Sei sulla pagina 1di 10

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN BRAND IMAGE TERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN

(Studi pada Mahasiswa Pengguna Produk Sepatu Merek Converse di Fisip Universitas Merdeka
Malang)

Supriyadi, Yuntawati Fristin, Ginanjar Indra K.N


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Merdeka Malang

Abstract: This research is motivated by intense competition manufacturing industries that


produce shoes. And how the company in setting the direction and goals of the sales of
products that will be offered. This study aimed to describe (1) If the variable influence on
product quality product purchasing decisions Converse brand shoes. (2) Wheter
variables affect the brand image of the product purchase decisions Converse brand
shoes. (3) Is the variable product quality and brand image influence the purchasing
decisions Converse brand shoes.
The populations in this study were students Converse brand shoes product users in the
Faculty of Social and Political Science at the Merdeka University of Malang, a total of 39
respondents using non-probability sampling (sampling satured). Data that has met the
validity and raliability, and classical assumption (t test and F test) is processed to
produce a regression equation as follows: Y= 13,789 + -0,261X1 + 0,689X2
Where the purchasing decisions variable (Y), the qulity of the product (X1), and brand
image (X2). Hypotesis testing using t test showed that the variable qulity of the products
that have been researched proved no effect on the purchasing decisions, but the variables
that proved influential brand image on consumers purchasing decisions.Hypotesis testing
using the F test shows that the variable quality of the product and brand image influence
on purchase decisions by 22,7%, while the remaning 77,3% is influenced by variables
that are not used in this study.

Semakin beranekaragam merek-merek produk (productquality) dan citra merek (brand


produk sepatu yang beredar dipasaran, hal image) suatu produk.
tersebut mendorong konsumen untuk lebih Kualitas produk (product quality) yang
pintar dan lebih cermat lagi dalam memutuskan dimaksud merupakan pemahaman bahwa
pemilihan produk sepatu yang diharapkan, produk yang ditawarkan oleh perusahaan
karena pada umumnya merek sangat berpe- mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki
ngaruh terhadap keputusan pembelian oleh produk pesaing, maka dari itu perusahaan
konsumen. Konsumen beranggapan bahwa berusaha memfokuskan pada kualitas produk-
merek yang terkenal di pasaran lebih bagus dan nya, dan membandingkannya dengan produk
lebih berkualitas dibandingkan dengan merek yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing.
yang kurang populer dipasaran, karena merek Produk dengan penampilan terbaik belum tentu
yang populer di pasaran memberikaninformasi merupakan produk dengan kualitas tertinggi,
yang lengkap dibandingkan produk dengan jika tampilannya bukanlah yang dibutuhkan
merek yang cenderung tertinggal di pasaran, dan diinginkan oleh konsumen dan pasar, oleh
maka dengan adanya merek, konsumen dapat karena itu produk-produk produsen yang sudah
dengan mudah untuk membedakan karakteristik ada di pasaran saat ini dituntut untuk lebih
dari tiap-tiap produk yang bermunculan kreatif dan memperbanyak variasi serta inovasi
dipasaran, dan perusahaan juga memerlukan produknya sesuai kebutuhan konsumen dan
informasi tentang faktor-faktor yang dapat pasar, sedangkan citra merek (brand image)
mempengaruhi konsumen dalam melakukan suatu produk merupakan representasi dari
keputusan pembelian suatu produk, diantaranya keseluruhan persepsi terhadap merek dan
faktor yang turut berperan dalam pengambilan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa
keputusan pembelian konsumen seperti kualitas lalu terhadap merek itu. Pengaruh citra merek

