Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Hubungan Obesitas dan Faktor-Faktor Pada Individu dengan Kejadian Osteoarthritis Genu
Author :
Lucia Yovita Hendrati | hendratilucia@yahoo.com
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Niken Enestasia Anggraini | nickenenez@gmail.com
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Abstract
ABSTRACT
Osteoarthritis represent disease at most found in the world, including in Indonesia. This disease cause pain in bone and
disability at patient so disturb everyday activity. One of removed occurrence of knee Osteoarthritis was obesity. Other
factors like age, gender, physical activity, and habit smoke were risk factors of knee Osteoarthritis . This research was the
relationship of obesitas and individuals factors with occurrence knee osteoarthritis at Surabaya Islamic Hospital. The
methods of this research was an observation with case control design. Level of sampel was 64 which consist of 32 case
group and 32 control group from incomed patient to radiology unit Islamic Hospital Surabaya for X-Ray photo. The
dependent variable was occurence of knee osteoarthritis . The independent variables were obesity, gender, age, physical
activity, habit smoke. The instrument used was a questionnaire and form BMI measurement. Data analysis used Chi-
Square test with α=0,05 and to know oods ratio (OR) used statclac. The results showed significant relationship
between occurence of knee osteoartritis with obesity (p=0,001,OR=7,20), age (p=0,012,OR=3,67) , gender
(p=0,005,OR=4,69). For the characteristic of habit smoke (p=0,268,OR=0,56) and physical activity
(p=0.919,OR=0,71) were’nt associated with occurence of knee Osteoarthritis at Surabaya Islamic Hospital. The
conclusion there is relationship between obesity with knee osteoarthritis at Surabaya Islamic Hospital. Risk factor knee
osteoarthritis like gender and age also there were relation with occurence of knee osteoarthritis , for the risk factor of
physical activity and habit smoke were’nt relation with occurence of knee osteoarthritis.
Daftar Pustaka :
1. Adiningsih, Sri, dkk, (2012). Buku Panduan Praktikum Gizi, Edisi Revisi 2. Surabaya : Departemen Gizi Kesehatan
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
2. American College of Rheumatology, (2012). Osteoarthritis. Atlanta : American College of Rheumatology
3. Amin, Niu Jingbo, Hunter David, et al, (2006). Cigarette Smoking and the Risk for Cartilage Loos and Knee Pain in
Men with Knee Osteoarthritis. Rochester : Division of Rheumatology Mayo Clinic College of Medicine
4. Bronner, Felix, Mary C. Farach-Carson, (2007). Bone and Osteoarthritis. USA : Spinger
5. Carlos, LJ, (2013). Training Program. Clinical Medicine. Florida : Department of Medicine, Division of Rheumatology
and Immunology. University of Miami
6. CDC, (2007). BMI. Atlanta : CDC
7. CDC, (2009). Obesity. Atlanta : CDC
8. Depkes RI, (2001). Survei kesehatan Rumah Tangga ( SKRT). Jakarta : Depkes RI
9. Depkes RI, (2007). Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas). Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia
10. Felson , DT ., Zhang Y, (2000). The Disease and Its Risk Factors. Osteoarthritis. Atlanta : Jurnal Arthritis
Rheumatology 133
11. Goldring, SR and Goldring, MB, (2006). Clinical aspects, pathology and pathophysiology of osteoarthritis. Boston :
Hospital for Special Surgery Weill Medical College of Cornell University New York and the New England Baptist Bone and
Joint Institute & Beth Israel Deaconess Medical Center, Harvard Medical School Boston MA
12. Haq I, E Murphy, J Dacre, (2003). Osteoarthritis. London : Academic Centre for Medical Education 4th Floor
Holborn Union Buildingn Archway Campus
13. Murti, Bhisma, (1997). Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi. Surakarta : Gadjah Mada University Press
14. Petersson, Ingemar F, Torsten Boegård, Tore Saxne, Alan J Silman, Björn Svensson, (1997). Radiographic
osteoarthritis of the knee classified by the Ahlbäck and Kellgren & Lawrence systems for the tibiofemoral joint in people
aged 35–54 years with chronic knee pain.. London : Annals of the Rheumatic Disease
15. Pratiwi, Eka W, (2007). Faktor-Faktor Resiko Osteoartritis Lutut ( studi Kasus di Rumah Sakit Dokter Kariadi
Semarang). Semarang : Universitas Dipenogoro
16. WHO, (2005). Obesity. Geneva : WHO
17. WHO,, (2008). Obesity and Overweight. Geneva : WHO
18. WHO/FAO, (2001). PAR (Physical Activity Ratio). Geneva : WHO/FAO
ABSTRAK
Osteoarthritis merupakan penyakit paling banyak ditemukan di dunia, termasuk di Indonesia. Penyakit ini
menyebabkan nyeri dan disabilitas pada penderita sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Salah satu
faktor risiko yang meningkatkan kejadian osteoarthritis genu adalah obesitas. Faktor-faktor pada individu
seperti umur, jenis kelamin, aktivitas fisik, dan kebiasaan merokok merupakan faktor resiko terjadinya
osteoarthritis genu. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan obesitas dan faktor-faktor pada
individu dengan kejadian osteoartrhritis genu di Rumah Sakit Islam Surabaya. Penelitian ini adalah
observasional dengan rancangan case control. Besarnya sampel adalah 64 yang terdiri dari 32 kelompok kasus
dan 32 kelompok kontrol yang datang ke unit radiologi Rumah Sakit Islam Surabaya untuk foto X-ray.
