Sei sulla pagina 1di 8

PENGARUH INFLASI, BI RATE DAN NILAI TUKAR TERHADAP RETURN

SAHAM
(Studi Pada Perusahaan Subsektor Food & Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2013-2016)

Hidaya Tri Afiyati


Topowijono
Fakultas Ilmu Administrasi
Univеrsitas Brawijaya
Malang
Email: hidayaafiya@ymail.com

ABSTRACT
This study aims to determine the effect of inflation, BI rate and exchange rate on stock returns in food &
beverages companies listed on the Indonesia Stock Exchange 2013-2016 either simultaneously or partially.
Stock prices always fluctuate depending on the high demand for stocks. Therefore, investors need to consider
macroeconomic factors such as inflation, BI rate and exchange rate. Previous research used in this research
is Purnomo & Widyawati (2013), Suryanto & Kesuma (2013), Suyati (2015) Wiradharma & Sudjarni (2016)
and Ginting (2016. The type of research conducted is explanatory research (explanatory research) with
quantitative approach. Sample determination using monthly time series data period January 2013 - December
2016 with 11 companies selected. The analysis technique used is multiple linear regression analysis. The
results showed that simultaneously variable inflation, BI rate and exchange rate have a significant effect on
stock return. While partially, inflation variable and BI rate not significant effect to stock return, exchange rate
has significant effect to stock return. Determination test of inflation influence, BI rate and exchange rate to
stock return shows 21.2% which means 78.8% influenced by other factors.

Kеywords: Inflation, BI Rate, Exchange Rate, Stock Return


АBSTRАK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh inflasi, BI rate dan nilai tukar terhadap return saham di
perusahaan food & beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2013-2016 baik secara simultan maupun
parsial. Harga saham selalu mengalami fluktuasi tergantung tinggi rendahnya permintaan saham. Oleh karena
itu, investor perlu mempertimbangan faktor ekonomi makro seperti inflasi, BI rate dan nilai tukar. Penelitian
terdahulu yang digunakan untuk acuan pada penelitian ini adalah Purnomo & Widyawati (2013), Suryanto &
Kesuma (2013), Suyati (2015) Wiradharma & Sudjarni (2016) dan Ginting (2016) Jenis penelitian yang
dilakukan adalah penelitian explanatory (explanatory research) dengan pendekatan kuantitatif. Penentuan
sampel menggunakan data time series bulanan periode Januari 2013 - Desember 2016 dengan 11 perusahaan
terpilih. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa secara simultan variabel inflasi, BI rate dan nilai tukar berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Secara parsial, variabel inflasi dan BI rate tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, nilai tukar
berpengaruh signifikan terhadap return saham. Uji determinasi pengaruh inflasi, BI rate dan nilai tukar
terhadap return saham menunjukkan angka 21,2% yang berarti 78,8% dipengaruhi oleh faktor lain.

