Sei sulla pagina 1di 10

Jurnal

Destinasi Pariwisata ISSN: 2338-8811


Vol. 4 No 2, 2016
PERAN DAN IMPELEMENTASI STRATEGI PENGEMBANGAN DISBUDPAR KAB. SUMBA
TENGAH PROVINSI NTT DALAM PEMBANGUNAN PARIWISATA
(SUATU PENDEKATAN KUALITATIF)
Yelince Rambu Roku a, 1, I Gst. Agung Oka Mahagangga a, 2
1ramburokuyelin@gmail.com, 2 ragalanka@gmail.com
a Program Studi S1 Destinasi Pariwisata,Fakultas Pariwisata,Universitas Udayana, Jl. Dr. R. Goris, Denpasar, Bali 80232 Indonesia
ABSTRACT

Facts indicate the potential of tourism in the Central Sumba Regency has not been able to attract tourist
arrivals. The role stakeholders, especially SKPD Department of Culture and tourism (Disbudpar) Central Sumba
Regency have a heavy duty to make tourism development. The method used was a case study approach (inductive)
using qualitative methods. Data were analyzed using qualitative data analysis techniques with presentation
techniques qualitative descriptive data. The results of this research are the role Disbudpar Kab. Central Sumba in
tourism development constrained human resources issues and other findings are necessary translation of roles more
effectively and efficiently with attention to personal ability, social skills and intellectual abilities in the future culture.
The next finding is the difficulty Disbudpar Kab. Central Sumba in the implementation of the work plan caused by
many factor. It is important to consider in the future development of tourism is the attention to the internal and
external coordination and the determination of the potential market rating that will facilitate the development of
tourism attractions such as the establishment or featured travel products and preparation of human resources,
infrastructure and other supporting facilities.
Keywords: Strategy, Implementation, Strategy, Development, Tourism


