Sei sulla pagina 1di 11

Sastranesia | ISSN P. 2337-7712 | ISSN. E. 2598-8271 | Volume 5 | Nomor 4, 2017| Hal.

8-18

Teater Rakyat Gambus Misri


(Sebuah Kajian Struktur dan Fungsi)

Siti Maisaroh
Jurusan Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia
STKIP PGRI Jombang | sitimaisaroh@stkipjb.ac.id
Devi Nur Sugiarti
Jurusan Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia
STKIP PGRI Jombang | devinursugiarti@gmail.com

Abstract One of the folk theaters with historical value for the people of Jombang, East Java is Gambus Misri. The Study
of Gambus Misriuses narrative structure theory from Heda Jason and the functions theory from William R. Bascom. This study uses
descriptive qualitative method. The main data is taken from the transcripts of recorded performances video and interviews
toward Gambus Misri actors. the Result of the study is identified some structures of different sub-indicators: (1) word-ing, it is
found Arekandialect elements, (2) texture, it is found a variety of old literary genres; (3) narration, there is relationship between the
flow and the theme, and (4) dramatization, there is a show of folk theater Gambus Misri in the 2000s era formed from the oral
tradition which is still exist. The results of study related to the functions theory, it is found that Gambus Misri has functions as: (1) a
function of projection systems in the form of entertainment and nostalgic sense; (2) a validation tool of cultural regulations and
institutions, such as validation for regulations and treasures of the cultural nation's storage; (3) an educational tool in the form of
education without age limit; and (4) an enforcer and supervisor of actor norms as behavior above and beyond the stage.
Keywords: folk teathre, gambus misri, Structure & function

Abstrak
Salah satu teater rakyat yang memiliki nilai sejarah bagi masyarakat Jombang, Jawa Timur adalah Gambus Misri. Kajian terhadap
Gambus Misri dengan menggunakan teori struktur naratif Heda Jason dan teori fungsi William R. Bascom. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data utama berupa transkrip video rekaman pertunjukan dan didukung hasil
wawancara narasumber Gambus Misri. Hasil dari penelitian: teridentifikasi struktur bersubindikator yang berbeda, yakni (1) word-
ing terdapat unsur dialek arekan, (2) texture, terdapat beragam genre sastra lama; (3) narration, adanya hubungan alur dengan tema
pertunjukan, dan (4) dramatization, dapat dipertunjukan teater rakyat Gambus Misri di era tahun 2000-an terbentuk dari tradisi lisan
yang masih aktif. Hasil penelitian terkait teori fungsi adalah bahwa kesenian Gambus Misri dapat berfungsi: (1) sebagai sistem
proyeksi berupa fungsi hiburan dan nostalgia; (2) sebagai alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga kebudayaan, berupa
pengesahan pranata dan penyimpan khazanah budaya bangsa; (3) sebagai alat pendidikan berupa pendidikan tanpa dibatasi usia; dan
(4) sebagai pemaksa dan pengawas norma berupa perilaku di atas dan di luar panggung.
Kata-kata kunci: teater rakyat, gambus misri, struktur. dan fungsi.
__________________________________________________________________________

1. PENDAHULUAN
Teater rakyat merupakan salah satu kekayaan masyarakat lain sebagai pertahanan keberadaan
budaya bangsa yang sangat langka wujud seninya.
keberadaannya. Oleh karena itu, penelitian Damono (Sudikan, 2015:4) memaparkan
terhadap salah satu unsur kekayaan budaya bahwa tradisi lisan tetap akan berlangsung,
bangsa yang satu ini sangat penting guna menjaga meskipun zaman sudah memasuki tradisi
kelestariaanya dan mencegah dari kepunahan. cetak.Tradisi lisan yang bersifat seni memberikan
Salah satu teater rakyat yang memiliki nilai deskripsi bentuk dan cara pandang manusia pada
sejarah bagi masyarakat Jombang, Jawa Timur wujud tradisi lisan. Seperti halnya sastra lisan,
adalah Gambus Misri. tidak hanya terlihat ketika sastra yang
Teater rakyat menjadi bagian dari wujud disampaikan secara lisan, tetapi juga cara
sastra lisan. Sebagai bentuk hasil “tradisi lisan pewarisan lisan sebagai ciri lain yang melekat
sebagian lisan.” Teater rakyat menggunakan pada sastra lisan. Selain itu, ada wujud dari tradisi
tradisi lisan untuk pewarisan (yang dapat lisan yang tidak hanya berupa bahasa lisan yang
mengajarkan atau memberi pengetahuan) ke- menjadi sastra, tetapi media lain menjadi bagian
dari wujudnya, yaitu teater rakyat.

