Sei sulla pagina 1di 5

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PENYELENGGARAAN

PELAYANAN PUBLIK

H. Asep Suparman
Dosen Dpk pada Sekolah Tinggi Hukum Bandung
E-mail :jurnalwh@sthb.ac.id

ABSTRACT

Satjipto Rahardjo says that law enforcement always involves human beings and their behavior.
Law cannot stand alone by itself. It means that law cannot afford to create its own promises and
willingness contained in the regulation. The effort to create law enforcement to public services, public
service officers should be able to avoid ordinary or conventional ways, but it should require
extraordinary ways (progressive law enforcement). It means that it should work with clear, obvious
determination, and it should not allow wrong ways. Progressive law enforcement is that; performing
the law which is not only according to the letter and Acts or law.
The result of the research performed by Institution of Governance and Decentralization Survey
explains that public services are still worse. It can be indicated by glaring service discrimination,
service uncertainty, low grade of public satisfaction, and more over the services become a commodity.
Lawrence M Friedman expresses three factors determining the process of law enforcement,
namely structure component, substantive component, and cultural component. The three components
mentioned above become a system. It means that those components will determine the process of law
enforcement in the society, and it cannot be compared one another because the failure in one
component will give an impact on other factors.

Keywords: law enforcement; public services; society

A. Pendahuluan diwujudkan dal m seluruh norma atau


Satjipto
Peneg Rahardjo,
akan huku mengatakan,
m adalah ko sep norbahwa
matif, tatanan kehidupan masyarakat.2
di mana orang hanya tinggal Sudjono D, mengat
mengaplikasikan pa ran gka ian p roses unt uk m
bahwaPenegakan hukum, merupakanenjabarkan
perundang-undangan.1 yang ada dalam nilai, ide, cita yang abstrak selanjutnya
Barda Nawawi Arief, terpetik lewat menjadi tujuan hukum. Cit hukum at
bukunya Didik S, m engatakan bahwa tujuan hukum memuat nilai-nilai moral,

peenegakan hukum pada hakikatnya yakni keadilan, kepastian dan


3
adalah perlindungan hak asasi manusia, kemanfaatan, Sedangkan menurut
serta tegaknya kebenaran dan keadilan, oerjono Soekanto terp tik lew bukuny
dan tidak adanya penyalahgunaan Satjipto Rahardjo, mengatakan bahwa
kekuasaan dan praktek favoritisme , yang secara konsepsional inti dan arti

1
Satjipto Rahardjo, Hukum Dan Perilaku, Kompas, Jakarta, 2009, hlm. 21.
2
Barda Nawawi Arief terpetik lewat bukunya Didik S, Hukum Konstitusi Dan Konsep Otonomi, Setara Press, Malang, 2013,
hlm 86
3
Soedjono D, Pengantar Ilmu Hukum, CV.Rajawali, Jakarta,1984, hlm. 127

Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 29 No. 02 September 2013 849


penegakan hukum terletak p da kegiatan yang tujuannya sangat mulia hal ini
menyerasikan hubungan nilai-nilai yang sebagaimana yang diatur dalam Ketentuan
terjabarkan dalam k idah-kaidah yang Pasal 3 Und g-Undang Nomo 25 Tahun
mantap dan mengejawantahkan sikap 2009, dikatakan bahwa secara spesifik
indak sebagai rangkaian penjabaran nilai dirumuskan t juan UU Peelayanan Publik,
tahap akhir untuk menciptakan, sebagai berikut: (1) Terwujudnya batasan
m e m e l h a r d a n m e m p e r t a h ankan da hubungan yang jel s antara hak,
kedamaian dalam pergaulan hidup.4 t a ngg u n g j a w ab , ke w aj ib a n dan
Satjipto Rahardjo, mengatakan bahwa kewenangan seluruh pihak yang terk it
penegakan hukum selalu melibatkan d e n g a n p e n y e l e n g g a r a a n p e la y a n a n
manusia dan tingkah laku manusia. Hukum ; (2) Terwujudnya sistem pel yanan
tidak dapat tegak dengan sendirinya, yakni publik yang layak sesuai dengan asas-asas
hukum tidak mampu mewujudkan sendiri umum pem intahan d n koorporasi y g
janji-janji serta kehendak-kehendak yang baik; (3) Terpenuhinya penyelenggaraan
tercantum dalam (peraturan- raturan) l a y a n a n p u b l ik sesuai p e ratur a n
h u k u m p e l a ya n a n p u bli k , a p ar a t r
hukum. Upaya mewujudkan penegakan Te
perundudn
rw ang-unya pdearli
ngndan,ungan dan daKe
n p tia (4n)
penyelenggara pelayanan publik, harus Hukum bagi masyarakat dalam
m e n g h i n d a r i c ra - c a r a b ia s a a t a u pe ny e le n g g a r a a n p e lay a n a n pu b li k .
konvensional, tetapi memerlukan cara- Namun hal tersebut ternyata hanya cantik

