Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
2, Tahun 2018
—————————— ——————————
PENDAHULUAN
Bahasa dan sastra sangat erat dinamika perjalanan bangsa Indonesia.
kaitannya dengan penanaman kearifan lokal Kearifan lokal dalam pembelajaran
bagi masyarakat atau pembaca. Berbicara bahasa dan penguatan karakter. Pada era
masalah kearifan lokal perlu melihat sejarah komunikasi canggih sekarang ini diperlukan
atau dinamika kehidupan bangsa Indonesia. kecerdasan memanfaatkan dan mengemas
Pada dasarnya, persoalan karakter menjadi nilai-nilai kearifan lokal dalam konteks
perhatian serius pada setiap masa, setiap global. Di samping itu, tidak kalah penting
generasi, bahkan setiap periode yang adalah hadirnya kreativitas untuk
menyertai perjalanan bangsa. Hal itupun menghadirkan kembali rasa percaya diri
diakui oleh semua bangsa di seluruh dunia. dalam berperilaku lokal dalam komunikasi
Bagi bangsa Indonesia (dapat dispesifikkan nasional dan global. Sudah barang tentu
menjadi masyarakat suku bangsa), penafsiran dan kreativitas pengarang sastra
persoalan kearifan lokal telah disadari sejak menjadi kebutuhan pokok. Kondisi itu
awal kemerdekaan hingga masa kini. disadari oleh pengarang masa kiri yang
Persoalan kearifan lokal telah mengikuti memiliki trend untuk menghadirkan karya
1
PEMBAHSI Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 8, No. 2, Tahun 2018
2
PEMBAHSI Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 8, No. 2, Tahun 2018
3
PEMBAHSI Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 8, No. 2, Tahun 2018
mempertahankan dan memperkukuh jati diri disampaikan nilai-nilai sosial yang terjadi di
bangsa, salah satunya ialah melalui bahasa daerah. Oleh karena bahasa memiliki
dan sastra. bahasa Indonesia banyak kemampuan untuk meramu nilai-nilai
mengandung nilai-nilai kearifan lokal. Warna lokalitas yang membuat para pembaca
lokal yang bersifat dan mengusung memiliki kearifan dan melahirkan sikap
kedaerahan yang terdapat dalam positif dalam memaknai nilai kearifan lokal
komunikasi lintas budaya tentu saja yang merupakan identitas bangsa.
mencerminkan keiindonesiaan dan melalui
sastra pula kita bisa menaruh nilai-nilai Bahasa, Sastra dan Kearifan Lokal
kearifan lokal yang begitu kental yang dapat Dalam praktiknya, bahasa dan sastra
dituangkan dalam bentuk novel, cerpen dan mampu mengukuhkan nilai-nilai lokal yang
puisi. positif dalam pikiran dan perasaan bangsa
Melalui Pembelajaran bahasa dapat Indonesia. bahasa mampu menjadi alat
djadikan alat untuk mempertahankan jati diri penapis atau penyaring pengaruh dari luar.
atau identitas bangsa karena dalam bahasa Dengan bahasa, kita bisa menjadi manusia
Indonesia terkandung citra keindonesiaan. yang kreatif, berwawasan, futuristik, dan
Citra tersebut dapat dikonstruksi dan berkualitas jika kita dapat menangkap nilai-
dibangun pengarang lewat karakter, nilai positif dalam bahasa. Menurut
penokohan, kekhasan latar dan tempat, juga Djojonegoro (1984: 425) bahasa selain
situasi cerita dalam bahasa itu. Karakteristik, mampu memberikan nilai-nilai positif, juga
nuansa, dan nafas keindonesiaan dapat dapat membantu mengembangkan sikap
diembuskan dalam bahasa. Dalam upaya positif terhadap perkembangan ipteks yang
menonjolkan identitas keiindonesiaan, tidak dapat dibendung itu.
pengarang dalam bahasa dapat juga Ridwan (2007: 2-3) mengatakan
mengetengahkan Indonesia yang lintas bahwa kearifan lokal atau sering disebut
budaya, Indonesia yang terdiri atas local Wisdom dapat dipahami usaha
kesatuan berbagai etnis, dan Indonesiayang manusia dapat dipahami sebagai usaha
memiliki hibriditas dan pluralitas. bahasa manusia dengan menggunakan akal
juga dapat dijadikan sarana budinya (kognisi) untuk bertindak dan
mengembangkan dan membangun sikap bersikap terhadap sesuatu, objek, atau
moral, mental, ideologi, kontruksi berpikir, peristiwa yang terjadi dalam ruang tertentu.
