Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Abstract
Dyspesia is a collection of symptoms in the form of complaints of pain, discomfort in the upper
abdomen, such as feeling full, uncomfortable, full, bloating, heartburn, belching, nausea, vomiting, or
pain. Functional dyspepsia is usually if the cause is unknown or there are no abnormalities in
conventional gastroenterology examination or no organic damage and systemic disease is found. This
study aims to analyze the factors that affect functional dyspepsia syndrome (Diet, Stress and drug
use) in Esa Unggul University Nursing Study Program students. The study population was 192
students of Esa Unggul University Nursing Study Program for the 2015-2017 regular class with a
total sample of 64 people taken using the Simple Random Sampling technique. The research data was
analyzed by univariate, bivariate analysis. Univariate analysis by describing the characteristics of
each research variable. Bivariate test using Chi Square test obtained stress level (p-value 0.25), diet
(p-value 0.35, taking medication (p-value 0.30). All factors showed P-value> 0.05 . This means that
all factors do not have a significant relationship with the incidence of dyspepsia, which means there is
no effect of stress, diet and use of drugs at the doctor's recommendation for the incidence of
functional dyspepsia in nursing students at Esa Unggul University.
Abstrak
Dispesia adalah kumpulan gejala berupa keluhan nyeri, ketidaknyamanan di perut bagian atas, seperti
perasaan kenyang, tidak nyaman, kenyang, kembung, mulas, bersendawa, mual, muntah, atau nyeri.
Dispepsia fungsional artinaya jika penyebabnya tidak diketahui atau tidak ada kelainan pada
pemeriksaan gastroenterologi konvensional atau tidak ada kerusakan organik dan penyakit sistemik
ditemukan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi sindrom
dispepsia fungsional (Pola makan, Stres dan penggunaan obat-obatan) pada mahasiswa Program Studi
Keperawatan Universitas Esa Unggul. Populasi penelitian adalah 192 mahasiswa Program Studi
Keperawatan Universitas Esa Unggul untuk kelas reguler 2015-2017 dengan total sampel 64 orang
yang diambil menggunakan teknik Simple Random Sampling. Data penelitian dianalisa dengan
analisa univariat, bivariat. Analisis univariat dengan mendeskripsikan karakteristik masing-masing
variabel penelitian. Uji bivariat menggunakan uji Chi Square didapatkan nilai Tingkat stres (p-value
0,25), Pola makan (p-value 0,35, minum obat (p-value 0,30). Semua faktor menunjukkan P-value >
0,05 .. Ini berarti semua faktor tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian dispepsia.
Berarti tidak ada pengaruh Stres, Pola makan dan Penggunaan obat atas anjuran dokter terhadap
kejadian Dispepsia Fungsional pada mahasiswa program Studi Keperawatan Universitas Wesa
Unggul.
lintang). Cross Sectional bertujuan untuk meneliti Semester 4 sebanyak 21 orang (32,81%) dan
hubungan antara variabel yang dilakukan observasi semester 6 sebanyak 14 orang (21,88%).
dan diukur dalam waktu yang bersamaan
(Notoatmodjo, 2010). Tabel 4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan tempat
Teknik Pengumpulan dan Analisis Data tinggal Mahasiswa Keperawatan Universitas Esa
Tehnik Pengumpulan Data penelitian ini Unggul (n=64)
dilakukan dengan cara: No Tempat f %
1. Data awal, populasi, sampel dan identiitas Tinggal
mahasiswa. 1 Bersama 50 78,1
2. Wawancara dengan 10 orang mahasiswa untuk orang Tua
mendapatkan data awal. 2 Kos 11 17,2
3. Penyebaran Kuesioner pada mahasiswa : untuk 3 Lain2 3 4,69
mengambil data primer mahassiwa tentang Jumlah 64 100
dispepsia
4. Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji Uji Data primer dari kuesioner didapatkan
Chi Square serta proses pengambilan simpulan. mahasiswa yang terbanyak tinggal dengan orang
tuanya yaitu 50 orang. Kos 11 orang (17,2%) danlai-
Hasil dan Pembahasan lainnya tinggal dengan saudara/paman 3 orang (4,69
Analisa Univariat %)
Tabel 5
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Distribusi Frekuensi responden berdasarkan usia Tingkat Stres Mahasiswa Keperawatan Universitas
Mahasiswa Keperawatan Universitas Esa Unggul Esa Unggul (n=64)
(n=64) No Tingkat f %
No Usia f % Stres
1 17 - 20 48 75 1 Ringan 58 90,6
2 21 - 24 16 25 2 Sedang 6 9,4
Jumlah 64 100 3 Berat 0 0
Jumlah 64 100
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Data primer dari kuesioner didapatkan
kelamin Mahasiswa Keperawatan Universitas Esa mahasiswa dengan tingkat stres ringan 58 orang
Unggul (n=64) (90,6%), Mahasiswa dengan tingkat stres sedang 6
No Jenis f % orang (9,4%). Tidak ada mahasiswa yang tingkat
Kelamin stresnya berat.
