Sei sulla pagina 1di 85

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBUPOST


SECTIO CAESARIA(SC)DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN RISIKO INFEKSI
DI RSUD WANGAYA
DENPASAR

Oleh :

NI LUH PUTU EMIK OKTAMI


P07120015037

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
DENPASAR
2018
KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBUPOST


SECTIO CAESARIA (SC) DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN RISIKO INFEKSI
DI RSUD WANGAYA
DENPASAR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Menyelesaikan Pendidikan Diploma III
Politeknik Kesehatan Denpasar
Jurusan Keperawatan

Oleh :
NI LUH PUTU EMIK OKTAMI
NIM. P07120015037

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
DENPASAR
2018
LEMBAR PERSETUJUAN

ii
LEMBAR PENGESAHAN

iii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

iv
DESCRIPTION OF NURSING CARE IN POST SECTIO
CAESAREA WOMEN WITH RISK INFECTION
AT WANGAYA HOSPITAL
DENPASAR 2018

ABSTRACT

Sectio Caesarea (SC) is a surgery to give birth through an incision in the abdominal
wall and uterus. Approximately 90% of postoperative infections caused by infection
of the surgical wound. This study aims todescribe nursing care on Mother
Post Sectio Caesarea to reduce the risk of infection in hospitals Wangaya
Denpasar Dara space by using the nursing process. The method used with case
study design and the research technique using observation and documentation.
Results obtained in the study is not found problems such as risk of infection in the
mother post sc, at the stage of nursing diagnosis infection risk is not raised in
obstetrics ward and still use midwiferycare, stage of the planning the action taken
in ward there are some differences with the existing theory is due to the use as a
reference for all subjects that midwifery care. The planned interventions have been
implemented in its entirety. But there is one implementation that is not defined in
the plan that is wound care in patients post sectio caesarea. There is difference in
the writing of SOAP components due to differences in the formulation of nursing
diagnoses, which indirectly affects the phase of the evaluation documentation.
Based on the results of this case study is expected to provide insights into the mother
post sc in wound care so that mothers can show the ability to prevent the onset of
infection, so avoid the signs and symptoms of infection.

Keywords: Nursing care, Mother post sectioncaesarea,Risk of infection

v
GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST
SECTIO CAESAREA (SC) DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN RISIKO INFEKSI
DI RSUD WANGAYA
DENPASAR
TAHUN 2018

ABSTRAK

Sectio Caesarea (SC) adalah suatu pembedahan guna melahirkan anak lewat insisi
pada dinding abdomen dan uterus.Sekitar 90% dari infeksi pasca operasi
disebabkan oleh infeksi luka operasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran asuhan Keperawatan pada Ibu PostSectio Caesarea untuk mengurangi
resiko infeksi di ruang Dara RSUD Wangaya Denpasar, dengan menggunakan
proses keperawatan.Metode penelitian menggunakan rancangan studi kasus, tehnik
pengumpulan data ini dengan metode teknik observasi dan dokumentasi. Hasil yang
didapatpada pengakajian telah sesuai dengan format pengkajian, diagnosa
keperawatan risiko infeksi tidak diangkat, melainkanmasih menggunakan diagnosa
kebidanan, pada tahap perencanaan tidak terdapat perbedaan antarateori yang ada
dan rencana keperawatan yang telah disusun. Tindakan keperawatan
didokumentasikan dengan memberikan tanda centang pada rencana keperawatan
yang telah disusun, evaluasi keperawatan menggunakan format SOAP dalam
lembar tersendiri yang isi nya telah sesuai dengan teori.Berdasarkan hasil studi
kasus ini diharapkan dapatdigunakan sebagai acuan dalam menerapakan asuhan
keperawatan.

Kata kunci :Asuhan Keperawatan , Ibu post sectio caesarea, Risiko infeksi

RINGKASAN PENELITIAN

vi
GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST
SECIO CAESAREA (SC) DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN RISIKO INFEKSI
DI RSUD WANGAYA
DENPASAR
TAHUN 2018

Oleh :Ni Luh Putu Emik Oktami (P07120015037)

Sectio Caesarea (SC) terus meningkat di seluruh dunia, khususnya di


negara-negara berpenghasilan menengah dan tinggi, serta telah menjadi masalah
kesehatan masyarakat yang utama dan kontroversial (Torloni, et al, 2014). Angka
kejadian SC di Indonesia tahun 2005 sampai dengan 2011 rata-rata sebesar 7 % dari
jumlah semua kelahiran, sedangkan pada tahun 2006 sampai dengan 2012 rata-rata
kejadian SC meningkat menjadi sebesar 12% (WHO, 2013).
Di Indonesia terjadi peningkatan angka sectio caesarea disertai kejadian
infeksi luka post sectio caesarea.Sekitar 90% dari infeksi pasca operasi disebabkan
oleh infeksi luka operasi. Tercatat di RSUP dr. Sardjito tahun 2000 angka kejadian
infeksi luka post Sectio Caesarea adalah 15% dan di RSUD dr Soetomo Surabaya
tahun 2001 angka kejadian infeksi luka sebanyak 20% (Himatusujanah, 2008).
Indikasi dilakukannya Sectio Caesarea pada ibu yaitu panggul sempit absolut,
kegagalan melahirkan secara normal, tumor-tumor jalan lahir, stenosis serviks,
plasenta previa, disproporsi sefalopelvik, dan ruptur uteri. Sedangkan indikasi pada
janin yaitu kelainan letak, gawat janin, prolapsus plasenta, perkembangan bayi yang
terhambat, dan mencegah hipoksia janin.
Angka infeksi di indonesia merupakan salah satu penyebab utama kematian
ibu. Angka kematian ibu yang di sebabkan oleh infeksi post Sectio Caesarea (SC)
di Indonesia pada tahun 2013 mencapai 7,3%,(Kementerian Kesehatan RI, 2014).
Infeksi setelah persalinan penyebabnya adalah luka persalinan. Berdasarkan hasil
penelitian (Betty and Surakarta, 2015) dari 43 responden ditemukan 9 pasien
(20,9%) yang mengalami infeksi luka SC.

Jenis penelitian yang digunakan dalam karya tulis ilmiah ini adalah
deskriptif. Penelitian ini menggunakan desain observasional dan penelitian ini

vii
menggunakan rancangan studi kasus yaitu menggambarkan atau mendeskripsikan
asuhan keperawatan pada ibu post sectio caesarea dengan pemberiani terjadinya
risiko di Ruang Dara RSUD Wangaya Denpasar yang dianalisis secara mendalam
dan dilaporkan secara naratif.
Penelitian akan dilaksanakan di Ruang Dara Rumah Sakit Umum Daerah
Wangaya pada Bulan April 2018. Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 27
sampai 29 April 2018.Penelitian pada studi kasus ini tidak mengenal populasi dan
sampel.Subjek yang digunakan dalam studi kasus ini adalah 2 orang pasien (2
kasus) dengan masalah keperawatan yang sama yaitu pasien ibu post sectio
caesarea yang mengalami risiko infeksi selama 2 x 24 jam.
Hasil dari penelitian ini meliputi asuhan keperawatan post sectio
caesareamulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, evaluasi
hingga pembahasan. Pada pengkajian yang telah dilakukan diruangan telah sesuai
dengan teori yang ada.Diagnosa keperawatan risiko infeksi tidak diangkat
diruangan, namun petugas kesehatan hanya mengangkat diagnosa kebidanan.Hal
ini dikarenakan diruangan tersebut masing menggunakan acuan asuhan
kebidanan.Perencanaan post sectio caesareayang dilakukan tidakterdapat
perbedaan dengan acuan teori yang peneliti gunakan.Implementasi yang diberikan
telah dilakukan sesuai dengan perencanaanasuhan kebidanan.Evaluasi yang
dilakukan menggunakan format SOAP, evalusi yang dilakukan berpedoman pada
tujuan perawatan yang telah disusun dengan menggunakan format SOAP, hal ini
sesuai dengan yang telah diterapkan oleh rumah sakit yang menggunakan format
SOAP pada lembar evaluasi tersendiri. Dari penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan pedoman baik bagi bidang keperawatan RSUD Wangaya, petugas
kesehatan, maupun peneliti selanjutnya.

KATA PENGANTAR

viii
Puji syukur peneliti panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi

Wasa/Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat-Nya peneliti dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Ibu

Post Sectio Caesaria Dengan Masalah Keperawatan Risiko Infeksi Di RSUD

Wangaya Denpasar Tahun 2018.”tepat waktu dan sesuai dengan harapan.Karya

Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan

D-III di Politeknik Kesehatan Denpasar Jurusan Keperawatan.

Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan bukanlah semata-mata usaha

peneliti sendiri, melainkan berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk

itu melalui kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Anak Agung Ngurah Kusumajaya, SP.,MPH, selaku Direktur Poltekkes

Denpasar yang telah memberikan kesempatan menempuh program pendidikan

D-III keperawatan Poltekkes Denpasar.

2. Ibu V. M Endang S. P Rahayu, SKp.,M.Pd, selaku Ketua Jurusan Keperawatan

Poltekkes Denpasar, yang telah memberikan bimbingan secara tidak langsung

selama pendidikan di Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar

serta atas dukungan moral dan perhatian yang diberikan kepada peneliti.

3. Dr. Setiawan Hartawan, M.Kes selaku Direktur RSUD Wangaya yang telah

memberikan izin untuk melakukan penelitian dan memberikan data penelitian.

4. Bapak I Made Mertha, S.Kp.,M.Kep, selaku Ketua Kaprodi D-III yang telah

memberikan bimbingan secara tidak langsung selama pendidikan di Jurusan

Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar serta atas dukungan moral dan

perhatian yang diberikan kepada peneliti.

ix
5. Ni Nyoman Hartati, S.Kep.Ns,M.Biomed, selaku pembimbing utama yang telah

banyak memberikan masukan, pengetahuan dan koreksi penulisan dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Drs, IDM Ruspawan,S.Kep., M.Biomed, selaku pembimbing pendamping yang

telah banyak memberikan masukan, pengetahuan dan bimbingan serta

mengarahkan peneliti dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Mahasiswa angkatan XXX DIII Keperawatan Poltekkes Denpasar yang banyak

memberikan masukkan dan dorongan kepada peneliti

8. Orang tua serta keluarga peneliti yang telah memberikan dukungan baik secara

moral maupun material

9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini

yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu.

peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk

kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Denpasar, 18 Mei 2018

Peneliti

DAFTAR ISI

x
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT....................................................... iv
ABSTRACT .............................................................................................................. v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
RINGKASAN PENELITIAN ................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv
BAB I : PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 5
D. Manfaat Studi Kasus ........................................................................................ 6
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 7
A. Konsep Teori Risiko Infeksi Pada Post Sectio Caesarea ................................ 7
1. Definisi Sectio Caesarea(SC) .......................................................................... 7
2. Klasifikasi Sectio Caesarea (SC) .................................................................... 7
3. Etiologi Sectio Caesarea (SC) ......................................................................... 8
4. Komplikasi Post Sectio Caesarea (Sc) ............................................................ 8
5. Resiko Infeksi Pada Post Sectio Caesaria........................................................ 9
6. Faktor Risiko Infeksi Menurut (SDKI, 2017) ................................................ 9
7. Faktor Penyebab Risiko Infeksi ..................................................................... 10
8. Faktor Predisposisi/Faktor Pencetus .............................................................. 11
9. Dampak risiko infeksi .................................................................................... 11
10. Tanda dan gejala ............................................................................................ 11
B. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Sectio Caesarea Dengan
Risiko Infeksi .................................................................................................... 13
1. Pengkajian ..................................................................................................... 13

xi
2. Diagnosa Keperawatan .................................................................................. 16
3. Perencanaan Keperawatan ............................................................................. 17
4. Pelaksanaan Keperawatan ............................................................................. 19
5. Evaluasi Keperawatan ................................................................................... 19
BAB III : KERANGKA KONSEP ....................................................................... 21
A. Kerangka konsep penelitian........................................................................... 21
B. Definisi operasional ....................................................................................... 22
BAB IV : METODE PENELITIAN ..................................................................... 24
A. Jenis Penelitian .............................................................................................. 24
B. Tempat dan Waktu Penelitian........................................................................ 24
C. Subyek Studi Kasus ....................................................................................... 24
D. Fokus Studi Kasus ......................................................................................... 25
E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data............................................................. 25
F. Metode Analisis Data .................................................................................... 27
G. Etika Studi Kasus........................................................................................... 27
BAB V : HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN................................... 29
A. Hasil Studi Kasus........................................................................................... 29
B. Pembahasan ................................................................................................... 41
C. Keterbatasan .................................................................................................. 47
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 49
A. Kesimpulan .................................................................................................... 49
B. Saran .............................................................................................................. 51
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 52

