Sei sulla pagina 1di 94

PROYEK AKHIR

Pekerjaan :
TAMBANG TERBUKA NIKEL
PT. VALE INDONESIA
Soroako, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan

Studi Kasus:

Analisis Gain-Loss Cost Pembangunan Main Haul Road Blok


Petea di Area Penambangan PT.Vale Indonesia Tbk

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Dalam Menyelesaikan Program D-3 Teknik Pertambangan

Oleh :
SATRIA RIJAL
2013/1308143

Konsentrasi : Pertambangan Umum


Program Studi : D-3 Teknik Pertambangan

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2017
ii
iii
iv
BIODATA

I. Data Diri
Nama Lengkap : Satria rijal
BP / NIM : 2013/1308143
Tempat / Tanggal Lahir : Bukittinggi / 01 Juni 1994
Jenis Kelamin : Laki-laki
Nama Ayah : Jalisar (Alm)
Nama Ibu : Ardiani
Jumlah Bersaudara : 3 (Tiga) orang
Alamat : Gg Manggis No.55 Aur Kuning Bukittinggi
II. Data Pendidikan
Taman Kanak-kanak : TK Ar Raudah
Sekolah Dasar : SD N 02 Aur Kuning
Sekolah Menengah Pertama : MTsN 1 Gulai Bancah
Sekolah Menengah Akhir : SMA N 1 Bukittinggi
Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Padang

III.Praktek Lapangan Industri


Tempat PLI : PT.Vale Indonesia Tbk,Sorowako
Sulawesi Selatan
Tanggal PLI : 2 Maret 2016 – 29 April 2016
Topik Bahasan : Review Pembangunan Main Haul Road
Blok Petea D1 oleh Kontraktor PT.X
di Area Tambang PT. Vale Indonesia”
Sulawesi Selatan
Tanggal Sidang Proyek Akhir : 03 Februari 2017

Padang, 2017

(Satria Rijal)
BP/NIM. 2013/1308143

v
ABSTRACT

Satria Rijal : Gain-Lose Cost Analysis Main Haul Road Development


Block Petea in Area Mining Pt.Vale Indonesia Tbk

PT. Vale Indonesia Tbk (Vale Indonesia) is a company that produces


nickel in matte form. The company was formerly known as PT International
Nickel Indonesia Tbk (PTI). In 2006, PT.Vale Indonesia Tbk from Brazil to
acquire ownership PT.INCO previously managed Nickel in South Sulawesi
where the company is operating under a contract of work signed in 1968.
PT.Vale Indonesia Tbk produces nickel in matte in the form of nickel
from lateritic ores at mining facilities and integrated processing Sorowako,
Sulawesi selatan. As company engaged in mining. PT.Vale Indonesia Tbk
do not measure success by how many mining has been successful, but from
the success to make a good relationship between nature and human.
PT.Vale includes not only for mining of nickel alone, besides
PT.Vale Indonesia also conducts Quarry mining which results were used
for the construction of facilities such as roads to assist in transporting heavy
equipment from the mining to the point of processing nickel.
It is necessary for the calculation in the manufacture of a Main Haul
Road (MHR), both of his process to the level of all of its overall economy.
Construction of the main haul road begins with the planning department to
take into account the shape and cost needed for the construction of the main
haul road. Then in getting the comparison between the data plan costs with
actual data. After that we can get the gain-lose cost between data plan with
actual data.
Keyword : Cost, Gain-Loss, Cycle Time, Productivity

vi
ABSTRAK
Satria Rijal : Analisis Gain Loss Cost Pembangunan Main Haul Road
Blok Petea di Area Penambangan PT. Vale Indonesia Tbk

PT. Vale Indonesia Tbk (Vale Indonesia) adalah perusahaan yang


memproduksi nikel dalam bentuk matte. Perusahaan ini sebelumnya dikenal
sebagai PT International Nickel Indonesia Tbk (PTI). Pada tahun 2006,
PT.Vale Indonesia Tbk dari Brasil untuk memperoleh PT.INCO
kepemilikan sebelumnya dikelola Nikel di Sulawesi Selatan di mana
perusahaan tersebut beroperasi di bawah kontrak karya yang ditandatangani
pada tahun 1968.
PT.Vale Indonesia Tbk memproduksi nikel dalam bentuk nikel
matte dari bijih laterit di fasilitas pertambangan dan pengolahan terpadu
Selatan Sorowako, Sulawesi. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang
pertambangan. PT.Vale Indonesia Tbk tidak mengukur keberhasilan dengan
berapa banyak tambang telah berhasil, tetapi dari keberhasilan untuk
membuat hubungan yang baik antara alam dan manusia.
PT.Vale meliputi tidak hanya untuk pertambangan nikel saja, selain
PT.Vale Indonesia juga melakukan penambangan Quarry hasil yang
digunakan untuk pembangunan fasilitas seperti jalan untuk membantu
dalam mengangkut alat berat dari pertambangan ke titik pengolahan nikel.
Hal ini diperlukan untuk perhitungan dalam pembuatan sebuah Haul Main
Road (MHR), kedua proses untuk tingkat semua ekonomi secara
keseluruhan. Pembangunan jalan angkutan utama dimulai dengan
departemen perencanaan untuk memperhitungkan bentuk dan biaya yang
dibutuhkan untuk pembangunan jalan angkutan utama. Kemudian dalam
mendapatkan perbandingan antara data rencana biaya dengan data aktual.
Setelah itu kita bisa mendapatkan biaya gain-loss antara rencana data plan
dengan data aktual
Kata Kunci: Biaya, Gain-Loss, Siklus Waktu, Produktivitas

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

berkat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan Proyek Akhir ini yang

merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan program D-3 Jurusan Teknik

Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang.

Laporan Proyek Akhir ini memiliki judul “Analisis Gain-Lose Cost

Pembangunan Main Haul Road Blok Petea D1 oleh kontraktor PT.X di Area

Penambangan PT.Vale Indonesia Tbk”. Penulis menyusun laporan ini

berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan di PT. Vale Indonesia Tbk,

yang dimulai pada tanggal 2 Maret 2016 dan berakhir pada tanggal 29 April 2016.

Dalam kesempatan ini, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima

kasih kepada :

1. Bapak Mulya Gusman, S.T., M.T. selau dosen pembimbing Praktek

Lapangan Industri yang mengaahkan penulis dalam penulisan Laporan ini.

2. Bapak Drs. Bahrul Amin, S.T., M.Pd. selaku Kepala Unit Hubungan

Industri FT – UNP.

3. Bapak Drs. Raimon Kopa, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknk Pertambangan

Universitas Negeri Padang.

4. Bapak Ansosry, S.T.,M.T. selaku Ketua Program Studi D-3 Teknik

Pertambangan

5. Bapak Heri Prabowo, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing Akademik

6. Seluruh staff dan karyawan Jurusan Teknik Pertambangan Universitas

Negeri Padang.

viii
7. Bapak Tyas Agustinus Rabudianto selaku Supervisor Long Term Planning

Departemen Mining and Exploration PT.Vale Indonesia Tbk

8. Bapak Ronny Luhansa sebagai Mine Engineer Long Term Planning

Departemen Mining and Exploration PT.Vale Indonesia Tbk

9. Seluruh karyawan dan karyawati PT.Vale Indonesia Tbk.

10. Teman-teman seperjuangan, Bayu Enasora dan Usamah Sya’ban

terimakasih atas motivasinya.

11. Seluruh rekan-rekan Mahasiswa Teknik Pertambangan.

12. Teman-teman Teknik Pertambangan Angkatan 2013 yang selalu memberi

semangat. Serta teman – teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Semoga kita semua selalu dapat yang terbaik, baik dalam kuliah maupun

setelah kuliah dan semoga kita semua selalu menjaga tali silaturrahmi yang

selama ini kita jalin.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proyek akhir ini masih terdapat

banyak kekurangan, oleh karena itu sangat mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari semua pihak demi kesempurnaan proyek akhir ini.

Padang, 2016

Satria Rijal
2013/1308143

ix
DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ............................................................................................. i


Halaman Pengesahan Proyek Akhir .......................................................... ii
Halaman Pengesahan Ujian Proyek Akhir................................................ iii
Surat Pernyataan TIdak Plagiat................................................................. iv
Biodata .......................................................................................................... v
Abstrak.......................................................................................................... vi
Kata Pengantar ............................................................................................ viii
Daftar Isi ....................................................................................................... x
Daftar Gambar............................................................................................. xii
Daftar Tabel ................................................................................................. xiii
Daftar Lampiran .......................................................................................... xiv
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1


B. Identifikasi Masalah.................................................................. 3
C. Batasan Masalah ....................................................................... 4
D. Rumusan Masalah..................................................................... 4
E. Tujuan Studi Kasus................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian .................................................................... 5

BAB II. KAJIAN TEORITIS

A. Kajian Teoritis .......................................................................... 6


1. Faktor-Faktor Produktivitas Alat Berat ............................... 6
2. Produktivitas Alat Berat....................................................... 9

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Jadwal Kegiatan........................................................................ 16
B. Jenis Penelitian ......................................................................... 16
C. Lokasi Kesampaian Daerah ...................................................... 17
D. Deskripsi Perusahaan................................................................ 33

x
E. Jenis data................................................................................... 38
F. Teknis analisis data................................................................... 39
G. Diagram alir .............................................................................. 40

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Perhitungan Cycle Time Alat Berat.......................................... 41


B. Perhitungan cost pembangunan main haul road ...................... 49
C. Total biaya pembangunan main haul road berdasarkan tahapan 57
D. Perbandingan Total Cost Plan dengan Total Cost Aktual ........ 56
E. Total Gain-Lose Cost................................................................ 58

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................... 64
B. Saran ......................................................................................... 64
Daftar Pustaka ............................................................................................. 66
Lampiran ...................................................................................................... 67

xi
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Lokasi kesampaian daerah........................................................ 17

Gambar 2 Geologi regional kota Sorowako ............................................. 19

Gambar 3 Geologi daerah Soroako-Towuti ............................................. 21

Gambar 4 Skema kegiatan penambangan PT.Vale Indonesia Tbk .......... 37

xii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Jadwal Kegiatan Lapangan ................................................................. 16

Tabel 2 Pengamatan data cycle time alat gal-muat di lapangan ...................... 41

Tabel 3 Pengamatan data cycle time alat angkut di lapangan.......................... 44

Tabel 4 Pengamatan data cycle time alat dorong di lapangan ......................... 45

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A. Pengamatan data cycle time excavator Komatsu PC 200

Lampiran B. Pengamatan data cycle time truck Nissan cwa-260

Lampiran C. Pengamatan data cycle time Dozer D65PX

Lampiran D. Data Curah Hujan

Lampiran E. Peta Topografi Sorowako,Sulawesi Selatan

Lampiran F. Peta Geologi Sorowako,Sulawesi Selatan

xiv
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2005. “Komatsu Specifications and Application Handbook 26”,

Azwari, Rudy. 2014.”Evaluasi Jalan Angkut dari Front Tambang Batubara


menuju Stockpile Block B pada Penambangan Batubara di
PT.Minemex Indonesia,Desa Talang Serdang Kecmatan
Mandiangin Kabupaten Sorolangun Provinsi Jambi”. Universitas
Islam Bandung

Bahtiar, 2010.”Studi Kegiatan Pemboran Eksplorasi Pada Pt. Trikarya Intidrill


Persada Desa Tawahan Kecamatan Juai Kabupaten Balangan
Propinsi Kalimantan Selatan”. Universitas Muslim Indonesia
Makassar.
Gustiono, Andri. 2016.”Analisa Biaya Penggunaan Alat Berat”.Banten

Hidayat, Wahyu dkk. 2015.”Dampak Pertambangan Terhadap Perubahan


Penggunaan Lahan dan Kesesuaian Peruntukan Ruang Kabupaten
Luwu Timur,Provinsi Sulawesi Selatan”. Institut Pertanian Bogor.

http://signal-geo.blogspot.co.id/2010/06/peta-sulawesi-selatan_9684.html

Ningsih, Sri Ayu. 2012.”Eksplorasi Awal Nikel Laterit di Desa Lamatoli


dan Lalemo,Kecamatan Bungku Selatan,KabupatenMorowali,
Propinsi Sulawesi Tengah.”. Jurnal Ilmiah MTG, Vol 5, No. 2,
Juli 2012. UPN Veteran Yogyakarta

Nukdin, Ernita. 2012.”Geologi dan Pengaruh batuan dasar terhadap deposit


Nikel Laterit daerah Toringgo Kecamatan Pomalaa,Kabupaten
Kolaka,Provinsi Sulawesi Tenggara”. Jurnal IlmiahMTG, Vol 5,
No. 2, Juli 2012. UPN Veteran Yogyakarta.

Nurhakim, 2004. Kuliah Lapangan II Edisi ke 2. Banjarbaru. Universitas


Lambung Mangkurat

66
Ir. Partanto, 1996. Pemindahan Tanah Mekanis. Jurusan Teknik Pertambangan.
Institut Teknologi Bandung

PT. Vale Indonesia “Summary Invoice Mine Infrastructure Development


Lokasi Petea Mhr D1 C1 Kontrak No : 4600024790”

PT. Vale Indonsia “Petea_D1_MHR_Estimate Cost_rev”

Rezky, Novri Husnita dkk. 2014.”Analisa Penggunaan Alat Berat pada


Pekerjaan Proyek Perkerasan Jalan Kebun Durian-Gunung
Sahilan-Gunung Sari Kabuapaten Kampar. Universitas Islam
Riau”.Jurnal Saintis Volume 14 No. 1, April 2014. Universitas
Islam Riau

Rinawan, Fiandri I dkk. 2014.”Pemodelan Tiga Dimensi (3D) Potensi Laterit


Nikel Pulau Pakal,Halmahera Timur,Maluku Utara”. Institut
Teknologi Nasional (Itenas) Bandung.

