Sei sulla pagina 1di 8

ANALISIS INTEGRASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

PUSKESMAS DAN SIKDA GENERIK DENGAN METODE PRISM

Asih Prasetyowati
Dosen Prodi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan STIKES HAKLI Semarang
dhicalove@gmail.com

Abstract
Analysis of HIS ( Health Information System) in Indonesia is still inadequate and needs to be improved . To
decrease the problem of HIS, Indonesian government has formulated a vision which is build integrated health
information system in 2014 through SIKDA Generik application. SIMPUS of Rembang need to be evaluated to
answer the management needs and to know how SIMPUS can be integrated with SIKDA Generik. The purpose of
this study was to determine whether SIMPUS can integrate with SIKDA Generic by evaluating system. SIMPUS
analysis method used PRISM ( Performance Of Routine Information System Management ). This research is a
case study at SIMPUS of Public Health Center of Kragan 2 Rembang with cross sectional approach. Analysis
of the technical factors indicate that SIMPUS still limited to the reporting of diseases and patient visits ( LB1
and LB4 ) and has not included data from outside service activity. Analysis of the organization factors was
found that there is no masterplan and resources are still limited. Analysis of the behavioral factors indicate

was less support to increased motivation of operators. Analysis of SIMPUS integration with SIKDA Generik
shows that there is still a gap of records and reports and that the differences concept between family and
individual. Recommendations for SIMPUS development is the application of single patient identity, family
and patient master index, query systems and data migration system. Need a master plan and HIS Roadmap.
Keywords: Integration of information system, management information system, generic health information
system , PRISM metode, public health center

Abstrak
Pemerintah telah merumuskan visi sistem informasi kesehatan yaitu terwujudnya Sistem Informasi Kesehatan
terintegrasi pada tahun 2014 melalui aplikasi SIKDA Generik. SIMPUS di puskesmas Kabupaten Rembang
perlu dianalisis untuk menjawab pemenuhan kebutuhan integrasi dengan SIKDA Generik.Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui apakah SIMPUS dapat berintegrasi dengan SIKDA Generik. Metode analisisyang
digunakan adalah metode PRISM (Performance of Routine Information System Management). Jenis penelitian
ini adalah studi kasus SIMPUS di Puskesmas Kragan 2 Kabupaten Rembang dengan pendekatan cross sectional.
Hasil analisis pada faktor teknis menunjukkan bahwa SIMPUS masih terbatas pada pelaporan kesakitan
dan kunjungan pasien (LB1 dan LB4) dan tidak terintegrasi dengan pelayanan luar gedung. Analisis pada
faktor organisasi didapatkan bahwa belum adamasterplan pembangunan SIMPUS sedangkan sumber daya
terbatas. Analisis pada faktor perilaku menunjukkan bahwa pengelola SIMPUS telah memiliki ketrampilan
dan kompetensi yang cukup untuk mengelola SIMPUS tetapi kompleksitas sistem kurang mendukung
motivasi pengelola. Analisis integrasi SIMPUS dengan SIKDA Generik menunjukkan bahwa masih terdapat
gap record dan report yaitu perbedaan konsep family dan individu. Rekomendasi pengembangan SIMPUS
adalah penerapan singleidentitypasien, pengembangan family and patient master index, dengan sistem query
dan migrasi data.Perlu adanya masterplan pengembangan SIMPUS yang disesuaikan dengan roadmap SIK.
Kata kunci: integrasi sistem informasi, sistem informasi manajemen, sistem informasi kesehatan generik,
metode PRISM, puskesmas

15 15
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.2 Oktober 2016
ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed)

