Sei sulla pagina 1di 9

Jurnal Akademika Baiturrahim Agustinah, Mila Triana Sari

Vol.4, No.2, November 2015

PENGALAMAN ISTERI DENGAN KEKERASAN DALAM RUMAH


TANGGA (KDRT) DI KOTA JAMBI

Agustinah1), Mila Triana Sari2)


Prodi S I Keperawatan STIKBA Jambi1) 2)
E-Mail : milatrianasari273@yahoo.com

ABSTRACT
Background : Domestic violence against his wife is all forms of violence
committed by a husband against his wife that resulted in harm to physical,
psychological, sexual and economic, including threats, deprivation of liberty
which occur in household. In addition, the relationship between husband and wife
tinged with verbal abuse, lack of emotional warmth, infidelity and use power to
control his wife. Women (wife) who undergo domestic violence living in
situations of conflict and stress, giving rise to a variety of coping mechanisms.
Method : The research was conducted on 1-30 Mei 2015 in integrated service
center RS Police Bhayangkara Jambi. The aim of research to develop the concept
of women's experience of coping mechanisms (wife). The number of participants
as many as five people. This study was a qualitative research with purposive
sampling method by using the research instrument in the form of indepth
interviews with semi-structured interview guide. Analysis of data using Colaizzi.
Result : The results showed that participants in the face of domestic violence
experienced physical violence, psychological,economic and sexual violence.
Coping mechanisms used are adaptif and maladaptif. And coping response is
influence by internal factors and social support, and domestic violence it self have
an impact on the physical wife and children as victims, for it is expected that
health workers in providing nursing care clients of domestic violence more
attention to the psychological-impact.
Keywords : women (wives), domestic violence, domestic violence Impact

PENDAHULUAN adalah 216.156 kasus, tahun 2013


sebanyak 279.760 kasus, dan tahun 2014
Kekerasan dalam lingkup rumah sebanyak 293.220 kasus.
tangga atau keluarga banyak dilakukan Menurut Komisi Nasional Anti-
oleh seorang suami, seperti suami Kekerasan terhadap perempuan terjadi
melakukan kekerasan terhadap istrinya peningkatan jumlah kasus kekerasan
dengan memukul atau menampar dalam rumah tangga (KDRT) dari 8.315
istrinya, menendang, dan memaki-maki kasus pada tahun 2012 menjadi 11.719
dengan ucapan yang kotor. Catatan kasus pada tahun 2013. Berdasarkan data
Tahunan (CATAHU) Komnas tersebut telah terjadi peningkatan
Perempuan memuat informasi data kasus sebanyak 3.404 kasus (Setiadi, 2014).
kekerasan terhadap perempuan yang Sedangkan data yang didapatkan tahun
diterima dan ditangani oleh sejumlah 2009-2014 dari laporan Pusat Pelayanan
lembaga mitra pengada layanan di Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan
hampir semua provinsi di Indonesia, dan Anak (P2TP2A) di Provinsi Jambi
pengaduan langsung yang diterima total terdapat 193 kasus kekerasan pada
jumlah kasus Kekerasan Terhadap perempuan, sedangkan kasus yang
Perempuan (KTP) pada tahun 2012 ditangani pada tahun 2013-2014 di Kota

