Sei sulla pagina 1di 12

TEMA DAN FAKTOR KEBAHASAAN NOVEL TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER

WIJCK KARYA HAMKA DAN BUMI CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL


SYIRAZY (MELALUI KAJIAN INTERTEKSTUALITAS)
Amelia Dian Utami1), Hasnul Fikri2), Syofiani2)
1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
2) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Bung Hatta Padang
Amelia_dianutami@yahoo.com

ABSTRACT

The aims of this research are (1) to describe the theme and language style in the novel
of TKVDW and BC, (2) to describe the author’s social-cultural setting of TKVDW and BC, (3)
to describe a linked theme and language styles from the novel of TKVDW and BC and
authors’ social-culture through intertextuality study. This research used theory of Art from
Sumardjo & Saini, 1988: 3) and the study of intertextuality referred to Nurgiyantoro’s theory
(1995: 50). The type of this research was a qualitative research by using descriptive method.
The objects of this research were (1) theme and language style of the novel TKVDW was
written by Hamka and BC was written by HES (2) social-cultural setting of Hamka and HES.
Theme of the novel can be found from the problem solving, choosing the dominant problem
inside of the novel and the problem involved the figure of the novel. On the novel of TKVDW
was found about 34 of language variations and 447 items of language style, while on the
novel of BC was found about 32 of language variations and 285 items of language style.
Therefore, Hamka was more dominant in using the language variation and language styles
than BC’s Novel by HES. It can be concluded that the socio-cultural setting of author has
significant influence to the choice of theme and the language styles indeed to be used into
their works.

Key word : Novel, Theme,Language Style, Social-Culture Setting, Intertextual Study.

