Sei sulla pagina 1di 16

PENGARUH DEWAN DIREKSI, DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN,

LEVERAGE, DAN AKTIVITAS PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN


SUSTAINABILITY REPORT

Eria Nissa Awalia


Ratna Anggraini,
Rida Prihatni,

Abstract:This research was intended to examine the influences of board of


directors, board of independent commissioner, leverage, and activity of company
toward sustainability report disclosure. Sustainability Report Disclosure is the dependent
variables in this research were measured by GRI G3.1
Content Index and Checklists. For the independent variables in this research, using
board of directors were measured by sum of directors meetings, board of independent
commissioner were measured by
proportion of independent commissioner, leverage were measured by debt to equity,
activity of company were measured by total asset turnover. This research uses secondary
data which is financial statement
and sustainability report from Indonesian Stock Exchange Listed Companies in 2010-2012.
While the sampling method used was purposive sampling method which is overall 39
observations. This research uses multiple regression method to test the hypothesis with
SPSS computer program. From the analysis
performed in this research, it can be concluded that board of directors, and leverage have
no significant influence to sustainability report disclosure. The other hand activity of
company has positive influence
and significant to sustainability report disclosure. And Board of independent commissioner
has negative influence and significant to sustainability reporting disclosure.

Key Words: Board of Directors, Board of Independent Commissioner, Leverage, Activity


of Company, and Sustainability Report

1. PENDAHULUAN terkini menunjukkan laju pertumbuhan

Seiring dengan perkembangan dalam sektor menjadi semakin cepat, dan

ekonomi dan teknologi, pertumbuhan investor asing pun kini mulai banyak

ekonomi perusahaan- perusahaan di melirik ke Indonesia karena potensi

Indonesia mengalami kemajuan. kelas menengahnya yang begitu besar

Konsumsi domestik meningkat tajam dan upah buruhnya yang relatif lebih

dalam beberapa tahun terakhir menjadi kompetitif (World Bank, 2012).

alasan utama pertumbuhan ekonomi di Sembilan tahun lalu terjadi kasus

Indonesia, sementara itu data investasi banjir lumpur panas oleh PT Lapindo

Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi


Volume 10, No.2, Tahun 2015
124
Brantas di (WALHI,2007). Selain itu, menimbulkan kerusakan terhadap

telah terjadi insiden-insiden lingkungan lingkungan, misalnya banjir, perubahan

lainnya yaitu pencemaran Teluk Buyat di iklim, dan polusi udara (Nurrahman dan

Minahasa Selatan oleh PT Newmont Sudarno, 2013).

Minahasa Raya (TEMPO, 2007), Insiden-insiden lingkungan yang

pencemaran lingkungan dan kerusakan terjadi disebabkan karena perusahaan

hutan di Provinsi Riau yang disebabkan tidak menerapkan Good Corporate

oleh operasi perusahaan Asia Pulp and Governance (GCG) atau tata kelola

Paper Co., Ltd. (WWF, 2006), masalah perusahaan yang baik, sehingga

pemberdayaan masyarakat suku di wilayah perusahaan kurang melakukan

pertambangan PT Freeport di Papua control/pengendalian terhadap aktivitas

(WALHI, 2010), dan konflik masyarakat operasi perusahaan tersebut.

Aceh dengan Exxon mobil yang mengelola Menurut Elkington (dalam

gas bumi di Arun (Acehtraffic, 2014). Nurrahman dan Sudarno, 2013) kini

Insiden-insiden lingkungan yang tujuan bisnis tidak hanya mencari

terjadi disebabkan karena perusahaan keuntungan (profit), tetapi juga

tidak menerapkan Good Corporate tanggung jawab kepada masyarakat

Governance (GCG) atau tata kelola (people) dan bumi (planet). Ketiga hal

perusahaan yang baik, sehingga tersebut dikenal dengan Tripple-P Bottom

perusahaan kurang melakukan Line. Sebagaimana telah diatur dalam

control/pengendalian terhadap aktivitas undang- undang (UU) Republik Indonesia

operasi perusahaan tersebut. Perusahaan nomor 40 tahun 2007 Pasal 74 ayat 1.