I. PENDAHULUAN 4 2013 300 150 450
1.1. Latar Belakang 5 2014 440 200 640
Kabupaten Sumba Tengah Provinsi Nusa Sumber : Disbudpar Kabupaten Sumba Tengah, 2015
Tenggara Timur (NTT) adalah kabupaten baru
hasil pemekaran dari Kabupaten Sumba Barat Dari tabel 1.1 di atas tampak angka
yang berada di wilayah administratif Provinsi kunjungan wisatawan ke kab. Sumba Tengah
Nusa Tenggara Timur. Langkah awal dari didominasi oleh wisatawan mancanegara dengan
pengembangan kepariwisataan di Kabupaten jumlah tertinggi di tahun 2014 sebanyak 440
Sumba Tengah yang oleh Dinas Kebudayaan dan orang. Suatu angka yang masih minim jika
Pariwisata Kabupaten Sumba Tengah yaitu melihat besarnya potensi budaya dan potensi
pariwisata budaya, hal ini sesuai dengan alam yang dimiliki Kab. Sumba Tengah. Berikut
pembagian wilayah (cluster) oleh Dinas pada tabel 1.2 di bawah disajikan daya tarik
Pariwisata Ekonomi dan Kreatif Provinsi Nusa wisata unggulan di Kab. Sumba Tengah :
Tabel 1.2
Tenggara Timur yang memasukkan Pulau Sumba
Daya Tarik Wisata di Kab. Sumba Tengah
sebagai tujuan pengembangan obyek wisata No Nama Obyek Lokasi
budaya. Wisata
Namun hingga saat ini kunjungan wisatawan 1 Air Terjun Kec.amatan Umbu Ratu Nggay
ke Kabupaten Sumba Tengah belum dirasakan Praikalala Barat
sesuai dengan harapan. Padahal diyakini 2 Air Terjun Desa Maradesa Selatan
Waikapori Kecamatan Umbu Ratu Nggay
Kabupaten Sumba Tengah memiliki banyak 3 Air Terjun Desa Manurara Kecamatan
potensi budaya dan potensi alam. Berikut tabel Matayangu Katikutana Selatan
1.1 jumlah kunjungan wisatawan ke kab. Sumba 4 Air Terjun Desa Wangga Waiyengu
tengah dalam kurun waktu 5 tahun terakhir . Bola Kecamatan Umbu Ratu Nggay
Tabel 1.1 Barat
Jumlah Kunjungan Wisatawan Lima Tahun 5 Air Terjun Ta Desa Manurara, Kecamatan
Urang Katikutana Selatan
Terakhir
6 Pantai Desa Susu Wendewa
Jumlah Kunjungan Total
No Tahun Karendi Kecamatan Mamboro
Wisman Wisnus
7 Pantai Pahar / Desa Lenang Kecamatan
1 2010 80 45 125
Wende Umbu Ratu Nggay
2 2011 95 53 148
8 Pantai Kapulit Desa Watuasa Kecamatan
3 2012 136 78 214
Mamboro
82
Jurnal Destinasi Pariwisata ISSN: 2338-8811
Vol. 4 No 2, 2016
No Nama Obyek Lokasi No Nama Obyek Lokasi
Wisata Wisata
9 Pantai Tarapa Desa Manuwolu Kecamatan 30 Kampung Desa Anajiaka Kecamatan
dan pasir besi Mamboro Adat Umbu Ratu Nggay Barat
10 Pantai Maloba Desa Konda Maloba Anamadiata
Kecamatan Katikutana 31 Kampung Desa Wailawa Kecamatan
Selatan Adat Katikitana Selatan
11 Pantai Desa Wendewa Utara Praikalowu
Mananga Kecamatan Mamboro 32 Kampung Desa Umbu Pabal Kecamatan
12 Pantai Aili Desa Konda Maloba Adat Umbu Ratu Nggay Barat
Kecamatan Katikutana Kambajawa
Selatan 33 Kampung Desa Anajiaka Kecamatan
13 Pantai Konda Desa Konda Maloba Adat Umbu Ratu Nggay Barat
Kecamatan Katikutana Wailolung
Selatan 34 Kampung Desa Mara Desa Kecamatan
14 Pantai Kecamatan Umbu Ratu Nggay Adat Bolu Umbu Ratu Nggay
Waiurang Bokat
15 Gua Alam Desa Umbu Pabal Kecamatan 35 Kampung Desa Mara Desa Kecamatan
Liangu Umbu Ratu Nggay Barat Adat Marada Umbu Ratu Nggay
Marapu Deta
16 Gua Alam Desa Mara Desa Kecamatan 36 Makam Umbu Desa Anajiaka Kecamatan
Tana Rara Umbu Ratu Nggay Tipuk Marisi Umbu Ratu Nggay Barat
17 Gua Alam Desa Wailawa Kecamatan 37 Embung Perbatasan antara Desa Umbu
Liangu Paniki Katikutana Selatan Lokujangi Pabal Selatan Kecamatan
18 Gua Alam Rati Desa Dameka Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat dan
Maka Dewa Katikutana Selatan Desa Dasa Elu Kecamatan
19 Kampung Desa Wendewa Barat Katikutana Selatan
Adat Kecamatan Mamboro 38 Wisata Desa Padiratana Kecamatan
Wawarongu Kuliner Umbu Ratu Nggay
20 Kampung Desa Wendewa Selatan Langgaliru
Adat Manua Kecamatan Mamboro Sumber : Disbudpar, 2014
Kalada Daya tarik wisata di atas belum termasuk
21 Kampung Desa Makatakeri Kecamatan event-event adat seperti upacara kampung adat
Adat Katikutana
yang rutin diselenggarakan setiap tahun dan yang
Laitarung
22 Kampung Desa Makatakeri Kecamatan diselenggarakan oleh pemerintah daerah.
Adat Katikutana Tulisan ini menyajikan hasil penelitian
Kabonduk lapangan yang ingin memahami peran dan
23 Kampung Desa Anakalang Kecamatan implementasi strategi pengembangan oleh
Adat Pasunga Katikutana
Disbudpar Kab. Sumba Tengah dalam
24 Kampung Desa Anakalang Kecamatan
Adat Katikutana pembangunan pariwisata. Temuan dalam tulisan
Anakalang, ini diharapkan mampu memberikan solusi-solusi
Waikajawi bagi Disbudpar Kab. Sumba Tengah yang
25 Kampung Desa Malinjak Kecamatan bertindak sebagai pemegang kebijakan dan
Adat Galu Katikutana Selatan
Bakul dan
fasilitator pembangunan kepariwisataan.
sekitarnya
(Kabelawuntu, 1.2 Rumusan Masalah
Anabura, 1. Apa Peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Matolang dan (Disbudpar) dalam Pengembangan
Radak)
26 Kampung Desa Waimanu Kecamatan
Pariwisata di Kabupaten Sumba Tengah,
Adat Padabar Katikutana Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur?
27 Kampung Desa Makatakeri Kecamatan 2. Bagaimana Implementasi Strategi
Adat Katikutana Pengembangan Pariwisata Dinas Kebudayaan
Laipatedang dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten
28 Kampung Desa Anajiaka Kecamatan
Adat Anajiaka Umbu Ratu Nggay Barat Sumba Tengah, Provinsi Nusa Tenggara
Ngora Timur?
29 Kampung Desa Wairasa Kecamatan
Adat Umbu Ratu Nggay Barat
Manukaka

