Sei sulla pagina 1di 9

PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 17, No.

2, Desember 2016: 50-58

FILSAFAT MANUSIA MENURUT MUHAMMADIYAH

Tabah Sulistyono
Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Karanganyar
E-Mail: sulistyo_tabah88@yahoo.co.id

Abstract: This thesis is aim to observe human philosophical system in Muhammadiyah


thought. The object being discussed in this research are the teories which discussed the essense
of human being and the possition of philosopical human-being in Muhammadiyah. The main
sourses are KH. Ahmad Dahlan`s thought and Muhammadiyah ideology and steps. The other
supportiy sourches are the consideration of activist in otonom organization who uses the name
of Muhammadiyah or the researcher outsider of Muhammadiyah.This research uses qualitative-
rasionalistic paradigma.This kind of research based on its range is religius research. Based on
its type is explorative research. It uses philosophical research. The researcher observes the data
by the steps of follows: first, observius the datas philosophycally,e.g. ontology, epistemology
and axiology. Second, observity datas philosophically though verstehen (understanding)
method such as, symbolic step, interpreting and digging step, constructive step or symbolic
of life. Third, the result of verstehen is presented by expressing and explaining method.The
human philosophycal ontology discussion in Muhammadiyah thought textually is only to
understand one point of view of leaning personal and camera-view. Human philosophical
epistemology in Muhammadiyah thingking. The are two methods to understand human-being,
by purifity the heart by remembering of Allah, sholat and the thinking about heveafter purily.
Third,human philosophical axsiology in Muhammadiyah which involes unity, believes, oven-
minded, propetis-humanis, responsibility, and religiousity. Obviously, there are two models of
human according to Muhammadiyah e.g. enlightened human (rausyan-fikr-Muhammadiyah)
and monodualis or monodualist-Muhammadiyah. The concept of human philosophies in
Muhammadiyah is existentialist-idealist. The Muhammadiyah is the man who are thinking
for act or the man who just act in worship.

Keywords: axiology, beramal, epistemology, Muhammadiyah, ontology.

Abstrak: Tujuan tesis ini adalah mencari konsep filsafat manusia dalam pemikiran
Muhammadiyah. Persoalan yang dibahas dalam penelitian ini adalah teori-teori yang membahas
esensi manusia dan kedudukan filsafat manusia dalam pemikiran Muhammadiyah. Sumber
utamanya adalah pemikiran KH. Ahmad Dahlan, ideologi dan langkah Muhammadiyah.
Sedangkan sumber pendukungnya adalah pemikiran aktifis ortom yang mengunakan nama
Muhammadiyah atau para peneliti outsider Muhammadiyah. Penelitian ini menggunakan
paradigma kualitatif-rasionalitik. Jenis penelitian ini berdasarkan ruang lingkupnya termasuk
penelitian keagamaan, berdasarkan tipe penelitian, termasuk penelitian eksploratif, dan
menggunakan pendekatan filsafat. Peneliti mengalisa data menggunakan langkah-langkah
sebagai berikut: pertama, menganalisa data dengan filsafat ilmu, yaitu ontologi, epistemologi
dan aksiologi. Kedua, menganalisa secara filosofis data-data tersebut dengan metode verstehen
(pemahaman), yaitu tahap simbolik, tahap pemaknaan atau penggalian, tahap kontruktif atau
kehidupan simbol dan tahap interpretasi. Ketiga, hasil dari verstehen disajikan dengan metode
pengungkapan atau metode penerangan. Kajian ontologi filsafat manusia dalam pemikiran
Muhammadiyah secara tekstual hanya memahami dari salah satu sudut atau meminjam

50
Filsafat Manusia Menurut ... (Tabah Sulistyono)

Leaming personal and camera view. Kedua, epistemologi filsafat manusia dalam pemikiran
diri Muhammadiyah. Ada dua cara atau jalan untuk memahami diri manusia, yaitu dengan
penyucian hati dengan cara dzikrullah, sholat dan memikirkan tragedi kedasyatan akhirat
serta dengan tafakkur (berfikir sejernih-jernihnya). Ketiga, aksiologi filsafat manusia dalam
pemikiran diri Muhammadiyah. Produknya adalah sifat-sifat humanitas yang meliputi
persatuan, amanah atau kepercayaan, keterbukaan, propetis-humanis, tanggungjawab, dan
nilai religiuitas. Setidaknya ada dua model manusia secara nyata menurut Muhammadiyah,
yaitu model manusia tercerahkan atau rausyan-fikr-Muhammmadiyah dan model manusia
monodualis atau monodualis-Muhammadiyah. Paham atau aliran filsafat manusia dalam
Muhammadiyah adalah eksistensialis-idealis. Realnya adalah manusia yang hanya berfikir
untuk beramal atau manusia yang hanya beramal saja yang disebut manusia Muhammadiyah.