Pendahuluan kebenaran moral dengan sentuhan kesucian,


keluasan pandangan, dan bentuk mempesona
Sastra adalah ekspresi pikiran dalam
(Sumardjo & Saini,1988: 2).
bahasa, sedang yang dimaksud “pikiran” di
sini adalah pandangan, ide-ide, perasaan, Dengan demikian, dapat dinyatakan
pemikiran, dan semua kegiatan-kegiatan dari batasan-batasan di atas sastra adalah
mental manusia. Batasan lain menyatakan ungkapan pribadi manusia yang berupa
sastra adalah inspirasi kehidupan yang pengalaman, pemikiran, perasaan, ide,
dimateraikan dalam bentuk keindahan. Sastra semangat, keyakinan dalam suatu bentuk
juga adalah sebuah buku yang memuat gambaran konkret yang membangkitkan
perasaan kemanusiaan yang mendalam dan
pesona dengan alat bahasa (Sumardjo & mempengaruhi bangunan atau sistem
Saini,1988: 3). organisme karya sastra. Atau lebih khusus ia
dapat dikatakan sebagai unsur-unsur yang
Salah satu genre sastra itu ialah novel.
mempengaruhi bangunan cerita sebuah karya
Semi (1988:32) menyatakan bahwa novel
sastra, namun sendiri tidak ikut menjadi
adalah suatu konsentrasi kehidupan pada
bagian di dalamnya, misalnya jati diri
suatu saat yang tegang, dan pemusatan
pengarang yang mempunyai ideologi,
kehidupan yang tegang. Sedangkan Taylor
padangan hidup dan way of life bangsanya,
(dalam Atmazaki, 2007:40) menyatakan
kondisi kehidupan sosial-budaya masyarakat
bahwa novel merupakan fiksi naratif yang
yang dijadikan latar cerita, dan lain-lain.
berbentuk prosa yang lebih panjang dan lebih
( Nurgiyantoro, 1995: 23).
kompleks daripada cerpen, yang
Dari pemahaman di atas, bahwa gaya
mengekspresikan sesuatu tentang kualitas
bahasa dapat disimpulkan gaya seorang
atau nilai pengalaman manusia.
pengarang dalam mewujudkan dan
Agar penulis karya sastra ini dapat melahirkan hasil imajinasinya yang
mengekspresikan yang ingin ia tulis, maka berangkat dari kehidupan manusia
sebelumnya harus diketahui unsur-unsur apa kebanyakan. Gaya bahasa merupakan sebuah
saja yang dapat membangun sebuah novel. kunci agar karya dapat disukai dan disenangi
Secara umum unsur-unsur ini dapat dibagi peminat sastra itu sendiri, karena melalui
menjadi dua yaitu: unsur intrinsik dan unsur style yang dipilih Si pengarang dalam
ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur- menulis karyanya akan dapat melahirkan
unsur yang membangun karya sastra itu karya sastra yang unik dan berbeda sesuai
sendiri. Unsur-unsur inilah yang dengan karakter atau gaya yang dipilih oleh
menyebabkan karya sastra hadir sebagai masing- masing penulisnya.
karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual Banyak sekali novel yang bertemakan
akan dijumpai jika orang membaca karya cinta, namun peneliti lebih tertarik untuk
sastra. Unsur intrinsik sebuah novel adalah mengkaji novel karya Hamka yang berjudul
unsur-unsur yang (secara langsung) turut Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
serta membangun cerita, misalnya, peristiwa, (TKVDW) dan novel karya Habiburrahman
cerita, plot, penokohan, tema, latar, sudut El Shirazy (HES) yang berjudul Bumi Cinta
pandang penceritaan, bahasa atau gaya (BC). Ini dikarenakan peneliti melihat cara
bahasa, dan lain-lain. Unsur ekstrinsik penyajian cerita yang dipilih oleh pengarang
adalah unsur yang berada di luar karya sastra untuk melahirkan sebuah novel bertemakan
itu, tetapi secara tidak langsung