8
Tidak semua pewarisan memberikan salah satu faktor hilangnya kesenian tersebut
pertahanan yang sama persis dengan wujud asli sekitar era 1980-an karena tidak ada yang
dari hasil tradisi lisan. Terlebih jika dihadapkan melanjutkan, dan tergeser oleh kesenian lain.
pada bentuk sastra lisan, yang keindahannya Ada kesenian lain yang di dalamnya
relatif menjadi bagian ideologi nilai masing- menggunakan nada musik lagu pembuka Selamat
masing minat masyarakat. Hal ini disebabkan Datang dari Gambus Misri, yakni Syiir Tanpa
minat masyarakat terhadap seni justru mem- Waton. Ini didasari pernyataan dari Cak Nun,
pengaruhi pewarisan dari bentuk sastra yang ada. dalam sebuah penampilan malam. Cak Nun
Jika sastra lisan hanya mengalami perubahan saat mengajak Grup Kasidah Al Jamilah dari Desa
ditampilkan tanpa mengubah bentuk (dalam hal Pulo Lor untuk melantunkan komposisi Syi’ir
ini unsurnya), maka hal tersebut dapat disebut Tanpo Waton yang dianggap sebagai karya Gus
sebagai improvisasi yang dilakukan seniman di Dur. Cak Nun menegaskan, “Syiir tanpa waton itu
atas panggung. Amir (2013:35) menyebutnya cara karya Aspandi, ayah seniman Asmuni yang
tersebut digunakan kesenian untuk menyesuaikan kelahiran Diwek Jombang,” (Hambali, 2012).
kekinian zaman, salah satunya dengan Klarifikasi siapa pencipta Syiir Tanpo Waton
menyesuaikan isi per -tunjukan pada kondisi yang tersebut, disebutkan oleh Kusumawati (2013:43)
ada. bahwa pencipta aslinya ialah Gus Nizam, seorang
Bentuk atau wujud dari sastra lisan tersebut Kyai kelahiran Sidoarjo, 23 Oktober 1973 dari
jika sudah berbeda jauh dari bentuk awal, dapat pondok pesantren di kawasan Simoketawang,
dimungkinkan hal tersebut bukan bagian dari Wonoayu, Sidoarjo. Sedangkan, Gambus Misri
transformasi, melainkan sudah menjadi wujud (mungkin) telah ada sejak tahun 1960-an dengan
pertunjukan yang memiliki sebutan lain. Atau berdasarkan pernyataan Mustajab (2016:1),
bahkan justru bentuk lama tidak dapat bertahan, Gambus Misri telah ada sebelum tahun tersebut
dan minat masyarakat telah terpenuhi oleh (ini: melihat tahun kelahiran dari Mustajab 1951
pertunjukan lain. Salah satunya, hal ini terjadi yang masih sempat menyaksikan pertunjukan
pada pertunjukan teater rakyat Gambus Misri Gambus Misri), juga secara terpisah oleh Pitono
yang ada di kota Jombang menjelang kepunahan dan Haryono (2010:6 dan 124), yang
di era 1980-an. menyebutkan bahwa pendiri pertama Gambus
Teater rakyat Gambus Misri diperkirakan Misri ialah Asmuni bin As-fandi, seniman
sudah ada sejak tahun 1960-an di kota Jombang. Jombang kelahiran 17 Juni 1932. Tahun kelahiran
Pendapat ini didukung oleh pengakuan seorang Asmuni tersebut tentu sudah jauh lebih dahulu
narasumber di kabupaten Mojokerto, A. Wachid dari tahun Guz Nizam sebelumnya. Selanjutnya,
Mustajab (66th) yang memberikan informasi pertunjukan Gambus Misri di awal perkembangan
melalui surat balasan mengenai pengalaman lebih mengambil tema-tema Islami. Gambus Misri
tentang Gambus Misri (6 Juni 2016). Beliau berasal dari Jombang dan berlatar Islam dengan
(Mustajab, 2016:1) menyatakan kelahiran 1951, representasi berasal dari budaya pesantren.
pernah menyaksikan pertunjukan dari beberapa Sedangkan, lirik awal yang dibawakan dalam
kelompok kesenian Gambus Misri, yang beberapa Syiir Tanpa Waton yang menyamai lirik awal lagu
di antaranya sebanyak 2 kali. Keberadaan Gambus Selamat Datang pada Gambus Misri sebagai
Misri juga diungkapkan oleh Pitono dan Haryono pembuka acara, dapat diidentifikasi sebagai yang
(2010:6), bahwa pendiri pertama grup kesenian ini tersisa dari Gambus Misri yang ditimbulkan dari
ialah Asmuni bin Asfandi. Disebutkan di Jombang perjalanan tradisi lisan yang berkembang.
ada dua kesenian dari subkultur berbeda, yakni Sehingga belum tentu bentuk Syiir Tanpa Waton,
Ludruk muncul dari komunitas abangan, dapat disebut sebagai transformasi dari bentuk
sedangkan Gambus Misri lahir dari komunitas Gambus Misri.
Santri. Ludruk masih dapat bertahan sampai Bentuk Gambus Misri, sebagai teater rakyat
sekarang, se-dangkan Gambus Misri telah mati. dapat diidentifikasi dari bentuk seninya menjadi
Selanjutnya, Gambus Misri mati karena harus pusat pertemuan khalayak dengan seniman pada
terus-menerus repot dengan budaya Islam yang waktu dan tempat yang sama (Riantiarno,
serba fiqih. Sehingga, muncul anggapan yang 2011:viii-1 dan 28). Selain itu, termasuk dalam
dinyatakan oleh Ilahi (Cahyono, 2014:2) bahwa gradasi sastra lisan terbesar yang terdiri dari

