Sei sulla pagina 1di 17

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.

2 Tahun 2016

STUDI DESAIN PEMANFAATAN DRUM BEKAS MENJADI TANGKI


SEPTIK PASANG SURUT
Akhsin Munawar1, Suparmi
Abstract
Feces waste water disposal which do not qualify cause loss of
environmental quality such as interference with the aesthetic form of smell and a
polluted environment. There was also other effect such as bacteriological
contamination on water resource and the rivers. This condition will not occur if
acces to sanitation such as toilets helthy at anytime, either normal or emergency
condition. This acces is often faced obstacles, in particular on the discharge into
the septic tank and absorption wells for those who live in tidal areas.
Acces healthy toilets is a shared responbility between the government and
the public in accordance with PERMENKES No. 3 in 2014 abaout Total
Sanitation of Community Based (STMB). Under certain condition the efforts
made are often faced with specific problems such as Geographical condition,
people I the swamp area, Tidal and or any other emergencies such as natural
diseasters, Gathering of people a that, and others. So that, facilities necessary
with a special design made with appropriate technology approach.
The study used a prospective cohort study design with the approach of the
observation of the physical condition of the septic tank. While the quality by
checking the parameters of TSS and BOD wastewater samples were taken from
the outlet 4 time examined the laboratory of BLHD in Jambi Province.
TSS content on compartment A of 178 mg/l whereas in compartment B are
in the range between 45 mg/l amount up to 310 mg/l BOD content on
compartment A of 281 mg/l whereas in compartment in the range between 72 mg/l
amount up to 846 mg/l.
The high parameters of TSS and BOD in the test of the 2 nd possible
because the decomposition of organic materialby microorganisms isnot optimal.
While decreased dramatccally in 3 sampledue to the absence increase feces in a
relatively long time.
Altough in general the average TSS and BOD levels are still above the
water quality standart of waste in accordance of LH PERMEN No. 3 in 2012 but
the septic tank can be used for people in the tidal area of the disposal of feces
directly into the environment. Utilizationof drums into a septic tank can lead to the
achievement of acces to the toilet in order to achieve the first pillar of STMB.
Further studies are needed to design an experiment that conditioned the
continuity of feces waste stream and the addition of various media bioflm.
Keywords : Drums, Septic tank, BOD, TSS, The density of flies, Smell.
PENDAHULUAN teknologi tepat guna menjadi
Kondisi lingkungan daerah kebutuhan mendesak untuk
pasang mengakibatkan faktor mengatasi permasalahan.
kesulitan utama untuk dibangun Studi Basic Human Services
Tangki Septik dan sumur resapan. (BHS) di Indonesia tahun 2006
Akibatnya akses jamban keluarga diantaranya menyebutkan Bahwa
yang sehat selalu menjadi perilaku masyarakat dalam mencuci
permasalahan utama. Rekayasa tangan adalah (i) setelah buang air
Tangki Septik dengan pendekatan besar 12%, (ii) setelah
membersihkan tinja bayi dan balita
1 9%, (iii) sebelum makan 14%, (iv)
Dosen Politeknik Kesehatan Kemenkes
Jambi
sebelum memberi makan bayi 7%,

1
Studi Desain Pemanfaatan Drum Bekas Menjadi Tangki Septik Pasang Surut
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.2 Tahun 2016

dan (v) sebelum menyiapkan sendiri di perkotaan lebih tinggi


makanan 6 %. Sementara studi BHS (84,9%) dibandingkan di perdesaan
lainnya terhadap perilaku (67,3%); sedangkan proporsi rumah
pengelolaan air minum rumah tangga tangga BAB di fasilitas milik
menunjukan 99,20% merebus air bersama dan umum maupun BAB
untuk mendapatkan air minum, tetapi sembarangan di perdesaan (masing-
47,50 % dari air tersebut masih masing 6,9%; 5,0% dan 20,8%) lebih
mengandung Eschericia coli. tinggi dibandingkan dengan di
Kondisi tersebut berkontribusi perkotaan (6,6%; 3,5%; dan 5,1%).
terhadap tingginya angka kejadian Semakin tinggi indeks kepemilikan,
diare di Indonesia. Hal ini terlihat semakin tinggi juga proporsi rumah
dari angka kejadian diare nasional tangga yang menggunakan fasilitas
pada tahun 2006 sebesar 423 per BAB milik sendiri. Semakin rendah
seribu penduduk pada semua umur indeks kepemilikan, proporsi rumah
dan 16 provinsi mengalami Kejadian tangga yang melakukan BAB
Luar Biasa (KLB) diare dengan Case sembarangan semakin tinggi (Buku
Fatality Rate (CFR) sebesar 2,52. Riskesdas 2013 Dalam Angka) .
Keberadaan Eschericia coli di Kondisi seperti ini dapat
lingkungan mengindikasikan bahwa dikendalikan melalui intervensi
perilaku masyarakat dalam Buang terpadu melalui pendekatan sanitasi
Air Besar Sembarangan (BABs) total. Hal ini dibuktikan melalui hasil
masih besar. studi WHO tahun 2007, yaitu
Hasil Riskesdas 2013 kejadian diare menurun 32% dengan
menunjukkan bahwa rumah tangga meningkatkan akses masyarakat
di Indonesia menggunakan fasilitas terhadap sanitasi dasar, 45% dengan
BAB milik sendiri (76,2%), milik perilaku mencuci tangan pakai
bersama (6,7%), dan fasilitas umum sabun, dan 39% perilaku pengelolaan
(4,2%). Meskipun sebagian besar air minum yang aman di rumah
rumah tangga di Indonesia memiliki tangga. Sedangkan dengan
fasilitas BAB, masih terdapat rumah mengintegrasikan ke-tiga perilaku
tangga yang tidak memiliki fasilitas intervensi tersebut, kejadian diare
BAB sehingga melakukan BAB menurun sebesar 94%.
sembarangan, yaitu 12,9%. Lima Pemerintah telah memberikan
provinsi tertinggi rumah tangga perhatian di bidang higiene dan
menggunakan fasilitas BAB milik sanitasi dengan menetapkan Open
sendiri adalah Riau (88,4%), Defecation Free (ODF) dan
Kepulauan Riau (88,1%), Lampung peningkatan perilaku hidup bersih
(88,1%), Kalimantan Timur (87,8%), dan sehat. Hal ini sejalan dengan
dan DKI Jakarta (86,2%). Lima komitmen pemerintah dalam
provinsi dengan rumah tangga yang mencapai target Millennium
tidak memiliki fasilitas BAB/BAB Development Goals (MDGs) tahun
sembarangan tertinggi adalah 2015, yaitu meningkatkan akses air
Sulawesi Barat (34,4%), NTB minum dan sanitasi dasar secara
(29,3%), Sulawesi Tengah (28,2%), berkesinambungan kepada separuh
Papua (27,9%), dan Gorontalo dari proporsi penduduk yang belum
(24,1%) (Buku Riskesdas 2013 mendapatkan akses.
dalam Angka). Salah satu sarana yang
Berdasarkan karakteristik, diperlukan untuk akses terhadap
proporsi rumah tangga yang sanitasi adalah Tangki Septik. Air
menggunakan fasilitas BAB milik limbah domestik yang berasal dari