Rochmanhadi, 1992. Kapasitas dan Produksi Alat-Alat Berat. Jakarta.


YBPPU
Sariwahyuni. 2012.” Rehabilitation Of Minewastelandpt. Inco Sorowako With
Organic Matter, Bacteria Solubilizing Ofphosphateandbacteria
Reducing Of Nickel”. Jurnal Riset Industri Vol. VI No. 2, 2012,
Akademi Teknik Industri Makassar.

Sundari, Woro. 2012.”Studi Penentuan Produksi Mangan dalam Upaya


Pencapaian Target Produksi di Blok I Zone 3 PT Soe Makmur
Resources”. Universitas Nusa Cendana Kupang.

Sutanto, Kelvin Rudy dkk. 2015.”Produktivitas Alat Berat pada Pekerjaan


Galian Gedung P1 P2 UK Petra”.Universitas Kristen Petra.

Tenggoroh, Adi. 2009. “Presisi Lapisan Endapan Nikel Laterit Berdasarkan


Model Geokimia Batuan Ultramafik Daerah Sorowako Sulawesi

67
Selatan”. Jurnal Penelitian Enjiniring Vol 12, No. 2. Universitas
Hasanuddin.

68
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

PT. Vale Indonesia Tbk sebagai salah satu perusahan tambang

terbesar di Indonesia yang bergerak di bidang penambangan nikel, yang

beraktivitas di daerah Sorowako, kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu

Timur, Provinsi Sulawesi Selatan.

Kegiatan pertambangan merupakan semua jenis kegiatan, teknologi,

dan bisnis yang dimulai dari prospeksi (prospection), eksplorasi

(exploration), evaluasi (development), penambangan (mining), pengolahan,

pemurnian, pengangkutan sampai dengan pemasaran. Kegiatan

penambangan yang dilakukan terdapat pada dua blok penambangan yaitu

East Block (Petea) dan West Block (Sorowako). Metoda penambangan yang

digunakan adalah metode open cast. Metode open cast yaitu mengupas

tanah dari lapisan tertinggi secara berangsur-angsur ke tingkat yang lebih

rendah, selanjutnya dilakukan pembersihan lahan (land clearing),

pengupasan lapisan tanah penutup (stripping), pengambilan bijih (ore

mining), serta pengangkutan material ke tempat penimbunan (disposal

area) atau ke stasiun penyaringan (screening station). Produksi akhir berupa

nikel matte dari hasil ekstraksi bijih nikel yang berkadar ± 78% Ni.

Kebutuhan bijih nikel ini diperoleh dari mine production (MP) Blok Timur

(East Block) dan Blok barat (West block).

1
2

Untuk melaksanakan semua kegiatan diatas, maka dibutuhkan

sebuah Main Haul Road yang berfungsi sebagai akses jalan dari area

penambangan menuju tempat pengumpulan bahan galian untuk selanjutnya

diolah lebih lanjut.

Dalam pembangunan sebuah main haul road, dibutuhkan banyak

sekali pertimbangan dan butuh analisa yang mendalam agar jalan yang akan

kita bangun efektif dalam penggunaan nya dan ekonomis dari segi biaya

pembangunan jalan tersebut.

Pembangunan main haul road di PT.Vale Indonesia Tbk tidak

dilaksanakan sendiri dengan alat dan pekerja dari perusahaan, melainkan

memberikan wewenang kepada kontraktor yang sudah ditunjuk oleh

perusahaan untuk membangun main haul road tersebut sesuai dengan

perjanjian dan ketetapan yang telah disetujui kedua belah pihak.

Pembangunan main haul road membutuhkan beberapa tahapan

seperti cut material to subgrade, fill base and subgrade, fill top dressing,

bundwall constraction, culvert installation, dan clean equipment. Semua

kegiatan ini harus dilaksanakan secara tepat dan berurutan.

Sedangkan untuk material yang dibutuhkan berbeda pada tiap

tahapan nya. Material yang banyak di gunakan adalah quarry dan tanah OB.

Untuk perlatan yang di gunakan dapat berupa excavator yang berfungsi

sebagai alat gali-muat quarry dan OB, dump truck yang berfungsi sebagai

alat transportasi material quarry atau OB menuju area pembangunan jalan,

dan alat dorong berupa dozer yang berfungsi untuk mendorong material
3

yang ditumpahkan oleh dump truck sehingga membentuk fondasi dari main

haul road tersebut.

Dari segi biaya untuk pembangunan main haul road tersebut, bagian

perencanaan jalan telah memperhitungkan biaya yang dibutuhkan untuk

membangun jalan tersebut. Namun pada aktual nya terjadi perbedaan yang

mengakibatkan penambahan atau pengurangan biaya dari perencanaan

awal. Sehingga hal tersebut akan menimbulkan selisih biaya antara data plan

dengan data aktual.

Hal tersebut melatar belakangi penulis untuk mengangkat studi

kasus yang berjudul “Analisis Gain-Lose Cost Pembangunan Main Haul

Road Blok Petea di Area Penambangan Pt.Vale Indonesia Tbk”.

B. Identifikasi Masalah
Dalam penulisan proyek akhir identifikasi masalah bertujuan untuk

mempermudah dalam penyelesaian masalah yang akan dibahas, sehingga

pada tahap penyelesaian masalah tersebut dapat terurut dengan baik, dalam

studi kasus ini masalahnya dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Adanya selisih biaya antara data plan dengan data aktual untuk

pembangunan sebuah main haul road.

2. Menentukan gain-loss cost berdasarkan perbandingan biaya

antara data plan dengan data aktual dalam pembangunan main

haul road
4

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang timbul dari

studi kasus ini dibatasi pada:

1. Pembangunan main haul road dilaksanakan di wilayah kerja

PT.Vale Indonesia Tbk.

2. Perhitungan produkivitas alat hanya mencakup pada alat gali-

muat, alat angkut, dan alat dorong.

3. Rumusan produktivitas alat yang di pakai menurut Ir.

Rochmanhadi (1992)

4. Rumusan perhitungan biaya pembangunan main haul road dan

perhitungan gain-loss cost di dasari dari aturan PT.Vale

Indonesia Tbk.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah yang telah

diuraikan di atas untuk lebih terarahnya penelitian ini, maka penulis

merumuskan permasalahan ditinjau dari beberapa aspek diantaranya:

1. Berapa selisih biaya pembangunan main haul road antara data

plan dengan data aktual?

2. Berapa gain-loss cost yang di dapatkan ketika membandingkan

data plan dengan data aktual untuk pembangunan main haul

road?
5

E. Tujuan Studi Kasus

Tujuan studi kasus adalah untuk mengkaji permasalahan yang

timbul pada suatu objek pengamatan, sehingga dalam studi kasus ini

bertujuan untuk:

1. Menghitung biaya pembangunan main haul road antara data plan

dengan data actual

2. Menghitung gain-loss cost antara data plan dengan data aktual pada

pembangunan main haul road

3. Mengevaluasi parameter-parameter yang menyebabkan adanya selisih

biaya antara data plan dengan data aktual

F. Manfaat Studi Kasus

1. Untuk memenuhi Proyek Akhir Jurusan Teknik Pertambangan

Universitas Negeri Padang.

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk merencanakan

pembangunan Main Haul Road di masa mendatang

3. Sebagai bahan bacaan, bahan perbandingan, penambahan ilmu

pengetahuan ataupun studi kepustakaan bagi yang memerlukan.

4. Bagi peneliti sendiri untuk menambah ilmu pengetahuan khususnya

dalam bidang pertambangan terbuka


6

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Kajian Teoritis

1. Faktor-Faktor Produktivitas Alat Berat

Produksi alat muat dan alat angkut dapat dilihat dari kemampuan alat

tersebut dalam penggunaannya di lapangan. Menurut (Ir.Rochmanhadi,1992)

dalam merencanakan proyek-proyek yang dikerjakan dengan alat-alat

berat,satu hal yang amat sangat penting adalah bagaimana menghitung

kapasitas operasi alat-alat berat. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi

produksi alat muat, alat angkut dan alat dorong adalah :

a. Keterampilan Operator

Ketrampilan operator berpengaruh pada waktu edar alat, semakin

terampil operator menggunakan alat mekanis maka waktu edar alat

menjadi semakin kecil dan apabila seorang operator tidak terampil

menggunakan alat mekanis maka waktu edar alat akan menjadi semakin

besar. Penilaian keterampilan operator Back Hoe dan Dump Truck ini agak

sulit untuk dinilai, hanya didasarkan pada pengalaman kerja.

b. Faktor Pengembangan atau Faktor Pemuaian (Swell Factor)

Di alam, material yang ditemukan pada umumnya tidak homogen,

tetapi merupakan material campuran. Material di alam diketemukan dalam

keadaan padat dan terkonsolidasi dengan baik, sehingga hanya sedikit

bagian-bagian yang kosong atau ruangan-ruangan yang terisi udara (voids)

diantara butir-butirnya, lebih-lebih kalau butir-butir itu halus sekali. Akan

6
7

tetapi bila material tersebut digali dari tempat aslinya maka akan terjadi

pengembangan atau pemuaian volume (swell).

Disamping itu ada beberapa istilah lain yang ada sangkut pautnya

dengan kemampuan penggalian, yaitu :

1) Faktor Bilah (Blade Factor),

Faktor Bilah yaitu perbandingan antara volume material yang

mampu ditampung oleh bilah terhadap kemampuan tampung

bilah secara teoritis.

2) Faktor Mangkuk (Bucket Factor),

Faktor Mangkuk yaitu perbandingan antara volume material yang

dapat ditampung oleh mangkuk terhadap kemampuan tampung

mangkuk secara teoritis.

3) Faktor Muatan (Payload Factor),

Faktor Muatan yaitu perbandingan antara volume material yang

dapat ditampung oleh bak alat-angkut terhadap kemampuan bak

alat-angkut menurut spesifikasi teknisnya.

4) Faktor Pengisian (Fill Factor), yaitu perbandingan antara

volume material tertampung oleh bak alat-angkut terhadap

kemampuan bak alat-angkut menurut spesifikasi teknisnya.

c. Faktor Pengisian (Fill Factor)

Faktor pengisian adalah perbandingan antara kapasitas nyata alat

muat dengan kapasitas baku alat muat yang dinyatakan dalam persen.
8

Semakin besar factor pengisian maka semakin besar pula kemampuan

nyata dari alat tersebut.

d. Waktu Edar (Cycle Time)

Menurut Nurhakim (2004) dalam pemindahan material, siklus kerja

merupakan suatu kegiatan yang dilakukan berulang. Pekerjaan utama di

dalam kegiatan tersebut adalah menggali, memuat, memindahkan,

membongkar muatan, dan kembali ke kegiatan awal. Setiap kegiatan dapat

dilakukan oleh satu alat atau beberapa alat.

1) Waktu Edar Back Hoe

Waktu edar Back Hoe dapat dihitung dengan persamaan :

CT = Dgt + SLTt + Dpt + SET ………………………………(1)

Keterangan :

Ct : waktu edar (detik)

Dgt : waktu penggalian (detik)

SLT : waktu ayun bermuatan (detik)

DpT : waktu penumpahan materia (detik)

SET : waktu ayun kosong (detik)

2) Waktu Edar Dump Truck

Waktu edar Dump Truck dapat dihitung dengan persamaan :

CT = LT + HLT + SDT + DT + RT + SLT………………….…(2)

Keterangan :

CT : waktu edar (menit)

LT : waktu pemuatan material (menit)


9

HlT : waktu pergi bermuatan (menit)

SDT : waktu maneuver sebelum menumpah (menit)

DT : waktu menumpahkan material (menit)

RT : waktu kembali tanpa muatan (menit)

SLT : waktu manuver sebelum di muati

3) Waktu Edar Dozer

Waktu edar Dozer dapat dihitung dengan persamaan :

CT = FT + GCTR + RT + GCTF ……………………………(3)

Keterangan :

CT : Waktu edar (menit)

FT : Waktu mendorong/maju (menit)

GCTR : Waktu mengganti gigi mundur (menit)

RT : Waktu mundur (menit)

GCTF : Waktu mengganti gig maju (menit )

2. Produktivitas Alat Berat

Kemampuan produksi adalah kemampuan produksi yang dapat dicapai

oleh alat- alat mekanis berdasarkan realisasi pada saat bekerja, dengan

memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruh kondisi lapangan dan

kondisi alat.
10

a. Produksi Alat Gali-Muat

Teoritis alat gali-muat merupakan kemampuan alat gali-muat (Back

Hoe) untuk memuatkan sejumlah material sesuai dengan target produksi yang

telah ditetapkan dan disesuaikan dengan spesifikasi alat tersebut.Rumus

produksi Alat gali-muat (Back Hoe) adalah sebagai berikut :

Rumusan perhitungan produktivitas alat gali-muat menurut Nurhakim

(2004) dapat dihitung dengan persamaan :

1. Rumusan perhitungan produksi per-siklus

q = q1 x K……………………….…………..…………..(4)

Keterangan:

q = kapasitas bucktet alat gali-muat (m³ )

q1 = Kapasitas Bucket Real

K = Bucket Fill Factor

2. Rumusan perhitungan produktivitas alat gali-muat

= ……………………………....(5)

Keterangan:

Q = Produksi Alat Gali-Muat (m³/jam)

q = kapasitas bucktet alat gali-muat (m³ )

CT = waktu edar (detik)

3600 = Konversi jam ke detik

E = Effisiensi Kerja
11

b. Produksi Alat Angkut

Rezky (2014) dump truck adalah suatu alat yang digunakan untuk

memindahkan material pada jarak menengah samapai jarak jauh (500

meter atau lebih ). Gustiono (2016) cara pembuangan material dengan cara

bak truck didorong dengan alat hidrolik sehingga didapat kemiringan bak

truck yang di inginkan

Produksi teoritis dump truck adalah tingkat keberhasilan truck untuk

memindahkan sejumlah material sesuai dengan target produksi yang telah

ditetapkan dan sesuai dengan spesifikasi alat angkut.