Kata kunci: aksiologi, beramal, epistemologi, Muhammadiyah, ontologi.

PENDAHULUAN Manusia sebagai persona mempunyai


komponen penyusun manusia itu, yaitu roh,
Persoalan tentang hakikat manusia jiwa (nafs) dan badan atau jasmani. Ketiga
dalam kajian filsafat mempunyai tempat unsur penyusun manusia ini menjadi bahan
tersendiri dan bahkan sebagian kajian kajian yang panjang dalam rentetan sejarah
filsafat mencari tentang hakikat manusia. manusia. Ketiganya tentu mempunyai
Menurut Zainal Abidin, ada dua aliran fungsi masing-masing yang berlawanan
tertua dan terbesar dalam menyikapi tetapi saling menguatkan. Eksistensi jiwa
dan merumuskan hakikat atau esensi dalam tubuh akan memberikan warna secara
manusia, yaitu materialisme dan idealisme. total bagi kemungkinan ‘ada’nya didunia
Materialisme sebagai sebuah paham filsafat dan akan menentukan kemungkinan
yang meyakini bahwa esensi dari kenyataan perbuatan yang dilakukannya. Fungsi yang
yang ada adalah material itu sendiri, hal ini terakhir inilah manusia dapat menentukan
juga merembet ke dalam esensi manusia, perbuatannya sendiri dengan kehendak
yaitu badan itu sendiri. Sebagai cirinya bebas. Kebebasan ini dapat dikaitkan
apabila kenyataan yang ada tersebut dapat dalam tiga hal, yaitu kebebasan dalam
diukur, memiliki keluasaan, bersifat objektif penyempurnaan diri, kemampuan untuk
dan tentunya menempati ruang. Rumusan memilih dan memutuskan, dan kemampuan
yang bertolak belakang disampaikan untuk dapat mengungkapkan berbagai
oleh idealisme, yaitu aliran filsafat yang dimensi manusia.2 Point terakhir inilah
meyakini ada kekuatan spiritual di balik yang dapat melahirkan berbagai peradaban
kenampakan yang ada atau jelasnya hakikat didunia ini yang menakjubkan. Sehingga
dari sesuatu yang ada adalah bersifat didalam sebuah peradaban yang dibangun
spiritual. Sesuatu yang ada tersebut juga itu, tentu ada pemahaman tentang hakikat
menyangkut diri manusia.1 Kedua aliran manusia, baik terdapat dalam sistem
besar diatas termasuk dalam kategori aliran ideologinya atau ilmu yang dipelajarinya.
esensi tunggal atau sering disebut sebagai Hal ini akan menarik ketika disentuhkan
monisme. Ada yang berpaham bahwa dengan gerakan Muhammadiyah yang
dalam diri sesuatu yang ada itu mempunyai telah berusia satu abad. Setidaknya, ada
dua subtansi atau esensi fisik dan esensi tiga alasan penelitian yang berkaitan
spiritual, maka sering mendapatkan label dengan Muhammadiyah ini dilakukan,
dualisme. yaitu pertama ormas keagamaan yang
menekankan tajdid (pembaruan) dalam

1 Zainal Abidin, Filsafat Manusia: Memahami Manusia 2 Kasdin Sihotang, Filsafat Manusia: Upaya
Melalui Filsafat, Cet. Keenam, (Bandung: PT Remaja Membangkitkan Humanisme, cet. 5, (Yogyakarta:
Rosdakarya, 2011), hlm.25-27. Kanisius, 2009), hlm.75.

