume IX, Nomor 2, Tahun 2017


Jurnal Anestesiologi Indonesia

Bagan 2.2 Fungsi sel otot jantung7

efek yang baik terhadap hemodinamik bagai larutan kardioplegia. Penelitian


pasien, namun waktu yang dibutuhkan lebih lanjut menemukan bahwa adeno-
untuk membuat jantung menjadi ber- sine sebagai kardioprotektor memiliki
henti total lebih lama daripada larutan efek proteksi miokard yang bergantung
kardioplegia kontrol. Penelitian dari dosis.
mengenai nicorandil yang diberikan
secara kontinyu melalui infus intravena Mentzer dan kawan kawan melakukan
dengan dosis sebesar 0,1 mg/kg/jam penelitian dengan membandingkan
selama pembedahan jantung menunjuk- adenosine dosis rendah (500 µM) dan
kan hasil yang sama.4,5,7 dosis tinggi (2 mM) yang dilarutkan
dalam larutan kardioplegia darah ter-
Penelitian berlanjut kepada adenosine hadap 253 pasien yang menjalani pem-
yang diproduksi dari hasil degradasi bedahan CABG. Penelitian ini mem-
fosfat selama periode iskemia. Adeno- buktikan bahwa penggunaan adenosine
sine ini dapat mengaktivasi reseptor A1 dosis tinggi menurunkan penggunaan
dan A2 pada sel otot polos, yang dopamine dan epinephrine, menurunk-
kemudian akan menyebabkan relaksasi an pemasangan topangan mekanik
dari sel otot polos, menghambat kon- (intraaortic ballooning pump/IABP),
duksi impuls elektrik, menghambat menurunkan kejadian infark miokard,
fungsi dari sel pacemaker (efek krono- dan menurunkan kematian. Penggunaan
tropik negatif), dan mendepresi fungsi adenosine sebesar 1 mM yang dilarut-
dari sel otot jantung (efek inotropic kan dalam kardioplegia darah bersuhu
negatif). Pada tahun 1980-an, adenosine rendah dapat menurunkan kadar tro-
terbukti memiliki efek proteksi miokard ponin I dan interleukin (IL-6 dan IL-8)
yang lebih baik daripada kalium se- serta menurunkan angka kerusakan sel

Volume IX, Nomor 2, Tahun 2017 99


Jurnal Anestesiologi Indonesia

otot jantung pada 32 pasien yang men- Esmolol merupakan beta bloker kardi-
jalani pembedahan katup jantung, yang oselektif dengan masa kerja sangat ce-
dilihat melalui mikroskop electron. pat, juga dapat menghambat kanal na-
Penelitian acak tersamar ganda yang trium dan kalsium, dapat digunakan
melibatkan 80 pasien yang menjalani sebagai proteksi miokard pada pasien
penggantian katup aorta, 400 µM aden- dengan angina yang tidak stabil. Pem-
osine yang dilarutkan dalam kardiople- bedahan jantung mulai menggunakan
gia darah bersuhu dingin tidak menun- esmolol untuk menginduksi henti jan-
jukkan efek kardioproteksi pada param- tung untuk prosedur CABG pada tahun
eter yang berhubungan dengan metabo- 1995. Larutan kardioplegia yang
lisme jantung, pelepasan enzim setelah mengandung esmolol terbukti mem-
pembedahan (CK-MB dan troponin T), berikan efek proteksi miokard yang
juga pada performa hemodinamik.2,4,6,7 lebih adekuat dalam mengatasi kerusa-
kan akibat iskemia global dibandingkan
Adenocaine, yaitu campuran antara dengan penggunaan kardioplegia
adenosine dan lidocaine yang dicam- hiperkalemik sendiri. 7
purkan kedalam larutan kardioplegia
pada tahun 2004, sebagai metode untuk Mesin pintas jantung paru telah
mencapai henti jantung. Obat ini secara diketahui dapat memediasi respon in-
klinis terbukti mempercepat henti jan- flamasi sistemik memlalui jalur alterna-
tung secara elektromekanik, memper- tive, dan dapat mengakibatkan kerusa-
baiki aliran darah aorta setelah periode kan organ setelah pembedahan melalui
iskemia, dan menurunkan resistensi aktivasi dari komplemen. Kadar kom-
vaskuler koroner selama infus obat, dan plemen (C2a, C5a, dan C5b-9) dan nitroblu
meningkatkan konsumsi oksigen mio- tetrazolium (NBT) mengalami pening-
kard dibandingkan dengan kardioplegia katan lebih banyak saat digunakan per-
hiperkalemik pada jantung kelinci yang fusi bersuhu hangat daripada saat
menjadi hewan percobaan. Dobson juga digunakan perfusi bersuhu dingin. Sela-
membuktikan bahwa baik diberikan ma aktivasi komplemen yang men-
secara intermitten maupun kontinyu, imbulkan reaksi inflamasi, C5b-9 dapat
adenocaine ini memiliki keuntungan mengakibatkan kerusakan sel tubuh,
yang sama. Pemberian pada kardiople- namun dapat dihambat dengan
gia bersuhu hangat maupun dingin juga penggunaan pexelizumab yaitu anti-
tidak memiliki perbedaan yang bermak- body monoclonal rantai tunggal yang
na. Mekanisme dari adenosine ini dikembangkan dari rekombinan manu-
berhubungan dengan kemampuannya sia. Carrier dan kawan kawan berhasil
mempertahankan membrane sel poten- membuktikan penggunaan pexelizumab
sial tetap berada pada kondisi istirahat dalam menghambat aktivasi komple-
dan efeknya menghambat respon in- men pada 3.099 pasien di 205 pusat
flamasi yang dipicu oleh netrofil po- kesehatan, dan pada tahun 2006 hasil
limorfonuklear.4,6,7 penelitian ini mendapatkan bahwa obat
ini menurunkan angka kematian dalam