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Diagnosa Keperawatan Risiko Infeksi pada ibu post sectio caesarea 17

xii
Tabel 2 Intervensi Untuk Pasien Dengan Masalah
Keperawatan Risiko Infeksi ................................................................ 18
Tabel 3 Definisi Operasional Asuhan Keperawatan Pada Ibu Post Sectio
Caesarea dengan Risiko Infeksi .......................................................... 23
Tabel 4 Pengkajian Pada Ibu Post Sectio Caesarea (SC) Dengan
Masalah Keperawatan Risiko Infeksi.................................................. 31
Tabel 5 Diagnosa pada pasien 1 dan pasien 2
di Ruang Dara RSUD Wangaya .......................................................... 32
Tabel 6 Intervensi pada pasien 1 di Ruang Dara RSUD Wangaya ................. 33
Tabel 7 Intervensi pada pasien 2 di Ruang Dara RSUD Wangaya ................. 34
Tabel 8 Implementasi Pada Pasien 1 dan 2 di Ruang Dara RSUD Wangaya .. 34
Tabel 9 SOAP Implementasi Pada Pasien 1 dan 2 di Ruang Dara RSUD
Wangaya .............................................................................................. 35
Tabel 10 Evaluasi SOAP yang telah didokumentasikan pada lembar
catatan perkembangan pasien terintegrasi ........................................... 40

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Konsep Penelitian Gambaran Asuhan Keperawatan Pada


Ibu Post Sectio Caesarea Dengan Risiko Infeksi ............................ 21

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Kegiatan Penelitian ............................................................. 54

xiv
Lampiran 2 Rencana Anggaran Penelitian ............................................................ 55

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan selaputnya

dari dalam rahim melalui jalan lahir. Berbagai perubahan terjadi pada system

reproduksi ibu dalam hitungan hari dan minggu sebelum persalinan dimulai.

Persalinan sendiri dapat dibahas dalam bentuk mekanisme persalinan yang terjadi

selama proses dan tahapan kala persalinan yang dilalui ibu bersalin (Fauziah, 2015).

Sectio Caesarea (SC) adalah suatu pembedahan guna melahirkan anak

lewat insisi pada dinding abdomen dan uterus.Indikasi SC bisa indikasi absolut atau

relatif. Setiap keadaan yang membuat kelahiran lewat jalan lahir tidak mungkin

terlaksana merupakan indikasi absolut untuk sectio abdominal indikasi relatif,

kelahiran lewat vagina bisa terlaksana tetapi keadaan adalah sedemikian rupa

sehingga kelahiran lewat Sectio Caesarea akan lebih aman bagi ibu, anak ataupun

keduanya (Oxorn, 2010)

Sectio Caesarea (SC) terus meningkat di seluruh dunia, khususnya di

negara-negara berpenghasilan menengah dan tinggi, serta telah menjadi masalah

kesehatan masyarakat yang utama dan kontroversial (Torloni, et al, 2014). Menurut

World Health Organization (2014) negara tersebut diantaranya adalah Australia

(32%), Brazil (54%), dan Colombia (43%). Angka kejadian SC di Indonesia tahun

2005 sampai dengan 2011 rata-rata sebesar 7 % dari jumlah semua kelahiran,

sedangkan pada tahun 2006 sampai dengan 2012 rata-rata kejadian SC meningkat

menjadi sebesar 12% (WHO, 2013).


Menurut Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013menunjukkan kelahiran bedah

sesar sebesar 9,8 % dengan proporsi tertinggi di DKI Jakarta (19,9%) dan terendah

di Sulawesi Tenggara (3,3%) sedangkan di Bali prevalensi persalinan dengan Sectio

Caesarea mencapai 17,3%. Dari hasil penelitian didapatkan 4 faktor yang paling

berperan dalam peningkatan angka kejadian sectio caesarea di RSUD

LiunKendage Tahuna, yaitu gawat janin 31,14%, persalinan tidak maju 27,55%, pre

eklampsi24,55% dan panggul sempit 16,76%.

Di Indonesia terjadi peningkatan angka sectiocaesarea disertai kejadian

infeksi luka post sectio caesarea.Sekitar 90% dari infeksi pasca operasi disebabkan

oleh infeksi luka operasi. Tercatat di RSUP dr. Sardjito tahun 2000 angka kejadian

infeksi luka post sectio caesareaadalah 15% dan di RSUD dr Soetomo Surabaya

tahun 2001 angka kejadian infeksi luka sebanyak 20% (Himatusujanah, 2008).

Indikasi dilakukannya Sectio Caesarea pada ibu yaitu panggul sempit absolut,

kegagalan melahirkan secara normal, tumor-tumor jalan lahir, stenosis serviks,

plasenta previa, disproporsi sefalopelvik, dan ruptur uteri. Sedangkan indikasi pada

janin yaitu kelainan letak, gawat janin, prolapsus plasenta, perkembangan bayi yang

terhambat, dan mencegah hipoksia janin.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Wloch et al ,(2012) ditemukan total

9,6% ibu pasca operasi sectio caesarea mengalami infeksi dari 4107 total jumlah

operasi di ruang bedah, sekitar 95% dari ibu yang ditemukan mengalami infeksi

diketahui didapatkan setelah pasien dirawat inap.

Kejadian infeksi luka operasi di rumah sakit Inggris tahun 2006 sebesar 13,8

luka operasi yang didapat ibu salah satunya melaluioperasi sesar. Persentase operasi

sesar adalah sekitar 10-15% pertahunnya dari seluruh kelahiran di negara-negara

2
berkembang (WHO,2010). The National Institute for Health and Clinical

Excellence, menunjukkan bahwa prosedur operasi seksio di Inggris menyebabkan

infeksi sebesar 5% (NICE, 2008)

Angka infeksi di Indonesia merupakan salah satu penyebab utama kematian

ibu. Angka kematian ibu yang di sebabkan oleh infeksi post Sectio Caesarea(SC)

di Indonesia pada tahun 2013 mencapai 7,3%,(Kementerian Kesehatan RI,

2014).Menurut Data RSUD Dr. Soegiri Lamongan dalam penelitian Hasanah &

Wardayanti (2015) pada Bulan Januari - Juni Tahun 2015 terdapat ibu nifas post

SC sebanyak 105 orang yang mengalami infeksi 6 orang (5,7%). Infeksi

setelah persalinan penyebabnya adalah luka persalinan.Oleh karena itu peran

perawat penting dalam penatalaksanaan untuk mencapai kualitas hidup ibu. Asuhan

keperawatan post sectio caesarea adalah suatu bentuk pelayanan keperawatan

untuk mencegah terjadinya infeksi setelah dilakukan pembedahan dengan insisi

pada dinding abdomen. (Vianti, 2012).Berdasarkan hasil penelitianBetty and

Surakarta (2015), dari 43 responden ditemukan 9 pasien (20,9%) yang mengalami

infeksi luka SC.

Dampak Komplikasi yang bisa terjadi pada pasien postsectio caesarea

salah satunya adalah infeksi. Dampak yang dapat ditimbulkan dari risiko infeksi

dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer seperti adanya kerusakan

integritas kulit, dan dampak dari ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder

seperti, penurunan hemoglobin, (PPNI, 2016)

Oleh karena itu peran perawat penting dalam penatalaksanaan untuk

mencapai kualitas hidup ibu. Asuhan keperawatan post SC adalah suatu bentuk

3
pelayanan keperawatan untuk mencegah terjadinya infeksi setelah dilakukan

pembedahan dengan insisi pada dinding abdomen(Rasjidi, 2009).

Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi resiko infeksi yaitu

dengan pemantauan tanda dan gejala, melakukan perawatan luka, mengajarkan

mobilisasi dini pada pasien, menganjurkan untuk menjaga kebersihan, beristirahat

cukup dan makan bergizi, membatasi pengunjung, menganjurkan keluarga untuk

membantu aktifitas ibu, menganjurkan pasien untuk tetap beribadah, berkolaborasi

dengan tim medis lain dalam pemberian terapi obat dan diit tinggi karbohidrat tinggi

protein (TKTP)(Wilkinson, 2012).

Berdasarkanstudi pendahuluan yang peneliti lakukan di Ruang Dara RSUD

Wangaya didapatkan bahwa jumlah persalinan section caesarea setiap tahunnya

mengalami peningkatan. Pada tahun 2015 jumlah persalinan sectio caesarea yaitu

703 kasus, tahun 2016 sebanyak 766 kasus, dan tahun 2017 persalinan section

caesarea sebanyak 750 kasus. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan

diruang Dara RSUD Wangaya didapatkan bahwa pada bulan april 2018 sebanyak

108 orang telah melakukanpersalinan SC dengan 23 diantaranya dengan riwayat

ketuban pecah dini, yang rentan untuk mengalami risiko infeksi.Berdasarkan hal-

hal tersebut diatas peneliti merasa tertarik untuk mengangkat karya tulis ilmiah

dengan judul ”Gambaran Asuhan Keperawatan Pada ibu Post Sectio Caesarea

dengan Masalah Keperawatan Risiko Infeksi” di Ruang Dara RSUD Wangaya”.

Harapan peneliti adalah dengan adanya kasus ini nantinya dapat bermanfaat dalam

memberikan asuhan keperawatan pada kasus-kasus yang terjadi khususnya pada

Sectio Caesarea

4
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan

masalah pada penelitian ini adalah bagaimanakah gambaran asuhan keperawatan

pada ibu post sectiocaesarea dengan masalah keperawatan risiko infeksi

C. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Peneliti dapat menggambarkan Asuhan Keperawatan pada ibu dengan Post

Sectio Caesarea untuk mengurangi resiko infeksi di ruang Dara RSUD Wangaya

Denpasar dengan menggunakan proses keperawatan.

b. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi pengkajian keperawatan pada ibu dengan Post Sectio

Caesarea untuk mengurangi resiko infeksi di ruang Dara RSUD Wangaya

dengan menggunakan proses keperawatan

b. Mengidentifikasidiagnosa keperawatan pada pasien dengan Post Sectio

Caesarea untuk mengurangi resiko infeksi di ruang Dara RSUD Wangaya

c. Mengidentifikasiperencanaan keperawatan pada pasien dengan Post Sectio

Caesarea untuk mengurangi resiko infeksi di ruang Dara RSUD Wangaya

d. Mengidentifikasi tindakan keperawatan pada ibu dengan Post Sectio Caesarea

untuk mengurangi resiko infeksi di ruang Dara RSUD Wangaya

e. Mengidentifikasievaluasi keperawatan pada ibu dengan Post Sectio

Caesareauntuk mengurangi resiko infeksi di ruang Dara RSUD Wangaya.

5
D. Manfaat Studi Kasus

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan menambah informasi

khususnya bagi ilmu keperawatan maternitas serta dapat dijadikan salah satu

bacaan untuk penelitian dimasa yang akan datang.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Petugas Pelayanan Kesehatan

1) Dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang asuhan keperawatan

pada pasien post sectiocaesarea dengan masalah keperawatan risiko infeksi.

