Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
ABSTRACT
This research aims to understand PT. Transjakarta performace through analysis of commuter’s
satisfaction level in Transjakarta bus’ facility based on Minimum Service Standard (MSS). Questionnaire
technique used to collect data, in which 100 respondents of Transjakarta bus commuter were engaged
as sample. It then tested by validity and reliability tests. Fishben, Importance‐Performace Analysis (IPA)
and Customer Satisfaction Index (CSI) were further used as analysis models. The outcome of validity and
reliability tests suggest 43 points of respondents’ statements were valid and reliable. In addition,
Fishben, Importance‐Performace Analysis (IPA) analysis model proposes that the performance of PT.
Transjakarta is in between good level of 40,34 and very good level of 59,20. Based on that model, PT.
Transjakarta has fourteen attributes needs prioritising. On the other hand, Customer Satisfaction Index
(CSI) model shows nine attributes matched the commuter’s expectation and satisfaction level. In
conclusion, PT. Transjakarta receives overall score of 74% satisfaction level.
Key words: perception, satisfaction, service standard.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja PT. Transjakarta melalui analisis tingkat kepuasan
penumpang pada fasilitas pelayanan berbasis standar pelayanan minimal (SPM). Sampel yang diambil
adalah penumpang bus transjakarta berjumlah 100 responden. Teknik pengumpulan data dengan
menggunakan kuesioner, kemudian diuji dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Analisis
data menggunakan model sikap fishbein, important performance analysis (IPA), dan customer
satisfaction index (CSI). Hasil uji validitas dan uji reliabilitas menunjukkan bahwa 43 butir pernyataan
kepada responden dinyatakan valid dan reliabel. Dari hasil analisis model sikap fishbein, kinerja PT.
Transjakarta menunjukkan kategori baik 40,34 dan kategori sangat baik 59,20. Berdasarkan important
performance analysis (IPA) dan penerapan strategi PT. Transjakarta memiliki 14 atribut yang harus
diprioritaskan dan sembilan atribut yang sudah sesuai dengan harapan penumpang, serta kepuasan
penumpang customer satisfaction index (CSI) PT. Transjakarta termasuk kategori satisfied (puas)
dengan nilai 74%.
Kata kunci: kepuasan, persepsi, standar pelayanan.
Arifin AM, D Gemina, dan E Silaningsih. 2015. Analisis tingkat kepuasan penumpang pada fasilitas
pelayanan bus transjakarta berbasis standar pelayanan minimal (SPM). Jurnal Sosial Humaniora
6(2): 104 ‐ 121.
Jurnal Sosial Humaniora ISSN 2087‐4928 Volume 6 Nomor 2, Oktober 2015 105
jawabkan serta mempunyai batas waktu SPM harus mengandung unsur‐unsur jenis
pencapaian. SPM disesuaikan dengan pelayanan dasar, indikator SPM, dan batas waktu
perkembangan kebutuhan, prioritas, dan pencapaian. Secara garis besar dapat
kemampuan keuangan nasional dan daerah serta digambarkan bagan alur kerangka pikiran yang
kemampuan kelembagaan dan personil daerah dapat dilihat pada Gambar 1.
dalam bidang yang bersangkutan. Penyusunan
TRANSJAKARTA
SPM Transjakarta
Kehandalan
Keamanan dan Keselamatan
Kemudahan
Kenyamanan
Operasionalisasi Variabel
Adapun operasionalisasi variabel dapat dilihat
pada Tabel 2.
Tabel 2. Operasionalisasi variabel
Konsep Sub Satuan Ukuran
Variabel Sub Variabel Indikator
Variabel Harapan Kinerja
SPM adalah Kehandalan Transjakarta Rencana Headway dan Sangat Jeda
janji yang & Pelayanan menjamin Ketepatan Headway Penting Waktu ≤
diberikan kehandalan S.D 5 Menit
organisasi operasional, Sangat S,D Jeda
penyelenggara termasuk Tidak Waktu ≥
jasa kepada kesiapan Penting 15
pelanggannya operasional Menit
atas kualitas bis, sarana Waktu Menaikkan dan Sangat Halte
minimal yang dan Menurunkan Penting Kecil ≤
akan diterima prasarana, Penumpang (Dweel S.D 20 Detik
saat menikmati sistem Time) Sangat Halte
jasa yang operasi. Tidak Besar ≤
diberikannya. (Transjakarta Penting 30 Detik
Peraturan 2011) S.D > 1
pemerintah Menit
Nomor 65 Jarak Antara Pintu Bus Sangat Sangat
tahun 2005 dan Halte Penting Dekat ≤
pedoman S.D 200 Mm
penyusunan Sangat S.D
dan penerapan Tidak Tidak
Standar Penting Dekat ≥
Pelayanan 370 Mm.
