Sei sulla pagina 1di 10

EVALUASI KEBERADAAN TROTOAR DI JALAN NASIONAL KOTA PONTIANAK

Dede Gusti Rendra1, Siti Mayuni2, Eti Sulandari2


dedegusti_rendra@yahoo.com

Abstract
One of the impact of increased traffic flow resulting in increased traffic problems. The
condition of the facility equipment can be used as one of the identification problem of traffic safety
in the area. Good road conditions must be balanced with the presence of sidewalks available well
too, so that the conflict - traffic can occur between motorists with pedestrians crossing the road can
terhindar.Tujuan this study was to determine and evaluate the presence of sidewalks on seven
National roads are there in the city of Pontianak. Data were collected by direct observation that the
data obtained by direct observation. From a survey of geometric and pavement where the seven-
dimensional data obtained by the National road pavement, pavement conditions, and land use.
Referring to the results of the survey, taken two national roads which have the densest pedestrian
volume that is considered to represent for the survey and the number of pedestrian travel time to
get the value of current, velocity, density, space, and value the level of service that is on the road
pavement Kom.Yos . Sudarso and the Tanjung Pura. Based on the analysis get LOS A service level
pavement on both the road pavement which means that the service is still good enough to
accommodate pedestrian flow across the pavement dijalur thus considered to represent the
condition of seven other national roads. The survey results and the geometric conditions of the
existence of national road pavement, the existing pavement is still not optimal as broken pavement
condition, the dimensions are not standardized, the placement is not maximized, and the improper
use of a sidewalk that needs improvement, reviewing, and controlling pavement in order to meet
the standards and can provide maximum service to its users.
Keywords: Evaluation, sidewalks, pedestrian level of service.

1. Pendahuluan melakukan Studi Tentang Analisa Keberadaan


Di Kota Pontianak, aktifitas Trotoar Dijalan Nasional Kota Pontianak.
masyarakat untuk menjangkau tempat- Jalan Nasional merupakan jalan arteri
tempat (lokasi) pusat kegiatan, bisa dilakukan dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan
dengan bemacam cara, yaitu dengan primer yang menghubungkan antar ibukota
memakai alat transportasi kendaraan provinsi, jalan strategis serta jalan tol. Dikota
bermotor pribadi, angkutan umum, dan Pontianak terdapat beberapa ruas jalan
dengan berjalan kaki. Bagi para pengguna Nasional tergolong padat volume lalu
kendaraan bermotor telah disediakan jalur - lintasnya dikarnakan disepanjang jalan
jalur lalu lintas jalan yang diatur sedemikian tersebut banyak dilintasi berbagai macam
rupa. Begitu pula bagi para pejalan kaki, telah kendaraan dengan keperluan dan tujuan
ada jalur trotoar yang disediakan secara berbeda pula seperti dari dan menuju
khusus. bandara, dari dan menuju luar kota, serta
Tingkat pelayanan (Level Of Service) aktivitas lalu lintas masyarakat kota Pontianak
jalur trotoar adalah derajat yang menunjukkan sendiri.
kinerja dari jalur trotoar tersebut. Tingkat Dengan berkembangnya jaringan
pelayanan yang telah diketahui akan jalan dikota Pontianak juga bedampak pada
menunjukkan tingkat pemanfaatan dari jalur peningkatan sektor pembangunan
trotoar tersebut. Tingkat pelayanan (Level Of disepanjang jalan tersebut seperti; gudang,
Service) jalur trotoar dapat menjadi referensi hotel, pusat perbelanjaan, perumahan, pasar,
untuk pengembangan jalur - jalur trotoar Kampus, sekolah, rumah sakit, dan lain - lain
secara kreatif dan inovatif. Maka Berdasarkan sehingga pergarakan dijalan akan sangat
latar belakang ini, penulis tertarik untuk padat baik menggunakan kendaraan
bermotor maupun pejalan kaki untuk