2) Dapat membantu menerapkan asuhan keperawatan pada pasien post

sectiocaesarea dengan masalah keperawatan risiko infeksi.

b. Bagi Pendidikan

Di harapkan hasil penelitian ini dapat menjadi sebuah referensi dan

masukan untuk memperluas wawasan dan pengetahuan mahasiswa jurusan

Keperawatan yang berhubungan dengan asuhan komprehensif ibu post partum

khususnya pada ibu yang melakukan tindakan sectio caesarea.

c. Bagi ibu dan keluarga

Sebagai media informasi keluarga tentang risiko infeksi pada Ibu post

sectiocaesarea

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Teori Risiko Infeksi Pada Post Sectio Caesarea

1. Definisi Sectio Caesarea(SC)

Sectio Caesarea (SC) adalah suatu cara untuk melahirkan janin dengan

membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut.(Nurarif &

Kusuma, 2015).

Sectio Caesarea (SC) adalah proses persalinan dengan melalui pembedahan

dimana irisan dilakukan di perut untuk mengeluarkan seorang bayi (Endang

Purwoastuti and Siwi Walyani, 2014).

2. Klasifikasi Sectio Caesarea (SC)

a. Sectio Caesarea (SC) abdomen

SC transperitonealis

b. Sectio Caesarea (SC) vaginalis

Menurut arah sayatan pada rahim, SC dapat dilakukan sebagai berikut:

1) Sayatan yang memanjang

2) Sayatan yang melintang

3) Sayatan yang berbentuk huruf T

c. Sectio Caesarea (SC) klasik

Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus uteri kira –

kira sepanjang 10 cm. Tetapi saat ini teknik ini jarang dilakukan karena memiliki

banyak kekurangan namun pada kasus seperti operasi berulang yang memiliki

banyak perlengketan organ cara ini dapat dipertimbangkan.


d. Sectio Caesarea (SC) ismika

Dilakukan dengan membuat sayatan melintang konkaf pada segmen bawah

rahim kira – kira sepanjang 10 cm (Nurarif & Kusuma, 2015).

3. Etiologi Sectio Caesarea (SC)

a. Etiologi yang berasal dari ibu

Menurut Manuaba (2012), adapun penyebab sectio caesarea yang berasal

dari ibu yaitu ada sejarah kehamilan dan persalinan yang buruk, terdapat

kesempitan panggul, plasenta previa terutama pada primigravida, solutsio plasenta

tingkat I-II, komplikasi kehamilan, kehamilan yang disertai penyakit (jantung,

DM), gangguan perjalanan persalinan (kista ovarium, mioma uteri, dan

sebagainya). Selain itu terdapat beberapa etiologi yang menjadi indikasi medis

dilaksanakannya seksio sesaria antara lain :CPD (Chepalo Pelvik Disproportion),

PEB (Pre-Eklamsi Berat), KPD (Ketuban Pecah Dini), Faktor Hambatan Jalan

Lahir.

b. Etiologi yang berasal dari janin

Gawat janin, mal presentasi, dan mal posisi kedudukan janin, prolapsus tali

pusat dengan pembukaan kecil, kegagalan persalinan vakum atau forceps ekstraksi

(Nurarif & Kusuma, 2015).

4. KomplikasiPostSectio Caesarea (Sc)

Komplikasi pada sectio caesarea menurut (Mochtar, 2013, hal. 87) adalah

saebagai berikut :

a. Infeksi Puerferal (nifas)

1) Ringan dengan kenaikan suhu hanya beberapa hari saja.

8
2) Sedang dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi, disertai dehidrasi dan perut

sedikit kembung.

3) Berat dengan peritonitis, sepsisdan illeus paralitik. Infeksi berat sering kita

jumpai pada partus terlantar, sebelum timbul infeksinifas, telah terjadi infeksi

intra partum karena ketuban pecah terlalu lama.

b. Perdarahan karena :

1) Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka.

2) Atonia uteri.

3) Perdarahan pada placental bed.

c. Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila

reperitonialisasi terlalu tinggi.Kemungkinan ruptur uteri spontan pada

kehamilan mendatang.

5. Resiko Infeksi Pada Post Sectio Caesaria

Infeksi adalah invasi tubuh pathogen atau mikroorganisme yang mampu

menyebabkan sakit.Risiko infeksi merupakan keadaan dimana seorang individu

berisiko terserang oleh agen patogenik dan oportunistik (virus, jamur, bakteri,

protozoa, atau parasit lain) dari sumber-sumber eksternal, sumber-sumber eksogen

dan endogen(Potter & Perry, 2005).

6. Faktor Risiko Infeksi

Menurut Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia(2017), faktor risiko

terjadinya infeksi adalah sebagai berikut :

a. Efek prosedur invasif

b. Peningkatan paparan organisme patogen lingkungan.

c. Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer :

9
Kerusakan integritas kulit, ketuban pecah lama, ketuban pecah sebelum

waktunya,

d. Ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder :

Penurunan hemoglobin, imununosupresi.

7. Faktor Penyebab Risiko Infeksi

Penyebab dari resiko infeksi pada ibu post sectio caesaria dalam klasifikasi

(NANDA, 2012) antara lain:

1. Prosedur invasive

2. Tidak cukup pengetahuan dalam menghindari paparan pathogen

3. Trauma

4. Destruksi jaringan dan peningkatan paparan lingkungan

5. Rupture membrane amnionik

6. Agen parmasetikal (misalnya imunosupresan)

7. Malnutrisi

8. Peningkatan paparan lingkungan terhadap pathogen

9. Imunosupresi

10. Imunitas yang tidak adekuat

11. Pertahanan sekunder tidak adekuat (Hb menurun, Leukopenia, Penekanan

respon inflamasi)

12. Pertahanan respon primer tidak adekuat (kulit tak utuh, trauma jaringan,

penurunan gerak silia, cairan tubuh statis, perubahan sekresi Ph, perubahan

peristaltik)

13. Penyakit kronis

10
8. Faktor Predisposisi/Faktor Pencetus

Beberapa faktor yang mencetuskan risiko infeksi pada pasien menurut

Potter & Perry (2005) adalah:

a. Agen

Agen itu penyebab infeksinya, yaitu mikroorganisme yang masuk bisa

karena agennya sendiri atau karena toksin yang dilepas.

b. Host

Host itu yang terinfeksi, jadi biarpun ada agen, kalau tidak ada yang bisa

dikenai, tidak ada infeksi.Host biasanya orang atau hewan yang sesuai dengan

kebutuhan agen untuk bisa bertahan hidup atau berkembang biak.

c. Environment (lingkungan)

Environment itu lingkungan di sekitar agen dan host, seperti suhu,

kelembaban, sinar matahari, oksige dan sebagainya.Ada agen tertentu yang hanya

bisa bertahan atau menginfeksi pada keadaan lingkungan yang tertentu juga.

9. Dampak risiko infeksi

Dampak apabila ibu nifas mengalami infeksi luka Post Sectio Caesarea dan

tidak segera ditangani akan mengakibatkan terjadinya kerusakan pada jaringan

epidermis maupun dermis, gangguan pada sistem persyarafan, dan kerusakan

jaringan seluler menurut (Hasanah and Wardayanti, 2015)

10. Tanda dan gejala

Tanda dan Gejala yang lazim terjadi, pada infeksi menurut(Smeltzer, 2002)

sebagai berikut :

11
a. Rubor

Rubor atau kemerahan merupakan hal yang pertama yang terlihat di daerah

yang mengalami peradangan.Saat reaksi peradangan timbul, terjadi pelebaran

arteriola yang mensuplai darah ke daerah peradangan.Sehingga lebih banyak darah

mengalir ke mikrosirkulasi local dan kapiler meregang dengan cepat terisi penuh

dengan darah.Keadaan ini disebut hyperemia atau kongesti, menyebabkan warna

merah local karena peradangan akut.

b. Kalor

Kalor terjadi bersamaan dengan kemerahan dari reaksi peradangan

akut.Kalor disebabkan pula oleh sirkulasi darah yang meningkat.Sebab darah yang

memiliki suhu 37 derajat celcius disalurkan ke permukaan tubuh yang mengalami

radang lebih banyak daripada ke daerah normal.

c. Dolor

Perubahan pH local atau konsentrasi local ion-ion tertentu dapat

merangsang ujung-ujung saraf.Pengeluaran zat seperti histamine atau bioaktif

lainnya dapat merangsang saraf.Rasa sakit disebabkan pula oleh tekanan meninggi

akibat pembengkakan jaringan yang meradang.

d. Tumor

Pembengkakan sebagian disebabkan hiperemi dan sebagian besar

ditimbulkan oleh pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-

jaringan interstitial.

12
e. Functio Laesa

Merupakan reaksi peradangan yang telah dikenal.Akan tetapi belum

diketahui secara mendalam mekanisme terganggunya fungsi jaringan yang

meradang.

B. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Sectio Caesarea Dengan

Risiko Infeksi

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan

suatu proses pengumpulan data yang sistematis dari berbagai sumber untuk

mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan pasien(Nursalam, 2011),

Pengkajian merupakan tahap paling menentukan bagi tahap berikutnya.

1. Pengkajian Post SC

a. Identitas pasien

b. Keluhan utama

Pada ibu dengan kasus post SC keluhan utama yang timbul yaitu nyeri pada

luka operasi.

c. Riwayat persalinan sekarang

Pada pasien post SC kaji riwayat persalinan yang dialami sekarang.

d. Riwayat menstruasi

Pada ibu, yang perlu ditanyakan adalah umur menarche, siklus haid, lama haid,

apakah ada keluhan saat haid, hari pertama haid yang terakhir.

e. Riwayat perkawinan

Yang perlu ditanyakan adalah usia perkawinan, perkawinan keberapa, usia

pertama kali kawin.

13
f. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas

Untuk mendapatkan data kehamilan, persalinan dan nifas perlu diketahui

HPHT untuk menentukan tafsiran partus (TP), berapa kali periksaan saat hamil,

apakah sudah imunisasi TT, umur kehamilan saat persalinan, berat badan anak

saat lahir, jenis kelamin anak, keadaan anak saat lahir.

g. Riwayat penggunaan alat kontrasepsi

Tanyakan apakah ibu pernah menggunakan alat kontrasepsi, alat kontrasepsi

yang pernah digunakan, adakah keluhan saat menggunakan alat kontrasepsi,

pengetahuan tentang alat kontrasepsi.

h. Pola kebutuhan sehari-hari

1) Bernafas, pada pasien dengan post SC tidak terjadi kesulitan dalam menarik

nafas maupun saat menghembuskan nafas.

2) Makan dan minum, pada pasien post SC tanyakan berapa kali makan sehari

dan berapa banyak minum dalam satu hari.

3) Eliminasi, pada psien post SC pasien belum melakukan BAB, sedangkan BAK

menggunakan dower kateter yang tertampung di urine bag.

4) Istirahat dan tidur, pada pasien post SC terjadi gangguan pada pola istirahat

tidur dikarenakan adanya nyeri pasca pembedahan.

5) Gerak dan aktifitas, pada pasien post SC terjadi gangguan gerak dan aktifitas

oleh karena pengaruh anastesi pasca pembedahan.

6) Kebersihan diri, pada pasien post SC kebersihan diri dibantu oleh perawat

dikarenakan pasien belum bisa melakukannya secara mandiri.

7) Berpakaian, pada pasien post SC biasanya mengganti pakaian dibantu oleh

perawat.

14
8) Rasa nyaman, pada pasien post SC akan mengalami ketidaknyamanan yang

dirasakan pasca melahirkan.

9) Konsep diri, pada pasien post SC seorang ibu, merasa senang atau minder

dengan kehadiran anaknya, ibu akan berusaha untuk merawat anaknya.

10) Sosial, pada SC lebih banyak berinteraksi dengan perawat dan tingkat

ketergantungan ibu terhadap orang lain akan meningkat.

