Sei sulla pagina 1di 12

PENERAPAN K3 KONSTRUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HIRARC

PADA PEKERJAAN AKSES JALAN MASUK


(STUDI KASUS : JL. PROF. DR. H. HADARI NAWAWI)

Yuda Rifani1), Endang Mulyani2), Riyanny Pratiwi2)


Jurusan Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Jalan Jendral Ahmad Yani Pontianak 78124, Kalimantan Barat

yuda.rifani@gmail.com

Abstract
“Keselamatan dan Kesehatan Kerja” (K3) is an effort to overcome potential hazards or health and
health risks that may occur. Occupational Safety Risk is still commonly overlooked. The construction
service industry is one of the industrial sectors that has the risk of work accident. Frequent occurrence of
work accidents on construction projects caused less attention K3.
In research and this final project will be examined about the implementation of K3 on construction
project. The first thing to do is to identify what K3 risks are likely to occur in building construction work
and analysis of those risks. The risk analysis is to know the risk of K3 most common in building construction
work based on the result of questionnaires distributed to respondents who work on building construction
work. The risk of K3 will be analyzed by using HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment & Risk
Control) method. Furthermore, we will conduct risk control to provide solutions to the health and safety
risks that have been analyzed.
In this study, the highest risk for workers is the activity of mobilization of heavy equipment on new
building construction by using wheel truck > 8 can squeeze or crash the worker who work on road access
with value 15,10. While the highest risk for non-workers is heavy equipment mobilization activity using
wheel truck > 8 and material mobilization using wheel truck <8 on new building construction with risk can
squeeze or crash non-worker who is passing in access road with value 14,60 and 11.18.
Based on the analysis, the risk control alternatives are made to minimize the possible health and
safety risks in the access of building road and the building infrastructure among others: to prepare the
security officer to perform the escort during the mobilization of equipment, schedule the mobilization
activities of the equipment and materials, safety barriers, road barriers, traffic cones, mounting signs,
providing APD (Alat Pelindung Diri) for workers, providing counseling to workers to be vigilant when
doing roadside activities, around excavated pits or borders, providing adequate lighting , providing special
heavy vehicle parking locations, providing security officers / supervisors when heavy equipment operates
and also when loading material unloaded with dump truck, clean the material entering the road area
periodically.

Keywords: Implementation of “Keselamatan dan Kesehatan Kerja” (K3), HIRARC, Work Accident

1. PENDAHULUAN metoda pelaksanaan konstruksi yang berisiko


Proyek konstruksi merupakan salah satu tinggi. Sementara risiko tersebut kurang dihayati
sektor industri yang memiliki risiko kecelakaan oleh para pelaku konstruksi, dengan sering kali
kerja yang cukup tinggi. Berbagai penyebab mengabaikan penggunaan peralatan pelindung
utama kecelakaan kerja pada proyek konstruksi yang sebenarnya telah diatur dalam pedoman K3
adalah hal-hal yang berhubungan dengan konstruksi.
karakteristik proyek konstruksi yang bersifat Setiap proyek konstruksi memiliki
unik, lokasi kerja yang berbeda-beda, terbuka dan sumber bahaya baik itu bersumber dari
dipengaruhi cuaca, waktu pelaksanaan yang bahan/material, proses pelaksanaan pekerjaan
terbatas, dinamis dan menuntut ketahanan fisik dan lingkungan yang sulit untuk dihilangkan,
yang tinggi, serta banyak menggunakan tenaga namun masih bisa diantisipasi atau dialihkan dan
kerja yang tidak terlatih. Ditambah dengan dapat dikontrol. Risiko tidak dapat diabaikan
manajemen keselamatan kerja yang sangat begitu saja apalagi pada pekerjaan proyek-proyek
lemah, akibatnya para pekerja bekerja dengan besar yang berada pada lokasi padat penduduk