1. Alumni Prodi Teknik Sipil FT Untan


1
2. Dosen Prodi Teknik Sipil FT Untan
memenuhi kebutuhan masing – masing. yang telah ditutup dengan plat beton yang
Dengan semakin banyaknya orang yang memenuhi syarat.Kebutuhan lebar trotoar
melakukan aktifitas sehari – hari dijalan dihitung berdasarkan volume pejalan kaki
membawa pengaruh terhadap kelancaran lalu rencana (V), volume pejalan kaki rencana
lintas yang disebabkan oleh interaksi sosial adalah volume rata rata per menit pada
antar pengendara kendaraan bermotor interval puncak, V dihitung berdasarkan
maupun pejalan kaki sehingga perlu adanya survey perhitungan pejalan kaki yang
evaluasi tentang keberadaan jalur pejalan dilakukan detiap interval 15 menit selama 6
kaki/ trotoar dijalan – jalan Nasional dikota jam paling sibuk dalam satu hari untuk 2 arah.
Pontianak. Lebar trotoar dapat dihitung dengan rumus
2.1 :
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Definisi Trotoar ............................................( 2.1 )
Dalam Petunjuk Perencanaan Trotoar
(Dirjen Bina Marga, 1990), trotoar adalah jalur Dimana :
pejalan kaki yang terletak didaerah manfaat W = Lebar Trotoar (m)
jalan, diberi lapis permukaan, diberi elevasi V = Volume pejalan kaki rencana / 2 arah
lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan. (orang/m/mnt)
Fungsi utama dari trotoar adalah memberikan N = Lebar tambahan sesuai dengan keadaan
pelayanan yang optimal kepada pejalan kaki setempat (m)
dari segi kelancaran, keamanan maupun
kenyamanan. Trotoar juga berfungsi untuk 2.2 Karakteristik Pejalan Kaki
meningkatkan kelancaran lalu lintas Untuk perhitungan tingkat pelayanan pejalan
(kendaraan), karena tidak terganggu atau kaki, kebutuhan arus pejalan kaki dinyatakan
terpengaruh oleh lalu lintas pejalan kaki. per 15 menit, dengan menggunakan periode
Terutama daerah perkotaan (urban), ruang puncak/ interval 15 menit sebagai dasar untuk
dibawah trotoar dapat digunakan sebagai analisis. Arus rata – rata kemudian dihitung
ruang untuk menempatkan utilitas dan dengan rumus 2.2 :
pelengkap jalan lainnya. Suatu ruas jalan
dianggap perlu dilengkapi dengan trotoar
apabila disepanjang jalan tersebut terdapat
penggunaan lahan yang mempunyai potensi Dimana :
menimbulkan pejalan kaki dan biasanya
diikuti oleh peningkatan arus lalu lintas Q15 = Arus pejalan kaki pada interval
seperti Perumahan/ Sekolah, Pusat 15 menitan terbesar, (org/m/mnt)
perbelanjaan, Terminal bis, Pusat Nm = jumlah pejalan kaki terbanyak
perkantoran, Pusat – pusat hiburan, Pusat – pada interval 15menitan, (org)
pusat kegiatan sosial, Daerah – daerah WE = lebar efektif trotoar, (m)
industri. Untuk perhitungan nilai ruang untuk pejalan
kaki pada saat arus 15 menitan terbesar dapat
Secara umum trotoar dapat dihitung dengan rumus 2.3 :
direncanakan pada ruas jalan yang terdapat
volume pejalan kaki lebih besar dari 300
orang per 12 jam (06.00 – 18.00) dan volume
lalu lintas lebih besar dari 1000 kendaraan per Dimana :
12 jam (06.00 – 18.00). Trotoar hendaknya S15 = Ruang pejalan kaki pada saat arus
dibuat sejajar dengan jalan, akan tetapi 15 menitan terbesar (m²/org)
trotoar dapat tidak sejajar dengan jalan bila D15 = Kepadatan pada saat arus 15
keadaan topografi atau keadaan setempat menitan terbesar (org/m²)
yang tidak memungkinkan. Trotoar sedapat
mungkin ditempatkan pada sisi dalam saluran
drainase terbuka atau diatas saluran drainase

2
2.3 Hubungan Antar Variabel Untuk mencari hubungan antar arus dan
kecepatan dapat menggunakan rumus
Pada perinsipnya pergerakan pejalan 2.7 berikut :
kaki sama seperti analisis yang digunakan
pada analisis pergerakan kendaraan Dj
bermotor. yang Prinsip analisis ini Q = Dj.Vs - . Vs² ........................... (2.7)
berdasarkan hubungan arus, kecepatan dan Vf
kepadatan yang dirumuskan seperti dengan :
persamaaan 2.4 brerikut : Q : Arus (org/m/mnt)
Vs : Kecepatan rata – rata ruang (m/mnt)
Q = V x D ...................................................(2.4) Vf : Kecepatan arus bebas rerata
Dimana : (m/mnt)
Q = Arus pejalan kaki (org/mnt/m) D : Kepadatan (org/m²)
V = Kecepatan pejalan kaki (m/mnt) Dj : Kepadatan pada kondisi macet total
D = Kepadatan pejalan kaki (org/m²) (org/m²)
1. Hubungan antara kecepatan dengan
kepadatan 2.3 Tingkat Pelayanan Trotoar / Level Of
Untuk mencari hubungan antar kecepatan Service
dan kepadatan dapat menggunakan Tabel 2.1 Kriteria rata-rata aliran jalur
rumus 2.5 berikut : pejalan kaki untuk kondisi 15 menit
Vf Ruang Laju Arus Kecepatan
Vs = Vf - . D ................................. (2.5) LOS v/c Ratio
(ft²/Ped) (Ped/mnt/ft) (ft/dtk)
Dj
dengan : A 60 5 > 4,5 0,21
Vs : Kecepatan rata – rata ruang (m/mnt) B 40-60 5-7 > 4,17 - 4,25 > 0,21 - 0,31
Vf : Kecepatan arus bebas rerata C 24-40 7-10 > 4,00 - 4,17 > 0,31 - -0,44
(m/mnt)
D 15-24 10-15 > 3,75 - 4,00 > 0,44 - 0,65
D : Kepadatan (org/m²)
Dj : Kepadatan pada kondisi macet total E - 8-15 15-23 > 2,50 - 2,75 > 0,65 - 1,00
(org/m²) F 8 Beragam 2,50 Beragam
2. Hubungan antara arus dengan kepadatan Sumber : Dasar – dasar rekayasa transportasi, Khisty . 2000
Untuk mencari hubungan antar arus dan
Tabel 2.2 Tingkat Pelayanan Trotoar.
kepadatan dapat menggunakan rumus
2.6 berikut : Ruang Volume
LOS
(m²/org) (org/m/mnt)
Vf A 60 5
Q = Vf.D - . D² ............................ (2.6) B 40-60 5-7
Dj
C 24-40 7-10
dengan :
D 15-24 10-15
Q : Arus (org/m/mnt)
Vf : Kecepatan arus bebas rerata E - 8-15 15-23
(m/mnt) F 8 Beragam
D : Kepadatan (org/m²) Sumber : Petunjuk PerencanaanTrotoar, Dirjen Bina Marga. 1990
Dj : Kepadatan pada kondisi macet total
(org/m²) 3. Metodologi Penelitian
Rumus diatas adalah persamaan tentang arus 3.1 Metode Pengumpulan Data
(Q) yang merupakan fungsi parabola (fungsi Dalam pengumpulan data untuk tugas
kuadrat). akhir ini adalah Teknik observasi langsung,
Yakni pengumpulan data dimana penyelidik
3. Hubungan antara arus dengan kecepatan mengadakan pengamatan secara langsung
dilapangan.