1 Laki-laki 5 7,81
2 Perempuan 59 92,19 Tabel 6
Jumlah 64 100 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pola
makan Mahasiswa Keperawatan Universitas Esa
Data primer dari kuesioner didapatkan Unggul (n=64)
responden perempuan lebih banyak dari laki-laki No Pola f %
yatu 59 orang (92,19%). makan
1 Teratur 10 15,6
Tabel 3 2 Tidak 54 84,4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan teratur
Angkatan Mahasiswa Keperawatan Universitas Esa Jumlah 64 100
Unggul(n=64)
No Semester f % Data primer dari kuesioner didapatkan
1 Semester 6 14 21,88 responden dengan pola makan tidak teratur 54 0rang
2 Semester 4 21 32,81 (54%) dan yang teratur 10 orang (15,6%).
3 Semester 2 29 45,31
Jumlah 64 100
Tabel 7
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tabel 8
Pemakaian obat-obatatan Mahasiswa Keperawatan Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Universitas Esa Unggul (n=64) kejadian Dispepsia Mahasiswa Keperawatan
No Obat- f % Universitas Esa Unggul (n=64)
obatan No Angkatan f %
1 Anjuran 7 12.96 1 Dispepsi 10 15.6
Dokter 2 Tidak 54 84.4
2 Bukan 57 87.04 dispepsi
anjuran Jumlah 64 100
dokter
Jumlah 64 100 Data primer dari kuesioner didapatkan
Responden yang mengalami dispepsia 10 orang
Data primer dari kuesioner didapatkan (15.6%) dan yang tidak mengalami dispepsia 54
responden yang mengkonsumsi obat-obatan dengan orang (84.4 %)
anjuran dokter 38 0rang (59,4%) dan 26 0rang
(40,6%) mengkonsumsi obat bukan anjuran dokter
Analisa Bivariat
Tabel 9
Hubungan Stres dengan Kejadian Dispepsi Fungsional Mahasiswa Keperawatan Universitas Esa Unggul
(n=64)
Dispepsia Tidak dispepsia Total P value
No Tingkat Stres f % f % f %
1
Ringan 30 51.7 28 48.2 58 100 0,25
2 Sedang 2 33.3 4 66.7 6 100
Jumlah
Tabel 10
Hubungan Pola makan dengan Kejadian Dispepsi Fungsional Mahasiswa Keperawatan
Universitas Esa Unggul (n=64)
Dispepsia Tidak Total P value
dispepsia
No Pola makan f % f % f %
Teratur
1 3 42.9 7 57.1 10 100 0,35
Tidak
2 Teratur 4 13.3 50 87.7 54 100
Jumlah
Tabel 11
Hubungan pemakaian obat-obatan dengan Kejadian Dispepsi Fungsional Mahasiswa Keperawatan
Universitas Esa Unggul (n=64)
Dispepsia Tidak Total P value
dispepsia
No Obat-obatan f % f % f %
1 Anjuran Dokter 5 8.5 2 5.3 7 100 0,30
2 Bukan anjuran 54 71.4 3 28.6 57 100
Dokter
Jumlah
Tingkat Stres dan Sindroma Dispepsia setelah meninggalkan rumah dan tinggal di kota lain
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan untuk kuliah. Kehidupan sehari-hari seperti makan
bahwa mayoritas mahasiswa S1 Keperawatan Uni- dengan diet seimbang sering tidak dipenuhi. Selain
versitas Esa Unggul jalur regular angkatan 2015 - itu, kebanyakan remaja ketika memasuki kehidupan
2017 memiliki tingkat stres yang ringan yaitu 58 mahasiswa seringkali meninggalkan rumah dan
orang (90,6 %). Sedangkan kategori sedang seba- menjadi anak kos, dimana kehidupan anak kos
nyak 6orang (9,4 %) dan tidak ada yang berada identik dengan gaya hidup yang kurang teratur dan
dalam kategori berat. Hal ini menunjukkan bahwa kurang sehat. Anak kos seringkali tidak memenuhi
tidak ada masalah yang berarti dengan tingkat stres kebutuhan asupan makanan sehat.
