Sei sulla pagina 1di 16

KAJIAN YURIDIS

PENGAWASAN MUTU RUMAH SAKIT KHUSUS GIGI DAN MULUT


PENDIDIKAN MELALUI AKREDITASI RUMAH SAKIT

Inna Hidajati
Bagian Administrasi Umum Universitas Hang Tuah Surabaya

Abstract: In effort of controlling the quality, it indeed requires to control the Dental
Hospital for Education (RSGMP). The conditions in 2009 showed that there were only 39
hospitals which had officially obtained the Health Minister's Decision Letter as the
educational hospital. At the same time, there were 52 Institutions of Medical Education
and there were 12 the Dental Hospitals which had possessed the Decision Latter.
Therefore, the important issues to research are what ratio-legis to control the Dental
Hospital for Education is and whether it has been already managed according to
provisions of the hospital accreditation. This research constitutes prescriptive research by
using statute approach that is supported with the primary legal materials, namely
regulations and the secondary law materials such as books, journals, etc. The analysis
uses normative and descriptive method. The analysis results show that it is necessary to
accredit the Dental Hospital for Education with ratio legis of historical, sociological,
philosophical, and juridical aspects. In managing the Dental Hospital for Education, it is
necessary to internally control the Dental Hospital for Education Cestificate, patient
safety, the legal protection to the learners by providing the profession insurance, and
awarding academic appointments to doctor/clinic lecturer at the Dental Hospital for
Education.

Keywords: control, accreditation of the Dental Hospital for Education

Abstrak: Pengawasan dalam rangka pengawasan mutu pada Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Pendidikan (RSGMP) memang perlu dilakukan. Kondisi tahun 2009 menunjukkan hanya
ada 39 rumah sakit (RS) yang secara resmi mempunyai Surat Keputusan Menteri
Kesehatan sebagai RS Pendidikan. Pada waktu yang sama terdapat 52 Institusi Pendidikan
Kedokteran dan terdapat 12 Rumah Sakit Gigi dan Mulut yang telah mendapat SK Menteri
Kesehatan. Oleh karena itu, muncul masalah yang penting untuk diteliti mengenai ratio
legis perlunya pengawasan bagi RSGMP dan apakah pengelolaan RSGMP sudah
memenuhi ketentuan akreditasi rumah sakit. Tipe penelitian ini adalah penelitian hukum
preskriptif dengan pendekatan undang-undang yang didukung dengan bahan hukum
primer, yaitu peraturan perundang-undangan dan bahan hukum sekunder, seperti buku,
jurnal, dan lain-lain. Metode analisis yang digunakan adalah metode normatif deskriptif.
Hasil analisis menunjukkan bahwa perlu adanya akreditasi terhadap RSGMP dengan ratio
legis aspek historis, filosofis, yuridis maupun sosiologis. Dalam pengelolaan RSGMP
untuk memenuhi akreditasi diperlukan adanya pengawasan secara internal terhadap
Sertifikat RSGMP, patient safety, perlindungan hukum kepada peserta didik dengan
asuransi profesi dan pemberian jabatan akademik kepada dokter/dosen klinik di RSGMP.

Kata kunci: pengawasan, akreditasi rumah sakit pendidikan

94
Perspektif Hukum, Vol. 14 No. 2 November 2014 : 94-109

Pendahuluan Salah satu langkah yang perlu


Rumah Sakit Gigi dan Mulut ditempuh pengembangan sumber daya
(RSGM) adalah sarana pelayanan ke- manusia yang memiliki spesialisasi di bi-
sehatan yang menyelenggarakan pela- dang kesehatan gigi adalah dengan me-
yanan kesehatan gigi dan mulut per- ngembangkan pendidikan dokter gigi
orangan untuk pelayanan pengobatan dan pada fakultas-fakultas kedokteran gigi di
pemulihan tanpa mengabaikan pelayanan Indonesia. Saat ini berdasarkan data
peningkatan kesehatan dan pencegahan Konsil Kedokteran Indonesia tahun 2013,
penyakit yang dilaksanakan melalui pela- terdapat 30 universitas yang menyeleng-
yanan rawat jalan, gawat darurat dan garakan Fakultas Kedokteran Gigi,
pelayanan tindakan medik.1 Sedangkan artinya terdapat 30 Fakultas Kedokteran
RSGM Pendidikan (RSGMP) adalah Gigi tercatat Konsil Kedokteran
RSGM yang menyelenggarakan pelayan- Indonesia dan tersebar di Indonesia.3
an kesehatan gigi dan mulut, yang juga Keberadaan Fakultas Kedokteran Gigi
digunakan sebagai sarana proses pembe- turut berpengaruh terhadap ketersediaan
lajaran, pendidikan dan penelitian bagi Rumah Sakit Gigi dan Mulut, khususnya
profesi tenaga kesehatan kedokteran gigi RSGM Pendidikan (RSGMP). Hal ini
dan tenaga kesehatan lainnya, dan terikat sebagaimana dalam Keputusan Menteri
melalui kerjasama dengan fakultas ke- Kesehatan Republik Indonesia Nomor
dokteran gigi.2 HK.00.05.1.4.2.492.A Tahun 2002 ten-
Keberadaan Rumah Sakit Gigi dan tang Pemberian Izin Sementara Pendirian
Mulut Sendiri disebutkan dalam Undang- Rumah Sakit Gigi dan Mulut sebagai
Undang Nomor 20 Tahun 2013 tentang lahan pendidikan di Fakultas Kedokteran
Pendidikan Kedokteran Pasal 1 ayat 16. Gigi menetapkan bahwa setiap Fakultas
Rumah sakit pendidikan sendiri berhu- Kedokteran Gigi harus memiliki Rumah
bungan dengan amanat dalam Undang- Sakit Gigi dan Mulut dalam upaya untuk
Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang meningkatkan kualitas dokter gigi dan
Pendidikan Tinggi Pasal 41 ayat 1 pelayanan kepada masyarakat umum.
sebagai sumber belajar. Sumber belajar Perlunya pengawasan dalam rangka
yang dimaksud sebagaimana dalam Pen- pengawasan mutu pada Rumah Sakit Gigi
jelasan Pasal 41 ayat 1 sebagai berikut: dan Mulut Pendidikan Pendidikan (RS-
“Sumber belajar dapat berbentuk antara GMP) sebagaimana dalam Pasal 9 ayat 4
lain, alam semesta, lembaga legislatif, Peraturan Menteri Kesehatan Republik
eksekutif, dan yudikatif, rumah sakit pen- Indonesia Nomor 1173/MENKES/PER/
didikan, laboratorium, perpustakaan, mu- X/2004 tentang Rumah Sakit Gigi dan
seum, studio, bengkel, stadion, dan sta- Mulut memang layak dilakukan. Hal ini
siun penyiaran”. sebagaimana informasi dari Direktorat
Bina Pelayanan Medik Spesialistik
1
Pasal 1 point 1 Peraturan Menteri Kesehatan Direktorat Jenderal Bina Pelayanan
Republik Indonesia Nomor 1173/MENKES/
PER/X/2004 tentang Rumah Sakit Gigi dan
3
Mulut. Konsil Kedokteran Indonesia., “Daftar Nama
2
Pasal 1 point 2 Peraturan Menteri Kesehatan Dekan FKG dan Status Institusi Tahun 2013”,
Republik Indonesia Nomor 1173/MENKES/ http://kki.go.id/assets/data/menu/
PER/X/2004 tentang Rumah Sakit Gigi dan Daftar_Nama_Dekan_dan_Institusi_FK_2.zip,
Mulut. diakses pada bulan Februari 2014.