3
1. Survey Pendahuluan 3. Alat yang digunakan untuk keperluan
Survei pendahuluan merupakan survei skala survey, antara lain :
kecil tetapi sangat penting agar survei  Hand counter digunakan untuk
sesungguhnya dapat berjalan dengan lancar, menghitung jumlah pejalan kaki.
efektif, dan efisien. Survei ini dimaksudkan  Rol meter/ meteran untuk mengukur
untuk menentukan lokasi dan waktu dimensi, panjang trotoar.
penelitian, dilakukan dengan cara meninjau  Jam untuk mengamati waktu saat pejalan
tempat untuk memilih lokasi yang mendukung kaki melalui daerah studi.
penelitian, dan menentukan waktu  Stop watch digunakan untuk
penelitian yang tepat . Survei ini juga untuk menentukan waktu tempuh pejalan kaki.
memperkirakan kebutuhan - kebutuhan lain  Alat tulis untuk mencatat segala sesuatu
yang diperlukan dalam penelitian, seperti yang diperlukan dalam melakukan
jenis dan jumlah peralatan yang diperlukan. survey.
2. Survey Inventori  Kamera digunakan untuk
Tujuan dari survey inventori adalah untuk mendokumentasikan kondisi dan posisi
mengetahui kondisi geometrik fasilitas trotoar serta mendokumentasikan lalu
pejalan kaki seperti keberadaan trotoar, lintas pejalan kaki.
lebar, panjang, tinggi, kondisi, struktur dan
tata guna lahan dilokasi tersebut. Data 3.3 Pemilihan Lokasi dan Waktu
diperoleh dengan melakukan pengukuran Pengumpulan Data
dan pengamatan langsung kelapangan yang
dimuat dalam sketsa dan tabel form survey 1. Lokasi yang dipilih untuk survey inventori/
keberadaan trotoar. geometrik trotoar dapat dilihat pada tabel 3.1
3. Survey Jumlah Pejalan Kaki Tabel 3.1 Jalan Nasional Kota Pontianak
Tujuan dari survey pejalan kaki adalah untuk STATUS JALAN NASIONAL BUKAN JALAN TOL KOTA PONTIANAK
NOMOR RUAS PANJANG
menghitung arus pejalan kaki yang melewati NO
LAMA BARU
NAMA RUAS
RUAS (KM)
titik pengamatan. Data jumlah pejalan kaki 1
2
001
001
1A K 010 11 K JLN. KATULISTIWA
19 K 010 12 K JLN. SITUT MAHMUD
10, 102
2,262
didapat dengan menentukan beberapa lokasi 3 001 18 K 010 13 K JLN. SULTAN HAMID II (JLN. PERINTIS KEMERDEKAAN) 3,336
4 001 1B K 011 11 K JLN. KOM. YOS SUDARSO 5,648
dengan menentukan titik penggal 5 001 14 K 011 12 K JLN. PAK KASIH 0,676
pengamatan yang dianggap dapat mewakili 6
7
001
001
15 K 011 13 K JLN. RAHADI USMAN
16 K 011 14 K JLN. TANJUNG PURA
0,295
2,047
kondisi pejalan kaki didaerah tersebut. 8 001 17 K 011 15 K JLN. PAHLAWAN 0,343
9 001 13 K 011 16 K JLN. VETERAN 0,699
4. Survey Kecepatan Pejalan Kaki 10 001 12 K 011 17 K JLN. AHMAD YANI 4,792
11 001 11 K 012 18 K JLN. SUPADIO 10,102
Tujuan dari survey kecepatan pejalan kaki 12 11 K JLN. YA' M. SABRAN 2,980
adalah untuk mendapatkan data waktu Sumber : Keputusan Mentri Pekerjaan Umum.
tempuh pejalan kaki yang melewati daerah 2009 Dinas Pekerjaan Umum (P2JN)
pengamatan dengan cara mencatat waktu 2. Lokasi yang dipilih untuk pengumpulan data
tempuh pejalan kaki yang melewati titik jumlah pejalan kaki dan waktu tempuh
pengamatan seperti pada tabel 3.2 sebagai berikut :
3.2 Penggunaan Alat Pengambilan Data Tabel 3.2 Lokasi Pengamatan jumlah pejalan
Penggunaan alat – alat berdasarkan atas kaki dan waktu tempuh
keperluan survey, alat – alat yang dipakai Segmen Jalan Lokasi Panjang (m)
antara lain :
1 Kom. Yos sudarso - Sekitar pasar 25
1. Peta dasar wilayah studi.
Peta ini digunakan untuk mengetahui posisi teratai (Perum 1)
daerah studi. didepan Bank
2. Formulir untuk berbagai keperluan BTN
survey antara lain :
 Survey jumlah pejalan kaki
2 Tanjung Pura - Sekitar Pasar 20
 waktu tempuh pejalan kaki
 Survey inventori/ geometrik trotoar tengah didepan
Bank Mandiri
Sumber : Data hasil survey
4
3. Waktu pengumpulan data untuk survey yang akan dilakukan berdasarkan data kondisi
inventori/ geometrik trotoar dan puncak/ peak tersebut.
pengumpulan data jumlah pejalan kaki dan
waktu tempuh dilakukan pada bulan agustus  Jalan Tanjung Pura
2014. Lokasi survey jumlah pejalan kaki dan waktu
tempuh terletak didaerah pasar Tengah yaitu
didepan Bank Mandiri dengan panjang
4. Analisis Data dan Pembahasan segmen pengamatan 20 meter. Dari data
4.1 Pengumpulan dan Penyajian Data Hasil survey pejalan kaki yang telah dilakukan
Survey selama 4 hari dalam seminggu yaitu hari
Penelitian dilakukan pada tujuh ruas senin, jumat, sabtu, dan minggu diperoleh
jalan Nasional yang ada di kota Pontianak data jumlah pejalan kaki pada kondisi puncak/
yang dianggap dapat mewakili serta terdapat peak sebagai berikut :
fasilitas pejalan kaki. - Hari minggu = 3333 orang/ 12 jam.
- Hari senin = 1926 orang/ 12 jam.
1. Data Survey Inventori Geometrik - Hari Jumat = 1872 0rang/ 12 jam.
Keberadaan Trotoar - Hari sabtu = 2937 orang/ 12 jam.
Data kondisi geometrik trotoar diambil pada Dari hasil survey tersebut, didapatkan kondisi
tujuh ruas jalan Nasional dikota pontianak puncak/ peak terjadi pada hari minggu
yaitu : sebesar 3333 orang/ 12 jam dan inteval 15
1. Jalan Ahmad Yani menitan puncak yaitu jam 09.00 – 09.15 WIB
2. Jalan Tanjung Pura sebanyak 152 orang/ 15 menit sehingga
3. Jalan Kom. Yos. Sudarso analisa yang akan dilakukan berdasarkan data
4. Jalan Pak Kasih kondisi puncak/ peak tersebut.
5. Jalan Rahadi Usman
6. Jalan Pahlawan 4.2 Analisa Data Hasil Survey
7. Jalan Veteran  Analisa Data Survey Inventori Geometrik
Data geometrik meliputi keberadaan trotoar, Keberadaan Trotoar
lebar, panjang, tinggi, kondisi, struktur dan
tata guna lahan diketujuh lokasi penelitian. 1. Jalan Ahmad Yani
Dari hasil survey inventori keberadaan trotoar
2. Data Survey Jumlah Pejalan kaki Dan dijalan Ahmad Yani, secara umum tata guna
Waktu Tempuh lahannya merupakan daerah perkantoran,
 Jalan Kom. Yos sudarso sekolah, kampus dan pusat perbelanjaan.
Lokasi survey jumlah pejalan kaki dan waktu Lebar trotoar standar lebar minimum untuk
tempuh terletak didaerah pasar Teratai yaitu daerah tersebut 2,00 meter. Data yang
didepan Bank BTN dengan panjang segmen diperoleh yaitu 3,00 m, 2,20 m, 2,00 m, 1,70
pengamatan sepanjang 25 meter. Dari data m,1,60 m, 1,20 m dan lain sebagainya, variasi
survey pejalan kaki yang telah dilakukan lebar tersebut terjadi karena kurangnya
selama 4 hari dalam seminggu yaitu hari ketersediaan lahan untuk penempatan trotoar
senin, jumat, sabtu, dan minggu diperoleh dilokasi tersebut sehingga pembuatan trotoar
data jumlah pejalan kaki pada kondisi puncak/ menyesuaikan ketersediaan lahan yang ada.
peak sebagai berikut : Sebagian besar jalan Ahmad Yani sudah
- Hari minggu = 1320 orang/ 12 jam. dilengkapi trotoar walaupun masih ada
- Hari senin = 588 orang/ 12 jam. sebagian kecil yang tidak dilengkapi trotoar.
- Hari Jumat = 636 0rang/ 12 jam. Sebagian besar kondisi trotoar sudah cukup
- Hari sabtu = 961 orang/ 12 jam. baik, meskipun dibeberapa lokasi terdapat
Dari hasil survey tersebut, didapatkan kondisi kondisi trotoar yang rusak serta ditanami
puncak/ peak terjadi pada hari minggu pohon sehingga menghambat lalu lintas
sebesar 1320 orang/ 12 jam dan inteval 15 pejalan kaki yang melintas, selain itu juga
menitan puncak yaitu jam 08.00 – 08.15 WIB terdapat trotoar yang tinggi permukaannya
sebanyak 68 orang/ 15 menit sehingga analisa