Rumus perhitungan produktivitas dumptruck menurut Nurhakim

(2004) adalah sebagai berikut:

1. Rumusan perhitungan produksi per-siklus

q = n x q1 x K………………. ……………………(6)

Keterangan:

q = kapasitas bucktet alat gali-muat (m³ )

n = Jumlah pengisian bak oleh bucket

q1 = Kapasitas munjung (lihat spec. alat) (m³)

K = Faktor pengisian bucket

2. Rumusan perhitungan produktivitas alat angkut

= …...………………………………….(7)
12

Keterangan:

Q = Produksi Alat Gali-Muat (m³/jam)

CT = waktu edar (detik)

3600 = Konversi jam ke detik

E = Effisiensi Kerja

c. Produksi Alat Dorong

Produksi teoritis dozer adalah tingkat keberhasilan dozer untuk


memindahkan sejumlah material sesuai dengan target produksi yang telah
ditetapkan dan sesuai dengan spesifikasi alat angkut yang digunakan.Rumus
produksi dozer menurut Nurhakim (2004) adalah sebagai berikut:

1. Rumusan perhitungan produksi per-siklus

q = L x H² x a………..…………………………….(8)

Keterangan:

q = kapasitas bucktet alat gali-muat (m³ )

L = Lebar blade (meter)

H = Tinggi blade (meter)

a = Faktor blade

2. Rumusan perhitungan produktivitas alat dorong

= ……………………………………(9)

Keterangan:

Q = Produksi Alat Gali-Muat (m³/jam)

q = kapasitas bucktet alat gali-muat (m³ )


13

CT = waktu edar (detik)

60 = Konversi jam ke menit

E = Effisiensi Kerja

d. Perhitungan Effective Utilization

Effective Utilization (EU) adalah menunjukkan berapa persen dari

seluruh waktu kerja yang tersedia dapat dimanfaatkan untuk kerja produktif.

Perhitungan EU menurut Partanto (1996) adalah :

=
+ +
Atau dapat dijabarkan dari persamaan :

EU = PA x UoA

EU = x

( )
EU =
( )( )

EU =

e. Perhitungan Gain-Loss Cost

Gain lose cost adalah sebuah perhitungan biaya untuk menentukan

keuntungan atau kerugian yang didapatkan pada bagian tertentu ketika

membandingkan suatu data plan dengan data aktualnya.Rumusan

perhitungan gain loss cost tersebut berdasarkan aturan PT.Vale Indonesia

Tbk.
14

Cost = Working Hour x Rate

Cp-Ca = WpRp – WaRa

Cp-Ca = WpRp –WaRa + 0

Cp-Ca = WpRp – WaRa + WpRa – WpRa

Cp-Ca = WpRp – WpRa + WpRa – WaRa

Cp-Ca = Wp(Rp-Ra) + Ra(Wp-Wa)

Misalkan :

W = T/P dan 1/P = Z

Wp-Wa = TpZp – TaZa

Wp-Wa = TpZp – TaZa + 0

Wp-Wa = TpZp – TaZa + TpZa – TpZa

Wp-Wa = TpZp – TpZa + TpZa – TaZa

Wp-Wa = Tp(Zp-Za) + Za(Tp-Ta)

*Subtitusikan rumus (11) ke rumus (10)

Cp-Ca = Wp(Rp-Ra) + Ra(Wp-Wa)

Cp-Ca = Tp(Zp-Za)(Rp-Ra) + Ra((Tp(Zp-Za)) + (Za(Tp-Ta)))

Cp-Ca = Tp(Zp-Za)(Rp-Ra) + RaTp(Zp-Za) + RaZa(Tp-Ta) …..(10)


15

Keterangan :

Cp-Ca = Cost Plan – Cost Actual (dollar)

WpRp = Working hour plan x rate plan

WaRa = Working hour actual x rate actual

Wp-Wa = Working hour plan – Working hour actual

TpZp(Rp-Ra) = Gain loss rate (dollar)

RaTp(Zp-Za) = Gain loss productivity (dollar)

RaZa(Tp-Ta) = Gain loss tonnage (dollar)

Tp = Tonnage plan

Ta = Tonnage actual

Zp = Productivity plan

Za = Productivity actual

Rp = Rate plan

Ra = Rate actual

Tp(Zp-Za)(Rp-Ra) = Gain-Loss Rate

RaTp(Zp-Za) = Gain Loss Productivity

RaZa(Tp-Ta) = Gain Loss Tonnage


16

BAB III

METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

A. Jadwal Kegiatan

Kegiatan lapangan bertujuan untuk memperoleh pengetahuan dan

pengalaman nyata dilapangan tentang teknis perencanaan, pelaksaaan, dan

pengelolaan pekerja penambangan dalam rangka melengkapi pengetahuan

teori yang didapat selama perkuliahan. Adapun kegiatan yang dilakukan

penulis selama praktek di PT. Vale Indonesia Tbk mulai tanggal 2 Maret

2016 sampai dengan 29 April 2016 adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Lapangan

No. Kegiatan Minggu ke -

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Pengenalan Lokasi

2 Pengambilan Data

3 Pengolahan Data

B. Jenis Penelitian

Jenis studi kasus yang penulis lakukan adalah penelitian terapan.

Pada penelitian ini dilakukan analisis teori, pengumpulan data dan

kemudian dianalisis menggunakan rumus berdasarkan kajian teori.

16
17

C. Lokasi Kesampaian Daerah

Kegiatan penelitian ini dilakukan di PT. Vale Indonesia yang

terletak di kota Sorowako, Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi

Selatan. Jarak antara daerah penambangan dengan Kota Sorowako ± 10 km

yang ditempuh dengan kendaraan roda empat.

Sumber : http://signal-geo.blogspot.co.id/2010/06/peta-sulawesi-selatan_9684.html
Gambar 1 Lokasi kesampaian daerah Kota Soroako

1. Secara administratif

Lokasi tambang PT. Vale Indonesia berada di Sorowako,

kecamatan Nuha, kabupaten Luwu Timur yang berjarak 594 Km

dari Makassar ibukota provinsi Sulawesi Selatan dan berada di

ketinggian kurang lebih 1388 kaki dpl yang dikelilingi pegunungan

Verbeek.Secara administratif berbatasan langsung dengan:


18

a. Sebelah utara berbatasan dengan provinsi Sulawesi Tengah

b. Sebelah selatan berbatasan dengan Teluk Bone

c. Sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Luwu Utara

d. Sebelah timur berbatasan dengan provinsi Sulawesi

Tenggara

2. Secara Geografis

Pertambangan PT.Vale Indonesia Tbk secara geografis

terletak diantara :

2o03'00" LS sampai 3o03'25" LS

119o28'56" BT sampai 121o47'27" BT

3. Kondisi Umum Geologi Regional

Ada beberapa penelitian yang menjelaskan mengenai proses

tektonik dan geologi daerah Sorowako, antara lain adalah membagi

pulau Sulawesi dan sekitarnya terdiri dari 3 Mandala Geologi yaitu:

a. Mandala Geologi Sulawesi Barat, dicirikan oleh adanya

jalur gunung api Paleogen ,

b. Intrusi Neogen dan sedimen Mesozoikum. Mandala

Geologi Sulawesi Timur, dicirikan oleh batuan Ofiolit

yang berupa batuan ultramafik peridotite, harzburgit,

dunit, piroksenit dan serpentinit yang diperkirakan

berumur kapur.

c. Mandala Geologi Banggai Sula, dicirikan oleh batuan

dasar berupa batuan metamorf Permo-Karbon, batuan


19

batuan plutonik yang bersifat granitis berumur Trias dan

batuan sedimen Mesozoikum.

Mandala Geologi banggai Sula merupakan mikro kontinen

yang merupakan pecahan dari lempeng New Guinea yang bergerak

kearah barat sepanjang sesar sorong.

Daerah Soroako dan sekitarnya termasuk dalam Mandala

Indonesia bagian Timur yang dicirikan dengan batuan ofiolit dan

Malihan yang di beberapa tempat tertindih oleh sedimen

Mesozoikum.

Sumber : PT.Vale Indonesia Tbk,Intranet


Gambar 2 Geologi Regional kota Sorowako

Sedangkan bagian Timur Sulawesi tersusun dari 2 zona

melange subduksi yang terangkat pada pre – dan post-Miosen (107

tahun lalu). Melange yang paling tua tersusun dari sekis yang
20

berorientasi kearah Tenggara dengan disertai beberapa tubuh batuan

ultrabasa yang penyebarannya sempit dengan stadia geomorfik tua.

Sementara yang berumur post Miocene telah mengalami pelapukan

yang cukup luas sehingga cukup untuk membentuk endapan nikel

laterite yang ekonomis, seperti yang ada di daerah Pomalaa.

Melange yang berumur Miosen – post Miosen menempati

central dan lengan North-East sulawesi. Uplift terjadi sangat intensif

di daerah ini, diduga karena desakan kerak samudera Banggai

Craton. Kerak benua dengan density yang rendah menyebabkan

terexpose-nya batuan-batuan laut dalam dari kerak samudera dan

mantel.Pada bagian Selatan dari zona melange ini terdapat kompleks

batuan ultramafik Soroako-Bahodopi yang pengangkatannya tidak

terlalu intensif. Kompleks ini menempati luas sekitar 11,000 km

persegi dengan stadia geomorfik menengah, diselingi oleh blok-blok

sesar dari cretaceous abyssal limestone dan diselingi oleh chert.

Geologi daerah Soroako dan sekitarnya sudah dideskripsikan

sebelumnya secara umum. Namun yang secara spesifik membahas

tentang geologi deposit nikel laterit adalah membagi geologi daerah

Soroako menjadi tiga bagian, yaitu :

a. Satuan batuan sedimen yang berumur kapur terdiri dari

batugamping laut dalam dan rijang. Terdapat di bagian barat

Soroako dan dibatasi oleh sesar naik dengan kemiringan ke

arah barat.
21

b. Satuan batuan ultrabasa yang berumur awal tersier umumnya

terdiri dari jenis peridotit, sebagian mengalami serpentinisasi

dengan derajat yang bervariasi dan umumnya terdapat di

bagian timur. Pada satuan ini juga terdapat terdapat intrusi-

intrusi pegmatit yang bersifat gabroik dan terdapat di bagian

utara.

c. Satuan aluvial dan sedimen danau (lacustrine) yang berumur

kuarter, umumnya terdapat di bagian utara dekat desa

Soroako.

Sumber : PT.Vale Indonesia Tbk,Intranet


Gambar 3 Geologi daerah Soroako-Towuti
22

Sesar besar disekitar daerah ini menyebabkan relief

topografi sampai 600 m dpl dan sampai sekarang aktif tererosi.

Sejarah tektonik dan geomorfik di kompleks ini sangat penting

untuk pembentukan nikel laterite yang bernilai ekonomis. Matano

fault yang membuat topographic liniament yang cukup kuat adalah

sesar mendatar sinistral aktif yang termasuk strike slip fault dan

menggeser Matano limestone dan batuan lainnya sejauh 18 km

kearah barat pada sisi Utara. Danau Matano yang mempunyai

kedalaman sekitar 600 m diperkirakan adalah graben yang terbentuk

akibat efek zona dilatasi dari sesar tersebut. Danau Towuti pada sisi

selatan dari sesar diperkirakan merupakan pergeseran dari lembah

Tambalako akibat pergerakan sesar Matano. Pergerakan sesar ini

memblok aliran air ke arah utara sepanjang lembah dan membentuk

danau Towuti dan aliran airnya beralih ke barat menuju sungai

Larona. Danau-danau yang terbentuk akibat dari “damming effect”

dari sesar ini merupakan bendungan alami yang menahan laju erosi

dan membantu mempertahankan deposit nikel laterit yang terbentuk

di daerah Soroako dan sekitar kompleks danau.

2. Geomorfologi Regional

Tinjauan mengenai geomorfologi regional yang meliputi

daerah penelitian dan sekitarnya didasari pada laporan hasil

pemetaan geologi lembar Malili, Sulawesi yang disusun oleh.

Daerah penelitian termasuk dalam geomorfologi regional Lembar


23

Malili yang merupakan Mandala Sulawesi Timur, yang dapat dibagi

dalam daerah pegunungan, daerah perbukitan, daerah krast dan

daerah pedataran.

Daerah pegunungan menempati bagian barat dan tenggara.

Di bagian barat terdapat dua rangkaian pegunungan yakni

Pegunungan Tineba dan Pegunungan Koroue ( 700 - 3.016 m )

yang memanjang dari baratlaut-tenggara dibentuk oleh batuan

granit dan malihan. Sedang bagian tenggara ditempati Pegunungan

Verbeek dengan ketinggian 800 - 1.346 meter di atas permukaan laut

disusun oleh batuan basa, ultrabasa dan batugamping.

Daerah perbukitan menempati bagian tenggara dan

timurlaut dengan ketinggian 200 - 700 meter dan merupakan

perbukitan agak landai yang terletak diantara daerah pegunungan

dan daerah pedataran. Perbukitan ini dibentuk oleh batuan

vulkanik, ultramafik dan batupasir. Dengan puncak tertinggi

adalah Bukit Bukila (645m)

Daerah karst menempati bagian timurlaut dengan

ketinggian 800 – 1700 m dan dibentuk oleh batugamping. Daerah

ini dicirikan oleh adanya dolina dan sungai bawah permukaan.

Puncak tertinggi adalah Bukit Wasopute ( 1.768 m ).

Daerah pedataran menempati daerah selatan dan dibentuk

oleh endapan aluvium seperti Pantai Utara Palopo dan Pantai

Malili sebelah timur. Pola aliran sungai sebagian besar berupa pola
24

rektangular dan pola dendritik. Sungai - sungai besar yang mengalir

di daerah ini antara lain Sungai Larona dan Sungai Malili yang

mengalir dari timur ke barat serta Sungai Kalaena yang mengalir

dari utara ke selatan. Secara umum sungai-sungai yang mengalir di

daerah ini bermuara ke Teluk Bone.