cara yang luar biasa (penegakan hukum diatas kertas saja dan buruk d lam t aran
progresif ) artinya bekerja deng laksanaannya, hal ini sebagaimana hasil
determinasi yang jelas tidak sama dengan penelitian dari Lembaga Governance and
“menghalalkan segala macam cara“. Decentralization Survey yang mengatakan
Penegakan huk m progresif adalah b wa ditandai
hal ini masih buruknya pel yanan
dengan masih publik
besarnya
m e n u rut k atahukum
menjalankan -ka t a htidak
itam psekedar
u t ih d ari diskrim inasi p elayanan, tidak adanya
peraturan (according to the letter) dan kepastian pelayanan, rendahnya tingkat
5

Undang-Undang atau hukum. k puasa masyarakat bahkan pelayan


Memperhatikan uraian tersebut diatas cenderung menjadi “komoditas “. Dan
bahwa pada prinsipnya penulis menurut Komp sep njang tahun 2004-
sependapat dengan apa yang diuraikan 2011, Kementrian Dalam Negeri mencatat
ol
menjalankanSatjipto
hukum ituRahardjo, bahwa
tidak sekedar seb yak 158 kepala d erah yang
m e n u rut k at a-k at a h i t am p utih d ari 2 010, MahkKorupsi
tersangkut amah Adan
gunsepanjang
g menjatutahun
hkan
peraturan dan undang-undang, karena sangsi kepada 107 hakim, 288 pegawai

banyak peraturan perundang-undangan kejaksaan, dan 294 polisi yang di pecat dari

4
S erjono S, terpetik dalam bukunya Satjipto R, Penegakan Hukum Suatu Tinjauan Sosiologis, Genta Publishing,
Yogyakarata, 2009,hlm.vii
5
Satjipto Rahardjo, Penegakan Hukum Suatu Tinjauan Sosiologis, Gentra Publishing, Yogyakarta, 2009, hlm.xiii

850 Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 29 No. 02 September 2013


dinas POLRI.6 komponen-komponen itu an sangat
Sunaryati Hartono, mengelompokan menentukan proses penegakan hukum
a l m m a s ya ra k t d a n t i d a k d a p a t
bentuk “maladministrasi”, sebagai berikut
:7 dinafikan satu dengan yang lainnya, karena
Pertama : ketepatan waktu dalam k agalan pada salah satu komponen akan
proses pelayanan umum, yang terdiri dari berimbas pada faktor lainnya.8 Oleh karena
tin d k a n p e n un d a a n b e r la r u t t idak it u m e n ur u t A b d u l M uk thie Fa d j a r
menangani dan melalaikan kewajiban; t e rd ap a t e m p a t f a kt or y an g h a r u s
Ke dua
: keberp ihakan se hin g ga diperhatikan dalam m enegakan hukum
menimbulkan rasa ketidak adilan dan pelayanan publik untuk dapat tercapainya
diskriminasi, yang terdiri dari kepastian, keadilan dan kemanfaatan,
persekongkolan, kolusi, nepotisme, yaitu :
bertindak tidak adil, dan nyata-nyata tidak 1. Fa tor substansial kaidah
adil; hukumnya;
Ketiga : p ela ngga ran hukum dan 2. Faktor struktural, yaitu aparatur
peraturan p eru n dang- undangan, yang penegak hukumnya;
terdiri dari pemalsuan, pelanggar 3. Faktor ku ltural. Dala m hal ini
undang-undang , dan perbuatan melawan kesadaran hukum para yustiabel;
hukum; 4. Faktor manajerial. Dalam hal in
komKpe etemnpadtal am
: pemjab
enajatlanyan
ka ng ttui gda
a sk, administrasi organisasi
intervensi yang mempengaruhi proses penegelolaannya.
9

