Sei sulla pagina 1di 4

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY

TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA


MATA PELAJARAN PKn KELAS IV-B SDN 004 TARAKAN

Diar Adiastuti
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Borneo Tarakan
Email : Diar_adiastuti@yahoo.com
Muhammad Yunus
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Borneo Tarakan
Email : -
Agustinus Toding Bua
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Borneo Tarakan
Email : -

Abstract
The Use of Cooperative Learning Type of TSTS to improve students’ achievement in learning Civic
at the IV-B class in SDN 004 Tarakan. Department of Teacher Education of Primary School, Faculty
of Teacher Training and Education, Borneo University Tarakan. (Advisors by Dr. H. Muhammad
Yunus, M.Si and Agustinus Toding Bua, S.Pd., M.Sc)
The objective of this study is to improve students’ achievement in learning Civic especially for
globalization material by implementing Cooperative Learning Type of TSTS at the IV-B class in SDN
004 Tarakan.
The research design of this study is classroom action research (CAR) that is done in SDN 004
Tarakan at second semester in academic year of 2015/2016. The subjects of this research are
students of IV-B class in SDN 004 Tarakan which consists of 12 male and 12 female students. The
research is conducted in two cycles. Each cycle consists of planning, implementing, observing and
reflecting. The data of this study are gathered by using instrument which are students’ observation
sheet, teachers’ observation sheet, cognitive assessment (test of learning achievement), affective
assessment (team work, discipline, and courtesy) and psychomotor assessment.
The result of this research shows that by implementing cooperative learning type of TSTS can
improve students’ achievement in learning Civic especially for globalization material at the IV-B
class in SDN 004 Tarakan. It can be seen by the students’ achievement result in each cycle, in cycle
I, the percentage of students’ completeness in cognitive aspect is 75%, and having an improvement
in cycle II, that is 92%. In addition, in cycle I, the percentage of students’ completeness in affective
aspect is 79%, and having an improvement in cycle II, that is 100%. Next, in cycle I, the percentage
of students’ completeness in psychomotor aspect is 79%, and having an improvement in cycle II, that
is 92%. Therefore, it can be concluded that the research is success and achieve the indicator of
success.

Keywords: Learning Achievement, Model of Cooperative Learning Type TSTS, Student.

