Sei sulla pagina 1di 17

161

METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI REVETMENT

I Wayan Jawat 1)
1) Jurusan Teknik Sipil, Universitas Warmadewa, Denpasar, Bali

jawatiwayan76@gmail.com

ABSTRACT
Construction method is the key to be able to realize the entire planning into a
physical building form. Basically the construction method is the application of the concept
of engineering based on the relationship between the requirements in the tender documents
(procurement documents), technical and economic conditions that exist in the field, and all
resources including the experience of contractors.
The role of the method of carrying out a construction project work is to construct ways
of working in the performance of a job and a means of fulfilling, determining the means of
employment that support the implementation of a work such as establishing, selecting the
equipment to be used in the work appropriate to the type of work effective and efficient in
operating costs. How it works can also help in determining the sequence of work, arrange
the schedule so that it can determine the completion of a job.
Coastal areas are highly intensive areas for human activities such as: government
centers, settlements, industries, ports, fishponds, buffers and tourism. The island of Bali is
a major international tourist destination so keeping the beach in good condition is a must.
This has made the development of natural land function especially in coastal and coastal
areas as the buffer of ecological cycle (Public Works Agency of Bali Province, 2014).
The main material in making this revetment is andesite stone consisting of andesite
stone weighing 475-525kg, 100 kg, and 10-40 kg, as for the workmanship using the help of
heavy equipment in the form of excavators to move construction materials.

Keyword: method, construction, revetment, coastal

PADURAKSA, Volume 6 Nomor 2, Desember 2017 P-ISSN: 2303-2693


E-ISSN: 2581-2939
162

ABSTRAK
Metode pelaksanaan konstruksi merupakan kunci untuk dapat mewujudkan seluruh
perencanaan menjadi bentuk bangunan fisik. Pada dasarnya metode pelaksanaan konstruksi
merupakan penerapan konsep rekayasa berpijak pada keterkaitan antara persyaratan dalam
dokumen pelelangan (dokumen pengadaan), keadaan teknis dan ekonomis yang ada
dilapangan, dan seluruh sumber daya termasuk pengalaman kontraktor.
Peranan metode pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi adalah untuk menyusun
cara-cara kerja dalam melaksanakan suatu pekerjaan dan suatu cara untuk memenuhi,
menentukan sarana-sarana pekerjaan yang mendukung terlaksananya suatu pekerjaan
misalnya: menetapkan, memilih peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan yang
sesuai dengan jenis pekerjaan yang efektif dan efisien dalam biaya operasi. Cara kerja
juga dapat membantu dalam menentukan urutan pekerjaan, menyusun jadwalnya sehingga
dapat menentukan penyelesaian suatu pekerjaan.
Daerah pesisir dan pantai merupakan daerah yang sangat intensif dimanfaatkan untuk
kegiatan manusia seperti: pusat pemerintahan, permukiman, industri, pelabuhan,
pertambakan, penyangga dan pariwisata. Pulau Bali yang menjadi tujuan utama
pariwisata internasional sehingga menjaga pantai tetap dalam kondisi baik merupakan
suatu kenarusan. Hal tersebut membuat semakin terdesaknya fungsi alamiah lahan terutama
di kawasan pesisir dan pantai sebagai penyangga daur ekologis (Dinas Pekerjaan
Umum (PU) Provinsi Bali, 2014).
Material utama dalam pembuatan revetment ini adalah batu andesit yang terdiri
dari batu andesite dengan berat 475-525kg, 100 kg, dan 10-40 kg. Sedangkan untuk
pengerjaannya menggunakan bantuan dari alat berat berupa excavator untuk memindahkan
bahan-bahan konstruksi.