Minimal. Kecepatan Perjalanan Sangat 18‐30
(Transjakarta Penting Km/Jam
2011) S.D S.D ≥ 61
Sangat Km/Jam
Tidak
Penting
Kehandalan Armada Sangat ≤ 10
Penting Kejadian
S.D S.D ≥ 26
Sangat Kejadian
Tidak
Penting
Konsistensi Jam Sangat Jam
Pelayanan Penting buka ≤
S.D 05.00
Sangat s.d ≥
Tidak 08.00
Penting dan jam
tutup
23.00
s.d
19.00
Keselamatan Transjakarta Keamanan di Halte Sangat 1
dan menjamin Penting kejadian
keamanan keamanan S.D s.d > 5
dan Sangat kejadian
108 Arifin et al. Analisis tingkat kepuasan penumpang
keselamatan Tidak
pelanggan Penting
saat Keamanan di Bus Sangat 1
menikmati Penting kejadian
Busway S.D s.d > 5
(Transjakarta Sangat kejadian
2011) Tidak
Penting
Keselamatan di Halte Sangat 1
Penting kejadian
S.D s.d > 5
Sangat kejadian
Tidak
Penting
Keselamatan di Bus Sangat 1
Penting kejadian
S.D s.d > 5
Sangat kejadian
Tidak
Penting
Keselamatan di Jalur Sangat 1
Busway Penting kejadian
S.D s.d > 5
Sangat kejadian
Tidak
Penting
Kemudahan Transjakarta Kemudahan Sangat Sangat
menjamin Mendapatkan Informasi Penting mudah
bahwa S.D s.d tidak
pelanggan Sangat mudah
bisa Tidak
mendapat Penting
berbagai Kecepatan Penjualan Sangat ≤ 5dan 6
kemudahan Tiket Penting detik s.d
dalam S.D > 11 dan
menikmati Sangat 12 detik
jasa layanan Tidak
busway Penting
(Transjakata Kemudahan Melaporkan Sangat ≤ 30
2011) Kehilangan/Menemukan Penting menit
Barang S.D s.d > 60
Sangat menit
Tidak
Penting
Kemudahan Sangat ≤ 2 hari
Menyampaikan Penting s.d
Pengaduan Atau S.D diatas 5
Memberikan Saran Sangat hari
Tidak
Penting
Kemudahan Akses Sangat ≤ 5
Menuju/Dari Halte Penting menit
S.D s.d > 16
Sangat menit
Jurnal Sosial Humaniora ISSN 2087‐4928 Volume 6 Nomor 2, Oktober 2015 109
Tidak
Penting
Kenyamanan Transjakarta Kebersihan dalam Halte Sangat Sangat
menjamin Penting bersih
bahwa jasa S.D s.d tidak
layanan Sangat bersih
busway akan Tidak
dinikmati Penting
pelanggan Suhu dalam Halte Sangat 320 C s.d
secara Penting > 410 C
nyaman S.D
(Transjakata Sangat
2011) Tidak
Penting
Penerangan dalam Halte Sangat Tidak
Penting silau
S.D dan
Sangat tidak
Tidak gelap s.d
Penting sangat
silau
dan
sangat
gelap
Kebersihan dalam Bus Sangat Sangat
Penting bersih
S.D s.d tidak
Sangat bersih
Tidak
Penting
Suhu dalam Bus Sangat 260 C s.d
Penting > 340 C
S.D
Sangat
Tidak
Penting
Penerangan dalam Bus Sangat Tidak
Penting silau
S.D dan
Sangat tidak
Tidak gelap s.d
Penting sangat
silau
dan
sangat
gelap
Kepadatan Penumpang Sangat 5‐8 m2
dalam Halte Penting s.d 18‐
S.D 21 m2
Sangat
Tidak
Penting
Kepadatan Penumpang Sangat 5‐8 m2
dalam Bus Penting s.d 18‐
S.D 21 m2
110 Arifin et al. Analisis tingkat kepuasan penumpang
Sangat
Tidak
Penting
Waktu Tunggu Sangat ≤ 5
Penting menit
S.D s.d > 14
Sangat menit
Tidak
Penting
Kehandalan Pramudi Sangat Sangat
Penting terampil
S.D s.d tidak
Sangat terampil
Tidak
Penting
Pelayanan Petugas Sangat Sangat
Penting ramah
S.D s.d tidak
Sangat ramah
Tidak
Penting
Standar pelayanan minimal (SPM) ditentukan indeks kinerja atau nilai rata‐rata skor tingkat
oleh tingkat kesesuaian antara pelayanan yang kinerja indikator, sedangkan sumbu vertikal (Y)
diharapkan (expected service) untuk setiap diisi oleh indeks kepentingan atau nilai rata‐rata
indikator pelayanan. Dengan demikian, tingkat skor tingkat kepentingan setiap indikator dengan
kesesuaian ini adalah rasio antara tingkat kinerja rumus sebagai berikut.