95
Inna Hidayati, Kajian Yuridis Pengawasan Mutu Rumah Sakit ……….

Medik Kementerian Kesehatan Republik Metode Penelitian


Indonesia tahun 2009 menyebutkan tahun Penelitian ini menggunakan metode
2009 terdapat hanya ada 39 RS yang penelitian hukum preskriptif, berfokus
secara resmi mempunyai Surat Keputusan pada penelitian terhadap substansi hukum
Menteri Kesehatan sebagai RS Pendidi- yang berkaitan dengan pengawasan mutu
kan, pada waktu yang sama terdapat 52 rumah sakit khusus gigi dan mulut pen-
Institusi Pendidikan Kedokteran dan ter- didikan melalui akreditasi Rumah Sakit.
dapat 12 Rumah Sakit Gigi dan Mulut Tipe penelitian yang dipergunakan dalam
yang telah mendapat SK Menteri Ke- penelitian ini adalah penelitian preskrip-
sehatan.4 tif. Penelitian hukum dilakukan untuk
Sebagaimana telah disampaikan, menghasilkan argumentasi, teori atau
untuk menjamin mutu dari Rumah Sakit konsep baru atas hasil penelitian yang
Gigi dan Mulut Pendidikan (RSGMP) telah dilakukan.
berbagai instrumen diperlukan, diantara- Penelitian ini menggunakan pende-
nya akreditasi Rumah Sakit. Pengawasan katan undang-undang (statute approach)
mutu ini merupakan langkah terjaminnya yang didukung dengan bahan hukum
kualitas penyelenggaraan pelayanan, se- yang dipergunakan dalam penelitian ini
hingga lebih mampu mewujudkan ke- adalah bahan hukum primer dan bahan
selamatan bagi pengguna. Penelitian ini hukum sekunder. Kegiatan pengumpulan
mengkaji permasalahan menyangkut apa bahan hukum dilakukan melalui studi
ratio legis perlunya pengawasan bagi pustaka dengan cara identifikasi isi.
Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Metode analisis bahan hukum yang
(RSGMP), dan apakah pengelolaan digunakan dalam penelitian ini adalah
Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan metode normatif deskriptif. Analisa pada
(RSGMP) sudah memenuhi ketentuan bahan hukum disajikan dalam bentuk
akreditasi rumah sakit. Penelitian ini di- kalimat yang konsisten, logis dan efektif
harapkan memberikan kontribusi terha- serta sistematis sehingga memudahkan
dap ilmu hukum kesehatan dan dapat untuk interpretasi.
menjadi acuan bagi pengelola Rumah
Sakit Khusus Gigi dan Mulut Pendidikan Pembahasan
pada institusi Perguruan Tinggi penye- Rumah Sakit
lenggara Fakultas Kedokteran Gigi atau Definisi Rumah Sakit secara jelas
Program Studi Kedokteran Gigi. dan sama terdapat dalam Undang-Undang
Nomor 44 tentang Rumah Sakit Pasal 1
dan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 340/MEN-
KES/PER/III/2010 tentang Klasifikasi
4
Direktorat Bina Pelayanan Medik Spesialistik Rumah Sakit Pasal 1 menyebutkan bahwa
Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
“Rumah Sakit adalah institusi pelayanan
2009, “Perijinan Penyelenggaraan Rumah Sakit kesehatan yang menyelenggarakan pela-
Pendidikan”, yanan kesehatan perorangan secara pari-
http://fkunswagati.ac.id/downlot.php%3Ffile%3D
izin_rumah_sakit_pendidikan.pdf&sa=U&ei=Fh purna yang menyediakan pelayanan rawat
gHU8OrNIvOkgX5oIDYDQ&ved=0CB0QFjAA& inap, rawat jalan, dan gawat darurat”.
usg=AFQjCNFcLspBQ6MZ2eGnz2zCNpYkbEnru
Sedangkan Rumah Sakit dalam beberapa
g, diakses pada bulan Februari 2014.