5
dibawah atau lebih rendah dari permukaan 4. Jalan Pak. Kasih
badan jalan. Dari hasil survey inventori keberadaan trotoar
dijalan Pak. Kasih, tata guna lahannya
2. Jalan Tanjung Pura sebagian besar merupakan daerah pelabuhan
Dari hasil survey inventori keberadaan trotoar kapal penumpang, pelabuhan peti kemas, dan
dijalan Tanjung Pura, tata guna lahannya pertokoan. Lebar trotoar standar untuk
sebagian besar merupakan daerah pasar, daerah tersebut 2,00 meter. Disepanjang jalan
pusat perbelanjaan, pertokoan, dan Pak. Kasih tepatnya didepan pelabuhan sudah
perkantoran. Lebar trotoar standar untuk dilengkapi trotoar dengan lebar 2,00 m
daerah tersebut 2,00 meter. Data yang namun kondisinya sudah rusak parah dan
diperoleh yaitu 1,70 m,1,60 m,1,50 m,1,20 m, dilokasi tertentu juga tidak memenuhi standar
1,00 m. Variasi lebar tersebut terjadi karena yaitu lebar 1,60 m sehingga perlu adanya
kurangnya ketersediaan lahan untuk evaluasi kembali terhadap kondisi dan
penempatan trotoar dilokasi tersebut penempatan trotoar tersebut sesuai dengan
sehingga pembuatan trotoar menyesuaikan standar yang berlaku agar dapat berfungsi
ketersediaan lahan yang ada. Disepanjang sebagaimana mestinya.
jalan Tanjung Pura hanya sebagian kecil yang
dilengkapi trotoar, sedangkan didaerah 5. Jalan Rahadi Usman
pertokoan pasar akses untuk pejalan kaki Dari hasil survey inventori keberadaan trotoar
memanfaatkan selasar atau teras toko dijalan Rahadi Usman, tata guna lahannya
sebagai jalur untuk pejalan kaki. Dibeberapa merupakan daerah taman kota, korem, hotel
lokasi trotoar juga terdapat kondisi trotoar dan perkantoran. Lebar trotoar standar untuk
yang rusak serta ditanami pohon dan daerah tersebut 2,00 meter. Disepanjang jalan
dijadikan tempat berjualan sehingga Rahadi Usman sudah dilengkapi trotoar
menghambat lalu lintas pejalan kaki yang dengan lebar 2,50 m, 2,00 m, 1,20 m. Dari
melintas. data yang diperoleh tersebut diketahui bahwa
kondisi trotoar sudah cukup baik namun
3. Jalan Kom. Yos. Sudarso dibeberapa lokasi tidak memenuhi standar
Dari hasil survey inventori keberadaan trotoar sehingga perlu adanya evaluasi kembali
dijalan Kom. Yos. Sudarso, tata guna lahannya terhadap kondisi dan penempatan trotoar
sebagian besar merupakan daerah tersebut sesuai dengan standar yang berlaku
pemukiman penduduk, pertokoan, sekolah, agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
gudang dan lain sebagainya. Lebar trotoar
Standar untuk daerah tersebut 1,50 m - 2,00 6. Jalan Pahlawan
meter. Disepanjang jalan Kom. Yos. Sudarso Dari hasil survey inventori keberadaan trotoar
hanya sebagian kecil yang dilengkapi trotoar dijalan Pahlawan, tata guna lahannya
dengan lebar 2,50 m, 2,00 m, 1,70 m,1,60 m, merupakan daerah pasar, hotel dan
1,40 m, 1,20 m dan lain sebagainya. pertokoan. Lebar trotoar standar untuk
Dibeberapa lokasi jalur trotoar kondisinya daerah tersebut 2,00 meter. Disepanjang jalan
rusak, ditanami pohon, digunakan sebagai Pahlawan hanya sebagian kecil yang sudah
tempat berjualan dan lahan parkir, ditanami dilengkapi trotoar dengan lebar yang tidak
pohon sehingga menghambat lalu lintas standar yaitu 1,20 m, 1,00 m. Ditepi jalan yang
pejalan kaki yang melintas. Sedangkan tidak dilengkapi trotoar dijadikan lahan parkir
dibeberapa lokasi lainnya tidak kendaraan serta sebagai tempat berjualan
memungkinkan untuk dilengkapi trotoar sehingga menghambat lalu lintas pejalan kaki
dikarnakan tidak tersedianya lahan untuk yang melintas.
penempatan trotoar akibat pelebaran badan
jalan yang tidak menyisakan bahu jalan 7. Jalan Veteran
Dari hasil survey inventori keberadaan trotoar
dijalan Veteran, tata guna lahannya
merupakan daerah pertokoan dan pertokoan.