Kata kunci: metode, konstruksi, revetment, pantai

PADURAKSA, Volume 6 Nomor 2, Desember 2017 P-ISSN: 2303-2693


E-ISSN: 2581-2939
163

1 PENDAHULUAN kerusakan akibat erosi. Dari total panjang


1.1 Latar Belakang pantai yang tererosi tersebut, 18.45
Tahap pelaksanaan konstruksi (60.37%) telah dilakukan penanganan
membutuhkan berbagai alat bantu dari sedangkan sisanya sepanjang 12.11
yang sederhana hingga berteknologi tinggi kilometer belum tertangani. Sedangkan
sesuai dengan kebutuhan di lapangan. kemunduran garis pantai di Pantai
Keberadaan peralatan konstruksi tidak lain Buleleng bervariasi antara 5-10 meter
adalah mendukung proses sehingga dalam kurun waktu 20 tahun (Balai
dimungkinkan tercapainya efisiensi yang Wilayah Sungai Bali-Penida, 2014).
baik guna mencapai target yang telah Oleh karenanya, upaya penanganan
ditetapkan. kawasan pantai harus merupakan satu
Daerah pesisir dan pantai merupakan konsep penanganan yang dilakukan dalam
daerah yang sangat intensif dimanfaatkan satu sistem pantai. Untuk itu, dalam rangka
untuk kegiatan manusia seperti: pusat penanganan kerusakan pantai secara
pemerintahan, permukiman, industri, terpadu, tepat, dan efektif perlu dilakukan
pelabuhan, pertambakan, penyangga dan kajian mengenai konstruksi dan metode
pariwisata. Pulau Bali yang menjadi tujuan pelaksana yang sesuai dengan tipologi
utama pariwisata internasional sehingga pantai yang ada. Salah satu konstruksi
menjaga pantai tetap dalam kondisi baik bangunan yang bisa diterapkan adalah
merupakan suatu kenarusan. Hal tersebut revetment.
membuat semakin terdesaknya fungsi Revetment adalah bangunan berupa
alamiah lahan terutama di kawasan pesisir struktur penahan gempuran gelombang
dan pantai sebagai penyangga daur sebagai proteksi terhadap tebing pantai
ekologis (Dinas Pekerjaan Umum (PU) yang ditempatkar. di sepanjang kawasan
Provinsi Bali, 2014). yang akan dilindungi. Penggunaan
Berdasarkan data dari Balai Wilayah revetment dimaksudkan untuk memperkuat
Sungai Bali-Penida (Pengamanan Pantai, tepi pantai agar tidak terjadi pengikisan
2011), panjang pantai di wilayah pantai akibat gempuran gelombang. Tetapi
Kabupaten Buleleng adalah 128.2 bila dinding penahan tidak direncanakan
kilometer Dari keseluruhan panjang pantai dengan baik, dapat mengakibatkan
tersebut, 30.56 kilometer (23.84%) kerusakan yang terjadi menjadi relatif
diantaranya diidentifikasi telah mengalami cepat. Karena itu pada bagian dasar perlu

PADURAKSA, Volume 6 Nomor 2, Desember 2017 P-ISSN: 2303-2693


E-ISSN: 2581-2939
164

dirancang suatu struktur penahan erosi 2. Memberikan masukan terhadap


yang cukup baik (Sub Direktorat Rawa dan hasil kajian yang dilakukan
Pantai, 1997). sebagai upaya peningkatan
pemahamaan tentang metode
1.2 Rumusan Masalah
pelaksanaan pekerjaan
Dari latar belakang tersebut, maka
revetment.
permasalahan yang penulis angkat dalam
penelitian ini adalah bagaimanakah metode 2 KAJIAN PUSTAKA
pelaksanaan pekerjaan revetment? 2.1 Pengertian Metode Pelaksanaan
Pekerjaan
1.3 Tujuan Penelitian Metode pelaksanaan konstruksi pada
Tujuan yang ingin dicapai dalam hakekatnya adalah penjabaran tata cara dan
penulisan ini adalah untuk mengetahui teknik – teknik pelaksanaan pekerjaan,
metode pelaksanaan pekerjaan revetment. merupakan inti dari seluruh kegiatan dalam
sistem manajemen konstruksi.
1.4 Manfaat Penelitian
Metode pelaksanaan konstruksi
1.4.1 Manfaat Teoritis
1. Meningkatkan pemahaman merupakan kunci untuk dapat mewujudkan
tentang metode pelaksanaan seluruh perencanaan menjadi bentuk
pekerjaan revetment. bangunan fisik. Pada dasarnya metode
2. Sebagai sumbangan dalam pelaksanaan konstruksi merupakan
pengembangan ilmu penerapan konsep rekayasa berpijak pada
pengetahuan tentang metode keterkaitan antara persyaratan dalam
pelaksanaan pekerjaan revetment dokumen pelelangan (dokumen
dan merupakan informasi bagi pengadaan), keadaan teknis dan ekonomis
mereka yang tertarik dengan yang ada dilapangan, dan seluruh sumber
penelitian selanjutnya. daya termasuk pengalaman kontraktor.

Kombinasi dan keterkaitan ketiga


1.4.2 Manfaat Praktis
elemen secara interaktif membentuk
1. Sebagai sumbangan pemikiran
kerangka gagasan dan konsep metode
bagi kontraktor dalam metode
optimal yang diterapkan dalam
pelaksanaan pekerjaan
pelaksanaan konstruksi. Konsep metode
revetment.
pelaksanaan mencakup pemilihan dan
penetapan yang berkaitan dengan

PADURAKSA, Volume 6 Nomor 2, Desember 2017 P-ISSN: 2303-2693


E-ISSN: 2581-2939
165

keseluruhan segi pekerjaan termasuk daya yang dibutuhkan dan kondisi medan
kebutuhan sarana dan prasarana yang kerja, guna memperoleh cara pelaksanaan
bersifat sementara sekalipun (Istimawan yang efektif dan efisien. Metode
Dipohusodo: 1996:363). Dalam bentuk pelaksanaan pekerjaan yang ditampilkan
bagan dapat dilihat pada gambar berikut: dan diterapkan merupakan cerminan dari
profesionalitas sang pelaksana proyek
tersebut, atau profesionalitas dari tim
pelaksana proyek, yaitu manajer proyek
dan perusahaan yang bersangkutan.
Karena itu dalam penilaian untuk
menentukan pemenang tender, penyajian
metode pelaksanaan pekerjaan mempunyai
‘bobot’ peniliaian yang tinggi. Yang

