Sei sulla pagina 1di 20

KRISIS ADDISON (ACUTE ADRENAL INSUFICIENCY)

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Kritis


Dosen Pembimbing :
M.Taukhid, S.Kep.Ns.,M.Kep

Disusun Oleh: KELOMPOK 8

1. Leny Trisna Wardani (201501061)


2. Lutfi Apriliani (201501062)
3. Lutfiana Munadiroh (201501063)
4. Mohamad Arif M (201501065)
5. Moch. Dedi Novianto (201501066)
6. Monica Septiani (201501067)
7. Niky Fisabilla (201501069)
8. Vina Rohmatul Fitria (201501087)
9. Nugroho Eka Prasetya (201501098)
10. Rio Dwi Prasnawo (201501099)
11. Agnes Dwi Elvitasari (201501143)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES KARYA HUSADA KEDIRI

2018
LEMBAR PENGESAHAN

iv
MAKALAH BERJUDUL : KRISIS ADDISON (ACUTE
ADRENAL INSUFICIENCY)

Kediri, 10 Oktober 2018

Makalah ini telah disetujui oleh


Dosen Pembimbing

M.Taukhid, S.Kep.Ns.,M.Kep

Disusun oleh :

1. Leny Trisna Wardani (201501061)


2. Lutfi Apriliani (201501062)
3. Lutfiana Munadiroh (201501063)
4. Mohamad Arif M (201501065)
5. Moch. Dedi Novianto (201501066)
6. Monica Septiani (201501067)
7. Niky Fisabilla (201501069)
8. Vina Rohmatul Fitria (201501087)
9. Nugroho Eka Prasetya (201501098)
10. Rio Dwi Prasnawo (201501099)
11. Agnes Dwi Elvitasari (201501143)

ii iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkonstribusi dengan memberikan materi baik pikirannya. Dan harapan kami
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik.

Karena keterbatasan pengetahuan, kami yakin masih banyak kekurangan


dalam makalah ini. Oleh karena itukami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pare, 10 Oktober 2018

Penyusun

2iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................................ i
Lembar Pengesahan ...................................................................................... ii
Kata Pengantar ............................................................................................. iii
Daftar Isi....................................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan ...................................................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN ................................................................................ 3
2.1 Definisi ............................................................................................. 3
2.2 Etiologi ............................................................................................. 4
2.3 Manifestasi Klinis ............................................................................. 4
2.4 Patofisiologi ...................................................................................... 5
2.5 WOC ................................................................................................. 6
2.6 Pemeriksaan Penunjang .................................................................... 7
2.7 Penatalaksanaan ................................................................................ 7
2.8 Komplikasi........................................................................................ 8
BAB 3 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ........................................... 9
3.1 Pengkajian ........................................................................................ 9
3.2 Diagnosa ......................................................................................... 11
3.3 Intervensi ........................................................................................ 11
3.4 Implementasi .................................................................................. 12
3.5 Evaluasi .......................................................................................... 13
BAB 4 PENUTUP ....................................................................................... 14
4.1 Kesimpulan ..................................................................................... 14
4.2 Saran ............................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 15

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit Addison merupakan penyakit yang ditemukan oleh Addison


tahun 1855, disebabkan oleh kerusakan jaringan adrenal. Penyakit ini biasanya
bersifat autoimun dan autoantibodi adrenal dalam plasma ditemukan pada 75-
80% , namun dapat pula disebabkan oleh hal lain. Penyakit ini muncul
pertama kali sebagai krisis Addison dengan demam , nyeri abdomen. Kolaps
hipotensi ,serta pigmentasi kulit ,dan membrane mukosa akibat konsentrasi
ACTH yang sangat tinggi dalam sirkulasi area yang sering terkena adalah
kulit dan bantalan kuku , jaringan parut , dan mukosa bukal. Diagnosis
dikonfirmasi dengan mengukur kortisol dan ACTH. (Greinstain,ben ,2010)

Sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ yang fungsi utamanya


adalah menghasilkan dan melepaskan hormon-hormon secara langsung ke
dalam aliran darah. Hormone berperan sebagai pembawa pesan untuk
mengkoordinasikan kegiatan berbagai organ tubuh. Salah satu organ utama
dari sistem endokrin adalah kelenjar adrenal. Kelenjar adrenal merupakan
bagian dari suatu sistem yang rumit yang menghasilkan hormon yang saling
berkaitan. Hipotalamus menghasilkan CRH (corticotropin - releasing
hormone). yang merangsang kelenjar hipofisa untuk melepaskan
kortikotropin, yang mengatur pembentukan kortikosteroid oleh kelenjar
adrenal. Fungsi kelenjar adrenal bisa berhenti jika hipofisa maupun
hipotalamus gagal membentuk hormon yang dibutuhkan dalam jumlah yang
sesuai. Kekurangan atau kelebihan setiap hormon kelenjar adrenal bisa
menyebabkan penyakit yang serius. Salah satu penyakit yang ditimbulkan
adalah penyakit Addison.

Penyakit Addison jarang dijumpai, di Amerika Serikat tercatat 0,4 per


100.000 populasi, sedang Di rumah sakit terdapat 1 dari 6.000 penderita yang

1
dirawat. Dari Bagian Statistik Rumah Sakit Dr.Soetomo pada tahun 1983,
Frekuensi pada laki-laki dan wanita hampir sama. Menurut Thom, laki-laki
56%, dan wanita 44%. Penyakit Addison dapat dijumpai pada semua umur,
tetapi lebih banyak terdapat pada umur 20 – 50 tahun.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah definisi dari penyakit Adrenal Krisis?
2. Apakah yang menyebabkan timbulnya penyakit Adrenal Krisis?
3. Gejala apa saja yang dapat ditemukan pada penderita penyakit Adrenal
Krisis?
4. Bagaimana patofisiologi penyakit Adrenal Krisis?
5. Apa saja pemeriksaan diagnostik penyakit Adrenal Krisis?
6. Bagaimana cara mengatasi penyakit Adrenal Krisis?
7. Apa saja komplikasi dari penyakit Adrenal Krisis?
8. Bagaimana konsep asuhan keperawatan dari penyakit Adrenal Krisis?

1.3.Tujuan
1.3.1 Tujuan secara umum

Mengerti tentang Adrenal Krisis dan memahami apa yang harus di


lakukan untuk menangani Adrenal Krisis.

1.3.2 Tujuan khusus


1. Untuk mengetahui definisi Adrenal Krisis
2. Untuk mengetahui penyebab dari Adrenal Krisis
3. Untuk mengetahui gejala orang yang terkena penyakit Adrenal
Krisis
4. Untuk mengetahui patofisiologi dari Adrenal Krisis
5. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic dari Adrenal Krisis
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari Adrenal Krisis
7. Untuk mengetahui komplikasi dari Adrenal Krisis
8. Dapat membuat asuhan keperawatan pada pasien dengan
osteomalasia

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Penyakit Addison adalah kerusakan pada kelenjar adrenal sehingga
tidak memproduksi hormon yang memadai untuk tubuh. Kelenjar adrenal
berada di atas ginjal dan terdiri dari dua bagian, yaitu lapisan luar (korteks)
dan lapisan dalam (medula). Korteks pada kelenjar adrenal berfungsi
memproduksi hormon steroid, termasuk kortisol dan aldosterone, yang
memiliki fungsi penting dalam menjaga keseimbangan garam dan cairan
tubuh. Pada penyakit Addison, kelenjar adrenal hanya sedikit
memproduksi hormon kortisol serta hormon aldosteron. Jika kondisi ini
dibiarkan tanpa pengobatan, penyakit Addison dapat membahayakan tubuh.

Penyakit Addison adalah gangguan yang melibatkan terganggunya


fungsi dari kelenjar korteks adrenal. Hal ini menyebabkan penurunan
produksi dua bahan kimia penting ( hormon ) biasanya dirilis oleh korteks
adrenal: kortisol dan aldosteron (Liotta EA et all 2010).