96
Perspektif Hukum, Vol. 14 No. 2 November 2014 : 94-109

referensi, menjelaskan bahwa yang di- swasta. Penyelenggaraan RSGM bersifat


sebut Rumah Sakit, apabila terdapat sosial ekonomi. Hal mana Rumah Sakit
beberapa unsur diantaranya: adanya Gigi dan Mulut harus berbentuk Badan
“tempat" (bangunan fisik) dan sarana pra- Hukum, sedangkan RSGM swasta dapat
sarana lainnya; adanya pasien dan dokter; dimiliki oleh Penanam Modal Asing
adanya bentuk-bentuk pelayanan; adanya (PMA) dan atau Penanaman Modal
keadaan orang sakit; adanya tindakan Dalam Negeri ( PMDN)”.
perawatan dan tindakan medik dalam
bentuk praktik profesional. Pengawasan
Muchsan berpendapat: “Pengawas-
Rumah Sakit Gigi dan Mulut an pada hakikatnya suatu tindakan me-
Pengaturan tentang Rumah Sakit nilai (menguji) apakah sesuatu telah ber-
Gigi dan Mulut secara jelas diatur dalam jalan sesuai dengan rencana yang telah
Peraturan Menteri Kesehatan Republik ditentukan. Dengan pengawasan tersebut
Indonesia Nomor 1173/MENKES/PER/ akan dapat ditemukan kesalahan-kesalah-
X/2004 tentang Rumah Sakit Gigi dan an yang akhirnya kesalahan-kesalahan
Mulut. Rumah Sakit Gigi dan Mulut, se- tersebut akan diperbaiki dan yang ter-
lanjutnya disingkat RSGM adalah sarana penting, sampai kesalahan tersebut tidak
pelayanan kesehatan yang menyeleng- terulang kembali.”5 Sedangkan Sondang
garakan pelayanan kesehatan gigi dan P. Siagian memberikan batasan arti dari
mulut perorangan untuk pelayanan peng- pengawasan adalah proses pengamatan
obatan dan pemulihan tanpa mengabaikan pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi
pelayanan peningkatan kesehatan dan untuk menjamin agar semua pekerjaan
pencegahan penyakit yang dilaksanakan yang sedang dilaksanakan berjalan sesuai
melalui pelayanan rawat jalan, gawat da- dengan rencana yang telah ditentukan.6
rurat dan pelayanan tindakan medik. Paulus E. Lotulung menggunakan
Pasal 1 Peraturan Menteri Kesehat- istilah kontrol, sebagai padanan kata dari
an Republik Indonesia Nomor pengawasan.7 Selanjutnya, di samping
1173/MENKES/PER/X/2004 menyebut- kedua macam kriteria pembedaan ter-
kan: “Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pen- sebut di atas, dikenal pula pembedaan
didikan adalah RSGM yang menyeleng- yang ditinjau dari segi sifat kontrol itu
garakan pelayanan kesehatan gigi dan terhadap objek yang diawasi. Dengan
mulut, yang juga digunakan sebagai sara- kata lain, apakah kontrol itu hanya di-
na proses pembelajaran, pendidikan dan maksudkan untuk menilai segi-segi atau
penelitian bagi profesi tenaga kesehatan pertimbangan yang bersifat hukumnya
kedokteran gigi dan tenaga kesehatan saja (segi legalitas), yaitu segi recht-
lainnya, dan terikat melalui kerjasama
5
dengan fakultas kedokteran gigi”. Se- Muchsan, 1992, Sistem Pengawasan Terhadap
Perbuatan Aparat Pemerintah Dan Peradilan
dangkan Pasal 5 Peraturan Menteri Kese- Tata Usaha Negara di Indonesia, Liberty,
hatan Republik Indonesia Nomor 1173/ Yogyakarta.
6
MENKES/PER/X/2004 tersebut menye- Sondang P.Siagian, 1970., Filsafat Administrasi,
Gunung Agung, Jakarta.
butkan: “Rumah Sakit Gigi dan Mulut 7
Paulus Effendie Lotulung, 1993., Beberapa
dapat diselenggarakan oleh Pemerintah Sistem Tentang Kontrol Segi Hukum Terhadap
Pemerintah, Citra Aditya Bakti, Bandung, xv-
Pusat, Pemerintah Daerah dan atau
xvii.

