Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Inna Hidajati
Bagian Administrasi Umum Universitas Hang Tuah Surabaya
Abstract: In effort of controlling the quality, it indeed requires to control the Dental
Hospital for Education (RSGMP). The conditions in 2009 showed that there were only 39
hospitals which had officially obtained the Health Minister's Decision Letter as the
educational hospital. At the same time, there were 52 Institutions of Medical Education
and there were 12 the Dental Hospitals which had possessed the Decision Latter.
Therefore, the important issues to research are what ratio-legis to control the Dental
Hospital for Education is and whether it has been already managed according to
provisions of the hospital accreditation. This research constitutes prescriptive research by
using statute approach that is supported with the primary legal materials, namely
regulations and the secondary law materials such as books, journals, etc. The analysis
uses normative and descriptive method. The analysis results show that it is necessary to
accredit the Dental Hospital for Education with ratio legis of historical, sociological,
philosophical, and juridical aspects. In managing the Dental Hospital for Education, it is
necessary to internally control the Dental Hospital for Education Cestificate, patient
safety, the legal protection to the learners by providing the profession insurance, and
awarding academic appointments to doctor/clinic lecturer at the Dental Hospital for
Education.
Abstrak: Pengawasan dalam rangka pengawasan mutu pada Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Pendidikan (RSGMP) memang perlu dilakukan. Kondisi tahun 2009 menunjukkan hanya
ada 39 rumah sakit (RS) yang secara resmi mempunyai Surat Keputusan Menteri
Kesehatan sebagai RS Pendidikan. Pada waktu yang sama terdapat 52 Institusi Pendidikan
Kedokteran dan terdapat 12 Rumah Sakit Gigi dan Mulut yang telah mendapat SK Menteri
Kesehatan. Oleh karena itu, muncul masalah yang penting untuk diteliti mengenai ratio
legis perlunya pengawasan bagi RSGMP dan apakah pengelolaan RSGMP sudah
memenuhi ketentuan akreditasi rumah sakit. Tipe penelitian ini adalah penelitian hukum
preskriptif dengan pendekatan undang-undang yang didukung dengan bahan hukum
primer, yaitu peraturan perundang-undangan dan bahan hukum sekunder, seperti buku,
jurnal, dan lain-lain. Metode analisis yang digunakan adalah metode normatif deskriptif.
Hasil analisis menunjukkan bahwa perlu adanya akreditasi terhadap RSGMP dengan ratio
legis aspek historis, filosofis, yuridis maupun sosiologis. Dalam pengelolaan RSGMP
untuk memenuhi akreditasi diperlukan adanya pengawasan secara internal terhadap
Sertifikat RSGMP, patient safety, perlindungan hukum kepada peserta didik dengan
asuransi profesi dan pemberian jabatan akademik kepada dokter/dosen klinik di RSGMP.
94
Perspektif Hukum, Vol. 14 No. 2 November 2014 : 94-109
95
Inna Hidayati, Kajian Yuridis Pengawasan Mutu Rumah Sakit ……….
96
Perspektif Hukum, Vol. 14 No. 2 November 2014 : 94-109
97
Inna Hidayati, Kajian Yuridis Pengawasan Mutu Rumah Sakit ……….
8 9
Lampiran X Keputusan Menteri Kesehatan Lampiran XI Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor : 1069/ Menkes/ SK/ XI/ 2008 Tanggal : Nomor : 1069/ Menkes/ SK/ XI/ 2008 Tanggal :
18 November 2008. 18 November 2008.
98
Perspektif Hukum, Vol. 14 No. 2 November 2014 : 94-109
99
Inna Hidayati, Kajian Yuridis Pengawasan Mutu Rumah Sakit ……….
Tabel 1.
Dasar Hukum Subtansi, Pengertian, Bentuk dan Mekanisme dan Pelaku/Pelaksana Pengawasan RSGM-Pendidikan
Dasar Hukum Subtansi Pengertian Bentuk Mekanisme Pelaku/Pelaksana
a. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem a. Pemantauan Pemantauan Internal dan Pemantauan terhadap Tim Akreditasi RS
Pendidikan Nasional. dan Evaluasi Kinerja Tim eksternal pelaksanaan Pedoman Pendidikan di Tingkat
b. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Akreditasi RS Standar RS Pendidikan Pusat bersama-sama
Pemerintahan Daerah. Pendidikan dengan Tim
c. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik serta Akreditasi RS
Kedokteran. pemantauan Pendidikan Tingkat
d. Undang –Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah terhadap mutu Provinsi yang
Sakit. pengelolaan dibentuk oleh Kepala
e. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. dan Dinas Kesehatan
f. PP Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan. pelaksanaan Provinsi setempat.