53
Jurnal Akademika Baiturrahim Agustinah, Mila Triana Sari
Vol.4, No.2, November 2015

Jambi oleh Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan yang mengalami


Pemberdayaan Perempuan dan Anak KDRT hidup dalam situasi penuh konflik
(P2TP2A) sebanyak 26 kasus. Data dan stress sehingga menimbulkan
kekerasan dalam rumah tangga pada berbagai respon dan koping. Koping
perempuan (istri) dipusat pelayanan (coping) yang dilakukan individu dalam
terpadu (PPT) Rumah Sakit Bhayangkara menangani masalah dalam situasi yang
Polda Jambi, pada tahun 2013 sebanyak penuh tekanan karena rasa sakit dari
85 kasus, tahun 2014 terdapat 105 kasus. tindakan KDRT yang dilakukan oleh
Diperkirakan angka-angka tersebut tidak suami mereka. Penanganan masalah
mencerminkan keadaan yang sebenarnya, tersebut mencakup semua hal yang
mengingat masalah kekerasan dalam dipikirkan atau dilakukan seseorang
rumah tangga masih dianggap tabu untuk dalam usaha menyesuaikan diri dengan
diungkapkan. Banyak istri yang tidak stress, dengan memilih strategi yang
melaporkan tindak kekerasan yang paling sesuai serta menuntut evaluasi
dialaminya, bahkan cenderung menutupi- yang berkesinambungan (Suyanta &
nutupi masalah ini, karena takut akan Ekowarni, 2012).
cemoohan dari masyarakat maupun Hasil penelitian Satriani (2010)
keluarga sendiri, (Soeroso,2010). yang berjudul Respon dan koping
Kekerasan dalam bentuk apapun perempuan Bali yang mengalami KDRT
akan membawa dampak yang buruk dan faktor sosial budaya Bali yang
terhadap keharmonisan rumah tangga mempengaruhinya menunjukkan respon
seseorang. Kekerasan emosional atau kognitif, informan menggunakan
psikologis sulit terlihat dan jarang mekanisme koping adaptif dan
diperhatikan tetapi membawa dampak maladaptif. Respon dan koping ini
yang lebih serius dibanding bentuk dipengaruhi oleh faktor internal,
kekerasan yang lain. Akibat psikis ringan dukungan sosial serta peran dan posisi
yang dialami adalah ketakutan, perasaan wanita dalam rumah tangga / keluarga.
malu, terhina dan terasing. Sedangkan Berdasarkan survey awal yang
akibat psikis lain yang dialami adalah dilakukan oleh peneliti pada 2 orang
perasaan rendah diri, hilang konsep diri perempuan (istri) korban KDRT yang
dan kehilangan rasa percaya diri. Akibat- datang ke Pusat Pelayanan Terpadu RS.
akibat psikis tersebut tentu saja tidak baik Bhayangkara Jambi pada tanggal 16-17
bagi perkembangan mental para korban April 2015 dengan menanyakan apakah
karena menghambat pontensi-potensi diri korban mengerti apa itu KDRT,
yang seharusnya berkembang. Kekerasan perasaannya saat pertama kali mengalami
seksual dapat menimbulkan gangguan KDRT dan bagaimana pertahanan diri
pada fungsi reproduksi, haid tidak teratur, sikorban dalam menghapi kekerasan ini.
sering mengalami keguguran, dan sulit
menikmati hubungan seksual, METODE
(Hasanah,dkk dalam Kisinky,2012).
Dampak fisik akan mengakibatkan Penelitian ini merupakan penelitian
sakit yang serius dan luka parah sampai kualitatif dengan menggunakan
dengan cacat yang permanen kadang pendekatan fenomenologi dan
mengakibatkan kematian bagi sikorban, mengumpulkan informasinya dengan
dampak bagi anak-anak yang dibesarkan menggunakan tehnik wawancara
dalam lingkungan kekerasan berpeluang medalam, observasi dan telaah dokumen
lebih besar bahwa hidupnya akan yang bertujuan untuk mengetahui
dibimbing kekerasan, anak akan menjadi pengalaman apa saja yang pernah dialami
trauma, anti sosial dan depresi, (Soeroso, oleh korban KDRT itu sendiri. Populasi
2010). dalam penelitian ini adalah semua korban

