Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
1 / Januari 2019
ABSTRACT
Background: The prevalence of cervical cancer in West Sumatra was 0.9 per 1,000
population in 2013. This data exceeds Indonesia's prevalence of 0.8 per 1,000 population.
Lack of participation in early detection of cervical cancer through IVA test are as indirect
causes of the high prevalence of cervical cancer. This study aims to determine the factors
influenced to women’s practice on IVA test at the Padang City Health Center in 2018.
Method: This research is an explanatory research with a cross-sectional approach,
conducted from February to October 2018. The population of this study were fertile age
women who visited Alai Health Center and Pegambiran Health Center with size sample of
110 respondents. Consecutive sampling method was employed to select the respondent. Data
collection was conducted by interview using a questionnaire. Data were analyzed by Chi-
Square statistical test and logistic regression with a confidence level of 95%.
Results: The results of the study showed that 60% of respondents had never detected IVA test.
The results of the statistical test showed that there was a significant relationship between the
level of knowledge with p value 0,000, attitude with p value 0.041, access to information with
p value 0,000 and husband support with p value 0,000 and the IVA test. The results of
multivariate analysis showed that the most dominant variables affected the participation of
women in cancer early detection through IVA tests, was husband's support with p value 0,000
and Odds Ratio 46,693, which means respondents who supported by husbands were likely to
do IVA test 46 times compared to those not supported . Therefore the dissemination of
information was not only provided to women but also men including husbands in order to
motivate women for IVA test.
Keywords: Cervical cancer, IVA test, knowledge, attitude, fertile age women, husband
support
ABSTRAK
Latar Belakang: Pada tahun 2013 prevalensi kanker serviks di Sumatera Barat adalah 0,9 per
1.000 penduduk. Data ini melebihi prevalensi Indonesia 0,8 per 1.000 penduduk. Kurangnya
pengetahuan masyarakat mengenai kanker serviks dan cara deteksi dininya merupakan faktor
penyebab tidak langsung tingginya prevalensi kanker serviks. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi wanita usia subur dalam tes
IVA di Puskesmas Kota Padang tahun 2018.
Metode: Penelitian ini merupakan riset eksplanatori dengan pendekatan Cross-sectional,
dilakukan dari bulan Februari sampai Oktober 2018. Populasi penelitian ini adalah wanita
usia subur yang mengunjungi Puskesmas Alai dan Puskesmas Pegambiran dengan jumlah
sampel sebanyak 110 responden. Metode pengambilan sampel menggunakan metode
consecutive sampling. Pengumpulan data dengan wawancara menggunakan kuesioner. Data
dianalisis dengan uji statistik Chi-Square dan regresi logistik dengan tingkat kepercayaan
95%.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa 60% responden belum pernah melakukan deteksi
tes IVA. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara tingkat
68
Faktor yang Berhubungan dengan… (Miftahil F., Aprianti, Azrimaidaliza)
pengetahuan dengan p value 0,000, sikap dengan p value 0,041, akses informasi dengan p
value 0,000 dan dukungan suami dengan p value 0,000 dengan tes IVA. Hasil analisis
multivariat menunjukkan bahwa variabel yang paling dominan mempengaruhi partisipasi
wanita dalam deteksi dini kanker servis melalui tes IVA, yaitu dukungan suami dengan p
value 0,000 dan Odds Ratio 46,693 yang artinya responden yang didukung suami
memungkinkan melakukan tes IVA sebesar 46 kali dibanding dengan yang tidak didukung.
Oleh karena itu penyebaran informasi tidak saja diberikan kepada para wanita usia subur
tetapi juga kepada para pria termasuk suami agar dapat ikut memotivasi para wanita untuk tes
IVA.
Kata Kunci: Kanker serviks, tes IVA, pengetahuan, sikap, wanita usia subur, dukungan suami
69
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 14 / No. 1 / Januari 2019
tes inspeksi visual asam asetat (IVA), tes persentase pencapaian 6,77%. Berdasarkan
high-risk type (HPV), kolposkopi, dan studi pendahuluan, melalui wawancara
sitologi berbasis cairan.(5) Dari beberapa dengan pemegang program IVA diketahui
macam metode dalam deteksi dini kanker masih belum meluasnya penyebaran
serviks, tes IVA menjadi metode yang saat informasi melalui promosi kesehatan
ini menjadi program pemerintah di seluruh tentang tes IVA sehingga banyak WUS
puskesmas di Indonesia, yaitu dengan ragu untuk ikut berpartisipasi tes IVA.