9
sajian: musik, tari, dialog, nyanyian, lawakan, dan mulai menghilang, dan menyisakan tradisi lisan
lakon. Sajian yang dikemas dalam satu dari pelakunya di tahun-tahun kemudian. Tradisi
pertunjukan inilah yang dikategorikan sebagai lisan tersebut dapat berupa cara-cara pertunjukan
sastra lisan terbesar. Selain itu, kategori sebagai Gambus Misri dan berbagai pengalaman dari para
pertunjukan sastra lisan, sebab ciri pertunjukan pelaku belum tentu dipertunjukkan ulang seperti
sastra lisan dan teater rakyat memiliki kesamaan, pada masanya. Sehingga membuat Gambus Misri
yakni di antaranya (1) yang cenderung tidak tersimpan dalam ingatan para pelaku (baik
memiliki teks dan meliputi banyak aspek: teks seniman maupun khalayak). Selebihnya beberapa
bahasa, musik, penataan pertunjukan (sehingga tahun kemudian, menjadi pasif.
tidak ada teks yang baku, yang ada hanyalah ciri Peristiwa tersebut seperti sifat dari sastra
umum pertunjukan), (2) sifat pertunjukannya lisan dan tradisi lisan, apabila sastra lisan tidak
santai, bahkan kadang terjadi interaksi antara ditradisikan maka dapat berlaku kesastraannya,
penyaji dengan penonton, (3) penyajian lewat namun dalam bentuk lain (dapat dituliskan atau
dialog tari, nyanyi. Kadang-kadang humor berubah). Tetapi jika tradisi lisan tidak dapat
dimunculkan, (4) spontanitas jadi dasar pa- mempertahankan sastra (nilai keindahannya),
gelarannya (nilai dan laku dramatiknya) (Amir, tinggallah sebagai tradisi lisan saja. Jika tradisi
2013:119; Riantiarno, 2011:28). Kadarisman lisan berhenti, sifatnya menjadi tradisi lisan pasif,
dalam Sukatman (2009:5) menyatakan bahwa seni baik sementara atau hilang, maupun terbekukan
Gambus Misri ditampilkan secara etnografik, dalam bentuk lain (Hutomo dalam Sudikan,
ditampilkan rakyat dengan memori saja, muatan 2015:21; Sukatman, 2009:3)
simboliknya kecil, berorientasi pada budaya Memasuki tahun 2000-an, ternyata teater
kedaerahan, bernilai keseharian, dan kandungan rakyat yang berunsur musik, dialog, dan tari
bahasa Jawa klasiknya kecil), Gambus Misri tersebut muncul kembali dengan transformasi
termasuk tradisi lisan kecil. baru oleh dukungan dari beberapa stake holder
Tradisi lisan kecil yang berlaku dan kurang kesenian Jombang.
terorganisir dengan baik inilah yang membuat Memasuki perkembangan teknologi,
Gambus Misri mengalami pasang surut tradisi manusia mulai mengenal tulisan dari manual
lisan. Muatan secara etnografik, seperti halnya hingga cetak. Cara ini juga digunakan untuk
subkultur yang mendiami kota Jombang, tentu mengawetkan tradisi lisan yang berlangsung,
tidak dapat membuat kesenian ini sama seperti pada teater rakyat Gambus Misri, yakni
bertahannya dengan karakter yang melekat. diketahui di tahun 2000-an dipertunjukkan ulang
Sutarto dan Sudikan (2004:14-29) menyatakan sebab penggalian dan pengawetan informasi lisan
Jombang termasuk budaya arekan, yang berakar hasil tradisi yang ada. Peristiwa ini dalam
dari kota Surabaya, yang diikuti juga kabupaten fenomena kelisanan dapat disebut sebagai era
kota Mojokerto. Subkultur yang mendiami, terdiri lisan kedua, atau Oong (Amir, 2013:12)
dari santri, abangan, dan priyayi, ketiganya menyebutnya secondary orality (kelisanan tahap
berimbang. Subkultur santri dengan karakter kedua). Kelisanan kedua dapat terbekukan dalam
budaya arekan masih bertahan, tetapi Gambus media elektronik misalnya cetak, atau elektronik
Misri yang merupakan bagian dari representasinya seperti compact disk (CD). Pembekuan elektronis
belum tentu bertahan. tersebut dapat memperpanjang usia keberadaan
Ketidakbertahanan tersebut dapat tradisi lisan, termasuk berwujud sastra lisan.
ditimbulkan akibat tradisi lisan yang mulai pasif, Sebab dapat dinikmati tanpa batas waktu
karena berubah dan atau menghilang unsur pertemuan antara penutur dan pendengar.
sifatnya. Jika berubah unsur sifatnya, dapat Sehingga dalam perkembangan tersebut, berlaku
terlihat dari nada yang tersisa dan melekat pada pada perkembangan dan perpanjangan usia sastra
lagu Syiir Tanpa Waton, ini masih berlaku sifat lisan dalam bentuk elektronik, atau disebut
seni dan lisannya, tetapi bentuk pertunjukan sudah sebagai sastra lisan elektronik.
berbeda, dan tidak dapat dikategorikan sebagai Pertunjukan teater rakyat Gambus Misri
transformasi. Selanjutnya, menghilang unsur dalam upaya revitalisasi oleh pegiat seni
sifatnya yang lain dapat berupa unsur seninya, menghasilkan juga bentuk sastra lisan elektronik.
seperti menjelang tahun 1980-an, kesenian ini Pertunjukan melalui rekaman, yakni yang terlihat

10
pada saat ditampilkan di TMII Anjungan Jawa teks dan meliputi banyak aspek; seperti: teks
Timur-Jakarta, pada Minggu (7 Agustus 2016) bahasa, musik, penataan pertunjukan (sehingga
yang dapat diakses secara online di situs tidak ada teks yang baku, yang ada hanyalah ciri
youtube.com. umum pertunjukan). Pertunjukan sesuai pakem
Bentuk tersebut muncul dan dapat beriringan inilah yang menjadi ciri umum teks abstrak dari
dengan budaya dari masyarakat. Sastra lisan susunan sajian Gambus Misri yang lama. Ini
dibekukan berhenti sebab kebermaknaannya tidak sebagai ciri khas dari Gambus Misri di TMII
dapat diserap secara langsung dan kurang sebagai bentuk teater rakyat, sebab masih
menarik, akhirnya penikmat beralih pertunjukan. menyisakan ciri tradisi lama pada Gambus Misri
Oleh karena itu, perlu adanya kajian terkait yang di eranya. Pembahasan struktur dengan kajian
dapat memunculkan kebermaknaan yang dapat teori, dapat memberikan sudut pandang baru
memberikan nilai lebih bagi keberadaan teater juga sebagai pertahanan struktur lama melalui
rakyat Gambus Misri. Salah satunya dengan kajian dari teori struktur yang dipakai.
mengkaji struktur dan fungsi pertunjukan dengan Pemaknaan dari segi fungsi didasarkan
bantuan perspektif teori yang tepat. dari pernyataan Amir (2013:78), bahwa sastra
Struktur pertunjukan teater rakyat Gambus lisan lebih dominan unsur hiburan dan
Misri yang disebutkan sebelumnya dianggap sama pendidikan. Jika pada masanya, sebelum
dengan Ludruk. Padahal yang dibawakan dari teknologi berkembang, Gambus Misri diminati
latar belakang muncul dan baground Islam dari masyarakat sebagai media hiburan, dan
kaum Santri, tentu memiliki khas untuk dapat pendidikan dari segi dakwah lakon yang
dibedakan. Apalagi pertunjukan teater rakyat dibawakan (Wawancara A. Manan, 72th: 6 dan 8
Gambus Misri yang ditampil-kan di Anjungan Maret 2017). Maka dengan bantuan sudut
Jawa Timur TMII di Jakarta, pada Minggu 7 pandang teori yang lain, dapat digali lagi fungsi-
Agustus 2016 berbeda dengan pertunjukan fungsi yang tidak terlihat dan kurang
Gambus Misri sebelumnya. Pertunjukan yang termanfaatkan. Dengan demikian, kajian teori
didokumentasikan ini tetap mempertahankan terhadap pertunjukan teater rakyat Gambus Misri
unsur dari Gambus Misri, tetapi esensi membuka keberagaman fungsi, dapat
pertunjukan yang dibawakan berbeda. memperpanjang pemanfaatan keberadaan teater
Pertunjukan di TMII memiliki ciri yang rakyat, juga pelestarian dan inventarisasinya.
mendekati pakem pertunjukan Gambus Misri Teori yang digunakan untuk mengkaji
yang lama (lebih terbagi menjadi beberapa bagian keberadaan sastra lisan elektronik, berupa
sajian berbeda seperti pembagian sajian pada pertunjukan teater rakyat Gambus Misri di TMII
Ludruk, yang dijelaskan pada buku sejarah dan pada Minggu 7 Agustus 2016, ialah teori struktur
Budaya Jombang), dan seperti ciri pertunjukan naratif milik Heda Jason (Sudikan, 2015:98-99)
teater rakyat atau sastra lisan. Selain itu, judul dan teori fungsi William R. Bascom (Danandjaja,
lakon yang sama seperti teks drama teater modern 1994:19; Sudikan, 2015: 151; dan dielaborasi
Sandiwara Gambus Misri di Depag, yakni Senja dengan penjabaran fungsi oleh Amir, 2013:169).
yang Bercerita memiliki beberapa perbedaan Struktur naratif Heda Jason dipilih karena
pembawaan, seperti jika di TMII alur cerita tingkat struktur yang digunakan memiliki
maupun perilaku pemain di atas panggung identifikasi yang dapat dipecah dan disesuaikan
terdapat banyak gubahan dan menyesuikan pakem dengan bentuk sastra lisan yang hendak dikaji.
lama; maka pertunjukan di Depag lebih pada alur Sifat teori yang fleksibel ini dapat membuka
teks drama, yang unsur sajian tidak terbagi seperti sastra lisan, yang wujudnya tidak selalu dibentuk
di TMII, karena pertunjukan ini mengikuti alur atas resepsi teks sastra sebelumnya, tetapi
teks. pertunjukan dapat dilakukan secara spontanitas
Perbedaan itulah yang menarik penulis penampil. Tingkat struktur tersebut meliputi:
meneliti struktur pertunjukan Gambus Misri di (1) Wording; atau disebut sebagai tingkat kata.
TMII, dengan alasan sajian terbagi tidak Pembahasan melingkupi sistem linguistic.
mencirikan alur teks teater modern. Mengingat Dalam sastra lisan, hal ini dapat dikaitkan
seperti pendapat Amir (2013:119) bahwa teks dengan ciri folk penghasil bahasa, sehingga
pertunjukan sastra lisan cenderung tidak memiliki