97
Inna Hidayati, Kajian Yuridis Pengawasan Mutu Rumah Sakit ……….

matigheid dari perbuatan pemerintah atau Provinsi setempat. Sesuai kemampu-


juga di samping segi rechtmatigheid ini an rentang kendali wilayah dan ke-
dilihat pula benar tidaknya perbuatan mampuan sumber daya manusia serta
yang ditinjau dari segi/pertimbangan ke- pembiayaan yang tersedia Dinas Ke-
manfaatannya (opportunitas), yaitu segi sehatan Provinsi dapat melimpahkan
doelmatigheid. Jadi dibedakanlah antara tugas dan kewenangan dalam peman-
kontrol segi hukum (rechtmatigheid- tauan RS Pendidikan kepada Dinas
stoetsing) dan kontrol segi kemanfaatan Kesehatan Kabupaten/Kota di wila-
(doematigheidstoetsing). Misalnya: kon- yahnya.
trol yang dilakukan badan peradilan Pemantauan terhadap pelaksanaan
(judicial control) pada prinsipnya hanya Pedoman Standar RS Pendidikan da-
menitikberatkan pada segi legalitas, yaitu lam hal ini RSGMP dilakukan meli-
kontrol segi hukum, sedangkan suatu puti input, proses dan output.
kontrol teknis administratif intern dalam 2) Pengawasan9
lingkungan pemerintah sendiri (built-in Hal-hal yang berhubungan
control) bersifat selain penilaian legalitas dengan pengawasan yang penting di-
(rechtsmatigheldstoetsing) juga lebih me- laksanakan sebagai berikut:
nitik beratkan pada segi penilaian keman- a) Rumah Sakit yang menjalankan
faatan (doelmatigheidstoetsing) dari tin- fungsi Rumah Sakit Pendidikan
dakan yang bersangkutan. wajib memiliki Sertifikat Rumah
Sakit Pendidikan (ijin Rumah
Ratio Legis Pengawasan bagi Rumah Sakit Pendidikan);
Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan b) Rumah sakit pendidikan senantia-
Mekanisme pengawasan pada Ru- sa wajib mematuhi semua standar
mah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan RS Pendidikan (Akreditasi);
(RSGMP), maka pengawasan yang di- c) Rumah Sakit Pendidikan berke-
maksud mengacu pada Keputusan Men- wajiban menjalankan program ke-
teri Kesehatan Republik Indonesia selamatan pasien (patient safety);
Nomor: 1069/Menkes/SK/XI/2008 ten- d) Institusi Pendidikan Kedokteran
tang Pedoman Klasifikasi dan Standar yang mengirim peserta didik ke
Rumah Sakit Pendidikan. Hal-hal yang RS Pendidikan wajib memberikan
terkait dengan pengawasan ini meliputi: perlindungan hukum kepada pe-
1) Pemantauan dan Evaluasi.8 serta didik dengan asuransi pro-
Pemantauan dan evaluasi mutu pe- fesi;
ngelolaan dan pelaksanaan Rumah e) Institusi pendidikan kedokteran
Sakit Pendidikan di seluruh Indonesia wajib memberikan jabatan akade-
dilaksanakan oleh Tim Akreditasi RS mik kepada dokter pendidik
Pendidikan di Tingkat Pusat bersama- klinik/dosen klinik di RS Pendi-
sama dengan Tim Akreditasi RS dikan.
Pendidikan Tingkat Provinsi yang di- Direktur Jenderal Bina Pela-
bentuk oleh Kepala Dinas Kesehatan yanan Medik melakukan pembinaan

8 9
Lampiran X Keputusan Menteri Kesehatan Lampiran XI Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor : 1069/ Menkes/ SK/ XI/ 2008 Tanggal : Nomor : 1069/ Menkes/ SK/ XI/ 2008 Tanggal :
18 November 2008. 18 November 2008.

98
Perspektif Hukum, Vol. 14 No. 2 November 2014 : 94-109

dan pengawasan terhadap RS Pendi-


dikan yang dapat mengikutsertakan
Kepala Dinas Kesehatan Propinsi,
ARSPI, AIPKI, MKKI, dan KKI
sesuai tugas, fungsi dan kewe-
nangannya masing-masing. Analisa
pengawasan RSGM Pendidikan da-
lam pembahasan penulis meliputi
subtansi pengertian, dasar hukum
bentuk, dan mekanisme dapat diurai-
kan pada tabel berikut:

99
Inna Hidayati, Kajian Yuridis Pengawasan Mutu Rumah Sakit ……….

Tabel 1.
Dasar Hukum Subtansi, Pengertian, Bentuk dan Mekanisme dan Pelaku/Pelaksana Pengawasan RSGM-Pendidikan
Dasar Hukum Subtansi Pengertian Bentuk Mekanisme Pelaku/Pelaksana
a. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem a. Pemantauan Pemantauan Internal dan Pemantauan terhadap Tim Akreditasi RS
Pendidikan Nasional. dan Evaluasi Kinerja Tim eksternal pelaksanaan Pedoman Pendidikan di Tingkat
b. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Akreditasi RS Standar RS Pendidikan Pusat bersama-sama
Pemerintahan Daerah. Pendidikan dengan Tim
c. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik serta Akreditasi RS
Kedokteran. pemantauan Pendidikan Tingkat
d. Undang –Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah terhadap mutu Provinsi yang
Sakit. pengelolaan dibentuk oleh Kepala
e. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. dan Dinas Kesehatan
f. PP Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan. pelaksanaan Provinsi setempat.
g. PP Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, RS Pendidikan
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara b. Pengawasan Internal dan a. Pengawasan
Republik Indonesia eksternal terhadap Sertifikat Direktur Jenderal Bina
h. PP Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pengawasan Rumah Sakit Pelayanan Medik
Pemerintah antara Pemerintah Daerah Provinsi, dan terhadap RS Pendidikan (ijin melakukan pembinaan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. dalam Rumah Sakit dan pengawasan
i. PP Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat memberikan Pendidikan) terhadap RS
Daerah. perlindungan b. Pengawasan Pendidikan yang dapat
j. Permenkes Nomor 1173/MENKES/ PER/X/2004 Tentang dan terhadap standar mengikutsertakan
Rumah Sakit Gigi Dan Mulut keselamatan RS Pendidikan Kepala Dinas
k. Permenkes Nomor 1045/Menkes/PER/XI/2006 tentang baik terhadap (Akreditasi). Kesehatan Propinsi,
Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen pasien maupun c. Pengawasan ARSPI, AIPKI,
Kesehatan. kepada tenaga terhadap program MKKI, dan KKI
l. Permenkes Nomor 512/Menkes/PER/XI/2007 tentang Ijin medik keselamatan pasien sesuai tugas, fungsi
praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran. pendidik, (patient safety). dan kewenangannya
m. Permenkes Nomor 1691/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang tenaga non d. Pengawasan masing-masing
Keselamatan Pasien Rumah Sakit medik terhadap
n. Kepmenkes Nomor 1575/Menkes/PER/XI/2005 tentang pendidik, serta perlindungan
Organisasi dan Tata Kerja di Lingkungan Departemen peserta didik hukum kepada
Kesehatan. yang bekerja di peserta didik