135
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.1, Januari 2016 136

suatu produk berhu-bungan dengan keyakinan Menurut Tjiptono (1999:95),“Secara


dan preferensi konsumen terhadap suatu merek konseptual produk adalah pemahaman sub-
produk. Konsumen yang memiliki citra positif yektif dari produsen atas “sesuatu” yang bisa
terhadap suatu merek tertentu, akan lebih ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai
memung-kinkan konsumen tersebut untuk tujuan organisasi melalui pemenuhan kebu-
melakukan pembelian ulang dari produk- tuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan
produk yang dihasilkan dari merek perusahaan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya
tersebut. Variabel-variabel yang dapat mempe- beli”.
ngaruhi konsumen dalam melakukan kepu- Menurut Kotler dan Amstrong (1995:444)¸
tusan pembelian suatu produk, diantaranya “Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan
adalah seperti dari kualitas produk dan citra ke pasar untuk mendapatkan perhatian, untuk
merek (brand image) suatu produk, sehingga dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat
konsumen akan tetap loyal terhadap produk- memenuhi suatu keinginan atau kebutuhan”.
produk yang dihasilkan oleh perusahaan Berbicara mengenai produk maka aspek
tersebut. yang perlu diperhatikan adalah kualitas produk.
Kelebihan sepatu Converse yang cocok Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa
digunakan dalam berbagai suasana dan cocok produk yang ditawarkan oleh penjual mempu-
dipadupadankan dengan berbagai macam gaya nyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh
membuat Converse mampu mempertahankan produk pesaing.
pangsa pasarnya sampai sekarang ini, bahannya Menurut Prawirosentono (2004),“Kualitas
yang disesuaikan dengan kontur kaki membuat produk adalah keadaan fisik, fungsi dan sifat
kenyamanan tersendiri bagi para pemakainya. produk bersangkutan yang dapat memenuhi
Model dan motifnya pun tidak kalah unik dan selera dan kebutuhan konsumendengan me-
variatif mengikuti perkembangan mode sehing- muaskan sesuai nilai uang yang telah
ga membuat sepatu Converse memiliki dikeluarkan”.
keunggulan tersendiri dan semakin dicintai Menurut Goetdch dan Davis (2002),
penggemarnya. “Kualitas produk merupakan suatu kondisi
Sepatu Converse mungkin yang tertua, dinamis yang berhubungan dengan barang,
yang paling dicari, dan terlaris sepanjang masa, jasa, manusia, produk, dan lingkungan yang
seperti yang telah diungkapkan bahwa di memenuhi atau melebihi harapan”.
Amerika sedikitnya 50% dari penduduknya
memiliki setidaknya sepasang sepatu Converse, Dimensi Kualitas Produk
hal tersebut dikarenakan Converse merupakan Menurut Orville, Larreche, dan Boyd
perusahaan sepatu yang berbasis di Amerika, (2005),“Apabila perusahaan ingin memper-
yang telah dikenal keahliannya dalam tahankan keunggulan kompetitifnya dalam
pembuatan produk sepatu olah raga dan sepatu pasar, perusahaan harus mengerti aspek dimen-
gaya hidup, bahkan di Indonesia pun para si apa saja yang digunakan oleh konsumen
pengusaha sepatu baik offline maupun online untuk membedakan produk yang dijual
sudah banyak yang menjual produk sepatu perusahaan tersebut dengan produk pesaing”.
Converse, hal tersebut dikarenakan dari Menurut Kotler dan Keller(2009), ada
keunggulan-keunggulan yang dimiliki sepatu sembilan dimensi kualitas produk seperti
Converse itu sendiri, seperti dari kulitas serta berikut ini:
brand, yang perusahaan ketahui hal tersebut a. Bentuk (form), meliputi ukuran, bentuk,
sangat mempengaruhi persepsi serta minat beli atau struktur fisik produk.
konsumen, dan pastinya sangat digandrungi b. Fitur (feature), karakteristik produk yang
khususnya oleh kawula muda. menjadi pelengkap fungsi dasar produk.
c. Kualitas kinerja (performance quality),
TINJAUAN TEORI adalah tingkat dimana karakteristik utama
Kualitas Produk produk beroperasi.
Menurut Kotler (1995:508),“Produk d. Kesan kualitas (perceived quality) sering
merupakan apa saja yang dapat ditawarkan ke dibilang merupakan hasil dari penggunaan
pasar untuk diperhatikan, diperoleh, atau pengukuran yang dilakukan secara tidak
dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan langsung karena terdapat kemungkinan
dan kebutuhan”. bahwa konsumen tidak mengerti atau
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.1, Januari 2016 137