cinta dikemas dengan nuansa Islam yang Kajian intertekstual dimaksudkan
kental. sebagai kajian terhadap sejumlah teks
(lengkapnya: teks kesastraan), yang diduga
Novel karya Hamka yang berjudul
mempunyai bentuk-bentuk hubungan
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
tertentu. Misalnya untuk menemukan adanya
(TKVDW) yang di dalamnya pengarang
hubungan unsur-unsur intrinsik seperti ide,
melukiskan suatu kisah cinta murni sepasang
gagasan, peristiwa, plot, penokohan, (gaya)
muda-mudi, yang dilandasi keikhlasan dan
bahasa, dan lain-lain, di antara teks-teks yang
kesucian jiwa, yang patut dijadikan tamsil
dikaji (Nurgiyantoro, 1995:50).
ibarat.
Berdasarkan hasil penelitian yang
Senada dengan novel karya Hamka,
relevan perbedaanya terletak pada sumber
novel Bumi Cinta (BC) karya HES juga
data, objek dan kajian yang digunakan
bertemakan cinta, namun cinta pada novel ini
peneliti dalam melakukan penelitian. Sumber
lebih komplit. Komplitnya kisah cinta di
data yang peneliti ambil adalah novel
dalam novel ini adalah cinta seorang muslim
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Karya
muda pada ajaran agamanya dan cintanya
Hamka dan novel Bumi Cinta Karya
pada seorang gadis yang ia temui di kota
Habiburrahman El Shirazy serta latar sosial
Moskwa yang mayoritas penduduknya non-
budaya masing-masing pengarang.
muslim. Karena ada ditemukan kesamaan
Kemudian objek yang dipakai adalah tema,
dari cara penulis menyajikan novelnya, maka
gaya bahasa dan latar sosial budaya
peneliti tertarik meneliti tema dan faktor
pengarang. Sementara penelitian terdahulu
kebahasaan novel TKVDW karya Hamka dan
menggunakan sumber novel Titisan Nabi
novel BC karya HES melalui Kajian
Karya Muhammad Masykur A.R. Said.
Intertekstualitas. Pada penelitian ini peneliti
Objek yang digunakannya gaya bahasa
ingin tahu bagaimana tema dan gaya bahasa
bahasa dan unsur intrinsik tema, penokohan
yang digunakan dalam novel TKVDW karya
dan latar.
Hamka dan novel BC karya HES?,
bagaimanakah gambaran latar sosial budaya Hal yang paling mendasari perbedaan
penulis novel TKVDW dan novel BC?, dan penelitian ini adalah kajian yang digunakan
bagaimanakah kaitan tema dan gaya bahasa peneliti sekarang dengan peneliti
dengan latar sosial budaya dari penulis novel sebelumnya. Kajian peneliti sekarang
penulis novel TKVDW dan novel BC?. menggunakan kajian intertekstual untuk
mendeskripsikan data yang ditemukan.
Semetara peneliti selanjutnya hanya dengan
metode kualitatif dengan menghasilkan data berbentuk prosa dalam ukuran yang luas.
deskriptif. Ukuran yang luas di sini dapat berarti cerita
dengan plot (alur) yang kompleks, karakter
Adapun tujuan penelitian ini adalah
yang banyak, tema yang kompleks, suasana
mendeskripsikan tema dan gaya bahasa yang
cerita yang beragam, dan setting cerita yang
terdapat pada novel TKVDW dan novel BC,
beragam pula. Namun “ukuran luas” di sini
latar sosial budaya penulis novel TKVDW
juga tidak mutlak demikian, mungkin yang
dan novel BC, dan kaitan tema dan gaya
luas hanya salah satu unsur fiksinya saja,
bahasa yang terdapat pada novel TKVDW
misalnya temanya, sedangkan karakter,
dan novel BC dengan latar sosial budaya
setting, dan yang lain-lainnya hanya satu
penulis melalui kajian intertekstualitas.
saja.
Sastra adalah ungkapan spontan dari
Menurut Sumardjo & Saini,
perasaan yang mendalam. Sastra adalah
(1988:56), tema adalah ide sebuah cerita.