100
Perspektif Hukum, Vol. 14 No. 2 November 2014 : 94-109

o. Kepmenkes Nomor 1069/Menkes/PER/XI/2008 tentang Rumah Sakit dengan asuransi


Pedoman, Klasifikasi dan Standar RS Pendidikan. Pendidikan profesi.
p. Surat Keputusan Bersama Menteri Kesehatan Nomor 544 e. Pengawasan
Menkes/SKB/X/81, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan terhadap jabatan
Nomor 0430 a/U/1981 dan Menteri Dalam Negeri Nomor akademik kepada
324.A Tahun 1981 tentang Pembagian Tugas, Tanggung dokter pendidik
Jawab dan Penetapan Prosedur sebagai Rumah Sakit klinik / dosen
Pemerintah yang digunakan untuk Pendidikan Dokter. klinik di RS
Pendidikan.
Sumber : diolah penulis berdasarkan Kepmenkes Nomor 1069/Menkes/PER/XI/2008 tentang Pedoman, Klasifikasi dan Standar RS Pendidikan

101
Inna Hidayati, Kajian Yuridis Pengawasan Mutu Rumah Sakit ……….

Telaah secara historis, filosofis


dan sosiologis dalam publikasi-
publikasi yang diuraikan menunjukkan
bahwa akreditasi demikian penting
dalam rangka peningkatan mutu dan
profesionalisme pelayanan rumah sakit
sebagai penyelenggara upaya kesehatan.
Akreditasi dari sisi tenaga kesehatan
rumah sakit adalah perlu dengan
menetapkan regulasi, mempertahankan
ijin rumah sakit, dan memperbaiki
struktur dan proses pelayanan rumah
sakit. Akreditasi dari sisi pasien dan
pelanggan rumah sakit, diharapkan
lebih mampu menjamin terhadap
keselamatan dan kepastian hukum.
Analisa ratio legis akreditasi sebagai
pengawasan mutu rumah sakit
khususnya pada Rumah Sakit Gigi dan
Mulut Pendidikan dalam pembahasan
penulis meliputi historis, filosofis dan
sosiologis dapat diuraikan pada tabel
berikut :

102
Perspektif Hukum, Vol. 14 No. 2 November 2014 : 94-109

Tabel 2.
Ratio Legis Akreditasi Sebagai Pengawasan Mutu Rumah Sakit Khususnya Pada Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Pendidikan
Perspektif Kondisi Keterkaitan dengan
Ratio Legis Akreditasi
Historis a. Terdapat perjalanan sejarah pendirian rumah sakit, dan orientasi perbaikan mutu.
b. Penetapan dan penerapan standar pelayanan rumah sakit seperti pada tahun 1918 The American
College of Surgeons yang telah menyusun Hospital Standardization Programme, dan
terbentuknya Joint Commission on Accreditation of Hospital tahun 1951
c. Indonesia tahun 1979 menggunakan istilah program pengendalian mutu yang baik. Akreditasi
dimulai sejak tahun 1995, dan baru dilakukan pada tahun 1996. Pelaksanaan kegiatan akreditasi
rumah sakit merupakan tindak lanjut dari ketentuan pasal 26 Permenkes Nomor
159b/Menkes/Per/II/1988 tentang Rumah Sakit, KepMenkes Nomor 436 tahun 1993 tentang
berlakunya standar pelayanan rumah sakit dan standar pelayanan medis
Filosofis a. Pesatnya perkembangan penyelenggaraan pendidikan kedokteran dan meningkatnya kesadaran
masyarakat akan pelayanan kesehatan menuntut pelaksanaan pelayanan medik spesialistik yang
bermutu, transparan dan akuntabel di Rumah Sakit. Mendukung Perlunya
b. Fungsi ganda Rumah Sakit Pendidikan, maka rumah sakit pendidikan harus memenuhi standar Akreditasi Rumah
sebagai rumah sakit pendidikan dari berbagai ketentuan dan peraturan. Sakit Gigi Dan Mulut
c. Dinamika ketentuan Internasional bagi RSGM: Pendidikan
Sertifikasi ISO 9001: 2000.
Ketetapan World Federation for Medical Education (WFME).
Konstitusi WHO tahun 1948 tertulis bahwa "health is a fundamental human right"
Acuan Global Goals for Oral Health 2020 yang disusun WHO tahun 2003
Resolusi World Health Assembly (WHA) 60 yang dikenal The Sixtieth World Health Assembly
tahun 2007
Sosiologis Publikasi-publikasi dari Shaw (2003), Salmon., et.al (2003), Tehewy., et.al (2009), Greenfield dan
Braithwaite (2009), Braithwaithe., et.al (2009), Pomey., et.al (2010), Alkhenizan dan Shaw (2011),
dan Nicklin (2014) yang menunjukkan bahwa akreditasi demikian penting dalam rangka peningkatan
mutu dan profesionalisme pelayanan rumah sakit sebagai penyelenggara upaya kesehatan.
Sumber : diolah penulis, 2014