1. Alumni Prodi Teknik Sipil JTS FT UNTAN


2. Dosen Prodi Teknik Sipil JTS FT UNTAN
1
dan mobilitas yang tinggi. Hal ini dapat b. Mengetahui persyaratan sistem
berdampak pada kecelakaan, berkurangnya manajemen keselamatan dan kesehatan
produktivitas pekerjaan, keterlambatan kerja kontruksi.
masuknya bahan material, kemacetan pada jalan
sekitar area proyek, dan keterlambatan 1.2. Tujuan Penelitian
penyelesaian proyek dari waktu yang telah Adapun tujuan penelitian ini adalah :
ditentukan. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan
Sumber-sumber bahaya sangat perlu program K3 pada akses jalan masuk yang
dikendalikan untuk mengurangi kecelakaan digunakan dalam pembangunan gedung baru dan
akibat kegiatan konstruksi. Untuk infrastruktur gedung Universitas Tanjungpura
mengendalikan sumber-sumber bahaya, maka Pontianak dengan metode HIRARC.
sumber-sumber bahaya tersebut harus ditemukan
dengan melakukan identifikasi sumber bahaya 2. TINJAUAN PUSTAKA
potensial yang ada. Setelah sumber bahaya 2.1. Umum
teridentifikasi, maka dilakukan pengukuran Keselamatan dan kesehatan kerja dewasa
tingkat risiko sumber bahaya. Dari kegiatan ini merupakan istilah yang sangat populer.
identifikasi risiko tersebut kemudian diambil Bahkan didalam dunia industri konstruksi istilah
langkah pengendalian yang tepat terhadap tersebut lebih dikenal dengan singkatan K3 yang
keselamatan dan kesehatan kerja. artinya keselamatan dan kesehatan kerja.
Universitas Tanjungpura merupakan Menurut Milyarda (2009) istilah ‘Keselamatan
salah satu kawasan pendidikan tinggi negeri yang dan Kesehatan Kerja’, dapat dipandang
cukup besar di Pontianak sehingga termasuk mempunyai dua sisi pengertian. Pegertian yang
lokasi yang padat. Akses utama menuju pertama mengandung arti sebagai suatu
Universitas Tanjungpura yaitu Jl. Prof. Dr. H. pendekatan ilmiah (scientific approach) dan
Hadari Nawawi. Jalan tersebut merupakan akses disisi lain mempunyai pengertian sebagai suatu
masuk dan keluar menuju kampus pada hari kerja terapan atau suatu program yang mempunyai
senin-jumat, dan juga digunakan sebagai jogging tujuan tertentu. Karena itu keselamatan dan
track pada hari libur sabtu dan minggu. kesehatan kerja dapat digolongkan sebagai suatu
Universitas Tanjungpura juga sedang ilmu terapan (applies science).
melangsungkan kegiatan proyek pembangunan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
gedung baru. Kegiatan ini tentunya akan sebagai suatu program didasari pendekatan
menimbulkan potensi bahaya bagi pekerja dan ilmiah dalam upaya mencegah atau memperkecil
pengguna jalan yang menggunakan akses jalan terjadinya bahaya (hazard) dan resiko (risk)
tersebut. terjadinya penyakit dan kecelakaan, maupun
Akses jalan yang digunakan dalam kerugian-kerugian lainya yang mungkin terjadi.
kegiatan proyek pembangunan gedung baru dan Jadi dapat dikatakan bahwa Keselamatan dan
infrastruktur gedung Universitas Tanjungpura Kesehatan Kerja adalah suatu pendekatan ilmiah
Pontianak menyatu dengan akses jalan yang juga dan praktis dalam mengatasi potensi bahaya dan
digunakan dalam kegiatan perkuliahan di risiko kesehatan dan keselamatan yang mungkin
Universitas Tanjungpura yaitu Jl. Prof. Dr. H. terjadi. (Rijanto, 2010).
Hadari Nawawi, sehingga kegiatan ini mungkin
berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) diakses jalan tersebut. 2.2. Kesehatan & Keselamatan Kerja (K3)
Konstruksi
1.1. Perumusan Masalah Menurut Keputusan Mentri Tenaga Kerja
Karena K3 merupakan hal penting RI No. Kep. 463/MEN/1993 kesehatan dan
sebelum dalam suatu pekerjaan jasa konstruksi keselamatan kerja adalah upaya perlindungan
dan perlu mendapatkan perhatian yang lebih, yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang
maka masalah yang ingin dikaji dalam penelitian lainnya ditempat kerja/perusahaan selalu dalam
ini adalah: keadaan selamat dan sehat, serta agar setiap
a. Bagaimana pelaksanaaan program K3 sumber produksi dapat digunakan secara aman
pada akses jalan masuk yang digunakan dan efisien.
dalam pembangunan gedung baru dan Menurut Suma’mur (1992), keselamatan
infrastruktur gedung Universitas kerja merupakan sarana utama untuk pencegahan
Tanjungpura Pontianak? kecelakaan seperti cacat dan kematian akibat
kecelakaan kerja. Keselamatan kerja dalam

2
hubunganya dengan perlindungan tenaga kerja dengan segala aktivitas, fungsi atau proses
adalah salah satu segi penting dari perlindungan dengan tujuan perusahaan mampu meminimasi
tenaga kerja. kerugian dan memaksimumkan kesempatan.
Edwin B. Filippo (1995), menyatakan Implementasi dari manajemen risiko ini
bahwa keselamatan dan kesehatan kerja adalah membantu perusahaan dalam mengidentifikasi
pendekatan yang menentukan standar yang risiko sejak awal dan membantu membuat
menyeluruh dan bersifat (spesifik`), penentuan keputusan untuk mengatasi risiko tersebut.
kebijakan pemerintah atas praktek-praktek (Australia/New Zealand Standards 4360:2004).
perusahaan di tempat-tempat kerja dan Pengertian manajemen resiko menurut
pelaksanaan melalui surat panggilan denda dan Djohanputro (2008;43) Manajemen resiko
hukuman-hukuman lain. merupakan proses terstruktur dan sistematis
Dari definisi diatas dapat disimpulkan dalam mengidentifikasi, mengukur, memetakan,
bahwa keselamatan adalah suatu usaha untuk mengembangkan alternatif penanganan resiko,
mencegah terjadinya kecelakaan sehingga dan memonitor dan mengendalikan penanganan
manusia dapat merasakan kondisi yang aman atau resiko.
selamat dari penderitaan, kerusakan atau
kerugian terutama untuk para pekerja konstruksi. 2.5. Tujuan Manajemen Risiko Proyek
Agar kondisi ini tercapai ditempat kerja maka Konstruksi
diperlukan adanya keselamatan kerja. Tujuan manajemen risiko menurut
Autralian Standard / New Zealand Standard
2.3. Manajemen Kesehatan dan Keselamatan 4360:2004, yaitu :
Kerja Konstruksi a. Membantu meminimalisasi meluasnya
Memiliki Sistem Manajemen efek yang tidak diinginkan terjadi.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang b. Memaksimalkan pencapaian tujuan
terintegrasi ini, sudah merupakan suatu organisasi dengan meminimalkan
keharusan untuk sebuah perusahaan dan telah kerugian.
menjadi peraturan. terutama pada proyek c. Melaksanakan program manajemen
konstruksi. Organisasi Buruh Sedunia (ILO) secara efesien sehingga memberikan
menerbitkan panduan Sistem Manajemen keuntungan bukan kerugian.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Di Indonesia d. Melakukan peningkatan pengambilan
panduan yang serupa dikenal dengan istilah keputusan pada semua level.
SMK3, sedang di Amerika OSHAS 1800-1, e. Menyusun program yang tepat untuk
1800-2 dan di Inggris BS 8800 serta di Australia meminimalisasi kerugian pada saat
disebut AS/NZ 480-1. Secara lebih rinci lagi terjadi kegagalan.
asosiasi di setiap sektor industri di dunia juga f. Menciptakan manajemen yang bersifat
menerbitkan panduan yang serupa seperti proaktif bukan bersifat reaktif.
misalnya khusus dibidang transportasi udara,
industri minyak dan gas, serta instalasi nuklir dan
lain-lain sebagainya. Bahkan dewasa ini 2.6. Manfaat Manajemen Risiko Proyek
organisasi tidak hanya dituntut untuk memiliki Konstruksi
sistim manajemen keselamatan dan kesehatan Manajemen risiko sangat penting bagi
kerja yang terintegrasi, lebih dari itu organisasi keberlangsungan suatu usaha atau kegiatan dan
diharapkan memiliki budaya sehat dan selamat merupakan alat untuk melindungi perusahaan
(safety and health culture) dimana setiap dari kemungkinan yang merugikan. Manajemen
anggotanya menampilkan perilaku aman dan tidak cukup melakukan langkah-langkah
sehat. Oleh sebab itu, perusahaan harus pengamanan yang memadai sehingga peluang
melakukan berbagai cara untuk dapat terjadinya bencana semakin besar. Dengan
mewujudkan terlaksananya keselamatan dan melaksanakan manajemen risiko diperoleh
kesehatan kerja ditempat kerja. manfaat antara lain (Ramli,2010) :
a. Menjamin keberlangsungan usaha
2.4. Manajemen Risiko Proyek Konstruksi dengan mengurangi risiko dari setiap
Manajemen risiko merupakan suatu kegiatan yang mengandung bahaya.
proses yang logis dan sistematis dalam b. Menekan biaya untuk penanggulangan
mengidentifikasi, menganalisa, mengevaluasi, kejadian yang tidak diinginkan.
mengendalikan, mengawasi, dan c. Menembus rasa aman dikalangan
mengkomunikasikan risiko yang berhubungan pemegang saham mengenai