dengan tingkat kepentingan.
∑ ∑
X Y
TKi 100%
Keterangan: TKi = tingkat kesesuaian responden Keterangan: Xi = indeks kinerja atau skor rata‐rata
untuk indikator; Xi = skor penilain kinerja pelayanan tingkat kinerja indikator i; Yi = indeks kepentingan
indikator I; Yi = skor penilaian kepentingan indikator skor rata‐rata tingkat kepentingan indikator i; N =
i. jumlah responden.
Setelah tingkat kesesuaian responden Berdasarkan hasil dari penilaian tingkat
(penumpang) diketahui, untuk keperluan analisis kepentingan dan hasil penilaian kinerja, maka
IPA digunakan diagram kartesius. Masing‐masing akan dihasilkan suatu perhitungan mengenai
indikator dideskripsikan atau dipetakan tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan
posisinya dalam suatu diagram kartesius. Dalam dan tingkat pelaksanaannya. Tingkat kesesuaian
diagram kartesius, sumbu mendatar (X) diisi oleh adalah hasil perbandingan skor kinerja dengan
112 Arifin et al. Analisis tingkat kepuasan penumpang
Low
x H
PERFORMANCE
114 Arifin et al. Analisis tingkat kepuasan penumpang
Berdasarkan Tabel 7, substansi SPM untuk kemudian dimasukkan ke dalam rumus Fishbein.
kehandalan penumpang PT. Transjakarta Pengukuran sikap ini berdasarkan sikap
menempatkan jam buka loket yang paling responden terhadap semua atribut/indikator.
penting, substansi keamanan dan keselamatan Sikap responden berbeda terhadap masing‐
menempatkan keamanan di halte transjakarta masing atribut/indikator. Hasil total nilai
yang paling penting, substansi kemudahan evaluasi/kinerja sebesar 29,60 dan total nilai
menempatkan kecepatan dalam pelaporan baik kekuatan
pengaduan atau pemberian saran yang paling kepercayaan/keyakinan/kepentingan/harapan
penting, dan terakhir substansi kenyamanan sebesar 58,98, dan nilai total sikap sebesar 40,34.
menempatkan penerangan di dalam halte yang Setelah mengetahui nilai total sikap penumpang
paling penting. terhadap SPM transjakarta, selanjutnya
membandingkan nilai total sikap penumpang
Nilai Maksimum Sikap, Evaluasi/Kinerja transjakarta dengan nilai maksimum sikap
dan Kekuatan Kepercayaan/Keyakinan/ penumpang transjakarta terhadap SPM. Hal ini
Kepentingan/Harapan dilakukan agar dapat diketahui apakah sikap
penumpang terhadap SPM transjakarta sudah
Penilaian terhadap tingkat kekuatan baik atau belum, nilai sikap maksimum
kepercayaan/keyakinan/kepentingan/harapan didapatkan dari pengalian nilai evaluasi/kinerja
dan evaluasi/kinerja atribut/indikator SPM dengan nilai kekuatan
116 Arifin et al. Analisis tingkat kepuasan penumpang
Menurut Rangkuti (2003), interpretasi baik mempunyai kesenjangan yaitu 59,20 – 40,34 =
atau buruk dapat dibuat secara proposional 18,34, maka range antarnilai total sikap dan nilai
dengan asumsi rentang skor +2 (sangat baik) sikap maksimum mempunyai kesenjangan
sampai ‐2 (sangat buruk), maka didapatkan sebesar 18,34.