103
Inna Hidayati, Kajian Yuridis Pengawasan Mutu Rumah Sakit ……….

Pengelolaan Rumah Sakit Gigi dan maka dipandang perlu dilakukan Stan-
Mulut Pendidikan (RSGMP) dalam darisasi Rumah Sakit Pendidikan.
Ketentuan Akreditasi Rumah Sakit Peningkatan jumlah peserta didik,
Standar Rumah Sakit Pendidikan pengembangan kapasitas, keterbatasan fa-
ini disusun mengacu pada standar pen- silitas serta keterbatasan jumlah dan
didikan kedokteran yang ditetapkan oleh variasi kasus di RS Pendidikan Utama
World Federation of Medical Education menjadi masalah bagi Institusi Pendidik-
(WFME). Format ini juga digunakan an Kedokteran dalam menghasilkan te-
dalam penyusunan Standar Pendidikan naga medik yang berkualitasKonsep
Profesi Dokter/Dokter Gigi dan Standar dasarnya adalah tiap Institusi Pendidikan
Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Gigi Kedokteran harus memenuhi kecukupan
Spesialis. Dalam pelaksanaan program tenaga pengajar, jumlah dan jenis variasi
pendidikan dokter dan dokter spesialis, kasus.
yang perlu diperhatikan adalah keterlibat- Oleh karena itu setiap Institusi
an tiga komponen utama yang memegang Pendidikan Kedokteran harus mempunyai
peranan penting dan saling mendukung, minimal satu RS Pendidikan Utama dan
yaitu Institusi Pendidikan Kedokteran, mempunyai beberapa RS Pendidikan Sa-
Kolegium Ilmu Kedokteran dan rumah telit sebagai jejaring. Selain itu Institusi
sakit (RS) Pendidikan. Pendidikan Kedokteran dapat memiliki
Kedudukan RS Pendidikan sebagai satu atau beberapa jejaring RS Afiliasi
salah satu komponen yang sangat menen- (Eksilensi) atau Rumah Sakit Umum
tukan keberhasilan proses pembelajaran dengan unggulan tertentu sebagai wahana
klinik yang meliputi pengetahuan (know- pembelajaran klinik peserta didiknya.
ledge), kemampuan psikomotor (skill), Rumah Sakit Khusus (Afiliasi/
dan perilaku (attitude) sesuai kompetensi Eksilensi) dapat mempunyai Rumah
sebagaimana ditetapkan dalam modul Sakit Satelit berupa Rumah Sakit Khusus
pendidikan berdasarkan Standar Pendidi- lainnya dan Rumah Sakit Umum yang
kan Profesi Kedokteran. Seiring dengan mempunyai pelayanan unggulan tertentu
kebutuhan pembelajaran klinik peserta sebagai jejaringnya. Sehingga, berdasar-
didik terutama dalam rangka menjamin kan hal tersebut maka disusun Standar
mutu keluaran dan hasil peserta didik RS Pendidikan menjadi:
yang sesuai dengan standar kompetensi, 1) Standar RS Pendidikan Utama.
maka tidak semua Rumah Sakit dapat 2) Standar RS Pendidikan Afiliasi (Eksi-
secara serta merta menjadi Rumah Sakit lensi).
Pendidikan. Rumah Sakit yang telah 3) Standar RS Pendidikan Satelit.
berdiri dan operasional memberikan Untuk setiap jenis RS Pendidikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat ditetapkan Standar dengan masing-ma-
bila akan ditambah fungsinya sebagai RS sing kriterianya, mengacu pada World
Pendidikan harus memenuhi kriteria Federation of Medical Education (WF-
sebagaimana ditentukan dalam Standar ME), sebagai berikut:
Rumah Sakit Pendidikan. Untuk itu 1) Standar Visi, Misi, Komitmen dan
dalam rangka menjamin mutu pendidikan Persyaratan.
profesi kedokteran sekaligus menjamin 2) Standar Manajemen dan Administrasi.
mutu pelayanan medik di RS Pendidikan,

104
Perspektif Hukum, Vol. 14 No. 2 November 2014 : 94-109

3) Standar Sumber Daya Manusia untuk c. Akreditasi C, bila nilai pencapaian


program pendidikan klinik. Standar Rumah Sakit Pendidikan
4) Standar Penunjang Pendidikan. mencapai lebih dari 33 % sampai
5) Standar perancangan dan pelaksanaan dengan 60 %. Rekomendasinya ada-
program pendidikan klinis yang ber- lah perlu pembinaan untuk pening-
kualitas. katan kepatuhan sebagian besar stan-
Peraturan Menteri Kesehatan dar.
Republik Indonesia Nomor 1173/MEN- Berdasarkan hasil penilaian kela-
KES/PER/X/2004 tentang Rumah Sakit yakan Rumah Sakit sebagai Rumah Sakit
Gigi dan Mulut menyebutkan ketentuan Pendidikan Utama, Afiliasi (Eksilensi)
persyaratan minimal sarana dan prasarana atau Satelit, maka status akreditasinya
RSGM meliputi: Ruang Rawat Jalan; dikatagorikan sebagai berikut:
Ruang Gawat Darurat Ruang pemulihan/ a. Status Akreditasi A, telah mendapat-
Recovery room; Ruang Operasi; Farmasi kan Sertifikat Akreditasi RS Pen-
dan Bahan Kedokteran Gigi; Laboratori- didikan untuk jangka waktu 5 (lima)
um Klinik; Laboratorium Teknik Gigi; tahun.
Ruang Sentral Sterilisasi; Radiologi; b. Status Akreditasi B, dapat diberikan
Ruang Tunggu; Ruang Administrasi; Sertifikat Akreditasi RS Pendidikan,
Ruang Toilet; dan Prasarana yang namun dalam jangka waktu selambat
meliputi tenaga listrik, penyediaan air lambatnya 3 (tiga) tahun harus dilaku-
bersih, instalasi pembuangan limbah, alat kan penilaian kembali.
komunikasi, alat pemadam kebakaran dan c. Status Akreditasi C, belum menda-
tempat parkir. patkan Sertifikat Akreditasi RS Pen-
Sehubungan mekanisme penilaian didikan dan dalam waktu 1 (satu)
akreditasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut tahun harus dilakukan penilaian
Pendidikan hasil penilaian kelayakan kembali.
Rumah Sakit sebagai Rumah Sakit Pen- Lebih lanjut mekanisme penetapan
didikan Utama, Afiliasi (Eksilensi) atau dan penilaian akreditasi Rumah Sakit
Satelit didasarkan pada ketentuan sebagai Pendidikan khususnya Rumah Sakit Gigi
berikut: dan Mulut Pendidikan (RSGMP) ber-
a. Akreditasi A, bila nilai pencapaian dasarkan peraturan perundangan yang
Standar Rumah Sakit Pendidikan le- berlaku dipaparkan dalam skema sebagai
bih dari 79 % sampai dengan 100 %. berikut:
Rekomendasinya adalah sebagian be-
sar atau seluruh standar telah di-
penuhi.
b. Akreditasi B, bila nilai pencapaian
Standar Rumah Sakit Pendidikan
mencapai lebih dari 60 % sampai
dengan 79 %. Rekomendasinya ada-
lah pada umumnya telah memenuhi
standar, tetapi masih memerlukan pe-
ningkatan kepatuhan beberapa para-
meter standar.