pemberian pel yanan umum, dan tindakan Ad.1. Faktor Substansial


yang mensyaratkan peraturan hukum yang akan
menyimpang; : tindakan korupsi. itegakan, pengkaidahannya harus jelas
Kelima
Berdasa rkan uraian ters ebut diatas, dan tegas serta tidak mengandung
masalahnya bagaim akah penegakan multi–interpretasi. Oleh karena itu d lam
hukum dalam pelayanan publik. pembuatan Undang-Undang harus
memApde.2
rh. aFakt s anga t
tikan aspek filosofis, yuridis,
L aw re n c e M F r iedm a n ditentukioalnogis; oleh Struktural pen e g a k
B. Pembahasan dan soc
mengungkapkan tiga faktor yang aparat
menentukan pro s penegakan hukum, hukumnya,yaitu orang-or ng atau pejabat-
yaitu komponen substansi, struktur, dan pejabat yang secara langsung

kult al dan ketiga komponen tersebut b r h u b u n g a n dengan pelaksa n a a n ,


merupakan suatu sistem, artinya p e m e li h a ra a n , dan usaha

6
Kompas, Senin tanggal 20 Juni 2011, ”Kerusakan Moral Mencemaskan“, hlm. 1 kolom 2
7
C.F.G. Sunaryati Hartono,
Panduan Investigasi Untuk Ombudsman Indonesia, Jakarta, 2003, hlm.18-22
8
Lawrence M Friedman, terpetik lewat bukunya Didik. S, op.cit, hlm 65
9
Abdul Mukthie Fadjar, Keprihatinan Memudarnya Penegakan Hukum dan Kewibawaan Hukum Di Indonesia, Makalah
disampaikan pada saresehan Forum Doktor. FH UNIVERSITAS BRAWIJAYA, 30 JUNI 2011,hlm.3

Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 29 No. 02 September 2013 851


mempertahankan huk um dan apabil :
dipandang perlu sesuai dengan fungsinya
yang diatur dalam Undang-undang dapat 1. jamin h ak warganegara k
memaksakan berlakunya hukum. mengetahui rencana poembuatan
Pe syaratan seorang penegak hukum ijakan publik, program
h ukummenguasai
harus yang adamakna
, baik tkaidah-kaidah
ertulis maupu kebijakan
pen gambilapublik,
n kepudan
tusaproses
n publik,
tidak tertulis, memiliki pengetahuan dan
skeerptuatual
saasapu
n blpike;ngambilan suatu
wawasan y g luas, dapat m engikuti
perkembangan masyarakat dan 2. mendorong partisipasi masyarakat
kebutuhan dalam roses
harus mengetahui batas
wewenangnya, serta mempunyai keputusan publik; pengambilan

k e t e r a m p i la n d a l a m m e l a k sanakan 3. ningkatkan pera aktif


tugasnyadan memiliki integritas. masyarakat dalam pengambilan
Ad.3. Faktor Kultural Masyarakat kebijakan publik d pengelolaan
adanya
masyarakkesad at untuara
k mennhukum
ghindarianpergg ott a
bua 4. bmaedw
anupjud
ublkika n
yanpgebaik;
n yel e n g ga r a n
yang dilarang, melaksanakan tugas dan n e g ara ya n g b a i k , y a it u ya n g
kewajiban sebagai warga masyarak t dan transparan, efektif dan efisien,
mengerti akibat-akibat hukumnya jika
melanggar hukum. akuntabel
dipertanggung serta ;
jawabkan dapat
A d . 4 . F a k t o r Manajerial adalah 5. mengetahui alasan kebijakan
berkaitan den an proses mengkoordinasi publik yang mempengaruhi hajat
dan mengintegrasikan faktor-faktor yang hidup orang banyak;
entu efektif atau tidaknya dala 6. m e n g e m b a n g k a n ilmu
men e g a kan t u j u an hu k u m pengetahuan dan mencerdaskan
penyelenggaraan p layanan publik. kehidupan bangsa; dan/at
Disamping keempat faktor tersebut 7. meningkatkan pengelolaan dan
diatas,menurut hem t penulis hendaknya pelayanan informasi di lingkung
melibatkan masyarakat (partisipasi Badan Publik untuk menghasilkan
masyarakat)
dalam melakukan
rangka pengawasan
penegakan hukum layanan informasi yang berkualitas.