PENDAHULUAN SIMPUS di Puskesmas Kragan 2 Kabupaten Rembang


dengan pendekatan cross sectional (Yin, 2013).
Sistem Informasi Kesehatan di Indonesia masih
Variabel penelitian adalah faktor-faktor determinan
terfragmentasi sehingga belum mampu menyediakan
dalam SIMPUS yaitu faktor teknis, organisasi,
data dan informasi yang efektif bagi pembangunan
perilaku, kinerja SIMPUS, dan kompatibilitas SIKDA
kesehatan.Pemerintah telah merumuskan visi Sistem
Generik. Pengumpulan data dengan wawancara
Informasi Kesehatan Indonesia yaitu terwujudnya
mendalam(indept interview) dan observasi pada
Sistem Informasi Kesehatan terintegrasi pada tahun
komponen-komponen SIMPUS. Data dianalisis secara
2014 (Depkes RI, 2009).Perkembangan teknologi
kualitatif untuk mendapatkan kompatibilitas SIMPUS
informasi telah memungkinkan terwujudnya integrasi
dengan SIKDA Generik.
data kesehatan nasional melalui Bank Data Nasional.
Kementerian Kesehatan melalui Pusat Data dan
informasi saat ini telah membangun Aplikasi SIKDA HASIL
Generik yang berisi dataset yang diharapkan menjadi
sebuah standar pencatatan dan pelaporan setiap sarana Karakteristik Responden
kesehatan di seluruh Kota/Kabupaten (Kemenkes RI, Informan adalah orang-orang yang terlibat langsung
2011). pada pengelolaan SIMPUS di Puskesmas Kragan 2.
Implementasi SIMPUS di puskesmas-puskesmas Karakteristik informan dapat dilihat pada tabel 1.
Kabupaten Rembang telah dilakukan sejak tahun
2011 dan sampai saat ini belum dilakukan analisis Tabel 1 Karakteristik Informan Berdasarkan
sistem. Permasalahan yang ditemukan adalah SIMPUS Pendidikan
hanya menyediakan input data pelayanan pasien untuk INFORMAN JABATAN Pendidikan Jumlah
kebutuhan laporan LB1 (laporan kesakitan) dan LB4 Informan Operator SIMPUS SMA 1 orang
(laporan kegiatan puskesmas). Pengelolaan laporan Utama Operator SIMPUS D3 1 orang
LB2 (laporan obat-obatan), LB3 (laporan gizi, KIA, Koordinator Rekam
D3 1 orang
imunisasi, dan pemberantasan penyakit) berbentuk Medis
paper based. Sistem pencatatan data masih dilakukan Kepala TU S1 1 orang
Kepala Puskesmas S1 1 orang
dua kali kerja yaitu entri SIMPUS dan pencatatan
Informan Staf Bidang Yankes DKK S1 1 orang
manual. Laporan kesakitan puskesmas induk dengan Triangulasi Kepala Bidang Yankes
S1 1 orang
pustu masih direkap secara manual sehingga pelaporan DKK
seringkali mengalami keterlambatan. Maka diperlukan Kasie Pengembangan
S2 1 orang
SIK DKK
analisissistem secara lebih mendalam untuk menjadi
landasan bagi pengembangan SIMPUS untuk memenuhi
kebutuhan pengelolaan data kesehatan Kabupaten Informan dari puskesmas adalah pengelola SIMPUS,
Rembang sekaligus mendukung integrasi SIKDA kepala TU, dan kepala puskesmas dengan pendidikan
Generik. Analisis SIMPUS menggunakan Kerangka minimal SMA. Informan triangulasi digunakan untuk
Kerja PRISM yaitu Performance of Routine Information mengecek kebenaran informasi dari informan utama.
System Management. PRISM adalah pendekatan untuk Informan triangulasi dipilih dari staf DKK yaitu Sie
merancang, memperkuat, dan menganalisis suatu sistem Pengembangan SIK DKK dn staf Bidang Pelayanan
informasi kesehatan rutin. Kelancaran suatu proses Kesehatan sebagai penerima laporan SIMPUS.
pelaksanaan sistem dipengaruhi oleh determinan teknis,
organisasi, dan perilaku (Aqil, 2009). Tujuan penelitian Gambaran UmumSIMPUS
ini adalah untuk mengetahui seberapa besarsistem Puske sma s Kragan 2 adalah pilot projec t
informasi manajemen puskesmas di Puskesmas Kragan pengembangan SIMPUS di Kabupaten Rembang.
2 Kabupaten Rembang dapat diintegrasikan dengan Jumlah pasien terus mengalami peningkatan
SIKDA Generik. dari tahun ke tahun. Dasar pelaksanaan sistem
informasi manajemen UPT Puskesmas Kragan I
adalah SP2TP (Sistem Pencatatan dan Pelaporan
METODE PENELITIAN
Terpadu Puskesmas) berdasarkan Keputusan Dirjen
Metode analisis SIMPUS yang digunakan adalah Binkesmas No. 590/BM/DJ/INFO/V/96. SIMPUS
metode PRISM (Performance Of Routine Information mulai dibangun tahun 2011 dengan pengembangan
System Management). Jenis penelitian adalah studi kasus awal mengcover pelayanan dalam gedung.Flowchart

