Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
2018
LEMBAR PENGESAHAN
iv
MAKALAH BERJUDUL : KRISIS ADDISON (ACUTE
ADRENAL INSUFICIENCY)
M.Taukhid, S.Kep.Ns.,M.Kep
Disusun oleh :
ii iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkonstribusi dengan memberikan materi baik pikirannya. Dan harapan kami
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik.
Penyusun
2iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................ i
Lembar Pengesahan ...................................................................................... ii
Kata Pengantar ............................................................................................. iii
Daftar Isi....................................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan ...................................................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN ................................................................................ 3
2.1 Definisi ............................................................................................. 3
2.2 Etiologi ............................................................................................. 4
2.3 Manifestasi Klinis ............................................................................. 4
2.4 Patofisiologi ...................................................................................... 5
2.5 WOC ................................................................................................. 6
2.6 Pemeriksaan Penunjang .................................................................... 7
2.7 Penatalaksanaan ................................................................................ 7
2.8 Komplikasi........................................................................................ 8
BAB 3 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ........................................... 9
3.1 Pengkajian ........................................................................................ 9
3.2 Diagnosa ......................................................................................... 11
3.3 Intervensi ........................................................................................ 11
3.4 Implementasi .................................................................................. 12
3.5 Evaluasi .......................................................................................... 13
BAB 4 PENUTUP ....................................................................................... 14
4.1 Kesimpulan ..................................................................................... 14
4.2 Saran ............................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 15
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
dirawat. Dari Bagian Statistik Rumah Sakit Dr.Soetomo pada tahun 1983,
Frekuensi pada laki-laki dan wanita hampir sama. Menurut Thom, laki-laki
56%, dan wanita 44%. Penyakit Addison dapat dijumpai pada semua umur,
tetapi lebih banyak terdapat pada umur 20 – 50 tahun.
1.3.Tujuan
1.3.1 Tujuan secara umum
2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Penyakit Addison adalah kerusakan pada kelenjar adrenal sehingga
tidak memproduksi hormon yang memadai untuk tubuh. Kelenjar adrenal
berada di atas ginjal dan terdiri dari dua bagian, yaitu lapisan luar (korteks)
dan lapisan dalam (medula). Korteks pada kelenjar adrenal berfungsi
memproduksi hormon steroid, termasuk kortisol dan aldosterone, yang
memiliki fungsi penting dalam menjaga keseimbangan garam dan cairan
tubuh. Pada penyakit Addison, kelenjar adrenal hanya sedikit
memproduksi hormon kortisol serta hormon aldosteron. Jika kondisi ini
dibiarkan tanpa pengobatan, penyakit Addison dapat membahayakan tubuh.
3
hormon tersebut melebihi kemampuan kelenjar adrenal untuk
menghasilkan hormon tersebut, yaitu pada penderita dengan kekurangan
hormon kelenjar adrenal yang kronis yang terkena stress atau penyakit.
2.2 Etiologi
Menurut Syaifuddin, 2006 ada beberapa etiologi Adrenal Crisis yaitu :
a. Penyebab primer adalah perdarahan kelenjar adrenal bilateral, trombosis
atau nekrosis selama terjadi sepsis atau ketika mendapat antikoagulan.
Bila kehilangan kelenjar adrenal unilateral tidak akan menyebabkan
insufisiensi adrenal.
b. Penyebab sekunder adalah peripartum pituitary infark (Sheehan`s
syndrom), Pituitary apoplexy ( perdarahan pada kelenjar pituitary),
trauma kepala dengan gangguan batang kelenjar pitutari, tetapi biasanya
tidak seberat pada keadaan adrenal insuficiency primer karena sekresi
aldosteron tidak dipengaruhi.
Etiologi dari krisis Addison ini antara lain adalah infeksi, trauma, tindakan
pembedahan, luka bakar, kehamilan, anestesi umum dan keadaan
hipermetabolik.
4
2
5. Lain lain tergantung dari penyebab, mungkin didapatkan panas badan,
nyeri abdomen dan pinggang yang berhubungan dengan perdarahan
kelenjar adrenal.
2.4 Patofisiologi
Kortek adrenal memproduksi 3 hormon steroid yaitu hormon
glukokortikoid (kortisol), mineralokortikoid (aldosteron,
deoxycoticosterone) dan androgen (dehydroepiandrosterone). Hormon
utama yang penting dalam kejadian suatu krisis
adrenal adalah produksi dari kortisol dan adrenal aldolteron yang sangat
sedikit. Kortisol meningkatkan glukoneogenesis dan menyediakan zat -
zat melalui proteolisis, penghambat sintesis protein, mobilisasi asam
lemak,dan meningkatkan pengambilan asam amino di hati. Kortisol
secara tidak langsung meningkatkan sekresi insulin untuk mengimbangi
hperglikemi tetapi juga menurunkan sensitivitas dari insulin. Kortisol
juga mempunyai efek anti inflamasi untuk mestabilkan lisosom,
menurunkan respon leukositik dan menghambat produksi sitokin.