Variabel terikat adalah kejadian osteoarthritis genu. Variabel bebas adalah obesitas, jenis kelamin, umur,
aktivitas fisik, kebiasaan merokok. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dan form pengukuran BMI .
Analisis data menggunakan uji Chi-Square dengan α=0,05 dan untuk mengetahui besar resiko atau Oods
Ratio (OR) menggunakan Statcalc pada program epiinfo. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan
yang signifikan antara kejadian osteoarthritis genu dengan obesitas (p=0,001,OR=7,20), umur
(p=0,012,OR=3,67), jenis kelamin (p=0,005,OR=4,69). Untuk karakteristik kebiasaan merokok
(p=0,268,OR=0,56) dan aktivitas fisik (p=0.919,OR=0,71) tidak berhubungan dengan kejadian osteoarthritis
genu di Rumah Sakit Islam Surabaya. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah ada hubungan antara obesitas
dengan kejadian osteoarthritis genu di Rumah Sakit Islam Surabaya. Faktor risiko osteoarthritis genu seperti
umur dan jenis kelamin mempunyai hubungan dengan kejadian osteoartritis genu, sedangkan faktor risiko
aktivitas fisik dan kebiasaan merokok tidak berhubungan dengan kejadian osteoarthritis genu.
ABSTRACT
Osteoarthritis represent disease at most found in the world, including in Indonesia. This disease cause pain in
bone and disability at patient so disturb everyday activity. One of removed occurrence of knee Osteoarthritis
was obesity. Other factors like age, gender, physical activity, and habit smoke were risk factors of knee
Osteoarthritis . This research was the relationship of obesitas and individuals factors with occurrence knee
osteoarthritis at Surabaya Islamic Hospital. The methods of this research was an observation with case
control design. Level of sampel was 64 which consist of 32 case group and 32 control group from incomed
patient to radiology unit Islamic Hospital Surabaya for X-Ray photo. The dependent variable was occurence
of knee osteoarthritis . The independent variables were obesity, gender, age, physical activity, habit smoke.
The instrument used was a questionnaire and form BMI measurement. Data analysis used Chi-Square test
with α=0,05 and to know oods ratio (OR) used statclac. The results showed significant relationship between
occurence of knee osteoartritis with obesity (p=0,001,OR=7,20), age (p=0,012,OR=3,67) , gender
(p=0,005,OR=4,69). For the characteristic of habit smoke (p=0,268,OR=0,56) and physical activity
(p=0.919,OR=0,71) were’nt associated with occurence of knee Osteoarthritis at Surabaya Islamic Hospital.
The conclusion there is relationship between obesity with knee osteoarthritis at Surabaya Islamic Hospital.
Risk factor knee osteoarthritis like gender and age also there were relation with occurence of knee
osteoarthritis , for the risk factor of physical activity and habit smoke were’nt relation with occurence of knee
osteoarthritis.
93
94 Jurnal Berkala Epidemiologi, Volume 2 Nomor 1, Januari 2014, hlm. 93-104
jenis kelamin , ras/etnis, genetik, trauma lutut, bahkan beberapa penyakit kanker. Biasanya obesitas
obesitas, kebiasaan merokok, aktivitas fisik, timbul karena jumlah kalori yang masuk melalui
kebiasaan olahraga (Haq et al., 2003). makanan lebih banyak daripada kalori yang dibakar
Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (WHO, 2008).