Acute adrenal insufficiency ( Adrenal Crisis ) adalah suatu keadaan


insufisiensi adrenal akut, tanpa tanda klinis yang khas. Diagnosis krisis
adrenal hanya berdasarkan kemungkinan saja, dan pengobatannya harus
segera diberikan tanpa menunggu hasil laboratorium. ( Price, sylvia anderson
2006). Suatu keadaan gawat darurat yang berhubungan dengan menurunnya atau
kekurangan hormon yang relatif dan terjadinya kolaps sistem kardiovaskuler dan
biasanya gejala gejalanya non spesifik, seperti muntah dan nyeri abdomen.
Krisis Adrenal atau krisis Addison atau Acute Adrenal Insuffiency
adalah suatu insufisiensi adrenal akut yang biasanya ditemukan dalam
keadaan syok pada seseorang yang menderita insufisiensi adrenal yang
sebelumnya tidak diketahui atau pada penderita insufisiensi adrenal yang
kenudian mendapat suatu infeksi bakteri, tindakan operasi, diare atau
penyakit berat lainnya. Krisis terjadi bila kebutuhan fisiologis terhadap

3
hormon tersebut melebihi kemampuan kelenjar adrenal untuk
menghasilkan hormon tersebut, yaitu pada penderita dengan kekurangan
hormon kelenjar adrenal yang kronis yang terkena stress atau penyakit.

2.2 Etiologi
Menurut Syaifuddin, 2006 ada beberapa etiologi Adrenal Crisis yaitu :
a. Penyebab primer adalah perdarahan kelenjar adrenal bilateral, trombosis
atau nekrosis selama terjadi sepsis atau ketika mendapat antikoagulan.
Bila kehilangan kelenjar adrenal unilateral tidak akan menyebabkan
insufisiensi adrenal.
b. Penyebab sekunder adalah peripartum pituitary infark (Sheehan`s
syndrom), Pituitary apoplexy ( perdarahan pada kelenjar pituitary),
trauma kepala dengan gangguan batang kelenjar pitutari, tetapi biasanya
tidak seberat pada keadaan adrenal insuficiency primer karena sekresi
aldosteron tidak dipengaruhi.
Etiologi dari krisis Addison ini antara lain adalah infeksi, trauma, tindakan
pembedahan, luka bakar, kehamilan, anestesi umum dan keadaan
hipermetabolik.

2.3 Manifestasi Klinis


Menurut Elizabeth Corwin, 2009, ada beberapa manifestasi klinis yaitu :
Gejala klinis yang mendukung suatu diagnosis krisis adrenal adalah sebagai
berikut: :
1. Syok yang sulit dijelaskan etiologinya biasanya tidak ada pengaruh dengan
pemberian resusitasi cairan atau vasopresor.
2. Hipotermia atau hipertermia
3. Yang berhubungan dengan kekurangan kortisol yaitu cepat lelah, lemah
badan, anoreksia, mual mual dan muntah , diare, hipoglikemi, hipotensi,
hiponatremi.
4. Yang berhubungan dengan kekurangan hormon aldosteron yaitu
hiperkalemia dan hipotensi berat yang menetap.

4
2
5. Lain lain tergantung dari penyebab, mungkin didapatkan panas badan,
nyeri abdomen dan pinggang yang berhubungan dengan perdarahan
kelenjar adrenal.

2.4 Patofisiologi
Kortek adrenal memproduksi 3 hormon steroid yaitu hormon
glukokortikoid (kortisol), mineralokortikoid (aldosteron,
deoxycoticosterone) dan androgen (dehydroepiandrosterone). Hormon
utama yang penting dalam kejadian suatu krisis
adrenal adalah produksi dari kortisol dan adrenal aldolteron yang sangat
sedikit. Kortisol meningkatkan glukoneogenesis dan menyediakan zat -
zat melalui proteolisis, penghambat sintesis protein, mobilisasi asam
lemak,dan meningkatkan pengambilan asam amino di hati. Kortisol
secara tidak langsung meningkatkan sekresi insulin untuk mengimbangi
hperglikemi tetapi juga menurunkan sensitivitas dari insulin. Kortisol
juga mempunyai efek anti inflamasi untuk mestabilkan lisosom,
menurunkan respon leukositik dan menghambat produksi sitokin.
Aktivitas fagositik dipertahankan tetapi sel mediated imunity hilang pada
keadaan kekurangan kortisol dan mensupresi sintesis adrenokortikotropik
hormon ( ACTH). Aldosteron di keluarkan sebagai respon terhadap
stimulasi dari angiotensin II melalui system renin angiotensin,
hiperkalemi, hiponatremi dan antagonis dopamin.
Efek nya pada target organ primer. Ginjal meningkatkan reabsorpsi dari
natrium dan sekresi dari kalium dan hidrogen. Mekanismenya masih
belum jelas, peningkatan dari natrium dan kalium mengaktivasi enzim
adenosine triphosphatase ( Na/K ATPase) yang bertangung jawab untuk
trasportasi natrium dan juga meningkatkan aktivitas dari
carbonic anhidrase, efek nya adalah meningkatkan volume intravaskuler.
System renin angiotensin-aldosteron tidak dipengaruhi oleh
glukokortikoid eksogen dan kekurangan ACTH mempuyai efek yang
sangat kecil untuk kadar aldosteron kekurangan hormon