100 Volume IX, Nomor 2, Tahun 2017


Jurnal Anestesiologi Indonesia

180 hari pada 218 pasien, namun angka suhu dalam mempertahankan metabo-
kejadian infark miokard dalam 30 hari lisme ini merupakan faktor penting
pertama setelah pembedahan tidak yang telah dikenal sejak lama dalam
memiliki perbedaan dibandingkan prosedur pembedahan jantung.
dengan grup plasebo yang menjadi Pengenalan mesin pintas jantung paru
pembanding.3,7 yang dapat mengosongkan darah dalam
ruangan jantung membuat kerja jantung
Beberapa penelitian lain telah dik- lebih ringan sehingga beban kebutuhan
erjakan dalam rangka mencari teknik oksigen sel otot jantung menurun sebe-
proteksi miokard yang lebih baik. sar 40%. Dari tahapan ini berkembang
Penelitian meta analisa mengenai statin penelitian lebih lanjut dalam hal
yang dikerjakan pada 31.725 pasien menurunkan kebutuhan oksigen sel otot
bedah jantung menunjukkan bahwa jantung, kemudian dikenal teknik hipo-
pasien yang mendapat statin sebelum termia. Teknik ini dapat menurunkan
pembedahan mengalami penurunan konsumsi oksigen sel otot jantung hing-
angka kematian, kejadian atrial fibri- ga 11%. Kondisi henti jantung ber-
lasi, dan kejadian stroke setelah pem- kontribusi dalam menurunkan konsum-
bedahan. Puncaknya pada tahun 2011, si oksigen sel otot jantung hingga 34%.
diperkenalkan Custodiol dosis tunggal Dengan kombinasi ketiga teknik terse-
dengan kandungan histidine— but diatas maka penurunan konsumsi
trypthophan—ketoglutarate yang dapat sel otot jantung pada masa iskemia
memberikan proteksi miokard setara dapat diturunkan hingga 90%.
dengan kardioplegia bersuhu dingin Penurunan kebutuhan oksigen sel jan-
yang diberikan beberapa kali secara tung ini akan berpengaruh signifikan
intermitten. Penelitian terakhir mende- terhadap kejadian disfungsi miokard
monstrasikan keuntungan penggunaan setelah pembedahan.3,4,5
human atrial natriuretic peptide
(hNAP) kedalam infus kardioplegia Ischaemic Pre and Post Conditioning
yang diberikan kedalam jaringan mio- (IPC)
kardium yang mengalami iskemia dan
Prekondisi iskemik pada awalnya
reperfusi, dan terbukti meningkatkan
dilaporkan pada tahun 1986 sebagai
kapasitas fungsional ventrikel kiri dan
teknik perlindungan miokard dengan
menurunkan kejadian kontraksi ven-
cara menginduksi kondisi iskemia pada
trikel yang prematur serta meningkat-
miokard sebelum miokard mengalami
kan kadar ATP miokardial selama peri-
iskemia yang sesungguhnya dalam
ode seletah iskemia.4,7
pembedahan jantung, sehingga dapat
Proteksi Miokard Secara Mekanik mempersiapkan miokard dalam
menghadapi iskemia yang
Kestabilan kondisi metabolisme mio- sesungguhnya mengakibatkan kerusa-
kard menjadi kunci penting dalam kan secara luas. Penelitian menunjuk-
mempertahankan keutuhan miokard kan bahwa kadar ATP lebih banyak pa-
selama proses iskemia terjadi. Peran

