Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
net/publication/320716811
CITATIONS READS
0 474
1 author:
Arusmalem Ginting
Universitas Janabadra
25 PUBLICATIONS 2 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Arusmalem Ginting on 30 October 2017.
Arusmalem Ginting1
Abstract: Connection was the weakest point in wood structures especially that still was conventional
connection. Safe factor that was used still quite high so as the use of wood became wasteful. Development
modern timber connector was expected to be able to save wood. The goal of this research was to know
the physical and mechanics characteristics of bangkirai wood that covered the specific gravity, moisture
content, tension stresses, compression stresses, bending stresses and behaviour of beam connector used
claw nail plate. The testing of beam connector used bangkirai wood measurement 6/10 cm and long 150
cm with 2 variations that is connector with left right side position used claw nail plate type 10C4 and
connector with upper low side position used claw nail plate type 6C2. Results of the research was gotten
moisture content bangkirai wood 14.632 %, the specific gravity 0.902, tension stresses 971.992 kg/cm2,
compression stresses 657.63 kg/cm2, modulus of elasticity 125312 kg/cm2, and bending stresses 1229.31
kg/cm2. The capacity supported the load of claw nail plate connecting in upper low side position better
than the left right side position.
Kata-kata Kunci: Sambungan Balok, Kayu Bangkirai dan Claw Nail Plate
1. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan kayu baik jenis maupun
kwantitasnya yang tersebar diseluruh kepulauan Indonesia. Kayu adalah sumber
kekayaan alam yang dapat diperbaharui (renewable) yang tidak akan habis apabila
dikelola atau diusahakan dengan baik. Kayu yang sudah ditebang di hutan harus segera
ditanam kembali sebagai pohon-pohon pengganti agar sumber kayu tidak habis.
Penebangan hutan secara liar di Indonesia berakibat semakin menipisnya jumlah kayu
dan menyebabkan sulitnya mendapatkan kayu dengan dimensi dan panjang sesuai
kebutuhan. Untuk mendapatkan panjang kayu sesuai dengan kebutuhan dilakukan
penyambungan kayu. Sambungan perpanjangan kayu dapat berupa sambungan aksial
seperti sambungan pada batang desak dan batang tarik atau dapat juga berupa
sambungan momen seperti yang terjadi pada balok.
Sambungan merupakan titik terlemah dalam struktur kayu khususnya yang
masih berupa sambungan konvensional, dimana faktor aman yang digunakan masih
cukup tinggi sehingga mengakibatkan kurang hematnya pemakaian kayu. Munculnya
alat-alat sambung baru atau modern (modern timber connector) diharapkan dapat
menghemat pemakaian kayu.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat fisik dan sifat mekanika
kayu bangkirai yang meliputi berat jenis, kadar air, kuat tarik, kuat desak, kuat lentur
dan perilaku sambungan balok menggunakan claw nail plate yang ditempatkan pada
dua posisi yang berbeda yaitu posisi samping kiri kanan dan posisi atas bawah.
Arusmalem Ginting adalah Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Janabadra,
Yogyakarta
2. TINJAUAN PUSTAKA
Kayu bangkirai mempunyai nama botani Shorea Laevifolia Endert yang banyak
dijumpai didaerah hutan tropis dan sub tropis, terutama di kepulauan Kalimantan dan
Sumatra dalam jumlah yang besar. Kayu Bangkirai termasuk dalam kategori kelas awet
I dan kelas kuat I – II, yang mempunyai berat jenis pada kondisi kering udara sebesar
0,60 – 1,16 atau rata-rata 0,91. Kayu ini tahan terhadap rayap dan mudah diolah.
Kembang susutnya hanya sedikit dan mudah didapat dalam ukuran yang besar tanpa
cacat-cacat. Kayu Bangkirai banyak dipakai untuk konstruksi terlidung (Wiryomartono,
1976).
Berat jenis kayu diperoleh dari perbandingan antara berat suatu volume kayu
tertentu dengan volume air yang sama pada suhu standar, umumnya berat jenis kayu
ditentukan berdasarkan kering udara dan volume kayu pada kadar air tersebut
(Dumanauw, 1984).
Berat zat kayu untuk segala jenis kayu hampir sama. Berat jenis zat kayu sekitar
1,54. Karena susunan sel kayu pada berbagai pohon berbeda-beda, berat jenis dan angka
rapat kayu berbeda-beda pula, tergantung jumlah zat kayu tiap satuan volumnya
(Soehendradjati, 1990).
Faktor tempat tumbuh, iklim, letak geografis dan spesies dapat berpengaruh
terhadap berat jenis, demikian pula letak bagian kayunya berpengaruh terhadap berat
kayu (Haygreen dan Bowyer, 1996).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sutiono (2004), berat jenis rata-rata
kayu Bangkirai sebesar 0,913 g/cm3.