3
kelangsungan dan keamanan organisasi. Secara sederhana adalah dengan
investasinya. melakukan pengamatan. Melalui pengamatan
d. Memenuhi persyaratan perundangan maka kita sebenarnya telah melakukan suatu
yang berlaku. identifikasi bahaya (Stuart Hawthron).
Identifikasi bahaya merupakan landasan
2.7. HIRARC (Hazards Identification, Risk dari program pencegahan kecelakaan atau
Assessment & Risk Control) pengendalian risiko. Tanpa mengenal bahaya,
Metode HIRARC (Hazard maka risiko tidak dapat ditentukan sehingga
Identification,Risk Assessment & Risk Control) upaya pencegahan dan pengendalian tidak dapat
menurut OHSAS 18001 merupakan elemen dijalankan (Ramli, 2010).
pokok dalam sistem manajemen keselamatan dan Idenfikasi bahaya dilakukan dengan
kesehatan kerja yang berkaitan langsung dengan mengidentifikasi bahaya-bahaya yang harus
upaya pencegahan dan pengendalian bahaya di dikelola. Langkah ini sangat kritikal, karena
samping itu HIRARC (Hazard Identification Risk risiko yang potensial jika tidak teridentifikasi
Assessment and Risk Control) juga merupakan pada tahapan ini tidak akan dianalisis lebih lanjut.
bagian dari “Risk Management” yang harus Identifikasi komprehensif dengan menggunakan
dilakukan di seluruh aktivitas organisasi untuk proses sistematis yang terstruktur baik, harus
menetukan kegiatan organisasi yang mencakup semua risiko, baik risiko yang berada
mengandung potensi bahaya dan menimbulkan dalam kendali organisasi maupun risiko yang di
dampak serius terhadap keselamatan dan luar kendali organisasi.
kesehatan kerja (Ramli, 2010). HIRARC saat ini Adapun sumber-sumber bahaya ditempat
telah dikenal sebagai metode identifikasi bahaya, kerja sebagian besar bersumber dari :
risk assessment dan risk control yang biasa  Kondisi lingkungan tempat kerja, peralatan
digunakan dan dianggap lebih tepat dan lebih Dengan mengetahui sumber-sumber bahaya
teliti dimana bahaya yang timbul dijelaskan dari di tempat kerja ini, kita sudah dapat
setiap aktivitas kerja. Metode ini juga mengantisipasi datangnya bahaya itu dan
memberikan tindakan pengendalian yang sesuai tindakan pencegahan dan menetapkan
untuk setiap potensi bahaya. Pengendalian perlu pengendalian agar para pekerja tidak
dilakukan untuk mencegah timbulnya kecelakaan mengalami kecelakaan yang diakibatkan
dan Penyakit Akibat Kerja (PAK) yang dapat oleh bahaya-bahaya yang telah kita
merugikan perusahaan. identifikasi sebelumnya dan membuat
Sebagai salah satu klausul dari OHSAS tempat kerja kita menjadi tempat yang aman
18001 yang menjadi acuan untuk dilakukannya dan sehat untuk bekerja.
perbaikan yang berkelanjutan (countinous
improvement) pada proses yang berjalan di dalam  Proses pekerjaan
perusahaan, maka lebih lanjut dari itu, seperti Bahaya yang berasal dari proses pekerjaan
yang dipersyaratkan oleh regulasi, setiap sangat bervariasi tergantung metode
organisasi harus memiliki sistem yang aman dari pekerjaan dan peralatan yang digunakan.
setiap aktivitasnya untuk meminimalkan Proses pekerjaan yang digunakan dalam
terjadinya kerusakan dan kerugian baik bagi kegiatan konstruksi ada yang sederhana
manusia maupun lingkungan. Dalam hal ini tetapi ada proses yang rumit ada proses yang
standar prosedur kerja sangat penting sebagai berbahaya dan ada pula proses yang kurang
acuan kerja. berbahaya. Kegiatan konstruksi biasanya
HIRARC dimulai dari menentukan jenis menggunakan proses yang rumit sehingga
kegiatan yang kemudian diidentifikasikan bahaya besar resiko bahayanya, dari proses ini
nya sehingga diketahui risikonya. Kemudian kadang-kadang timbul asap, debu, bising
akan dilakukan penilaian risiko dan pengendalian dan bahaya mekanis seperti terjepit,
risiko untuk mengurangi paparan bahaya yang terpotong, tersenggol, tertimpa bahan
terdapat pada setiap jenis pekerjaan. sehingga dinyatakan kecelakaan atau sakit
akibat kerja.
2.8. Identifikasi Bahaya (Hazard
Identification)  Material/bahan
Idenfikasi bahaya merupakan langkah Bahaya dari bahan ini meliputi berbagai
awal dalam mengembangkan manajemen risiko resiko sesuai dengan sifat bahannya, antara
K3. Identifikasi bahaya adalah upaya sistematis lain ; mudah terbakar, mudah meledak,
untuk mengetahui adanya bahaya dalam aktivitas menimbulkan energi, menimbulkan