Kаtа Kunci: Inflasi, BI Rate, Nilai Tukar, Return Saham

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 61 No. 2 Agustus 2018| 144


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
PЕNDAHULUAN tersebut membuat dana pinjaman yang diperoleh
Harga saham di Bursa Efek Indonesia selalu emiten semakin kecil sehingga dapat menurunkan
mengalami fluktuasi. Hal tersebut dapat tingkat penjualan. Jika tingkat penjualan menurun,
dipengaruhi oleh beberapa faktor ekonomi mikro maka laba dalam perusahaan juga mengalami
dan ekonomi makro. Faktor ekonomi mikro penurunan. Apabila laba turun maka harga saham
merupakan faktor-faktor ekonomi yang berkaitan juga akan mengalami penurunan diikuti oleh
dengan kondisi internal perusahaan sedangkan penurunan return yang diperoleh pemegang
faktor ekonomi makro merupakan faktor-faktor saham.. Sebaliknya apabila suku bunga turun maka
yang ada diluar perusahaan. Tandelilin (2010:343) akan diikuti penurunan suku bunga kredit sehingga
menyatakan variabel ekonomi makro yang perlu bunga pinjaman yang dilakukan emiten bisa
diperhatikan investor antara lain adalah tingkat semakin besar. Keadaan tersebut mendorong
suku bunga, tingkat inflasi, kurs rupiah, produk emiten untuk lebih meningkatkan penjualan
domestik bruto (PDB), anggaran defisit, investasi produknya. Semakin tinggi tingkat penjualan maka
swasta, serta neraca perdagangan dan pembayaran. laba perusahaan akan semakin besar. Perusahaan
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang memiliki laba besar membuat harga saham
adalah faktor ekonomi makro yaitu inflasi, BI rate akan mengalami peningkataan diikuti oleh
dan nilai tukar karena ketiga variabel tersebut peningkatan return yang diperoleh pemegang
dianggap paling mempengaruhi kondisi saham.
perekonomian serta erat hubungannya dengan Tabel 1. Data Inflasi dan BI rate Tahun 2013-2016
return saham.. (% pada akhir tahun)
Inflasi adalah kenaikan harga produk Tahun Inflasi BI rate
maupun jasa secara terus menerus dan dapat
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Inflasi yang 2013 8,38% 7,50%
tinggi merupakan sinyal negatif bagi emiten karena 2014 8,36% 7,75%
harga bahan baku mengalami peningkatan. Jika
bahan baku naik maka biaya produksi juga akan 2015 3,35% 7,50%
naik diikuti oleh kenaikan harga produk. Jika harga
produk naik maka akan menyebabkan tingkat 2016 3,02% 4,75%
penjualan dalam perusahaan menurun diikuti oleh
penurunan laba perusahaan. Jika laba dalam Sumber: Bank Indonesia dan Badan Pusat Statisik
perusahaan mengalami penurunan maka harga
10,00%
saham juga akan menurun. Penurunan harga saham
membuat return yang didapat oleh pemegang 8,00%
saham juga mengalami penurunan. Sebaliknya 6,00%
Inflasi
apabila tingkat inflasi menurun merupakan sinyal 4,00%
positif bagi emiten karena daya beli masyarakat BI rate
2,00%
akan meningkat. Jika daya beli masyarakat
0,00%
meningkat maka akan diikuti oleh peningkatan
2013 2014 2015 2016
pendapatan yang diperoleh emiten. Jika
pendapatan naik maka laba dalam perusahaan juga Gambar 1. Grafik Inflasi dan BI rate Tahun 2013-
akan naik. Dengan demikian dividen yang 2016
dibagikan kepada pemegang saham akan semakin Sumber: Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik
besar diikuti oleh kenaikan return yang didapat
oleh pemegang saham. Tahun 2013 hingga tahun 2016 tingkat inflasi
Variabel ekonomi makro yang kedua adalah BI terus mengalami penurunan. Desember 2013
rate. Tingkat suku bunga BI rate merupakan salah inflasi mencapai 8,38% hingga Desember 2016
satu faktor ekonomi makro yang mempengaruhi mengalami penurunan menjadi 3,02%. Terjadinya
harga saham. BI rate merupakan suku bunga penurunan inflasi merupakan sinyal positif bagi
kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank investor dalam berinvestasi di pasar modal karena
Indonesia. Apabila tingkat suku bunga naik, maka risiko yang dihadapi investor relatif kecil. Tingkat
akan terjadi peningkatan suku bunga kredit. Jika BI rate mengalami fluktuasi dari tahun 2013
suku bunga kredit naik, maka biaya modal yang hingga tahun 2016. Desember 2013 tingkat BI rate
dikeluarkan emiten akan semakin besar sehingga sebesar 7,50% kemudian pada Desember 2014 naik
minat emiten untuk meminjam dana pada bank menjadi 7,75%. Desember 2015 mengalami
