Sei sulla pagina 1di 7

KETERLIBATAN SUAMl DALAM MENJAGA KEHAMILAN ISTRl Dl

PUSKESMAS KECAMATAN KUTA ALAM BANDA ACEH,


PROVlNSl NANGROE ACEH DARRUSALAM

Syafie Ishak*, Lestari Kanti Wiludjeng*., Tjut maimunah TM'

ABSTRACT
Husbands involved in reproductive health is known to give positive impacts especially for mother health services.
Husbands may take major roles in supporting during pregnancy. It has not been known how the husbands take parts in
supporting and careing their wives' pregnanies.
The obyectives of this study were to find out husbands' involvement in taking care their wives'pregnacies (cheking
their nutritionffood, cheking their pregnancies from the early stage, and making sure that giving births are assissted by
health workers) based on age, education, and occupation of the husbands.
This study was a cross sectional study located at Kuta Alam sub district (Banda district). The respondents were
96 husbands ofpregnant mothers who lived at the Kuta Alam community Health Center's areas, Banda Aceh. Data collection
used structural interview to responsdents and analysed by Chi-square test. Result of the study showed: 1) More than
75% husbands were commonly involved in care of safe guarding the pregnancy of their wives. In the process of healthy
reproduction, especially on the stage of pregnancy, the involvement and care of husbands are expected to grow; 2) The
husbands'education level, age and the occupational were significant (p < 0,05)to influence ofproviding cares on nutrition/
food to the pregnant wives, on early-stage pregnancy chek-up and in making sure that giving birth was taken care by
paramedics.
The continuing of the study is needed to implement in remote areas to cover the problems of gender's roles, especially
husbands who linked with reproductive health.

Key words: husbands, pregnancy care, reproductive health

PENDAHULUAN Sikap dan perilaku masyarakat dalam upaya


kesehatan reproduksi sering terlihat belum kondusif
Angka kematian akibat kehamilan berkisar antara
untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan
515 ribu jiwa dan 99% diantaranya terjadi di negara-
reproduksi. Masih banyak anggapan bahwa hamil dan
negara berkembang. Meskipun demikian berapa
melahirkan hanya peristiwa biasa dan tidak perlu
tepatnya angka kematian tersebut masih belum
mendapatkan perhatian yang berlebihan. Sikap dan
diketahui, karena beberapa bukti mengindikasikan
perilaku ini bukan hanya datang dari pihak wanita,
masih banyak kematian yang belum dilaporkan.
melainkanjuga laki-laki atau suami dan keluarga yang
Sebanyak 80% dari kasus kematian itu merupakan
akibat langsung dari beberapa komplikasi selama lebih luas (Kartono, 1996).
Kesetaraan gender dalam proses reproduksi
kehamilan, kelahiran atau enam minggu setelah
sehat adalah peran yang setara dalam proses
kelahiran (Ruslaini, 2004). Perhatian terhadap isu
reproduksi antar pria dan wanita atau suami dan istri.
kesehatan reproduksi semakin meningkat. Disadari
Meskipun secara fisik hanya wanita atau istri yang
bahwa upaya meningkatkan pelayanan kesehatan
mengalami kehamilan dan melahirkan, pria atau suami
reproduksi bukan hanya berdampak pada kesehatan
dapat mengambil peran yang setara dengan
dan pemberdayaanwanita, tetapi juga memiliki peran
berpartisipasi secara aktif selama proses reproduksi
penting dalam upaya pengembangan sumber daya
berlangsung (Beni, 2000).
menusia (Hartono, dkk, 1999).

* Health Polytechnic Lecture, Midwifery Departement. Nangroe Aceh Darussalam


" Puslitbang Researcher, Yantekkes, Surabaya
Keterlibatan Suami dalam Menjaga Kehamilan lstri (Syafie Ishak, dkk)

