Sei sulla pagina 1di 13

APLIKASI METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY

PROCESS) DALAM MENGANALISIS INDIKATOR


KINERJA KUNCI RANTAI PASOK TANDAN BUAH
SEGAR KELAPA SAWIT di PT. XYZ

Yudi Rahmad Pertama, Nofialdi, Kardiman

Abstract: Oil palm plantation commodities has an important role for


Indonesian economy. It required a complex decision-making to determine the
smoothness of a company's business. Analytical Hierarchy Process (AHP) is
one of the tools (process) for decision making developed by Thomas L. Saaty
in 1970. Measurement and decision-making of performance is very important
for the company in order to be a better company. This study aimed to
determine and measure the key performance indicator of supply chain of oil
palm Fresh Fruit Bunches (FFB) in the PT. XYZ. The data used in this
research are primary and secondary data, primary data are obtained directly
byof observation, interviews and expert opinion. Secondary data are obtained
from the literature, internet, journals and other supporting documents. We
did the interviews and documentation studies with a model based on the
attributes of the Supply Chain Operations Reference (SCOR), are found the
factors that become a key indicator in assessing the performance of supply
chain TBS attributes are used there are three, namely reliability,
responsiveness and flexibility. We measured the key performance indicators
by AHP. The results shows that the key indicators of quality which are TBS
should be free from damage, the delivery of TBS should be on time, free from
damage TBS, TBS delivery time, and cycle time of delivery TBS ranked first in
the attributes of reliability, responsiveness and flexibility.

Kata Kunci: Kelapa sawit, Manajemen Rantai Pasok, Aplikasi Metode AHP

PENDAHULUAN yang cukup besar. Pasar yang


Latar Belakang banyak menyerap produk Minyak
Kasar Sawit (MKS) dan Palm Kernel
Kelapa sawit merupakan Oil (PKO) adalah industri
salah satu komoditas perkebunan fraksinasi/ranifasi, lemak khusus
unggulan yang mempunyai peran (cocoa butter substitute), margarine
penting, karena merupakan ko- oleochemical dan sabun mandi.
moditas andalan ekspor Indonesia. Disamping produk-produk kon-
Selain peluang pasar ekspor yang vensional, minyak kelapa sawit juga
masih terbuka, pasar dalam negeri merupakan salah satu bahan yang
juga masih mempunyai peluang dapat dijadikan sumber bahan

Yudi Rahmad Pertama adalah Mahasiswa S2 Ilmu Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Unand
Nofialdi dan Kardiman adalah Dosen Pasca Sarjana S2 Ilmu Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian
Unand
13 | Jurnal Agribisnis Kerakyatan, Volume 4 No 1, Maret 2014, hal 12-24

bakar atau energi (biodisel) yang kualitatif yang kompleks dengan


terbarukan, untuk menggantikan memakai perhitungan kuantitatif,
bahan bakar yang berasal dari melalui proses pemikiran yang
minyak bumi yang semakin hari terorganisir, sehingga dimungkin-
semakin tipis persediaannya (BPS, kan dilakukannya proses pe-
2010). ngambilan keputusan secara efektif.
Berbagai macam kerumitan Teknik ini mampu memberikan
dalam pengambilan keputusan penilaian tingkat konsistensi pe-
seringkali menjadi kendala dalam ngambil keputusan dalam mem-
suatu bisnis, banyaknya pilihan- berikan nilai evaluasi, dengan ti-
pilihan yang ada, berbagai macam ngkat kompromi dari penggabungan
kriteria, menjadi faktor-faktor nilai antar pengambil keputusan
penghambat dalam lahirnya suatu tidak terlihat (Mulyardi, 2005).
keputusan yang tepat. AHP Dengan menggunakan AHP,
menguraikan masalah multi faktor suatu persoalan yang akan di-
atau multi kriteria yang kompleks pecahkan dalam suatu kerangka
menjadi suatu hirarki. Menurut berpikir terorganisasi, sehingga me-
Saaty (1993), hirarki diartikan dari mungkinkan dapat diekspresikan
sebuah permasalahan yang rumit untuk mengambil keputusan yang
dalam suatu struktur multi level efektif atas persoalan tersebut
dimana level pertama adalah (Marimin, 2004).
tujuan, yang diikuti level faktor, Menurut Pahan (2006) per-
kriteria, sub kriteria, dan seterusnya kebunan kelapa sawit merupakan
ke bawah hingga level terakhir dari salah satu pondasi bagi tumbuh dan
alternatif. Dengan hirarki, suatu berkembangnya sistem agribisnis
masalah yang kompleks dapat kelapa sawit. Sistem agribisnis
diuraikan ke dalam kelompok- kelapa sawit merupakan gabungan
kelompoknya yang kemudian diatur subsistem sarana produksi per-
menjadi suatu bentuk hirarki tanian (agroindustri hulu), per-
sehingga permasalahan akan tanian, industri hilir, dan pe-
tampak lebih terstruktur dan masaran yang dengan cepat akan
sistematis. merangkaikan seluruh subsistem
Penilaian kinerja manajemen untuk mencapai skala ekonomi.
rantai pasok antara pemasok,
perusahaan dan pelanggan yang Perumusan Masalah
baik, dapat diukur dengan salah Kunci bagi Manajemen
satu model pengukuran kinerja Rantai Pasok (MRP) yang efektif
MRP, yaitu menggunakan pen- bagi perusahaan pengolahan kelapa
dekatan Analytical Hierarchy sawit saat ini adalah menjadikan
Process (AHP). Menurut Eriyatno para pemasok (supplier) yaitu
dan Sofyar (2007, hal 37-39) AHP pedagang pengumpul dan petani
dimaksudkan untuk membantu (swadaya dan mitra) sebagai “mitra”
dalam menyederhanakan masalah dalam strategi perusahaan untuk

