Sei sulla pagina 1di 12

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KECEMASAN PRE ANESTESI DENGAN


KEJADIAN POST OPERTIVE NAUSEA VOMITING
PADA PASIEN DENGAN GENERAL ANESTHESIA
DI RSUD KOTA YOGYAKARTA

EVA FAKHRUNNISA
NIM. P07120213017

PRODI D-IV KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
YOGYAKARTA
TAHUN 2017
NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KECEMASAN PRE ANESTESI DENGAN


KEJADIAN POST OPERTIVE NAUSEA VOMITING
PADA PASIEN DENGAN GENERAL ANESTHESIA
DI RSUD KOTA YOGYAKARTA

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


Sarjana Terapan Keperawatan

EVA FAKHRUNNISA
NIM. P07120213017

PRODI D-IV KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
YOGYAKARTA
TAHUN 2017
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Naskah Publikasi berjudul “Hubungan Kecemasan Pre Anestesi dengan Kejadian


Post Operative Nausea Vomiting di RSUD Kota Yogyakarta” telah mendapat
persetujuan oleh pembimbing pada tanggal: Agustus 2017

Disusun oleh :

EVA FAKHRUNNISA
NIM : P07120213017

Menyetujui,
Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Kirnantoro, SKM, M.Kes Umi Istianah, S.Kep, Ns, M.Kep.Sp. MB


NIP. 195308081981031001 NIP. 197108071994032002

Mengetahui,
Ketua Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta

Tri Prabowo,S.Kp, M.Sc

NIP. 196505191988031001
THE CORRELATION BETWEEN PRE ANESTHESIA ANXIETY AND
POSTOPERATIVE NAUSEA VOMITING IN PATIENTS WITH
GENERAL ANESTHESIA IN HOSPITAL OF YOGYAKARTA

Eva Fakhrunnisa1 , Kirnantoro2, Umi Istianah3


Email : evafakhrun123@gmail.com

ABSTRACT
The most common response in pre anesthesia patients is the psychological response
of anxiety. Pre Anesthesia's anxiety can make post-anesthetic complications including
PONV. The incidence of PONV by 30% of patients undergoing general anesthesia in
Hospital of Yogyakarta. PONV events need to get serious handling because it can make
the length of hospitalization is longer and harm many people. This reasearch was knew the
correlation between pre anesthesia anxiety and postoperative nausea vomiting in patients
with general anesthesia in hospital of Yogyakarta. This research was queconsecutive
sampling consisting of 42 respondents with Chi Square analysis. The majority of
respondents were females, there were 27 respondents (64.3%), 36-45 years old (54.8%),
high school (78.6%), ASA I (88.7%) , Passive smoker (64.3%), with duration of operation
<60 minutes (78.6%) experienced anxiety with the highest category of moderate anxiety
was 35 respondents (83.3%) and patients who experienced nausea as many as 11 people
(26.2%). Pre Anesthesia anxiety was related to PONV incidence with significance value
(p) 0.021 or (0.021 <0.05) so it stated that pre anesthesia anxiety was related to PONV
incidence with Contingency coefficient (r) of 0.394.

Keywords: Anxiety, Postoperative Nausea Vomiting (PONV), General Anesthesia

INTISARI

Respon paling umum pada pasien pre anestesi salah satunya adalah respon psikologi
kecemasan. Kecemasan pre general anestesi dapat menyebabkan komplikasi pada paska
anestesi diantaranya adalah PONV. Angka kejadian PONV sebesar 30% dari pasien yang
menjalani general anesthesia di RSUD Kota Yogyakarta. Kejadian PONV perlu
mendapatkan penanganan yang serius karena dapat berdampak pada masa rawat inap yang
memanjang sehingga dapat merugikan banyak pihak. Tujuan dari penelitian ini adalah
diketahuinya hubungan kecemasan pre anestesi dengan kejadian Post Operative Nausea
vomiting pada pasien dengan general anesthesia di RSUD Kota Yogyakarta. Teknik
penentuan sampel yang digunakan adalah consecutive sampling yang terdiri dari 42 orang
responden dengan analisa Chi square dengan hasil mayoritas responden dari penelitian
adalah perempuan yaitu sebanyak 27 orang responden (64,3%), usia 36-45 tahun (54,8%),
berpendidikan SMA (78,6%), ASA I (88,7%), perokok pasif (64,3%), dengan lama operasi
< 60 menit (78,6%) mengalami kecemasan dengan kategori tertinggi yaitu cemas sedang
yaitu sebanyak 35 orang responden (83,3%) dan pasien yang mengalami mual sebanyak 11
orang (26,2%). Nilai signifikansi (p) 0,021 atau (0,021<0,05) sehingga dapat dinyatakan
bahwah kecemasan pre anestesi berhubungan dengan kejadian PONV dengan nilai
Contingency Coefficient (r) sebesar 0,394.