gerakan pencegahan dan deteksi dini Salah satu kendala pelaksanaan tes IVA
kanker pada perempuan Indonesia. karena banyak ibu/WUS yang malu untuk
Kegiatan ini merupakan bagian dalam periksa IVA.(7) Penelitian lain menemukan
mewujudkan masyarakat hidup sehat dan faktor yang mempengaruhi keikutsertaan
berkualitas, hal ini sesuai dengan WUS dalam tes IVA adalah faktor
tercapainya Nawacita kelima yaitu pengetahuan. WUS dengan pengetahuan
meningkatkan kualitas hidup manusia. yang baik, memiliki kemungkinan untuk
Pemeriksaan IVA merupakan program melakukan tes IVA sebesar 9,6 kali
yang tercantum dalam Keputusan Menteri dibandingkan WUS dengan pengetahuan
Kesehatan Republik Indonesia No. yang kurang baik.(8)
796/MENKES/SK/VII/2010 tentang Berdasarkan uraian diatas, peneliti
pedoman teknis pengendalian kanker tertarik untuk mengetahui faktor-faktor
serviks dan payudara.(6) yang berhubungan dengan keikutsertaan
Berdasarkan data dari Dinas Wanita Usia Subur (WUS) dalam deteksi
Kesehatan Kota Padang pada tahun 2017, dini kanker serviks metode IVA di
diantara 22 Puskesmas yang ada di Kota Puskesmas Kota Padang tahun 2018.
Padang, Puskesmas Alai adalah salah satu
puskesmas dengan angka cakupan deteksi METODE
dini kanker serviks yang tinggi dengan Penelitian ini merupakan penelitian
persentase 48,64%, namun angka ini masih explanatory dengan pendekatan cross
belum mencapai target nasional yang sectional. Penelitian dilakukan dari bulan
menetapkan targetan 50% WUS Februari hingga Oktober 2018 dengan
melakukan deteksi dini kanker serviks jumlah sampel sebanyak 110 responden
metode IVA .(4) Sedangkan Puskesmas yang dipilih berdasarkan metode
yang memiliki angka cakupan deteksi dini consecutive sampling yaitu sampel dipilih
kanker serviks metode IVA yang rendah berdasarkan wanita usia subur menikah
adalah Puskesmas Pegambiran dengan yang datang ke poli KIA/KB puskesmas
70
Faktor yang Berhubungan dengan… (Miftahil F., Aprianti, Azrimaidaliza)
Tabel 1. Distribusi frekuensi WUS dalam deteksi dini kanker serviks metode IVA di
Puskesmas Kota Padang Tahun 2018
Variabel F %
Keikutsertaan Deteksi Dini Metode IVA
Pernah 44 39,1
Tidak Pernah 66 60,9
Umur
< 40 tahun 61 55,4
≥ 40 tahun 49 44,5
Jenis Pekerjaan
Bekerja 23 20,9
Tidak bekerja 87 79,1
Tingkat Pengetahuan
Baik 48 43,6
Kurang 62 56,4
Sikap
Positif 42 38,2
Negatif 68 61,8
Keterjangkauan Jarak
Dekat 102 92,7
Jauh 8 7,3
Akses Informasi
Mendapatkan informasi 55 50
Tidak mendapatkan informasi 55 50
Dukungan Suami
Mendukung 36 32,7
Tidak mendukung 74 67,3
71
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 14 / No. 1 / Januari 2019
Lebih dari separuh responden dengan tes IVA dapat disebabkan karena
memiliki tingkat pengetahuan yang kurang tingkat pengetahuan WUS yang kurang
mengenai kanker serviks dan deteksi dini yang akhirnya membentuk sikap negatif
kanker serviks dengan tes IVA (56,4%), terhadap tes, didukung oleh faktor
hal ini didukung dari hasil wawancara lingkungan terutama suami yang melarang
dengan bidan puskesmas bahwa mereka untuk tes.(10)
penyuluhan tentang tes IVA belum sering Menurut teori Green, reinforcing
dilakukan, hanya sekali saja pada saat ibu factor juga sebagai faktor penentu perilaku
datang ke poli KIA sehingga masih banyak seseorang, terutama sikap lingkungan
ibu yang belum yakin akan manfaatnya. terdekat dalam hal ini suami sangat
Demikian juga 61,8% responden bersikap menentukan dalam bertindak tes IVA.(11)
negatif terhadap tes IVA (61,8%), mereka Suami sebagai kepala keluarga dalam
berpendapat bahwa bila belum merasa ada masyarakat patriakhal sangat berperan
kelainan, belum perlu tes IVA. Walaupun sebagai pengambil keputusan dalam
dalam hal jarak rumah responden dengan kesehatan keluarga termasuk istri.