(SKRT) tahun 2001 pada kelompok penduduk umur Penyakit osteoarthritis genu di Rumah Sakit
18 tahun ke atas terdapat 10,0% total penduduk di Islam Surabaya merupakan penyakit nomor tiga
Indonesia yang mempunyai berat badan berlebih yang terbanyak setelah penyakit kardiovasculer dan
dan 11,7% total penduduk Indonesia yang penyakit respiratori system. Prevalensi osteoarthritis
mengalami obesitas berdasarkan pengukuran IMT genu di Rumah Sakit Islam Surabaya cukup tinggi
(Dinkes, RI, 2001). Metode untuk mengukur sekitar 10,3% pada tahun 2012 dilihat dari jumlah
obesitas diantaranya : mengukur lemak bawah kulit pasien yang melakukan pemriksaan foto roengent.
( TLBK ), mengukur lingkar lengan atas ( LILA), Dilihat dari pengamatan dan data
dan menggunakan BMI (Adiningsih, dkk, 2012). catatan medis, pasien yang datang untuk
Menurut WHO tahun 2005 cara paling sederhana melakukan foto roengent dengan klinis
untuk menilai obesitas adalah dengan cara BMI. osteoarthritis genu sebagian besar mempunyai berat
BMI adalah nilai yang diambil dari perhitungan badan lebih. Faktor resiko lain seperti umur, jenis
antara berat badan (BB) dan kuadrat tinggi badan kelamin, aktivitas fisik, kebiasaan merokok juga
(TB) seseorang, BMI dipercayai dapat menjadi berperan terjadinya osteoarthritis genu. Berdasarkan
indikator atau mengambarkan kadar adipositas uraian diatas, maka penulis tertarik untuk membuat
dalam tubuh seseorang. BMI tidak mengukur lemak penelitian tentang hubungan obesitas dan faktor-
tubuh secara langsung, tetapi penelitian faktor pada individu yang berkaitan dengan
menunjukkan bahwa IMT berkorelasi dengan kejadian osteoathritis genu di Rumah Sakit Islam
pengukuran secara langsung lemak tubuh seperti Surabaya.
underwater weighing dan dual energy x-ray Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
absorbtiometry merupakan altenatif untuk tindakan hubungan antara obesitas (pengukuran BMI)
pengukuran lemak tubuh karena murah serta metode dengan kejadian Osteoarthritis genu di Rumah Sakit
skrining kategori berat badan yang mudah Islam Surabaya. Tujuan khususnya yaitu:
dilakukan (CDC, 2007). BMI lebih sederhana untuk Menganalisis bahwa kelebihan berat badan
mengukur kelebihan berat badan sehingga individu merupakan salah satu faktor risiko osteoarthritis
bisa melakukan pengukuran sendiri dirumah dan genu di Rumah Sakit Islam Surabaya.
pada penelitian ini katagori obesitas dilakukan Mengidentifikasi faktor-faktor risiko lain ( umur,
dengan pengukuran BMI pada responden. jenis kelamin, kebiasaan merokok, aktivitas fisik)
Salah satu faktor resiko dari osteoarthritis sebagai penyebab terjadinya Osteoarthritis genu di
genu adalah obesitas atau kegemukan dan orang Rumah Sakit Islam Surabaya.
yang mengalami obesitas rentan terhadap terjadinya
osteoarthritis genu bila terjadi cedera pada lutut METODE
akibat menopang berat badan yang berlebih. Pada penelitian ini, studi penelitian yang
Obesitas adalah dimana kondisi tubuh dalam dipakai adalah penelitian observasional dengan
keadaan gizi lebih dari zat-zat makronutrien rancang bangun case control, dengan memilih
(karbohidrat, protein, dan lemak). Pola makan yang kelompok-kelompok penelitian berdasarkan status
tidak teratur, serta di dukung dengan aktifitas yang penyakit, satu kelompok dengan penyakit (kasus)
kurang membuat asupan makanan yang dimakan dan kelompok lainnya tanpa penyakit (kontrol)
mengendap dalam tubuh tanpa pembakaran penuh. kemudian memeriksa secara retrospektif status
Itu adalah salah satu penyebab terjadinya obesitas. paparan antara kelompok kasus maupun kontrol,
Obesitas saat ini disebut sebagai the New World Studi kasus kontrol lebih efisien daripada studi
Syndrome, angka kejadiannya terus meningkat kohor jika untuk mempelajari berbagai
dimana-mana. Di seluruh dunia, kini dilaporkan ada kemungkinan faktor risiko penyakit-penyakit
lebih dari satu miliar orang dewasa dengan berat langka, Disain tersebut dipilih karena sesuai dengan
badan lebih (gemuk), dan paling sedikit ada 300 tujuan penelitian, yaitu membuktikan faktor-faktor
juta orang yang masuk kategori obesitas (BMI di risiko yang berpengaruh terhadap terjadinya suatu
atas 30), Banyak penyakit dapat dikaitkan dengan penyakit (Murti, 1997).