2
Studi Desain Pemanfaatan Drum Bekas Menjadi Tangki Septik Pasang Surut
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.2 Tahun 2016

usaha dan atau kegiatan permukiman pencemar dan atau jumlah unsur
(real estate), rumah makan pencemar yang ditenggang
(restauran), perkantoran, perniagaan, keberadaannya dalam air limbah
apartemen dan asrama boleh dibuang domestik yang akan dibuang atau
ke air permukaan bila sudah dilepas ke air permukaan tidak
memenuhi persyaratan baku mutu air menimbulkan pencemaran. Menurut
limbah. Untuk skala pengolahan Peraturan Menteri Negara
yang besar ini dapat dilakukan Lingkungan Hidup nomor 112 tahun
dengan sistem terpusat di satu tempat 2003 tentang Baku Mutu Limbah
(off site system). Tetapi untuk skala Domestik mensyaratkan parameter
rumah tangga biasanya dibuat oleh BOD dan TSS minimal adalah 100
perorangan berupa Tangki Septik mg/l.
skala individual (on site system) yang Konstruksi Tangki Septik yang
pada umumnya masih membutuhkan dibuat dari drum berpotensi terjadi
sarana lain lagi berupa sumur kebocoran sehingga dimungkinkan
resapan air limbah. Konstruksi akan dijadikan sebagai tempat
seperti ini hanya dapat dibangun di hinggap lalat untuk mengambil
daerah daratan yang tidak tergenang makanan dari tangki tinja yang bocor
air. Bila tidak ada sumur resapan tersebut. Hal ini didasarkan pada
maka efluen air limbah tersebut akan bionomik lalat yang menyukai bau-
langsung dibuang ke badan air di bauan yang tidak sedap dan
sekitarnya. Kondisi demografis yang banyaknya zat sebagai sumber
selalu tergenang air seperti di daerah makanannya.
pasang surut serta kondisi darurat Lalat merupakan kelas insekta
lainnya tidak memungkinkan dari diptera, yang terpenting adalah
dibangun Tangki Septik dan sumur golonganClyptrata muscodiae bagian
resapan seperti daerah lain yang ada dari super family muscodiae.Genus
di daratan dan tidak tergenang air. musca spesies yang sering terdapat di
Faktor inilah yang menjadi kendala sekitar dan di dalam rumah. Tempat
wilayah ini mencapai ODF. Salah yang disenangi lalat untuk
satu strategi untuk memecahkan berkembang biak umumnya pada
masalah adalah adanya Tangki sampah – sampah basah, kotoran
Septik dan IPAL dengan pendekatan manusia, binatang dan tumbuh –
teknologi tepat guna bagi masyarakat tumbuhan yang membusuk.
di daerah pasang surut. Lalat betina yang bertelur di
Pembuangan air tinja langsung tempat berkembangbiaknya sampai
ke air permukaan akan menimbulkan 50 butir hingga 2.000 butir telur.
pencemaran karena beberapa Lalat kecil umumnya ditemukan di
parameter air limbah yang tempat pembuangan sampah, tempat
membebani mikroorganisme dalam gerobak sampah, truk sampah dan
proses purifikasi secara alamiah tempat-tempat lain di mana ada sisa
sehingga akan mengakibatkan makanan disimpan. Telur menetas
adanya tumbuhan air yang sangat setelah 2 hari dan larva memerlukan
subur sehingga menutupi permukaan 6 hari atau lebih untuk mencapai
sungai dan pada akhirnya akan pupa, yang berlangsung sampai 7
mengakibatkan sedimentasi yang hari atau lebih sehingga biasanya
berakibat pada pendangkalan sungai. berlangsung sekitar 2-4 minggu
Penentuan batas maksimal untuk berkembang menjadi lalat
baku mutu air limbah dimaksudkan dewasa, tergantung pada suhu
agar ukuran batas atau kadar unsur

3
Studi Desain Pemanfaatan Drum Bekas Menjadi Tangki Septik Pasang Surut
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.2 Tahun 2016

(Rozkosny & Gregor dalam Ariyani Berdasarkan kendala akses


S, 2011:14). jamban Tangki Septik dan IPAL
Lalat berperan sebagai yang sulit dipenuhi masyarakat di
transmisi atau penular penyakit daerah pasang surut dan adanya
secara mekanis yang menyebabkan ketentuan baku mutu air limbah
penyakit pada manusia dan hewan. domestik maka diperlukan kajian
Berbagai penyakit dapat ditularkan tentang “Pemanfaatan drum bekas
lalat seperti penyakit viral sebagai Tangki Septik di daerah
(poliomielitis, hepatitis, trakhoma, pasang surut” yang dibuat dengan
infeksi echo virus). Penyakit pendekatan teknologi tepat guna. Hal
lambung dan usus seperti dysentri, ini karena bahan baku yang
diare, salmonellosis, cholera. diperlukan relatif mudah diperoleh
Penyakit asal protozoa lalat seperti dengan biaya yang terjangkau.
entamoeba histolyca dan e.coli. Metode Penelitian
(Singgih Harsoyo sigit, 2006:63). Jenis penelitian deskriptif
Selain itu pengolahan didalam menggunakan desain studi kohort
drum tersebut diharapkan sudah prospektif untuk mengamati
dapat mengisolir gangguan estetika parameter yang berpengaruh dalam
berupa bau-bauan tinja dan bau aplikasi Tangki Septik yang
busuk lainnya. Tetapi karena memenuhi syarat. (Bhisma Murti,
kemungkinan ada kebocoran maka di 1997: 126). Bentuk skema rancangan
sekitar Tangki Septik ini akan keluar penelitian studi kohort prospektif
bau-bauan yang tidak sedap. dapat digambarkan sebagai berikut :

D+

E+

D-
Keterangan: sebagai media pengolahan tinja dan
E+ = Terpapar faktor penelitian, air limbah dengan perkiraan
Desain Septik yang dikaji perhitungan (diasumsikan) sebagai
D+ = Mengalami perubahan sesuai berikut:
baku mutu, output desain aplikabel a. Volume air limbah (tinja dan air
D- = Tidak Mengalami perubahan untuk sanitasi) = 10
sesuai baku mutu, output desain liter/orang/hari
tidak aplikabel b. Frekunsi penggunaan Tangki
Perkiraan Tangki Septik Septik = 1 kali/orang/hari
Desain dibuat dengan c. Volume Tangki Septik = 200 liter
memanfaatkan drum atau gentong – freeboard (20 liter) = 180 liter
dengan volume sekitar 200 liter yang d. Pengguna Tangki Septik = 5
dilengkapi dengan pipa dan asesoris jiwa/KK
pipa untuk komponen pelengkap Maka proses yang terjadi
penyempurnaan desain. Volume ini dalam Tangki Septik untuk hari ke-1
diperkirakan akan mampu dijadikan adalahsebagai berikut:
Waktu tinggal (detention time) = 180 liter/(5 orang*10 liter/orang/hari)
= 3,6 hari = 86,4 jam
Dalam desain pengolahan (detention time= td)adalah 24 jam
secara on site system disyaratkan (Bowo Djoko Marsono, 139)
paling sedikit waktu tinggal sehingga persyaratan ini sudah sesuai