ekspresi pikiran dalam bahasa, sedang yang
Pengarang dalam menulis cerita bukan
dimaksud “pikiran” di sini adalah pandangan,
sekedar mau bercerita, tetapi mau
ide-ide, perasaan, pemikiran, dan semua
mengatakan sesuatu kepada pembacanya.
kegiatan-kegiatan mental manusia. Batasan
Dari penyataan di atas dapat disimpulkan
lain menyatakan sastra adalah inspirasi
bahwa tema menurut Sumardjo & Saini
kehidupan yang dimateraikan dalam bentuk
merupakan suatu ide yang nantinya akan
keindahan. Sastra juga adalah sebuah buku
diangkat oleh pengarang menjadi suatu
yang memuat perasaan kemanusiaan yang
tulisan yang nantinya si pembaca dapat
mendalam dan kebenaran moral dengan
terhibur dan memperoleh ilmu pengetahuan.
sentuhan kesucian, keluasan pandangan, dan
bentuk mempesona. Dengan demikian, dapat Menurut Abrams (dalam
dinyatakan dari batasan-batasan tersebut Nurgiyantoro, 1988:276) stile, (style, gaya
sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang bahasa), adalah cara pengucapan bahasa
berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, dalam prosa, atau bagaimana seorang
ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk pengarang mengungkapkan sesuatu yang
gambaran kongkret yang membangkitkan akan dikemukakan. Stile ditandai oleh ciri-
pesona dengan alat bahasa (Sumardjo & ciri formal kebahasaan seperti pilihan kata,
Saini,1988:2-3). struktur kalimat, bentuk-bentuk bahasa
figuratif, penggunaan kohesi, dan lain-
Menurut Sumardjo & Saini
lainnya.
(1988:29), dalam arti luas novel adalah cerita
Dilihat dari segi bahasa, gaya bahasa tergambar dari teks-teks tokoh dalam novel
adalah cara menggunakan bahasa. Gaya yang diteliti. Menurut Bodgan dan Taylor
bahasa memungkinkan kita dapat menilai (dalam Moleong, 2010:4) bahwa penelitian
pribadi, watak, dan kemampuan seseorang kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
yang mempergunakan bahasa itu. Semakin menghasilkan data deskriptif berupa kata-
baik gaya bahasanya, semakin baik pula kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
penilaian orang terhadapnya; semakin buruk perilaku yang dapat diamati berupa tema dan
gaya bahasa seseorang, semakin buruk pula gaya bahasa novel Tenggelamnya Kapal Van
penilaian diberikan kepadanya (Keraf, Der Wicjk (TKVDW) karya Hamka dan
2010:113). novel Bumi Cinta (BC) karya
Habiburrahman EL Shirazy (HES) melalui
Kajian intertekstual dimaksudkan
kajian intertekstualitas .
sebagai kajian terhadap sejumlah teks
(lengkapnya: teks kesastraan), yang diduga Sesuai dengan tujuan penelitian,
mempunyai bentuk-bentuk hubungan metode yang digunakan adalah metode
tertentu. Misalnya untuk menemukan adanya deskriptif. Mardalis (2007:26),
hubungan unsur-unsur intrinsik seperti ide, menggungkapkan bahwa metode deskriptif
gagasan, peristiwa, plot, penokohan, (gaya) adalah metode yang dilakukan dengan jalan
bahasa, dan lain-lain, di antara teks-teks yang mengumpulkan data, menyusun,
dikaji (Nurgiyantoro, 1995:50). mengklasifikasikan, menganalisis, dan
menginterpretasikannya. Dengan demikian,
Senada dengan itu, secara lebih
melalui metode deskriptif ini peneliti dapat
khusus dapat dikatakan bahwa kajian
dengan mudah mendeskripsikan data yang
interteks berusaha menemukan aspek-aspek
telah diperoleh dan diolah menjadi suatu
tertentu yang telah ada pada karya-karya
hasil kesimpulan penelitian yang sebelumnya
sebelumnya pada karya yang muncul lebih