Kata kunci: Kecemasan, Post Operative Nausea Vomiting (PONV), General Anesthesia
PENDAHULUAN tahun dan dari jumlah populasi
General anesthesia merupakan tersebut terdapat 70% pasien
upaya untuk menghilangkan nyeri menggunakan general anestesi
dan menghilangkan kesadaran yang inhalasi dan 30% pasien
bersifat reversible atau dapat pulih menggunakan Total Intravenous
kembali. Tindakan anestesi atau Anesthesia (TIVA). Berdasarkan
operasi dapat mempengaruhi hasil wawancara dengan perawat
psikologis pada pasien yang akan yang bertugas di IBS RSUD Kota
menjalaninya, diantaranya dapat Yogyakarta, sebagian besar pasien
menyebabkan kecemasan.1,2 yang akan menjalani operasi
Kondisi kecemasan yang mengalami kecemasan, dari sepuluh
dialami pasien sebelum pembedahan pasien terdapat 7 pasien yang
atau anestesi dapat mempengaruhi mengalami kecemasan sebelum
tindakan operasi diantaranya mendapatkan anestesi atau sebelum
pengaruh terhadap hemodinamik dan operasi baik dalam skala cemas
kecemasan pada pasien pra induksi ringan sampai dengan berat.
berhubungan dengan kejadian mual Sebanyak 30 % pasien post operasi
dan muntah paska operasi.3 mengalami mual dan muntah di ruang
Kecemasan pre anestesi atau Recovery. Kejadian mual dan muntah
pre operasi juga berdampak pada pada pasien setelah menjalani operasi
komplikasi paska anestesi dapat memperpanjang masa rawat
diantaranya adalah mual muntah inap dan meningkatkan biya
paska operasi atau yang sering disebut perawatan. Berdasarkan uraian
Post Operative Nausea and Vomiting tersebut, maka penulis tertarik untuk
(PONV). Mekanisme terjadinya mual melakukan penelitian dengan tujuan
dan muntah setelah operasi terjadi untuk mengetahui hubungan
karena pada kecemasan menyebabkan kecemasan pre anestesi dengan
udara yang masuk kedalam lambung kejadian PONV pada pasien dengan
sehingga terjadinya kembung dan general anesthesia di RSUD Kota
distensi pada abdominal, Yogyakarta.
meningkatkan volume lambung
mempengaruhi kortikal afferens dan METODE PENELITIAN
merangsang pusat muntah sehingga Penelitian ini adalah jenis
terjadi PONV.4 Insiden mual dan penelitian kuantitatif dengan teknik
muntah yang terjadi dalam waktu 24 penentuan sampel yang digunakan
jam setelah pembedahan ialah 20- adalah consecutive sampling, artinya
30%5. Kecemasan pasien sebelum non random sampling atau sampling
mendapatkan anestesi atau sebelum tidak acak. Jadi setiap pasien yang
pembiusan mempengaruhi kejadian datang dan memenuhi kriteria inklusi
PONV.3 dan eksklusi dimasukan dalam
Berdasarkan hasil studi penelitian sampai kurun waktu
pendahuluan di RSUD Kota tertentu, sehingga jumlah sample
Yogyakarta, terdapat 479 pasien yang yang diperlukan terpenuhi.6
menjalani operasi dengan general
anestesi, terdapat 62 pasien
berdasarkan rentang usia 21sampai 45
HASIL PENELITIAN yaitu sebanyak 27 orang (64,3%),
1. Karakteristik responden dan operasi yang paling sering
Tabel 3. Distribusi Responden dilakukan adalah operasi Eksisi
Berdasarkan Jenis Kelamin, yaitu sebanyak 24 orang (57,1%).
Umur, Pendidikan, Riwayat 2. Tingkat Kecemasan Pre General
Merokok, Jenis Operasi dan Anesthesia
Lama Operasi di IBS RSUD Tabel 4 Distribusi Responden