11) Belajar, kaji tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan post partum terutama

untuk ibu dengan SC meliputi perawatan luka, perawatan payudara, kebersihan

vulva atau cara cebok yang benar, nutrisi, KB, seksual serta hal-hal yang perlu

diperhatikan pasca pembedahan. Disamping itu perlu ditanyakan tentang

perawatan bayi diantaranya, memandikan bayi, merawat tali pusat dan cara

meneteki yang benar.

i. Data fokus pengkajian

Menurut Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia, dalam pengkajian ibu post

sectio caesarea dengan risiko infeksi data fokus yang dikaji adalah mengkaji faktor

penyebab mengapa pasien berisiko terjadi infeksi. Menurut Tim Pokja SDKI

(2016), faktor yang dapat menyebabkan risiko infeksi adalah :

1) Efek prosedur invasif

2) Peningkatan paparan organisme patogen lingkungan.

3) Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer :

Kerusakan integritas kulit, ketuban pecah lama, ketuban pecah sebelum

waktunya,

4) Ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder :

Penurunan hemoglobin, imununosupresi.

15
j. Pemeriksaan fisik

1) Keadaan umum ibu, suhu, tekanan darah, respirasi, nadi, berat badan, tinggi

badan, keadaan kulit.

2) Pemeriksaan kepala wajah:Konjuntiva dan sklera mata normal atau tidak.

3) Pemeriksaan leher:Ada tidaknya pembesaran kelenjar tiroid.

4) Pemeriksaan thorax : Ada tidaknya ronchi atau wheezing, bunyi jantung.

5) Pemeriksaan buah dada:Bentuk simetris atau tidak, kebersihan, pengeluaran

(colostrum, ASI atau nanah), keadaan putting, ada tidaknya tanda

dimpling/retraksi.

6) Pemeriksaan abdomen:Tinggi fundus uteri, bising usus, kontraksi, terdapat

luka dan tanda-tanda infeksi disekitar luka operasi.

7) Pemeriksaan ekstremitas atas: ada tidaknya oedema, suhu akral, ekstremitas

bawah: ada tidaknya oedema, suhu akral, simetris atau tidak, pemeriksaan

refleks.

8) Genetalia: Menggunakan dower kateter.

9) Data penunjang

Pemeriksaan darah lengkap meliputi pemeriksaan hemoglobin (Hb),

Hematokrit (HCT) dan sel darah putih (WBC).

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis yang mengenai

respon pasien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya

baik yang berlangsung actual maupun potensial. Tujuan dari diagnose keperawatan

16
adalah untuk mengidentifikasi respon pasien individu, keluarga, komunitas

terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan (PPNI, 2016).

Diagnosa keperawatan yang terkait pada ibu post seksio sesaria yaituRisiko

Infeksi menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).

Tabel 1
Diagnosa Keperawatan Risiko Infeksi pada ibu post sectio caesarea

Masalah keperawatan Faktor risiko Kondisi klinis terkait

Risiko Infeksi 1. Efek prosedur invasif 1. Ketuban pecah


2. Ketidakadekuatan sebelum waktunya
Definisi : pertahanan tubuh 2. Prosedur invasif
Berisiko mengalami primer : (ketuban 3. Peningkatan
peningkatan terserang pecah sebelum leukosit
organisme patogenik waktunya)
3. Ketidakadekuatan
pertahanan tubuh
sekunder : penurunan
hemoglobin
(Sumber: Tim Pokja SDKI DPP PPNI, Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, 2017)

3. Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan dengan risiko infeksi menggunakan pendekatan

menurut(Nurarif dan Kusuma, 2015). Setelah merumuskan diagnosa keperawatan,

maka intervensi dan aktivitas keperawatan perlu ditetapkan untuk mengurangi,

menghilangkan, serta mencegah masalah keperawatan ibu. Tahapan ini disebut

perencanaan keperawatan yang meliputi penentuan prioritas, diagnose

keperawatan, menetapkan sasaran dan tujuan, menetapkan kriteria evaluasi, serta

merumuskan intervensi dan aktivitas keperawatan.

17
Berikut ini adalah intervensi untuk pasien dengan masalah keperawatan

risiko infeksi :

Tabel 2
Intervensi Untuk Pasien Dengan Masalah
Keperawatan Risiko Infeksi
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1 2 3
Risiko Infeksi NOC NIC
1. Immune status 1) Memonitor tanda dan
2. Knowledge : infection gejala infeksi sistemik dan lokal
Definisi : control 2) Memonitor kondisi luka
Berisiko mengalami 3. Risk control atau insisi bedah
Adapun kriteria hasil yang 3) Memonitor kulit dan
peningkatan terserang
diharapkan adalah membran mukosa terhadap
organisme patogenik
sebagai berikut : kemerahan, panas dan drainase
1. Ibu bebas dari tanda- 4) Bersihkan lingkungan
tanda gejala infeksi setelah dipakai pasien lain
2. Menunjukkan 5) Mencuci tangan sebelum
kemampuan dan sesudah melakukan
mencegah timbulnya tindakan keperawatan
infeksi 6) Menggunakan baju atau
3. Jumlah leukosit dalam sarung tangan sebagi alat
batas normal pelindung
4. Ibu menunjukkan 7) Tingkatkan intake nutrisi
perilaku hidup sehat 8) Melakukan perawatan luka
pada area insisi
9) Mengajarkan pasien dan
keluarga tentang tanda dan
gejala infeksi
10) Mengajarkan pasien
menghindari infeksi
11) Mendelegasikan
pemberian antibiotic sesuai
resep.

(Sumber: (Bulechek et al., Nursing Interventions Classification (NIC), 2016; Moorhead et al.,
Nursing Outcomes Classification (NOC), 2016)

18
4. Implementasi Keperawatan

Menurut Kozier (2010) Implementasi keperawatan adalah sebuah fase

dimana perawat melaksanakan intervensi keperawatan yang sudah direncanakan

sebelumnya. Berdasarkan terminologi NIC, implementasi terdiri atas melakukan

dan mendokumentasikan yang merupakan tindakan keperawatan khusus yang

digunakan untuk melaksanaan intervensi.

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan menurut Kozier (2010) adalah fase kelima atau

terakhir dalam proses keperawatan. Evaluasi dapat berupa evaluasi struktur, proses

dan hasil evaluasi terdiri dari evaluasi formatif yaitu menghasilkan umpan balik

selama program berlangsung.Sedangkan evaluasi sumatif dilakukan setelah

program selesai dan mendapatkan informasi efektifitas pengambilan keputusan.

Evaluasi asuhan keperawatan didokumentasikan dalam bentuk SOAP (subjektif,

objektif, assesment, planing), Adapun komponen SOAP yaitu S (Subjektif) dimana

perawat menemui keluhan ibu yang masih dirasakan setelah diakukan tindakan

keperawatan, O (Objektif) adalah data yang berdasarkan hasil pengukuran atau

observasi perawat secara langsung pada ibu dan yang dirasakan ibu setelah tindakan

keperawatan, A (Assesment) adalah interpretasi dari data subjektif dan objektif

untuk menentukan tindak lanjut dan penentuan apakah implementasi akan

dilanjutkan atau sudah terlaksana dengan baik, P (Planing) adalah perencanaan

keperawatan yang akan dilanjutkan, dihentikan, dimodifikasi, atau ditambah dari

rencana tindakan keperawatan yang telah ditentukan sebelumnya(Achjar, 2010).

Evaluasi yang diharapkan sesuai dengan masalah yang ibu hadapi yang telah di buat

pada perencanaan tujuan dan kriteria hasil.

19
Evaluasi yang diharapkan dapat dicapai pada pasien post sectiocaesarea dengan

risiko infeksi adalah sebagai berikut:

1) Ibubebas dari tanda-tanda gejala infeksi

2) Menunjukkan kemampuan mencegah timbulnya infeksi

3) Jumlah leukosit dalam batas normal

4) Ibu menunjukkan perilaku hidup sehat.

20
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka konsep penelitian

Kerangka konseptual penelitian adalah kaitan atau hubungan antara konsep

satu dengan konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka konsep

didapatkan dari konsep ilmu/teori yang dipakai sebagai landasan penelitian

(Setiadi, 2013)

Kerangka konsep penelitian dijabarkan sebagai gambar 1 :

Sectio Caesarea (SC)

Faktor pencetus risiko Proteksi kurang Dampak Risiko

infeksi : Infeksi :
Invasi bakteri
1. Agen 1. terjadinya
2. Host kerusakan pada
Risiko Infeksi
3. Environtmen jaringan epidermis
maupun dermis,
Asuhan Keperawatan :
gangguan pada
Keterangan: 1. Pengkajian
sistem

: :Diteliti 2. Diagnosa persyarafan, dan


kerusakan jaringan
: Tidak diteliti 3. Intervesi
seluler
: Ada hubungan 4. Implementasi

5. Evaluasi

Gambar 1 Kerangka Konsep Penelitian Gambaran Asuhan Keperawatan Pada


Ibu Post Sectio Caesarea (SC) Dengan Masalah Keperawatan
Risiko infeksi
Penjelasan :

Sectio caesarea (SC) merupakan tindakan pembedahan yang dilakukan

didaerah dinding depan perut. Tindakan sectiocaesarea akan menghasilkan bekas

luka operasi pada pasien post sectio caesarea yang menyebabkan timbulnya

jaringan terbuka atau luka terbuka.

Luka terbuka setelah menjalani operasi harus dirawat secara tepat. Jika pada

pasien post sectiocaesarea memiliki perawatan luka yang kurang, akan

menyebabkan proteksi atau perlindungan diri menjadi kurang. Terutama pada

invasi bakteri yang masuk ke dalam tubuh yang mampu menimbulkan risiko infeksi

meningkat pada pasien post sectio caesarea.

B. Definisi operasional

Definisi operasional adalah penjelasan semua variabel dan istilah yang

akan digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga akhirnya

mempermudah pembaca mengartikan makna penelitian (Setiadi, 2013). Definisi

operasional dari variabel penelitian ini tertuang dalam tabel 1

22
Tabel 3
Definisi Operasional Asuhan Keperawatan Pada Ibu Post Sectio
Caesarea dengan Risiko Infeksi

Variabel Definisi Operasional


Asuhan Suatu bentuk proses tindakan keperawatan
keperawatan komprahensif yang diberikan kepada pasien untuk
pada ibu post memenuhi kebutuhan keamaanan atau
sectio caesarea perlindungan pada ibu post Sectio Caesarea (SC)
dengan risiko dengan pendekatan proses keperawatan yang
infeksi terdiri dari pengkajian, diagnose keperawatan,
perencanaan, implementasi keperawatan, dan
evaluasi

23
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam karya tulis ilmiah ini adalah

deskriptif, yaitu suatu jenis penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk

menggambarkan atau mendeskripsikan suatu keadaan secara objektif.Penelitian ini

menggunakan desain observasional dimana penelitian hanya bertujuan untuk

melakukan pengamatan dan non eksperimental. Penelitian ini menggunakan

rancangan studi kasus yaitu menggambarkan atau mendeskripsikan asuhan

keperawatan pada ibu post sectio caesarea dengan pemberiani terjadinya risiko di

Ruang Dara RSUD Wangaya Denpasaryang dianalisis secara mendalam dan

dilaporkan secara naratif.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan di Ruang Dara Rumah Sakit Umum Daerah

Wangaya pada BulanApril sampai Mei 2018.Pengumpulan data dilakukan pada

tanggal 8 sampai 11Mei 2018.

C. Subyek Studi Kasus

Penelitian pada studi kasus ini tidak mengenal populasi dan sampel, namun

lebih mengarah kepada istilah subyek studi kasus oleh karena yang menjadi subyek

studikasus sejumlah dua orang pasien (individu) yang diamati secara mendalam.

Subjek yang digunakan dalam studi kasus ini adalah 2 orang pasien (2 kasus)

dengan masalah keperawatan yang sama yaitu pasien ibu post sectio caesarea yang

mengalami risiko infeksi selama 2 x 24 jam, dimana perawat yang memberikan


asuhan keperawatan, serta keluarga yang dominan mendampingi pasien di ruang

perawatan, serta semua kolaborasi perawat dengan tenaga kesehatan lainnya.