11
karakteristik bentuk kata dari bahasa dapat 2. METODE PENELITIAN
teridentifikasi; Metode yang digunakan dalam penelitian ini
(2) Texture; tingkat jalinan makna pada isi sajian ialah deskriptif kualitatif. Alasannya didasarkan
sastra dapat meliputi: masalah ciri-ciri bahasa pendapat Corbin dan Strauss (2009:5 dan 31)
prosa dan puisi, gaya sebuah genre, bahwa metode tersebut dapat digunakan untuk
kebudayaan atau aliran-aliran pencerita dan memahami dan mengungkap sesuatu di balik
penyanyi, dan gaya yang aneh perseorangan di feno-mena yang baru atau tidak diketahui sama
dalam pertunjuk-an; sekali. Pengalaman yang ada akan membantu
(3) Narration; tingkat jalinan plot (alur) cerita. Ini kepekaan teoritik pada suatu objek.
tidak terikat pada bentuk narasi saja, tetapi Objek/sumber data pada penelitian adalah
juga pada ciri pertunjukan yang telah dibahas pertunjukan teater rakyat Gambus Misri yang
sebelumnya, teks sastra lisan sendiri adalah ditampilkan di Anjungan Jawa Timur TMII
keseluruhan dari pertunjukan, maka jalinan Jakarta pada Minggu 7 Agustus 2016. Objek
plot (alur) dapat juga ditandai dengan musik, diakses secara online pada laman youtube.com.
tarian, atau bahkan nyanyian; Objek ini menjadi sumber data utama yang diubah
(4) Dramatization; dapat berupa akuistik, visual, melalui proses pentranskripan yang didasarkan
dan aspek-aspek gerak yang merupakan pada struktur naratif dalam pertunjukan sastra
elemen-elemen setiap pertunjukan sastra lisan, lisan adalah semua yang ada dalam pertunjukan.
atau penciptaan sastra lisan (Sudikan, 2015:98- Selain itu juga didukung dari hasil wawancara dan
99; Nurgiyantoro, 2010: 273). beragam dokumen.
Fungsi sastra lisan mengikuti fungsi yang Data penelitian identifikasi berupa: (1)
ada pada tradisi lisan. Sebab, sastra lisan diketahui wording, yakni difokuskan pada bentuk kata yang
merupakan bagian dari wujud hasil tradisi lisan digunakan dalam pertunjukan disesuaikan dengan
dengan pembeda terdapat unsur estetika atau masyarakat pembentuknya; (2) texture,
keindahan. Teori fungsi William R. Bascom, difokuskan pada bentuk ciri genre bahasa yang
dipilih sebab dianggap sebagai perintis jalan teori dikenali dengan pengait maknanya, (3) narration,
fungsi pada tradisi lisan, yakni meliputi: (1) tidak hanya disebut sebagai plot yang tercermin
sebagai sistem proyeksi; (2) sebagai pengesahan pada lakon, tetapi juga tema pertunjukan sebagai
pranata-pranata dan lembaga kebudayaan; (3) penyambung alur pertunjukan, dan (4)
sebagai alat pendidikan anak; dan (4) sebagai alat dramatization difokuskan pada proses munculnya
pengawas dan pemaksa norma. Penjabaran fungsi sastra lisan di era 2000-an. Sedangkan untuk data
sastra lisannya, ialah fungsi khusus dari masing- fungsi akan dikenali berdasarkan perilaku yang
masing minat individu pembawa sebagai terlihat dan yang mengidentifikasikan nilai guna
kesamaan kolektif yang tercermin dalam fungsi yang dapat dilekatkan sebagai identifikasi fungsi
umum tradisi lisan. Amir (2013: 36-43 dan 168- terkait. Selanjutnya data tersebut diberi kode
170) menyatakan ada beragam fungsi yang nomor sesuai transkrip video pertunjukan, akan
terdapat pada sastra lisan, di antaranya: (1) fungsi dikode “V-No…” sebagai kode transkrip video
hiburan (memberikan hiburan); (2) fungsi sosial pada nomor…. Sedangkan data transkrip
(gotong royong, dan kegiatan masyarakat wawancara, maka kode data “W-No…” sebagai
lainnya); (3) fungsi pendidikan (berlaku pada kode transkrip wawancara pada nomor…. Serta
semua kalangan, baik seniman, khalayak, atau untuk dokumen pendukung dikode seperti contoh:
umum); (4) fungsi nostalgia (mengingat Dok.(1)/SD1, merujuk dokumen nomor (1),
kenangan, seperti ikatan berkampung dengan teridentifikasi struktur Dramatization data nomor
sanak saudara); (5) fungsi penghimpun dana; (6) 1.
fungsi politik (dapat berupa kritik, atau tujuan 3. HASIL PENELITIAN DAN
politik), (6) khazanah bangsa (penyimpan sejarah, PEMBAHASAN
budaya, dan ilmu); dan (7) sebagai penyimpan 3.1. Struktur
nilai budaya dan identitas suatu bangsa dan Struktur yang ditemukan ada yang tidak
negara. terlepas dari latar belakang folk yang mengikuti.
Dengan demikian, struktur yang terdapat dalam
pertunjukan teater rakyat Gambus Misri memiliki