Kota Yogyakarta Tahun 2017 Berdasarkan Tingkat
(N) 42 Kecemasan Pasien di IBS
RSUD Kota Yogyakarta 2017
Frekuensi Persentase
Karakteristik (N) 42
(f) (%)
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
a. Laki-laki 15 35,7
Kecemasan (f) (%)
b. Perempuan 27 64,3 Cemas Ringan 6 14,3
Umur : Cemas Sedang 34 81,0
a. 26-35 tahun 9 45,2 2 8,4
Cemas Berat
b. 36- 45 tahun 23 54,8
Pendidikan
Jumlah 42 100
a. SD 2 4,8 Sumber : Data primer 2017
b. SMP 5 11,9 Tabel 4 memperlihatkan
c. SMA 33 78,6
d. PT 2 4,8
bahwa semua responden yang akan
Lama Operasi menjalani operasi atau anestesi
a. ≤ 60 menit 33 78,6 mengalami kecemasan dengan
b. > 60 menit 9 21,4
Klasifikasi ASA
kategori tertinggi yaitu cemas
a. ASA I 37 88,1 sedang yaitu sebanyak 34 orang
b. ASA II 5 11,9 responden (81,0%).
Riwayat Merokok 3. Kejadian Post Operative Nausea
a. Aktif 15 35,7
b. Pasif 27 64,3 Vominting (PONV) pasien dengan
Jenis Operasi General Anesthesia
a. Eksisi 24 57,1 Tabel 5 Distribusi Responden
b. Mastektomi 4 9,5
c. ORIF 6 14,3
Berdasarkan Kejadian PONV
d. Laparaskopi 8 19,0 di IBS RSUD Kota
Yogyakarta 2017 (N) 42
Sumber : Data Primer 2017 Kejadian Frekuensi Persentase
Berdasarkan tabel 3, dapat PONV (f) (%)
Tidak PONV 23 54,8
diketahui bahwa mayoritas
PONV 19 45,2
responden berjenis kelamin Jumlah 42 100
perempuan yaitu sebanyak 27 Sumber : Data primer 2017
orang responden (64,3%), berumur Tabel 5 memperlihatkan
antara 36-45 tahun (54,8%). bahwa berdasarkan kejadian
Berdasarkan tingkat pendidikan, PONV, responden yang
sebagian besar responden mengalami PONV sebanyak 19
berpendidikan SMA (78,6%). orang responden (45,2%).
Sebagian besar responden yang 4. Hubungan Kecemasan pre
menjalani operasi masuk dalam anestesi degan kejadian PONV
kategori ASA I yaitu sebanyak 37 pada pasien dengan general
orang (88,1%). Sebagian besar anesthesia
responden adalah perokok pasif
Tabel 6 Tabulasi Hubungan PEMBAHASAN
Kecemasan Pre General 1. Karakteristik Responden
Anestesi dengan Kejadian Berdasarkan tabel 3,
PONV IBS RSUD Kota didapatkan data bahwa mayoritas
Yogyakarta 2017 (N) 42 responden adalah berjenis kelamin
perempuan yaitu sebanyak 27
Kecemasa PONV p r
n
Total orang responden (64,3%). Pada
Tidak PONV PONV
f % f % f % 0,0
21
3,9
94
pasien yang akan menjalani
Ringan 6 100 0 0,00 6 100 operasi laparatomy, kecemasan
50,0 50,0
Sedang 17 17 34 100
lebih banyak terjadi pada wanita
0 0,00 2 100 2 100
Berat dibandingkan laki-laki.7
23 54.76 19 45.23 42 100
Total
Berdasarkan umur sebagian
besar responden adalah berumur
Berdasarkan tabel 6, dapat
36-45 tahun yaitu sebanyak 23
diketahui bahwa responden yang
orang responden (54, 8%).
mengalami kecemasan dan tidak
Rentang usia dewasa adalah
mengalami PONV yaitu sebanyak
berkisar antara 26-45 tahun dan
6 orang responden (100%),
usia 36-45 adalah termasuk dalam
responden yang mengalami
kategori dewasa akhir.8 Sedangkan
kecemasan sedang dan mengalami
berdasarkan tingkat pendidikan,
PONV sebanyak 17 orang (50%)
jumlah responden yang paling
dan responden yang mengalami
banyak adalah pada tingkat
kecemasan berat dan mengalami
pendidikan SMA yaitu sebanyak
PONV yaitu sebanyak 2 orang
33 orang responden (78,6%).
