Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
2, 2014
ABSTRACT
Palm oil is the main raw material of cooking oil which is the basic needs of society. A byproduct of the
production of palm oil is palm stearin fatty acids (palm stearin fatty acids) that have free fatty acid
content is high and not fully utilized in the production of edible oils mini plant owned by the Polytechnic
Kampar. Production of biodiesel through esterification-transesterification reactions of palm stearin
produce byproducts such as glycerol with a low degree of purity, which is commonly referred to as crude
glycerol. This product is produced approximately 10-20% of the total volume of products. The aim of this
research was to determine the glycerol purification process results- esterification-transesterification
reactions and get glycerol in accordance with SNI 06-1564 - 1995. The early stages of research is
process-esterification-transesterification of palm stearin with methanol which produce crude biodiesel
and crude glycerol. Both stages are performed at 65oC temperature, stirring speed of 800 rpm for 60
minutes. After the separation between crude biodiesel and crude glycerol, crude glycerol further purified
by several stages. Early stages of purification in the form of acid phosphate addition to the crude glycerol
resulting pH variation namely 4,5,6 and 7. After the layers were separated impurities from crude
glycerol, crude glycerol immersion followed by activated carbon for 24 hours with the addition of
activated carbon as much as 5% and 10% of the weight of glycerol solution to be purified. Prior to the
soaking stage, into the crude glycerol is added to the water volume ratio of 2: 3. The water content and
the residual methanol is in glycerol purification results evaporated with a rotary evaporator.
Characteristics of glycerol which has been purified from 6 samples were produced, only two samples that
are in accordance with SNI 06-1564 - 1995 at the value of moisture content, ash content and purity
gliserolnya namely the addition of phosphate acid which produces crude glycerol pH of 6 with the use of
carbon adsorbent active as much as 5 and 10% of the weight of the purified glycerol.
1. PENDAHULUAN
Pemanfaatan minyak nabati sebagai Minyak sawit merupakan bahan
bahan baku sumber energi pada awalnya baku utama minyak goreng yang
dipandang sebagai salah satu solusi krisis merupakan kebutuhan pokok masyarakat.
energi. Selain dapat diperoleh dari sumber Hasil samping dari produksi minyak goreng
terbarukan juga lebih ramah lingkungan. Dalam sawit adalah asam lemak stearin sawit
perkembangannya muncul perdebatan antara (palm stearin fatty acid) yang mempunyai
sisi positif dan negatif eksplorasi sumber daya kandungan asam lemak bebas yang tinggi dan
sebagai sumber energi. Penggunaan bahan baku belum dimanfaatkan secara maksimal
yang juga merupakan bahan pangan dipandang khususnya di mini plant produksi minyak
membahayakan ketahanan pangan. Persoalan goreng yang dimiliki oleh Politeknik
baru yang muncul adalah terjadinya persaingan Kampar. Adanya asam lemak bebas dalam
penggunaan sumber daya sehingga minyak merugikan secara kualitas dan
mengakibatkan naiknya harga bahan pangan itu fungsionalitas sehingga harga dari asam
sendiri. Solusi yang dinilai cukup baik adalah lemak stearin kelapa sawit ini lebih murah.
dengan memanfaatkan minyak limbah atau Biodiesel berbahan baku asam lemak
minyak yang bukan sumber pangan (Canakci & stearin sawit (palm stearin fatty acid)
Sanli 2008; Lim et al. 2009; Knothe 2010) atau dengan asam lemak bebas yang tinggi
pemanfaatan bahan baku dari minyak nabati diperoleh melalui reaksi esterifikasi asam lemak
dengan kualitas rendah. bebas dilanjutkan dengan reaksi transesterifikasi
trigliserida. Reaksi esterifikasi asam lemak bebas
dengan metanol yang menghasilkan metil ester
8
Jurnal Sawit Indonesia, Vol. 4. No. 2, 2014
dan air merupakan reaksi reversible yang ekonomis dan penggunaannya sangat luas.
berjalan cepat pada keadaan asam (Marchetti & Sejumlah besar pemrosesan tembakau dan
Errazu, 2008). Sifat reversible ini akan menjadi makanan juga menggunakan gliserol, baik
pembatas konversi maksimum apabila dalam bentuk gliserin ataupun gliseridanya.
kesetimbangan tercapai. Aspek yang dapat Gliserol dalam jumlah besar juga digunakan
menggeser posisi kesetimbangan adalah dalam pembuatan obat, kosmetik, pasta gigi,
mengambil produk yang terbentuk selama busa uretan, resin sintetis dan lain-lain. Oleh
reaksi. Tahapan selanjutnya proses produksi sebab itu pemurnian crude gliserol yang
biodiesel dengan reaksi transesterifikasi yang merupakan produk samping pembuatan
menghasilkan biodiesel dan gliserol. Produksi biodiesel perlu dilakukan. Selain dapat
biodiesel melalui reaksi transesterifikasi mereduksi limbah yang dihasilkan dari proses
menghasilkan produk samping berupa gliserol pembuatan biodiesel, juga akan menambah
dengan tingkat kemurnian yang rendah, yang income bagi industri biodiesel. Karena selain
biasa disebut dengan crude glycerol. Produk ini produk utama biodiesel, masih ada produk
dihasilkan sekitar 10 - 20 % dari total volume samping yang bernilai ekonomis.
produk (Darnoko and Cheryan, 2000) Atas dasar inilah, penulis tertarik untuk
Gliserol hasil samping produksi biodiesel melakukan penelitian tentang pemurnian
sampai sekarang masih belum dimanfaatkan gliserol hasil samping produksi biodisel dengan
maksimal dan masih menjadi produk samping memanfaatkan stearin hasil pengolahan minyak
yang terabaikan. Sementara itu, menurut sawit di mini plant Politeknik Kampar sebagai
Appleby (2005), industri penghasil biodiesel bahan baku produksi biodiesel tersebut. Tujuan
selama ini belum memanfaatkan crude glyserol yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah
yang dihasilkan karena banyaknya zat pengotor untuk mengetahui proses pemurnian gliserol
yang terdapat dalam crude glyserol seperti hasil reaksi esterifikasi-transesterifikasi serta
senyawa lemak, sabun, katalis dan lain-lain. mendapatkan gliserol sesuai dengan SNI 06 -
Padahal gliserol ini juga sangat bernilai 1564 – 1995.
9
Jurnal Sawit Indonesia, Vol. 4. No. 2, 2014
10
Jurnal Sawit Indonesia, Vol. 4. No. 2, 2014
11
Jurnal Sawit Indonesia, Vol. 4. No. 2, 2014
12
Jurnal Sawit Indonesia, Vol. 4. No. 2, 2014
13
Jurnal Sawit Indonesia, Vol. 4. No. 2, 2014
14