obesitas, misalnya Diabetes mellitus, hipertensi, Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan
penyakit jantung koroner, osteoarthritis, stroke, Maret 2013 sampai bulan Juli 2013. Lokasi
96 Jurnal Berkala Epidemiologi, Volume 2 Nomor 1, Januari 2014, hlm. 93-104
sedangkan yang berjenis kelamin perempuan ada 39 bahwa sebagian besar pasien yang menjadi subjek
pasien atau 60,9%. Hasil ini menginformasikan penelitian adalah perempuan.
Tabel 1 Distribusi Karakteristik Responden di Rumah Sakit Islam Surabaya Tahun 2013
Variabel Katagori N %
Osteoarthritis Genu Positif Osteoarthritis genu 32 50
Tidak positif osteoarthritis genu 32 50
BMI Underweight 6 9,4
Normal 19 29,7
Overweight 14 21,9
Obese 25 39,1
Umur 25-55 tahun 30 46,9
>55 tahun 34 53,1
Jenis Kelamin Laki-laki 25 39,1
Perempuan 39 60,9
Kebiasaan Merokok Bukan perokok 51 79,7
Perokok ringan 13 20,3
Perokok sedang 0 0
Perokok berat 0 0
Aktivitas Fisik Aktivitas fisik ringan 37 57,8
Aktivitas fisik sedang 20 31,3
Aktivitas fisik berat 7 10,9
Distribusi Kebiasaan Merokok Responden dengan kejadian osteoarthritis genu di Rumah Sakit
Berdasarkan tabel 1 diketahui terdapat 13 Islam Surabaya dapat dilihat seperti pada tabel 2.
pasien atau 20,3% merupakan perokok ringan yang
dalam sehari menghabiskan kurang dari 10 batang Hubungan Obesitas Dengan Kejadian
rokok, sedangkan 51 pasien lainnya atau 79,7% Osteoarthritis Genu
tidak memiliki kebiasaan merokok. Tidak ada pasien Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa pada
yang tergolong perokok berat yang menghabiskan kelompok yang positif osteoarthritis genu sebagian
lebih dari 20 batang rokok per hari, dan tidak ada besar ( 56,3% ) mempunyai nilai BMI obese. Pada
pasien yang tergolong perokok sedang yang kelompok yang tidak positif osteoarthritis genu
menghabiskan 10 hingga 20 batang rokok per hari. sebagian besar ( 43,8% ) yang mempunyai nilai
Hasil ini menginformasikan bahwa sebagian besar BMI normal. Hasil ini menunjukkan bahwa pasien
pasien yang menjadi subjek penelitian bukan tidak osteoarthritis genu lebih banyak dengan BMI
perokok. normal sedangkan pasien yang osteoarthritis genu
lebih banyak yang obesitas.
Distribusi Aktivitas Fisik Responden Berdasarkan Hasil analisis chi square menunjukan
tabel 1 diketahui terdapat 37 bahwa nilai p value = 0,001 menunjukkan bahwa
pasien atau 57,8% yang mempunyai aktivitas fisik variabel obesitas mempunyai nilai p kurang dari
ringan dengan nilai PAL antara 1,40 hingga 1,69, tingkat kemaknaan α=0,05, maka H0 ditolak dan
terdapat 20 pasien atau 31,3% yang mempunyai disimpulkan bahwa ada hubungan antara obesitas
aktivitas fisik sedang dengan nilai PAL antara 1,70 dengan kejadian Osteoarthritis genu.
hingga 1,99, hanya 7 pasien atau 10,9% yang Hasil OR= 0,000 menunjukkan bahwa
mempunyai aktivitas fisik berat dengan nilai PAL untuk katagori BMI underweight undefinited karena
antara 2,00 hingga 2,39. Hasil ini menginformasikan tidak ditemukan pasien yang underweight pada
bahwa sebagian besar pasien yang menjadi subjek kelompok kasus. Pada BMI overweight didapatkan
penelitian tergolong mempunyai aktivitas fisik nilai odds ratio sebesar 5,04 menunjukkan bahwa
ringan. nilai OR untuk BMI overweight tidak bermakna
yang berarti risiko untuk terjadinya osteoarthritis
Hubungan Antara Karakteristik dengan genu pada responden dengan BMI normal dengan
Kejadian Osteoartritis Genu BMI overweight sama. Pada BMI Obese didapatkan
Analisis data secara analitik dilakukan nilai odds ratio sebesar 7,20 yang berarti responden
untuk mengetahui hubungan antara obesitas dan dengan BMI obese memiliki risiko 7,20 kali untuk
faktor-faktor pada individu yang meliputi : umur, terkena OA genu dibandingkan dengan responden
jenis kelamin, kebiasaan merokok, aktivitas fisik dengan BMI normal.