rentang nilai interpretasi sikap 59,20 (sangat
baik) sampai 59,20 (sangat buruk). Berdasarkan Persepsi Penumpang terhadap Standar
sikap penumpang terhadap SPM PT. Transjakarta Pelayanan Minimal (SPM) PT.
dikategorikan baik, hal ini karena nilai total sikap Transjakarta Wilayah Jakarta Timur
yang diperoleh adalah 40,34. Selain itu, nilai
evaluasi/kenyataan dan kekuatan Untuk mengetahui persepsi terhadap
kepercayaan/keyakinan/kepentingan/harapan penumpang terhadap SPM PT. Transjakarta
bernilai positif, artinya substansi SPM PT. dapat dilakukan dengan Importance and
Transjakarta dapat dikatakan baik. Berdasarkan Performance Analysis (IPA) atau analisis tingkat
hasil analasis sikap dapat disimpulkan bahwa kepentingan dan tingkat pelaksanaan/kepuasan
keinginan penumpang PT. Transjakarta adalah pelanggan (penumpang). Penumpang diminta
waktu buka loket sesuai dengan SPM yaitu < untuk memberikan penilaian terhadap
05.00 WIB, keamanan di halte transjakarta agar atribut/indikator pelayanan sesuai dengan
penumpang terhindar tindak pidana seperti interpretasi skor yang diberikan. Analisis IPA
kecopetan, tindakan asusila, dan tindakan dimulai dengan menghitung rata‐rata tingkat
kejahatan lainnya dengan standar SPM adalah pelaksanaan/kepuasan pelanggan (penumpang)
satu jumlah korban tindak pidana di halte per (X) dan menghitung nilai rata‐rata tingkat
250.000 km, kecepatan dalam menanggapi atau kepentingan (Y). Setelah mengetahui nilai rata‐
merespons apabila penumpang memberikan rata dari X dan Y, langkah selanjutnya adalah
pengaduan atau pemberian saran sesuai dengan merata‐ratakan kembali nilai rata‐rata X dan Y,
SPM yaitu 2x24 jam, dan penerangan di dalam yakni nilai rata‐rata dari rata‐rata X dan Y
halte sesuai dengan standar SPM yaitu kekuatan tersebut akan digunakan untuk menjadi
cahaya 100 lux e, terutama apabila cuaca pembatas dalam diagram IPA. Hasil perhitungan
mendung sehingga penerangan halte di malam rata‐rata tingkat pelaksanaan (Performance) (X)
hari menjadi hal yang utama. Nilai total sikap dapat dilihat pada Tabel 9.
59,20 dan nilai sikap maksimum 40,34
Tabel 9. Perhitungan rata‐rata tingkat pelaksanaan (performance) PT. Transjakarta wilayah Jakarta
Timur
Tabel 10. Perhitungan rata‐rata tingkat kepentingan (importance) PT. Transjakarta wilayah Jakarta
Timur
Dari hasil perhitungan tabel tersebut terlihat bus bebas dari kotoran (26), kebersihan
lantai bus transjakarta (27), waktu tunggu
bahwa nilai Y adalah 4,37, nilai tersebut akan
penumpang di halte (34), keterampilan
digunakan sebagai batas kuadran pada diagram
pramudi dalam menguasai bus transjakarta
IPA pada sumbu y. Untuk lebih jelasnya hasil
(35), keramahan pramudi (42), dan
perhitungan tersebut, nilai‐nilai yang telah
keramahan petugas call center (43).
diperoleh kemudian dimasukkan dalam diagram
Important and Performance Analysis (IPA) pada 2. Kuadran kedua (B) adalah daerah faktor‐
Gambar 3. faktor yang dianggap penting oleh
penumpang dan faktor‐faktor yang dianggap
oleh penumpang sudah sesuai sehingga
kepuasannya relatif tinggi yaitu dari: (a)
substansi kehandalan yaitu jarak celah antara
pintu bus dan pintu halte pada saat naik dan
turun penumpang (4) serta waktu buka loket
(7); substansi keamanan dan keselamatan
yaitu keamanan di halte transjakarta (9); (b)
substansi kemudahan yaitu waktu membeli
tiket pada jam tidak sibuk (16), waktu
respons melaporkan kehilangan atau
menemukan barang (17), cepat dalam
merespons pelaporan penumpang/calon
penumpang (18); (c) substansi kemudahan
yaitu suhu didalam halte (24), penerangan di
dalam halte (25), dan kapasitas maksimum
penumpang dalam bus (33).