4
Studi Desain Pemanfaatan Drum Bekas Menjadi Tangki Septik Pasang Surut
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.2 Tahun 2016

dengan kriteria perencanaan. Dengan yang baru masuk langsung keluar


adanya waktu tinggal 86,4 jam maka tanpa mengalami pengolahan terlebih
mikroorganisme diberi kesempatan dahulu karena belum sempat
untuk mendekomposisi beban didekomposisi oleh mikroorganisme
organik tersebut secara leluasa. secara maksimal akibat tidak
Kondisi ini akan berpengaruh pada tercukupinya waktu tinggal air
percepatan proses pengolahan air limbah dalam Kompartemen B.
limbah di kompartemen B tempat Perkiraan waktu tinggal air
untuk pengolahan air limbah tinja. limbah dalam kompartemen
Perkiraan Kompartemen pengolahan air limbah
Pengolahan Air Limbah (Kompartemen B) adalah sebagai
Air limbah yang keluar dari berikut:
kompartemen tangki septik sudah a. Volume air limbah (tinja dan air
terolah karena sudah mengalami untuk sanitasi) = 10
waktu tinggal 86,4 hari air limbah liter/orang/hari
secara grafitasi akan mengalir b. Frekuensi penggunaan Tangki
melalui pipa penghubung ke Septik = 1 kali/orang/hari
kompartemen pengolahan air limbah c. Volume Tangki Septik = 200 liter
dengan sistem aliran up flow. – freeboard (20 liter) = 180 liter
Dipilihnya aliran upflow d. Pengguna Tangki Septik = 5
dimaksudkan agar air yang masuk jiwa/KK
langsung berada di lapisan bawah e. Volume tinja yang terolah
sehingga akan menghindari air libah diasumsikan = 0,5 liter
Waktu tinggal (td) = 180 liter/(5 orang*(10 liter/orang/hari-0,5 liter))
= 3,79 hari = 90,95 jam
Dengan terpenuhinya waktu 10. Counter untuk menghitung lalat
tinggal maka mikroorganisme dapat yang hinggap pada fly grill
mendekomposisi atau mengurai zat 11. Palu
organik secara maksimal. Dalam Persiapan Bahan Pembuatan
kinetika pertumbuhan bakteri terjadi Tangki Septikdan Kamar Kecil
pembelahan sel ganda karena setiap Peralatan yang diperlukan
sel mikroorganisme dalam waktu 12 untuk pembuatan tangki septik dan
jam mampu berkembang biak pelaksanaan penelitian diantaranya
dengan baik. adalah:
Persiapan Alat 1. Lem
Peralatan yang diperlukan 2. Gentong 200 liter
untuk pembuatan tangki septik dan 3. Pipa PVC (4”; 3”; 2,5” dan 3/4 “)
pelaksanaan penelitian diantaranya 4. Assesoris pipa yaitu Elbow dan
adalah: Tee (4”; 3”; 2,5” dan 3/4 “)
1. Gergaji elektrik 5. Paku
2. Bor elektrik 6. Botol plastik
3. Formulir observasi 7. Tali plastik
4. Alat tulis 8. Ember
5. Kamera untuk dokumentasi 9. Material bangunan (Semen, Pasir,
6. Jirigen air untuk wadah Kerikil, Batu bata, Keramik
mengambil sampel air limbah Lantai, Atap,
7. Fly grill Langkah-Langkah Dalam
8. Meteran Pemeriksaan Parameter TSS
9. Stop watch untuk menghitung Langkah-langkah dalam
lama waktu pemeriksaan parameter TSS menurut

5
Studi Desain Pemanfaatan Drum Bekas Menjadi Tangki Septik Pasang Surut
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.2 Tahun 2016

Standar Nasional Indonesia adalah c. Cara Uji


sebagai berikut : 1. Siapkan kertas saring yang
a. Persiapan Contoh Uji telah diketahui beratnya pada
1. Pisahkan partikel besar yang alat penyaring
mengapung 2. Basahi kertas saring dengan air
2. Residu yang berlebihan dalam suling demineralisasi
saringan dapat mengering 3. Kocok contoh uji sampai
membentuk kerak dan homogen. Volume contoh uji
menjebak air, untuk itu batasi yang diambil disesuaikan
contoh uji agar tidak (maksimal 1000 ml) sehingga
menghasilkan residu lebih dari berat residu di kertas saring 2,5
200mg mg sampai 200 mg
3. untuk contoh uji yang 4. Saring contoh uji, kemudian
mengandung padatan terlarut bilas kertas saring dengan air
tinggi, bilas residu yang suling demineralisasi sebanyak
menempel dalam kertas saring 10 ml dan dilakukan sebanyak
untuk memastikan zat yang 3 kali pembilasan. Contoh uji
terlarut telah benar benar dengan padatan terlarut yang
dihilangkan. tinggi memerlukan pembilasan
4. Hindari melakukan tambahan.
penyaringan yang lebih lama 5. Ambil kertas saring dan
sebab untuk mencegah letakkan di atas cawan
penyumbatan oleh zat koloidal porselen.
yang terperangkap pada 6. Keringkan kertas saring dalam
saringan. oven pada suhu 103C sampai
b. Persiapan Pengujian 105C selama 1 jam
Persiapan kertas saring kosong: 7. Dinginkan dalam desikator
1. Letakkan keratas saring pada sampai suhu ruang
alat penyaring 8. Timbang dengan timbangan
2. Bilas kertas saring dengan air analitik dan catat hasil
suling demineralisasi sebanyak penimbangan
20 ml berturut-turut sebanyak 3 9. Bila diperlukan ulangi langkah
kali menggunakan alat 6,7 sampai diperoleh berat
penyaring (pompa vacum) konstan
3. Ambil kertas saring dan Langkah-Langkah Dalam
letakkan di cawan porselin Pemeriksaan ParameterBOD
4. Keringkan kertas saring dalam Langkah-langkah dalam
oven pada suhu 103C sampai pemeriksaan parameterBOD adalah
105C selama 1 jam sebagai berikut:
5. Dinginkan dalam desikator 1. Lakukan pemeriksaan kandungan
sampai suhu ruang zat organik (angka permanganate)
6. Timbang dengan timbangan untuk memperkirakan derajat
analitik dan catat hasil pengenceran sampel yang akan
penimbangan dilakukan misal angka
7. Bila diperlukan ulangi langkah permanganat =100 mg/l, maka
4,5,6 sampai memperoleh berat pengencerannya
konstan a. P1 (pengenceran tinggi) =100/3
8. Taruh kertas saring dalam = 35 kali
desikator atau pada tempat b. P2 (pengenceran sedang)
yang bersih. =100/5 = 20 kali

6
Studi Desain Pemanfaatan Drum Bekas Menjadi Tangki Septik Pasang Surut
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.2 Tahun 2016

c. P3 (pengenceran rendah) pemeriksaan kandungan


=100/7 = 15 kali oksigen terlarut (OT1) dengan
2. Buat larutan pengencer prosedur sebagai berikut :
a. kedalam tiap liter aquades 1) Tambahkan 2 ml larutan
tambahkan 1 ml buffer posfat, MnSO4
1 ml larutan MgSO4, 1 ml 2) Tambahkan 2 ml larutan
CaCL2, 1 ml Fe Cl3 dan 1 ml pereaksi O2
Lar bibit. 3) Kocok dengan membolak-
b. Aerasikan selama 30 menit balikkan botol hingga
3. Lakukan pengenceran sampel larutan homogen dan
a. Dalam pelaksanaan prosedur biarkan selama 5 menit.
ini disiapkan 8 botol oksigen. 4) Bila terjadi endapan
b. Ukur dan catat volume masing- berwarna putih, O2 tidak
masing botol dalam kondisi ada, dan jika terjadi endapan
tertutup. berwarna putih, O2 ada
c. Empat buah botol untuk b. Bila O2 ada teruskan dengan
pemeriksaan kandungan menambah 2 ml H2SO4 pekat
oksigen larutan pada hari ke-5 sehingga endapat larutan dan
(OT5) setelah sampel berwarna kuning jerami.
dieramkan 5 hari pada 1) Pindahkan larutan ke labu
temperatur 20 oC. Erlenmeyer dan titrasi
d. Pengenceran tinggi, sedang, dengan larutan Natrium
dan rendah masing-masing Thio sulfat hingga warna
dilakukan pada 2 botol oksigen biru kegelapan
e. Dua botol oksigen sisanya diisi 2) Titrasi dengan larutan
dengan larutan pengencer Natrium Thio sulfat hingga
sebagai blanko warna biru kegelapan tepat
f. Untuk tiap pengenceran hilang (catat banyaknya
diperlukan sekitar 650-700 ml titrasi).
hasil pengenceran. 3) Hitung kandungan oksigen
g. Campurkan seluruhnya sampai terlarutnya dengan rumus
homogen dan masukkan OT = 1000 / (vol botol -4) x p ml
kedalam botol oksigen sampai x N x f x ME O
penuh, dan catat masing- Keterangan :
masing nomor volume botol OT = Oksigen terlarut dalam
yang dipakai. mg/l sebagai O2
h. Lakukan dengan cara yang p = Volume titrasi Natrium
sama untuk pengenceran yang Thio sulfat dalam ml
lain. N = Konsentrasi Natrium Thio
4. Lakukan Pemeriksaan Kandungan sulfat dalam N
Oksigen Terlarut f = Faktor ketelitian
a. Setelah pengenceran selesai, konsentrasi Natrium Thio sulfat
masing-masing botol ME O = Berat ekivalen oksigen = 8
dipisahkan untuk tiap derajat Vol botol = volume botol
pengenceran, dan juga untuk oksigen yang diukur dengan cara
blangkonya. Satu bagian mengisi botol dengan air sampel
disimpan dalam incubator penuh, kemudian ditutup dengan
tutup botolnya, selanjutnya isinya
selama 5 hari pada suhu 20 oC,
dituang/diukur dengan gelas ukur.
sedang bagian lain dilakukan