13
Yudi Rahmad Pertama, Aplikasi Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)Dalam 14
Menganalisis Indikator Kinerja Kunci Rantai Pasok Tandan Buah Segar Kelapa Sawit di
PT XYZ

memenuhi pasar dunia yang selalu perbaikan untuk menciptakan


berubah). Teori dan praktik pada keunggulan bersaing.
MRP telah banyak diterapkan pada
perusahaan-perusahaan khususnya Tujuan Penelitian
perusahaan pengolahan kelapa Penelitian ini bertujuan
sawit. Harga Tandan Buah Segar untuk:
(TBS) yang diterima petani 1. Menentukan indikator ki-
menunjukkan bahwasanya aliran nerja kunci pada matriks
informasi belum terjadi baik di pengukuran kinerja rantai
Kabupaten Pasaman barat, ter- pasok TBS PT XYZ
masuk juga aliran barang dan uang. 2. Menentukan bobot masing-
Menurut Pujawan (2005), pada masing indikator kinerja
suatu rantai pasok biasanya ada tiga kunci pada matriks pengu-
macam aliran yang harus dikelola. kuran kinerja rantai pasok
Pertama adalah aliran barang yang TBS PT XYZ
mengalir dari hulu ke hilir. Kedua
adalah aliran uang dan sejenisnya METODE PENELITIAN
yang mengalir dari hilir ke hulu. dan
yang ketiga adalah aliran informasi Metode yang digunakan
yang bisa terjadi dari hulu ke hilir dalam penelitian ini adalah analisis
ataupun sebaliknya. model SCOR versi 9 dan metode
Penelitian ini mencoba Analytical Hierarchy Process
membuat suatu prioritas pe- (AHP). Analisis model SCOR
ningkatan kinerja rantai pasok TBS digunakan untuk menentukan
dengan menggunakan indikator indikator kinerja kunci yang ada
kinerja kunci berdasarkan atribut pada masing-masing atribut SCOR
model Supply Chain Operations Dalam tulisan ini, diusulkan suatu
Reference (SCOR) versi 9. Atribut pendekatan yang mengintegrasikan
model SCOR yang digunakan ada model SCOR dan AHP dalam
tiga yaitu reliabilitas, responsivitas perancangan dan penentuan bobot
dan fleksibilitas. Selanjutnya kepada matriks pengukuran kinerja rantai
indikator kinerja kunci dari ketiga pasok TBS di PT. XYZ. Pertama, pe-
atribut dilakukan pembobotan ngembangan matriks kinerja rantai
dengan metode AHP. Dengan me- pasok TBS dengan mengadopsi
nggunakan AHP dalam menentukan matriks-matriks pada masing-ma-
prioritas pengukuran kinerja rantai sing level model SCOR yang
pasok, diharapkan PT. XYZ mampu disesuaikan dengan karakteristik
mengevaluasi kinerja rantai pasok produk perkebunan yaitu TBS
secara holistik yang diperlukan kelapa sawit. Kedua, penggunaan
untuk melakukan monitoring dan pendekatan AHP digunakan untuk
pengendalian,mengkomunikasikan mengevaluasi dan menentukan bo-
tujuan perusahaan terhadap pe- bot matriks pengukuran.
saing, serta menentukan arah SCOR adalah suatu model re-
ferensi proses yang dikembangkan
15 | Jurnal Agribisnis Kerakyatan, Volume 4 No 1, Maret 2014, hal 12-24