1. PENDAHULUAN nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan


Berdasarkan UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 1 tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.
ayat 2 menerangkan bahwa pendidikan nasional Pendidikan merupakan sarana penting untuk
adalah pendidikan yang berdasarkan pancasila meningkatkan sumber daya manusia (SDM).
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Menurut Susanto (2013: 223) salah satu tujuan
Indonesia tahun 1945 yang berakar pada nilai- pendidikan di Indonesia diharapkan dapat
mempersiapkan peserta didik menjadi warga Penelitian dilaksanakan di SDN 004 Tarakan
negara yang memiliki komitmen kuat dan yang berlokasi di Jalan Diponegoro Rt. 32 Rw.
konsisten untuk mempertahankan Negara 001 Kelurahan Sebengkok Kecamatan Tarakan
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang Tengah, pada semester genap tahun
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. pembelajaran 2015/2016. Subjek dalam
Pentingnya pembelajaran PKn untuk diketahui penelitian ini adalah siswa kelas IV-B SDN 004
oleh siswa, tetapi pada kenyataannya terlihat Tarakan tahun pembelajaran 2015/2016 dengan
rendahnya hasil belajar PKn pada siswa kelas jumlah siswa 24 orang. Terdiri dari 12 siswa
IV-B dimana dari 32 siswa hanya 7 orang siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.
yang mencapai nilai kriteria ketuntasan Arikunto (2014: 74) mengemukakan dalam
maksimal (KKM) yang telah ditentukan yaitu setiap siklus terdapat empat tahapan kegiatan,
75. Berdasarkan wawancara dengan Ibu diantaranya: 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan, 3)
Ernawati selaku wali kelas IV-B, hal ini Pengamatan (observasi), dan 4) Refleksi. Secara
disebabkan karena: 1) Rendahnya minat belajar lebih detail, prosedur kerja penelitian disajikan
siswa terhadap materi pelajaran PKn, 2) Metode dalam skema berikut:
pembelajaran yang digunakan guru masih
bersifat konvensional yakni ceramah, sehingga
pembelajaran jadi monoton, 3) Guru tidak Perencanaan
berkreasi dalam menggunakan model
pembelajaran saat menyampaikan materi, Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan
sehingga dalam proses pembelajaran siswa
merasa bosan, dan kurang menarik, 4) Siswa Pengamatan
kurang aktif di kelas, tidak berani
mengungkapkan pendapatnya. Perencanaan
Berdasarkan masalah yang dihadapi siswa kelas
IV-B SDN 004 Tarakan, peneliti menawarkan Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan
solusi menggunakan model pembelajaran two
stay two stray. Teknik TSTS dikembangkan oleh Pengamatan
Spencer Kagan (1992). Model pembelajaran
kooperatif tipe TSTS adalah dua orang siswa
tinggal dikelompok dan dua orang siswa ?
bertamu ke kelompok lain. Dua orang yang
tinggal bertugas memberikan informasi kepada Gambar 1. Alur dalam Penelitian
tamu tentang hasil kelompoknya, sedangkan Tindakan Kelas.
yang bertamu bertugas mencatat hasil diskusi Pada penelitian ini instrumen untuk
kelompok yang dikunjunginya (Shoimin, 2014: pengambilan data yang digunakan adalah tes,
222). non tes, lembar observasi aktivitas guru, lembar
observasi aktivitas siswa, lembar penilaian
psikomotorik dan lembar penilaian afektif.
2. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini teknik analisa data
Jenis penelitian yang digunakan adalah yang digunakan adalah sebagai berikut:
penelitian tindakan kelas (PTK). Arikunto 1. Tes
(2014: 2) Classroom Action Research atau Penilaian kognitif
dalam bahasa Indonesia penelitian tindakan Ketuntasan belajar siswa (individual) dapat
kelas yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dihitung dengan menggunakan rumus:
dilakukan di kelas. Penelitian tindakan kelas Skor yang diperoleh
Nilai = Skor maksimal x 100
merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan
belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja (Purwanto, 2013: 207)
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas 2. Non Tes
secara bersama. a. Penilaian afektif
Ketuntasan afektif siswa (individual) Penilaian lembar observasi aktivitas
dapat dihitung dengan menggunakan siswa dalam pembelajaran di kelas dapat
persamaan sebagai berikut: dihitung dengan menggunakan persamaan
Skor yang diperoleh sebagai berikut:
Nilai = Skor maksimal x 100
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
