Sei sulla pagina 1di 20

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 7, No. 1, Hlm.

205-223, Juni 2015

TINGKAH LAKU IKAN PADA PERIKANAN BAGAN PETEPETE YANG


MENGGUNAKAN LAMPU LED

FISH BEHAVIOR ON FISHERIES BOAT LIFT NET (BAGAN PETEPETE) BY USING


LED LIGHTS

Muhammad Sulaiman12*, Mulyono Sumitro Baskoro3, Am Azbas Taurusman3,


Sugeng Hari Wisudo3, dan Roza Yusfiandayani3
1
Jurusan Penangkapan Ikan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkep, Pangkep
2
Program Studi Teknologi Perikanan Tangkap, Sekolah Pasca Sarjana, IPB, Bogor
*
E-mail: dgcule1@gmail.com
3
Department Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, FPIK-IPB, Bogor

ABSTRACT
Research on fish behavior in boat lift net fisheries (bagan petepete) equipped with LED light is very
important since the similar research is very limited conducted in Indonesian waters. The purpose of
this study was to understand the LED light distribution and its impact on the fish behavior around the
LED light. This study was conducted in the laboratory of Simulation Workshop and Navigation,
Pangkep State Polytechnique of Agricultural and fishing experiment was done in Barru District
waters, Makassar Strait, South Sulawesi. The light intensity was measured by a digital lux meter and
under water lux meter, while fish behavior was observed by side scan sonar color. Light intensity
analyses showed that the distribution of 80 watts LED light was mostly focused with 1096 lux with an
angle168°. Fishes approached the light at 5-10 m and 20-30 m water depth from all directions after
all lights were turned on. Fishes in smaller groups and higher density concentrated around the light
when only one lamp was turned on. After catch processing, some fishes left the lighting area and
others still stayed in the lighting area.

Keywords: fish behavior, LED lamp, light fishing, lift net

ABSTRAK
Tingkah laku ikan pada perikanan bagan petepete (boat lift net) menggunakan lampu LED sangat
penting untuk diketahui mengingat penelitian terkait hal ini sangat jarang dilaksanakan di perairan
Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pola sebaran cahaya lampu LED di darat
dan di dalam perairan, dan menganalisis pola tingkah laku dan pergerakan ikan di sekitar pencahayaan
lampu LED. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Workshop Simulasi dan Navigasi Politeknik
Pertanian Negeri Pangkep dan proses penangkapan ikan dilakukan di perairan Kabupaten Barru-Selat
Makassar, Sulawesi Selatan. Pengukuran intensitas cahaya dilakukan dengan menggunakan digital lux
meter dan under water lux meter. Tingkah laku ikan diamati dengan menggunakan side scan sonar
colour. Analisis intensitas cahaya menunjukkan bahwa sebaran cahaya lampu LED 80 watt lebih fokus
dengan nilai 1096 lux pada sudut 168°. Analisis tingkah laku ikan memperlihatkan pola pergerakan
kawanan ikan mendatangi pencahayaan berada pada kedalaman 5-10 m dan 20-30 m dari segala arah
pada saat semua lampu dinyalakan. Pola kawanan ikan terkonsentrasi di sekitar cakupan alat tangkap
pada saat hanya satu lampu yang dinyalakan di setiap sisi dengan kawanan semakin sedikit tetapi
kepadatan kawanan yang besar. Pola pergerakan kawanan ikan setelah proses penangkapan ada yang
meninggalkan daerah pencahayaaan dan ada yang tetap di daerah pencahayaan.

Kata kunci: lampu LED, jaring angkat, light fishing, tingkah laku ikan

@Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia dan


Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, FPIK-IPB 205
Tingkah Laku Ikan pada Perikanan Bagan Petepete yang . . .

I. PENDAHULUAN Tingkah laku yang demikian inilah yang di-


manfaatkan nelayan di malam hari dengan
Bagan petepete (boat lift net) yang berbagai alat penangkapan ikan seperti bagan
ada di Kabupaten Barru Sulawesi Selatan (lift net), pukat cincin (purse seine) dan pan-
merupakan salah satu jenis bagan yang ber- cing cumi-cumi (squid jigging).
kembang dengan pesat. Hal ini karena bagan Faktor-faktor yang mempengaruhi
petepete dilengkapi dengan mesin penggerak tingkah laku ikan antara lain faktor lingkung-
sendiri yang tidak dimiliki bagan yang lain, an seperti arus, suhu, kecerahan, gelombang,
sehingga dapat bergerak dengan cepat menu- topografi dasar perairan dan faktor dari ikan
ju fishing ground dan balik lagi ke fishing itu sendiri seperti jenis dan ukuran serta fak-
base. Inilah mengapa masyarakat Sulawesi tor lain yang dapat mempengaruhi ikan untuk
Selatan menamakan bagan ini bagan petepete berada pada suatu tempat tertentu seperti pe-
(angkot) karena dapat dengan mudah berpin- netrasi dan iluminasi cahaya, lintang geogra-
dah tempat (mobile). Ukuran bagan petepete fis, dan musim (Baskoro et al., 2011). Ada
lebih kecil dibandingkan bagan rambo. Ba- beberapa faktor yang mempengaruhi ter-
gan petepete yaitu berukuran 24 meter x 24 tariknya ikan terhadap sumber cahaya antara
meter menggunakan lampu merkuri 250 watt lain keberadaan ikan dengan sumber cahaya,
sebanyak 42 unit, sedangkan bagan rambo suhu air, intensitas cahaya, dan predator.
berukuran 30 meter x 30 meter juga meng- Berbagai faktor yang mempengaruhi ikan ter-
gunakan lampu merkuri 500 watt sebanyak hadap cahaya, sumber dari cahaya itu sendiri
56 unit (Sudirman, 2003; Sulaiman, 2005). yang merupakan faktor utama (intensitas
Bagan merupakan salah satu jenis alat cahaya) yang mempengaruhi secara langsung
tangkap yang menggunakan cahaya sebagai pola tingkah laku ikan (Yami, 1987).
alat bantu penangkapan. Berdasarkan cara Penelitian mengenai hubungan antara
pengoperasiannya bagan dapat dikelompok- cahaya dan tingkah laku ikan telah dilakukan
kan kedalam jaring angkat atau lift net oleh beberapa peneliti, antara lain: Baskoro
menurut Von Brandt (2005). Cahaya me- (1999) meneliti tentang proses penangkapan
rupakan bagian yang fundamental dalam me- dan tingkah laku ikan pada bagan skala kecil
nentukan tingkah laku ikan di laut. Stimuli dengan lampu petromaks, Tupamahu (2003)
cahaya terhadap tingkah laku ikan sangat meneliti tentang tingkah laku ikan tembang
kompleks antara lain yaitu intensitas, sudut dan selar yang ada di bawah cahaya lampu
penyebaran, polarisasi, komposisi spektral- menyatakan bahwa pola pergerakan ikan
nya dan lama penyinaran. Nicol (1963) diacu dapat dikategorikan dua bagian yaitu gerakan
dalam Hoar dan Randall (1971) telah me- memutar yang berlawanan arah jarum jam
lakukan suatu telaah mengenai penglihatan (tembang dan tongkol) dan pola pergerakan
dan penerimaan cahaya oleh ikan dan me- yang muncul secara tiba-tiba dipermukaan
nyimpulkan bahwa mayoritas mata ikan laut perairan karena aktivitas memangsa makanan
sangat tinggi sensitifitasnya terhadap cahaya. (selar). Selanjutnya dikatakan pula bahwa
Tidak semua cahaya dapat diterima oleh distribusi densitas ikan di zona iluminasi
mata ikan. Cahaya yang dapat diterima me- cahaya secara vertikal dapat memperlihatkan
miliki panjang gelombang pada interval 400- bahwa ikan tertarik terhadap cahaya lampu
750 mμ (Mitsugi, 1974; Nikonorov, 1975). dan berada di zona iluminasi dari waktu ke
Tertariknya ikan pada sumber cahaya waktu dengan densitas yang berbeda-beda.
disebut fototaksis positif. Tingkah laku ikan Sudirman (2003) meneliti tentang analisis
yang mendatangi sumber cahaya dapat dibe- tingkah laku ikan dalam proses penangkapan
dakan: pertama tertarik secara langsung oleh pada bagan rambo dimana distribusi dan
cahaya dan kedua tertarik mendekati cahaya iluminasi cahaya di dalam air yaitu menurun
karena mencari makan (Ayodhyoa, 1981). secara eksponensial, baik ke bawah maupun