3. Kuadran ketiga (C) adalah daerah faktor‐
faktor yang dianggap kurang penting oleh
penumpang dan pada kenyataannya
kinerjanya juga tidak terlalu istimewa, antara
lain dari: (a) substansi kehandalan yaitu jeda
waktu keberangkatan antar bus (1), dan
waktu menurunkan dan menaikan
Gambar 3. Diagram important and performance penumpang dari halte kecil (2), waktu
analysis SPM PT menurunkan dan menaikan penumpang dari
halte besar (3); (b) substansi kemudahan
Diagram di atas menjelaskan bahwa persepsi yaitu kemudahan mendapatkan informasi
penumpang terhadap SPM dibagi dalam empat (14), kebersihan interior bus transjakarta
kuadran sebagai berikut. (28), kebersihan eksterior bus transjakarta
1. Kuadran pertama (A) adalah faktor‐faktor (29), keramahan petugas tiketing (36),
yang dianggap penting oleh penumpang keramahan petugas bagian barrier (37),
tetapi pada kenyataannya faktor‐faktor ini keramahan petugas bagian on‐board (38),
belum sesuai seperti yang penumpang keramahan petugas kasir (39), dan
harapkan (tingkat kepuasan yang diperoleh keramahan satgas/satpam (40).
masih sangat rendah), seperti pada substansi 4. Kuadaran keempat (D) adalah daerah faktor‐
keamanan dan keselamatan yaitu keamanan faktor yang dianggap kurang penting oleh
dalam bus transjakarta (10), keselamatan di penumpang dan dirasakan terlalu berlebihan,
halte bus transjakarta (11), keselamatan di yaitu dari substansi kehandalan seperti
dalam bus transjakarta (12), keselamatan di kecepatan perjalanan bus (5), tingkat
sepanjang jalan koridor busway (13). Dari keseringan gangguan/kerusakan (6), waktu
substansi kemudahan yaitu kemudahan tutup loket (8), serta dari substansi
dalam pembelian tiket (17), sedangkan dari kemudahan yaitu waktu membeli tiket pada
substansi kenyamanan yaitu halte bebas dari jam sibuk (15). Selain itu, dari substansi
kotoran (21), kebersihan lantai halte maupun kenyamanan yaitu waktu yang dibutuhkan
interior ruang halte (22), kebersihan jendela, dari ujung akses menuju halte (20), suhu di
dinding, pintu dan atap atau plafon halte (23), dalam bus (30), penerangan di dalam bus
120 Arifin et al. Analisis tingkat kepuasan penumpang
transjakarta (31), dan kapasitas maksimum Customer Satisfaction Index (CSI) dihitung
penumpang di dalam halte (32). dengan cara menjumlahkan semua Weight Score
(WS) setiap atribut atau yang disebut Weight
Penerapan Strategi PT. Transjakarta Total (WT) dan membaginya dengan skala
untuk Peningkatan Kepuasan nominal yang digunakan yaitu empat dan
Penumpang mengalikannya dengan 100%. Tujuan utama
analisis CSI adalah untuk melihat sejauh mana
Menurut Rangkuti (2003), strategi yang dapat tingkat kepuasan penumpang serta membuat
diterapkan PT. Transjakarta sesuai dengan indeks kepuasan penumpang.
diagram IPA dengan melakukan perbaikan secara
Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa
terus‐menerus sehingga performance atribut
nilai CSI‐nya adalah 74%. Menurut Ariestonandri
yang ada dalam kuadran ini akan meningkat.