83
Jurnal Destinasi Pariwisata ISSN: 2338-8811
Vol. 4 No 2, 2016
1.3 Tujuan dan Manfaat 2.1 Lokasi Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas yang Penelitian tentang Peran Dinas Kebudayaan
menjadi tujuan dari penelitian ini adalah : dan Pariwisata Kabupaten Sumba Tengah,
1. Untuk mengetahui Peran Dinas Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur Dalam
dan Pariwisata dalam Pengembangan Pembangunan Pariwisata (Studi Kasus
Pariwisata di Kabupaten Sumba Tengah Strategi Pengembangan Pariwisata)
Provinsi NTT. dilaksanakan di Dinas Kebudayaan dan
2. Untuk memahami Implementasi Strategi Pariwisata yang berlokasi di Kompleks
Pengembangan Pariwisata yang dilakukan Pemerintahan Makatul, Kota Waibakul,
oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sumba Tengah.
Kabupaten Sumba Tengah Provinsi NTT.
Adapun manfaat yang diperoleh dari tulisan 2.2 Ruang Lingkup Penelitian
ini adalah manfaat akademis sebagai terapan Ruang lingkup penelitian adalah sebagai
ilmu pariwisata khususnya mata kuliah berikut :
Perencanaan Destinasi Wisata dan mata kuliah 1. Peran Dinas Pariwisata sebagai pemangku
kebijakan pariwisata termasuk mata kuliah kebijakan dan fasilitator dalam
metode penelitian. Manfaat Praktis tulisan ini pengembangan pariwisata di Kabupaten
dapat memberikan pemahaman dan solusi Sumba Tengah yang tertuang dalam tugas
pembangunan pariwisata Kab. Sumba Tengah pokok dan fungsi Dinas Kebudayaan dan
melalui peran dan implementasi strategi Pariwisata Kabupaten Sumba Tengah,
pengembangan Disbudpar Kab. Sumba Tengah Provinsi Nusa Tenggara Timur ditinjau dari :
yang lebih efisien dan efektif kedepannya. A. Aspek perumusan kebijakan
B. Pelayanan
II. TINJAUAN PUSTAKA C. Pemberdayaan
Tinjauan pustaka sebelumnya baik secara D. Solusi Permasalahan di Masyarakat
fokus maupun lokus adalah laporan akhir D4 E. Pengelolaan Asset Daerah
Pariwisata, Fak. Pariwisata Unud, yang dilakukan 2. Implementasi strategi pengembangan yang
oleh Agus Wikanatha (2010) yang berjudul dimaksud dalam penelitian ini adalah
“Peran Disparda Provinsi Bali dalam Recovery penetapan :
Pariwisata Pasca bom Bali”, laporan akhir D4 A. Misi,
Pariwisata Fak. Pariwisata Unud, oleh Yeremias B. Tujuan,
Otmard Dewa dalam skripsi D4 Pariwisata C. Sasaran,
Fakultas Pariwisata (2011) berjudul,”Pariwisata D. Strategi,
Kampung Tradisional Wogo di Kabupaten Ngada E. Arah kebijakan,
Provinsi Nusa Tenggara Timur (Kajian Sosial Sebagai upaya mewujudkan pembangunan
Budaya Terhadap Pengembangan Daya Tarik pariwisata melalui program-program kerja
Wisata)” dan Skripsi Program Studi S1 Destinasi masing-masing bidang terkait operasional teknis
Pariwisata, Fak. Pariwisata Unud, Andryano lapangan Disbudpar Kabupaten Sumba Tengah,
Febrian Bambar (2015) berjudul “Perencanaan Provinsi NTT yaitu Bidang Kebudayaan, Bidang
Fasilitas Pariwisata di Kampung Wae Rebo, Desa Kesenian, Bidang Pemasaran dan Penyuluhan
Satarlenda, Kabupaten Manggarai Tengah, Nusa Pariwisata dan Bidang Pengembangan Produk
Tenggara Timur”. Konsep yang digunakan untuk Wisata.
memperjelas dan sebagai acuan dalam penelitian
ini terdapat satu teori dan beberapa konsep yaitu III. METODOLOGI PENELITIAN
konsep pariwisata (Yoeti, 1992), Teori Penelitian ini merupakan penelitian
Struktural-Fungsional (Sanderson, 1993), konsep kualitatif dengan menggunakan jenis data yaitu
peran (Soekanto 1993), konsep strategi kualitatif dan data kuantitatif (Soegiono, 2004)
(Lawrence R. Jauch dan W.F. Glueck dalam termasuk sumber data data primer dan data
Purwanto, 2012), dan konsep pengembangan sekunder (Arikunto, 2010).
pariwisata (Pendit, 2006). Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah observasi partisipasi (Rahayu dkk, 2004),

84
Jurnal Destinasi Pariwisata ISSN: 2338-8811
Vol. 4 No 2, 2016
wawancara mendalam (Bungin, 2003), dan Studi Gambar 4.1
Kepustakaan (Bungin, 2003). Peta Kab. Sumba Tengah
Teknik penentuan informan menggunakan
Purpossive Sampling (Kusmayadi dan Sugiarto,
2000) sebagai informan pangkal adalah
Kadisbudpar. Kab Sumba Tengah dan informan
kunci adalah 4 orang Kabid dan 2 orang staf di
lingkungan Disbudpar. Kab. Sumba Tengah.
Teknik analisis data dalam tulisan ini
adalah teknik analisis data kualitatif (Bogdan dan
Biklen dalam Moleong, 2005). Mengingat
keterbatasan halaman dalam penulisan jurnal ini
hasil penelitian disederhanakan, sehingga Sumber : Bappeda Kab. Sumba Tengah, 2013
kutipan-kutipan hasil wawancara tidak Berdasarkan gambar 4.1 di atas dapat
dicantumkan namun dideskripsikan yang sudah dilihat letak dan keadaan geografis kabupaten
memuat interpretasi penulis sebagai ciri khas Sumba Tengah Provinsi NTT dengan berbagai
penelitian kualitatif. potensi pariwisata yang dimiliki. Wilayah
administrasi Kabupaten Sumba Tengah meliputi
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 5 wilayah kecamatan, yang terbagi dalam 65
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian desa.
Secara geografis Kabupaten Sumba 4.2 Peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Tengah di Provinsi Nusa Tenggara Timur, (Disbudpar) dalam Pengembangan
terletak di garis tengah Pulau Sumba, dimana Pariwisata di Kabupaten Sumba
membentang dari pantai Utara hingga pantai Tengah,Provinsi Nusa Tenggara Timur
Selatan pulau Sumba. Secara astronomis, wilayah (NTT) .
Kabupaten Sumba Tengah terbentang diantara Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
9°18’ – 10°20’ Lintang Selatan; 118°15’ - 120°23’ Kabupaten Sumba Tengah merupakan unsur
Bujur Timur. Ibu kotanya adalah Waibakul, pelaksana Pemerintah Kabupaten Sumba Tengah,
dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : yang berada di bawah dan bertanggung jawab
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat kepada Bupati Sumba Tengah. Sebagai Satuan
Sumba Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Kantor Dinas
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar)
Samudera Hindia Kabupaten Sumba Tengah Provinsi Nusa
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Tenggara Timur (NTT) memiliki tugas utama
Kecamatan Lewa dan Kecamatan Hahar di sebagai regulator dan fasilitator dengan ruang
wilayah Kabupaten Sumba Timur lingkup Kebudayaan dan Pariwisata di Kabupaten
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Sumba Tengah (Renstra Disbudpar Sumba
Kecamatan Wanokaka, Kecamatan Loli Tengah, 2014-2018).
dan Kecamatan Tana Righu di wilayah Berdasarkan ruang lingkup pelayanan
Kabupaten Sumba Barat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar)
Kabupaten Sumba Tengah di atas yaitu
kebudayaan dan pariwisata maka SKPD
Disbudpar Kabupaten Sumba Tengah memiliki
Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) sebagai
berikut (Renstra Disbudpar Kab. Sumba Tengah
2014-2018) yaitu Penyelenggaraan kewenangan