kekurangan informasi atas produk yang b. Manfaat (Benefits), atribut yang ada harus
bersangkutan. diterjemahkan menjadi manfaat fungsional
e. Ketahanan (durability), ukuran umur dan emosional.
operasi harapan produk dalam kondisi biasa c. Nilai (Values), merek juga menyatakan
atau penuh tekanan, merupakan atribut suatu tentang nilai pembuat atau produsen.
berharga untuk produk–produk tertentu. d. Budaya (Culture), merek dapat
f. Keandalan (reliability), adalah ukuran merepresentasikan budaya.
probabilitas bahwa produk tidak akan e. Kepribadian (Persnality), merek dapat
mengalami malfungsi atau gagal dalam menjadi proyeksi dan pribadi tertentu.
waktu tertentu. f. Pengguna (User), merek dapat menge-
g. Kemudahan perbaikan (repairability), sankan tipe konsumen tertentu.
adalah ukuran kemudahan perbaikan Menurut Tjiptono (2005:49),“Brand
produk ketika produk itu tak berfungsi atau Image merupakan deskripsi tentang asosiasi
gagal. dan keyakinan konsumen terhadap merek
h. Gaya (style), menggambarkan penampilan tertentu”.
dan rasa produk kepada pembeli. Brand image itu sendiri memiliki arti
i. Desain (design), adalah totalitas fitur yang kepada suatu pencitraan sebuah produk
mempengaruhi tampilan, rasa, dan fungsi dibenakkonsumensecara massal. Setiap orang
produk berdasarkan kebutuhan pelanggan. akan memiliki pencitraan yang sama terhadap
Berdasarkan dimensi-dimensi tersebut, sebuah merek. Persaingan dunia industri yang
dapat disimpulkan bahwa suatu dimensi semakin ketat saat ini, menuntut perusahaan
kualitas merupakan syarat agar suatu nilai dari untuk lebih kretif dan membuat suatu
produk memungkinkan untuk bisa memuaskan keunggulan yang kompetitif, baik itu dari segi
pelanggan sesuai harapan. kemasan, produk, saluran pemasaran maupun
citranya, jika tanggapan konsumen tentang
Brand Image penawaran suatu produk yang bersaing tetap
Menurut American Marketing Association sebagai suatu hal yang sama atau biasa, maka
(AMA) dalam Kotler (1997),“Merek yaitu konsumen akan melihat merek dar suatu produk
nama, istilah, tanda, simbol, atau desain atau dengan tanggapan yang berbeda.
panduan dari hal-hal tersebut yang Menurut Kotler (1997:259), citra yang
dimaksudkan untuk memberikan identitas bagi efektif melakukan tiga hal untuk suatu produk,
barang atau jasa yang dibuat atau disedikan yaitu:
suatu penjual atau kelompok penjual serta a. Menyampaikan suatu pesan tunggal yang
membedakannya dari barang atau jasa yang memantapkan karakter produk dan usulan
disediakan pesaing”. nilai.
Menurut America Marketing Association b. Menyampaikan pesan dengan cara yang
(AMA) dalam Kotler (2009:258),“Merek berbeda, sehingga tidak dikelirukan dengan
merupakan nama, istilah, tanda, simbol, atau pesan serupa dari para pesaing.
rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang c. Mengirimkan kekuatan emosional sehingga
dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang membangkitkan hati maupun pikiran
atau jasa penjual atau kelompok penjual dan pembeli.
untuk mendeferensiasikannya”. Menurut Rangkuti(2002:2), merek
Menurut Stanton dan Lamarto (1994:269), dapat juga dibagi dalam pengertian lain, yaitu:
“Merek adalah nama, istilah, simbol, atau a. Brand Name (nama merek) yang
desain khusus, atau beberapa kombinasi unsur- merupakanbagian dari yang dapat
unsur yang dirancang untuk mengiden- diucapkan misalnya, Aqua, Honda,
tifikasikan barang atau jasa yang ditawarkan Indomie, Nokia dan lain sebagainya.
penjual”. b. Brand Mark (tanda merek) yang merupakan
Menurut Kotler (1997:63), merek bagian dari merek yang dapat dikenali
merupakan suatu simbol yang kompleks yang namun tidak dapat diucapkan, seperti
dapat menyampaikan enam tingkat pengertian, lambang, desain huruf atau warna khusus.
antara lain: Misalnya: symbol Daihatsu.
a. Atribut (Attributes), suatu merek menda- c. Trade Mark (tanda merek dagang) yang
tangkan atribut tertentu kedalam pikiran merupakan merek atau sebagian dari merek
konsumen. yang dilindungi hukum, karena
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.1, Januari 2016 138