4
kerusakan pada kulit dan jaringan tubuh,
menyebabkan kanker, mengakibatkan Kondisi
lingkungan
kelainan pada janin, bersifat beracun, Penggunaan Tempat Kerja,
radioaktif, dll. APD peralatan
Selain resiko bahannya yang
berbeda juga intensitas atau tingkat
bahayanya juga berbeda. Ada yang Identifikasi
tingkatnya sangat tinggi dan ada pula yang Bahaya
rendah, misalnya dalam hal bahan beracun,
Cara
ada yang sangat beracun yang dapat Kerja
Proses
menimbulkan kematian dalam kadar yang Pekerjaan
Material/
rendah dan dalam tempo yang singkat dan Bahan
ada pula yang kurang berbahaya. Disamping
itu pengaruhnya ada yang segera dapat
dilihat tetapi ada juga yang pengaruhnya Gambar 1. Proses Identifikasi Bahaya
baru kita ketahui setelah bertahun-tahun
yang bisa disebut juga kronis. Oleh sebab itu Secara garis besar identifikasi bahaya
setiap pimpinan perusahaan harus tahu sifat adalah merinci risiko-risiko yang ada sampai
bahaya yang digunakan sehingga bisa level detail dan kemudian menentukan
mengambil langkah-langkah untuk signifikasinya (potensinya) dan penyebabnya,
mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit melalui program survei dan penyelidikan
akibat kerja yang dapat sangat merugikan terhadap sumber bahaya yang ada. Tahapan
bagi perusahaan. identifikasi bahaya diawali dengan menyusun
daftar kejadian yang tidak diharapkan diproyek
 Cara kerja yang mungkin menyebabkan terjadinya
Bahaya dari cara kerja dapat membahayakan kecelakaan maupun gangguan kesehatan bagi
pekerja itu sendiri dan orang lain pekerja dan non-pekerja yang berada disekitar
disekitarnya, cara kerja yang demikian proyek
antara lain seperti :
a. Cara mengakat dan mengangkut, apabila Tabel 1. Identifikasi Bahaya
dilakukan dengan cara yang salah dapat No. Uraian Pekerjaan Risiko K3 Sumber
mengakibatkan cidera dan yang paling
sering adalah cidera pada tulang 1
punggung, juga sering terjadi kecelakaan
2
sebagai akibar cara mengagkat atau
mengangkut. 3
b. Cara kerja yang mengakibatkan
hamburan debu dan serbuk logam, 4
periciakan api serta tumpahan bahan
berbahaya.
2.9. Penilaian Risiko (Risk Assesment)
 Penggunaan APD Setelah semua risiko teridentifikasi
Kurang disiplinnya para tenaga kerja di kemudian dilakukan penilaian risiko melalui
dalam mematuhi ketentuan dalam analisa dan evaluasi risiko. Analisa yang
penggunaan atau pemakaian alat pelindung
diri biasanya karena alasan sepele, misalnya dimaksudkan untuk menentukan besarnya suatu
pekerja tidak memakai kacamata saat risiko dengan mempertimbangkan kemungkinan
mengelas, sehingga kerap terjadi sesuatu terjadi dan besarnya akibat yang ditimbulkan.
yang merugikan dirinya sendiri. Rendahnya Berdasarkan hasil analisa dapat ditentukan
kesadaran pekerja dalam Menggunakan alat peringkat risiko sehingga dapat dilakukan
pelindung diri karena dianggap mengurangi penilaian risiko yang memiliki dampak besar
feminitas, terbatasnya faktor stimulan
terhadap perusahaan dan risiko yang ringan atau
pimpinan, dan karena tidak enak dan kurang
nyaman juga merupakan alasan mengapa dapat diabaikan.
tidak disiplinnya karyawan dalam
menggunakan (APD).

5
Tabel 1. Tingkat Kemungkinan
Tingka
Kriteria Penjelasan
tan
Tabel 3. Tingkat Risiko
Mungkin terjadi hanya pada
1 Jarang kondisi khusus/ setelah Tingkat Tingkat Keparahan
setahun sekali. Kemungkinan
1 2 3 4 5
Mungkin terjadi pada beberapa
Kemungkin
2 kondisi tertentu, namun kecil
an Kecil 1 1 2 3 4 5
kemungkinan.

Kemungkin Mungkin terjadi pada beberapa


3 2 2 4 6 8 10
an Sedang kondisi tertentu.

Kemungkin Mungkin terjadi pada hampir semua 3 3 6 9 12 15


4
an Besar kondisi.

Hampir 4 4 8 12 16 20
5 Dapat terjadi pada semua kondisi.
pasti

Sumber : Standards Australia/Standards New Zealand 5 5 10 15 20 25


(AS/NZS 4360:2004)

Keterangan:

Tabel 2. Tingkat Keparahan


: Rendah (Low Risk) 1-<5
Ting
kata Kriteria Penjelasan
: Sedang (Moderate Risk) 5 - < 11
n
Tidak
1 tidak ada cidera, kerugian materi kecil. :
bermakna Tinggi (High Risk) 11 - ≤ 25
Penanganan perawatan P3K, kerugian materi
2 Rendah
sedang. Sumber : Standards Australia/Standards New Zealand

Diperlukan penanganan medis, hilangnya hari (AS/NZS 4360:2004)


3 Sedang
kerja, kerugian materi cukup besar.
Cidera yang menyebabkan cacat, proses
4 Besar pekerjaan tidak berjalan, kerugian materi 2.10. Pengendalian Risiko (Risk Control)
besar.
Risiko bahaya yang sudah diidentifikasi
5 Bencana
Menyebabkan kematian, kerugian materi dan dilakukan penilaian memerlukan langkah
sangat besar.
pengendalian untuk menurunkan tingkat
Sumber : Standards Australia/Standards New Zealand (AS/NZS resiko/bahaya-nya menuju ke titik yang aman.
4360:2004)
Pengendalian Risiko (Risk Control) merupakan
suatu proses yang digunakan untuk
mengidentifikasi dan mengendalikan semua
kemungkinan bahaya ditempat kerja serta
melakukan peninjauan ulang secara terus
menerus untuk memastikan bahwa pekerjaan
telah aman.
Pengendalian risiko menurut OHSAS
18001 memberikan pedoman pengendalian risiko
yang lebih spesifik untuk risiko K3 dengan
pendekatan sebagai berikut :