12
kesatuan meskipun secara analisis dibedakan ke tuturan bahasa Indonesia, dan “sitik” yang
dalam tingkat berbeda, seperti berikut ini. terkadang ditu-turkan“titik” pada peristiwa dialek
1. Wording keseharian personal yang dijumpai peneliti di
Tingkat kata yang terdapat pada pertunjukan lapangan sebagai idiolek, yang berarti “sedikit.
terlihat pada transkrip dialog. Pertunjukan teater 3.2. Texture
rakyat Gambus Misri yang berasal dari kota Tidak jarang juga penuturan dialog dalam
Jombang, tidak terlepas dari subkultur pengisi pertunjukan diselingi beberapa genre bahasa.
karakter dari masyarakatnya, sehingga Beberapa di antaranya tidak terlihat dan
mempengaruhi cara-cara hidup, termasuk dalam teridentifikasi, sebab menjadi satu kesatuan dalam
bahasa komunikasi. pertunjukan. Sehingga jarang dijumpai secara
Jombang termasuk dalam subkultur arekan, terbuka dan mandiri, kecuali pada sajian tertentu,
dengan karakter sifat nJaba nJero Padha seperti nyanyian atau lakon, yang sudah kentara
(terbuka), Jer Basuki Mawa Bea (rela berkorban), ciri genrenya. Ini terlihat pada data berikut.
dan Sesanti ya apa enake (musyawarah). Tidak
jarang karena sifat tersebut mempengaruhi Peti bukan sembarang peti
bahasa, menjadi dituturkan dengan cepat, terkesan Peti yang baik, jati kayunya Sampiran
kasar (tingkat tutur Jawa lebih bersifat campuran Bupati bukan sembarang bupati
antara halus dan kasar), dan lebih pada to the Bupati yang baik yang selalu memikirkan
Isi
point. Seperti yang terlihat pada data berikut. kesejahteraan rak-yatnya!
(Kode. V-No.395)
Pelawak 1 : …gak enak iki,
(1) (2) Data tersebut adalah bagian dari nukilan
mandeke! Kurang sitik, manéh! dialog yang dituturkan oleh Bintang Tamu 1.
(3) (4) (5) Bahasa yang diucapkan berupa pantun. Genre ini
(Kode. V-No.3) ditandai dengan adanya dua baris sampiran dan
isi, yang masing-masing memiliki rima kembar
Data tersebut menunjukkan adegan pada atau berseling. Seperti yang terlihat pada bunyi
sajian lawakan dalam pertunjukan teater rakyat akhir pantun tersebut berseling /-ti/-nya/-ti/-nya/.
Gambus Misri. Dialog yang dituturkan oleh Selain itu ada genre sastra daerah seperti
Pelawak 1 menunjukkan sikap keterbukaan halnya cangkriman wancah. Cangkriman wancah
terhadap lawan bicara, dengan mengungkapkan merupakan bentuk akronim Jawa yang
“…gak enak iki mandeke!” yang ditujukan pada kegunaannya lebih pada fungsi teka-teki. Seperti
peristiwa pemberhentian musik yang tidak enak pada data berikut.
dari dendangan yang dilakukan oleh tim pemusik.
Dari dialog ini juga dapat diketahui bahwa dialek Bintang :Pak Nyono itu kalau ibaratnya
arekan, yang digunakan dituturkan secara tidak mobil, Susuki Vitara…
lengkap untuk mempercepat penuturan, seperti Bintang :Artinya?
kata “iki” yang berarti “ini” sebagai kata adverbial tamu 3
pengganti referensial terhadap peristiwa bermusik Bintang :Sungguh-sungguh laki-laki, vitalitas
dan menari yang dilakukan oleh pelawak. Selain tamu 1 tiada tara
itu, bentuk dari kata yang digunakan terdapat …… (Kode. V-No.437-439)
proses afiksasi, seperti kata “mandeke” yang
berasal dari kata “mandek” bersufiks “-e” sebagai Terlihat pada data bergaris bawah sebagai
kata ganti petunjuk “-nya.” Beberapa penggunaan akronim yang mengandalkan bunyi dan bentuk
lain dari dialek arekan ini ialah, terdapat campur singkatan yang menyerupai nama kendaraan.
kode (bahasa Jawa dan bahasa lain serumpun, Sehingga pernya-taan tersebut lebih menimbulkan
dikombinasi saat berkomunikasi), dan penuturan pertanyaan serupa teka-teki, yang akhirnya
idiolek yang disepakati bersama (sebab dijabarkan berdasarkan pecahan suku kata su-su-
pemahaman antar penutur), yang dapat dilihat ki ka-ta-ra yang be-rarti “Sungguh-sungguh laki-
pada penuturan Kurang sitik, manéh! Yakni laki, vitalitas tiada tara.”
teridentifikasi “kurang” berarti sama dengan