dikaji melalui kajian intertekstualitas sesuai
kemudian. Tujuan kajian ini sendiri adalah
kajian penelitian peneliti.
untuk memberikan makna secara lebih penuh
terhadap karya tersebut (Nurgiantoro, Kemudian teknik pengumpulan data
1995:50). yang peneliti gunakan yaitu dengan (1) studi
kepustakaan, kegiatan ini dilakukan dengan
Metodologi Penelitian
membaca dan mempelajari buku-buku yang
Jenis penelitian ini adalah penelitian berhubungan dengan tujuan penelitian. (2)
kualitatif yang menghasilkan data-data membaca dan memahami serta
deskriptif berupa kata-kata tertulis dan mengumpulkan data yang terdapat pada
novel TKVDW karya Hamka dan pada novel mengkaji novel karya Hamka yang berjudul
BC karya HES, sehingga peneliti dapat Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
memahami tema dan kebahasaan yang ada (TKVDW) dan novel karya Habiburrahman
pada novel tersebut. (3) mengelompokkan El Shirazy (HES) yang berjudul Bumi Cinta
gaya bahasa yang telah ditemukan tersebut (BC). Ini dikarenakan peneliti melihat cara
berdasarkan teori. (4) menandai setiap gaya penyajian cerita yang dipilih oleh pengarang
bahasa yang digunakan dengan bentuk table untuk melahirkan sebuah novel bertemakan
3.1 (5) mengumpulkan data tentang latar cinta dikemas dengan nuansa Islam yang
sosial budaya pengarang novel TKVDW dan kental. Menurut Mursal Esten (1984:92)
novel BC dengan cara membaca biografi dalam melukiskan tema mayor suatu cerita
kedua pengarang dengan bantuan table 3.2 di ada beberapa cara yaitu melihat persoalan
halaman 45 yang paling banyak membutuhkan waktu
penceritaan, melihat persoalan yang paling
Setelah semua data terkumpul, maka
banyak menimbulkan konflik.
selanjutnya peneliti melakukan analisis data
dengan menggunakan langkah-langkah Berdasarkan toeri Mursal,
sebagai berikut: : (1) menganalisis tema dan permasalahan yang sering muncul di dalam
gaya bahasa yang digunakan oleh pengarang novel berdasarkan waktu masing-masing
novel TKVDW dan novel BC sesuai dengan novel didukung dengan keterlibatan tokoh
aspek yang diteliti, (2) menganalisis latar dalam permasalahan yang ada di dalam
sosial budaya penulis novel TKVDW dan masing-masing novel. Kedua novel
penulis novel BC sesuai dengan data yang bertemakan cinta. Bedanya, Cinta yang
diperoleh peneliti melalui membaca biografi digunakan pada novel BC lebih kepada
ke dua pengarang novel di atas, (3) kepada agama Islam dan ajarannya, daripada
menginterpretasikan hubungan antara tema cinta sesama insan, walaupun pada akhirnya
dan kebahasaan dengan latar belakang novel ini mengisahkan akhir cinta Ayyas
pengarang TKVDW dan BM dengan dengan Sofia gadis Palestina di Rusia karena
menggunakan teori intertekstualitas. (4) Allah Ta’ala dan bagaimana seharusnya yang
merumuskan kesimpulan hasil penelitian. baik mengungkapkan rasa cinta antara laki-
laki dan perempuan yang benar dalam ajaran
Hasil dan Pembahasan
Islam. Sementara novel TKVDW bercerita
Tema tentang cinta antara muda dan mudi yang
terhalang karena adat, namun masih tetap
Banyak sekali novel yang bertemakan
dibalut dengan kemasan Islam yang kental.
cinta, namun peneliti lebih tertarik untuk
7. Eponim 1 -
8. Epitet 2 5
9. Metonimia 4 6
10. Hipalase 14 3
11. Satire 4 16
12. Sinekdoke past 1 5
pro toto
13. Sinekdoke totum 1 -
pro parte
14. Sinisme 12 7
15. Sarkasme 13 29
Gaya Bahasa Novel TKVDW dan BC 16. Ironi 6 1