206 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt71
Sulaiman et al.

ke samping bagan rambo. Sulaiman (2006) ikan dengan menggunakan alat bantu pe-
meneliti tingkah laku ikan pada proses pe- nangkapan ikan menggunakan lampu LED
nangkapan dengan cara pendekatan akustik. dilakukan di perairan Kabupaten Barru-Selat
Haruna (2010) meneliti distribusi cahaya Makassar, Sulawesi Selatan. Lokasi penga-
lampu dan tingkah laku ikan pada proses pe- matan terletak pada posisi 4°22’48,7”-
nangkapan bagan perahu di Perairan Maluku 4°33’47,8”LS sampai dengan 119°25’05,0”-
Tengah. 119°33’42,7”BT (Gambar 1).
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Pengukuran iluminasi pada cahaya
menganalisis pola sebaran cahaya lampu dan tingkah laku ikan dilakukan di salah satu
LED dan (2) menganalisis pola tingkah laku Bagan petepete milik nelayan (Darahmuda
dan pergerakan ikan di sekitar pencahayaan 07). Bagan petepete dioperasikan pada ke-
lampu LED. Penelitian ini diharapkan mem- dalaman 25 meter sampai 50 meter dengan
peroleh suatu pengetahuan tingkah laku ikan jarak dari pantai Barru 3 mil laut sampai 11,5
agar dapat digunakan dalam perbaikan ter- mil laut. Pengamatan lapang dilakukan sela-
hadap taktik dan metode penangkapan ikan. ma 50 trip mulai dari bulan Oktober sampai
Selain itu penelitian ini diharapkan dapat Nopember 2012 dan April sampai Mei 2013.
digunakan sebagai bahan untuk informasi ba-
gi peneliti-peneliti berikutnya. 2.2. Metode Pengumpulan Data
2.2.1. Data Intensitas Cahaya
II. METODE PENELITIAN Data intensitas cahaya dilakukan de-
ngan pengukuran di darat, di perairan dan pa-
2.1. Lokasi dan Waktu Penelitian da saat pengoperasian bagan petepete. Pe-
Pengukuran intensitas dan distribusi ngukuran intensitas cahaya di darat dilakukan
cahaya lampu LED dilaksanakan di Work- untuk melihat intensitas satu lampu LED 80
shop Simulasi dan Navigasi Politeknik Per- watt. Pengukuran dilakukan di ruang gelap
tanian Negeri Pangkep. Proses penangkapan berukuran 2 meter x 2 meter x 2 meter

Gambar 1. Peta lokasi penelitian.

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 7, No. 1, Juni 2015 207
Tingkah Laku Ikan pada Perikanan Bagan Petepete yang . . .

Gambar 2 Pengukuran intensitas cahaya satu unit lampu LED di darat (Wisudo et al. 2002).

dengan menggunakan digital lux meter Lutro Pengukuran intensitas lampu LED di-
LX-101 seperti yang dilakukan oleh Wisudo lakukan pada saat pengoperasian bagan pete-
et al. (2002) seperti pada Gambar 2. Untuk pete. Pengukuran intensitas cahaya bawah air
mengetahui distribusi cahaya dalam perairan, (lux) diukur pada bagian tengah perahu lam-
selanjutnya dilakukan pengukuran lampu pu ke arah horizontal samping perahu lampu
LED di perairan laut. dengan interval 1 meter sejauh 20 meter.
Pengukuran intensitas cahaya bawah Setiap pengukuran ke arah horizontal juga
air (lux) diukur pada bagian tengah lampu ke dilakukan pengukuran secara vertikal yang
arah horizontal sampai intensitas lampu dilakukan mulai dari kedalaman nol m per-
minimal dengan interval 1 meter mengguna- mukaan air dengan interval 1 meter sedalam
kan lux meter under water OSK (Ishikawa 17 meter. Pengukuran intensitas cahaya di-
U.W. Illuminometer IU-2B NO.81-63 dengan lakukan dengan menggunakan lux meter un-
kabel sensor 20 m. Pengukuran ke arah ver- der water OSK dengan kabel sensor yang
tikal dilakukan mulai dari permukaan dengan panjang kabel yaitu 20 meter (Gambar 4).
interval 1 m sampai 20 m (Gambar 3).

Gambar 3 Pengukuran intensitas cahaya satu unit lampu LED di laut.