Pemerintah Kabupaten dalam rangka

desentralisasi di bidang Kebudayaan dan
Pariwisata.
Secara umum peran Disbudpar Kab. Sumba
Tengah dalam pengembangan pariwisata sesuai
Tupoksi dimulai dari Kepala Dinas sebagai
85
Jurnal Destinasi Pariwisata ISSN: 2338-8811
Vol. 4 No 2, 2016
pimpinan lembaga, sekretaris membawahi bagian sebagai suatu organisasi pelayanan kepada
kesekretariatan, dan Kepala Bidang terdiri dari masyarakat di sektor pariwisata. Ditambah
Bidang Kebudayaan, Bidang Kesenian, Bidang secara keahlian masih minim sarjana-sarjana
Pemasaran dan Penyuluhan Pariwisata dan sosial yang menekuni ilmu kebudayaan dan ilmu
Bidang Pengembangan Produk Wisata. pariwisata sehingga dari sini dapat dikatakan
Tabel 4.1 secara kualitas pun sebenarnya SDM kantor
Struktur Organisasi Disbudpar Kab. Sumba Disbudpar Kabupaten Sumba Tengah, Provinsi
Tengah NTT harus dibenahi kedepannnya.
Memang tidak dapat dipungkiri banyak
hal yang harus dibenahi untuk dapat lebih
mengoptimalkan peran masing-masing bidang di
Disbudpar Kab. Sumba Tengah. Merupakan hal
yang tidak mudah karena harus kembali mengacu
kepada visi dan misi yang dimiliki, peraturan dan
kebijakan serta situasi kondisi internal maupun
eksternal yang terjadi.
Sebagai contoh betapa secara struktur
dan fungsi masing-masing bidang harus mampu
berkoordinasi dan saling memahami dengan
tupoksi masing-masing bidang. Termasuk
berkenan menerima kekurangan maupun
kelebihan dari masing-masing bidang. Tanpa
adanya saling pengertian antar bidang akan sulit
menjaga stabilitas dan keharmonisan organisasi.
Seperti Bidang Kesekretariatan jika tidak
memahami kepariwisatan dalam arti sempit
Sumber : Disbudpar, 2013 maupun dalam arti luas akan sangat sulit
Berdasarkan tabel dan gambar di atas dan berkoordinasi dengan bidang pengembangan
tampak secara kuantitas keterbatasan SDM yang produk wisata misalnya. Begitu pula sebaliknya
dimiliki Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bidang pengembangan produk wisata jika
Kabupaten Sumba Tengah, Provinsi Nusa bersikeras dengan program kerja yang dimiliki
Tenggara Timur. Total jumlah SDM adalah adalah yang paling baik tanpa melihat
sebanyak 21 orang termasuk pimpinan SKPD kemampuan mata anggaran atau
atau diseut Kepala Dinas. Dapat dibayangkan aturan/kebijakan yang menjadi bagian dari
antara kebutuhan dan tenaga yang ada belum Kesekretariatan maka akan terjadi miss
dapat dikatakan atau masih jauh dari kata koordinasi yang tentu akan menghambat kinerja
memadai sebagai suatu organisasi pelayanan bidang-bidang lain sebagai satu kesatuan
kepada masyarakat di sektor pariwisata. lembaga birokrasi pemerintahan.
Secara hierarkhis struktur organisasi Pimpinan struktur (dalam kasus ini
Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, adalah Kadisbudpar Kab. Sumba Tengah) harus
Provinsi NTT tidak berbeda dengan organisasi menambah peran untuk menjaga stabilitas
pemerintahan pada umumnya hanya saja tenaga organisasi secara efektif dan efisien, selain begitu
SDM yang dimiliki sangat sedikit dengan uraian banyak peran yang diembankan berdasarkan
tugas atau job desk yang padat. Temuan Tupoksi. Sebagai penggerak atau komando dari
penelitian menunjukkan secara kuantitas SKPD Disbudpar, seorang Kadisbudpar Kab.
keterbatasan SDM yang dimiliki Kantor Dinas Sumba Tengah memiliki beban tanggungjawab
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sumba cukup berat yang harus selalu memahami
Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Total kesulitan-kesulitan yang dihadapi bidang-bidang
jumlah SDM adalah sebanyak 21 orang termasuk dalam melaksanakan tugasnya.
pimpinan SKPD. Dapat dibayangkan antara Disisi lain mulai dari Sekretaris, Kabid,
kebutuhan dan tenaga yang ada belum dapat Kasie hingga para staf dituntut pula
dikatakan atau masih jauh dari kata memadai kesadarannya untuk mampu menjalankan tugas