responden (100%).
Semakin tinggi tingkat pendidikan
Berdasarkan uji statistic Chi
maka akan semakin rendah
Square didapatkan hasil bahwa
kecemasan.16
terdapat hubungan kecemasan pre
Berdasarkan klasifikasi
anestesi dengan kejadian PONV
status ASA, responden yang
pada pasien dengan general
diambil telah sesuai dengan yang
anesthesia di RSUD Kota
diharapkan oleh peneliti yaitu
Yogyakarta, dengan nilai
antara status ASA I dan II dengan
signifikansi (p) 0,021 hal tersebut
persentase status ASA I sebanyak
dapat dimaknai bahwa nilai (p)
37 orang responden (88,1%)
lebih kecil dari 0,05 (0,021<0,05)
karena pada penelitian ini
sehingga dapat dinyatakan bahwa
mayoritas responden berkisar pada
kecemasan pre anestesi
usia dewasa yaitu 25-45 tahun,
berhubungan dengan kejadian
dimana pada usia tersebut belum
PONV dengan makna semakin
terjadi gangguan sistemik yang
tinggi kecemasan pasien pre
berat. Penyakit kardiovaskular
general anesthesia maka semakin
merupakan penyakit sistemik yang
tinggi kejadian PONV dan nilai
sering terjadi pada orang dengan
Contingency Coefficient (r)
usia di atas 75 tahun.17 Pada
sebesar 0,394 atau korelasi rendah.
penelitian ini, pasien dengan
.
riwayat mual dan muntah atau
motion sicness dimasukan ke pendidikan, jenis kelamin,
dalam kriteria eksklusi untuk pengalaman, konsep diri,
mengurangi ketidak homogenan informasi, kondisi fisik, sosial dan
responden. Riwayat motion sicness ekonomi.10 Pada tabel 3,
dapat meningkatkan risiko muntah didapatkan bahwa gangguan
selanjutnya. 4 kecemasan dapat terjadi pada
2. Kecemasan Pre General Anesthesia semua usia, pada penelitian ini
Tabel 4 menunjukan bahwa responden yang paling banyak
semua responden yang akan adalah pada rentang umur 36 -45
menjalani pembedahan mengalami tahun sebanyak 23 orang (54,8%),
kecemasan. Kecemasan adalah hasil penelitian ini menunjukan
keadaan emosi tanpa objek bahwa gangguan kecemasan lebih
tertentu. Hal ini dipicu oleh hal sering terjadi pada usia dewasa dan
yang tidak diketahui dan menyertai lebih banyak pada perempuan.
semua pengalaman baru.9 Pada Pada jenis kelamin yang paling
penelitian ini seluruh responden banyak adalah perempuan 27
yang akan menjalani prosedur orang (64,3%) hasil penelitian ini
pembedahan mengalami menunjukkan bahwa banyak
kecemasan dan kecemasan yang responden yang mengalami
paling banyak adalah pada tingkat kecemasan sebelum menjalani
kecemasan sedang yaitu sebanyak anestesi atau pembedahan.
37 orang responden (81%). Gangguan kecemasan dapat terjadi
Masalah psikososial khususnya pada semua usia, lebih sering pada
perasaan takut dan cemas selalu usia dewasa dan lebih banyak pada
dialami setiap orang dalam wanita.10 Hal ini terjadi karena
menghadapi anestesi atau perempuan lebih mudah
pembedahan, dimana 99% akan tersinggung, sangat peka dan
berpotensi terjadinya kecemasan menonjolkan perasaannya.
pre anestesi dan operasi dan pada Di RSUD Kota Yogyakarta
penelitian ini mayoritas responden sesuai dengan hasil pengamatan
adalah berjenis kelamin peneliti, pasien yang akan
perempuan20. Pada penelitian ini, dilakukan opearasi adalah pasien
kecemasan dapat terjadi karena yang terencana (elektif), hal ini