208 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt71
Sulaiman et al.

ses penangkapan, pola kedatangan kawanan


ikan disekitar pencahayaan dan tingkah laku
ikan disekitar pencahayaan yang meliputi
pola pergerakan pada saat pengoperasian
bagan dianalisis secara deskriptif berdasar-
kan pengamatan visual untuk ikan-ikan yang
terakumulasi di bawah cahaya lampu sampai
dengan kedalaman 1,5 meter. Analisis data di
kedalaman lebih dari 1,5 meter mengguna-
1m kan metode akustik untuk mengetahui ting-
10 m kah laku ikan yang ada di dalam kolom air.
Pengukuran iluminasi cahaya ke arah
bawah tiap 1 meter mulai dari
permukaan sampai kedalaman 20 2.3. Analisis Data
meter dan ke arah samping tiap 1 2.3.1. Analisis Intensitas Cahaya
meter sampai 10 m mulai dari bawah
perahu Distribusi iluminasi cahaya LED 80
Titik pengambilan sampel ke arah watt di medium udara dapat dianalisis de-
Horizontal dan vertikal
ngan menggunakan batuan perangkat lunak
Microsoft Office excel 2013 dengan bantuan
Gambar 4. Pengukuran intensitas cahaya di radar chart untuk menggambarkankan se-
atas bagan yang menggunakan baran cahaya setiap sudut. Distribusi cahaya
lampu LED iluminasi cahaya satu unit lampu di dalam
medium air dianalisis dengan grafik X Y
2.2.2. Data Pengamatan Tingkah Laku (Scatter) excel 2013 menggunakan fungsi in-
Ikan dex (logest) untuk melihat kecenderungan
Data pengamatan tingkah laku ikan di iluminasi cahaya dalam perairan. Hasil anali-
permukaan air dilakukan dengan observasi sis iluminasi cahaya bawah air untuk mempe-
tingkah laku ikan pada bagan petepete dila- roleh koefisien atenuasi sehingga dapat dike-
kukan dengan menggunakan cara pengamat- tahui persamaan jarak tembus intensitas ca-
an secara visual di permukaan air. Data pe- haya dalam perairan. Nilai estimasi ilumina-
ngamatan tingkah laku ikan secara visual di si pada cahaya selanjutnya dibuat kontur dis-
atas permukaan air meliputi jenis ikan dan tribusi iluminasi cahaya yang masuk dalam
pola pergerakan kawanan ikan. Pengamatan perairan dianalisis dengan Analisis counter
ini dilakukan secara visual pada permukaan map Surfer v.10 untuk memperoleh gambar-
perairan. Data direkam dengan mengguna- an distribusi iluminasi cahaya di bawah rang-
kan handycam (sony 80 GB) dan camera ka bagan.
(canon G 12).
Data pengamatan tingkah laku ikan di 2.3.2. Analisis Pola Tingkah Laku Ikan
kolom perairan dilakukan dengan mengguna- Data hasil rekaman side scan sonar
kan side scan sonar colour (JRC JFP-101 colour diamati secara deskriptif untuk me-
Color Sonar). Tingkah laku ikan yang di- ngetahui pola pergerakan kawanan ikan. Po-
amati adalah pola kedatangan, sebaran ikan, la kawanan ikan juga dapat diamati dari hasil
dan pola pergerakan serta, sebaran dan per- rekaman side scan sonar colour dengan me-
gerakan ikan di daerah cakupan alat tangkap lihat bentuk kawanannya dan jenisnya dapat
(catchable area). diketahui dengan menghubungkan dengan
data hasil tangkapan. Data hasil rekaman side
2.2.3. Data Pola Tingkah Laku Ikan scan sonar colour juga diamati pola keda-
Data pola distribusi kawanan ikan di- tangan kawanan ikan di sekitar pencahayaan,
sekitar pencahayaan sebelum dan setelah pro- pola pergerakan pada saat lampu mulai di-

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 7, No. 1, Juni 2015 209
Tingkah Laku Ikan pada Perikanan Bagan Petepete yang . . .

padamkan secara bertahap dan pola penye- yaitu menunjukkan bahwa iluminasi cahaya
baran kawanan ikan setelah proses hauling. di dalam air berkurang secara eksponensial
dengan semakin bertambahnya kedalaman
III. HASILDAN PEMBAHASAN (Gambar 6). Pola iluminasi cahaya tergan-
tung dari awal intensitas cahaya yang masuk
3.1. Hasil ke dalam perairan. Intensitas awal tergantung
3.1.1. Distribusi Iluminasi Lampu LED di dari jarak sumber cahaya, sudut, dan keadaan
Laboratorium gelombang. Hal ini sesuai dengan hukum
Hasil pengukuran iluminasi cahaya di Beer dan Lambert yang menyatakan bahwa
laboratorium dapat dilihat pada Gambar 5 penyerapan cahaya meningkat secara ekspo-
bahwa sebaran cahaya lampu LED 80 watt nensial dengan meningkatnya panjang jarak
mempunyai sebaran yang lebih fokus ver- dari larutan yang harus dilewati oleh cahaya
tikal. Iluminasi cahaya lampu LED terbesar (Tebbut, 1992 diacu dalam Effendi, 2003).
pada sudut 168,75° dengan nilai 1096 lux de- Nilai estimasi iluminasi cahaya lampu LED
ngan kisaran sudut sebaran cahaya sekitar dapat dilihat pada Tabel 1. Hasil analisis
123,75°. menunjukkan bahwa koefisien atenuasi lam-
pu LED 80 watt 0,812 dengan persamaan Y=
3.1.2. Distribusi Iluminasi 1 (Satu) Buah 346.8526xe0.81122856 x d. Hasil dari persamaan
LED di Perairan ini diperoleh bahwa pada kedalaman 20 me-
Hasil pengukuran iluminasi cahaya ter, lampu LED mempunyai intensitas yaitu
bawah air dari satu buah lampu LED 80 watt pada intensitas 5,2 lux.
dapat dilihat pada Tabel 1. Hasil analisis data

Gambar 5. Iluminasi cahaya LED di laboratorium.

210 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt71
Sulaiman et al.

Tabel 1. Hasil pengukuran iluminasi cahaya 3.1.3. Distribusi Iluminasi Lampu LED di
satu unit lampu LED di perairan Bawah Bagan Petepete
Kontur iluminasi cahaya bagan pete-
Kedala Iluminasi Estimasi ilumiansi pete yang menggunakan lampu LED mem-
man (lux) setelah di normalkan perlihatkan pola iluminasi cahaya yang ber-
(m) LED LED ada dalam radius 5 m di bawah perahu bagan
1 650 281,74 menunjukkan bahwa cahaya lebih jauh me-
2 340 228,86 nembus perairan (Gambar 7). Hal ini dise-
3 170 185,90 babkan pada daerah ini terdapat lampu fokus
4 140 151,00 yang arah pencahayaannya terfokus secara
5 90 122,66 vertikal ke dalam perairan. Pola iluminasi
6 75 99,63 juga memperlihatkan bahwa pola iluminasi
7 60 80,93 cahaya sangat tergantung dari tata letak
8 50 65,74 lampu di atas bagan.
9 45 53,40
10 40 43,37 3.1.4. Pola Tingkah Laku Ikan pada Ba-
11 30 35,23 gan Petepete yang Menggunakan
12 26 28,62 Lampu LED
13 20 23,25 3.1.4.1. Pola Kedatangan Kawanan Ikan
14 18 18,88 Secara Horizontal
15 16 15,34 Pengamatan tingkah laku ikan diamati
16 14 12,46 secara visual hanya sampai kedalaman 1 m.
17 12 10,12 Ikan mulai masuk ke daerah pencahayaan di
18 10 8,22 bawah rangka bagan setelah 3-5 menit.
19 8 6,68
20 6 5,42

Gambar 6. Pola Iluminasi cahaya lampu


LED 80 watt di perairan tepat di Gambar 7. Distribusi iluminasi cahaya pada
bawah lampu. bagan petepete yang mengguna-
kan lampu LED 80 watt.