7
Studi Desain Pemanfaatan Drum Bekas Menjadi Tangki Septik Pasang Surut
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.2 Tahun 2016

c. Lakukan pemeriksaan 2. Pengukuran kebauan dilakukan


kandungan oksigen terlarut dengan menguji kebauan terhadap
pada sampel dan blanko yang 10 orang yang belum diberitahu
telah selesai diinkubasi selama tentang apa yang akan dilakukan.
5 hari untuk memperoleh OT5 3. 10 orang yang menjadi objek
d. Hitung BOD sampel untuk untuk mengukur kebauan berjalan
masing-masing pengenceran mulai dari jarak 10 meter sampai
dengan rumus : dengan jarak 1 meter.
BOD = P { (c-d) – (a-b) } 4. Setiap jarak observasi ditanyakan
Keterangan : apakah ada yang merasa ada bau
P = besar pengenceran tertentu.
A = OT1 blanko 5. Pengukuran dilakukan
B = OT5 blanko pengulangan sebanyak 5 kali
C = OT1 sampel dengan dengan orang yang berbeda.
pengenceran P HASIL PENELITIAN
D = OT5 sampel dengan Keterbatasan penelitian
pengenceran P Pelaksanaan penelitian tidak
Langkah-Langkah Dalam sama persis dengan metode yang
Pengukuran Kepadatan lalat direncanakan sehingga
Langkah-langkah dalam mengakibatkan hasil penelitian yang
pemeriksaan parameterkepadatan kurang sempurna. Ketidak sesuaian
lalat adalah sebagai berikut : yang terjadi di lapangan diantaranya
1. Menentukan lokasi mulai jarak 1 adalah:
meter, 3 meter, 5 meter dan 10 1. Pembuatan desain
meter. 2. Kontinuitas aktifitas buang air
2. Menentukan jarak pengukuran besar
fly grill ke tangki septik Kelemahan dalam pembuatan
3. Menghitung lalat yang hinggap desain adalah keterbatasan alat dan
sedikitnya pada setiap 30 detik bahan sehingga sulit mencegah
4. Pada setiap jarak dilakukan 10 terjadinya kebocoran pada outlet di
kali pengukuran (1x 30 detik) kompartemen. Selain itu karena
5. Ambil 5 pengukuran tertinggi, gentong yang dipakai adalah
hitung rata-ratanya merupakan barang yang sudah ada di
6. Hasil rata-rata dicatat ke pasaran maka untuk membuat sekat
formulir pengukuran kepadatan sebagai penghalang keluarnya
lalat limbah tinja yang baru sulit
Langkah-Langkah Dalam dihindari. Akibatnya air limbah yang
Pengukuran Kebauan diperiksa sebagai sampel
Pengukuran tingkat kebauan dimungkinkan adalah yang belum
dilakukan pada sekitar tangki septik terolah sempurna.
dan sekitarnya.Parameter dan teknik Kelemahan yang tidak dapat
sampling yang diambil mengacu dihindari adalah pada kontinuitas
pada Kepmen LH Nomor : 50 Tahun aktifitas buang air besar. Orang yang
1997 tentang baku mutu tingkat direncanakan melakukan buang air
kebauan dengan langkah-langkah besar adalah mahasiswa dan keluarga
sebagai berikut : yang bermukin didalam lingkungan
1. Menentukan jarak observasi yaitu kampus. Pada saat pelaksanaan
di jarak 10 meter, 5 meter, 3 penelitian sering terjadi kekosongan
meter dan 1 meter dari tangki aktifitas buang air besar karena
septik. adanya hari libur kuliah sehingga

8
Studi Desain Pemanfaatan Drum Bekas Menjadi Tangki Septik Pasang Surut
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.2 Tahun 2016

tidak ada mahasiswa yang ke kampus kompartemen sehingga akan


untuk buang air besar. Kendala yang berpengaruh pada keberadaan dan
lain adalah bahwa keluarga yang aktifitas mikroorganisme.
tinggal di dalam lingkungan kampus Data hasil penelitian
pindah rumah sehingga tidak ada pemanfaatan gentong yang dijadikan
aktifitas buang air besar dalam waktu sebagai Tangki Septik dan IPAL
liburan. Hal ini berakibat pada dengan parameter TSS dan BOD
perbedaan substrat yang ada dalam dapat dilihat pada tabel 5.1
Tabel 5.1
Hasil Pemeriksaan Kadar TSS Dan BOD Dari Outlet Tangki Septik
Sesudah melewati
Sebelum melewati biofilter
Para- Sampel biofilter Perbedaan Rerata
meter ke Hasil Hasil (mg/l) (mg/l)
Tanggal Tanggal
(mg/l) (mg/l)

1. 178 06 Juni 2015 - - -

TSS 2. - - 310 22 Juli 2015 +132 174


3 - - 167 31 Juli 2015 -133
06 Agustus
4 - - 45 -122
2015
1 281 06 Juni 2015 - - -
2 - - 846 22 Juli 2015 +565
BOD 3 - - 266 31 Juli 2015 -580 395
06 Agustus
4 - - 72 -194
2015
Sumber :Laboratorium Lingkungan BLHD Provinsi Jambi
Kadar TSS Mg/l. Hal ini menunjukkan tidak
Total suspended solid atau adanya penurunan kandungan TSS
padatan tersuspensi total (TSS) setelah melewati media biofilter
adalah residu dari padatan total yang dengan persentase -42 %.
tertahan oleh saringan dengan ukuran Pemeriksaan ke-3 setelah melewati
partikel maksimal 2μm atau lebih media biofilter pada tanggal 06
besar dari ukuran partikel koloid. Agustus 2015 adalah 45 Mg/l. Hal
TSS merupakan salah satu parameter ini menunjukkan adanya
yang penting dalam pengolahan air penurunanparameter TSS dari
limbah tinja.TSS menunjukkan pemeriksaan ke-2. Persentase
kadarkekeruhan pada air akibat penurunan TSS setelah melewati
padatan tidak terlarut dan tidak dapat media biofilter adalah 74,7%.
langsung mengendap. TSS terdiri Terjadinya penurunan yang
dari partikel-partikel yang ukuran sangat signifikan pada pemeriksaan
maupun beratnya lebih kecil dari ke-3yang keluar dari Kompartemen
sedimen, misalnya tanah liat, bahan- B dimungkinkan terjadi karena air
bahan organik tertentu, sel-sel limbah terproses sangat sempurna.
mikroorganisme, dan sebagainya Hal ini terjadi karena pada periode
(Nasution, 2008). tersebut air limbah yang ada di
Berdasarkan tabel 5.1 diketahui dalamnya relatif tidak bertambah
bahwa pemeriksaan ke-1 TSS karena tidak adanya aktifitas orang
sebelum melewati media biofilter buang air besar.
pada tanggal 06 Juni 2015 adalah Kadar BOD
178 Mg/l dan pemeriksaan ke-2 BOD merupakan salah satu
setelah melewati media biofilter pada parameter yang penting dalam
tanggal 22 Juli 2015 adalah 310 pengolahan air limbah dan tinja.BOD