responden pada penelitian ini sesuai dengan kriteria inklusi.
adalah pada rentang usia dewasa Meskipun demikian, proses
yaitu mayoritas berumur 36-45 hospitalisasi dapat menyebabkan
tahun, sebanyak 23 orang timbulnya kecemasan pada
responden (54, 8%). Sebagian responden, banyak responden
besar kecemasan terjadi pada umur menyatakan ketidaktahuannya
21-45 tahun hal ini dikarenakan terhadap pembedahan yang akan
pada usia tersebut beban kerja dan dijalani, dan banyak pasien tidak
tanggungan soaial ekonomi yang mengetahui rencana pembiusan
tinggi.10 atau anestesi yang akan diberikan
Faktor-faktor yang dapat karena terbatasnya informasi yang
mempengaruhi kecemasan mereka dapatkan.
diantaranya adalah usia,
Pada penelitian ini dari 42 Berdasarkan jenis kelamin,
orang responden yang akan responden yang paling banyak
menjalani operasi berlatar pada penelitian ini adah
belakang pendidikan SMA yaitu perempuan yaitu sebanyak 27
sebesar (78,6%). Kecemasan orang responden (64,3%). Jenis
paling banyak dialami responden kelamin perempuan lebih banyak
yang berpendidikan SMA mengalami PONV, yaitu sebanyak
18
sebanyak 50%. Kondisi 244 pasien (24.5%) dari laki-laki
kecemasan yang dialami pasien hanya sebanyak 14 pasien
sebelum pembedahan atau anestesi (6.3%).12 Frekuensi yang tinggi
dapat mempengaruhi tindakan pada perempuan diakibatkan
operasi diantaranya pengaruh adanya pengaruh hormonal yang
terhadap hemodinamik. berkontribusi dalam sensitivitas
Kecemasan pada pasien pra terhadap PONV. Berdasarkan
induksi berhubungan dengan tabel 3 didapatkan bahwa rata-rata
kejadian Post Operative Nausea pasien yang merokok adalah
Vomiting (PONV). 3 sebanyak 15 orang responden
3. Kejadian Post Operative Nausea (35,7%) dan berjenis kelamin laki-
Vomiting (PONV) laki. Faktor perokok dimana
Post Operative Nausea pasien bukan perokok memiliki
Vomiting (PONV) dapat terjadi risiko PONV dua kali
pada 80% pasien yang menjalani dibandingkan pasien perokok, hal
pembedahan dan anestesi, keadaan ini disebabkan karena nikotin
ini menjadi perhatian utama pada meningkatkan konsentrasi synaps
perawatan di ruang pemulihan dan dari dopamine dengan cara
menjadi skala prioritas bagi menghambat jalur GABAergik.13
seorang petugas anestesi . 11 Lama anestesi dan jenis
Berdasarkan hasil anestesi dapat berpengaruh
pengamatan peneliti di RSUD terhadap kejadian PONV, jenis
Kota Yogyakarta belum ada tindakan anestesi, anestesi umum
pendokumentasian khusus lebih banyak mengakibatkan
mengenai kejadian PONV pada PONV, yaitu sebanyak 18 pasien
pasien setelah menjalani operasi, (18.75%) dibadingkan anestesi
padahal berdasarkan penelitian regional (7%). Agen anestetik
yang sudah dilakukan sebanyak 19 volatile (Isofluran, Enfluran,
orang responden (45,2%) dengan Sevofluran merupakan penyebab
general anesthesia mengalami utama PONV dalam 2 jam pertama
mual dan muntah. Kejadian PONV post operasi hal ini dikarenakan
lebih kurang 1/3 dari seluruh agen inhalasi dapat langsung
pasien yang menjalani operasi merangsang CTZ dipusat otak
yang timbul dalam 24 jam sehingga dapt menyebabkan mual
pertama.5 Agen anestetik volatile dan muntah.19
(Isofluran, Enfluran, Sevofluran Pemberian anelgetik