3. Stratigrafi Regional

Berdasarkan himpunan batuan, struktur dan biostratigrafi,

secara regional Lembar Malili termasuk Mandala Geologi Sulawesi

Timur dan Mandala Geologi Sulawesi Barat dengan batas Sesar

Palu-Koro yang membujur hampir utara - selatan. Mandala Geologi

Sulawesi Timur dapat dibagi ke dalam lajur batuan malihan dan lajur

ofiolit Sulawesi Timur yang terdiri dari batuan ultramafik dan

batuan sedimen pelagis Mesozoikum.

Mandala geologi Sulawesi Barat dicirikan oleh lajur

gunungapi Paleogen dan Neogen, intrusi neogen dan sedimen flysch

Mezosoikum yang diendapkan di pinggiran benua (Paparan Sunda).

Di Mandala Geologi Sulawesi Timur, batuan tertua adalah

batuan ofiolit yang terdiri dari ultramafik termasuk dunit, harzburgit,

lherzolit, piroksenit websterit, wehrlit dan serpentinit, setempat

batuan mafik termasuk gabro dan basal. Umurnya belum dapat

dipastikan, tetapi dapat diperkirakan sama dengan ofiolit di

Lengan Timur Sulawesi yang berumur Kapur Awal - Tersier.


25

Pada Mandala ini dijumpai kompleks batuan bancuh

(Melange Wasuponda) terdiri atas bongkahan asing batuan

mafik, serpentinit, pikrit, rijang, batugamping terdaunkan sekis,

ampibolit dan eklogit yang tertanam dalam massa dasar

lempung merah bersisik. Batuan tektonika ini tersingkap baik di

daerah Wasuponda serta di daerah Ensa, Koro Mueli, dan

Patumbea, diduga terbentuk sebelum Tersier. Daerah Soroako

dan sekitarnya merupakan bagian Mandala Sulawesi Timur yang

tersusun oleh kompleks ofiolit, batuan metamorf, kompleks melange

dan batuan sedimen pelagis.

Komplek ofiolit tersebut memanjang dari utara Pegunungan

Balantak ke arah tenggara Pegunungan Verbeek, tersusun oleh

dunit, harzburgit, lerzolit, serpentinit, werlit, gabro dan diabas, basal

dan diorit. Sekuen ini tersingkap dengan baik di bagian utara ,

sedangkan dibagian tengah dan selatan, komplek ofiolit ini

umumnya tidak lengkap lagi dan telah terombakkan / terdeformasi.

Batuan yang merupakan anggota Lajur Ofiolit Sulawesi

Timur berupa batuan ultrabasa yang terdapat disekitar danau Matano

terdiri dari dunit, harzburgit, lherzolit, wehrlit, websterit, serpentinit

dan. Dunit berwarna hijau pekat kehitaman, padu dan pejal,

bertekstur faneritik, mineral penyusunnya adalah olivin, piroksen,

plagioklas, sedikit serpentin dan magnetit, berbutir halus sampai

sedang. Mineral utama olivin berjumlah sekitar 90%. Tampak


26

adanya penyimpangan dan pelengkungan kembaran yang dijumpai

pada piroksen, mencirikan adanya gejala deformasi yang dialami

oleh batuan ini. Dibeberapa tempat dunit terserpentinkan kuat yang

ditunjukkan oleh struktur seperti jaring dan barik-barik mineral

olivin dan piroksen, serpentin dan talkum sebagai mineral

pengganti. Harzburgit memperlihatkan kenampakan fisik berwarna

hijau sampai kehitaman, holokristalin, padu dan pejal. Mineralnya

halus sampai kasar terdiri atas olivin, (60%), dan piroksen (40%).

Pada beberapa tempat menunjukkan struktur perdaunan. Hasil

penghabluran ulang pada mineral piroksin dan olivin mencirikan

batas masing-masing kristal bergerigi.

Lherzolit berwarna hijau kehitaman, holokristalin, padu dan

pejal. Mineral penyusunnya ialah olivin (45%), piroksin (25%) dan

sisanya epidot, yakut, dan bijih dengan mineral berukuran halus

sampai kasar.

Serpentinit berwarna biru tua, tekstur lepidoblastik, struktur

“schistosity”, bentuk mineral hypidioblastik. Mineral utama yang

menyusun batuan ini adalah mineral serpentin , sedikit olivin dan

piroksin. Umumnya memperlihatkan persekisan yang setempat

terlipat, dan dapat dilihat dengan mata telanjang. Batuan

serpentinit merupakan hasil ubahan batuan ultramafik. Ketebalan

sulit diperkirakan, berdasarkan penampang ketebalan sekitar 1000

m. Hubungan sekitarnya berupa persentuhan tektonik.


27

Diatas ofiolit diendapkan tidak selaras Formasi Matano

yang terbagi bagian atas berupa batugamping kalsilutit, rijang,

argilit dan batulempung napalan, sedangkan bagian bawah dicirikan

oleh rijang radiolaria dengan sisipan kalsilutit yang semakin banyak

ke bagian atas. Berdasarkan kandungan fosil formasi ini

menunjukan umur Kapur. Endapan termuda di daerah Lengan

Timur Sulawesi adalah endapan danau yang terdiri atas lempung,

pasir, kerikil dan sebagian berupa konglomerat yang terdapat di

daerah sekitar Danau Matano, Danau Towuti dan Danau Mahalona.

Sedang endapan-endapan aluvial dapat ditemui di sekitar daerah

aliran sungai.

4. Struktur Geologi Regional

Struktur geologi Lembar Malili memperlihatkan ciri

kompleks tumbrukan dari pinggiran benua yang aktif. Berdasarkan

struktur, himpunan batuan, biostratigrafi dan umur, daerah ini dapat

dibagi menjadi 2 kelompok yang sangat berbeda, yakni : Alohton

yang terdiri dari Ofiolit dan malihan, sedangkan Autohton terdiri

dari : Batuan gunungapi dan pluton Tersier dari pinggiran Sunda

land, serta kelompok Molasa Sulawesi.

Struktur – struktur geologi yang penting di daerah ini adalah

sesar, lipatan dan kekar. Secara umum sesar yang terdapat di daerah

ini berupa sesar naik, sesar sungkup, sesar geser, dan sesar turun,

yang diperkirakan sudah mulai terbentuk sejak Mesozoikum.


28

Beberapa sesar utama tampaknya aktif kembali. Sesar Matano dan

Sesar Palu Koro merupakan sesar utama berarah baratlaut - tenggara

dan menunjukkan gerak mengiri. Diduga kedua sesar itu masih aktif

sampai sekarang, keduanya bersatu di bagian baratlaut. Diduga pula

kedua sesar tersebut terbentuk sejak Oligosen dan bersambungan

dengan Sesar Sorong sehingga merupakan suatu sistem sesar

transform. Sesar lain yang lebih kecil berupa tingkat pertama

dan atau kedua yang terbentuk bersamaan atau setelah sesar utama

tersebut.

Pada Kala Oligosen, Sesar Sorong yang menerus ke Sesar

Matano dan Palu Koro mulai aktif dalam bentuk sesar transcurrent.

Akibatnya mikro kontinen Banggai Sula bergerak ke arah barat dan

terpisah dari benua Australia (gambar 3). Lipatan yang terdapat di

daerah ini dapat digolongkan ke dalam lipatan lemah, lipatan

tertutup dan lipatan tumpang-tindih, sedangkan kekar terdapat

dalam hampir semua jenis batuan dan tampaknya terjadi dalam

beberapa periode.

Pada Kala Miosen Tengah, bagian timur kerak samudera di

Mandala Sulawesi Timur yakni Lempeng Banggai Sula yang

bergerak ke arah barat tersorong naik (terobduksi). Di bagian barat

lajur penunjaman dan busur luar tersesarsungkupkan di atas busur


29

gunungapi, mengakibatkan ketiga Mandala tersebut saling

berhimpit.

Kelurusan Matano sepanjang 170 km dinamakan

berdasarkan nama danau yang dilaluinya yakni danau Matano.

Analog dengan sesar Palu Koro sesar Matano ini merupakan sesar

mendatar sinistral, membentang membelah timur Sulawesi dan

bertemu kira-kira disebelah utara Bone, pada kelurusan Palu-Koro.

Sesar-sesar sistem Riedel berkembang dan membentuk sistem

rekahan umum.

Sepanjang sesar mendatar ini terdapat juga cekungan tipe

“pull apart”. Yang paling nyata adalah Danau Matano dengan

batimetri sekitar 600 m dan dikontrol oleh sesar - sesar normal

yang menyudut terhadap kelurusan Matano. Medan gaya yang

diamati di lapangan memperlihatkan bahwa tekanan umumnya

horizontal dan berarah tenggara - baratlaut didampingi tarikan

timurlaut-baratdaya. Sesar Matano bermuara di Laut Banda pada

cekungan dan teluk Losoni sebagai “pull apart basin” dan menerus

ke laut sampai ke utara anjakan bawah laut Tolo

Menurut Rinawan, dkk (2014) laterit nikel merupakan

material hasil pelapukan batuan secara intens yang terjadi karena

proses naik turunnya muka air sehingga terjadi pembentukan lapisan

endapan laterit nikel. Lapisan tersebut terdiri atas lapisan

overburden, limonite, saprolite, dan bedrock yang masing-masing


30

memiliki kandungan nikel (Ni) yang berbeda. Lapisan overburden

relatif berada di permukaan dan memiliki kandungan nikel yang

relatif rendah. Adapun lapisan laterit nikel yang mengandung nikel

tinggi adalah lapisan limonite dan saprolite. Bedrock merupakan

lapisan terbawah dari endapan laterit nikel dengan kandungan

nikel rendah.

Menurut Ningsih (2012) proses pembentukan endapan nikel

laterit ini diawali dari proses pelapukan batuan ultramafik yaitu

seperti peridotit, serpentinit dan dunit dengan kandungan mineral

26 silikat dan besi sehingga sangat mudah


olivin, piroksen, magnesium

mengalami proses pelapukan karena mineral – mineral tersebut

tidak stabil. Sebelum terbentuk profil nikel laterit yang terdiri dari

bedrock, saprolit, dan limonit, pada awalnya semua merupakan satu

kesatuan bedrock yang tersingkap dipermukaan. Bedrock tersebut

merupakan bagian dari kelompok batuan ofiolit yang ada di

Sulawesi dan merupakan cikal bakal terbentuknya endapan nikel

laterit pada area konsesi dan sekitarnya.

Menurut Nukdin (2012) dari hasil data pemboran, dilakukan

diskripsi pada zonasi endapan nikel laterit yang meliputi lapisan

tanah penutup, zonasi bijih (limonit dan saprolit) dan batuan dasar

di beberapa lubang bor pada masing-masing daerah. Hasil diskripsi

yang dicantumkan dianggap mewakili ciri umum dari lokasi


31

penelitian secara keseluruhan. Pembagian zonasinya sebagai

berikut:

a. Lapisan Tanah Penutup (Overburden)

Lapisan ini terletak di bagian atas permukaan, lunak

dan berwarna coklat kemerahan hingga gelap dan pada

bagian atasnya dijumpai lapisan iron capping. Lapisan ini

mempunyai ketebalan berkisar antara 2 – 4 meter. Terkadang

pada lapisan ini terdapat mineral hematit, goetit dan limonit.

b. Zona limonit

Zona limonit umumnya berwarna coklat

kemerahan, warna merah dihasilkan dari oksidasi hematit,

ukuran butir lempung – pasir halus (1mm/fine grain).

Terkadang ditemukan sisa akar tanaman. Zona ini memiliki

kandungan air yang cukup tinggi. Adapun % kandungan

unsur kimia didalam lapisan ini : Ni (1.30), Fe (40,40), SiO2

(13.30), MgO (2.70).

c. Zona Saprolit

Zona saprolit terdiri atas saprolit lapuk, saprolit 1/2

lapuk dan saprolit regolith (segar). Berwarna coklat

kekuningan yang dihasilkan dari pelapukan mineral ghoetit.

Pembagian zona pada saprolit didasarkan atas ukuran butir

dari material penyusunnya, saprolit lapuk memiliki ukuran

butir lempung - pasir sedang (1 – 5 mm), saprolit 1/2 lapuk


32

memiliki ukuran butir lempung – pasir kasar (5 – 30 mm),

saprolit regolith umumnya terdapat bongkahan/boulder

mineral yang menyusun zona ini adalah geotit, serpentin,

magnetit, silika.

d. Zona bedrock (batuan dasar)

Zona batuan dasar umumnya tersusun atas batuan

ultramafik berwarna abu kehijauan, masif, faneritik, bentuk

butir subhedral-anhedral, tersusun atas mineral olivin,

piroksen, serpentin dan terdapat silika yang mengisi rekahan.

Adapun % kandungan unsur kimia didalam lapisan ini : Ni

(0.65), Fe (8.47), SiO2 (47.03), MgO (35.30).

Sriwahyuni (2012) dalam penyebaran tanah tua laterit

terdapat kandungan Ni(II) dengan konsentrasi Ni(II) antara 3-5 %.

Suatu nilai konsentrasi yang merupakan standar konsentrasi Ni(II)

yang dikenal secara internasional. Batuan induk nikelyang

mengandung nikel sesuai dengan perdagangan internasional

terdapat pada kedalaman 20-40 meterdibawah permukaan

tanah.Lapisan dan vegetasi penutup harus dikupas atau digali untuk

mencapai batuan yang mengandung 3-5 % nikel

PT. Vale Indonesia tbk sebagai salah satu perusahan

tambang terbesar di Indonesia yang bergerak di bidang

penambangan nikel, yang beraktivitas di daerah Sorowako,


33

kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi

Selatan.