Gambar 1. Bagan konsep metode diperhatikan bukan rendahnya nilai


konstruksi penawaran harga, meskipun kita akui

Teknologi konstruksi (construction bahwa rendahnya nilai penawaran

technology) mempelajari metode atau merupakan jalan untuk memperoleh

teknik yang digunakan untuk mewujudkan peluang ditunjuk menjadi pemenang

bangunan fisik dalam lokasi proyek. tender/ pelelangan. (Mahendra Sultan

Technology berasal dari kata techno dan Syah, 2004).

logic, dapat diartikan sebagai urutan dari


2.2 Dokumen Metode Pelaksanaan
setiap langkah kegiatan (prosedur), Pekerjaan
misalkan kegiatan X harus dilaksanakan Dokumen metode pelaksanaan
lebih dahulu kemudian baru kegiatan Y, pekerjaan proyek konstruksi (Mahendra
dan seterusnya; sedangkan techno adalah Sultan Syah, 2004:113), pada umumnya
cara yang harus digunakan secara logic, , terdiri dari:
(Wulfram I. Ervianto, 2002:1). 1. Project plant, dimana dokumen
Metode pelaksanaan pekerjaan atau ini memuat antara lain:
yang bisa disingkat ‘CM’ (Construction a. Denah fasilitas proyek (jalan
Method), merupakan urutan pelaksanaan kerja, bangunan fasilitas, dan
pekerjaan yang logis dan teknik lain-lain).
sehubungan dengan tersedianya sumber
b. Lokasi pekerjaan.

PADURAKSA, Volume 6 Nomor 2, Desember 2017 P-ISSN: 2303-2693


E-ISSN: 2581-2939
166

c. Jarak angkut. penjelasan cara pelaksanaan


d. Komposisi alat. pekerjaan.

e. Kata – kata singkat (bukan 4. Perhitungan kebutuhan tenaga


kalimat panjang), dan jelas kerja dan jadwal kebutuhan
mengenai urutan pekerjaan. tenaga kerja (Mandor, Pekerja,

2. Sket atau gambar bantu, Tukang, Kepala Tukang)

merupakan penjelasan 5. Perhitungan kebutuhan

pelaksanaan pekerjaan. material/bahan dan jadwal

3. Uraian pelaksanaan pekerjaan, kebutuhan material/bahan.

yang meliputi: 6. Perhitungan kebutuhan peralatan


konstruksi dan jadwal kebutuhan
a. Urutan pelaksanaan seluruh
peralatan.
pekerjaan dalam rangka
7. Dokumen lainnya sebagai
penyelesaian proyek (urutan
penjelasan dan pendukung
secara global).
perhitungan kelengkapan yang
b. Urutan pelaksanaan per
lain.
pekerjaan atau per kelompok
Apabila metode pelaksanaan
pekerjaan, yang perlu
pekerjaan merupakan dokumen yang
penjelasan lebih detail.
terpisah (tersendiri), maka harus
Biasanya yang ditampilkan
dilengkapi dengan jadwal pelaksanaan
adalah pekerjaan penting atau
pekerjaan.
pekerjaan yang jarang ada,
atau pekerjaan yang 2.3 Metode Pelaksanaan Pekerjaan
mempunyai nilai besar, Yang Baik
pekerjaan dominan (volume Metode pelaksanaan pekerjaan

kerja besar). Pekerjaan yang proyek konstruksi yang baik apabila

ringan atau umum memenuhi persyaratan (Mahendra Sultan

dilaksanakan biasanya cukup Syah: 2004: 114), yaitu:

diberi uraian singkat 1. Memenuhi persyaratan teknis,


mengenai cara yang memuat antara lain:
pelaksanaannya saja. Tapi a. Dokumen metode
perhitungan kebutuhan alat pelaksanaan pekerjaan
dan tanpa gambar/sket proyek konstruksi lengkap