Volume IX, Nomor 2, Tahun 2017 101


Jurnal Anestesiologi Indonesia

da pasien yang mengalami prekondisi ti melindungi sel otot jantung dari peri-
iskemik daripada pasien yang tidak ode iskemia yang dapat menyebabkan
mengalami prekondisi iskemik selama infark, namun mekanisme sebenarnya
periode pembedahan jantung. Pasien masih belum dapat diketahui secara de-
yang mengalami prekondisi iskemik tail.1,3,5
tidak mengalami peningkatan troponin
T yang lebih tinggi setelah pem- Post kondisi iskemik didefinisikan se-
bedahan. Penggunaan prekondisi iske- bagai interupsi intermitten yang cepat
mik menurunkan kejadian aritmia dari aliran darah pada periode awal dari
setelah pembedahan, dan menurunkan reperfusi, teknik ini ditemukan oleh
penggunaan inotrop serta mempercepat Zao dan kawan kawan pada tahun
perawatan pasien di ICU. Kelemahan 1993. Mereka melaporkan penggunaan
dari teknik ini adalah meningkatkan postkondisi iskemia menurunkan
resiko terjadinya tromboemboli arterial besarnya infark dibandingkan dengan
selama pemasangan dan pelepasan kelompok kontrol. Pengurangan be-
klem silang aorta.1,2,3,4,5 saran infark ini setara pada penggunaan
prekondisi iskemik. Seperti juga
Teknik prekondisi iskemia digunakan prekondisi iskemik, mekanisme
pertama kali dengan teknik pem- postkondisi iskemik ini juga masih be-
bedahan menggunakan klem silang lum dapat dijelaskan secara detail.2,4,5
yang dipasang pada aorta. Pemasangan
Anesthesia Pre and Post Conditioning
klem silang aorta selama 2-3 menit
(APC)
yang kemudian dilepaskan selama 2
menit dapat mempersiapkan sel otot Berawal dari teknik prekondisi yang
jantung untuk menghadapi kondisi iske- digunakan dengan pemakaian klem si-
mia yang sebenarnya. Teknik ini lang aorta, kemudian berkembang pada
kemudian mendasari pengunaan teknik teknik anestesi yang menghasilkan efek
lain dengan tujuan yang sama, yaitu yang sama. Penggunaan obat anestesi
prekondisi iskemia pada sel otot jan- untuk mendapatkan efek prekondisi is-
tung.13 kemik dapat dicapai dengan dua cara,
yaitu dengan penggunaan gas anestesi
Empat kali oklusi dan reperfusi dari
dan obat anestesi intravena.
cabang arteri circumflex dapat mem-
bantu melindungi sel otot jantung dari Gas Anestesi sebagai Proteksi Mio-
infark yang disebabkan dari oklusi kard
cabang arteri left anterior descending
koroner. Efek kardioproteksi dari Gas anestesi telah diketahui dapat
prekondisi iskemia regional dari pem- menurunkan tekanan darah sistemik
buluh darah diluar jantung memiliki dan menghambat fungsi kontraktilitas
efek yang menguntungkan pada sel otot jantung, namun pengaruh dari gas
jantung yang kemudian mengalami is- anestesi terhadap miokard masih men-
kemia. Prekondisi iskemik telah terbuk- jadi perdebatan. Mekanisme molekuler