2.10.1. Eliminasi
Tujuan eliminasi adalah untuk
menghilangkan kemungkinan kesalahan manusia
dalam menjalankan suatu sistem karena adanya
kekurangan pada desain. Eliminasi bahaya
merupakan metode yang paling efektif sehingga
hanya mengandalkan perilaku pekerja dalam

6
menghindari risiko, namun penghapusan benar- sumber bahaya nya sehingga didapatkan
benar terhadap bahaya tidak selalu praktis dan risikonya (Hazard Identification). Kemudian
ekonomis. Pengendalian Resiko dengan cara akan dilakukan penilaian risiko (Risk
eliminasi memiliki tingkat keefektifan, Assessment) dan pengendalian risiko (Risk
kehandalan dan proteksi tertinggi di antara Control) untuk mengurangi paparan bahaya yang
pengendalian lainnya. terdapat pada setiap jenis pekerjaan.

2.10.2. Subsitusi Mulai


Metode pengendalian ini bertujuan
mengganti bahan, proses, operasi ataupun
peralatan dari yang berbahaya menjadi lebih tidak Perumusan Masalah
berbahaya.

2.10.3. Perancangan (Pengendalian Teknis) Tujuan Penelitian


Pengendalian ini dilakukan bertujuan
memisahkan bahaya dengan pekerja serta untuk
mencegah terjadinya kesalahan manusia. Pengumpulan Data :
Pengendalian ini terpasang dalam suatu unit
 Survey
sistem mesin atau peralatan. Pengendalian teknis  Observasi
antara lain :  Studi Literatur
- Menjaga jarak yang aman
- Penggunaan sistem pengaman dan
pelindung
- Proses tertutup Analsia Data dengan metode HIRARC
- Administrasi

Prinsip dari pengendalian ini adalah


mengurangi kontak antara penerima dengan Kesimpulan dan Saran
sumber bahaya dengan melakukan modifikasi
pada interaksi pekerja dengan lingkungan kerja,
seperti rotasi kerja, pelatihan, pengembangan
Selesai
standar kerja (SOP), shift kerja, dan
housekeeping.
Gambar 2. Diagram Alir Penelitian
2.11. Alat Pelindung Diri (APD)
APD dirancang untuk melindungi diri dari
4. ANALISA DAN PEMBAHASAN
bahaya lingkungan kerja serta mencegah atau
4.1. Umum
meminimalisir dampak/akibat yang terjadi
Pada penelitian ini dilakukan analisis
apabila kecelakaan terjadi.
mengenai kesehatan dan keselamatan kerja pada
3. METODOLOGI PENELITIAN kegiatan proyek yang sedang berlangsung
Dalam penelitian ini metode analisis diakses jalan utama Universitas Tanjungpura.
yang digunakan yaitu menggunakan pendekatan Penelitian ini berdasarkan hasil pengamatan
HIRARC (Hazard Identification,Risk Assessment dilapangan dan studi literatur. Analisa data yang
& Risk Control). HIRARC adalah salah satu salah digunakan dalam penelitian ini menggunakan
satu klausul dari OHSAS 18001 yang menjadi pendekatan metode HIRARC. Adapun lokasi
acuan untuk dilakukannya perbaikan yang penelitian berada di jl. Prof. Dr. H. Hadari
berkelanjutan (countinous improvement) pada Nawawi.
proses yang berjalan di dalam perusahaan, maka Hal pertama yang dilakukan yaitu
lebih lanjut dari itu, seperti yang dipersyaratkan mengidentifikasi risiko keselamatan dan
oleh regulasi, setiap organisasi harus memiliki kesehatan kerja (K3) yang mungkin terjadi pada
sistem yang aman dari setiap aktivitasnya untuk pekerjaan konstruksi yang sedang berlangsung di
meminimalkan terjadinya kerusakan dan akses jalan. Setelah didapatkan risiko-risiko yang
kerugian baik bagi manusia maupun lingkungan. mungkin terjadi dilakukan penilaian risiko.
HIRARC dimulai dari menentukan jenis Penilaian risiko dilakukan untuk mengetahui
kegiatan yang kemudian diidentifikasikan besar perkiraan atau tingkat kemungkinan dan

7
17. Terhirup debu material Pengamatan
tingkat keperahan terjadinya kecelakaan- saat pemotongan paving Lapangan
kecelakaan kerja berdasarkan pendapat 11 Pengecatan Marka Jalan
dengan gerinda
18. Tertabrak kendaraan Pengamatan
responden yang bekerja pada pekerjaan Lapangan
Pekerjaan Lanscape
konstruksi tersebut dan responden yang 12 Urungan Tanah merah 19. Pekerja terkena lengan Pengamatan
dengan Excavator excavator Lapangan
menggunakan akses jalan tersebut. Setelah nilai 20. Tergelincir karena tanah Pengamatan
menjadi becek pada saat Lapangan
risiko diketahui, kemudian menentukan tingkatan hujan
risikonya. Setelah itu baru menetapkan 21. Tertabrak kendaraan Pengamatan
Lapangan
pengendalian terhadap risiko keselamatan dan 13 Penanaman bunga 22. Iritasi pada kulit Pengamatan
Lapangan
kesehatan kerja (K3) yang memiliki tingkat risiko 23. Tertabrak kendaraan Pengamatan
Lapangan
yang tinggi. Pekerjaan Drainase
14 Pekerjaan pemasangan 24. Tertimpa material Pengamatan
saluran freecase bentuk freecase pada saat diangkat Lapangan
4.2. Identifikasi Bahaya (Hazard "U" dengan alat truk derek
25. Terjepit material pada Pengamatan
Identification) saat pemasangan Lapangan

Bersumber dari observasi atau


pengamatan lapangan yang dilakukan selama 60
hari kalender. Dengan mengamati setiap Tabel 5. Identifikasi Bahaya untuk non-pekerja
pekerjaan yang mungkin menimbulkan bahaya No. Uraian Pekerjaan Risiko Sumber

terhadap keselamatan dan kesehatan kerja (K3).