Aktivitas fagositik dipertahankan tetapi sel mediated imunity hilang pada
keadaan kekurangan kortisol dan mensupresi sintesis adrenokortikotropik
hormon ( ACTH). Aldosteron di keluarkan sebagai respon terhadap
stimulasi dari angiotensin II melalui system renin angiotensin,
hiperkalemi, hiponatremi dan antagonis dopamin.
Efek nya pada target organ primer. Ginjal meningkatkan reabsorpsi dari
natrium dan sekresi dari kalium dan hidrogen. Mekanismenya masih
belum jelas, peningkatan dari natrium dan kalium mengaktivasi enzim
adenosine triphosphatase ( Na/K ATPase) yang bertangung jawab untuk
trasportasi natrium dan juga meningkatkan aktivitas dari
carbonic anhidrase, efek nya adalah meningkatkan volume intravaskuler.
System renin angiotensin-aldosteron tidak dipengaruhi oleh
glukokortikoid eksogen dan kekurangan ACTH mempuyai efek yang
sangat kecil untuk kadar aldosteron kekurangan hormon
5
adrenokortikal menyebabkan efek yang berlawanan dengan hormon ini
dan menyebabkan gejala klinis yang dapat ditemukan pada krisis adrenal.
2.5 WOC
62
2.6 Pemeriksaan Diagnostik
a. Tes darah. Tes ini dilakukan untuk mengetahui kadar gula darah,
natrium, kalium, hormon kortisol, aldosteron, dan adrenokortikotropik
(ACTH), yaitu hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis. Kadar
hormon aldosteron dan gula darah yang rendah serta hormon ACTH
yang tinggi dapat menjadi tanda seseorang menderita penyakit
Addison. Tes darah juga dilakukan untuk mengetahui jumlah antibodi
yang bisa menjadi penyebab terjadinya kondisi autoimun pada
penyakit Addison.
b. Tes stimulasi ACTH. Tes ini dilakukan untuk mengetahui kadar
hormon kortisol di dalam darah sebelum dan sesudah ACTH sintetis
disuntikkan. Tes ini akan menunjukkan kerusakan pada kelenjar
adrenal jika setelah penyuntikkan ACTH sintetis, kadar hormon
kortisol rendah.
c. Tes hormon tiroid. Pada penyakit Addison, kerja kelenjar tiroid
dalam menghasilkan hormon juga akan terpengaruh. Kelenjar tiroid
memproduksi hormon tiroid, yang berperan penting dalam
mengendalikan perkembangan dan metabolisme tubuh.
d. Pencitraan. Pemeriksaan pencitraan, seperti CT scan atau MRI,
dilakukan untuk mengetahui ukuran kelenjar adrenal yang tidak
normal, juga kelainan pada kelenjar pituitari atau hipofisis, guna
mengetahui penyebab dari insufisiensi adrenal.
e. Tes hipoglikemia induksi insulin. Tes ini biasanya dikerjakan bila
dicurigai adanya insufisiensi adrenal sekunder yang disebabkan oleh
gangguan kelenjar hipofisis. Tes hipoglikemia induksi insulin
dilakukan dengan cara memeriksa kadar gula darah dan hormon
kortisol setelah insulin disuntikkan. Orang yang sehat seharusnya
memiliki kadar gula darah yang rendah dan kortisol yang meningkat
setelah diberikan insulin.
2.7 Penatalaksanaan
1) Cairan isotonik seperti NaCl 9% diberikan untuk menambah volume
dan garam.
7
2) Jika penderita hipoglikemi dapat di berikan cairan dextrose 50%
3) Steroid IV secepatnya : dexametason 4 mg atau hydrokortisone 100
mg. Setelah penderita stabil lanjutkan dengan dexametasone 4 mg IV
tiap 12 jam atau hydrokortison 100 mg IV tiap 6-8 jam.
4) Obati penyakit dasarnya seperti infeksi dan perdarahan, untuk infeksi
dapat diberikan antibiotik. 13-14
5) Untuk meningkatkan tekanan darah dapat diberikan dopamin atau
norepineprin.
6) Terapi pengganti mineralokortikoid dengan fludricortisone
7) Penderita harus dikonsultasikan dengan endokrinologist, spesialis
penyakit Infeksi, ahli critical care, kardiologis, ahli bedah.
2.8 Komplikasi
Menurut Smeltzer Susan C, Brenda G. Bare. 2002 terdapat
komplikasi dari adrenal krisis antara lain :
a. Syok (akibat dari infeksi akut atau penurunan asupan garam)
b. Kolaps sirkulasi
c. Dehidrasi
d. Hiperkalemia
e. Sepsis
82
BAB 3
3.1 Pengkajian
1. Pengkajian Primer
a. Airway (jalan nafas) dengan control servikal
Kaji:
Bersihan jalan nafas
Adanya/tidaknya sumbatan jalan nafas
Distress pernafasan
Tanda tanda pendarahan di jalan nafas, muntahan, ederma laring.
b. Breathing dan ventilasi
Kaji:
Frekuensi nafas, usaha dan pergerakan dinding dada
Suara pernafasan melalui hidung atau mulut
Udara yang di keluarkan dari jalan nafas
c. Circulation
Kaji:
Denyut nadi karotis
Tekanan darah
Warna kulit, kelembaban kulit
Tanda tanda pendarahan ekternal dan internal
d. Disability
Kaji:
Tingkat kesadaran
Gerakan ekstremitas
Glasgow Coma Scale (GCS), atau pada anak tentukan: Alert (A),
respon verbal (V), respon nyeri/pain (P), tidak berespon/unresponsip (U).