102 Volume IX, Nomor 2, Tahun 2017


Jurnal Anestesiologi Indonesia

Bagan 2.3 Pengaruh suhu dan kondisi jantung terhadap konsumsi oksigen miokard 3

yang terjadi di miokard akibat pengaruh an, sampai didapatkan penjelasan detil
gas anestesi masih belum dapat dipa- mengenai efek isoflurane. Isoflurane
hami secara pasti. Satu hal yang telah memiliki efek vasodilatasi pada pem-
dipastikan hingga saat ini adalah gas buluh darah koroner yang berukuran
anestesi mempengaruhi kanal - kanal 100 µm atau lebih kecil, sehingga
ion pada sel otot jantung, memodulasi isoflurane dikenal memiliki efek
automatisitas dan kejadian aritmia.1,3,9 “coronary steal” dimana isoflurane
menimbulkan efek vasodilatasi pada
Gas anestesi mempengaruhi kebutuhan pembuluh darah yang normal, namun
dan suplai oksigen di miokard, dan tidak memberikan efek apa apa ter-
mempengaruhi respon miokard ter- hadap pembuluh darah yang tidak nor-
hadap kejadian iskemia. Pemahaman mal. Hal ini akan mengakibatkan aliran
ini memicu dilakukannya penelitian darah semakin lancar menuju ke jarin-
mengenai pengaruh gas anestesi ter- gan yang sehat namun semakin buruk
hadap vasoregulasi pembuluh darah ke jaringan yang iskemia. Penelitian
koroner. Pada penelitian yang melibat- kemudian berlanjut kepada sevoflurane
kan hewan, halothane memiliki efek dan desflurane dengan hasil yang ku-
kecil terhadap pembuluh darah koroner. rang lebih sama dengan isoflurane.2,3,9
Efek isoflurane terhadap pembuluh
darah koroner menjadi perdebatan pada Tonus vaskuler dapat dipengaruhi
tahun 1980 sampai dengan tahun 1990- dengan pemberian gas anestesi, akibat

Volume IX, Nomor 2, Tahun 2017 103


Jurnal Anestesiologi Indonesia

yang ditimbulkan bisa berupa hipotensi bahan pada produksi endothelin-1 (ET-
dan aktivasi reflex dari sistem saraf 1) dan meningkatkan produksi anion
otonom. Semua gas anestesi men- superoxide yang akan memangsa ROS,
imbulkan penurunan tekanan darah sehingga akan mengurangi reaksi in-
yang berbanding lurus dengan dosis flamasi pada sel akibat iskemia dan
pemberian. Halothane dan enflurane menghambat terjadinya proses apopto-
menyebabkan penurunan tekanan darah sis pada akhirnya. Mekanisme ini
dengan mekanisme penurunan stroke menegakkan fungsi gas anestesi
volume (SV) dan cardiac output (CO). sevoflurane sebagai gas anestesi yang
isoflurane, sevoflurane, dan desflurane paling superior dalam hal memberikan
menurunkan tekanan darah dengan perlindungan kepada sel otot jantung
mekanisme penurunan systemic vascu- selama periode iskemia pada mesin
lar resistance (SVR) dengan tetap mem- pintas jantung paru.1-5,9
pertahankan CO. Mekanisme
Propofol Sebagai Proteksi Miokard
pengaturan ukuran dari pembuluh darah
inilah yang menjadi dasar penelitian Propofol adalah obat anestesi intravena
gas anestesi khususnya isoflurane, dengan masa kerja singkat, pertama kali
sevoflurane dan desflurane sebagai diperkenalkan pada tahun 1980an. Kan-
proteksi miokard.3,4,5,9 dungannya saat ini adalah 1% propofol,
10% minyak kedelai, dan 1,2%
Isoflurane menghambat influx kalsium
fosfolipid telur ayam yang dicampur
kedalam sel endothelial yang di-
sebagai emulsi yang berwarna putih.
pengaruhi oleh histamine. Gas anestesi
Propofol digunakan secara luas dalam
ini juga berpengaruh terhadap aktivasi
lingkup anestesi sebagai obat untuk in-
dari endothelial nitric oxide synthase
duksi anestesi dan pemeliharaan
(eNOS) dan menghambat pelepasan
anestesi, karena onsetnya yang cepat
nitric oxide (NO). Halothane, enflurane
dan masa kerjanya yang singkat.8,9
dan isoflurane menstimulasi pelepasan
kalsium dari sarcoplasmic reticulum Propofol memiliki struktur kimia yang
(SR) namun sevoflurane justru se- menyerupai a-tocopherol atau vitamin
baliknya, malah menghambat pelepasan E, yang dikenal sebagai antioksidan.
kalsium dari SR. Mekanisme ini mem- Propofol telah terbukti dapat mengham-
bantu pada saat sel mengalami iskemia bat lipid peroxidase dari beberapa
dimana kalsium akan lebih banyak ma- radikal bebas seperti hydroxyl atau fer-
suk dan membanjiri sel, mengakibatkan yl, serta dapat menghilangkan peroxy-
edema sel yang kemudian akan nitrite. Propofol juga dilaporkan dapat
mengakibatkan kerusakan permanen menghambat influk kalsium kedalam
dari sel, dengan dihambatnya pelepasan sel dan menurunkan respon sel terhadap
kalsium dari SR maka sel tidak akan inflamasi. Kelebihan dari propofol ini-
mengalami kelebihan kalsium sehingga ah yang digunakan sebagai kardiopro-
mengurangi terjadinya edema pada sel. teksi selama beberapa puluh tahun.
Sevoflurane diduga menginduksi peru- Penelitian pada tahun 1990 telah ber-

