Sei sulla pagina 1di 15

MK: ETIKA BISNIS

(PENUGASAN PERKULIAHAN: SENIN /4 DESEMBER 2017)

ISO 9001:2008

ISO 9001 is the International Standard for Quality Management


Systems.

HELPS YOU WITH (MAKNANYA ? )


Customer Satisfaction, Process Improvement, Product Improvement, Pre-
Qualification and Requests for Quotation, Operational Efficiency, Internal
Auditing, Risk Management, Training and Competence and Brand and
Reputation.
Please note: This information relates to the 2008 version of ISO 9001
which is currently being revised and is due to be published at the end of
2015. Keep up with the expected changes here.

WHAT IS ISO 9001?


ISO 9001 is the internationally recognised standard for Quality
Management Systems (QMS). It is the most widely used QMS standard in
the world, with over 1.1 million certificates issued to organisations in 178
countries.

ISO 9001 provides a framework and set of principles that ensure a


common-sense approach to the management of your organisation to
consistently satisfy customers and other stakeholders. In simple terms, it
provides the basis for effective processes and effective people to deliver an
effective product or service time after time.

IS ISO 9001 RIGHT FOR ME?


Any organisation can benefit from implementing ISO 9001:2008 as its
requirements are underpinned by eight universal management principles:
1. customer focused organization; 2. Leadership; 3. the involvement of
people; 4. ensuring a process approach; 5. a systematic approach to
management; 6. a factual approach to decision making; 7. mutually
beneficial supplier relations; 8. continuous improvement
2

“The combination of NQA’s detailed knowledge of the standard, and our


industry knowledge is what produces the culture of quality improvement
that we consider essential to maintaining our market leading
position.” Jacuzzi

WHAT ARE THE BENEFITS OF “CERTIFICATION”?


- Customer satisfaction. Deliver products that
consistently meet customer requirements.
- Reduced operating costs. Continual improvement of
processes and resulting operational efficiencies mean
money saved.
- Improved stakeholder relationships. Improve the
perception of your organisation with staff, customers
and suppliers.
- Legal compliance. Understand how statutory and
regulatory requirements impact your organisation
and its customers.
- Improved risk management. Greater consistency and
traceability of products and services means problems
are easier to avoid and rectify.
- Proven business credentials. Independent verification
against a globally recognised industry standard
speaks volumes.
- Ability to win more business. Procurement
specifications often require certification as a
condition to supply, so certification opens doors.

THREE STEPS TO CERTIFICATION


- Application for registration is made by completing the ISO 9001
Quote Request Form. This provides information about your
organisation so we can accurately define the scope of assessment.
- Assessment to ISO 9001 is undertaken by NQA - this consists of
two mandatory visits that form the Initial Certification Audit
(explained below). Please note that you must be able to
3

demonstrate that your quality management system has been fully


operative for a minimum of three months and has been subject to a
full cycle of internal audits.
- Certification is issued by NQA and maintained through a
programme of annual surveillance audits and a three yearly
recertification audit.

INITIAL CERTIFICATION AUDIT


- Stage 1 - The purpose of this visit is to confirm that your
organisation is ready for full assessment. The assessor will:
- confirm that the quality management system conforms to the
requirements of ISO 9001
- confirm its implementation status
- confirm the scope of certification
- check legislative compliance
- produce a report that identifies any non-compliance or
opportunities for improvement and agree a corrective action plan
if required
- produce an assessment plan and confirm a date for the Stage 2
assessment visit
- Stage 2 - The purpose of this visit is to confirm that the management
system fully conforms to the requirements of ISO 9001 in practice.
The assessor will:
- undertake sample audits of the processes and activities defined in
the scope of certification
- document how the system complies with the standard by using
objective evidence
- report any non-compliances or opportunities for improvement
- produce a surveillance plan and agree a date for the first annual
surveillance visit

3
4

If the assessor identifies any major non-conformances, certification cannot


be issued until corrective action is taken and verified.