6
Lebar trotoar standar untuk daerah tersebut pada kondisi puncak/ peak hari minggu jam
2,00 meter. Disepanjang jalan Veteran hanya 09.00 – 09.15 WIB yaitu 7,10 m²/0rg.
sebagian kecil yang sudah dilengkapi trotoar
dengan lebar 0,80 m.  Hubungan Antar Variabel
1. Hubungan antara kepadatan (D) dengan
 Analisa Data Survey Jumlah Pejalan kaki kecepatan (Vs)
Dan Waktu Tempuh Nilai kepadatan di Jalan Kom.Yos Sudarso
1. Besarnya Arus Pejalan Kaki Pada Saat lebih rendah dibandingkan dengan nilai
Kondisi Puncak/ peak. kepadatan di Jalan Tanjung Pura, sedangkan
- Dari analisa didapatkan nilai arus puncak untuk nilai kecepatan di Jalan Kom.Yos
pejalan kaki di Jalan Kom. Yos. Sudarso pada Sudarso lebih tinggi dibandingkan dengan nilai
kondisi puncak/ peak hari minggu jam 08.00 – kecepatan dijalan Tanjung Pura. Dari hasil
08.15 WIB yaitu 2,67 org/m/mnt. yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa
- Dari analisa didapatkan nilai arus puncak disaat nilai kepadatan bertambah maka nilai
pejalan kaki di Jalan Tanjung Pura pada kecepatan akan berkurang yang disebabkan
kondisi puncak/ peak hari minggu jam 09.00 – karena ruang pejalan kaki akan semakin
09.15 WIB yaitu 5,96 org/m/mnt. sempit.
2. Besarnya Kecepatan Pejalan Kaki Pada
Saat Kondisi Puncak/ peak.
- Dari analisa didapatkan nilai kecepatan
rata – rata ruang puncak pejalan kaki di Jalan
Kom. Yos. Sudarso pada kondisi puncak/ peak
hari minggu jam 08.00 – 08.15 WIB yaitu
46,70 m/mnt.
- Dari analisa didapatkan nilai kecepatan
rata – rata ruang puncak pejalan kaki di Jalan
Tanjung Pura pada kondisi puncak/ peak hari
minggu jam 09.00 – 09.15 WIB yaitu 42,34
m/mnt.
3. Tingkat Kepadatan Pejalan Kaki Pada Saat
Kondisi Puncak/ peak. Jalan Kom.Yos Sudarso :