akan menurun karena beban bunga tersebut. Hal penurunan 7,50% hingga 4,75% pada tahun 2016.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 61 No. 1 Agustus 2018| 145
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Penurunan di tahun 2016 menandakan ekonomi di Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah
Indonesia mengalami pertumbuhan. perusahaan food & beverages yang terdaftar di
Faktor ekonomi makro selanjutnya adalah nilai Bursa Efek Indonesia. Perusahaan subsektor food
tukar atau sering disebut kurs. Nilai tukar atau kurs & beverages ini merupakan bagian dari perusahaan
merupakan pertukaran mata uang yang berbeda di manufaktur yang termasuk di dalam sektor industri
berbagai negara. Perubahan nilai kurs sangat barang konsumsi. Tahun 2016 perusahaan
penting dalam pertumbuhan ekonomi karena dapat makanan dan minuman mengalami pertumbuhan
mempengaruhi harga produk maupun jasa dalam 8,4% di atas pertumbuhan ekonomi sebesar 5,02%
negeri dan luar negeri. Jika nilai mata uang rupiah (Sindonews 2018). Peneliti memilih perusahaan
mengalami apresiasi terhadap dolar AS, maka food & beverages karena konsumsi masyarakat
harga produk Indonesia cenderung mahal bagi terhadap makanan dan minuman tetap menjadi
orang-orang Amerika. Sebaliknya jika rupiah kebutuhan pokok meski terjadi krisis ekonomi
mengalami depresiasi, maka harga produk sekalipun. Semakin besar tingkat konsumsi, maka
Indonesia menjadi lebih murah bagi orang-orang semakin besar pula tingkat permintaan akan
Amerika. Menurunnya nilai tukar rupiah terhadap produksi makanan dan minuman. Keadaan tersebut
dolar AS membuat biaya impor bahan baku yang mendorong perusahaan food & beverages untuk
digunakan untuk produksi akan semakin mahal. meningkatkan produksinya sehingga laba yang
Keadaan tersebut mendorong emiten lebih banyak diperoleh perusahaan akan meningkat diikuti oleh
melakukan ekspor. Semakin besar volume ekspor meningkatnya harga saham. Dilihat dari
dan semakin produkif perusahaan tersebut maka perkembangan realisasi investasi, industri
harga saham juga akan mengalami peningkatan. makanan dan minuman terus mengalami
Jika harga saham meningkat, otomatis return yang peningkatan dari tahun ke tahun. Hal tersebut dapat
diperoleh pemegang saham akan semakin tinggi. dilihat dari tabel 3 berikut:
Kurs jual dan kurs beli dari mata uang rupiah ke
USD dapat dilihat pada tabel 2. Data diambil dari Tabel 3. Perkembangan Realisasi Investasi PMDN
data time series pada setiap akhir tahun periode pada Sub-sektor Makanan & Minuman Periode
2013-2016. 2012-2016
NILAI
Tabel 2. Kurs Transaksi Bank Indonesia Tahun INVESTASI JUMLAH
NO TAHUN
2013-2016 (RP/1 USD) (RP PROYEK
Tahun Nilai Kurs Jual Kurs Beli MILIAR)
($) (Rp) (Rp) 1 2013 15.080,9 434
2 2014 19.596,4 320
2013 1.00 12.250,00 12.128,00 3 2015 24.533,9 879
2014 1.00 12.502,00 12.378,00 4 2016 32.046,3 1.171
Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal,
2015 1.00 13.864,00 13.726,00 2017 (diolah)
2016 1.00 13.503,00 13.369,00 Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai investasi
Sumber: Bank Indonesia dalam negeri pada sub-sektor makanan dan
Dilihat pada tabel 2 kurs jual dan kurs beli dari minuman dari tahun 2013 hingga 2016 terus
mata uang rupiah terhadap dollar USD dari tahun mengalami peningkatan. Hal ini mengindikasikan
2013-2016 mengalami fluktuasi. Tahun 2013 bahwa ketertarikan investor dalam berinvestasi
hingga 2015 nilai tukar rupiah mengalami pada sub-sektor tersebut terus meningkat dari tahun
depresiasi terhadap dollar USD. Kemudian ke tahun.
terapresiasi pada tahun 2016. Apresiasi nilai tukar
rupiah terhadap dollar USD pada tahun 2016 KAJIAN PUSTAKA
menguntungkan untuk melakukan impor. Bahan Return Saham
baku yang diperoleh dari hasil impor akan lebih Return saham merupakan salah satu faktor
banyak dengan biaya yang dikeluarkan lebih yang memotivasi investor dalam menginvestasikan
sedikit dibanding dengan tahun 2015. Selain itu sahamnya dan juga merupakan imbalan atas
menguatnya nilai tukar menguntungkan bagi keberanian menanggung risiko atas investasi yang
emiten jika memiliki hutang dalam bentuk dolar dilakukan (Tandelilin, 2010:102). “Return saham
USD. adalah keuntungan yang diperoleh investor dari
hasil kebijakan investasi saham yang