54
Jurnal Akademika Baiturrahim Agustinah, Mila Triana Sari
Vol.4, No.2, November 2015

KDRT yang terdaftar di PPT RS Rata- rata korban KDRT


Bhayangkara Jambi, sedangkan sampel sebelum mengalami kekerasan
dalam penelitian ini adalah korban Fisik mereka mendapati kata-kata
KDRT yang sesuai dengan criteria cacian yang kasar, dan ada 1
inklusi yang telah ditentukan. informan yang mengalami
kekerasan seksual.
HASIL DAN PEMBAHASAN c. Perasaan yang dialami
Kekerasan dalam bentuk
1. Pengalaman KDRT apapun akan membawa dampak
Pengalaman adalah segala yang buruk terhadap
sesuatu hal yang dialami atau keharmonisan rumah tangga
dirasakan oleh seseorang selama seseorang, bukan hanya itu
proses menjalani kehidupannya, baik KDRT juga akan berdampak
yang menyenangkan maupun yang pada psikis korban, seperti
tidak menyenangkan, berikut perasaan malu, rendah diri,
beberapa petikan wawancara hilang konsep diri bahkan bisa
mendalam dengan korban KDRT hilang rasa percaya
tentang pengalamannya dengan diri,(Kisinky,2012). Dalam
KDRT. penelitian ini diperoleh data
a. Frekuensi KDRT tentang perasaan korban setelah
Kekerasan dalam rumah mengalami KDRT,
tangga belakangan ini sering di Setelah mengalami KDRT
alami oleh para istri, bukan rata- rata para korban/ informan
hanya sekali para istri mengalami mengalami perasaan sedih, malu
KDRT tapi banyak juga yang dan ada yang mengalami haraga
mengalami KDRT berulang kali. diri rendah.
Berdasarkan hasil d. Akibat KDRT
wawancara mendalam dengan Dalam KDRT akan
informan dapat disimpulkan menimbulkan dampak yang tidak
bahwa ada beberapa korban yang baik, baik pada istri, anak dan
mengalami KDRT berulang dan keluarga, selain berdampak pada
ada juga yang baru mengalami fisik, KDRT juga akan
pertama kalinya. Dari hasil menimbulkan akibat psikis baik
observasi tampak terlihat bekas pada istri sebagai korban
memar atau biru di bagian dekat langsung KDRT maupun pada
mata korban, dan di daerah bahu anak yang melihatnya secara
korban juga tampak kebiruan langsung,
seperti terbentur benda tumpul. Sebagai Korban KDRT
b. Bentuk KDRT akibat yang ditimbulkan dari
Kekerasan dalam lingkup KDRT itu sendiri selain fisik
rumah tangga atau keluarga yang mengalami luka mereka
banyak dilakukan oleh seorang lebih menderita psikisnya karena
suami, seperti suami melakukan malu.
kekerasan terhadap istrinya e. Upaya Yang Dilakukan
dengan memukul atau menampar Dalam menghadapi KDRT
istrinya, menendang, dan berbagai upaya dilakukan oleh
memaki-maki dengan ucapan korban/informan untuk
yang kotor. (Katjasungkana, mengurangi bahkan menghindari
2002). terjadinya KDRT dalam
kehidupannya. Berbagai macam