Kegiatan pertambangan merupakan semua jenis kegiatan,

teknologi, dan bisnis yang dimulai dari prospeksi (prospection),

eksplorasi (exploration), evaluasi (development), penambangan

(mining), pengolahan, pemurnian, pengangkutan sampai dengan

pemasaran. Kegiatan penambangan yang dilakukan terdapat pada

dua blok penambangan yaitu East Block (Petea) dan West Block

(Sorowako). Metoda penambangan yang digunakan adalah Open

Cut yang terdiri atas pembersihan lahan (land clearing), pengupasan


26
lapisan tanah penutup (stripping), pengambilan bijih (ore mining),

serta pengangkutan material ke tempat penimbunan (disposal area)

atau ke stasiun penyaringan (screening station). Produksi akhir

berupa “Nikel Matte” dari hasil ekstraksi bijih Nikel yang berkadar

± 78% Ni. Kebutuhan bijih nikel ini diperoleh dari Mine Production

(MP) Blok Timur (East Block) dan Blok barat (West block).

D. Deskripsi Perusahaan

1. Sejarah Perusahaan

PT. Vale Indonesia Tbk (Vale Indonesia) merupakan

perusahaan yang memproduksi nikel dalam bentuk matte.

Perusahaan ini dahulu dikenal sebagai PT International Nickel

Indonesia Tbk (PTI). Pada tahun 2006, PT.Vale Indonesia Tbk yang

berasal dari Brazil mengakuisisi kepemilikan PT.INCO yang


34

sebelumnya mengelola Nikel di Sulawesi Selatan yang mana

perusahaan ini beroperasi di bawah kontrak karya yang

ditandatangani pada tahun 1968. PT.Vale Indonesia Tbk

memproduksi nikel dalam bentuk nikel matte dalam dari bijih

lateritik pada fasilitas-fasilitas penambangan dan pengolahan

terpadu di Sorowako, Sulawesi selatan.

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan.

PT.Vale Indonesia Tbk tidak mengukur keberhasilan dari berapa

banyak hasil tambang yang didapat. Keberhasilan PT.Vale

Indonesia Tbk justru diukur dari kemampuan PT.Vale Indonesia

Tbk beroperasi dengan memperhatikan kepentingan semua pihak

yang telah mempercayai. Sehingga, PT.Vale Indonesia, Tbk.

sebagai perusahaan yang mengutamakan keselamatan di atas

segalanya, memiliki visi menjadi perusahaan sumber daya nomer

satu di Indonesia yang menggunakan standar global dalam

menciptakan nilai jangka panjang, melalui keunggulan kinerja

dan kepedulian terhadap manusia dan alam. Untuk mewujudkan visi

tersebut, PT.Vale Indonesia Tbk. mengusung misi untuk

mengubah sumberdaya alam menjadi kemakmuran dan

pembangunan yang berkelanjutan. Semua niat baik ini tentunya

harus didukung dan dikolaborasikan dengan elemen-elemen

terkait sehingga dapat memberikan yang terbaik untuk semua.


35

2. Teori Endapan Nikel Laterit

Menurut Adi Tonggiroh (2009) Kondisi geologi bawah


permukaan merupakan hal yang penting diketahui untuk
memudahkan dalam menentukan lapisan endapan nikel laterit.
Untuk mengetahui keadaan geologi bawah permukaan dapat
menggunakan metode deskripsi, metode statistik pada pengambilan
sampel dengan metode parit uji dan sumur uji. Penerapan metode
tersebut untuk mengetahui, komposisi kimia, struktur batuan,
struktur geologi dan ciri fisik tanah laterit. Hasil deskripsi kemudian
akan dipadukan dengan hasil analisis laboratorium yang digunakan
untuk memprediksi lapisan laterisasi. Lokasi pembuatan puritan uji
dan sumur uji dilakukan pada topografi yang memiliki kemiringan
relatif bergelombang menerus. Secara administratif daerah
penelitian terletak pada daerah Sorowako, Kecamatan Nuha
Kabupaten Luwu Timur Propinsi Sulawesi Selatan
Geomorfologi regional dibagi dalam daerah pegunungan,
daerah perbukitan, daerah krast dan daerah pedataran. Daerah
pegunungan menempati bagian tenggara. yang ditempati
Pegunungan Verbeek dengan ketinggian 800-1.346 meter di atas
permukaan laut disusun oleh batuan basa, ultrabasa dan
batugamping. Daerah perbukitan menempati bagian tenggara
dan timurlaut dengan ketinggian 200- 700 meter dan dibentuk
oleh batuan vulkanik, ultramafik dan batupasir. Daerah karst
menempati bagian timurlaut dengan ketinggian 800-1700 m dan
dibentuk oleh batugamping. Daerah pedataran menempati daerah
selatan dan dibentuk oleh endapan aluvium seperti Pantai Utara
Palopo dan Pantai Malili sebelah timur.
Daerah penelitian termasuk dalam Mandala Geologi
Sulawesi Timur, batuan tertua adalah batuan ofiolit yang terdiri dari
ultramafik termasuk dunit, harzburgit, lherzolit, piroksenit
websterit, wehrlit dan serpentinit, setempat batuan mafik
36

termasuk gabro dan basal. Umumya belurn dapat dipastikan,


tetapi dapat diperkirakan sama dengan ofiolit di Lengan Timur
Sulawesi yang berumur Kapur Awal-Tersier
Struktur-struktur geologi yang penting di daerah ini adalah
sesar, lipatan dan kekar. Secara umum sesar yang terdapat di
daerah ini berupa sesar naik, sesar sungkup, sesar geser, dan
sesar turun, yang diperkirakan sudah mulai terbentuk sejak
Mesozoikum. Beberapa sesar utama tampaknya aktif kembali. Sesar
Matano dan Sesar Palu Koro merupakan sesar utama berarah
baratlaut - tenggara dan menunjukkan gerak mengiri.
Nikel laterit merupakan material dari regolit (lapisan yang
merupakan hasil dari pelapukan batuan yang menyelimuti suatu
batuan dasar) yang berasal dari batuan ukltrabasa yang mengandung
unsur Ni dan Co. Nikel laterit akan sangat baik terbentuk pada
daerah yang terletak zona perubahan muka air tanah. Terjadinya
perubahan dari musim kering ke musim hujan akan mempengaruhi
pergerakan muka air tanah sehingga sesuai untuk terjadinya
pembentukan laterit. Air hujan yang mengndung CO₂ dari udara
meresap hingga permukaan air tanah sambal melindi mineral primer
yang tidak stabil seperti olivine dan piroksen. Air tanah meresap
secara perlahan sampai batas antara zona limonit dan saprolit,
kemudian mengalir secara lateral dan selanjutnya didominasi
transportasi larutan secar horizontal
3. Kegiatan Penambangan

Kegiatan penambangan dilakukan oleh Mine Operation

tetapi dilakukan dalam pengawasan Grade Control dalam hal

kualitas ore. Kegiatan penambangan nikel PT. Vale Indonesia

dilakukan pada Pegunungan Verbeek, Sulawesi Selatan yaitu di


37

bukit-bukit dengan ketinggian antara 500 – 700 m dari permukaan

laut.

Sumber : PT.Vale Indonesia Tbk, Intranet


Gambar 4. Skema Kegiatan Penambangan PT.Vale Indonesia Tbk

Berikut skema kegiatan penambangan di PT.Vale Indonesia Tbk :


a. Land Clearing
Land Clearing yaitu pembersihan lokasi yang akan
di jadikan area penambangan, permukaan tanah dibersihkan
dari segala jenis benda atau tanaman diatasnya
b. Overburden Removal
Overburden Removal yaitu pengupasan lapisan
tanah penutup (OB) dan lapisan tanah berkadar laterit
rendah dikupas hingga ketebalan kurang lebih 6-15 meter.
Lapisan tanah sisa dibawa ke tempat pembuangan dan pada
saat tertentu digunakan kembali untuk menimbun dan
menghijaukan kembali lahan pasca-tambang.
38

c. Penambangan bijih
Penambangan dimulai setelah pengupasan lapisan
tanah penutup. Pada tahap ini, lapisan tanah berkadar nikel
tinggi digali sedalam kurang lebih 7 meter.Secara berkala,
sampel tanah dari lokasi penambangan diambil untuk grade
control yang bertujuan mengukur kadar nikel dalam
tanah.Hasil penambangan ini akan diangkut ke stasiun
penyaring.
d. Stasiun penyaring
Di stasiun penyaring , material hasil penambangan
tersebut disortir atau dipisahkan berdasarkan ukuran. Di
sini, hasil penggalian dari blok barat dan blok timur
mendapat perlakuan berbeda.Hasil penortiran dari blok
barat dengan ukuran kurang dari 6 inci di simpan sementara
di bull ring untuk kemudian dibawa ke penampungan bijih
basah wet ore stockpile (WOS)
e. Penampungan bijih basah
WOS (Wet Ore Stockpile) merupakan tempat
penampungan sementara Screen Station Product (SSP)
sekaligus berfungsi mengurangi kadar air dari material hasil
tambang sebelum diolah lebbih lanjut di pabrik

E. Jenis Data

Dalam melakukan penelitian ini terdapat dua data, yaitu data primer

dan data sekunder.

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diamati dan diambil

langsung dari lapangan, seperti:

a. Data cycle time excavator


39

b. Data cycle time truck

c. Data cycle time dozer

2. Data Sekunder

Data Sekunder merupakan data – data yang diperoleh dari


PT.Vale Indonesia untuk mendukung data – data penelitian penulis,
seperti :

a. Struktur organisasi perusahaan

b. Peta (Topografi, Kesampaian Daerah, Geologi, Wilayah

IUP, dll)

c. Data summary invoice mine infrastructure development

lokasi petea MHR D1C1 kontrak no : 4600024790

F. Teknis Analisis Data

Sesuai dengan studi kasus yang penulis angkat teknis analisis data

yang dilakukan untuk memecahkan permasalahan terdapat pada studi kasus

adalah dengan menggunakan teori rumus dari buku Nurhakim dengan judul

“Kuliah Lapangan II Edisi ke 2”


40

G. Diagram Alir

Latar Belakang Masalah

Identifikasi Masalah

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Kajian Teoritis

Data Primer Data Sekunder

1. Cycle Time Excavator 1. Data Tonter_MHR


2. Cycle Time Truck Estimate
Analisa Data
3. Cycle Time Dozer Cost Final
1. Produktivitas Alat 2. MHR Petea D1C1
2. Cost Plan dan Cost
Actual

Hasil Analisis Data


1. Selisih biaya plan dan
aktual
2. Gain loss cost

2.
Kesimpulan

1. Selisih cost $ 470,779.75


2. Gain loss cost lebih banyak
memberi keuntungan
daripada kerugin
41

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Perhitungan Cycle Time dan Produktivitas Alat Berat


1. Waktu Edar (Cycle Time) dan Produktivitas Alat Gali-Muat
Alat gali-muat yang di gunakan di face penambangan quarry adalah
Back Hoe jenis Komatsu PC 200. Waktu edar alat gali-muat adalah waktu
yang di perlukan alat mulai dari aktifitas penggalian material (land
bucket), mengayun isi (swing loaded), menumpahkan material ke dalam
bak truk (dump bucket),mengayun kosong (swing empty). Dari hasil
pengamatan di lapangan maka diperoleh hasil waktu edar (cycle time) rata-
rata dari excavator jenis Komatsu PC 200
Tabel 2. Pengamatan data cycle time di lapangan
No Pemuatan Ayun Penumpahan Ayun
material bermuatan material kosong
(detik) (detik) (detik) (detik)
1 5.47 4.73 2.6 4.7
2 4.7 3.71 7.5 4.43
3 4.6 4.37 2.85 4.04
4 4.96 3.97 2.23 4.02
5 4.6 4.1 2.7 3.86
6 4.37 4.26 3.7 3.54
7 8.67 3.26 3.06 3.99
8 5.12 4.7 3.82 3.77
9 4.8 4.61 3.57 3.92
10 4.59 4.33 3.8 3.74
11 3.21 4.57 4.79 4.53
12 4.85 3.99 3.86 4.32
13 4.79 4.42 3.73 4.36
14 4.41 4.19 3.17 3.85
15 4.79 4.03 3.09 4.8
16 3.32 3.97 4.03 3.92
17 3.6 4.26 3.89 3.86
18 3.86 3.19 3.2 4.45
19 3.27 4.51 4.26 2.86
20 3.34 4.12 4.35 3.37

41
42

21 7.84 3.95 3.38 4.1


22 4.95 4.83 2.81 3.73
23 6.57 3.68 3.8 4
24 4.99 4.64 4.37 4.59
25 9.27 4.18 3.08 4.3
26 4.5 3.96 3.27 4.05
27 4.83 3.94 3.13 3.9
28 5.11 3.38 3.62 3.98
29 4.56 3.93 3.42 3.42
30 4.11 3.7 3.5 3.86
31 6.1 4.56 4.03 4.48
32 3.81 4.19 3.11 3.94
33 5.5 3.87 3.11 3.93
34 5.35 4.87 3.85 4.46
35 3.88 4.03 2.78 3.78
36 4.17 4.52 3.76 3.97
37 4.76 3.98 3.71 3.87
38 4.04 4.27 4.65 4.53
39 4.34 4.56 5.12 3.54
40 4.17 4.4 5.13 3.24
41 8.24 2.44 2.96 3.94
42 6.36 4.03 3.3 4.09
43 5.64 3.46 3.24 3.85
44 6.7 3.91 2.07 4.22
45 5.69 4.27 2.66 4.5
46 6.41 3.66 2.75 3.89
47 4.08 2.75 4.19 4.04
48 5.46 2.97 4.13 5.1
49 4.96 3.46 7.9 5.58
50 3.93 4.24 4.52 5.19
51 5.6 5.18 2.84 4.51
52 3.61 4.75 3.86 4.06
53 5.34 4.45 3.58 3.61
54 5.05 5.17 3.05 3.31
55 5.35 5.53 2.55 4.06
56 7.81 4.12 3.06 4.05
57 6.67 3.9 4.11 4.01
58 4.62 4.38 2.94 4.09
59 5.71 4.3 3.54 3.69
60 4.89 4.72 3.92 4.07
61 7.55 4.64 3.58 3.42
62 5.35 4.84 3.58 3.55
63 5.09 4.92 2.7 3.99
64 5 4.52 2.18 3.54
43