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 61 No. 1 Agustus 2018| 146


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
dilakukannya” (Fahmi, 2012:184). Berdasarkan Indonesia dan Badan Pusat Statistik mulai Januari
pendapat para ahli mengenai return sahan, return 2013 hingga Desember 2016 yang dinyatakan
saham adalah imbalan atau tingkat pengembalian dalam prosentase (%).
yang diperoleh investor ketika melakukan investasi
saham. Semakin besar return saham yang BI Rate
dihasilkan oleh suatu investasi, maka akan semakin BI Rate didefinisikan sebagai suku bunga
besar pula daya tarik investasi saham tersebut bagi kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance
investor, walaupun tetap memperhitungkan faktor kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank
risiko yang melekat pada investasi tersebut. Return Indonesia dan diumumkan kepada publik
saham dapat juga dikatakan sebagai perubahan (www.bi.go.id). BI rate diumumkan oleh Dewan
harga saham saat ini dengan harga saham Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan
sebelumnya. Semakin tinggi harga saham maka Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada
return saham yang diperoleh pemegang saham juga operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia
akan tinggi. melalui pengelolaan likuiditas di pasar uang untuk
Rumus yang digunakan dalam menghitung mencapai sasaran operasional kebijakan moneter.
return saham adalah sebagai berikut: Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI
rate apabila inflasi ke depan diperkirakan
Pt −Pt− 1 + Dt melampaui sasaran yang telah ditetapkan,
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 saham = sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI
P𝑡−1
rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada
Sumber: Hartono (2014:237) di bawah sasaran yang telah ditetapkan. Kenaikan
inflasi disebabkan karena jumlah uang yang
Keterangan: beredar terlalu banyak. Hal tersebut membuat Bank
Pt : harga saham bulan sekarang Indonesia menaikkan tingkat BI rate. Kenaikan BI
Pt-1 : harga saham bulan sebelum rate mendorong masyarakat untuk menabung
Dt :dividen yang dibayarkan pada bulan sehingga jumlah uang yang beredar berkurang dan
sekarang dapat menurunkan tingkat inflasi. Sukirno
(2013:103) menyatakan “Suku bunga adalah
Inflasi
persentasi pendapatan yang diterima oleh para
“Inflasi merupakan suatu kejadian yang
penabung dari tabungan uang yang disisihkannya”.
menggambarkan situasi dan kondisi dimana harga
“Suku bunga yang tinggi mengurangi nilai kini dari
barang mengalami kenaikan dan nilai mata uang
arus kas mendatang, sehingga daya tarik peluang
mengalami pelemahan” (Fahmi, 2012:67). “Inflasi
investasi menjadi turun” (Bodie dkk 2014:241).
didefinisikan sebagai kecenderungan terjadinya
ada penelitian ini data BI rate yang digunakan
peningkatan harga produk-produk secara
adalah data bulanan pada Bank Indonesia dan
keseluruhan sehingga terjadi penurunan daya beli
Badan Pusat Statistik mulai Januari 2013-
uang” (Tandelilin, 2010:342). Berdasarkan
Desember 2016 yang dinyatakan dalam prosentase
pendapat para ahli dapat disimpulkan inflasi
(%).
merupakan proses kenaikan harga secara terus
menerus yang menyebabkan menurunnya nilai
Nilai Tukar
mata uang dan daya beli masyarakat. Kenaikan
Nilai Tukar atau yang sering disebut kurs
yang hanya terjadi sekali saja tidak dapat disebut
merupakan perbandingan nilai/harga didalam
inflasi. Inflasi merupakan suatu masalah yang
pertukaran barang ataupun mata uang yang berbeda