86
Jurnal Destinasi Pariwisata ISSN: 2338-8811
Vol. 4 No 2, 2016
dengan baik. Ketidak mengertian atau kekurang pengertian, saling menghormati, solidaritas,
pahaman dalam penguasaan tugas yang dimiliki persaingan yang sehat, memiliki semangat korps
akan berpengaruh terhadap hasil (out put) pelaksana tugas pemerintah pada sektor budaya
kinerja dan akan berpengaruh pula terhadap apa dan pariwisata dan meminimalkan terjadinya
yang diharapkan dari hasil tersebut dapat miss komunikasi atau yang terburuk adalah tidak
memberikan dampak positif (out come). Out berfungsinya suatu komponen dalam struktur
come yang diharapkan tentu bersifat positif yang tersebut. Pemahaman yang baik terhadap ke-3
hanya dapat diperoleh jika peran masing-masing hal penting di atas akan menempatkan peran
bidang di Disbudpar Kab. Sumba Tengah berjalan pimpinan untuk dapat menempatkan aparatur
dengan baik. sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
Kesemua hal di atas akhirnya tidak sehingga akan mempermudah dan memperlancar
terlepas dari kemampuan secara pribadi kinerja sesuai dengan sasaran dan target yang
(psikologis) masing-masing individu baik pejabat telah ditetapkan.
maupun staf dan kemampuan secara sosial-
budayanya untuk menerapkan tata kelola 4.3. Implementasi Strategi Pengembangan
organisasi pemerintahan. Sebagai Pegawai Negeri Pariwisata Dinas Kebudayaan dan
Sipil (PNS), aparat Disbudpar Kab. Sumba Tengah Pariwisata Kabupaten Sumba Tengah
adalah individu yang secara pribadi memiliki Terdapat hal yang unik dalam
karakter berbeda antara satu dan lainnya serta impelementasi strategi pengembangan
memiliki kesamaan maupun perbedaan secara pariwisata oleh Disbudpar Kabupaten Sumba
sosial-budaya. Karakter pribadi sebagai contoh Tengah adalah minimnya program kerja untuk
adalah bersifat pemarah, pemalu, rajin, pemalas pengembangan SDM baik di lingkungan
dsb. Kemampuan secara sosial-budaya contohnya Disbudpar maupun masyarakat. Padahal di
adalah nilai-nilai budaya yang dianut termasuk dalam Ripda Kab. Sumba Tengah dan Analisis
faktor sosialnya seperti tradisi, kebiasaan, SWOT yang telah dilakukan oleh Disbudpar Kab.
kesukuan, kesamaan dan perbedaan bahasa, Sumba Tengah jelas mencantumkan penguatan
agama, kepercayaan, strata sosial-ekonomi, dsb. SDM sangat diperlukan dalam kepariwisataan di
Jika dicermati kemampuan secara Kabupaten Sumba Tengah.
psikologis dan kemampuan secara sosial-budaya Permasalahan SDM di lingkungan
ditambah dengan kemampuan intelektual (yang Disbudpar Kabupaten Sumba Tengah dapat di
diperoleh melalui akademis) sangat atasi dengan memperhitungkan rasio kebutuhan
mempengaruhi aparat Disbudpar Kab. Sumba pegawai dan terus diupayakan PNS yang
Tengah sebagai individu-individu yang diikat berkompeten dalam sektor pariwisata baik
dalam satu kesatuan organisasi pemerintahan. secara pengalaman maupun secara akademis.
Maka, untuk mendapatkan peran maksimal dari Studi banding, Bimtek dan sejenisnya sangat
keseluruhan individu sebagai sebuah organisasi menunjang kecakapan seorang PNS namun
pemerintah individu-individu tersebut sebagai harus secara berkesinambungan dan diterapkan
komponen dalam struktur Disbudpar Kab. Sumba hasilnya. Termasuk penyuluhan-penyuluhan
Tengah harus mampu mengolah dan pariwisata di masyarakat dapat
menyesuaikan karakter, sosial-budaya dan mengembangkan SDM, tetapi arah dan
mengasah intelektual masing-masing. Kesadaran tujuannya harus terukur. Langkah strategis yang
akan kebersamaan sebagai aparatur dapat diambil dalam waktu cepat adalah
pemerintahan yang membidangi kebudayaan dan mengundang akademisi maupun praktisi
pariwisata menjadi tolak ukur untuk pariwisata untuk secara rutin memberikan
keberhasilan mencapai tujuan. workshop atau sharing baik secara akademis
Akan lebih tepat jika kemampuan secara maupun vokasional. SDM pariwisata dapat
pribadi, kemampuan secara sosial-budaya dan dibangun secara bertahap namun yang
kemampuan intelektual dapat dipahami sebagai terpenting adalah harus berkesinambungan.
tiga hal penting dalam suatu struktur sosial Akan sangat terfokus jika Disbudpar Kabupaten
terutama dalam kasus Disbudpar Kab. Sumba Sumba Tengah menambah satu bidang kerja
Tengah. Pemahaman yang baik terhadap ke-3 hal yaitu Bidang Sumber Daya Manusia (SDM) dan
penting ini akan mengantarkan kepada saling