1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari suatu

populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2016). Kriteria inklusi

dari penelitian ini yaitu:

a. Pasien post SC dalam rentang usia 18-34 tahun.

b. Pasien post SC dengan riwayat ketuban pecah dini (KPD)

2. Kriteria Ekslusi

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subyek yang

memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2016).

Kriteria eksklusi dari penelitian ini yaitu :

a. Pasien post SCdengan komplikasi penyakit pernapasan.

b. Pasienpost SC dengan kadar hemoglobin normal 12.0-16.0 gr/dL

D. Fokus Studi Kasus

Fokus studi kasus adalah kajian utama dari masalah yang akan dijadikan

titik acuan studi kasus. Fokus studi kasus pada penelitian ini adalah risiko infeksi

pada ibu post sectio caeasarea dan asuhan keperawatan pada ibu post sectio

caesarea dengan risiko infeksi meliputi tahapan proses keperawatan yaitu

pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi

keperawatan, dan evaluasi keperawatan.

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Data

25
Jenis data yang dikumpulkan adalah data sekunder. Data sekunder yang

terdiri dari: Dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan melihat atau

menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat. (Setiadi, 2013).Dokumen yang

dimaksud yaitu rekam medis pasien yang terdapat di Ruang Dara RSUD Wangaya.

Peneliti melakukan pengumpulan data sesuai batasan karakteristik berupa adanya

risiko infeksi pada ibu post sectio caesareayang dijadikan subjek penelitian, yaitu

adanya tanda dan gejala berupa kemerahan,panas,bengkak, peradangan pada luka

bekas operasi post sectio caesarea.

2. Cara mengumpulkan data

Pengumpualan data merupakan upaya mendapatkan data yang digunakan

sebagai informasi tentang klien (Hidayat, 2011).Teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan dokumentasi. Observasi

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan

pengamatan secara langsung terhadap responden penelitian untuk menemukan

fakta-fakta yang ada di lapangan. Observasi dilakukan terhadap catatan medis dua

ibu post SC dengan pemberian teknik perawatan luka untuk mengatasi atau

menghindari pasien dari risiko infeksi yaitu mulai dari tahap pengkajian sampai

evaluasi.Langkah-langkah pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu:

a. Mengajukan surat permohonan izin penelitian di Kampus Jurusan

Keperawatan Poltekkes Kemenkes Denpasar.

b. Mengajukan surat pengantar di Direktorat Poltekkes Kemenkes Denpasar

untuk mengurus ijin penelitian.

c. Mengajukan surat ijin melaksanakan penelitian ke Badan Penanaman Modal

dan Perijinan Provinsi Bali.

26
d. Mengajukan ijin penelitian kepada Direktur Rumah Sakit Umum Daerah

Wangaya Denpasar.

e. Melakukan pemilihan subjek studi kasus yang sesuai dengan kriteria inklusi.

f. Peneliti melakukan observasi terhadap gambaran asuhan keperawatan pada ibu

post sectio caesarea dengan pemberian perawatan luka untuk menghindari

risiko infeksi dan mengambil data dari dokumentasi asuhan keperawatan yang

sudah ada.

F. Metode Analisis Data

Data penelitian akan dianalisis dengan analisis deskriptif. Analisis

deskriptif adalah suatu usaha mengumpulkan dan menyusun data.Setelah data

terkumpul dan tersusun, langkah selanjutnya adalah mengolah data dengan

menggambarkan dan meringkas data secara ilmiah (Nursalam, 2016). Data

penelitian ini akan disajikan dengan uraian tentang temuan dalam bentuk tulisan.

G. Etika Studi Kasus

Pada bagian ini dicantunkan etika yang mendasari penyusunan studi kasus,

yang terdiri dari :

1. Menghormati individu (Respect for persons)

Menghormati otonomi (Respect for autonomy) yaitu menghargai kebebasan

seseorang terhadap pilihan sendiri, melindungi subyek studi kasus (Protection of

persons) yaitu melindungi individu/subyek penelitian yang memiliki keterbatasan

atau kerentanan dari eksploitasi dan bahaya.

2. Kemanfaatan (Beneficience)

27
Kewajiban secara etik untuk memaksimalkan manfaat dan meminimalkan

bahaya.Semua penelitian harus bermanfaat bagi masyarakat, desain penelitian

harus jelas, peneliti yang bertanggung jawab harus mempunyai kompetensi yang

sesuai.

3. Berkeadilan (Distributive justice)

Keseimbangan antara beban dan manfaat ketika berpartisipasi dalam

penelitian.Setiap individu yang berpartisipasi dalam penelitian harus di perlakukan

sesuai dengan latar belakang dan kondisi masing-masing. Perbedaan perlakuan

antara satu individu/kelompok dengan lain dapat dibenarkan bila dapat

dipertanggung jawabkan secara moral dan dapat diterima oleh masyarakat.

28
BAB V

HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Studi Kasus

Hasil studi kasus menguraikan tentang dua asuhan keperawatan pada ibu

post Sectio Caesarea (SC) dengan masalah keperawatan risiko infeksi di RSUD

Wangaya Denpasar pada tanggal 8 Mei2018 sampai dengan 11 Mei 2018 yang

terdiri dari lima proses keperawatan dimulai dari pengkajian, diagnosa,

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dengan menggunakan teknik observasi dan

dokumentasi.

1. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian dilakukan pada pasien 1 dilakukan pada tanggal 9-11Mei 2018

dan pasien 2 dilakukan pada tanggal 8-10 Mei 2018, pada tahap pengkajian,

petugas kesehatan mendokumentasikan pengkajian keperawatan menggunakan

lembar pengkajian terintegrasi dan format pengkajian berupa check list dan petugas

kesehatan memberi tanda “√” pada kolom yang tersedia. Adapun pengkajian yang

dilakukan yaitu sebagai berikut :

a. Identitas pasien

1) Pasien 1

Pasien atas nama Ny.C, usia 24 Tahun, Pendidikan SMA, Pekerjaan Ibu

Rumah Tangga, Suku Bali, Alamat Jalan Buana Raya Denpasar Barat Banjar Buana

Desa Padang Sambian Kecamatan Denpasar Barat, Agama Hindu, dengan no RM :

6614XX, diagnosa medis P2002 post SC 5 jam, Penanggung jawab/Suami Pasien

atas nama Tn.A, usia 27 tahun, Pendidikan SMA, Pekerjaan Pegawai Swasta.

2) Pasien 2
Pasien atas nama Ny.H, usia 31 Tahun, pendidikan SMA, Pekerjaan Ibu

Rumah Tangga, Suku Jawa, Agama Islam Alamat Jalan Subur Gang Kecubung

no.43, dengan no RM : 6619XX, Diagnosa medis P2002 post SC 5 jam.

Penanggung jawab/suami pasien atas nama Tn.S, usia 35 tahun, Pendidikan SMA,

Pekerjaan Pegawai Swasta.

30
Tabel 4
Pengkajian Pada Ibu Post Sectio Caesarea(SC) Dengan
Masalah Keperawatan Risiko Infeksi

No Pengkajian Pasien 1 Pasien 2


1 2 3 4
1. Keluhan Keluar air pervaginam sejak Keluar air pervaginam sejak
utama pukul 05.00 (08/5/18), gerak 06.00(09/5/18), gerak bayi
bayi aktif aktif
2. Alasan MRS Berdasarkan hasil pengamatan Berdasarkan hasil pengamatan
pada dokumen, pasien datang pada dokumen, pasien datang
ke rumah sakit tanggal 8 mei ke rumah sakit tanggal 9 mei
2018, jam 07.15 dengan 2018 jam 07.30 dengan
keluhan nyeri perut hilang keluhan nyeri perut hilang
timbul, gerak bayi aktif, keluar timbul dan keluar air
air pervaginam sejak pukul pervaginam sejak pukul 06.00,
05.00 wita,Pasien tidak gerak bayi aktif, terdapat nyeri
memiliki riwayat alergi pada ulu hati pasien. Pasien
maupun penyakit keluarga. tidak memiliki riwayat alergi
maupun riwayat penyakit
keturunan.
3. Riwayat Anak pertama pasien lahir Persalinan ini merupakan
kelahiran, tahun 2010, umur kehamilan persalinan kedua pasien, anak
persalinan, aterm, jenis persalinan SC, pertama pasien lahir pada
dan nifas penolong Sp.OG, jenis tahun 2006, umur kehamilan
kelamin bayi perempuan , BBL aterm, jenis persalinan SC,
2500 gr.Anak kedua pasien penolong Sp.OG, jenis
lahir tanggal 8 mei 2018 jam kelamin laki – laki dengan
12.50 umur kehamilan aterm, berat badan lahir 2500 gr.Anak
jenis persalinan SC, dengan kedua pasien lahir tanggal 9
riwayat ketban pecah dini mei 2018, jam 12.40 umur
penolong Sp.OG, jenis kehamilan aterm, jenis
kelamin bayi laki – laki , BBL persalinan sectio caesarea
3000 gr. dengan riwayat ketuban pecah
dini, penolong Sp.OG, jenis
kelamin bayi laki – laki , BBL
3300 gr.

31
1 2 4 3
4. Pemeriksaan Tanda-tanda vital,TD : Tanda - tanda vital, TD:
Fisik 120/70 mmHg, N : 120/70 mmHg,N : 80x/menit,
0
80x/menit, S : 36 C, RR : S : 360, C, RR : 20x/menit.
18x/menit. Kontraksi uterus baik
Kontraksi uterus baik TFU 2 jari bawah pusat
TFU 2 jari bawah pusat Produksi ASI +
Produksi ASI + Lokhea rubra
Lokhea rubra

5 Hasil WBC 9,20 WBC 8,28


Laboratorium Hb 11,5 Hb 11,3
Hematokrit 37,3 Hematokrit 37,1

2. Diagnosa keperawatan

Hasil pengamatan dari dokumentasi yang dibuat oleh petugas kesehatan

untuk pasien post sectio caesarea yaitu diagnosa keperawatan risiko infeksi tidak

diangkat diruang kebidanan, namun pada catatan medik pasien masih menggunakan

asuhan kebidanan post sectio caesarea dengan diagnosa yang diangkat yaitu :

Tabel 5
Diagnosa pada pasien 1 dan pasien 2
di Ruang Dara RSUD Wangaya

Diagnosa Kebidanan
Pasien 1 tanggal 8/5/18 pukul 14.00 Pasien 2 tanggal 9/5/18 pukul 15.00
P2002 post SC 5 jam P2002 post SC 5 jam
Data subjektif : ibu mengatakan perut Data subjektif : ibu mengatakan perut
mulas, nyeri pada luka operasi, susah mules, nyeri pada luka operasi, dan
mobilisasi. susah mobilisasi.
Data objektif : Data objektif :
0
TD : 110/70 mmHg, N : 80x/menit, S : 36, TD 120/70 mmHg, N :80x/menit, S :
C, RR : 20x/menit. 36,20C, R : 20x/menit.
Kesadaran : compos mentis Kesadaran : compos mentis
Kolostrum : sudah keluar Kolostrum : sudah keluar
Konjungtiva : tidak pucat Konjungtiva : tidak pucat
Terdapat luka operasi Terdapat luka operasi
Nyeri luka operasi skala 3 (0-10) Nyeri luka operasi skala 4 (0-10)
Kontraksi uterus : baik Kontraksi uterus : baik

32
TFU : sepusat TFU : sepusat
Lokhea rubra Lokhea rubra

3. Perencanaankeperawatan

Hasil pengamatan peneliti pada dokumentasi pasien dengan diagnosa medis

post sectio caesareayaitu perencanaan tindakan tidak terdapat perbedaanantara

pasien 1 dan pasien 2. Pada bagian perencanaan tindakan dokumentasi pasien

dibuat dalam bentuk tabel yang isinya tentang tanggal, diagnosa, tujuan dan rencana

tindakan, intervensi, dan paraf petugas. Pada lembar intervensi petugas

memberikan tanda √ untuk menentukan intervensi yang akan diberikan. Adapun

perencanaan yang dirumuskan petugas kesehatan di ruang nifas ntara lain :