Kadar air kayu adalah banyaknya air yang terkandung dalam sebatang kayu,
dinyatakan sebagai prosentase berat kayu kering tungku. Banyaknya kandungan air
pada kayu bervariasi tergantung dari suhu dan kelembaban udara disekitarnya serta jenis
kayu. Penggunaan kayu sebagai bahan baku bangunan perlu diketahui kandungan kadar
airnya (Dumanauw, 1984).
Kayu dari pohon hidup mengandung air 30% - 300%. Penyusutan kayu terjadi
apabila kadar air berkurang sampai di bawah titik jenuh serat, dan besarnya penyusutan
sebanding dengan banyaknya air yang dilepas di bawah titik jenuh serat tersebut (Frick,
1981).
Air ikat sangat berpengaruh terhadap penyusutan kayu. Pada saat air bebas telah
keluar dan hanya terdapat air ikat saja, disebut pada kondisi titik jenuh serat (fiber
saturation point). Kadar air pada keadaan ini berkisar antara 25% - 35% tergantung
jenis kayunya. Kayu yang mengering dibawah titik jenuh serat akan menyusut cukup
besar, sedangkan perubahan kadar air diatas titik jenuh serat kurang nampak
penyusutannya (relatif stabil). Kayu yang mengering mengakibatkan dinding sel
menjadi semakin padat, sehingga serat-seratnya menjadi lebih kuat. Jadi turunnya kadar
air kayu mengakibatkan bertambahnya kekuatan kayu. Kayu akan mempunyai kadar air
yang stabil jika suhu dan kelembaban udara di sekelilingnya stabil, keadaan ini disebut
kadar air imbang (Soehendradjati, 1990).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sutiono (2004), kadar air rata-rata
kayu Bangkirai sebesar 8,89 %.
Menurut Dumanauw (1984) sifat mekanik kayu adalah kemampuan kayu untuk
menahan beban muatan dari luar. Yang dimaksud dengan muatan dari luar yaitu gaya-
gaya dari luar benda yang memiliki kecenderungan untuk mengubah bentuk dan
besarnya benda.
Kuat tarik kayu terbesar terjadi pada sejajar arah serat. Kekuatan tarik arah tegak
lurus serat lebih kecil daripada kekuatan tarik sejajar arah serat dan kekuatan tarik
mempunyai hubungan ketahanan kayu terhadap pembelahan (Dumanauw 1984).
Kekuatan kompresi tegak lurus arah serat lebih kecil dari keteguhan kompresi
sejajar arah serat (Dumanauw, 1984). Menurut Haygreen dan Bowyer (1996) kuat desak
sejajar arah serat adalah ketahanan kayu terhadap gaya-gaya yang cenderung untuk
memendekkan kayu dalam arah longitudinal.
Kuat lentur adalah kekuatan untuk menahan gaya-gaya yang berusaha untuk
melengkunggan kayu. Kekuatan lengkung statik adalah kekuatan kayu menahan gaya
yang mengenainya secara perlahan-lahan, sedangkan kekuatan lengkung pukul yaitu
kekuatan kayu yang menahan gaya yang mengenainya secara mendadak seperti pukulan
(Dumanauw 1984).
Menurut Sutiono (2004), kuat desak kayu bangkirai sebesar 695,198 kg/cm2,
kuat tarik 2238,704 kg/cm2, kuat lentur sebesar 1917,537 kg/cm2.
Berdasarkan PKKI 1961 tingkat kekuatan kayu dibagi menjadi beberapa kelas
kuat seperti pada Tabel 1.
Besarnya tegangan ijin dan modulus elastisitas kayu berdasarkan kelas kuat
seperti pada Tabel 2. dan 3. (PKKI, 1961).
Tabel 2. Tegangan ijin kayu (PKKI 1961)
Kelas Kuat Jati
I II III IV V (Tectanograndis)
σlt// (kg/cm ) 150
2
100 75 50 - 130
σtk// = σtr// (kg/cm2) 130 85 60 45 - 110
σtk⊥ (kg/cm ) 40
2
25 15 10 - 30
τ// (kg/cm )
2 20 12 8 5 - 15
Tabel 3. Modulus elastisitas kayu sejajar serat (PKKI 1961)
Kelas Kuat Kayu E// (kg/cm2)
I 125000
II 100000
III 80000
IV 60000
Pelat paku claw nail plate dibuat dari gulungan baja galvanis G2-Z275
berbentuk plat bergerigi. G2 yang menunjukkan kelas standar suatu baja sedangkan
Z275 adalah kelas lapisan timah yang menempel pada baja. Produk claw nail plate
meliputi berbagai ukuran dan berbagai tipe. Claw nail plate terdiri dari 4 tipe yaitu C,
K, P, dan L. Kriteria perencanaan sambungan menggunakan alat sambung claw nail
plate meliputi kekuatan terpaku pada pelat dan pemasangannya menggunakan alat
khusus dengan cara penekanan (pressing). Pelat dalam satu lubang terdapat 2 paku, dan
setiap paku mampu menahan beban sebesar 16,5 kg ( Pryda, 2002).