g. PP Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, RS Pendidikan
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara b. Pengawasan Internal dan a. Pengawasan
Republik Indonesia eksternal terhadap Sertifikat Direktur Jenderal Bina
h. PP Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pengawasan Rumah Sakit Pelayanan Medik
Pemerintah antara Pemerintah Daerah Provinsi, dan terhadap RS Pendidikan (ijin melakukan pembinaan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. dalam Rumah Sakit dan pengawasan
i. PP Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat memberikan Pendidikan) terhadap RS
Daerah. perlindungan b. Pengawasan Pendidikan yang dapat
j. Permenkes Nomor 1173/MENKES/ PER/X/2004 Tentang dan terhadap standar mengikutsertakan
Rumah Sakit Gigi Dan Mulut keselamatan RS Pendidikan Kepala Dinas
k. Permenkes Nomor 1045/Menkes/PER/XI/2006 tentang baik terhadap (Akreditasi). Kesehatan Propinsi,
Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen pasien maupun c. Pengawasan ARSPI, AIPKI,
Kesehatan. kepada tenaga terhadap program MKKI, dan KKI
l. Permenkes Nomor 512/Menkes/PER/XI/2007 tentang Ijin medik keselamatan pasien sesuai tugas, fungsi
praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran. pendidik, (patient safety). dan kewenangannya
m. Permenkes Nomor 1691/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang tenaga non d. Pengawasan masing-masing
Keselamatan Pasien Rumah Sakit medik terhadap
n. Kepmenkes Nomor 1575/Menkes/PER/XI/2005 tentang pendidik, serta perlindungan
Organisasi dan Tata Kerja di Lingkungan Departemen peserta didik hukum kepada
Kesehatan. yang bekerja di peserta didik
100
Perspektif Hukum, Vol. 14 No. 2 November 2014 : 94-109
101
Inna Hidayati, Kajian Yuridis Pengawasan Mutu Rumah Sakit ……….
102
Perspektif Hukum, Vol. 14 No. 2 November 2014 : 94-109
Tabel 2.
Ratio Legis Akreditasi Sebagai Pengawasan Mutu Rumah Sakit Khususnya Pada Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Pendidikan
Perspektif Kondisi Keterkaitan dengan
Ratio Legis Akreditasi
Historis a. Terdapat perjalanan sejarah pendirian rumah sakit, dan orientasi perbaikan mutu.
b. Penetapan dan penerapan standar pelayanan rumah sakit seperti pada tahun 1918 The American
College of Surgeons yang telah menyusun Hospital Standardization Programme, dan
terbentuknya Joint Commission on Accreditation of Hospital tahun 1951
c. Indonesia tahun 1979 menggunakan istilah program pengendalian mutu yang baik. Akreditasi
dimulai sejak tahun 1995, dan baru dilakukan pada tahun 1996. Pelaksanaan kegiatan akreditasi
rumah sakit merupakan tindak lanjut dari ketentuan pasal 26 Permenkes Nomor
159b/Menkes/Per/II/1988 tentang Rumah Sakit, KepMenkes Nomor 436 tahun 1993 tentang
berlakunya standar pelayanan rumah sakit dan standar pelayanan medis
Filosofis a. Pesatnya perkembangan penyelenggaraan pendidikan kedokteran dan meningkatnya kesadaran
masyarakat akan pelayanan kesehatan menuntut pelaksanaan pelayanan medik spesialistik yang
bermutu, transparan dan akuntabel di Rumah Sakit. Mendukung Perlunya
b. Fungsi ganda Rumah Sakit Pendidikan, maka rumah sakit pendidikan harus memenuhi standar Akreditasi Rumah
sebagai rumah sakit pendidikan dari berbagai ketentuan dan peraturan. Sakit Gigi Dan Mulut
c. Dinamika ketentuan Internasional bagi RSGM: Pendidikan
Sertifikasi ISO 9001: 2000.
Ketetapan World Federation for Medical Education (WFME).