5
adrenokortikal menyebabkan efek yang berlawanan dengan hormon ini
dan menyebabkan gejala klinis yang dapat ditemukan pada krisis adrenal.

2.5 WOC

Penyebab sekunder : Penyebab primer:


```````
1. Infeksi 1. Tumor / infeksi di otak
2. Kanker atau kelenjar pituitary
3. Amyloidosis 2. Radiasi
4. Pengangkatan kelenjar 3. Operasi pengangkatan
adrenal bagian hipotalamus

destruksi korteks adrenal

Insufisiensi korteks adrenal

Aldosterone Kortisol Androgen

Penyerapan Na+ Produksi hormon


Glukoneogenesis ACTH
testosteron dan
progesteron
MSH
Kadar K+
Hipoglikemi
Hiperpigmentasi
Hilangnya rambut
Ekskresi air ↑ Lemah Anoreksia, Mual, pubis dan rambut
Muntah, BB ketiak

Volume ekstra sel ↑ MK : Intoleransi Libido


Aktivitas

Dehidrasi Kulit berwarna MK :


MK: Ketidakseimbangan perunggu. Disfungsi
nutrisi kurang dari Lapisan seksual
MK: Kekurangan volume kebutuhan tubuh rambut,rectum,
cairan
vagina, aerola MK :
gelap Gangguan
Citra tubuh

62
2.6 Pemeriksaan Diagnostik
a. Tes darah. Tes ini dilakukan untuk mengetahui kadar gula darah,
natrium, kalium, hormon kortisol, aldosteron, dan adrenokortikotropik
(ACTH), yaitu hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis. Kadar
hormon aldosteron dan gula darah yang rendah serta hormon ACTH
yang tinggi dapat menjadi tanda seseorang menderita penyakit
Addison. Tes darah juga dilakukan untuk mengetahui jumlah antibodi
yang bisa menjadi penyebab terjadinya kondisi autoimun pada
penyakit Addison.
b. Tes stimulasi ACTH. Tes ini dilakukan untuk mengetahui kadar
hormon kortisol di dalam darah sebelum dan sesudah ACTH sintetis
disuntikkan. Tes ini akan menunjukkan kerusakan pada kelenjar
adrenal jika setelah penyuntikkan ACTH sintetis, kadar hormon
kortisol rendah.
c. Tes hormon tiroid. Pada penyakit Addison, kerja kelenjar tiroid
dalam menghasilkan hormon juga akan terpengaruh. Kelenjar tiroid
memproduksi hormon tiroid, yang berperan penting dalam
mengendalikan perkembangan dan metabolisme tubuh.
d. Pencitraan. Pemeriksaan pencitraan, seperti CT scan atau MRI,
dilakukan untuk mengetahui ukuran kelenjar adrenal yang tidak
normal, juga kelainan pada kelenjar pituitari atau hipofisis, guna
mengetahui penyebab dari insufisiensi adrenal.
e. Tes hipoglikemia induksi insulin. Tes ini biasanya dikerjakan bila
dicurigai adanya insufisiensi adrenal sekunder yang disebabkan oleh
gangguan kelenjar hipofisis. Tes hipoglikemia induksi insulin
dilakukan dengan cara memeriksa kadar gula darah dan hormon
kortisol setelah insulin disuntikkan. Orang yang sehat seharusnya
memiliki kadar gula darah yang rendah dan kortisol yang meningkat
setelah diberikan insulin.

2.7 Penatalaksanaan
1) Cairan isotonik seperti NaCl 9% diberikan untuk menambah volume
dan garam.

7
2) Jika penderita hipoglikemi dapat di berikan cairan dextrose 50%
3) Steroid IV secepatnya : dexametason 4 mg atau hydrokortisone 100
mg. Setelah penderita stabil lanjutkan dengan dexametasone 4 mg IV
tiap 12 jam atau hydrokortison 100 mg IV tiap 6-8 jam.
4) Obati penyakit dasarnya seperti infeksi dan perdarahan, untuk infeksi
dapat diberikan antibiotik. 13-14
5) Untuk meningkatkan tekanan darah dapat diberikan dopamin atau
norepineprin.
6) Terapi pengganti mineralokortikoid dengan fludricortisone
7) Penderita harus dikonsultasikan dengan endokrinologist, spesialis