9
Studi Desain Pemanfaatan Drum Bekas Menjadi Tangki Septik Pasang Surut
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.2 Tahun 2016

(Biological Oxygen demand) atau beracun yang berada didalam air


kebutuhan oksigen biologis adalah limbah tersebut.Selain matinya ikan
jumlah oksigen yang dibutuhkan dan bakteri-bakteri didalam air juga
oleh mikroorganisme didalam air dapat menimbulkan kerusakan pada
lingkungan untuk memecah tanaman atau tumbuhan air. Sebagai
(mendegradasi) bahan buangan akibat matinya bakteri-bakteri, maka
organik yang ada didalam air peroses penjernihan sendiri yang
lingkungan. BOD menyebabkan seharusnya bisa terjadi pada air
menurunnya kadar oksigen yang limbah menjadi terhambat.Sebagai
terlarut didalam air sehingga akibat selanjutnya adalah air limbah
kehidupan didalam air yang akan sulit untuk diuraikan (Sugiarto,
membutuhkan oksigen akan 1987:48).
terganggu, dalam hal ini akan Parameter kepadatan lalat
mengurangi perkembangannya. Pengukuran kualitas
Selain kematian kehidupan didalam lingkungan dengan
air disebabkan karena kurangnya parameterkepadatan lalat yang
oksigen didalam air dapat juga dilakukan diperoleh data sebagai
disebabkan karena adanya zat berikut:
Tabel 5.2
Hasil Pengukuran Kepadatan Lalat Di Sekitar Tangki Septik
Pengukuran hari ke
Parameter Rerata
1 2 3 4 5
Kepadatan Lalat (ekor
2 1 2 2 1 1,6
/ blok grill)
Pengukuran kepadatan lalat 1.1.6. Parameter Kebauan
yang dilkukan sebanyak 5 kali Pengukuran kualitas
dengan masing-masing pengukuran lingkungan dengan parameter
sebanyak 10 kali diperoleh data kebauan yang dilakukan diperoleh
rerata 1,6 ekor per blok grill. data sebagai berikut:
Tabel 5.2
Hasil Pengukuran Jarak Kebauan Ke Arah Tangki Septik
Pengukuran hari ke
Parameter Rerata
1 2 3 4 5
Jarak tercium bau
2 1 3 1 2 1,8
(Meter)
Observasi gangguan kebauan dan mengganggu lingkungan hidup
yang dilakukan sebanyak 5 kali sehingga memerlukan pengolahan
dengan masing-masing pengukuran terlebih dahulu sebelum dibuang
dimulai dari jarak 10 meter diperoleh kelingkungan. Pengolahan tersebut
data rerata 1,8 meter dari tangki dapat berupa Tangki Septik.
septik. Dalam penelitian ini Tangki
PEMBAHASAN Septik yang dibuat menggunakan
Air Limbah media biofilter yang akan
Air limbah adalah sisa air yang membentuk biofilm sehingga
dibuang berasal dari buangan Rumah menurunkan zat-zat yang berbahaya
Tangga, industri, maupun tempat- dan dapat mengganggu lingkungan
tempat umum lainnya dan pada hidup seperti TSS. Air limbah akan
umunya mengandung bahan-bahan terus dialirkan secara kontinyu
atau zat-zat yang sangat sehingga akan membentuk biofilm
membahayakan kesehatan manusia pada media biofilter dan septik tank.

10
Studi Desain Pemanfaatan Drum Bekas Menjadi Tangki Septik Pasang Surut
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.2 Tahun 2016

Biofilm merupakan polimer karbon.Lambatnya terjadi


sekelompok mikroorganisme pembentukan biofilm pada botol
(bakteri) kompleks yang melekat plastik dikarenakan permukaan
pada substrat padat.Biofilm plastik yang licin sehingga
terbentuk ketika mikroba perintis mikroorganisme membutuhkan
mulai menempel pada suatu waktu yang lama untuk menempel
permukaan media biofilter yang ada pada botol plastik.Keunggulan botol
dalam Tangki Septik.Biofilm plastik yaitu bahan yang digunakan
membutuhkan periode satu hingga tahan lama dikarenakan plastik tidak
tiga minggu untuk membentuk mudah terurai oleh air.
lapisan biofilm. Selama waktu Kadar TSS
pertumbuhan biofilm, efisiensi TSS merupakan salah satu
penghilangan dan kebutuhan oksigen parameter yang penting dalam
akan meningkat (Center for pengolahan air limbah tinja.Total
Affordable Water and Sanitation suspended solid atau padatan
Technologies, 2010). tersuspensi total (TSS) adalah residu
Menurut Suriawiria (1993), dari padatan total yang tertahan oleh
Biofilm adalah sekelompok bakteria saringan dengan ukuran partikel
dan jamur yang menempel pada maksimal 2μm atau lebih besar dari
suatu media untuk mengurai benda- ukuran partikel koloid. TSS
benda organik dan anorganik yang menyebabkan kekeruhan pada air
terdapat didalam air buangan. Bio- akibat padatan tidak terlarut dan
filter adalah reaktor yang tidak dapat langsung
dikembangkan dengan prinsip mengendap.TSS terdiri dari partikel-
mikroba tumbuh dan berkembang partikel yang ukuran maupun
pada suatu media filter dan beratnya lebih kecil dari sedimen,
membentuk lapisan biofilm. misalnya tanah liat, bahan-bahan
Kegunaan Bio-filter adalah organik tertentu, sel-sel
sebagai tempat tumbuh dan mikroorganisme, dan sebagainya
berkembangnya mikroorganisme (Nasution, 2008).
yang terlibat langsung dalam TSS memberikan kontribusi
pengolahan air limbah. untuk kekeruhan (turbidity) dengan
Mikroorganisme ini akan melapisi membatasi penetrasi cahaya untuk
permukaan media membentuk fotosintesis dan visibilitas di
lapisan massa yang tipis yang disebut perairan.Nilai kekeruhan tidak dapat
biofilm. Jika suhu air limbah turun dikonversi ke nilai TSS.Kekeruhan
maka aktifitas mikroorganisme juga adalah kecenderungan ukuran sampel
berkurang, tetapi oleh karena di untuk menyebarkan cahaya.
dalam proses biofilm substrat Berdasarkan tabel 5.1 dapat
maupun enzim dapat terdifusi sampai diketahui hasil bahwa tidak terjadi
ke bagian dalam lapisan biofilm dan penurunan parameter TSS setelah
juga lapisan biofilm bertambah tebal melewati media biofilter dengan
maka pengaruh penurunan suhu hasil 310 Mg/l pada pemeriksaan ke-
(suhu rendah) tidak begitu besar. 2 pada tanggal 22 Juli 2015. Hal ini
Pada pengolahan air tinja menunjukkan bahwa penggunaan
menggunakan Tangki Septik yang Bio-filter yang ada didalam Tangki
terbuat dari drum plastik dan media Septik belum dapat menurunkan
biofilter terbuat dari botol plastik. kadar TSS air limbah tinja. Semakin
Plastik merupakan polimer rantai lama air limbah tinja didalam Tangki
panjang atom yang hanya terdiri dari Septik maka semakin turun kadar