105
Inna Hidayati, Kajian Yuridis Pengawasan Mutu Rumah Sakit ……….

Gambar 1.
Skema Tata Cara Penetapan dan Penilaian
Akreditasi Rumah Sakit Pendidikan

Sumber: Direktorat Bina Pelayanan Medik Spesialistik Direktorat Jenderal Bina


Pelayanan Medik Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2009

106
Perspektif Hukum, Vol. 14 No. 2 November 2014 : 94-109

Analisa penulis mengenai penge- adanya Akreditasi Rumah Sakit Gigi Dan
lolaan Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Mulut Pendidikan. Pertimbangan perlu-
Pendidikan (RSGMP) dalam ketentuan nya akreditasi sebagai pengawasan secara
akreditasi rumah sakit berbeda dengan historis perjalanan sejarah pendirian ru-
pengelolaan pada Rumah Sakit Non Pen- mah sakit yang senantiasa berorientasi
didikan (Rumah Sakit Umum). Penge- perbaikan mutu, baik secara internasional
lolaan RSGMP dalam memenuhi ketentu- maupun nasional. Penetapan dan pene-
an akreditasi meliputi 5 standar dan 52 rapan standar pelayanan rumah sakit
kriteria meliputi: merupakan wujud pengawasan sebagai
a. Standar Visi, misi, komitmen dan kriteria/standar dalam akreditasi terhadap
persyaratan rumah sakit (6 kriteria); keakuratan tingkat kinerja dihubungkan
b. Standar manajemen dan administrasi dengan standar dan cara implementasi pe-
(21 kriteria); ningkatan sistem pelayanan kesehatan
c. Standar sumberdaya manusia untuk secara berkesinambungan. Secara filoso-
program pendidikan klinik (7 krite- fis perkembangan penyelenggaraan pen-
ria); didikan kedokteran dan meningkatnya ke-
d. Standar penunjang pendidikan (5 kri- sadaran masyarakat akan pelayanan ke-
teria); sehatan menuntut pelaksanaan pelayanan
e. Standar perancangan dan pelaksana- medik spesialistik yang bermutu,
an program pendidikan klinik (13 transparan dan akuntabel di Rumah Sakit.
kriteria). Hal ini terlebih bagi Rumah Sakit
Hal lain yang diperhatikan dalam Pendidikan (RSGMP) yang memiliki
pengelolaan RSGMP untuk memenuhi fungsi ganda, yakni disamping berfungsi
akreditasi adalah pelaksanaan pengawas- memberikan pelayanan medik kepada
an secara internal terhadap: masyarakat juga berfungsi sebagai tempat
a. Sertifikat Rumah Sakit Pendidikan pembelajaran klinik bagi calon dokter/
(ijin Rumah Sakit Pendidikan); dokter gigi dan dokter spesialis/dokter
b. Program keselamatan pasien (patient gigi spesialis untuk meningkatkan kom-
safety); petensi baik dari segi keilmuan (know-
c. Perlindungan hukum kepada peserta ledge), keahlian (skill) dan profesional
didik dengan asuransi profesi; attitude. Sehingga RSGMP harus meme-
d. Jabatan akademik kepada dokter pen- nuhi standar sebagai rumah sakit pen-
didik klinik/dosen klinik di RS didikan dari berbagai ketentuan dan
Pendidikan. peraturan. Dinamika ketentuan Inter-
nasional bagi RSGM seperti Sertifikasi
Kesimpulan ISO 9001: 2000, ketetapan World Fede-
Berdasarkan pembahasan mengenai ration for Medical Education (WFME).,
Kajian Yuridis Pengawasan Mutu Rumah Konstitusi WHO tahun 1948 tertulis
Sakit Khusus Gigi dan Mulut Pendidikan bahwa "health is a fundamental human
melalui Akreditasi Rumah Sakit dapat right, Acuan Global Goals for Oral
disimpulkan bahwa, ratio legis akreditasi Health 2020 yang disusun WHO tahun
sebagai pengawasan mutu rumah sakit 2003 dan Resolusi World Health
khususnya pada Rumah Sakit Gigi dan Assembly (WHA) 60 yang dikenal The
Mulut Pendidikan menunjukkan perlu Sixtieth World Health Assembly tahun