sering kali mengabaikan dampak sosial Selain UU nomor 40 tahun 2007 pasal

dan lingkungan yang timbul dari 74, telah diterbitkan peraturan pemerintah

aktivitas atau tindakan ekonomi Republik Indonesia nomor 47 tahun

perusahaan padahal kegiatan produksi 2012. Dalam Peraturan Pemerintah ini

yang dilakukan perusahaan berpotensi diatur mengenai tanggung jawab sosial

Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi


Volume 10, No.2, Tahun 2015
125
dan lingkungan yang bertujuan Dilling (2010) meneliti adakah

mewujudkan pembangunan ekonomi perbedaan antara perusahaan yang

berkelanjutan (sustainability telah menerbitkan sustainability report

development) guna meningkatkan kualitas dengan yang tidak, bila dilihat dari

kehidupan dan lingkungan yang karakterisik-karakteristik perusahaan

bermanfaat bagi komunitas setempat dan (jenis sektor operasi, kinerja keuangan,

masyarakat pada umumnya. pertumbuhan jangka panjang, corporate

Konsep inilah yang kemudian governance, maupun lokasi perusahaan–

dikenal dengan sebutan sustainability perusahaan tersebut didirikan). Penelitian

report (laporan berkelanjutan) (Suryono Suryono dan Prastiwi (2011), dan

dan Prastiwi, 2011). penelitian Idah (2013) menemukan bahwa

Pengungkapan sustainability report di dewan direksi berpengaruh positif

kebanyakan negara, termasuk Indonesia terhadap kelengkapan pengungkapan

masih bersifat voluntary, artinya sustainability report. Namun, Pratiwi dan

perusahaan dengan sukarela Chariri (2013), dan penelitian Nasir et.al

menerbitkannya dan tidak ada aturan (2014) menemukan bahwa dewan direksi

yang mewajibkan seperti halnya pada tidak menunjukkan pengaruh terhadap

penerbitan financial reporting (Utama, kelengkapan pengungkapan sustainability

2006). report.

Penelitian awal biasanya dilakukan Penelitian Ratnasari dan Prastiwi

dengan menggunakan pendekatan (2011), dan Putri (2013) menemukan

kualitatif. Misalnya, penelitian yang bahwa proporsi dewan komisaris

menganalisis penerapan sustainability independen tidak berpengaruh terhadap

report suatu perusahaan berdasar Global luas pengungkapan tanggung jawab sosial

Reporting Initiative (GRI) yang antara dalam Sustainability Report. Penelitian

lain dilakukan oleh Anke (2009); Sari dan Marsono (2013) menemukan

Nugroho (2009); dan Wicaksono (2010). bahwa dewan komisaris independen

Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi


Volume 10, No.2, Tahun 2015
126
berpengaruh terhadap pengungkapan yang memengaruhi keberadaan

sustainability report. Penelitian Nasir perusahaan dan/atau dipengaruhi oleh

et.al (2014) menemukan bahwa tindakan perusahaan (Lawrence et.al,

leverage berpengaruh terhadap 2005 , dalam Agoes dan Ardana,

pengungkapan sustainability report. 2009). Mempertimbangkan pandangan

Dan penelitian Luthfia (2012) para pemangku kepentingan penting

menemukan adanya pengaruh leverage untuk menciptakan pemahaman yang

terhadap publikasi sustainability report. mantap tentang dampak ekonomi,

Namun, penelitian Idah(2013) lingkungan, dan sosial sebuah perusahaan

menemukan bahwa leverage tidak serta bagaimana keterkaitannya dengan

menunjukkan pengaruh terhadap nilai dan ketahanan bisnis (GRI, 2013).

kelengkapan pengungkapan sustainability Fokus teori legitimasi adalah pada

report. interaksi antara perusahaan dengan

masyarakat. Dowling dan Prefer (dalam

2. KAJIAN TEORI DAN Ghozali dan Chariri, 2007).

PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Teori agensi, teori stakeholder dan 2.1 Pengaruh Dewan Direksi Terhadap

teori legitimasi merupakan landasan Pengungkapan Sustainability Repor

dari penelitian ini. Agency theory sering Melalui frekuensi rapat antara

digunakan sebagai landasan dalam anggota dewan direksi yang semakin

penelitian-penelitian sebelumnya tinggi, mengindikasikan bahwa semakin

mengenai corporate governance. Hal ini seringnya dewan direksi berkomunikasi

dikarenakan pentingnya aspek dan berkoordinasi antar anggota akan

pengawasan (monitoring) demi lebih mempermudah untuk mewujudkan

terwujudnya good corporate governance. GCG (Suryono dan Prastiwi, 2011). Dan

Pemangku kepentingan (stakeholders) salah satu hal yang mendukung GCG

adalah semua pihak (orang atau lembaga) adalah dengan mempublikasikan

Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi


Volume 10, No.2, Tahun 2015
127
sustainability report (Nasir et.al, 2014). (Sembiring,2005). Berdasarkan argumen-