Tabel 6
Intervensi pada pasien 1 di Ruang Dara RSUD Wangaya
Tanggal/ Rencana tindakan

jam
Tujuan dan kriteria hasil Intervensi

8/5/18 Setelah diberikan asuhan 1) Informasi hasil pemeriksaan


kebidanan selama 2 x 24 jam 2) Ajarkan teknik relaksasi
diharapkan tidak terjadi 3) Observasi pemenuhan nutrisi
14.00 komplikasi dengan kriteria : (intake output 24 jam)
4) KIE minum hangat dan makan
1) Nyeri berkurang setelah 6 jam post operasi
2) Kesadaran compos mentis 5) KIE tentang bahaya nifas seperti
3) Vital sign dalam batas perdarahan, pusing, panas
normal 6) Observasi trias nifas berkala
4) Hb≥ 11 gr/dL yaitu : laktasi, involusi, dan
5) Kontraksi uterus baik lochea
6) Pengeluaran lochea rubra, 7) Observasi vital sign berkala
tidak ada perdarahan aktif 8) Cek ulang darah lengkap post
pervaginam operasi
7) Bab dan Bak spontan 9) Kolaborasi dengan dokter
tentang rencana pemberian
therapi

33
Tabel 7
Intervensi pada pasien2 di Ruang Dara RSUD Wangaya
Tanggal/jam Rencana tindakan

Tujuan dan kriteria hasil Intervensi

9/5/18 Setelah diberikan asuhan 1) Informasi hasil pemeriksaan


kebidanan selama 2 x 24 jam 2) Ajarkan teknik relaksasi
diharapkan tidak terjadi 3) Observasi pemenuhan nutrisi
15.00 komplikasi dengan kriteria : (intake output 24 jam)
4) KIE minum hangat dan makan
1) Nyeri berkurang setelah 6 jam post operasi
2) Kesadaran compos 5) KIE tentang bahaya nifas
mentis seperti perdarahan, pusing,
3) Vital sign dalam batas panas
normal 6) Observasi trias nifas berkala
4) Hb≥ 11 gr/dL yaitu : laktasi, involusi, dan
5) Kontraksi uterus baik lochea
6) Pengeluaran lochea 7) Observasi vital sign berkala
rubra, tidak ada 8) Cek ulang darah lengkap post
perdarahan aktif operasi
pervaginam 9) Kolaborasi dengan dokter
7) Bab dan Bak spontan tentang rencana pemberian
therapi

4. Pelaksanaan keperawatan

Hasil pengamatan pada dokumentasi pasien 1 dan pasien 2 dengan diagnosa

medis post sectio caesarea yaitu pada bagian Implementasitindakan kebidanan

didokumentasikan dengan memberikan tanda centang √ pada setiap intervensi yang

telah dilakukan, disertai dengan penulisan hasil dari pelaksanaan implementasi

pada lembar catatan terintegrasi pasien dengan menggunakan format SOAP.

Adapun implementasi dan hasil implementasi dapat dilihat pada tabel 8 dan 9

Tabel 8
Implementasi Pada Pasien 1 dan 2 di Ruang Dara RSUD Wangaya
Pasien 1 Pasien 2

34
 Menginformasikan hasil  Menginformasikan hasil
pemeriksaan pemeriksaan
 Mengjarkan teknik relaksasi  Mengajarkan teknik relaksasi
 Mengobservasi pemenuhan  Mengobservasi pemenuhan
nutrisi (intake output 24 jam) nutrisi (intake output 24 jam)
 Memberikan KIE minum  Memberikan KIE minum
hangat dan makan setelah 6 jam hangat dan makan setelah 6 jam
post operasi post operasi
 Memberikan KIE tentang  Memberikan KIE tentang
bahaya nifas seperti bahaya nifas seperti
perdarahan, pusing, panas perdarahan, pusing, panas
 Mengobservasi trias nifas  Mengobservasi trias nifas
berkala yaitu : laktasi, involusi, berkala yaitu : laktasi, involusi,
dan lochea dan lochea
 Mengobservasi vital sign  Mengobservasi vital sign
berkala berkala
 Cek ulang dL post operasi  Cek ulang dL post operasi
 Mengkolaboraskan dengan  Mengkolaborasikan dengan
dokter tentang rencana dokter tentang rencana
pemberian therapi pemberian therapi

Tabel 9
SOAP Implementasi Pada Pasien 1 dan 2 di Ruang Dara RSUD Wangaya

35
Pasien 2 Pasien 1

SOAP tanggal 8 Mei 2018 SOAP tanggal 9 Mei 2018

Pukul 14.00 Pukul 15.00

S: kaki masih kesemutan S : kedua kaki terasa kesemutan

O : K/U baik, kesadaran compos mentis, O : menjemput pasien pindahan dari IBS
TD : 120/70, N : 80x/menit, S: 36,RR: pukul 15.00 Wita. Dengan post sc oleh
20x/menit, konjungtiva tidak pucat, karena Ketuban pecah dini, keadaan
pengeluaran ASI belum ada, TFU umum baik, kesadaran compos mentis,
sepusat, kontraksi uterus baik, mobilisasi pasif, konjungtiva tidak
perdarahan luka operasi tidak ada, lochea pucat,TD : 120/70 mmHg, S : 36,2 ,N : 80
rubra, terpasang infus RL+20 IU flash, 28 x/menit, RR : 20x/menit, TFU sepusat,
tpm cabang D5+analgetik 20 tpm micro, kontraksi uterus baik, perdarahan luka
DC terawat urine tertampung 500cc operasi tidak ada, lochea rubra, terpasang
jernih infus RL + 20 IU oxytosin 28 tpm cabang
Dex 5 + analgetik 24 tpm DC terawat.
A: P2002 post sc 6 jam
A : P2002 Post Sc 5 jam
P : menginformasikan tentang hasil
pemeriksaan, ibu paham P : menginformasikan hasil
pemeriksaan(ibu paham)
-Obs K/u, TTV, trias nifas,
Cek DL dan puasa s/d pkl 20.10 Wita
-Cek DL pkl.19.50

SOAP Tanggal 9 Mei 2018 SOAP Tanggal 10 Mei 2018

Pukul 07.00 Pukul 08.00

S: nyeri luka operasi skala 4, S : nyeri luka operasi skala 4,

O : K/u baik, kesadaran compos mentis, O: K/U baik, kesadaran compos mentis,
mobilisasi aktif, konjungtiva merah

konjungtiva merah muda, S: 36.C, muda, ASI +, sepusat, tidak ada


N:80x/menit,RR:20x/menit,TTD : perdarahan luka operasi, lochea rubra, S :

36
110/80 mmHg, produksi ASI +, TFU 36,6.C, N: 84x/menit, TD: 110/70,
sepusat, perdarahan luka operasi tidak RR:20/menit
ada, lochea rubra,
A : P2002 post sc 17 jam
A: P2002 post sc 17 jam
P : Menginformasikan hasil pemeriksaan
P: Menginformmasikan hasil (ibu paham)
pemeriksaan (ibu paham)
Observasi : K/u. TTV, trias nifas,intake &
Observasi : K/u. TTV, trias nifas,intake output cairan
& output cairan
Pukul 15.00
Delegatif pemberian obat
S : nyeri luka operasi skala 3, sudah flatus

Pukul 14.00 O : K/u baik, kesadaran compos mentis,


S: 36,5, N : 80x/menit, RR : 20 x/menit,
S: Nyeri luka operasi sudah berkurang
TD : 120/70 mmHg, konjungtiva tidak

O: K/U baik, kesadaran compos mentis, pucat, ASI keluar sedikit, TFU 2 jari
mobilisasi aktif, konjungtiva merah bawah pusat, perdarahan luka operasi
muda, S: 36.2C, N:80x/menit,TD: 120/80 tidak ada,lochea rubra
mmHg, RR: 20x/menit, TFU 1 jari bawah A: P2002 post sc hari ke-1
pusat, kontraksi uterus baik, perdarahan
P: Menginformasikan hasil pemeriksaan
luka operasi tidak ada, lochea rubra
(ibu paham)
A: P2001 post sc hr ke 1
Observasi : K/u. TTV, trias nifas,intake &
P : menginformasika hasil pemeriksaan output cairan
pasien (ibu paham)
Lanjutkan delegatif pemberian obat oral
Observasi : K/u. TTV, trias nifas,intake
& output cairan

Pukul 21. 00
Pukul 20.30
S : nyeri luka operasi sudah berkurang

37
S: Nyeri luka operasi sudah berkurang, O : K/u baik, kesadaran compos mentis,
skala 3, sudah flatus S: 36,5, N : 80x/menit, RR : 20 x/menit,
TD : 120/70 mmHg, konjungtiva tidak
O: K/U baik, kesadaran compos mentis,
pucat, ASI lancar, TFU 2 jari bawah pusat,
mobilisasi aktif, konjungtiva merah
perdarahan luka operasi tidak ada,lochea
muda, S: 36,C, N:80x/menit,TD: 110/80
rubra
mmHg, RR: 20x/menit, TFU 1 jari bawah
pusat, ASI +, kontraksi uterus baik, A: P2002 post sc hari ke-1
perdarahan luka operasi tidak ada, lochea P: Menginformasikan hasil pemeriksaan
rubra (ibu paham)
A: P2002 post sc hr ke 1 Observasi : K/u. TTV, trias nifas,intake &
P : menginformasika hasil pemeriksaan output cairan
pasien (ibu paham) Lanjutkan delegatif pemberian obat oral
Observasi : K/u. TTV, trias nifas,intake
& output cairan

Lanjutkan delegatif pemberian obat oral

SOAP tanggal 10 Mei 2018 SOAP tanggal 11 Mei 2018

Pukul : 07.30 Pukul 08.00


S : nyeri luka operasi sudah berkurang,
S : nyeri luka operasi sudah berkurang,
flatus sudah
keluhan lain tidak ada
O : K/u baik, kesadaran compos mentis,
O : K/u baik, kesadaran compos mentis,
S: 36,C, N : 80x/menit, RR : 20 x/menit,
S: 36,5, N : 80x/menit, RR : 20 x/menit,
TD : 110/70 mmHg, konjungtiva tidak
TD : 120/70 mmHg, konjungtiva tidak
pucat, ASI +, TFU 2 jari bawah pusat,
pucat, ASI keluar sedikit, TFU 2 jari
perdarahan luka operasi tidak ada,lochea
bawah pusat, perdarahan luka operasi
rubra
tidak ada,lochea rubra
A: P2002 post sc hari ke-2
A: P2002 post sc hari ke-2

38
P: Menginformasikan hasil pemeriksaan P: Menginformasikan hasil pemeriksaan
(ibu paham) (ibu paham)

Observasi : K/u. TTV, trias nifas,intake Observasi : K/u. TTV, trias nifas,intake &
& output cairan output cairan

Lanjutkan delegatif pemberian obat oral


Pukul 13.00

S : nyeri luka operasi sudah berkurang, Pukul 13.30


S : keluhan tidak ada
O : K/u baik, kesadaran compos mentis,
S: 36,5, N : 80x/menit, RR : 20 x/menit, O : K/u baik, kesadaran compos mentis,
TD : 120/70 mmHg, konjungtiva tidak S: 36,5, N : 80x/menit, RR : 20 x/menit,
pucat, ASI keluar sedikit, TFU 1 jari TD : 120/70 mmHg, konjungtiva tidak
bawah pusat, perdarahan luka operasi pucat, TFU 2 jari bawah pusat,
tidak ada,perawatan luka telah dilakukan, perdarahan luka operasi tidak ada,
luka terkaji kering dan tidak ada tanda- perawatan luka telah dilakukan, luka
tanda infeks, lochea rubra terkaji kering dan tidak ada tanda-tanda
infeksi, lochea rubra
A: P2002 post sc hari ke-2
A: P2002 post sc hari ke-2
P: Menginformasikan hasil pemeriksaan
(ibu paham) P: Menginformasikan hasil pemeriksaan
(ibu paham)
Dr visite = boleh pulang, kontrol
poliklinik tanggal 14/5/18 Dr visite = boleh pulang, kontrol
poliklinik tanggal 14/5/18

tindakan kebidanan telah dilakukan semua oleh petugas dilapangan dengan

memberikan tanda centang (√) dan petugas sudah memberi paraf pada hasil akhir

pelaksanaan sebagai tanda telah dilakukannya tindakan implementasi.