(2000), angka tersebut berada dalam rentang
Strategi ini dilakukan dengan cara meningkatkan
nilai kriteria nilai CSI antara 70,01% sampai
keamanan dan keselamatan dalam bus, halte, dan
90,00%. Nilai tersebut menunjukkan bahwa
sepanjang koridor transjakarta, kemudahan
penumpang puas dengan SPM PT. Transjakarta
dalam transaksi pembelian tiket, dan terakhir
yang telah diberikan dan transjakarta harus
meningkatkan dalam memberikan kenyamanan
mempertahankan evaluasi/kinerja
kepada penumpang transjakarta seperti halte
atribut/indikator yang sudah bagus dan
bebas dari kotoran sampah dan debu, lantai halte
melakukan perbaikan‐perbaikan pada atribut
maupun interior ruang halte, jendela, dinding,
yang kinerjanya kurang sehingga tingkat
pintu dan atap atau plafon halte, bus bebas dari
kepuasan penumpang dapat meningkat.
kotoran debu, sampah, dan bau, lantai bus bersih,
penumpang tidak perlu menunggu waktu lama
setiap kedatangan bus transjakarta, pramudi
sangat terampil dalam mengendarai bus, KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
sopir/pramudi, petugas bagian call center harus Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka
ramah kepada setiap penumpang dan dapat disimpulkan sebagai berikut.
memperhatikan apa yang dibutuhkan setiap
penumpang untuk kenyamanan bagi penumpang. 1. Penilaian sikap penumpang terhadap SPM PT.
Transjakarta dari evaluasi analisis sikap
Analisis Tingkat Kepuasan Penumpang penumpang. Kinerja pada substansi
kehandalan yaitu jam buka loket harus tepat
Terhadap Standar Pelayanan Minimal
waktu atau awal waktu sebelum waktu
(SPM) PT. Transjakarta Wilayah Jakarta standar yang ditetapkan; substansi
Timur keamanan dan keselamatan yaitu keamanan
Analisis tingkat kepuasan penumpang diperlukan di halte transjakarta dengan tingkat
untuk mengetahui sejauh mana kepuasan pengamanan yang lebih baik maka dapat
penumpang setelah menggunakan jasa meningkatkan kepuasan penumpang dan
transjakarta. Analisis ini menggunakan analisis pendapatan PT. Transjakarta; substansi
Customer Satisfaction Index (CSI) yang kemudahan yaitu cepat dalam merespons
merupakan indeks untuk mengukur tingkat pelaporan baik pengaduan atau pemberian
kepuasan penumpang. Analisis CSI dimulai saran; substansi kenyamanan yaitu
dengan menentukan Mean Important Score (MIS) penerangan di dalam halte sesuai dengan
dan Mean Satisfaction Score (MSS). MIS standar. Nilai sikap total yaitu dengan hasil
didapatkan dari rata‐rata tingkat total nilai evaluasi/kenyataan sebesar 29,60
kepentingan/harapan dibagi dengan jumlah dan total nilai kekuatan keyakinan/harapan
responden, sedangkan MSS didapatkan dari rata‐ sebesar 58,98 serta nilai total sikap sebesar
rata tingkat kinerja/kenyataan dibagi dengan 40,34 dan nilai sikap maksimum sebesar
jumlah responden. Setelah itu, menghitung 59,20, maka dapat dikatakan penumpang
Weight Factor (WF) dengan cara nilai MIS per berada dalam kategori puas atas pelayanan
atribut dibagi total MIS seluruh atribut, kemudian yang diberikan oleh PT. Transjakarta.
menghitung Weight Score (WS) dengan cara 2. Persepsi penumpang terhadap SPM PT.