oleh Dewan Rantai Pasokan SCC Setiap indikator memiliki tingkat


sebagai alat diagnosa (diagnostic kepentingan yang berbeda-beda
tool) supply chain management. (Pujawan, 2005).
SCOR dapat digunakan untuk Pada dasarnya langkah-la-
mengukur kinerja rantai pasok, ngkah dalam AHP ini meliputi :
meningkatkan kinerjanya, dan 1. Mendefinisikan suatu masalah
mengomunikasikan kepada pihak- dan menentukan solusi yang
pihak yang terlibat di dalamnya. diinginkan.
SCOR merupakan alat manajemen 2. Membuat struktur hierarki yang
yang mencakup mulai dari pe- diawali dengan tujuan umum,
masoknya pemasok, hingga ke dilanjutkan dengan subtujuan-
konsumennya konsumen. subtujuan, kriteria dan ke-
Dalam SCOR, proses-proses mungkinan alternatif-alternatif
rantai pasokan tersebut di- pada tingkat kriteria yang paling
definisikan ke dalam lima proses bawah.
yang terintegrasi, yaitu perencana- 3. Membuat matrik perbandingan
naan (Plan), pengadaan (Source), berpasangan yang menggam-
produksi (Make), distribusi (De- barkan kontribuasi relatif atau
liver), dan pengembalian (Return). pengaruh setiap elemen terhadap
Matriks-matriks penilaian dalam masing-masing tujuan atau kri-
model SCOR dinyatakan dalam teria yang setingkat diatasnya.
beberapa level meliputi level 1, level Perbandingan dilakukan berda-
2, dan level 3. Dengan demikian, sarkan “Judgment” dari pe-
selain proses rantai pasokan yang ngambil keputusan dengan me-
dimodelkan ke dalam bentuk hie- nilai tingkat kepentingan suatu
rarki proses, maka matriks pe- elemen dibandingkan elemen
nilaiannya dinyatakan dalam bentuk lainnya.
hierarki penilaian. Banyaknya ma- 4. Melakukan perbandingan berpa-
triks dan tingkatan matriks yang sangan sehingga diperoleh jud-
digunakan disesuaikan dengan jenis gment seluruhnya sebanyak n x
dan banyaknya proses, serta [n-1/2] buah, dengan n adalah
tingkatan proses rantai pasokan banyaknya kriteria yang di-
yang diterapkan di dalam pe- bandingkan.
rusahaan yang bersangkutan (Su- 5. Menghitung nilai eigen dan
pply Chain Council, 2008). menguji konsistensinya, jika ti-
Setelah penentuan indikator dak konsisten maka pengambilan
atribut kinerja, selanjutnya in- data diulangi (Marimin,2004).
dikator tersebut diberikan pem- Untuk lebih jelasnya berapa
bobotan. Pada model AHP, pem- nilai skala perbandingan yang
berian bobot ini dilakukan dengan digunakan dalam teknik AHP dapat
membandingkan semua indikator dilihat dari Tabel 1 sebagai berikut :
atribut kinerja secara berpasangan
pada masing-masing level atribut.

15
Yudi Rahmad Pertama, Aplikasi Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)Dalam 16
Menganalisis Indikator Kinerja Kunci Rantai Pasok Tandan Buah Segar Kelapa Sawit di
PT XYZ