merupakan penyebab utama narkotik mempunyai efek samping
PONV dalam 2 jam pertama post mual muntah. Sedangkan nyeri
operasi. 19 yang tidak diatasi juga
menyebabkan mual dan muntah sehingga dapat dinyatakan bahwa
paska operasi14. Agen anestetik kecemasan pre anestesi
volatile N2O dan (Isofluran, berhubungan dengan kejadian
Enfluran, Sevofluran) merupakan PONV dengan nilai Contingency
penyebab utama PONV dalam 2 Coefficient (r) sebesar 0,394 atau
jam pertama post operasi korelasi rendah dengan makna
sedangkan berdasarkan hasil semakin cemas pasien berarti
pengamatan semua responden di semakin tinggi kejadian PONV.
RSUD Kota Yogyakarta
menggunakan agen inhalasi KESIMPULAN DAN SARAN
sevofluran dan N2O .19 A. Kesimpulan
4. Hubungan Kecemasan Pre Berdasarkan hasil penelitian
Anestesi dengan Kejadian PONV terhadap responden yang
Berdasarkan Tabel 5, dapat dilaksanakan dalam waktu satu
diketahui bahwa sebanyak 17 bulan, dapat dirumuskan
orang responden (50%) dengan kesimpulan sebagai berikut:
kecemasan sedang mengalami 1. Karakteristik responden pada
PONV. Sebanyak 7 responden penelitian adalah mayoritas
(44%) mengalami kecemasan berjenis kelamin perempuan,
sedang dan mengalami mual.3 rata-rata berpendidikan SMA,
Hubungan kecemasan dengan tidak memiliki riwayat
kejadian PONV terjadi melalui merokok dengan lama anestesi
mekanisme mual dan muntah ≤ 60 menit dan jenis operasi
dikendalikan oleh pusat muntah di paling banyak adalah eksisi.
otak, terletak di reticular lateralis 2. Tingkat kecemasan pasien pre
pada medulla oblongata di batang general anesthesia yang paling
otak. Neuroreceptors muntah banyak adalah kecemasan
terletak pada Chemoreceptor sedang dan semua responden
Trigger Zone (CTZ) saluran pada penelitian ini mengalami
traktus solitarius, dan daerah kecemasan.
postrema.15 Kecemasan 3. Kejadian PONV di RSUD Kota
menyebabkan terjadinya PONV Yogyakarta yaitu sebanyak 19
melalui mekanisme hiperventilasi orang responden mengalami
yang menyebabkan udara masuk PONV dalam waktu 6 jam
kedalam lambung sehingga pertama paska operasi.
terjadinya kembung dan distensi 4. Terdapat hubungan antara
pada abdominal, meningkatkan kecemasan pre anestesi dengan
volume lambung mempengaruhi kejadian Post Operative
kortikal afferens dan merangsang Nausea Vomiting (PONV) pada
pusat muntah sehingga terjadi pasien dengan general
PONV. 4 anesthesia di RSUD Kota
Berdasarkan uji statistic Chi Yogyakarta dengan makna
Square didapatkan nilai semakin tinggi kecemasan
signifikansi (p) 0,021 hal tersebut pasien maka semakin tinggi
dapat dimaknai bahwa nilai (p) kejadian PONV.
lebih kecil dari 0,05 (0,021<0,05)
B. Saran Sectio Caesarea dengan General
1. Bagi Manajemen Rumah Sakit Anestesi di RSUD Kalianda.
Hasil penelitian ini diharapkan Poltekkes Depkes Yogyakarta
dapat menjadi bahan masukan 4. Negelhout, J and Karen L. Plaus.
untuk SOP (Standar (2010). Nurse Anesthesia, (4 th
Operasional Prosedur) dengan ed.). Unites state of America:
kualitas pelayanan anestesi Saunders Elsevier
yang baik untuk mengantisipasi 5. Tewu, H., Iddo, P., dan Lucky, K.
terjadinya PONV guna untuk (2015). Perbandingan Mual
meningkatkan mutu pelayanan Muntah pada Premedikasi