PADURAKSA, Volume 6 Nomor 2, Desember 2017 P-ISSN: 2303-2693


E-ISSN: 2581-2939
167

dan jelas memenuhi metode pekerjaan banyak sekali


informasi yang dibutuhan. variasinya, sebab tidak ada
b. Bisa dilaksanakan dan efektif keputusan engineer. Jadi pilihan
terbaik yang merupakan
c. Aman dilaksanakan, terhadap
tanggung jawab manajemen,
bangunan yang dibangun,
dengan tetap mempertimbangkan
para tenaga kerja, bangunan
engineering economies.
lainnya, dan lingkungan
sekitarnya. 5. Manfaat positif Construction
Method.
2. Memenuhi persyaratan
a. Memberikan arahan dan
ekonomis, yaitu biaya murah,
pedoman yang jelas atas
wajar dan efisien.
urutan dan fasilitas
3. Memenuhi pertimbangan
penyelesaian pekerjaan.
nonteknis lainnya, yang memuat
antara lain: b. Merupakan acuan/dasar pola
pelaksanaan pekerjaan dan
a. Dimungkinkan untuk
menjadi satu kesatuan
diterapkan di lokasi proyek
dokumen prosedur
dan disetujui atau tidak
pelaksanaan pekerjaan di
ditentang oleh lingkungan
proyek.
setempat.
b. Rekomendasi dan policy dari 2.4 Hal – Hal Yang Mempengaruhi
pemilik proyek. Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Dalam melaksanakan pekerjaan,
c. Disetujui oleh sponsor
biasanya dimungkinkan dengan berbagai
proyek atau direksi
metode. Beberapa alternatif metode
perusahaan, apabila hal itu
pelaksanaan yang ada, tentunya akan
merupakan alternatif
menghasilkan beberapa alternatif biaya
pelaksanaan yang istimewa
juga. Dalam hal ini, alternatif metode
atau riskan.
pelaksanaan yang harus dipilih tentunya
4. Merupakan alternatif/pilihan
yang menghasilkan biaya yang paling
terbaik dari beberapa alternatif
rendah. Pemilihan ini dilakukan oleh pihak
yang telah diperhitungkan dan
owner selaku pengguna jasa maupun pihak
dipertimbangkan. Masalah
kontraktor selaku penyedia jasa, dengan

PADURAKSA, Volume 6 Nomor 2, Desember 2017 P-ISSN: 2303-2693


E-ISSN: 2581-2939
168

maksud yang sama, yaitu menurunkan sehingga dapat menentukan penyelesaian


biaya, hanya tujuannya saja yang berbeda. suatu pekerjaan.
Bagi owner selaku pengguna jasa Peranan metode pelaksanaan
tujuannya agar nilai kontrak proyek, yang pekerjaan proyek konstruksi akan
akan merupakan investasi menjadi rendah, mempengaruhi perencanaan konstruksi
sedangkan bagi pihak kontraktor selaku (Nono Tisnawardono: 2002: 11) antara
penyedia jasa, bukan untuk menurunkan lain:
nilai kontrak, tetapi untuk menurunkan
1. Jadwal pelaksanaan.
biaya pelaksanaan.
2. Kebutuhan dan jadwal tenaga
Dimana metode pelaksanaan kerja.
pekerjaan proyek konstruksi, dalam 3. Kebutuhan dan jadwal
pengembangan alternatifnya, dipengaruhi meterial/bahan.
oleh hal- hal sebagai berikut: 4. Kebutuhan dan jadwal alat.
1. Design bangunan. 5. Penjadwalan anggaran (Arus
2. Medan/lokasi pekerjaan. kas/cash-flow).
3. Ketersediaan tenaga kerja, 6. Jadwal prestasi dengan metode
bahan, dan peralatan. kurva – S (S-Curve).
7. Cara-cara pelaksanaan
2.5 Peranan Metode Pelaksanaan
Pekerjaan pekerjaan.
Peranan metode pelaksanaan Dalam penyusunan metode
pekerjaan proyek konstruksi adalah untuk pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi,
menyusun cara-cara kerja dalam perlu pembahasan/diskusi. Oleh karena itu
melaksanakan suatu pekerjaan dan suatu dianjurkan pada perusahaan kontraktor
cara untuk memenuhi, menentukan sarana- yang telah mempunyai banyak tenaga kerja
sarana pekerjaan yang mendukung dari berbagai disiplin dan agar membuatan
terlaksananya suatu pekerjaan misalnya: metode pelaksanaan pekerjaan proyek
menetapkan, memilih peralatan yang akan konstruksi, dengan melibatkan berbagai
digunakan dalam pekerjaan yang sesuai pihak yang ahli bidangnya, misal:
dengan jenis pekerjaan yang efektif dan 1. Menguasai peralatan konstruksi.
efisien dalam biaya operasi. Cara kerja 2. Mengetahui sumber – sumber
juga dapat membantu dalam menentukan material/bahan.
urutan pekerjaan, menyusun jadwalnya 3. Mengerti masalah angkutan.

PADURAKSA, Volume 6 Nomor 2, Desember 2017 P-ISSN: 2303-2693


E-ISSN: 2581-2939
169

4. Mengerti masalah jenis – jenis 2. Tersedianya peralatan penunjang


pekerjaan. pelaksanaan metode konstruksi
5. Menguasai bahasa perbankan. yang dipilih.
3. Material cukup tersedia.
2.6 Penentuan Metode Pelaksanaan
4. Waktu pelaksanaan yang
Pekerjaan
Tahap pertama sebelum memulai maksimum dibanding pilihan

suatu pelaksanaan proyek konstruksi, harus metode konstruksi lainnya.

ditentukan terlebih dahulu suatu metode 5. Biaya yang bersaing.