- Dari analisa didapatkan nilai kepadatan Jalan Tanjung Pura :

puncak pejalan kaki di Jalan Kom. Yos.


Sudarso pada kondisi puncak/ peak hari Gambar 4.1 Hubungan Antara Kecepatan
Gambar 4.17 Hubungan Antara Kecepatan Dengan Kepadatan di Jalan Kom.Yos Sudarso

minggu jam 08.00 – 08.15 WIB yaitu 0,057 Dengan Kepadatan di Jalan Kom.Yos Sudarso
dan Jalan Tanjung Pura

0rg/m². dan Jalan Tanjung Pura


- Dari analisa didapatkan nilai kepadatan
2. Hubungan Antara Kepadatan (D) Dengan
puncak pejalan kaki di Jalan Kom. Yos.
Arus (Q)
Sudarso pada kondisi puncak/ peak hari
Nilai kepadatan di Jalan Kom.Yos Sudarso
minggu jam 09.00 – 09.15 WIB yaitu 0,141
lebih rendah dibandingkan dengan nilai
0rg/m².
kepadatan di Jalan Tanjung Pura, begitu juga
4. Ruang Pejalan Kaki Pada Saat Kondisi
dengan nilai arus di Jalan Kom.Yos Sudarso
Puncak/ peak.
lebih rendah dibandingkan dengan nilai arus
- Dari analisa didapatkan nilai ruang
dijalan Tanjung Pura. Dari hasil yang diperoleh
puncak pejalan kaki di Jalan Kom. Yos.
tersebut menunjukan bahwa dengan adanya
Sudarso pada kondisi puncak/ peak hari
peningkatan arus maka kepadatan akan
minggu jam 08.00 – 08.15 WIB yaitu 17,51
bertambah, dan ruang gerak semakin kecil
m²/0rg.
karena pada suatu kepadatan tertentu akan
- Dari analisa didapatkan nilai ruang
mencapai suatu titik dimana dengan
puncak pejalan kaki di Jalan Tanjung Pura
bertambahnya kepadatan akan membuat arus
menjadi turun.

7
Jalan Tanjung Pura, begitu juga dengan nilai arus di Jalan Kom.Yos Sudarso lebih
rendah dibandingkan dengan nilai arus dijalan Tanjung Pura. Dari hasil yang
diperoleh tersebut menunjukan bahwa dengan adanya peningkatan arus maka
kepadatan akan bertambah, dan ruang gerak semakin kecil karena pada suatu
kepadatan tertentu akan mencapai suatu titik dimana dengan bertambahnya
kepadatan akan membuat arus menjadi turun.

1. Jalan Kom. Yos Sudarso


Dari perhitungan didapatkan besarnya nilai
arus pejalan kaki interval 15 menitan yang
terbesar adalah sebesar 2,67 org/m/mnt. Dari
perhitungan didapatkan besarnya nilai ruang
(space) untuk pejalan kaki yaitu sebesar 17,51
m²/org. Maka tingkat pelayan trotoar
termasuk kategori tingkat pelayanan “LOS A”.
2. Jalan Tanjung Pura

Dari perhitungan didapatkan besarnya nilai


Jalan Kom.Yos Sudarso :
arus pejalan kaki interval 15 menitan yang
Jalan Tanjung Pura :
terbesar adalah sebesar 5,96 org/m/mnt. Dari
Gambar 4.2 Hubungan antara kepadatan perhitungan didapatkan besarnya nilai ruang
Gambar 4.20 Hubungan antara kepadatan dengan arus di Jalan Kom.Yos Sudarso
dengan arus di Jalan Kom.Yos Sudarso dan
dan Jalan Tanjung Pura (space) untuk pejalan kaki yaitu sebesar 7,103
Jalan Tanjung Pura m²/org. Maka tingkat pelayan trotoar
termasuk kategori tingkat pelayanan “LOS A”.