Mulai dari kegiatan rutin maupun non-rutin yang
dilakukan pada setiap pekerjaan yang berada di
A. Pekerjaan Gedung Baru Universitas Tanjungpura
akses jalan Universitas Tanjungpura. Mobilisasi dan
Demobilisasi
1 Mobilisasi Alat 1. Truck roda >8 Pengamatan
Tabel 4. Identifikasi Bahaya untuk Pekerja Berat menghimpit/ Lapangan
menabrak non-pekerja
2 Antrian Kendaraan 2. Non-pekerja menabrak Pengamatan
Berat di depan kendaraan yang diam Lapangan
gerbang
No. Uraian Pekerjaan Risiko Sumber 3 Mobilisasi 3. Truck roda <8 Pengamatan
Material menghimpit/ Lapangan
menabrak non-pekerja
A. Pekerjaan Gedung Baru Universitas Tanjungpura B. Pekerjaan Infrastruktur Penunjang Gedung Baru
Mobilisasi dan Demobilisasi Pekerjaan Tanah
4 Galian pada 4. Non-pekerja terjatuh ke Pengamatan
median jalan lubang galian Lapangan
1 Mobilisasi Alat Berat 1. Truck roda >8 Pengamatan
5 Pemancangan 5. Non-pekerja menabrak Pengamatan
menghimpit/ Lapangan Cerucuk material cerucuk dipinggir Lapangan
menabrak pekerja
jalan
2 Mobilisasi Material 2. Truck roda <8 Pengamatan 6. Non-pekerja menabrak Pengamatan
menghimpit/ Lapangan
Excavator yang sedang Lapangan
menabrak pekerja beroperasi maupun yang
B. Pekerjaan Infrastruktur Penunjang Gedung Baru sudah tidak beroperasi di
Mobilisasi dan Demobilisasi pinggir jalan
3 Mobilisasi Material 3. Truck roda <8 Pengamatan
(Pasir, Paving, menghimpit/ Lapangan
Kanstin, Dll) menabrak pekerja Pekerjaan Jalan
Pekerjaan Tanah 6 Pengecoran 7. Non-pekerja tergelincir Pengamatan
akibat material pasir yang Lapangan
memasuki area jalan
4 Galian tanah 4. Tanah longsor/runtuhnya Pengamatan 8. Non-pekerja menabrak Pengamatan
dinding samping Lapangan pekerja yang mendorong Lapangan
5. Pekerja terjatuh ke lubang Pengamatan gerobak
galian Lapangan 7 Pekerjaan 9. Non-pekerja menabrak Pengamatan
5 Pemancangan Cerucuk 6. Tersenggol lengan Pengamatan pengaspalan jalan Aspalt Sprayer, Aspalt Lapangan
Excavator Lapangan dengan alat berat Finisher, Vibro Roller yang
Pekerjaan Jalan diletakan di badan jalan
6 Pengecoran 7. Terhirup debu material Pengamatan setelah pengoperasian
Lapangan selesai
8. Pekerja terjatuh ke lubang Pengamatan Pekerjaan Bahu Jalan
galian Lapangan 8 Pemasangan 10. Non-pekerja menabrak Pengamatan
9. Pekerja ditabrak Pengamatan Kanstin pada bahu dumptruck yang sedang Lapangan
kendaraan Lapangan dan median jalan bongkar muatan material
10. Pekerja terjatuh kelubang Pengamatan kanstin
saat mendorong gerobak Lapangan 11. Non-pekerja menabrak Pengamatan
7 Penyemprotan Aspal 11. Terpapar panas aspal cair Pengamatan material kanstin yang Lapangan
panas cair dengan alat Lapangan diletakan dipinggir jalan
Aspalt Sprayer
12. Terhirup uap aspal Pengamatan
Lapangan 12. Non-pekerja menabrak Pengamatan
pekerja yang sedang Lapangan
memasang kanstin
8 Penghamparan aspal 13. Terbentur alat berat Pengamatan 9 Pemasangan 13. Non-pekerja menabrak Pengamatan
dengan Aspalt Finisher Lapangan Paving dumptruck yang sedang Lapangan
dan Pemadatan dengan bongkar muatan material
Vibro Roller paving
Pekerjaan Bahu Jalan 14. Non-pekerja menabrak Pengamatan
9 Pemasangan Kanstin 14. Kaki tertimpa material Pengamatan material paving yang Lapangan
pada bahu dan median saat pemasangan Lapangan diletakan dipinggir jalan
jalan 10 Pengecatan Marka 15. Menabrak alat dan Pengamatan
15. Pekerja ditabrak Pengamatan Jalan pekerja yang melakukan Lapangan
kendaraan Lapangan pengecatan di akses jalan
10 Pemasangan Paving 16. Kaki tertimpa material Pengamatan Pekerjaan Lanscape
saat pemasangan Lapangan