kemampuannya untuk menghasilkan sesu- yang terkenal lebih dapat diandalkan, selalu
atu yang istimewa. Tanda dagang ini tersedia dan mudah dicari, dan memiliki
melindungi penjual dengan istimewaanya kualitas yang sudah tidak diragukan. Sehingga
untuk menggunakan nama merek (tanda merek yang lebih dikenal lebih sering dipilih
merek). konsumen dibandingkan merek yang belum
d. Copyright (hak cipta) yang merupakan hak dikenal.
istimewa yang dilindungi undang-undang
untuk memproduksi, menerbitkan, dan METODE
menjual karya tulis, karya music, dan karya Jenis Penelitian
seni. Jenis penelitian yang digunakan dalam
Berdasarkan definisi yang telah dikemu- penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif.
kakan diatas dapat disimpulkan bahwa Menurut Sugiyono (2011:13),“Metode
pengertian merek adalah janji penjual kepada penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai
konsumen secara konsisten untuk memberikan metode penelitian yang berlandaskan pada
feature, manfaat, dan jasa tertentu kepada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti
konsumen dan merek terbaik akan memberikan pada populasi atau sampel tertentu, teknik
jaminan kualitas. pengambilan sampel pada umumnya dilakukan
secara random, pengumpulan dan menggu-
Indikator Brand Image nakan instrumen penelitian, analisis data
Indikator-indikatoryangmembentukbrand bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk
imagemenurut Aaker dan Biel (2009:71) menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.
adalah: Berdasarkan tingkat eksplanasinya atau
a. Citra pembuat (Corporate Image), yaitu tingkat penjelasan, maka penelitian ini adalah
sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif
konsumen terhadap perusahaan yang adalah penelitian yang berusaha menggam-
membuat suatu barang atau jasa. Meliputi: barkan kegiatan penelitian dengan tujuan
popularitas, kredibilitas, jaringan menerangkan secara sistematis terhadap
perusahaan, serta pemakai itu sendiri. bagian-bagian dan fenomena serta hubu-
b. Citra produk / konsumen (product Image), ngannya dengan menggunakan model
yaitu sekumpulan asosiasi yang matematis, teori, dan hipotesis yang berkaitan
dipersepsikan konsumen terhadap suatu dengan penelitian, (Sugiyono, 2012).
barang atau jasa. Meliputi: atribut dari
produk, manfaat bagi konsumen, serta Variabel Penelitian
jaminan. 1. Variabel bebas yaitu variabel-variabel
c. Citra pemakai (User Image), yaitu yang mempengaruhi variabel lain.
sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan Variabel bebas yang digunakan dalam
konsumen terhadap pemakai yang penelitian ini adalah kualitas produk dan
menggunakan suatu barang atau jasa. citra merek (brand image).
Meliputi: pemakai itu sendiri, serta status 2. Variabel Terikat yaitu variabel yang
sosialnya. dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel
Citra merek merupakan serangkaian terikat yang digunakan dalam penelitian
asosiasi yang ada dalambenak konsumen ini adalah keputusan pembelian
terhadap suatu merek, biasanya terorganisasi
menjadi suatu makna. Hubungan terhadap suatu Populasi
merek akan semakin kuat jika didasarkan pada Menurut Sugiyono (2010:115),“Populasi
pengalaman dan mendapat banyak informasi. merupakan wilayah generalisasi yang terdiri
Citra atau asosiasi mempresentasikan persepsi dari obyek/subyek yang mempunyai kualitas
yang bisa merefleksikan kenyataan yang dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
obyektif ataupun tidak. Citra yang terbentuk peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
dari asosiasi inilah yang mendasari dari kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini
keputusan pembelian konsumen. adalah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan
Konsumen lebih sering membeli produk Ilmu PolitikUniversitas Merdeka Malang yang
dengan merek yang terkenal karena mereka menggunakan produk sepatu dengan merek
merasa lebih nyaman dengan hal-hal yang Converse sebanyak 39orang.
sudah dikenal, dan adanya asumsi bahwa merek
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.1, Januari 2016 139

Teknik Analisis Data membentuksatu garis diagonal, apabila


Uji instrumen distribusi data adalah normal, makagaris
a. Uji Validitas, Uji validitas digunakan yang menggambarkan data sesungguhnya
untuk menguji kevalidan kuesioner. akan mengikuti garis normalnya
b. Uji Reliabilitas, untuk mengukur
konsistensi konstruk atau variabel Regresi Linier Berganda
penelitian, dan dalam kuesioner Menurut Sanusi (2011:134),“Regresi
dikatakan reliabel jika jawaban seseorang linier berganda merupakan perluasan dari
terhadap pertanyaan adalah konsisten regresi linier sederhana, yaitu menambah
atau stabil dari waktu kewaktu. Suatu jumlah variabel bebas yang sebelumnya
variabel dikatakan reliabel apabila hanya satu menjadi dua atau lebih variabel
memiliki nilai Alpha> 0,50. bebas”. Penelitian ini menggunakan analisis
regresi linier berganda, untuk mengetahui
Uji Asumsi Klasik ada atau tidaknya pengaruh antara kualitas
a. Uji Asumsi Multikolinieritas produk dan brand image terhadap
Pedoman model regresi yang bebas keputusan pembelian.
multikolinieritas, adalah sebagai berikut:
1) Mempunyai angka tolerance mendekati Uji Hipotesis
angka 1. a. Uji t
2) Mempunyai nilai VIF disekitar angka Uji statistik t dilakukan untuk
1. mengetahui pengaruh antara variabel bebas
b. Uji Asumsi Heteroskedastisitas terhadap variabel terikat secara parsial dengan
Cara untuk mendeteksinya dapat mengasumsikan bahwa variabel lain dianggap
dilakukan dengan melihat grafik plot antar constant, (Sanusi, 2003:119).
nilai prediksi variabel terikat (ZPRED)
dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada b. Uji F
tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan Uji statistik F dilakukan untuk menguji
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pengaruh variabel bebas terhadap variabel
pada grafik scatterplot antar SRESID dan terikat secara simultan, (Sanusi, 2003)
ZPRED dalam sumbu Y adalah Y yang
telah diprediksi, dan sumbu X adalah HASIL DAN PEMBAHASAN
residual (Y.Pred – Y.sesungguhnya) yang Penyajian Data
telah distudentized analisisnya. Uji Validitas
1) Jika ada pola tertentu seperti titik-titik
yang ada dan membentuk pola tertentu Hasil Ringkasan Uji Validitas
yang teratur (bergelombang, melebar, Variabel/item r-hitung r-tabel Keterangan
dan kemudian menyempit), maka Kualitas Produk (X1)
mengindikasikan terjadi heteroskedas- X1.1 0,720 0,316 Valid
tisitas. X1.2 0,770 0,316 Valid
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik- X1.3 0,591 0,316 Valid
titik yang menyebar diatas dan dibawah Brand Image (X2)
angka nol pada sumbu Y, maka tidak X2.1 0,808 0,316 Valid
terjadi heteroskedastisitas X2.2 0,858 0,316 Valid
c. Uji Normalitas X2.3 0,702 0,316 Valid
Menurut Ghozali (2005:105),“Tujuan Keputusan Pembelian (Y)
dari uji normalitas adalah untuk menguji Y1 0,649 0,316 Valid
apakah model regresi variabel terikat dan Y2 0,477 0,316 Valid
variabel bebas, keduanya mempunyai Y3 0,686 0,316 Valid
distribusinormal atau tidak”, maka regresi Y4 0,760 0,316 Valid
yang baik adalah mempunyai distribusi data Y5 0,594 0,316 Valid
yang normal atau mendekati normal. Y6 0,524 0,316 Valid
Cara untuk melihat probability plot
yang membandingkankumulatif dari
distribusi normal, distribusi normal akan
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.1, Januari 2016 140