104 Volume IX, Nomor 2, Tahun 2017


Jurnal Anestesiologi Indonesia

Gambar 2.3 Prekondisi dan postkondisi sebagai proteksi miokard. 12

Bagan 2.3 Efek proteksi miokard dari gas anestesi.12

Volume IX, Nomor 2, Tahun 2017 105


Jurnal Anestesiologi Indonesia

hasil membuktikan bahwa propofol berkurang, mengakibatkan penurunan


dapat memberikan efek proteksi mio- ikatan dari asam dan basa. Hal ini akan
kard dengan cara meningkatkan peroxi- menyebabkan pergeseran tingkat keasa-
dase lipid saat reperfusi.7,8,9 man darah menjadi lebih basa.10

Efek utama dari propofol sehingga Terdapat dua strategi dalam merespon
digunakan sebagai proteksi miokard perubahan kondisi ini, yaitu strategi
yang diduga sebelumnya hanya sebagai alpha stat dan pH stat. Strategi alpha
pemangsa radikal bebas dan pengham- stat mengatur keasaman dengan cara
bat kanal kalsium pada membrane sel, membiarkan karbon dioksida dalam
sampai saat Lemoine dan kawan kawan darah menurun mengikuti perubahan
pada akhirnya berhasil membuktikan dari suhu sehingga mengakibatkan pe-
bahwa propofol menimbulkan proteksi rubahan dari konsentrasi ion hidrogen
sel otot jantung dengan cara memediasi yang akan meningkatkan pH menjadi
terbukanya kanal kalium yang sensitive lebih basa. Hal ini berarti pada saat me-
terhadap ATP, dan aktivasi nitric oxide sin pintas jantung paru bekerja, tidak
synthase. Penelitian mengenai propofol ada penambahan karbon dioksida dalam
masih berlanjut dan selama 10 tahun oksigenator untuk mengkompensasi
terakhir masih banyak penelitian yang penurunan karbon dioksida dalam
sedang berjalan menggunakan propofol darah.10
untuk mengetahui secara spesifik di-
mana letak fungsinya sebagai proteksi Alternatif manajemen asam basa selain
miokard. Penelitian-penelitian ini mem- alpha stat adalah pH stat. Metode pH
berikan hasil yang baik, dan stat menjada kadar keasaman darah
menemukan bahwa propofol dapat tetap normal selama mesin pintas jan-
menghambat reaksi inflamasi dengan tung paru bekerja dengan cara menam-
cara produksi iNOS, menghambat pros- bahkan karbon dioksida sebesar 3-5%
es apoptosis dengan cara mengaktifkan kedalam oksigenator untuk menjaga pH
NF-kB dan menurunkan jumlah Reac- tetap pada nilai 7,40 dengan kadar
tive Oxygen Spesies (ROS).7,8,9 PaCO2 sebesar 40 mmHg. Pada tahun
1960 sampai tahun 1970an strategi pH
Manajemen Asam Basa Dalam Mesin stat lebih banyak dipakai, dan pada
Pintas Jantung Paru tahun 1980an dikenal teknik alpha stat
dan kemudian menjadi lebih populer
Perkembangan pembedahan jantung
karena lebih mudah untuk tidak
dengan menggunakan mesin pintas jan-
menambahkan karbon dioksida
tung paru dalam kondisi hipotermia 2,3,10
kedalam oksigenator.
menimbulkan kontroversi baru, salah
satunya mengenai manajemen Kedua metode ini memiliki kelebihan
pengaturan asam basa selama sirkulasi dan kekurangan masing masing.
didalam mesin pintas jantung paru. Metode pH stat memiliki kelebihan da-
Selama periode hipotermia, energi ki- lam mempertahankan aliran darah ke
netik yang dihasilkan oleh tubuh akan jaringan, namun kelebihan aliran darah