8
11 Urungan Tanah 16. Non-pekerja Pengamatan
merah dengan menabrak/ditabrak Lapangan b) Tingkat Risiko Sedang
Excavator dumptruck yang sedang
bongkar muatan material
- Mobilisasi Material pekerjaan Gedung
tanah
17. Non-pekerja menabrak Pengamatan
(truck roda <8 menghimpit/menabrak
material tanah yang Lapangan pekerja).
diletakan di median jalan
18. Terhirup debu material Pengamatan - Mobilisasi Material pekerjaan
pada saat cuaca panas Lapangan
19. Tergelincir karena Pengamatan Infrastruktur (truck roda <8
material menjadi becek
pada saat hujan
Lapangan
menghimpit/menabrak pekerja).
Pekerjaan Drainase - Pengecoran (pekerja terjatuh dalan
12 Pekerjaan 20. Non-pekerja menabrak Pengamatan
pemasangan truk derek yang sedang Lapangan lubang galian. pekerja ditabrak
saluran freecase beroperasi di pinggir jalan
bentuk "U" kendaraan).
- Pemasangan Kanstin pada bahu dan
median jalan (pekerja ditabrak
4.3. Penilaian Risiko (Risk Assesment) kendaraan).
Setelah semua risiko teridentifikasi - Pengecatan marka jalan (pekerja
kemudian dilakukan penilaian risiko. Penilaian tertabrak kendaraan).
risiko dilakukan dengan menyebarkan kuisioner - Urungan Tanah merah dengan
yang berisikan pertanyaan yang bertujuan untuk Excavator (pekerja tertabrak
mengetahui tingkatan risiko Keselamatan dan kendaraan)
Kesehatan Kerja (K3) pada pekerjaan yang - Penanaman bunga (pekerja tertabrak
berlangsung di akses jalan utama. kendaraan).
Adapun hasil penilaian risiko adalah
sebagai berikut : a) Tingkat risiko tinggi
- Mobilisasi alat berat pekerjaan gedung
4.3.1. Penilaian Risiko untuk Pekerja (truck roda >8 menghimpit/menabrak
a) Tingkat Risiko Rendah pekerja).
- Pekerjaan Galian (tanah
longsor/runtuhnya dinding samping, 4.3.2. Penilai Risiko untuk non-pekerja
pekerja terjatuh dalam lubang galian). a) Tingkat risiko rendah
- Pemancangan Cerucuk (Tersengol - Pemancangan cerucuk (non-pekerja
lengan excavator). menabrak material cerucuk di pinggir
- Pengecoran (Terhirup debu material, jalan).
pekerja terjatuh kelubang saat - Pekerjaan kanstin pada bahu dan
mendorong gerobak). median jalan (non-pekerja menabrak
- Penyemprotan Aspal panas cair dengan material kanstin yang diletakan
alat Aspalt Sprayer (terpapar panas dipinggir jalan)
aspal, terhirup uap aspal cair). - Pengecatan marka jalan (menabrak alat
- Penghamparan aspal dengan Aspalt dan pekerja yang melakukan
Finisher dan Pemadatan dengan Vibro pengecaran di akses jalan).
Roller (terbentur alat berat). - Urungan Tanah merah dengan
- Pemasangan Kanstin pada bahu dan Excavator (terhirup debu material pada
median jalan (kaki tertimpa material saat cuaca panas).
pada saat pemasangan).
- Pemasangan Paving (kaki tertimpa b) Tingkat risiko sedang
material saat pemasangan, terhirup debu - Antrian kendaraan berat didepan
material saat pemotongan paving gerbang masuk pekerjaan bangunan
dengan gerinda). (non-pekerja menabrak kendaraan yang
- Urungan Tanah merah dengan diam).
Excavator (pekerja terkena lengan - Galian tanah pada median jalan (non-
excavator, tergelincir saat kondisi jalan pekerja terjatuh dalam lubang galian).
sedang becek). - Pemancangan cerucuk (non-pekerja
- Penanaman bunga (iritasi pada kulit). menabrak excavator yang sedang
- Pekerjaan pemasangan saluran freecase beroperasi maupun yang sudah tidak
bentuk "U" (tertimpa material freecase beroperasi dipinggir jalan).
pada saat diangkat dengan alat truk - Pengecoran jalan (non-pekerja
derek,terjepit material pada saat tergelincir akibat material pasir yang
pemasangan). memasuki area jalan, non-pekerja

9
menabrak pekerja yang mendorong 5. KESIMPULAN DAN SARAN
gerobak). 5.1. Kesimpulan
- Pekerjaan pengaspalan jalan dengan Kesimpulan yang dapat diambil dari
alat berat (non-pekerja menabrak aspalt analisis dan pembahasan yang dilakukan adalah :
slayer, aspalt finisher, vibro roller yang a. Pelaksanaan program K3 (pada
diletakan dibadan jalan setelah penelitian ini) yang digunakan pada
pengoperasian selesai). akses jalan dalam proyek pembangunan
- Pekerjaan kanstin pada bahu dan gedung baru dan pembangunan
median jalan (non-pekerja menabrak insfratrukstur penunjang ini sudah baik,
dumptruck yang sedang bongkar namun masih ditemukan risiko K3 pada
muatan material kanstin, non-pekerja akses jalan yang dianalisa menggunakan
menabrak pekerja yang sedang metode Hazard Identification, Risk
memasang kanstin). Assesment and Risk Control ( HIRARC).
- Pemasangan paving (non-pekerja b. Terdapat 3 tingkatan risiko baik untuk
menabrak dumptruck yang sedang pekerja maupun non-pekerja yaitu risiko
bongkar muatan material paving, non- renda, risiko sedang, risiko tinggi. Untuk
pekerja menabrak material paving yang pekerja terdapat 25 risiko K3, 16 risiko
diletakan dipinggir jalan). tergolong risiko rendah, 8 risiko
- Urugan tanah merah dengan tergolong risiko sedang, dan 1 risiko
Excavator(non-pekerja menabrak / tergolong risiko tinggi. Untuk non-
ditabrak dumptruck yang sedang pekerja terdapat 20 risiko K3, 4 risiko
bongkar muatan material tanah, non- tegolong rendah, 14 risiko tergolong
pekerja menabrak material tanah yang sedang, 2 risiko tergolong tinggi.
diletakan dimedian jalan, tergelincir c. Risiko tertinggi untuk pekerja adalah
karena material menjadi becek pada kegiatan mobilisasi alat berat pada
saat hujan). pekerjaan gedung baru dengan
- Pekerjaan pemasangan saluran menggunakan truck roda>8 dapat
freecase bentuk "U" (non-pekerja menghimpit atau menabrak pekerja yang
menabrak truck derek yang sedang beraktifitas di akses jalan dengan nilai
beroperasi dipinggir jalan). 15,10. Sedangkan risiko tertinggi untuk
non- pekerja adalah kegiatan mobilisasi
c) Tingkat risiko tinggi alat berat menggunakan truck roda>8 dan
- Mobilisasi alat berat pekerjaan gedung mobilisasi material menggunakan truck
(truck roda >8 menghimpit/ menabrak roda<8 pada pekerjaan gedung baru
non-pekerja). dengan risiko dapat menghimpit atau
- Mobilisasi material pekerjaan gedung menabrak non-pekerja yang sedang
(truck roda <8 menghimpit/ menabrak melintasi di akses jalan dengan nilai
non-pekerja). 14,60 dan 11,18.
d. Kecelakaan yang pernah terjadi di akses
jalan adalah non-pekerja menabrak
antrian kendaraan, non-pekerja
4.3.3. Pengendalian Risiko (Risk Control) menabrak alat berat di pinggir jalan, non-
Setelah dilakukan identifikasi bahaya pekerja tergelincir akibat material pasir
(Hazard Identification) dan penilaian risiko (Risk yang berserakan di jalan, non-pekerja
Assesment) langkah selanjutnya adalah tergelincir karena material tanah menjadi
menentukan pengendalian risiko (Risk Control). becek pada saat hujan, dengan tingkat
Pengendalian risiko merupakan tahapan kecelakaan rendah. Untuk pekerja tidak
terakhir dalam pengolaan data dengan metode pernah terjadi kecelakaan.
HIRARC. Pengendalian risiko bertujuan untuk e. Berdasarkan analisis yang dilakukan,
memberikan solusi terhadap risiko yang sudah maka diperoleh alternatif pengendalian
teridentifikasi dan diketahui tingkatannya. Untuk resiko yang dilakukan untuk
pengendalian risiko diprioritaskan pada tingkat meminimalisir kemungkinan resiko K3
risiko dari sedang sampai tinggi, sedangkan untuk pada akses jalan pembangunan gedung
tingkat risiko rendah diabaikan. dan pembangunan infrastruktur gedung
diantara lain :