Berdasarkan tabel di atas dapat 2) Uji Heteroskedastisitas


disimpulkan bahwa semu item indikator
tersebut dinyatakan valid, karena r hitung Unstandardized
Standardize
d Collinearity
(Corrected Item-Total Correlation) lebih besar Coefficients Coefficients Statistics

Std.
dari pada nilai r tabel yaitu lebih besar dari Model B Error Beta T Sig. Tolerance VIF

0,316. 1 (Constant)
13.798 4.083
3.37
9
.002

Kualitas
-.261 .308 -.126 -.850 .401 .969 1.032
Uji Reliabilitas Produk (X1)

Brand Image 2.94


.689 .234 .438 .006 .969 1.032
(X2) 2
Hasil Ringkasan Uji Reliabilitas

Variabel Alpha Keterangan


Dapat diketahui bahwa nilai
signifikansi untuk kualitas produk sebesar
Kualitas Produk(X1)0,461 Reliabel
Brand Image (X2) 0,694 Reliabel 0,401, dan brand image sebesar 0,006, karena
Keputusan Pembelian (Y) 0,676 Reliabel nilai signifikansi lebih dari 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa pada model regresi tidak
terjadi masalah heteroskedastisitas
Berdasarkan hasil uji reliabilitas diatas
didapat output dari variabel Kualitas Produk
(X1), Brand Image (X2), dan Keputusan
Pembelian(Y). Berdasarkan output tersebut
dapat diketahui nilai reliabilitas (Cronbach’s
Alpha) tiap variabel
Untuk variabel Kualitas Produk (X1) nilai
cronbach’s alphasebesar 0,461, variabel Brand
Image (X2) nilai cronbach’s alpha sebesar
0,694, variabel Keputusan Pembelian (Y) Nilai
cronbach’s alpha sebesar 0,676.
Karena nilai ketiga variabel tersebut diatas
3) Hasil Uji Normalitas
0,316 maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur
dalam penelitian tersebut reliabel.

Analisis Data
a. Analisis Statistik Inferensial
1) Uji Multikolinieritas
Hasil Ringkasan Pengujian Multikolinieritas
Collinearity Statistic
No Variabel
Tolerance VIF
1 Kualitas Produk 0,969 1.032
2 Brand Image 0,969 1.032

Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat


pada tabel 19. Berdasarkan output tersebut
dapat diketahui bahwa nilai VIF kurang dari 10
dan nilai tolerance lebih dari 0,1 untuk kedua
variabel, maka dapat dsimpulkan bahwa model
regresi tidak terjadi masalah multikolinieritas.
Berdasarkan gambar 7 dapat dilihat bahwa
grafik normal probability plot of regression
standardized menunjukan pola grafik yang
normal. Hal ini terlihat dari titik-titik yang
menyebar di sekitar garis diagonal dan
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.1, Januari 2016 141

penyebarannya mengikuti garis diagonal, maka hitung lebih kecil dari t tabel (-0,850
dapat disimpulkan bahwa model regresi layak <2,026), dengan nilai signifikansi 0,401
dipakai karena memenuhi asumsi normalitas. lebih besar dari 0,05, maka H1 ditolak
Berdasarkan gambar pada grafik dapat dan Hditerima.
diketahui bahwa titik-titik menyebar dengan Hipotesis 1 : Kualitas Produk secara
pola yang tidak jelas di atas dan di bawah parsial tidak berpengaruh signifikan
angka 0 pada subu Y, maka dapat disimpulkan terhadap keputusan pembelian.
bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas (2) Nilai t hitung pada variabel Brand Image
pada model regresi. (X2) adalah sebesar2,942 dengan tingkat
signifikansi 0,006, karena nilai t hitung
b. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda lebih besar dari t tabel (2,942 > 2,026),
dengan nilai signifikansi 0,006 lebih
Variabel bebas Koefisien regresi Sig. T kecil dari 0,05, maka H2 diterima dan H0
Konstanta regresi 13,789 0,002 ditolak.
Kualitas Produk -0,261 0,401
Brand Image 0,689 0,006 Hipotesis 2 : Brand Image secara parsial
Konstanta :13,798 berpengaruh tidak signifikan terhadap
Multiple R : 0,477
R Square : 0,227
keputusan pembelian.
F : 5,290
Sig. F : 0,010
2) Uji F
Persamaan regresi berganda tersebut dijelaskan Hasil Uji F
sebagai berikut: ANOVAb
a. Konstanta sebesar 13,789; artinya jika Mean
kualitas produk dan brand image nilainya 0, Model Sum of Squares Df Square F Sig.