konsep budaya, kemanusiaan, dan Pengertian tersebut disusun secara
kepedulian social etimologi, di mana wisdom dipahami
Pembelajaran bahasa dan sastra sebagai kemampuan seseorang dalam
sangatlah tepat untuk mengangkat kearifan menggunakan akal pikirnya dalam bertindak
lokal karena melalui bahasa dapat atau bersikap sebagai hasil penilaian
4
PEMBAHSI Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 8, No. 2, Tahun 2018
terhadap suatu objek atau peristiwa yang mengkonsepsikan hal-hal yang paling
terjadi. Sebagai sebuah istilah wisdom bernilai dalam kehidupan masyarakat. Suatu
sering diartikan sebagai sistem nilai budaya terdiri atas konsepsi-
‘kearifan/kebijaksanaan’. Lokal secara konsepsi yang hidup dalam pikiran sebagian
spesifik menunjuk pada ruang interaksi besar warga masyarakat mengenai hal-hal
terbatas dengan sistem nilai yang terbatas yang harus mereka anggap bernilai dalam
pula. Sebagai ruang interaksi yang sudah hidup. Oleh karena itu, suatu sistem nilai
didesain sedemikian rupa yang di dalamnya kebudayaan biasanya berfungsi sebagai
melibatkan suatu pola-pola hubungan antara pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia.
manusia dengan manusia atau manusia Sistem kelakuan manusia lain yang
dengan lingkungan fisiknya. Pola interaksi tingkatannya lebih konkret, seperti aturan-
yang sudah terdesain tersebut disebut aturan khusus, hukum, dan norma-norma,
setting. Setting adalah sebuah ruang semuanya juga berpedoman pada nilai
interaksi tempat seseorang dapat menyusun budaya itu. nilai budaya yang dapat
hubungan-hubungan face to face dalam mendorong pembangunan, di antaranya
lingkungannya. Sebuah setting kehidupan sifat tahan penderitaan, berusaha keras,
yang sudah terbentuk secara langsung akan toleran terhadap pendirian atau
memproduksi nilai-nilai. Nilai-nilai tersebut kepercayaan orang lain, dan gotong-royong.
yang akan menjadi landasan hubungan Dalam memandang sastra sebagai
mereka atau menjadi acuan tingkah-laku bagian dari kebudayaan di Indonesia, Ratna
mereka. (2011: 10), permasalahan yang berkaitan
Kearifan lokal sebenarnya sangat dengan masyarakat dengan sendirinya lebih
berhubungan erat dengan kehidupan yang beragam sekaligus lebih kompleks dalam
dijalani oleh manusia. Dimana kearifan lokal sastra regional, sastra nusantara. Indikator
bisa tumbuh dan berkembang jika yang berkaitan dengan bahasa sebagai
kehidupan manusia tetap berlangsung dan medium. Di Indonesia terdapat ratusan
berjalan sebagaimana mestinya. Kearifan bahasa yang masih hidup dalam
lokal bisa terus eksis ditengah dunia global masyarakatnya masing-masing, sebagian
jika manusia bisa menjaga budaya lokal belum pernah diangkat ke dalam suatu
dengan baik an benar. Salah satu cara untuk penelitian. Indikator kedua berkaitan dengan
menjaga kearifan lokal itu adalah melalu struktur sosial itu sendiri, yang berebeda-
bahasa dan sastra. beda sesuai dengan geografi, alam sekitar,
Koentjaraningrat (1984: 8-25) iklim, maupun dalam kaitannya dengan ciri-
mengatakan bahwa nilai budaya adalah ciri masyarakat yang mendukungnya.
lapisan abstrak dan luas ruang lingkupnya. Seangkan Trianton (2015) mengatakan
Tingkat ini adalah ide-ide yang bahwa pada dasarnya sastra Indonesia
5
PEMBAHSI Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 8, No. 2, Tahun 2018
6
PEMBAHSI Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 8, No. 2, Tahun 2018
7
PEMBAHSI Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 8, No. 2, Tahun 2018
kaya akan kearifan lokal sungguh sangat keterampilan yang diperoleh merupakan
mungkin untuk memunguti kembali nilai-nilai hasil kerja mandiri peserta didik berdasarkan
yang terkandung di dalamnya. Tidak hanya konsep yang dikaitkan dengan kondisi
itu, dalam karya sastra para pengarang lingkungan tempat tinggalnya.