Berdasarkan argumen-argumen tersebut argumen tersebut maka dirumuskan

maka dirumuskan hipotesis sebagai hipotesis sebagai berikut:

berikut: H2: Dewan Komisaris Independen

H1 : Dewan direksi berpengaruh berpengaruh terhadap pengungkapan

terhadap pengungkapan sustainability sustainability report.

report.

2.2 Pengaruh Dewan Komisaris Independen 2.3 Pengaruh Leverage Terhadap

terhadap Pengungkapan Sustainability Pengungkapan Sustainability Report

Report Tingkat leverage yang tinggi

Salah satu tugas utama dewan berarti perusahaan mempunyai proporsi

komisaris independen adalah memantau hutang yang besar kepada pihak eksternal

proses keterbukaan dan efektivitas (kreditur) dan memiliki kewajiban untuk

komunikasi dalam perusahaan untuk membayar utangnya. Kemampuan untuk

menyediakan tersedianya informasi yang membayar utang bergantung pada laba

tepat waktu dan jelas kepada yang dihasilkan oleh perusahaan

stakeholders. Coller dan Gregory (1999, (Sulistiyanto, 2008). Semakin tinggi

dalam Sembiring, 2005) menyatakan tingkat leverage berpengaruh negatif

bahwa semakin besar jumlah anggota terhadap kelengkapan pengungkapan

dewan komisaris, maka akan semakin sustainability report (Nasir et.al,

mudah untuk mengendalikan CEO (Chief 2014). Berdasarkan argumen- argumen

Executive Office) dan monitoring yang tersebut maka dirumuskan hipotesis

dilakukan akan semakin efektif. Dewan sebagai berikut:

komisaris yang diproksi dengan jumlah H3 : Tingkat leverage berpengaruh

anggota dewan komisaris, menunjukkan terhadap pengungkapan sustainability

pengaruh terhadap pengungkapan report.

tanggung jawab sosial perusahaan 2.4 Pengaruh Aktivitas Perusahaan

Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi


Volume 10, No.2, Tahun 2015
128
Terhadap Pen gungkapan pengamatan 2010-2012, sehingga jumlah

Sustainability Report observasi sebanyak 39 observasi.

Aktivitas perusahaan menunjukkan

keefektifan sebuah perusahaan dalam 3.2 Variabel Penelitian

menggunakan aktiva yang dimilikinya Variabel dependen adalah

dan untuk menilai seberapa efisien pengungkapan sustainability report

perusahaan dapat memanfaatkan dan diukur dengan G3.1 Content Index and

mengelola sumber daya yang dimiliki Checklists. Pengungkapan sustainability

perusahaan (Horne dan Wachowicz (2013 report diukur dari pengungkapan yang

:210)). Berdasarkan argumen-argumen terkait dengan pengungkapan Strategy

tersebut maka dirumuskan hipotesis and Profile, dan Performance Indicator

sebagai berikut: berjumlah 126 item. Setiap item

H4 : Tingkat aktivitas perusahaan pengungkapan yang dilakukan oleh

berpengaruh terhadap pengungkapan perusahaan akan diberikan ceklis.

sustainability report. Selanjutnya jumlah ceklis tersebut dibagi

dengan jumlah keseluruhan item yang

3. METODE PENELITIAN diungkapkan dalam sustainability report.

3.1 Sampel dan Data Variabel independen adalah dewan

Populasi dalam penelitian ini adalah direksi, dewan komisaris independen,

seluruh perusahaan non-keuangan yang leverage, dan aktivitas perusahaan.

mengeluarkan sustainability report dan Pengukuran masing-masing variabel

terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan tersebut adalah sebagai berikut :

pada tahun 2010-2012. Dengan 1. Dewan direksi diukur dengan

menggunakan teknik purposive sampling, frekuensi rapat antara anggota dewan

peneliti mendapatkan jumlah sampel direksi

sebanyak 13 perusahaan yang terdaftar di 2. Dewan komisaris independen diukur

Bursa Efek Indonesia selama tahun dengan proporsi dewan komisaris

Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi


Volume 10, No.2, Tahun 2015
129
independen berjumlah 0.415 atau sebesar 41.5%.