Tabel 1 Gaya Bahasa Novel TKVDW dan


Dari tabel tersebut jumlah gaya
Novel BC
bahasa retoris dan kiasan yang muncul dalam
Frekuensi novel TKVDW terdapat 447 buah gaya
Kemunculan
Gaya Bahasa bahasa (271 buah gaya bahasa retoris dan
Novel Novel 176 buah gaya bahasa kiasan). Sedangkan
TKVDW BC
Gaya Bahasa Retoris jumlah gaya bahasa retoris dan kiasan dalam
1. Aliterasi 4 - novel BC terdapat 285 buah gaya bahasa ( 97
2. Asonansi 117 26
3. Anastrof 8 - buah gaya bahasa retoris dan 188 buah gaya
4. Apofasis 1 - bahasa kiasan). Ragam gaya bahasa kiasan
5. Asindeton 14 4
6. Polisindeton 73 40 dan retoris yang muncul dalam novel
7. Kiasmus 4 - TKVDW adalah 34 ragam gaya bahasa ( 18
8. Eufemismus 3 1
9. Litotes 17 - ragam gaya bahasa retoris dan 16 ragam gaya
10. Histeron 1 - bahasa kiasan). Sedangkan ragam gaya
proteron
11. Pleonasme 2 - bahasa kiasan dan retoris yang muncul dalam
12. Tautologi 3 1 novel BC adalah 23 ragam gaya bahasa ( 10
13. Perifrasis 3 1
14. Prolepsis 5 - ragam gaya bahasa retoris dan 13 ragam gaya
15. Erotesis 4 2 bahasa kiasan). Kemudian gaya bahasa yang
16. Koreksio 2 1
17. Hiperbol 6 20 sering muncul pada novel TKVDW adalah
18. Paradoks 4 - asonansi (117 buah), sedangkan pada novel
Gaya Bahasa Kiasan
1. Persamaan atau 80 63 BC adalah simile (63 buah).
simile
2. Metafora 16 22 Latar sosial pengarang novel TKVDW
3. Alegori 1 1 dan BC juga sangat berbeda. Pengarang
4. Parabel 2 -
5. Personifikasi 17 30 novel TKVDW seorang yang terlahir sebagai
6. Alusi 2 1 orang Minangkabau yang terkenal dengan
kentalnya adat mereka. Sedangkan pengarang dan dkk. Tujuan Pujangga baru Kesusastraan
BC terlahir sebagai orang Jawa Tengah yang ialah untuk menggambarkan tinggi
terkenal dengan tutur kata yang lebut. rendahnya bangsa , juga untuk mendorong
bangsa tersebut ke arah yang lebih maju dan
Hamka dilahirkan di Maninjau,
Hamka merupakan salah satu pengarang
Sumatera Barat tahun 1908 di desa kampung
prosa yang religius bernapaskan Islam yang
Molek. Sejak muda, Hamka dikenal sebagai
di pengaruhi pujangga Mesir. Ini diakibatkan
seorang pengelana, sebab pada usia 16 tahun
kebiasaannya menyelidiki pujangga Timur
ia sudah merantau ke jawa untuk menimba
Tengah. Hamka menjadi anggota dari
ilmu tentang gerakan Islam modern kepada
Pujangga Baru
HOS Tjokroaminoto, Ki Bagus Hadikusumo,
(http://biografi.rumus.web.id/biografi-buya-
dan dkk. Sehingga Hamka mendapat gelar
hamka/.di unduh 5 Mei 2013. Pukul 13.11
dari ayahnya Si Bujang Jauh (Ahmad, 2013).
WIB ).
Hamka juga dikenal sebagai orang
Pujangga Baru memiliki sifat tertentu
yang gemar membaca dan menguasai
dalam karyanya. Karena pujangga baru
beberapa bidang ilmu yang dipelajarinya
bersifat dinamis, romantik idealistik artinya
secara otodidak, mulai dari filsafat, sastra,
sudah timbul mengubah sesuatu yang
sejarah, dan politik Islam dan barat. Hamka
dianggap sudah tidak berlaku lagi, lebih
juga menguasai bahasa Arab yang tinggi
banyak bentuk puisinya lebih dominan
sehingga dia mudah menyelidiki dan
adalah soneta, bentuk prosanya roman
pujangga besar Timur Tengah. Karena
(Yudiono, 2007).
keahlian dan bekalnya ini, Hamka yang pada
saat itu hidup pada massa jajahan Belanda Pada masa Hamka saat itu mengarang
juga ikut merasakan pensensoran yang sangat cenderung tulisannya bersifat romantik
ketat oleh pemerintah Belanda kepada hasil sehingga gaya bahasa yang banyak
karya tulis anak bangsa seadandainya karya digunakan adalah bahasa-bahasa puitis,
itu diterbitkan, sehingga hasilnya yang terbit karena Hamka seorang dari Minang jadi
hanya yang bersifat hiburan dan karya yang karangan yang romatis itu ditaburi kata
mendukung pemeritahan Belanda (Ahmad, petatah –petitih yang sering ditemukan di
2013). Minangkabau.