mengalikan antara Weight Factor (WF) dengan Transjakarta dibagi ke dalam empat kuadran
Mean Satisfaction Score (MSS). yaitu kuadran pertama (A), kuadran kedua
(B), kuadran ketiga (C), dan kuadran keempat
Jurnal Sosial Humaniora ISSN 2087‐4928 Volume 6 Nomor 2, Oktober 2015 121
(D) sesuai hasil dari diagram Important and empat substansi yaitu kehandalan, keamanan dan
Performance Analysis (IPA). Dari diagram keselamatan, kemudahan, dan kenyamanan yang
tersebut menunjukkan bahwa: (1) kuadran diberikan agar SPM yang diberikan sesuai dengan
pertama (A) adalah daerah faktor‐faktor yang harapan pelanggan sehingga pelanggan merasa
dianggap penting oleh penumpang tetapi puas dan dapat meningkatkan jumlah
pada kenyataannya faktor‐faktor ini belum penumpang di Jakarta serta mendapatkan hasil
sesuai; (2) kuadran kedua (B) adalah daerah yang maksimal; (b) standar pelayanan minimal
faktor‐faktor yang dianggap penting oleh (SPM) yang atributnya termasuk ke dalam
penumpang dan faktor‐faktor yang dianggap kuadran pertama (A) agar terus dievaluasi,
oleh penumpang sudah sesuai dengan yang diperbaiki, dan ditingkatkan kinerjanya agar
dirasakannya sehingga kepuasannya relatif kepuasan penumpang transjakarta lebih
tinggi; (3) kuadran ketiga (C) adalah daerah meningkat lagi sehingga jumlah penumpang dan
faktor‐faktor yang dianggap kurang penting penghasilan dapat meningkat pula.
oleh penumpang dan pada kenyataannya
kinerjanya juga tidak terlalu istimewa; (4)
kuadran keempat (D) adalah daerah faktor‐ DAFTAR PUSTAKA
faktor yang dianggap kurang penting oleh
penumpang dan dirasakan terlalu berlebihan. Ariestonandri P. 2006. Marketing research for
beginner: Panduan Praktis. Andi, Yogyakarta.
3. Untuk meningkatkan kepuasan penumpang
Arikunto S. 2006. Prosedur penelitian suatu
diperlukan strategi sesuai dengan diagram
pendekatan praktik. Binarupa Aksara, Jakarta.
IPA, strategi tersebut di antaranya: (a)
Azwar S. 1997. Reliabilitas dan validitas. Edisi
kuadaran pertama (A), strategi yang
ketiga. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
dilakukan adalah dengan melakukan
Kompas. 15 Februari 2012. Busway, belum
perbaikan secara terus‐menerus sehingga
optimalnya sosialisasi SPM.
performance atribut yang ada dalam kuadran
Levine CH. 1990. Publik administration:
ini akan meningkat; (b) kuadran kedua (B),
challenge,choices, consequences. Illinois
strategi yang ditetapkan pada kuadran ini
Peraturan Pemerintah nomor 65 tahun 2005
adalah dengan mempertahankan secara terus
tentang pedoman penyusunan dan penerapan
menerus agar selalu berada pada kuadran ini
standar pelayanan minimal.
dan tidak menurun kinerjanya; (c) kuadran
Rangkuti. 2003. Measuring customer
ketiga (C), strategi pada kuadran ini adalah
satisfaction: tehnik mengukur dan strategi
perusahaan dapat mempertimbangkan
meningkatkan kepuasan pelanggan.
kembali peningkatannya, namun dengan
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
tidak menghilangkan atributnya, kuadran ini
Sudrajat. 1999. Statistika non parametrik.
harus dikelola dengan serius karena biasanya
Fakultas Perbankan Universitas Padjajaran,
kekecewaan penumpang berawal dari
Bandung.
kuadran ini; (d) kuadran keempat (D),
Sugiyono. 2010. Metode penelitian bisnis.
strategi yang harus diterapkan adalah
Alfabeta, Bandung.
mengevaluasi seluruh kegiatan yang
Supranto J. 2001. Pengukuran tingkat kepuasan
berlebihan sehingga didapatkan bagian‐
pelanggan, untuk menaikkan pangsa pasar.
bagian mana yang harus dipertahankan dan
Rineka Cipta, Jakarta.
bagian‐bagian mana yang harus dikurangi.
Transjakarta. 2011. Pedoman SPM dan SOP.
4. Dari analisis CSI diketahui bahwa indeks Transjakarta, Jakarta.
kepuasan penumpang PT. Transjakarta Transjakarta. 2012. Company profil transjakarta.
termasuk dalam kategori puas (satisfied). Transjakarta, Jakarta.
Adapun implikasi dari penelitian ini adalah (a) Umar H. 2003. Metode penelitian untuk skripsi
pihak transjakarta untuk lebih memperhatikan dan tesis bisnis. Raja Grafindo Persada,
dan meningkatkan SPM dari fasilitas, Jakarta.
infrastruktur, dan jenis pelayanan berdasarkan