layanan tes IVA sebagian besar merasa Sehingga informasi tentang tes IVA tidak
dekat dengan puskesmas (89%), tetapi hanya para WUS yang perlu diberikan
sebagian besar suami mereka tidak penyuluhan tentang IVA tetapi suami
mendukung untuk tes IVA (67,3%) mereka juga perlu mendapatkan informasi
sehingga hal ini mempengaruhi keputusan yang benar sehingga mereka dapat
WUS untuk melakukan tes. memberikan dukungan kepada para istri
Secara teori, tindakan mengikuti untuk tes.(12)
deteksi dini kanker serviks dengan tes IVA Tabel 2 menunjukkan bahwa terdapat
merupakan bagian dari perilaku yang hubungan yang signifikan antara tingkat
mendukung kesehatan. Notoatmodjo pengetahuan (p value 0,000), sikap (p
mendefinisikan perilaku kesehatan sebagai value 0,041), akses informasi (p value
perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk 0,000), dan dukungan suami (p value
memelihara atau menjaga kesehatan agar 0,000) dengan keikutsertaan WUS dalam
tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan tes IVA. Sedangkan umur, jenis pekerjaan
jika sakit. Dari hasil penelitian ini dan keterjangkauan jarak secara statistic
ditemukan bahwa rendahnya keikutsertaan tidak berhubungan dengan keikutsertaan
WUS dalam deteksi dini kanker serviks WUS dalam tes IVA.
72
Faktor yang Berhubungan dengan… (Miftahil F., Aprianti, Azrimaidaliza)
Tabel 2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan keikutsertaan WUS dalam tes IVA
Tabulasi silang menunjukkan bahwa umur <40 tahun dan kelompok umur ≥40
responden yang tidak tes IVA lebih banyak tahun. Usia 40 tahun dijadikan batasan
pada yang berumur lebih dari 40 tahun karena prevalensi kanker serviks
(61,2%) dibanding yang <40 tahun , lebih kebanyakan terjadi pada umur 40–50 tahun
banyak pada yang tidak bekerja (63,2%), dan membutuhkan waktu sekitar 10 tahun
berpengetahuan kurang (85,5%), bersikap bagi lesi pra kanker untuk berubah menjadi
negatif (69,1%), merasa jauh dari layanan kanker serviks, sehingga deteksi dini perlu
(75%), kurang mendapatkan informasi dilakukan 10 tahun lebih awal atau dalam
(94,5%) dan tidak mendapat dukungan umur <40 tahun. Semakin bertambah
suami (84,8%). Dalam penelitian ini umur, seseorang semakin rentan terhadap
terdapat 2 kelompok umur, yaitu kelompok penyakit kanker cervik, tetapi bila tingkat
73
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 14 / No. 1 / Januari 2019
74
Faktor yang Berhubungan dengan… (Miftahil F., Aprianti, Azrimaidaliza)
75
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 14 / No. 1 / Januari 2019
deteksi dini kanker serviks metode IVA, disimpulkan bahwa tidak terdapat
namun juga harus tercerminkan dalam hubungan yang signifikan antara
sikap. WUS dengan sikap positif akan keterjangkauan jarak dengan keikutsertaan
mempengaruhi keinginan WUS untuk mau WUS dalam tes IVA. Hasil ini tidak
melakukan deteksi dini kanker serviks sejalan dengan penelitian Nurhasanah, dkk
(13)
metode IVA. (2016) dan Siska H (2017) bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara jarak
Keterjangkauan Jarak Layanan Tes dengan keikutsertaan WUS dalam deteksi
IVA dini kanker serviks. Menurut teori L.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Green faktor keterjangkauan jarak
sebagian besar responden memiliki jarak merupakan faktor pemungkin yang
rumah yang dekat dengan Puskesmas memungkinkan seseorang untuk
(92,7%). Hasil ini sejalan dengan melakukan tindakan kesehatan dan
penelitian J.Melorose bahwa sebagian menjangkau pelayanan kesehatan. Tidak
besar responden memiliki jarak rumah terbuktinya hipotesis penelitian dalam hal
yang dekat/terjangkau dengan puskesmas ini dapat disebabkan karena meskipun
(82,4%). Jarak adalah rentang yang harus memiliki jarak rumah jauh, WUS dapat
ditempuh seseorang dari suatu tempat ke mengakses informasi mengenai kanker
tempat yang dituju. Jarak sangat serviks dan deteksi dini kanker serviks
mempengaruhi seseorang untuk melakukan metode IVA melalui internet sehingga
tindakan kesehatan. Semakin dekat jarak mempengaruhi kunjungan WUS ke
maka semakin mendukung seseorang Puskesmas untuk melakukan deteksi dini
untuk bisa melakukan kunjungan ke kanker serviks metode IVA.