Tabel 1. Nilai Skala Perbandingan dalam AHP


NILAI KETERANGAN
1 A sama penting dengan B
3 A sedikit lebih penting dari B
5 A jelas lebih penting dari B
7 A sangat jelas lebih penting dari B
9 A mutlak lebih penting dari B
2, 4, 6, 8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai yang berdekatan (A dibanding B)
1/3 B lebih penting dari A
1/5 B sedikit lebih penting dari A
1/7 B jelas lebih penting dari A
1/9 B mutlak lebih penting dari A
1/2, 1/4, 1/6, 1/8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai yang berdekatan (B dibanding A)
Sumber : Saaty, 1993
Consistency Ratio (CR) HASIL PENELITIAN
digunakan untuk perkiraan secara
langsung konsistensi dari per- Atribut dan Matriks Kinerja
bandingan berpasangan. CR di- Dalam metode SCOR versi
hitung dengan membagikan CI 9,0 matriks-matriks untuk me-
dengan nilai tabel dari Random ngukur performa perusahaan me-
Consistency Index (RI): rupakan kesepakatan yang telah
CI ditetapkan oleh SCC. Matriks ter-
CR  sebut terbagi ke dalam dua tujuan.
RI
Jika CR kurang dari 0,10, Tujuan pertama menerangkan ma-
perbandingan bisa diterima, se- triks yang diinginkan oleh pasar
baliknya tidak. RI (Random Index) (customer/eksternal), sedang-kan
adalah rata-rata index untuk secara tujuan kedua menerangkan matriks
acak anak timbangan yang di- yang dihadapi oleh perusahaan dan
hasilkan (Saaty 1981). Setelah me- pemegang saham (internal). Pada
nghitung beban dari tiap alternatif, penelitian ini dikarenakan ke-
keseluruhan indeks konsistensi terbatasan waktu dan data maka
dihitung untuk meyakinkan bahwa hanya difokuskan pada tujuan
nilai konsistensi lebih kecil di- pertama yaitu hanya menerangkan
banding 0,10. matriks yang diinginkan oleh pasar
(customer/eksternal). Uraian ma-
triks level 3 dalam metode SCOR,
disajikan pada Tabel 2.
17 | Jurnal Agribisnis Kerakyatan, Volume 4 No 1, Maret 2014, hal 12-24

Tabel 2. Matriks Level 3 dan Atribut Kinerja


Atribut Kinerja
Matriks Level Eksternal (Customer) Internal
Perhitungan
3 Responsi Fleksi
Reliabilitas Biaya Aset
vitas bilitas
Total permintaan konsumen yang
Waktu Kirim dipenuhi dalam waktu kirim TBS yang
x
TBS terkirim / total waktu kirim TBS yang
terpenuhi.
Total permintaan konsumen yang
dipenuhi dalam kualitas TBS yang
Kualitas TBS x
terkirim / total kualitas TBS yang
terpenuhi.
Total permintaan konsumen yang
Akurasi TBS dipenuhi dalam akurasi TBS yang
x
terkirim terkirim / total akurasi TBS yang
terpenuhi.
Ketepatan Total permintaan konsumen yang
Lokasi dipenuhi dalam ketepatan lokasi TBS
x
Pengiriman yang terkirim / total ketepatan lokasi
TBS TBS yang terpenuhi.
Pengembalian
Total pengembalian TBS ke pemasok
TBS ke x
oleh konsumen yang terjadi.
pemasok
Total permintaan konsumen yang
Akurasi dipenuhi dalam dokumentasi
Dokumentasi x pengiriman TBS yang terkirim / total
Pengiriman dokumentasi pengiriman TBS yang
terpenuhi.
Total permintaan konsumen yang
Akurasi dipenuhi dalam dokumentasi
Dokumentasi x pengiriman TBS yang terkirim / total
Pembayaran dokumentasi pengiriman TBS yang
terpenuhi.
Pemilihan Bagaimana penilaian PT. XYZ dalam
pemasok dan X hal pemilihan pemasok dan negosiasi
negosiasi kontrak dengan pemasok TBS.
Total permintaan konsumen yang dipenuhi
Waktu dalam waktu pemanenan yang
X
Pemanenan direncanakan / total waktu pemanenan
TBS yang terpenuhi.
Total permintaan konsumen yang dipenuhi
Waktu
X dalam waktu produksi / total waktu
produksi
produksi yang terpenuhi.
Total permintaan konsumen yang dipenuhi
Muat TBS X dalam muat TBS yang terkirim / total muat
TBS yang terpenuhi.
Total permintaan konsumen yang dipenuhi
Waktu
dalam waktu pengiriman TBS ke PKS /
Pengiriman X
total waktu pengiriman TBS yang
TBS ke PKS
terpenuhi.

Waktu Bagaimana penilaian PT. XYZ dalam hal


X
Verifikasi PKS waktu verifikasi PKS.

Sumber: Supply Chain Operations Reference Versi 9,0 disesuaikan

17
Yudi Rahmad Pertama, Aplikasi Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)Dalam 18
Menganalisis Indikator Kinerja Kunci Rantai Pasok Tandan Buah Segar Kelapa Sawit di
PT XYZ

Uraian matriks level 2 dalam metode SCOR, disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Matriks Level 2 dan Atribut Kinerja