untuk melaksanakannya. Dalam skala Oleh karena faktor – faktor yang


organisasi suatu proses perencanaan mempengaruhi metode pelaksanaan
pelaksanaan proyek konstruksi, sangatlah seperti: Design bangunan, Medan/lokasi
penting untuk menentukan metode pekerjaan, dan ketersediaan dari tenaga
konstruksi terlebih dahulu, karena setiap kerja, bahan, dan peralatan, seperti sudah
jenis metode konstruksi akan memberikan dijelaskan diatas, maka kadang – kadang
karakteristik pekerjaan berbeda. Penentuan metode pelaksanaan hanya memiliki
jenis metode konstruksi yang dipilih akan alternatif yang terbatas.
sangat membantu menentukan jadwal
2.7 Revetment
proyek.
Revetment adalah bangunan berupa
Metode konstruksi yang berbeda
struktur penahan gempuran gelombang
akan memberikan ruang lingkup pekerjaan
sebagai proteksi terhadap tebing pantai
dan durasi yang berbeda pula, yang sudah
yang ditempatkan di sepanjang kawasan
barang tentu juga mempunyai
yang akan dilindungi. Penggunaan
pertimbangan finansial dalam bentuk
revetment dimaksudkan untuk memperkuat
biaya. Ada faktor – faktor yang
tepi pantai agar tidak terjadi pengikisan
mempengaruhi jenis ruang lingkup
pantai akibat gempuran gelombang. Tetapi
pekerjaan yang dilakukan, sehingga perlu
bila dinding penahan tidak direncanakan
diperhatikan dan dipertimbangkan, yaitu:
dengan baik, dapat mengakibatkan
1. Sumber daya manusia dengan kerusakan yang terjadi menjadi relatif
skill yang cukup untuk cepat. Karena itu pada bagian dasar perlu
melaksanakan suatu metode dirancang suatu struktur penahan erosi
pelaksanaan konstruksi. yang cukup baik (Sub Direktorat Rawa dan
Pantai, 1997)

PADURAKSA, Volume 6 Nomor 2, Desember 2017 P-ISSN: 2303-2693


E-ISSN: 2581-2939
170

Revetment memiliki 2 jenis yaitu tipe 4. Estetika.


masif (kaku) dan tipe tidak masif atau 5. Biaya bangunan.
fleksibel. Masing- masing tips memiliki Dalam pemilihan material ini, ada
kelebihan dan kekurangan, yang dapat beberapa alternatif bahan bangunan yang
dilihat pada tabel berikut: bisa dipakai sesuai dengan parameter
diatas. Bahan yang umum digunakan
Tabel 1. Perbandingan seawall tipe masif
dan fleksible sebagai material bangunan pantai yaitu:
Jenis
Tembok
Keunggulan Kerugian 1. Batu Armor
Tipe 1) Bahan 1) Tidak 2. Pasangan Batu
masif bangunan fleksibel
(kaku) lebih sedikit 2) Pada 3. Buis Beton.
2) Bangunan pelaksanaan
terlihat rapi memerlukan Penggunaan material batu armour
pengawasan
yang sebagai bahan konstruksi pelindung pantai
seksama
3) Bilaterjadi merupakan hal yang sangat baik. Dari sisi
kerusakan,
sulit untuk daya tahan terhadap cuaca, suhu dan air
siperbaiki laut material jenis ini akan sangat memiliki
Tipe tidak 1) Bangunan 1) Memerlukan
masif yang banyak durabilitas. Permasalahan yang utama dari
(fleksibel) fleksibel material
2) Bila terjadi 2) Kurang penggunaan material batu adalah
kerusakan terlihat rapi
mudah untuk bentuknya yang beragam. Hal yang
diperbaiki
3) Pengawasan diharapkan adalah melalui ukuran dimensi
dalam
dan berat yang tepat memudahkan
pelaksanan
relatif mudah pelaksanaan pekerjaan dilapangan dalam
Sumber: DIRBINTEK, 2004
pemilihan material.
Pemilihan bahan/material bangunan
pengaman pantai ditentukan juga beberapa 3 METODE PENELITIAN
aspek/parameter dalam melakukan seleksi 3.1 Sumber dan Jenis Data
bahan yang akan dipakai. Berikut ini ialah Data yang didapat bersumber dari
parameter yang harus ditinjau dalam Proyek Pengaman Pantai di Kabupaten
pemilihan bahan bangunan: Buleleng dan Dinas Pekerjaan Umum
1. Kemudahan mendapatkan bahan Provinsi Bali.
bangunan. Jenis data yang diperoleh berupa:
2. Fleksibilitas. 1. Spesifikasi Umum.
3. Stabilitas bangunan. 2. Spesifikasi Teknis.