Keterlibatanlakilaki dalam kesehatan reproduksi angka kecukupan gizi yang dianjurkan sehingga tidak
diketahui memberikan dampak yang positif terhadap jarang kita jumpai ibu hamil mengalami anemia berat
kesehatan perempuan dan anak-anak termasuk dan mengalami perdarahan selama kehamilan yang
mendapatkan pelayanan kesehatan ibu. Sebuah sangat membahayakan diri ibu dan janin yang
penelitian di India tentang pemberian pendidikan dikandungnya. Aceh yang terkenal dengan tradisi yang
antenatal kepada calon ayah menunjukkan berakar kuat pada agama Islam namun sampai saat
peningkatan yang signifikan terhadap frekuensi ini belum pernah diketahui sejauh mana peran para
kunjungan ke klinik antenatal dan penurunan kematian suami dalam mendukung dan menjaga kehamilan
perinatal terhadap perempuan yang suaminya istrinya sehingga masa kehamilan ini bukan hanya
mendapatkan pendidikan antenatal (Lucianawaty, menjadi masalah bagi para ibu melainkan para suami
2004). juga mengambil peran penting dalam memberikan
Partisipasi pria dalam kesehatan reproduksi dukungan dan menjaga selama masa kehamilan ini
sangat rendah. Dalam ber-KB, hanya 2% pria yang ikut berlangsung.
serta. Dari angka kematian ibu (AKI) di Indonesiayang
tinggi yaitu 3731100.000 kelahiran hidup, sebanyak TUJUAN PENELlTlAN
17.000 kematian terjadi karena tiga terlambat
(mendeteksi, mengirim dan menolong), 68% Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk
persalinan tidak didampingi suami. Pangkal dari mengetahui keterlibatan suami dalam menjaga
permasalahan tingginya AKI dan rendahnya kualitas kehamilan istri.
kesehatan reproduksi perempuan adalah budaya Adapun tujuan khususnya adalah:
patriarkat (Anonymous, 2004). Para suami lebih sering 1. Mempelajari peran suami dalam pemeliharaan gizi
memandang penderitaan istri selama menjalani ibu hamil
kehamilan dan melahirkan sebagai sesuatu yang 2. Mempelajari peran suami dalam pemeriksaan
wajar dan harus dialami perempuan hamil. Jarang ada kehamilan kehamilan sejak dini
pembicaraan serius tentang keluhan-keluhan yang 3. Mempelajari peran suami dalam pertolongan
dialami sehingga pertolongan seringkali terlambat persalinan
datang (Muhtar, dkk, 2004).
Kehamilan dan persalinan merupakan ha1 yang METODOLOGI
istimewa dalam proses reproduksi manusia (Beni,
Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang
2000). Laki-laki sebagai suami ikut berperan dalam
atau cross sectional untuk mengetahui keterlibatan
kehidupan dan kesehatan istrinya. Suami memainkan
suami dalam menjaga kehamilan istri (memperhatikan
peran kunci selama masa kehamilan dan persalinan
gizilmakanan ibu hamil, memeriksa kehamilan sejak
istri serta setelah bayi lahir. Keputusan dan tindakan
dini, dan mengusahakan agar persalinan ditolong oleh
mereka berpengaruh terhadap kesakitan dan
tenaga kesehatan) baik dilihat dari umur, pendidikan
kesehatan, kehidupan dan kematian ibu dan bayinya.
maupun pekerjaan suami.
Suami seharusnya menemani istrinya konsultasi
Lokasi penelitian adalah Kecamatan Kuta Alam,
sehingga suami juga dapat belajar mengenai gejala
dan ini salah satu Kecamatan dari sembilan
dan tanda-tanda komplikasi kehamilan, gizi yang baik
Kecamatan yang ada di Kota Banda Aceh dengan
dan istirahat yang cukup bagi ibu selama masa
kriteria responden dengan sukarela bersedia menjadi
kehamilan (Lucianawaty, 2004).
subyek penelitian,. WaMu penelitian bulanApril sampai
Bentuk kepedulian dan keterlibatan suami dalam
dengan Juli 2004. Adapun didaerah tersebut jumlah
menjaga kehamilan istrinya itu dimanifestasikandalam
penduduk 50.338 jiwa, diantaranya 25.720 jiwa laki-
tindakan-tindakan seperti memperhatikan gizil
laki dan 24.608 jiwa perempuan. Kepadatan penduduk
makanan ibu hamil, memeriksakan kehamilan sejak
rata-rata 4.576 perdesa atau 5.01 0 per km2. Tingkat
dini, menjaga kesehatan fisik dan mental ibu, berdoa
pendidikan penduduk mayoritas pendidikan menegah
kepada Tuhan, mengusahakan agar persalinan
ke atas, sedangkan pekerjaan penduduk umumnya
ditolong oleh tenaga kesehatandan mengikuti tradisi.
pedagang, pegawai negerilswasta, wira usaha dan
Melihat fenomena dimasyarakat Aceh khususnya,
sebagian kecil nelayan.
dimana masih ada ibu hamil yang makan di bawah dari
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan-Vol. 8 No. 2 Desember 2005: 100-1 06