NEXT STEPS
- Gap Analysis - We can undertake a gap analysis to help you
determine the likely workload and timescale for implementing a
quality management system that will achieve ISO 9001 certification.
You can use this to plan implementation or brief a consultant.
- Consultancy - We don't provide consultancy but we can help you
choose a reputable consultant from the NQA Associate Consultant
Register.
- Get a Quote - We'll give you a clear indication of the costs of
gaining and maintaining certification. You can complete a quick
quote online or complete a full ISO 9001 quotation request form and
email it directly to our sales team.

TOPIK: “ETIKA BISNIS” YANG HARUS


DIMILIKI PERUSAHAAN
sumber : http://fe.wisnuwardhana.ac.id/index.php?
option=com_content&task=view&id=24&Itemid=20

Salah satu aspek yang sangat populer dan perlu mendapat


perhatian dalam dunia bisnis ini adalah norma dan etika bisnis.
Etika bisnis selain dapat menjamin kepercayaan dan loyalitas dari
semua unsur yang berpengaruh pada perusahaan, juga sangat
menentukan maju atau mundurnya perusahaan.

Etika, pada dasarnya adalah suatu komitmen untuk melakukan apa


yang benar dan menghindari apa yang tidak benar. Oleh karena itu,
perilaku etika berperan melakukan ‘apa yang benar’ dan ‘baik’
untuk menentang apa yang ‘salah’ dan ‘buruk’. Etika bisnis sangat
penting untuk mempertahankan loyalitas pemilik kepentingan
dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan
perusahaan. Mengapa demikian? Karena semua keputusan
perusahaan sangat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pemilik
5

kepentingan. Pemilik kepentingan adalah semua individu atau


kelompok yang berkepentingan dan berpengaruh terhadap
keputusan perusahaan. Ada dua jenis pemilik kepentingan yang
berpengaruh terhadap perusahaan, yaitu pemilik kepentingan
internal dan eksternal. Investor, karyawan, manajemen, dan
pimpinan perusahaan merupakan pemilik kepentingan internal,
sedangkan pelanggan, asosiasi dagang, kreditor, pemasok,
pemerintah, masyarakat umum, kelompok khusus yang
berkepentingan terhadap perusahaan merupakan pemilik
kepentingan eksternal. Pihak-pihak ini sangat menentukan
keputusan dan keberhasilan perusahaan. Yang termasuk kelompok
pemilik kepentingan yang memengaruhi keputusan bisnis adalah:
(1) Para pengusaha/mitra usaha, (2) Petani dan pemasok
bahan baku, (3) Organisasi pekerja, (4) Pemerintah, (5) Bank, (6)
Investor, (7) Masyarakat umum, serta (8) Pelanggan dan
konsumen.

Selain kelompok-kelompok tersebut di atas, beberapa kelompok


lain yang berperan dalam perusahaan adalah para pemilik
kepentingan kunci (key stakeholders) seperti manajer, direktur, dan
kelompok khusus.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa loyalitas pemilik


kepentingan sangat tergantung pada kepuasan yang mereka
peroleh.. Oleh karena loyalitas dapat mendorong deferensiasi,
maka loyalitas pemilik kepentingan akan menjadi hambatan bagi
para pesaing.” Ingat bahwa diferensiasi merupakan bagian dari
strategi generik untuk memenangkan persaingan .

Selain etika dan perilaku, yang tidak kalah penting dalam bisnis
adalah norma etika. Ada tiga tingkatan norma etika, yaitu:

(1) Hukum, berlaku bagi masyarakat secara umum yang mengatur


perbuatan yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Hukum
hanya mengatur standar perilaku minimum.

(2) Kebijakan dan prosedur organisasi, memberi arahan khusus


bagi setiap orang dalam organisasi dalam mengambil keputusan
5
6

sehari-hari. Parakaryawan akan bekerja sesuai dengan kebijakan


dan prosedur perusahaan/organisasi.

(3) Moral sikap mental individual, sangat penting untuk


menghadapi suatu keputusan yang tidak diatur oleh aturan formal.
Nilai moral dan sikap mental individual biasanya berasal dari
keluarga, agama, dan sekolah. Sebagaiman lain yang menentukan
etika perilaku adalah pendidikan, pelatihan, dan pengalaman.
Kebijakan dan aturan perusahaan sangat penting terutama untuk
membantu, mengurangi, dan mempertinggi pemahaman tentang
etika perilaku.