16
Asih Prasetyowati. Analisis Integrasi Sistem Informasi Manajemen Puskesmas dan Sikda ...

SIMPUS pada gambar 1 menunjukkan bahwa c. Pelaporan LB1 p e l a y a n a n u n t u k b. Modul pelayanan


SIMPUS hanya mengcover pencatatan pelayanan dan LB4 la pora n LB1 da n c. Modul apotik
LB4 d. M o d u l
dalam gedung. Petugas masih melakukan doble Laboratorium
pencatatan manual dan elektronik di bagian e. Modul Radiologi
pendaftaran. Administrasi masih merekap data f. M o d u l R a w a t
Inap
untuk menggabungkan laporan puskesmas induk g. Modul Kasir
dan puskesmas pembantu. Pengelola SIMPUS terdiri h. Modul pelayanan
dari 5 orang petugas, terdapat 2 buah PC client dan luar gedung
i. Modul laporan
1 buah PC server.
Ra n c an g a n in p ut Gap Kompleksitas Ra n c an g a n in p ut
Flowchart SIMPUS pada gambar 1 menunjukkan data: Disain SIMPUS: data:
bahwa SIMPUS hanya mengcover pencatatan a. Identitas pasien Di sain SIMP US a. Da t a id e n ti ta s
berdasarkan ke- berdasarkan konsep p asien b erd a-
pelayanan dalam gedung. Petugas masih melakukan lompok family family sedangkan sarkan individu
doble pencatatan manual dan elektronik di bagian b. Penc arian da ta S IKDA G eneri k b. Penc arian da ta
pendaftaran. Administrasi masih merekap data p asien b erd a- berdasarkan konsep pasien berdasar-
sarkan nama KK individu kan nama pasien
untuk menggabungkan laporan puskesmas induk c. Data pelayanan Disain input c. Data pelayanan
dan puskesmas pembantu. Pengelola SIMPUS terdiri pasien tidak terin- SIMPUS tidak ter- pasien terintegrasi
dari 5 orang petugas, terdapat 2 buah PC client dan tegra si de nga n in t e g ra si d e n g a n de ngan tar if ,
b ilin g, a p otik , pelayanan penunjang laboratorium,
1 buah PC server. laboratorium, dan pelayanan luar radiologi, ra-
radi ol ogi dan gedung wa t in a p , d a n
Gambar 1 Flowchart SIMPUS pelay anan luar pelay anan luar
gedung gedung
Rancangan output: Disain ouput Rancangan output:
Laporan LB1 dan SIMPUS terba ta s Laporan individual
LB4 pada laporan LB1 pelayanan, Laporan
dan LB4 dan tidak manajemen (laporan
dapat menghasilkan pelayanan, pemetaan
laporan individual penyakit), Laporan
pelayanan bulanan, Laporan
tr ib ulana n, da n
Laporan tahunan
Dirancang berbasis Gap Kompleksitas Dirancang berbasis
web Teknologi Informasi web
Multiuser Terdapat kekurangan Multiuser
Integrasi jaringan komputer (jumlah Integrasi jaringan
komputer terbatas dan kapasitas) antar komputer
Terse dia 1 (satu ) dan jaringan antar Minimal 1 server dan
server dan 1 (satu) komputer 5 komputer client
computer client Te rse d ia ko ne k si
internet
koneksi internet