Jumlah pasangan usia subur (PUS) sebanyak maka jumlah sampel diperoleh 96 orang. Pengambilan
7.971, antara lain dilihat dari kelompok umur kurang sampel menggunakan teknik acak sederhana pada
dari 20 tahun sebanyak 227, kelompok umur 20-30 rumah tangga, apabila rumah tangga terpilih tidak
tahun sebanyak 2.915 dan kelompok umur lebih dari memiliki subyek penelitian yang memenuhi kriteria,
30 tahun sebanyak 4.839, dari jumlah pasangan usia maka dilakukan penambahan rumah tangga yang lain
subur tersebut 74% adalah peserta KB aktif. hingga mencapai jumlah sampel yang perlukan.
Cakupan pemeriksaan dan frekwensi kunjungan Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang
ibu hamil ke tempat pelayanan kesehatan adalah K1 berisi pertanyaan-pertanyaan kepada para suami
90% dan K4 87,5%, sedangkan cakupan persalinan mengenai keterlibatannyadalam masa kehamilan istri.
yang ditolong oleh tenaga kesehatan adalah 86,4%. Data dikumpulkan oleh peneliti sendiri dan dibantu oleh
Subjek penelitian adalah para suami yang istrinya 3 orang surveiyer yang sudah dilatih terlebih dahulu.
sedang mengalami gravida (hamil) di wilayah kerja Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara
Puskesmas Kuta Alam Kota Banda Aceh, kriteria terstruktur dengan responden.
responden usia kehamilan istrinya trimester I ke atas Analisis data dengan uji Chi-square, yaitu untuk
dan bersedia menjadi responden. Responden mengetahui hubungan variabel umur, pendidikan, dan
diperoleh dengan cara terlebih dahulu mendatangi pekerjaansuami dengan keterlibatannya dalam masa
Puskesmas dan bidan desa yang bertugas di wilayah kehamilan istri. Keputusan pengujian hipotesis
tersebut untuk mendapat informasi tentang penelitian didasarkan atas taraf signifikasi 950h
responden, umur kehamilan dan alamat tempat (p = 0, 05).
tinggal, selanjutnya baru didatangi kerumahnya untuk
pendataan. HASlL DAN PEMBAHASAN
Variabel penelitian adalah karakteristiksuami dari
ibu hamil yaitu umur (umur > 35 tahun dan c 35 tahun), Program safe motherhood (keselamatan ibu)
pendidikan (Dasar = tamat SD, SLTP dan Menengah mencakup peningkatan kesehatan wanita dan
ke atas = tamat SLTA, Perguruan Tinggi) dan kandungan pada masa hamil, melahirkan dan setelah
pekerjaan (formal = bekerja di pemerintah, melahirkan. Semua proses reproduksi tentu
perusahaan dan informal = pedagang, petanilnelayan, mengharapkan keterlibatan suami, salah satu
wirausaha). Terpilihnya variabel ini diperkirakan dapat keterlibatan suami yang tidak kalah pentingnya adalah
mempengaruhi berbagai aspek kehidupan termasuk membantu dan menjaga agar istrinya yang sedang
menjaga dan memelihara kesehatan keluarganya hamil dalam keadaan sehat.
termasuk kehamilan istri, karena dengan variabel Keterlibatan suami dalam menjaga kehamilan
tersebut kemampuan, kesadaran dan kematangan istrinya dapat dimanifestasikan dalam bentuk
berpikir yang berbeda-beda pula. Waktu penelitian tindakan-tindakan yang dilakukan suami selama
bulan April sampai dengan Juli 2004. istrinya hamil misalnya: a) memperhatikan gizil
Besar sampel dihitung berdasarkan rumus makanan ibu hamil; b) memeriksa kehamilan sejak
estimasi dengan rumus: dini; dan c) mengusahakan agar persalinan ditolong
oleh tenaga kesehatan.

n = - Za2PQ (Lemeshow, dkk, 1990)