yang dialami mahasiswa Keperawatan Universitas
Esa Unggul jalur regular angkatan 2015-2017.Hasil Pemakaian Obat-obatan
analisis Chi-Square menunjukkan p-value 0,25 > Belum ada obat-obatan yang pasti bisa
0,05. Berarti tidak ada pengaruh Tngkat stres menyembuhkan gejala dispepsi fungsional. Oleh
terhadap kejadian dispepsia fungsional pada karena itu obat-obat yang diberikan hanyalah untuk
mahasiswa program Studi Keperawatan Reguler memberikan rasa nyaman sementara. Kadang-
angkatan 2015-2017 Universitas Esa Unggul. Pada kadang klien sering mengulang obat-obatan yan
kenyataannya stres seperti ini sering dialami oleh dirasakan membantu sementara dengan berlebihan,
mahasiswa. Keadaan ini bisa disebabkan karena yang pada akirnya menyebabkan gangguan absorbsi
proses belajar mengajar yang kurang menarik atau dan gangguan mukosa lambung. Amitriptilin Salah
bisa dikatakan bobot mata kuliah yang berat. Dan satu terapi alternatif dalam pengobatan dispepsia
akhirnya, stres yang ditimbulkan dapat mengurangi fungsional. Bukti mendukung kegunaan amitriptilin
kenyamanan saat mengikuti mata kuliah tersebut dan pada pengobatan dispepsia fungsional pada anak dan
mungkin akan menghambat belajar mahasiswa remaja belum pasti karena masih diteliti lebih lanjut.
(Hidayat, 2012). Stres yang dialami seseorang dapat Pemakaian obat-obatan harus diusahakan atas an-
menimbulkan kecemasan yang erat kaitannya juran dari dokter. Hasil analisis Chi-Square menun-
dengan pola hidup.Akibat dari kelelahan, gangguan jukkan p-value 0,30 > 0,05. Berarti tidak ada
pikiran dan terlalu banyak pekerjaan serta masalah pengaruh pemakaian obat-obatan terhadap dispepsia
keuangan dapat mengakibatkan kecemasan pada diri fungsional pada mahasiswa Program Studi Kepe-
seseorang.Gangguan kecemasan dapat meng- rawatan Reguler angkatan 2015-2017 Universitas
akibatkan berbagai respon fisiologis, diantaranya Esa Unggul.
gangguan pencernaan (Ika, 2010).