Perbandingan disain SIMPUS dan SIKDA Generik


AnalisisKompatibilitas SIMPUS dengan SIKDA menunjukkan bahwa ada perbedaan konsep mendasar.
Generik SIMPUS S didisain berdasarkan konsep familyfolder artinya
Analisis kompatibilitas SIMPUS dengan SIKDA kronologi riwayat kesehatan dikelompokkan berdasarkan
Generik dimaksudkan untuk memetakan komponen- data keluarga., sedangkan SIKDA Generik menggunakan
komponen dan melihat persamaan dan perbedaan konsep individu (Pusdatin, 2011). Kompatibilitas faktor
antara kedua sistem. Analisis meliputi faktor teknis, organisasi dapat dilihat pada Tabel 3.
organisasi, dan perilaku seperti pada tabel berikut.
Tabel 3 Kompatibilitas Faktor Organisasi SIMPUS
T
Tabel 2 Kompatibilitas Faktor T
T Teknis SIMPUS dengan SIKDA
DA Generik
dengan SIKDA
DA Generik SIMPUS Gap SIKDA Generik
Perencanaan pe- Gap Perencanaan: Perencanaan dengan
SIMPUS Gap SIKDA Generik ngembangan SIMPUS tidak maste rplan, cetak
Modul SI MP US Gap Kompleksitas Modul SIKDA SIMPUS secara par- memiliki masterplan biru, dan roadmap
terdiri dari: Pedoman: Generik terdiri dari: sial pada pelayanan dan cetak biru sistem
a. Pendaftaran Pedoman SIMPUS a. Modul penda f- dalam gedung yang informasi
b. Pelayanan pasien terbatas pada pendaf- taran melibatkan vendor
taran dan pelayanan

17
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.2 Oktober 2016
ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed)