penyakit Infeksi, ahli critical care, kardiologis, ahli bedah.
2.8 Komplikasi
Menurut Smeltzer Susan C, Brenda G. Bare. 2002 terdapat
komplikasi dari adrenal krisis antara lain :
a. Syok (akibat dari infeksi akut atau penurunan asupan garam)
b. Kolaps sirkulasi
c. Dehidrasi
d. Hiperkalemia
e. Sepsis

82
BAB 3

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

1. Pengkajian Primer
a. Airway (jalan nafas) dengan control servikal
Kaji:
 Bersihan jalan nafas
 Adanya/tidaknya sumbatan jalan nafas
 Distress pernafasan
 Tanda tanda pendarahan di jalan nafas, muntahan, ederma laring.
b. Breathing dan ventilasi
Kaji:
 Frekuensi nafas, usaha dan pergerakan dinding dada
 Suara pernafasan melalui hidung atau mulut
 Udara yang di keluarkan dari jalan nafas
c. Circulation
Kaji:
 Denyut nadi karotis
 Tekanan darah
 Warna kulit, kelembaban kulit
 Tanda tanda pendarahan ekternal dan internal
d. Disability
Kaji:
 Tingkat kesadaran
 Gerakan ekstremitas
 Glasgow Coma Scale (GCS), atau pada anak tentukan: Alert (A),
respon verbal (V), respon nyeri/pain (P), tidak berespon/unresponsip (U).
 Ukuran pupil dan respons pupil terhadap cahaya
e. Exposure
 Kaji: Tanda-tanda trauma yang ada
2. Pengakajian Sekunder

9
a. Fahrenheit/Suhu
Kaji: Perubahan suhu pasien
b. Get Vital Sign/Tanda-tanda vital secara kontinyu
Kaji:
 Tekanan darah
 Irama dan kekuatan nadi
 Irama, kekuatan dan penggunaan otot bantu
 Saturasi oksigen
c. Head to toe
1) Pengkajian kepala, leher dan wajah
 Periksa wajah, adakah luka dan laserasi, perubahan tulang wajah
dan jaringan lunak, adakah perdarahan serta benda asing.
 Periksa mata, ukuran pupil isokor/anisokor, pupil mengalami
miosis/medriasis, ketajaman mata, ptosis, diplopia.
 Hidung, periksa ada perdarahan, perasaan nyeri, krepitasi.
 Telinga, periksa adanya nyeri, tinitus, keutuhan membran timpani,
adanya hemotimpanum.
 Mulut, faring, mukosa mulut, warna, kelembabab, lesi, tonsil
meradang, adanya nyeri.
 Kaji adanya kaku leher
2) Pengkajian dada
 Pernafasan: irama, kedalaman dan karakter pernafasan
 Pergerakan dinding dada anterior dan posterior
 Amati penggunaan otot bantu nafas
3) Abdomen dan pelvis
 Struktur tulang pelvis dan keadaan dinding abdomen
 Tanda-tanda cedera eksternal, adanya luka tusuk, laserasi, abrasi,
distensi abdomen, jejas.
 Nadi femoralis
 Bising usus
 Distensi abdomen
4) Ekstremitas

210
Pengkajian di ekstremitas meliputi:
 Tanda-tanda injuri eksternal
 Nyeri
 Pergerakan dan kekuatan otot ekstremitas
 Iskemia jaringan
 Warna kulit
 Denyut nadi perifer
 5) Inspect the posterior surface: Kaji tanda-tanda adanya jejas.

3.2 Diagnosa Keperawatan

1. Kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan


dengan ketidakseimbangan input dan output.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
3. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia
.

3.3 Intervensi

No Tanggal Diagnosa NOC NIC

1. 10-10- Kelebihan volume  Electrolit and Fluid management


2018 cairan base balace 1. Monitor tanda-tanda vital
Hydration 2. Monitor masukan
Batasan makanan/cairan dan hitung
karakteristik : Kriteria hasil: intake kalori
1. Gangguan 1. Terbebas 3. Monitor berat badan
elektrolit dari 4. Pertahankan intake dan output
2. Ansietas kelelahan, yang akurat