di RSUD Kota Yogyakarta. dengan Pemberian Ondansetron
2. Bagi Perawat Anestesi dan dengan Deksametason Pasca
Hasil penelitian ini diharapkan Operasi Sectio Caesarea dengan
dapat memperkaya referensi Anestesi Regional. Jurnal e-
penelitian tentang keperawatan Clinic, volume 3. Diunduh dari:
terutama mengenai http://ejournal.unsrat.ac.id/index.
anestesiologi bahwa kecemasan php/eclinic/article/view/9832
merupakan faktor terjadinya 6. Sastroasmoro, Sudikdo dan
PONV sehingga dapat Ismail, S. (2008). Dasar-dasar
mengurangi komplikasi paska Metodelogi Penelitian Klinis,
anestesi terutama PONV. edisi 3. Jakarta: Sagung Seto
3. Bagi peneliti selanjutnya 7. Erawan. (2013). Perbedaan
Hasil penelitian ini dapat Tingkat Kecemasan Antara
dijadikan sebagai data dasar Pasien Lakilaki Dan Perempuan
untuk peneliti selanjutnya yang Pada Pre Operasi Laparatomi Di
akan mengambil judul yang Rsup. Prof.Dr.R.D. Kandou
serupa dengan menambahkan Manado. Jurnal e-Biomedik
faktor-faktor lain dan upaya (eBM), Volume 1
untuk meminimalkan kejadian 8. Depkes RI (2009). Profil
PONV sesuai perkembangan Kesehatan Indonesia. Jakarta:
ilmu pengetahuan dan teknologi Depertemen Republik Indonesia
terkini. 9. Stuart, W.G., dan
Sundeen.(2016). Principle and
DAFTAR PUSTAKA Practice of Psychiatric Nursing,
(1 st edition.). Singapore:
1. Morgan, E., Mikhail, M. S., Elsevier
Murray, M.j. (2007). Clinical 10. Kaplan dan Sadock. (2010). Buku
Anesthesiology 4th edition. USA: Ajar Psikiatri Klinis ( edisi 2.).
McGraw-hill Companies Jakarta : EGC
2. Stuart, W.G., dan Sundeen.( 11. Gwinnutt, C. L. (2011). Catatan
2007). Keperawatan Jiwa (edisi Kuliah Anestesi Klinis. Jakarta
3.). Jakarta: EGC :EGC
3. Catur, S. (2010). Hubungan 12. Doubravska, L., Dostalova, K,
Kecemasan Pra Induksi dengan Fritscherova, S., Zapletalova, and
Kejadian Post Operative Nausea Adamus, M. (2010). Incidence of
Vomiting (PONV) pada Pasien postoperative nausea and
vomiting in patients at a
university hospital, where re we
today? Biomed Pap Med Fac
Univ Palacky Olomous Czech
Repub.
13. Harijanto, E.(2010).
Penatalaksaan Mual Muntal
Pasca Bedah (PONV): Peran
Granisetron. Medicinus
Scientific journal of
Pharmaceutical Development
and Medical application. Vol. 23
14. Hambly, P. (2007). Manajemen
Perioperatif . Jakarta : EGC
15. Williams, G.G. (2008). Cost
Effective Maagemant of Post
Operative Nausea and Vomiting
(PONV). A Journal Multimodal
Therapeutic Approach, Vol 71:
Connecticut State Medical
Society: SSN: 00106178
16. Notoatmodjo, S. (2010).
Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta
17. Vitria, E. (2011). Evaluation and
Mnagement of Medically
Compromised Patient in Dental
Practice. Journal of Dentofasial,
vol 10.
18. Kusmarjathi, NK. (2009).
Tingkat kececmasan pasien pra
operasi appendoktomi di ruang
Bima RSUD Sanjawi Gianyar.
Diunduh dari:
http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin
/jurnal/21097276.pdf
19. Apfel, C.C., Heidrich, F.M.,
Whelan, R.P., et al. (2012).
Evidence Based Analysis Of
Factors for Postoperative Nausea
and Vomiting. Br J Anaesth; 276
20. Carpenito, L.J. (2006). Buku
Saku Diagnosa Keperawatan
(edisi 8.). Jakarta: EGC

Potrebbero piacerti anche