Konstitusi WHO tahun 1948 tertulis bahwa "health is a fundamental human right"
Acuan Global Goals for Oral Health 2020 yang disusun WHO tahun 2003
Resolusi World Health Assembly (WHA) 60 yang dikenal The Sixtieth World Health Assembly
tahun 2007
Sosiologis Publikasi-publikasi dari Shaw (2003), Salmon., et.al (2003), Tehewy., et.al (2009), Greenfield dan
Braithwaite (2009), Braithwaithe., et.al (2009), Pomey., et.al (2010), Alkhenizan dan Shaw (2011),
dan Nicklin (2014) yang menunjukkan bahwa akreditasi demikian penting dalam rangka peningkatan
mutu dan profesionalisme pelayanan rumah sakit sebagai penyelenggara upaya kesehatan.
Sumber : diolah penulis, 2014
103
Inna Hidayati, Kajian Yuridis Pengawasan Mutu Rumah Sakit ……….
Pengelolaan Rumah Sakit Gigi dan maka dipandang perlu dilakukan Stan-
Mulut Pendidikan (RSGMP) dalam darisasi Rumah Sakit Pendidikan.
Ketentuan Akreditasi Rumah Sakit Peningkatan jumlah peserta didik,
Standar Rumah Sakit Pendidikan pengembangan kapasitas, keterbatasan fa-
ini disusun mengacu pada standar pen- silitas serta keterbatasan jumlah dan
didikan kedokteran yang ditetapkan oleh variasi kasus di RS Pendidikan Utama
World Federation of Medical Education menjadi masalah bagi Institusi Pendidik-
(WFME). Format ini juga digunakan an Kedokteran dalam menghasilkan te-
dalam penyusunan Standar Pendidikan naga medik yang berkualitasKonsep
Profesi Dokter/Dokter Gigi dan Standar dasarnya adalah tiap Institusi Pendidikan
Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Gigi Kedokteran harus memenuhi kecukupan
Spesialis. Dalam pelaksanaan program tenaga pengajar, jumlah dan jenis variasi
pendidikan dokter dan dokter spesialis, kasus.
yang perlu diperhatikan adalah keterlibat- Oleh karena itu setiap Institusi
an tiga komponen utama yang memegang Pendidikan Kedokteran harus mempunyai
peranan penting dan saling mendukung, minimal satu RS Pendidikan Utama dan
yaitu Institusi Pendidikan Kedokteran, mempunyai beberapa RS Pendidikan Sa-
Kolegium Ilmu Kedokteran dan rumah telit sebagai jejaring. Selain itu Institusi
sakit (RS) Pendidikan. Pendidikan Kedokteran dapat memiliki
Kedudukan RS Pendidikan sebagai satu atau beberapa jejaring RS Afiliasi
salah satu komponen yang sangat menen- (Eksilensi) atau Rumah Sakit Umum
tukan keberhasilan proses pembelajaran dengan unggulan tertentu sebagai wahana
klinik yang meliputi pengetahuan (know- pembelajaran klinik peserta didiknya.
ledge), kemampuan psikomotor (skill), Rumah Sakit Khusus (Afiliasi/
dan perilaku (attitude) sesuai kompetensi Eksilensi) dapat mempunyai Rumah
sebagaimana ditetapkan dalam modul Sakit Satelit berupa Rumah Sakit Khusus
pendidikan berdasarkan Standar Pendidi- lainnya dan Rumah Sakit Umum yang
kan Profesi Kedokteran. Seiring dengan mempunyai pelayanan unggulan tertentu
kebutuhan pembelajaran klinik peserta sebagai jejaringnya. Sehingga, berdasar-
didik terutama dalam rangka menjamin kan hal tersebut maka disusun Standar
mutu keluaran dan hasil peserta didik RS Pendidikan menjadi:
yang sesuai dengan standar kompetensi, 1) Standar RS Pendidikan Utama.
maka tidak semua Rumah Sakit dapat 2) Standar RS Pendidikan Afiliasi (Eksi-
secara serta merta menjadi Rumah Sakit lensi).
Pendidikan. Rumah Sakit yang telah 3) Standar RS Pendidikan Satelit.
berdiri dan operasional memberikan Untuk setiap jenis RS Pendidikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat ditetapkan Standar dengan masing-ma-
bila akan ditambah fungsinya sebagai RS sing kriterianya, mengacu pada World
Pendidikan harus memenuhi kriteria Federation of Medical Education (WF-
sebagaimana ditentukan dalam Standar ME), sebagai berikut:
Rumah Sakit Pendidikan. Untuk itu 1) Standar Visi, Misi, Komitmen dan
dalam rangka menjamin mutu pendidikan Persyaratan.
profesi kedokteran sekaligus menjamin 2) Standar Manajemen dan Administrasi.
mutu pelayanan medik di RS Pendidikan,
104
Perspektif Hukum, Vol. 14 No. 2 November 2014 : 94-109
105
Inna Hidayati, Kajian Yuridis Pengawasan Mutu Rumah Sakit ……….