Ukuran pupil dan respons pupil terhadap cahaya
e. Exposure
Kaji: Tanda-tanda trauma yang ada
2. Pengakajian Sekunder
9
a. Fahrenheit/Suhu
Kaji: Perubahan suhu pasien
b. Get Vital Sign/Tanda-tanda vital secara kontinyu
Kaji:
Tekanan darah
Irama dan kekuatan nadi
Irama, kekuatan dan penggunaan otot bantu
Saturasi oksigen
c. Head to toe
1) Pengkajian kepala, leher dan wajah
Periksa wajah, adakah luka dan laserasi, perubahan tulang wajah
dan jaringan lunak, adakah perdarahan serta benda asing.
Periksa mata, ukuran pupil isokor/anisokor, pupil mengalami
miosis/medriasis, ketajaman mata, ptosis, diplopia.
Hidung, periksa ada perdarahan, perasaan nyeri, krepitasi.
Telinga, periksa adanya nyeri, tinitus, keutuhan membran timpani,
adanya hemotimpanum.
Mulut, faring, mukosa mulut, warna, kelembabab, lesi, tonsil
meradang, adanya nyeri.
Kaji adanya kaku leher
2) Pengkajian dada
Pernafasan: irama, kedalaman dan karakter pernafasan
Pergerakan dinding dada anterior dan posterior
Amati penggunaan otot bantu nafas
3) Abdomen dan pelvis
Struktur tulang pelvis dan keadaan dinding abdomen
Tanda-tanda cedera eksternal, adanya luka tusuk, laserasi, abrasi,
distensi abdomen, jejas.
Nadi femoralis
Bising usus
Distensi abdomen
4) Ekstremitas
210
Pengkajian di ekstremitas meliputi:
Tanda-tanda injuri eksternal
Nyeri
Pergerakan dan kekuatan otot ekstremitas
Iskemia jaringan
Warna kulit
Denyut nadi perifer
5) Inspect the posterior surface: Kaji tanda-tanda adanya jejas.
3.3 Intervensi
11
5. Perubahan ankan urine 2. Ketidak seimbangan
pola nafas outputsesua cairan
6. Perubahan i dengan 3. Monitor berat badan
berat jenis usia ,BB,BJ 4. Monitor serum dan
urine urine elektrolit urine
normal ,HT 5. Monitor serum dan
normal osmolalitas urine
3. Tanda tanda 6. Catat secara akurat
vital normal intake dan output
2. 10-10- Intoleransi
2018 aktifitas 1. Bantu klien
untuk
Batasan mengidentifikasi
karakteristik : Kriteria hasil: aktifitas yang
1. Klien mampu mampu
berpindah dilakukan
secara mandiri 2. Bantu klien
2. Klien mampu latihan gerak
melakukan fisik ROM
aktivitas secara 3. Monitor respon
mandiri fisik
3. Level
kelemahan
normal
3.4 Implementasi
212
4. Monitor status nutrisi pasien
5. Monitor tanda-tanda vital
6. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan
nutrisi yang dibutuhkan pasien.
3.5 Evaluasi
13
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Acute adrenal insufficiency ( Adrenal Crisis ) adalah suatu keadaan
gawat darurat yang berhubungan dengan menurunnya atau kekurangan
hormon yang relatif dan terjadinya kolaps sistem kardiovaskuler dan biasanya
gejala gejalanya non spesifik, seperti muntah dan nyeri abdomen
Penyebab primer adalah perdarahan kelenjar adrenal bilateral,
trombosis atau nekrosis selama terjadi sepsis atau ketika mendapat
antikoagulan. Bila kehilangan kelenjar adrenal unilateral tidak akan
menyebabkan insufisiensi adrenal. Penyebab sekunder adalah peripartum
pituitary infark (Sheehan`s syndrom), Pituitary apoplexy ( perdarahan pada
kelenjar pituitary), trauma kepala dengan gangguan batang kelenjar pitutari,
tetapi biasanya tidak seberat pada keadaan adrenal insuficiency primer karena
sekresi aldosteron tidak dipengaruhi.
4.2 Saran
Penyakit Addison merupakan masalah kesehatan masyarakat karena
penyakit ini merupakan penyakit yang relatif langka dan masih perlu
dipelajari untuk pemahaman yang lebih baik dalam mendeteksi dan
menanggulanginya secara dini.
214
DAFTAR PUSTAKA
15