Atribut Kinerja
Matriks Level Eksternal (Customer) Internal
Perhitungan
3 Reliabili Respon Fleksi
Biaya Aset
tas sivitas bilitas
Pemenuhan Permintaan konsumen yang dipenuhi
pengiriman X dalam waktu dan jumlah yang sesuai
Pesanan / total pesanan
Komitment
Komitmen waktu kedatangan / total
waktu X
komitmen waktu kedatangan
kedatangan
Kondisi yang Permintaan pengiriman kondisi yang
X
sempurna sempurna / total pengiriman
Permintaan akurasi dokumentasi
Akurasi
X pengiriman / total dokumentasi
Dokumentasi
pengiriman
Siklus Waktu
x Waktu siklus pengadaan produk
Source
Siklus Waktu
x Waktu siklus produksi produk
Make
Siklus Waktu
x Waktu siklus distribusi produk
Deliver
Jumlah hari dari siklus
Fleksibilitas (source+make+deliver) untuk
x
Source memenuhi peningkatan/penurunan
jumlah pesanan 20%
Jumlah hari dari siklus
Fleksibilitas (source+make+deliver) untuk
x
Make memenuhi peningkatan/penurunan
jumlah pesanan 20%
Jumlah hari dari siklus
Fleksibilitas (source+make+deliver) untuk
x
Deliver memenuhi peningkatan/penurunan
jumlah pesanan 20%

Uraian matriks level 1 dalam metode SCOR, disajikan pada Tabel 4

Tabel 4. Matriks Level 1 dan Atribut Kinerja


Atribut Kinerja
Matriks Eksternal (Customer) Internal
Perhitungan
Level 3 Relia Respon
Fleksibilitas Biaya Aset
bilitas sivitas
Pemenuhan
pesanan X
sempurna
Siklus
Waktu
x
Pemenuhan
Pesanan
Upside suplly
chain x
Flexibility
19 | Jurnal Agribisnis Kerakyatan, Volume 4 No 1, Maret 2014, hal 12-24

Penentuan Bobot Matriks dari level 1, yaitu proses bisnis, level


Kinerja 2 terdiri dari parameter kinerja, dan
Penentuan bobot matrik level 3 terdiri dari atribut kinerja.
kinerja rantai pasok TBS kelapa Struktur hierarki penentuan bobot
sawit di PT. XYZ dilakukan dengan Matriks pengukuran kinerja dapat
pendekatan AHP. Struktur hierarki dilihat pada Gambar 1
pemilihan Matriks atribut kinerja
rantai pasok TBS di PT. XYZ terdiri

Gambar 1. Struktur Hierarki Penentuan Bobot Indikator Kinerja Kunci TBS di


PT. XYZ
Keterangan :
* berdasarkan penilaian dan pemilihan oleh pakar
** Aset dan biaya tidak diteliti
tingkatan hierarki ditetapkan
Menurut Marimin dan Ma- dengan membandingkan elemen itu
ghfiroh (2010) untuk setiap level dalam pasangan. Hubungannya me-
hierarki, perlu dilakukan per- nggambarkan pengaruh relatif
bandingan berpasangan untuk elemen pada tingkat hierarki ter-
menentukan prioritas. Sepasang hadap setiap elemen pada tingkat
elemen dibandingkan berdasarkan yang lebih tinggi. Hasil awal
kriteria tertentu dan menimbang perbandingan berpasangan pada
intensitas preferensi antar elemen. atribut kinerja reliabilitas level 3
Hubungan antar elemen dari setiap dapat dilihat dari Tabel 5 .

19
Yudi Rahmad Pertama, Aplikasi Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)Dalam 20
Menganalisis Indikator Kinerja Kunci Rantai Pasok Tandan Buah Segar Kelapa Sawit di
PT XYZ

Tabel 5.Hasil Awal Perbandingan Berpasangan Atribut Kinerja


Reliabilitas Level 3
Reliabilitas (Keandalan) X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7
Waktu Kirim TBS (X1) 1 1/7* 5** 3 3 1/3 1/3
Kualitas TBS (X2) 1 7 9 9 5 5
Akurasi TBS terkirim (X3) 1 3 5 1/3 3
Ketepatan Lokasi Pengiriman TBS
1 3 1/3 3
(X4)
Pengembalian TBS ke pemasok (X5) 1 3 5
Akurasi Dokumentasi Pengiriman
1 5
(X6)
Akurasi Dokumentasi Pembayaran
1
(X7)

Hasil Awal Perbandingan Berpasangan, disajikan pada Tabel 6


Tabel 6. Hasil Awal Perbandingan Berpasangan Atribut Kinerja Reliabilitas
Level 3 (lengkap)
Reliabilitas (Keandalan) X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7
Waktu Kirim TBS (X1) 1 1/7 5 3 3 1/3 1/3
Kualitas TBS (X2) 7 1 7 9 9 5 5
Akurasi TBS terkirim (X3) 1/5 1/7 1 3 5 1/3 3
Ketepatan Lokasi Pengiriman TBS
1/3 1/9 1/3 1 3 1/3 3
(X4)
Pengembalian TBS ke pemasok (X5) 1/3 1/9 1/5 1/3 1 3 5
Akurasi Dokumentasi Pengiriman
3 1/5 3 3 1/3 1 5
(X6)
Akurasi Dokumentasi Pembayaran
3 1/5 1/3 1/3 1/5 1/5 1
(X7)