PADURAKSA, Volume 6 Nomor 2, Desember 2017 P-ISSN: 2303-2693


E-ISSN: 2581-2939
171

3. Laporan Akhir. Tabel 3. Data spesifikasi excavator 0.7 m3


4. Gambar Perencanaan. No. Data Alat Unit Jumlah
1 Kapasitas Alat, HP 158
N
Tabel 2. Data peralatan 2 Kapasitas cu.m 0.70
No. Bucket, q
Nama Alat
3 Faktor Kerja, E - 0.70
1 Crawler Crane 50 ton 4 Berat Alat, ton -
2 Pspec.
Rafter Crane 25 ton
5 Spesification Km/jam -
3 Excavator Back Hoe 0.7 m3 Speed w/ F2,
4 VFspec.
Excavator Back Hoe 1.0-1.2 m3
6 Spesification Km/jam -
5 Bulldozer 15T (D-5) Speed w/ R1,
6 Dump Truck 8 ton VRspec.
7 Cycle Time menit 0.31
7 Generator set 50 kva dengan putaran
8 Generator set 125 kva 180°, Ct
8 Faktor - 0.90
9 Engine Welder 300 A Kedalaman
10 Concrete Vibrator dia 40 mm Galian, <40%, R
9 Berat Alat Kg 19,700
11 Tamping Rammer Operasi, Bo
12 Plate Compactor 80 kg 10 Kemiringan derajat 0.00
Lahan, α
13 Baby Roller 1 ton
11 Berat Jenis Kg/cu. 1.563
14 Compresor 50 HP (5.0 m3/min) Material m
(Kondisi Lepas),
15 Whell Loader 2.3 m3 Bj
16 Concrete Pump Car 85 m3/h 12 Faktor Swell - 0.60
17 Concrete Mixer 0.2 m3 Material, Sf
13 Jarak Tempuh, m -
18 Kapal Nelayan D
19 Tug Boat 850 PS 14 Faktor Bucket - 0.40

20 Flat Barge Tabel 4. Data material


3
21 Wheel Loader 5.4 m No. Material Unit
1 Batu Bualat m3
22 Pusher Boat 700 PS
2 Batu Belah 10-15 cm m3
23 Barge + Tug Boat 3 Batu Belah 7-10 cm m3
4 Batu Gunung m3
24 Hand Drill 5 Kerikil Galian Bukit m3
25 Giant Breaker 1 Ton 6 Limestone m3
7 Pasir Pasang m3
26 Waterpass Set Total 8 Kerikil Beton m3
27 station Set Dump 9 Semen PC (Gresik) zak
10 Paving Block K-175
28 Truck 11 ton Kereta m2
(warna) 6 cm
29 Dorong 11 Kanstein K-225 (15x30x50) m’
12 Plastik Sheet m2
13 Sand Container Bag 1 m3 buah
14 Non Woven Geotextile 500
m2
gr/m2

PADURAKSA, Volume 6 Nomor 2, Desember 2017 P-ISSN: 2303-2693


E-ISSN: 2581-2939
172

No. Material Unit 4 HASIL DAN PEMBAHASAN


15 Beri Tulangan kg
16 Kawat Beton kg 4.1 Spesifikasi fisik
17 Kayu Begisting Papan m3 1. Berat nominal area = 600 gr/m2
18 Kayu Meranti Balok m3
19 Kayu Meranti Papan m4 (ASTM D3770)
20 Solar Industri (Oktober, 14) Liter
21 Oli (oktober 2014) Liter 2. Ketebalan = 4.50 mm (ASTM
22 Base Course A m3 D1777)
23 Pasir Timbunan m3
24 Buis Beton dia. 100 cm, H =
buah
0.5 m 4.2 Spesifikasi mekanis
25 Buis Beton dia. 40 cm L = 1
buah 1. Strip tensile strength rerata = 40
m
26 Ember Plastik buah kN/m (ASTM D 4595)
27 Gunting Baja buah
28 Kunci Pembengkok 2. Rod puncture resistance = 1.000
buah
tulangan
29 Pasir Beton m3 N (ASTM D 4833) Opening size
30 Paku kg
(095) = < 0,075 mm (ASTM D
31 Pipa PVC 2” AW buah
32 Ijuk kg 4751
33 Karet dilatasi m2
34 Tanah Urug m3 4.3 Pekerjaan Geotextile.
35 Batu Andesite 10-40 kg m3
36 Batu Andesite 100kg m3 1. Area dimana akan dipasang
37 Batu Andesite 500 kg m3 geotextile harus disiapkan
38 Beton Ready Mix K 225 m3
39 Beton Ready Mix K 300 m4 terlebih dahulu, rata dan bebas
40 Beton Ready Mix K 350 m3
Tabel 5. Data tenaga kerja dari tonjolan atau material lain
No. Tenaga Kerja yang dapat menyebabkan
1 Pekerja
2 Mandor rusaknya geotextile.
3 Kepala Tukang 2. Geotextile dihampar lepas ke
4 Tukang Batu
5 Tukang Kayu arah kontur yang rendah, sehingga
6 Tukang Besi dapat membentuk
7 Tukang Cat
8 Operator Alat Berat permukaan yang rata setelah
9 Operator Alat (Ringan)
10 Operator Crane
material pengisl diatasnya
11 Mekanik dihampar.
12 Elektrikal
13 Sopir Dump Truck 3. Untuk menjaga permukaannya
14 Sopir (Kendaraan Ringan) tidak merosot serta tidak ada
15 Supervisor
16 Surveyor bagian yang tersingkap,
17 Asisten Surveyor
geotextile harus ditahan pada
18 Juru Gambar
beberapa titik menggunakan tali