13
Bentuk-bentuk genre tersebut sengaja yang ada di kota Jombang, baik itu termasuk juga
dituturkan dan menjadi bagian dari dialog pada Gambus Misri.
sajian lawakan, dan bukan berdiri sendiri sebagai Dengan demikian tema-tema tersebut secara
sajian pantun sebagaimana sajian nyanyian yang tidak langsung terucapkan dan ditunjukkan
sudah tentu diketahui bentuknya. Seperti data melalui tindakan di atas panggung, sebagai bagian
berikut. dari penjalin antarsajian yang berbeda.
3.4. Dramatization
“Mari bergandengan jangan dilepaskan… Tingkat dramatization yang dipilih peneliti
bernyanyi bersama dengan suka cita…. lebih ditujukan pada perjalanan munculnya sastra
Hati yang terluka jiwa yang tersiksa lisan elektronik, yakni adanya pertunjukan teater
Raga yang t’lah lelah, semua rakyat Gambus Misri secara online di era 2000-
akan sirna…. (Kode V-No.2) an. Ternyata ini tidak terlepas dari proses
pemanja-ngan tradisi lisan yang terus digali dan
Lirik tersebut merupakan nukilan yang ada diterapkan ulang tanpa menghilangkan unsur yang
pada sajian nyanyian yang ditampilkan di awal ada dalam pertunjukan Gambus Misri. Seperti
pertunjukan setelah lagu Selamat Datang pada yang terangkum dalam kegiatan berikut ini.
kode yang sama (V-No.2). Bentuk dari lirik syair 1. Penggalian data, penulisan ulang, dan
tersebut hampir sama dengan pantun, yakni pertunjukan Gambus Misri oleh tim pelestari.
menggunakan bunyi rima serupa yakni /a/a/a/a/
pada bunyi akhir ucapan tiap barisnya. “… Catatan ini hanya merupakan pintu
Ditemukannya beragam genre tersebut pada masuk darurat yang mencoba menguak tabir
bentuk sastra lisan tidak terlepas dari ciri folk yang menyelimuti Gambus Misri. Pertemuan
masyarakat Jombang, yang pernah dipengaruhi dengan beberapa pelaku dan penikmatnya
budaya Melayu yang masuk dalam sendi-sendi coba dihadirkan untuk memberikan
agama Islam sebagai bagian dari ciri kaum santri. gambaran awal atas upaya penelurusan,
3.3. Narration penggalian, rekonstruksi, revitalisasi,
Narration pada pertunjukan teater rakyat pelestarian, dan pengem-bangan Gambus
Gambus Misri ditandai dengan tema pertunjukan. Misri ke depan (Nanang, dkk., 2012:531).”
Tema yang dimaksud sebagai penjalin rangkaian (Kode Doc.1a/SD)
antarsajian yang ditampilkan, bukan sekadar
terlihat pada pemplotan seperti pada cerita, tetapi Kutipan tersebut menunjukkan bahwa
juga dapat terlihat pada tema-tema sajian yang tradisi lisan digali, dan dipertunjukkan ulang
dapat disatukan menjadi tema utama pertunjukan sebagaimana yang didapatkan pada tradisi lisan
sebab kesamaan yang ditemukan. pada sastra yang ada. Beberapa di antaranya
Tema utama pertunjukan teater rakyat memberikan pertunjukan sebagai bentuk
Gambus Misri di TMII pada Minggu, 7/08/2016 revitalisasi atau proses menghidupkan kembali,
ialah Gam-bus Misri (sebagai kesenian) dan seperti yang satu di antaranya dilakukan oleh
Jombang. Tema ini terlihat pada seringnya Almarhum Badar Alamudy, mantan pemain
disebutkan kata gambus misri, kesenian, dan Gambus Misri, di Alun-Alun Jombang (Nanang,
Jombang pada tiap sajian yang berbeda. Seperti dkk., 2012:535-536).
berikut. Kemudian pertunjukan tersebut ditulis
dan didokumentasikan dalam buku yang sama. Ini
Pelawak 1: Ada apa aja kesenian di menjadi bagian dari pembekuan tradisi lisan pada
Jombang? bentuk sastra ke dalam tulisan, sebelum pada
(Kode V-No.261) akhirnya menguap kembali menjadi tradisi lisan
beri-kutnya.
Terlihat pada nukilan, terdapat kata kesenian
dan Jombang. Ini menunjukkan bahwa 2. Penggalian data, pengajaran Gambus Misri di
pertunjukan sengaja menampilkan tema khusus dunia pendidikan sebagai bagian pemanjangan
pada percakapan yang dilakukan, yakni kesenian tradisi lisan pada sastra lisan