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 7, No. 1, Juni 2015 211
Tingkah Laku Ikan pada Perikanan Bagan Petepete yang . . .

Jenis ikan yang pertama masuk adalah ikan cahaya yang ada pada saat penyinaran 15
yang sangat kecil yang tidak teridentifikasi, menit sampai 60 menit. Ukuran kawanan
ikan teri kecil, cumi-cumi dan ikan terbang. ikan semakin mesar dan mulai mengelilingi
Pengamatan tingkah laku ikan pada sumber pencahayaan searah jarum jam pada
kedalaman lebih dari 1,5 meter diamati de- jarak 10 meter sampai 60 meter dari sumber
ngan menggunakan side scan sonar colour. pencahayaan dengan lama pencahayaan 60
Hasil pengamatan pada saat lampu dinyala- menit sampai 120 menit. Kawanan ikan
kan semua menunjukkan bahwa ikan menda- masih berada di luar daerah tangkapan bagan
tangi bagan dari segala arah, baik dari kiri, petepete. Pola kedatangan kawanan ikan ini
kanan, depan maupun dari belakang bagan sesuai juga dengan pendapat Mills et al.
dengan kawanan ikan yang masih kecil (2014), bahwa dengan cahaya buatan, ikan
(Gambar 8). Semakin lama penyinaran, jum- yang tersebar pada waktu malam hari akan
lah kawanan ikan yang mendatangi sumber berkumpul membentuk kawanan dan ber-
pencahayaan semakin banyak, baik ukuran gerak mendatangi sumber cahaya. Ikan mem-
kawanan maupun jumlah kawanan ikan. butuhkan cahaya untuk berkumpul, tetapi
Pergerakan kawanan ikan belum terkon- menghindari cahaya yang kuat sehingga ka-
sentrasi pada sumber pencahayaan atau be- wanan ikan akan berada di sekitar pencaha-
lum beradaptasi sempurna dengan intensitas yaan yang tidak tirlalu terang.

Keterangan: bagian atas: haluan bagan, bagian bawah: buritan bagan, sisi
kanan: lambung kanan bagan, dan sisi kiri: lambung kiri bagan.

Gambar 8. Pola kedatangan ikan secara horizontal saat lampu masih menyala semua.

212 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt71
Sulaiman et al.

Pola pergerakan kawanan ikan setelah dalam lingkaran ikan sudah semakin mende-
lampu terluar dipadamkan (Gambar 9) mem- kati cahaya. Pola penyebaran kawanan ikan
perlihatkan ikan semakin banyak berkumpul belum diketahui dengan pasti, apakah berge-
di sekitar pencahayaan walaupun masih se- rak memutar atau juga mendekat dan men-
ring tersebar yang kemungkinan disebabkan jauhi sumber pencahayaan. Pola pergerakan
oleh predator. Ikan predator datang ke sekitar kawanan ikan yang tidak teratur ini dikarena-
pencahayaan bukan karena tertarik secara kan pemadaman lampu dilakukan secara
langsung oleh cahaya tetapi karena mencari langsung, tidak dengan cara diredupkan seca-
makan. Pola penyebaran kawanan ikan sudah ra perlahan sehingga kawanan ikan terganggu
berada di sekitar pencahayaan dan mulai ma- juga orientasinya dengan pemadaman pada
suk ke daerah catchable area. Kawanan ikan lampu-lampu bagian terluar pada bagan
terlihat bergerak tidak teratur, namun terlihat tersebut.

Keterangan: bagian atas: haluan bagan, bagian bawah: buritan bagan, sisi
kanan: lambung kanan bagan, dan sisi kiri: lambung kiri bagan.

Gambar 9. Pola kedatangan ikan secara horizontal dimana lampu terluar sudah dipadamkan.

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 7, No. 1, Juni 2015 213
Tingkah Laku Ikan pada Perikanan Bagan Petepete yang . . .

3.1.4.2. Pola Penyebaran ikan pada saat fokus ke arah bawah secara vertikal. Kawan-
hauling dan setelah hauling an ikan semakin mendekat sumber cahaya
Pola penyebaran kawanan ikan sesaat ketika lampu yang dinyalakan di redupkan.
sebelum hanya satu lampu LED yang menya- Kawanan ikan akan semakin terkonsentrasi
la adalah ikan menyebar di sekitar daerah di sekitar pencahayaan. Hal ini sesuai dengan
daerah cakupan alat tangkap (catchable area) pendapat Iskandar et al. (2002); Baskoro et
dan masih ada yang meninggalkan dan men- al. (2011); Gustaman et al. (2012) menyata-
dekati sumber pencahayaan. Gambar 10 kan bahwa ikan akan masuk ke areal bagan
menunjukkan jika hanya satu lampu menyala seiring dengan pemadaman lampu secara
memperlihatkan bahwa ikan telah terkonsen- bertahap, baik secara vertikal maupun hori-
trasi di catchable area. Terkonsentrasinya zontal dan ikan lebih terkonsentrasi di catch-
ikan pada catchable area dikarenakan lampu able area pada saat hanya lampu konsentrasi
yang dinyalakan hanya 1 buah setiap sisi dinyalakan.
yang menyala dan arah pencahayaannya ter-

Keterangan: bagian atas: haluan bagan, bagian bawah: buritan bagan, sisi
kanan: lambung kanan bagan, dan sisi kiri: lambung kiri bagan.

Gambar 10. Pola kawanan ikan secara horizontal dimana hanya satu lampu LED disetiap sisi
yang dinyalakan.

214 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt71
Sulaiman et al.

Keterangan: bagian atas: haluan bagan, bagian bawah: buritan bagan, sisi
kanan: lambung kanan bagan, dan sisi kiri: lambung kiri bagan.

Gambar 11. Pola kawanan ikan secara horizontal dimana hanya satu lampu LED disetiap sisi
yang dinyalakan.

Pola penyebaran ikan setelah hauling matan visual dan menggunakan scan sonar
(Gambar 11) memperlihatkan bahwa masih colour secara horisontal tentang waktu keda-
ada ikan yang lolos dari cakupan alat tang- tangan ikan secara visual, waktu kedatangan,
kap. Kawanan ikan yang tidak masuk pada posisi atau jarak dari sumber cahaya dan akti-
cakupan alat tangkap inilah yang lolos dari fitas ikan, baik jenis maupun kawanan ikan.
alat tangkap. Ikan yang lolos dari cakupan Kawanan ikan umumnya datang dalam ben-
alat tangkap masih berada di sekitar penca- tuk kawanan yang kecil dan semakin lama
hayaan, hal ini dapat dilihat dari kawanan kawanan semakin membesar. Kawanan ikan
ikan yang masih terdeteksi sonar di luar juga semakin mendekat seiring pemadaman
cakupan alat tangkap setelah bingkai jaring lampu yang dilakukan secara bertahap dari
telah terikat di rangka bagan. yang terluar sampai hanya lampu fokus yang
Tabel 2. memperlihatkan hasil penga- menyala.