PADURAKSA, Volume 6 Nomor 2, Desember 2017 P-ISSN: 2303-2693


E-ISSN: 2581-2939
173

atau pasak dengan jarak yang


cukup.
4. Panjang dan lebar geotextile
dipilih dan ditentukan agar
penggunaannya efisien dan
memenuhi syarat overlapping.
5. Overlapping antar bagian/lajur Gambar 2. Penghamparan geotextile

geotextile dapat dijahit sesuai 4.4 Pekerjaan Revetment


dengan spesifikasi material atau 4.4.1 Spesifikasi
hanya ditumpuk dengan Material batuan yang digunakan
ketentuan sebagai berikut: adalah batu andesite dengan spesifikasi
d. Untuk slope kemiringan 1:3 sebagai berikut:
atau lebih landai, overlapping 1. Material batuan harus keras dan
harus memenuhi lebar berkualitas baik serta memiliki
450mm; daya tahan yang baik. Harus bebas
e. Untuk slope lebih curam dari dari proses laminasi dan atau
1: 3, overlapping harus retakan dan bukan merupakan
memenuhi lebar 600mm; batu pecah oleh akibat udara,

f. Apabila diletakkan di dalam gerakan air, proses pembasahan

air, overlapping harus ataupun pengeringan ataupun oleh

memenuhi lebar 900mm. akibat enerhi gelombang.


Material harus mampu dipasang/
6. Pengisian dan perataan material
diangkat tanpa terjadi retakan atau
diatasnya tidak boleh dilakukan
kerusakan. Masing-masing batu
berlawanan dengan arah
harus prismodial dalam bentuk
overlapping.
dan dimensi maksimum tidak
7. Kerusakan atau robek pada
melebihi dua kali ukuran
permukaan geotextile harus
dimensi minimum.
ditambal dengan dijahit sesuai
2. Material batu kelas A, B, C, D,
spesifikasi material atau di
E, F, G, H dan I merupakan
tambal dengan memberi overlap
batuan andesite.
selebar minimal 300mm.

PADURAKSA, Volume 6 Nomor 2, Desember 2017 P-ISSN: 2303-2693


E-ISSN: 2581-2939
174

3. Batuan andesite untuk masing- c. Kelas C -1.000 kg, Batu


masing kelas harus memenuhi Armor; W = 800 < W <
spesifikasi sebagai berikut: 1.250 kg.

a. Berat jenis minimal 2.55 (JIS d. Kelas D - 500 kg, Batu


A1110/BS 8121). Armor; W = 400 < W < 600

b. Nilai water absorption tidak kg.

lebih dari 5% (mass/mass) e. Kelas E - 200 kg, Batu


(JIS A1110/BS 812). Armor; W = 100 < W < 300

c. Kuat tekan tidak kurang dari kg.

250 kg/cm2. f. Kelas F, Batu Lapis Antara;

d. Soundness test menggunakan W = 70 < W < 85 kg.

sodium sulphate tidak lebih g. Kelas G, Batu Lapis Antara; W


dari 12% atau 18% jika = 50 < W < 65 kg.
menggunakan magnesium h. Kelas H, Batu Lapis Antara; W
sulphate (BS 812/JIS = 43 < W < 47 kg.
A1122). i. Kelas I, Batu Lapis Inti; W =
e. Tes abrasi menggunakan Los 1—40 kg.
Angeles test sesuai ASTM 5. Desain material batu yang
C131-96 atau C535-89 tidak digunakan dalam gambar
lebih dari 40% untuk 500 mengacu pada berat jenis
putaran. minimal 2.55 ton/m3.
4. Kelas batu dibagi sebagai 6. Tes berkala untuk setiap kelas
berikut: batu harus dilakukan setiap

a. Kelas A - 2.500 kg, Batu 1.000 m3 atau masing-masing

Armor; W = 2.000 < W < tes diambil 3 sampel.

3.125 kg. 7. Setiap saat harus disediakan


timbangan tipe spring atau
b. Kelas B -1.500 kg, Batu
Armor; W = 1.200 < W < sejenisnya untuk dapat

1.875 kg. digunakan mengecek berat batu.