51
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 17, No. 2, Desember 2016: 50-58

berbagai bidang. Kedua, karena gerakan tentang Pluralitas Budaya. Penelitian ini
ini lebih mengutamakan dan menekankan setidaknya akan menjawab pertanyaan-
peranan aspek akal dan pikiran dalam ber- pertanyaan yang belum dicari jawabannya
diin dibanding mengandalkan kepekaan dari penelitian diatas, seperti bagaimanakah
hati dan intuisi.3 Ketiga, adanya peradaban pemikiran esensi manusia dalam gerakan
yang telah di bangun oleh Muhammadiyah. Muhammadiyah sebagai landasan secara
Peradaban dalam Muhammadiyah filosofis dalam mewujudkan peradaban
ini muncul dari gerakan Muhammadiyah utama di Indonesia. Agaknya, secara
sebagai pelopor gerakan pembaruan- kronologis penelitian ini akan memberikan
keagamaan modern di Indonesia, sebuah ruang yang filosofis terhadap hakikat dari
gerakan pemberdayaan masyarakat dan sebuah budaya, karena budaya merupakan
gerakan keilmuan atau pemikiran yang interpretasi dari bagaimana cara
dapat diperhitungkan. Gerakan keilmuan memandang manusia. Inilah pertanyaan
(rasionalisme) ini muncul dari ciri khusus yang diharapkan dapat terjawab dari
yang melekat pada diri Muhammadiyah penelitian ini. Penelitian yang dilakukan
ini yang di sampaikan oleh Abdul Munir oleh Sudara Arbiyah Lubis dengan judul
Mulkhan, yaitu adanya ciri pertumbuhan penelitian Pemikiran Muhammadiyah
dan kemajuan. Kedua adalah sistematisasi dan Muhammad Abduh (Suatu Studi
sebagai prinsip. Prinsip ini keluar dari Perbandingan). Diperlukan penelitian
rumus utama dari gerakan modernisme lanjutan tentang hal ini, setidaknya ada
yang lainnya, tidak lain gerakan tersebut pandangan pemikiran konsep manusia
adalah rasionalisme.4 yang lebih komprehensif dan filosofis
Pandangan tentang manusia secara dari pemikiran Muhammadiyah, inilah
filosofis berkaitan erat dan bahkan persoalan yang akan terpecahkan dalam
merupakan bagian dari sistem ideologi penelitian ini yang akan melanjutkan
gerakannya. Sistem ideologi gerakan penelitian dari Arbiyah Lubis diatas, karena
adalah landasan ‘moral’ organisasi, yang penelitian tersebut belum terfokus terhadap
akhirnya akan memperlihatkan corak entitas-entitas dari dapur Muhammadiyah.
peradabannya. Pandangan tentang hakikat Berdasarkan latar belakang dan telaah
manusia dengan demikian merupakan pustaka yang diuraian di atas, maka
masalah sentral yang akan mewarnai corak peneliti merumuskan masalah yaitu:
berbagai segi peradaban yang dibangun bagaimana konsep filsafat manusia menurut
Muhammadiyah diatasnya. Oleh karena Muhammadiyah? Rumusan masalah diatas
itu, konsep manusia secara filosofis penting akan membahas tentang teori-teori hakikkat
bukan demi pengetahuan akan manusia manusia yang dikemas dalam kajian filsafat
itu sendiri, tetapi yang lebih penting ilmu, terdiri dari ontologi filsafat manusia,
adalah karena ia merupakan syarat bagi epistemologi filsafat manusia dan aksiologi
pembenaran kritis dan landasan yang aman filsafat manusia. Tujuan dari penelitian ini
bagi terbentuknya masyarakat Islam yang adalah untuk mengetahui konsep filsafat
sebenar-benarnya. Inilah satu kegelisahan manusia menurut Muhammadiyah.
akademik dari penelitian ini.
Ada beberapa penelitian yang METODE PENELITIAN
mendahului penelitian ini. Penelitian yang
dilakukan oleh Saudara Syamsul Hidayat Penelitian ini menggunakan kerangka
dengan judul Pemikiran Muhammadiyah pemikiran objek formalnya filsafat ilmu dan
objek materinya Muhammadiyah. Penelitian
3 Masyitoh Chusnan, Tasawuf Muhammadiyah: ini menggunakan paradigma penelitian
Menyelami Spirituall Leadership AR Fakhruddin, kualitatif-rasionalitik.5 Jenis penelitian ini
Cetakan II (Jakarta: Kubah Ilmu, 2012), hlm. 43.
4 Abdul Munir Mulkhan, Mengggugat Muhammadiyah, 5 Neong Muhajir, Metode Penelitian Kualitatif: Telaah
(Yogyakarta: Fajar Pustaka, 2000), hlm. 14. Positivistik, Rasionalistik Dan Phenomenologik,