106 Volume IX, Nomor 2, Tahun 2017


Jurnal Anestesiologi Indonesia

ke jaringan yang sedang berada dalam lebih baik tampaknya bergantung pada
metabolisme rendah akibat hipotermia hal-hal yang dapat mempertahankan
pada beberapa penelitian dapat me- fungsi seluler selama periode iskemia
nyebabkan terjadinya emboli di pem- dan reperfusi ditingkat sarkolemal
buluh darah otak yang mengakibatkan bahkan sampai subseluler, serta
penurunan fungsi neurologis setelah bagaimana cara untuk memperpendek
pembedahan. Selain itu, penambahan masa stunning dari miokard untuk
karbon dioksida kedalam sirkulasi menghindari kerusakan irreversibel dari
dapat berakibat terganggunya sistem sel seperti nekrosis dan apoptosis.3,5,7,11
regulasi otomatis dari pembuluh darah
sehingga tubuh tidak dapat mengontrol RINGKASAN
perubahan dari tekanan darah untuk Penyakit jantung koroner masih meru-
menjamin perfusi yang lebih baik ke pakan penyebab kematian nomer satu,
jaringan. Sedangkan metode alpha stat dengan angka kematian pertahun seki-
terbukti pada beberapa penelitian lebih tar 36% dari total jumlah penduduk
superior dibandingkan dengan pH stat dunia. Peningkatan angka kematian
khususnya dalam menjaga kestabilan yang signifikan tersebut membuat ur-
fungsi neurologis selama prosedur gensi semakin meningkat, sehingga
hipotermia dan mesin pintas jantung perlu penanganan yang lebih baik untuk
paru bekerja. Hal ini diduga karena tid- memberikan luaran yang terbaik. Pem-
ak ada manipulasi penambahan karbon bedahan CABG dengan menggunakan
dioksida maka tidak ada perubahan da- mesin pintas jantung paru merupakan
lam regulasi otomatis pada pembuluh salah satu standar terapi untuk menga-
darah, sehingga tubuh masih dapat tasi penyakit jantung koroner.
mengatur aliran darah menuju ke jarin- Penggunaan mesin pintas jantung paru
gan demi menjamin perfusi. Namun hal dan pembedahan jantung itu sendiri
ini hanya terjadi pada pasien dewasa, dapat menyebabkan kondisi hipoperfu-
pada kasus pediatrik maka metode pH si, dan memicu mediator inflamasi pada
stat masih menunjukkan hasil lebih miokard yang dapat memperburuk kon-
baik dari penelitian yang telah dil- disi pasien apabila dikerjakan tanpa
akukan.2,3,4,10 memperhatikan proteksi miokard.
Strategi Proteksi Miokard Masa De- Usaha mendapatkan proteksi miokard
pan telah ditempuh selama 60 tahun tera-
Terapi transplantasi sel mulai khir, mulai dari teknik hipotermia,
digunakan untuk membantu pasien penggunaan kardioplegia selama dalam
yang mengalami gagal jantung. Bebera- mesin pintas jantung paru, ischemic pre
pa metode telah menunjukkan efek -conditioning, anesthesia pre-
proteksi miokard selama pembedahan conditioning menggunakan gas anestesi
jantung. Kunci utama dalam stretegi maupun obat anestesi intravena, sampai
untuk mendapatkan proteksi miokard kepada manipulasi dari komponen
molekuler sel otot jantung. Teknik

Volume IX, Nomor 2, Tahun 2017 107


Jurnal Anestesiologi Indonesia

proteksi miokard tersebut telah blood cardioplegia and continuous


menghasilkan luaran yang baik dengan controlled warm shot through vein grafts
kualitas hidup yang baik pada pasien- during proximal ends anastomosis in
pasien post operasi CABG. conventional coronary artery bypass
graft surgery, Department of Cardiac
Kedepannya masih perlu dikem-
Surgery, Chaudary Pervaiz Elahi Institute
bangkan lagi penelitian yang mengarah
of Cardiology, Multan, Pakistan, 2016;
ke biologi molekuler. hal 1-6.