11
Studi Desain Pemanfaatan Drum Bekas Menjadi Tangki Septik Pasang Surut
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.2 Tahun 2016

TSS dalam air limbah tersebut. dari kadar TSS yang tinggi dapat
Dalam penelitian ini air limbah tinja mengakibatkan air sungai tercemar
kadar TSS nya belum mengalami seperti kekeruhan. Adanya
penurunan dikarenakan waktu kekeruhan akan menghambat proses
tinggal air limbah tinja didalam masuknya sinar matahari ke dalam
Tangki Septik belum optimal perairan. Sehingga hal tersebut dapat
sehingga belum terbentuknya mengakibatkan proses fotosintesis
biofilm. (fitoplankton) menjadi terhambat.
Pada pemeriksaan ke-3 tanggal Padahal diketahui bersama,
06 Agustus 2015, terjadi penurunan fotosintesis oleh tanaman akan
parameter TSS setelah melewati menghasilkan gas O2 yang banyak di
media biofilter dengan hasil 45 Mg/l. butuhkan oleh organisme lingkungan
Penurunan terjadi karena perairan.
mikroorganisme dalam air limbah Jika oksigen hanya sedikit
tinja telah tumbuh secara optimal maka bakteri aerobic akan cepat mati
pada media biofilter. karena suplai oksigennya sedikit dan
Mikroorganisme tumbuh bakteri anaerobic mulai tumbuh.
membutuhkan waktu selama 21 hari Bakteri Anaerobic akan
agar pembentukan biofilm lebih mendekomposisi dan menggunakan
optimal pada media plastik yang oksigen yang di simpan dalam
digunakan. molekul-molekul yang sedang di
Semakin lama waktu tinggal hancurkan. Hasil dari kegiatan
semakin lama waktu mikroorganisme bakteri anaerobic dapat membentuk
untuk tumbuh dan menguraikan Hidrogen Sulfida (H2S), gas yang
kandungan yang ada pada air limbah berbau-bauan busuk dan berbahaya.
tinja tersebut. Penguraian yang Mikroorganisme membutuhkan
dilakukan oleh mikroorganisme periode satu hingga tiga minggu
secara optimal akan menurunkan untuk membentuk lapisan biofilm.
parameter TSS sehingga memenuhi Selama waktu pertumbuhan biofilm,
syarat baku mutu air limbah efisiensi penghilangan dan
domestik yang boleh dibuang oleh ke kebutuhan oksigen akan meningkat
lingkungan. Selain waktu tinggal, hal (Center for Affordable Water and
yang harus diperhatikan dalam Sanitation Technologies, 2010).
pembentukan biofilm adalah Air limbah mengalami
karakteristik media cairan seperti pengolahan setelah melewati biofilter
jumlah media filter yang digunakan, dan akan menjadi sedimen. Sedimen
pH dan nutrisi yang tersedia. Jika pH adalah benda padat berupa serbuk
dan nutrisi yang tersedia tidak yang terpisah dari cairan dan
mencukupi maka pertumbuhan mengendap didasar bejana. Sedimen
mikroorganisme tidak optimal merupakan hasil proses dari
sehingga penurunan parameter TSS sedimentasi (pengendapan) yaitu
tidak maksimal.Semakin banyak salah satu cara pemisahan padatan
media biofilter yang digunakan yang tersuspensi dalam suatu cairan
semakin banyak tempat untuk dimana akan terjadi peristiwa
mikroorganisme tumbuh. turunya partikel – partikel padat yang
Dengan penggunaan biofilter semula tersebar atau tersuspensi
dapat menurunkan parameter TSS dalam cairan karena adanya gaya
dalam air limbah tinja sehingga tidak berat atau gaya gravitasi.
terjadi pencemaran air sungai oleh Proses sedimentasi
parameter TSS yang tinggi. Dampak dioperasikan saat awal pengolahan

12
Studi Desain Pemanfaatan Drum Bekas Menjadi Tangki Septik Pasang Surut
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.2 Tahun 2016

air limbah, proses tersebut dapat atau kebutuhan oksigen biologis


dilakukan secara biologis dengan adalah jumlah oksigen yang
memanfaatkan mikroorganisme. dibutuhkan oleh mikroorganisme
Padatan yang berukuran kecil dan didalam air lingkungan untuk
mudah mengendap dalam waktu memecah (mendegradasi) bahan
relatif pendek padatan dapat buangan organik yang ada didalam
mengendap dengan mudah jika berat air lingkungan. BOD menyebabkan
jenis padatan jauh lebih besar menurunnya kadar oksigen yang
dibanding berat jenis air.Hasil terlarut didalam air. Akibatnya
padatan yang mengendap berupa kehidupan didalam air yang
endapan lumpur (Sludge). membutuhkan oksigen akan
Perbandingan Baku Mutu Air terganggu, dalam hal ini akan
Limbah Domestik Dengan Hasil mengurangi perkembangannya
Pemeriksaan Parameter TSS bahkan terjadi kematian. Sebagai
Menurut Peraturan Menteri akibat matinya bakteri-bakteri, maka
Negara Lingkungan Hidup Nomor peruses penjernihan sendiri yang
112 Tahun 2003, Baku mutu air seharusnya dapat terjadi pada air
limbah domestik adalah ukuran batas limbah menjadi terhambat. Sebagai
atau kadar unsurpencemar dan atau akibat selanjutnya adalah air limbah
jumlah unsur pencemar yang akan sulit untuk diuraikan (Sugiarto,
ditenggang keberadaannyadalam air 1987:48).
limbah domestik yang akan dibuang Berdasarkantabel 5.1
atau dilepas ke airpermukaan. Baku dapatdiketahui terjadi kenaikan dan
mutu air limbah domestik diterapkan penurunan yang sangat drastis kadar
untuk menentukan kebijaksanaan BOD dari yang sebelum yaitu 281
perlindungan sumberdaya air dalam mg/l dan sesudah melewati biofilter
jangka panjang. yaitu 846 mg/l dan 72 mg/l. Hal ini
Mutu limbah cair yang akan menunjukan bahwa terjadinya
dibuang kedalam air pada sumber air kenaikan kadar BOD yang sangat
tidak boleh melampaui baku mutu drastis dari kompartemen B saat
limbah cair yang telah ditetapkan. pemeriksaan sampel yang ke-1, hal
Selain itu, tidak boleh tersebut dimungkinkan karena pada
mengakibatkan turunnya kualitas air saat pengambilan sampel dari
pada sumber penerima limbah. kompartemen tidak optimalnya
Pada tabel 5.1 menunjukkan waktu tinggal.
bahwa hasil pemeriksaan ke-1, ke-2 Waktu tinggal adalah waktu
dan ke-3serta rata-rata ternyata yang diperlukan oleh suatu tahap
secara umum belum memenuhi baku pengolahan agar tujuan pengolahan
mutu air limbah yang telah dapat dicapai secara optimal.Pada
ditetapkan karena lebih dari 100 setiap bagian bangunan pengolah
Mg/l. Untuk itu air limbah tersebut mempunyai waktu tinggal yang
perlu pengolahan lebih lanjut seperti berbeda-beda, sehingga waktu
penambahan media biofilter dan atau tinggalini perlu diketahui lamanya
penambahan kompartemen. pada setiap jenis bangunan
Kadar BOD Air Limbah Dari pengolah.Waktu tinggal sangat
Tangki Septik berperan untuk pembentukan
BOD merupakan salah satu biofilm, biofilm terbentuk ketika
parameter yang penting dalam mikroba mulai menempel pada suatu
pengolahan air limbah dan tinja. permukaan benda padat (plastik,
BOD (Biological Oxygen Demand) bebatuan dan lain-lain) di lingkungan