65 6.5 4.82 3.32 3.62


66 4.82 4.27 2.82 3.93
67 6.49 4.19 2.92 3.6
68 5.69 3.74 3.73 3.73
69 4.88 4.27 3.39 6.38
70 5.02 4.8 3.52 5.44
71 7.86 4.4 3.28 3.9
72 5.77 4.72 2.29 4.09
73 6.18 3.85 4.38 4.15
74 4.86 4.69 4.23 4.49
75 11.55 4.54 5.39 4.43
76 5.72 4.25 3.5 3.6
77 5.6 5.51 3.95 3.48
78 4.47 4.69 3.7 3.78
79 3.9 4.52 3.83 3.56
80 3.44 4.41 3.71 3.82
81 7.81 5.15 6.13 4.02
82 7.65 4.18 3.47 3.84
83 6.06 3.29 6.78 3.04
84 4.14 3.76 4.83 4.04
85 7.25 2.93 3.9 3.77
86 3.86 4.86 3.24 3.59
87 4.3 3.9 4 4.33
88 5.5 3.25 3.91 5.38
89 7.03 4.2 3.49 4.09
90 14.11 3.75 3.6 4.06
Total 489.74 378.28 332.35 364.52
Rata-rata 5.44 4.20 3.69 4.05

a. Rumusan perhitungan cycle time alat gali-muat


CT = Dgt + SLTt + Dpt + SET
CT = 5.44 detik + 4.20 detik + 3.69 detik + 4.05 detik
CT = 17.39 detik
b. Rumusan perhitungan produktivitas alat gali muat
1) Perhitungan produksi per-siklus
q = q1 x K
q = 1 m³ x 0.8
q = 0.8 m³
2) Perhitungan Efisiensi
44

E = PA x UoA
E = 85% x 85%
E = 72.25 %
3) Perhitungan produktivitas alat gali-muat
3600
=

0.8 3600 72.25%


=
17.39 detik
= 119.65 m³/jam
2. Waktu Edar (Cycle Time) dan Produktivitas Alat Angkut
Alat angkut yang digunakan untuk pembangunan main haul road di
ini adalah dumptruck jenis Nissan CWA-260.
Tabel 3. Pengamatan data cycle time alat angkut di lapangan
No Loading Hauling Manuver Dumping Return Spotting
(detik) (detik) dumping (detik) (detik) (detik)
(detik)
1 145.8 257.4 54.2 30 190.8 45
2 268.8 201.6 65.4 42 210 61.2
3 208.2 192 72.6 54.6 190.2 61.2
4 197.4 205.8 70.8 42 246.6 41.4
5 148.2 190.2 75.6 25.8 183.6 64.2
6 210 198 69 41.4 192 44.4
7 186 209.4 47.6 30 192 57
8 212.4 245.4 58.79 42 190.8 49.8
9 302.4 214.2 75.6 59.4 210.6 34.8
10 272.4 214.2 69.6 51 200.4 35.4
11 256.8 205.8 66.6 44.4 208.8 34.2
12 265.8 207.6 63 86.4 196.8 33.6
13 250.2 194.4 60.6 51 201 36
14 304.2 208.2 52.26 30 213 24.6
15 252 214.8 63.6 35.4 199.8 29.4
16 314.4 212.4 62.4 30 242.4 36.6
17 245.4 195.6 63 36 191.4 48.6
18 321.6 205.8 64.8 39.6 378 30.6
Total 4362 3772.8 1155.45 771 3838.2 768
Rata-Rata 242.33 209.6 64.19 42.83 213.23 42.67

a. Rumusan perhitungan cycle time alat angkut


CT = LT + HLT + SDT + DT + RT + SLT
45

CT = 242.33 detik + 209.6 detik + 64.19 detik + 42.83 detik


+ 213.23 detik + 42.67 detik
CT = 814.85 detik
CT = 13.58 menit
b. Rumusan perhitungan produktivitas alat angkut
1) Perhitungan produksi per-siklus

q = n x q1 x K

q = 10 x 1 m³ x 0.8

q = 8 m³
2) Perhitungan Efisiensi
E = PA x UoA
E = 85% x 85%
E = 72.25 %
3) Perhitungan produktivitas alat angkut
3600
=

. %
=
.
Q = 25.54 m³/jam
3. Waktu Edar (Cycle Time) dan Produktivitas Alat Dorong
Alat dorong yang digunakan untuk mendorong material quarry pada
pembangunan main hauling road ini merupakan dozer tipe Komatsu
D65PX.
Tabel 4. Pengamatan data cycle time alat dorong di lapangan
No Waktu maju Waktu mundur Total waktu
(detik) (detik) (detik)
1 14.14 9.21
2 19.15 15.57 101.74
3 22.78 20.89
4 21.15 15.09
5 23 15.57 96.99
6 14.99 7.19
7 48.43 24.39 189.78
46

8 46.45 18.12
9 37.78 14.61
10 24.32 11.29
11 19.94 23.61 128.59
12 36.99 12.44
13 17.11 25.08
14 42.61 18.9 148.28
15 23.86 20.72
16 25.94 15.05
17 32.21 19.79 130.58
18 23.1 14.49
19 19.42 16.01
20 20.44 18.91 119.5
21 27.56 17.16
22 19.5 14.71
23 18.39 12.65 99.12
24 17.67 16.2
25 20.48 18.47
26 21.97 21.62 120.6
27 22.19 15.87
28 26.21 14.87
29 18.76 8.43 93.49
30 6.54 18.68
31 10.83 17.02
32 18.28 15.27 109.25
33 26.9 20.95
34 23.67 16.27
35 16.2 16.79 108.39
36 17.79 17.67
37 15.08 13.57
38 21.13 19.8 97.12
39 14.55 12.99
40 14.82 13.79
41 13.92 19.46 100.81
42 25.38 13.44
43 16.4 11.09
44 14.59 16.05 96.69
45 21.27 17.29
46 15.08 11.04
47 18.42 10.17 94.32
48 23.24 16.37
49 21.04 10.13
50 18.8 15.13 92.65
51 12.44 15.11
47

52 20.59 9.63
53 11.26 12.54 91.54
54 17.07 20.45
55 21.05 15.99
56 19.89 16.38 115.09
57 18.87 22.91
58 9.3 6.91
59 28.8 13.08 102.17
60 21.53 22.55
61 47.01 26.82
62 26.51 13.7 159.45
63 23.27 22.14
64 23.54 16.51
65 12.72 3.58 83.99
66 13.57 14.07
67 13.29 3.18
68 12.6 11.03 80.28
69 13.31 26.87
70 15.89 7.91
71 17.42 10.14 74.5
72 13.63 9.51
73 15.76 8.94
74 16.25 11.9 78.83
75 13.5 12.48
76 18.63 10.46
77 21.18 13.32 91
78 16.44 10.97
79 18.57 9.63
80 15.53 8.51 78.72
81 16.42 10.06
82 25.84 13.91
83 22.43 10.56 98.71
84 16.52 9.45
85 13.47 8.52
86 18.52 10.11 81.21
87 19.73 10.86
88 20.58 12.44
89 18.75 10.8 88.97
90 16.42 9.98
91 15.43 11.07
92 24.63 12.86 95.63
93 20.85 10.79
94 16.92 9.66
79.19
95 18.49 10.23
48

96 15.37 8.52
97 19.92 13.06
98 13.57 9.48 81.44
99 15.69 9.72
100 18.37 10.8
101 20.55 11.43 95.09
102 24.63 9.31
103 10.57 13.97
104 15.31 15.78 82.67
105 18.98 8.06
106 7.19 10.08
107 15.42 8.47 67.41
108 17.25 9
109 18.92 13.47
110 22.59 9.7 93.62
111 18.33 10.61
112 17.84 12.58
113 14.5 7.79 75.27
114 12.35 10.21
115 25.49 19.19
116 16.8 20.19 110.21
117 14.99 13.55
118 26.45 14.69
119 18.89 12.48 100.69
120 15.4 12.78
121 14.47 14.22
122 11.67 10.35 71.51
123 12.42 8.38
124 7.39 6.85
125 8.8 14.67 67.3
126 15.07 14.52
127 25.83 12.16
128 12.64 18.11 96.77
129 12.72 15.31
130 13.29 17.99
131 25.15 9.86 106.99
132 24.33 16.37
133 17.11 15.56
67.02
134 19.77 14.58
Total 2590.92 1852.25 4443.17
Rata-rata 57.58 41.16 98.74

a. Rumusan perhitungan cycle time alat dorong


49

CT = FT + GCTR + RT + GCTF
CT = 57.78 detik + 41.16 detik
CT = 98.74 detik
CT = 1.65 menit
b. Rumusan perhitungan produktivitas alat dorong
1) Perhitungan produksi per-siklus
q = L x H² x a
q = 3.97 m x 1.105² (m²) x 0.8
q = 3.88 m³
2) Perhitungan Efisiensi
E = PA x UoA
E = 85% x 85%
E = 72.25 %
3) Perhitungan produktivitas alat dorong
60
=

. . %
=
.

= 101.94 m³/jam

B. Perhitungan cost pembangunan main haul road


1. Cut Material To Subgrade
1) Excavator Cost
a) Loading time
= Total cycle time (pemuatan penuh) + Spotting time
= 173.88 detik + 43.46 detik
= 217.34 detik
= 3.62 menit
b) Total excavator hour
= Tonnage/(Excavator productivity x density)
= 150,086 ton /(119.65 m³/jam x 1.74 ton/m³)
50

= 720.89 Jam
c) Total excavator cost
= Total excavator hours x excavator unit cost
= 720.89 jam x 41.32 $/jam
= $ 29,788
2) Dumptruck cost
a) Dumptruck production hours
= Tonnage/(Dumptruck productivity x Density)
= 150,086 Ton / (25.54 m³/jam x 1.74 Ton/m³)
= 3,378.03 jam
b) Total Dumptruck cost
= Dumptruck production hours x dumptruck unit cost
= 3,378.03 jam x 30.24 $/jam
= 102,136 $
3) Dozer cost
a) Dozer productions hour
= Tonnage/(Dozer productivity x density)
= 150,086 Ton/(101.94 Ton/jam x 1.74 Ton/m³)
= 846.17 jam
b) Total Dozer cost
= Total dozer hours x dozer unit cost
= 846.17 jam x 39.33 $/jam
= $ 33,281
2. Fill Base and Fill Subgrade
a) Excavator Cost
1) Loading time
= Total cycle time (pemuatan penuh) + Spotting time
= 173.88 + 43.46 detik
= 217.34 detik
= 3.62 menit
2) Total excavator hour
51

= Tonnage/(Excavator productivity x density)


= 591,401 ton /(119.65 m³/jam x 2.4 ton/m³)
= 2,059.41 Jam
3) Total excavator cost
= Total excavator hours x excavator unit cost
= 2,059.41 jam x 25.36 $/jam
= $ 52,219.54

b) Dumptruck cost

1) Dumptruck production hours


= Tonnage/(Dumptruck productivity x Density)
= 591,401 Ton / (25.54 m³/jam x 2.4 Ton/m³)
= 9,649.23 jam
2) Total Dumptruck cost
= Dumptruck production hours x dumptruck unit cost
= 9,649.23 jam x 18.55 $/jam
= $ 179,027.55
c) Dozer cost
1) Dozer productions hour
= Tonnage/(Dozer productivity x density)
= 591,401 Ton/(101.94 m³/jam x 2.4 Ton/m³)
= 2,417.34 jam
2) Total Dozer cost
= Total dozer hours x dozer unit cost
= 2,417.34 jam x 118.51 $/jam
= $ 286,491
3. Fill Top Dressing
a) Excavator Cost
1) Loading time
= Total cycle time (pemuatan penuh) + Spotting time
= 173.88 detik + 43.46 detik
52

= 217.34 (detik)
= 3.62 menit
2) Total excavator hour
= Tonnage/(Excavator productivity x density)
= 27,655 ton /(119.65 m³/jam x 2.4 ton/m³)
= 96.30 Jam
3) Total excavator cost
= Total excavator hours x excavator unit cost
= 96.30 jam x 22.70 $/jam
= $ 2,186

b) Dumptruck cost

1) Dumptruck production hours


= Tonnage/(Dumptruck productivity x Density)
= 27,655 Ton / (25.24 m³/jam x 2.4 Ton/m³)
= 451.22 jam
2) Total Dumptruck cost
= Dumptruck production hours x dumptruck unit cost
= 451.22 jam x 17 $/jam
= $ 7,495
3) Dozer cost
a) Dozer productions hour
= Tonnage/(Dozer productivity x density)
= 27,655 Ton/(101.94 m³/jam x 2.4 Ton/m³)
= 113.04 jam
b) Total Dozer cost
= Total dozer hours x dozer unit cost
= 113.04 jam x 413 $/jam
= $ 46,645
4. Bund Wall Constraction
a) Excavator Cost
53

1) Loading time
= Total cycle time (pemuatan penuh) + Spotting time
= 173.88 detik + 43.46 detik
= 217.34 detik
= 3.62 menit
2) Total excavator hour
= Tonnage/(Excavator productivity x density)
= 18,980 ton /(119.65 m³/jam x 1.74 ton/m³)
= 91.16 Jam
3) Total excavator cost
= Total excavator hours x excavator unit cost
= 91.16 jam x 17.95 $/jam
= $ 1,637

b) Dumptruck cost

1) Dumptruck production hours


= Tonnage/(Dumptruck productivity x Density)
= 18,980 Ton / (25.54 m³/jam x 1.74 Ton/m³)
= 427.19 Jam
2) Total Dumptruck cost
= Dumptruck production hours x dumptruck unit cost
= 427.19 jam x 13 $/jam
= $ 5,611
54