selalu mendapat perhatian dari pemerintah.
(Nopirin, 1995:163). “Nilai tukar adalah harga dari
Apabila inflasi terjadi secara terus menerus maka
suatu mata uang dalam mata uang negara lain,
akan menyebabkan kondisi perekonomian semakin
misalnnya nilai rupiah setelah dikonversi dalam
memburuk.
dolar AS” (Natsir, 2014. 302). Berdasarkan
Tolok ukur yang digunakan adalah Indeks
pendapat para ahli maka dapat disimpulkan bahwa
Harga Konsumen (IHK). “Indeks harga konsumen
nilai tukar merupakan pertukaran mata uang dari
(IHK) adalah perbandingan relatif dari harga suatu
berbagai negara. Jika mata uang suatu negara
paket barang dan jasa pada suatu saat dibandingkan
nilainya meningkat, maka disebut mengalami
dengan harga-harga barang dan jasa tersebut pada
apresiasi. Sedangkan jika nilai mata uang suatu
tahun dasar, dan dinyatakan dalam persen (Gilarso,
negara mengalami penurunan, maka disebut
2004:201). Pada penelitian ini data tingkat inflasi
dengan depresiasi. Nilai tukar memiliki hubungan
yang digunakan adalah data bulanan pada Bank
positif dengan suku bunga. Jika nilai tukar
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 61 No. 1 Agustus 2018| 147
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
mengalami apresiasi terhadap dollar, maka suku HASIL DAN PЕMBAHASAN
bunga akan naik karena mendorong masyarakat Tabel 4 Uji Normalitas
untuk menabung dengan mengurangi pengeluaran
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
konsumsi dan melepas dollar yang mereka miliki.
Pada penelitian ini data nilai tukar yang digunakan Unstandardized
adalah data bulanan pada Bank Indonesia mulai Residual
Januari 2013-Desember 2016. N 48
Normal Mean .0000000
Hipotеsis
Parametersa Std.
.04634894
Deviation
Inflasi (X1) Most Extreme Absolute .082
Differences Positive .082
H2
Negative -.066
Kolmogorov-Smirnov Z .571
Return Saham Asymp. Sig. (2-tailed) .900
H2
BI Rate (X2) (Y)
a. Test distribution is Normal.
a. Calculated from
H2 data
Sumber: Data diolah, 2018
Nilai Tukar
(X3) H1 Tabеl 5. Hasil Analisis Rеgrеsi Liniеr Bеrganda
Coefficientsa
Gambar 2. Modеl Hipotеsis
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
H1 : Inflasi, BI rate, dan nilai tukar secara
simultan berpengaruh terhadap return saham Model B Std. Error Beta T Sig.
pada perusahaan subsektor food & beverages 1 (Constant) 2.597 .677 3.838 .000
di Bursa Efek Indonesia. Inflasi -.104 .064 -.295 -1.626 .111
H2 : Inflasi, BI rate, dan nilai tukar secara parsial BI rate .084 .128 .119 .660 .513
berpengaruh terhadap return saham pada Nilai
perusahaan subsektor food & beverages di -.273 .074 -.570 -3.693 .001
Tukar (ln)
Bursa Efek Indonesia. a. Dependent Variable: Return
Saham
MЕTODE PЕNЕLITIAN Sumbеr: Data diolah, 2018
Pеnеlitian ini mеrupakan pеnеlitian
pеnjеlasan (еxplanatory rеsеarch) dеngan
pеndеkatan kuantitatif. Lokasi dalam penelitian ini Tabеl 6. Hasil Koеfisiеn Dеtеrminasi (R2)
adalah dilaksanakan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Model Summaryb
khususnya pada subsektor food & beverages. R Adjusted R Std. Error of
Pemilihan lokasi penelitian ini dipilih karena Bursa Model R Square Square the Estimate
Efek Indonesia merupakan pusat informasi
perusahaan yang go public di Indonesia sehingga 1 .513a .263 .212 .04790296
menyediakan berbagai data yang diperlukan. a. Predictors: (Constant), Nilai Tukar (ln), BI
Berdsarkan kriteria yang telah ditentukan didapat rate, Inflasi
11 sampel perusahaan.
b. Dependent Variable:
Return Saham
Sumbеr: Data diolah, 2018