Gambar 1.
Skema Tata Cara Penetapan dan Penilaian
Akreditasi Rumah Sakit Pendidikan
106
Perspektif Hukum, Vol. 14 No. 2 November 2014 : 94-109
Analisa penulis mengenai penge- adanya Akreditasi Rumah Sakit Gigi Dan
lolaan Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Mulut Pendidikan. Pertimbangan perlu-
Pendidikan (RSGMP) dalam ketentuan nya akreditasi sebagai pengawasan secara
akreditasi rumah sakit berbeda dengan historis perjalanan sejarah pendirian ru-
pengelolaan pada Rumah Sakit Non Pen- mah sakit yang senantiasa berorientasi
didikan (Rumah Sakit Umum). Penge- perbaikan mutu, baik secara internasional
lolaan RSGMP dalam memenuhi ketentu- maupun nasional. Penetapan dan pene-
an akreditasi meliputi 5 standar dan 52 rapan standar pelayanan rumah sakit
kriteria meliputi: merupakan wujud pengawasan sebagai
a. Standar Visi, misi, komitmen dan kriteria/standar dalam akreditasi terhadap
persyaratan rumah sakit (6 kriteria); keakuratan tingkat kinerja dihubungkan
b. Standar manajemen dan administrasi dengan standar dan cara implementasi pe-
(21 kriteria); ningkatan sistem pelayanan kesehatan
c. Standar sumberdaya manusia untuk secara berkesinambungan. Secara filoso-
program pendidikan klinik (7 krite- fis perkembangan penyelenggaraan pen-
ria); didikan kedokteran dan meningkatnya ke-
d. Standar penunjang pendidikan (5 kri- sadaran masyarakat akan pelayanan ke-
teria); sehatan menuntut pelaksanaan pelayanan
e. Standar perancangan dan pelaksana- medik spesialistik yang bermutu,
an program pendidikan klinik (13 transparan dan akuntabel di Rumah Sakit.
kriteria). Hal ini terlebih bagi Rumah Sakit
Hal lain yang diperhatikan dalam Pendidikan (RSGMP) yang memiliki
pengelolaan RSGMP untuk memenuhi fungsi ganda, yakni disamping berfungsi
akreditasi adalah pelaksanaan pengawas- memberikan pelayanan medik kepada
an secara internal terhadap: masyarakat juga berfungsi sebagai tempat
a. Sertifikat Rumah Sakit Pendidikan pembelajaran klinik bagi calon dokter/
(ijin Rumah Sakit Pendidikan); dokter gigi dan dokter spesialis/dokter
b. Program keselamatan pasien (patient gigi spesialis untuk meningkatkan kom-
safety); petensi baik dari segi keilmuan (know-
c. Perlindungan hukum kepada peserta ledge), keahlian (skill) dan profesional
didik dengan asuransi profesi; attitude. Sehingga RSGMP harus meme-
d. Jabatan akademik kepada dokter pen- nuhi standar sebagai rumah sakit pen-
didik klinik/dosen klinik di RS didikan dari berbagai ketentuan dan
Pendidikan. peraturan. Dinamika ketentuan Inter-
nasional bagi RSGM seperti Sertifikasi
Kesimpulan ISO 9001: 2000, ketetapan World Fede-
Berdasarkan pembahasan mengenai ration for Medical Education (WFME).,
Kajian Yuridis Pengawasan Mutu Rumah Konstitusi WHO tahun 1948 tertulis
Sakit Khusus Gigi dan Mulut Pendidikan bahwa "health is a fundamental human
melalui Akreditasi Rumah Sakit dapat right, Acuan Global Goals for Oral
disimpulkan bahwa, ratio legis akreditasi Health 2020 yang disusun WHO tahun
sebagai pengawasan mutu rumah sakit 2003 dan Resolusi World Health
khususnya pada Rumah Sakit Gigi dan Assembly (WHA) 60 yang dikenal The
Mulut Pendidikan menunjukkan perlu Sixtieth World Health Assembly tahun
107
Inna Hidayati, Kajian Yuridis Pengawasan Mutu Rumah Sakit ……….