3. Hubungan antara Arus (Q) dengan  Analisa Kelayakan Lokasi Penempatan


kecepatan (Vs) Trotoar.
Nilai arus di Jalan Kom.Yos Sudarso lebih 1. Jalan Kom. Yos Sudarso
rendah dibandingkan dengan nilai arus di Dari hasil survey volume pejalan kaki di jalan
Jalan Tanjung Pura, namun untuk kecepatan Kom.Yos Sudarso, menunjukan bahwa volume
di Jalan Kom.Yos Sudarso memiliki nilai lebih pejalan kaki yang melewati trotoar melebihi
tinggi Padadibandingkan
grafik 4.23 Hubungan dengan
antara arusnilai
dengankecepatan
kecepatan di Jalan
volume rencana yaitu lebih besar dari 300
dijalanSudarso
Kom.Yos Tanjung
dan JalanPura.
TanjungDari
Pura, hasil yang
dapat dilihat diperoleh
bahwa nilai arus di Jalan
orang per 12 jam sehingga dapat disimpulkan
tersebut
Kom.Yos menunjukan
Sudarso bahwa
lebih rendah dibandingkan dengan
dengan nilai arus adanya
di Jalan Tanjung bahwa lokasi tersebut memang layak untuk
peningkatan arus maka kecepatan pejalan
Pura, namun untuk kecepatan di Jalan Kom.Yos Sudarso memiliki nilai lebih dilengkapi dengan fasilitas trotoar untuk
tinggi dibandingkan dengan nilai kecepatan dijalan Tanjung Pura. Dari hasil yang
kaki akan menurun dimana arus mencapai pejalan kaki.
diperoleh tersebut menunjukan bahwa dengan adanya peningkatan arus maka
pada titk maksimum, dan akhirnya arus dan
kecepatan pejalan kaki akan menurun dimana arus mencapai pada titk maksimum,
kecepatan sama – sama 2. Jalan Tanjung Pura
dan akhirnya arus dan kecepatan sama – turun.
sama turun.
Dari hasil survey volume pejalan kaki di jalan
Tanjung Pura, menunjukan bahwa volume
pejalan kaki yang melewati trotoar melebihi
volume rencana yaitu lebih besar dari 300
orang per 12 jam sehingga dapat disimpulkan
bahwa lokasi tersebut memang layak untuk
dilengkapi dengan fasilitas trotoar untuk
pejalan kaki.

 Analisa Kebutuhan Lebar Trotoar


Terhadap Volume Pejalan Kaki.

Jalan Kom.Yos Sudarso : 1. Jalan Kom. Yos Sudarso
Jalan Tanjung Pura : Dari perhitungan didapatkan bahwa dengan
Gambar 4.23 Hubungan antara arus dengan kecepatan di Jalan Kom.Yos Sudarso
volume pejalan kaki 5 org/mnt atau 68 org/
Gambar 4.23 Hubungan antara arus dengan 15 mnt dibutuhkan lebar trotoar 1,64 m.
kecepatan di Jalan Kom.Yos Sudarso dan Jalan
dan Jalan Tanjung Pura
Kondisi lebar trotoar yang ada dilokasi
Tanjung Pura penelitian adalah 1,70 m, sehingga memenuhi
standar lebar trotoar rencana berdasarkan
 Tingkat Pelayanan Trotoar “ Level Of
Service” (LOS)

8
volume pejalan kaki hasil survey dilokasi melewati jalur trotoar tersebut. Hal tersebut
penelitian. dikarenakan kurangnya perawatan terhadap
kondisi trotoar yang ada saat ini. Dari
2. Jalan Tanjung Pura permasalahan tersebut diharapkan adanya
Dari perhitungan didapatkan bahwa dengan perhatian dari pihak yang yang berwenang
volume pejalan kaki 11 org/mnt atau 152 org/ untuk dapat melakukan perbaikan dan
15 mnt dibutuhkan lebar trotoar 1,81 m. perawatan secara berkala terhadap trotoar
Kondisi lebar trotoar yang ada dilokasi yang ada agar jalur trotoar tersebut aman dan
penelitian adalah 1,70 m, sehingga tidak nyaman untuk dilewati oleh pejalan kaki.
memenuhi lebar trotoar rencana berdasarkan
volume pejalan kaki hasil survey dilokasi 3. Dikota Pontianak sudah banyak jalan
penelitian. yang mengalami perbaikan termasuk jalan
Dari perhitungan diperoleh lebar trotoar Nasional yaitu peninggian permukaan badan
rencana berdasarkan volume pejalan kaki, jalan yang diakibatkan naiknya muka air banjir
yaitu di Jalan Kom.yos sudarso dengan lebar serta perbaikan rutin jalan. Namun
1,64 m, dan di Jalan Tanjung Pura dengan dibeberapa lokasi peninggian permukaan
lebar 1,81 m. Dengan lebar yang diperoleh badan jalan tidak disertai peninggian
tersebut berarti dianggap sudah dapat permukaan jalur trotoar sehingga permukaan
melayani volume pejalan kaki yang melintas trotoar menjadi tidak standar dan lebih
dilokasi tersebut, namun menurut Petunjuk rendah dari badan jalan. Dari permasalahan
Perencanaan Trotoar (Dirjen Bina Marga, tersebut diharapkan peningkatan badan jalan
1990), lebar minimum trotoar yang diwaktu yang akan datang dapat disertai
dibutuhkan untuk lokasi pertokoan atau peninggian permukaan jalur trotoar yang
perbelanjaan adalah lebar 2,00 m seperti sesuai dan memenuhi standar sehingga
tercantum dalam tabel 2.2, sehingga lebar permukaan trotoar tetap berada diatas badan
teroroar tersebut dianggap masih tidak jalan.
memenuhi standar dan sebaiknya
direncanakan dengan lebar minimal 2,00 m. 4. Dibeberapa lokasi keberadaan trotoar
didapatkan bahwa trotoar tidak berfungsi
 Rekomendasi Terhadap Hasil Penelitian maksimal karena banyak digunakan untuk hal
1. Dibeberapa lokasi keberadaan trotoar yang tidak semestinya seperti menjadi lahan
didapatkan dimensi lebar trotoar yang tidak parkir kendaraan, lahan berjualan, papan
memenuhi standar yang dikarenakan reklame, penempatan bak sampah, tempat
kurangnya ketersediaan lahan didaerah penanaman pohon dan lain sebagainya
tersebut sehingga dimensi trotoar yang dibuat sehingga sangat menghambat pejalan kaki
hanya berdasarkan ketersediaan lahan dan yang akan melewati jalur trotoar tersebut
bukan mengacu pada tata guna lahan dan bahkan pejalan kaki harus turun ke badan
peraturan yang ada serta maraknya pelebaran jalan akibat jalur trotoar tertutup oleh
badan jalan hingga ke bibir saluran. Dari aktifitas tersebut diatas. Dari permasalahan
permasalahan tersebut diharapkan tersebut diharapkan adanya penertiban oleh
perencanaan pembangunan jalan atau pihak yang berwenang terhadap semua
peningkatan jalan diwaktu yang akan datang aktifitas yang menghambat kelancaran agar
dapat memperhitungkan ketersediaan lahan trotoar berfungsi maksimal sehingga pejalan
untuk perencanaan trotoar yang memenuhi kaki merasa aman dan nyaman saat melewati
standar. jalur trotoar tersebut.