55
Jurnal Akademika Baiturrahim Agustinah, Mila Triana Sari
Vol.4, No.2, November 2015

upaya dilakukan oleh para dalam prilaku dan pernyataan


korban KDRT mulai dari informan berikut :
instropeksi diri, mencoba
mengalah bahkan ada yang 1. Meninggalkan rumah
langsung melaporkan ke pihak Beberapa informan
berwajib untuk mendapatkan melakukan tindakan
perlindungan. meninggalkan rumah,
untuk sementara tinggal
2. Mekanisme Koping
dirumah orang tua,
a. Mekanisme koping adaptif
saudara dan teman karena
Menurut Stuart (2006)
mekanisme koping adaptif adalah sudah tidak tahan
mekanisme koping yang menerima perlakuan
mendukung fungsi integrasi, tersebut, seperti yang
pertumbuhan belajar dan diungkapkan informan
mencapai tujuan seperti yang mengatakan
bebrbicara dengan orang lain, sementara tinggal dirumah
memecahkan masalah secara ibu kandung untuk
efektif. Pada kasus ini timbulnya menghindari tindakan
respon emosional pada informan kekerasan suami.
yang mengalami KDRT 2. Mencoba mengakhirir hidup
mendorong informan untuk Selain hal tersebut
melakukan berbagai upaya
diatas keinginan mencoba
mengatasi permasalahan yang
dihadapi. Upaya yang dilakukan mengakhiri hidup pernah
berupa mekanisme koping dilkukan oleh satu orang
adaptif yang ditunjukkan informan, karena merasa
informan dalam prilaku dan ibu kandung korban tidak
pernyataan berikut : memberikan motivasi atau
1) Bercerita dengan orang dukungan, namun niatnya
terdekat urung dilakukan karena
2) Mengalihkan kesedihan teringat dengan anaknya
3) Memenuhi keinginan suami 3. Faktor Internal yang
4) Peningkatan Spritual berpengaruh
b. Koping Maladaptif Respon dan koping
Yang dimaksud dari yang dilakukan oleh
koping maladaptif adalah informan dalam menghadapi
mekanisme koping yang tindakan kekerasan dari
menghambat fungsi integrasi, suami dipengaruhi oleh
memecah pertumbuhan, faktor internal, diantaranya
penurunan otonomi dan yang berhasil peneliti
cenderung menguasai lingkungan identifikasi adalah
(Stuart,2006). Dalam penelitian pengetahuan informan
ini selain mekanisme koping sendiri tentang apa yang
adaptif yang ditunjukkan oleh sedang dialaminya, apa yang
informan terdapat juga informan menjadi tujuan hidup dan
yang menunjukkan perilaku bagaimana keterampilan
melakukan koping yang bersifat sosialnya. Berikut ungkapan
maladaptif seperti terungkap yang disampaikan oleh
informan yang berhasil

56
Jurnal Akademika Baiturrahim Agustinah, Mila Triana Sari
Vol.4, No.2, November 2015

peneliti identifikasi sebagai yang mengalami KDRT


pengetahuan tentang KDRT. terkadang menggunakan koping
c. Pengetahuan KDRT dan adaptif dan maladaptif,
penyebabnya tergantung dari itu diri korban,
Berdasarkan wawancara anak maupuan hubungan suami
dapat dilihat bahwa semua istri itu sendiri (terhadap
informan dianggap perkawinan).
mengetahui apa itu KDRT. 4. Dampak dari Kekerasan dalam
d. Tujuan Hidup rumah tangga (KDRT)
Pentingnya memiliki Kekerasan berdampak pada
Berdasarkan hasil suami, istri ataupun kondisi pada
wawancara dengan pernikahan mereka. Kekerasan
informan, hampir semua dalam rumah tangga akan
mengatakan tujuan hidup berdampak sangat
mereka saat ini adalah untuk menghancurkan bagi korban
membesarkan anak-anak langsung maupun bagi pihak-
mereka jangan sampai pihak lain yang menyaksikan
terlantar dan agar mereka kejadiannya, misalnya anak-
menjadi lebih baik dari orang anak, kekerasan akan berdampak
tuanya serta memiliki masa pada kondisi fisik maupun
depan yang lebih baik, psikologis (Poerwandari,2008).
3. Faktor eksternal a. Dampak terhadap Istri
Faktor eksternal adalah Hasil wawancara yang
faktor dari luar yang diungkapkan oleh seluruh
mempengaruhi suatu kejadian. informan dalam penelitian ini
Selain faktor internal terdapat berdampak dalam kehidupan
pula faktor eksternal yang sehari-hari dan berdampak
mempengaruhi respon dan terhadap hubungan rumah
koping istri dalam menghadapi tangga mereka. Dampak yang
tindak kekerasan, salah satunya ditimbulkan adalah dampak
dukungan sosial seperti terhadap fisik, psikis dan
dukungan keluarga, tetangga dan kehidupan social.
lingkungan, b. Dampak terhadap anak
Berdasarkan hasil Menurut jaffe dkk
wawancara mendalam dengan orangtua merupakan suatu model
seluruh informan dalam peran yang sangat berarti. Baik
penelitian ini, empat orang anak pria maupun wanita yang
informan dalam mengalami menyaksikan KDRT secara
KDRT berulang-ulang kali, langsung cepat belajar bahwa
terkadang menggunakan kekerasan adalah suatu cara yang
mekanisme koping adaptif dan paling tepat untuk menyelesaikan
maladaptif, sedangkan satu orang konflik dalam hubungan
informan dalam mengalami kemanusiaan. Mereka lebih
KDRT yang pertama kali dan mampu ,mengekspresikan
dukungan sosial sangat baik, ketakutan dan kecemasannya
sehingga mekanisme koping berkenaan dengan perilaku
yang digunakan adalah orangtuanya.
mekanisme koping adaptif. Dari KDRT yang dilakukan
penjelas tersebut dapat oleh orang tua akan mempunyai
disimpulkan bahwa koping istri