5. Culvert Installation

Data Plan
Panjang (m)
469.5
Satuan Cost Culvert
$ 265
Instalasi $ 37,863

Total $ 37,863

Total Panjang (m)


469.5

Data Aktual
Panjang (m)
375
Mobilisasi, merakit dan memasang culvert
$ 23,580.41
Penyusunan dan perapihan material reject
$ 1,723.78
Penambahan Jarak Angkut Material slag/crush rock
$ 4,118.11
Pembentukan material OB
$ 2,506.27

Total $ 31,929

Total Panjang (m)


375

6. Clean Up Quarry

Data Plan
Aktivitas Satuan Waktu Kerja Satuan Rate Biaya
PC 200 jam 292.16 45.00 $ 13,147.11
Truck jam 408.16 44.71 $ 18,248.74
Dozer jam - - -
Total $ 31,395.84
55

Data Aktual

Aktivitas Satuan Waktu kerja Satuan Rate Cost

Rental
Excavator jam 12.00 $ 37.48 $ 449.78
PC 200

Rental
Excavator jam 140.00 $ 84.90 $ 11,886.52
PC 400

Rental
jam 312.00 $ 54.78 $ 17,089.81
Dozer

Pembersihan
M2 94,016 $ 0.24 $ 22,229.56
Lahan

Rental
jam 12.00 $ 35.52 $ 428.60
Dumptruck

Total $ 52,084.27

C. Total biaya pembangunan main haul road berdasarkan tahapan


1. Cut material to subgrade
= Excavator cost + Dumptruck cost + Dozer cost
= $ 29,788 + $ 102,136 + $ 33,281
= $ 165,205
2. Fill base and fill subgrade
= Excavator cost + Dumptruck cost + Dozer cost
= $ 52,220 + $ 179,028 + $ 286,491
= $ 517,738
3. Fill top dressing
= Excavator cost + Dumptruck cost + Dozer cost
= $ 2,186+ $ 7,495 + $ 6,983
= $ 16,664
56
35

4. Bundwall constraction
= Excavator cost + Dumptruck cost + Dozer cost
= $ 1,637 + $ 5,611 + $ 0
= $ 7,248
D.Perbandingan Total Cost Plan dengan Total Cost Aktual

Cost Plan ($) Cost Aktual ($)


No Aktivitas Harga Selisih No Aktivitas Harga
1 Mobillisasi Alat - $-1,116.46 1 Mobillisasi Alat $ 1,116
2 Pembersihan Lahan - $-11,822.22 2 Pembersihan Lahan $ 11,822
3 Cut Material To $ 569,567 $ 404,363 3 Cut Material To Subgrade $ 165,205
Subgrade
4 Fill Base and Fill $ 408,063 $ -109,675 4 Fill Base and Fill Subgrade $ 517,738
Subgrade
5 Fill Top Dressing $ 37,629 $ 20,965 5 Fill Top Dressing $ 16,664
6 Bund Wall Constraction $ 14,987 $ 7,739 6 Bund Wall Constraction $ 7,248
7 Culvert Installation $ 37,863 $ 5,934 7 Culvert Installation $ 31,929
8 Clean Up Quarry $ 31,396 $ -20,688 8 Clean Up Quarry $ 52,084
9 Rent Equipment - $ -9,876.57 9 Rent Equipment (Lighting) $ 9,877
(Lighting)
Selisih
Total $ 1,099,505 $ 285,822.75 Total $ 813,683
57
50

E.Total Gain Loss Cost

1.Cut Material To Subgrade


Excavator Dumptruck Dozer

Gain Loss Cost ($) Gain Loss Cost ($) Gain Loss Cost ($)

Produktivitas $ 45,478.24 $ 29,332.03 $ -21,769.03

Kuantitas $ 31,021.25 $ 106.363.83 $ 34,658.20

Rate $ 4,048.41 $ 14,042.24 $ -26,384.47

$ 80,547.90 $ 149,738.11 $ -13,495.31


Total
$ 216,790.70
a. Perhitungan gain loss cost excavator
1) Gain loss cost produktivitas
= Ra x Tp x (Zp-Za)
= $ 41.32 x 306,385 Ton x ((1/119.11 Ton/jam )-(1/208.20 Ton/jam))
= $ 45,478.24
2) Gain loss cost kuantitas
= Ra x Za x (Tp-Ta)
= 41.32 $ x (1/208.20 Ton/jam) x (306,385 Ton -150,086 Ton)
= $ 31,021.25
3) Gain loss cost rate
= Tp x (Zp-Za) x (Rp-Ra)
= 150,086 Ton x ((1/119.11 Ton/jam)-(1/208.20 Ton/jam)) x (45 $ -
$ 41.32)
= $ 4,048.41
b. Perhitungan gain lose cost dumptruck
1) Gain loss cost produktivitas
= Ra x Tp x (Zp-Za)
= $ 30.24 x 306,385 Ton x ((1/38.95 Ton/jam)-(1/44.43 Ton/jam))
= $ 29,332.03
51
58

2) Gain loss cost kuantitas


= Ra x Za x (Tp-Ta)
= $ 41.32 x (1/44.43 Ton/jam) x (306,385 Ton -150,086 Ton)
= $ 106,363.83
3) Gain loss cost rate
= Tp x (Zp-Za) x (Rp-Ra)
= 150,086 Ton x ((1/38.95 Ton/jam)-(1/44.43 Ton/jam)) x
($ 44.71- $ 30.24)
= $ 14,042.24
c. Perhitungan gain lose cost dozer
1) Gain loss cost produktivitas
= Ra x Tp x (Zp-Za)
= $ 54.44 x 306,385 Ton x ((1/261 Ton/jam)-(1/177.37 Ton/jam))
= $ -21,769.03
2) Gain loss cost kuantitas
= Ra x Za x (Tp-Ta)
= $ 54.44 x (1/177.37 Ton/jam) x (306,385 Ton -150,086 Ton)
= $ 34,658.20
3) Gain loss cost rate
= Tp x (Zp-Za) x (Rp-Ra)
= 150,086 Ton x ((1/261 Ton/jam)-(1/177.37 Ton/jam)) x ($ 87 -
$ 39.33)
= $ -26,384.47
52
59

2. Fill base and fill subgrade

Excavator Dumptruck Dozer

Gain Loss Cost ($) Gain Loss Cost ($) Gain Loss Cost ($)
Produktivitas $ 30,680.45 $ 88.41 $ -6,513.02

Kuantitas $ -24,552.19 $ -84,173.84 $-134,700.03


$ -172,186.45
Rate $ 23,767.87 $ 124.64 $12,933.13
$ 29,896.13 $ -83,960.79 $ -128,279.92
Total
$ -182,344.59
a. Perhitungan gain loss cost excavator
1) Gain loss cost produktivitas
= Ra x Tp x (Zp-Za)
= $ 25.36 x 591,401 Ton x ((1/136.17 Ton/jam)-(1/287.17Ton/jam))
= $ 30,680.45
2) Gain loss cost kuantitas
= Ra x Za x (Tp-Ta)
= $ 25.36 x (1/287.17 Ton/jam) x (313,341 Ton -591,401 Ton)
= $ -24,552.19
3) Gain loss cost rate
= Tp x (Zp-Za) x (Rp-Ra)
= 591,401 Ton x ((1/136.17 Ton)-(1/287.17 Ton)) x ($ 45 - $ 25.36)
= $ 23,767.87
b. Perhitungan gain loss cost dumptruck
1) Gain loss cost produktivitas
= Ra x Tp x (Zp-Za)
= $ 18.55 x 591,401 Ton x ((1/61.23 Ton/jam)-(1/61.29 Ton/jam))
= $ 88.41
2) Gain loss cost kuantitas
= Ra x Za x (Tp-Ta)
= $ 18.55 x (1/61.29 Ton/jam) x (313,341 Ton -591,401 Ton)
= $ -84,173.84
53
60

3) Gain loss cost rate


= Tp x (Zp-Za) x (Rp-Ra)
= 591,401 Ton x ((1/61.23 Ton/jam)-(1/61.29 Ton/jam)) x
($ 44.71- $ 18.55)
= $ 124.64
c. Perhitungan gain loss cost dozer
1) Gain loss cost produktivitas
= Ra x Tp x (Zp-Za)
= $ 118.51x 591,401 Ton x ((1/360 Ton/jam)-(1/338.62 Ton/jam))
= $ 6,513.02
2) Gain loss cost kuantitas
= Ra x Za x (Tp-Ta)
= $ 118.51 x (1/338.62 Ton/jam) x (313,341 Ton - 591,401 Ton)
= $ -97,319.60
3) Gain loss cost rate
= Tp x (Zp-Za) x (Rp-Ra)
= 591,401 Ton x ((1/360 Ton/jam)-(1/338.62 Ton/jam)) x ($ 87 -
$ 118.51)
= $ 1,731.94

3.Fill Top Dressing

Excavator Dumptruck Dozer

Gain Loss Cost ($) Gain Loss Cost ($) Gain Loss Cost ($)
Produktivitas $ 2,532.90 $ 7.30 $ -15,615.49

Kuantitas $ 97.97 $ 336 $ 2,090.31

Rate $ 2,487.98 $ 12.35 $ 12,323.17

$ 5,118.85 $ 355.53 $ -1,202


Total
$ 4,272.38
54
61

a. Perhitungan gain loss cost excavator


1) Gain loss cost produktivitas
= Ra x Tp x (Zp-Za)
= $ 45 x 28,894 Ton x ((1/136.17 Ton/jam)-(1/287.17 Ton/jam)
= $ 2,532.90
2) Gain loss cost kuantitas
= Ra x Za x (Tp-Ta)
= $ 45 x (1/287.17 Ton/jam) x (28,894 Ton -27,655 Ton)
= $ 97.97
3) Gain loss cost rate
= Tp x (Zp-Za) x (Rp-Ra)
= 27,655 Ton x ((1/136.17 Ton/jam)-(1/287.17 Ton/jam)) x ($ 45-
$ 22.70)
= $ 2,487.98
b. Perhitungan gain loss dumptruck
1) Gain loss cost produktivitas
= Ra x Tp x (Zp-Za)
= $ 17 x 27,655 Ton x ((1/61.23 Ton/jam)-(1/61.29 Ton/jam))
= $ 7.30
2) Gain loss cost kuantitas
= Ra x Za x (Tp-Ta)
= $ 17 x (1/61.29 Ton/jam) x (28,894 Ton -27,655 Ton)
= $ 336
3) Gain loss cost rate
= Tp x (Zp-Za) x (Rp-Ra)
= 27,655 Ton x ((1/61.23 Ton/jam)-(1/61.29 Ton/jam)) x ( $ 44.71 –
$ 17)
= $ 355.53
c. Pehitungan gain loss dozer
1) Gain loss cost produktivitas
= Ra x Tp x (Zp-Za)
62
55

= $ 413 x 28,894 Ton x ((1/360 Ton/jam)-(1/287.17 Ton/jam))


= $ -15,615.49
2) Gain loss cost kuantitas
= Ra x Za x (Tp-Ta)
= $ 413 x (1/287.17 Ton/jam) x (28,894 Ton - 27,655 Ton)
= $ 2,090.31
3) Gain loss cost rate
= Tp x (Zp-Za) x (Rp-Ra)
= 28,894 x ((1/360)-(1/287.17)) x (87-413)
= $ 46,645

4.Bund Wall Constraction


Excavator Dumptruck Dozer

Gain Loss Cost ($) Gain Loss Cost ($) Gain Loss Cost ($)
Produktivitas $ 782.25 $ -1,717.44 $-

Kuantitas $ -590.66 $ -2,025.25 $-

Rate $ 1,178.56 $ -4,128.10 $-

Total $ 1,370.16 $ -7,870.79 $-


$ -6,500.63

a. Perhitungan gain loss cost excavator


4) Gain loss cost produktivitas
= Ra x Tp x (Zp-Za)
= $ 17.95 x 12,130 Ton x ((1/119.11 Ton/jam)-(1/208.20 Ton/jam))
= $ 782.25
5) Gain loss cost kuantitas
= Ra x Za x (Tp-Ta)
= $ 17.95 x (1/208.20 Ton/jam) x (12,130 Ton -18,980 Ton)
= $ -590.66
6) Gain loss cost rate
63
56

= Tp x (Zp-Za) x (Rp-Ra)
= 12,130 Ton x ((1/119.11 Ton/jam)-(1/208.20 Ton/jam)) x ($ 45 -
$ 17.95)
= $ 1,178.56
b. Perhitungan gain loss cost dumptruck
1) Gain loss cost produktivitas
= Ra x Tp x (Zp-Za)
= $ 13 x 12,130 Ton x ((1/85.26 Ton/jam)-(1/44.43 Ton/jam))
= $ -1,717.44
2) Gain loss cost kuantitas
= Ra x Za x (Tp-Ta)
= $ 13 x (1/44.43 Ton/jam) x (12,130 Ton - 18,980 Ton)
= $ -2,025.25
3) Gain loss cost rate
= Tp x (Zp-Za) x (Rp-Ra)
= 12,130 Ton x ((1/85.26 Ton/jam)-(1/44.43 Ton/jam)) x ($ 44.71 -
$13)
= $ -4,128.10
65

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Besar nya selisih biaya untuk pembangunana main haul road antara data plan

dengan data aktual adalah $ 285,822.75

2. Selisih biaya antara data plan dengan data actual juga disebabkan karena

beberapa tahapan pembangunan main haul road pada data actual tidak termasuk

pada data plan, seperti :

a. Mobilisasi alat

b. Pembersihan lahan

c. Rent Equipment berupa Lighting

3. Berdasarkan hasil perhitungan gain loss cost dapat disimpulkan bahwa

perusahaan lebih banyak mendapatkan keuntungan dari segi biaya baik itu dari

segi produktivitas, kuantitas bahan galian, dan rate (biaya alat per jam)

B. Saran

1. Perencanaan pada data plan harus ditinjau kembali karena ada beberapa tahapan

pembangunan main haul road yang tidak termasuk pada data plan, sehingga

menyebabkan ada beberapa biaya yang tidak termasuk kedalamnya.