Pemeliharaan gizilmakan ibu hamil
d2 Kebiasaan seperti pantang makan atau ketidak
pedulian terhadap menu makanan akan menghambat
Di mana: intake bahan makanan kaya gizi pada masa anak-
n = Jumlah sampel anak, kehamilan atau menyusui, ha1 ini dapat
Za = Deviasi normal atau tingkat kepercayaan 95% meningkatkan resiko berkembangnya masalah gizi
(1,96) pada periode yang membutuhkangizi tmggi (Kurz dan
P = Sifat keadaan tidak diketahui dianggap 50%) Kathleen, 1991).
Q = 1-P Kehamilan, menyusui dan mentruasi meningkat-
d = Tingkat ketepatan yang digunakan 10% kan kebutuhan gizi wanita yang lebih bervariasi jika
Keterlibatan Suami dalam Menjaga Kehamilan lstri (Syafie Ishak, dkk)

dibandingkan dengan masa premenarke. Rosso baik selama istrinya hamil atau tidak hamil sama saja
(1980) ibu hamil sangat membutuhkan zat gizi seperti tidak ada beda.
antara lain: a) Energi; diperlukan karena adanya Tabel 1 memperlihatkan dari segi umur suami,
adaptasi penggunaan energi, penurunan aktivitas fisik bahwa antara umur 36 tahun ke atas dengan umur 35
dan mobilisasi lemak pada ibu hamil. Energi tahun ke bawah terdapat perbedaan yang mencolok
dibutuhkan tambahan sebesar 80.000 kal atau dalam memperhatikan makanan bergizi selama
285-300 kalhari; b) protein; tambahan sekitar 10 gr istrinya hamil, dalam ha1 ini menunjukan suami yang
protein untuk pertumbuhan dan perkembanganjanin; berumur di atas 35 tahun lebih banyak memperhatikan
c) Fe; perlu rnenambah sekitar 30 mg dalam diet gizilrnakanan istrinya (86.5%) dibandingkan dengan
karena kebutuhan fe ibu hamil tidakdapat dipenuhi suami yang berumur 35 tahun ke bawah (65,9%) dan
hanya dari makanan, kebutuhan Fe paling besar pada secara statistik perbedaan tersebut bermakna
trimester akhir kehamilan diamana janin rnenyimpan (p < 0,05). Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil
Fe sebagai cadangan, cadangan akan digunakan penelitian Beni (1999) yang melaporkansuami dengan
pada 6 bulan pertama dimana AS1 tidak kaya Fe; kelompok umur dibawah 30 tahun lebih banyak
d) lodium; defesiensi iodium dapat menyebabkan bertindak dalam menjaga gizi selama kehamilan
kretin pada bayi yang ditandai dengan retardasi mental istrinya dibandingkan suarni yang berumur 30 tahun
dan fisik, pot belly, lidah membesar, raut wajah khas; ke atas, namun perbedaan itu tidak begitu mencolok.
e) Zinc; berperan dalam sistim enzym yang mengatur Ditinjau dari tingkat pendidikan, suami yang
proses metabolisme utama dalarn tubuh; f) Calcium; berpendidikan menengah ke atas lebih banyak
dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang dan gigi, ibu mernperhatikan gizilrnakanan istrinya selama hamil
harnil memerlukan Ca sekitar 1200 mglhari. Selama (85,7%) dibandingkan dengan suarni yang
trimester akhir Ca paling diperlukan; g) Asam folat; diet berpendidikan dasar atau SLTP ke bawah (60,6%) dan
folat yang cukup sebelum 6 minggu kehamilan perbedaan tersebut bermakna (p < 0,05%), hasil
mengurangi inciden neural tube defect. penelitian ini hampir bersamaan dengan apa yang
Hasil pendataantentang keterlibatan suami dalam dilaporkan oleh Beni (1999) bahwa sernakin tinggi
memperhatikan gizilrnakanan ibu hamil memper- pendidikan semakin banyak dijumpai suami yang
lihatkan bahwa dari 96 subyek penelitian atau para memperdulikan gizi ibu hamil, sedangkan dilihat dari
suami yang ditanyakan terdapat 74 (77,1°/~) jenis pekerjaan antara suami yang bekerja disektor
mengatakan merperhatikan gizilrnakanan istrinya formal juga lebih besar persentasenya dalam
terutama selama hamil, sedangkan 22 (22,9%) lainnya memperhatikan gizilmakan istrinya selama istri hamil
mengatakantidak terlalu peduli dengan keadaan gizil dibandingkan dengan suami yang bekerja di sektor
makanan selama istrinya hamil, artinya gizilmakanan non formal, namun perbedaantersebut secara statistik
tidak bermakna (p > 0,05).