52
Filsafat Manusia Menurut ... (Tabah Sulistyono)

berdasarkan ruang lingkupnya termasuk pertama, apa yang disebut sebagai


penelitian keagamaan.6 Penelitian ini dapat perilaku semi mekanis dari manusia.
dikelompokkan kedalam penelitian literer.7 Kedua, dengan mengambil celah dari
Sedangkan berdasarkan tipe penelitian, sudut pandang pertama, Laming
penelitian ini termasuk penelitian menyebut teori ini dengan sudut
eksploratif. Pendekatan yang digunakan pandang personal atau sudut pandang
adalah pendekatan filsafat. kamera (personal and camera view).
Pemikiran Muhammadiyah dalam Ketiga, dengan sudut pandang teori
penelitian ini adalah hasil permusyawaratan, pengaruh sosial.9 Menurut Adelbert
pemikiran tokoh Muhammadiyah dan Snijders ada beberapa hal menyangkut
pemikiran KH.Ahmad Dahlan dan tafsir At- tentang berbagai sisi manusia, yaitu
Tanwir dalam suara Muhammadiyah. Dari pertama, manusia sebagai makhluk
awal penelitian ini didesain mengunakan yang selalu bertanya. Kedua, manusia
paradigma kualitatif rasionalistik, maka sebagai makhluk yang eksentris. Ketiga,
dalam pengumpulan datanya mengunakan manusia sebagai makhluk paradoksal.
teknik dokumentasi atau naskah. Penelitian Keempat, manusia adalah makhluk
ini menggunakan sumber primer dan yang dinamis. Kelima, manusia sebagai
sumber sekunder. makhluk multidimensional.10 Esensi
Peneliti mengalisa data menggunakan berkaitan dengan hakikat manusia,
langkah-langkah sebagai berikut: pertama, maka berkaitan dengan unsur penyusun
menganalisa data dengan filsafat ilmu, manusia itu, ruh dan jasad. Esensi dari
yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi. manusia itu terletak dalam ruh sebagai
Kedua, menganalisa secara filosofis data- peparing Tuhan atau jasad yang terbuat
data tersebut dengan metode verstehen dari unsur tanah, malah kedua-duanya
(pemahaman), yaitu tahap simbolik, sebagai esensi atau hakikat manusia
tahap pemaknaan atau penggalian, tahap yang sering dilabeli dualisme atau
kontruktif atau kehidupan simbol dan tahap monodualis.11
interpretasi. Ketiga, hasil dari verstehen b. Epistemologi Filsafat Manusia
disajikan dengan metode pengungkapan Epistemologi menyangkut pencip-
atau metode penerangan.8 taan manusia yang menggunakan teori
penciptaan kreasionisme. Hal ini berarti
HASIL DAN PEMBAHASAN bahwa dunia fisik dan segala yang
ada di dalamnya ada secara obyektif
1. Filsafat Manusia dan secara nyata; dunia fisik bukan
a. Ontologi Filsafat Manusia rupa dan ilusi. Gagasan penciptaan
Ontologi filsafat manusia dalam dunia dan (peng)ada-(peng)ada hanya
pengertian ini meliputi pengertian mempunyai arti jika dunia ada secara
manusia dengan menggunakan teori nyata, dengan suatu eksistensi yang
yang di sampaikan oleh Laming, khas baginya. Penciptaan berarti alam
semesta secara fisik bukan “ada”
(Jakarta: Rake Sarasin, 1989), hlm. 76-110. mutlak, dan tidak mencukupi untuk
6 Taufik Abdullah, “Kata Pengantar” dalam Taufik dirinya sendiri. Dengan demikian, alam
Abdullah dan M. Rusli Karim (ed.), Metodologi
Penelitian Agama Sebuah Pengantar, (Yogjakarta: semesta secara fisik didedivisasi dan di
Tiara Wacana, 1989), hlm. xiii.
7 Neong Muhajir, Metode Penelitian Post-Positivisme 9 Reza AA Wattimena, G Dewi Nugrohadi dan A. Untung
dan Post-Modernisme Post-Positivisme dan Post- Subagya, Menjadi Manusia Otentik, (Yogyakarta:
Modernisme. Ed.II. Cetakan 1. Yogyakarta: Rake Graha Ilmu, 2013), hlm. 9-10.
Sarasin, 2001), hlm.41. 10 Lihat Murtadho Mutahari, Perspektif Al-Quran tentang
8 Kaelan, Metode Penelitian Kualitatif Interdispliner Manusia dan Agama, (Bandung: Mizan, 1992), hlm.
Bidang Sosial, Budaya, Filsafat, Seni, Agama dan 125.
Humaniora, (Yogyakarta: Paradigma, 2012), hlm. 11 Tim Penulis Rosda, Kamus Filsafat, (Bandung: PT.
180-185. Remaja Rosda Karya, 1995), hlm. 99-100.