Siapakah pihak yang bertanggung jawab terhadap moral etika


dalam perusahaan? Pihak yang bertanggung jawab terhadap moral
etika adalah manajer. Oleh karena itu, ada tiga tipe manajer dilihat
dari sudut etikanya, yaitu:

(1) Manajemen Tidak bermoral. Manajemen tidak bermoral


didorong oleh kepentingan dirinya sendiri, demi keuntungan
sendiri atau perusahaan. Kekuatan yang menggerakkan manajemen
immoral adalah kerakusan/ketamakan, yaitu berupa prestasi
organisasi atau keberhasilan personal. Manajemen tidak bermoral
merupakan kutub yang berlawanan dengan manajemen etika.
Misalnya, pengusaha yang menggaji karyawannya dengan gaji di
bawah upah minimum atau perusahaan yang meniru produk-
produk perusahaan lain, atau perusahaan percetakan yang
memperbanyak cetakannya melebihi kesepakatan dengan
pemegang hak cipta, dan sebagainya (Thomas W. Zimmerer,
Norman M. Scarborough,Entrepreneurship and The New Ventura
Formation, 1996, hal. 21).

(2) Manajemen Amoral. Tujuan utama dari manajemen amoral


adalah laba, akan tetapi tindakannya berbeda dengan manajemen
immoral. Ada satu cara kunci yang membedakannya, yaitu mereka
tidak dengan sengaja melanggar hukum atau norma etika. Yang
terjadi pada manajemen amoral adalah bebas kendali dalam
mengambil keputusan, artinya mereka tidak mempertimbangkan
etika dalam mengambil keputusan. Salah satu conoth dari
manajemen amoral adalah penggunaan uji kejujuran detektor bagi
calon karyawan.
7

(3) Manajemen Bermoral. Manajemen bermoral juga bertujuan


untuk meraih keberhasilan, tetapi dengan menggunakan aspek
legal dan prinsip-prinsip etika. Filosofi manajer bermoral selalu
melihat hukum sebagai standar minimum untuk beretika dalam
perilaku.

Menurut pendapat Michael Josephson, ada 10 prinsip etika yang


mengarahkan perilaku, yaitu:

(1) Kejujuran, yaitu penuh kepercayaan, bersifat jujur, sungguh-


sungguh, terus-terang, tidak curang, tidak mencuri, tidak
menggelapkan, tidak berbohong.

(2) Integritas, yaitu memegang prinsip, melakukan kegiatan yang


terhormat, tulus hati, berani dan penuh pendirian/keyakinan, tidak
bermuka dua, tidak berbuat jahat, dan dapat dipercaya.

(3) Memeliharan janji, yaitu selalu menaati janji, patut dipercaya,


penuh komitmen, patuh, tidak menginterpretasikan persetujuan
dalam bentuk teknikal atau legalitas dengan dalih ketidakrelaan.

(4) Kesetiaan, yaitu hormat dan loyal kepada keluarga, teman,


karyawan, dan negara, tidak menggunakan atau memperlihatkan
informasi rahasia, begitu juga dalam suatu konteks profesional,
menjaga/melindungi kemampuan untuk membuat keputusan
profesional yang bebas dan teliti, dan menghindari hal yang tidak
pantas serta konflik kepentingan.

(5) Kewajaran/keadilan, yaitu berlaku adil dan berbudi luhur,


bersedia mengakui kesalahan, memperlihatkan komitmen keadilan,
persamaan perlakuan individual dan toleran terhadap perbedaa,
serta tidak bertindak melampaui batas atau mengambil keuntungan
yang tidak pantas dari kesalahan atau kemalangan orang lain.

(6) Suka membantu orang lain, yaitu saling membantu, berbaik


hati, belas kasihan, tolong menolong, kebersamaan, dan
menghindari segala sesuatu yang membahayakan orang lain.