57
Jurnal Akademika Baiturrahim Agustinah, Mila Triana Sari
Vol.4, No.2, November 2015

dampak yang buruk terhadap secara fisik, psikis, ekonomi dan


anak. seksual didominasi oleh kondisi
Menurut penelitian Bekti ekonomi dan perselingkuhan
(2010) yang berjudul Persepsi suami terhadap perempuan.
Istri Terhadap Kekerasan Dalam Dari beberapa teori
Rumah Tangga dipandang diatas, dapat disimpulkan bahwa
sebagai tindakan negatif. Bagi dampak dari KDRT terhadap istri
istri kekerasan yang dialami menimbulkan efek yang negatif
suatu pengalaman buruk dalam pada anak, karena selain istri
kehidupannya, sehingga mereka yang mengalami kekerasan
berharap kejadian takkan secara fisik serta psikologis anak
terulang lagi untuk kehidupan korban KDRT juga akan
mendatang. Penelitian persepsi mengalami hal yang serupa
istri terhadap kekerasan dalam bahkan lebih parah dan bisa
rumah tangga pada ketiga subjek mengganggu tingkat
yang mengalami kekerasan perkembangan si anak

Tabel
Kata Kunci dan Kategori
No Kata Kunci Kategori

1. a. 1 kali dan langsung heboh Frekuensi terjadinya KDRT


b. Lumayan sering
2. a. dipukul Bentuk KDRT yang dialami
b. diancam menggunakan pisau
c. dipaksa berhubungan seksual
3. a. bercerita dengan kerabat (orang tua, Respon setelah mengalami KDRT
kakak dan teman)
b.menghibur diri dengan bernyanyi di
tempat karaoke
c. berusaha mengikuti apa kata suami
d. diam tidak melawan
e.meningkatkan ibadah meminta
pertolongan pada tuhan
f. niat bunuh diri
4. a. fisik Dampak yang ditimbulkan dari KDRT
b. psikis baik istri sebagai korban maupun anak