53
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 17, No. 2, Desember 2016: 50-58

deklarasi. Alam semesta itu ada, tetapi pengertian manusia diatas termasuk
ia bukan “ada” yang mutlak. Ia bersifat dalam kategori sudut pandang yang
kontingen dan tergantung pada Dia, kedua, yaitu sudut pandang satu arah
satu-satunya yang dapat memberikan (personal and camera view). Satu arah
keadaan. Ia tergantung pada Ada yang tersebut adalah arah manusia dalam
mutlak, yaitu Allah.12 berhubungan dengan alam raya yang
c. Aksiologi Filsafat Manusia mempunyai tiga hubungan yang
Nilai-nilai humanitas yang hendak saling menguntungkan. Menurut
dikaji dalam penelitian ini adalah Adelbet Snijders, pengertian manusia
nilai-nilai persatuan, amanah atau diatas bertolak dari kata ‘hubungan’,
kepercayaan, keterbukaan, propetik- hubungan manusia dengan alam raya,
humanis, tanggung jawab, dan nilai hubungan manusia dengan sesamanya
religiuitas manusia.13 Kebebasan dan hubungan manusia dengan Tuhan.
dalam memahami diri ini menyangkut Penciptaan Adam sebagai bapak
potensialitas dan aktualitas manusia manusia (abu al-basyar) dalam beberapa
sebagai jenis maupun sebagai ayat dijelaskan secara umum materinya
pribadi. 14
Ada potensialitas yang berasal dari at-turab (tanah). Proses
perlu di perhatikan yaitu potensialitas penciptaannya melalui firman kun,
tentang cara memahami diri sendiri (jadilah), dan kemudian jadilah manusia
(penyempurnaan) diri.15 Nilai-nilai pertama itu fayakun.18 Manusia terdiri
diatas akan bergumpul dalam kualitas dari tubuh dan ruh.19 Hal ini dikuatkan
manusia Muhammadiyah. Model oleh pendapat Djarnawi Hadikusuma,
manusia rausyan-fikr Ali Syari`ati16, manusia terdiri dari dua unsur pokok
model monodualis Notonegara dan yaitu jasmani dan rohani.20
model insan kamil Hamzah Fansuri.
b. Epistemologi Filsafat Manusia
2. Pemikiran Muhammadiyah tentang Menurut Muhammadiyah
Filsafat Manusia 1) Konsep Penciptaan Manusia
a. Ontologi Dan Hubungan Manusia Muhammadiyah
Manusia mempunyai peran dan Muhammadiyah mempunyai
posisi khusus diantara komponen alam pemikiran bahwa manusia
dan makhluk ciptaan Tuhan yang lain tercipta bukan dari evolusi
yakni sebagai khalifah, wakil Tuhan dan dari seekor kera besar tetapi
pemimpin dibumi.17 Menurut Leaming, berasal dari keturunan Nabi
Adam as. Jelasnya, pemikiran
12 Louis Leahy SJ, Filsafat Ketuhanan Kontemporer, Muhammadiyah berkaitan
(Yogyakarta: Kanisius dan BPK Gunung Mulia), hlm. dengan penciptaan manusia
203-207. menganut paham kreasionis,
13 Ibid, hlm. 38-42, 112-118.
14 Adelbert Snijders, Antropologi Filsafat Manusia: tepatnya kreasionis-teistik.21
Paradoks dan Seruan,(Yogyakarta: Kanisius, 2004),
hlm. 165-171. 18 KHR. Hadjid, Pelajaran KHA. Dahlan:7 Falsafah
15 Anton Bakker, Antropologi Metafisik, (Yogyakarta: Ajaran dan 17 Kelompok Ayat Al-Qur`an,Cetakan
Kanisius, 2000), hlm. 78-79. kelima, (Yogyakarta:2013), hlm.7-11.
16 Ali Syari’ati, Membangun Masa Depan Islam: Pesan 19 Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat
untuk Intelektual Muslim, Cet. V, terj. Rahmani Astuti, Muhammadiyah “Manusia: Konsep Penciptaan Untuk
(Bandung: Mizan, 1995), hlm. 24. Memperoleh Kemuliaan Hidup (1)”, Tafsir At-Tanwir,
17 Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah, Suara Muhammadiyah, No.9/Th ke-98, 1-15 Mei
Teologi Lingkungan: Etika Pengelolaan Lingkungan 2013, hlm.19.
dalam Perpektif Islam, Cetakan II, (Jakarta: Deputi 20 Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Pedoman Islami
Komunikasi Lingkungan dan Pemberdayaan Warga Muhammadiyah, Edisi Revisi, (Yogyakarta:
Masyarakat, Kementerian Lingkungan Hidup Suara Muhammadiyah, 2010), hlm. 5.
dan Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Pusat 21 Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat
Muhammadiyah, 2011), hlm.6-9. Muhammadiyah “Manusia: Konsep Penciptaan Untuk