(Purwanto, 2013:207) Nilai % = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
x 100
Apabila total skor pada lembar
b. Penilaian psikomotorik observasi aktivitas siswa telah didapat,
Ketuntasan psikomotorik siswa maka total skor tersebut disesuaikan dengan
(individual) dapat dihitung dengan rentang penilaian di bawah ini:
menggunakan persamaan sebagai
berikut: Tabel 3. Skala Penilaian Aktivitas Siswa
Skor yang diperoleh
Nilai = x 100 Nilai Huruf Keterangan
Skor maksimal
(Purwanto, 2013:207) 80-100 % A Baik sekali
Selanjutnya dari hasil belajar afektif dan 66-79 % B Baik
psikomotorik peneliti mengkategorikan siswa 56-65 % C Cukup
berdasarkan rentang nilai sebagai berikut: 40-55 % D Kurang
Tabel 1. Skala Penilaian
Rentang Nilai Huruf Kualifikasi
30-39 % E Gagal
Skor
80 – 100 A Baik Sekali 3. Menentukan keberhasilan belajar secara
66 – 79 B Baik klasikal
56 – 65 C Cukup Rumus yang digunakan untuk
40 – 55 D Kurang mengetahui keberhasilan belajar siswa secara
0 – 39 E Gagal klasikal adalah sebagai berikut:
Nilai Keberhasilan Belajar =
c. Penilaian Lembar Observasi Aktivitas Guru x 100 %
dalam Pembelajaran di Kelas
Penilaian lembar observasi aktivitas
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
guru dalam pembelajaran di kelas dapat Peningkatan hasil belajar siswa kelas IV-B
dihitung dengan menggunakan persamaan SDN 004 Tarakan dari siklus I ke siklus II
sebagai berikut: sebagai berikut:
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
Nilai = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100 (Purwanto, Tabel 4 Data Hasil Peningkatan
2013: 207) Indikator Tiap Siklus
Apabila total skor pada lembar observasi No Hasil Siklus Siklus Pening
aktivitas guru telah didapat, maka total skor Penelitian I II katan
tersebut disesuaikan dengan rentang 1 Pengamatan 2
penilaian di bawah ini: 72 93
Guru 1
Tabel 2. Skala Penilaian Aktivitas Guru 2 Pengamatan 1
61 76
Siswa 5
Nilai Huruf Keterangan 3 Aspek 1
80 90
80-100 A Baik sekali Kognitif 0
66-79 B Baik Aspek 1
4 80 97
56-65 C Cukup Afektif 7
Aspek 1
40-55 D Kurang 5 80 97
Psikomotorik 7
30-39 E Gagal
Berdasarkan gambar hasil peningkatan indikator
d. Penilaian Lembar Observasi Aktivitas Siswa tiap siklus diperoleh data pengamatan aktivitas
dalam Pembelajaran di Kelas. siswa siklus I sebesar 62,5 kemudian di siklus II
sebesar 83, sehingga peningkatan dari siklus I ke Arikunto, Suharsimi. Suhardjono. Supardi.
siklus II pada aktivitas siswa sebesar 20,5. Penelitian Tindakan Kelas. 2014.
Pengamatan aktivitas guru siklus I sebesar 66 Jakarta: Bumi Aksara.
kemudian di siklus II sebesar 91, sehingga Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil Belajar.
peningkatan dari siklus I ke siklus II pada Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
aktivitas siswa sebesar 25. Pada aspek kognitif
siswa siklus I sebesar 75 kemudian di siklus II
sebesar 92, sehingga peningkatan dari siklus I ke
siklus II pada aspek kognitif sebesar 17. Pada
aspek afektif siswa siklus I sebesar 79 kemudian
di siklus II sebesar 100, sehingga peningkatan
dari siklus I ke siklus II pada aspek kognitif
sebesar 21. Dan terakhir pada aspek
psikomotorik siswa siklus I sebesar 79 kemudian
di siklus II sebesar 92, sehingga peningkatan dari
siklus I ke siklus II pada aspek kognitif sebesar
13.

4. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat
disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD
meningkatkan hasil belajar PKn siswa di kelas
IV-B SDN 004 Tarakan semester genap tahun
pembelajaran 2015/2016. Pada aspek kognitif
siklus I diperoleh ketuntasan sebesar 75%
kemudian pada siklus II meningkat menjadi
92%. Pada aspek afektif siklus I diperoleh
ketuntasan sebesar 79% pada siklus II meningkat
menjadi 100%. Pada aspek psikomotorik siklus I
diperoleh ketuntasan sebesar 79% pada siklus II
meningkat menjadi 92%.

5. REFERENSI
Departemen Pendidikan Nasional. 2003.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
20. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.
http://sindiker.dikti.go.id/dok/UU/UU20-
2003-Sisdiknas.pdf. Diakses tanggal 29
Januari 2016.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan
Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana.
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran
Inovatif dalam Kurikulum 2013. Jogjakarta:
Ar-ruzz Media

Potrebbero piacerti anche