58
Jurnal Akademika Baiturrahim Agustinah, Mila Triana Sari
Vol.4, No.2, November 2015

SIMPULAN tapi ada juga partisipan yang


masih menggunakan koping
Berdasarkan hasil penelitian maladaptif, seperti pernah ada niat
tentang pengalaman istri dengan KDRT mau bunuh diri.
di Kota Jambi dapat disimpulkan bahwa 3. Dalam masalah KDRT ini
: menimbulkan dampak psikologis
1. Sebagian besar istri sebagai yang terjadi pada istri dan anak
korban KDRT mengalami KDRT sebagai korban KDRT, seperti :
lebih dari 1 kali dengan anak-anak korban KDRT menjadi
bermacam kekerasan yang mereka trauma dan takut untuk kembali
terima, namun beberapa istri kerumah, dan istri sebagai korban
memilih untuk tetap bertahan mengalami harga diri rendah
dengan suaminya walaupun sudah karena malu dengan orang
mengalami kekerasan yang sekitarnya perihal kekerasan dan
berulang, dengan pertimbangan keributan dalam rumah tangga
anaknya, seorang istri rela yang dialaminya, serta ada yang
mengorbankan kebagiaannya tidak mau untuk menikah lagi
demi keselamatan anak-anaknya karena takut akan terulang lagi
dan berusaha untuk mengikuti kejadian yang sama.
kata suaminya serta berusaha
untuk mengalah walaupun SARAN
terkadang bertentangan dengan Adapun saran-saran yang
hati nuraninya, itu semua dapat diberikan dari hasil penelitian
dilakukan untuk mengurangi tentang pengalaman istri dengan
bahkan menghindari keributan Kekerasan Dalam Rumah Tangga
lagi demi kebahagiaaan anaknya. (KDRT) di Kota Jambi, yaitu
2. Kekerasan rumah tangga yang sebagai berikut :
dialami oleh korban(partisipan) 1 Bagi istri korban KDRT
bermacam-macam, ada yang Pada istri korban KDRT
dipukul, ditampar, dipaksa diharapkan dapat menyikapi
berhubungan seksual dan diancam
masalah yang dihadapi dengan
dengan menggunakan pisau, dan
kebanyakan faktor penyebabnya menggunakan mekanisme
KDRT itu sendiri adalah karena koping adaptif, berbagi cerita
cemburu. Mekanisme koping dengan anggota keluarga, teman
yang kebanyakan digunakan atau bahkan pihak berwajib
partisipan dalam menghadapi yang dianggap mampu untuk
KDRT lebih ke koping adaptif, menjaga dan membantu
yaitu dengan cara bercerita
memecahkan masalah yang
dengan orang yang dianggap bisa
membantu menyelesaikan sedang dihadapi.
masalahnya dan bisa mengurangi 2 Bagi petugas PPT RS
kesedihan seperti keluarga dan Bhayangkara Polda Jambi
teman, ada juga mengurangi Dapat memberikan dukungan,
perasaan yang sedih dengan cara support dan memberikan
bersenang-senang diluar konseling mengenai mekanisme
menghibur diri (berkaraoke di koping adaptif yang bermanfaat
tempat karaoke) bersama bagi Istri Korban KDRT, dalam
kerabatnya. Selain koping adaptif