7
8

(7) Hormat kepada orang lain, yaitu menghormati martabat orang


lain, kebebasan dan hak menentukan nasib sendiri bagi semua
orang, bersopan santun, tidak merendahkan dan mempermalukan
martabat orang lain.

(8) Warga negara yang bertanggung jawab, yaitu selalu mentaati


hukum/aturan, penuh kesadaran sosial, dan menghormati proses
demokrasi dalam mengambil keputusan.

(9) Mengejar keunggulan, yaitu mengejar keunggulan dalam segala


hal, baik dalam pertemuan pesonal maupun pertanggungjawaban
profesional, tekun, dapat dipercaya/diandalkan, rajin penuh
komitmen, melakukan semua tugas dengan kemampuan terbaik,
dan mengembangkan serta mempertahankan tingkat kompetensi
yang tinggi.

(10) Dapat dipertanggungjawabkan, yaitu memiliki dan menerima


tanggung jawab atas keputusan dan konsekuensinya serta selalu
memberi contoh.

Stansar Etika dapat dipertahankan melalui:

(1) Ciptakan kepercayaan perusahaan. Kepercayaan perusahaan


dalam menetapkan nilai-nilai perusahaan yang mendasari tanggung
jawab etika bagi pemilik kepentingan.

(2) Kembangkan kode etik. Kode etik merupakan suatu catatan


tentang standar tingkah laku dan prinsip-prinsip etika yang
diharapkan perusahaan dari karyawan.

(3) Jalankan kode etik secara adil dan konsisten. Manajer harus
mengambil tindakan apabila mereka melanggar etika. Bila
karyawan mengetahui bahwa yang melanggar etika tidak dihukum,
maka kode etik menjadi tidak berarti apa-apa.

(4) Lindungi hak perorangan. Akhir dari semua keputusan setiap


etika sangat bergantung pada individu. Melindungi seseorang
dengan kekuatan prinsip morl dan nilainya merupakan jaminan
terbaik untuk menghindari untuk menghindari penyimpangan
etika. Untuk membuat keputusan etika seseorang harus memiliki:
9

(a) Komitmen etika, yaitu tekad seseorang untuk bertindak secara


etis dan melakukan sesuatu yang benar; (b) Kesadaran etika, yaitu
kemampuan kompetensi, yaitu kemampuan untuk menggunakan
suara pikiran moral dan mengembangkan strategi pemecahan
masalah secara praktis.

(5) Adakan pelatihan etika. Workshop merupakan alat untuk


meningkatkan kesadaran para karyawan.

(6) Lakukan audit etika secara periodik. Audit merupakan cara


terbaik untuk mengevaluasi efektivitas sistem etika. Hasil evaluasi
tersebut akan memberikan suatu sinyal kepada karyawan bahwa
etika bukan sekadar gurauan.

(7) Pertahankan standar tinggi tentang tingkah laku, tidak


hanya aturan. Tidak ada seorang pun yang dapat mengatur norma
dan etika. Akan tetapi, manajer bisa saja membolehkan orang
untuk mengetahui tingkat penampilan yang mereka harapkan.
Standar tingkah laku sangat penting untuk menekankan betapa
pentingnya etika dalam organisasi. Setiap karyawan harus
mengetahui bahwa etika tidak bisa dinegosiasi atau ditawar.

(8) Hindari contoh etika yang tercela setiap saat dan etika
diawali dari atasan. Atasan harus memberi contoh dan menaruh
kepercayaan kepada bawahannya.

(9) Ciptakan budaya yang menekankan komunikasi dua


arah.Komunikasi dua arah sangat penting, yaitu untuk
menginformasikan barang dan jasa yang kita hasilkan dan
menerima aspirasi untuk perbaikan perusahaan.

(10) Libatkan karyawan dalam mempertahankan standar


etika. Para karyawan diberi kesempatan untuk memberikan umpan
balik tentang bagaimana standar etika dipertahankan.