pelayanan kesehatan dan sebaliknya,
semakin jauh jarak semakin menjadi Akses Informasi tentang Kanker Serviks
hambatan bagi sesorang untuk melakukan dan Tes IVA dari Puskesmas
kunjungan ke pelayanan kesehatan. Dalam Hasil penelitian menunjukkan
upaya penjangkauan WUS di berbagai terdapat hubungan yang signifikan antara
bagian wilayah perlu dilakukan akses informasi dengan keikutsertaan
peningkatan koordinasi antara puskesmas WUS dalam deteksi dini kanker serviks
wilayah dengan puskesmas pembantu atau metode IVA dengan nilai p value 0,000.
kader kesehatan.(16) Separuh responden tidak memperoleh
Berdasarkan uji statistik diperoleh informasi mengenai kanker serviks dan
nilai p-value > 0,05 (p=0,637) maka dapat deteksi dini kanker serviks metode IVA
76
Faktor yang Berhubungan dengan… (Miftahil F., Aprianti, Azrimaidaliza)
(50%). Hal ini karena belum semua kanker serviks dengan metode IVA oleh
masyarakat terutama WUS mendapatkan stakeholder sehingga meningkatkan akses
informasi tentang bahaya kanker servik informasi masyarakat. (19)
dan tes deteksi dini kanker. Kurangnya
informasi ini dari puskesmas membuat Dukungan Suami
masyarakat kurang memahami dan kurang Hasil penelitian menunjukkan bahwa
peduli terhadap bahaya kanker servik yang sebagian besar suami tidak memberikan
dapat dicegah sejak dini. Selain itu dukungan kepada WUS untuk mengikuti
masyarakat yang tidak faham menjadi deteksi dini kanker serviks melalui tes IVA
mudah takut akan tesnya dan cenderung (67,3%). Terdapat hubungan yang
menghindar untuk tes. signifikan antara dukungan suami dengan
Kemudahan akses informasi akan keikutsertaan WUS dalam tes IVA dengan
memungkinkan terwujudnya perubahan nilai p-value < 0,05 (p value 0,000) Hasil
perilaku kesehatan khususnya pelaksanaan ini sesuai dengan penelitian Wahyuni. Hal
deteksi dini kanker serviks. Akses ini ditunjukkan dengan tidak adanya
informasi dapat diperoleh melalui media partisipasi suami untuk menemani istri
elektronik, media cetak, internet, dan melakukan tes IVA sebesar 88,2%.(20)
sebagainya. Informasi juga dapat diterima Masih banyaknya suami yang melarang tes
melalui petugas langsung dalam bentuk IVA.
penyuluhan, melalui siaran dikelompok- Suami yang merupakan bagian dari
kelompok, dan melalui media massa.(17)(18) keluarga yang memiliki pemahaman baik
Menurut Green (2005) mudah atau sulitnya mengenai perilaku sehat akan memberikan
akses informasi tentang kesehatan dukungan kepada istri. Dukungan suami
menentukan tingkat pengetahuan dan sikap dapat memberikan keuntungan emosional
yang akhirnya membentuk perilaku yaitu memberikan rasa nyaman dan
masyarakat. Untuk meningkatkan akses memberikan semangat bagi individu untuk
informasi yang diterima WUS selain melaksanakan tindakan kesehatan. Oleh
dilakukan melalui media cetak dan media karena itu peran suami sangat penting
elektronik juga dapat lebih maksimal terhadap tindakan individu khususnya
dengan melakukan penyuluhan baik secara dalam tindakan deteksi dini kanker serviks.
formal (sosialisasi) ataupun informal Untuk meningkatkan dukungan
(seperti arisan, kelompok pengajian ibu- suami, maka dapat dilakukan dengan
ibu). Perlu dilakukan intensitas sosialisasi memberikan brosur/leaflet kepada WUS
mengenai kanker serviks dan deteksi dini agar nantinya bisa diberikan kepada
77
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 14 / No. 1 / Januari 2019
pria/suami serta menjadikan suami WUS pentingnya deteksi dini kanker serviks
sebagai sasaran penyuluhan tentang metode IVA.
Tabel 3. Model akhir analisis multivariat pengaruh tingkat pengetahuan, akses informasi
dan dukungan suami terhadap partisipasi WUS dalam tes IVA
78
Faktor yang Berhubungan dengan… (Miftahil F., Aprianti, Azrimaidaliza)
79
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 14 / No. 1 / Januari 2019
80