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 7, No. 1, Juni 2015 215
Tingkah Laku Ikan pada Perikanan Bagan Petepete yang . . .

Tabel 2. Waktu kedatangan dan jarak dari sumber pencahayaan secara horizontal dengan
menggunakan side scan sonar colour.

Waktu
Jarak dari sumber
Kawanan Ikan kedatangan
cahaya (meter)
(menit)
 Lampu menyala semua
0-1 di samping
Jenis Ikan tidak teridentifikasi 0-10
lambung perahu bagan
Cumi-cumi 10-15 1-1.5 di bawah platform
Ikan terbang 10-15 1-1.5
Kawanan kecil 10-15 40-60
Kawanan kecil dalam jumlah semakin besar 15-60 20-60
Kawanan kecil dalam jumlah semakin besar 60-120 10-60
Membentuk kawanan yang lebih besar 120-180 10-60
 Lampu terluar di padamkan
Membentuk kawanan ikan yang semakin
180-210 10-60
besar
Lampu fokus yang menyala
Kawanan ikan yang besar 210-225 5-40
 Lampu fokus diredupkan
Kawanan ikan 225-240 1-10
Kawanan ikan di luar catchable area setelah
>240 >10
bingkai bagan sampai di permukaan

3.1.4.3. Pola kawanan ikan secara vertikal satu disetiap sisi perahu. Kawanan ikan nam-
Pola kawanan ikan pada saat lampu pak semakin bersatu di dekat sumber penca-
dinyalakan telah terlihat di atas dasar perair- hayaan (Gambar 14). Keberadaan kawanan
an. Ikan ini kemungkinan telah ada saat lam- ikan di sekitar lampu akan semakin rapat sei-
pu belum dinyalakan. Keberadaan ikan di ring dengan semakin diredupkan lampu yang
atas dasar perairan terus bertambah seiring menyala, walaupun terlihat ada kawanan ikan
semakin lamanya lampu dinyalakan. yang juga terpisah dari kawanan yang besar
Pola pada kawanan ikan yang datang (Gambar 15). Hal ini mungkin disebabkan
setelah lampu dinyalakan nampak pada keda- adanya predator yang menyerang.
laman sekitar 20 meter. Kawanan ikan ini ju- Tabel 3 memperlihatkan hasil meng-
ga dapat terus bertambah seiring semakin la- gunakan scan sonar colour secara vertikal
manya lampu dinyalakan (Gambar 12). tentang waktu kedatangan ikan secara visual
Sebagian besar kawanan ikan pada sa- dan ukuran kawanan secara deskriptif, waktu
at lampu terluar dipadamkan berada di keda- kedatangan, posisi atau jarak dari sumber ca-
laman lebih dari 20 meter (Gambar 13). Ka- haya dan aktifitas kawanan ikan. Kawanan
wanan ikan sudah nampak bertambah ba- ikan telah berada di dasar perairan yang di-
nyak dibandingkan pada saat lampu terluar duga merupakan ikan demersal yang sebe-
masih dinyalakan, walaupun kedalaman re- lumnya telah menempati daerah penangka-
nang kawanan ikan masih dikedalaman lebih pan. Kawanan ikan mulai nampak di bawah
dari 20 meter. rangka bagan setelah lampu terluar dipadam-
Kawanan ikan mulai bergerak keper- kan. Kawanan ikan semakin ke permukaan
mukaan setelah lampu yang menyala hanya seiring pemadaman lampu.

216 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt71
Sulaiman et al.

Keterangan: bagian atas: permukaan perairan, bagian bawah: dasar perairan, sisi
kanan: lambung kanan bagan, dan sisi kiri: lambung kiri bagan.

Gambar 12. Pola kawanan ikan secara vertikal dimana semua lampu dinyalakan.

Keterangan: bagian atas: permukaan perairan, bagian bawah: dasar perairan,


sisi kanan: lambung kanan bagan, dan sisi kiri: lambung kiri
bagan.

Gambar 13. Pola kawanan ikan secara vertikal dimana lampu terluar dipadamkan.

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 7, No. 1, Juni 2015 217
Tingkah Laku Ikan pada Perikanan Bagan Petepete yang . . .

Keterangan: bagian atas: permukaan perairan, bagian bawah: dasar perairan,


sisi kanan: lambung kanan bagan, dan sisi kiri: lambung kiri
bagan.

Gambar 14. Pola kawanan ikan secara vertikal dimana hanya satu lampu LED disetiap sisi
yang dinyalakan.

Keterangan: bagian atas: permukaan perairan, bagian bawah: dasar perairan,


sisi kanan: lambung kanan bagan, dan sisi kiri: lambung kiri
bagan.

Gambar 15. Pola kawanan ikan secara vertikal dimana hanya satu lampu LED disetiap sisi
yang dinyalakan.

218 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt71
Sulaiman et al.

Tabel 3. Waktu kedatangan, jarak dari sumber pencahayaan dan aktifitas ikan secara vertikal
dengan menggunakan side scan sonar colour

Waktu kedatangan Jarak dari sumber


Kawanan Ikan
(menit) cahaya (meter)
 Lampu menyala semua
Kawanan ikan di dasar perairan 0 >40
 Lampu terluar dipadamkan
Kawanan kecil 180-210 20-30
 Lampu fokus yang menyala
Kawanan ikan besar 210-225 0-20
 Lampu fokus diredupkan
Kawanan ikan semakin membesar 225-240 0-10
Kawanan ikan di bawah jaring ketika >240 20-40
dilakukan hauling