14
“…Upaya yang lain untuk merevitalisasi 3. Tradisi Lisan dari Pelaku Seni juga masih
gambus misri ini juga dilakukan Imam menampilkan sastra selain proses
Ghozali. Guru, dosen dan pegiat seni pertunjukannya.
komunitas Tombo Ati Jom-bang ini juga
tak kalah dalam melakukan revitalisasi Ns: Iya. Jadi misalkan raja, Raja
pada kesenian yang sebelumnya Sulaiman jika menjadi, apa sebutannya,
dikatakannya telah punah ini. Upayanya menunjukkan bahwasannya, Nabi Sulai-
juga tak main-main, dengan latar belakang man itu adalah nabi, yang di semua
pendidikan tingginya, ia tak saja sekedar negeri, segala macam ucapan binatang
mengumpulkan alat, pelakon, dan bermain. apapun, tahu dia. Terus dia sebagai
Namun dirinya mampu melakukan langkah pemimpin, yang betul-betul
yang bisa dibilang cukup komprehensif menegakkan keadilan rakyat nya.
dalam revitali-sasinya tersebut. Contohnya biasanya begini judulnya,
Seperti adanya peneliti-an terlebih ada cerita orang yang saling berebut
dahulu untuk mengumpulkan data valid anak. Sangat ribut… …
selama kurang lebih setahun. Sebelum (translate wawancara Kode.W3-
akhirnya mulai diperkenalkan pada No.148)
kalangan pendidikan tempatnya bekerja.
“Kegiatannya mungkin total sudah tiga Kisah Nabi Sulaiman yang dituturkan
tahun terakhir. Tahun pertama kita lakukan oleh narasumber (Ns), sebagai hasil wawancara
penelitian dulu bersa-ma mahasiswa saya, yang dilakukan peneliti terhadap narasumber (A.
kemudian setelah data valid baru pelan- Manan, 72th: 6 dan 8 Maret 2017) menunjukkan
pelan kita coba kepada siswa SD di dua bahwa lakon dari pertunjukan Gambus Misri di
tahun setelahnya,” ujar pria yang juga guru masanya mengkisahkan cerita tersebut. Hal ini
di SDN Jombatan 2 Jombang ini (Riza W, pada tradisi lisan oleh pelaku, masih menyisahkan
2017:37) .” sastra lisan yang tercermin pada kisah Nabi
(Kode.Doc.6b/SD) Sulaiman secara tutur lisan personal, dan bukan di
panggung.
Kegiatan yang dilakukan oleh salah satu
pegiat seni, sekaligus juga berasal dari akademisi, 4. Dokumentasi tertulis dan rekam
menunjukkan bahwa tradisi lisan yang ada tidak elektronis sebagai pembekuan
sekedar diterima secara mentah. Sebab perlu sastra lisan (sastra lisan elek-tronik).
untuk digali ulang dari tradisi lisan yang berbeda,
yakni dari keterangan individu yang satu dengan Perhatikan gambar screen shoot laman
yang lain. Upaya ini akan mengurangi penyebaran youtube.com berikut ini!
informasi yang salah, sebagai bentuk pemurnian
tradisi lisan untuk menemukan bentuk dari tradisi
lisan pertama, termasuk juga dalam sastra lisan.
Penyampaian ulang seperti memberikan
pengajaran di dunia penddikan, ini dilakukan
dengan perlahan dan bertahap sesuai dengan usia,
seperti yang di-lakukan oleh pegiat seni pada
penjelasan dokumen tersebut. Pemanjangan tradisi
lisan selanjutnya dapat memperkecil resiko
kesalahpahaman akibat penerimaan pemahaman
Gambar tersebut diperoleh pada rekaman
yang berbeda dari masing-masing penerima
pertunjukan teater rakyat Gambus Misri secara
informasi. Agar ketika disampaikan selanjutnya,
online. Revitalisasi yang dilakukan oleh pegiat
ingatan tetap memberikan wujud tradisi lisan yang
seni sebelumnya, memberikan beragam kegiatan
sama.
seperti penggalian data, rekontruksi, dan akhirnya
menghasilkan pertunjukan. Pertunjukan yang

15
terekam menunjukkan bahwa sastra lisan dapat implisit berdasarkan transkrip videonya. Seperti
terbekukan dan dinikmati secara ulang tanpa berikut ini.
harus melihat secara live. Penyebarannya yang
secara online, tanpa menghilangkan unsur suara Protokol: Hadirin yang berbaha-gia, inilah
lisan, dan sastra, menunjukkan tradisi lisan masih Sandiwara Gambus Misri, pimpi-
dapat tersebar. nan Joko Bromo lakon judul Sarip
Tambak Oso… selamat
3.5. Fungsi menyaksikan!
Fungsi yang ditemukan pada pertunjukan (Kode.V-No.998)
teater rakyat Gambus Misri yang ditampilkan
secara onli-ne, cukup beragam. Fungsi-fungsinya Tidak tampak bahwa adanya fungsi yang
diidentifikasi melalui transkrip teks dan meninjau dapat dimanfaatkan dari nukilan data transkrip
ulang khalayak beku yang terekam dalam video. pertunjukan tersebut. Seolah data tersebut hanya
Berikut beberapa fungsi di antara yang telah memberikan pernyataan biasa. Tetapi sebenarnya
ditemukan. fungsi yang dimunculkan bukan dari pernyataan
yang didengar, melaikan dari wujud pernyataan
1. Fungsi sebagai sistem proyeksi dialog tokoh dalam lakon yang dimunculkan dan
Fungsi ini memosisikan bah-wa tersimpan secara beku dalam pertunjukan yang
pertunjukan sebagai representasi yang dapat telah didokumentasikan. Dengan demikian,
mewujudkan angan seperti ketika khalayak pernyataan tersebut memiliki fungsi menyimpan
mendapatkan hiburan atau terhibur atas informasi yang baik sebagai bagian dari khazanah
kenangan yang disampaikan. sejarah bangsa berupa pemaparan perjalanan seni
Gambus Misri di kota Jombang, berserta lakon
yang biasa dimunculkan pada zaman pertunjukan
Pelawak 1: Ini kompaknya, keluarga besar, ini masih eksis di masyarakat, yang ditunjukkan
Jombang ya?! dengan penyebutan “…lakon judul Sarip Tambak
Pelawak 2: Ya! Oso…” pada dialog tersebut. Fungsi ini dapat
Pelawak 1: Ya di sini juga kan ada Pager termasuk dalam fungsi pengesahan pranata-
Ijo… ?! pranata dan lembaga kebudayaan. Sebab, lembaga
Pelawak lain: Ya! kebudayaan tercermin dari khazanah bangsa
Pelawak 1: Walau di perantauan, tapi tetap, sebagai bagian budaya yang pernah dilakukan dan
hatinya tetap di Jombang…! dibentuk oleh masyarakat dalam sebentuk
(Kode.V-No.56-60) kesenian teater rakyat Gambus Misri.

Nukilan data dialog tersebut 3. Fungsi Pendidikan Anak


menunjukkan secara terbuka, bahwa keberadaan Fungsi pendidikan anak yang dimaksud
mereka tidak berada di wilayah Jombang. ialah pendidikan pada ge-nerasi bangsa. Ini
Sehingga ketika pertunjukan dibawa di tempat terlihat pada data berikut.
lain, secara terbuka pemain di atas panggung
dapat menunjukkan identitas berkampungnya. Hal Bintang: Jadi gini, saya saja. Gini. Kenapa,
ini disebabkan, karena pertunjukan yang digelar tamu 3 Tuhan itu menciptakan, dua teli-
me-miliki tujuan dan bertajuk khas Jombang, nga…
maka fungsi nostalgia muncul dan terlihat pada Bintang tamu 2: He?
khalayak beku. Bintang tamu 3: …satu mulut?
Bintang tamu 1: Agar?
Bintang : Agar manusia itu lebih banyak
mendengarkan, daripada berbicara!
2. Fungsi Pengesahan Pranata-Pranata dan (Kode.V-No.588-592)
Lembaga Kebudayaan
Fungsi berikut digali berdasarkan peristiwa Percakapan para Bintang tamu,
sastra lisan yang terjadi dan tidak jarang secara menunjukkan bahwa ada amanah yang