2. Berdasarkan pengamatan penulis ketika menghitung cycle time alat berat di

lapangan, bahwa jalan yang di gunakan untuk mentransportasikan material

65
64
66
65

quarry dan OB mudah rusak sehingga harus melakukan perbaikan setiap hari,

Sebaiknya jalan tersebut lebih diperhatikan lagi agar lebih tahan lama.

66
LAMPIRAN
A.Pengamatan data cycle time excavator Komatsu PC-200
Excavator Komatsu PC 200 Dengan Alat Muat Truck Nissan Cwa-260

No Hari/Tanggal No.Alat Fill Swing Dumping Swing Spotting Bucket Cycle Cycle Total
Angkut Bucket Loaded Bucket Empty Time Fill Time Time Cycle
Time Time Time Time Factor Time
(Detik) (Detik) (Detik) (Detik) (Detik) (Detik) (Detik) (Detik)
1 Rabu/23-03-2015 Ct 3287 5.47 4.73 2.6 4.7 49.61 0.8 17.5 169.76 219.37
2 4.7 3.71 7.5 4.43 20.34
3 4.6 4.37 2.85 4.04 15.86
4 4.96 3.97 2.23 4.02 15.18
5 4.6 4.1 2.7 3.86 15.26
6 4.37 4.26 3.7 3.54 15.87
7 8.67 3.26 3.06 3.99 18.98
8 5.12 4.7 3.82 3.77 17.41
9 4.8 4.61 3.57 3.92 16.9
10 4.59 4.33 3.8 3.74 16.46
11 Ct 3284 3.21 4.57 4.79 4.53 49.61 0.8 17.1 159.38 208.99
12 4.85 3.99 3.86 4.32 17.02
13 4.79 4.42 3.73 4.36 17.3
14 4.41 4.19 3.17 3.85 15.62
15 4.79 4.03 3.09 4.8 16.71
16 3.32 3.97 4.03 3.92 15.24
17 3.6 4.26 3.89 3.86 15.61
18 3.86 3.19 3.2 4.45 14.7
19 3.27 4.51 4.26 2.86 14.9
20 3.34 4.12 4.35 3.37 15.18
21 Ct 3285 7.84 3.95 3.38 4.1 59.54 0.8 19.27 171.23 230.77
22 4.95 4.83 2.81 3.73 16.32
23 6.57 3.68 3.8 4 18.05
24 4.99 4.64 4.37 4.59 18.59
25 9.27 4.18 3.08 4.3 20.83
26 4.5 3.96 3.27 4.05 15.78
27 4.83 3.94 3.13 3.9 15.8
28 5.11 3.38 3.62 3.98 16.09
29 4.56 3.93 3.42 3.42 15.33
30 4.11 3.7 3.5 3.86 15.17
31 Ct 3287 6.1 4.56 4.03 4.48 32.14 0.8 19.17 168.36 200.5
32 3.81 4.19 3.11 3.94 15.05
33 5.5 3.87 3.11 3.93 16.41
34 5.35 4.87 3.85 4.46 18.53
35 3.88 4.03 2.78 3.78 14.47
36 4.17 4.52 3.76 3.97 16.42
37 4.76 3.98 3.71 3.87 16.32
38 4.04 4.27 4.65 4.53 17.49
39 4.34 4.56 5.12 3.54 17.56
40 4.17 4.4 5.13 3.24 16.94
41 Ct 3284 8.24 2.44 2.96 3.94 30.56 0.8 17.58 174.78 205.34
42 6.36 4.03 3.3 4.09 17.78
43 5.64 3.46 3.24 3.85 16.19
44 6.7 3.91 2.07 4.22 16.9
45 5.69 4.27 2.66 4.5 17.12
46 6.41 3.66 2.75 3.89 16.71
47 4.08 2.75 4.19 4.04 15.06
48 5.46 2.97 4.13 5.1 17.66
49 4.96 3.46 7.9 5.58 21.9
50 3.93 4.24 4.52 5.19 17.88
51 Ct 3285 5.6 5.18 2.84 4.51 50.02 0.8 18.13 174.06 224.08
52 3.61 4.75 3.86 4.06 16.28
53 5.34 4.45 3.58 3.61 16.98
54 5.05 5.17 3.05 3.31 16.58
55 5.35 5.53 2.55 4.06 17.49
56 7.81 4.12 3.06 4.05 19.04
57 6.67 3.9 4.11 4.01 18.69
58 4.62 4.38 2.94 4.09 16.03
59 5.71 4.3 3.54 3.69 17.24
60 4.89 4.72 3.92 4.07 17.6
61 Ct 3287 7.55 4.64 3.58 3.42 32.53 0.8 19.19 174.34 206.87
62 5.35 4.84 3.58 3.55 17.32
63 5.09 4.92 2.7 3.99 16.7
64 5 4.52 2.18 3.54 15.24
65 6.5 4.82 3.32 3.62 18.26
66 4.82 4.27 2.82 3.93 15.84
67 6.49 4.19 2.92 3.6 17.2
68 5.69 3.74 3.73 3.73 16.89
69 4.88 4.27 3.39 6.38 18.92
70 5.02 4.8 3.52 5.44 18.78
71 Ct 3284 7.86 4.4 3.28 3.9 41.41 0.8 19.44 182.49 223.9
72 5.77 4.72 2.29 4.09 16.87
73 6.18 3.85 4.38 4.15 18.56
74 4.86 4.69 4.23 4.49 18.27
75 11.55 4.54 5.39 4.43 25.91
76 5.72 4.25 3.5 3.6 17.07
77 5.6 5.51 3.95 3.48 18.54
78 4.47 4.69 3.7 3.78 16.64
79 3.9 4.52 3.83 3.56 15.81
80 3.44 4.41 3.71 3.82 15.38
81 Ct 3285 7.81 5.15 6.13 4.02 45.75 0.8 23.11 190.49 236.24
82 7.65 4.18 3.47 3.84 19.14
83 6.06 3.29 6.78 3.04 19.17
84 4.14 3.76 4.83 4.04 16.77
85 7.25 2.93 3.9 3.77 17.85
86 3.86 4.86 3.24 3.59 15.55
87 4.3 3.9 4 4.33 16.53
88 5.5 3.25 3.91 5.38 18.04
89 7.03 4.2 3.49 4.09 18.81
90 14.11 3.75 3.6 4.06 25.52
Total 489.74 378.28 332.35 364.52 391.17 7.2 1564.89 1564.89 1956.06
Rata-Rata 5.44 4.20 3.69 4.05 43.46 0.80 17.39 173.88 217.34
B.Pengamatan data cycle time truck Nissan cwa-260
Loading Truck/Dump Truck Dengan Jenis Back Hoe Komatsu Pc 200

No Hari Nama Alat Loading Hauling Manuver Dumping Return Manuver Antrian Antrian Total
Tanggal Time Time Dumping Time Empty Loading Loading Dumpig Cycle
Time Time Time Time
(Menit) (menit) (menit) (menit) (menit) (menit) (menit)
1 Kamis Nissan Cwa 2.43 4.29 0.90 0.5 3.18 0.75 0.00 0.00 12.05
2 31 Maret 2016 260-X 4.48 3.36 1.09 0.7 3.5 1.02 6.40 0.00 20.55
3 3.47 3.2 1.21 0.91 3.17 1.02 3.34 0.00 16.32
4 3.29 3.43 1.18 0.7 4.11 0.69 5.00 0.00 18.40
5 2.47 3.17 1.26 0.43 3.06 1.07 2.10 0.00 13.56
6 3.5 3.3 1.15 0.69 3.2 0.74 4.51 0.00 17.09
7 3.1 3.49 0.79 0.5 3.2 0.95 6.20 0.00 18.23
8 3.54 4.09 0.98 0.7 3.18 0.83 15.03 0.00 28.35
9 5.04 3.57 1.26 0.99 3.51 0.58 0.00 13.31 28.26
10 4.54 3.57 1.16 0.85 3.34 0.59 0.00 0.00 14.05
11 4.28 3.43 1.11 0.74 3.48 0.57 0.00 0.00 13.61
12 4.43 3.46 1.05 1.44 3.28 0.56 43.41 0.00 57.63
13 4.17 3.24 1.01 0.85 3.35 0.6 4.58 0.00 17.80
14 5.07 3.47 0.87 0.5 3.55 0.41 6.26 0.00 20.13
15 4.2 3.58 1.06 0.59 3.33 0.49 10.18 0.00 23.43
16 5.24 3.54 1.04 0.5 4.04 0.61 0.00 0.00 14.97
17 4.09 3.26 1.05 0.6 3.19 0.81 7.52 0.00 20.52
18 5.36 3.43 1.08 0.66 6.3 0.51 17.53 0.00 34.87
TOTAL 72.70 62.88 19.26 12.85 63.97 12.80 132.06 13.31 389.83
RATA -RATA 4.04 3.49 1.07 0.71 3.55 0.71 7.34 0.74 21.66
C.Pengamatan data cycle time Dozer D65PX
Dozer Komatsu D65px

No Hari/Tanggal Waktu Maju Waktu Mundur Total Cycle Time


(Detik) (Detik) (Detik)
1 Senin/4 April 2016 14.14 9.21 23.35
2 19.15 15.57
3 22.78 20.89
4 21.15 15.09 36.24
5 23 15.57
6 14.99 7.19
7 48.43 24.39 72.82
8 46.45 18.12
9 37.78 14.61
10 24.32 11.29 35.61
11 19.94 23.61
12 36.99 12.44
13 17.11 25.08 42.19
14 42.61 18.9
15 23.86 20.72
16 25.94 15.05 40.99
17 32.21 19.79
18 23.1 14.49
19 19.42 16.01 35.43
20 20.44 18.91
21 27.56 17.16
22 19.5 14.71 34.21
23 18.39 12.65
24 17.67 16.2
25 20.48 18.47 38.95
26 21.97 21.62
27 22.19 15.87
28 26.21 14.87 41.08
29 18.76 8.43
30 6.54 18.68
31 10.83 17.02 27.85
32 18.28 15.27
33 26.9 20.95
34 23.67 16.27 39.94
35 16.2 16.79
36 17.79 17.67
37 15.08 13.57 28.65
38 21.13 19.8
39 14.55 12.99
40 14.82 13.79 28.61
41 13.92 19.46
42 25.38 13.44
43 16.4 11.09 27.49
44 14.59 16.05
45 21.27 17.29
46 15.08 11.04 26.12
47 18.42 10.17
48 23.24 16.37
49 21.04 10.13 31.17
50 18.8 15.13
51 12.44 15.11
52 20.59 9.63 30.22
53 11.26 12.54
54 17.07 20.45
55 21.05 15.99 37.04
56 19.89 16.38
57 18.87 22.91
58 9.3 6.91 16.21
59 Selasa/5 April 2016 28.8 13.08
60 21.53 22.55
61 47.01 26.82 73.83
62 26.51 13.7
63 23.27 22.14
64 23.54 16.51 40.05
65 12.72 3.58
66 13.57 14.07
67 13.29 3.18 16.47
68 12.6 11.03
69 13.31 26.87
70 Kamis/6 April 15.89 7.91 23.8
2016
71 17.42 10.14
72 13.63 9.51
73 15.76 8.94 24.7
74 16.25 11.9
75 13.5 12.48
76 18.63 10.46 29.09
77 21.18 13.32
78 16.44 10.97
79 18.57 9.63 28.2
80 15.53 8.51
81 16.42 10.06
82 25.84 13.91 39.75
83 22.43 10.56
84 16.52 9.45
85 13.47 8.52 21.99
86 18.52 10.11
87 19.73 10.86
88 20.58 12.44 33.02
89 18.75 10.8
90 16.42 9.98
91 15.43 11.07 26.5
92 24.63 12.86
93 20.85 10.79
94 16.92 9.66 26.58
95 18.49 10.23
96 15.37 8.52
97 19.92 13.06 32.98
98 13.57 9.48
99 15.69 9.72
100 18.37 10.8 29.17
101 20.55 11.43
102 24.63 9.31
103 10.57 13.97 24.54
104 15.31 15.78
105 18.98 8.06
106 7.19 10.08 17.27
107 15.42 8.47
108 17.25 9
109 18.92 13.47 32.39
110 22.59 9.7
111 18.33 10.61
112 17.84 12.58 30.42
113 14.5 7.79
114 12.35 10.21
115 25.49 19.19 44.68
116 16.8 20.19
117 14.99 13.55
118 26.45 14.69 41.14
119 18.89 12.48
120 15.4 12.78
121 14.47 14.22 28.69
122 11.67 10.35
123 12.42 8.38
124 7.39 6.85 14.24
125 8.8 14.67
126 15.07 14.52
127 25.83 12.16 37.99
128 12.64 18.11
129 12.72 15.31
130 13.29 17.99 31.28
131 25.15 9.86
132 24.33 16.37
133 17.11 15.56 32.67
134 19.77 14.58
Total 2590.92 1852.25 1475.61
Rata-Rata 19.34 13.82 32.79
D.Data Curah Hujan

CHART TITLE
Sorowako Petea Total

700.00

600.00

500.00

400.00

300.00

200.00

100.00

0.00

Sumber : PT.Vale Indonesia Tbk,Intranet


E.Peta Geologi Regional Sorowako

Sumber : PT.Vale Indonesia Tbk,Intranet


F.Peta Geologi Sorowako-Towuti

Sumber : PT.Vale Indonesia Tbk,Intranet

Potrebbero piacerti anche