orang dari pelatihan Pengamalan kerja


Terda pat 5 oran g Gap Sumber Daya Pengelola data dan on the job cukup
p eng elo l a d at a Sumber daya SIM- teknisi IT Pengalaman kerja
SIMPUS PUS: S of twa re S IKDA lebih dari 3 tahun
Terdapat Software a Kekurangan ge neric, software Motivasi pengelola Gap Motivasi Motivasi pengelola
SIMPUS, dan soft- tenaga IT pendukung, 1 server SIMPUS sudah Aplikasi SIMPUS SIK perlu didukung
wa re p en du k un g, b Kekurangan dan 5 PC, jaringan cukup ba ik untuk belum mendukung sa ra n a S IK y a n g
1 server dan 2 PC, sarana pada caku- komputer a plika si SIMPUS peningkatan motivasi memadai
jaringan terbatas p an so ftware Ruang SIK, supply lama, perlu didukung pengelola
Te r d a p a t r u a n g h a rd w a re , d a n listrik dengan ca- pengembangan
rekam medis, UPS jaringan dangan listrik SIMPUS
dan genset c. Anggaran terbatas Pendanaan SIK
Anggaran yang meliputi komponen
terbatas dari DKK k e bi ja k an , in fr a- Terdapat gap faktor perilaku SIMPUS dengan SIKDA
st r u k t u r, s u m b e r
daya, pemeliharaan, Generik yaitu tidak ada permintaan data individu pada
bahan operasional, manajemen, kemampuan pemecahan masalah TIK dan
monitoring dan
kompetensi yang terbatas.
analisis
Pelatihan dilakukan Gap Pelatihan Pelatihan off the job
di DKK dan langsung Pelatihan SIMPUS dan on the job
di sarana (on the job) ten ta ng m ate ri M a t e ri p e l a ti h a n PEMBAHASAN
M a t e ri p e l a ti h a n manajemen SIK dan tentang kompu ter
tentan g aplik asi TIK belum dilakukan dasar, aplikasi SIK, Rekomendasi Pengembangan SIMPUS untuk
S I M P U S , t ro u b l e s h o o t i n g ,
Mendukung SIKDA Generik
t ro u b l e s h o o t i n g , pelatihan TIK,
pelatihan TIK dan kno wledg e SIMPUS kedepannya perlu dikembangkan secara
management
Supervisi dilakukan Gap Supervisi Supervisi dilakukan
bertahap. Standar platform dan dataset mengacu
secara langsung dari - secara rutin dengan pada SIKDA Generik. Berikut rekomendasi
DKK setahun sekali umpan balik pengembangan SIMPUS.
Terdapat gap SIMPUS dengan SIKDA Generik
yaitu SIMPUS tidak memiliki masterplan, SIMPUS
kekurangan sumber daya, pelatihan pengelola belum Tabel 5 Rekomendasi Pengembangan SIMPUS
mencakup materi manajemen SIK dan teknologi untuk Mendukung Integrasi SIKDA Generik
informasi. Alasan Pengembangan SIMPUS Rekomendasi
Terintegrasi SIKDA Generik Pengembangan
Kebijakan Permasalahan Peluang SIMPUS
Tabel 4 Kompatibilitas Faktor Perilaku SIMPUS Keb ija ka n Perbedaan kon- Prospek pus- Penerapan single
dengan SIKDA Generik pu sa t ten- sep SIMPUS ada- kesmas men- Identity number
t a n g i n - lah data keluarga, jadi BLUD pasien
SIMPUS Gap SIKDA Generik tegrasi SIK konsep SIKDA m e m u n g -
Permin taan data Gap Permintaan Data Permintaan laporan Mengembangkan
Generik adalah kinkan alo-
dari internal adalah Tidak ada permintaan individu pelayanan family master in-
Keb ija ka n data individu kasi angga-
jumlah kunjungan l a p o ra n i n d iv i d u dex dan patient
k on se p ran untuk
pasien pelayanan master index,
family fol- Record pelaya- S I K l e b i h
Permintaan data dari rekam medis
d e r d a r i nan pasien dalam besar
eksternal adalah LB1 elektronik
DKK SIMPUS tida k
Pengelola SIMPUS Tid ak ada gap Pengelola SIK terintegrasi Perkemba- Mengembangkan
memiliki ketrampilan pa da ke tra mp ila n memiliki ketrampilan ngan tekno- SIM PUS te rin-
S I M P U S
memeriksa kualitas pemeriksaan kualitas pemeriksaan kuali- lo g i i nf or- t e gr a si de ng a n
tidak dapat
data data tas data masi pelayanan dalam
m e n g h a si l k a n
Satu orang penge- Ga p Kem a m p ua n Pengelola SIK gedung dan luar
laporan 10 besar
lola SIMPUS mam- memecahkan masa- mampu melakukan gedung
penyakit per
pu melakukan lah penyelesaian wilayah (maping) M e n a m b ah
t ro u b l e s h o o t i n g Pengelola SIMPUS masalah pada TIK dan laporan o u tp u t la p o ra n
sederhana dengan mem ilik i k emam- (perangkat komputer individual pasien untuk manajemen
install ulang software puan terbatas pada dan jaringan) secara internal dan
dan back up data TIK sistematis SIMPUS tida k
eksternal
Kompetensi penge- Gap Kompetensi Kompetensi penge- mengcover
lola SIMPUS: Tiga orang pengelola lola SIK: laporan LB2- Mengembangkan
Dua orang diploma perlu peningkatan Minimal Diploma LB 4, laporan sistem query data
perekam medis, tiga pendidikan kesehatan suplemen, LT1- Mengembangkan
orang SMA Empat orang penge- Mengikuti pelatihan LT3, dan laporan si ste m m ig r a si
Satu orang mengikuti lola perlu mengikuti SIK, komputer dasar, keuangan data
pelatihan off the job pelatihan tambahan TIK, dan manajemen
dan on the job, 4 SIK