Sedangkan Hasil Pembobotan Perbandingan Berpasangan disajikan pada


Tabel 7
Tabel 7. Hasil Pembobotan Perbandingan Berpasangan Atribut Kinerja
Reliabilitas Level 3
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 Bobot
Reliabilitas (Keandalan)
Waktu Kirim TBS (X1) 0.06 0.08 0.3 0.15 0.14 0.03 0.02 0.15
Kualitas TBS (X2) 0.47 0.52 0.42 0.46 0.42 0.5 0.22 0.46
Akurasi TBS terkirim (X3) 0.01 0.08 0.06 0.15 0.23 0.03 0.13 0.11
Ketepatan Lokasi Pengiriman 0.02 0.06 0.02 0.05 0.14 0.03 0.13 0.06
TBS (X4)
Pengembalian TBS ke 0.02 0.06 0.01 0.02 0.05 0.3 0.22 0.03
pemasok (X5)
Akurasi Dokumentasi Pengiriman
0.20 0.11 0.18 0.15 0.02 0.1 0.22 0.13
(X6)
Akurasi Dokumentasi
0.20 0.10 0.02 0.018 0.01 0.02 0.05 0.07
Pembayaran (X7)
21 | Jurnal Agribisnis Kerakyatan, Volume 4 No 1, Maret 2014, hal 12-24

Tabel 8. Hasil Penilaian Indikator Kinerja Kunci Atribut Kinerja Reliabilitas


Level 3 dengan Perbandingan Berpasangan
Keterangan Bobot Urutan
Kualitas TBS 0.46 1
Waktu Kirim TBS 0.15 2
Akurasi Dokumentasi Pengiriman 0.13 3
Akurasi TBS terkirim 0.11 4
Akurasi Dokumentasi Pembayaran 0.07 5
Ketepatan Lokasi TBS kirim 0.06 6
Pengembalian TBS ke pemasok 0.03 7

Hasil penelitian menunjuk- pengolahan di tunda (staknasi)


kan indikator kinerja kunci yang untuk satu hari. Standar sortasi
memiliki bobot tertinggi dari atribut sering diabaikan sehingga TBS yang
reliabilitas adalah kualitas TBS diolah merupakan buah inap untuk
dengan bobot 0,46. Hasil penelitian memenuhi proses pengolahan, hal
ini menunjukkan bahwa PT.XYZ ini mengakibatkan terjadinya pe-
menjadikan indikator kualitas TBS nurunan mutu TBS yang dipanen
terkirim dari pemasoknya menjadi sehingga mutu MKS yang diperoleh
indikator kritis yang perlu menjadi rendah, oleh karena hal
diperhatikan, karena sesuai dengan tersebut penentuan mutu MKS tidak
tujuan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) maksimal.Kualitas buah optimal
dari PT.XYZ mengolah TBS untuk (kadar asam lemak bebas di-
jadi MKS dengan kadar asam lemak perkecil) jika TBS segera dikirim ke
bebas yang rendah dan rendemen pabrik setelah panen dengan sedikit
yang tinggi. Supiani (2011) me- mungkin pemindahan TBS. TBS
ngungkapkan mutu MKS sangat dari pohon langsung ditempatkan di
ditentukan oleh kualitas TBS yang Tempat Pengumpulan Hasil (TPH)
diolah. TBS Pada saat analisa TBS untuk segera dimuat oleh tenaga
yang masuk belum mencukupi loading ke PKS.
untuk diolah sehingga jadwal

Selanjutnya hasil awal perbandingan berpasangan pada atribut kinerja


responsivitas level 3 dapat dilihat dari Tabel 9 sebagai berikut :
Tabel 9. Hasil Awal Perbandingan Berpasangan Variabel Responsivitas Level 3
Responsivitas Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6
Pemilihan pemasok dan negosiasi 1 3 5 3 1/5 3
Waktu Panen 1 1/3 5 1/5 3
Waktu produksi 1 5 1/5 3
Muat TBS 1 1/3 3
Waktu Pengiriman TBS ke PKS 1 3
Waktu Verifikasi PKS 1