7. Yamamoto H., Yamamoto F., Myocar-


DAFTAR PUSTAKA dial protection in cardiac surgery: a his-
torical review from the beginning to the
1. Bojar R. M., Section VII Prevention and
current topics. The Japanese association
management of cardiac dysfunction aftar
for thoracic surgery, 2013; 61; 485-496.
cardiac surgery. Manual of Perioperative
Care in Adult Cardiac Surgery 5th edi- 8. Mao X., Ge Z., Xie X., Lian Q., Xia Z.,
tion, Wiley-Blackwell, United Kingdom, Propofol Cardioprotection against
2011; hal. 301-344, 437-580. Myocardial Ischaemia-Reperfusion In-
jury; A Mechanistic Review. 2016. Re-
2. Hensley F. A., Cardiopulmonary bypass.
active Oxygen Spesies Cell Med Press.
A Practical Approach in Cardiac An-
esthesia 5th edition, Lippincot Williams 9. Li F., Yuan Y., Meta-analysis of the
& Wilkins, Philadelphia, United States, cardioprotective effect of sevoflurane
2013; 25: hal. 2818-2973. versus propofol during cardiac surgery.
BMC Anesthesiology, 2015; 15-128
3. Kaplan J. A.,Section V Extracorporeal
Circulation. Kaplan’s Cardiac Anes- 10. Duebener L. F., et. Al., Effects of pH
thesia: The Echo Era 6th edition, Saun- management During Deep Hypothermic
ders Elsevier, Missouri, United States, Bypass on Cerebral Microcirculation;
2011; hal. 199-288, 315-382, 466-495, Alpha-Stat Versus pH-Stat. 2002, Cir-
637-673. culation, American Heart Associations,
103-I-108.
4. Mackay J. H., Section 9 Cardiopul-
monary Bypass. Core Topics in Cardiac 11. Zaugg M., Schaub M. C., Foex P.,
Anesthesia 2nd edition, Cambridge Uni- Myocardial injury and its prevention in
versity Press, United Kingdom, 2012; the perioperative setting. 2004, British
hal. 48-57, 193-199, 223-231. Journal of Anaesthesia 93; 21-33
5. Catherjee K., Anderson M., Heistad D., 12. Czermy M., Baumer H., Kilo J.
Kerber R.E., Basic cardiology. Car- Inflammatory response and myocardial
diology An Illustrated Textbook, Jaypee injury following coronary artery bypass
Brothers Medical Publishers LTD, New grafting with or without cardiopulmonary
Delhi, India, 2013; hal. 985-999, bypass. Euro jour of cardio thor surg
1166-1174. 2000; 17:737-42.
6. Sher-i-Murtaza M, Myocardial Protec-
tion with multiport antegrade cold

108 Volume IX, Nomor 2, Tahun 2017


Jurnal Anestesiologi Indonesia

13. Kurapeev D., Kabanov V., Grebennik monary Bypass and Oxidative Stress.
V., Sheshurina T., Dorofeykov V., New Hindawi publishing corporation, 2015.
technique of local ischemic precondi-
tioning induction without repetitive 15. De Hert S., Broecke P. W., Mertens E.,
aortic cross-clamping in cardiac sur- Sommeren E. W., De Blier I. G., Stock-
gery. journal of Cardiothoracic Sur- man A. Sevoflurane but not Propofol
gery (2015) 10:9 Preserves Myocardial Function in Cor-
onary Surgery Patients. Anesthesiolo-
14. Zakkar M., Guida G., Suleiman M. S., gy, 2002; 97;42-9
Angelini D. Review Article Cardiopul-

Volume IX, Nomor 2, Tahun 2017 109

Potrebbero piacerti anche