18
Asih Prasetyowati. Analisis Integrasi Sistem Informasi Manajemen Puskesmas dan Sikda ...

Pengembangan SIMPUS dari faktor teknis, Sistem ini akan memberikan kemu-
organisasi, dan perilaku berdasarkan rekomendasi dahan bagi pengelola SIMPUS untuk
adalah sebagai berikut: menyediakan laporan sesuai kebutu-
han pengguna.
1. Faktor Teknis
T
a. Kompleksitas Prosedur b) Sistem migrasi data
1) Prose dur SIMPUS meliputi modul Salah satu elemen penting untuk
loket/pendaftaran, pelayanan, apotik, mewujudkan integrasi data adalah
laboratorium, radiologi, kasir, farmasi, data tersedianya datasource standar den-
luar gedung, dan pelaporan. gan melakukan proses ETL (extract,
2) Penerapan single ID pa sie n da pa t transform, and load
load). Migrasi data ini
diterapkan dalam protap dengan prinsip dilakukan untuk mentransfer database
unit numbering system yaitu satu pasien SIMPUS ke Bank Data Kesehatan
mendapatkan nomor RM selamanya. Berikut disain SIMPUS yang dikembangkan
3) Prosedur tetap dibuat dua macam yaitu seperti pada gambar 5.
protap untuk mengoperasikan SIMPUS
dan protap manual. Protap manual ini
diperlukan jika ada gangguan pasokan
listrik pada SIMPUS.
b. Kompleksitas Disain SIMPUS
1) Disain SIMPUS yang direkomendasikan
adalah terintegrasi antar pelayanan dalam
gedung dan luar gedung
2) Terdapat database rekam medis elektronik
pasien yang terintegrasi dengan patient
master index yang dapat dikelompokkan
dalam family master index. Rekam medis
elektronik ini terdapat data pelayanan/
tindakan dan data obat yang terintegrasi Ga m ba r 2 R a nc a n ga n S IMP US ya n g
dengan billing system. dikembangkan
3) Disain SIMPUS berprinsip pada single
ID artinya secara otomatis sistem akan
memberikan satu nomor untuk satu pasien. c. Kompleksitas Teknologi Informasi
Adanya perbedaan aturan penomoran 1) Hardware
SIMPUS dan SIKDA Generik dilakukan Hardware yang dibutuhkan untuk disain
penyesuaikan nomor RM pasien dalam integrasi pelayanan adalah minimal 1(satu)
SIMPUS dengan aturan penomoran pasien buah PC server dan 6 (enam) buah PC
dalam SIKDA Generik. client. Server minimal Prosesor Dual Core,
4) Pengembangan ouput SIMPUS untuk RAM 1 GB, HDD 250 GB dan danPC Client
memenuhi kebutuhan manajemen internal minimal Prosesor P 4, RAM 512 MB, HDD
dan eksternal. Kebutuhan manajemen 80 GB.(pusdatin, 2011)
internal adalah laporan maping penyakit Puskesmas induk telah tersedia 2 PC
berdasar geografis, laporan kunjungan sehingga penambahan hardware yang perlu
pasien, dan laporan pelayanan. Laporan dilakukan pada pengelolaan SIMPUS di
untuk manajemen eksternal adalah LB1- puskesmas induk adalah empat PC dengan
LB4, laporan tribulanan, dan LT1-LT3 fungsi:
5) Penambahan fasilitas sistem query data dan a) Satu PC di pengolahan rekam medis
migrasi data sebagai server
a) Sistem query b) Satu PC client ditempatkan pada
Sistem query adalah sistem untuk pendaftaran rawat jalan
menampilkan suatu data dari database c) Satu PC client ditempatkan di pendaf-
dimana mengambil dari tabel-tabel taran rawat inap
yang ada di database untuk membuat d) Satu PC client ditempatkan di klinik
format laporan yang dibutuhkan. umum

19
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.2 Oktober 2016
ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed)