2. Kondisi permukaan trotoar banyak yang 5. Akibat dari perkembangan pembangunan


sudah tidak terawat dan mengalami dan pertumbuhan penduduk mengakibatkan
kerusakan seperti retak, amblas, berlubang, banyaknya aktifitas masyarakat baik yang
bergelombang dan sebagainya sehingga menggunakan kendaraan maupun berjalan
membahayakan bagi pejalan kaki yang kaki sehingga meningkat pula kebutuhan

9
fasilitas jalur jalan dan fasitas jalur trotoar. serta pemanfaatan trotoar yang tidak
Dijalan Nasional kota pontianak masih banyak semestinya sehingga perlu adanya perbaikan,
ruas jalan yang tidak dilengkapi fasilitas peninjauan kembali, dan penertiban agar
trotoar ditempat – tempat yang berpotensi trotoar dapat memenuhi standar dan dapat
menimbulkan arus pejalan kaki seperti memberikan pelayanan yang maksimal
didaerah pusat keramaian, sekolahan, pasar, terhadap penggunanya.
dan lain sebagainya sehingga diharapkan
dapat dilakukan peninjauan dan survey secara Daftar Pustaka
langsung kelapangan untuk mengetahui
apakah terdapat lokasi – lokasi yang Dirjen Bina Marga. 1990. Petunjuk
membutuhkan fasilitas trotoar agar dapat Perencanaan Trotoar (007/T/BNKT/1990)
direncanakan dan dibuat trotoar untuk Dirjen Bina Marga. 1995. Tata Cara
memfasilitasi pejalan kaki yang melintas Perencanaan Fasilitas Pejalan Kaki Dikawasan
didaerah tersebut sesuai dengan peraturan Perkotaan (011/T/Bt/1995)
dan standar perencanaan trotoar yang ada.
Iswanto, Dhanoe . 2003. Mengkaji Fungsi
5. Kesimpulan Keamanan dan Kenyamanan Bagi Pejalan Kaki
Tingkat pelayanan trotoar di jalan Kom. Yos Dijalur Pedestrian (Trotoar) Jalan Ngesrep
Sudarso didaerah pasar teratai didepan Bank Timur V Semarang (Akses Utama Kampus
BTN dan di jalan Tanjung Pura didaerah pasar UNDIP Tembalang). Program Pasca Sarjana
tengah didepan Bank Mandiri berdasarkan Magister Teknik Arsitektur Universitas
volume pejalan kaki interval 15 menitan Diponegoro Semarang.
puncak pada hari minggu termasuk dalam Khisty, Jotin C (2007). Dasar – dasar Rekayasa
kategori tingkat pelayanan “LOS A”yaitu Transportasi Jilid 2. Yogyakarta: Penerbit
pejalan kaki bergerak dijalur yang diinginkan Erlangga
tanpa mengubah gerakan mereka dalam
merespon pejalan kaki lainnya, kecepatan Munawar, Ahmad (2009). Manajemen Lalu
berjalan bebas dipilih pejalan kaki dan konflik Lintas Perkotaan. Yogyakarta: Penerbit Beta
– konflik antara pejalan kaki sangat kecil Offset.
terjadi. Nilai tersebut sudah dapat mewakili
untuk kondisi tingkat pelayanan trotoar di Tejasomara, R. G. 2011. Studi Evaluasi
tujuh Jalan Nasional yang ditinjau. Pelayanan Pedestrian Pada Jalan Urip
Sumoharjo – Panglima Sudirman Surabaya.
Namun secara umum kondisi trotoar di Tujuh Program studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil
Jalan Nasional masih kurang optimal seperti dan Perencanaan Universitas Pembangunan
kondisi trotoar yang rusak, dimensi yang tidak Nasional “ Veteran” Jawa Timur.
standar, penempatan yang belum maksimal,

10

Potrebbero piacerti anche