98 Jurnal Berkala Epidemiologi, Volume 2 Nomor 1, Januari 2014, hlm. 93-104
Tabel 2 Hubungan Antar Variabel dengan Kejadian Osteoarthritis Genu di Rumah Sakit Islam
Surabaya Tahun 2013
Osteoarthritis Genu
Variabel Katagori Positif Tidak Positif OR 95% CI
N % N %
Nilai BMI Underweight 0 0 6 18,8 0,00 0,00-1,39
Normal 5 15,6 14 43,8 1 -
Overweight 9 28,1 5 15,6 5,04 0,91-30,65
Obese 18 56,3 7 21,9 7,20 1,58-35,47
Umur 25-55 tahun 12 37,5 22 58,1 3,67 1,16-11,88
(serangan jantung dan stroke) dimana merupakan terjadinya perubahan biofisika yang berupa fraktur
penyakit tertinggi penyebab kematian di tahun jaringan kolagen dan degradasi proteoglikan.
2008; Diabetes ; penyakit Musculoskeletal Adanya fraktur jaringan kolagen memungkinkan
(terutama osteoarthritis, penyakit degenerative cairan sinovial mengisi celah yang terdapat pada
paling tinggi penyebab kelumpuhan sendi) ; kartilago dan membentuk kista subkondral. Osteofit
kanker ( endometrium, payudara, colon ). Obesitas yang terbentuk pada permukaan sendi dapat terjadi
merupakan faktor risiko terkuat yang dapat akibat proliferasi pembuluh darah di tempat rawan
dimodifikasi. Pada orang yang mengalami sendi berdegenerasi, kongesti vena yang disebabkan
obesitas berat badan akan lebih bertumpu dan perubahan sinusoid sumsum yang tertekan oleh kista
mengakibatkan peningkatan beban pada sendi subkondral, atau karena rangsangan serpihan rawan
lutut saat berjalan. Studi di Chingford sendi kemudian terjadi sinovitis sehingga tumbuh
menunjukkan bahwa untuk setiap peningkatan osteofit pada tepi sendi, perlekatan ligamen atau
Indeks Massa Tubuh (IMT) sebesar 2 unit (kira- tendon dengan tulang. Dengan kata lain,
kira 5 kg berat badan), odds rasio untuk menderita osteoarthritis lutut pada seseorang yang gemuk
osteoarthritis lutut secara radiografik meningkat terjadi karena sebab mekanik adanya sendi lutut
sebesar 1,36 poin. Penelitian tersebut menahan beban lebih.
menyimpulkan bahwa semakin berat tubuh akan
meningkatkan risiko menderita osteoarthritis lutut. Hubungan Umur dengan Kejadian
Kehilangan 5 kg berat badan akan mengurangi Osteoarthritis Genu
risiko osteoarthritis lutut secara simtomatik pada Hasil yang didapat dari analisis uji statistik
wanita sebesar 50%. Demikian juga peningkatan menunjukkan bahwa ada hubungan antara umur
risiko mengalami osteoarthritis lutut yang dengan kejadian osteoarthritis genu dengan nilai
progresif tampak pada orang-orang yang OR = 3,67 , dari hasil penelitian ini menunjukkan
kelebihan berat badan. Diagnosis osteoarthritis bahwa semakin tua usia semakin berisiko untuk
genu biasanya didasarkan pada anamnesis yaitu terjadinya osteoarthritis genu. Proses penuaan
riwayat penyakit, gambaran klinis dari dianggap sebagai penyebab peningkatan
pemeriksaan fisik dan hasil dari pemeriksaan kelemahan di sekitar sendi, penurunan kelenturan
radiologis. anamnesis terhadap pasien osteoartritis sendi kalsifikasi tulang rawan dan menurunkan
genu umumnya mengungkapkan keluhan-keluhan fungsi kondrosit yang semuanya mendukung
yang sudah lama, tetapi berkembang secara terjadinya osteoarthritis Studi mengenai
perlahan-lahan. Keluhan-keluhan pasien meliputi kelenturan pada osteoarthritis telah menemukan
nyeri sendi yang merupakan keluhan utama yang bahwa terjadi penurunan kelenturan pada pasien
membawa pasien ke dokter, hambatan gerakan usia tua dengan osteoarthritis genu dan Pada
sendi, kaku pagi yang timbul setelah imobilitas, orang usia lanjut terapi non farmakologik sangat
pembesaran sendi, dan perubahan gaya berjalan. penting dan meliputi edukasi, terapi fisik, terapi
Gambaran berupa penyempitan celah sendi yang okupasional dan penurunan berat badan. Pada