pelayanan publik, arena pa rtisipasi dapat Disamping partisipasi masyarakat,


diartikan sebagai ikut serta, berperan serta menurut penulis tidak kalah pentingnya
dalam suatu kegiatan, mulai dari yaitu penguatan budaya hukum
perencanaan p en gu tan bu d y hukum , pada
ini sejalan dsampai
engan Kdengan
etentuaevaluasi,
n Pasal hal
39 masyarakat, mengingat bahwa upaya
hakekatnya penguatan kesadaran hukum
U
(Un d aan
n g -U n da ng Pe l aya n a n P u b l i k masyarakat artinya budaya hukum d
g-Undang Nomor 25 Tahun 2009 )
dan Undang-Undang Nomor 14 Tahun kesadaran hukum masyarakat merupakan

2008 Tentang UU KIP yang tujuannya, yaitu satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan

852 Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 29 No. 02 September 2013


dan edu nya sangat berhubung n dengan
pelaksanaan hukum dalam masyarakat, hal
Kompas, Senin tanggal 20 Juni 2011,
ini sejalan de an p endapat Satjipto
R a ha rd j o 1 0 ya ng me n g a t a k a n b a hw a ”Kerusakan Moral Mencemaskan“,
hlm. 1 kolom 2
pe n e gakan hu ku m s e lalu m elibatkan
manusia dan tingkah laku manusia. Lawrence M Friedman, terpetik lewat
bukunya Didik. S Hukum Konstitusi
C. Penutup Dan Konsep Otonomi,Setara Press,
Penyelenggaraan pelayanan publik Malang, 2013,
yang hanya bertumpu pada pembenahan
aspek substansi hukum dan struktur Satjipto Rahardjo, Penegakan Hukum
hukum mengakibatkan nafas dan amanat Suatu Tinjauan Sosiologis, Gentra
dari Undang-Undang Pelayan Publik tidak Publishing, Yogyakarta, 2009.
d p a t d i te g ka n . O l eh ka re n a i t u
partisipasi masyarakat, budaya hukum , Hukum Dan Perilaku, Kompas,
serta kesadaran
merupakan hukum
jembatan yangmasyara at
sangat efektif Jakarta, 2009.

dalam ra n gka m e l ku k an p e n e g a k n Soedjon o D, Pe ngan tar Ilm u Hukum,


hu ku m da n p e n gawasan t erh ad a p CV.Rajaw ali, Jakarta, 1984.
penyelenggaraan pelayanan publik. Soerjon o S , te rp et ik d ala m b uku nya
DAFTAR PUSTAKA Satjipto R, Penegakan Hukum Suatu

Tinja ua n S o s i o l o gi s , Genta
Abdul Mukthie Fadjar, Keprihatinan Publishing, Yogyakarata, 2009.
Memudarnya
Kewibawaan Penegakan
Hukum Di Hukum
Indonedan
sia,
Makalah disampaikan pa d a
saresehan Forum Doktor. FH
UNIVERSITAS BRAWIJAYA, 30 JUNI
2011.

Barda Naw wi Arief terpetik lewat


bukunya Didik S, Hukum Konstitusi
Dan Konsep Otonomi, Setara Press,
Malang, 2013.

C.F.G. Sunaryati Hartono, Panduan


Investigasi Untuk Ombudsman
Indonesia, Jakarta, 2003.

10
Satjipto Rahardjo, Op.Cit, hlm ix

Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 29 No. 02 September 2013 853

Potrebbero piacerti anche