e) Satu PC client ditempatkan di apotik 2) Perencanaan pengembangan SIMPUS


f) Satu PC client ditempatkan di tata Pengembangan SIMPUS dilakukan
usaha dengan mengikuti masterplan yang
Penambahan hardware pada pustu pada telah disusun sebelumnya. Pengem-
tahap pengembangan berikutnya juga perlu bangan SIMPUS ini dapat dilakukan
dilakukan minimal masing-masing pustu di level puskesmas dengan berkoordi-
disediakan 1 (satu) PC dengan aplikasi nasi dengan Dinas Kesehatan Kabu-
SIMPUS rawat jalan dan modem. paten Rembang. Puskesmas Kragan
2) Software 2 sebagai pilot project dapat men-
Software yang dibutuhkan adalah aplikasi jadi puskesmas percontohan untuk
SIMPUS yang telah dikembangkan dan pengembangan SIMPUS.
software pendukung. Software pendukung b. Ketersediaan Sumber Daya
yaitu Microsoft windows, web sever, 1) Sumber daya manusia
Ada 5 (orang) pengelola SIMPUS
telah dimiliki puskesmas telah diinstal dengan pengalaman kerja yang cukup
software pendukung. untuk mengelola SIMPUS yang akan
3) Jaringan dikembangkan. Tenaga pengelola
Komunikasi antar komputer dapat yang lama dapat didayagunakan untuk
local area mengelola SIMPUS sebagai alternatif:
nework a) Tenaga pendaftaran rawat jalan
LAN dengan satu switch. adalah 2 orang (rekam medis)
Berikut gambaran mekanisme komunikasi data
b) Tenaga pendaftaran rawat inap
antar pelayanan di puskesmas disajikan pada
adalah 1 orang (rekam medis)
gambar 3
c) Tenaga pengolah data adalah 1
orang (rekam medis)
d) Tenaga input data klinik umum
adalah 1 orang (rekam medis)
e) Tenaga input data apotik adalah
2 orang (farmasi dan kasir)
f) Tenaga input data tata usaha
adalah 1 orang (TU)
g) Tenaga pengelola data empat
pustu adalah 4 orang (pustu)
2) Infrastruktur SIMPUS
Gambar 3 Mekanisme Komunikasi Data
a) Penambahan hardware, software,
Puskesmas
dan modem
2. Faktor Organisasi b) Infrastruktur pendukung
a. Perencanaan Penambahan hardware tentunya
Perencanaan pengembangan SIMPUS membutuhkan pasokan listrik.
dapat dilakukan dengan tahapan: P e n a mb a ha n UP S pe r P C
diperlukan untuk regulator
1) Pembuatan Masterplan
tegangan dan cadangan listrik.
Master plan pada intinya berisi
Infrastruktur pendukung lain
rencana strategis organisasi
adalah penambahan meja kursi
dalam mengimplementasikan dan
untuk penempatan hardware.
membangun sistem informasi. Mas-
ter plan berisi pedoman kebutuhan 3) Anggaran SIMPUS
sistem informasi seperti apa yang Anggaran yang dibutuhkan untuk
diperlukan melalui analisis SWOT pengembangan SIMPUS dapat
(strengths, weaknesses, opportunities, dilakukan dengan penelitian harga
and threats). Penyusunan masterplan pasar. Perhitungan anggaran
ini dilakukan di level Dinas Kesehatan pengembangan menggunakan
Kabupaten Rembang. metode perhitungan .