87
Jurnal Destinasi Pariwisata ISSN: 2338-8811
Vol. 4 No 2, 2016
Kelembagaan Pariwisata untuk kebijakan dan digunakan untuk itu. Hal ini wajar kemungkinan
fasilitator pengembangan SDM kedepannya. karena banyaknya fasilitas pariwisata yang
Untuk Bidang kebudayaan dan bidang tersebar yang perlu diperhatikan perawatannya
kesenian tampaknya memerlukan evaluasi atau kelengkapan infrastrukturnya. Mengingat
untuk penjabaran program kerja yang begitu banyak tinggalan-tinggalan kebudayaan
tampaknya tumpang tindih. Kemungkinan seperti rumah adat kuno yang harus
disebabkan oleh kekosongan jabatan pada diperhatikan. Disini tampaknya memerlukan
Kepala Bidang Kesenian menjadi permasalahan. pengkajian karena seharusnya yang memiliki
Alangkah baiknya jika Bidang kesenian dijadikan tugas untuk tinggalan budaya (fisik) adalah
satu dalam Bidang kebudayaan karena secara Bidang Kebudayaan. Mengacu kepada Ripda
akademis kebudayaan mencakup kesenian Kabupaten Sumba Tengah alangkah baiknya jika
(Koenjaraningrat, 1996). Selain efisiensi dan kedepan Bidang Pengembangan Produk Wisata
efektifitas penyatuan kedua bidang tersebut memiliki strategi untuk fokus kepada produk
akan memudahkan untuk pelestarian dan wisata.
pengembangan kebudayaan sebagai daya tarik Jika memungkinkan dibuatkan bidang
wisata unggulan Kabupaten Sumba Tengah. Baru yaitu Bidang SDM Pariwisata. Bidang SDM
Bidang pemasaran dan penyuluhan Pariwisata akan mencakup SDM dari perspektif
pariwisata justru mulai dari misi, tujuan, kebudayaan, kesenian, pemasaran dan
sasaran, strategi dan arah kebijakan belum penyuluhan pariwisata dan pengembangan
secara eksplisit menunjukkan pola pemasaran produk wisata terutama dalam kaitannya secara
namun dalam renja baru terlihat pemasaran eksternal Disbudpar Kab. Sumba Tengah yaitu
yang jumlah anggarannya cukup besar. meningkatkan pemahaman dan kemampuan
Disamping itu pembuatan buku situs dan cagar masyarakat Kab. Sumba Tengah dalam rangka
budaya terlihat “dipaksakan” masuk dalam mempersiapkan SDM memadai untuk
renja bidang ini yang seharusnya menjadi tugas pembangunan kepariwisataan secara
dari Bidang Kebudayaan. Secara lebih khusus, berkelanjutan, begitu pula Bidang Kebudayaan
aspek-aspek yang perlu diketahui dalam dan Bidang Kesenian sudah tepat mengangkat
perencanaan dan pengembangan pariwisata potensi yang dipilih maka harus diikuti oleh
adalah (Yoeti, 1999) : Bidang Pemasaran dan Penyuluhan Pariwisata
1.Karakteristik Wisatawan untuk dipasarkan maupun dipromosikan sesuai
2.Fasilitas Transportasi dengan target pasar yang ditetapkan sebagai
3.Atraksi Wisata atraksi atau produk wisata. Sangat penting
4.Fasilitas Pelayanan untuk mempelajari wisatawan seperti apa yang
5.Informasi dan Promosi akan datang untuk dapat merencanakan
Bidang Pemasaran dan Penyuluhan akomodasi, fasilitas pendukung, fasilitas
Pariwisata belum menunjukkan langkah positif pelayanan dan penyediaan informasi dan
menuju pemahaman 5 komponen di atas. Akan promosi (berkaitan dengan bahasa dan Lintas
lebih bijak jika dipahami fokus dari Bidang Budaya). Penetapan pasar potensial wisatawan
Kebudayaan dan Bidang Kesenian yang akan menjadi keharusan agar arah kebijakan, strategi,
dipasarkan kepada wisatawan dipelajari dan sasaran, tujuan dan misi pengambangan
dipasarkan. Target pasar seperti tipologi, pariwisata tidak salah arah. Penetapan pasar
karakteristik wisatawan, dan informasi/promosi wisatawan dapat diawali dengan pemahaman
belum mendapat perhatian khusus seperti mengenai tipologi wisatawan dan secara empiris
upaya pendirian Tourist Information Centre melihat destinasi wisata lain seperti Bali,
(TIC). Satu hal menjadi catatan penting adalah Yogyakarta dan destinasi lainnya untuk dapat
perlunya menetapkan wisatawan mana yang memberikan gambaran hubungan antara
akan berkunjung ke Kabupaten Sumba Tengah potensi, atraksi dan produk serta minat
ditunjang oleh penguasaan informasi dan wisatawan domestik maupun mancanegara.
teknologi untuk pemasarannya. Aspek-aspek sepatutnya diidentifikasi
Terakhir Bidang Pengembangan Produk sehingga akan memudahkan suatu daya tarik
Wisata memfokuskan kepada sarana dan wisata menentukan product style. Penciptaan
prasarana lebih dari 90 % anggarannya product style yang baik dalam pengembangan