10
 Menyiapkan petugas keamanan untuk DAFTAR PUSTAKA
melakukan pengawalan pada saat Amri Gunasti .2011. Manajemen Risiko Dalam
kegiatan mobilisasi pelaralatan Proyek Konstruksi. Diambil dari :
 Mengatur jadwal kegiatan mobilisasi https://amrigunasti.wordpress.com/2011/0
peralatan maupun material 1/11/lingkup-manajemen-proyek/
 Pemasangan pagar pengaman, road
Irwan mappe 2013. Definisi Bahaya, Risiko &
barier, traffic cone
Insiden. Diambil dari :
 Pemasangan rambu-rambu http://akudank3.blogspot.co.id/2013/04/de
 Menyediakan APD (Alat Pelindung finisi-bahaya-risiko-insiden.html
Diri) untuk pekerja
 Memberikan penyuluhan pada pekerja
agar selalu waspada jika melakukan Lilik Andryanto 2013. Manajemen Risiko.
aktifitas dipinggir jalan Diambil dari :
 Disekitar lubang galian diberi garis https://goondrex.wordpress.com/2013/07/
pembatas atau rambu 09 /manajemen-resiko/
 Menyediakan penerangan yang
memadai Maulidiah Dwi Prayetti. 2016. Rencana
 Menyediakan lokasi parkir khusus Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
kendaraan berat Kontrak Pada Pembangunan Gedung
 Menyediakan petugas Sekolah Dasar Immanuel Pontianak.
keamanan/pengawas pada saat alat berat Skripsi S1. Pontianak: Program S1 Teknik
beroperasi dan juga pada saat bongkat Sipil Fakultas Teknik Universitas
muat material dengan dump truck Tanjungpura.
 Membersihkan material yang memasuki
area jalan secara berkala. Norken, Nyoman,dkk. 2012. Manajemen Risiko
Pada Proyek Konstruksi Di Pemerintah
1. Pelaksanaan program K3 dirasa sangat Kabupaten Jembrana. Denpasar:
penting karena dapat mengurangi bahkan Universitas Udayana.
menghindari terjadinya hal-hal yang
merugikan bagi para pekerja maupun non- Novita Sari. 2014. Manajemen Resiko
pekerja di sekitar lokasi pekerjaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada
konstruksi. Proyek Konstruksi. Skripsi S1. Pontianak:
Program S1 Teknik Sipil Fakultas Teknik
5.2. Saran Universitas Tanjungpura.
Adapun saran yang dapat diberikan untuk
mencegah dan mengurangi resiko K3 antara lain: OHSAS Project Group. 2007. Occupational
a. Setiap perusahaan konstruksi baik yang Health and Safety Assessment Series
skala besar ataupun kecil diharapkan 18001: 2007 “Occupational Health and
menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Safety Management Systems –
Kerja (K3) di lingkungan proyek baik Requirement”.
dalam maupun diluar ruang lingkup
proyek. Pristanto Nugroho Sarlinton. 2016. Identifikasi
b. Setiap perusahaan konstruksi khususnya Penerapan Program Keselamatan Dan
pada pelaksanaan konstruksi Kesehatan Kerja (K3) Pada Proyek
infrastruktur seperti jalan untuk lebih Konstruksi Gedung Pemerintahaan.
memperhatikan keselamatan, kesehatan Skripsi S1. Pontianak: Program S1 Teknik
dan kenyamanan pengguna jalan (non- Sipil Fakultas Teknik Universitas
pekerja) yang melintas pada saat Tanjungpura.
pelaksanaan konstruksi sedang
berlangsung. Pedoman Umum Risk management guideline
c. Melakukan audit K3 untuk mengoreksi Standards Australia/Standards New
apakah penerapan Keselamatan dan Zealand (AS/NZS 4360:2004).
Kesehatan Kerja (K3) yang dilakukan
telah memadai.

11
Petunjuk teknis: Handbook, Risk Management
Guidelines Companion to Standards
Australia/Standards New Zealand (AS/NZS
4360:2004).

Peraturan Menteri Tenaga Kerja


Nomor:05/MEN/1996 Tentang Pedoman
Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan Kerja (SMK3).

Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang


Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Suma’mur. 1992. Higiene Perusahaan dan


Keselamatan Kerja. Jakarta. PT. Gunung
Agung.

Tarwaka. 2008. Keselamatan dan Kesehatan


Kerja. Surakarta. Harapan Pers.

Zikri, Manshur. 2012. Analisis Risiko Dan


Beberapa Metodologinya. Diambil
dari:https://manshurzikri.wordpress.com/2
012/06/04/analisis-resiko-dan-beberapa-
metodologinya/.

12

Potrebbero piacerti anche