Selain etika, yang tidak kalah pentingnya adalah


pertanggungjawaban sosial perusahaan. Eika sangat berpengaruh
terhadap tingkah laku individual. Tanggung jawab sosial mencoba
9
10

menjembatani komitmen individu dan kelompok dalam suatu


lingkungan sosial, seperti pelanggan, perusahaan lain, karyawan,
dan investor. Tanggung jawab sosial menyeimbangkan komitmen-
komitmen yang berbeda. Menurut Zimmerer, ada beberapa macam
pertanggungjawaban perusahaan, yaitu:

(1) Tanggung jawab terhadap lingkungan. Perusahaan harus ramah


lingkungan, artinya perusahaan harus memerhatikan, melestarikan,
dan menjaga lingkungan, misalnya tidak membuang limbah yang
mencemari lingkungan, berusaha mendaur ulang limbah yang
merusak lingkungan, dan menjalin komunikasi dengan kelompok
masyarakat yang ada di lingkungan sekitarnya.

(2) Tanggung jawab terhadap karyawan. Semua aktivitas


manajemen sumber daya manusia seperti peneriman karyawan
baru, pengupahan, pelatihan, promosi, dan kompensasi merupakan
tanggung jawaab perusahaan terhadap karyawan. Tanggung jawab
perusahaan terhadap karyawan dapat dilakukan dengan cara:

(a) Mendengarkan dan menghormati pendapat karyawan.

(b) Meminta input kepada karyawan.

(c) Memberikan umpan balik positif maupun negatif.

(d) Selalu menekankan tentang kepercayaan kepada karyawan.

(e) Membiarkan karyawan mengetahui apa yang sebenarnya


mereka harapkan.

(f) Memberikan imbalan kepada karyawan yang bekerja dengan


baik.

(g) Memberi kepercayaan kepada karyawan.

(3) Tanggung jawab terhadap pelanggan. Tanggung jawab sosial


perusahaan terhadap pelanggan menurut Ronald J. Ebert (2000:88)
ada dua kategori, yaitu (1) Menyediakan barang dan jasa yang
berkualitas; dan (2) Memberikan harga produk dan jasa yang adil
dan wajar. Tanggung jawab sosial perusahaan juga termasuk
11

melindungi hak-hak pelanggan. Menurutnya, ada empat hak


pelanggan, yaitu:

(a) Hak mendapatkan produk yang aman.

(b) Hak mendapatkan informasi segala aspek produk.

(c) Hak untuk didengar.

(d) Hak memilih apa yang akan dibeli.

Sedangkan menurut Zimmerer (1996), hak-hak pelanggan yang


harus dilindungi meliputi:

(a) Hak keamanan. Barang dan jasa yang dihasilkan oleh


perusahaan harus berkualitas dan memberikan rasa aman, demikian
juga kemasannya.

(b) Hak mengetahui. Konsumen berhak untuk mengetahui barang


dan jasa yang mereka beli, termasuk perusahaan yang
menghasilkan barang tersebut.

(c) Hak untuk didengar. Komunikasi dua arah harus dibentuk, yaitu
untuk menyalurkan keluhan produk dan jasa dari konsumen dan
untuk menyampaikan berbagai informasi barang dan jasa dari
perusahaan.

(d) Hak atas pendidikan. Pelanggan berhak atas pendidikan,


misalnya pendidikan tentang bagaimana menggunakan dan
memelihara produk. Perusahaan harus menyediakan program
pendidikan agar pelanggan memperoleh informasi barang dan jasa
yang akan dibelinya.

(e) Hak untuk memilih. Hal terpenting dalam persaingan adalah


memberikan hak untuk memilih barang dan jasa yang mereka
perlukan. Tanggung jawab sosial perusahaan adalah tidak
mengganggu persaingan dan mengabaikan undang-undang
antimonopoli (antitrust).
11
12

(4) Tanggung jawab terhadap investor. Tanggung jawab perusahaan


terhadap investor adalah menyediakan pengembalian investasi
yang menarik, seperti memaksimumkan laba. Selain itu,
perusahaan juga bertanggung jawab untuk melaporkan kinerja
keuangan kepada investor seakurat mungkin.

Tanggung jawab terhadap masyarakat. Perusahaan harus


bertanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya, misalnya
menyediakan pekerjaan dan menciptakan kesehatan serta
kontribusi terhadap masyarakat yang berada di sekitar lokasi
perusahaan tersebut berada.