88
Jurnal Destinasi Pariwisata ISSN: 2338-8811
Vol. 4 No 2, 2016
daya tarik wisata memiliki beberapa syarat yaitu Dari hasil penelitian di atas terungkap
(Yoeti, 1999) : selain permasalahan SDM, aksesibilitas,
1. Objek atau daya tarik wisata harus akomodasi dan pemasaran pariwisata yang
menarik untuk disajikan maupun minim, tentunya permasalahan pengelolaan dan
dipelajari peran pemerintah kabupaten yang minim
2. Mempunyai kekhususan dan berbeda dari sebagai fasilitator menjadi salah satu faktor
objek atau daya tarik wisata lain utama sulitnya pengembangan sektor
3. Prasarana menuju objek atau daya tarik pariwisata. Solusi termudah dan tercepat adalah
wisata terpelihara dengan baik Kabupaten Sumba Tengah melalui Disbudpar-
4. Tersedia fasilitas wisata nya harus memaksimalkan peran dan
5. Dilengkapi dengan sarana akomodasi, mengevaluasi fungsi masing-masing bidang
telekomunikasi, transportasi dan sarana- dalam mempercepat pembangunan pariwisata.
sarana pendukung lainnya. Hal tersebut dapat diikuti dengan
Selanjutnya jika suatu daerah konsolidasi dan koordinasi bersama SKPD-SKPD
berkeinginan untuk mengembangkan pariwisata se-Kabupaten Sumba Tengah. Seperti SKPD
sebagai suatu industri maka perlu mengambil Perhubungan (LLAJ) yang berhubungan dengan
kebijaksanaan sebagai berikut (Yoeti, 1999) : aksesibilitas, SKPD Pertanian dan Perkebunan
1. Menentukan secara tegas suatu berkaitan dengan hasil-hasil pertanian yang
keputusan apa tujuan pengembangan dapat dijual kepada wisatawan, SKPD
pariwisata di daerah tersebut Perindustrian dan Perdagangan terkait dengan
2. Memberikan beberapa pertimbangan pengembangan usaha kecil (UMK dan UMKM)
ditinjau dari segi ekonomi, apakah untuk memperkuat sektor industri seperti
keuntungan dari pembangunan handycraft, kain khas Sumba, SKPD Koperasi
pariwisata akan baikbagi daerah di mana untuk memberikan penguatan ekonomi dari
kegiatan kepariwisataan itu bawah sehubungan dengan pengembangan
dikembangkan maupun bagi industri dan jasa pariwisata. Termasuk juga
perekonomian secara keseluruhan SKPD-SKPD lain harus memiliki pemahaman
3. Bila telah sampai pada suatu kesimpulan yang sama dan harmonis mengenai pariwisata.
bahwa pariwisata penting bagi suatu Sehingga Ripda Kabupaten Sumba Tengah dapat
daerah maka dipersiapkan suatu studi di pahami sebagai acuan secara sinergis dan
tentang pengembangan yang akan holistik.
diadakan berikutnya dengan Sebagai sebuah sistem birokrasi peran
memperhatikan pasar potensial yang Bupati sebagai Kepala Daerah Sumba Tengah
diharapkan dari mana wisatawan akan sangat strategis untuk mencapai keberhasilan
datang. pembangunan pariwisata. Visi dan misi kepala
Dengan tidak bermaksud daerah jika menginginkan pengembangan
mengesampingkan strategi pengembangan yang pariwisata secara berkelanjutan di Kabupaten
telah dilakukan Disbudpar Kabupaten Sumba Sumba Tengah tidak dapat hanya menugaskan
Tengah tampak belum mengembangkan product Disbudpar Kabupaten Sumba Tengah. Melainkan
style dalam hal ini wisata budaya dan wisata harus mampu menciptakan pola koordinasi dan
alam secara maksimal karena sebaran dan hubungan lintas SKPD agar pengembangan
bervariatif. Akan sangat efektif jika dipilih satu pariwisata dapat dilakukan secara bertahap dan
product style pada satu lokasi yang mampu terfokus. Proses pasti diperlukan dalam hal ini,
menjadi daya tarik wisata unggulan yang dapat tidak dapat mengharapkan hasil dalam waktu
dipadukan bersama atraksi dan produk wisata yang cepat. Selain itu, kepala daerah dapat
lainnya. Sebagai contoh kain tenun Sumba yang membangun jaringan bersama kabupaten se-
memiliki ciri khas dapat dipadukan dengan Provinsi NTT untuk dapat menangkap pasar
kesenian tradisional lokal dan hasil potensial yang akan saling melengkapi.
pertanian/perkebunan seperti jambu mente,
kacang kapri atau lainnya yang merupakan hasil
pertanian/perkebunan lokal yang diminati
wisatawan.