Tabel 1. KeterlibatanSuami dalam PemeliharaanGiziIMakanan Ibu Hamil menurut Karakteristik di Kecamatan


Kuta Alam Banda Aceh tahun 2005

Memelihara Gizi Ibu Hamil Uji Statistik


Variabel
Ya Tidak x2 P
Umur > 35 tahun 45 (86,5%) 7 (13,5%) 5,74 0,Ol
5 35 tahun 29 (65.9%) 15 (34,1%)
Pendidikan Menengah ke ataS 54 (85,7%) 9 (14,3%)
7,72 0,OO'
Dasar 20 (60,6%) 13 (39,4%)
Pekerjaan Formal 29 (74,4%) 10 (25,6%) 0,27 0,59
Informal 45 (78,9%0 12 (21,1%) -
Signifikan (p c 0,05)
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan-Vol. 8 No. 2 Desember 2005: 100-1 06

Pemeliharaan terhadap gizilmakanan istri oleh Ditijaudari segi umur bahwa suarni yang berumur
suami ketika hamil merupakan tindakan yang sangat 36 tahun ke atas lebih sedikit (67,9%) memeriksa
dianjurkan. Menurut Sudirman (2003), salah satu kehamilan istri sejak dini dibandingkan dengan suami
peran laki-laki terhadap perempuan adalah yang berumur 35 tahun ke bawah yang hanya
mendorong perempuan untuk mendapat gizi yang mencapai 72,1%, namun perbedaantersebut secara
seimbang selama kehamilan. karena bila istri statistik tidak bermakna (p > 0,05). Selanjut tingkat
mengkonsumsi makanan bergizi akan mendatangkan pendidikansuami mempengaruhidalam pemeriksaan
kehamilan yang sehat sehingga dapat melahirkan kehamilan istri sejak dini, dimana suami yang
dengan aman dan bayi yang sehat. berpendidikan menengah ke atas lebih banyak
melakukan ha1 tersebut yaitu mencapai 79,4%,
Pemerlksaan Kehamllan lstri Sejak Dini dibandingkandengan suami yang berpendidikan dasar
Caku~anpemeriksaan ibu hamilke Puskesmas, (SLTP ke bawah) hanya 46,4% dan perbedaan ini
Rumah Sakit dan Rumah Bersalin adalah indikator secara statistik bermakna (p < 0,05). Hal ini berarti
yang dapat menggambarkan tingkat upaya kesehatan semakin tinggi tingkat pendidikan suami semakin
ibu dan tingkat perilaku mas~arakat,khususnya ibu sadar dan peduli menjaga kemilan istrinya.
hamil dan pasangannya. Sedangkan jenis pekerjaan suami tidak ada
Mengenai keterlibatan suami dalam memeriksa perbedaan dalam pemeriksaan kehamilan istrinya
kehamilan istrinya sejak dini dapat dilihat pada sejak dini antara suami yang bekerja diseMor formal
tabel 2. Dari 96 suami yang ditanyakan terdapat 67 dengan suami yang bekerja disektor
orang (69,8%) mengatakan istrinya sejak bulan-bulan
pertama berhenti menstruasi sudahmembawanya Pertolongan Persalinanoleh Tenaga Kesehatan
ur?tuk pemeriksaan ke pelayanan kesehatan, jika Bentuk kepedulian dan keterlibatan lainnya dari
istrinya benar-benar hamil maka secara rutin akan suami dalam menjaga kehamilan istrinya adalah
dilakukan pengontrolan secara teratur. Hal ini merencanakan atau mengusahakan agar persalinan
menggambarkan bahwa suami sudah mengerti ketika istrinya ditolong oleh tenaga kesehatan yaitu dokter
istrinya menunjukkan tanda-tanda kehamilan maka ia dan bidan. Dari 96 suami yang ditanyakan, 78 suami
dapat memutuskan agar istrinya mendapat pelayanan (81,3%) mengatakan ada merencanakan atau
antenatal yang tepat, menyiapkan transportasi atau mengusahakan agar persalinanistri nantinyaditolong
biaya untuk membayar kunjungan ketempat oleh tenaga kesehatan, lebih jauh mereka umumnya
pelayanan. Sedangkan 29 orang (30,2%) tidak mengatakan pada saat istrinya melahirkan akan
memperhatikan ha1 tersebut dan pada umumnya mencari tempat pelayanankesehatan yang lebih aman
mereka mengatakan bila ada tanda-tanda kelainan dan baik. Sedangkan 18 suami (18,2%) mengatakan
atau keluhan pada istrinya baru akan dicari dan dibawa belum ada rencana apakah nanti akan dibawa ke
untuk pemeriksaan. tempat pelayanan kesehatan atau ketempat lain dan

label 2. Keterlibatan suami dalam memeriksa kehamilan istri sejak dini menurut karakteristik di Kecamatan
Kuta Alam Banda Aceh tahun 2005