PADURAKSA, Volume 6 Nomor 2, Desember 2017 P-ISSN: 2303-2693


E-ISSN: 2581-2939
175

4. Kontraktor bertanggung jawab


untuk melindungi bagian
pekerjaan yang belum selesai
dari serangan gelombang.
Kerusakan yang terjadi harus
diperbaiki.
5. Toleransi pekerjaan mengacu
Gambar 3. Pemasangan lapisan inti
dengan bantuan excavator. pada Spesifikasi Umum.
6. Void atau ruang terbuka pada
4.4.2 Teknis Pekerjaan
permukaan batu harus lebih kecil
Pemasangan atau instalasi batuan
dari 250 cm2 atau sisi
sebagai berikut:
terpanjangnya kurang dari 15
1. Batuan lapis inti dan lapis antara
cm.
harus dihampar lapis demi lapis
Berdasarkan metode pelaksanaan
dengan ketebalantidak lebih dari
pekerjaan dan sesuai dengan hasil
30cm, dan harus dipadatkan
perhitungan volume: lapis inti = 1202.51 m3,
dengan vibrator roller atau dapat
lapis antara = 1684.66 m3, lapis armor
menggunakan bucket excavator
= 4809.87 m3 serta dengan
guna mendapatkan tatanan yang
memperhitungkan produktifitas alat yang
padat dan saling mengisi dan
digunakan maka didapat durasi pekerjaan
mengikat antara satu batu
lapis inti = 15 hari, lapis antara = 21 hari,
dengan batu lainnya.
dan lapis armor = 59 hari.
2. Pemasangan batuan dimulai dari
bagian kaki bangunan kearah 5 KESIMPULAN
1. Pekerjaan revetment, terdiri dari
atas. Batu armor harus
galian pondasi, pemasangan lapis
diletakkan satu demi satu untuk
geotextile, pemasangan lapis inti,
menciptakan kondisi saling
lapis antara, dan lapis armor.
mengunci antara satu batu
2. Material utama dalam
dengan lainnya.
pembuatan revetment ini adalah
3. Hasil pekerjaan harus
batu andesit yang terdiri dari
menunjukkan lapis batuan kelas
batu andesite dengan berat 475-
demi kelas sesuai dengan
gambar.

PADURAKSA, Volume 6 Nomor 2, Desember 2017 P-ISSN: 2303-2693


E-ISSN: 2581-2939
176

525 kg, 100 kg, dan 10-40 kg. Ervianto, W. I. (2005). Manajemen Proyek
Sedangkan untuk pengerjaannya Konstruksi. Yogyakarta: Penerbit
menggunakan bantuan dari alat ANDI.
berat excavator untuk
Ervianto, W. I. (2012). Selamatkan Bumi
memindahkan bahan-bahan
Melalui Konstruksi Hijau,
konstruksi.
Perencanaan, Pengadaan, Konstruksi
dan Operasi. Yogyakarta: Penerbit
6 DAFTAR PUSTAKA
ANDI.
Abrar Husen. (2010). Manajemen Proyek.
Yogyakarta. Andi Offset. Imam Soeharto, I. (1995). Manajemen
Proyek Konstruksi Dari Konseptual
Alloysius Vendhi Prasmoro. (2014).
sampai Operasional. Jakarta: Penerbit
Jurnal OE. Volume VI. Jurusan Teknik
Erlangga Jakarta.
Industri. Universitas Mercu Buana.
Jawat, I Wayan. (2014). Penerapan Metode
Badan Pembinaan Konstruksi Kementrian
Green Construction (Studi Kasus:
PU. (2014). Kontrak Lump Sum
Pekerjaan Tanah pada Proyek Jalan).
Pekerjaan Jasa Konstruksi. Jakarta:
Jurnal Paduraksa Volume 3, Nomor 2,
Bidang Administrasi Kontrak Pusat
Desember 2014.
Pembinaan Penyelenggaraan
Konstruksi. Jawat, I Wayan. (2015). Metode
Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi (Studi
Balai Wilayah Sungai Bali-Penida. (2011).
Kasus: Proyek Fave Hotel Kartika
Pengamanan Pantai. Denpasar.
Plaza). Jurnal Paduraksa Volume 4,
Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali.
Nomor 2, Desember 2015.
(2014). Perencanaan Pengaman Pantai
Jawat, I Wayan. (2016). Metode
di Kabupaten Buleleng. Denpasar.
Pelaksanaan Pekerjaan Tiang Pancang
Dipohusodo, I. (1996). Manajemen Proyek
Sistem Hidraulic Jack in (Studi Kasus:
dan Konstruksi Jilid 1 & 2.
Proyek KCU BCA Sunset Road Bali).
Yogyakarta. Penerbit Kanisius.
Jurnal Paduraksa Volume 5, Nomor 2,
Ervianto, W. I. (2004). Teori-Aplikasi Desember 2016.
Manajemen Proyek Konstruksi.
Mahendra Sultan Syah. (2004),
Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Manajemen Proyek Kiat Sukses

PADURAKSA, Volume 6 Nomor 2, Desember 2017 P-ISSN: 2303-2693


E-ISSN: 2581-2939
177

Mengelola Proyek. Cetakan Pertama.


Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Prodjosumarto, P. (1993). Pemindahan


Tanah Mekanis. Jurusan Teknik
Pertambangan. Institut Teknologi
Bandung.

PADURAKSA, Volume 6 Nomor 2, Desember 2017 P-ISSN: 2303-2693


E-ISSN: 2581-2939

Potrebbero piacerti anche