3. METODE
Pada penelitian ini diadakan pengujian pendahuluan mengenai sifat fisik dan
mekanik kayu Bangkirai. Pengujian sifat fisik terdiri dari pengujian kadar air dan berat
jenis, sedangkan pengujian sifat mekanik terdiri dari pengujian kuat tarik dan kuat
desak.
Pengujian balok kayu menggunakan balok kayu Bangkirai ukuran 6/10 cm dan
panjang 150 cm. Pengujian ini terdiri dari pengujian balok utuh tanpa sambungan dan
pengujian balok dengan sambungan. Pengujian balok dengan sambungan terdiri dari 2
variasi yaitu balok dengan sambungan samping kiri kanan dan balok dengan sambungan
atas bawah. Balok sambungan samping kiri kanan menggunakan alat sambung claw nail
plate tipe 10C4 dengan panjang 25 cm, tebal 0,1 cm dan lebar 10 cm. Balok sambungan
atas bawah menggunakan menggunakan alat sambung claw nail plate tipe 6C2 dengan
panjang 15 cm dan lebar 5 cm, dan tebal 0,1 cm.
Berdasarkan Design Loads for Claw Pryda kekuatan tarik satu pasang alat
sambung tipe 6C2 sebesar 7392 N dan tipe 10C4 sebesar 42240 N. Untuk menghitung
kekuatan sambungan maka diadakan pendekatan dari kuat tarik ke kuat lentur.
Pengujian balok mengunakan pembebanan 2 titik sehingga besarnya momen
yang terjadi dapat dihitung dengan Persamaan 1.
M = 1/6. P. L (1)
Keterangan: M = momen
P = beban
L = panjang bentang
Untuk menghitung kekuatan sambungan claw nail plate yang ditempatkan pada
samping kiri kanan diadakan pendekatan dengan cara perhitungan kokot seperti
Persamaan 2.
M = P⊥ . e1 = P//. ( 1 – 0,25 sin α ). ¼.l (2)
Keterangan : M : momen pada sambungan
n : jumlah paku (320 buah)
Ppaku : beban yang mampu ditahan paku (16,5 kg x 80%)
σtr : tegangan tarik (kg/cm2)
σdsk : tegangan tarik desak (kg/cm2)
l : panjang plat (cm)
e1 : jarak titik berat alat sambung dari setengah sambungan
M = (1/2. 4224). (1 – 0,25 sin 90). ¼. 25 = 9900 kgcm
6.M 6.9900
P= = = 396 kg
L 150
Hasil pengujian kadar air kayu bangkirai seperti pada Tabel 4. berikut ini.
Berdasarkan Tabel 4. kadar air rata-rata kayu bangkirai yang dipakai pada
penelitian ini sebesar 14,632 %. Kayu ini sudah termasuk kering udara karena kadar air
kayu sudah berkisar antara 12 % - 18 %.
Hasil pengujian berat jenis kayu bangkirai seperti pada Tabel 5. berikut ini.
Berdasarkan Tabel 5. berat jenis rata-rata kayu bangkirai sebesar 0,902, dan
berdasarkan Tabel 1. kayu bangkirai termasuk kelas kuat I.
4.3.Kuat Tarik Kayu Bangkirai
Hasil pengujian kuat tarik kayu bangkirai seperti pada Tabel 6. berikut ini.
Berdasarkan Tabel 6. kuat tarik rata-rata kayu bangkirai sebesar 971,992 kg/cm2.
Berdasarkan Tabel 2. tegangan ijin tarik untuk kayu kelas kuat I sebesar 130 kg/cm2,
jadi besarnya faktor aman untuk tegangan tarik sebesar 7,48.
Hasil pengujian kuat desak kayu bangkirai seperti pada Tabel 7. berikut ini.
Berdasarkan Tabel 7. kuat desak rata-rata kayu bangkirai sebesar 657,63 kg/cm2.
Berdasarkan Tabel 1. kayu bangkirai termasuk kelas kuat I karena kuat desak > 650
kg/cm2. Berdasarkan Tabel 2. tegangan ijin desak untuk kayu kelas kuat I sebesar 130
kg/cm2, jadi besarnya faktor aman untuk tegangan desak sebesar 5,06. Dari Tabel 6. dan
Tabel 7. dapat dilihat bahwa kuat tarik kayu bangkirai lebih besar sekitar 1,48 kali kuat
desaknya.
Diagram tegangan regangan pengujian desak kayu dapat dilihat pada Gambar 1.
berikut ini.