Pada massa itu berdirilah sebuah Sementara HES lahir 30 september


organisasi yang diberi nama Pujangga Baru 1976 di desa Bangetayu Wetan yang terletak
yang dipimpin oleh St. Takdir alisyahbana di pinggiran kota Semarang, Jawa Tengah. Ia
seorang dai, novelis, dan penyair yang karya- terlibat dengan keberadaan masyarakat
karya tidak terkenal di Indonesia saja, tetapi (Hardjana, 1985: 71), terbukti adanya.
di negara lain seperti Malaysia, Singapura
Sebab sosial budaya pengarang
dan Brunai. HES memang dikenal sebagai
sangat mempengaruhi isi karya yang ditulis
seorang penulis yang hebat beberapa tahun
pengarang dalam novelnya, baik tema
belakangan ini, beberapa karangannya mejadi
maupun gaya bahasa. Hamka termasuk
best seller, salah satunya ayat-ayat cinta
golongan pengarang pujangga baru yang
yang sempat diangkat menjadi sebuah film
memiliki aliran romantik dan menggunakan
layar lebar
gaya bahasa yang puitis. Ini disebabkan
(http://biografi.rumus.web.id/biografihabibur
Hamka yang terlahir sebagai putra
rahman-el-shirazy/ di unduh minggu, 5 mei
Minangkabau dan hidup sebagai penulis di
2013. Pukul 13:09 WIB).
masa pemerintahan Belanda yang mencekal
HES terlahir sebagai pengarang
tulisan anak bangsa karena takut akan
zaman modernisasi yang juga menulis novel
menghadirkan gerakan nasionalisme,
romantis tetapi tidak begitu memperhatikan
sehingga di dalam novelnya Hamka banyak
gaya bahasa, melainkan memperhatikan isi
menggunakan petatah-petitih dan bahasa
kesampaian cerita pada pembaca. Sehingga
kiasan. Jika dibandingkan dengan novel BC
isinya disesuaikan dengan zamannya yang
yang lahir pada tahun 2000-an, gaya bahasa
sudah mencicipi teknologi dan ilmu
yang digunakannya sangat sederhana dan
pengetahuan ( merujuk pada keterangan
gamblang, tidak begitu memperhatikan
Yudiono, 2007: 280).
citraan pada karya sastranya.
Pembahasan
Hal ini disebabkan karena, HES yang
Pada bagian ini akan dibahas hidup dan tumbuh dalam kemajuan zaman
beberapa temuan sehubungan dengan data modernisasi, sehingga ia tidak lagi mengenal
yang dianalisis. bahasa-bahasa kiasan yang hampir dimakan
zaman. Jadi, pangarang zaman modern
Setelah dilakukan analisis terhadap
sekarang bersifat bebas dalam tulisannya.
tema, gaya bahasa dan kaitan tema dan gaya
bahasa dengan latar sosial budaya penulis Berdasarkan hasil penelitian yang
novel TKVDW dan BC, ternyata teori yang relevan perbedaanya terletak pada sumber
mengatakan bahwa sastra memang tidak lahir data, objek dan kajian yang digunakan
dari kekosongan sosial (social vacum). Sastra peneliti dalam melakukan penelitian. Sumber
lahir dari masyarakat, sehingga sastra tetap data yang peneliti ambil adalah novel
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Karya asindeton, polisindeton, kiasmus,
Hamka dan novel Bumi Cinta Karya eufemismus, litotes, histeron proteron,
Habiburrahman El Shirazy serta latar sosial pleonasme, tautologi, perifrasis, prolepsis,
budaya masing-masing pengarang. erotesis, koreksio, hiperbol, dan paradoks,
Kemudian objek yang dipakai adalah tema, dan enam belas jenis gaya bahasa kiasan
gaya bahasa dan latar sosial budaya yang terdiri dari persamaan atau simile,
pengarang. Sementara penelitian terdahulu metafora, alegori, parabel, personifikasi,
menggunakan sumber novel Titisan Nabi alusi, eponim, epitet, metonimia, hipalase,
Karya muhammad Masykur A.R. Said. satire, sinekdoke pars pro toto, sinekdoke pro
Objek yang digunakannya gaya bahasa parte, sinisme, sarkasme, dan ironi.
bahasa dan unsur intrinsik tema, penokohan Sedangkan pada novel BC terdapat sembilan
dan latar. jenis gaya bahasa retoris, yaitu terdiri dari :
asonansi, asindeton, polisindeton,
Hal yang paling mendasari perbedaan
eufemismus, tautologi, perifrasis, erotesis,
penelitian ini adalah kajian yang digunakan
koreksio, dan hiperbol, dan tiga belas jenis
peneliti sekarang dengan peneliti
gaya bahasa kiasan yaitu, terdiri dari :
sebelumnya. Kajian peneliti sekarang
persamaan, metafora, alegori, personifikasi,
menggunakan kajian intertekstual untuk
alusi, epitet, metonimia, hipalase, satire,
mendeskripsikan data yang ditemukan.
sinekdoke pars pro toto, sinisme, sarkasme,
Semetara peneliti sebelumnya hanya dengan
dan ironi.
metode kualitatif terhadap satu novel.
Latar sosial pengarang novel
Kesimpulan
TKVDW dan BC juga sangat berbeda.
Berdasarkan analisis data pada bab Pengarang novel TKVDW seorang yang
empat dapat disimpulkan bahwa tema dan terlahir sebagai orang Minangkabau yang
gaya bahasa yang digunakan dalam novel terkenal dengan kentalnya adat mereka.
TKVDW dan novel BC ada cinta dan gaya Sedangkan pengarang BC terlahir sebagai
bahasa yang digunakan pada masing-masing orang Jawa Tengah yang terkenal dengan