Regression
maka keputusan pembelian nilainya sebesar 1 34.678 2 17.339 5.290 .010a

13,789. Residual 117.989 36 3.277

Total 152.667 38
b. Koefisien regresi Kualitas Produk sebesar -
a. Predictors: (Constant), Brand Image (X2), Kualitas
0,261; artinya jika kualitas produk Produk(X1)
mengalami kenaikan satu satuan, maka b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian (Y)
keputusan pembelian akan mengalami
penurunanan sebesar -0,261 satuan dengan
Berdasarkan tabel 23 didapatkan nilai F
asumsi variabel independen lainnya bernilai
hitung > F tabel (5,290 > 3,259), karena F
tetap.
hitung lebih besar dari F tabel, maka H0ditolak ,
c. Koefisien regresi variabel Brand Image
artinya variabel kualitas produk dan brand
sebesar 0,689; artinya jika brand image
image secara bersama-sama (simultan), berpe-
mengalami kenaikan satu satuan, maka
ngaruh terhadap keputusan pembelian produk
keputusan pembelian mengalami
sepatu Converse. Hipotesis 3: Variabel Kua-
peningkatan sebesar 0,689 satuan dengan
litas Produk dan Brand Image secara bersama-
asumsi variabel independen lainnya bernilai
sama berpengaruh terhadap keputusan
tetap.
pembelian
c. Pengujian Hipotesis 3) Analisis Koefisien Determinasi (Adjusted
1) Uji t R)
Perbandingan t hitung dan t tabel α = 5%
Variabel t hitung t tabel Sig. Ket.
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
X1 -0,850 2,026 0,401 TidakSig
X2 2,942 2,026 0,006 Sig 1
.477a .227 .184 1.810

a. Predictors: (Constant), Brand Image (X2), Kualitas


Produk (X1)

(1) Nilai t hitung pada variabel Kualitas Berdasarkan output diperoleh angka R
Produk (X1) adalah sebesar-0,850 dengan Square sebesar 0,227 atau (22,7%), hal ini
tingkat signifikansi 0,401, karena nilai t menunjukkan bahwa persentase sumbangan
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.1, Januari 2016 142

pengaruh variabel independen, yaitu kualitas 2. Memperkaya orientasi konsumsi tehadap