3. Leverage diukur dengan Debt to Dengan kata lain rata-rata perusahaan

Equity Ratio telah memenuhi standar minimal yang

4. Aktivitas perusahaan diukur dengan disyaratkan oleh BEI sebesar 30%

Asset Turnover (Bursa Efek Jakarta, 2004). Untuk nilai

maksimum dari dewan komisaris

3.3 Metode Analisis Data independen sebesar 0.6 atau 60%

Pengujian hipotesis menggunakan diperoleh dari PT Bakrie Sumatera

regresi linear berganda. Plantations Tbk tahun 2011. Sementara

untuk nilai minimum dari dewan

4. Hasil Penelitian komisaris independen ini dimiliki oleh

Analisis Statistik Deskriptip PT Vale Indonesia Tbk tahun 2011

Pada tabel IV.1 statistik deskriptif sebesar 0.222 atau 22.2 %. Dan ini berarti

terlihat dari 39 perusahaan yang menyalahi aturan BEI yang mensyaratkan

diobservasi, dapat diketahui jumlah rata- minimal dewan komisaris independen

rata atau mean yang didapat dari dewan sebesar 30% dari total dewan komisaris.

direksi berjumlah 29.59. Untuk nilai Standar deviasi yang diperoleh sebesar

maksimum dari dewan direksi sebesar 58 0.092865 yang menunjukkan variasi yang

diperoleh dari PT Perusahaan Gas Negara terdapat dalam dewan komisaris

Tbk pada tahun 2012. Sementara untuk independen.

nilai minimum dari dewan direksi ini Leverage memiliki jumlah rata-rata

dimiliki oleh PT Petrosea Tbk sebesar 4. yaitu 0.93. Untuk nilai maksimum dari

Standar deviasi sebesar 16.711, leverage sebesar 2.89 diperoleh dari PT

menunjukkan variasi yang terdapat dalam Wijaya Karya Tbk pada tahun 2012.

dewan direksi. Sementara untuk nilai minimum dari

Jumlah rata-rata atau mean yang leverage ini dimiliki oleh PT Semen

didapat dari dewan komisaris independen Indonesia (Persero) Tbk sebesar 0.282.

Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi


Volume 10, No.2, Tahun 2015
130
Standar deviasi yang diperoleh sebesar pada tahun 2010, PT Semen Indonesia

0.643553 yang menunjukkan variasi yang (Persero) Tbk 2012, PT Vale Indonesia

terdapat dalam leverage. Tbk pada tahun 2011 dan 2012, dan PT

Aktivitas perusahaan memiliki jumlah Aneka Tambang (Persero) Tbk pada

rata-rata atau mean yang didapat dari tahun 2012. Sementara untuk nilai

aktivitas perusahaan berjumlah 0.64843. minimum dari sustainability report ini

Untuk nilai maksimum dari aktivitas dimiliki oleh PT PT Jasa Marga Tbk

perusahaan sebesar 1.152 diperoleh dari pada tahun 2010 sebesar 0.659. Standar

PT Astra International Tbk pada tahun deviasi yang diperoleh sebesar 0.102706

2010. Sementara untuk nilai minimum yang menunjukkan variasi yang terdapat

dari aktivitas perusahaan ini dimiliki oleh dalam sustainability report.

PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk

sebesar 0.162. Standar deviasi yang 4.2 Pengujian Hipotesis


diperoleh sebesar 0.265220 yang Oleh karena model penelitian ini
menunjukkan variasi yang terdapat dalam menggunakan alat analisis regresi, maka
aktivitas perusahaan. untuk menguji apakah model regresi yang
Jumlah rata-rata atau mean yang digunakan dalam penelitian ini layak atau
didapat dari sustainability report tidak untuk digunakan maka perlu
berjumlah 0.90334. Artinya rata-rata dilakukan uji asumsi klasik. Dan model
pengungkapan yang dilakukan oleh regresi telah lulus uji asumsi klasik
perusahaan telah mencapai 90.33% dari tersebut. Melalui analisis regresi
keharusan yang dilakukan. Dengan kata berganda, pada tabel 4.2 diperoleh nilai
lain kualitas pengungkapan sustainability Adjusted R Square sebesar 0.214. Dengan
report pada perusahaan baik. Untuk nilai demikian, variabel-variabel independen
maximum dari sustainability report tersebut mampu menjelaskan sebagai
sebesar 1.0 diperoleh dari PT variabel dependen sebesar 21.4%,
Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk sedangkan sisanya sebesar 78.6%
Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi
Volume 10, No.2, Tahun 2015
131
dijelaskan oleh variabel-variabel lain Namun, sejalan dengan hasil

yang tidak termasuk di dalam model penelitian Sari, dan Marsono (2013).