asimetris, peningkatan densitas tulang subkondral, edukasi, yang penting adalah meyakinkan pasien
kista tulang, osteofit pada pinggir sendi, dan untuk dapat mandiri, tidak selalu tergantung pada
perubahan struktur anatomi sendi dapat ditemukan orang lain. Walaupun osteoarthritis tidak dapat
pada pemeriksaan radiologis yang menggunakan disembuhkan, tetapi kualitas hidup pasien dapat
pemeriksaan foto polos genu pada pasien. Terapi ditingkatkan. (Haq et al, 2003). Menurut
pada penderita osteoarthritis dengan obesitas American college of Rheumatology tahun 2012
diharapkan dengan cara penurunan berat badan tercatat bahwa hampir setengah dari orang dewasa
merupakan tindakan yang tidak kalah penting Amerika mungkin mengalami gejala osteoarthritis
dibandingkan terapi non farmakologik lain, dalam setidaknya pada salah satu lutut pada usia
terutama pada pasien-pasien obesitas. Hal ini 85. Berdasarkan data WHO tahun 2008 40%
sangat penting untuk mengurangi beban pada penduduk dunia yang berusia lebih dari 70 tahun
sendi yang terserang osteoarthritis dan mengalami osteoarthritis lutut.
meningkatkan kelincahan pasien waktu bergerak. Menurut Felson dan Zhang(a) (2000),
Penurunan berat badan dapat dilakukan dengan Selama ini osteoarthritis sering dipandang sebagai
cara melakukan diet dan latihan aerobik ( Haq et akibat dari proses penuaan dan tidak dapat
al., 2003). dihindari. Namun telah diketahui bahwa
Menurut Felson dan Zhang(a) (2000), osteoarthritis merupakan gangguan keseimbangan
kegemukan yang dalam penelitian ini diwakili dari metabolisme kartilago dengan kerusakan
oleh IMT menyebabkan stress abnormal pada struktur yang penyebabnya masih belum jelas
sendi lutut. Stress abnormal menyebabkan diketahui. Kerusakan tersebut diawali oleh
Niken Enestasia dkk., Hubungan Obesitas Dan....101
yang berikut: Elevasi periosteal Osteophytic , bantu apa yang diperlukan oleh pasien agar dapat
vascular congestion tulang subchondral, yang melakukan aktivitas sehari-hari seperti sebelum
menyebabkan peningkatan tekanan intraosseous sakit (Haq et al., 2003).
sinovitis dengan aktivasi sinovial nociceptors
membrane kelelahan pada otot yang melintasi KESIMPULAN DAN
sendi akibat aktivitas berlebih pada lutut. SARAN Kesimpulan
Menurut penjelasan di atas dapat dikatakan Hasil perhitungan menunjukkan bahwa
bahwa aktivitas fisik termasuk faktor risiko ada hubungan antara obesitas dengan kejadian
Osteoarthritis genu. Pada penelitian ini osteoarthritis genu di Rumah Sakit Islam
menunjukkan tidak hubungan antara aktivitas fisik Surabaya dengan nilai odds ratio sebesar 7,20
dengan kejadian osteoarthritis genu karena terjadi yang berarti bahwa obesitas merupakan faktor
bias recall (bias mengingat kembali) pada risiko terjadinya OA genu dan risiko terjadinya
responden dan untuk pengukuran aktivitas fisik ini osteoarthritis genu pada orang yang obesitas 7,20
hanya berdasarkan aktivitas fisik yang dilakukan kali dibanding dengan orang dengan nilai BMI
responden pada 1 hari kemarin atau 1 X 24 jam normal. Umur berhubungan dengan kejadian
pada waktu lampau. Untuk menaksir pengeluaran osteoarthritis Genu di Rumah Sakit Islam
energi dan menentukan katagori aktivitas fisik Surabaya dengan nilai odds ratio sebesar 3,67
yang dilakukan dengan menggunakan nilai yang berarti bahwa umur > 55 tahun berisiko 3,67
Physical Activity Level (PAL) yang diperoleh kali untuk terjadi osteoarthritis genu dibandingkan
dengan mengalikan PAR (Physical Activity Ratio) usia 25-55 tahun. Jenis kelamin berhubungan
dengan lama melakukan sebuah aktivitas dibagi dengan kejadian osteoarthritis genu di Rumah
24 jam (WHO/FAO, 2001). Dengan menggunakan Sakit Islam Surabaya dengan nilai odds ratio