3.2. Pembahasan meter dengan nilai 5.20 lux. Hasil penelitian


Sebaran cahaya lampu LED yang le- sudirman (2003) mengatakan bahwa ilumi-
bih fokus karena sudut sebaran cahaya seki- nasi cahaya di bawah platform bagan rambo
tar 123,75° sehingga dapat menembus per- (bagan yang menggunakan 56 unit lampu
airan yang lebih dalam, hal ini sesuai dengan merkuri 500 watt) menunjukkan iluminasi
tulisan Maxi-Signal (2015) bahwa lampu mencapai 5 lux. Hasil penelitian ini menun-
LED 80 watt memiliki medium beam (130°). jukkan bahwa hanya dengan menggunakan
LED flood light merupakan lampu yang sa- lampu LED 80 watt 20 unit dapat sebanding
ngat baik untuk menggantikan lampu pijar dengan penggunaan lampu merkuri 500 watt
yang mempunyai biaya pemeliharaan dan 56 unit dalam hal daya tembus cahaya ke
operasional yang tinggi. Lampu LED yang dalam perairan.
mampu menembus perairan yang lebih dalam Reaksi ikan terhadap cahaya berbeda-
berindikasi juga dapat menarik perhatian ikan beda, seperti fototaksis positif, preferensi
yang lebih jauh sehingga dapat menarik per- untuk intensitas optimum, investigatory ref-
hatian ikan yang jaraknya jauh dari sumber lex, mengelompok dan mencari makan di ba-
pencahayaan. Kemampuan lampu LED yang wah cahaya serta disorientasi akibat kondisi
demikian inilah menyebabkan ikan yang ja- buatan dari gradient intensitas di bawah air
raknya jauh dapat tertarik ke sumber pen- (Ben-Yami, 1987), sedangkan menurut pen-
cahayaan. Kelebihan lampu LED yang dapat dapat Arimoto et al. (2010), perbedaan-
menembus perairan yang lebih jauh, juga perbedaan di dalam pengaturan lampu diang-
mempunyai kelemahan yaitu jarak ikan jauh gap menggambarkan perilaku ikan dan alasan
lebih dalam dari kedalaman bingkai jaring. mengapa ikan tertarik kepada cahaya yaitu
Kelemahan ini dapat diatasi dengan mere- bergerombol untuk mencari makan, respon
dupkan lampu LED pada saat dilakukan hau- terkondisi dengan intensitas cahaya tinggi,
ling. perilaku keingintahuan dan perilaku sosial la-
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian innya, fototaksis positif membuat ikan ber-
yang didapatkan bahwa sebaran cahaya lam- orientasi ke sumber cahaya, intensitas cahaya
pu LED 80 watt sebanyak 20 unit lebih fokus optimum untuk mencari makan dan kegiatan
dengan nilai terbesar 1096 lux pada sudut lainnya, dan disorientasi dan imobilisasi ka-
1680 dengan koefisien atenuasi lampu adalah rena tingkat cahaya yang tinggi dan di seki-
0,812 yaitu dengan persamaan Y= 346.8526 tarnya kondisi gelap. Reaksi ikan inilah yang
xe0.81122856 x d dapat menembus perairang 20 dimanfaatkan untuk menangkap ikan dengan

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 7, No. 1, Juni 2015 219
Tingkah Laku Ikan pada Perikanan Bagan Petepete yang . . .

mengunakan alat bantu cahaya, sehingga per- berada di luar lingkup bingkai bagan akan
gerakan ikan semakin ke permukaan dan ma- lolos dari proses penangkapan.
suk ke dalam area tangkapan alat tangkap Pola kedatangan ikan di sekitar sum-
yang digunakan. ber cahaya berbeda-beda, tergantung jenis
Pergerakan ikan yang berbeda-beda dan keberadaan ikan di perairan. Jenis-jenis
terhadap sumber dari cahaya merupakan sa- ikan yang tertangkap selama penelitian ada-
lah satu aspek yang perlu diketahui untuk lah ikan pelagis kecil yang sifatnya bergero-
meningkatkan hasil tangkapan. Pergerakan bol. Jenis ikan yang dominan tertangkap ada-
ikan yang mendekati sumber cahaya dikon- lah teri hitam (Stolephorus insularis), teri
sentrasikan dengan mengurangi intensitas ca- putih (Stolephorus indicus), layang (Decap-
haya dengan cara menggunakan satu lampu terus ruselli), kembung lelaki (Rastrelliger
disetiap sisi bagan sebagai lampu fokus un- kanagurta), tembang (Sardinella fimbriata),
tuk mengkonsentrasikan ikan di catchable bete-bete atau peperek (Leiognatus spp) dan
area. Pengkonsentrasian ikan hubungannnya cumi-cumi (Loligo spp). Kelompok ikan lain-
dengan pergerakan ikan yang berbeda terha- nya yang tertangkap bagan petepete adalah
dap sumber cahaya mengakibatkan perlakuan ikan berukuran kecil yang tidak teridentifika-
dalam mengkonsentrasikan ikan juga berbe- si, layur (Lepturacanthus savala), barakuda
da. Ikan teri, kembung dan tembang merupa- (Sphyraena genie), talang-talang (Scomber-
kan ikan yang menyenangi cahaya yang te- oides lysan), selar (Megalaspis cordyla), be-
rang sehingga peredupan lampu tidak perlu ronang lingkis (Siganus canaliculatus), japuh
maksimal. Sebaliknya ikan layang merupa- (Dussumieria acuta), barakuda obtuse (Sphy-
kan ikan yang menyenangi daerah pencaha- raena obtusata), dan lolosi merah (Ptero-
yaan yang tidak terlalu terang, sehingga da- caesio chrysozona). Hasil penelitian yang sa-
lam mengkonsentrasikannya haruslah dengan ma dikemukakan oleh Sudirman (2003) dan
seredup mungkin dan peredupan lampu di- Sulaiman (2006) bahwa hasil tangkapan uta-
lakukan sehalus mungkin agar ikan tidak ma bagan rambo (bagan yang ukurannya le-
terkejut. Hasil penelitian ini diperkuat oleh bih besar dari bagan petepete) yang diope-
penelitian Sudirman (2003) bahwa ikan teri rasikan di perairan Barru Selat Makassar ada-
(Stolephorus insularis) menyenangi inten- lah ikan teri, kembung, layang, tembang dan
sitas cahaya yang tinggi (35-45 lux), sedang- cumi-cumi.
kan ikan layang (Decapterus ruselli) sangat Pengamatan dengan menggunakan
sensitif dengan cahaya sehingga cenderung side scan sonarcolour tidak dapat mengeta-
berada pada iluminasi antara 0.2-5 lux, selan- hui jenis ikan yang berada di perairan, namun
jutnya Tupamahu (2001) mengatakan bahwa pergerakan kawanan ikan yang ada di sekitar
ikan tembang (Sardinella fimbriata) menye- bagan dapat diketahui. Hasil pengamatan de-
nangi intensitas yang tinggi (10-100 lux) se- ngan menggunakan side scan sonar colour
dangkan ikan selar (Megalaspis cordyla) an- memperlihatkan bahwa kawanan ikan bere-
tara 100 lux sampai 200 lux. nang mendatangi sumber cahaya dari ber-
Penarikan jaring dilakukan setelah bagai arah dengan kedalaman yang berbeda,
ikan telah terkonsentrasi di sekitar lampu fo- yaitu ada yang berenang pada kisaran keda-
kus dimana ikan telah teradaptasi sempurna laman 20-30 meter dan ada pula yang be-
oleh cahaya. Ikan yang telah beradaptasi renang pada kisaran kedalaman yaitu 5-10
sempurna dengan cahaya dapat mengakibat- meter, hal ini sesuai dengan yang dikemuka-
kan ikan tidak terlalu terpengaruh oleh proses kan oleh Gambang et al. (2003) bahwa ikan
pengangkatan bingkai jaring pada saat hau- pelagis kecil terdistribusi dikedalaman 15-60
ling. Ikan yang tetap berada dalam lingkup meter. Perbedaan ini diindikasikan karena
bingkai bagan akan tertangkap dan ikan yang jenis ikan yang berbeda dan kedalaman rena-