novel beragam dan berbeda. Gaya bahasa tutur kata yang lebut. Dilihat dari latar sosial
berdasarkan langsung tidaknya makna yang kepengarangannya pun sangat jauh berbeda.
terdapat pada kedua novel sangat berbeda Pada masa Hamka saat itu mengarang
jauh. Pada novel TKVDW terdapat delapan cenderung tulisannya bersifat romantik
belas jenis gaya bahasa retoris, yaitu terdiri sehingga gaya bahasa yang banyak
dari : aliterasi, asonansi, anastrof, apofasis, digunakan adalah bahasa-bahasa puitis,
karena Hamka seorang dari Minang jadi Di dalam penyelesaian penulisan
karangan yang romatis itu ditaburi kata skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,
petatah –petitih yang sering ditemukan di bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak.
Minangkabau. Sebab pada masa Hamka Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis
tulisan menggambarkan pengarangnya. dengan hati yang tulus mengucapkan terima
Sementara HES yang terlahir sebagai kasih kepada: (1) Bapak Dr. Hasnul Fikri,
pengarang zaman modernisasi yang juga M.Pd. dan Ibu Dra. Hj. Syofiani, M.Pd.
menulis novel romantis tetapi tidak begitu selaku pembimbing I dan II yang banyak
memperhatikan gaya bahasa, melainkan memberikan saran, nasihat, motivasi, dan
memperhatikan isi kesampaian cerita pada telah menyediakan waktu yang banyak untuk
pembaca. Sehingga isinya disesuaikan penulis, mulai dari awal penyelesaian
dengan zamannya yang sudah mencicipi proposal sampai selesainya penulisan skripsi
teknologi dan ilmu pengetahuan, yang ini, (2) Ibu Ketua dan Seketaris Program
akhirnya novel banyak ditaburi dengan Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
intelektual. Indonesia yang telah memberi izin untuk
melakukan penelitian, (3) Bapak Dekan dan
Berdasarkan analisis yang ditemukan
Wakil Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
mengenai tema dan gaya bahasa yang
Pendidikan Universitas Bung Hatta yang
digunakan pengarang dalam novelnya,
telah memberi kesempatan kepada penulis
disimpulkan bahwa keduanya sangat
untuk melaksanakan penelitian, (4) Bapak
dipengaruhi latar sosial kebudayaan dan
dan Ibu staf pengajar yang telah mendidik
kepengarangan pengarang. Hal ini terbukti
dan mengajarkan berbagai hal yang sangat
dari hasil-hasil karya Hamka yang
berguna bagi kehidupan penulis.
mengarang sesuai pada zamannya pujangga
baru dan karya HES yang mengarang sesuai Semoga semua bantuan yang telah
dengan kebiasaan pengarang zaman bapak dan Ibu berikan, bernilai ibadah dan
pembebasan dan novelnya tergolong pada mendapat pahala di sisi Allah Swt. (5)
pengamatan ahli pada novel populer. Kemudian yang tidak terlupakan ucapan
Sehingga memang membawa pengarauh dan terima kasih kepada kedua orang tua penulis
keterkaitan dalam pemilihan Tema dan gaya yang selalu memberikan doa dan motivasi
bahasa yang terdapat pada maisng-masing kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi
novel yang peneliti teliti. ini tepat pada waktunya. Penulis berharap
semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca,
Ucapan Terima Kasih
khususnya untuk pendidikan dan
pengembangan ilmu Bahasa dan Sastra Yudiono K.S. 2007. Pengantar Sejarah
Sastra Indonesia. Jakarta: Grasindo.
Indonesia.
http://biografi.rumus.web.id/biografi-buya-
Daftar Pustaka hamka/.di unduh 5 Mei 2013. Pukul
Atmazaki. 2007. Ilmu Sastra Teori dan 13.11 WIB.
Terapan. Padang: UNP Press.
http://sastralife.wordpress.com/sastra-
El Shirazy, Habiburrahman. 2010. Bumi indonesia/sejarah-singkat-tentang-
Cinta (Novel). Jakarta: Author pujangga-baru/ di unduh minggu,
Publishing. 5mei 2013. pukul 12:32 WIB.

Hamka. 2010. Tenggelamnya Kapal Van Der http://biografi.rumus.web.id/biografi


Wijck (Novel). Jakarta: Bulan habiburrahman-el-shirazy/ di unduh
Bintang. minggu, 5 mei 2013. Pukul 13:09
WIB).
Keraf, Gorys. 2010. Diksi dan Gaya Bahasa.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kratz, Ulrich. 2000. Sumber Terpilih Sehajah


Sastra Indonesia Abad XX. Jakarta:
KPG (Kepustakaan Populer
Gramedia).

Mujib, Ahmad. 2009. The Inspiring Life Of


Habiburrahman El Shirazy. Jakarta:
Balai Pustaka.
Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosdakarya.

Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori


Pengajaran Fiksi. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.

Semi, Atar. 1988. Anatomi Sastra. Padang:


Angkasa Raya.

Sumardjo, Jakob & Saini. 1988. Apresiasi


Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.

Wellek, Rene dan Austin Warren. 1995.


Teori Kesusastraan. Jakarta:
Gramedia.

Widjojoko dan endang. 2006. Teori dan


Sejarah Sastra Indonesia. Bandung:
Upi Press.

Potrebbero piacerti anche