nilai PAL ( Physical Activity Level ) kurang sebesar 4,69 yang berarti bahwa jenis kelamin
dapat untuk mengukur paparan pengaruh aktivitas perempuan berisiko 4,69 kali untuk terjadinya
fisik dengan kejadian osteoarthriris genu sehingga osteoarthritis genu dibandingkan dengan jenis
pengukuran seharusnya dilakukan secara kohort kelamin laki-laki. Kebiasaan merokok tidak ada
pada waktu sebelum terkena osteoarthritis genu hubungan dengan kejadian osteoarthritis genu di
sampai terjadi osteoarthritis genu. Dalam Rumah Sakit Islam Surabaya dengan nilai odds
penelitian ini sebagian besar responden diketahui ratio untuk kebiasaan merokok adalah 0,56 yang
bahwa sehari-harinya melakukan aktivitas sedang berarti bahwa antara perokok ringan dengan yang
sehingga hasil tidak menunjukkan tidak adanya bukan perokok memiliki resiko yang sama untuk
hubungan yang signifikan dan tidak menunjukkan terjadinya osteoarthritis genu. Aktivitas fisik tidak
adanya pengaruh antara aktivitas fisik dan ada hubungan dengan kejadian osteoarthritis genu
kejadian osteoarthritis genu karena responden di Rumah Sakit Islam Surabaya dengan nilai odds
tidak banyak yang melakukan aktivitas berat. ratio untuk aktivitas fisik adalah 0,71 yang berarti
Terapi yang tepat yang berhubungan bahwa responden yang mempunyai kebiasaan
dengan kebiasaan aktivitas fisik dengan melakukan aktivitas fisik ringan, aktivitas fisik
osteoarthritis adalah dengan terapi fisik terdiri sedang, dan aktivitas fisik berat mempunyai
dari berbagai modalitas, seperti pendinginan, resiko yang sama untuk terjadinya osteoarthritis
pemanasan, latihan atau penggunaan alat bantu. genu. Untuk aktivitas fisik terjadi recall bias (bias
Latihan yang baik adalah yang bersifat penguatan mengingat kembali) karena pengukuran dilakukan
otot, memperluas lingkup gerak sendi dan latihan pada 1 X 24 jam pada waktu lampau.
aerobik. Latihan tidak hanya dilakukan pada
pasien yang tidak menjalani tindakan bedah, tetapi Saran
juga dilakukan pada pasien-pasien yang akan Bagi pelayanan kesehatan : Melakukan
menjalani tindakan bedah. Dalam hal ini latihan skrining awal untuk waspadai gejala awal
dilakukan sebelum dan sesudah tindakan bedah, timbulnya osteoarthritis genu seperti nyeri sendi,
sehingga pasien dapat segera mandiri setelah kekakuan, kelemahan otot, pembengkakan,
pembedahan dan mengurangi berbagai komplikasi deformasi sendi/ pembesaran sendi, pengurangan
akibat pembedahan Terapi kerja bertujuan agar rentang gerak dan fungsi pergerakan sendi,
penderita dapat melakukan aktivitas sehari-hari adanya suara retakan dan deritan (krepitus), dan
seoptimal mungkin sehingga tidak tergantung memberikan penyuluhan kepada pasien supaya
pada orang lain. Terapi kerja dilakukan mulai dari menghindari faktor-faktor risiko osteoarthritis
penilainan aktivitas sehari-hari yang biasa genu terutama obesitas dengan jalan menjaga
dilakukan pasien, kemudian menetukan alat-alat berat badan dan pola makan sehari-hari,
104 Jurnal Berkala Epidemiologi, Volume 2 Nomor 1, Januari 2014, hlm. 93-104
menghindari aktivitas fisik yang berat dengan Depkes RI. 2007. Riset Kesehatan Dasar
menggunakan sendi lutut , meghindari kebiasaan (Rikesdas). Badan Penelitian dan
merokok. Pengembangan Kesehatan Departemen
Bagi masyarakat : menjaga berat badan Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta
ideal supaya tidak mengalami obesitas, baik Felson(a) , DT ., Zhang Y. 2000. The Epidemiology
dengan cara rutin berolah raga maupun melakukan
diet yang seimbang dengan menjaga pola makan of Knee and Hip Osteoarthritis with a View to
dan segera melakukan penanganan jika timbul Prevention Arthritis Rheumatology. USA.