220 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt71
Sulaiman et al

ng ikan yang berbeda tergantung dari kondisi gangguan lain seperti proses hauling yang
yang optimum ikan tersebut. Demikian pula dilakukan.
respon ikan berbeda terhadap cahaya menga- Hasil side scan sonar colour memper-
kibatkan pola pergerakan ikan mendekati ca- lihatkan ada yang tetap berada di sekitar
haya juga berbeda. sumber pencahayaan dan ada yang terus ber-
Pola kedatangan ikan di sekitar penca- gerak di sekitar sumber pencahayaan. Penye-
hayaan ada yang langsung menuju sumber baran ikan belum memperlihatkan pola yang
cahaya dan ada juga yang masih berada di tetap. Penyebaran ikan pada saat lampu LED
sekitar sumber pencahayaan. Hal ini terjadi masih dinyalakan semua memperlihatkan
karena ketertarikan ikan berbeda-beda terha- bahwa kawanan ikan masih cenderung ber-
dap cahaya. Ikan-ikan yang pola kedatangan- ada di luar catchable area. Pada saat ini ka-
nya tidak langsung masuk ke dalam sumber wanan ikan masih terus mendatangi sumber
cahaya diindikasikan karena ingin mencari pencahayaan.
makan. Ikan yang tidak langsung mendatangi Penyebaran kawanan ikan pada saat
sumber cahaya adalah ikan predator yang lampu luar bagan telah dimatikan terlihat se-
mendatangi sumber cahaya karena mencari makin mendekati cathcable area. Pada saat
makan (Baskoro et al. 2011). Menurut ini pola pergerakan ikan cenderung memben-
Siebecket al. (2015) bahwa ikan yang sangat tuk pola pergerakan yang teratur memutar
kecil terdiri dari beberapa jenis ikan dalam (melingkari) sumber pencahayaan dimana
tahap larva dari kebanyakan ikan laut meng- ikan masih kadang-kadang bergerak agak
habiskan hidupnya sampai beberapa minggu menjauhi sumber pencahayaan kemudian
dilingkungan pelagis, di mana mereka harus mendekati lagi. Saat lampu yang berada di
menemukan makanan dan menghindari pre- bawah bingkai bagan akan dipadamkan ter-
dator untuk bertahan hidup. Hal ini dapat lihat ikan semakin terkonsentrasi di sekitar
terjadi karena pada perikanan light fishing catchable area, walaupun pada saat ini masih
yang tertarik langsung oleh cahaya umumnya ada kawanan ikan yang terlihat meninggal-
ikan-ikan kecil. kan lokasi pencahayaan dan ada pula yang
Pola kedatangan ikan hubungannya mendekati sumber pencahayaan.
dengan arah memperlihatkan bahwa ikan Penyebaran kawanan ikan di kedalam-
cenderung mendatangi sumber pencahayaan an perairan berada di sekitar waring bagan
dari segala arah bagan. Hal ini dikarenakan dan sekitar permukaan perairan. Ikan-ikan
ikan yang mendatangi sumber cahaya mem- yang berada di sekitar waring bagan dan ko-
butuhkan adaptasi dari suatu daerah yang lom perairan diindikasikan adalah ikan kem-
baru. Hasil penelitian juga menunjukkan ikan bung, tembang dan layang. Hal ini sesuai
telah ada di dasar perairan sebelum lampu dengan apa yang dikemukakan oleh Godø et
dinyalakan. Ikan ini kemungkinan ikan dasar al. (2004) bahwa sekitar 65 % ikan mackerel
yang menetap di tempat tersebut. Keberada- berada diantara permukaan sampai keda-
an ikan pada saat setting ke-2 atau ke-3 telah laman 40 m, sedangkan ikan yang berada di
berada di sekitar pencahayaan di sebabkan sekitar permukaan adalah ikan teri yang me-
karena adanya ikan yang lolos dari tangkapan rupakan ikan berfototaksis positif.
pada saat hauling pertama. Keberadaan ikan Saat hauling dimana hanya 1 lampu
ini di sebabkan ikan yang berhasil melolos- LED menyala di setiap sisi, pola penyebaran
kan tidak meninggalkan lokasi bagan. Ikan- ikan di perairan sudah memiliki pola yang
ikan ini diindikasikan adalah ikan yang ber- teratur. Pola penyebaran ikan berada di se-
fototaksis positif dan telah beradaptasi de- kitar waring bagan dan tepat berada di bawah
ngan cahaya masih terus bergerak mendekati rangka bagan. Pola penyebaran seperti ini
dan menjauhi dari sumber pada cahaya di- diindikasikan adalah pola penyebaran ikan
karenakan adanya predator ataupun adanya teri yang berada di bawah rangka bagan, se-

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 7, No. 1, Juni 2015 221
Tingkah Laku Ikan pada Perikanan Bagan Petepete yang . . .