54
Filsafat Manusia Menurut ... (Tabah Sulistyono)

2) Jalan Memahami Diri Manusia baik dalam menetapkan


a) Pensucian Hati atau dan peneguhan pilihan
Riyadhah Hati yang dicarinya. Kelima,
Konsep pensucian memelihara amanah
hati ini berlaku di diri yang telah diperolehnya.
Muhammadiyah. Kosep Keenam, menempatkan
naik ini melalui Kyai Dahlan sesuatu pada tempatnya.22
diintroduksi menjadi cara
membersihkan hawa nafsu 3) Aksiologi Filsafat Manusia
atau dapat mengetahui dan menurut Muhammadiyah
mengenal Tuhan dengan a) Nilai-nilai Humanitas
pengenalan yang sebenar- Menurut Muhammadiyah
benarnya. Pendeknya, Kyai Nilai-nilai yang
Dahlan telah merumuskan dikembangkan dalam
jalan atau epistemologi pemikiran Muhammadiyah
untuk mengetahui hakikat adalah persatuan, amanah
diri manusia dalam atau kepercayaan,
diri Muhammadiyah. keterbukaan, propetis-
Epistemologi yang humanis, tanggungjawab
dimaksud adalah dan nilai religiuitas.
dzikrullah, memperbanyak b) Kualitas Manusia
sholat, memikirkan tragedi Muhammadiyah
akhirat. M u h a m m a d i y a h
b) Tafakkur memberikan terminologi
Cara berikutnya adalah manusia-manusia yang
berfikir mengunakan akal berkualitas itu dengan
yang sehat. Akal yang kata manusia muslimin.
sehat adalah akal yang Muhammmadiyah
tidak tercemari bahaya, memberikan beberapa
dapat memilih dengan karakteristik apa yang
pertimbangan yang cermat disebut sebagai manusia
dan memegang teguh muslimin, yaitu pertama
pilihan tersebut. Manusia berkepribadian mu’min.23
yang ‘mengerti’ (pintar) Kedua, kepribadian
akan berusaha menjaga muhsin. Ketiga, kepribadian
akal agar tetap memperoleh muttaqin. Allah menjelaskan
kesempurnaan dan dapat sebagian tanda-tanda
memahami dirinya, cara orang muttaqin, yaitu
menjaga akal tersebut beriman kepada yang
dengan, pertama, jika gaib; mendirikan shalat;
memilih suatu perkara dan memberikan infak-
dengan rasa cinta dan kasih sedekah.
sayang “kebijaksanaan”.
Kedua, berusaha dengan
sungguh-sungguh. Ketiga,
22 Abdul Munir Mulkhan, Pemikiran KH. Ahmad Dahlan,
memilih sesuatu dengan dan Muhammadiyah:dalam Perspektif Perubahan
jelas. Keempat, niat Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 1990), hlm.228-229.
23 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat
Memperoleh Kemuliaan Hidup (1)”, Tafsir At-Tanwir, Muhammadiyah, Fatwa-Fatwa Tarjih Tanya Jawab
Suara Muhammadiyah, No.8/Th ke-98, 16-30 April Agama 2, Cetakan Ketujuh, (Yogyakarta:Suara
2013, hlm.19. Muhammadiyah, 2012), hlm. 22.