3. Perubahan kecemasan Fluid monitoring
tekanan darah atau 1. Tentukan riwayat jumlah
4. Perubahan kebingunan dan tipe intake cairan
status mental 2. Mempertah dan eliminasi

11
5. Perubahan ankan urine 2. Ketidak seimbangan
pola nafas outputsesua cairan
6. Perubahan i dengan 3. Monitor berat badan
berat jenis usia ,BB,BJ 4. Monitor serum dan
urine urine elektrolit urine
normal ,HT 5. Monitor serum dan
normal osmolalitas urine
3. Tanda tanda 6. Catat secara akurat
vital normal intake dan output
2. 10-10- Intoleransi
2018 aktifitas 1. Bantu klien
untuk
Batasan mengidentifikasi
karakteristik : Kriteria hasil: aktifitas yang
1. Klien mampu mampu
berpindah dilakukan
secara mandiri 2. Bantu klien
2. Klien mampu latihan gerak
melakukan fisik ROM
aktivitas secara 3. Monitor respon
mandiri fisik
3. Level
kelemahan
normal

3.4 Implementasi

No Tanggal Diagnosa Implementasi TTD

1. 10-10- Kekurangan 1. Monitor intake dan output cairan


2018 volume cairan 2. Monitor masukan makanan/cairan
dan hitung intake kalori
3. Monitor turgor kulit dan adanya
kehausan

212
4. Monitor status nutrisi pasien
5. Monitor tanda-tanda vital
6. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan
nutrisi yang dibutuhkan pasien.

2. 10-10- Intoleransi 1. Bantu klien untuk


2018 aktifitas mengidentifikasi aktifitas
yang mampu dilakukan
2. Bantu klien latihan gerak
fisik
3. Monitor respon fisik

3.5 Evaluasi

S : Data subyektif meliputi data yang dikeluhkan oleh pasien

O : Data obyektif meliputi hasil pemeriksaan

A : Analisis meliputi masalah teratasi, masalah teratasi sebagian dan masalah


tidak teratasi

P : Rencana tindakan yang akan kita lakukan

13
BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Acute adrenal insufficiency ( Adrenal Crisis ) adalah suatu keadaan
gawat darurat yang berhubungan dengan menurunnya atau kekurangan
hormon yang relatif dan terjadinya kolaps sistem kardiovaskuler dan biasanya
gejala gejalanya non spesifik, seperti muntah dan nyeri abdomen
Penyebab primer adalah perdarahan kelenjar adrenal bilateral,
trombosis atau nekrosis selama terjadi sepsis atau ketika mendapat
antikoagulan. Bila kehilangan kelenjar adrenal unilateral tidak akan
menyebabkan insufisiensi adrenal. Penyebab sekunder adalah peripartum
pituitary infark (Sheehan`s syndrom), Pituitary apoplexy ( perdarahan pada
kelenjar pituitary), trauma kepala dengan gangguan batang kelenjar pitutari,
tetapi biasanya tidak seberat pada keadaan adrenal insuficiency primer karena
sekresi aldosteron tidak dipengaruhi.

4.2 Saran
Penyakit Addison merupakan masalah kesehatan masyarakat karena
penyakit ini merupakan penyakit yang relatif langka dan masih perlu
dipelajari untuk pemahaman yang lebih baik dalam mendeteksi dan
menanggulanginya secara dini.

214
DAFTAR PUSTAKA

Bruner, Suddarth.2001. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol 1.


Jakarta:EGC

Corwin, Elizabeth J. 2009. Patofisiologi: Buku Saku Edisi 3. Jakarta: EGC.

Joan Hoffman. 911 Adrenal crisis / Crisis Addison / Adrenal Insuficiency in :


Cushing`s Help and support ; June 2002 available from ;
http://www.cushinghelp.com/911.htm

Marina martin MD. Adrenal insufficiency; available at: http://www.ctm


.stanford.edu/06-07/adrenalinsuff-martin-9-18-06.pdf

15

Potrebbero piacerti anche