89
Jurnal Destinasi Pariwisata ISSN: 2338-8811
Vol. 4 No 2, 2016
V. PENUTUP Sumba Tengah mengacu kepada Rencana
5.1 Kesimpulan Induk Pembangunan Pariwisata Daerah
Berdasarkan hasil penelitian yang telah (Ripda) Kab. Sumba Tengah 2013-2028
dilakukan maka diperoleh simpulan sesuai dan menerjemahkan analis SWOT SKPD
dengan rumusan permasalahan sebagai berikut : Disbudpar Kabupaten Sumba Tengah
1. Peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 2014-2019. Faktanya adalah kerancuan
dalam Pembangunan Pariwisata di fokus sasaran dalam rencana kerja
Kabupaten Sumba Tengah, Provinsi Nusa masing-masing bidang, sumber daya
Tenggara Timur (NTT) dilaksanakan manusia (SDM) secara kualitas dan
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi kuantitas, fokus pemasaran yang belum
(Tupoksi) yang diamanatkan oleh Kepala menetapkan product style dan pasar
Daerah Kabupaten Sumba Tengah. potensial wisatawan, dan belum terlihat
Terdapat 4 bidang di Dinas Kebudayaan koordinasi dengan SKPD-SKPD lain se-
dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten kabupaten Sumba Tengah sehingga
Sumba Tengah, Provinsi NTT yang wajib pembangunan pariwisata dilihat dari
melaksanakan tugas memberikan implementasi strategi pengembangan
pelayanan sektor kepariwisataan sesuai pariwisata masih bersifat partial.
dengan potensi dan rencana
pengembangan pariwisata Kabupaten 5.2 Saran
Sumba Tengah yaitu Bidang Kebudayaan, Dari kesimpulan di atas, maka beberapa
Bidang Kesenian, Bidang Pemasaran dan saran yang dapat disampaikan kepada Dinas
Penyuluhan Pariwisata dan Bidang Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar)
Pengembangan Produk Wisata. Kabupaten Sumba Tengah, Provinsi Nusa
Permasalahan yang dihadapi dalam Tenggara Timur (NTT) adalah :
penjabaran tupoksi adalah kemampuan 1. Penambahan SDM secara kualitas
secara pribadi, kemampuan secara sosial- maupun kuantitas di lingkungan SKPD
budaya dan kemampuan intelektual Disbudpar Kabupaten Sumba
aparatur di Disbudpar Kab. Sumba Tengah,Provinsi NTT.
Tengah, Provinsi NTT, kedepan harus 2. Pertimbangan membentuk Bidang SDM
menjadi pertimbangan untuk kinerja yang Pariwisata.
efektif dan efesien dalam suatu organisasi 3. Bidang Kesenian Disbudpar Kabupaten
pemerintahan yang harmonis. Sumba Tengah dipertimbangkan menjadi
2. Implementasi Strategi Pengembangan bagian dari Bidang Kebudayaan untuk
Pariwisata Dinas Kebudayaan dan efisiensi dan efektifitas kinerja
Pariwisata Kabupaten Sumba Tengah 4. Evaluasi Bidang Pemasaran dan
dilihat dari misi, tujuan, sasaran, strategi, Penyuluhan Pariwisata agar dalam
arah kebijakan dan rencana kerja masing- rencana kerja fokus kepada pemasaran
masing bidang yaitu Bidang Kebudayaan, dan penyuluhan pariwisata
Bidang Kesenian, Bidang Pemasaran dan 5. Bidang Pengembangan Produk Wisata
Penyuluhan Pariwisata dan Bidang diupayakan berkoordinasi lintas bidang
Pengembangan Produk Wisata sudah dan lintas SKPD untuk fokus terhadap
menunjukkan kemauan yang kuat dari beberapa objek wisata (tidak lebih dari 3
Disbudpar Kab. Sumba Tengah untuk lokasi), sehingga dalam pembangunan
mewujudkan pembangunan sarana-prasarana tidak menyebar dan
kepariwisataan secara serius. Hanya beresiko pemborosan anggaran.
dalam implementasi strategi 6. Segera menetapkan pasar potensial
pengembangan pariwisata tersebut, wisatawan dan product style untuk lebih
masih terdapat beberapa hal yang patut mengarahkan misi, tujuan, sasaran,
dicermati untuk mewujudkan strategi, arah kebijakan dan rencana kerja
pembangunan pariwisata yang tepat kedepan.
sasaran di kemudian hari. Terjadi 7. Sosialisasi Ripda kepada seluruh SKPD di
kesulitan SKPD Disbudpar Kabupaten Kabupaten Sumba Tengah

90
Jurnal Destinasi Pariwisata ISSN: 2338-8811
Vol. 4 No 2, 2016
8. Mengadakan rapat koordinasi antara
SKPD tentang pembangunan pariwisata
per triwulan.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Departemen
Pendidikan Nasional. Jakarta : Balai Pustaka
Anonim. 2005. Undang-undang Republik Indonesia No.32
Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
Anonim. 2005. Undang -Undang Otonomi No.23 tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah
Anonim. 2014. Renstra Kab. Sumba Tengah 2014-2019.
Waikabul : Disbudpar Kab. Sumba Tengah
Anonim. 2014. Riparda Kab. Sumba Tengah. Waikabul :
Bappeda Kab. Sumba Tengah
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik Edisi Revisi. Jakarta :
Rineka Cipta.
Bungin, Burhan. 2003. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta :
PT. Raja Grafindo Persada.
Denzin Norman dan Lincoln Yvona S. 2009. Handbook
Qualitative Research.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Labolo, Muhadam. 2006. Memahami Ilmu Pemerintahan
(Suatu Kajian, Teori, Konsep dan Pengembangannya).
Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Moleong, Lexy J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung
: Remaja Rosdakarya
Pendit, S.2006. Ilmu Pariwisata, Sebuah Pengantar Perdana.
PT. Pradnya Paramita, cetakan ke- delapan (edisi
revisi) Jakarta.
Pitana, I Gde dan Gayatri, Putu G. 2005. Sosiologi Pariwisata.
Penerbit Andi :
Yogyakarta
Pitana & Diarta. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata.
Yogyakarta : Andi Offset.
Purwanto, Iwan. 2012. Manajemen Strategi. Bandung :
Yrama Widya
Marpaung dan Bahar, 2000. Definisi Pariwisata. Bandung :
Alfa Beta
Soekanto, Soerjono. 2001. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta
: PT. Raja Grafindo Persada. UU Otonomi No.22 tahun
1999 tentang Pemerintah Daerah

91

Potrebbero piacerti anche