dangkan ikan kembung dan tembang yang UCAPAN TERIMA KASIH


berada di sekitar bingkai bagan. Pola distri-
busi ikan ini membentuk pola spherical (bo- Kami sangat berterima kasih kepada
la) seperti yang dikemukakan oleh Misund et H. Basri pemilik bagan petepete, nahkoda
al. (2003). dan anak buah kapal “darahmuda” untuk ker-
Saat hauling telah selesai, masih ter- ja samanya selama penelitian. Penelitian ini
lihat kawanan ikan di sekitar bagan. Ka- sebagian dibiayai oleh Ditjen Dikti melalui
wanan ikan ini diindikasikan adalah kawanan bantuan beasiswa BPPS.
ikan yang dapat meloloskan diri dari cakupan
bingkai jaring bagan dan ikan-ikan yang ber- DAFTAR PUSTAKA
ada di luar catchable area tetapi tidak me-
ninggalkan daerah bagan ketika pada saat Ayodhyoa, A.U. 1981. Metode penangkapan
hauling dilaksanakan. Ikan-ikan yang tidak ikan. Yayasan Dewi Sri. Bogor. 91p.
tertangkap ada yang menjauhi bagan dan ada Arimoto, T., C.W.Glass, and X. Zhang.
yang tetap berada di sekitar bagan. Diduga 2010. Fish vision and its role in fish
ikan yang tetap berada di daerah bagan ada- capture. In: Pingguo He (ed.). Beha-
lah ikan-ikan yang menyenangi cahaya atau viour of marine fish: capture process-
dengan kata lain berfototaksis positif seperti es and conservation challenges. 25-
ikan teri dan tembang. Kemungkinan kedua 44pp.
adalah ikan predator yang datang memangsa Baskoro, S.M. 1999. Capture process of the
ikan-ikan kecil yang stres akibat proses hau- floated bamboo-platform liftnet with
ling sehingga dapat dengan mudah dimangsa light attraction (Bagan). Disertation.
seperti ikan kembung, layang, layur, selar, Course of Marine Sciences and Tech-
cumi-cumi dan barakuda. nology, College of Fisheries. Tokyo
University. 149p.
IV. KESIMPULAN Baskoro, S.M., A.A. Taurusman, and Sudir-
man. 2011. Tingkah laku ikan hubu-
Sebaran cahaya lampu LED 80 watt ngannya dengan ilmu dan teknologi
lebih fokus dengan nilai 1096 lux pada sudut perikanan tangkap. Lubuk Agung.
1680. Koefisien atenuasi lampu LED 80 watt Bandung. 258hlm.
dengan nilai 0,812 dengan persamaan Y= Ben-Yami, M. 1987. Fishing with light. Ar-
346.8526xe0.81122856 x d. Hasil persamaan ini rangement with the Agriculture Or-
diperoleh bahwa pada kedalaman 20 meter ganization of the United Nation by
lampu LED 5,2 lux. Fishing News Books Ltd. Farnham,
Pola pergerakan kawanan ikan men- Surrey, England. 121p.
datangi pencahayaan berada pada kedalaman Brandt's V. 2005. Fish catching methods of
5-10 meter adalah jenis ikan yang menyena- the world. 4th ed. Blackwell Publish-
ngi intensitas cahaya yang tinggi seperti ikan ing Ltd. England. 523p.
teri, kembung dan tembang, dan yang berada Effendi, H. 2003. Telah kualitas air bagi pe-
pada kedalaman 20-30 m adalah ikan layang. ngelola sumberdaya dan lingkungan
Pola pergerakan ikan menuju permukaan di perairan. Kanisius Press. Yogyakarta.
sekitar pencahayaan terjadi pada saat hanya 259hlm.
lampu fokus menyala dan diredupkan secara Gambang, A.C., H.B. Rajali, and D. Awang.
perlahan selama 15 menit. Pola pergerakan 2003. Overview of biology and ex-
kawanan ikan setelah proses penangkapan ploitation of the small pelagic fish
ada yang meninggalkan daerah pencahayaaan resources of the EEZ of Sarawak,
dan ada yang tetap di daerah pencahayaan. Malaysia. Fisheries Research Ins-

222 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt71
Sulaiman et al

titute Malaysia Serawak Bintawa. Mitsugi, S. 1974. Fish Lamps. In Fishing


Kucing. 18p. Gear and Methods. Japan Interna-
GodØ, O.R., V. Hjellvik, S.A. Iversen, A.S. tional Coo. Agency, Goverment of
lotte, E. Tenningen, and T. Torkelsen. Japan. 240p.
2004. Behaviour of mackerel school Nikonorov, I.Ve. 1975. Interaction of fishing
during summer feeding migration in gear with fish aggregations. Keter Pu-
the Norwegian Sea, as observed from blishing House Jerusalem Ltd. Israel.
fishing vessel sonars. J. ICESJMS, 216p.
61(7):1093-1099. Siebeck U.E., J. O'connor, C. Braun, and
Gustaman, G., F. Fauziyah, and I. Isnaini. J.M Leis. 2015. Do human activities
2012. Efektifitas perbedaan warna influence survival and orientation
cahaya lampu terhadap hasil tangkap- abilities of larval fishes in the ocean.
an bagan tancap di perairan Sungsang J. Integr. zool., 10(1):65-82.
Sumatera Selatan. Maspari J.. 4(1): Sudirman. 2003. Analisis tingkah laku ikan
90-102. untuk mewujudkan teknologi ramah
Haruna. 2010. Distribusi cahaya lampu dan lingkungan dalam proses penangkap-
tingkah laku ikan pada proses pe- an pada bagan rambo. Disertasi.
nangkapan bagan perahu di perairan Program Pascasarjana Institut Pertani-
Maluku Tengah. J. Amanisal, 1(1): an Bogor. Bogor. 307hlm.
22-29. Sulaiman, M., J. Indra, dan S.M. Baskoro.
Hoar, W.S. and D.J. Randall. 1971. Fish 2006. Studi tingkah laku ikan pada
physiology: Sensory systems and proses penangkapan dengan alat ban-
electric organs. Academic Press Inc. tu cahaya: Suatu pendekatan akustik.
New York and London. 600p. Indonesia J. Mar. Sci., 11(1):31-36.
Iskandar, M.D.H., A.U. Ayodhyua, D.R. Tupamahu, A., M.S. Baskoro, I. Jaya, and
Monintja, and I. Jaya. 2002. Analisis D.R. Monintja. 2001. Komparas
hasil tangkapan bagan bermotor pada adaptasi retina ikan tembang (Sardi-
tingkat pencahayaan yang berbeda di nella fimbriata) dan ikan selar (Selar
perairan Teluk Semangka Kabupaten crumenopthalmus) yang tertarik de-
Tanggamus. Maritek. 1(2):79-98. ngan cahaya lampu. Bulletin PSP,
Maxi-Signal (2015). LED 80 watt flood 10(1):65-74.
light. Maxi_Signal Productsigna Co. Tupamahu, A. 2003. Studi tentang tingkah
Illionis.http://www.maxi-signal.com/ laku ikan tembang (Sardinella fim-
pdf/LED-Flood-Light-Flyer.pdf.[9 briata) dan selar (Selar crumeno-
Pebruari 2015]. pthalmus) di bawah cahaya lampu.
Mills, E., T. Gengnagel, and P. Wollburg. Disertasi. Program Pascasarjana Ins-
2014. Solar-LED alternatives to fuel- titut Pertanian Bogor. Bogor. 120hlm.
based lighting for night fishing. Ener- Wisudo, S.H., H. Sakai, S. Takeda, S. Aki-
gy Sustain Dev., 21(0):30-41. doi:http yama, T. Arimoto, and T. Takayama.
://dx.doi.org/10.1016/j.esd.2014.04.0 2002. Total lumen estimation of
06. fishing lamp by means of Rousseau
Misund, O., J. Coetzee, P. Fréon, M. Garde- diagram analysis with Lux measure-
ner, K. Olsen, I. Svellingen, and I. ment. J. Fish Sci., 68(sup1):479480p.
Hampton. 2003. Schooling behaviour
of sardine sardinops sagax in False Diterima : 17 Februari 2015
bay, South Africa. J. Mar. Sci., 25(1) Direview : 22 Mei 2015
:185-193. Disetujui : 8 Juni 2015

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 7, No. 1, Juni 2015 223
224

Potrebbero piacerti anche