55
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 17, No. 2, Desember 2016: 50-58

3. Model Manusia Muhammadiyah pribadi yang berdiri sendiri


a. Rausyan-Fikr Muhammadiyah dan sebagai makhluk Tuhan.
Pemikiran pendiri Muhammadiyah Perbuatan manusia dilihat
KH Ahmad Dahlan ketika merubah dari segi kuasanya dinamakan
masyarakat Kauman. Masyarakat hasil usaha sendiri, manusia
Kauman sebelum Muhammadiyah merupakan penerima
berdiri adalah masyarakat gerak. Tetapi dilihat dari
yang tidak tercerahkan. Hal ini segi kekuasaan Allah Swt,
dapat dilihat dari kegiatan dan perbuatan manusia itu adalah
kehidupan sehari-hari masyarakat ciptaan Allah, ini menunjukkan
tersebut. Muhammadiyah dengan kekuasaan Allah
mendorong masyarakat Kauman Swt perbuatan manusia
untuk menciptakan gerakan- diciptakan. Jika Allah Swt
gerakan besar yang revolusioner, tidak memberikan kekuasaan-
yang konstruktif, yang mengubah Nya kepada manusia untuk
masyarakat beku, yang statis dan bergerak atau berbuat, maka
yang mandek menjadi masyarakat manusia tidak akan dapat
yang memiliki arah, gaya hidup, bergerak, tetapi Allah Swt
pandangan, budaya dan nasib yang memberikan kekuasaan-
bagus. Nya kepada manusia untuk
b. Monodualis Muhammadiyah bergerak sesuka hati.
1) Susunan Kodrat Manusia
Menurut Muhammadiyah 4. Eksistensialis-Idealis: Paham Manusia
Hakekat manusia sebagai Muhammadiyah
susunan kodrat manusia Konsep manusia yang ada dalam
Muhammadiyah terdiri atas kajian ini dalam arti kedudukan manusia
jiwa (rukhani) yang tidak dalam Muhammadiyah adalah diantara
maujud berupa benda atau eksistensialis dan idealis atau lebih
materi dan badan atau wadah singkatnya eksistensialis-idealis. Manusia
yang terdiri dari unsur-unsur Muhammadiyah berkeinginan untuk ber-
tanah.24 ada, ada dengan sesungguhnya, bukan ada
2) Sifat Kodrat Manusia Menurut yang semu, abu-abu atau hanya bayang-
Muhammadiyah bayangan saja. Manusia yang hanya
Manusia mempunyai sifat berfikir untuk beramal atau manusia yang
kodrat sebagai pribadi hanya beramal saja yang disebut manusia
(perorangan) dan sebagai Muhammadiyah. Nilai spiritual yang ada
warga masyarakat (jama`ah) di dibalik ber-ada untuk beramal adalah
yang hidup bersama atau balasan diakhirat atau lebih dekat dengan
makhluk sosial.25 Tuhan. Manifestasi dari balasan ini adalah
3) Kedudukan Kodrat Manusia jannatun-naim.
Menurut Muhammadiyah
Manusia mempunyai KESIMPULAN
kedudukan kodrat sebagai
Kajian ontologi filsafat manusia berarti
24 Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat
mengkaji asal-muasal manusia. Manusia
Muhammadiyah “Manusia: Konsep Penciptaan Untuk
Memperoleh Kemuliaan Hidup (1)”, Tafsir At-Tanwir, dalam pemikiran Muhammadiyah secara
Suara Muhammadiyah, No.9/Th ke-98, 1-15 Mei tekstual hanya memahami dari salah satu
2013, hlm.18-19. sudut atau meminjam Leaming personal and
25 Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Pedoman Hidup
Islami Warga Muhammadiyah, Edisi Revisi. camera view. Kedua, epistemologi filsafat
Yogyakarta: Suara Muhammadiyah.hlm.8-9, 11. manusia menurut Muhammadiyah. Ada
56
Filsafat Manusia Menurut ... (Tabah Sulistyono)