20
Asih Prasetyowati. Analisis Integrasi Sistem Informasi Manajemen Puskesmas dan Sikda ...

c. Pelatihan untuk menambah tenaga IT karena sudah


Pelatihan pengelolaan SIMPUS sangat memiliki ketrampilan IT dasar.
di pe rl uk an un tu k m e mpe rs ia p ka n d. Kompetensi dan tugas SIK
implementasi SIMPUS baru. Pelatihan Kompetensi yang dimiliki pengelola
dapat dilakukan dengan sistem off the job SIMPUS sudah mencukupi untuk SIMPUS
dan on the job. Sasaran pelatihan adalah lama. Jika SIMPUS akan dikembangkan
pengelola SIMPUS puskesmas induk dan maka diperlukan pengembangan SDM yang
pustu. ada. Perlu direncanakan pengembangan
d. Supervisi SDM dengan peningkatan pendidikan dan
Supervisi dari manajemen (DKK dan pelatihan. Pendidikan minimal Diploma
kepala puskesmas) dilakukan dengan cara Sistem Informasi dan mengikuti pelatihan-
inspeksi langsung atau melalui laporan- pelatihan SIK (Pusdatin, 2011)
laporan. Oleh karena itu penting bagi e. Motivasi
manajemen untuk rutin meminta laporan Motivasi merupakan dorongan dari
SIMPUS dan memberikan umpan balik. pengelola SIMPUS agar terus aktif
Umpan balik bisa dilakukan dengan dalam mengumpulan data, mengolah,
memberikan masukan-masukan pada dan menyajikan data yang berkualitas
kualitas laporan. (Hasibuan, 2003). Motivasi ditingkatkan
dengan pengembangan SIMPUS sesuai
kebutuhan.
3. Faktor Perilaku
a. Permintaan Data
P erm int aa n da ta ole h m ana j em en SIMPULAN
puskesmas dan DKK berupa laporan-
1. Integrasi SIMPUS dan SIKDA Generik
laporan sesuai dengan ketentuan SP2TP.
Integrasi terbentur pada kesenjangan antara
Secara umum laporan yang dibuat adalah
SIMPUS dan SIKDA Generik yaitu konsep
data aggregate dari register pelayanan.
family pada SIMPUS dengan konsep individu
Kebijakan pemerintah pusat tentang
pada SIKDA Generik, SIMPUS tidak dapat
integrasi SIK dan standar SIKDA Generik
menghasilkan laporan individu pelayanan,
menyebabkan kebutuhan data individual
dan tidak adanya masterplan pengembangan
harus dipersiapkan oleh puskesmas
SIMPUS
(Kepmenkes RI, 2011). Hal ini memerlukan
2. Rekomendasi Pengembangan SIMPUS untuk
pengembangan SIMPUS mengikuti standar
mendukung integrasi data dengan SIKDA
data SIKDA Generik. Integrasi data ini
Generik adalah penerapan single identity number
perlu dilakukan pada level puskesmas dan
pasien,mengembangkan family master index dan
level DKK. Rekomendasi kedepannya
patient master index, mengembangkan rekam
adalah pengembangan Sistem Informasi
medis elektronik pasien, mengembangkan
DKK.
SIMPUS terintegrasi dengan pelayanan dalam
b. Ketrampilan pemeriksaan data
gedung dan luar gedung, menambah output
Pengelola SIMPUS telah memiliki
laporan untuk manajemen internal dan eksternal,
ketrampilan pemeriksaan data SIMPUS.
mengembangkan sistem query data, dan
Metode pemeriksaan data ini belum
mengembangkan sistem migrasi data.
ditetapkan dalam SOP sehingga diperlukan
SOP quality assurance dan quality control
(pusdatin, 2011) DAFTAR PUSTAKA
c. Kemampuan pemecahan masalah
Koordinator rekam medis memiliki
Aqil, Anwer. 2009. Lippeveld. Hozumi. PRISM
ketrampilan menginstal ulang aplikasi Framework : A Paradigm Shift for Designing,
dan back up data. Ketrampilan lain Strengthening and Evaluating Routine Health
yang dibutuhkan adalah troubleshooting Information Systems. Oxford Journals Health
hardware dan jaringan. Ketrampilan ini Policy and Planning. May; 24(3):217-228.
bisa didapat dengan pelatihan khusus Tersedia dalam URL: http://www.ncbi.nlm.nih.
tetapi memerlukan pendampingan dan gov/pmc/articles/PMC2670976.. Diakses pada
waktu yang lama. Direkomendasikan tanggal 23/5/2015, 11.50

21
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.2 Oktober 2016
ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed)

Departemen Kesehatan RI. Sistem Kesehatan dalam : http://www.depkes.go.id/downloads/


Nasional Tahun2009. Tersedia dalam . Diakses pada
URL: http://www.depkes.go.id/downloads/ tanggal 06/4/2015, 04:30
SKN%20final.pdf.Diakses pada tanggal
25/2/2015, 12:40. Pusat data dan Informasi. 2012. SIKDA Generik. URL:
http://www.sikda.depkes.go.id/. Diakses pada
Hasibuan, Malayu. 2007. Manajemen Sumber Daya tanggal 20/5/2015, 6:50
Manusia.Edisi Revisi. Jakarta: PT Bumi
Pusat Data dan Informasi. 2012 Panduan Penggunaan
Aksara
SIKDA Generik Puskesmas. URL:http://
Jogiyanto. 2008. Sistem Teknologi Informasi. mediainfo.sourceforge.net/. Diakses pada
Yogyakarta : Penerbit ANDI tanggal 6/4/2013, 4:07

Kementrian Kesehatan RI. 2011. Pedoman Sistem Pusat Data dan Informasi. 2013. SIKDA Generik-
Informasi Kesehatan Tahun 2011. URL:http:// Dataset Minimal. URL: http://www.sikda.
mediainfo.sourceforge.net/, diakses pada depkes.go.id/doc/. Diakses pada tanggal
tanggal 16/5/2015, 11:04 21/5/2013, 3:51.

Kementrian Kesehatan RI. 2011. Roadmap Sistem Yin, Robert K. 2011. Studi Kasus Desain dan Metode.
Jakarta : PT
Informasi Kesehatan 2011-2014. Tersedia

22

Potrebbero piacerti anche