107
Inna Hidayati, Kajian Yuridis Pengawasan Mutu Rumah Sakit ……….

2007, yang mendukung secara filosofis untuk mempersiapkan Rumah Sakit Gigi
pentingnya akreditasi pada RSGM. Dan Mulut Pendidikan (RSGMP) dalam
Secara sosiologis dukungan publikasi- rangka memenuhi standar kriteria maksi-
publikasi dari Shaw (2003), Salmon., mal akreditasi Rumah Sakit Pendidikan
et.al (2003), Tehewy., et.al (2009), dalam rangka pelaksanaan pelayanan
Greenfield dan Braithwaite (2009), medik spesialistik yang bermutu, trans-
Braithwaithe., et.al (2009), Pomey., et.al paran dan akuntabel di Rumah Sakit serta
(2010), Alkhenizan dan Shaw (2011), dan sebagai tempat pembelajaran klinik yang
Nicklin (2014) menunjukkan bahwa bermutu dan berstandar bagi calon
akreditasi demikian penting dalam rangka dokter/dokter gigi dan dokter spesialis/
peningkatan mutu dan profesionalisme dokter gigi, sehingga dari akreditasi ter-
pelayanan rumah sakit sebagai penye- sebut memberikan manfaat yang dapat
lenggara upaya kesehatan. diterima masing-masing pihak baik,
Pengelolaan Rumah Sakit Gigi Dan RSGM, pemerintah, perusahaan asuransi
Mulut Pendidikan (RSGMP) dalam maupun masyarakat.
ketentuan akreditasi rumah sakit berbeda Fakultas Kedokteran Gigi dan
dengan pengelolaan pada Rumah Sakit RSGM perlu melakukan kegiatan peman-
Non Pendidikan (Rumah Sakit Umum). tauan evaluasi dan pengawasan terhadap
Pengelolaan RSGMP dalam memenuhi perijinan Rumah Sakit Pendidikan, prog-
ketentuan akreditasi meliputi 5 standar ram keselamatan pasien (patient safety),
dan 52 kriteria meliputi: standar visi, perlindungan hukum kepada peserta didik
misi, komitmen dan persyaratan rumah dengan asuransi profesi dan pemberian
sakit (6 kriteria), standar manajemen dan jabatan akademik kepada dokter pendidik
administrasi (21 kriteria), standar sum- klinik/dosen klinik di RS Pendidikan.
berdaya manusia untuk program pendi- Demikian pula, koordinasi yang melibat-
dikan klinik (7 kriteria), standar penun- kan instansi dan asosiasi profesi terkait
jang pendidikan (5 kriteria) dan standar diantaranya Dinas Kesehatan Provinsi
perancangan dan pelaksanaan program dan Kota, Kolegium Kedokteran Gigi,
pendidikan klinik (13 kriteria). Hal lain Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI),
yang diperhatikan dalam pengelolaan Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi
RSGMP untuk memenuhi akreditasi Indonesia (AFDOGI), Asosiasi RSGM,
adalah pelaksanaan pengawasan secara ARSPI, AIPKI, MKKI, PDGI dan KKI.
internal terhadap Sertifikat Rumah Sakit Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Pendidikan
Pendidikan (ijin Rumah Sakit Pendi- (RSGMP) yang telah diselenggarakan
dikan), program keselamatan pasien Fakultas Kedokteran Gigi perlu lebih
(patient safety), perlindungan hukum ke- meningkatkan upaya promosi mengingat
pada peserta didik dengan asuransi masih rendahnya pengetahuan masya-
profesi dan pemberian jabatan akademik rakat mengenai pelayanan kesehatan gigi
kepada dokter pendidik klinik/dosen dan mulut baik melalui pembentukan
klinik di RS Pendidikan. Saran yang di- divisi publikasi pada RSGMP, juga
sampaikan dalam penelitian ini bahwa dilakukan melalui penggunaan media
pada instansi pendidikan penyelenggara elektronik, pemasangan spanduk, poster,
Fakultas Kedokteran Gigi melakukan atau penempelan stiker tentang keber-
koordinasi secara internal dan ekternal adaan RSGMP. Peningkatan jumlah ke-

108
Perspektif Hukum, Vol. 14 No. 2 November 2014 : 94-109

giatan atau aksi-aksi sosial Rumah Sakit Z2eGnz2zCNpYkbEnrug, diakses


Gigi dan Mulut Pendidikan (RSGMP) pada bulan Februari 2014.
yang telah dikelola, dalam rangka media
pembelajaran bagi mahasiswa kedokteran
gigi melalui pengobatan dan pemeriksaan
gigi gratis.

Daftar Bacaan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1173/MENKES/
PER/X/2004 tentang Rumah Sakit
Gigi dan Mulut.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor :
1069/ Menkes/ SK/ XI/ 2008
Tanggal : 18 November 2008.

Lotulung, Paulus Effendie, 1993.,


Beberapa Sistem Tentang Kontrol
Segi Hukum Terhadap Pemerintah,
Citra Aditya Bakti, Bandung, xv-
xvii.
Muchsan, 1992, Sistem Pengawasan
Terhadap Perbuatan Aparat
Pemerintah Dan Peradilan Tata
Usaha Negara di Indonesia,
Liberty, Yogyakarta.
Siagian, Sondang P., 1970., Filsafat
Administrasi, Gunung Agung,
Jakarta.

Konsil Kedokteran Indonesia., “Daftar


Nama Dekan FKG dan Status
Institusi Tahun 2013”,
http://kki.go.id/assets/data/menu/
Daftar_Nama_Dekan_dan_Institusi
_FK_2.zip, diakses pada bulan
Februari 2014.
Direktorat Bina Pelayanan Medik
Spesialistik Direktorat Jenderal
Bina Pelayanan Medik
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2009, “Perijinan
Penyelenggaraan Rumah Sakit
Pendidikan”,
http://fkunswagati.ac.id/downlot.ph
p%3Ffile%3Dizin_rumah_sakit_pe
ndidikan.pdf&sa=U&ei=FhgHU8
OrNIvOkgX5oIDYDQ&ved=0CB0
QFjAA&usg=AFQjCNFcLspBQ6M

109

Potrebbero piacerti anche