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 61 No. 1 Agustus 2018| 148


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Tabеl 7 . Hasil Uji F 2016. Keadaan tersebut berarti tidak adanya
pengaruh yang signifikan antara inflasi dan return
ANOVAb saham karena selain inflasi, return saham juga
Sum of Mean dapat dipengaruhi oleh aksi korporasi atau
Model Squares Df Square F Sig. kebijakan yang diambil oleh perusahaan itu sendiri
yang dapat mengubah hal-hal fundamental dalam
1 Regression .036 3 .012 5.225 .004a
perusahaan.
Residual .101 44 .002 Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
Total .137 47 yang dilakukan oleh Purnomo dan Widyawati
(2013) yang menyatakan inflasi secara parsial
a. Predictors: (Constant), Nilai Tukar
tidak berpengaruh signifikan terhadap return
(ln), BI rate, Inflasi
saham. Inflasi tidak berpengaruh signifikan
b. Dependent Variable: terhadap return saham (Ginting, 2016).
Return Saham
Sumbеr: Data diolah, 2018 Pengaruh BI rate Terhadap Return Saham
Hasil penelitian menyatakan bahwa secara
Hasil Pengujian Hipotesis 1 (Uji Simultan)
parsial BI rate tidak berpengaruh signifikan
Hasil penelitian menyatakan bahwa secara
terhadap return saham. Pengaruh BI rate terhadap
simultan inflasi, BI rate dan nilai tukar
Return Saham perusahaan dibuktikan dengan uji t
berpengaruh signifikan terhadap return saham.
nilai signifikansi BI rate sebesar 0,513 lebih besar
Dibuktikan dengan nilai signifikasi 0,004 lebih
dari 0,05. Dapat dilihat juga dari analisis deskriptif
kecil dari taraf signifikasi 0,05. Selain itu hasil uji
rata-rata tingkat BI rate dari tahun 2013-2016
simultan dapat dilihat dari Adjusted R Square
mengalami fluktuasi, meningkat pada tahun 2014
sebesar 21,2%. Angka tersebut menunjukkan
kemudian mengalami penurunan hingga tahun
bahwa return saham sebesar 21,2% dipengaruhi
2016. Sedangkan rata-rata return saham
oleh variabel makro ekonomi seperti inflasi, BI
mengalami penurunan hingga tahun 2015,
rate dan nilai tukar. Sedangkan sisanya 78,8%
kemudian meningkat pada tahun 2016. Sehingga
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak digunakan
BI rate tidak berpengaruh secara signifikan
dalam penelitian ini. Hal ini dikarenakan
terhadap return saham karena selain BI rate,
pergerakan saham perusahaan bukan hanya
kebijakan pemerintah juga dapat mempengaruhi
dipengaruhi oleh faktor ekonomi makro yang baik
return saham seperti kebijakan perseroan,
atau buruk, Pergerakan saham perusahaan bisa saja
kebijakan utang, kebijakan ekspor impor, dan lain
dipengaruhi oleh faktor ekonmi mikro yaitu dari
sebagainya.
kinerja perusahaan itu sendiri.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Suyati (2015) yang
yang dilakukan oleh Ginting (2016) yang
menyatakan bahwa BI rate tidak berpengaruh
menyatakan inflasi, BI rate dan nilai tukar secara
signifikan terhadap return saham. Berbeda dengan
simultan berpengaruh terhadap return saham. Nilai
penelitian yang dilakukan oleh Purnomo dan
tukar, suku bunga, dan inflasi secara simultan
Widyawati (2013) yang menyatakan secara parsial
berpengaruh terhadap return saham (Purnomo dan
suku bunga berpengaruh signifikan terhadap return
Widyawati (2013).
saham.