produk dan brand image terhadap variabel hal-hal yang bersifat simbolis lebih dari
keputusan pembelian sebesar 22,7%, atau fungsi-fungsi produk.
variasi variabel bebas yang digunakan dalam 3. Meningkatkan kepercayaan konsumen
model mampu menjelaskan sebesar 22,7% terhadap produk, meningkatkan
variasi variabel dependen. Sedangkan sisanya keunggulan bersaing berkelanjutan,
dipengaruhi variabel lain yang tidak mengingat inovasi teknologi sangat mudah
dimasukkan dalam model penelitian ini. untuk ditiru oleh pesaing
Hal ini sesuai dengan teori yang di
HASIL DAN PEMBAHASAN kemukakan oleh Setiyadi (2003:180), “Konsu-
Berdasarkan hasil penelitian,variabel men yang memiliki citra yang positif terhadap
kualitas produk secara parsial tidak berpe- suatu merek, akan lebih memungkinkan untuk
ngaruh terhadap keputusan pembelian, hal ini melakukan pembelian”,dan Wicak-sono (2007),
disebabkan karena faktor usia responden “Pentingnya pengembangan citra merek (brand
(Mahasiswa) pada penelitian ini yang tergolong image) dalam keputusan Pembelian”. dimana
masih muda dan cenderung lebih mengu- konsumen beranggapan bahwa produk dengan
tamakan trends dibandingkan dengan kualitas. merek yang terkenal di pasaran lebih bagus dan
Maka hal ini tidak sesuai dengan teori yang di berkualitas dibandingkan dengan produk
kemukakan oleh Sutisna (2002:26), “Pema- dengan merek yang kurang populer di pasaran,
haman konsumen tentang kualitas produk dapat hal ini disebabkan karena merek yang populer
di jadikan dasar terhadap proses keputusan di pasaran memberikan informasi yang lengkap
pembelian konsumen”, dan hal ini juga dibandingkan dengan merek yang cenderung
menunjukkan hasil yang berbeda dari pene- tertinggal di pasaran, maka dengan adanya
litian-penelitian sebelumnya yang dilakukan merek konsumen dapat dengan mudah untuk
oleh Lyonita dan Budiastuti, (2012), tentang membedakan karakteristik dari tiap-tiap produk
“Analisis Pengaruh Brand Image dan Kualitas yang bermunculan di pasaran.
Produk Terhadap Keputusan Pembelian yang Berdasarkan hasil penelitian, variabel
Berdampak pada Loyalitas Konsumen pada kualitas produk dan brand image secara ber-
PT.Telkom Jakarta Selatan (Produk Speedy)”, sama-sama (simultan), berpengaruh terhadap
dan Moly (2014), tentang “Pengaruh Citra keputusan pembelian, hal ini disebabkan karena
Merek dan Kualitas Produk Terhadap Kepu- dengan adanya kualitas yang terjamin dan
tusan Pembelian Handphone Nokia (Studi brand image yang melekat pada produk sepatu
kasus Toko Mars Cell Klandasan, Balik- Merek Converse, dapat mempengaruhi konsu-
papan)”, dimana hasil dari penelitian-penelitian men khususnya mahasiswa FISIP Unmer
sebelumnya variabel brand image dankualitas Malang dalam melakukan keputusan pembe-
produk secara parsial berpengaruh terhadap lian. Hal ini menunjukkan hasil yang sama dari
keputusan pembelian konsumen. Sedangkan penelitian sebelumnya yang dilalukan oleh
hasil pada penelitian ini, hanya variabel brand Moly (2014), tentang “Pengaruh Citra Merk
image saja secara parsial yang berpengaruh dan Kualitas Prroduk terhadap keputusan
terhadap keputusan pembelian, hal ini pembelian Handphone Nokia (Studi Kasus
disebabkan karena produk sepatu merek Toko Mars Cell Klandasan, Balikpapan),
Converse memiliki brand image yang baik dimana hasil dari penelitian sebelumnya
yang merupakan faktor paling penting dan variabel citra merek dankualitas produk secara
dominan bagi konsumen khususnya para bersama-sama (simultan), berpengaruh terha-
mahasiswa pengguna produk sepatu Converse dap keputusan pembelian konsumen.
di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Merdeka Malang dalam melakukan KESIMPULAN
keputusan pembelian, dan brand image yang 1. Variabel kualitas produk tidak
dikelola dengan baik akan menghasilkan berpengaruh terhadap variabel keputusan
konsekuensi yang positif, meliputi: pembelian pada produk sepatu merek
1. Meningkatkan pemahaman terhadap Converse.
aspek-aspek perilaku konsumen dalam 2. Variabel brand image berpengaruh
mengambil keputusan Pembelian, terhadap variabel keputusan pembelian
pada produk sepatu merek Converse.
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.1, Januari 2016 143