Komunikasi bisnis :

Organisasi penting mengkomunikasikan nilai organisasi, nilai


social dan nilai lingkungan atas bisnis mereka.

(i) Modal alam: berfungsi sebagai dasar dan perekat bagi


keseluruhan sistem ekonomi dan sosial. Ini menyediakan sumber
daya yang seringkali tidak bisa diganti. Modal ini penting dikelola
untuk berfungsinya ekonomi secara keseluruhan dan
berkesinambungan. Ini termasuk tingkat ketergantungan pada
sumber daya alam, dampak lingkungan dari proses produktifnya,
dan apa yang harus dilakukan organisasi untuk beroperasi sesuai
batasan yang ditetapkan untuk kesinambungan lingkungan.

(ii) Modal sosial dan hubungan: persediaan sumber daya yang


diciptakan oleh hubungan antara organisasi dan semua pemangku
kepentingannya. Hubungan ini mencakup hubungan dengan
masyarakat, hubungan pemerintah, pelanggan dan mitra rantai
pasokan. Izin operasi, ketergantungan pada sektor publik atau
rantai pasokan juga merupakan faktor dalam pembangunan.

(iii) Modal intelektual: mencakup hal-hal tak berwujud yang terkait


dengan organisasi. Ini juga mencakup sumber daya seperti hak
paten, hak cipta, kekayaan intelektual dan sistem organisasi,
prosedur dan protokol.
13

(iv) Modal manusia: mengacu pada keterampilan dan pengetahuan


profesional organisasi serta komitmen dan motivasi mereka, dan
kemampuan mereka untuk memimpin, bekerja sama, dan
berinovasi. Keberhasilan sebuah organisasi terkait dengan
manajemen tim yang tepat dan peduli terhadap motivasi dan
kesejahteraan asyarakat. Perputaran karyawan yang berlebihan
atau kebijakan remunerasi yang tidak memadai dapat merusak
reputasi dan mengganggu kemampuan organisasi untuk
menciptakan nilai pembangunan.

(v) Modal finansial: adalah ukuran tradisional kinerja sebuah


organisasi. Ini mencakup dana yang diperoleh melalui pembiayaan
atau dihasilkan melalui produktivitas organisasi. Ini adalah
kumpulan dana yang tersedia bagi organisasi untuk digunakan
dalam produksi barang atau penyediaan layanan, termasuk hutang
dan ekuitas. dan,

(vi) Modal manufactured: terutama terdiri dari infrastruktur fisik


seperti peralatan dan peralatan. Modal produksi dapat dimiliki oleh
organisasi atau oleh pihak ketiga, misalnya, pelabuhan dan
prasarana umum lainnya. Mereka berkontribusi pada aktivitas
produktif organisasi. Dengan demikian mereka dapat mengurangi
penggunaan sumber daya dan mendorong inovasi yang mengarah
pada fleksibilitas dan kesinambungan yang lebih besar dalam
proses bisnis yang sehat dan ramah lingkungan terkait teknologi –
manufacture yang dikelola.

Berbagai bentuk modal dari rencana dan realisasi


dikomunikasikan, sehingga berkontribusi terhadap strategi
penciptaan nilai bagi organisasi.

13
14

TUGAS INDIVIDU dan KELOMPOK:

(I) BAGAIMANA HUBUNGAN SISTEM MANAJEMEN


MUTU /ISO DENGAN KOMUNIKASI BISNIS ( &
ETIKA BISNIS) SUATU ORGANISASI
(PERUSAHAAN) ?

(II) DESKRIPSIKAN TUGAS, WEWENANG DAN


TANGGUNGJAWAB DARI MANAJEMEN PADA
SETIAP LEVEL DAN AREA FUNGSIONAL
PERUSAHAAN DAN HUBUNGKAN KOMUNIKASI
BISNIS DENGAN DIMENSI ETIKA (LEVEL dan AREA
FUNGSIONAL DITETAPKAN /ASUMSIKAN)

shifni@yahoo.com
15

15

Potrebbero piacerti anche