39
5. Evaluasi keperawatan

Hasil pengamatan pada rekam medis pasien 1 dan pasien 2 didapatkan

bahwa evaluasi setelah dilakukan tindakan 2 x 24 jam

didokumentasikanmenggunakan metode SOAP yang tertulis pada lembar evaluasi

keperawatan, Sehingga terdapat lembar pendokumentasian evaluasi keperawatan

secara tersendiri.

Tabel 10
Evaluasi keperawatan pada paien 1 dan pasien 2

Evaluasi Keperawatan
Pasien 1 Pasien 2
Tanggal 10 Mei 2018 Tanggal 11 Mei 2018
S : nyeri luka operasi sudah berkurang S : keluhan tidak ada
O : Keadaan umum baik, TD : 120/80 O : Keadaan umum baik, kesadaran
mmHg, S : 36,20 C, N : 80x/menit, R : compos mentis, mobilisasi aktif, TD :
20 x/menit, kesadaran compos mentis, 120/70 mmHg, R : 20 x/menit, S :
mobilisasi aktif, konjungtiva tidak 36,50 C, N : 80x/menit, konjungtiva
pucat, TFU 1 jari bawah pusat, produksi tidak pucat, produksi ASI (+),
ASI (+), kontraksi uterus baik, kontraksi uterus baik, TFU 2 jari
perdarahan luka operasi tidak ada , luka bawah pusat, tidak ada perdarahan
operasi sudah dirawat, luka bersih dan luka operasi, luka sudah dirawat, luka
kering (tidak ada tanda-tanda infeksi), kering (tidak ada tanda – tanda
lokhea rubra,. infeksi) lokhea rubra,
A : Masalah Teratasi A : Masalah Teratasi
P : pasien boleh pulang, kontrol P: pasien boleh pulang, kontrol
poliklinik tanggal 14/5/2018 poliklinik tanggal 14/5/2018
B. Pembahasan

Pembahasan pada studi kasus ini akan membandingkan dua orang ibu post

SC tentang kesesuaian dan kesenjangan antara studi kasus, temuan peneliti, konsep

teori, serta argumentasi peneliti itu sendiri terhadap dua asuhan keperawatan yang

diteliti berdasarkan hasil pengamatan dari masing – masing catatan rekam medik

responden.

1. Pengkajian Keperawatan

Menurut hasil yang didapatkan oleh peneliti berdasarkan catatan rekam

medik pasien 1 dan pasien 2, pada dokumen pasien 1 didokumentasikan data

subjektif yaitupasien mengeluh nyeri luka SC, dan kedua kaki terasa kesemutan

sedangkan data objektif yaitu keadaan umum baik, konjungtiva tidak pucat,

kontraksi uterus baik, perdarahan luka operasi tidak ada. Namun pada dokumen

pasien 2 bagian pengkajian didokumentasikan data subjektif yaitu pasien mengeluh

nyeri luka SC, kedua kaki terasa kesemutan.Sedangkan untuk data objektif yaitu

keadaan umum pasien baik, kontraksi uterus baik, perdarahan luka operasi tidak

ada.

Berdasarkan hasil pengamatan dokumen pasien 1 dan 2 pengkajianyang

dilakukan sudah sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Nursalam (2011) yang

menyatakan pengkajian pada post SC meliputi identitas pasien, keluhan utama,

riwayat persalinan sekarang riwayat persalinan sebelumnya, riwayat menstruasi,

riwayat perkawinan,kehamilan dan nifas, riwayat penggunaan kontrasepsi, pola

kebutuhan sehari-hari, pemeriksaan fisik.

Data hasil pengkajian dokumen pasien 1 dan pasien 2, didapatkan bahwa

padahari ke-0 sampai hari ke-2 sudah dilakukan pengkajianterhadap risiko

41
infeksidengan mengkaji tanda dan gejala infeksi. Berdasarkan hasil pengkajian

tersebut tidak ditemukan adanya tanda dan gejala infeksi seperti yang dikemukakan

oleh Smeltzer (2002) yang menyatakan terjadinya infeksi ditandai dengan adanya

tumor, kalor, dolor, rubor dan functio laesa, menurut peneliti tanda-tanda tersebut

tidak ditemukan karena menurut peneliti petugas di ruangan sudah melakukan

pengkajian tanda-tanda infeksi saat melakukan observasi trias nifas dan sudah

dilakukan perawatan luka pada hari ke 2 sebagai salah satu prosedur pencegahan

terjadinya infeksi pada luka.

2. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan hasil pengamatan catatan rekam medik pasien 1 dan pasien 2

diagnosa yang ditegakkan dan didokumentasikan oleh tenaga kesehatan yang

berada diruangan yaituP2002 post SC, hal tersebut dikarenakan diruang kebidanan

tidak merumuskan diagnosa keperawatan melainkan yang dirumuskan oleh petugas

kesehatan adalah diagnosa kebidanan.

Menurut Nurarif & Kusuma (2015), salah satu diagnosa yang dapat

ditegakan pada pasien post sectio caesarea adalah risiko infeksi. Walaupun, di

ruangan diagnosa keperawatan risiko infeksi tidak ditegakan, terdapat beberapa

data hasil pengkajian yang mendukung ditegakannya diagnosa tersebut menurut

Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2016), yaitu tindakan prosedur invasif dan terjadinya

penurunan hemoglobin.

Alasan tidak ditegakkannya diagnosa risiko infeksi diruangan dikarenakan

adanya perbedaan acuan yang digunakan oleh tenaga kesehatan, peneliti

menggunakan pendekatan asuhan keperawatan menurut standar diagnosa

42
keperawatan Indonesia sedangkan pendekatan asuhan diruangan menggunakan

asuhan kebidanan.

3. Perencanaan Keperawatan

Rencana keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan

yang akan dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosis

keperawatan.

Adapun rencana asuhan kebidanan yang ditegakkan dilapangan adalah

sebagai berikut : informasikan hasil pemeriksaan, ajarkan teknik relaksasi,

observasi pemenuhan nutrisi (intake dan output 24 jam), KIE minum hangat,

makan, dan mobilisasi setelah 6 jam post operassi, KIE tentang bahaya nifas seperti

perdarahan, pusing, dan panas, observasi trias nifas secara berkala yaitu laktasi,

involusi, dan lochea, observasi vital sign secara berkala, cek ulang DL post operasi,

kolaborasi dengan dokter tentang rencana pemberian terapi.Sedangkan asuhan

keperawatan yang digunakan oleh peneliti menggunakan

intervensiNursingIntervention Classification (NIC) yaitu : monitor tanda dan gejala

infeksi sistemik dan lokal, monitor kondisi luka atau insisi bedah, monitor kulit dan

membran mukosa terhadap kemerahan, panas dan drainase, bersihkan lingkungan

setelah dipakai pasien lain, cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan

keperawatan, gunakan baju atau sarung tangan sebagai alat pelindung, tingkatkan

intake nutrisi, lakukan perawatan luka pada area insisi, ajarkan pasien dan keluarga

tentang tanda dan gejala infeksi, ajarkan pasien menghindari infeksi, delegasikan

pemberian antibiotic sesuai resep.

43
Hasil dokumen pasien 1 dan pasien 2 didapatkan intervensi yang peneliti

gunakan sebagai acuan tidak sesuai dengan rencana tindakan yang telah di

rencanakan diruangan. Hal ini dikarenakan di ruangan menggunakan acuan rencana

kebidanan untuk merencanakan intervensi sedangkan peneliti menggunakan teori

rencana asuhan keperawatan menurut Nursing Intervention Classification.

Dilihat dari rencana asuhan kebidanan yang akan diberikan kepada kedua

pasien, tindakan perawatan luka tidak direncakannamun pada bagian rencana

kebidanan, rencana untuk mengobservasi adanya tanda-tanda infeksi dilakukan

dengan observasi trias nifasdimana untuk mengetahui tanda-tanda infeksi dilakukan

observasi pada lochea , apabila lochea ditemukan terdapat nanah dan berbau busuk

disertai nyeri perut bagian bawah kemungkinan diagnosisnya adalah metritis.

Metritis adalah infeksi uterus setelah persalinan yang merupakan salah satu

penyebab terbesar kematian ibu, bila pengobatan terlambat atau kurang adekuat

dapat menjadi abses pelvik, peritonitis, syok septik (Mocthar. 2012).

Tidak ditemukan perbedaan pada perencanaan yang digunakan oleh

kebidanan dengan acuan teori yang digunakan oleh perawat. Walaupun, perawatan

luka tidak direncanakan secara khusus namun perawatan luka tetap dilaksanakan

karena menurut penelititindakan perawatan luka merupakan salah satu bagian

dalam perawatan pasien dengan post sectio caesarea. Hal ini sesuai dengan hasil

penilitian Menurut Hasanah dan Wardayanti (2015), yang menyatakan apabila

tindakan perawatan luka pada ibu nifastidak dilakukan maka akan terjadi infeksi

luka Post Sectio Caesarea dan apabila tidak segera ditangani akan mengakibatkan

terjadinya kerusakan pada jaringan epidermis maupun dermis, gangguan pada

sistem persyarafan, dan kerusakan jaringan seluler.

44
4. PelaksanaanKeperawatan

Pelaksanaanmerupakan suatu aplikasi nyata dari rencana tindakan yang

sebelumnya telah disusun yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan pasien dan

membantu keluarga memenuhi kebutuhan pasien.

Dalam asuhan kebidanan tidak terdapat lembar implementasi secara

mengkhusus.Namun, bukti dilakukannya implementasi ditandai dengan

penggunaan tanda centang √ pada kolom intervensi di lembar rencana asuhan

kebidanan untuk pendokumentaasian hasil tindakan.

Berdasarkan hasil pengamatan dokumen pasien 1 dan 2implementasi yang

diberikan sudah sesuai dengan intervensi yang direncanakan. Hal tersebut

menunjukkan sebuah kesesuaian antara teori dengan fakta di lapangan, karena

menurut Kozier (2010) menyatakan implementasi keperawatan adalah sebuah fase

dimana perawat melaksanakan intervensi keperawatan yang sudah direncanakan

sebelumnya.Intervensi yang berhubungan dengan risiko infeksi yaitu

mengobservasi trias nifas secara berkala.Pada implementasi mengobservasi trias

nifas dilakukan dari hari 0 sampai hari ke 2 dan hasilnya menunjukan tidak

ditemukan adanya nanah dan bau busukpada lochea seperti yang dikemukakan oleh

Mocthar(2012), yang menyatakan adanya nanah dan bau busuk pada lochea yang

merupakan indikasi terjadinya infeksi uterus setelah persalinan atau disebut dengan

metritis.

Pada lembar dokumentasi intervensi, perawatan luka tidak dituliskan

menjadi intervensi yang akan dilakukan secara khusus, namun setelah dilihat pada

lembar catatan terintegrasi, perawatan luka pada pasien 1 dan 2 dilaksanakan

sebelum pasien dipulangkan yaitu pada hari kedua perawatan, dari hasil perawatan

45
luka tersebut tidak ditemukan tanda-tanda infeksi pada luka operasi. Dimana hal

tersebut dapat dilihat dari tidak adanya tumor, kalor, rubor, dolor dan functio laesa

yang merupakan tanda-tanda infeksi menurut Smeltzer (2002).