21
Yudi Rahmad Pertama, Aplikasi Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)Dalam 22
Menganalisis Indikator Kinerja Kunci Rantai Pasok Tandan Buah Segar Kelapa Sawit di
PT XYZ

Tabel 10. Hasil Awal Perbandingan Berpasangan Variabel Responsivitas Level 3


(Lengkap)

Responsivitas Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6
Pemilihan pemasok dan negosiasi 1 3 5 3 1/5 3
Waktu Panen 1/3 1 1/3 5 1/5 3
Waktu produksi 1/5 3 1 5 1/5 3
Muat TBS 1/3 1/5 1/5 1 1/3 3
Waktu Pengiriman TBS ke PKS 5 5 5 3 1 3
Waktu Verifikasi PKS 1/3 1/3 1/3 1/3 1/3 1

Tabel 11. Hasil Pembobotan Perbandingan Berpasangan Atribut Kinerja


Responsivitas Level 3
Responsivitas Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Bobot
Pemilihan pemasok dan negosiasi 0.14 0.24 0.42 0.17 0.09 0.23 0.21
Waktu Panen 0.05 0.08 0.03 0.29 0.09 0.23 0.13
Waktu produksi 0.03 0.24 0.08 0.29 0.09 0.23 0.16
Muat TBS 0.05 0.02 0.02 0.06 0.15 0.03 0.05
Waktu Pengiriman TBS ke PKS 0.70 0.40 0.42 0.17 0.44 0.23 0.39
Waktu Verifikasi PKS 0.05 0.03 0.03 0.012 0.15 0.08 0.06

Tabel 12. Hasil Penilaian Indikator Kinerja Kunci Atribut Kinerja Responsivitas
Level 3 dengan Perbandingan Berpasangan
Keterangan Bobot Urutan
Waktu Pengiriman TBS ke PKS 0.39 1
Pemilihan pemasok dan negosiasi 0.21 2
Waktu produksi 0.16 3
Waktu Pemanenan 0.13 4
Waktu Verifikasi PKS 0.06 5
Muat TBS 0.05 6

Hasil penelitian menunjuk- timbangkan konsistensi logis da-


kan indikator kinerja kunci yang lam penilaian yang digunakan untuk
memiliki bobot tertinggi dari atribut menentukan prioritas. Dengan me-
reliabilitas adalah waktu pe- ngetahui indikator pengiriman
ngiriman TBS ke PKS dengan bobot menjadi indikator kritis, PT XYZ
0,39. Hasil penelitian menjadikan akan membuat prioritas perbaikan.
indikator waktu pengiriman TBS ke Pengangkutan TBS merupakan
PKS dari pemasoknya menjadi bagian yang tidak kalah penting
indikator kritis yang perlu diper- pada proses produksi di perkebunan
hatikan. AHP menyediakan skala kelapa sawit. Waktu pengiriman
pengukuran dan metode untuk menjadi salah satu bagian dari
mendapatkan prioritas menjadi transport buah, dimana seperti yang
lebih baik. AHP mem-per- kita tahu kualitas TBS akan turun
23 | Jurnal Agribisnis Kerakyatan, Volume 4 No 1, Maret 2014, hal 12-24