59
Jurnal Akademika Baiturrahim Agustinah, Mila Triana Sari
Vol.4, No.2, November 2015

memberikan asuhan Bertindak: Mendobrak Stagnansi


keperawatan. Sistem Hukum. Catahu KTP Tahun
3 Bagi Institusi Pendidikan 2012. Jakarta
Sebagai bahan bacaan dan
10 Laumi & Adiyanti, M.G. (2012).
informasi untuk menambah
pengetahuan bagi mahasiswa/i Attachment of Late Adolescent to
Stikba Jambi, khususnya tentang Mother, Father, and Peer, with
pengalaman mekanisme koping Family Structure as Moderating
istri dengan kekerasan dalam Variable and their Relationships.
rumah tangga (KDRT). Jurnal Psikologi UGM, Volume 39,
No.2, 129-142.
11 Margaretha, Nuringtyas, R., &
DAFTAR PUSTAKA
Rachim, R. (2013). Trauma
1 Afiyanti, (2014). Metodologi Kekerasam Masa Kanak dan
penelitian Kualitatif Dalam Riset Kekerasan dalam Relasi Intim.
Keperawatan. PT Raja Grafindo Makara Sari Sosial Humaniora, 17
Persada. Jakarta (1), 33-42.
2 Asmarany, A.I. (2008). Bias 12 Moleong, L. J. (2007). Metode
Gender sebagai Prediktor Penelitian Kualitatif. Remaja
Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Rosdakarya. Bandung
Jurnal Psikologi UGM, volume 35, 13 Nursalam, & Kurniawati, N.D.
No. 1, 1 – 20. Yogyakarta (2007). Asuhan Keperawatan Pada
3 Data P2TP2A (2015). Laporan Pasien Terinfeksi HIV/AIDS.
Tahunan Propinsi Jambi. Salemba Medika: Jakarta
4 Data P2TP2A (2015). Laporan 14 Polri, P. T. B, (2005). Buku
Tahunan Kota Jambi. Pegangan Pusat Pelayanan
5 Data PPT. (2015). Laporan Terpadu. Jakarta
Tahunan RS Bhayangkara Polda 15 Pramadi, A. (2008). Koping Stress
Jambi. Pada Etnis Bali, Jawa dan Sunda.
6 Departemen Hukum dan Ham, Jurnal Psikologi, vol 2 no 4
(2004), Undang-Undang No 23 halaman 326 – 340.
tahun 2004 tentang Penghapusan 16 Prastowo, T. (2007). Waspadai
Kekerasan Dalam Rumah Tangga Kekerasan di Sekitar Kita. PT
(PKDRT), Jakarta Maraga Borneo Tarigas.
7 Durand, V.M., & Barlow, D.H. Singkawang
(2006). Psikologi Abnormal. 17 Safarino E.P. (2008).
Terjemahan (edisi keempat). HealtPsikologi : Biopsikologi
Pustaka Pelajar: Yogyakarta. Sosial Intera Sugiyono, 2013. Cara
8 Kisinky, N. (2012). Kekerasan mudah menyusun : Skripsi, Tesis,
Dalam Rumah Tangga pada dan Disertasi. Alfabeta. Bandung
Perempuan Menikah Muda. E- 18 Saptoto, R. (2010). Hubungan
Journal Psikologi Universitas Kecerdasan Emosi dengan
Gunadarma, 10507168.pdf. Jakarta Kemampuan Coping Adaptif.
9 Komnas Perempuan. (2013). Jurnal Psikologi UGM, Volume.
Korban Berjuang, Publik 37, No.1, 13-22.

60
Jurnal Akademika Baiturrahim Agustinah, Mila Triana Sari
Vol.4, No.2, November 2015

19 Saryono, (2011). Metodologi Keluarga. Jurnal Psikologi UGM,


Penelitian Kualitatif Dalam bidang Volume 33, No. 2, 1 – 12.
Kesehatan. Nuha Medika. Yogyakarta
Yogjakarta
20 Selviana, M. (2010). Sikap Istri
Terhadap Kekerasan Dalam Rumah
Tangga (Studi Di Wilayah
Kampung ‘X’ Jakarta). Jurnal
Psikologi, Volume 8, No.1, 16-25.
21 Setiadi, A. (2014). Angka KDRT di
Indonesia Meningkat, Ini Sebabnya.
Artikel read/rendering in 0.2847
seconds
22 Soeroso, M. H, (2010). Kekerasan
Dalam Rumah Tangga. Sinar
Grafika. Jakarta
23 Stuart & Sundeen. (2006). Buku
Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5.
EGC. Jakarta
24 Subandi, M.A. (2012). Agama
dalam Perjalanan Gangguan Mental
Psikotik dalam Konteks Budaya
Jawa. Jurnal Psikologi UGM,
Volume. 39, No.2, 167-179.
25 Sugiyono, (2013). Cara mudah
menyusun : Skripsi, Tesis, dan
Disertasi. Alfabeta. Bandung
26 Susilowati, P. (2008). Kekerasan
dalam Rumah Tangga Terhadap
Isteri. Artikel http//www.e-
psikologi.com
27 Suyanta & Ekowarni, E. (2012).
Pengalaman emosi dan mekanisme
koping lansia yang mengalami
penyakit kronis. Jurnal Psikologi
UGM, Volume 39, No.2, 200-221.
Yogyakrta.
28 Wade, C., & Tavris, C. (2007).
Psikologi. Terjemahan (edisi
kesembilan). Erlangga: Jakarta
29 Wimbarti, S. (2008). Pengukuran
Kebutuhan untuk Perancangan
Intervensi Sosial dan Penurunan
Resiko Tindakan Kekerasan dalam

61

Potrebbero piacerti anche