700
650
600
550
Tegangan (kg/cm^2
500
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
0.0000 0.0030 0.0060 0.0090 0.0120 0.0150
Regangan
Dari Gambar 1. dapat dicari besarnya modulus elastisitas kayu bangkirai, dan
hasilnya seperti ditunjukkan pada Tabel 8. berikut ini.
Hasil pengujian balok utuh tanpa sambungan dapat dilihat pada Tabel 9. berikut
ini.
Tabel 9. Kuat lentur balok utuh
Beban maks P.l
Balok σlt = (kg/cm2)
(kg) b.h 2
BU1 4868 1217,00
BU2 5380 1345,00
BU3 4158 1039,50
BU4 5263 1315,75
Rata-rata 4917,25 1229,31
6000
5000
4000
Beban (kg)
3000
2000
1000
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Lendutan (mm)
Dari Tabel 9. didapat tegangan lentur rata-rata kayu bangkirai sebesar 1229,31
kg/cm . Berdasarkan Tabel 1. untuk kayu dengan kuat lentur mutlak > 1100 kg/cm2
2
termasuk kayu kelas kuat I. Berdasarkan Tabel 2. untuk kayu kelas kuat I tegangan ijin
lentur sebesar 150 kg/cm2, jadi besarnya faktor aman untuk tegangan lentur sebesar
8,20.
Besarnya beban lentur balok sambungan samping kiri kanan seperti pada Tabel
10. berikut ini.
Tabel 10. Beban lentur balok sambungan samping kiri kanan
Beban maks Lendutan maksimum
Balok
(kg) (mm)
BSS1 644 11,15
BSS2 869 11,13
BSS3 763 10,69
BSS4 661 11,60
BSS5 571 11,75
Rata-rata 701,60 11,26
1000
800
Beban (kg )
600
400
200
0
0 5 10 15 20
Lendutan (mm)
BSS 1 BSS 2 BSS 3 BSS 4 BSS 5
Dari Tabel 10. didapat beban lentur maksimum balok sambungan samping kiri
kanan sebesar 701,60 kg, hasil ini lebih besar dari hasil perhitungan teoritis sebesar 396
kg. Besarnya beban lentur hasil pengujian 177 % kali hasil perhitungan teoritis.
Besarnya beban lentur balok sambungan atas bawah seperti pada Tabel 11.
berikut ini.
Tabel 11. Kuat lentur balok sambungan atas bawah
Beban
Lendutan
Balok maksimum
maksimum (mm)
(kg)
BSAB1 443 8,02
BSAB2 482 9,43
BSAB3 389 10,15
BSAB4 485 9,34
BSAB5 464 9,49
Rata-rata 452,60 9,29
600
400
Beban (kg)
200
0
0 5 10 15
Lendutan (mm)
Dari Tabel 11. didapat beban lentur maksimum balok sambungan atas bawah
sebesar 452,60 kg, hasil ini lebih besar dari hasil perhitungan teoritis sebesar 366,615
kg. Besarnya beban lentur hasil pengujian 123 % kali hasil perhitungan teoritis.
Kerusakan balok sambungan samping kiri kanan terjadi secara bertahap dan
diawali dengan robeknya alat sambung claw nail plate pada bagian bawah dan terus
menjalar ke arah atas sampai balok runtuh. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 5.
Dari pola kerusakan kedua jenis penempatan claw nail plate tersebut, yang lebih
menguntungkan adalah penempatan sambungan atas bawah. Pada sambungan atas
bawah pelat sambung yang berada pada sisi bawah dapat memberi perlawanan terhadap
beban sampai mencapai kekuatan batasnya.
Kekuatan maksimum sambungan samping kiri kanan terjadi sebelum adanya
robekan awal pada pelat yang berada pada daerah tarik, dan robekan yang menjalar dari
bawah ke atas mengakibatkan kekuatan sambungan yang berada didaerah tarik terus
berkurang.
5.1.Kesimpulan
a. Dari pemeriksaan sifat fisik kayu bangkirai didapat besarnya kadar air 14,632 % dan
berat jenis 0,902
b. Dari hasil pemeriksaan sifat mekanik kayu bangkirai didapat besarnya kuat tarik
sebesar 971,992 kg/cm2, kuat desak 657,63 kg/cm2, modulus elastisitas 125312
kg/cm2, tegangan lentur 1229,31 kg/cm2
c. Kemampuan mendukung beban sambungan claw nail plate pada posisi atas bawah
lebih baik dari sambungan samping kiri kanan
5.2.Saran
Perlu diadakan penelitian sambungan balok menggunakan claw nail plate dengan
kapasitas sambungan secara teoritis sama dengan balok utuh, sehingga dapat
dibandingkan hasilnya
6. DAFTAR RUJUKAN