3. Variabel kualitas produk dan brand image Boyd, Harper, W. Ovrille, C. Larreche, Jean-
berpengaruh terhadap variabel keputusan Claude, Mullin, John, W., 2005,
pembelian pada produk sepatu merek Manajemen Pemasaran, Edisi Kedua,
Converse Erlangga, Jakarta.
Alma,Buchori, 2005, Manajemen Pemasaran
Saran dan Pemasaran Jasa, Alpa Beta,
Bandung.
1. Berhubung hasil dari penelitian Ferdinand, A. 2000, Struktural Equition
menunjukkan bahwa secara parsial varia- Modeling dalam Penelitian Manajemen,
bel kualitas produk tidak berpengaruh
Badan Penerbit Universitas Diponegoro,
terhadap keputusan pembelian konsumen,
Semarang.
melainkan variabel brand image yang Ghozali, Imam, 2002, Aplikasi Analisis
memiliki pengaruh terhadap keputusan
Multivariate Dengan Program SPSS,
pembelian konsumen pada produk sepatu
Badan Penerbit Universitas Diponegoro,
merek Converse, namun secara bersama- Semarang.
sama (simultan) hasil penelitian Goetsch, D. L, dan Stanley, B. Davis, 2002,
menunjukkan bahwa kedua variabel Manajemen Mutu Total, Alih Bahasa;
independen yaitu kualitas produk dan Benjamin Molan, Penyunting Wandansari
brand image berpengaruh 22,7% terhadap Mardiarti, Edisi Kedua, Jilid 2, PT.
variabel keputusan pembelian (dependen),
Prenhallindo, Jakarta.
hal ini perlu diperhatikan oleh Inc.
Hasan, M. Iqbal, 2002, Pokok-Pokok Materi
Converse selaku produsen produk sepatu
Metodologi Penelitian dan Aplikasinya,
Converse, karena ketika melakukan
Ghalia Indonesia, Bogor.
pembelian, konsumen tidak terlalu Indrianto, Nur, dan Supomo, Bambang, 2002,
terpengaruh oleh variabel kualitas produk
Metodologi Bisnis Untuk Akutansi &
tetapi mereka terpengaruh oleh variabel Manajemen, BPFE, Yogyakarta.
brand image dalam penelitian ini. Kotler, Philip, dan Amstrong, Gary, 1995,
2. Faktor harga, desain produk, brand equity Dasar-Dasar Pemasaran, Intermedia,
maupun faktor-faktor lain yang mungkin Jakarta.
bisa dijadikan refrensi bagi penelitian ,2001, Prinsip-Prinsip Manajemen,
selanjutnya. Jilid I, Edisi Ke Delapan, Alih Bahasa
3. Selain menambah variabel independen
Oleh Damos Sihombing, MBA., Erlangga,
yang yang memberikan kontribusi
Jakarta.
terhadap keputusan pembelian, diharapkan ,dan Kevin, Lane, Keller, 2009,
penelitian selanjutnya menggunakan Manajemen Pemasaran, Dialih
metode penelitian yang berbeda untuk Bahasakan Oleh Bob Sabran, Edisi Ketiga
membandingkan antara metode penelitian
Belas, Erlangga, Jakarta.
satu dengan metode penelitian lainnya ,1997, Manajemen Pemasaran:
Analisis, Perencanaan, Implementasi,
dan Kontrol, Jilid I, Edisi Kesembilan, PT.
DAFTAR PUSTAKA Prenhallindo, Jakarta.
Aaker, David, A. dan Alexander, L. Biel, 2009, ,1997, Manajemen Pemasaran: Analisis,
Brand Equity and Advertising: Perencanaan, Implementasi, dan
Advertising Role In Building Strong Kontrol, Jilid I, Ter. Jaka Wasana,
Brand, Lawrence Erlbaum Associates, Erlangga, Jakarta.
Inc., Hillsdale. ,2001, Manajemen Pemasaran, Edisi 9,
Adam, E. E, dan Ronald, J. Ebert, 1992, PT. Prenhallindo, Jakarta.
Productions and Operations , 2002, Manajemen Pemasaran, Ter.
Management, New Jersey, Prentice Hall. Benjamin, Molan, PT. Intan Sejati, Klaten.
Amirullah, 2002, Perilaku Konsumen, Edisi , 2005, Manajemen Pemasaran, Jilid I
Pertama, Medpress, Yogyakarta. dan II, PT. Indeks Kelompok Gramedia,
Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Jakarta.
Penelitian: Suatu Pendekatan Prawirosentono, Suyadi, 2004, Manajemen
Praktek,Edisi Revisi, PT. Rineka Cipta, Mutu Terpadu, Bumi Aksara, Jakarta.
Jakarta.
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.1, Januari 2016 144

Radiosunu, 2001, Manajemen Pemasaran; , 2010, Metodologi Penelitian Kuantitatif


Suatu Pendekatan Analisis, Edisi Kedua, Kualitatif dan R & D, Alfa Beta,
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Bandung.
Rangkuti, Freddy, 2002, The Power Of Brand, , 2011, Metodologi Penelitian Kuantitatif
PT. Gramedia Pustaka Utama, Kualitatif dan R & D, Alfa Beta,
Jakarta. Bandung.
Sanusi, Anwar, 2011, Metodologi Penelitian Sutisna, 2002, Perilaku Konsumen dan
Bisnis, Salemba Empat, Jakarta. Strategi Pemasaran, Rosdakarya,
Schiffman dan Kanuk, 2004, Perilaku Bandung.
Konsumen, Edisi 7, Prentice Hall, Jakarta. Swastha, Basu, 2002, Manajemen Pemasaran,
Setiyadi, Nugroho, J. 2003, Perilaku Edisi Kedua, Cetakan Kedelapan,
Konsumen, Konsep dan Implikasi untuk Liberty, Jakarta.
Strategi Penelitian Pemasaran, Tjiptono, Fandy, 2002, Strategi Pemasaran,
Prenada Media, Jakarta. Andi Offset, Yogyakarta.
Simamora,Bilson, 2001, Memenangkan Pasar , 1999, Strategi Pemasaran, Andi
dengan Pemasaran Efektif dan Offset, Yogyakarta.
Profitabel, Penerbit PT. Gramedia, , 2005, Pemasaran Jasa, Bayu Media
Jakarta. Publishing, Malang.
, 2011, Riset Pemasan, PT. Gramedia Umar, Husen, 2003, Metode Penelitian:
Pustaka Utama, Jakarta. Aplikasi dalam Pemasaran, Gramedia
Stanton, William, J, dan Y. Lamarto, 1994, Pustaka Utama, Jakarta.
Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jilid I, Vranesevic, Tihomir, 2003, The Effek Of The
Erlangga, Jakarta. Brand On Perceived Quality Of Food
Sugiyono, 2006, Metodologi Penelitian Product, Britis Food Journal, Vol.105,
Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Alfa No.11,P.811-825.
Beta, Bandung.
, 2009, Metodologi Penelitian Kuan-
titatif Kualitatif dan R & D, Alfa Beta,
Bandung.

Potrebbero piacerti anche