Selain itu hasil penelitian menurut Himatusujanah dan Rahayuningsih

(2008) mengemukakan bahwa kepatuhan pelaksanaan protap perawatan luka dapat

menurunkan kejadian infeksi luka pada pasien post sectio caesarea. Sehingga

dilakukannya perawatan luka dan observasi trias nifas secara berkala dapat

mencegah dan menghindari terjadinya risiko infeksi pada kedua pasien.

5. Evaluasi Keperawatan

Hasil pengamatan pada rekam medis pasien 1 dan pasien 2 evaluasi

keperawatan selama 2x24 jam telah didokumentasikan menggunakan format SOAP

pada lembar evaluasi tersendiri. Hasil Evaluasi keperawatantelah

didokumentasikansesuai dengan teori dimana pada Subjektif:didokumentasikan

respon langsung dari pasien, Objektif : didokumentasikan respon yang diamati

secara langsung oleh petugas kesehatan sedangkanassesment: telah

didokumentasikan masalah teratasi dan pada planning: didokumentasikan rencana

pasien selanjutnya.

Tidak ditemukan kesenjangan dalam pendokumentasian evaluasi

keperawatan, karena menurut hasil pendokumentasian evaluasi keperawatan yang

digunakan diruangan sudah menggunakan format SOAP sesuai dengan teori yang

dikemukakan olehAchjar(2010) yang menyatakan bahwa Evaluasi asuhan

keperawatan didokumentasikan dalam bentuk SOAP (subjektif, objektif,

assesment, planing), Adapun komponen SOAP yaitu S (Subjektif) dimana perawat

menemui keluhan ibu yang masih dirasakan setelah diakukan tindakan

46
keperawatan, O (Objektif) adalah data yang berdasarkan hasil pengukuran atau

observasi perawat secara langsung pada ibu dan yang dirasakan ibu setelah tindakan

keperawatan, A (Assesment) adalah interpretasi dari data subjektif dan objektif

untuk menentukan tindak lanjut dan penentuan apakah implementasi akan

dilanjutkan atau sudah terlaksana dengan baik, P (Planing) adalah perencanaan

keperawatan yang akan dilanjutkan, dihentikan, dimodifikasi, atau ditambah dari

rencana tindakan keperawatan yang telah ditentukan sebelumnya.Sehingga peneliti

menyimpulkan pada evaluasi keperawatan format SOAP yang digunakan oleh

petugas diruangan terdapat kesesuaian dengan teori yang digunakan oleh peneliti.

Evaluasi mengenai risiko infeksi yang telah dilakukan oleh petugas

kesehatan pada pasien post sectio caesarea yaitu tidak ditemukan tanda-tanda

infeksi pada pasien.Hal ini sesuai dengan kriteria hasil yang harus dicapai pada

pasien dengan risiko infeksi menurutNurarif& Kusuma(2015),yaitu pasien terbebas

dari tanda-tanda gejala infeksi dan jumlah leukosit dalam batas normal.

C. Keterbatasan

Dalam penelitian ini, adapun keterbatasan tersebut antara lain:

1. Dalam rekam medis pasien terdapat beberapa tulisan yang sulit untuk dibaca.

47
2. Jenis penelitian ini adalah deskriptif rancangan studi kasus dengan

menggunakan metode observasi dan dokumentasi, metode wawancara tidak

digunakan dalam penelitian ini sehingga tidak bisa memvalidasi kebenaran

data.

48
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari uraian yang telah ditulis hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa

peneliti telah mendapat gambaran tentang asuhan keperawatan dengan risiko

infeksi pada ibu post sectio caesarea. Adapun pun hal – hal yang dapat disimpulkan

adalah sebagai berikut, yang meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi keperawatan yang dapat diambil dari masing-masing

tahapan sebagai berikut :

1. Tahap Pengkajian

Data dikumpulkan dengan tehnik observasi dokumentasi.Pengkajian yang

telah dilakukan oleh petugas kesehatan tidak terdapat kesenjangan dengan teori

yang ada, petugas kesehatan telah mendokumentasikan pengkajian sesuai dengan

teori yang ada.

2. Tahap Diagnosa

Diagnosa keperawatan risiko infeksi tidak diangkat diruangan

melainkanmenggunakan diagnosa asuhan kebidanan.

3. Tahap Perencanaan

Penyusunan perencanaan dalam dokumen kedua pasien menggunakan

penyusunan perencanaan secara asuhan kebidanan, sehingga ditemukan beberapa

intervensi yang berbeda dengan intervensi keperawatan, namun tujuan

dilaksanakannya intervensi tersebut sama dengan intervensi keperawatan.


4. Tahap Pelaksanaan

Dalam asuhan kebidanan tidak terdapat lembar implementasi secara

mengkhusus, namun bukti dilakukan implementasi dengan menggunakan tanda

centang √ pada kolom intervensi di lembar rencana asuhan kebidanan untuk

pendokumentaasian hasil tindakan.Tindakanyang direncanakan telah dilaksanakan

secara keseluruhan.Tindakan yang digunakan untuk mengkaji tanda-tanda infeksi

pada pasien adalah mengobservasi trias nifas secara berkala dan melakukan

perawatan luka untuk mencegah risiko infeksiyang telah dilakukan padakedua

pasien pada hari ke-2, dengan hasil yang didapatkan yaitu tidak adanya tanda-tanda

infeksi.

5. Tahap Evaluasi

Evaluasi yang dilakukan berpedoman pada tujuan perawatan yang telah

disusun dengan menggunakan format SOAP, hal ini sesuai dengan yang telah

diterapkan oleh rumah sakit yang menggunakan format SOAP pada lembar evaluasi

tersendiri. Sehingga terdapat kesesuaianantara teori yang peneliti gunakan dengan

acuan yang digunakan di rumah sakit.

50
B. Saran

1. Bagi Tenaga Kesehatan

Diharapkan dapat meningkatkan pemberian asuhan pada pasien post

sectio caesareadan memperbaiki dan melengkapi pendokumentasian pada

catatan medik pasien khususnya dibagian perencanaan dan implementasi

sehingga dapat dilaksanakan serta didokumentasikan secara menyeluruh sesuai

dengan pedoman yang ada.

2. Kepada Kepala SDM RSUD Wangaya

Peneliti berharap agar menempatkan profesi perawat diruang dara RSUD

Wangaya agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang optimal.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan penelitian

selanjutnya, dan diharapkan untuk peneliti selanjutnya perlu dilakukan penelitian

lain yang memiliki desain serta metode penelitian yang berbeda supaya

mendapatkan hasil yang lebih baik dari peneliti sebelumnya.

51
DAFTAR PUSTAKA

Achjar, K. A. H. (2010).Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Sagung Seto.

Betty, F., & Surakarta, R. M. (2015). Hubungan Tingkat Kepatuhan Pelaksanaan


Protap Perawatan Luka Dengan Kejadian Infeksi, December 2008.

Endang Purwoastuti, T., & Siwi Walyani, E. (2014). Panduan Materi Kesehatan
Reproduksi & Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustakabarupress.

Fauziah, S. (2015). Keperawatan Maternitas. I. Fahmi & Ria, Ed. edisi 1. Jakarta:
PT Aditya Andrebina Agung.

Hasanah, Nur &Wardayanti, Puji (2015).Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada


Ny “S” Dengan Infeksi Post Sc Hari Ke-16 Di Rsud Dr. Soegiri Lamongan
Tahun 2015.

Hidayat, Alimul Aziz. (2011). Metode Penelitian Kebidanan dan TeknikAnalisis


Data. Jakarta: Salemba Medika.

Himatusujanah, (2008).Hubungan Tingkat Kepatuhan Protap Perawatal Luka


dengan Kejadian Infeksi Luka Post Sectio Caesarea di RSUD DR.
Moewardi Surakarta, 1(4), 175

Kementerian Kesehatan RI. (2014). Infodatin Pusat Data dan Informasi


Kementerian Kesehatan RI. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan
RI : Penyebab Kematian Ibu.

Kozier, B., & Erb, G. (2010). Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan
Praktik (7 ed.). Jakarta: EGC.

Manuaba, Ida A.C. (2012). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC

Mochtar, Rustam. (2012). Sinopsis Obstetri (Jilid 1-2). Jakarta: EGC

NANDA. (2012). Diagnosis keperawatan definisi dan klasifikasi. Jakarta: EGC.

Nurarif, amin huda, & Kusuma, H. (2015). aplikasi asuhan keperawatan


berdasarkan diagnosa medis dan nanda NIC-NOC (edisi jilid 3). Jogjakarta:
Mediaction Publishing Jogjakarta.

Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. P. P. Lestari, Ed. edisi


4. Jakarta: Salemba Medika.

Oxorn.H danWilliam R. (2010). Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Bersalin.


Yogyakarta: Yayasan Essentia Medika.

52
Potter & Perry. (2005).Buku Ajar Fundamental Keperawatan (4 Vol 2). Jakarta:
EGC.

PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: Dewan


Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Rasjidi, Imam. (2009). Manual Seksio Sesarea & Laparotomi Kelainan


AdneksaJakarta : CV Sagung Seto.

Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan edisi 2.


Yogyakarta: Graha Ilmu.

Smeltzer, Suzanne C. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah(Ed.8, Vol.


1,2). Alih bahasa oleh Agung Waluyo...(dkk). EGC : Jakarta.

Vianti, R. A. (2012). Comorbidity : Apakah Merupakan Faktor Risiko Infeksi Luka


Operasi Pasca Seksio Sesarea , 1(6), 21–30.

Walyani, Elisabeth Siwi. (2014). Asuhan Kebidanan pada Kehamilan.Yogyakarta;


Pustaka Baru Press.

Wilkinson, J. M. (2012). Buku Saku Diagnosis Keperawatan (9 ed.). Jakarta: EGC.

World Health Organization (WHO) (2014). Commission on Ending


Childhood Obesity. Geneva, World Health Organization, Departement of
Noncommunicable disease surveillance.

Wloch, C., Wilson, J., Lamagni, T., Harrington, P, Charlett, A., & Sheridan, E.
(2012). Risk factors for surgical site infection following caesarean section in
England: Results from a multicentre cohort study. BJOG: An International
Journal of Obstetrics and Gynaecology, 119(11), 1324–1333.
https://doi.org/10.1111/j.1471-0528.2012.03452.x

53
Lampiran 1

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN POST SECTIO CAESAREA
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN RISIKO INFEKSI DI RUANG DARA RSUD WANGAYA DENPASAR TAHUN 2018

No Kegiatan Waktu
Februari 2018 Maret 2018 April 2018 Mei 2018
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan proposal
2 Seminar proposal
3 Revisi proposal
4 Pengurusan izin penelitian
5 Pengumpulan data
6 Pengolahan data
7 Analisis data
8 Penyusunan laporan
9 Sidang hasil penelitian
10 Revisi laporan
11 Pengumpulan KTI

54
Lampiran 2

REALISASI ANGGARAN PENELITIAN


GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST
SECTIO CAESARIA (SC) DENGAN MASALAH KEPERAWATAN
RISIKO INFEKSI DI RUANG DARA
RSUD WANGAYA DENPASAR
TAHUN 2018

Alokasi dana yang diperlukan dalam penelitian ini direncanakan sebagai

berikut:

No Kegiatan Rencana Biaya


1
Tahap Persiapan
Rp 200.000,00
a. Penyusunan proposal
Rp 150.000,00
b. Penggandaan proposal
Rp 150.000,00
c. ATK (Alat Tulis Kantor) KTI

2 Tahap Pelaksanaan
a. Pengurusan Izin Penelitian Rp 250.000,00
b. Penggandaan Lembar Pengumpulan Data Rp 50.000,00
c. Transportasi dan Akomodasi Rp 100.000,00
3 Tahap Akhir
a. Penyusunan KTI Rp 200.000,00
b. Penggandaan KTI Rp 200.000,00
c. ATK (Alat Tulis Kantor ) KTI Rp 200.000,00
d. Lain – lain Rp 100.000,00
Jumlah Rp 1.600.000,00

55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69

Potrebbero piacerti anche