13
Studi Desain Pemanfaatan Drum Bekas Menjadi Tangki Septik Pasang Surut
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.2 Tahun 2016

berair. Biofilm membutuhkan Tinjadan limbah cair merupakan


periode satu hingga tiga minggu bahan buangan yang timbul karena
untuk membentuk lapisan biofilm adanya aktifitas kehidupan manusia
(Center for Affordable Water and untuk mempertahankan kehidupan
Sanitasion Technologies, 2010).jika baik sebagai mahluk individu
waktu yang dibutuhkan tidak maupun mahluk sosial. Tinja sebagai
mencukupi maka pembentukan bahan buangan yang tidk disukai
biofilm tidak optimal sehingga tidak danselalu dihindari keberadaannya
terjadinya penurunan pada parameter karena dapat mengakibatkan bau
BOD. yang sangat menyengat dan sangat
Hasil pemeriksaan sampel menarik perhatian serangga,
yang ke-2 terjadi penurunan kadar khususnya lalat, dan berbagai vektor
BOD yang sangat derastis hingga penyakit yang lain. Apabila
mencapai 72 mg/l dan memenuhi pembungan tinja dan limbah cair
syarat yang telah di tetap kan oleh tidak ditangani sebagaimana
Kepmenkes Lingkungan Hidup mestinya maka dapat mengakibatkan
Nomor 112 Tahun 2003 yaitu 100 terjadinya pencemaran permukaan
mg/l. Hal tersebut di karnakan pada tanah serta air tanah, yang berpotensi
saat pengambilan sampel yang ke-2 menjadi penyebab timbulnya
waktu tinggal untuk pembentukan penularan berbagai macam penyakit
biofilm terpenuhi secara optimal. saluran pencernaan.
Selain itu karena tidak adanya tinja Keberadaan Lalat
yang masuk kedalam Tangki Septik Kepadatan Lalat di Sekitar Tangki
sehingga air limbah tinja terproses Septik
secara lebih sempurna. Pembuangan tinja manusia
Sebagaimana penurunan kadar yang tidak memenuhi syarat
TSS maka pada kondisi ini juga kesehatan seringkali berhubungan
terjadi pada penurunan BOD. dengan kurangnya ketersediaan air
Kondisi tergenangnya air limbah bersih dan fasilitas kesehatan
dalam kompartemen B dalam waktu lainnya, hal yang demikian ini dapat
yang lama akan memberi menjadi sumber berbagai penyakit
kesempatan mikroorganisme tumbuh yang ditularkan oleh berbagi vektor
lebih maksimal membentuk biofilter penyakit terutama lalat, dan lebih
lebih banyak sehingga substrat yang dari 50 jenis infeksi oleh virus,
ada dilamnya akan terolah lebih bakteri, protozoa, dan cacing ataupun
sempurna. Kondisi air limbah yang mikroorganisme dapat ditularkan dan
cenderung laminer (tenang) dalam diderita oleh masyarakat.
kondisi aerobik dan fakultatif Pembuangan tinja manusia yang
anaerobik tersebut juga akan tidak dikelola dengan baik dapat
memacu tumbuhnya beberapa memberikan dampak bagi manusia
plankton baik pytoplankton maupun dan lingkungan.
zooplankton yang akan ikut a. Dampak pembuangan tinja
menentukan proses penurunan terhadap lingkungan biotik
kualitas parameter pada air limbah Dampak air limbah tinja bagi
sehingga terjadi penurunan kadar kehidupan vektor.
TSS.Tetapi bila aktifitas buang air Air limbah tinja yang di buang
besar berjalan normal kembali maka ke lingkungan (tanah dan badan air)
kemungkinan akan terjadi kenaikan banyak menimbulkan masalah
kadar TSS pada air limbah tersebut. terutama yang berhubungan dengan
Kepadatan Lalat vektor, comberan yang terdapat di

14
Studi Desain Pemanfaatan Drum Bekas Menjadi Tangki Septik Pasang Surut
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.2 Tahun 2016

dekat rumah sangat cocok untuk tersebut akan semakin tercemar yang
bersarang berkembang biaknya lalat, biasanya ditandai dengan bau yang
nyamuk dan tikus juga menyenangi menyengat disamping tumpukan
tempat-tempat tersebut untuk yang dapat mengurangi estetika
mencari makanannya. Air limbah lingkungan. Masalah limbah minyak
yang tergenang di parit, dan badan atau lemak juga dapat mengurangi
air yang lain juga merupakan sarang estetika.Selain bau, limbah tersebut
maupun berkembang biaknya juga menyebabkan tempat sekitarnya
beberapa jenis nyamuk.Air limbah menjadi licin. Sedangkan limbah
yang berhubungan dengan deterjen atau sabun akan
kehidupan vektor di sebut water menyebabkan penumpukan busa
related vector. yang sangat banyak.
b. Dampak pembuangan tinja 4) Pengaruh Tinja Bagi Kesehatan
terhadap lingkungan abiotik Manusia :
1) Dampak terhadap air dan Tanah Kualitas tinja seseorang
Ada beberapa penyakit yang dipengaruhi oleh keadaan setempat,
masuk dalam katagori water-borne selain fakor fisiologis, juga budaya
diseases, atau penyakit-penyakit dan kepercayaan.Ada perbedaan dari
yang dibawa oleh air, yang masih isi tinja yang dihasilkan oleh
banyak terdapat di daerah-daerah. berbagai kalangan masyarakat.Isi
Penyakit-penyakit ini dapat dan komposisi tinja tergantung dari
menyebar bila mikroba penyebabnya beberapa faktor yaitu diet, iklim, dan
dapat masuk ke dalam sumber air status kesehatan (Sukarni,
yang dipakai masyarakat untuk 1994).Tinja manusia ialah buangan
memenuhi kebutuhan sehari-hari. padat yang kotor dan bau juga media
Sedangkan jenis mikroba yang dapat penularan penyakit bagi masyarakat.
menyebar lewat air antara lain, Kotoran manusia mengandung
bakteri, protozoa dan metazoa. organisme pathogen yang dibawa air,
Pencemaran air oleh tinja yang biasa makanan, lalat menjadi penyakit
diukur dengan faecal coliform telah seperti: Salmonella,Vibrio kolera,
terjadi dalam skala yang luas, hal ini Amoeba, Virus, Cacing, Disentri,
telah dibuktikan oleh suatu survey Poliomyelitis, Ascariasis, dll.
sumur contohnya(sumur dangkal di Kotoran mengandung agen penyebab
Jakarta), banyak penelitian yang infeksi masuk saluran pencernaan
mengindikasikan terjadinya (Warsito,1996). Penyakit yang
pencemaran tersebut. ditimbulkan oleh kotoran manusia
2) Jarak Kebauan dari Tangki Septik dapat digolongkan yaitu:
Tinja (excreta) manusia dapat 1. Penyakit Enteric atau saluran
mengganggu estetika atau pencernaan dan kontaminasi zat
keindahan,kenyamanan dari manusia racun
apabila tinja tersebut tidak ditangani 2. Penyakit infeksi oleh virus seperti
dengan baik. Oleh karena itu Hepatitis infektiosa
keberadaan jamban sangat 3. Infeksi cacing seperti
dibutuhkan agar dapat digunakan Schitosomiasis, Ascariasis,
oleh masyarakat. Ancilostosomiasis
3) Dampak terhadap estetika Hubungan antara
lingkungan pembuangan tinja dengan status
Dengan semakin banyaknya kesehatan penduduk bias langsung
zat organik yang dibuang ke dan tak langsung. Efek langsung bisa
lingkungan perairan, maka perairan mengurangi insiden penyakit yang