jika terlambat di angkut ke PKS. pada setiap hari panen. Pada


Selain waktu kirim juga di- prinsipnya TBS dan brondolan
perhatikan beberapa hal yang harus diangkut secepatnya ke PKS
menjadi landasan kelancaran untuk diolah pada hari itu juga. Hal
transport buah; yaitu, menjaga agar ini dilakukan supaya minyak yang
Asam Lemak Bebas (ALB) produksi dihasilkan tetap bermutu baik. Oleh
harian 2-3 persen, kapasitas atau karena itu, pengangkutan panen
kelancaran pengolahan di pabrik, merupakan unsur yang sangat
keamanan TBS di lapangan, dan penting agar tandan dapat masuk
biaya (Rp/kg TBS) transport yang segera ke pabrik untuk diolah pada
minimum. Menurut Setyamidjaja hari panen. Pengelolaan panen sejak
(1991) buah kelapa sawit yang sudah mulai dari persiapan panen hingga
matang dan masih segar hanya pengangkutan TBS ke pabrik kelapa
mengandung 0.1 persen asam sawit perlu mendapatkan pe-
lemak. Tetapi buah-buah yang nanganan yang baik, khususnya
sudah memar atau pecah dapat pada areal perkebunan di lahan
mengandung asam lemak bebas yang kondisi topografi yang tidak
sampai 50 persen, hanya dalam mendukung sehingga menyulitkan
waktu beberapa jam saja. Oleh proses pengiriman TBS ke PKS.
karena itu, pengangkutan tandan
buah segar (TBS) sangat mem-
KESIMPULAN DAN SARAN
pengaruhi kualitas dari TBS (Pahan,
2008).
Pendekatan AHP yang
Penyesuaian AHP pada kasus
digunakan untuk pembobotan in-
ini mempertimbangkan konsistensi
dikator kinerja kunci rantai pasok
logis dalam penilaian yang
TBS dengan pendekatan model
digunakan untuk menentukan
SCOR menghasilkan beberapa
prioritas. Walaupun dari hasil
keuntungan utama. Angka-angka
penelitian ini didapatkan waktu
hasil pembobotan dari masing-
pengiriman TBS menjadi indikator
masing atribut kinerja me-
kritis dalam responsivitas, PT. XYZ
nunjukkan penyederhanaan suatu
harus memperbaiki system pen-
persoalan kompleks yang tidak ter-
unjang agar faktor kritis tersebut
struktur, strategik dan dinamik
bisa menjadi prioritas perbaikan.
menjadi sebuah bagian-bagian yang
Waktu kirim TBS ke PKS sangat erat
tertata dan tersusun dalam suatu
hubungannya dengan sarana dan
hierarki. Terdapat berbagai bentuk
prasarana jalan, kesiapan armada
prioritas dalam pengambilan ke-
transportasi, kedisiplinan supir,
putusan pada masing-masing hie-
waktu panen dll. Pahan (2008)
rarki sesuai dengan permasalahan
menyatakan pengangkutan TBS dan
yang ingin diselesaikan. Dalam
brondolan adalah kegiatan pe-
penggunaan metode AHP dalam
ngangkutan dari tempat penam-
menganalisis indikator kinerja
pungan hasil ke pabrik kelapa sawit

23
Yudi Rahmad Pertama, Aplikasi Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)Dalam 24
Menganalisis Indikator Kinerja Kunci Rantai Pasok Tandan Buah Segar Kelapa Sawit di
PT XYZ

kunci rantai pasok tandan buah Untuk Pascasarjana. Institut


segar kelapa sawit di PT. XYZ Pertanian Bogor. 37-39.
terdapat dua indikator yang setelah
pembobotan memiliki bobot Mulyadi.2007. Sistem Perencanaan
tertinggi yaitu indikator kualitas dan Pengendalian Manajemen.
dan waktu pengiriman TBS ke PKS Salemba Empat. Jakarta.
yang masing-masing mendapatkan
Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi
bobot 0.46 dan 0.39. Hal ini di-
Pengambilan Keputusan Kri-
karenakan perusahaan me-
teria Majemuk. Jakarta:
ngedepankan pentingnya kualitas
TBS yang dikirim oleh mitra sebagai Grassindo. Marimin, Maghfiroh N.
supplier. AHP mempertimbangkan 2010. Aplikasi Teknik Pe-
prioritas relatif faktor-faktor pada ngambilan Keputusan Dalam
sistem sehingga orang mampu me- Manajemen Rantai Pasok.
milih altenatif terbaik ber- Bogor : IPB Press
dasarkan tujuan perusahaan.
Dalam penelitian ini se- Pahan I. 2006. Kelapa Sawit:
lanjutnya disarankan agar pe- Manajemen Agribisnis dari
rusahaan dapat melakukan per- Hulu hingga Hilir. Depok: Pe-
baikan secepatnya terhadap in- nerbit Penebar Swadaya.
dikator dengan pembobotan ter-
tinggi yaitu kualitas dan waktu Pujawan, I.N. 2005. Supply Chain
kirim. Perusahaan harus mampu Management : Edisi Pertama.
meningkatkan kinerja mitra untuk Gunawidya, Surabaya.
dapat meningkatkan kinerja pe- Saaty,L. T. 1993. How to Make
rusahaan. Perlunya sosialisasi yang Decision : The Analitichal
berkesinambungan kepada mitra Hierarchy Process. European
agar memahami bagaimana in- Journal Of Operation Re-
dikator tersebut berperan penting serach.
bagi kelangsungan kerjasama antara
perusahaan dan mitra dikemudian Setyamidjaja D. 1991. Budidaya
hari. Kelapa Sawit. Kanisius:
Yogyakarta
DAFTAR PUSTAKA

[BPS] Badan Pusat Statistik


Provinsi Sumatera Barat.
2010. Sumatera Barat dalam
Angka 2010. Jakarta : Badan
Pusat Statistik Indonesia
Eriyatno. Dan Sofyar, F. 2007. Riset
Kebijakan Metode Penelitian

Potrebbero piacerti anche