dua cara untuk memahami diri manusia, secara nyata menurut Muhammadiyah,
yaitu pertama, penyucian hati dengan cara yaitu model manusia tercerahkan atau
dzikrullah, sholat dan memikirkan tragedi rausyan-fikr-Muhammmadiyah dan model
kedasyatan akhirat. Kedua, tafakkur (berfikir manusia monodualis atau monodualis-
sejernih-jernihnya). Ketiga, aksiologi Muhammadiyah. Paham atau aliran filsafat
filsafat manusia menurut Muhammadiyah. manusia dalam Muhammadiyah adalah
Produknya adalah sifat-sifat humanitas eksistensialis-idealis. Singkatnya, adalah
yang meliputi persatuan, amanah atau manusia yang hanya berfikir untuk beramal
kepercayaan, keterbukaan, propetis- atau manusia yang hanya beramal saja yang
humanis, tanggungjawab dan nilai religius. disebut manusia Muhammadiyah.
Setidaknya ada dua model manusia

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zainal. 2011. Filsafat Manusia: Memahami Manusia Melalui Filsafat. Cetakan Keenam.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Bakker, Anton. 2000. Antropologi Metafisik. Cetakan ke-7. Yogyakarta: Kanisius Bekerjasama
dengan Yayasan Adikarya Ikapi Dan The Ford Foundation.
Chusnan, Masyitoh. 2012. Tasawuf Muhammadiyah: Menyelami Spirituall Leadership AR
Fakhruddin. Cetakan II. Jakarta: Kubah Ilmu.
Kaelan. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Interdispliner Bidang Sosial, Budaya, Filsafat, Seni,
Agama dan Humaniora. Yogyakarta: Paradigma.
Leahy, Louis SJ. 1993. Filsafat Ketuhanan Kontemporer. Yogyakarta: Kanisius dan BPK
Gunung Mulia.
Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah. 2011. Teologi Lingkungan: Etika Pengelolaan
Lingkungan dalam Perpektif Islam. Cetakan II. Jakarta: Deputi Komunikasi Lingkungan
dan Pemberdayaan Masyarakat, Kementerian Lingkungan Hidup dan Majelis
Lingkungan Hidup Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah “Manusia: Konsep Penciptaan
untuk Memperoleh Kemuliaan Hidup (1)”, Tafsir At-Tanwir, Suara Muhammadiyah,
No.8/Th ke-98, 16-30 April 2013.
Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah “Surat Al-Baqarah 1-5 (2)”, Tafsir
At-Tanwir, Suara Muhammadiyah, No.13/Th ke-97, 1-15 Juli 2012.
Muhadjir, Neong. 2007. Metode Keilmuan Paradigma Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed. Edisi V.
Jakarta: Rake Sarasin.
_____________.1989. Metode Penelitian Kualitatif: Telaah Positivistik, Rasionalistik dan
Phenomenologik. Jakarta: Rake Sarasin.
Mulkhan, Abdul Munir. 1990. Pemikiran KH. Ahmad Dahlan, dan Muhammadiyah:dalam
Perspektif Perubahan Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.
______________________. 2000. Mengggugat Muhammadiyah. Yogyakarta: Fajar Pustaka.
Mutahari, Murtadho. 2012. Perspektif Al-Quran tentang Manusia dan Agama. Bandung: Mizan.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah. 2010. Pedoman Islami Warga Muhammadiyah. Edisi Revisi.
Yogyakarta: Suara Muhammadiyah.
Sanadji, Kasmiran Wuryo. 1985. Filsafat Manusia. Jakarta: Erlangga.
Sihotang, Kasdin. 2009. Filsafat Manusia: Upaya Membangkitkan Humanisme. Cetakan 5.

57
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 17, No. 2, Desember 2016: 50-58

Yogyakarta: Kanisius.
Snijders, Adelbert. 2004. Antropologi Filsafat Manusia: Paradoks dan Seruan. Yogyakarta:
Kanisius.
Syari’ati, Ali. 1995. Membangun Masa Depan Islam: Pesan Untuk Intelektual Muslim. Cet. V.
Diterjemahkan oleh Rahmani Astuti. Bandung: Mizan.
Taufik Abdullah, “Kata Pengantar” dalam Taufik Abdullah dan M. Rusli Karim (ed.). 1989.
Metodologi Penelitian Agama Sebuah Pengantar. Yogjakarta: Tiara Wacana.
Tim Penulis Rosda. 1995. Kamus Filsafat. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Wattimena, Reza AA, G Dewi Nugrohadi dan A. Untung Subagya. 2013. Menjadi Manusia
Otentik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

58

Potrebbero piacerti anche