regresi penelitian ini. Hasil regresi yang dihasilkan pada

Berdasarkan tabel 4.3, dapat disimpulkan penelitian Sari, dan Marsono (2013)

sebagai berikut: juga bernilai negatif.

1. Berdasarkan tabel 4.3, maka 2. Berdasarkan tabel 4.3, maka

disimpulkan dengan derajat disimpulkan dengan derajat

kepercayaan 5%, variabel dewan kepercayaan 5%, variabel dewan

direksi (DD) tidak berpengaruh dan komisaris independen (DKI)

tidak signifikan secara statistik pada berpengaruh dan signifikan secara

pengungkapan sustainability report. statistik pada pengungkapan

Nilai ttabel> thitung (2.0322> 1.304). sustainability report. Nilai ttabel <

Sementara untuk uji signifikansi thitung (2.0322 < 2.850). Sementara

konstanta dan variabel independen, untuk uji signifikansi konstanta dan

dalam tabel diperoleh nilai signifkansi variabel independen, dalam tabel

sebesar 0.201 > α (0.05). Dengan diperoleh nilai signifkansi sebesar

demikian, hipotesis pertama ditolak. 0.007< α (0.05). Dengan demikian,

Sementara itu, nilai beta dari hasil hipotesis kedua diterima. Sementara

regresi variabel dewan direksi itu, nilai beta dari hasil regresi

menunjukkan bernilai -0.001. Hasil variabel dewan komisaris

penelitian ini, mengungkapkan bahwa independen yaitu -0.517

dewan direksi tidak berpengaruh menunjukkan bahwa dewan komisaris

terhadap pengungkapan sustainability independen berpengaruh negatif

report perusahaan. Hasil penelitian ini terhadap pengungkapan sustainability

tidak sesuai dengan hasil penelitian report. Artinya berdasarkan

sebelumnya Suryono dan Prastiwi penelitian ini ketika perusahaan

(2011), dan penelitian Idah (2013). memiliki komposisi dewan komisaris

Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi


Volume 10, No.2, Tahun 2015
132
independen yang semakin tinggi, tingkat leverage akan mempengaruhi

maka akan membuat perusahaan sustainability report leverage

mengurangi pengungkapan berpengaruh negatif terhadap

sustainability report. Hasil regresi ini pengungkapan sustainability report.

sejalan dengan penelitian Putri Hasil penelitian ini sejalan dengan

(2013). penelitian Sari, dan Marsono (2013),

3. Berdasarkan tabel 4.3, maka dan Suryono dan Prastiwi (2011).

disimpulkan dengan derajat 4. Berdasarkan tabel 4.3, maka

kepercayaan 5%, variabel leverage disimpulkan dengan derajat

(LEV) tidak berpengaruh dan tidak kepercayaan 5%, variabel aktivitas

signifikan secara statistik pada perusahaan (AP) tidak berpengaruh

pengungkapan sustainability report. dan tidak signifikan secara statistik

Nilai ttabel > thitung (2.0322> 0.334). pada pengungkapan sustainability

Sementara untuk uji signifikansi report. Nilai ttabel < thitung (2.0322

konstanta dan variabel independen, <2.153). Sementara untuk uji

dalam tabel diperoleh nilai signifkansi signifikansi konstanta dan variabel

sebesar 0.740> α (0.05). Dengan independen, dalam tabel diperoleh

demikian, hipotesis ketiga ditolak. nilai signifkansi sebesar 0.039<α

Sementara itu, nilai beta dari hasil (0.05). Dengan demikian, hipotesis

regresi variabel leverage yaitu -0.008. keempat diterima. Sementara itu, nilai

Berdasarkan kecil dan negatifnya nilai beta dari hasil regresi variabel

beta, peningkatan leverage tidak aktivitas perusahaan yaitu 0.122

menimbulkan efek yang besar bagi menunjukkan bahwa aktivitas

pengungkapan sustainability report. perusahaan berpengaruh positif

Hasil penelitian ini tidak sejalan terhadap pengungkapan sustainability

dengan teori agensi dan stakeholders. report. Artinya berdasarkan penelitian

Kedua teori ini menyatakan bahwa ini ketika perusahaan memiliki tingkat

Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi


Volume 10, No.2, Tahun 2015
133
aktivitas perusahaan yang semakin sustainability report. Sementara itu