gejala awal oteoarthritis genu untuk menghindari Felson(b) , DT ., Zhang Y 2000. The Disease and
semakin parahnya penyakit terutama bagi orang Its Risk Factors. Osteoarthritis . Jurnal
yang sudah tua dan yang mempunyai berat badan Arthritis Rheumatology 133:635-646. http//
berlebih dan untuk mengurangi aktivitas fisik www.emedice.med/orthoped/42. 26 Agustus
yang terlalu berat yang menggunakan sendi lutut 2013 ( 15:30)
juga menghindari kebiasaan merokok terutama Goldring, SR and Goldring, MB. 2006. Clinical
pada laki-laki. Bagi Peneliti lain : dapat aspects, pathology and pathophysiology of
melakukan penelitian tentang hubungan obesitas osteoarthritis. Hospital for Special Surgery
dengan derajat ( grading ) OA genu; dapat Weill Medical College of Cornell University
melakukan penelitian tentang hubungan faktor New York and the New England Baptist Bone
resiko osteoarthritis genu yang lain seperti and Joint Institute & Beth Israel Deaconess
( ras/etnik), genetik , kebiasaan olahraga, riwayat Medical Center, Harvard Medical School
trauma lutut. Boston MA . USA.
Haq I, E Murphy, J Dacre. 2003. Osteoarthritis.
REFERENSI Academic Centre for Medical Education 4th
Adiningsih, Sri, dkk. 2012. Buku Panduan Floor Holborn Union Buildingn Archway
Praktikum Gizi, Edisi Revisi 2. Departemen Campus. 18 December 2003: 377–383.
Gizi Kesehatan Fakultas Kesehatan London.
Masyarakat Universitas Airlangga. Surabaya.
American College of Rheumatology. Education, Murti, Bhisma. 1997. Prinsip dan Metode Riset
Treatment, Research. 2012. Osteoarthritis. Epidemiologi. Gadjah Mada University Press.
http// www.rheumatology.org/REF. 19 april Surakarta.
2013 ( 18:51).
Amin, Niu Jingbo, Hunter David, et al.2006. Petersson, Ingemar F, Torsten Boegård, Tore
Cigarette Smoking and the Risk for Cartilage Saxne, Alan J Silman, Björn Svensson. 1997.
Loos and Knee Pain in Men with Knee Radiographic osteoarthritis of the knee
Osteoarthritis. Division of Rheumatology classified by the Ahlbäck and Kellgren &
Mayo Clinic College of Medicine. USA. Lawrence systems for the tibiofemoral joint in
Bronner, Felix, Mary C. Farach-Carson. people aged 35–54 years with chronic knee
2007.Bone and Osteoarthritis. Spinger. USA. pain. Annals of the Rheumatic Disease. USA.
Carlos, LJ .2013. Training Program. Clinical Pratiwi, Eka W, 2007. Faktor-Faktor Resiko
Medicine. Department of Medicine, Division Osteoartritis Lutut ( studi Kasus di Rumah
of Rheumatology and Immunology. Sakit Dokter Kariadi Semarang). Tesis.
University of Miami. Terjemahan Leonard M Universitas Diponegoro. Semarang.
Miller. Editors Herbert S Diamond. 2013 WHO. World Health Organization. 2005. Obesity.
School of Medicine. USA. http// www.who.int/topics/ obesity/en.
CDC. 2007. BMI. http //www.cdc.gov/bmi . 14 26 Agustus 2013 ( 15:32 ).
November 2012 (10:00). WHO. World Health Organization. 2008. Obesity
CDC. 2009. Obesity. http // www.cdc.gov/obesity. and Overweight .
19 April 2013 (18:58). http//www.who.int/mediante/factsheet/f5311/e
Depkes RI. 2001. Survei kesehatan Rumah n. 26 Agustus 2013 (15:31).
Tangga ( SKRT). Depkes RI. Jakarta. WHO/FAO. PAR (Physical Activity Ratio). 2001.
http// www.who.int/topics/ PAR /en. 26
Agustus 2013( 15:45).