Memelihara Gizi Ibu Hamil Uji Statistik


Variabel
Ya Tidak X' P
> 35 tahun
Umur
I 3 5 tahun
Menengah ke atas
Pendidikan
Dasar
Formal 24 (68,6%) 11 (31,4%)
Pekerjaan 0,03 0,84
Informal 43 (70,5%0 18 (29,5%)
* Signifikan (p < 0,05)
Keterlibatan Suami dalam Menjaga Kehamilan lstri (Syafie Ishak, dkk)

mereka lebih cenderung pasrah kepada Yang Maha suami ingin agar kelahiran anaknya ditolong oleh
Kuasa, mungkin jawaban ini karena menyangkut petugas kesehatan yang terlatih namun kondisinya
masalah biaya persalinan, transportasiyang yang tidak yang kurang memungkinkan yaitu ketidak sanggupan
cukup jika ditolong oleh tenaga kesehatan yang dari segi ekonomi.
terlatih.
Tabel 3 menunjukkan bahwa jika dilihat dari segi KESIMPULAN
umur bahwa suami yang berumur lebih dari 35 tahun
ke atas lebih banyak rnerencanakan persalinan istrinya Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
ditolong oleh tenaga kesehatan (84,6%) dibandingkan dapat disimpulkan sebagai berikut:
dengan suarni yang berumur lebih muda (77,3%), 1. Suami yang berumur di atas 35 tahun lebih banyak
namun perbedaan ini secara statistik tidak memperhatikan gizilmakanan istrinya (86,S0h)
menunjukkan perbedaan yang berrnakna (p > 0,05). dibandingkan dengan suami yang berumur 35
Dilihat dari segi tingkat pendidikansuami menunjukkan tahun ke bawah (65,g0h) dan secara statistik
adanya perbedaan yang bermakna (p < 0,05) dalam perbedaan tersebut bermakna (p < 0,05).
merencanakan atau rnengusahakan pertolongan 2. Suami yang berpendidikanmenengah ke atas lebih
persalinanoleh tenaga kesehatan, dimana suami yang banyak rnemperhatikan gzilmakanan istrinya
berpendidikanrnenengah ke atas persentasenya lebih selama hamil (85,7%) dibandingkan dengan suami
- eesar (89,7%) dibandingkan dengan suami yang yang berpendidikan dasar atau SLTP kebawah
berpendidikan dasar (60,7%), ha1 ini berarti semakin (60,6%) dan perbedaan tersebut bermakna
tinggi tingkat pendidikan seseorang upaya rnendukung (p < 0,05%).
istrinya untuk berkonsultasidan memilih persalinan ke 3. Dilihat dari pekerjaan antara suami yang bekerja
tenaga kesehatan semakin besar. Menurut Sujarno disektor formal lebih besar persentasenya dalam
(2000) bahwa pendidikan dapat mencerminkan mernperhatikan gizilmakan istrinya selama istri
kualitas seseorang dan lebih rasional dalam dalam hamil dibandingkan dengan suami yang bekerja
rnenghadapi suatu permasalahan. Sedangkan jenis disektor non formal, narnun perbedaan tersebut
pekerjaan suami tidak menunjukkan adanya secara statistik tidak bermakna (p > 0,05)
perbedaan secara statistik dalam merencanakan 4. Suami yang berumur 36 tahun ke atas lebih sedikit
pertologan persalinan istrinya antara suami yang (67.9%) memeriksa kehamilan istri sejak dini
bekerja disektor formal dengan suami yang bekerja dibandingkan dengan suami yang berumur 35
disektor informal. tahun ke bawah yang hanya mencapai 72,1%,
Suami rnerencanakan atau mengusahakan perbedaantersebut secara statistik tidak berrnakna
persalinan istrinya ditolong oleh petugas kesehatan (P > 0,051.
terlatih merupakan salah satu program unggulam 5. Suarni yang berpendidikanmenengah ke atas lebih
dalam program safemothehood. Pada dasarnya para banyak melakukan pemeriksaan kehamilan istri