15
Studi Desain Pemanfaatan Drum Bekas Menjadi Tangki Septik Pasang Surut
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.2 Tahun 2016

ditularkan karena kontaminasi ringan, sehingga memudahkan dalam


dengan tinja seperti kolera, disentri, pengangkatan/transportasi dan
typhus dsb.Efek tidak langsung dari pembuatannya, juga memiliki
pembuangan tinja berkaitan dengan ketahanan yang relatif tahan
komponen sanitasi lingkungan lama/awet.
seperti menurunnya kondisi higiene Desain tangki septik yang sederhana
lingkungan. Hal ini akan memudahkan aplikasi dalam
mempengaruhi perkembangan sosial pembuatan dan penggunaannya.
masyarakat dengan mengurangi Meskipun desain yang sederhana,
pencemaran tinja manusia pada namun alat ini merupakan
sumber air media/tempat yang baik bagi
minum penduduk(Kusnoputranto,19 mikroorganisme pengurai, sehingga
95). memberikan manfaat sangat besar.
Kotoran dari manusia yang Bila proses pembuatan dan
sakit atau carier dari suatu penyakit penggunaannya baik, maka akan
adalah suatu sumber infeksi. Kotoran memiliki peran yang sangat berarti
yang mengandung agen penyakit dalam memutus mata rantai
dapat ditularkan pada host yang baru penularan penyakit dan menciptakan
antara lain melalui lalat. Untuk nilai estetika yang tinggi
mengurangi pencemaran (menghilangkan bau dan keindahan).
karena tinja diperlukan suatu cara SIMPULAN
pembuangan tinja yang memenuhi 1. Drum bekas yang didisain sebagai
persyaratan sanitasi dan akan kompartemen A dapat berfungsi
memberikan manfaat secara sebagai Tangki Septik dan
1. Langsung : Penurunan insiden Kompartemen B sebagai IPAL
penyakit typhoid abdominalis, sehingga mampu merubah bentuk
cholera, disentry bacillary,dll. fisik tinja serta menurunkan
2. Tidak langsung : Peningkatan kualitas air limbah.
kondisi kebersihan lingkungan 2. Kadar TSS pada kompartemen A
akan meningkatkan kesejahteraan sebesar 178 mg/l sedangkan pada
masyarakat sehingga terjadi Kompartemen B berada pada
penurunan insiden penyakit- range antara 45 mg/l sampai
penyakit yang ditularkan melalui dengan sebesar 310 mg/l.
air yang tercemar, atau penyakit 3. Kadar BOD pada kompartemen A
yang penyebabnya tidak langsung sebesar 281 mg/l sedangkan pada
berhubungan dengan air yang Kompartemen B berada pada
tercemar. range antara 72 mg/l sampai
5) Kelayakan Tangki Septik dengan sebesar 846 mg/l.
Pemanfaat drum yang didesain 4. Tingginya parameter TSS dan
menjadi tangki septik memiliki BOD dimungkinkan karena tidak
keunggulan yaitu : mudah berfungsinya secara optimal
didapatkan dihampir setiap daerah, mikroorganisme dalam
terutama pada daerah pasang surut mendegradasi bahan organik yang
yang menjadi tujuan penerapan terkandung dalam limbah tinja.
tangki septik ini. Selain itu drum ini 5. Rendahnya parameter TSS dan
memiliki nilai jual/harga yang tidak BOD dimungkinkan karena lebih
terlalu tinggi sehingga semua optimalnya mikroorganisme
kalangan masyarakat mampu dalam mendegradasi bahan
membelinya. Meskipun drum juga organik yang terkandung dalam
termasuk benda dengan kategori limbah tinja.

16
Studi Desain Pemanfaatan Drum Bekas Menjadi Tangki Septik Pasang Surut
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.2 Tahun 2016

Saran Marsono, BD, 1995. Teknik


Masih diperlukan penelitian lanjutan Pengolahan Air Limbah
dengan disain eksperimen yang Secara Biologis. Media
mengkondisikan kontinuitas aliran Informasi Alumni Teknik
air limbah tinja dan penambahan Lingkungan ITS. Surabaya.
media biofilm. Mubarak, WI & Chayatin, N, 2009.
DAFTAR PUSTAKA Ilmu Kesehatan Masyarakat :
Adnani, H, 2011. ILmu Kesehatan Teori dan Aplikasi. Salemba
Masyarakat. Yogyakarta. Medika. Jakarta.
Nuha Medika. Murti, B, 1997. Prinsip dan Metode
Arifin, S, 2012. Hukum Penelitian Riset
Perlindungan dan Epidemiologi.Edisi Ke-
Pengelolaan Lingkungan 1.Gadjah Mada University
Hidup Di Press.YogyakartaNotoatmodjo.
Indonesia.Softmedia. Jakarta. S, 2011.Kesehatan lingkungan
Alex S. Sukses Mengolah Sampah Organik Ilmu dan seni, Jakarta, Rineka
Menjadi Pupuk Organik. PB. Cipta.
Jakarta.Chayatin & Mubarak, Notoatmodjo, S, 2003. Ilmu
2009.Pengolahan Tinja dan Air Kesehatan Masyarakat,
Limbah, Rineka Cipta, Jakarta Prinsip-prinsip Dasar. Cet. ke-
CAWST. 2010. Summary of Fields 2, Jakarta : Rineka Cipta. 2003.
and Laboratory Testing For Soemirat,J, 2011. Kesehatan
The Biofilter. Center For Lingkungan , Yogyakarta,
Affordable Water and Gamapress
Sanitation Technologies Soeparman dan Suparmin,
(CAWST). 2002.Pembuangan Tinja Dan
Chandra, B, 2007. Pengantar Limbah Cair. Cetakan Ke-2,
Kesehatan Lingkungan. Buku Penerbit : Kedokteran EGC,
Kedokteran. EGC. Jakarta. Jakarta.
Direktorat Pengembangan Siregar, AS, 2009. Instalasi
Penyehatan Lingkungan Pengolahan Air
Permukiman, 2012. Materi Limbah.Kanisius.Yogyakarta.
Bidang Air Limbah Sugiharto, 1987, Dasar-dasar
Diseminasi dan Sosialisasi Pengelolaan Air Limbah, UI-
Keteknikan Bidang PLP. PRESS, Jakarta.
Direktorat Jenderal Cipta Sumantri, A, 2013.Kesehatan
Karya Kementerian Pekerjaan Lingkungan. Edisi Revisi.
Umum. Jakarta. Kencana Predana Media Grup.
Hidayat, AA, 2007. Metode Jakarta.
Penelitian Keperawatan dan Suriawiria, U, 1996. Mikrobiologi
Teknik Analisis Data. Salemba Air dan Dasar-dasar
Medika. Jakarta. Pengolahan Buangan Secara
Keputusan Menteri Negara Biologis.Penerbit Alumni.
Lingkungan Hidup No. 112. Bandung
2003. Baku Mutu Air Limbah Wardhana, WA, 2009. Dampak
Domestik. Jakarta. Pencemaran Lingkungan,
Marsono Djoko. B, Pengolahan Yogyakarta, Andi Offset
Biologis, Surabaya, Ikatan Zulkifli, A, 2014.Pengelolaan
Alumni ITS. Limbah Berkelanjutan. Graha
Ilmu. Yogyakarta.

17
Studi Desain Pemanfaatan Drum Bekas Menjadi Tangki Septik Pasang Surut

Potrebbero piacerti anche