tinggi, maka akan membuat aktivitas perusahaan berpengaruh positif

perusahaan meningkatkan dan signifikan terhadap pengungkapan

pengungkapan sustainability report. sustainability report serta dewan

Hasil ini tidak konsisten dengan komisaris independen berpengaruh negatif

penelitian yang dilakukan oleh dan signifikan terhadap pengungkapan

Suryono dan Prastiwi (2011), Nasir sustainability report. Serta, adanya

et.al, (2014) ,dan penelitian Sari, dan pengaruh positif dewan direksi, dewan

Marsono (2013). komisaris independen, leverage, dan

aktivitas perusahaan secara bersama-


Dari tabel 4.4, menunjukkan
sama terhadap pengungkapan
bahwa nilai Fhitung> Ftabel sebesar 3.582 >
sustainability report.
2.65 dengan tingkat signifikansi 0.015
Berdasarkan hasil penelitian yang
lebih kecil dari taraf signifikansi
telah dilakukan, maka peneliti dapat
sebesar 0,05. Hal ini menunjukan
memberikan beberapa implikasi terhadap
bahwa dewan direksi, dewan komisaris
pihak-pihak terkait. Implikasi dari
independen, leverage, dan aktivitas
tersebut diantanya adalah:
perusahaan secara simultan berpengaruh
1. Bagi perusahaan, sustainability report
positif signifikan terhadap pengungkapan
yang berkualitas menandakan bahwa
sustainability report.
perusahaan telah menerapkan good

corporate governance (GCG) dan


5. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN
menghasilkan kinerja keuangan yang
PEMBATASAN
baik.
Dari hasil analisis yang dilakukan
2. Bagi investor maupun kreditor, harus
dalam penelitian ini dapat disimpulkan
mempertimbangkan dalam
bahwa dewan direksi dan leverage tidak
bekerjasama dengan suatu perusahaan,
berpengaruh terhadap pengungkapan
terlebih bila perusahaan tersebut

Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi


Volume 10, No.2, Tahun 2015
134
tidak memiliki sustainability observasi BUMN dari sampel.

report yang berkualitas. Dikarenakan perbedaan frekuensi

Berdasarkan penelitian yang telah rapat dewan direksi yang cukup jauh

dilaksanakan, maka peneliti dapat sehingga tidak memberikan

memberikan beberapa saran guna pengaruh terhadap pengungkapan

menyempurnakan penelitian selanjutnya. sustainability report.

Maka saran yang bisa penulis berikan 4. Bagi peneliti selanjutnya, apabila

adalah sebagai berikut: meneliti tentang pengungkapan

1. Bagi peneliti selanjutnya, sustainability report harus

sebaiknya menambah sampel yaitu menyesuaikan dengan standar

perusahaan yang menerbitkan terbaru yang dibuat oleh Global

sustainability report di Asia Reporting Initiative yaitu G4

Tenggara. Dikarenakan banyak Guidelines.

perusahaan tersebut telah 5. Bagi pemerintah, sebaiknya

memahami konsep sustainability pemerintah sudah mulai

development dan menerbitkan mempertimbangkan untuk

sustainability report. mewajibkan bagi perusahaan yang

2. Bagi peneliti selanjutnya, sudah terdaftar di BEI untuk

sebaiknya menambahkan variabel membuat sustainability report. Hal

lain seperti kepemilikan itu dikarenakan, sejak tahun 2010,

institutional, kepemilikan asing, Pemerintah pada Negara yang

jumlah audit komite, , dan jumlah tergabung dalam Uni Eropa, Jepang,

rapat dewan komisaris apabila ingin Afrika Selatan dan China sudah

meneliti hal yang sama serta dapat mewajibkan setiap perusahaan,

meningkatkan jumlah sampel. baik perusahaan BUMN maupun

3. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya perusahaan terbuka untuk membuat

tidak memasukkan atau memisahkan sustainability report.

Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi


Volume 10, No.2, Tahun 2015
135
REFERENSI
Agoes,dan Ardana.2009. Etika Bisnis dan Journal, Vol. 15, No. 3, hal. 312-
Profesi. Jakarta :Salemba Empat. 343.

Anke, Fri Medistya. 2009. Analisis Dilling. 2010. “Sustainability Reporting


Penerapan SR Berdasarkan Global In A Global Context : What Are
Reporting Initiative (GRI) pada PT The Characteristics Of Corporations
Semen Gresik (Persero), Tbk. That Provide High Quality
Sustainability Reports – An
Barkemeyer, R. 2007. “Legitimacy as A Empirical Analysis”, International
Key Driver and Determinant of CSR Business & Economics Research
inDeveloping Countries./Paper for Journal. Vol. 9, No. 1.New York
The 2007 Marie Curie Summer Institute of Technology. Canada.
School onEarth System
Governance”. Journal of Dyah Retno, Reny dan Priantinah,
University of St Andrews & Denies. 2012. “Pengaruh Good
Sustainable Development Corporate Governance dan
Research Centre (SDRC). 28 Pengungkapan Corporate Social
May–06 June 2007, Amsterdam. Responsibility Terhadap Nilai
Perusahaan (Studi Empiris Pada
Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston. Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa
2010. Dasar-Dasar Manajemen Efek Indonesia Periode 2007-2010)”
Keuangan. Buku 1 edisi 11.Jakarta: Jurnal Nominal. Vol 1, No. 1.
Penerbit Salemba Empat.
Fauzi, A. 2004. Ekonomi Sumber daya
Chariri, Anis dan Imam Ghozali. Alam dan Lingkungan. Jakarta:
2007.Teori Akuntansi. Semarang. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Badan Penerbit
UniversitasDiponegoro. Gadenne, D., Mia,L., Sands, J.,
Winata,L., and Hooi, G. 2011. “The
Deegan, et al., 2000, “An Examination of influence of sustainability
the Corporate Social and performance management practices
EnvironmentDisclosure of BHP on organizational sustainability
from 1983-1997, A Test of performance” , Journal of
Legitimacy Theory",Accounting, Accounting & Organizational
Auditing and Accountability Change,Vol. 8 No. 2, 2012 pp.
Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi
Volume 10, No.2, Tahun 2015
136
210-235q Emerald Group. Governance (KNKG).2006.
Pedoman Umum Good
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Corporate Governance Indonesia.
Multivariate dengan program Jakarta, http://www.knkg-
SPSS 21. Semarang: Badan Penerbit indonesia.com (DiaksesTanggal 6
Universitas Diponegoro. Global Februari 2015).
Reporting Initiative 2000–2006.
2006. “Pedoman Laporan Lange, D., Busch,T. and Delgado-
Keberlanjutan”, Ceballos, J. 2012. “Sustaining
www.globalreporting.org. Sustainability in Organizations”, J
(DiaksesTanggal 6 Februari 2015). Bus Ethics (2012) 110:151–156
DOI 10.1007/s10551-012-1425-0.
Hadi, Nor. 2011. Corporate Social
Responsibility,Graha Ilmu: Luthfia, Khaula. 2012. Pengaruh
Yogyakarta. Hidayah, Erna. 2004. Kinerja Keuangan, Ukuran
“Pengaruh Kualitas Pengungkapan Perusahaan, Struktur Modal, dan
Informasi terhadap Hubungan Corporate Governance terhadap
Antara Penerapan Corporate Publikasi Sustainability Report
Governance dengan Kinerja Perusahaan-perusahaan yang
Perusahaan di BEJ”, Jurnal Listed (Go-Public) di BEI
Akuntansi, Vol.12,No.1,Juni Disclosure”, Journal of J Manag
2008:53-64. Go

Horne danWachowicz. Manajemen Nurrahman,A., danSurdano. 2013.