Tabel 3. Keterlibatan suami dalam mengusahakan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan menurut
karakteristik di Kecarnatan Kuta Alam Banda Aceh tahun 2005

Variabel Memelihara Gizi Ibu Hamil Uji Statistik


- - -
- - -

Ya Tidak X2 P
> 35 tahun 44 (84,6%) 8 (15,4%)
Umur 0,29 0,58
135 tahun 34 (77,3%) 10 (22.7%)
Menengah ke atas
Pendidikan
Dasar
- - a .
reKerjaan
Formal 23 , .-
-- (79.3%)
-, 6(7n.70/,\
-1--.- '-I
0,10
Informal 55 (82,1%) 12 (17,9%) --

Signifikan (p < 0.05)


Buletin Penelitian Sistem Kesehatan-Vol. 8 No. 2 Desember 2005: 100-1 06

sejak dini yaitu mencapai 79,4%, dibandingkan gendervaw/gvaw02.htm. (Dikutip tanggal 12 Februari
dengan suami yang berpendidikan dasar (SLTP ke 2004).
bawah) hanya 46,4% dan perbedaan ini secara Beni R, 2000. "keterlibatan Suarni pada Masa Keharnilan".
Menuju Kesetaraan Gender dalarn Proses
statistik bermakna (p < 0,05).
Reproduksi Sehat. Word Demografi. 30 (4).
6. Suami yang bekerja disektor formal dengan suami
Drennan M, 1998. Reproductive Health New Perpectiveon
yang bekerja disektor informaltidak ada perbedaan Men's Participation Report Series 1 (46). Baltimore,
dalam pemeriksaan kehamilan istrinya sejak dini. John Hopkins Universty School of Public Health.
7. Semakin tinggi tingkat pendidikan suami upaya Hull TH, 2000. Engaging and serving Men in the Indonesian
mendukung istrinya untuk berkonsultasi dan Reproductive Health Program. Issue and Obstades,
memilih persalinan ke tenaga kesehatan semakin Paper untuk PAA2000Annual meeting Los Engeles.
besar. Hartono D, dkk., 1999. Akses terhadap pelayanan
8. Umur dan pekerjaan suami tidak menunjukkan Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Marinalon.
Kartono M, 1996. Seksualitas, Kesehatan Reproduksi dan
adanya perbedaan secara statistik dalam
Ketimpangan Gender. Jakarta: Pustaka Sinar
merencanakanpertologan persalinan istrinya pada
Harapan.
tenaga kesehatan. Lestiani L, 1998. "lbu Sehat Janin Sehat" Konsultasi llrniah
/
dengan Horry Hikrnatullah. Ayah Bunda. (22. 31.)
SARAN Oktober.
Lernesshow S, Hosrner Jr DW, Klar J, Dan Lwanga SK,
Perlu adanya promosi1KIE kepada suami terutama 1990. Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan.
pada suami tentang: Yokyakarta: Gadjah Mada University Press.
1. Gizilmakan ibu hamil. Lucianawaty M, 2000. Keselarnatan Ibu (Safe Motherhood)
2. pentingnya pemeriksaan kehamilan istri sejak dini. dan Perkernbangan Anak: Bagairnana Peran Laki-
3. Dukungan kepada istri agar berkonsultasi dan laki? -r,. Or@/i46 c h a 7 ~ 3 Stm,
memilih persalinan ke tenaga kesehatan. (dikutip tanggal 4 Maret 2004).
Ruslaini R, 2004. Kernatian Akibat Keharnilan Masih
Sulit Ditangani. httr,://www,Situs.Kesre~ro.Info/
DAFTAR PUSTAKA w/avaw02.htm.(Dikutip tanggal 12 Februari
2004).
Anonymous, 2003. lstri Harnil, Suarni Jangan Bengong.
Sudirman S, 2003. Makanan Ibu Harnil. hMo://www.Balita-
//www. Hida-v&llah. Com~2OOO/O?/usrah.shtml.
gnda.Ind&bal.com. (Dikutip tanggal 4 Maret 2004).
(Dikutip tanggal 12 Maret 2004).
Anonymous, 2004. Suarni Perlu Cuti untuk MenekanAngka
Kernatian Ibu. http://www. Situs. Kesrepro.lnfo/

Potrebbero piacerti anche