Hasil Pengujian Hipotesis 2 (Uji Parsial)
Pengaruh Nilai Tukar Terhadap Return Saham
Pengaruh Inflasi Terhadap Return Saham
Hasil penelitian menyatakan bahwa secara
Hasil penelitian menyatakan bahwa secara
parsial nilai tukar berpengaruh signifikan terhadap
parsial inflasi tidak berpengaruh signifikan
return saham. Pengaruh nilai tukar terhadap Return
terhadap return saham. Pengaruh Inflasi terhadap
Saham perusahaan dibuktikan dengan uji t nilai
Return saham perusahaan dibuktikan dengan uji t
signifikansi nilai tukar sebesar 0,001 lebih kecil
nilai signifikansi inflasi sebesar 0,111 lebih besar
dari 0,05. Dapat dilihat juga dari analisis deskriptif
dari 0,05. Dapat dilihat juga pada analisis deskriptif
rata-rata nilai tukar mengalami depresiasi dari
rata-rata inflasi dari tahun 2013-2016 mengalami
tahun 2013-2015 dan terapresiasi pada tahun 2016,
penurunan dengan laju inflasi yang rendah kurang
sama halnya dengan rata-rata return saham juga
dari 10%. Sedangkan rata-rata return saham
mengalami penurunan dari tahun 2013-2016 dan
mengalami fluktuasi, mengalami penurunan dari
meningkat pada tahun 2016. Keadaan tersebut
tahun 2013-2015, kemudian meningkat pada tahun
berarti depresiasi nilai tukar akan menurunkan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 61 No. 1 Agustus 2018| 149
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
return saham sedangkan apresiasi nilai tukar akan dalam penelitian agar hasil yang diperoleh
meningkatkan return saham. Nilai tukar lebih akurat dan lebiih merefleksikan
berpengaruh signifikan terhadap return saham pergerakan return saham di BEI .
karena kuat ataupun lemahnya nilai tukar rupiah 2. Bagi para calon pemegang saham agar
terhadap mata uang asing sering kali menjadi mempertimbangkan pergerakan inflasi, BI
penyebab naik turunnya harga saham di bursa. rate dan nilai tukar karena telah terbukti
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang berpengaruh signifikan terhadap return saham.
dilakukan oleh Suyati (2015) yang menyatakan Hal tersebut penting untuk melakukan strategi
nilai tukar rupiah/USD berpengaruh signifikan dalam berinvestasi.
terhadap return saham. Berbeda dengen penlitian
yang dilakukan oleh Wiradharma dan Sudjarni DAFTAR PUSTAKA
(2016) yang menyatakan nilai tukar tidak Bodie, Zvi, Alex Kane, Alan J. Marcus. 2014.
berpengaruh terhadap return saham. Manajemen Portofolio dan Investasi. Jakarta:
Salemba Empat
KЕSIMPULAN DAN SARAN Fahmi, Irham. 2012. Manajemen Investasi:Teori
Kеsimpulan dan Soal Jawab. Jakarta: Salemba Empat
1. Berdasarkan uji F, maka diketahui secara
simultan nilai F hitung sebesar 5,225 yang Gilarso, T. 2004. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro.
berarti lebih besar dari F tabel yaitu 2,82. Nilai Yogyakarta: Kanisius
signifikansi sebesar 0,004 lebih kecil dari taraf
signifikansi 0,05. Disimpulkan bahwa terdapat Hartono, Jogiyanto. 2014. Teori Portofolio dan
pengaruh yang signifikan antara variabel Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE-
bebas inflasi, BI rate dan nilai tukar terhadap Yogyakarta
variabel terikat return saham perusahaan
Natsir. 2014. Ekonomi Moneter dan
subsektor food & beverages yang terdaftar di
Kebanksentralan. Jakarta: Mitra Wacana
Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.
Media
2. Berdasarkan uji t menunjukkan bahwa secara
parsial inflasi tidak berpengaruh signifikan Nopirin, 1995. Ekonomi Moneter. Yogyakarta:
terhadap return saham perusahaan subsektor BPFE-Yogyakarta
food & beverages yang terdaftar di Bursa Efek Sukirno, Sadono. 2013. Makro Ekonomi:Teori
Indonesia periode 2013-2016 dilihat pada nilai Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers
siginifikansi 0,111 lebih besar dari 0,05. BI
rate tidak berpengaruh signifikan terhadap Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan
return saham perusahaan subsektor food & Investasi:Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
beverages yang terdaftar di Bursa Efek Kanisius
Indonesia periode 2013-2016 dilihat pada Jurnal dan Skripsi
nilai siginifikansi 0,513 lebih besar dari 0,05,
sedangkan nilai tukar secara parsial
berpengaruh signfikan terhadap return saham Ginting, Maria Ratna Marisa. 2016. “Pengaruh
perusahaan subsektor food & beverages yang Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar dan Inflasi
Terhadap Harga Saham.” Jurnal Administrasi
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
Bisnis: Vol.35 No. 2
2013-2016 dilihat pada nilai signifikansi
0,001 lebih kecil dari 0,05. Purnomo, Tri Hendra & Nurul Widyawati. 2013.
“Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga, Dan
Saran Inflasi terhadap Return Saham pada
1. Bagi penelitian selanjutnya untuk Perusahaan Properti”. Jurnal Ilmu & Riset
memperhatikan pengaruh faktor lain yang Manajemen: Vol. 2 No. 10
dapat mempengaruhi pergerakan return saham Suryanto & I Ketut Wijaya Kesuma. 2013.
perusahaan karena dalam penelitian ini faktor Pengaruh Kinerja Keuangan, Tingkat Inflasi
makro ekonomi yang digunakan untuk dan Pdb Terhadap Harga Saham Perusahaan
memprediksi return saham perusahaan hanya F&B. E-Jurnal Manajemen Universitas
terbatas pada tingkat inflasi, BI rate dan nilai Udayana: Vol 2 No 7
tukar. Penelitian selanjutnya juga dapat
menambah periode waktu dan jumlah sampel
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 61 No. 1 Agustus 2018| 150
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Suyati, Sri. 2015. “Pengaruh Inflasi,Tingkat Suku
Bunga dan Nilai Tukar Rupiah/Us Dollar
Terhadap Return Saham Properti Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal
Ilmiah UNTAG Semarang: Vol. 4 No. 3, 2015
Wiradharma, Made Satria & Luh Komang
Sudjarni. 2016. “Pengaruh Tingkat Suku
Bunga, Tingkat Inflasi, Nilai Kurs Rupiah Dan
Produk Domestik Bruto terhadap Return
Saham”. E-Jurnal Manajemen Unud: Vol. 5,
No. 6
Internet

Indonesia Stock Exchange. 2010. Laporan


Keuangan & Tahunan, diakses pada tanggal 6
Februari 2018 dari http://www.idx.co.id/id
id/beranda/perusahaantercatat/laporankeuanganda
ntahunan.aspx
Sindo News. 2018. Prospek Industri Makanan dan
Minuman Cerah, diakses pada tanggal 10
Februari 2018 dari
https://ekbis.sindonews.com/read/1177763/34/pro
spek-industri-makanan-dan-minuman-dalam-
negeri-cerah-1486460879

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 61 No. 1 Agustus 2018| 151


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Potrebbero piacerti anche