Kesimpulan
Pola Makan dan Sindroma Dispepsia Penelitian yang dilakukan pada 64
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Esa Unggul
bahwa mayoritas mahasiswa S1 Keperawatan Uni- regular angkatan 2015-2017 menggambarkan bahwa
versitas Esa Unggul jalur regular angkatan 2015- kejadian sindroma dispepsia fungsional pada maha-
2017 memiliki kebiasaan makan yang tidak teratur, siswa adalah dispepsia ringan, yaitu 54 orang (84,4
yaitu 54 orang (84,4 %). Sedangkan mahasiswa yang %) dan dispepsia sedang 10 orang (15,6%). Keja-
memiliki kebiasaan makan teratur sebanyak 10 dian sindroma dispepsia ini dipengaruhi oleh tingkat
orang (15,6 %). Hal ini menunjukkan bahwa banyak stres, pola makan dan minum obat tanpa anjuran
mahasiswa yang tidak terlalu memperhatikan kebia- dokter. Adapun faktor yang memberikan pengaruh
saan makannya. Mahasiswa sebagai bagian dari terbesar terhadap kejadian sindroma dispepsia
masyarakat Indonesia dan khususnya sebagai gene- adalah tingkat stres. Namun hasil penelitian menun-
rasi penerus bangsa diharapkan memiliki perilaku jukan tingkat stres adalah tingkat stres ringan 54
hidup sehat. Aktivitas yang padat serta kehidupan orang (84,4%) dan tingkat stres sedang 10 orang
sosial pada mahasiswa sangat mempengaruhi (15,6%). Tidak ada yang mengalami tingkat stres
perilaku hidup sehatnya khususnya pola makannya berat. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada masalah
sehari-hari seperti makan yang tidak teratur, tidak yang berarti dengan tingkat stres yang dialami maha-
sarapan pagi atau bahkan tidak makan siang serta siswa Keperawatan Universitas Esa Unggul jalur
sering mengkonsumsi jajanan (Mulia, 2010). Hasil regular angkatan 2015-2017. Namun, minoritas
analisis Chi-Square menunjukkan p-value 0,35 > mahasiswa ada yang mengalami stres dalam kategori
0,05 . Berarti tidak ada pengaruh Pola makan ter- sedang. sebagai suatu respon penyesuaian seseorang
hadap kejadian Dispepsi pada mahasiswa Program terhadap situasi yang dipersepsinya menantang atau
Studi Keperawatan Reguler angkatan 2015-2017. mengancam kesejahteraannya . Hasil Uji statistik
Menurut Akbar (2012, dikutip dari Reuters, 2012), dengan Chi-Square menunjukan Tingkat Stres (p-
remaja sering gagal membuat prioritas kesehatan value 0,25). Pola makan (p-Value 0.35) dan Minum
obat atas anjuran dokter (p-value 0,30). Ketiga Depkes RI. (2015). Profil Kesehatan di Indonesia. di
faktor tersebut menunjukkan p-value > 0,05. akses dari http//www.google.co.id pada
Kesimpula pada penelitian ini adalah tidak ada tanggal 5 Juni 2017 Depkes RI. 2009.
pengaruh tngkat stres, pola makan dan minum obat
terhadap kejadian Dispepsia Fungsional pada maha- Depkes RI. (2016). Profil Kesehatan di Indonesia. di
siswa Program Studi Keperawatan Universitas Esa akses dari http//www.google.co.id pada
Unggul. tanggal 5 Juni 2017 Depkes RI. 2009.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi
sindroma dispepsia.Penelitian selanjutnya di- Djojodiningrat D. (2014). Dispepsia fungsional. In:
harapkan memaparkan lebih banyak lagi faktor- Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata
faktor yang mempengaruhi sindroma dispepsia, M, Setyohadi B, editors. Buku Ajar Ilmu
seperti infeksi bakteri Helicobacter pylori, Indeks Penyakit Dalam Jilid II. 6th ed. Jakarta:
Massa Tubuh (IMT), dan sebagainya. Hasil pene- Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
litian ini juga dapat memberikan informasi kepada dalam Fakultas Kedokteran Universitas
mahasiswa bahwa mengontrol stress, mengatur Pola Indonesia.
makan dan minum obat untuk mengurangi rasa sakit
atas anjuran dokter adalah lebih baik untuk Djojodiningrat D. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit
menghindari sindroma dispepsia fungsional. Dalam : Dispepsia Fungsional. Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Arisman. (2008). Gizi Dalam Daur Kehidupan : Longstreth GF, Lacy BE. (2014). Approach to the
Buku Ajar Ilmu Gizi Edisi 2. Buku adult with dyspepsia.
kedokteran EGC. Jakarta. http://www.uptodate.com/contents/approach
-to-the-adult-with-dyspepsia#H59603517-
Brun, R., Kuo, B,. (2010). Functional Dyspepsia. Diakses pada tanggal 24 Mei 2017.
Therapeutic Advances in Gastroenterology,
145-164.ncbi.nlm.nih.gov.pubmed.diakses Notoatmodjo S. (2010). Metodologi Penelitian
tanggal 7 Juni 2017. Kesehatan. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Depkes RI. (2010). Profil Kesehatan di Indonesia. di Rani AA. (2011). Jacobus A. Buku Ajar
akses dari http//www.google.co.id pada Gastroenterologi. Jakarta Pusat: Interna
tanggal 5 Juni 2017 Depkes RI. 2009. Publishing.