sastra banyak mengambil tema-tema Peran peserta didik mengkontruksi
kearifan lokal yang direfleksikan dalam informasi- informasi yang diperoleh untuk
karyanya. diformulasikan menjadi pengetahuan dan
Dengan demikian, pembentukan keterampilan yang dimiliki. Pembelajaran
karakter dapat disumbang pula oleh kontekstual dapat dipadukan dalam
pembelajaran sastra di sekolah. Upaya ini pembelajaran sastra berbasis kearifan lokal.
tidaklain adalah sebagai usaha untuk Cara ini memberi peluang peserta didik
menumbuhkan kesadaran mengenali dan dalam mengenal, menggali, dan menyerap
membentuk kembali karakter kebangsaan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran
yang selama ini dilupakan. Oleh sebab itu, sastra.
pedoman pembelajaran sastra sangat
penting untuk mempertimbangkan materi KESIMPULAN
pembelajaran sastra yang sarat akan nilai Dari pemaparan di atas bisa
kearifan lokal bangsa. Pembelajaran harus disimpulkan bahwa dalam dunia pendidikan.
mampu membawa peserta didik kepada Penguatan karakter kebangsaan dapat
kehidupan. dimulai dari optimalisasi pendidikan karakter
Dalam hal ini, pembelajaran berbasis kearifan lokal melalui pembelajaran
kontekstual dapat memberi dukungan sastra. Penekanan Afektif pada Kurikulum
terhadap pembelajaran sastra berbasis nilai 2013 serta pembelajaran yang tematik
kearifan lokal. Menurut Sujarwo (2011: 48) integratif akan sangat memberi dukungan
menyatakan, pembelajaran kontekstual pada pendidikan karakter dalam
merupakan konsep belajar yang membantu pembelajaran sastra. Pembelajaran yang
pendidik dalam mengaitkan materi bersifat praktik terpadu dan kontekstual
pembelajaran dengan situasi dunia nyata dapat memberi sumbangsih dalam
peserta didik dan mendorong peserta didik menangkap isu-isu kearifan lokal dalam
membuat hubungan antara pengetahuan kebudayaan. Pengangkatan terhadap sastra
yang dimilikinya dengan kehidupan anggota nasional hingga sastra daerah perlu
keluarga dan masyarakat. Dalam proses diakomodatif. Terlebih jika melihat sastra
pembelajaran, tugas pendidik mengelola daerah di bangsa yang multikulutur seperti
kelas sebagai tim yang bekerja bersama Indonesia harus digali kembali.
untuk menemukan sesuatu yang baru bagi Pembelajaran sastra berbasis pembelajaran
peserta didik. Pengetahuan dan kontekstual sangat relevan untuk diterapkan.
8
PEMBAHSI Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 8, No. 2, Tahun 2018
DAFTAR PUSTAKA
Idi, Abdullah. 2013. Pengembangan
Kurikulum Teori dan Praktik. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Koentjaraningrat, 1984. Kebudayaan,
mentalitas, danPembangunan.
Jakarta: PT. Gramedia.
Naufel, Ahmad dkk. 2014. Pancasila,
Budaya Virtual dan Globalisasi.
Purwokerto: STAIN Press.
Ratna, Nyoman Kutha. 2011. Paradigma
Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Ridwan, Norma. 2007. “Landasan Keilmuan
Kearifan Lokal”. Makalah dalam Jurnal
Studi Islam dan Budaya Ibda’.Vol. 5.
No. 1. Jan—Jun 2007. Hlm. 27-38.
Sujarwo. 2011. Model-model Pembelajaran
Suatu Strategi Mengajar. Yogyakarta:
Penerbit Venus Gold Press.
Suyitno. 2009. Apresiasi Puisi dan Prosa.
Lembaga Pengembangan Pendidikan
(LPP) UNS dan UPT Penerbitan dan
Percetakan UNS (UNS Press).
Trianton, Teguh. 2015. “Strategi
Pemertahanan Identitas dan Diplomasi
Budaya melalui Pengajaran Sastra
Etnik Bagi Penutur Asing”. Makalah
dalam Konferensi Bahasa dan Sastra
III, UNS, Surakarta
Wibowo, Agus. 2013. Pendidikan Karakter
Berbasis Sastra. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.