Keuangan. Jakarta: Balai Pustaka. “Pengaruh Kepemilikan
Hutabarat, J danHusaeni, M.2010. Manajerial, Komposisi
Operasionalisasi Stategi. Jakarta: Kepemilikan Intitusional,
Balai Pustaka. Kepemilikan Asing Terhadap
Praktik Pengungkapan
Idah. 2013. “Corporate Governance dan Sustainability Report”, Diponegoro
Karakteristik Perusahaan Dalam Journal of Accounting.
PengungkapanSustainability
Report“, Accounting Analysis Nurkhin, Ahmad. 2010. “Corporate
Journal. Vol 3 pp 314-322. Governance dan Profitabilitas,
Pengaruhnya Terhadap
Komite Nasional Kebijakan Pengungkapan CSR Sosial
Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi
Volume 10, No.2, Tahun 2015
137
Perusahaan”, Jurnal Dinamika disampaikan pada Simposium
Akuntansi. Vol 2, No. 1 pp. 46-55 Nasional Akuntansi X. Makasar.
Sari, Mega putriYustia. 2013.
Prastiwi,A., dan A.Puspitaningrum. "PengaruhKinerjaKeuangan,
2013. “Pengaruh Karakterisrik Ukuran Perusahaan Dan
Perusahaan Terhadap Pengungkapan CorporateGovernance
Internet Financial and TerhadapPengungkapanSustainabilit
Sustainability Report (IFSR) y Report" , Diponegoro
(Studi Pada Perusahaan yang Journal of Accounting. Vol 2, No.
Terdaftar di Bursa Efek 3 pp. 1-10.
Indonesia)”, Jurnal Aplikasi
Manajemen Universitas Sari,Ati.,Sutrisno,danSukoharsono,Eko.2 0
Brawijaya. 13. “Pengaruh Kepemilikan
Institusional, Komposisi Dewan
Ratnasari,Y., dan A. Prastiwi. 2010. Komisaris, Kinerja Perusahaan
“Pengaruh Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Corporate
Terhadap Luas Pengungkapan Social Responsibility di dalam
Tanggung Jawab Perusahaan Di Sustainability Report Pada
Dalam Sustainability Report”, Perusahaan Manufaktur yang
Diponegoro Journal of Terdaftar di BEI”, Jurnal Aplikasi
Accounting. Manajemen Universitas
Brawijaya.
Reddy, and Gordonb. 2010. “The Effect
of Sustainability Reporting on Sembiring, E. R. 2005. Karakteristik
Financial Performance:An Perusahaan dan Pengungkapan
Empirical Study Using Listed Tanggung Jawab Sosial: Study
Companies” , Journal of Asia Empiris pada Perusahaan
Entrepreunership and yang Tercatat di
Sustainability. BursaEfek Jakarta. Simposium
Nasional Akuntansi VIII. Solo,
Rosmasita. 2007. “Faktor-faktor yang 15–16 September 2005.
Mempengaruhi Pengungkapan
Sosial (SocialDisclosure) dalam Siahaan, T. 2004.Hukum Lingkungan
LaporanKeuangan Tahunan dan Ekologi Pembangunan.
Perusahaan Manufaktur diBursa Jakarta: Penerbit Erlangga. Solihin,
Efek Jakarta”. Makalah Ismail. 2009. Corporate Social
Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi
Volume 10, No.2, Tahun 2015
138
Responsibility from Charity to
Sustainability.Jakarta: Salemba
Empat

Surya, Indra dan Ivan Yustiavandana.


2006. Penerapan Good Corporate
Governance: Mengesampingkan
demi Kelangsungan Usaha.
Jakarta: Penerbit Lembaga Kajian
Pasar Modal dan Keuangan
FakultasHukumUniversitas
Indonesia.

Suryono, H. dan A. Prastiwi. 2011.


"Pengaruh Karakteristik Perusahaan
dan Corporate Governance
terhadap Praktik Pengungkapan
Sustainability Report" Proceeding
Simposium Nasional Akuntansi
XIV. 2011.
Tanudiredja, Tukiran, dan Mustafidah.
2011. Penelitian Kuantitatif.
Bandung : Alfabeta. Utama, 2006.
“Praktek Pengungkapan Sosial
pada Laporan Tahunan
Perusahaan di Indonesia,”,

Wild, Jhon. J, K. R. Subramanyam, 2010,


Analisis Laporan Keuangan,
Salemba Empat, Jakarta. World
Bank Publications and Documents
http://www.worldbank.org/
(DiaksesTanggal 6 Februari 2015).

Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi


Volume 10, No.2, Tahun 2015
139

Potrebbero piacerti anche