16
disampaikan melalui tanya jawab. Pertanyaan lebih tua, dianggap sebagai orang yang sudah
terlontarkan dari Bintang Tamu 3, Kenapa, Tuhan memiliki pengalaman dan ilmu yang banyak
itu menciptakan, dua telinga… satu mulut? berdasarkan panjang usia perjalanan hidupnya.
Ternyata jawabannya dinantikan penutur lain. Sehingga perlu dihormati keberadaannya di mana-
Selanjutnya, Bintang Tamu 3 menjawab pun. Secara sadar norma ini diawasi oleh setiap
pertanyaannya sendiri, Agar manusia itu lebih orang apalagi dalam suatu pertunjukan. Khalayak
banyak mendengarkan, daripada berbicara! Dari sebagai alat pengawas norma. Jika di atas pang-
tanya jawab yang dilontarkan oleh orang yang gung, pengawasnya adalah pemain yang
sama, d-pat dijadikan menjadi satu pesan, yakni membenarkan perilaku yang lain.
alasan Tuhan menciptakan dua telinga dan satu
mulut pada manusia, ialah agar manusia lebih 4. PENUTUP
banyak mendengarkan daripada berbicara. Pesan Simpulan
ini mendidik agar manusia, terlebih pada era Struktur naratif pertunjukan teater rakyat
sekarang, harus lebih banyak memperhatikan dan Gambus Misri yang ditampilkan di TMII pada
mendengarkan informasi untuk mendapatkan Minggu, 7 Agustus 2016, yang diakses secara
informasi yang baik. Bila manusia mendapat online pada laman youtube.com berupa: (1)
informasi, kemudian tergesa-gesa disampaikan wording ditemukan unsur dialek arekan pada
tanpa manfaat dan dasar yang benar, maka dapat bentuk kata sebagai bahasa yang digunakan; (2)
menimbulkan informasi yang salah, dan texture dapat membedah beragam genre sastra dan
kekacauan yang sia-sia. Seperti beredarnya gossip wacana lain yang terdapat dalam pertunjukan, dan
dan berita hoax di kalangan usia. Dari pesan ini, menjadi bagian dari yang ditampilkan, meliputi,
moral didiknya ialah manusia harus membiasakan cangkriman wancah, pantun, syair, dan wacana
menyaring infor-masi, dengan banyak belajar dari narasi dan deskripsi; (3) narration terlihat pada
pendengaran maupun penglihatan. kata Gambus Misri, kesenian, dan Jombang
sebagai penjalin antarsajian, yang dirangkum
4. Sebagai Alat Pemaksa dan Pengawas Norma dalam satu tema Gambus Misri (sebagai
Fungsi pemaksa dan pengawas norma kesenian) dan berkaitan dengan kota Jombang;
terlihat pada perilaku yang menjadi kebiasaan dan (4) dramatization dapat membuktikan bahwa
selalu diawasi sebagai norma yang berlaku. pertunjukan teater rakyat Gambus Misri yang
Fungsi ini terlihat pada data berikut. direkam dan tersebar secara online di era ini ialah
akibat tradisi lisan yang masih aktif dan berunsur
Pelawak 1: (Menunjuk Pelawak 2) Ini ‘kan sastra, di kalangan pelaku seni dengan didukung
lebih tua, biasa-nya yang lebih tua beberapa kegiatan dari stake holder seni di
‘kan, kita harus menghormati yang Jombang.
lebih tua, yang lebih sepuh itu harus Fungsi pertunjukan teater rakyat Gambus
dihormati …! Biasanya! Misri meliputi: (1) sebagai sistem proyeksi yang
(Kode. V-No.104) terdiri dari fungsi menghibur dan nostalgia, (2)
sebagai alat penge-sahan pranata-pranata dan
Norma yang terlihat ialah kewajiban lembaga kebudayaan, (3) sebagai alat pendidikan
untuk menghormati orang yang lebih tua. Secara anak, tanpa batasan usia anak didik, dan (4)
sadar, Pelawak 1 mengungkapkan hal tersebut, sebagai alat pemaksa dan pengawas norma,
karena norma yang berlaku membudayakan
kewajiban sikap tersebut. Budaya ini tidak hanya 5. DAFTAR PUSTAKA
berlaku ketika berhadapan orangtua sebagai Amir, Adriyetti. 2013. Sastra Lisan Indonesia.
hubungan darah, melainkan juga pada orang lain Yogyakarta: Pener-bit Andi.
yang lebih tua. Dalam budaya adat ketimuran, Danandjaja, James. 1994. Foklor Indonesia.
menghormati orang yang lebih tua, juga diatur Jakarta: PT Temt-print Grafiti Press.
dalam agama dan kepercayaan. Jika hal tersebut Hambali, Jalaluddin. 2012. Cak Nun Budayawan
dilanggar akan membawa petaka, seperti ketika Asal Menturo, Su-mobito Pulang
mendurhakai orangtua (baik yang masih ada Kampung. Edisi (tidak diketahui;
hubungan darah atau tidak). Sebab orang yang

17
pementasan terjadi pada Selasa, 14 Agustus
2012 malam). Jawa Pos.
Kusumawati, Ayu Diah. 2013. Bentuk Lagu
“Tanpa Watan” Karya Gus Nizam Di
Pondok Pesan-tren Ahlus-Shofa Wal-Wafa
Desa Simoketawang Kecamatan Wonoayu
Kabu-paten Sidoarjo. Surabaya:
Universitas Negeri Surabaya.

Koentjoroningrat. 2000. Kebudayaan dan


Mentalitas Pembangunan. Jakarta: PT
Gramedia.
Moeleong, Lexi J. 2005. Metode Penelitian
Kualitatif Edisi Revisi. Cet. ke 9. Bandung:
Remaja Rosdakarya.

Nanang., dkk, 2012. Sejarah dan Budaya


Jombang. Jombang: Dinas Pendidikan
Kabupaten Jombang.

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian


Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.

18

Potrebbero piacerti anche