2007, yang mendukung secara filosofis untuk mempersiapkan Rumah Sakit Gigi
pentingnya akreditasi pada RSGM. Dan Mulut Pendidikan (RSGMP) dalam
Secara sosiologis dukungan publikasi- rangka memenuhi standar kriteria maksi-
publikasi dari Shaw (2003), Salmon., mal akreditasi Rumah Sakit Pendidikan
et.al (2003), Tehewy., et.al (2009), dalam rangka pelaksanaan pelayanan
Greenfield dan Braithwaite (2009), medik spesialistik yang bermutu, trans-
Braithwaithe., et.al (2009), Pomey., et.al paran dan akuntabel di Rumah Sakit serta
(2010), Alkhenizan dan Shaw (2011), dan sebagai tempat pembelajaran klinik yang
Nicklin (2014) menunjukkan bahwa bermutu dan berstandar bagi calon
akreditasi demikian penting dalam rangka dokter/dokter gigi dan dokter spesialis/
peningkatan mutu dan profesionalisme dokter gigi, sehingga dari akreditasi ter-
pelayanan rumah sakit sebagai penye- sebut memberikan manfaat yang dapat
lenggara upaya kesehatan. diterima masing-masing pihak baik,
Pengelolaan Rumah Sakit Gigi Dan RSGM, pemerintah, perusahaan asuransi
Mulut Pendidikan (RSGMP) dalam maupun masyarakat.
ketentuan akreditasi rumah sakit berbeda Fakultas Kedokteran Gigi dan
dengan pengelolaan pada Rumah Sakit RSGM perlu melakukan kegiatan peman-
Non Pendidikan (Rumah Sakit Umum). tauan evaluasi dan pengawasan terhadap
Pengelolaan RSGMP dalam memenuhi perijinan Rumah Sakit Pendidikan, prog-
ketentuan akreditasi meliputi 5 standar ram keselamatan pasien (patient safety),
dan 52 kriteria meliputi: standar visi, perlindungan hukum kepada peserta didik
misi, komitmen dan persyaratan rumah dengan asuransi profesi dan pemberian
sakit (6 kriteria), standar manajemen dan jabatan akademik kepada dokter pendidik
administrasi (21 kriteria), standar sum- klinik/dosen klinik di RS Pendidikan.
berdaya manusia untuk program pendi- Demikian pula, koordinasi yang melibat-
dikan klinik (7 kriteria), standar penun- kan instansi dan asosiasi profesi terkait
jang pendidikan (5 kriteria) dan standar diantaranya Dinas Kesehatan Provinsi
perancangan dan pelaksanaan program dan Kota, Kolegium Kedokteran Gigi,
pendidikan klinik (13 kriteria). Hal lain Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI),
yang diperhatikan dalam pengelolaan Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi
RSGMP untuk memenuhi akreditasi Indonesia (AFDOGI), Asosiasi RSGM,
adalah pelaksanaan pengawasan secara ARSPI, AIPKI, MKKI, PDGI dan KKI.
internal terhadap Sertifikat Rumah Sakit Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Pendidikan
Pendidikan (ijin Rumah Sakit Pendi- (RSGMP) yang telah diselenggarakan
dikan), program keselamatan pasien Fakultas Kedokteran Gigi perlu lebih
(patient safety), perlindungan hukum ke- meningkatkan upaya promosi mengingat
pada peserta didik dengan asuransi masih rendahnya pengetahuan masya-
profesi dan pemberian jabatan akademik rakat mengenai pelayanan kesehatan gigi
kepada dokter pendidik klinik/dosen dan mulut baik melalui pembentukan
klinik di RS Pendidikan. Saran yang di- divisi publikasi pada RSGMP, juga
sampaikan dalam penelitian ini bahwa dilakukan melalui penggunaan media
pada instansi pendidikan penyelenggara elektronik, pemasangan spanduk, poster,
Fakultas Kedokteran Gigi melakukan atau penempelan stiker tentang keber-
koordinasi secara internal dan ekternal adaan RSGMP. Peningkatan jumlah ke-
108
Perspektif Hukum, Vol. 14 No. 2 November 2014 : 94-109
Daftar Bacaan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1173/MENKES/
PER/X/2004 tentang Rumah Sakit
Gigi dan Mulut.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor :
1069/ Menkes/ SK/ XI/ 2008
Tanggal : 18 November 2008.
109